BAB V
ANALISA PEMECAHAN MASALAH
Dalam upaya menarik kesimpulan dan mengambil keputusan, diperlukan asumsi-asumsi dan perkiraan-perkiraan. Secara umum hipotesis statistik merupakan pernyataan mengenai distribusi probabilitas populasi. Hipotesis ini perlu diuji untuk kemudian diterima atau ditolak.
Dari sebuah asumsi tentang lebih tingginya Angka Kebutuhan Hidup Minimum (AKHM) pekerja dibandingkan Upah Minimum Propinsi (UMP) DKI Jakarta tahun 2007, penulis melakukan pengumpulan dan pengolahan data dengan hasil yang dicapai sebagai berikut :
1. Jumlah sample (n) = 97 orang
2. Rata-rata angka kebutuhan hidup minimum (X) = Rp. 1.188.246,54 3. Deviasi standart (σ) belum diketahui, maka perlu dilakukan perhitungan
dengan menggunakan rumus
( )
21
1
∑
=
−
=
= n
i
X n Xi
σ S
X1 1.005.000 X2 1.532.000 X3 2.080.000 X4 937.000 X5 1.134.000 X6 1.436.000 X7 984.000 X8 1.182.000 X9 840.000 X10 990.000 X11 1.207.000 X12 1.629.000 X13 915.000 X14 1.533.000 X15 780.000 X16 1.464.000 X17 909.000 X18 1.047.000 X19 1.035.000 X20 1.175.000 X21 924.000 X22 897.000 X23 1.655.000 X24 1.156.000 X25 1.316.000 X26 1.240.000 X27 1.166.000 X28 1.246.000 X29 999.000 X30 1.469.000 X31 940.000 X32 998.000 X33 882.000 X34 940.000 X35 1.311.000 X36 1.318.000 X37 1.014.000 X38 1.192.000
-183.246,54 343.753,46
Tabel 5.1
n Nilai Rupiah
39.019.261,97
41.716.649.101,97
33.579.294.421,97
118.166.441.261,97
795.224.233.421,97
76.039.970.701,97
166.665.237.421,97
118.854.948.181,97
63.124.823.861,97
2.942.687.101,97
61.381.776.941,97
194.263.612.501,97
351.692.261,97
39.301.690.621,97
121.275.652.621,97
2.678.420.621,97
16.320.946.541,97
1.039.839.341,97
74.663.671.621,97
84.824.547.061,97
69.826.233.901,97
175.470.821,97
23.484.502.021,97
19.950.585.061,97
77.978.630.101,97
78.822.505.301,97
35.814.252.901,97
3.335.462.141,97
494.908.541,97
-348.246,54
30.361.856.701,97
14.088.461,97
16.835.960.381,97
217.858.792.421,97
15.068.411.941,97
61.626.344.621,97
93.786.943.261,97
36.193.745.981,97
61.626.344.621,97
891.753,46
127.753,46 -32.246,54 466.753,46 -291.246,54 -264.246,54 -13.246,54 -153.246,54 -141.246,54 -6.246,54
275.753,46 -408.246,54
344.753,46 -251.246,54
-204.246,54 247.753,46
-54.246,54
440.753,46 18.753,46 -198.246,54
-273.246,54
3.753,46 -174.246,54
129.753,46 122.753,46 -248.246,54 -306.246,54 -190.246,54 -248.246,54 -279.246,54
51.753,46
280.753,46 -189.246,54
57.753,46 -22.246,54
( )
21
∑= n −
i
X Xi
X
Xi − Xi − X 2
X39 1.065.000 X40 1.105.000 X41 1.510.000 X42 1.285.000 X43 1.186.000 X44 982.000 X45 843.000 X46 1.062.000 X47 1.020.000 X48 987.000 X49 1.164.000 X50 1.390.000 X51 1.632.000 X52 1.107.000 X53 1.135.000 X54 740.000 X55 1.444.000 X56 1.257.000 X57 1.036.000 X58 985.000 X59 1.132.000 X60 895.000 X61 1.378.000 X62 1.045.000 X63 1.276.000 X64 1.266.000 X65 1.012.000 X66 2.120.000 X67 1.018.000 X68 1.015.000 X69 1.486.000 X70 840.000 X71 1.270.000 X72 1.195.000 X73 960.000 X74 1.361.000 X75 1.650.000 X76 1.394.000
321.753,46 103.525.289.021,97 96.753,46 9.361.232.021,97 -2.246,54 5.046.941,97 -206.246,54 42.537.635.261,97 -345.246,54 119.195.173.381,97 -126.246,54 15.938.188.861,97 -168.246,54 28.306.898.221,97 -201.246,54 40.500.169.861,97
196.917.133.261,97
-81.246,54 6.601.000.261,97 -24.246,54 587.894.701,97 201.753,46 40.704.458.621,97
65.409.832.301,97
68.753,46 4.727.038.261,97 -53.246,54 2.835.194.021,97 -448.246,54 200.924.960.621,97
3.163.673.261,97
-293.246,54 85.993.533.221,97 -152.246,54 23.179.008.941,97 -203.246,54 41.309.156.021,97
7.700.669.741,97
77.753,46 6.045.600.541,97 189.753,46 36.006.375.581,97 -143.246,54 20.519.571.221,97
28.983.884.381,97
-173.246,54 30.014.363.621,97 31.062.842.861,97
931.753,46 868.164.510.221,97
6.683.628.221,97
6.753,46 45.609.221,97 88.657.122.941,97
-348.246,54 121.275.652.621,97
205.753,46 81.753,46 -170.246,54
461.753,46 213.216.257.821,97 42.334.486.301,97
52.096.483.021,97
172.753,46 29.843.757.941,97 n Nilai Rupiah
-228.246,54 297.753,46 -176.246,54
87.753,46 -56.246,54 255.753,46 443.753,46 -123.246,54
-83.246,54 6.929.986.421,97 15.189.709.621,97
X
Xi − Xi − X 2
X77 1.112.000 X78 912.000 X79 961.000 X80 1.617.000 X81 1.012.000 X82 1.189.000 X83 1.389.000 X84 1.174.000 X85 2.050.000 X86 1.126.000 X87 1.164.000 X88 1.406.000 X89 908.000 X90 1.665.000 X91 889.000 X92 2.020.000 X93 1.114.000 X94 1.010.000 X95 1.420.000 X96 1.207.000 X97 1.315.000
831.753,46
31.062.842.861,97
227.293.861.621,97
742.619.025.821,97
202.963.901,97
691.813.818.221,97
89.548.491.701,97
-176.246,54
-299.246,54 476.753,46 861.753,46 -14.246,54 -76.246,54
-227.246,54 51.640.989.941,97 428.753,46 183.829.529.461,97 5.813.534.861,97
-276.246,54 76.312.150.861,97 n Nilai Rupiah
753,46 567.701,97 200.753,46 40.301.951.701,97
-62.246,54 3.874.631.741,97 -24.246,54 587.894.701,97 217.753,46 47.416.569.341,97 -280.246,54 78.538.123.181,97
-74.246,54 5.512.548.701,97 -178.246,54 31.771.829.021,97
Jumlah ( ) 7.870.472.346.931,25 231.753,46 53.709.666.221,97 126.753,46 16.066.439.621,97 18.753,46 351.692.261,97
Σ
X
Xi − Xi − X 2
( )
21
1
∑
=
−
=
= n
i
X n Xi
σ S
25 , 931 . 346 . 472 . 870 . 977
= 1 S
55 , 174 . 890 . 138 .
= 81 S
89 , 848 .
=284 S
5.1 PERUMUSAN
Pengujian hipotesis menggunakan Uji Dua Arah (Two Tail Test) yaitu uji hipotesis yang menolak hipotesis nol jika hipotesis sample secara signifikan lebih tinggi atau lebih rendah dari pada nilai parameter populasi yang diasumsikan.
Pengujian hipotesis juga dilakukan dengan Chi Kuadrat (χ2) yaitu teknik pengujian hipotesis bila dalam populasi terdiri atas dua atau lebih kelas, data berbentuk nominal dan sampelnya besar.
Dalam hal ini hipotesis nol dan hipotesis alternatifnya masing-masing adalah :
∗ H0 : μ = 900.560 (Upah Minimum Propinsi/ UMP, mencukupi kebutuhan hidup minimum pekerja dalam satu bulan)
∗ H1 : μ ≠ 900.560 (Upah Minimum Propinsi/ UMP, tidak mencukupi kebutuhan hidup minimum pekerja dalam satu bulan)
1. Uji Dua Arah (Two Tail Test)
Dengan uji dua arah ini maka terdapat dua arah penolakan. Karena hipotesis nol akan ditolak jika nilai sampelnya terlalu tinggi atau terlalu rendah, maka jumlah total resiko kesalahan dalam menolak hipotesisi nol (disebut juga dengan tingkat kepentingan) sebesar α akan didistribusikan secara sama pada kedua arah kurva distribusi, jadi luas pada setiap daerah penolakan adalah α / 2.
Nilai sample lebih dari 30 (n > 30) maka menggunakan Tabel Distribusi Normal Standart (Tabel Z). Batas-batas daerah penolakan ditentukan dengan nilai Z yang bersesuaian dengan probabilitas α / 2 (ujung kiri) dan 1- α / 2 (ujung kanan).
Dalam uji hipotesis ini, batas penolakan dinyatakan dengan notasi Zα yang menyatakan nilai numerik pada sumbu Z dimana luas daerah di bawah kurva normal standart kanan Zα adalah α.
2. Chi Kuadrat (χ2)
Untuk dapat membuat keputusan tentang hipotesis yang diajukan, diterima ataukah ditolak, maka harga Chi Kuadrat hasil perhitungan perlu dibandingkan dengan Chi Kuadrat tabel dengan derajat kebebasan dan taraf kesalahan tertentu.
Dalam hal ini berlaku ketentuan, bila Chi Kuadrat hitung lebih kecil dari Chi Kuadrat tabel, maka H0 diterima, apabila Chi Kuadrat hitung lebih besar atau sama dengan Chi Kuadrat tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima.
5.2 PENGUJIAN HIPOTESIS
5.2.1 Uji Dua Arah (Two Tail Test)
Dalam pengujian hipotesis dilakukan dengan mengikuti prosedur umum yang terdiri dari tujuh langkah, yaitu :
1. Hipotesis nol dan hipotesis alternatif
a. H0 : μ = 900.560 (Angka Kebutuhan Hidup Minimum pekerja dalam satu bulan sesuai dengan Upah Minimum Propinsi/
UMP)
b. H1 : μ ≠ 900.560 (Angka Kebutuhan Hidup Minimum pekerja dalam satu bulan tidak sesuai dengan Upah Minimum Propinsi/ UMP)
2. Tingkat kesalahan/ Taraf Nyata (α = 0.05) 3. Distribusi pengujian
n = 97 > 30 (menggunakan tabel nilai-nilai dalam distribusi) 4. Definisi daerah-daerah penolakan (kritis)
Batas-batas daerah penolakan dua ujung : Derajat kebebasan (dk) = n – 1 = 97 – 1 = 96 Tingkat kesalahan α = 0.05
Dari tabel nilai-nilai dalam distribusi didapatkan Z = ± 1.987 5. Aturan keputusan
Tolak H0 dan terima H1, jika hasil pengujian Z < - 1.987 atau Z > + 1.987 dan terima H0 jika tidak demikian.
6. Perhitungan
X = Nilai rata-rata sample (hasil penyelidikan/ pengamatan) μ0 = Nilai hipotesis
n = Banyaknya elemen sample σ = Simpangan baku
( )
σ μ σ
μ X n
n
Z
0= X /− 0 = − 0( )
89 , 848 . 284
97 560 . 900 54 , 246 . 188 . 1
0
= −
Z
( )
89 , 848 . 284
849 , 9 54 , 686 . 287
0=
Z
89 , 848 . 284
732 , 424 . 833 . 2
0=
Z
947 .
0=9
Z
7. Pengambilan keputusan
Karena Z = 9.947 berada di daerah penolakan, dengan kata lain Z tidak berada diantara ± 1.987, maka hipotesis nol (H0) ditolak.
Berarti menerima H1, artinya Upah Minimum Propinsi/ UMP, tidak mencukupi kebutuhan hidup minimum pekerja dalam satu bulan.
Hal ini diperlihatkan pada gambar 5.1
Gambar 5.1 Uji Dua Arah
5.2.2 Chi Kuadrat (χ2)
1. Hipotesis nol dan hipotesis alternatif :
a. H0 : μ1 = μ2 = μ3 (Angka Kebutuhan Hidup Minimum pekerja dengan upah < UMP, = UMP, dan > UMP dalam satu bulan sama)
b. H1 : μ1 ≠ μ2 ≠ μ3 (Angka Kebutuhan Hidup Minimum pekerja dengan upah < UMP, = UMP, dan > UMP dalam satu bulan tidak sama)
2. Tingkat kesalahan/ Taraf Nyata (α = 0.05)
Untuk menguji hipotesis, maka data hasil pengamatan perlu disusun ke dalam tabel berikut ini :
Tabel 5.2 Chi Kuadrat (χ2)
Angka Kebutuhan Hidup Minimum
(AKHM)
f0 fh f0-fh (f0-fh)2 (f0-fh)2/fh
< UMP 998.333,33 1.188.246,54 (189.913) 36.067.026.066 30.353
= UMP 1.217.433,33 1.188.246,54 29.187 851.868.905 717
> UMP 1.348.972,97 1.188.246,54 160.726 25.832.986.256 21.740 Jumlah 3.564.739,64 3.564.739,64 0 62.751.881.228 52.810
χ2 = Chi Kuadrat
f0 = Frekuensi yang diobservasi fh = Frekuensi yang diharapkan
( )
∑
== n −
i fh
fh f
1
2 0
χ2
χ2 = 52.810
Dari hasil perhitungan diperoleh harga Chi Kuadrat (χ2) = 52.810
Karena dalam penelitian ini terdiri dari 3 kelompok pekerja (upah < UMP, upah = UMP, upah > UMP) dan jumlah f0 sama dengan jumlah fh, maka derajat kebebasannya (dk) adalah 3-1 = 2.
Taraf kesalahan 1% (0.05) sehingga dari Tabel Nilai Kritik Sebaran Chi Kuadrat (Ronald E. Walpole) dapat diperoleh harga Chi Kuadrat = 5.991.
Karena harga Chi Kuadrat hasil perhitungan lebih besar dari harga Chi Kuadrat tabel (52.810 > 5.991) maka H0 ditolak dan H1 diterima. Yang berarti bahwa memang ada perbedaan Angka Kebutuhan Hidup Minimum dari ketiga kelompok pekerja tersebut.
Hal ini diperlihatkan pada gambar 5.2
0 5.991
χ
2Gambar 5.2 Wilayah Kritik Chi Kuadrat
5.3 ANALISA EKONOMI
Untuk memenuhi angka kebutuhan hidup minimum pekerja dalam satu bulan, sangat bergantung pada jumlah pendapatan atau upah kerja dari pekerja itu sendiri dalam setiap bulannya. Pendapatan atau upah kerja yang tidak ideal untuk memenuhi angka kebutuhan hidup minimum dapat berpengaruh terhadap status ekonomi seorang pekerja.
Dalam hal ini status ekonomi terdiri dari tiga kategori yaitu golongan ekonomi kurang, cukup, dan lebih dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan pengertian sebagai berikut :
a) Golongan ekonomi kurang
Diartikan sebagai pekerja yang tidak dapat memenuhi angka kebutuhan hidup minimum selama satu bulan.
b) Golongan ekonomi cukup
Diartikan sebagai pekerja yang dapat memenuhi angka kebutuhan hidup minimum selama satu bulan.
c) Golongan ekonomi lebih
Diartikan sebagai pekerja yang memiliki persediaan setelah dapat memenuhi angka kebutuhan hidup minimumnya selama satu bulan.
Dari penelitian ini, rata-rata angka kebutuhan hidup minimum seorang pekerja di wilayah Jakarta Barat setiap satu bulan adalah sebesar Rp. 1.188.246,54 (satu juta seratus delapan puluh delapan ribu dua ratus empat puluh enam koma lima puluh empat rupiah). Sedangkan Upah Minimum Propinsi DKI Jakarta
tahun 2007 sebesar Rp. 900.560,00 (sembilan ratus ribu lima ratus enam puluh rupiah).
Dengan lebih tingginya angka kebutuhan hidup minimum seorang pekerja di wilayah Jakarta Barat setiap satu bulan (Rp. 1.188.246,54 / satu juta seratus delapan puluh delapan ribu dua ratus empat puluh enam koma lima puluh empat rupiah) terhadap pendapatan atau upah kerja sesuai dengan Upah Minimum Propinsi DKI Jakarta tahun 2007 yang telah ditetapkan (Rp. 900.560,00 / sembilan ratus ribu lima ratus enam puluh rupiah). Maka dapat dinyatakan seorang pekerja khususnya di wilayah Jakarta Barat yang memiliki pendapatan atau upah sesuai dengan Upah Minimum Propinsi DKI Jakarta, menyandang status golongan ekonomi kurang, yang diartikan sebagai pekerja yang tidak dapat memenuhi angka kebutuhan hidup minimum selama satu bulan.