• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Judul/Jurnal Objek/Variabel/An alisis. Terhadap. tahun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu Judul/Jurnal Objek/Variabel/An alisis. Terhadap. tahun"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

9 BAB II

TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan landasan dalam penelitian ini, yaitu :

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No. Nama

(Tahun)

Judul/Jurnal Objek/Variabel/An alisis

Hasil 1. Yanti

(2019)

Pengaruh Kinerja Keuangan dan Ukuran Perusahaan Terhadap

Pengungkapan CSR pada

perusahaan BUMN yang listed di BEI periode 2012-2017

Objek :

Perusahaan BUMN yang listed di BEI tahun 2012-2017.

Variabel : IV = Kinerja Keuangan, Ukuran

Perusahaan.

DV =

Pengungkapan CSR

Metode :

purposive sampling Teknik Analisis : regresi linier berganda dan koefisien determinasi.

1 Kinerja keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan CSR

2 Ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan CSR

2. Hotria dan Afriyenti

(2018)

Pengaruh

Agresivitas Pajak, Media Exposure, Profitabilitas, dan Sertifikat ISO 14001 terhadap Minat

Pengungkapan CSR (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang

Objek: Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2015-2017.

Variabel : IV = Agresivitas Pajak, Media Exposure, Profitabilitas, dan Sertifikat

lingkungan ISO 14001

DV = Pengungkapan

1. Agresivitas Pajak dan profitabilitas tidak memiliki pengaruh terhadap pengungkapan CSR.

2. Media exposure dan sertifikasi lingkungan

(2)

No. Nama (Tahun)

Judul/Jurnal Objek/Variabel/An alisis

Hasil Terdaftar di BEI

Tahun 2015-2017)

CSR.

Metode :

purposive sampling Teknik Analisis : regresi linier berganda

ISO 14001 memiliki pengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan CSR.

3. Dianawati (2018)

Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Sertifikasi Lingkungan terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)

Objek: Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI yang membuat laporan CSR melalui laporan tahunan maupun dalam bentuk sustainability report tahun 2011 dan 2012.

Variabel : IV = Pengalaman Internasional, Kedekatan Konsumen, dan Sertifikasi Lingkungan

DV = Pengungkapan CSR

Metode : Analisis regresi berganda

Pengalaman internasional, kedekatan konsumen, dan sertifikasi

lingkungan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR.

4. Ramadhan dan Sutanto

(2018)

Pengaruh Karakteristik Perusahaan, Media Exposure, dan Sertifikasi Lingkungan Terhadap

Corporate Social Responsibility Disclsoure

Objek: Perusahaan sektor

Pertambangan Batu Bara yang terdaftar di BEI tahun 2014- 2016

Variabel : IV =, Karakteristik Perusahaan, Media Exposure, dan Sertifikasi Lingkungan

DV = Pengungkapan CSR

1. Ukuran perusahaan, profitailitas, dan leverage berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan CSR.

2. Media

exposure, dan sertifikasi lingkungan tidak

berpengaruh terhadap

(3)

No. Nama (Tahun)

Judul/Jurnal Objek/Variabel/An alisis

Hasil Metode :

purposive sampling Teknik Analisis : regresi linier berganda

pengungkapan CSR.

5. Pare et al.

(2017)

Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility pada Perusahaan

Perbankan Konvensional di Indonesia

Objek :

Perusahaan sektor perbankan yang terdaftar di Otoritas jasa Keuangan (OJK) periode 2012-2016 Variabel : IV=

Profitabilitas, Komposisi Dewan Komisaris, Ukuran Perusahaan, dan Umur Perusahaan DV=

Pengungkapan CSR

Metode : regresi logistic

1. Profitabilitas, komposisi dewan

komisaris, dan ukuran

perusahaan tidak berpengaruh terhadap pengungkapan CSR.

2. Umur perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan CSR.

6. Santoso et al. (2017)

Pengaruh Kepemilikan Saham Publik, Ukuran

Perusahaan, dan Profitabilitas Terhadap

Corporate Social Responsibility Disclosure (Studi Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEI Periode 2012-2015

Objek : Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI periode 2012-2015 Variabel : IV = Kepemilikan Saham Publik, Ukuran

Perusahaan, dan Profitabilitas.

DV = CSR Disclosure Metode :

purposive sampling Teknik Analisis : regresi linier berganda

1. Kepemilikan saham publik dan ukuran perusahaan tidak

berpengaruh terhadap pengungkapan CSR.

2. Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengungkapan CSR.

7. Pradnyani dan Sisdyani

(2015)

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, Dan Ukuran Dewan

Objek : Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2011-2013

1. Ukuran perusahaan tidak

berpengaruh terhadap

(4)

No. Nama (Tahun)

Judul/Jurnal Objek/Variabel/An alisis

Hasil Komisaris Pada

Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Variabel: IV=

Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, dan Ukuran Dewan Komisaris.

DV=

Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial perusahaan.

Metode: Observasi non participant.

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

2. Profitabilitas berpengaruh positif terhadap tanggung jawab sosial perusahaan.

3. Leverage tidak berpengaruh terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

4. Ukuran dewan komisaris berpengaruh positif terhadap tanggung jawab sosial perusahaan.

8. Kusumo Bawono

dan Haryanto

(2015)

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Leverage, Profitabilitas, Cakupan Operasional Perusahaan, dan Sertifikasi ISO 14001 terhadap Pengungkapan Corporate Social Responsibility (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2012-2013)

Objek: Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2012-2013.

Variabel : IV = Ukuran

Perusahaan, Leverage, Profitabilitas, Cakupan Operasional Perusahaan, dan Sertifikasi Lingkungan ISO 14001

DV = Pengungkapan CSR.

Metode :

purposive sampling Teknik Analisis : regresi linier berganda

1. Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR.

2. Leverage, profitabilitas, dan cakupan operasional perusahaan tidak

berpengaruh terhadap pengungkapan CSR.

3. Sertifikasi lingkungan berpengaruh positif terhadap pengungkapan CSR.

(5)

No. Nama (Tahun)

Judul/Jurnal Objek/Variabel/An alisis

Hasil 9. Rofiqkoh

dan Priyadi (2016)

Pengaruh profitabilitas, leverage dan ukuran perusahaan terhadap

pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan

Objek : Perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI pada tahun 2012- 2014.

Variabel : IV = profitabiitas, leverage, dan ukuran perusahaan.

DV =

pengungkapan CSR

1. Profitabilitas tidak

berpengaruh terhadap pengungkapan CSR.

2. Leverage dan ukuran

perusahaan berpengaruh terhadap pengungkapan CSR.

B. Teori dan Kajian Pustaka

1. Teori yang Berhubungan dengan Pengaruh Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

a. Teori Stakeholder

Teori stakeholder merupakan teori yang memberikan pengetahuan teoritis dasar kepada manajemen perusahaan untuk memahami bagaimana individu, kelompok, atau organisasi eksternal dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh pencapaian tujuan dari bisnis perusahaan. Teori ini dikembangkan oleh Edward Freeman pada 1984 yang memberikan gambaran agar perusahaan dapat membangun relasi yang baik dengan para stakeholder yang mempunyai pengaruh terhadap kelangsungan usaha perusahaan (Kriyantono, 2017:57).

Menurut Chariri dan Ghozali (2007:409) stakeholder perusahaan yaitu para pemegang saham, konsumen, pemerintah, masyarakat, supplier, kreditor, analis, dan pihak lain. Kelompok stakeholder inilah yang dapat meningkatkan penciptaan nilai perusahaan akibat dampak dari aktivitas yang dilakukan dan

(6)

meminimalkan kerugian di masa mendatang, stakeholder juga sebagai bahan pertimbangan manajemen perusahaan dalam mengungkap atau tidak informasi dalam laporan perusahaan.

2. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan suatu konsep atau tindakan yang dilakukan perusahaan sebagai bentuk tanggung jawab mereka terhadap sosial dan lingkungan sekitar perusahaan berada, bentuk tanggung jawab yang dilakukan bermacam-macam yaitu mulai dari kegiatan yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pengelolaan lingkungan hidup, pemberian dana untuk pemeliharaan fasilitas umum, peningkatan kesehatan dan kualitas pekerja, kesejahteraan para pemegang saham, dan lain sebagainya (Rachman et al., 2011:17).

Tanggung jawab sosial perusahaan dilakukan guna meminimalkan dampak negatif dari aktivitas operasi perusahaan dan memaksimalkan dampak positif terhadap para pemangku kepentingan. Menurut Wati (2019:12) CSR yaitu komitmen yang berkesinambungan dari perusahaan untuk berperilaku etis dan memberi kontribusi bagi perkembangan ekonomi, meningkatkan kualitas kehidupan karyawan dan keluarganya, serta komunitas lokal dan masyarakat pada umumnya berdasarkan prinsip kesukarelaan dan kemitraan.

Tanggung jawab sosial perusahaan dapat memberikan manfaat bagi perusahaan yaitu meningkatkan citra perusahaan, memperkuat brand perusahaan, mengembangkan kerja sama dengan para pemangku kepentingan, membedakan perusahaan dengan para pesaingnya, menghasilkan inovasi dan pembelajaran untuk meningkatkan pengaruh perusahaan, membuka akses

(7)

untuk investasi dan pembiayaan bagi perusahaan, dan meningkatkan harga saham (Radyati, 2014:19).

Pemerintah Indonesia mewajibkan perusahaan untuk menerapkan CSR melalui Undang-Undang Republik Indonesia No. 25 tahun 2007 tentang penanaman modal dan Undang-Undang RI No. 40 tahun 2007 tentang perseroan terbatas.

Pengungkapan CSR dilakukan agar pihak eksternal dapat mengetahui dan menilai baik dan buruknya perusahaan tersebut, karena sebuah perusahaan yang sukses bukan hanya dilihat dari keuntungan yang diperoleh tapi bagaimana perusahaan tersebut mampu mensejahterakan pihak-pihak yang terkait langsung dengan perusahaan. Laporan CSR diungkapkan dalam laporan tahunan perusahaan maupun diungkapkan secara terpisah dalam bentuk Sustainability Report (SR).

3. Standards GRI (Global Reporting Initiative)

Global Reporting Initiative (GRI) merupakan organisasi standar independen

internasional yang membantu bisnis, pemerintah, dan organisasi lain memahami dan mengkomunikasikan dampak bisnisnya pada isu-isu seperti perubahan iklim, hak asasi manusia, dan korupsi (Majalahcsr.id, 2017). Pelaporan keberlanjutan yang berdasarkan pada Standar GRI memberikan informasi tentang kontribusi positif atau negatif organisasi bagi pembangunan berkelanjutan. Kerangka pelaporan CSR menggunakan adopsi GRI yang dikembangkan oleh Dewan Standar Keberlanjutan Global (GSSB) dan diterbitkan pada tahun 2016

Standards GRI mencakup tiga indikator utama, yaitu indikator kinerja ekonomi, kinerja lingkungan, dan kinerja sosial. Standar GRI mewakili praktik terbaik secara global dalam hal pelaporan dampak ekonomi, lingkungan dan sosial kepada publik.

Pelaporan keberlanjutan yang berdasarkan pada Standards GRI memberikan

(8)

informasi tentang kontribusi positif atau negatif organisasi bagi pembangunan berkelanjutan (www.globalreporting.org).

4. Profitabilitas

Profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktivitas operasi bisnisnya. Rasio profitabilitas disebut juga sebagai rasio rentabilitas yaitu untuk mengukur tingkat efektifitas manajemen dalam menjalankan operasional perusahaan agar menghasilkan laba melalui kegiatan penjualan, pengunaan aset, dan penggunaan modal (Hery, 2015:192). Rasio profitabilitas yaitu hasil akhir dari seluruh kebijakan keuangan dan keputusan operasional (Houston dan Brigham, 2010:146).

Profitabilitas adalah rasio yang dapat diukur dengan perbandingan antara total penjualan dikurang harga pokok penjualan dengan total penjualan (gross profit margin ratio), perbandingan antara laba operasi sebelum pajak dengan

total penjualan (operating profit margin ratio), perbandingan antara total harga pokok penjualan, biaya administrasi dan penyusutan dengan total penjualan (operating cost ratio), perbandingan antara laba bersih sesudah pajak dengan total penjualan (net profit margin), dan perbandingan antara laba bersih sesudah pajak dengan total aktiva (return on asset) (Sjahrial, 2007:45).

Semakin tinggi profit yang diperoleh perusahaan maka akan berpengaruh dalam peningkatan nilai dan citra perusahaan.

5. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan suatu skala untuk mengklasifikasikan besar kecilnya entitas bisnis dan dapat menentukan tingkat kemudahan perusahaan untuk memperoleh dana dari pasar modal. Ukuran perusahaan dapat

(9)

ditentukan berdasarkan total aset, laba, tenaga kerja, dan lain-lain yang semuanya berkorelasi tinggi (Sawir, 2004:101). Ukuran perusahaan adalah variabel kontrol yang dapat mempengaruhi keputusan atau hasil keuangan perusahaan (Said Kelana, 2005:274).

Menurut Amalia (2014) perusahaan yang berukuran lebih besar cenderung memiliki public demand akan informasi yang lebih tinggi dibanding perusahaan yang berukuran kecil. Memiliki lebih banyak pemegang saham, berarti memerlukan lebih banyak juga pengungkapan. Hal ini dikarenakan tuntutan dari para pemegang saham dan para analis pasar modal. Oleh karena itu, perusahaan lebih memperhatikan masalah sosial yang terjadi di dalam masyarakat karena secara langsung atau pun tidak langsung perusahaan memberikan dampak baik maupun buruk bagi masyarakat.

6. Sertifikasi Lingkungan

Sertifikasi lingkungan adalah penghargaan yang berasal dari pihak eksternal dan independen mengenai aktivitas operasi perusahaan yang dihubungkan dengan pengelolaan lingkungan hidup. Salah satu sertifikasi internasioanal yang terkait dengan pengelolaan lingkungan adalah ISO 14001, yang merupakan standar manajemen lingkungan mengenai praktek terbaik dalam sistem pengelolaan lingkungan hidup (Dianawati, 2018).

Sebuah survei yang dilakukan oleh Corbett et al. (2003) pada 15 negara menemukan bahwa diantara motivasi utama untuk mencari sertifikasi ISO 14001 adalah perbaikan lingkungan dan citra perusahaan. Berikutnya akan diikuti dengan adanya perbaikan dalam prosedur serta adanya hubungan yang lebih baik dengan pemerintah dan masyarakat. Sertifikasi ISO 14001

(10)

memberikan kepercayaan diri perusahaan untuk menunjukan kepada pihak eksternal bahwa perusahaan memiliki kendali atas aspek penting dari kegiatan operasi mereka dan berkomitmen untuk mematuhi semua peraturan lingkungan yang relevan dan mereka terus berupaya memperbaiki kinerja lingkungan mereka.

C. Perumusan Hipotesis

1. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Perusahaan yang memiliki profit tinggi cenderung melakukan pengungkapan CSR secara luas dan jelas, hal ini dilakukan karena perusahaan ingin memperoleh citra baik dari publik dan juga akan memberikan keuntungan jangka panjang bagi perusahaan. Perusahaan yang melakukan tanggung jawab sosial dan diungkapkan dalam laporan tahunan akan memicu ketertarikan dari pihak eksternal berupa kepercayaan dari kreditor, investor, dan kesetiaan pelanggan. Dikaitkan dengan teori stakeholder yang menyatakan bahwa stakeholder perusahaan tidak hanya melihat kinerja perusahaan dari profitnya saja, tetapi akan melihat kinerja sosial yang mana akan memberikan keuntungan jangka panjang dan meningkatkan citra perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian dari Yanti (2019) yang menyatakan bahwa kinerja keuangan berpengaruh positif dan signifikan terhadap perusahaan yang mengungkapan CSR secara luas dan jelas. Penelitian yang dilakukan menguji kinerja keuangan yang diproksikan dengan nilai ROA, jika nilai ROA berada dalam kondisi keuangan yang kuat, maka pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan akan menjadi lebih luas dan jelas. Berdasarkan penjelasan diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :

(11)

H1 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

2. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Ukuran perusahaan menjelaskan suatu ukuran, skala, atau variabel yang mengambarkan besar kecilnya perusahaan berdasarkan beberapa kriteria, seperti total aset, total penjualan, total pendapatan, total modal dan lain-lain. Pengelompokan perusahaan berdasarkan skala umumnya terbagi menjadi tiga ketegori yaitu perusahaan besar, perusahaan menengah dan perusahaan kecil. Umumnya perusahaan yang berukuran lebih besar cenderung lebih banyak melakukan pengungkapan mengenai aktivitas sosial, hal ini karena dampak atas aktivitas operasi yang dilakukan memiliki resiko tinggi terhadap masyarakat dan lingkungan.

Berdasarkan teori stakeholder, perusahaan mempunyai tanggung jawab untuk memenuhi keinginan serta harapan para stakeholdernya. Stakeholder perusahaan salah satunya yaitu masyarakat, karena masyarakat adalah pihak yang memiiki andil terhadap kemajuan bisnis perusahaan, maka perusahaan wajib melakukan aktivitas tanggung jawab sosial. Hal ini juga berarti bahwa, semakin besar ukuran perusahaan maka semakin baik pengungkapan tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh perusahaan terutama tanggung jawab sosial kepada masyarakat atas dampak dari aktivitas operasionl perusahaan. Dengan melakukan pengungkapan CSR secara luas maka perusahaan secara langsung dapat meminimalisir dampak buruk bagi masyarakat dan lingkugan sekitar, sehingga keberlangsungan bisnis perusahaan dapat terjaga dan tidak ada komplain dari masyarakat sekitar.

(12)

Penelitian yang dilakukan oleh Yanti (2019) menyatakan bahwa adanya hubungan positif dan signifikan antara ukuran perusahaan dengan pengungkapan CSR. Dari sisi tenaga kerja, perusahaan berskala besar memiliki jumlah tenaga kerja yang lebih banyak, banyaknya tenaga kerja akan memberikan tekanan pada pihak manajemen untuk terus memperhatikan kesejahteraan tenaga kerja di dalam perusahaan. Perhatian perusahaan terhadap tenaga kerja merupakan salah satu bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan. Berdasarkan penjelasan diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu :

H2 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

3. Pengaruh Sertifikasi Lingkungan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

Sertifikasi lingkungan adalah penghargaan dari pihak eksternal dan independen mengenai aktivitas operasi perusahaan yang dihubungkan dengan pengelolaan lingkungan hidup. Dihubungkan dengan teori stakeholder perusahaan yang melaksanakan pengelolaan lingkungan hidup dengan baik akan memperoleh kepercayaan dan dukungan baik dari masyarakat sekitar, pemerintah, pemegang saham, maupun konsumen. Sertifikasi lingkungan merupakan bukti bahwa perusahaan telah mematuhi aturan-aturan yang ditetapkan terutama aturan mengenai pengelolaan lingkungan.

Perolehan sertifikasi lingkungan akan memberikan motivasi bagi manajemen untuk terus berupaya memperbaiki kinerja lingkungannya, kinerja lingkungan yang baik dapat diketahui oleh pihak eksternal salah satunya

(13)

dengan mengungkapkan secara luas dan jelas tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dalam laporan tahunan. Semakin banyak sertifikasi lingkungan yang diperoleh perusahaan maka semakin baik dan luas pengungkapan tangung jawab sosialnya, karena sertifikasi lingkungan yang dimiliki merupakan bukti yang dapat meningkatkan kepercayaan pihak eksternal untuk terus mendukung aktivitas bisnis yang dilakukan perusahaan dan juga dapat meningkatkan citra perusahaan.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kusumo Bawono dan Haryanto (2015) yang menyatakan bahwa perusahaan yang memperoleh sertifikat kinerja lingkungan akan mendukung secara luas dan jelas pengungkapan CSR. Berdasarkan penjelasan diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu :

H3 : Sertifikasi lingkungan berpengaruh positif terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan.

(14)

D. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan rumusan masalah dan hipotesis penelitian, dapat digambarkan kerangka pemikiran seperti berikut :

Gambar 2.1 : Model Kerangka Pemikiran Profitabilitas (X1)

Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

(CSR) (Y) Ukuran Perusahaan

(X2)

Sertifikasi Lingkungan

(X3)

Gambar

Gambar 2.1 : Model Kerangka Pemikiran Profitabilitas (X1)

Referensi

Dokumen terkait

1) Sesuai dengan harapan. Menilai suatu destinasi wisata sesuai dengan harapan. Memiliki minat untuk berkunjung kembali di masa yang akan datang. Bersedia untuk memberikan

Terdapat lima tahap dari proses keputusan pembelian yang dikembangkan oleh (Kotler & Keller, 2016). 1) Pengenalan masalah : Proses keputusan pembelian diawali dengan

Berdasarkan Gambar 2.2 tersebut menunjukkan bagaimana nantinya pengaruh Country of Origin (X1) atau negara asal terhadap keputusan pembelian selain itu, mencari pengaruh

keinginan membeli secara umum didasarkan pada upaya mencocokkan motif pembelian dengan atribut atau karakteristik merek yang tengah dipertimbangkan dengan melibatkan

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga Skripsi dengan judul “Pengaruh Profitabilitas, Ukuran Perusahaan,

Penelitian ini mengungkapkan bahwa pandemi Covid-19 berdampak terhadap sektor pertanian diantaranya menurunnya tingkat bahan pokok, intervensi distribusi dari daerah

Keputusan investasi juga merupakan suatu keputusan diambil dalam penanaman modal yang dimiliki untuk memperoleh keuntungan dari kegiatan investasi yang telah

Penelitian yang dilakukan oleh Reza Lainatul Rizky, Grisvia Agustin dan Imam Mukhlis pada tahun 2016 dengan judul “Pengaruh Penanaman Modal Asing, Penanaman Modal Dalam