Kabupaten Majalengka) TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Olahraga
Oleh :
ANDI KURNIAWAN PRATAMA 1200956
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA SEKOLAH PASCA SARJANA
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN PEMBERIAN UMPAN BALIK DALAM PEMBELAJARAN PENJAS TERHADAP
PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA
(Studi Eksperimen Terhadap Keterampilan Sosial Siswa SMP Negeri 1 Palasah Kabupaten Majalengka)
Oleh :
ANDI KURNIAWAN PRATAMA 1200956
Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Prodi Pendidikan Olahraga Sekolah Pascasarjana
© Andi Kurniawan Pratama 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN PEMBERIAN UMPAN BALIK DALAM PEMBELAJARAN PENJAS TERHADAP PENINGKATAN
KETERAMPILAN SOSIAL SISWA
Disetujui dan disahkan oleh pembimbing:
Pembimbing I
Dr. Hj. Tite Juliantine, M.Pd NIP. 196807071992032001
Pembimbing II
Prof. Dr. JS Husdarta, M. Pd NIP.
Mengetahui,
Ketua Program Studi Pendidikan Olahraga
Andi Kurniawan Pratama, 2015
PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN D AN PEMBERIAN UMPAN BALIK D ALAM PEMBELAJARAN PENJAS TERHAD AP PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
i ABSTRAK
ANDI KURNIAWAN PRATAMA. Pengaruh Model Pembelajaran Dan Pemberian Umpan Balik Dalam Pembelajaran Penjas Terhadap Peningkatan Keterampilan Sosial Siswa. Tesis. Bandung: Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. 2015.
Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan peningkatan keterampilan sosial antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan model pembelajaran langsung baik pada siswa yang diberikan umpan balik poistif maupun negatif serta melihat interaksi antara model pembelajaran dengan pemberian umpan balik terhadap keterampilan sosial siswa. Penelitian ini menggunakan metode true eksperiment dengan desain factorial
design. Populasi penelitian siswa kelas VII SMPN 1 Palasah Kabupaten
Majalengka terbagi ke dalam 8 kelas, sampelnya kelas B, D, F dan H diambil menggunakan cluster random sampling. Teknik analisis data menggunakan teknik
Two Way Anova pada taraf signifikansi α = 0,05. Hasil penelitian menunjukan 1) terdapat perbedaan peningkatan keterampilan sosial antara model pembelajaran
kooperatif tipe STAD dengan model pembelajaran langsung, sig (0.000) < α
(0,05); 2) terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan pemberian umpan balik terhadap keterampilan sosial siswa, sig (0.000) < α (0,05); 3) terdapat perbedaan peningkatan keterampilan sosial antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan model pembelajaran langsung pada siswa yang disertai
pemberian umpan balik positif, sig (0.000) < α (0,05); dan 4) tidak terdapat peningkatan perbedaan keterampilan sosial antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan model pembelajaran langsung pada siswa yang disertai pemberian umpan balik negatif, sig (0.654) > α (0,05).
Andi Kurniawan Pratama, 2015
PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN D AN PEMBERIAN UMPAN BALIK D ALAM PEMBELAJARAN PENJAS TERHAD AP PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
ii ABSTRACT
ANDI KURNIAWAN PRATAMA. The Influence Model of Learning and Providing Feedback To student’s social skills Improvement in Physical Education Learning. Thesis. Bandung: The postgraduate of Education University of Indonesia. 2015.
The purpose of this study was to determine is there are differences of the social skills between STAD cooperative learning model and learning model directly given poistif or negative feedback to students and the interaction between learning model and providing feedback to the student’s social skills. This study uses a true experiment with a factorial design. The population in this study were students of class VII SMPN 1 Palasah Majalengka district is divided into 8 classes, the sample is a class B, D, F and H were taken using cluster random sampling. Data were analyzed using Two Way Anova techniques and independent sample t-test at significance level α = 0.05. The results showed 1) there is a difference of social skills between STAD cooperative learning model and learning model directly, sig (0.000) < α (0.05); 2) there is an interaction between the model of learning and providing feedback on students' social skills, sig (0.000) < α (0.05); 3) there is a difference of social skills between STAD cooperative learning model and learning model directly and providing positive feedback to students, sig (0.000) < α (0.05); and 4) there is no difference of the social skills between STAD cooperative learning model and learning model directly and providing negative feedback to students, sig (0.654)> α (0.05).
v
Andi Kurniawan Pratama, 2015
PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN D AN PEMBERIAN UMPAN BALIK D ALAM PEMBELAJARAN PENJAS TERHAD AP PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK... i
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian ... 11
C. Rumusan Masalah... 11
D. Tujuan Penelitian... 12
E. Manfaat Penelitian ... 12
F. Sistematika Organisasi Tesis ... 13
BAB II TINJAUAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS... 14
A. Tinjauan Teoritis ... 14
1. Keterampilan Sosial ... 14
2. Model Pembelajaran... 20
3. Model Pembelajaran Kooperatif ... 24
4. Model Pembelajaran Langsung ... 33
5. Umpan Balik ... 36
vi
Andi Kurniawan Pratama, 2015
PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN D AN PEMBERIAN UMPAN BALIK D ALAM PEMBELAJARAN PENJAS TERHAD AP PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 48
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian... 48
1. Lokasi Penelitian ... 48
2. Populasi Penelitian ... 48
3. Sampel Penelitian ... 48
B. Desain Penelitian ... 49
C. Metode Penelitian ... 51
D. Definisi Operasional ... 52
E. Instrumen Penelitian ... 54
F. Proses Pengembangan Instrumen Penelitian... 56
G. Teknik Pengumpulan Data ... 59
H. Analisis Data ... 61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 64
A. Hasil Penelitian... 64
1. Hasil Penghitungan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku... 64
2. Hasil Penghitumgan Uji Normalitas ... 65
3. Hasil Penghitungan Uji Homogenitas ... 66
4. Pengujian Hipotesis... 67
B. Pembahasan Hasil Penelitian... 70
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 77
A. Kesimpulan ... 77
B. Saran ... 77
vii
Andi Kurniawan Pratama, 2015
PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN D AN PEMBERIAN UMPAN BALIK D ALAM PEMBELAJARAN PENJAS TERHAD AP PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
viii
Andi Kurniawan Pratama, 2015
PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN D AN PEMBERIAN UMPAN BALIK D ALAM PEMBELAJARAN PENJAS TERHAD AP PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
3.1. Sampel Kelompok Penelitian ... 49
3.2. Analisis Ancaman Validitas Internal Factorial With Randomization... 51
3.3. Kisi-kisi Angket Keterampilan Sosial Sebelum Uji Coba ... 55
3.4. Skor Alternatif Jawaban ... 55
3.5. Hasil Uji Validitas ... 56
3.6. Kisi-kisi Angket Keterampilan Sosial Setelah Uji Coba ... 58
3.7. Program Pembelajaran ... 60
3.8. Program Umpan Balik... 60
4.1. Hasil Penghitungan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku... 64
4.2. Hasil Penghitungan Uji Normalitas... 65
4.3. Hasil Penghitungan Uji Homogenitas ... 66
4.4. Hasil Penghitungan dengan Menggunakan Uji Two Way Anova Pada Seluruh Kelompok... 68
4.5. Analisis Uji Two Way Anova Interaksi antara Model Pembelajaran dengan Umpan Balik ... 68
4.6. Hasil Penghitungan dengan Menggunakan Uji Ancova Pada Kelompok Model Pembelajaran dengan Pemberian Umpan Balik Positif ... 69
ix
Andi Kurniawan Pratama, 2015
PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN D AN PEMBERIAN UMPAN BALIK D ALAM PEMBELAJARAN PENJAS TERHAD AP PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1. Factorial Design ... 49
x
Andi Kurniawan Pratama, 2015
PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN D AN PEMBERIAN UMPAN BALIK D ALAM PEMBELAJARAN PENJAS TERHAD AP PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Lampiran Halaman
1. Instrumen Penelitian (Angket) ... 83
2. Skenario Pembelajaran ... 91
3. Data Mentah Angket ... 209
4. Penghitungan Statistika ... 217
5. Tabel Korelasi r Pearson ... 221
6. Surat Izin Observasi ... 222
Andi Kurniawan Pratama, 2015
PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN D AN PEMBERIAN UMPAN BALIK D ALAM PEMBELAJARAN PENJAS TERHAD AP PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Tidak dipungkiri lagi manusia adalah makhluk sosial, artinya manusia
membutuhkan orang lain dalam proses hidupnya dengan cara saling berinteraksi
satu sama lainnya yang diharapkan akan terjadinya hubungan yang harmonis
antara individu dengan lingkungannya. Dengan kultur Indonesia yang beragam
macam suku bangsa dan bahasa, maka bhineka tunggal ika harus selalu
ditegakkan. Akan tetapi pada kenyataanya sering kali terjadi tindakan-tindakan
negatif, banyak berita-berita di media masa maupun elektronik menuturkan
kejadian-kejadian tindak kekerasan, konflik antar kelompok, bahkan pembunuhan.
Kejadian-kejadian tersebut sangat memprihatinkan, karena tidak sedikit pula yang
dilakukan oleh pelajar seperti terjadinya tawuran antar pelajar yang terjadi di
Indonesia. Dunia pendidikan yang seharusnya menjadi cikal bakal terbentuknya
pribadi yang mempunyai intelegensi tinggi disamping dengan keterampilan
sosialnya, seakan-akan belum mampu untuk membendung masalah-masalah yang
timbul terkait dengan masalah sosial yang terjadi di Indonesia. Data akhir tahun
yang dihimpun Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA) menunjukan
angka memprihatinkan. Sebanyak 82 pelajar tewas sepanjang 2012. Komnas PA
mencatat 147 kasus tawuran. Dari 147 kasus tersebut, sudah memakan korban
jiwa sebanyak 82 anak.
Lebih lanjut menurut data yang dirilis oleh Tv One (2012) menyebutkan
mengenai masalah sosial sebagai berikut:
Tawuran pelajar sekolah menjadi potret buram dalam dunia pendidikan Indonesia. Pada 2010, setidaknya terjadi 128 kasus tawuran antar pelajar. Angka itu melonjak tajam lebih dari 100% pada 2011, yakni 330 kasus tawuran yang menewaskan 82 pelajar. Pada Januari-Juni 2012, telah terjadi 139 tawuran yang menewaskan 12 pelajar.
Menurut Data Indonesia Police Watch mengungkapkan bahwa setiap
Andi Kurniawan Pratama, 2015
PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN D AN PEMBERIAN UMPAN BALIK D ALAM PEMBELAJARAN PENJAS TERHAD AP PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
lebih lanjut, anggota geng motor tersebut nota bene merupakan remaja-remaja
yang berusia 15-18 tahun. Apabila hal ini tidak segera diatasi, dikhawatirkan
kecenderungan perilaku pelajar akan bertambah buruk. Kekerasan yang sekarang
ini marak terjadi di Indonesia banyak dilakukan oleh anak-anak muda atau remaja
yang muncul dalam bentuk tawuran, pemerkosaan, pemerasan, penyiksaan,
bahkan pembunuhan sudah sangat memprihatinkan. Selain itu adanya fenomena
pemalakan uang yang dilakukan oleh siswa yang lebih senior ke siswa junior yang
mengakibatkan kerugian dari siswa junior. Adanya fenomena siswa yang kabur
pada saat jam sekolah yang akan berdampak kerugian bagi dirinya sendiri. Semua
itu merupakan realita kehidupan di sekolah ataupun yang terjadi di masyarakat,
yang apabila tidak segera dicarikan jalan keluarnya bisa mengakibatkan
kehancuran moral bangsa.
Banyaknya perilaku menyimpang yang dilakukan oleh pelajar disebabkan
salah satunya karena rendahnya keterampilan sosial seperti kurangnya
pengendalian diri, sehingga perilaku yang dilakukan akan berakibat buruk
terhadap dirinya sendiri maupun kepada orang lain dan lingkungannya.
Keterampilan sosial diartikan sebagai kemampuan bertinteraksi dengan orang lain
melalui cara-cara yang dapat diterima atau dinilai dalam konteks sosial, interaksi
ini bersifat menguntungkan bagi individu maupun orang lain dan lingkungan
sekitarnya. Kosasih (2008, hlm. 26, dalam Nurlaeli 2012, hlm. 47)
mengungkapkan mengenai fungsi keterampilan sosial salah satunya ialah sebagai
sarana untuk memperoleh hubungan yang baik dalam berinteraksi dengan orang
lain.
Keterampilan sosial bisa ditanamkan dan dibentuk sejak dini, salah satu
caranya adalah dengan berolahraga. Howie et all,. (2009) dalam penelitiannya
membandingkan anak-anak yang berpartisipasi dalam kegiatan olahraga memiliki
keterampilan sosial yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak yang tidak
berpartisipasi atau tidak mengikuti kegiatan di luar sekolah. Dari penelitian
tersebut memberikan kesimpulan bahwa dengan mengikuti kegiatan olahraga
3
Andi Kurniawan Pratama, 2015
PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN D AN PEMBERIAN UMPAN BALIK D ALAM PEMBELAJARAN PENJAS TERHAD AP PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
akan berdampak pada perkembangan keterampilan sosialnya. Selanjutnya
Samanci (2010) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa siswa yang memiliki
keterampilan sosialnya rendah terlihat dari perilakunya seperti kurang percaya
diri, gagal dalam bersekolah, pemalu dan berperilaku keras, satu alasan yang
mendasar terhadap timbulnya perilaku negatif dan kegagalan adalah kurangnya
integrasi dalam kelompok sosial. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Samanci
(2010) tersebut menggambarkan bahwa ketika seorang siswa mempunyai
keterampilan sosial yang rendah menandakan dalam dirinya rasa kurang percaya
diri, pemalu, berperilaku keras yang berarti kurangnya pengendalian emosi. Hal
ini bisa kita jumpai pada saat mengajar di sekolah oleh guru, ketika guru
memberikan pertanyaan apakah ada yang ingin ditanyakan maka kebanyakan
siswa hanya diam, malu untuk bertanya. Hal lain yang sering kita jumpai ialah
sikap saling ejek antar siswa yang tidak menutup kemungkinan akan berujung
pada tindakan perkelahian. Beberapa kejadian tersebut merupakan permasalahan
yang harus kita carikan jalan keluarnya, sehingga generasi muda yang kita bina
sekarang diharapkan mampu mempunyai keterampilan sosial yang tinggi dan
mampu bersaing dalam era globlalisasi.
Ini menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah Indonesia, khususnya yang
bergerak dibidang pendidikan sebagai salah satu wahana untuk mengembangkan
keterampilan sosial melalui pendidikan di sekolah. Pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara
(UUSPN No. 20 tahun 2003, dalam Sagala, 2003, hlm. 3). Jadi pendidikan
merupakan proses membentuk manusia seutuhnya sehingga mampu hidup mandiri
dan mampu memposisikan dirinya dalam masyarakat serta lingkungannya tanpa
menimbulkan kerugian bagi orang lain. Tujuan pendidikan ialah menciptakan
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, mampu menjalin
Andi Kurniawan Pratama, 2015
PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN D AN PEMBERIAN UMPAN BALIK D ALAM PEMBELAJARAN PENJAS TERHAD AP PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
mulia, cerdas dan mampu memenuhi kebutuhan hidupnya dengan jalan yang
wajar dan pantas. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-undang No.20
Tahun 2003 (dalam Haryanto, 2012) adalah sebagai berikut:
Jabaran UUD 1945 tentang pendidikan dituangkan dalam Undang-undang No. 20, Tahun 2003. Pasal 3 menyebutkan, Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Jadi tujuan dari pendidikan di Indonesia tidak hanya membentuk manusia
yang cerdas, akan tetapi membentuk manusia yang mempunyai budi pekerti yang
luhur, berkpribadian yang baik dan mempunyai rasa sosial yang tinggi. Oleh
karena itu, sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan mempunyai peranan
penting dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas.
Sekolah melalui berbagai macam mata pelajaran, salah satunya mata pelajaran
pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan berusaha sepenuhnya untuk
merealisasikan tujuan pendidikan tersebut.
Pendidikan jasmani merupakan proses interaksi belajar mengajar melalui
pengembangan aspek jasmaniah untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan
jasmani merupakan mata pelajaran yang unik di sekolah karena menggunakan
aktivitas gerak sebagai media untuk pembelajaran siswa. Pendidikan jasmani
adalah suatu proses aktivitas jasmani yang dirancang dan disusun secara
sistematis, untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan, meningkatkan
kemampuan dan keterampilan jasmani, kecerdasan dan pembentukan watak serta
nilai dan sikap yang positif bagi setiap warga negara, dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan (Lutan, 2001, hlm. 18). Selanjutnya Giriwijoyo (2012, hlm. 78)
mengungkapkan bahwa:
5
Andi Kurniawan Pratama, 2015
PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN D AN PEMBERIAN UMPAN BALIK D ALAM PEMBELAJARAN PENJAS TERHAD AP PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
lingkup intrakurikuler adalah kegiatan jasmani sebagai alat pelatihan jasmani untuk memelihara/meningkatkan derajat sehat dinamis yang adekuat bagi siswa.
Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan total yang
mencoba mencapai tujuan untuk mengembangkan kebugaran jasmani, mental,
sosial, serta emosional bagi masyarakat, dengan wahana aktivitas pendidikan
jasmani (Sukintaka, 2004, hlm. 17). Tujuan pendidikan jasmani bukan hanya
mengembangkan aspek fisik (psikomotor) siswa saja, akan tetapi mengembangkan
juga aspek psiko-sosial maupun aspek kognitif. Pendidikan jasmani yang
didominasi oleh aktivitas fisik berupa pembelajaran gerak merupakan salah satu
media untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki oleh peserta didik
seperti domain psikomotor, domain kognitif serta domain afektif. Secara lebih
komprehensif Bucher (dalam Suherman, 2009, hlm. 7) mengungkapkan tujuan
pendidikan jasmani sebagai berikut:
1. Perkembangan fisik. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan aktivitas-aktivitas yang melibatkan kekuatan-kekuatan fisik dari beberapa organ tubuh seseorang (physical fitness).
2. Perkembangan gerak. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan gerak secara efektif, efisien, halus, indah, sempurna (skillful).
3. Perkembangan mental. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berfikir dan menginterpretasikan keseluruhan pengetahuan tentang pendidikan jasmani ke dalam lingkungannya.
4. Perkembangan sosial. Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri pada suatu kelompok atau masyarakat.
Dari penjelasan tersebut jelaslah bahwa dalam pendidikan jasmani bukan
hanya aspek psikomotor (fisik/gerak) semata, melainkan ada aspek lain yang juga
merupakan tujuan pendidikan jasmani. Jadi jelaslah bahwa pendidikan jasmani
mempunyai tujuan yang sangat mulia untuk mengembangkan diri manusia
seutuhnya.
Namun pada kenyataannya mata pelajaran pendidikan jasmani kesehatan
Andi Kurniawan Pratama, 2015
PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN D AN PEMBERIAN UMPAN BALIK D ALAM PEMBELAJARAN PENJAS TERHAD AP PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
pelajaran pendidikan jasmani masih dianggap tidak penting. Mata pelajaran ini
sering disisihkan. Lebih merana lagi, waktu yang seharusnya digunakan untuk
kepentingan belajar itu, diisi oleh kegiatan lainnya seperti rapat guru, piknik, atau
keperluan lainnya (Lutan, dalam Juliantine, 2010, hlm. 12). Tidak jarang guru
mata pelajaran lain mengomentari proses belajar mengajar penjas secara negatif.
Misalnya seperti pernyataan bahwa mengajar penjas disekolah cukup memberikan
bola sepak pada siswa sehingga siswa melakukan olahraga sendiri. Atau pun juga
pernyataan seperti mengajar penjas itu gampang karena guru tidak usah susah
payah membuat siswa pintar.
Komentar tersebut diberikan karena salah satunya guru mata pelajaran lain
tidak mengetahui tantangan-tantangan guru penjas saat mengajar. Banyak para
ahli mengatakan bahwa kegiatan mengajar adalah menantang. Sementara itu
kegiatan mengajar penjas lebih menantang lagi. Dengan alasan sebagai berikut:
keadaan siswa, isi pelajaran meliputi semua spektrum aktivitas, fasilitas dan alat
seringkali di bawah standar kebutuhan, terkadang guru harus melatih diluar jam
pelajaran, guru harus membina pramuka, guru harus memegang urusan kesiswaan
(Suherman, 2009). Dari tantangan-tantangan tersebut yang paling sering dijumpai
oleh guru penjas ialah minimnya sarana dan prasarana olahraga yang dimiliki oleh
sekolah sehingga bagi guru yang kreatif sebisa mungkin memodifikasi alat yang
akan dipakai dalam proses pembelajaran. Selain itu, melihat dari beberapa
tantangan yang telah diungkapkan diketahui bahwa guru itu tidak fokus untuk
mengajar dalam kegiatan intrkurikuler akan tetapi aktif dalam proses
pembelajaran ekstrakurikuler seperti kegiatan pramuka, menjadi pembina osis
ataupun menjadi pembina kegiatan ekstrakurikuler lainnya juga.
Pernyataan-pernyataan negatif yang telah diuraikan sebelumnya terhadap
pendidikan jasmani, salah satu penyebabnya ialah kurang kondusifnya proses
belajar mengajar. Karena dengan proses belajar mengajar yang kondusif maka
akan mencerminkan mutu dari pembelajaran tersebut. Untuk mencapai mutu
tersebut salah satunya adalah dengan menggunakan model pembelajaran yang
7
Andi Kurniawan Pratama, 2015
PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN D AN PEMBERIAN UMPAN BALIK D ALAM PEMBELAJARAN PENJAS TERHAD AP PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
rasa senang siswa terhadap pelajaran, menumbuhkan dan meningkatkan motivasi
dalam mengerjakan tugas, memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami
pelajaran sehingga memungkinkan siswa mencapai hasil belajar yang lebih baik
(Aunurrahman, 2010, hlm 143). Jadi pemilihan model yang tepat akan sangat
berpengaruh terhadap hasil belajar maupun proses pembelajaran yang telah
ditetapkan oleh guru sebelumnya. Sehingga apabila model pembelajaran yang
dipilih tidak tepat maka tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya
tidak akan tercapai dengan baik.
Dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani di sekolah banyak sekali
guru yang mengajarkan pendidikan jasmani tanpa mengetahui model apa yang
mereka gunakan, apabila guru mengetahui tentang pembelajaran sebenarnya ada
tujuh model pembelajaran pendidikan jasmani seperti yang dikemukan oleh
Metzler (2000) yaitu:
1. Direct Instruction
2. Personalized System for Instruction (PSI)
3. Cooperative Learning
4. Sport Education
5. Peer Teaching
6. Inquiry Teaching
7. Tactical Games
Fenomena di lapangan, kebanyakan guru menerapkan model pembelajaran
langsung yang sejatinya model pembelajaran langsung berpusat pada guru
sehingga siswa melakukan berbagai tugas gerak yang disuruh oleh gurunya. Hal
ini senada dengan yang dikemukakan oleh Metzler (2000) bahwa “Teacher as instructional leader”, yang artinya guru merupakan pemegang pimpinan instruksi. Jadi dalam model pembelajaran langsung guru memgang penuh kendali dalam
proses pembelajaran, sehingga siswa mengikuti apa yang diperintahkan oleh
gurunya seperti tugas gerak. Dalam model pembelajaran langsung ini kecil
kemungkinannya siswa berkesempatan untuk saling bekerja sama, bertanggung
jawab maupun berkreatifitas karena terpatok oleh guru.
Dalam merencanakan pengajaran, guru dituntut mempunyai kreativitas
siswa-Andi Kurniawan Pratama, 2015
PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN D AN PEMBERIAN UMPAN BALIK D ALAM PEMBELAJARAN PENJAS TERHAD AP PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
siswanya untuk mencapai tujuan pembelajaran, salah satunya untuk meningkatkan
kemampuan keterampilan sosial siswa. Pemilihan model pembelajaran yang tepat
akan memungkinkan tercapainya tujuan pembelajaran. Berdasarkan literature,
model pembelajaran yang dianggap bisa meningkatkan atau mengembangkan
kemampuan keterampilan sosial siswa diantaranya ialah model pembelajaran
kooperatif.
Pembelajaran kooperatif mempunyai tema yakni kelompok dinyatakan
berhasil apabila seluruh anggota kelompok dinyatakan berhasil. Metzler (2000,
hlm. 228) menyatakan bahwa: “Major theme for cooperative learning: The group has not achieved until all of its member have achieved.” Ini berarti bahwa ketika sutau kelompok dinyatakan tidak berhasil sampai seluruh anggota dalam
kelompok tersebut berhasil. Dalam model pembelajaran kooperatif terdapat tiga
tujuan pembelajaran penting, yakni hasil belajar akademik, penerimaan terhadap
perbedaan individu dan pengembangan keterampilan sosial (Ibrahim et.al, 2000,
dalam Juliantine et.al, 2011). Kemudian model pembelajaran kooperatif
mempunyai desain yang merupakan gabungan dari empat teori utama yaitu
motivasi, kognitif, sosial dan perilaku.
Model pembelajaran kooperatif merupakan seperangkat strategi dalam
pengajaran yang sama-sama memberikan atribut kunci, yang paling penting
adalah untuk mengelompokan siswa ke dalam kelompok belajar dalam jumlah
waktu maupun tugas tertentu, dengan harapan semua siswa akan berkontribusi
terhadap proses maupun hasil belajar. Jadi dalam model pembelajaran kooperatif
diharapkan seluruh siswa diharapkan aktif belajar baik dalam proses pembelajaran
seperti saling beriteraksi dengan sesama temannya ataupun meningkatkan hasil
belajarnya. Ciri dari model pembelajaran koopertif ialah siswa dibagi ke dalam
kelompok-kelompok kecil untuk memecahkan suatu masalah secara
bersama-sama. Semua siswa ikut bagian untuk memberikan aspirasinya kepada kelompok,
dengan kata lain semua siswa dituntut untuk berintraksi dalam kelompok tanpa
9
Andi Kurniawan Pratama, 2015
PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN D AN PEMBERIAN UMPAN BALIK D ALAM PEMBELAJARAN PENJAS TERHAD AP PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Model pembelajaran cooperative learning (MPCL) beranjak dari dasar
pemikiran getting better together, yang menekankan pada pemberian kesempatan
belajar yang lebih luas dan suasana yang kondusif kepada siswa untuk
memperoleh dan mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai serta
keterampilan-keterampilan sosial yang bermanfaat bagi kehidupannya di masyarakat (Juliantine
et al, 2011, hlm. 52). Dalam pembelajaraan kooperatif terdapat lima metode
pembelajaran tim siswa, Slavin (2005, dalam Nurulita, 2009, hlm. 11)
menyebutkan:
Lima prinsip dalam metode PTS telah dikembangkan dan diteliti secara ekstensif. Tiga diantaranya adalah metode pembelajaran kooperatif yang dapat diadaptasikan pada sebagian besar mata pelajaran dan tingkat kelas.
Student Team-Achievement Division (STAD), Team-Games-Tournament
(TGT) dan Jigsaw. Dua yang lain dirancang untuk digunakan dalam mata pelajaran khusus pada tingkat kelas tertentu, yaitu Cooperative
Integrated-Reading and Composition (CIRC) dan Team Accelerated Instruction
(TAI).
Dari lima metode pembelajaran tim siswa tersebut, peneliti memilih STAD
sebagai metode pembelajaran siswa yang akan digunakan dalam proses penelitian
ini karena STAD merupakan metode yang paling sederhana dan paling baik untuk
guru yang baru menggunakan model pembelajaraan kooperatif. Dalam STAD
tidak adanya kompetisi antar kelompok, sehingga untuk penilaiannya merupakan
gabungan dari seluruh anggota kelompok yang kemudian dijumlahkan sebagai
nilai kelompok. Ketika kelompok yang mempunyai nilai yang paling besar,
diharapkan akan menjadi motivasi bagi kelompok yang mempunyai nilai lebih
kecil sehingga akan lebih meningkatkan perolehan nilainya melalui perbaikan
tugas gerak yang dilakukan.
Selain pemilihan model pembelajaran yang tepat sesuai dengan tujuan
pembelajaran, pemberian umpan balik yang seharusnya diberikan kepada siswa
yang membutuhkan terkadang kurang diperhatikan oleh guru. Fenomena yang
terjadi di lapangan banyak guru yang kurang memperhatikan pemberian umpan
Andi Kurniawan Pratama, 2015
PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN D AN PEMBERIAN UMPAN BALIK D ALAM PEMBELAJARAN PENJAS TERHAD AP PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
terhadap siswa yang itu-itu saja tanpa mengetahui esensi sebenarnya dari
pemberian umpan balik tersebut. Padahal umpan balik dalam proses belajar
mengajar sangat penting karena dapat memotivasi siswa. Selain itu siswa dapat
mengetahui dengan pasti apakah tugas gerak yang dilakukannya sudah benar,
perlu perbaikan dan bagaimana cara memperbaikinya. Suherman (2009, hlm. 147)
mengungkapkan bahwa:
Feedback diberikan kepada semua siswa sesuai dengan kebutuhannya.
Karakteristik umpan balik yang diberikan kepada siswa sebaiknya spesifik,
congruent dan positif, serta merata diberikan kepada semua siswa sesuai
dengan aspek keterampilan yang dipelajarinya.
Dari pernyataan tersebut, jelaslah bahwa semua siswa berhak mendapatkan
umpan balik dari gurunya mengenai tugas gerak yang telah dilakukan. Selain itu
juga perlu digaris bawahi bahwa tidak adanya kata umpan balik negatif. Dalam
pemberian umpan balik tidak diajurkan untuk memberikan umpan balik negatif
seperti kata-kata jangan dipukul, gerakan menendangnya salah, disertai dengan
suara yang keras. Mengapa ini tidak dianjurkan, karena bisa merusak kepercayaan
diri siswa dan malah membuat siswa merasa tidak bersemangat untuk melakukan
tugas gerak yang ditugaskan oleh gurunya, sehingga secara tidak langsung
membuat suasana hati siswa tidak senang yang berujung pada urungnya siswa
berinteraksi dengan sesama temannya. Hal ini dipertegas oleh Suherman (2009,
hlm. 145): “… penggunaan negatif feddback ini sangat jarang dianjurkan, mengingat khawatir akan merusak kepercayaan diri siswa.” Jadi jelaslah bahwa
umpan balik negatif sedapat mungkin diminimalisir dan lebih baik untuk
memberikan umpan balik positif. Budiman (2008) dalam penelitiannya
mengungkapkan umpan balik positif lebih memberikan dampak yang signifikan
dalam meningkatkan konsep diri yang positif pada siswa SD dibandingkan dengan
pemberian umpan balik neutral. Akan tetapi guru bisa memberikan umpan balik
11
Andi Kurniawan Pratama, 2015
PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN D AN PEMBERIAN UMPAN BALIK D ALAM PEMBELAJARAN PENJAS TERHAD AP PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
gerakan tidak sesuai dengan yang ditugaskan oleh gurunya contohnya tugas gerak
yang diperintahkan ialah menendang, siswa malah melakukan tugas gerak
memukul. Situasi seperti ini jelas telah keluar dari koridor pembelajaran.
Merujuk pada masalah yang telah diungkapkan, keterampilan sosial dapat
dibentuk dalam proses pendidikan di sekolah, salah satunya melalui pendidikan
jasmani yang terlaksana melalui model pembelajaran. Berdasarkan uraian
tersebut, maka tujuan penelitian ini untuk mengetahui model pembelajaran
kooperatif tipe STAD maupun model pembelajaran langsung melalui pemberian
umpan balik positif dan umpan balik negatif yang diduga memberikan perbedaan
pengaruh terhadap peningkatan keterampilan sosial siswa.
B. Identifikasi Masalah Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah penelitian yang telah diuraikan,
peneliti mengidentifikasi masalah penelitian sebagai berikut:
1. Masalah-masalah sosial yang terjadi di Indonesia seperti tindakan kekerasan,
tawuran antar pelajar, bahkan pembunuhan merupakan bentuk-bentuk masalah
sosial yang salah satunya ditimbulkan karena rendahnya keterampilan sosial.
2. Fenomena guru penjas yang seakan-akan terpaku menggunakan model
pembelajaran konvensional dalam proses pembelajaran, yakni pembelajaran
yang berpusat pada guru.
3. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu metode
dalam pembelajaran tim siswa yang terdiri dari lima komponen utama yakni
presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual dan rekognisi tim.
4. Guru kurang memahami esensi dari pemberian umpan balik, sehingga umpan
balik yang seharusnya diberikan guna meningkatkan motivasi siswa dalam
belajar seakan-akan tidak diberikan dengan baik.
C. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan
Andi Kurniawan Pratama, 2015
PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN D AN PEMBERIAN UMPAN BALIK D ALAM PEMBELAJARAN PENJAS TERHAD AP PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
1. Apakah terdapat perbedaan peningkatan keterampilan sosial antara model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan model pembelajaran langsung?
2. Apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan pemberian
umpan balik terhadap peningkatan keterampilan sosial siswa?
3. Apakah terdapat perbedaan peningkatan keterampilan sosial antara model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan model pembelajaran langsung
pada siswa yang disertai pemberian umpan balik positif?
4. Apakah terdapat perbedaan peningkatan keterampilan sosial antara model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan model pembelajaran langsung
pada siswa yang disertai pemberian umpan balik negatif?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah penelitian yang telah diuraikan, maka yang
menjadi tujuan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan peningkatan keterampilan sosial
antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan model pembelajaran
langsung.
2. Untuk mengetahui apakah terdapat interaksi antara model pembelajaran
dengan pemberian umpan balik terhadap peningkatan keterampilan sosial
siswa.
3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan peningkatan keterampilan sosial
antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan model pembelajaran
langsung pada siswa yang disertai pemberian umpan balik positif.
4. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan peningkatan keterampilan sosial
antara model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan model pembelajaran
langsung pada siswa yang disertai pemberian umpan balik negatif.
13
Andi Kurniawan Pratama, 2015
PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN D AN PEMBERIAN UMPAN BALIK D ALAM PEMBELAJARAN PENJAS TERHAD AP PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Penulis berharap semoga dari hasil penelitian yang dilakukan dapat
digunakan sebagai:
a. Manfaat Teoritis
Secara teoritis dapat memperkaya keilmuan terutama dalam ranah afektif,
yang diharapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD melalui pemberian
umpan balik positif dan negatif mampu meningkatkan keterampilan sosial
sehingga perilaku-perilaku remaja yang menyimpang setidaknya bisa berkurang.
b. Manfaat Praktis
Secara praktis hasil penelitian ini bisa dijadikan pedoman bagi:
1) Bagi siswa, dapat meningkatkan keterampilan sosialnya sehingga akan
berakibat bagi kehidupannya dimasa yang akan datang sehingga mendapatkan
hidup yang lebih baik.
2) Bagi guru, sebagai salah satu alternatif bentuk pembelajaran dengan
menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD disertai pemberian
umpan balik positif dan negatif guna meningkatkan keterampilan sosial.
3) Bagi sekolah, dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan
program-program selanjutnya seperti acuan untuk menggunakan model
pembelajaran tipe STAD dalam rencana program pembelajaran.
F. Sistematika Organisasi Tesis
Dalam penelitian ini, sistematika penulisan mengacu pada pedoman
penulisan karya ilmiah yang dikeluarkan oleh Universitas Pendidikan Indonesia
pada tahun 2013. Berikut adalah sistematika penulisannya:
Pada bab I yang merupakan pendahuluan berisi latar belakang penelitian
yang menjelaskan mengapa masalah tersebut diteliti, identifikasi masalah
penelitian yang menjelaskan mengapa munculnya variabel-varabel tersebut,
rumusan masalah penelitian yang berbentuk pertanyaan penelitian, tujuan
penelitian, manfaat penelitian dan sistematika organisasi tesis.
Bab II yang merupakan tinjauan teoritis berisi studi literature, pendapat
Andi Kurniawan Pratama, 2015
PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN D AN PEMBERIAN UMPAN BALIK D ALAM PEMBELAJARAN PENJAS TERHAD AP PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
hipotesis. Pada bab II ini merupakan jawaban secara kajian teoritis atas
permasalahan yang dimunculkan pada bab I. Selanjutnya bab III berisi tentang
lokasi penelitian populasi/sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian,
definisi operasional, imstrumen penelitian, teknik pengumpulan data serta analisis
data.
Pada bab IV dipaparkan mengenai hasil pengolahan dan analisis data dari
data yang didapatkan melalui prosedur yang ditentukan pada bab III. Pada bab ini
dikemukakan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di bab I secara empirik
berdasarkan analisis data yang diperoleh yang selanjutnya membahas atau
mendiskusikan data dengan menghubungkannya dengan teori-teori dan juga
implikasi hasil penelitian. Dan pada bab V menjelaskan mengenai kesimpulan dan
juga dari hasil penelitian yang sudah dilakukan serta saran terhadap berbagai
Andi Kurniawan Pratama, 2015
PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN D AN PEMBERIAN UMPAN BALIK D ALAM PEMBELAJARAN PENJAS TERHAD AP PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu 48
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi dalam penelitian ini ialah Sekolah Menengah Pertama Negeri 1
Palasah, yang bertempat di Jalan Raya Waringin no 186, Desa Waringin,
Kecamatan Palasah, Kabupaten Majalengka.
2. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri
1 Palasah yang berjumlah 231 orang siswa yang terbagi ke dalam 8 kelas.
Pemilihan kelas VII sebagai populasi karena kelas VII merupakan masa peralihan
dari SD ke SMP, secara situasional merupakan lingkungan baru bagi siswa
sehingga keterampilan sosial dan kebiasaan belajarnya bisa dibentuk sejak mereka
masuk ke sekolah yang baru.
3. Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik cluster random
sampling sebagai teknik pengambilan sampelnya. Alasan pengambilan sampel ini
dikarenakan pihak sekolah yang berkaitan tidak mengizinkan siswa-siswinya
dipecah ke dalam kelas-kelas baru sebagai kelas penelitian. Selain itu, peneliti
ingin menjaga suasana kealamiahan kelas tersebut yang merupakan salah satu
fokus kajian dalam penelitian yang akan dilakukan. Ali (2012, hlm. 111) menjelaskan: “. . . apabila penyampelan dilakukan terhadap individu subyek maka suasana kealamiahan kelompok akan berubah, sedangkan suasana kealamiahan kelompok merupakan salah satu fokus kajian dalam riset.”
Maka untuk memilih kelas yang akan digunakan dalam penelitian ini,
peneliti menggunakan random dengan cara memilih kelas yang genap. Contohnya
kelas A = 1, B = 2, C = 3 dst, maka peneliti menetapkan kelas genap sebagai kelas
penelitian. Terpilihlah kelas VII B, VII D, VII F dan VII H sebagai kelas
Andi Kurniawan Pratama, 2015
PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN D AN PEMBERIAN UMPAN BALIK D ALAM PEMBELAJARAN PENJAS TERHAD AP PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
kelas VII D dan VII H sebagai kelas kontrol yang merujuk pada aturan
pengambilan sampel dengan cara random. Peneliti memilih empat kelas sebagai
sampel penelitian dengan pembagian sebagai berikut:
Tabel 3.1
Sampel Kelompok Penelitian
No Kelas Banyaknya
Siswa Kelompok Treatment
a. b. c. d. VII B VII D VII F VII H 27 orang 27 orang 29 orang 29 orang Eksperimen Kontrol Eksperimen Kontrol
Model kooperatif STAD + Umpan balik positif
Model langsung + Umpan balik positif
Model kooperatif STAD + Umpan balik negatif Model langsung + Umpan balik negatif
B. Desain Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan desain dalam metode eksperimen
murni yakni factorial design. Frankel et. al (2013, hlm. 277) menerangkan:
Another value of a factorial design is that it allows a researcher to study the interaction of an independent variable with one or more other variables, sometimes called moderator variables. Moderator variables may be either treatment variables or subject characteristic variables.
Maksud dari pernyataan di atas adalah nilai lain dari desain faktorial
memungkinkan peneliti untuk mempelajari interaksi dari variabel independen
dengan yang satu atau lebih variabel lainnya, kadang-kadang disebut variabel
moderator. Variabel moderator dapat berupa variabel perlakuan lain atau
karakteristik subjek variabel. Dengan kata lain, peneliti dapat melihat bagaimana
adanya pengaruh dari variabel lain yang ikut mempengaruhi penelitian.
Adapun desain penelitian yang disusun oleh penulis sebagai berikut:
Treatment R O X Y1 O
Control R O C Y1 O
Treatment R O X Y2 O
Control R O C Y2 O
Gambar 3.1
50
Andi Kurniawan Pratama, 2015
PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN D AN PEMBERIAN UMPAN BALIK D ALAM PEMBELAJARAN PENJAS TERHAD AP PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu Fraenkel et. al. (2012, hlm. 277)
Keterangan:
R : Random untuk pengambilan sampel
O : Pretest dan Posttest
X : Treatment model pembelajaran metode STAD
C : Kontrol dengan model pembelajaran langsung
Y1 : Umpan balik positif
Y2 : Umpan balik negatif
Sebagai ilustrasi dari desain faktorial di atas, berikut ilustrasi dari
desainnya:
Model
Pembelajaran (A) Pemberian
Umpan Balik (B)
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
(A1)
Model Pembelajaran Langsung
(A2)
Umpan balik Positif
(B1) A1B1 A2B1
Umpan balik Negatif
(B2) A1B2 A2B2
Gambar 3.2 Desain Faktorial 2x2 Fraenkel et. al. (2012, hlm. 277) Keterangan:
A1 : Model pembelajaran kooperatif tipe STAD
A2 : Model pembelajaran langsung
B1 : Umpan balik positif
B2 : Umpan balik negatif
A1B1 : Kelompok sampel penelitian dengan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD dan pemberian umpan balik positif
B2B1 : Kelompok sampel penelitian dengan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran langsung dan pemberian umpan balik positif
Andi Kurniawan Pratama, 2015
PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN D AN PEMBERIAN UMPAN BALIK D ALAM PEMBELAJARAN PENJAS TERHAD AP PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
pembelajaran kooperatif tipe STAD dan pemberian umpan balik negatif
A2B2 : Kelompok sampel penelitian dengan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran langsung dan pemberian umpan balik negatif
C. Metode Penelitian
Metode penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai
tujuan dari penelitian. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
ialah metode penelitian eksperimen, yakni eksperimen murni. Ciri dari penelitian
eksperimen ialah adanya randomisasi, perlakuan, mekanisme kontrol dan ukuran
keberhasilan. Apabila suatu penelitian eksperimen memenuhi ke empat hal
tersebut maka dapat dikatakan eksperimen murni (Maksum, 2012, hlm. 67).
Dalam penelitian ini, peneliti memilih sampel dengan cara dirandom yakni cluster
random dengan memilih kelas untuk kelas eksperimen maupun kelas kontrol
dengan cara random pula, kemudian adanya mekanisme kontrol untuk melihat
efektivitas perlakuan yang diberikan. Perlakuan yang diberikan yakni penerapan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan juga pemberian umpan balik
positif dan umpan balik negatif untuk dilihat pengaruhnya terhadap keterampilan
sosial siswa.
1. Limitasi Penelitian
a. Validitas Internal
Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah Factorial Design
With Randomization. Terdapat beberapa ancaman terhadap metode ini (Fraenkel
et. al, 2012: 280) sebagai berikut:
Tabel 3.2
Analisis Ancaman Validitas Internal Factorial With Randomization
Design S ubject Charac -teristics Mor-tality Loca-tion Instru-ment Decay Data Collector Characte-ristics Data Collector Bias Testi-ng Histo-ry Matura-tion Attitude of S ubjects Regres-sion Imple- menta-tion Factorial with randomiz ation ++ ++ - ++ - - + + ++ - ++
-Key: (++) 5 strong control, threat unlikely to occur; (+) 5 some control, threat may possibly occur; (–) 5 weak control, threat likely to occur;
52
Andi Kurniawan Pratama, 2015
PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN D AN PEMBERIAN UMPAN BALIK D ALAM PEMBELAJARAN PENJAS TERHAD AP PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan tabel di atas dapat dianalisis bahwa ancaman terhadap
validitas internal yang dikontrol sangat kuat dalam desain ini ialah karakteristik
subjek, kehilangan sampel, instrument decay, kematangan dan regresi. Yang
dikontrol kuat ialah tes dan sejarah, sedangkan ancaman yang dikontrol lemah
dalam desain ini ialah lokasi, karakteristik pengumpulan data, bias pengumpul
data, sikap subjek, dan implementasi. Untuk mengatasi ancaman yang dikontrol
lemah, peneliti berusaha mengurangi ancaman tersebut, antara lain:
1) Lokasi
Lokasi penelitian pada saat tes atau pemberian perlakuan (treatment) sama
yakni di SMP Negeri 1 Palasah, kemudian kelompok sampel dipilih dengan cara
random.
2) Karakteristik pengumpul data
Untuk proses pengumpulan data, peneliti dibantu oleh mahasiswa s1
jurusan PJKR UNMA yang penulis anggap mereka sudah memahami tentang tes
dan pengkuran dan mereka sudah lulus dari mata kuliah tes dan pengukuran yang
sebelumnya diberi pengarahan mengenai tata cara pengumpulan data.
3) Bias pengumpul data
Untuk menghindari terjadinya bias pada saat pengumpulan data, peneliti
memberkan pengarahan terhadap subjek penelitian tentang bagaimana tata cara
pengisisan angket dengan jelas.
4) Sikap subjek
Selama proses penelitian dari pretest, treatment sampai posttest peneliti
didampingi oleh guru pendidikan jasmani. Tes dan treatment dilakukan pada hari
yang berbeda sesuai dengan jadwal mata pelajaran penjas orkes.
5) Implementasi
Peneliti berusaha tetap menghadirkan guru penjas pada saat treatment
kelompok eksperimen sehingga kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
belajar dengan guru yang bersangkutan seperti pembelajaran biasanya.
Andi Kurniawan Pratama, 2015
PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN D AN PEMBERIAN UMPAN BALIK D ALAM PEMBELAJARAN PENJAS TERHAD AP PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
1. Model Pembelajaran Kooperatif; Metode Pembelajaran Tim Siswa STAD
Metzler (2000, hlm. 221) mendefinisikan model pembelajaran kooperatif
sebagai berikut: “It’s a set of teaching strategies that share key attributes, the
most important being the grouping of students into learning teams for set amounts of time or assignment, with the expectation that all students will contribute to the learning process and outcomes.” Dari kutipan tersebut dapat dijelaskan bahwa
model pembelajaran kooperatif adalah seperangkat strategi dalam pengajaran
yang sama-sama memberikan atribut kunci, yang paling penting adalah untuk
mengelompokan siswa ke dalam kelompok belajar dalam jumlah waktu maupun
tugas tertentu, dengan harapan semua siswa akan berkontribusi terhadap proses
maupun hasil belajar. Sedangkan metode pembelajaran tim siswa STAD, Slavin
(2005, dalam Nurulita 2009, hlm. 143) menjelaskan bahwa: STAD terdiri dari
lima komponen utama yakni presentasi kelas, tim, kuis, skor kemajuan individual,
rekognisi tim.
2. Umpan balik (Umpan balik)
Umpan balik (umpan balik) adalah perilaku guru untuk membantu setiap
siswa yang mengalami kesulitan belajar secara individu dengan cara menanggapi
hasil kerja siswa sehingga lebih menguasai materi yang disampaikan oleh guru
(Budiman). Jadi umpan balik merupakan tanggapan perilaku yang diberikan oleh
guru ketika sudah mengobservasi apa yang sudah dilakukan oleh siswa-siswinya
untuk meningkatkan kemampuan siswa tersebut. Contoh positif umpan balik
sudah dikemukakan sebelumnya, misal dengan menggunakan kata-kata: bagus,
menyenangkan, pintar, menarik dan hebat. ...Sementara itu, umpan balik negatif
adalah lawan dari umpan balik positif (Suherman (2009, hlm. 145). Dalam
penelitian ini, peneliti ingin memberikan perlakuan berupa umpan balik positif
tanpa disertai dengan umpan balik negatif dalam satu kelas atau kelompok
sampelnya. Dengan asumsi bahwa, apabila guru memberikan masukan yang
positif maka akan memberikan dampak positif secara psikologis terhadap siswa
seperti bertambahnya rasa percaya diri, lebih bersemangat dan lebih termotivasi
54
Andi Kurniawan Pratama, 2015
PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN D AN PEMBERIAN UMPAN BALIK D ALAM PEMBELAJARAN PENJAS TERHAD AP PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu 3. Social skill (Keterampilan Sosial)
Sjamsuddin dan Maryani (2008, hlm. 6, dalam Supriatna 2012, hlm. 39)
mengemukakan keterampilan ssosial bahwa: Suatu kemampuan secara cakap yang
tampak dalam tindakan, mampu mencari, memilah dan mengolah informasi,
mampu mempelajari hal-hal baru yang memecahkan masalah sehar-hari, memliki
keterampilan berkomunikasi baik lisan maupun tulisan, memahami, menghargai
dan mampu bekerjasama dengan orang lain yang majemuk, mampu
menstransformasikan kemampuan akademik dan beradaptasi dengan
perkembangan masyarakat global. Dalam penelitian ini keterampilan sosial
diartikan sebagai kemampuan bertinteraksi dengan orang lain melalui cara-cara
yang dapat diterima atau dinilai dalam konteks sosial, interaksi ini bersifat
menguntungkan bagi individu maupun orang lain dan lingkungan sekitarnya
Gresham dan Elliot (1990) mengemukakan unsur keterampilan sosial yang terdiri
dari coorperation, assertion, responsibility, emphaty dan self-control atau bisa
disingkat dengan CARES.
E. Instrumen Penelitian
Kualitas data yang diperoleh ditentukan oleh kualitas alat pengambilan
data atau pengukurannya yang digunakan. Jadi dalam memilih instrumen yang
akan digunakan sebaiknya peneliti melihat reliabilitas dan validitas instrument
tersebut. Instrumen untuk mengukur keterampilan sosial menggunakan kuisioner
atau angket.
Kuesioner yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner
tertutup mengenai keterampilan sosial yang didalamnya terdapat unsur-unsur
keterampilan sosial yakni coorperation, assertion, responsibility, emphaty dan
self-control atau bisa disingkat dengan CARES (Gresham and Elliot). Merujuk
dari SSRS (Social Skill Rating Scales), yang digunakan untuk mengukur
keterampilan sosial siswa adalah student form untuk grade 7-12 dengan sub skala
Andi Kurniawan Pratama, 2015
PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN D AN PEMBERIAN UMPAN BALIK D ALAM PEMBELAJARAN PENJAS TERHAD AP PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
mempertimbangkan kondisi siswa-siswi yang berbeda dengan keadaan di luar
negeri, maka kisi-kisi angket sebagai berikut:
Tabel 3.3
Kisi-kisi Angket Keterampilan Sosial Sebelum Uji Coba Sumber: Gresham and Elliot (1990)
Variabel Sub Variabel Indikator Nomor Soal
56
Andi Kurniawan Pratama, 2015
PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN D AN PEMBERIAN UMPAN BALIK D ALAM PEMBELAJARAN PENJAS TERHAD AP PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Skala pengukuan yang digunakan dalam penyekoran angket penelitian,
penulis mengacu pada skala Likert. Berdasarkan alternatif jawaban yang
disediakan untuk setiap pernyataan terdiri dari lima alternatif jawaban, dari mulai
yang positif sampai yang negatif. Adapun alternatif jawaban yang penulis
sediakan untuk setiap item pernyataan dimulai dari Sangat Setuju, Setuju,
Ragu-ragu, Tidak Setuju, dan Sangat Tidak Setuju. Kategori penyekoran untuk setiap
pernyataan item tes, dapat dilhat pada tabel 3.4.
Tabel 3.4
Skor Alternatif Jawaban
F. Proses Pengembangan Instrumen Penelitian
Keterampila n Sosial 1. Kerjasama 2. Penegasan 3. Empati 4. Pengendalian Diri
1. Membantu orang lain 2. Berbagi materi 3. Mematuhi aturan dan
petunjuk
1. Bertanya informasi pada orang lain
2. Memperkenalkan diri 3. Menanggapi tindakan
orang lain
1. Menunjukkan kepedulian 2. Menghormati perasaan dan
sudut pandang orang lain
1. Menanggapi gangguan dengan sewajarnya 2. Mengambil giliran dan
mau berkorban
16, 37 34, 28 3, 40 4, 12 1, 21 19, 35 6, 15 31, 24 7, 25 10, 36 23, 8 11, 2 13, 30 20, 9 33, 5 14, 29 39, 22 18, 26 38, 27 32, 17
Alternatif Jawaban Skor Pernyataan Positif Negatif
Sangat Setuju (SS) 5 1
Setuju (S) 4 2
Ragu-ragu (R) 3 3
Tidak Setuju (TS) 2 4
[image:34.596.108.525.111.375.2]Andi Kurniawan Pratama, 2015
PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN D AN PEMBERIAN UMPAN BALIK D ALAM PEMBELAJARAN PENJAS TERHAD AP PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
Proses pengembangan instrument ini dilakukan untuk menguji validitas,
reliabilitas dan objektivitas dari instrument yang digunakan. Hal-hal yang
dilakukan oleh peneliti adalah:
1. Berkonsultasi dengan ahli bahasa dan ahli psikologi mengenai pernyataan tiap
butirnya.
2. Melakukan uji coba angket terhadap siswa atau kelompok sampel diluar
sampel penelitian yang karakteristiknya mendekati sampel penelitian yakni
siswa kelas VII SMPN 1 Palasah diluar kelas sampel penelitian. Uji coba
angket ini dilaksanakan pada tanggal 6-8 Mei 2014 kepada kelas VII diluar
kelas sampel penelitian sebanyak 2 kelas dengan jumlah siswa sebanyak 49
orang siswa.
3. Menghitung nilai validitas dan reliabilitas angket yang sudah di uji coba
menggunakan bantuan Microsoft Excel dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas
Nomor r hitung r tabel Keterangan
1 0,54 0,28 Valid
2 0,37 0,28 Valid
3 0,32 0,28 Valid
4 0,53 0,28 Valid
5 0,10 0,28 Tidak Valid
6 0,46 0,28 Valid
7 0,44 0,28 Valid
8 0,59 0,28 Valid
9 0,45 0,28 Valid
10 0,34 0,28 Valid
11 0,51 0,28 Valid
12 0,26 0,28 Tidak Valid
13 0,19 0,28 Tidak Valid
14 0,43 0,28 Valid
15 0,49 0,28 Valid
16 0,35 0,28 Valid
[image:35.596.150.493.444.743.2]58
Andi Kurniawan Pratama, 2015
PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN D AN PEMBERIAN UMPAN BALIK D ALAM PEMBELAJARAN PENJAS TERHAD AP PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
18 0,25 0,28 Tidak Valid
19 0,41 0,28 Valid
20 0,68 0,28 Valid
21 0,42 0,28 Valid
22 0,27 0,28 Tidak Valid
23 0,30 0,28 Valid
24 0,36 0,28 Valid
25 0,14 0,28 TidakValid
26 0,52 0,28 Valid
27 0,42 0,28 Valid
28 0,61 0,28 Valid
29 0,42 0,28 Valid
30 0,53 0,28 Valid
31 0,49 0,28 Valid
32 0,37 0,28 Valid
33 0,51 0,28 Valid
34 0,60 0,28 Valid
35 0,15 0,28 Tidak Valid
36 0,54 0,28 Valid
37 0,22 0,28 Tidak Valid
38 0,53 0,28 Valid
39 0,58 0,28 Valid
40 0,58 0,28 Valid
Untuk menyatakan butir pernyataan tersebut valid atau tidak valid, penulis
menggunakan nilai r tabel product moment dengan signifikansi untuk α = 0,05 dan
dk = 49 - 2 =47, maka diperoleh nilai-nilai r = 0,28. Kemudian r tabel
dibandingkan dengan r hitung, jika r hitung > r tabel maka butir pernyataan
dinyatakan valid, jika r hitung < r tabel maka butir pernyataan dinyatakan tidak
valid. Dari tabel 3.5 dapat diketahui bahwa terdapat 32 butir pernyataan yang
dinyatakan valid dan 8 butir pernyataan yang dinyatakan tidak valid yakni butir
pernyataan nomor 5, 12, 13, 18, 22, 25, 35 dan 37. Berikut merupakan tabel 3.6
Andi Kurniawan Pratama, 2015
PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN D AN PEMBERIAN UMPAN BALIK D ALAM PEMBELAJARAN PENJAS TERHAD AP PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu Tabel 3.6
Kisi-kisi Angket Keterampilan Sosial Setelah Uji Coba Sumber: Gresham and Elliot (1990)
Selanjutnya untuk mengetahui nilai relibilitas instrument penulis
menggunakan teknik belah dua dengan signifikansi menggunakan rumus:
Maka di dapat nilai reliabilitas sebesar 0,83. Untuk menentukan klasifikasi
koefisien korelasi merujuk pada Singapure Med (2009) dibawah ini:
The values for the reliability coefficient ranged from 0 to 1, where ICC
< 0 indicated “no reliability”, ≥ 0 but < 0.2 “slight reliability”, 0.2 to
< 0.4 “fair reliability”, 0.4 to < 0.6 “moderate reliability”, 0.6 to < 0.8 “substantial reliability”, and 1 “almost perfect reliability
Maksud dari kutipan di atas adalah nilai dari koefisisen reliabilitas berkisar
antara 0 sampai 1, jika nilai reliabilitas kurang dari 0 berarti “tidak reliabel”. Jika
Variabel Sub Variabel Indikator Nomor Soal
+ - Keterampilan Sosial 1. Kerjasama 2. Penegasan 3. Empati 4. Pengendalian Diri
1. Membantu orang lain 2. Berbagi materi 3. Mematuhi aturan dan
petunjuk
1. Bertanya informasi pada orang lain
2. Memperkenalkan diri 3. Menanggapi tindakan orang
lain
1. Menunjukkan kepedulian 2. Menghormati perasaan dan
sudut pandang orang lain
1. Menanggapi gangguan dengan sewajarnya
[image:37.596.108.543.164.497.2]60
Andi Kurniawan Pratama, 2015
PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN D AN PEMBERIAN UMPAN BALIK D ALAM PEMBELAJARAN PENJAS TERHAD AP PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu
nilainya di antara 0-0,2 berarti “rendah”, jika nilainya di antara 0,2-0,4 berarti “cukup”, jika nilainya di antara 0,4-0,6 berarti “sedang”, jika nilainya di antara 0,6-0,8 berarti “kuat” dan jika nilainya 1 “hampir sempurna”. Merujuk pada
Singapure Med (2009) mengenai pedoman untuk memberikan interpretasi
koefisien korelasi, maka uji reliabilitas tes angket mengenai keterampilan sosial
(0,83) mempunyai kriteria kuat.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini harus
dilakukan dengan tepat, sehingga benar-benar di dapat data valid dan relevan.
Untuk waktu pengumpulan data atau waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal
6 Oktober-28 November 2014 atau selama delapan minggu. Teknik yang
diterapkan mengumpulkan data dalam penelitian ini terdiri dari tiga langkah yakni
pretest, treatment dan posttest. 1. Pretest
Tes awal ini bertujuan untuk mengetahui keterampilan sosial siswa
sebelum diberikan treatment baik kelompok eksperimen maupun kelompok
kontrol. Instrument yang digunakan mengadopsi angket Social Skill Rating Scale
(SSRS) Student Form (Gresham and Elliot) yang butir pernyataanya sudah di uji
cobakan sebelumnya sehingga mendapatkan angket yang valid dan reliable.
2. Treatment
Treatment yang digunakan dalam penelitian ini ialah model pembelajaran
kooperatif tipe STAD melalui umpan balik positif dan umpan balik negatif.
Program yang diberikan selama 12 pertemuan mengacu kepada penelitian yang
dilakukan oleh Gülay et. al. (2010) untuk melihat keterampilan sosial siswa.
Andi Kurniawan Pratama, 2015
PENGARUH MOD EL PEMBELAJARAN D AN PEMBERIAN UMPAN BALIK D ALAM PEMBELAJARAN PENJAS TERHAD AP PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL SISWA
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu|perpustakaan.upi.edu Tabel 3.7
Program Pembelajaran
Mode l Pe mbe lajaran Koope ratif Tipe STAD Mode l Pe mbe lajaran Konve nsional 1 Pretest sebelum pemberian treatmen Pretest
2 Materi pembelajaran permainan bola voli Materi pembelajaran permainan bola voli 3 Materi pembelajaran permainan bola voli Materi pembelajaran permainan bola voli 4 Materi pembelajaran permainan sepak bola Materi pembelajaran permainan sepak bola 5 Materi pembelajaran permainan sepak bola Materi pembelajaran permainan sepak bola 6 Materi pembelajaran permainan bola basket Materi pembelajaran permainan bola basket 7 Materi pembelajaran permainan