P E R A T U R A N G U B E R N U R K A L I M A N T A N S E L A T A N NOMOR 0 9 3 TAHUN 2 0 1 4
T E N T A N G
P E R J A L A N A N DINAS B A G I P E J A B A T N E G A R A , PIMPINAN DAN A N G G O T A DEWAN P E R W A K I L A N R A K Y A T D A E R A H , PEGAWAI N E G E R I S I P I L , PEGAWAI T I D A K T E T A P DAN T E N A G A K O N T R A K S E R T A P I H A K LAIN
DI LINGKUNGAN P E M E R I N T A H P R O V I N S I KALIMANTAN S E L A T A N
DENGAN R A H M A T TUHAN Y A N G MAHA E S A G U B E R N U R K A L I M A N T A N S E L A T A N ,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka peningkatan pelaksanaan tugas pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan kepada masyarakat, kepada Pejabat Negara, Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Tidak Tetap dan Tenaga Kontrak serta Pihak Lain di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang melaksanakan tugas luar daerah dan/atau dalam daerah, perlu diberikan biaya Perjalanan Dinas ;
b. bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015, maka Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 015 Tahun 2013 tentang Perjalanan Dinas Bagi Pejabat Negara, Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Tidak Tetap di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan perlu diganti ;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam h u r u f a dan h u r u f b, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Perjalanan Dinas Bagi Pejabat Negara, Pimpinan dan Anggota dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Tidak Tetap serta Pihak Lain di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan ;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1956 Jo. Undang-Undang
Nomor 21 Tahun 1958 tentang Penetapan Undang-Undang
Darurat Nomor 10 Tahun 1957 antara lain mengenai
Pembentukan Daerah Swatantra Tingkat I Kalimantan Selatan
sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1956 Nomor 65, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 1106 );
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4438);
6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5234) ;
7. Undang-Undang Nomor, 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4738);
10. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta Kedudukan
Keuangan Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah
Provinsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5107) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 23 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata
Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta Kedudukan
Keuangan Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah
Provinsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011
Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5209);
11. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 123, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5165) ;
12. Peraturan Presiden Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pengesahan, Pengundangan dan Penyebarluasan Peraturan Perundang-undangan;
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah ;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Tugas dan Wewenang Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 342) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 24 Tahun 2011 tentang Penyelenggaraan Tugas dan Wewenang Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1167);
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk H u k u m Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 32);
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2015 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 680);
17. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 13 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2007 Nomor 13);
18. Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 6
Tahun 2008 tentang Pembentukan, Organisasi, dan Tata
Kerja Perangkat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan
(Lembaran Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2008
Nomor 6) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Nomor 1 Tahun 2012
tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi
Kalimantan Selatan Nomor 6 Tahun 2008 tentang
Pembentukan, Organisasi, dan Tata Kerja Perangkat Daerah
Provinsi Kalimantan Selatan (Lembaran Daerah Provinsi
Kalimantan Selatan Tahun 2012 Nomor 1);
19. Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 057 Tahun 2012 tentang Tata Cara Perjalanan Dinas Pegawai Negeri Sipil dan Pegawai Tidak Tetap di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan (Berita Daerah Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012 Nomor 57) ;
20. Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan Nomor 188.44/
0242/KUM/2013 tentang Tarif Bantuan Biaya Mengikuti Pendidikan/Kursus Bagi Pegawai Negeri Sipil Daerah di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PERJALANAN DINAS BAGI PEJABAT NEGARA, PIMPINAN DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH, PEGAWAI NEGERI SIPIL PEGAWAI TIDAK TETAP DAN TENAGA KONTRAK SERTA PIHAK LAIN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN.
BAB I
KETENTUAN UMUM Pasal 1
Dalam Peraturan Gubernur i n i yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Provinsi Kalimantan Selatan.
2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah.
3. Gubernur adalah Gubernur Kalimantan Selatan.
4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Kalimantan Selatan.
5. Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil, dan Pegawai Tidak Tetap adalah Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil, dan Pegawai Tidak Tetap sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian.
6. Tenaga Kontrak adalah pelaksana kegiatan yang dipekerjakan u n t u k jangka waktu tertentu guna melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan yang bersifat teknis profesional dan administrasi sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan organisasi dalam kerangka sistem kepegawaian yang tidak berkedudukan sebagai Pegawai Negeri Sipil.
7. Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disingkat Pimpinan dan Anggota DPRD adalah Ketua dan Wakil-Wakil Ketua DPRD serta anggota DPRD Provinsi Kalimantan Selatan.
8. Pihak Lain adalah orang dan/atau sekelompok orang dari unsur masyarakat yang i k u t terlibat dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh Badan/Dinas/
RSUD/Biro/Kantor dan UPTD lingkup Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan.
9. Satuan Kerja Perangkat Daerah selanjutnya disingkat SKPD adalah Sekretariat Daerah, Sekretariat DPRD, Dinas, Lembaga Teknis, dan Lembaga lainnya di lingkungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan.
10. Pengguna Anggaran selanjutnya disingkat PA adalah pejabat pemegang kewenangan penggunaan anggaran u n t u k melaksanakan tugas dan fungsi SKPD yang dipimpinnya.
11. Kuasa Pengguna Anggaran selanjutnya disingkat KPA adalah pejabat yang diberi kuasa u n t u k melaksanakan sebagian kewenangan pengguna anggaran dalam melaksanakan sebagian tugas dan fungsi SKPD.
12. Bendaharan Pengeluaran adalah pejabat fungsional yang ditunjuk menerima, menyimpan, menyetorkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang u n t u k keperluan belanja daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada
SKPD.
13. Bendahara Pengeluaran Pembantu adalah pejabat fungsional yang ditunjuk u n t u k menerima, menyimpan, menyetorkan, menatausahakan, dan mempertanggungjawabkan uang u n t u k keperluan belanja daerah dalam rangka pelaksanaan APBD pada Biro, Bagian/Bidang, dan UPTD.
14. Perjalanan Dinas Dalam Daerah adalah perjalanan keluar tempat kedudukan dengan tujuan daerah Kabupaten/Kota yang ada dalam wilayah Provinsi tempat kedudukan, yang jaraknya sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) kilometer dari batas kota tempat kedudukan.
15. Perjalanan Dinas Luar Daerah adalah perjalanan keluar tempat kedudukan dengan tujuan daerah Provinsi/Kabupaten/Kota di luar wilayah Provinsi tempat kedudukan dengan tujuan Ibukota Provinsi lain dan/atau daerah lainnya di luar Provinsi tempat kedudukan.
16. Perjalanan Dinas Pindah adalah Perjalanan Dinas dari tempat kedudukan yang lama ke tempat kedudukan yang baru berdasarkan surat keputusan pindah.
17. Surat Perjalanan Dinas selanjutnya disingkat SPD adalah dokumen yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran dan /atau Kuasa Pengguna Anggaran dalam rangka pelaksanaan Perjalanan Dinas.
18. Pelaksana SPD adalah Gubernur, Wakil Gubernur, Pimpinan dan Anggota DPRD, Pimpinan dan Anggota TNI/Polri, para Pejabat, Staf, FIT, Tenaga kontrak serta Pihak Lain.
19. Lumpsum adalah suatu j u m l a h uang yang telah dihitung terlebih dahulu [pre- calculated amount) dan dibayarkan sekaligus.
20. Biaya riil adalah biaya yang dikeluarkan sesuai dengan bukti pengeluaran yang sah.
21. Uang Persediaan yang selanjutnya disingkat UP adalah uang m u k a kerja dalam jumlah tertentu yang diberikan kepada Bendahara Pengeluaran dan/atau
Bendahara Pengeluaran Pembantu u n t u k membiayai kegiatan operasional sehari-hari satuan kerja, yang tidak mungkin dilakukan dengan mekanisme pembayaran langsung.
22. Plafon Tarif yang ditetapkan adalah Tarif yang ditetapkan melalui Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Selatan.
23. Detasering adalah penugasan sementara waktu.
24. Tempat Kedudukan adalah Kantor dimana SKPD /UPTD tersebut berada.
25. Tempat Bertolak adalah tempat/kota dimana Pelaksana SPD berada saat akan
melanjutkan Perjalanan Dinas ke tempat tujtuan dengan alasan tugas
kedinasan dan/atau di luar tugas kedinasan.
26. Biaya Transpor lainnya adalah biaya yang diberikan kepada pelaksana SPD apabila pelaksanaan kegiatan dalam rangka perjalanan dinas dimaksud dilaksanakan tidak pada hotel/penginapan dimana pelaksana SPD menginap.
BAB II
RUANG LINGKUP, PRINSIP DAN BIAYA PERJALANAN DINAS Bagian Kesatu
Ruang Lingkup Perjalanan Dinas
Pasal 2
(1) Peraturan Gubernur i n i mengatur mengenai pelaksanaan Perjalanan Dinas dan pertanggungjawaban Perjalanan Dinas bagi Pejabat Negara, Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Tidak Tetap dan Tenaga Kontrak serta Pihak Lain yang dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Kalimantan Selatan.
(2) Perjalanan Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. Perjalanan Dinas Dalam Daerah; dan
b. Perjalanan Dinas Luar Daerah.
(3) Perjalanan Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi Perjalanan Dinas u n t u k keperluan :
a. pelaksanaan tugas dan fungsi yang melekat pada Pejabat, PNS dan PTT;
b. detasering di luar tempat kerja kedudukan;
c. konsultasi/koordinasi/Rapat dan pertemuan lainnya serta peningkatan kapasitas / wawasan;
d. promosi pembangunan/produksi daerah;
e. ditugaskan u n t u k menempuh ujian dinas/ujian jabatan yang diadakan di luar tempat kedudukan;
f. diharuskan menghadap seorang dokter penguji kesehatan yang ditunjuk yang berada d i luar tempat kedudukan, u n t u k mendapatkan surat
keterangan dokter tentang kesehatannya guna kepentingan jabatan;
g. u n t u k mendapatkan pengobatan di luar tempat kedudukan berdasarkan Pertimbangan Badan Kepegawaan Daeah ;
h. harus memperoleh pengobatan di luar tempat kedudukan, berdasarkan surat keterangan dokter karena mendapat cedera pada waktu/karena melakukan tugas;
i. ditugaskan mengikuti pendidikan dinas / pelatihan/ seminar dan kegiatan sejenis lainnya di luar tempat kedudukan;
j . PNS yang pindah tugas ke UPT dan/atau an tar SKPD yang berada di Kabupaten/Kota dalam wilayah Daerah dan/atau di luar Daerah;
k. PNS yang purna tugas pada SKPD lingkup Pemerintah Daerah dan kembali ke tempat kelahiran dan/atau kediaman terakhir yang bersangkutan;
I. menjemput dan/atau mengantar ke kota tempat pemakaman jenazah Pejabat/PNS yang meninggal dunia dalam melakukan Perjalanan Dinas;
dan/atau
m.menjemput dan/atau mengantar ke tempat pemakaman jenazah Pejabat/PNS
yang meninggal dunia dari tempat kedudukan yang terakhir ke kota tempat
pemakaman.
Bagian Kedua Prinsip Perjalanan Dinas
Pasal 3
Perjalanan Dinas dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip sebagai berikut : a. Selektif, yaitu hanya u n t u k kepentingan yang sangat tinggi dan prioritas yang
berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan;
b. ketersediaan anggaran dan kesesuaian dengan pencapaian kinerja SKPD;
c. Efisiensi penggunaan belanja daerah; dan
d. Akuntabilitas pemberian perintah pelaksanaan Perjalanan Dinas dan Pembebanan biaya Perjalanan Dinas.
Bagian Ketiga Biaya Perjalanan Dinas
Pasal 4 Biaya Perjalanan Dinas terdiri dari :
a. Uang Harian;
b. Biaya Penginapan;
c. Uang Representasi;
d. Biaya Transpor Dalam Daerah;
e. Biaya Transpor Penerbangan;
f. Biaya Transpor Bandara;
g. Biaya Transpor lainnya; dan h. Biaya Airporttax.
Pasal 5
Pembayaran biaya Perjalanan Dinas sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 sebagai berikut :
a. Uang Harian dan Uang Representasi dibayarkan secara lumpsum;
b. Biaya Penginapan dibayarkan sesuai dengan biaya rial.
c. Biaya Transpor Dalam Daerah dibayarkan sesuai dengan biaya n i l . d. Biaya Transpor Penerbangan dibayarkan sesuai dengan biaya n i l . e. Biaya Transpor Bandara dibayarkan sesuai dengan biaya riil.
f. Biaya Transpor lainnya dibayarkan sesuai dengan biaya riil.
g. Biaya Airporttax dibayarkan sesuai dengan biaya riil.
Pasal 6
Selain uang harian dan uang representasi serta biaya-biaya lainnya sebagaimana dimaksud dalampasal 4 dan pasal 5 kepada Pelaksana SPD yang dalam melaksanakan perjalanan dinas memerlukan biaya penyeberangan dan/atau biaya transportasi sungai serta biaya retribusi, maka kepada pelaksana SPD tersebut diberikan biaya-biaya dimaksud yang dibayarkan sesuai dengan biaya riil namun tidak melebihi plafon tarif yang ditetapkan.
Pasal 7
Standar tarif biaya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dan pasal 6 ditetapkan
dengan Keputusan Gubernur dan merupakan batas/plafon tertinggi yang
ditetapkan.
Bagian Keempat
Pembebanan dan Pembayaran Biaya Perjalanan Dinas Pasal 8
(1) Biaya Perjalanan Dinas dibayarkan sebelum Perjalanan Dinas dilaksanakan.
(2) Dalam hal Perjalanan Dinas harus segera dilaksanakan, biaya Perjalanan Dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dibayarkan setelah Perjalanan Dinas selesai.
Pasal 9
(1) Biaya Perjalanan Dinas dibebankan pada anggaran SKPD yang mengeluarkan Surat Perjalanan Dinas.
(2) Pembayaran biaya Perjalanan Dinas diberikan dalam batas pagu anggaran yang tersedia dalam DPA-SKPD berkenaan.
(3) Pembayaran biaya Perjalanan Dinas kepada Pelaksana SPD paling cepat 5 (lima) hari kerja sebelum Perjalanan Dinas dilaksanakan.
(4) Pada akhir tahun anggaran, ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat melebihi 5 (lima) hari kerja menyesuaikan dengan ketentuan yang mengatur mengenai langkah-langkah menghadapi akhir tahun anggaran.
Pasal 10
(1) Pembayaran biaya Perjalanan Dinas sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 dilakukan melalui mekanisme UP dan/atau mekanisme LS.
(2) Pembayaran biaya Perjalanan Dinas dengan mekanisme LS dilakukan melalui : a. Perikatan dengan penyedia jasa;
b. Bendahara Pengeluaran dan/atau Bendahara Pengeluaran Pembantu; atau c. Pelaksana SPD.
(3) Pembayaran mekanisme LS sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b dan c dapat dilakukan apabila j u m l a h total biaya Perjalanan Dinasnya paling sedikit sebesar Rp50.000.000,00
Pasal 11
(1) Pembayaran biaya Perjalanan Dinas dengan mekanisme UP dilakukan dengan memberikan uang m u k a kepada Pelaksana SPD oleh Bendahara Pengeluaran dan/atau Bendahara Pengeluaran Pembantu;
(2) Pemberian uang m u k a sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan persetujuan pemberian uang m u k a dari PA/KPA dengan melampirkan dokumen sebagai b e r i k u t :
a. Surat Perintah Tugas atau Surat Keputusan Pindah;
b. fotocopy SPD dan/atau lembar tembusan SPD c. kuitansi tanda terima uang muka; dan
d. rincian perkiraan biaya Perjalanan Dinas.
Pasal 12
(1) D a l a m h a l biaya Perjalanan Dinas y a n g d i b a y a r k a n kepada Pelaksana SPD melebihi biaya Perjalanan Dinas y a n g seharusnya dipertanggungjawabkan, kelebihan biaya Perjalanan Dinas tersebut h a m s disetor ke Kas Daerah m e l a l u i Bendahara Pengeluaran d a n / a t a u B e n d a h a r a Pengeluaran Pembantu.
(2) Penyetoran kelebihan pembayaran sebagaimana d i m a k s u d pada ayat (1) d i l a k u k a n dengan :
a. m e n g g u n a k a n S u r a t Setoran Pengembalian Belanja (SSPB) u n t u k t a h u n anggaran berjalan; a t a u
b. m e n g u n a k a n S u r a t Setoran B u k a n Pajak (SSBP) u n t u k t a h u n anggaran lalu.
(3) D a l a m h a l biaya Perjalanan Dinas yang d i b a y a r k a n kepada Pelaksana SPD k u r a n g d a r i yang seharusnya, dapat d i m i n t a k a n k e k u r a n g a n n y a .
(4) Pembayaran k e k u r a n g a n biaya Perjalanan Dinas sebagaimana d i m a k s u d pada ayat (3) dapat d i l a k u k a n m e l a l u i mekanisme UP a t a u LS.
Pasal 13
Perhitungan selisih biaya Perjalanan dinas d i l a k u k a n sebagaimana t e r c a n t u m d a l a m L a m p i r a n I y a n g m e r u p a k a n bagian t i d a k t e r p i s a h k a n d a r i Peraturan G u b e r n u r i n i .
Pasal 14
(1) Penyedia j a s a u n t u k pelaksanaan Perjalanan Dinas dapat b e r u p a event organizer, b i r o j a s a perjalanan, p e m s a h a a n j a s a t r a n s p o r t a s i , d a n perusahaan j asa perhotelan / penginapan.
(2) Penetapan penyedia j a s a sebagaimana d i m a k s u d pada ayat (1) d i l a k u k a n sesuai k e t e n t u a n y a n g m e n g a t u r pengadaan barang/jasa p e m e r i n t a h .
(3) Komponen biaya Perjalanan Dinas yang dapat d i l a k s a n a k a n dengan p e r i k a t a n m e l i p u t i biaya t r a n s p o r t e r m a s u k pembelian/pengadaan t i k e t d a n / a t a u biaya penginapan.
Pasal 15
(1) Kontrak/Perjanjian dengan penyedia j a s a dapat d i l a k u k a n u n t u k 1 (satu) paket kegiatan a t a u u n t u k k e b u t u h a n periode t e r t e n t u .
(2) Nilai s a t u a n harga d a l a m k o n t r a k / p e r j a n j i a n sebagaimana d i m a k s u d pada ayat (1) t i d a k d i p e r k e n a n k a n melebihi tarif t i k e t resmi yang d i k e l u a r k a n oleh perusahaan j a s a t r a n s p o r t a s i a t a u t a r i f hotel/penginapan resmi y a n g d i k e l u a r k a n oleh penyedia j a s a hotel/penginapan.
(3) Pembayaran biaya Perjalanan Dinas kepada penyedia j a s a d i d a s a r k a n atas prestasi kerja y a n g telah diselesaikan sebagaimana d i a t u r d a l a m k o n t r a k / perj anj i a n .
(4) Atas dasar prestasi kerja yang telah diselesaikan, penyedia j a s a m e n g a j u k a n tagihan kepada PA/KPA.
Bagian Kelima
Penggolongan Perjalanan Dinas Pasal 16
(1) Biaya Perjalanan Dinas digolongkan berdasarkan :
a. J a b a t a n P u b l i k ( G u b e r n u r / W a k i l G u b e r n u r / P i m p i n a n d a n Anggota DPRD);
b. J a b a t a n S t r u k t u r a l ; c. J a b a t a n Fungsional; d a n
d. J a b a t a n N o n Fungsional / N o n S t r u k t u r a l (Staf).
Biaya Perjalanan Dinas u n t u k p i m p i n a n d a n anggota DPRD d i a t u r sebagai b e r i k u t :
a. U n t u k P i m p i n a n DPRD d i s a m a k a n dengan t a r i f Perjalanan Dinas G u b e r n u r / W a k i l G u b e r n u r ; d a n
b. U n t u k Anggota DPRD d i s a m a k a n dengan t a r i f Perjalanan Dinas Sekretaris Daerah (Pejabat Eselon I).
Biaya Perjalanan Dinas u n t u k p i m p i n a n d a n anggota Komisi pada Lembaga d i l i n g k u n g a n Pemerintah Daerah d i s a m a k a n dengan t a r i f Perjalanan Dinas Pejabat Eselon I I .
Biaya Perjalanan Dinas pejabat fungsional d i a t u r sebagai b e r i k u t : a. Pejabat fungsional golongan IV d i s a m a k a n dengan Pejabat Eselon I I I ; b. Pejabat fungsional golongan III d i s a m a k a n dengan Pejabat Eselon IV; d a n c. Pejabat fungsional golongan I I d a n / a t a u I d i s a m a k a n dengan staf golongan
II d a n / a t a u I .
Biaya Perjalanan Dinas u n t u k Pegawai T i d a k Tetap (PTT) d a n Tenaga K o n t r a k adalah :
a. PTT/Tenaga K o n t r a k b e r p e n d i d i k a n Sarjana (S1-S2) disamakan dengan tarif biaya Perjalanan Dinas Pegawai Negeri Sipil Golongan I I I ; d a n
b. PTT/Tenaga K o n t r a k b e r p e n d i d i k a n Non Sarjana d i s a m a k a n dengan t a r i f biaya Perjalanan D i n a s Pegawai Negeri Sipil Golongan II d a n / a t a u Golongan I .
Biaya Perjalanan Dinas u n t u k pejabat d a n staf i n s t a n s i vertikal (Kantor Wilayah Kementerian d a n Non Kementerian) dengan m e n g g u n a k a n d a n a APBD d i a t u r sebagai b e r i k u t :
a. Pejabat/Staf I n s t a n s i V e r t i k a l d i l u a r TNI d a n Kepolisian d i s a m a k a n dengan t a r i f biaya Perjalanan Dinas Pejabat/Staf d i l i n g k u n g a n Pemerintah Daerah;
b. Kepala Kejaksaan Tinggi, K e t u a Pengadilan Tinggi, K o m a n d a n Korem, d a n Kepala Kepolisian Daerah d i s a m a k a n dengan t a r i f biaya Perjalanan Dinas Pejabat Eselon I d i l i n g k u n g a n Pemerintah Daerah ;
c. Kepala Staf Korem d a n W a k i l Kepala Kepolisian Daerah d i s a m a k a n dengan t a r i f biaya Perjalanan Dinas Pejabat Eselon I I ;
d. D i r e k t u r pada Kepolisian Daerah/Kepala Kepolisian Resort d a n j a b a t a n l a i n n y a pada Korem y a n g setara dengan j a b a t a n D i r e k t u r pada Kepolisian Daerah, serta K o m a n d a n K o d i m K a b u p a t e n / K o t a d i s a m a k a n dengan t a r i f biaya Perjalanan Dinas Pejabat Eselon I I I d i l i n g k u n g a n Pemerintah Daerah;
e. Kapolsek/Danramil d i s a m a k a n dengan t a r i f biaya Perjalanan Dinas Pejabat Eselon IV d i l i n g k u n g a n Pemerintah Daerah; d a n
f. Kepala Seksi d a n Anggota/Staf pada Kepolisian d a n TNI d i s a m a k a n dengan t a r i f biaya Perjalanan Dinas staf d i l i n g k u n g a n Pemerintah Daerah.
Pihak L a i n y a n g berpartisipasi d a l a m program/kegiatan SKPD dapat d i b e r i k a n biaya Perjalanan Dinas dengan besaran biaya Perjalanan Dinas d i s a m a k a n dengan t a r i f biaya Perjalanan Dinas staf d i l i n g k u n g a n Pemerintah Daerah.
Peserta magang d a n siswa/pelajar u n t u k u a n g h a r i a n d i b e r i k a n sebesar 5 0 % dari plafon tarif y a n g d i t e t a p k a n bagi staf d a n d i b a y a r k a n secara lumpsum.
Peserta magang d a n siswa/pelajar sebagaimana d i m a k s u d pada ayat (8) u n t u k
biaya penginapan d i b e r i k a n 5 0 % d a r i plafon tarif yang d i t e t a p k a n bagi staf
d a n / a t a u 1 (satu) k a m a r b e r d u a y a n g d i b a y a r k a n sesuai dengan biaya n i l ,
n a m u n t i d a k melebihi plafon t a r i f y a n g d i t e t a p k a n bagi staf.
Pasal 17
Lamanya w a k t u Perjalanan Dinas D a l a m Daerah m a k s i m a l 4 (empat) h a r i d a n Perjalanan Dinas L u a r Daerah m a k s i m a l 3 (tiga) h a r i , k e c u a l i u n t u k kegiatan yang m e n u r u t j a d w a l n y a melebihi d a r i w a k t u tersebut dengan d i b u k t i k a n surat/telex/fax d a r i i n s t a n s i pemanggil d a n / a t a u j a d w a l pelaksanaan kegiatan.
Bagian Keenam
Perjalanan Dinas M e n g i k u t i Pendidikan/Pelatihan/Sosialisasi/Bintek/Seminar.
Pasal 18
|1) Perjalanan Dinas u n t u k m e n g i k u t i Pendidikan/Pelatihan/Sosialisasi/Bintek/
Seminar/Magang d a n kegiatan sejenis l a i n n y a dibatasi w a k t u n y a , y a i t u m a k s i m a l selama 4 (empat) h a r i u n t u k d a l a m daerah d a n 3 (tiga) h a r i u n t u k l u a r daerah.
(2) D a l a m h a l Perjalanan Dinas u n t u k t u j u a n sebagaimana d i m a k s u d pada ayat (1) yang pelaksanaannya lebih d a r i k e t e n t u a n sebagaimana d i m a k s u d pada ayat (1) p e n g a t u r a n pembiayaannya m e n g i k u t i k e t e n t u a n sebagaimana d i m a k s u d d a l a m K e p u t u s a n G u b e r n u r Nomor 188.44/0242/KUM/2013 t e n t a n g Tarif B a n t u a n Biaya M e n g i k u t i P e n d i d i k a n / K u r s u s Bagi Pegawai Negeri Sipil Daerah d i L i n g k u n g a n Pemerintah Provinsi K a l i m a n t a n Selatan d a n / a t a u pengganti atas K e p u t u s a n G u b e r n u r sebagaimana tersebut d i atas.
(3) Biaya k o n t r i b u s i (setor) u n t u k kegiatan Pendidikan / Pelatihan/ Sosialisasi/
Bintek/Seminar/Magang d a n kegiatan sejenis l a i n n y a dialokasikan pada kegiatan SKPD sesuai kode r e k e n i n g berkenaan.
BAB I I I
PERJALANAN DINAS D A L A M DAERAH DAN PERJALANAN DINAS LUAR DAERAH Bagian Kesatu
Biaya Perjalanan Dinas D a l a m Daerah
•