AUDIT FUNGSI PENGELUARAN KAS UNTUK MENDETEKSI ADANYA KERUGIAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
(Studi kasus pada PT. Sami Karya Jombang)
Etika Dwi Lestari
JurusanAkuntansi Fakultas Ekonomi Univ. Islam Kadiri
ABSTRAK
PT. Sami Karya adalah perusahaan yang bergerak dibidang real estate dan property, yang beralamat di JL.Kapten Tendean Cluster Pulo Mas kavling 6 Desa Pulo Lor Kec. Jombang. Kab.
Jombang didirikan berdasarkan akta pendirian No. 213, tanggal 21 Oktober 2005 dengan bentuk Badan Hukum Perseroan Terbatas yang telah mendapatkan pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia No. C-34599 HT.01.01.TH.2005, tanggal 27 Desember 2005. Perusahaan ini belum pernah mengadakan audit fungsi pengeluaran kas, hal ini bisa dibuktikan dengan melihat laporan keuangan perusahaan yang belum memenuhi standart kelayakan pencatatan. Tujuan yang hendak dicapai dengan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana prosedur audit fungsi pengeluaran kas dapat digunakan untuk mendeteksi adanya kerugian kewajiban jangka pendek .
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini berupa laporan laba rugi, neraca, dan laporan biaya biaya operasional serta gaji dan upah. Data kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini berupa data gambaran umum perusahaan, sejarah perkembangan perusahaan dan struktur organisasi. Data yang dianalisis dalam penelitian ini adalah data mengenai hutang usaha dan hutang gaji tahun 2010-2011. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah diskriptif kuantitatif dan alat analisis yang digunakan adalah rumus rasio perhitungan hutang usaha dan hutang gaji karyawan.
Dari hasil analisis disimpulkan bahwa dengan adanya audit fungsi pengeluaran kas akan membantu perusahaan mendeteksi adanya kerugian perusahaan dari kewajiban jangka pendek akibat belum terpenuhinya standart kelayakan pencatatan dan ketidakwajaran atas kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang serta mengetahui adanya hutang gaji yang timbul dari pencatatan gaji fiktif sehingga mengurangi timbulnya kerugian oleh perusahaan.
Kata kunci : kewajiban jangka pendek (hutang usaha dan hutang gaji karyawan) PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan dunia bisnis di jaman era global menuntut seluruh perusahaan untuk memperoleh keuntungan yang maksimal. Agar tujuan perusahaan dapat tercapai diperlukan suatu manajemen yang dapat mengatur segala sesuatu yang berkaitan dengan kegiatan- kegiatan perusahaan supaya lebih baik. Salah satu keputusan yang harus diambil oleh manajemen adalah tentang pengelolaan pengeluaran kas.
Kas adalah salah satu unsur aktiva yang paling likuid karena kas merupakan alat pertukaran atau pembayaran yang siap dan bebas digunakan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. Manajemen bertanggung jawab atas pengeluaran kas.
Dalam hal pengeluaran kas dapat dilakukan melalui dua cara yaitu dengan menggunakan cek dan uang tunai.
Hampir setiap transaksi perusahaan
dengan pihak luar menggunakan kas. Oleh
karena itu kas mempunyai sifat mudah
dipindahtangankan dan tidak dapat dibuktikan
pemiliknya maka uang kas yang keluar akan
mudah disalahgunakan. Melihat kondisi kas yang demikian beresiko, maka sangat penting untuk dibuatkan suatu perlindungan terhadap kas dalam aktivitas perusahaan. Sistem perlindungan ini berkaitan dengan sistem pengendalian internal perusahaan yaitu berupa suatu audit fungsi pengeluaran kas yang baik.
Dengan adanya audit fungsi pengeluaran kas ini dapat diketahui bagaimana pergerakan keluarnya uang kas, sehingga kontrol terhadap uang kas dapat berlangsung dengan baik.
Adanya kontrol internal yang teratur terhadap posisi laporan keuangan suatu perusahaan, akan dapat meminimalkan adanya kemungkinan pencatatan yang salah saji atas pengeluaran kas. Pada dasarnya audit intern bukan dimaksudkan untuk meniadakan semua kemungkinan kesalahan yang terjadi, akan tetapi audit diterapkan untuk mendeteksi adanya kesalahan pencatatan yang salah saji dan kerugian dalam batas-batas yang wajar sehingga kalaupun terjadi kesalahan atas kas dapat diketahui.
Kerugian tersebut timbul diakibatkan dari kewajiban jangka pendek yaitu kewajiban perusahaan yang meliputi saldo hutang dagang dari pembelian serta hutang gaji dan upah karyawan yang harus dibayar perusahaan.Dalam mengaudit kewajiban jangka pendek yang perlu diperhatikan perusahaan adalah kecenderungan perusahaan untuk mencatat kewajibannya lebih rendah dari yang sebenarnya (understatement of liabilities) dengan tujuan melaporkan laba lebih besar dari jumlah yang sebenarnya misalnya dengan tidak mencatat sebagian biaya dan pembelian barang dagangan/bahan baku yang belum dibayar, untuk itu pemeriksaan ini harus disertai prosedur yang disebut “searching of unrecorded liabilities”, dengan cara memeriksa pembayaran sesudah tanggal neraca.
Tujuan audit kewajiban jangka pendek diantaranya untuk mengaudit apakah terdapat internal kontrol yang baik atas hutang jangka pendek, untuk menilai kewajaran kewajiban jangka pendek yang disajikan di dalam neraca dengan didukung oleh bukti-bukti yang lengkap dan berasal dari transaksi yang betul- betul terjadi, untuk mengaudit apakah semua kewajiban jangka pendek perusahaan sudah tercatat pada tanggal neraca, untuk mengaudit apakah biaya yang masih harus dibayar
jumlahnya tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil, untuk mengaudit apakahbiaya bunga dan bunga yang terhutang dari hutang jangka pendek telah dicatat per tanggal neraca, untuk mengaudit apakah biaya hutang jangka pendek yang tercatat pada tanggal neraca betul telah terjadi dihitung secara akurat dan merupakan beban perusahaan, untuk mengaudit apakah semua persyaratan dalam perjanjian kredit telah diikuti oleh perusahaan sehingga tidak terjadi “Bank Default”, untuk mengaudit apakah penyajian kewajiban jangka pendek di dalam neraca dan catatan atas laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum (SAK), dari tingkat kesesuaian kelengkapan, kas, dan kewajiban tersebut dapat diketahui ada atau tidaknya kerugian dalam perusahaan dan seberapa besar kerugian tersebut dapat terdeteksi.
Lebih lanjut PT. Sami Karya adalah perusahaan yang bergerak dibidang real estate dan property, didirikan berdasarkan akta pendirian No. 213, tanggal 21 Oktober 2005 dengan bentuk Badan Hukum Perseroan Terbatas yang memerlukan adanya suatu audit fungsi pengeluaran kas serta internal audit yang mampu menjaga integritas informasi akuntansi, sehingga dapat mendeteksi adanya pencatatan yang salah saji, pemborosan dan kerugian yang dilakukan oleh pihak di dalam maupun di luar perusahaan. Suatu internal audit yang baik akan berguna untuk : Mengaudit pencatatan akuntansi, Mengaudit ketelitian dan kebenaran data akuntansi, Memajukan efisiensi dalam operasi, dan Membantu menjaga agar tidak ada kerugian yang cukup tinggi dari kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu.
Selain itu, internal audit juga harus dapat memudahkan pelacakan kesalahan baik yang disengaja atau tidak, sehingga dapat memperlancar prosedur audit. Agar dapat berjalan efektif, internal audit memerlukan adanya pembagian tanggung jawab yang jelas dalam organisasi, fungsi wewenang dan prosedur pencatatan, praktek pelaksanaan yang sehat dan didukung pula dengan karyawan yang berkualitas.
Berdasarkan uraian diatas, mengingat
betapa pentingnya audit fungsi pengeluaran
kas maka permasalahan yang dihadapi
perusahaan adalah bagaimana pelaksanaan
pembagian tugas yang baik terhadap fungsi
yang terkait dengan siklus pengeluaran kas untuk melakukan pencatatan dan pemeriksaan dokumen maupun bukti transaksi terhadap posisi keuangan, khususnya pengeluaran kassehingga mengetahui ada atau tidaknya kerugian dari kewajiban jangka pendek.
Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang masalah diatas dapat diambil pokok permasalahan sebagai berikut : “Bagaimanakah prosedur audit fungsi pengeluaran kas dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya kerugian kewajiban jangka pendek”
Batasan Penelitian
Penelitian perlu diberi batasan agar dalam pembahasannya dapat lebih terarah dan tidak meluas. Maka pembahasan ditekankan pada:
a. Audit fungsi pengeluaran kas dibatasi pada proses pengidentifikasian fungsi pengeluaran kas berdasarkan transaksi pengeluaran kas atas hutang jangka pendek yaitu saldo hutang dagang dari pembelian serta hutang gaji dan upah karyawan.
b. Pengujian substantif atas saldo hutang sebagai alat analisis tahap pendeteksi kerugian dari hutang jangka pendek yaitu saldo hutang dagang dari pembelian serta hutang gaji dan upah karyawan.
c. Data transaksi pengeluaran kas yang digunakan periode 2010-2011.
Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini yaitu untuk menilai dan mengevaluasi bagaimanakah prosedur audit fungsi pengeluaran kas dapat dilakukan untuk mendeteksi adanya kerugian dari kewajiban jangka pendek.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh apabila penelitian dapat tercapai yaitu :
1. Manfaat Operasional
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan bagi perusahaan, sehingga memberikan suatu ide untuk mengadakan audit fungsi pengeluaran kas yang dapat mendeteksi adanya kerugian
yang ditimbulkan dari kewajiban jangka pendek.
METODE PENELITIAN
Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini membatasi data yang digunakan untuk tahun 2010-2011 dan pembahasan pemeriksaan fungsi pengeluaran kas hanya pada proses pengidentifikasian terhadap fungsi pengeluaran kas berdasarkan bukti transaksi pengeluaran dan transaksi pembelian serta bukti transaksi hutang gaji dan upah karyawan dengan melakukan pengujian substantif atas saldo hutang. Dalam melakukan pengauditan atas transaksi dan jumlah akun perlu diperhatikan kategori asersinya yang terdiri dari: existence or occurance (keberadaan atau keterjadian), completeness (kelengkapan), right and obligations (hak dan kewajiban), valuation or allocation (penilaian atau alokasi) dan presentation and disclosure (penyajian dan pengungkapan).
Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di PT. Sami Karya yang beralamat di JL.Kapten Tendean Cluster Pulo Mas kavling 6 Desa Pulo Lor Kec. Jombang.
Kab. Jombang. Alasan memilih lokasi penelitian ini karena perusahaan bersedia memberikan datanya untuk diteliti khususnya berkaitan dengan data yang dibutuhkan peneliti.
Jenis Data
Data yang digunakan oleh peneliti adalah : 1. Data Primer
Data Primer adalah data yang langsung dari sumbernya diantaranya :
a. Gambaran umum perusahaan dan sejarah singkat perusahaan
b. Struktur organisasi perusahaan.
c. Bukti transaksi pengeluaran kas (faktur) d. Data Laporan pengeluaran kas (jurnal) e. Data dari Buku pembantu pengeluaran kas 2. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain yaitu:
a. Metode dan prosedur pencatatan pengeluaran kas perusahaan
b. Definisi atau penjelasan yang didapat dari
buku penunjang (literatur)
Teknik Pengumpulannya
Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan adalah sebagai berikut :
1. Wawancara (Interview) 2. Dokumentasi
3. Observasi,
Identifikasi Variabel
Dalam penelitian ini variabel yang diteliti terdiri dari dua macam, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
1. Dalam penelitian ini yang bertindak sebagai variabel bebas adalah Fungsi Pengeluaran Kas 2. Dalam penelitian ini yang bertindak sebagai variabel terikat adalah Kerugian dari Kewajiban Jangka Pendek.
Definisi Operasional Variabel
Dalam penelitian ini terdapat beberapa definisi operasional variabel yaitu ;
1. Pengertian Fungsi Pengeluaran Kas
Fungsi Pengeluaran Kas adalah fungsi yang bertanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan pengeluaran baik dengan cek maupun dengan uang tunai yang digunakan untuk kegiatan umum perusahaan serta menyiapkan pembayaran dan menandatangani cek yang akan dibayarkan ke vendor serta melakukan pencatatan pengeluaran kas.
2. Pengertian Kerugian dari Kewajiban Jangka Pendek
Kerugian dari kewajiban jangka pendek yaitu kerugian yang diakibatkan dari hutang dagang pembelian serta hutang gaji dan upah karyawan.
Hutang Dagang dari Pembelian yaitu Kewajiban yang harus dibayar perusahaan yang disebabkan oleh tingginya volume transaksi pembelian secara kredit.
Hutang gaji dan Upah Karyawan yaitu Kewajiban yang harus dibayar perusahaan yang meliputi semua kejadian dan kegiatan yang berkaitan dengan kompensasi eksekutif dan tenaga kerja.
Teknik Analisis Data
Menurut pokok permasalahan teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk hutang dagang dari pembelian a. Mengidentifikasi semua data bukti transaksi yang telah dikumpulkan dan mencocokkannya
dengan pencatatan yang ada di dalam laporan pengeluaran kas.
b. Menganalisis sumber data yaitu merancang dan melakukan prosedur analitik untuk saldo hutang dagang dengan menggunakan rasio sebagai berikut:
Data-data untuk menghitung informasi dan rasio :
Tabel 3.1 PT.Sami Karya
Neraca
Per tanggal 31 Desember 2010 s/d 31 Desember 2011
Keterangan Debit Kredit Aktiva
Lancar Kas Bank Piutang Usaha Persediaan Aktiva Tetap Tanah Bangunan Kantor Inventaris Kendaraan Kewajiban Lancar Hutang Usaha Kewajiban Jangka Panjang Hutang Bank Modal Modal Laba ditahan
Rp 117.000.000 Rp –
Rp 40.000.000 Rp
1.000.000.00 0
Rp –
Rp –
Rp –
Rp –
Rp 73.800.000 Rp –
Rp 614.700.000 Rp 468.500.000
Rp 140.400.000 Rp – Rp 48.000.000 Rp 1.200.000.000 Rp – Rp – Rp – Rp – Rp 88.560.000 Rp –
Rp
737.640.000
Rp
562.200.000
PT.Sami Karya Laporan Rugi Laba
Per tanggal 31 Desember 2010 s/d 31 Desember 2011
Keterangan Debit Kredit
Penjualan unit rumah Harga pokok penjualan
Rp 3.122.000.000 Rp 2.450.000.000
Rp 3.748.400.000 Rp 2.940.000.000
LABA ( RUGI ) KOTOR
Rp 672.000.000 Rp 806.400.000
Biaya Penjualan dan Operasional
Rp 203.500.000 Rp 244.200.000
JUMLAH BIAYA
Rp 203.500.000 Rp 244.200.000 LABA
BERSIH SEBELUM PAJAK
Rp 468.500.000 Rp 562.200.000
Sumber : PT.Sami Karya (2010-2011) Rasio
Signifikansi Audit Jumlah Hari
Perputaran Hutang Usaha
Harga Pokok Penjualan terhadap Hutang Usaha
Rasio Lancar (Current Ratio)
Pengalaman sebelumnya atas jumlah hari perputaran hutang usaha dipadukan dengan pengetahuan tentang pembelian sekarang dapat bermanfaat dalam mengestimasi hutang periode berjalan.
Semakin pendek periode dapat menunjukkan masalah kelengkapan.
Jumlah ini akan berubah sekitar persentase yang sama dari tahun ke tahun , kecuali perusahaan mengubah kebijakan
pembayarannya.
Kenaikan yang
signifikan 0,1% atas
rasio lancar
dibandingkan dengan
pengalaman tahun sebelumnya dapat menunjukkan masalah kelengkapan. Namun rasio ini juga dapat dipengaruhi oleh perubahan akun aktiva.
d. Menganalisis hasil rasio dibandingkan dengan ekspektasi berdasarkan data tahun sebelumnya.
e. Membandingkan saldo beban dengan tahun sebelumnya atau jumlah yang dianggarkan untuk menyelidiki kemungkinan salah saji yang berkaitan dengan hutang yang tidak dicatat.
f. Jelaskan implikasi dari rasio tersebut terhadap strategi audit auditor dalam tahun ke- 2. Apakah tujuan audit spesifik yang mungkin mengandung salah saji sehingga terdeteksi adanya kerugian.
2. Untuk hutang gaji karyawan
a. Untuk Perbandingan Gaji untuk tahun 2010 dan 2011
Bulan 2011 2010 Perbandingan
tahun
Januari Xxx xxx (Naik / Turun)
Februari Xxx xxx (Naik / Turun)
Maret Xxx xxx (Naik / Turun)
April Xxx xxx (Naik / Turun)
Mei Xxx xxx (Naik / Turun)
Juni Xxx xxx (Naik / Turun)
Juli Xxx xxx (Naik / Turun)
Agustus Xxx xxx (Naik / Turun)
September Xxx xxx (Naik / Turun)
Oktober Xxx xxx (Naik / Turun)
November Xxx xxx (Naik / Turun)
Desember Xxx xxx (Naik / Turun)
b. Hitung informasi dan rasio untuk tahun 2010 dan 2011 tentang :
Biaya gaji dan upah rata-rata : Total biaya gaji dan upah untuk satu kelompok karyawan : dengan jumlah karyawan dalam kelompok tersebut.
Pendapatan per karyawan : Total pendapatan : jumlah karyawan purna waktu
Total biaya gaji dan upah sebagai persentase dari
pendapatan : Total beban gaji dan upah : total pendapatan
Beban pajak gaji dan upah sebagai persentase dari gaji
dan upah kotor : Total beban pajak gaji dan upah :gaji dan upah kotor
Membandingkan beban gaji dan upah (gaji dan upah, komisi, bonus, tunjangan karyawan, dan sebagainya) dengan saldo
atau anggaran tahun sebelumnya : Beban gaji dan upah tahun berjalan : beban gaji tahun sebelumnya
Membandingkan kewajiban gaji dan upah tahun berjalan dengan kewajiban gaji dan upah tahun
sebelumnya : Kewajiban pajak gaji dan upah tahun berjalan : kewajiban pajak gaji dan upah tahun lalu setelah disesuaikan dengan pertumbuhyan volume gaji dan upah
Menghitung rasio beban pajak gaji dan upah terhadap total beban gaji
dan upah : Beban pajak gaji dan upah : total beban gaji dan upah
Beban tunjangan karyawan sebagai persentase dari gaji dan upah kotor : Total beban tunjangan gaji : dan upah kotor
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian diatas maka maka diperoleh hasil sebagai berikut:
Perhitungan untuk hutang usaha perusahaan
Data-data untuk menghitung informasi dan rasio :
Tabel 4.1 PT.Sami Karya
Neraca
Per tanggal 31 Desember 2010 s/d 31 Desember 2011
Keterangan Debit Kredit
Aktiva Lancar Kas
Bank Piutang Usaha Persediaan Aktiva Tetap Tanah
Bangunan Kantor Inventaris Kendaraan Kewajiban Lancar Hutang Usaha Kewajiban Jangka Panjang
Hutang Bank Modal Modal Laba ditahan
Rp 117.000.000 Rp – Rp 40.000.000 Rp 1.000.000.000
Rp – Rp – Rp – Rp – Rp 73.800.000 Rp –
Rp 614.700.000 Rp 468.500.000
Rp 140.400.000 Rp – Rp 48.000.000 Rp 1.200.000.000
Rp – Rp – Rp – Rp – Rp 88.560.000 Rp –
Rp 737.640.000 Rp 562.200.000
PT.Sami Karya Laporan Rugi Laba
Per tanggal 31 Desember 2010 s/d 31 Desember 2011
Keterangan Debit Kredit
Penjualan unit rumah Harga pokok penjualan
Rp 3.122.000.000
Rp 2.450.000.000
Rp 3.748.400.000
Rp 2.940.000.000 LABA ( RUGI )
KOTOR
Rp 672.000.000 Rp 806.400.000
Biaya Penjualan dan Operasional
Rp 203.500.000 Rp 244.200.000
JUMLAH BIAYA
Rp 203.500.000 Rp 244.200.000
LABA BERSIH SEBELUM PAJAK
Rp 468.500.000 Rp 562.200.000
Sumber : PT.Sami Karya (2010-2011)
1. Perhitungan Hutang Usaha untuk tahun 2010
Jumlah hari perputaran
Hutang usaha = Hutang usaha : HPP x 360 hari
73.800.000 : 2.450.000.000 x 360 hari = 10 hari
Harga pokok penjualan terhadap
Hutang Usaha = Harga
pokok penjualan : Hutang usaha 2.450.000.
000 : 73.800.000 = 34%
Rasio Lancar
(Current Ratio) = Aktiva Lancar : Kewajiban Lancar
1.157.00 0.000 : 73.800.000 = 15,45%
4.2.1.2. Perhitungan Hutang Usaha untuk tahun 2011
Jumlah hari perputaran
Hutang usaha = Hutang
usaha : HPP x 360 hari
88.560.00 0 : 2.930.000.000 x 360 hari = 7 hari
Harga pokok penjualan terhadap
Hutang Usaha = Harga
pokok penjualan : Hutang usaha 2.940.000.
000 : 88.560.000 = 34%
Rasio Lancar
(Current Ratio) = Aktiva Lancar : Kewajiban Lancar
1.388.40 0.000 : 88.560.000 = 15,68%
a. Penjelasan mengenai jumlah hari perputaran hutang usaha: Untuk perhitungan perputaran hutang usaha menunjukkan semakin pendek periode dapat menunjukkan masalah kelengkapan yaitu periode untuk tahun 2010 = 10 hari dan tahun 2011 = 7 hari yang berarti bahwa semakin pendek periode perputaran hutang usaha ditahun 2011 maka semakin sulit perusahaan dalam melunasi hutang.
b. Penjelasan mengenai Rasio Lancar (Current Ratio) Kenaikan yang signifikan 0,1% atas rasio lancar dibandingkan dengan pengalaman tahun sebelumnya dapat menunjukkan masalah kelengkapan tahun
2010 mencapai 15,45% dan 2011 mencapai 15,68% sehingga mengalami kenaikan 23%
yang berarti bahwa semakin tinggi tingkat kenaikan atas rasio lancar di tahun 2011 maka menunjukkan semakin kecil kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang sehingga perusahaan cenderung mengalami kerugian akibat dari hutang yang semakin banyak.
Tabel 4.2
Hasil Analisis untuk Hutang Usaha dari pembelian
Rasio Signifikansi Audit
Jumlah Hari PerputaranHutang Usaha Tahun 2010 = 10 hari Tahun 2011 = 7 hari (semakin sulit perusahaan
dalam melunasi
hutangnya)
Harga Pokok Penjualan terhadap Hutang Usaha Kesimpulan Tahun 2010 dan 2011 sama-sama memiliki prosentase 34%
Rasio Lancar (Current Ratio)
Tahun 2010 = 15,45%
dan tahun 2011 = 15,68%
(semakin kecil
kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang)
Pengalaman sebelumnya atas jumlah hari perputaran hutang usaha dipadukan dengan pengetahuan tentang pembelian sekarang dapat bermanfaat dalam mengestimasi hutang periode berjalan. Semakin pendek periode dapat menunjukkan masalah kelengkapan.
Jumlah ini akan berubah sekitar prosentase yang sama dari tahun ke tahun , kecuali perusahaan mengubah kebijakan pembayarannya.
Kenaikan yang signifikan 0,1% atas rasio lancar dibandingkan dengan pengalaman tahun sebelumnya dapat menunjukkan masalah kelengkapan. Namun rasio ini juga dapat dipengaruhi oleh perubahan akun aktiva.
Sumber : Boynton,et.al. (2003) Untuk hutang gaji karyawan
Resiko bawaan pada siklus personalia cukup tinggi terjadi pada asersi kebedaan dan keterjadian ,penilaian atau pengalokasian ,serta penyajian dan pengungkapan.
Prosedur analitis
Prosedur analitis sangat bermanfaat dalam
pengidentifikasian kecurangan potensial,
misalnya apabila gaji atau upah kotor pegawai
lebih tinggi dari jumlah yang diperkirakan
auditor. Prosedur ini akan sangat efektif
apabila auditor bisa menggunakan perangkat
lunak audit digeneralisasi , mengelompokkan
(sort) pegawai berdasarkan kategori pegawai
dan kemudian menganalisis gaji atau upah rata-rata per kategori pegawai.
Tabel 4.3
Untuk Perbandingan Gaji untuk tahun 2010 dan 2011
Bulan 2011 2010 Perband
ingan tahun Januari (gaji)
50.000.000 untuk 50 karyawan
(gaji) 50.000.00 0 untuk 50 karyawan
(sama) (sama)
Februari (gaji) 60.000.000 untuk 50 karyawan
(gaji) 50.000.00 0 untuk 50 karyawan
(Naik) (sama)
Maret (gaji) 60.000.000 untuk 50 karyawan
(gaji) 50.000.00 0 untuk 50 karyawan
(Naik) (sama)
April (gaji) 65.000.000 untuk 52 karyawan
(gaji) 42.000.00 0 untuk 42 karyawan
(Naik) (sama)
Mei (gaji) 65.000.000 untuk 52 karyawan
(gaji) 42.000.00 0 untuk 42 karyawan
(Naik) (naik)
Juni (gaji) 70.000.000 untuk 56 karyawan
(gaji) 45.000.00 0 untuk 45 karyawan
(Naik) (naik)
Juli (gaji) 70.000.000 untuk 56 karyawan
(gaji) 45.000.00 0 untuk 45 karyawan
(Naik) (naik)
Agustus (gaji) 65.000.000 untuk 52 karyawan
(gaji) 55.000.00 0 untuk 55 karyawan
(Naik) (turun)
Septemb er
(gaji) 65.000.000 untuk 52 karyawan
(gaji) 55.000.00 0 untuk 55 karyawan
(naik) (naik)
Oktober (gaji) 63.000.000 untuk 50 karyawan
(gaji) 58.000.00 0 untuk 58 karyawan
(naik) (turun)
Novemb er
(gaji) 60.000.000 untuk 48 karyawan
(gaji) 58.000.00 0 untuk 58 karyawan
(naik) (turun)