• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Stabilitas dan Perkuatan Lereng PLTM Sabilambo Kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Stabilitas dan Perkuatan Lereng PLTM Sabilambo Kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

vii

ANALISIS STABILITAS DAN PERKUATAN LERENG

PLTM SABILAMBO KABUPATEN KOLAKA

SULAWESI TENGGARA

Christy Yanwar Yosapat NRP : 1121037

Pembimbing : Hanny Juliany Dani, S.T., M.T.

ABSTRAK

Pada akhir tahun 2012, PLTM Sabilambo mengalami kendala operasional yang diakibatkan oleh terhentinya pasokan air yang dikarenakan oleh tidak berfungsinya saluran penghantar (waterway). Sebagian besar kerusakan pada saluran ini sendiri diakibatkan oleh longsoran yang terjadi pada lereng yang dibebani oleh saluran.

Tujuan dari studi ini adalah untuk menganalisis stabilitas lereng dalam kondisi eksisting di lapangan dan mendesain opsi perkuatan yang memungkinkan. Data dari pengujian standard penetration test dan direct shear digunakan untuk mengevaluasi parameter geoteknik dari material tanah. Perhitungan manual digunakan untuk menganalisis desain dari sheet pile yang akan digunakan. Dari desain yang diperoleh kemudian dilakukan pemodelan dengan menggunakan perangkat lunak Plaxis.

Hasil analisis dengan perhitungan manual dan Plaxis menunjukkan bahwa Faktor Keamanan lereng lebih kecil dari satu yaitu 0.480 dan 0.67838. Sedangkan setelah mendapat perkuatan sheet pile dengan kedalaman pemancangan optimum 2.50 meter, faktor keamanan lereng meningkat menjadi 1.441 berdasarkan perhitungan manual dan 1.2544 dari analisis dengan perangkat lunak Plaxis.

(2)

viii

THE ANALYSIS STABILITY AND STRENGTHENING

OF SLOPE ON PLTM SABILAMBO REGENCY

KOLAKA SOUTH EAST SULAWESI

Christy Yanwar Yosapat NRP : 1121037

Adviser : Hanny Juliany Dani, S.T., M.T.

ABSTRACT

At the end of 2012, PLTM Sabilambo had an operational problem which’s caused by interruption on the water supply due to non-functioning of the conduction channel (waterway). Most of the damage to channel itself is caused by avalanches occur on slopes that are burdened by channel.

The aim of this study was to analyze the stability of slopes in the existing conditions in the field and design the retrofitting option that allows. Standard penetration test and direct shear test data were used to evaluate the geotechnical parameters of the soil material. Manual calculations are used to analyze the design of sheet pile. Modelling using Plaxis software is then performed based on the resulting design.

The analysis result based on manual calculations and Plaxis shows that the slope safety factor is less than one, which is 0.480 and 0.67838. Meanwhile, after receiving a reinforcement of sheet pile with 2.50 meter optimal erection depth, slope safety factor increased to 1.441 based on manual calculations and 1.2544 on Plaxis software.

(3)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS LAPORAN PENELITIAN ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

1.4 Sistematika Penulisan ... 3

1.5 Lisensi Perangkat Lunak ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum ... 5

2.2 Parameter Tanah ... 6

2.2.1 Klasifikasi Tanah Berdasarkan Hasil Pengujian Sondir ... 6

2.2.2 Berat Volume Tanah (γ) ... 7

2.2.3 Berat Jenis Tanah (Gs)... 8

2.2.4 Koefisien Permeabilitas (kx dan ky) ... 9

2.2.5 Modulus Young (E) ... 9

2.2.6 Poisson Ratio (υ) ... 10

2.2.7 Kohesi (c) ... 10

(4)

x

2.2.9 Sudut Dilatansi (Ψ) ... 12

2.3 Stabilitas Lereng ... 12

2.3.1 Mekanisme Kelongsoran ... 13

2.3.2 Kuat Geser Tanah... 15

2.3.3 Faktor Keamanan (FK) ... 16

2.3.4 Stabilitas Lereng dengan Metoda Fellinius ... 18

2.3.5 Tekanan Tanah Aktif dan Pasif Menurut Teori Rankine .... 19

2.3.6 Tekanan Tanah Akibat Beban Lajur Metoda Distribusi 45o 20 2.4 Perkuatan Turap ... 21

2.4.1 Jenis Turap ... 22

2.4.2 Metoda Konstruksi Turap ... 23

2.4.3 Faktor Keamanan Turap Kantilever ... 24

2.5 Perkuatan Dinding Penahan Tanah ...26

2.5.1 Jenis Dinding Penahan Tanah ...26

2.5.2 Dimensi Dinding Penahan Tanah ...29

2.5.3 Faktor Keamanan Dinding Penahan Tanah ...29

2.6 Perangkat Lunak Plaxis ...32

2.6.1 Model Material ...32

2.6.2 Model Geometri ...33

2.6.3 Analisis Faktor Keamanan (Phi-c Reduction) ...35

BAB III METODOLOGI PENELITIAN DAN DATA PENYELIDIKAN TANAH 3.1 Bagan Alir Penelitian ...36

3.2 Data Tanah ...39

3.2.1 Penampang Melintang Lereng ...39

3.2.2 Data Penyelidikan Tanah ...39

BAB IV ANALISIS DATA 4.1 Parameter Desain ...42

4.1.1 Stratigrafi Lereng ...42

4.1.2 Beban Saluran Penghantar (Waterway) ...43

(5)

xi

4.1.4 Parameter Data Perkuatan ...44

4.2 Analisis Stabilitas Lereng ...44

4.2.1 Stabilitas Lereng dalam Kondisi Asli ...45

4.2.1.1 Perhitungan Manual dengan Metoda Fellinius ...45

4.2.1.2 Pemodelan Plaxis ...49

4.2.2 Stabilitas Lereng dengan Perkuatan Sheet Pile...52

4.2.2.1 Perhitungan Manual ...52

4.2.2.2 Pemodelan Plaxis ...58

4.2.2.3 Analisis Perpindahan (Displacements) Dinding Sheet Pile ...63

4.3 Rekapitulasi Hasil Analisis ...65

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ...67

5.2 Saran ...68

DAFTAR PUSTAKA ... xvii

(6)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Lokasi PLTM Sabilambo ... 4

Gambar 2.1 Permasalahan tanah yang umum terjadi pada lereng ... 5

Gambar 2.2 Gambar skema pergerakan tanah pada lereng ... 13

Gambar 2.3 Mekanisme gerak benda pada bidang miring ... 13

Gambar 2.4 Kelongsoran rotasi ... 14

Gambar 2.5 Kelongsoran translasi ... 14

Gambar 2.6 Kelongsoran gabungan ... 15

Gambar 2.7 Bidang irisan pada lereng ... 18

Gambar 2.8 Diagram tegangan metoda distribusi beban 45o ... 21

Gambar 2.9 Sheet pile sebagai dinding penahan tanah ... 22

Gambar 2.10 Berbagai jenis material turap ... 23

Gambar 2.11 Dinding turap tipe kantilever ... 23

Gambar 2.12 Dinding turap dengan jangkar... 24

Gambar 2.13 Diagram gaya-gaya yang bekerja pada turap... 24

Gambar 2.14 Dinding penahan tanah pasangan batu ... 26

Gambar 2.15 Dinding penahan tanah tipe gravitasi ... 27

Gambar 2.16 Dinding penahan tanah beton dengan penahan... 27

Gambar 2.17 Dinding penahan tanah dengan balok kantilever ... 28

Gambar 2.18 Pendekatan dimensi untuk retaining wall ... 29

Gambar 2.19 Gaya-gaya pada dinding tipe kantilever ... 30

Gambar 3.1 Bagan alir metodologi penelitian ... 36

Gambar 3.2 Potongan melintang lereng ... 39

Gambar 4.1 Stratigrafi lereng ... 42

Gambar 4.2 Penampang melintang saluran penghantar ... 43

Gambar 4.3 Irisan pada penampang lereng bagian atas ... 45

Gambar 4.4 Irisan pada penampang lereng bagian tengah ... 47

Gambar 4.5 Irisan pada penampang lereng bagian bawah ... 47

Gambar 4.6 Pemodelan lereng kondisi eksisting ... 49

Gambar 4.7 Data set material tanah ... 50

(7)

xiii

Gambar 4.9 Kondisi tekanan air awal ... 51

Gambar 4.10 Σ-Msf pada kondisi eksisting ... 51

Gambar 4.11 Desain perkuatan dengan sheet pile ... 52

Gambar 4.12 Diagram tegangan akibat tekanan tanah dan beban lajur ... 55

Gambar 4.13 Diagram momen dan geser yang bekerja pada sheet pile... 57

Gambar 4.14 Pemodelan lereng dengan perkuatan sheet pile ... 59

Gambar 4.15 Data set material dinding sheet pile ... 59

Gambar 4.16 Jaring elemen dengan tingkat kekasaran medium ... 60

Gambar 4.17 Kondisi tekanan air awal ... 60

Gambar 4.18 Deskripsi fase-1 sebelum pembebanan ... 61

Gambar 4.19 Σ-Msf pada kondisi sebelum pembebanan ... 61

Gambar 4.20 Deskripsi fase-2 setelah pembebanan ... 62

Gambar 4.21 Σ-Msf setelah pembebanan ... 62

Gambar 4.22 Perpindahan sheet pile pada kedalaman pemancangan 2.50 m ... 63

Gambar 4.23 Perbandingan nilai perpindahan pada sheet pile ... 65

Gambar 4.24 Nilai faktor keamanan analisis manual ... 66

(8)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi tanah berdasarkan pengujian sondir ... 6

Tabel 2.2 Klasifikasi tanah dan batuan berdasarkan pengujian lapangan ... 7

Tabel 2.3 Nilai γdrydan γsat untuk beberapa jenis tanah ... 7

Tabel 2.4 Berat jenis berbagai macam tanah ... 8

Tabel 2.5 Berat jenis berbagai macam batuan ... 8

Tabel 2.6 Nilai koefisien permeabilitas dari berbagai jenis tanah ... 9

Tabel 2.7 Nilai Modulus Young beberapa jenis material ... 9

Tabel 2.8 Hubungan antara jenis tanah dan nilai poisson ratio ... 10

Tabel 2.9 Hubungan antara jenis batuan dan nilai poisson ratio ... 10

Tabel 2.10 Nilai kohesi beberapa jenis batuan ... 11

Tabel 2.11 Hubungan antara jenis tanah dan nilai sudut geser dalam ... 11

Tabel 2.12 Faktor keamanan dari beberapa tipe bangunan ... 17

Tabel 2.13 Hubungan sudut geser dan kedalaman pemancangan ... 25

Tabel 2.14 Rekomendasi tinggi relatif pemakaian berbagai tipe DPT ... 28

Tabel 2.15 Nilai Rinter berbagai kondisi ... 34

Tabel 3.1 Informasi mengenai pekerjaan boring log ... 40

Tabel 3.2 Hasil pengujian lapangan ... 40

Tabel 3.3 Hasil pengujian laboratorium ... 41

Tabel 4.1 Perhitungan beban saluran pada lereng ... 43

Tabel 4.2 Parameter tanah yang akan digunakan dalam analisis ... 44

Tabel 4.3 Parameter sheet pile yang akan digunakan dalam analisis ... 44

Tabel 4.4 Perhitungan Faktor Keamanan (FK) pada lereng bagian atas ... 46

Tabel 4.5 Perhitungan Faktor Keamanan (FK) lereng bagian tengah ... 48

Tabel 4.6 Perhitungan Faktor Keamanan (FK) lereng bagian bawah ... 48

Tabel 4.7 Analisis stabilitas sheet pile dengan beberapa kedalaman ... 58

Tabel 4.8 Perpindahan (displacements) dinding hasil analisis Plaxis ... 64

(9)

xv

DAFTAR NOTASI

A Luas area

ai Panjang busur lingkaran pada irisan ke-i

B Lebar lantai DPT

c Kohesi

Cc Koefisien gradasi

Cu Koefisien keseragaman

D Kedalaman pemancangan turap

Dall Defleksi ijin sheet pile

E Modulus Young tanah

e angka pori

Ec Modulus elastisitas beton

Es Modulus elastisitas baja

FK Faktor Keamanan

fs Skin friction, hambatan pelekat

Gs Berat jenis tanah

H Tinggi lereng

H’ Tinggi efektif dinding

I Inersia penampang

k Koefisien gesek antara tanah dan dinding

Ka Koefisien tekanan tanah aktif

Kp Koefisien tekanan tanah pasif

kx Koefisien permeabilitas arah horizontal

ky Koefisien permeabilitas arah vertikal

Md Momen dari massa tanah yang longsor

MO Momen guling

MR Momen penahan

N Gaya normal

n Porositas tanah

Ni Tegangan normal tanah pada irisan ke-i

(10)

xvi

Pp Tekanan tanah pasif

q Beban merata lereng per satuan luas

qc Tahanan konus

qu Kuat tekan tanah dalam kondisi unconfined

R Gaya geser

Sr Derajat kejenuhan

su Kuat geser tanah

T Gaya tangensial

u Tegangan air pori

Ux Perpindahan arah horisontal

Uy Perpindahan arah vertikal

W Berat benda

w Kadar air

Wi Berat tanah pada irisan ke-i

γ Berat volume tanah

γdry Berat volume tanah kering

γsat Berat volume tanah jenuh

γw Berat volume air

δ Sudut geser antara permukaan dinding dan tanah θi Sudut titik berat irisan terhadap pusat longsoran

Tegangan total tanah ΣMsf Multiplier safety factor

Kuat geser / tegangan geser tanah

υ Poisson Ratio

Sudut geser dalam

’ Sudut geser dalam efektif

crit Sudut geser dalam kritis

(11)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Lereng merupakan sisi atau bidang tanah yang membentuk sudut terhadap

bidang horizontal sehingga memiliki derajat kemiringan tertentu. Saat terdapat

dua permukaan tanah dengan beda ketinggian tertentu, maka terdapat gaya

potensial gravitasi yang menghasilkan gaya dorong dan mengakibatkan tanah

dengan elevasi yang lebih tinggi bergerak ke bawah. Hal tersebut adalah salah

satu pemicu suatu peristiwa yang disebut longsor. Selain hal itu, kondisi curah

hujan yang tinggi, kemiringan lereng yang curam, kondisi tanah yang lunak serta

terjadinya gerakan seismik pada lempeng bumi menjadi pemicu lain terjadinya

longsor.

Untuk memperkirakan gerakan tanah (longsor) yang mungkin terjadi pada

suatu lereng, diperlukan suatu analisis terhadap stabilitas lereng yang ditinjau.

Perkembangan analisis stabilitas lereng berjalan beriringan dengan pengembangan

ilmu mekanika tanah dan batuan. Dalam perkembangannya lereng tidak hanya

terbentuk secara alami, namun juga dapat dibentuk melalui proses rekayasa

geoteknik yang dilakukan manusia. Proses rekayasa geoteknik ini dimaksudkan

untuk mencegah terjadinya longsor.

Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTM) Sabilambo terletak di

Kelurahan Sabilambo Kecamatan Kolaka Kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara.

PLTM Sabilambo memanfaatkan sumber air sungai Tanggi yang dibendung dan

kemudian dialirkan melalui intake langsung ke saluran penghantar yang berupa

saluran tertutup dan terowongan, kemudian air ditampung dalam kolam penenang

kemudian disalurkan kembali melalui pipa hingga ke power house.

Berdasarkan hasil pengamatan awal di lapangan, diketahui bahwa terjadi

kerusakan yang signifikan pada saluran penghantar (water way) dan bak penenang

(fore bay). Kerusakan terjadi diakibatkan oleh desain saluran yang tidak ideal dan

(12)

2 Universitas Kristen Maranatha menutupi sebagian badan jalan juga mengakibatkan akses transportasi dari dan

menuju PLTM menjadi terhambat.

Gambar 1.1 Lokasi PLTM Sabilambo

Permasalahan stabilitas lereng yang terjadi seringkali mengakibatkan

gangguan operasional pada PLTM Sabilambo. Mengingat kelancaran operasional

PLTM sangat erat kaitannya dengan pasokan listrik di wilayah Kolaka dan

sekitarnya, maka diperlukan penanganan khusus terhadap lereng yang mengalami

kelongsoran. Penanganan khusus tersebut berupa perkuatan stabilitas lereng dan

perbaikan dasar saluran penghantar yang telah rusak.

Dalam hal ini diperlukan analisis awal mengenai stabilitas lereng dalam

kondisi asli (tanpa perkuatan) di lokasi longsoran. Mengingat kondisi lahan yang

tidak memungkinkan untuk dilakukan rekayasa geometri lereng (terasering), maka

selanjutnya direncanakan perkuatan lereng yang akan digunakan untuk mencegah

terjadinya longsor pada lereng.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan penulisan Tugas Akhir ini adalah:

1. Mengkaji dan mengidentifikasi permasalahan kelongsoran yang terjadi pada

lokasi studi.

2. Melakukan studi mengenai stabilitas lereng pada lokasi longsor sebelum

dilakukan perkuatan.

(13)

3 Universitas Kristen Maranatha 1.3 Batasan Masalah

Pada penulisan Tugas Akhir ini, penulis memberikan batasan masalah

sebagai berikut:

1. Tugas Akhir tidak membahas mengenai desain saluran penghantar yang

mengalami kerusakan akibat longsor.

2. Analisis dilakukan hanya pada satu titik kelongsoran.

3. Opsi perkuatan lereng yang akan dibahas dalam Tugas Akhir ini adalah

perkuatan sheet pile yang dimodelkan dengan bantuan perangkat lunak Plaxis

ke dalam bentuk 2 dimensi (plane strain).

4. Data tanah yang akan dipakai dalam desain adalah data sekunder berupa hasil

pengujian SPT di lapangan dan pengujian berat isi tanah serta direct shear di

laboratorium Universitas Hasanuddin Makassar.

1.4 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB I, Berisi tentang latar belakang masalah, tujuan penulisan Tugas Akhir,

batasan masalah yang akan dibahas, sistematika penulisan laporan Tugas Akhir

serta lisensi perangkat lunak yang digunakan.

BAB II, Memaparkan rangkuman atas pustaka / literatur mengenai parameter

tanah, analisis stabilitas lereng, teori-teori mengenai perkuatan stabilitas lereng

dan pemaparan singkat mengenai perangkat lunak Plaxis.

BAB III, Menggambarkan bagan alir dan penjelasan mengenai metoda analisis

data dan penyelesaian permasalahan yang ditinjau serta pemaparan data tanah

hasil pengujian yang akan digunakan dalam analisis.

BAB IV, Berisi analisis stabilitas lereng dalam kondisi tanpa perkuatan dan desain

perkuatan lereng dengan bantuan perangkat lunak Plaxis.

BAB V, Berisi kesimpulan dari seluruh analisis data dan pemaparan hasil analisis

(14)

4 Universitas Kristen Maranatha 1.5 Lisensi Perangkat Lunak

Perangkat lunak yang digunakan dalam tugas akhir ini adalah perangkat

lunak Plaxis V10.01 dengan sifat lisensi akademik, atas nama Jurusan Teknik

(15)

67 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan pengamatan terhadap data yang didapatkan dan hasil analisis

stabilitas dan perencanaan perkuatan lereng pada area PLTM Sabilambo dapat

disimpulkan beberapa hal diantaranya:

a. Pada lereng bagian atas sebesar 1.371.

b. Pada lereng bagian tengah atau lereng yang dibebani oleh saluran

penghantar (waterway) sebesar 0.480.

c. Pada lereng bagian bawah sebesar 1.320.

3. Angka faktor keamanan (FK) untuk lereng pada kondisi eksisting

berdasarkan analisis Plaxis adalah sebesar 0.67838 dengan posisi

kelongsoran terdapat pada lereng bagian tengah atau lereng yang dibebani

saluran peghantar (waterway).

4. Berdasarkan hasil analisis perkuatan dengan menggunakan sheet pile

dengan beberapa variasi kedalaman diperoleh nilai kedalaman optimum

untuk perkuatan sheet pile ada pada kedalaman 2.50 meter dengan tinggi

total dinding mencapai 5.76 meter. Digunakan penampang sheet pile tipe

AU-18 dengan material S240GP.

5. Angka faktor keamanan (FK) optimum dari perkuatan sheet pile dengan

kedalaman pemancangan 2.50 meter berdasarkan hasil analisis manual

adalah sebesar 1.441.

6. Berdasarkan hasil analisis perkuatan sheet pile dengan kedalaman

pemancangan sebesar 2.50 meter menggunakan perangkat lunak Plaxis

(16)

68 Universitas Kristen Maranatha a. Angka faktor keamanan (FK) perkuatan sebesar 1.3167 sebelum

lereng dibebani dan 1.2544 setelah lereng dibebani.

b. Defleksi maksimum sebesar 0.057 meter terjadi pada elevasi

dinding paling atas. Nilai ini masih memenuhi syarat defleksi ijin

yang ditentukan sebesar 6 in. (≈0.152 meter).

5.2 Saran

Setelah melakukan analisis terhadap stabilitas dan perencanaan perkuatan

lereng pada area PLTM Sabilambo, terdapat beberapa hal yang dapat menjadi

pertimbangan diantaranya:

1. Untuk mendapatkan hasil analisis yang baik diperlukan penyelidikan data

tanah yang komprehensif tepat pada titik lokasi kelongsoran.

2. Perkuatan pada lereng yang kritis sangat diperlukan agar tidak terjadi

kelongsoran yang berpotensi mengakibatkan kerusakan pada saluran

penghantar (waterway).

3. Dalam pelaksanaan pemancangan perlu diperhatikan pemilihan jenis

hammer yang digunakan mengingat jenis tanah pada areal lokasi

merupakan tanah padat dan keras.

4. Bila dibutuhkan, perlu diperhitungkan pengaruh kenaikan muka air tanah

akibat hujan mengingat jenis tanah yang dianalisis adalah pasir yang

(17)

xvii

DAFTAR PUSTAKA

1. Arcelor Mittal, 2008, Piling Handbook 8th Edition.

2. Bolton, M.D., 1986, The Strength and Dilatancy of Sand, Geotechnique 36,

No. 1, 65-78.

3. Bowles, Joseph E., 1992, Analisis dan Desain Pondasi Jilid 1 Edisi Keempat,

Erlangga, Jakarta.

4. Brinkgreve, R.B.J., 2005, Plaxis 2D-Versi 8, Plaxis b.v.

5. Budi, Gogot Setyo, 2011, Pondasi Dangkal, Andi, Yogyakarta.

6. Das, Braja M., 1993, Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis)

Jilid 1, Erlangga, Jakarta.

7. Das, Braja M., 1993, Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis)

Jilid 2, Erlangga, Jakarta.

8. Das, Braja M., 2011, Principles of Foundation Engineering 7th Edition,

Cengage Learning, Stamford.

9. Hardiyatmo, Hary Christady, 1992, Mekanika Tanah I, Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta.

10. Look, Burt G., 2007, Handbook of Geotechnical Investigation And Design

Tables, Taylor & Francis, London.

11. Sanglerat, Guy, 1972, The Penetrometer and Soil Exploration, Elsevier,

Amsterdam.

12. Sosrodarsono, Suyono dan Nakazawa, Kazuto, 2000, Mekanika Tanah dan

Teknik Pondasi, Pradnya Paramita, Jakarta.

Gambar

Gambar 1.1 Lokasi PLTM Sabilambo

Referensi

Dokumen terkait

Grafik Analisis Tambahan Hubungan Angka Keamanan ( SF ) dengan Kedalaman Pile pada Jarak Antar Pile 2 m ..... Grafik Analisis Tambahan Hubungan Angka Keamanan ( SF

Hasil analisis menunjukkan bahwa perkuatan lereng menggunakan bored pile dengan diameter 0,55 meter pada kedalaman lima meter yang diletakkan pada bagian bawah

Hasil analisis menunjukkan bahwa perkuatan lereng menggunakan bored pile dengan diameter 0,55 meter pada kedalaman lima meter yang diletakkan pada bagian bawah

Dari hasil analisis kestabilan lereng pada potongan gambar P18 yang telah diperkuat dengan pile, diperoleh nilai angka keamanan naik menjadi 1,554 yang

Analisis kestabilan lereng tanpa perkuatan lereng dilakukan pada stabilitas terhadap kelongsoran lereng. Dengan bantuan program geoslope didapatkan bentuk bidang

tambahan juga dilakukan pada perkuatan sheet pile untuk mengetahui nilai angka keamanan sebelum variasi kedalaman sheet pile. Gambar 4.27 menunjukkan grafik analisis

Dan untuk mengatasi masalah kegagalan lereng tersebut digunakan sistem perkuatan lereng dengan pemasangan pile (tiang) mini bambu komposit untuk meningkatkan

"Pengaruh Variasi Diameter dan Jarak Antar Pile Sebagai Perkuatan Tanah Pada Pemodelan Fisik Stabilitas Lereng Tanah Pasir ." PhD diss., Universitas Brawijaya, 2012.. Nugraha, Fikri