• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM ASPEK SINTAKSIS PADA PERSURATAN DI KANTOR DESA PUCUNGREJO KECAMATAN MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM ASPEK SINTAKSIS PADA PERSURATAN DI KANTOR DESA PUCUNGREJO KECAMATAN MUNTILAN KABUPATEN MAGELANG SKRIPSI"

Copied!
269
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM ASPEK SINTAKSIS PADA PERSURATAN DI KANTOR DESA PUCUNGREJO KECAMATAN MUNTILAN

KABUPATEN MAGELANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Disusun oleh:

Yulinda Reni Susanti 171224060

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2021

(2)

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM ASPEK SINTAKSIS PADA PERSURATAN DI KANTOR DESA PUCUNGREJO KECAMATAN MUNTILAN

KABUPATEN MAGELANG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Disusun oleh:

Yulinda Reni Susanti 171224060

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2021

i

(3)

SKRIPSI

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM ASPEK SINTAKSIS PADA PERSURATAN DI KANTOR DESA PUCUNGREJO KECAMATAN MUNTILAN

KABUPATEN MAGELANG

Oleh:

Yulinda Reni Susanti 171224060

Telah disetujui oleh

Dosen Pembimbing

Setya Tri Nugraha, S.Pd., M.Pd. 19 Juli 2021

ii

(4)

SKRIPSI

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM ASPEK SINTAKSIS PADA PERSURATAN DI KANTOR DESA PUCUNGREJO KECAMATAN MUNTILAN

KABUPATEN MAGELANG

Dipersiapkan dan disusun oleh:

Yulinda Reni Susanti 171224060

Telah dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Pada tanggal 26 Juli 2021

Dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum. …………

Sekretaris : Danang Satria Nugraha, S.S., M.A. …………

Anggota I : Setya Tri Nugraha, S.Pd., M.Pd. …………

Anggota II : Dr. B. Widharyanto, M.Pd. …………

Anggota III : Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd. …………

iii

Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si.

Yogyakarta, 26 Juli 2021

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan

(5)

HALAMAN PERSEMBAHAN

Atas berkat, rahmat, dan penyertaan Tuhan Yesus, saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

Saya persembahan tugas akhir ini untuk:

1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang tidak pernah berhenti memberikan berkatNya kepada saya.

2. Keluarga saya, Alm. Bapak Sunyoto dan Ibu Ngesti Utami, dan semua keluarga yang selalu menyemangati, membimbing, mendoakan, dan membantu saya selama proses belajar dan menyelesaikan tugas akhir ini.

3. Partner terbaik saya, Petrus Dian Agus Nugroho yang dengan setia membantu dan menemani di setiap proses yang saya jalani serta selalu mengingatkan untuk setia pada proses.

4. Dosen pembimbing saya, Bapak Setya Tri Nugraha, S.Pd., M.Pd., yang selalu memberikan terobosan-terobosan baru, membimbing, dan membantu dalam penyelesaian tugas akhir ini.

5. Kaprodi PBSI, Ibu Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., dan segenap dosen PBSI yang selalu mendorong saya untuk menjadi pribadi yang mau keluar dari zona nyaman dan mau mencoba hal-hal baru.

iv

(6)

HALAMAN MOTO

“Andalkan Tuhan, Setia pada Proses, dan Berikan yang Terbaik”

Karena masa depan sungguh ada, dan harapanmu tidak akan hilang

(Amsal 23:18)

Janganlah hendaknya kamu khawatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada

Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur.

Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus

(Filipi 4:6-7)

From Nobody, To Somebody

(Bentara Wacana)

v

(7)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan kesungguhan bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, keucali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya sebuah karya ilmiah.

Yogyakarta, 26 Juli 2021 Penulis

Yulinda Reni Susanti

vi

(8)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama : Yulinda Reni Susanti

NIM : 171224060

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma, skripsi saya yang berjudul

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM ASPEK SINTAKSIS PADA PERSURATAN DI KANTOR DESA PUCUNGREJO KECAMATAN MUNTILAN

KABUPATEN MAGELANG

Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistibusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 26 Juli 2021 Yang menyatakan

Yulinda Reni Susanti

vii

(9)

ABSTRAK

Susanti, Yulinda Reni. 2021. Analisis Kesalahan Berbahasa dalam Aspek Sintaksis Pada Persuratan di Kantor Desa Pucungrejo Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang. Skripsi. Yogyakarta: PBSI, FKIP, USD.

Penelitian ini memaparkan analisis kesalahan berbahasa dalam tataran sintaksis yang difokuskan pada persuratan yang ada di Kantor Desa Pucungrejo, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang. Bentuk kesalahan tersebut didapatkan dari persuratan di kantor desa, baik dari Kantor Desa Pucungrejo berupa surat keluar maupun dari Kantor Desa lain berupa surat masuk. Surat masuk dan keluar tersebut diperoleh pada periode Februari – April 2020. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) mendeskripsikan kesalahan penggunaan konstruksi sintaksis yang berupa frasa pada surat masuk dan surat keluar bulan Februari – April 2020 di Kantor Desa Pucung Rejo, Kecaman Muntilan, Kabupaten Magelang, 2) mendeskripsikan kesalahan penggunaan konstruksi sintaksis yang berupa kalimat pada surat masuk dan surat keluar bulan Februari – April 2020 di Kantor Desa Pucung Rejo, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Sumber data penelitian yaitu dokumen dan informan yang dicurigai mengandung wujud kesalahan berbahasa Indonesia dalam aspek sintaksis pada Kantor Desa Pucungrejo, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang. Data penelitian ini berupa surat masuk dan surat keluar Kantor Desa Pucungrejo yang masuk dan dikeluarkan pada tanggal 1 Februari – 30 April 2020. Peneliti menggunakan teknik pustaka. Teknik pustaka merupakan teknik yang menggunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data. Peneliti mengkategorisasikan data-data yang mengandung kesalahan sintaksis, tabulasi data, mendeskripsikan data-data yang telah dikelompokkan secara berurutan. Kemudian peneliti menganalisis data-data tersebut menggunakan teori analisis kesalahan berbahasa sintaksis.

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti mendapatkan data berupa kesalahan penggunaan konstruksi sintaksis yang berupa frasa dan kesalahan penggunaan konstruksi sintaksis yang berupa kalimat. Bentuk kesalahan bahasa dalam tataran sintaksis meliputi: kesalahan penggunaan frasa tersebut meliputi adanya pengaruh bahasa daerah (13 kalimat), penggunaan preposisi yang tidak tepat (0 kalimat), susunan kata yang tidak tepat (4 kalimat), penggunaan unsur yang berlebihan/mubazir (11 kalimat), penggunaan bentuk superlatif yang berlebihan (- ), penjamakan yang ganda (1 kalimat), penggunaan bentuk respirokal yang salah (0 kalimat), dan kesalahan penulisan kata (1 kalimat). Kemudian, kesalahan penggunaan struktur kalimat tersebut meliputi: kalimat tidak bersubjek (13 kalimat), kalimat tidak berpredikat (2 kalimat), kalimat tidak bersubjek dan tidak berpredikat (kalimat buntung) (2 kalimat), penggandaan subjek (1 kalimat), antara predikat dan objek yang tersisipi (3 kalimat), kalimat tidak logis (5 kalimat), kalimat yang ambiguitas (9 kalimat), urutan yang tidak paralel (1 kalimat), penggunaan istilah asing (29 kalimat), penggunaan kata tanya yang tidak perlu (4 kalimat), penggunaan konjungsi tidak tepat (1 kalimat), kelengkapan kalimat (1 kalimat), dan kesalahan struktur kalimat (1 kalimat). Peneliti juga menemukan kesalahan wacana dalam kesalahan kohesi berupa kesalahan konjungsi (2 kalimat).

Kata Kunci: analisis kesalahan berbahasa, linguistik, sintaksis, surat dinas.

viii

(10)

ABSTRACT

Susanti, Yulinda Reni. 2021. Analysis of Errors Speak d of natural A spec Syntax In the mailing at the Pucungrejo Village Office Muntilan district Magelang Regency.Thesis.Yogyakarta:PBSI,FKIP,USD.

Research is describing analysis of fault speak in a level syntax that is focused on the correspondence that exist in the Office of Rural Pucungrejo, District of Muntilan, District of Magelang. The form of the error was obtained from letters at the village office, both from the Pucungrejo Village Office in the form of outgoing letters as well as from other Village Offices in the form of incoming letters. Letter entry and exit are obtained in the period February - April 2020. The aim of the research of this is 1) describe the mistake of use construction syntax that is in the form of a phrase in a letter sign and mail out the month of February - April 2020 in the Office of Village Pucung Rejo, condemnation Muntilan, District of Magelang, 2) describe the mistake of use construction syntax that is in the form of a sentence in a letter sign and mail out the month of February - April 2020 in the Office of Rural Pucung Rejo, Subdistrict Muntilan, District of Magelang .

This research is a qualitative descriptive research. Sources of data research that documents and informants were suspected of containing a form of error - speaking Indonesian in the aspects of syntax in the Office of Rural Pucungrejo, District of Muntilan, District of Magelang. Data research is in the form of letter sign and mail out the Office of Rural Pucungrejo who entered and issued on the date of 1 February - 30 April 2020. The researchers used a technique library. The library technique is a technique that uses written sources to obtain data.

Researchers categorize the data that it contains errors of syntax, the tabulation of the data, describe the data that has been grouped in a sequence. Then the researchers analyzed the data of the use theory analysis of fault -language syntax.

Based on the research that has been done , the researchers get the data in the form of an error of use construction syntax that form phrases and error use of construction syntax that is in the form of a sentence. Shape errors language in level syntax includes: an error of use phrases that include the influence of the language areas (13 words), use of prepositions that are not right (0 sentences), the arrangement of words that are not appropriate (4 sentences), the use of elements that excessive/redundant (11 sentence), use the form superlatives are excessive (- ), penjamakan which doubles (one sentence), use the form respirokal that one (0 sentences), and the mistake of writing the word (first sentence). Then, the error use the structure of the sentence that includes: a sentence not be subject (13 words), the sentence is not predicated (2 sentences), sentences not be subject and not predicate ( sentence stump) (second sentence), doubling the subject (one sentence), between the predicate and objects that tersisipi (3 sentences), the sentence is not logical (5 sentences), words that ambiguity (9 sentences), a sequence which is not parallel (first sentence), the use of the term foreigners (29 words), use of the word question that does not need to (4 sentence), the use of conjunctions is not proper (1 sentence), complete sentences (one sentence), and fault structure of sentences (one sentence).The researcher also found discourse errors in cohesion errors in the form of conjunction errors (2 sentences).

Password Lock: analysis of errors language, linguistics, syntax, mail service .

ix

(11)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala penyertaan dan kasih-Nya, saya dapat menyelesaikan tugas akhir saya dengan judul: Analisis Kesalahan Berbahasa Dalam Aspek Sintaksis Pada Persuratan di Kantor Desa Pucungrejo Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang. Penulisan tugas akhir ini saya susun untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar sarjana pendidikan di Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Saya menyadari bahwa penyusunan tugas akhir ini selalu mendapat dukungan, bimbingan, bantuan, dorongan, semangat, doa, dan kerja sama dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

3. Setya Tri Nugraha, S.Pd., M.Pd., selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan bimbingan, bantuan, nasihat, arahan, dan motivasi kepada peneliti.

4. Rishe Purnama Dewi, S.Pd., M.Hum., yang telah bersedia menjadi triangulator data penelitian tugas akhir ini.

5. Segenap dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang telah membimbing dan memberikan ilmunya kepada peneliti.

6. Theresia Rusmiyati, selaku karyawati sekretariat PBSI yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi.

7. Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah membantu peneliti dalam penyediaan referensi.

8. Bruder Yohanes Sarju, S.J., yang telah memberikan saya kesempatan untuk mendapat beasiswa di Universitas Sanata Dharma sehingga dapat menjadi jalan saya untuk meraih cita-cita saya.

9. Perangkat Desa Pucungrejo, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang yang telah membantu penulis dalam mendapatkan data.

x

(12)

10. Keluarga saya, Bapak Sunyoto (Alm) dan Ibu Ngesti Utami yang selalu memberikan doa, semangat, bimbingan, dan bantuan kepada peneliti sehingga peneliti mampu menyelesaikan penelitian ini.

11. Partner terbaik saya, Petrus Dian Agus Nugroho yang dengan setia membantu dan menemani di setiap proses yang saya jalani serta selalu mengingatkan untuk bersyukur.

12. Keluarga besar saya yang selalu menyemangati dan mendoakan peneliti sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.

13. Sahabat-sahabat saya Agnes, Acha, Neta, Dhea, Waris, Vince, Lusia, Nana, Ani, Nova, Sigit, dan Cahyo yang selalu menolong, menyemangati, dan mau jadi pendengar terbaik saya diberbagai situasi.

14. Teman-teman seperjuangan saya di Prodi PBSI angkatan 2017 yang selalu mendorong peneliti untuk menjadi lebih baik.

15. Semua orang yang tidak bisa peneliti sebutkan satu per satu, terima kasih atas semangat yang selalu kalian sampaikan kepada peneliti.

16. Untuk diri sendiri, terima kasih karena sudah berjuang sejauh ini, terima kasih untuk selalu mengandalkan Tuhan, setia pada proses, dan berusaha memberikan yang terbaik sehingga skripsi ini dapat selesai tepat pada waktunya, terima kasih aku.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari yang diharapkan. Akan tetapi, penulis berharap tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta, 26 Juli 2021 Penulis

Yulinda Reni Susanti

xi

(13)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... vii

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR BAGAN ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

2.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah Penelitian ... 3

1.4 Rumusan Masalah Penelitian ... 3

1.5 Tujuan Penelitian... 4

1.6 Manfaat Penelitian... 4

1.7 Batasan Istilah ... 4

BAB II LANDASAN TEORI ... 6

2.1 Penelitian Relevan ... 6

2.2 Kajian Teori... 7

2.2.1 Kesalahan Berbahasa ... 7

2.2.2 Analisis Kesalahan Berbahasa ... 9

2.2.3 Kategori Kesalahan Berbahasa ... 10

2.2.4 Sumber Kesalahan Berbahasa ... 13

2.2.5 Kesalahan Berbahasa dalam Tataran Sintaksis ... 13

2.2.5.1 Kesalahan dalam Bidang Frasa... 14

2.2.5.2 Kesalahan dalam Bidang Kalimat ... 19

xii HALAMAN JUDUL... i

(14)

2.2.5.3 Kesalahan Berbahasa Tataran Wacana ... 30

2.2.6 Analisis Kesalahan Bahasa Surat/Korespondensi ... 34

2.3 Kerangka Berfikir ... 43

BAB III METODE PENELITIAN ... 33

3.1 Jenis Penelitian ... 33

3.2 Sumber Data dan Data... 34

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 34

3.4 Instrumen Penelitian ... 35

3.5 Teknik Analisis Data ... 36

3.6 Triangulasi Data ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 38

4.1 Deskripsi Data ... 38

4.2 Hasil Penelitian ... 39

4.2.1 Kesalahan Penggunaan Struktur Frasa... 42

4.2.2 Kesalahan Penggunaan Struktur Kalimat ... 43

4.2.3 Kesalahan Bahasa dalam Tataran Wacana ... 43

4.3 Pembahasan ... 44

BAB V PENUTUP ... 64

5.1 Kesimpulan... 64

5.2 Saran ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 67

LAMPIRAN ... 69

BIOGRAFI PENULIS ... 237

xiii

(15)

DAFTAR BAGAN

BAGAN 1.KERANGKABERFIKIR ... 44

xiv

(16)

DAFTAR TABEL

TABEL1.KARTUDATA ... 35 TABEL2.DATAYANGAKANDIANALISIS ... 39 TABEL3.DISTRIBUSIFREKUENSIKESALAHANSINTAKSISBERDASARKAN

BENTUKDANFAKTORPENYEBABNYA ... 42

xv

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1.DATADISTRIBUSIFREKUENSIKESALAHANPENGGUNAAN

SINTAKSISDITINJAUDARIBENTUKNYA... 145

LAMPIRAN 2.KARTUDATA ... 148

LAMPIRAN 3.DATASURAT(MASUKDANKELUAR)YANGDIANALISIS ... 178

LAMPIRAN 4.SURATPENGANTARPENELITIAN ... 236

xvi

(18)

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan ini, peneliti akan memaparkan: a) latar belakang, b) identifikasi masalah, c) batasan masalah penelitian, d) rumusan masalah, e) tujuan penelitian, f) manfaat penelitian, g) batasan istilah. Pemaparan secara lengkap akan disampaikan sebagai berikut:

1.1 Latar Belakang

Dalam menjalankan kehidupan, manusia memerlukan alat perantara agar terjalin komunikasi yang baik antara satu dengan yang lainnya. Alat yang umum digunakan adalah bahasa. Hal ini disebabkan karena bahasa digunakan manusia untuk berhubungan dengan manusia lain. Namun, penggunaannya harus memenuhi kaidah bahasa yang telah ditetapkan agar komunikasi yang terjalin dapat berjalan lancar dan informasi yang disampaikan dapat diterima dengan benar.

Melalui bahasa, manusia dapat bertutur serta menyampaikan pesan dan maksud dari tuturannya. Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia. Bidang-bidang seperti ilmu pengetahuan, hukum, kedokteran, politik, dan pendidikan memerlukan peran bahasa karena, hanya dengan bahasa manusia mampu mengkomunikasikan segala hal.

Oleh karena itu, bahasa disebut sebagai alat komunikasi terpenting bagi manusia (Yanik dalam Purwandari, dkk 2014: 1).

Sama halnya dengan kegiatan yang dilakukan pada sebuah organisasi/lembaga/instansi pemerintahan yang pasti tidak akan terlepas dari kegiatan saling berkomunikasi. Tujuan komunikasi dalam sebuah organisasi adalah untuk memberikan/menyampaikan informasi baik secara lisan maupun tertulis. Informasi secara lisan akan terjadi apabila komunikasi dilakukan secara langsung melalui tatap muka antara pemberi dan penerima informasi.

Namun, tidak semua informasi dapat dilakukan secara langsung atau lisan yang disebabkan beberapa hal seperti jarak, tidak adanya waktu untuk bertemu, atau hal lain.

Oleh sebab itu, diperlukan perantara untuk menyampaikan informasi secara tidak langsung. Perantara yang sering digunakan untuk menyampaikan informasi secara tidak langsung adalah surat. Surat adalah sehelai kertas atau lebih yang digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan pernyataan maupun informasi secara tertulis dari pihak satu kepada pihak lain (Ali, 2006).

Berdasarkan pengertian surat di atas, maka dalam pembuatan surat harus memerhatikan kaidah-kaidah bahasa yang benar karena surat merupakan perantara dari seseorang untuk

(19)

menyampaikan pesan atau informasi kepada orang lain yang dituju. Menurut Ali (2006, hal. 1) Informasi tersebut bisa berupa pemberitahuan, pernyataan, pertanyaan, permintaan, laporan, pemikiran, sanggahan, dan lain sebagainya. Surat yang sistematis dan bahasanya baik sesuai dengan kebahasaan bahasa Indonsia jelas akan lebih mudah untuk dipahami maksud dan isi dari surat tersebut. Namun, pada masa dewasa ini masih ditemukan beberapa kesalahan berbahasa yang terdapat dalam surat-menyurat di lingkungan instansi pemerintahan. Hal ini terbukti dari adanya surat yang terindikasi menggunakan kata yang berlebihan sehingga menimbulkan makna ganda, mengandung kesalahan-kesalahan berupa adanya pengaruh bahasa daerah, penggunaan istilah asing yang tidak sesuai, dan lain sebagainya.

Berdasarkan uraian di atas, memberikan dorongan bagi peneliti untuk melakukan penelitian mengenai surat-surat dinas tersebut. Secara khusus, penelitian ini membahas permasalahan mengenai kesalahan berbahasa dalam tataran linguistik, yakni kesalahan dalam aspek sintaksis yang terjadi pada persuratan di Kantor Desa Pucungrejo, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang. Teori acuan analisis kesalahan berbahasa yang digunakan adalah teori kategori linguistik. Dengan demikian dapat diketahui kesalahan berbahasa yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kesalahan sintaksis. Kesalahan dalam tataran sintaksis antara lain berupa: kesalahan dalam bidang frasa dan kesalahan dalam bidang kalimat (Setyawati, 2013). Dalam teori yang dikemukakan oleh ahli tersebut, terkhusus untuk bidang klausa tidak dibicarakan secara khusus atau sendiri karena klausa sudah melekat dalam kesalahan di bidang kalimat.

Topik yang diambil oleh penulis didasarkan juga pada alasan tertentu. Alasan tersebut yaitu untuk mengetahui sejauh mana kesalahan frasa, klausa, dan kalimat dalam sebuah surat dinas. Hal ini bertujuan agar dapat diketahui lebih awal masalah-masalah kebahasaan yang terjadi di kegiatan surat menyurat di Kantor Desa Pucungrejo, Muntilan. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan mendatangkan sumbangan yang cukup berarti dalam penulisan surat menyurat di Kantor Desa Pucungrejo, Muntilan.

Penelitian ini menggunakan surat dinas (surat masuk dan surat keluar) di Kantor Desa Pucungrejo sebagai sumber data untuk mengetahui kesalahan berbahasa dalam surat menyurat. Alasan memilih surat dinas karena jenis surat ini lebih menekankan tentang informasi yang akan disampaikan kepada suatu lembaga tertentu. Oleh karena itu, bahasa yang digunakan harus tepat dan jelas agar informasi yang disampaikan dapat diterima dengan baik.

(20)

2.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, penulis memfokuskan penelitian pada analisis kesalahan berbahasa dalam aspek sintaksis pada persuratan di Kantor Desa Pucungrejo, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang. Dari penelusuran ditekankan permasalahan sebagai berikut.

1) Masih ditemukannya beberapa kesalahan dalam penulisan surat di kantor desa dari segi aspek sintaksis.

2) Faktor kemajuan zaman yang mengakibatkan adanya bahasa ‘gaul/singkatan’ yang dianggap sebagai kebiasaan yang benar.

3) Penggunaan bahasa ibu dalam lingkungan pemerintahan Desa Pucungrejo secara tidak langsung mempengaruhi penggunaan bahasa Indonesia dalam penulisan surat resmi.

4) Meningkatkan kesadaran menulis surat dengan baik dan benar sehingga informasi yang hendak disampaikan mudah dipahami si pembaca/ penerima.

1.3 Batasan Masalah Penelitian

Berdasarkan identifikasi masalah di atas dan banyaknya permasalahan yang hendak diteliti, serta keterbatasan penelitian dalam hal waktu, tenaga, dan kemampuan ilmu pengetahuan yang dimiliki peneliti, peneliti akan membatasi ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti agar pembahasan masalah lebih terarah dan terfokus pada masalah pokok. Berdasarkan masalah di atas, batasan pada penelitian ini yaitu analisis kesalahan berbahasa dalam aspek sintaksis pada persuratan di Kantor Desa Pucungrejo, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang.

1.4 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan, dalam penelitian ini dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut.

1) Bagaimanakah kesalahan penggunaan konstruksi sintaksis yang berupa frasa pada surat masuk dan surat keluar bulan Februari – April 2020 di Kantor Desa Pucungrejo, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang?

2) Bagaimanakah kesalahan penggunaan konstruksi sintaksis yang berupa kalimat pada surat masuk dan surat keluar bulan Februari – April 2020 di Kantor Desa Pucungrejo, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang?

(21)

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, mendeteksi, dan mendeskripsikan bentuk- bentuk kesalahan sintaksis yang terjadi pada surat masuk dan surat keluar bulan Februari – April 2020 di Kantor Desa Pucungrejo, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang yang meliputi:

1) kesalahan penggunaan konstruksi sintaksis yang berupa frasa pada surat masuk dan surat keluar bulan Februari – April 2020 di Kantor Desa Pucung Rejo, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang.

2) kesalahan penggunaan konstruksi sintaksis yang berupa kalimat pada surat masuk dan surat keluar bulan Februari – April 2020 di Kantor Desa Pucung Rejo, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang.

1.6 Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini yaitu, diharapkan dapat menjadi acuan dan masukan bagi pihak-pihak yang berhubungan dengan kesekretariatan terutama sekretaris di dalam menyusun konsep surat dinas dengan teknik-teknik sistematika penulisan surat dinas yang mengacu pada pemakaian bahasa yang baik. Surat dinas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah surat dinas kantor kelurahan Pucungrejo, Muntilan.

b. Manfaat Praktis

1.1 Bagi perangkat kerja di Kantor Desa Pucungrejo, hasil penelitian ini dapat digunakan oleh para perangkat kerja untuk dapat menyusun surat dengan kebahasaan yang baik dan benar.

1.2 Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang bentuk- bentuk kesalahan berbahasa dalam tataran linguistik.

1.3 Bagi pihak-pihak yang akan melakukan penelitian dengan topik yang sama, hasil penelitian ini dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang akan melakukan penelitian maupun bagi siapaun yang sering dihadapkan dengan urusan surat-menyurat.

1.7 Batasan Istilah

Pembahasan dalam penelitian ini tentu hanya mencakup beberapa hal saja, 1. Kesalahan berbahasa

(22)

Kesalahan berbahasa adalah bagian konversasi atau komposisi yang menyimpang dari beberapa norma baku performansi orang dewasa (Tarigan & Tarigan, 2011, hal. 123).

2. Linguistik

Linguistik adalah ilmu yang mengambil bahasa sebagai objek kajiannya (Chaer, 2012).

3. Sintaksis

Menurut Ramlan (2005, hal. 18), sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frase, berbeda dengan morfologi yang membicarakan seluk-beluk morfem.

4. Surat Dinas

Media komunikasi dalam bentuk tulisan yang dilakukan oleh seseorang atau lembaga ke seseorang atau lembaga lainnya (Karyaningsih, 2018).

(23)

BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam bab ini peneliti akan memaparkan (1) penelitian yang relevan, (2) landasan teori, dan (3) kerangka berpikir. Penelitian yang relevan merupakan tinjauan terhadap topik-topik sejenis yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti lain. Landasan teori berisi tentang teori- teori yang digunakan sebagai landasan bagi peneliti saat melakukan penelitian.

2.1 Penelitian Relevan

Ada beberapa tulisan yang relevan dengan penelitian ini. Penelitian-penelitian tersebut menjadi acuan peneliti dalam merumuskan kesalahan berbahasa Indonesia yang terjadi di Kantor Desa Pucung Rejo. Terutama kesalahan dalam penulisan surat masuk dan surat keluar bulan Februari – April 2020 di Kantor Desa Pucungrejo melalui tataran linguistik khususnya aspek sintaksis.

Penelitian pertama milik Lestari, Nurul Hidayahmuji; dkk (2015) dengan judul “Analisis Kesalahan Berbahasa dalam Tataran Linguistik pada Surat-Surat Resmi di Kantor Desa Teguhan Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskirptif kualitatif. Bodgan & Taylor (dalam Moleong (2010:4) penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Pendekatan deskriptif yang dimaksud, yakni dalam penelitian ini berusaha menjelaskan wujud atau bentuk kesalahan yang terdapat dalam surat resmi di kantor desa. Peneliti menemukan persamaan teori yang digunakan oleh Nurul, dkk yaitu penggunaan teori linguistik milik Chaer. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Nurul Hidayahmuji Lestari, Panji Kuncoro Hadi, dan Ermi Adriani Meikayanti yaitu peneliti menemukan seratus dua puluh (120) kesalahan dalam tiga puluh (30) surat yang mengandung kesalahan dalam tataran linguistik berupa kesalahan fonologi 14 data, kesalahan morfologi 24 data, kesalahan sintaksis 77 data, kesalahan semantik 3 data, dan kesalahan wacana 2 data.

Penelitian kedua milik Istiqomah, Titik; dkk (2017) dengan judul “Analisis Kesalahan Berbahasa dalam Tataran Linguistik pada Persuratn di Desa Banyubiru Kecamatan Widodaren Kabupaten Ngawi”. Penelitian ini menggunakan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yaitu penelitiannya dilakukan ada kondisi alamiah atau naturan setting (Sugiyono, 2012:8). Peneliti menemukan persamaan terletak pada kesalahan penggunaan bahasa dalam tataran linguistik. Pada fonologi ditemukan kesalahan penulisan kata dasar, penggunaan preposisi, penulisan singkatan, penggunaan huruf kapital, dan penggunaan tanda

(24)

baca. Pada tataran morfologi meluputi kesalahan afiksasi. Pada tataran sintaksis meliputi kesalahan penggunaan kata yang berlebihan. Pada tataran semantik meliputi kesalahan pemilihan kata yang tidak tepat.

Penelitian ketiga milik Taufandy, Lutfi Aji (2013) dengan judul “Analisis Kesalahan Berbahasa pada Penulisan Surat Dinas di Kantor Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan Periode Tahun 2012”. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskirptif kualitatif.

Bodgan & Taylor (dalam Moleong (2010:4) penelitian kualitatif menurut Nawawi (1996:73) merupakan prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan atau melukiskan keadaan objek penelitian pada saat sekarang, berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya. Peneliti menemukan persamaan teori yang digunakan oleh Lutfi yaitu penggunaan teori linguistik milik Chaer. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Lutfi yaitu peneliti menemukan tujuh puluh (70) kesalahan ejaan dan tiga puluh sembilan (39) kesalahan pada diksi.

Kebaruan yang ada dalam penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu. Kebaruan dalam penelitian yang penulis lakukan ada pada teori yang digunakan. Jika pada penelitian terdahulu menggunakan tataran lingistik secara keseluruhan aspek dan menggunakan teori linguistik milik Chaer, pada penelitian ini penulis memiliki kebaruan dengan menggunakan tataran lingusitik tetapi difokuskan pada aspek sintaksis dan menggunakan teori sintaksis milik Tarigan (2011), Ramlan (2005), dan milik Setyawati (2013). Tidak hanya pada teori yang digunakan. Kebaruan pada penelitian ini ada pada teknik analisis datanya. Pada penelitian terdahulu menggunakan metode dan teknik penelitian milik Bodgan & Taylor, sedangkan pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode dan teknik penelitian milik Arikunto.

2.2 Kajian Teori

2.2.1 Kesalahan Berbahasa Pengertian Kesalahan Berbahasa

Kesalahan merupakan sisi yang mempunyai cacat pada ujaran atau tulisan para pelajar (Tarigan & Tarigan, 2011, hal. 126). Kesalahan tersebut merupakan bagian-bagian yang menyimpang dari norma baku atau norma terpilih dari bahasa orang dewasa.

Kesalahan-kesalahan yang dialami oleh seorang pengajar disebabkan oleh beberapa faktor. Menurut Norrish (1983) (dalam R, 2020, hal. 4) kesalahan berbahasa bersumber pada beberapa hal yang sifatnya eksternal, artinya kesalahan berbahasa berasal dari lingkungan tempat terjadinya proses belajar mengajar di antara seperti pemilihan bahan ajar. Selain itu,

(25)

faktor lain yang memengaruhi adalah caranya yang masih memicu kesalahan contohnya:

bahasa yang digunakan dalam sehari-hari atau bahasa ibu yang dapat memengaruhi terjadinya kesalahan berbahasa bahasa Indonesia.

Menurut Setyawati (2013, hal. 11–12) dalam bahasa Indonesia terdapat beberapa kata yang artinya bernuansa dengan kesalahan yaitu; penyimpangan, pelanggaran, dan kekhilafan. Keempat kata itu dapat dideskripsikan artinya sebagai berikut.

Pertama, kata ‘salah’ diantonimkan dengan ‘betul’, artinya apa yang dilakukan tidak betul, tidak menurut norma, tidak menurut aturan yang ditentukan. Hal tersebut mungkin disebabkan oleh pemakai bahasa yang belum tahu, atau tidak tahu terdapat norma, kemungkinan yang lain dia khilaf. Jika kesalahan ini dikaitkan dengan penggunaan kata, dia tidak tahu kata yang tepat dipakai.

Kedua, ‘penyimpangan’ dapat diartikan menyimpang dari norma yang telah ditetapkan. Pemakai bahasa penyimpang karena tidak mau, enggan, malas mengikuti norma yang ada. Sebenarnya pemakai bahasa tersebut tahu norma yang benar, tetapi dia memakai norma lain yang dianggap lebih sesuai dengan konsepnya. Kemungkinan lain penyimpangan disebabkan oleh keinginan yang kuat yang tidak dapat dihindari karena satu dan lain hal. Sikap berbahasa ini cenderung menuju ke pembentukan kata, istilah, slang, jargon, bisa juga prokem.

Ketiga, ‘pelanggaran’ terkesan negative karena pemakai bahasa dengan penuh kesadaran tidak mau menurut norma yang telah ditentukan, sekalipun dia mengetahui bahwa yang dilakukan berakibat tidak baik. Sikap tidak disiplin terhadap media yang digunakan seringkali tidak mampu menyampaikan pesan yang tepat.

Keempat, ‘kekhilafan’ merupakan proses psikologis yang dalam hal ini menandai seseorang khilaf menerapkan teori atau norma bahasa yang ada pada dirinya, khilaf mengakibatkan sikap keliru memakai. Kekhilafan dapat diartikan kekeliruan.

Kemungkinan salah ucap, salah susun karena kurang cermat.

Apa yang dimaksud kesalahan berbahasa? Menurut Setyawati (2013, hal. 12) terdapat dua ukuran dalam menjawab pertanyaan tersebut, yaitu:

1) Berkaitan dengan faktor-faktor penentu dalam berkomunikasi.

Faktor-faktor penentu dalam berkomunikasi itu adalah: siapa yang berbahasa dengan siapa, untuk tujuan apa, dalam situasi apa (tempat dan waktu), dalam konteks apa (peserta lain, kebudayaan, dan suasana), dengan jalur apa (lisan atau tulisan), dengan media apa (tatap muka, telepon, surat, kawat, buku, koran, dan sebagainya), dalam peristiwa apa

(26)

(bercakap-cakap, ceramah, upacara laporan, lamaran kerja, pernyataan cinta, dan sebagainya), dan

2) Berkaitan dengan aturan atau kaidah kebahasaan yang dikenal dengan istilah tata bahasa (Depdikbud, 1995).

Penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan faktor-faktor penentu komunikasi atau penggunaan bahasa yang tidak sesuai dengan norma kemasyarakatan bukanlah berbahasa Indonesia dengan baik. Kalimat ini diperkuat lagi oleh teori yang dikemukakan Tarigan (2011, hal. 126) yang menyebutkan bahwa, kesalahan tersebut merupakan bagian-bagian konversasi atau komposisi yang “menyimpang” dari norma baku atau norma terpilih dari performansi bahasa orang dewasa. Berbahasa Indonesia yang menyimpang dari kaidah atau aturan tata bahasa Indonesia, jelas pula bukan bebahasa dengan benar.

Kesimpulannya, kesalahan berbahasa adalah penggunaan bahasa baik secara lisan maupun tertulis yang menyimpang dari faktor-faktor penentu berkomunikasi atau menyimpang dari kaidah tata bahasa Indonesia.

Berikut merupakan ragam kesalahan berbahasa berdasarkan cara pandang masyarakat menurut Tarigan, dkk (2011, hal. 127).

1) Kesalahan yang disebabkan oleh faktor-faktor kelelahan, keletihan, dan kurangnya perhatian, yang oleh Chomsky (1965) disebut “faktor performansi”, kesalahan performansi ini, yang merupakan kesalahan penampilan, dalam beberapa kepustakaan disebut mistakes.

2) Kesalahan yang diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan mengenai kaidah-kaidah bahasa, yang disebut oleh Chomsky (1965) sebagai “faktor kompetensi”, merupakan penyimpangan-penyimpangan sistematis yang disebabkan oleh pengetahuan pelajar yang sedang berkembang mengenai sistem B2 atau bahasa kedua disebut errors.

2.2.2 Analisis Kesalahan Berbahasa Pengertian Analisis Kesalahan Berbahasa

Menurut Tarigan, dkk (2011, hal. 60–61) definisi analisis kesalahan berbahasa adalah suatu prosedur kerja, yang biasa digunakan oleh para peneliti dan guru bahasa, yang meliputi pengumpulan sampel, pengidentifikasian kesalahan yang terdapat dalam sampel, penjelasan kesalahan tersebut, pengklasifikasian itu berdasarkan penyebabnya, serta pengevaluasian atau penilaian taraf keseriusan kesalahan itu.

Selanjutnya pengertian analisis kesalahan berbahasa menurut Setyawati (2013, hal. 14–

15) kesalahan berbahasa dianggap sebagai bagian dari proses belajar-mengajar, baik belajar

(27)

secara formal maupun secara tidak formal. Pengalaman guru di lapangan menunjukan bahwa kesalahan berbahasa itu tidak hanya dibuat oleh siswa yang mempelajari B2, tetapi juga oleh siswa yang mempelajari B1. Siswa yang mempelajari bahasa Indonesia atau bahasa Inggris sering membuat kesalahan baik secara lisan maupun tulis. Siswa SD yang mempelajari bahasa ibu bahasa Batak, bahasa Bali, bahasa Sunda, bahasa Jawa, atau bahasa daerah lainnya sering membuat kesalahan bahasa dalam proses belajar-mengajar bahasa Batak, bahasa Bali, bahasa Sunda, atau bahasa Jawa, atau bahasa daerah lainnya.

Kesalahan berbahasa yang terjadi atau dilakukan oleh siswa dalam suatu proses belajar- mengajar mengimplikasikan tujuan pengajaran bahasa belum tercapai secara maksimal.

Semakin tinggi kuantitas kesalahan berbahasa itu, semakin sedikit tujuan pengajaran bahasa yang tercapai. Kesalahan berbahasa dilakukan oleh siswa harus dikurangi sampai ke batas minimal, bahkan diusahakan dihilangkan sama sekali. Hal ini dapat tercapai jika guru pengajar bahasa telah mengkaji secara mendalam segala aspek seluk-beluk kesalahan berbahasa itu.

2.2.3 Kategori Kesalahan Berbahasa

Kesalahan berbahasa dapat terjadi dalam setiap tataran linguistik (kebahasaan).

Menurut Muslich (2009), ada kesalahan yang terjadi dalam tataran fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Kesalahan berbahasa dapat disebabkan oleh intervensi (tekanan) bahasa pertama (B1) terhadap bahasa kedua (B2). Kesalahan berbahasa yang paling umum terjadi akibat penyimpangan kaidah bahasa. Hal itu terjadi oleh perbedaan kaidah (struktur) bahasa pertama (B1) dengan bahasa kedua (B2). Selain itu, kesalahan terjadi oleh adanya transfer negatif atau intervensi B1 pada B2. Dalam pengajaran bahasa, kesalahan berbahasa disebabkan oleh banyak faktor, di antaranya: kurikulum, guru, pendekatan, pemilihan bahan ajar, serta cara pengajaran kurang tepat (Tarigan & Tarigan, 2011).

Burt, Dulay, maupun Krashen (1982) (dalam Indihadi, 2011, hal. 7) membedakan wilayah (taksonomi) kesalahan berbahasa menjadi kesalahan atau kekhilafan:

1) Taksonomi kategori linguistik

Taksonomi kategori lingistik membedakan kesalahan berdasarkan komponen bahasa dan konsisten bahasa. Berdasarkan komponen bahasa, wilayah kesalahan dibedakan menjadi:

a) Kesalahan tataran fonologi

Menurut Setyawati (2013, hal. 23), kesalahan berbahasa Indonesia dalam tataran fonologi dapat terjadi baik penggunaan bahasa secara lisan maupun secara tertulis.

(28)

Sebagian besar kesalahan berbahasa Indonesia dalam tataran fonologi berkaitan dengan pelafalan, antara lain: (a) perubahan fonem, (b) penghilangan fonem, (c) penambahan fonem.

b) Kesalahan tataran morfologi dan sintaksis

Menurut Setyawati (2013, hal. 43), kesalahan berbahasa dalam tataran morfologi disebabkan oleh berbagai hal. Klasifikasi kesalahan berbahasa disebabkan oleh berbagai hal, antara lain: (a) penghilangan afiks, (b) bunyi yang seharusnya luluh tetapi tidak diluluhkan, (c) peluluhan bunyi yang seharusnya tidak luluh, (d) penggantian morf, (e) penyingkatan morf mem-, meng-, meny-, dan menge-, (f) pemakaian afiks tidak tepat, (g) penentuan bentuk dasar yang tidak tidak, (h) penempatan afiks yang tidak tepat pada gabungan kata, dan (i) pengulangan kata majemuk yang tidak tepat.

Selanjutnya, sintaksis adalah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frasa, berbeda degan morfologi yang membicarakan seluk beluk kata dan morfem (Ramlan, 2005, hal. 18).

c) Kesalahan tataran semantik dan kata

Kesalahan berbahasa dalam tataran semantik ini menekankan pada penyimpangan makna, baik yang berkaitan dengan fonologi, morfologi, maupun sintaksis (Setyawati, 2013, hal. 93).

d) Kesalahan tataran wacana

Menurut Setyawati (2013, hal. 131) urutan hierarki satuan-satuan linguistic secara teoritis yang normal adalah fonem, morfem, kata, frasa, klausa, kalimat, dan wacana.

Dalam praktik berbahasa banyak faktor yang menyebabkan terjadinya penyimpangan urutan, yaitu dapat adanya: (a) pelompatan tingkat, (b) pelapisan tingkat, dan (c) penurunan tingkat.

Berdasarkan konstituen bahasa, kesalahan terjadi pada tataran penggunaan unsur-unsur bahasa ketika dihubungkan dengan unsur bahasa lain dalam satu bahasa. Misalnya frasa dan klausa dalam tataran sintaksis atau morfem-morfem gramatikal dalam tataran fonologi.

2) Taksonomi kategori strategi performasi

Berdasarkan taksonomi kategori strategi performasi, kesalahan didasarkan kepada penyimpangan bahasa yang terjadi pada pemerolehan dan pengajaran bahasa kedua (B2).

Pendeskripsian kesalahan ini seharusnya dipertimbangkan atau dihubungkan dengan proses kognitif pada saat seseorang memproduksi (merekonstruksi) bahasanya.

(29)

Dalam kategori strategi performasi, tataran kesalahan bahasa dapat dibedakan menjadi 4 (empat) kesalahan. Berikut adalah keempat kesalahan kategori strategi performasi:

a) Penanggalan (omission), penutur bahasa menanggalkan satu atau lebih unsur-unsur bahasa yang diperlukan dalam frasa atau kalimat. Akibatnya terjadi penyimpangan konstruksi frase atau kalimat.

b) Penambahan (addition), penutur bahasa menambahkan satu atau lebih unsur-usnur bahasa yang tidak diperlukan dalam suatu frase atau kalimat. Akibatnya, terjadi penyimpangan konstruksi frase atau kalimat.

c) Kesalahbentukan (misformation), penutur membentuk suatu frase atau kalimat yang tidak sesuai kaidah bahasa itu. Akibatnya konstruksi frase atau kalimat menjadi salah (penyimpangan) kaidah bahasa.

d) Kesalahurutan (misordering), penutur menyusun atau mengurutkan unsur-usnur bahasa dalam suatu konstruksi frase atau kalimat di luar kaidah bahasa itu.

Akibatnya, frase atau kalimat itu menyimpang dari kaidah bahasa.

3) Taksonomi kategori komparatif

Berdasarkan taksonomi komparatif, kesalahan dibedakan menjadi 4 (empat) tataran kesalahan. Berikut adalah keempat jenis kesalahan taksonomi komparatif.

a) Kesalahan interlingual disebut juga kesalahan inferensi, yakni: kesalahan yang bersumber (akibat) dari pengaruh bahasa pertama (B1) terhadap bahasa kedua (B2).

b) Kesalahan intralingual adalah kesalahan akibat perkembangan. Kesalahan berbahasa bersumber dari penguasaan bahasa kedua (B2) yang belum memadai.

c) Kesalahan ambigu adalah kesalahan berbahasa yang merefleksikan kesalahan interlingual dan intralingual.

d) Kesalahan unik adalah kesalahan yang tidak dapat dideskripsikan tataran kesalahan interlingual dan intralingual. Kesalahan ini tidak dapat dilacak dari B1 maupun B2.

Misalnya: anak kecil yang mulia belajar berbicara dalam suatu bahasa, tidak sedikit tuturan (kata frase atau kalimat) yang tidak dapat dijelaskan dari B1 maupun B2.

4) Taksonomi kategori efek komunikasi.

Berdasarkan kategori efek komunikasi, kesalahan bahasa dapat dibedakan menjadi kesalahan lokal dan kesalahan global. Berdasarkan jenis penyimpangan bahasa, kesalahan lokal adalah kesalahan konstruksi kalimat yang ditanggalkan (dihilangkan) salah satu

(30)

unsurnya. Akibantnya proses komunikasi menjadi terganggu. Misalnya: penutur menggunakan kalimat atau tuturan yang janggal atau “nyleneh” saat berkomunikasi.

Adapun kesalahan global adalah tataran kesalahan berbahasa yang menyebabkan seluruh tuturan atau isi yang dipesankan dalam berkomunikasi, baik lisan maupun tulis, menjadi tidak dapat dipahami. Akibat frase ataupun kalimat yang digunakan oleh penutur berada di luar kaidah bahasa manapun baik B1 maupun B2.

2.2.4 Sumber Kesalahan Berbahasa

Dalam konteks ini, sumber kesalahan berbahasa itu adalah “pergunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan benar”. Dari parameter penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar kemudian dihubungkan dengan penggunaan bahasa Indonesia dipersuratan kantor desa, itulah sumber utama untuk analisis kesalahan berbahasa dalam sajian ini.

Penyimpangan bahasa yang diukur berada pada tataran (wilayah) fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik yang dihubungkan dengan faktor-faktor penentu dalam komunikasi.

Pada penelitian ini, lebih difokuskan pada tataran sintaksis.

Ditinjau dari segi asal-usul kata atau secara etimologis, istilah sintaksis berasal dari bahasa Belanda syntaxis. Dalam bahasa Inggris digunakan istilah syntax. Sintaksis ialah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frasa, berbeda dengan morfologi yang membicarakan seluk beluk kata dan morfem (Ramlan, 2005, hal. 18). Menurut Verhaar (2016) mendefinisikan sintaksis sebagai cabang tata bahasa yang membahas hubungan antarkata dalam tuturan. Dapat disimpulkan bahwa sintaksis adalah studi tentang hubungan antara kata yang satu dengan kata yang lain, atau hubungan antarkata yang membentuk struktur kalimat.

2.2.5 Kesalahan Berbahasa dalam Tataran Sintaksis

Sebuah kalimat hendaklah mendukung suatu gagasan atau ide agar gagasan atau ide mudah dipahami pembaca; fungsi sintaksis yaitu subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan harus tampak jelas. Ramlan (2005, hal. 18) mendefinisikan sintaksis sebagai bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, dan frasa; berbeda dengan morfologi yang membicarakan seluk beluk kata dan morfem.

Menurut Setyawati (2013) kesalahan dalam tataran sintaksis antara lain berupa:

kesalahan dalam bidang frasa dan kesalahan dalam bidang kalimat. Kesalahan dalam bidang klausa tidak dibicarakan tersendiri, tetapi sekaligus sudah melekat dalam kesalahan di bidang kalimat.

(31)

Hubungan antara kata yang satu dengan kata yang lain akan membentuk frasa, klausa, dan kalimat. Ketiga hal tersebut merupakan ruang lingkup sintaksis. Uraian bentuk-bentuk tersebut akan dieksplanasikan satu per satu di bawah ini.

2.2.5.1 Kesalahan dalam Bidang Frasa

Kesalahan berbahasa dalam bidang frasa sering dijumpai dalam bahasa kisan maupun bahasa tertulis (Setyawati, 2013, hal. 68). Artinya, kesalahan berbahasa dalam bidang frasa ini sering terjadi dalam kegiatan berbicara maupun kegiatan menulis. Kesalahan berbahasa dalam bidang frasa dapat disebabkan oleh berbagai hal, di antaranya: a) adanya pengaruh bahasa daerah, b) penggunaan preposisi yang tidak tepat, c) kesalahan susunan kata, d) penggunaan unsur yang berlebihan atau mubazir, e) penggunaan bentuk superlative yang berlebihan, f) penjamakan yang ganda, dan g) penggunaan bentuk resiprokal yang tidak tepat. Berikut akan diuraikan satu per satu.

1.1 Adanya Pengaruh Bahasa Daerah

Situasi kedwibahasaan yang ada di Indonesia menimbulkan pengaruh yang besar dalam pemakaian bahasa. Ada kecenderungan bahasa daerah merupakan BI, sedangkan bahasa Indonesia merupakan B2 bagi rakyat Indonesia atau pemakai bahasa. Tidak mengherankan jika hampir dalam setiap tataran linguistik, pengaruh bahasa daerag dapat kita jumpai dalam pemakaian bahasa Indonesia. Dengan perkataan lain, kesalahan berbahasa dalam tataran fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan wacana sebagai akibat pengaruh bahasa daerah dapat kita jumpai dalam bahasa Indonesia. Hal tersebut juga dapat diperhatikan dalam pemakaian frasa yang tidak tepat berikut ini.

Bentuk Tidak Baku

(1) Tunggu sebentar kalau ingin makan, sayurnya belon mateng!

(2) Anak-anak pada tidur di ruang tengah.

(3) Karena tidak memiliki uang, nasi tok yang dipersiapkan Mak Ijah kepada keluarganya.

(4) Kalau harus disuruh menunggu, dia sudah tidak sabaran lagi.

Dalam ragam baku, unsur-unsur yang dicetak miring pada kalimat (1)-(4) di atas merupakan contoh pemakaian frasa yang salah. Kesalahan itu disebabkan oleh adanya pengaruh dari bahasa daerah. Berturut-turut keempat frasa di atas sebaiknya diganti dengan belum masak, sedang tidur, nasi saja, dan tidak sabar, sehingga perbaikan keempat kalimat tersebut menjadi berikut ini.

(32)

Bentuk Baku

(1a) Tunggu sebentar kalau ingin makan, sayurnya belum masak!

(2a) Anak-anak sedang tidur di ruang tengah.

(3a) Karena tidak memiliki uang, nasi saja yang dipersiapkan Mak Ijah kepada keluarganya.

(4a) Kalau harus disuruh menunggu, dia sudah tidak sabar lagi.

1.2 Penggunaan Preposisi yang Tidak Tepat

Sering dijumpai pemakaian preposisi tertentu dalam frasa preposisional tidak tepat.

Hal ini biasanya terjadi pada frasa preposisional yang menyatakan tempat, waktu, dan tujuan. Perhatikan pemakaian preposisi yang salah dalam kalimat-kalimat berikut ini.

Bentuk Tidak Baku

(5) Tolong ambilkan buku saya pada laci meja itu.

(6) Di hari bahagia ini aku persembahkan sebuah lagu untukmu.

(7) Jika Pak Harun tidak berada di rumah, surat itu bisa dititipkan ke istrinya.

Kata-kata yang tercetak miring pada ketiga kalimat di atas merupakan penggunaan preposisi yang tidak tepat. Pada kalimat (5) lebih tepat menggunaka preposisi yang menyatakan tempat, yaitu di; pada kalimat (6) lebih tepat menggunakan preposisi yang menyatakan waktu, yaitu pada; dan pada kalimat (7) lebih tepat menggunakan preposisi yang menyatakan tujuan, yaitu kepada. Sehingga perbaikan ketiga kalimat di atas adalah:

Bentuk Baku

(5a) Tolong ambilkan buku saya di laci meja itu.

(6a) Pada hari bahagia ini aku persembahkan sebuah lagu untukmu.

(7a) Jika Pak Harun tidak berada di rumah, surat itu bisa dititipkan kepada istrinya.

1.3 Susunan Kata yang Tidak Tepat

Salah satu akibat pengaruh bahasa asing adalah kesalahan dalam dalam susunan kata.

Perhatikan contoh-contoh berikut ini.

(33)

Bentuk Tidak Baku

(8) Ini hari kita akan menyaksikan berbagai atraksi yang dibawakan oleh putra putri kita.

(9) Lokakarya itu akan diselenggarakan di Anjani Kembar Hotel selama satu minggu.

(10) Kamu sudah terima buku-buku itu?

Susunan kata yang dicetak miring pada kalimat (8)-(9) tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia. Hal tersebut berawal dari terjemahan harfiah dari bahasa asing itu ke dalam bahasa Indonesia. Kedua bahasa Indonesia dengan bahasa asing yang berbeda tersebut menyebabkan terjadi kesalahan berbahasa. Sebaiknya diperbaiki menjadi kalimat berikut.

Bentuk Baku

(8a) Hari ini kita akan menyaksikan berbagai atraksi yang akan dibawakan oleh putra putri kita.

(9a) Lokakarya itu akan diselenggarakan di Hotel Anjani Kembar selama satu minggu.

(10a) Sudah kamu terima buku-buku itu?

1.4 Penggunaan Unsur yang Berlebihan atau Mubazir

Sering dijumpai pemakaian kata-kata yang mengandung makna yang sama (bersinonim) digunakan sekaligus dalam sebuah kalimat.

Bentuk Tidak Baku

(11) Dilarang tidak boleh merokok di sini!

(12) Kita pun juga harus berbuat baik kepada mereka.

(13) Rajiv mahasiswa yang paling terpandai di kelas ini.

(14) Keakraban ini dimaksudkan agar supaya ada kontrak antarpara alumnus.

Kata-kata yang dicetak miring pada kalimat-kalimat di atas bersinonim. Penggunaan dua kata yang bersinonim sekaligus dalam sebuah kalimat dianggap mubazir karena tidak hemat. Oleh karena itu, yang digunakan salah satu saja agar tidak mubazir. Perbaikan dapat diungkapkan seperti berikut.

Bentuk Baku

(34)

(11)

a) Dilarang merokok di sini!

b) Tidak boleh merokok di sini!

(12)

a) Kita pun harus berbuat baik kepada mereka.

b) Kita juga harus berbuat baik kepada mereka.

(13)

a) Rajiv mahasiswa yang paling pandai di kelas ini.

b) Rajiv mahasiswa yang terpandai di kelas ini.

(14)

a) Keakraban ini dimaksudkan agar ada kontak antarpara alumnus.

b) Keakraban ini dimaksudkan supaya ada kontak antarpara alumnus.

1.5 Penggunaan Bentuk Superlatif yang Berlebihan

Bentuk superlative adalah suatu bentuk yang mengantung arti ‘paling’ dalam suatu perbandingan. Bentuk yang mengandung arti ‘paling’ itu dapat dihasilkan dengan suatu adjektiva ditambah adverbial amat, sangat, sekali, atau paling. Jika ada dua adverbial digunakan sekaligus dalam menjelaskan adjektiva pada sebuah kalimat, terjadilah bentuk superlative yang berlebihan. Misalnya:

Bentuk Tidak Baku

(15) Pengalaman itu sangat menyenangkan sekali.

(16) Anak itu termasuk anak yang sangat pandai sekali di kelasnya.

(17) Penderitaan yang dia alami amat sangat memilukan.

Kita harus membiasakan memakai kalimat-kalimat seperti di bawah ini untuk memperbaiki kalimat-kalimat di atas.

Bentuk Baku (15)

a) Pengalaman itu sangat menyenangkan.

b) Pengalaman itu menyenangkan sekali.

(16)

Gambar

TABEL 1. KARTU DATA .....................................................................................................
Tabel 1. Kartu Data
Tabel 2. Data yang akan Dianalisis Keterangan:
Tabel  3  menunjukan  penyebab  terjadinya  kesalahan  penggunaan  struktur  frasa  yang  digunakan  dalam  persuratan  di  Kantor  Desa  Pucungrejo
+4

Referensi

Dokumen terkait

Kesalahan berbahasa adalah penggunaan bahasa yang menyimpang dari kaidah bahasa yang berlaku dalam bahasa itu (Rekmo, 2013: 3). Melihat latar belakang yang sudah diuraikan

(2) Mendeskripsikan kesalahan diksi yang ada dalam surat dinas di kantor Kecamatan Geyer Kabupaten Grobogan periode Maret tahun 2012, yang meliputi: kebakuan, kehematan, ketepatan,

(2) Mendeskripsikan kesalahan diksi yang ada dalam surat dinas di kantor Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan periode Maret Tahun 2012, yang meliputi: kebakuan,

Mendeskripsikan kesalahan penulisan tanda baca dalam surat dinas di kantor.

Orang-orang tersebut adalah orang yang tergabung dalam grup tari Topeng Ireng Mahesa Jenar di Dusun Besaran, Desa Congkrang, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Provinsi

4) Kesalahan Berbahasa pada Tataran Penerapan Kaidah Ejaan Bahasa Indonesia ... Jenis Kesalahan yang Dominan Terjadi pada Surat Dinas di Kantor Kepala Desa Juron Kabupaten Sukoharjo

(2) Persentase kesalahan berbahasa bidang fonologi pada wacana eksposisi siswa SD di Desa Selo, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali dalam bentuk kesalahan penggunaan huruf

Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan maka Perancangan Video Dokumenter Kelenteng Hok An Kiong Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang Provinsi Jawa