1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Hasil belajar merupakan tolak ukur keberhasilan suatu pembelajaran, hasil belajar bisa diketahui dari evaluasi terhadap peserta didik setelah melakukan kegitan belajar mengajar melalui tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotor. Hasil belajar merupakan suatu kemampuan yang didapatkan oleh peserta didik setelah selesai pembelajaran, tujuan utama dari hasil belajar yaitu untuk mengetahui sampai manakah keberhasilan peserta didik dalam memahami materi yang diberikan guru saat pembelajaran (Putri, 2020:187).
Hasil belajar juga merupakan hal yang penting dalam pembelajaran, karena ketercapaian tujuan pembelajaran dilihat dari hasil belajar juga.
Tingginya hasil belajar siswa menunjukan bahwa siswa sudah memahami materi yang telah dipelajari dan rendahnya hasil belajar siswa menjadi salah satu permasalahan pada pemahaman siswa terhadap materi yang sudah dipelajari (Kurniawan, 2017: 157).
Permasalahan bisa saja terjadi dalam proses pembelajaran, misalnya metode pembelajaran yang berpusat pada guru, hal tersebut akan membuat siswa kurang aktif dan mempengaruhi hasil belajarnya. Selain itu, penggunaan model pembelajaran yang konvensional atau tidak bervariasi juga masih bisa menyebabkan permasalahan dalam pembelajaran. Dengan demikian dapat diketahui bahwa, proses pembelajaran yang berlangsung dengan baik itu tidak terlepas dari rancangan pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Guru yang menyajikan materi menggunakan model, metode yang bervariasi serta dibantu media yang tepat, dapat menciptakan pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan (Wote et al., 2020:97).
Permasalahan yang sering terjadi dalam pembelajaran adalah rendahnya hasil belajar siswa, inti dari pembelajaran juga akan mempengaruhi hasil belajar dan hasil belajar menjadi tolak ukur keberhasilan dari proses belajar mengajar. Permasalahan yang klasik dalam pembelajaran adalah guru yang belum bisa memilih, mengoptimalkan ataupun memakai model pembelajaran
2
yang tepat. Pembelajaran yang melibatkan siswa atau siswa yang berperan aktif didalamnya bisa membuat hasil belajar menjadi meningkat (Yuniarti and Sobandi, 2016:11).
Adapun faktor yang bisa mempengaruhi hasil belajar siswa itu ada faktor internal dan faktor eksternal. Contoh faktor internal adalah minat, motivasi, intelegensi, cara belajar dan kesehatan siswa. Sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan keluarga, lingkungan sekolah bahkan lingkungan masyarakat. (Wote et al., 2020:97).
IPA merupakan suatu ilmu pengetahuan mengenai peristiwa yang terjadi di alam, selain itu belajar dan mengamati tentang benda mati dan tidak mati.
Mata pelajaran sains di MTs dikenal dengan mata pelajaran IPA terpadu, maksudnya adalah pengajaran antara materi biologi, fisika dan kimia masih belum terpisah. Pembelajaran IPA ini bukan hanya mengajarkan konsep, fakta atau prinsip tentang alam, namun juga mengajarkan dalam memecahkan masalah, berfikir kritis bekerja sama bahkan menghargai perbedaan pendapat orang lain (Putri, 2020:187).
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru IPA kelas IX di MTsN 4 Tasikmalaya, salah satu permasalahan pembelajaran terjadi pada materi bioteknologi. Materi Bioteknologi ini merupakan salah satu materi yang sulit dipahami siswa terlebih pada proses atau cara menerapkannya, hal tersebut bisa diketahui berdasarkan hasil belajar siswa. Guru biasanya menyampaikan materi ini dengan metode ceramah berbantu slide presentasi, tetapi cara ini masih berpusat pada guru sehingga siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka digunakanlah model pembelajaran TANDUR berbantu video sebagai suatu inovasi baru terhadap model pembelajaran yang diterapkan disekolah, supaya belajar menjadi lebih menyenangkan dan siswa bisa berperan lebih aktif sehingga dengan adanya inovasi tersebut bisa meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa juga. Salah satu model pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan tidak terlalu berpusat pada guru sehingga bisa
3
meningkatkan hasil belajar siswa adalah Quantum Teaching dengan model TANDUR (Wote et al., 2020:97).
Model pembelajaran yang diterapkan sejauh ini masih banyak yang menggunakan model pembelajaran yang berpusat pada guru, padahal keaktifan siswa ketika belajar itu sangat diperlukan karena jika siswa hanya mendangarkan akan membuat menurunnya minat belajar siswa, daya fikir yang tidak berkembang dan secara otomatis hasil belajar siswa akan menurun.
Berdasarkan hal tersebut perlu adanya inovasi baru terkait model pembelajaran (Daryanti, 2018:49).
Menurut Wena dalam Wote (2020:97), quantum teaching model TANDUR merupakan inovasi baru dalam proses pembelajaran untuk membentuk perencanaan pembelajaran yang bisa meningkatkan hasil belajar siswa. Model pembelajaran quantum teaching juga bisa membuat pembelajaran menjadi nyaman dan menyenangkan, model ini memiliki rumusan yang dikenal dengan (TANDUR) “Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan”. dengan menerapkan langkah-langkah model pembelajaran TANDUR dengan baik, maka siswa akan nyaman, senang serta tidak bosan dan menjadi aktif selama pembelajaran. Menurut DePorter (2010:128), pembelajaran model TANDUR jika diterapkan pada tingkat kelas berapapun dan pelajaranan apapun diyakini bisa menumbuhkan minat belajar siswa dengan itu juga bisa meningkatkan hasil belajar siswa, karena melalui upaya penerapan model pembelajaran yang inovatif, tepat dan berpusat pada siswa, maka hasil belajar siswa akan mengalami peningkatan sesuai indicator pencapaian dalam penelitian.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penelitian ini bermaksud untuk menerapkan inovasi baru terkait model pembelajaran supaya bisa menyelesaikan permasalahan rendahnya hasil belajar siswa. Maka dari itu peneliti berencana untuk menjadikan model pembelajaran TANDUR sebagai solusi permasalahan pembelajaran yang ada di MTsN 4 Tasikmalaya dan bermaksud untuk melakukan suatu penelitian yang berjudul “Pengaruh Model
4
Pembelajaran TANDUR Berbantu Vidio pada Materi Bioteknologi untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TANDUR berbantu video pada materi bioteknologi untuk meningkatkan hasil belajar siswa ?
2. Bagaimana hasil belajar siswa dengan dan tanpa model pembelajaran TANDUR berbantu video pada materi bioteknologi ?
3. Bagaimana pengaruh model pembelajaran TANDUR berbantu video pada materi bioteknologi terhadap peningkatan hasil belajar siswa ?
4. Bagaimana respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TANDUR berbantu video pada materi bioteknologi ? C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mendeskripsikan keterlaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TANDUR berbantu video pada materi bioteknologi untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Untuk menganalisis hasil belajar siswa dengan dan tanpa model pembelajaran TANDUR berbantu video pada materi bioteknologi.
3. Untuk menganalisis pengaruh model pembelajaran TANDUR berbantu video pada materi bioteknologi terhadap peningkatan hasil belajar siswa.
4. Untuk mendeskripsikan respon siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TANDUR berbantu video pada materi bioteknologi.
D. Manfaat Penelitian
Melalui penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat untuk kemajuan pendidikan di MTsN 4 Tasikmalaya, khususnya dalam pembelajaran IPA. Adapun manfaat penelitian ini adalah :
5 1. Bagi Siswa
Melalui penelitian ini siswa mendapatkan pengalaman pembelajaran baru yang lebih aktif dan inovatif dengan menerapkan model pembelajaran TANDUR berbantu vidio, sehingga kegiatan belajar mengajar menjadi lebih menyenangkan dan siswa bisa lebih mudah memahami materi IPA yang dipelajari.
2. Bagi Guru
Guru bisa menerapkan model pembelajaran TANDUR ini sebagai model pembelajaran yang bisa membantu dalam menyampaikan materi IPA ataupun sebagai solusi untuk menciptakan pembelajaran yang melibatkan siswa, sehingga siswa lebih aktif, senang ketika belajar dan mudah memahami materi yang disampaikan.
3. Bagi Sekolah
Melalui penelitian ini juga, sekolah dapat mengembangkan model pembelajaran yang lebih inovatif lagi dan dengan adanya peningkatan hasil belajar sekolah akan memiliki lulusan yang baik.
4. Bagi Peneliti
Peneliti mampu menganalisis pembelajaran pada materi bioteknologi dengan menggunakan model TANDUR berbantu video untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu, melalui penelitian ini juga bisa dijadikan sebagai pembelajaran untuk mengetahui cara menciptakan pembelajaran yang interaktif dan mampu meningkatkan hasil belajar siswa, kemudian menjadi suatu pengalaman untuk menerapkan model pembelajaran yang inovatif.
E. Kerangka Pemikiran
Pembelajaran IPA merupakan interdisiplin ilmu yang tersusun sistematis dan didasarkan pada proses ilmiah. Pembelajaran IPA memiliki tujuan mengembangkan pengetahuan dan konsep IPA yang bisa memberikan manfaat dan bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, selain itu pembelajaran IPA juga bertujuan untuk mengembangkan daya berfikir kritis peserta didik (Wote, 2020: 97).
6
Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran IPA materi bioteknologi kelas IX tertuang dalam Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan no 37 tahun 2018, berdasarkan tujuan kurikulum 2013 Kompetensi Inti materi bioteknologi sama dengan Kompetensi inti pada materi lain yang terbagi atas empat yaitu, kompetensi sikap spiritual, sikap social, pengetahuan dan keterampilan. Sedangkan Kompetensi Dasar materi bioteknologi tercantum pada KD 3.7 yaitu menerapkan konsep dan peranan bioteknologi dalam kehidupan manusia. KD 4.7 membuat suatu produk bioteknologi konvensional yang terdapat di lingkungan sekitar (Permendikbud, 2018:49).
Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah materi bioteknologi kelas IX, setelah selesai menganalisis KI dan KD dari materi tersebut maka sebelum melakukan pembelajaran perlu dilakukan pembuatan Rancangan Proses Pembelajaran (RPP) yang terdiri dari KI dan KD kemudian dibuat Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK), tujuan dari pembelajaran sampai langkah-langkah pembelajaran. Tujuan dari pembuatan RPP adalah memperbaiki pembelajaran, sehingga diharapkan bisa meningkatkan kualitas pembelajaran (Nasution, 2017:187).
Penggunaan model pembelajaran yang tepat bisa mempengaruhi tercapainya tujuan dalam pendidikan selain itu bisa meningkatkan hasil belajar siswa termasuk pada materi IPA. Supaya bisa mencapai itu semua maka guru harus menerapkan model pembelajaran yang dimana ketika pembelajaran itu berlangsung siswa lebih berperan aktif sehingga siswa tidak merasa bosan saat mengikuti pembelajaran. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran quantum teaching tipe TANDUR berbantu vidio (Yahya, 2017:156).
Model pembelajaran TANDUR adalah model pembelajaran yang bisa membuat kegiatan pembelajaran jadi lebih bermakna bagi siswa karena seluruh siswa mengalami apa yang dipelajari bukan hanya melihat ataupun menghafalnya. Teknik pemberian pengalaman secara langsung terhadap siswa ketika pembelajaran berlangsung diberikan memalui penayangan video
7
motivasi pada awal pembelajaran dan video proses pembuatan beberapa produk bioteknologi kemudian mempraktikannya secara langsung itu akan mempermudah dan meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran. Selain itu dalam pembelajaran ini juga menggunakan strategi aktif misalnya diskusi, percobaan, atupun belajar kelompok sehingga bisa meningkatkan hasil belajar siswa juga. TANDUR merupakan singkatan dari beberapa fase pembelajaran yaitu, Tumbuhkan, Alami, Namai, Demostrasikan, Ulangi dan Rayakan. fase-fase tersebut merupakan tujuan dan sebagai pedoman bagi para pendidik untuk mempermudah pelaksanaannya.
Adapun fase-fase pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut : Tabel 1.1 Rancangan Pembelajaran TANDUR
Rancangan Penerapan
Tumbuhkan Menumbuhkan atau mengembangkan pemahaman awal siswa dengan mengajukan beberapa pertanyaan, menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran (De Porter, 2014:89). Melalui hal tersebut siswa siap dan aktif ketika pembelajaran berlangsung selain itu, guru juga bukan hanya sebagai peneransfer ilmu melainkan sebagai motivator, fasilitator ataupun mediator.
Alami Kegiatan untuk memberi pengalaman dengan memanfaatkan keingintahuan siswa. Pembelajaran ini akan lebih bermakna dengan memberikan pengalaman secara nyata kepada siswa tentang materi yang dipelajari. Dalam pembelajaran ini dibantu dengan penayangan video proses pembuatan beberapa produk bioteknologi sebelum siswa mempraktikan pembuatannya secara langsung Namai Kegiatan untuk mengajarkan konsep atau
keterampilan berfikir sebagai pengantar materi yang
8
akan disampaikan. Penamaan ini bisa memusatkan fikiran siswa untuk mendapatkan informasi, identitas dan mengidentifikasi.
Demonstrasikan Kegiatan memberi peluang atau kesempatan kepada siswa untuk berlatih, menerapkan dan menunjukan apa yang siswa ketahui dari materi yang telah dipelajari, misal menyampaikan hasil diskusi.
Ulangi Kegiatan untuk memperkuat pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan, bisa dilakukan dengan meminta untuk menyimpulkan materi yang dipahami masing-masing siswa.
Rayakan Sebuah apresiasi dengan memberikan pujian, hadiah atau tepuk tangan atas keterampilan dan perolehan ilmu pengetahuan.
(Astuti, 2018: 203).
Menurut Wote (2020:97), model pembelajaran TANDUR memiliki beberapa kelebihan diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Bisa membimbing dan mengarahkan pola berfikir siswa 2. Berpusat pada apa yang dialami siswa dalam pembelajarannya 3. Menumbuhkan keinginan siswa untuk belajar
4. Menciptakan kerja sama antar siswa
5. Memudahkan siswa dalam memahami pelajaran 6. Menumbuhkan rasa percaya diri pada siswa 7. Membuat pembelajaran menjadi menyenangkan 8. Memotivasi siswa agar terus berkembang 9. Membebasakan siswa dalam berekspresi
10. Menumbuhkan cinta dan semangat mengajar bagi guru.
Selain kelebihan model pembelajaran TANDUR juga memiliki kekurangan dianataranya adalah sebagai berikut :
1. Memerlukan profesionalisme yang tinggi 2. Banyaknya media yang digunakan
9
3. Bisa saja terjadi situasi atau kondisi pembelajaran yang tidak kondusif (Isnaini, 2016:19).
Penggunaan model pembelajaran TANDUR berbantu video dalam penelitian ini berharap bisa memperbaiki kualitas pembelajaran dengan belajar yang menyenangkan dan bisa meningkatkan hasil belajar kognitif siswa. Hasil belajar merupakan sebuah pengalaman belajar bagi siswa dan merupakan hasil akhir dari sebuah proses pembelajaran. Banyak hal yang bisa mempengaruhi hasil belajar kognitif siswa diantaranya adalah, metode, model ataupun media yang digaunakan saat pembelajaran (Yuniarti, 2016:13).
Adapun skema kerangka pemikiran dalam penelitian ini bisa dilihat pada gambar 1.1 dibawah ini :
10
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Analisis KI-KD Materi Bioteknologi
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Pelaksanaan Pembelajaran Materi Bioteknologi Menggunakan model TANDUR berbantu vidio (Kelas
Eksperimen) Langkah-Langkah :
1. Tumbuhkan (Menumbuhkan pemahaman awal siswa) 2. Alami (Memberikan pengalaman melalui tayangan
video dan praktikum)
3. Namai (Menamai konsep yang dialami selama praktikum)
4. Demonstrasikan (mempresentasikan pemahaman dari praktikum yang telah dilakukan)
5. Ulangi (siswa mengulangi materi yang sudah dipelajari, guru menambahkan ataupun meluruskan pemahaman siswa)
6. Rayakan (Memberikan tepuk tangan atau hadiah) Kelebihan :
1. Membimbing pola berfikir siswa 2. Menumbuhkan minat belajar siswa 3. Memudahkan memahami pelajaran 4. Menumbuhkan rasa percaya diri 5. Belajar menjadi menyenangkan 6. Memotivasi siswa
Kekurangan:
1. Memerlukan profesionalisme yang tinggi.
2. Bayaknya media yang digunakan.
3. Bisa saja terjadi situasi atau kondisi pembelajaran yang tidak kondusif.
Pelaksanaan Pembelajaran Materi Bioteknologi Tanpa model TANDUR
berbantu video (Kelas Kontrol) Langkah-Langkah : 1. Membuka
pembelajaran
2. Menyampaikan tujuan pembelajaran
3. Apersepsi
4. Menyampaikan materi 5. Menyimpulkan
6. Menutup pembelajaran Kelebihan :
1. Mudah dalam menyampaikan materi
2. Dapat menguasai kelas dengan mudah
Kekurangan :
1. Siswa tidak aktif ketika pembelajarn 2. Mudah bosan atau
jenuh
3. Kurang interaksi siswa dan guru Meningkatkan Hasil Belajar Kognitif Siswa
Indikator: C3 (Mengaplikasikan), C4 (Menganalisis), C5 (Mengevaluasi) dan C6 (Menciptakan).
11 F. Hipotesis Penelitian
(Mustafa, 2020:37) Hipotesis berasal dari kata (hypo) yang berarti kurang dari dan (thesis) yang berarti pendapat. Maka hipotesis adalah jawaban dari rumusan masalah yang bersifat sementara, disebut sementara karena masih harus dibuktikan kebenarannya, bisa dengan cara diuji ataupun tes. Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu model pembelajaran tandur berbantu video sebagai variabel X dan hasil belajar sebagai variabel Y. Berdasarkan hal tersebut, hipotesis dalam penelitian ini adalah :
: Model pembelajaran TANDUR berbantu video tidak berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada materi bioteknologi.
: Model pembelajaran TANDUR berbantu video berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada materi bioteknologi.
G. Hasil Penelitian yang Relevan
Berdasarkan judul yang dipilih yaitu tentang pengaruh model pembelajaran TANDUR, sudah banyak peneliti terdahulu yang melakukan penelitian tentang model tersebut, sehingga hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan ini dijadikan sebagai landasan.
Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan diantranya :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Amaliyah, dkk (2019), dengan judul
“Pengaruh Model Pembelajaran Quantum Teaching Tipe Tandur Terhadap Hasil Belajar”. Berdasarkan penelitian tersebut dapat diketahui uji-thitung = 4,678 dan ttabel = 2,028 sehingga dapat dilihat bahwa thitung ttabel. Hal ini juga memperlihatkan bahwa hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi dari kelas control. Keterlaksanaan model pembelajaran terhadap kegiatan belajar juga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa SMP Negeri 5 Paringsewu kelas IX pada tahun ajaran 2016/2017.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Siti dan Basa (2018), dengan judul
“Pengaruh Model Pembelajaran Tandur Terhadap Aktivitas dan Hasil
12
Belajar pada Materi Virus Siswa Kelas X SMA Negeri 2 Skanto Kabupaten Keerom”. Berdasarkan penelitian tersebut dapat diketahui bahwa, model pembelajaran TANDUR berpengaruh terhadap aktivitas siswa sebesar 77,2%, selain itu model pembelajaran TANDUR ini berpengaruh terhadap hasil belajar siswa sebesar 90,6% dan juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dengan nilai n-Gain sebesar 0,63 dengan kategori sedang.
3. Skripsi Melina (2016), yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Peserta Didik Kelas VC MIN 6 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2015-2016”. Hasil dari penelitian tersebut adalah, setelah model pembelajaran Quantum Teaching itu diterapkan, pada siklus I hasil belajar peserta didik yang tuntas meningkat 16 peserta didik (61,53%), dan yang tidak tuntas 10 peserta didik (38,47%). Hasil belajar lebih meningkat lagi pada siklus II yaitu, peserta didik yang tuntas 23 orang (88,46%) dan yang tidak tuntas 3 orang (11,54%). Berdasarkan hal tersebut dapat dilihat terjadi peningkatan 19 peserta didik (73,07%). Dapat disimpulkan juga bahwa tedapat peningkatan hasil belajar IPA kelas Vc MIN 6 Bandar Lampung tahun ajaran 2015-2016.
4. Skripsi Upik (2016), yang berjudul “Penerapan Model Quantum Teaching dalam Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD Negeri Tukangan Yogyakarta”. Hasil dari penelitian ini menunjukan peningkatan hasil belajar dapat dilihat melalui hasil tes. Pada siklus I 15 siswa mendapat nilai 75 dan pada siklus II seluruh siswa (25 siswa) mendapat nilai 75.