• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

6 BAB II

TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian

(Tandio dan Widanaputra, 2016)

Pengaruh Pelatihan Pasar Modal, Return, Presepsi Risiko,

Gender, Dan Kemajuan Teknologi Pada Minat Investasi Mahasiswa.

Berdasarkan hasil analisis regresi bahwa pelatihan pasar modal dan return secara signifikan berpengaruh terhadap minat investasi sedangkan presepsi risiko, gender, dan kemajuan teknologi secara signifikan tidak berpengaruh terhadap minat investasi.

(Dewi et al., 2017)

Modal Investasi Awal Dan Presepsi Risiko Dalam Keputusan Berinvestasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal investasi

minimal dan presepsi risiko berpengaruh terhadap minat berinvestasi di pasar modal

(2)

(Negara dan Febrianto, 2020)

Pengaruh Kemajuan Teknologi Informasi Dan Pengetahuan Investasi Terhadap Minat Investasi Generasi Milenial Di Pasar Modal

Hasil dari penelitian ini bahwa kemajuan teknologi informasi dan pengetahuan investasi berpengaruh signifikan terhadap minat berinvestasi generasi milenial di pasar modal.

(Fridana dan Asandimitra, 2020)

Analisis Faktor Yang Memengaruhi

Keputusan Investasi (Studi Pada Mahasiswa Surabaya)

Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa literasi keuangan, overconvidence, herding, toleransi risiko, dan

persepsi risiko berpengaruh positif terhadap keputusan investasi.

(Rahmayanti et al., 2021)

Pengaruh Risiko, Return, Dan Perekonomian Indonesia Terhadap Keputusan Berinvestasi Saham Saat Covid-19.

Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa risiko, return, dan perekonomian tidak berpengaruh dalam menentukan keputusan berinvestasi saham saat covid- 19.

(3)

B. Teori dan Kajian Pustaka 1. Prospect Theory

Prospect Theory pertama kali dikembangkan oleh (Kahneman dan

Tversky, 1979). Teori ini merupakan teori pengambilan keputusan dalam kondisi yang tidak pasti. Selain itu Kahneman dan Tversky (1979) mengatakan bahwa seseorang tidak akan selalu bertindak sesuai dengan standar teori keuangan yang berada dibawah risiko dengan adanya faktor lain seperti faktor psikologi dan sikap tidak tentu terhadap pilihan yang dianggap rasional. Setiap orang tidak sama antara satu dengan yang lain baik itu sifat, perilaku, dan keterlibatan emosi dan lainnya, semua sudah melekat pada diri orang tersebut sehingga perbedaan itu yang menjadikan seseorang tidak selalu berperilaku rasional dalam mengambil suatu keputusan. Keputusan tidak rasional disebut dengan keputusan bias dimana prospect theory ini menganggap bahwa bias maupun faktor psikologis lainnya dapat mempengaruhi pilihan seseorang dalam kondisi yang tidak pasti.

2. Risiko Investasi

Preferensi investasi seorang investor erat kaitannya dengan pertimbangan pengembalian dan risiko investasi (Tandio dan Widanaputra, 2016). Setiap investor memiliki toleransi risiko yang berbeda, tetapi semua mengharapkan pengembalian yang sesuai. Saat berinvestasi, hanya mempertimbangkan faktor keuntungan saja tidak cukup. Investor juga harus mempertimbangkan faktor risiko, karena pertimbangan investasi merupakan pertukaran antara kedua faktor tersebut

(4)

(Dewi et al., 2017). Demikian menurut Jogiyanto (2010) Laba dan risiko memiliki hubungan positif, semakin besar risiko, semakin besar pengembalian yang harus dikompensasikan. Investasi yang dapat dilakukan oleh investor salah satunya dapat digunakan dalam pembelian saham perusahaan (Rahmayanti et al., 2021). Adapun risiko investasi saham menurut (Laruan, 2021) adalah:

a. Capital loss, merupakan keadaan dimana harga beli lebih tinggi dari pada harga jual. Semakin besar selisih yang diperoleh maka semakin besar kerugian yang didapat.

b. Risiko likuiditas, merupakan keadaan dimana perusahaan kesulitan saat menyediakan uang tunai dalam periode waktu tertentu. Hal ini mengakibatkan investor kesuliatan untuk menjual sahamnya sehingga dapat menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan tersebut.

c. Risiko kebangkrutan, merupakan keadaan dimana perusahaan mendadak mengumumkan kebangkrutan/berhenti operasi. Adanya kebangkrutan ini bisa menyebabkan investor kehilangan uangnya.

2. Kemudahan Penggunaan Teknologi

Kemajuan teknologi merupakan suatu inovasi yang sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan yang diciptakan dengan memberikan banyak kemudahan bagi kehidupan manusia, teknologi menjanjikan sebuah perubahan, kemajuan, kemudahan, dan produktivitas (Ngafifi, 2014).

Teknologi adalah simbol kemajuan, siapa pun yang dapat mengakses

(5)

teknologi akan mengalami sedikit atau banyak kemajuan pada suatu arah entah dalam bentuk apa saja. Teknologi telah mempengaruhi gaya hidup dan teknologi juga telah menjadi way of life itu sendiri, seseorang tidak akan kehilangan informasi apabila sudah memiliki teknologi dalam genggamannya (Yusuf, 2019).

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), teknologi adalah seluruh sarana penyediaan barang-barang yang diperlukan untuk kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia (KBBI, 2021). TIK mencakup dua aspek, yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi.

Teknologi informasi mencakup segala sesuatu yang berhubungan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah penggunaan alat bantu untuk memproses dan mengirimkan data dari satu perangkat ke perangkat lainnya. Oleh karena itu, teknologi informasi dan teknologi komunikasi merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan. Istilah TIK berasal dari gabungan teknologi komputer (baik perangkat keras maupun perangkat lunak) (Wikipedia, 2021). Contoh teknologi informasi dan komunikasi adalah komputer, internet (situs web, blog, dan email), (teknologi penyiaran yang direkam (podcast), pemutar audio dan vidio, dan perangkat penyimpanan), dan telepon (Kompas.com, 2022).

Penemuan-penemuan baru ini dalam kehidupan akan melahirkan berbagai perubahan dalam masyarakat. Mahasiswa merupakan anak muda yang bisa dibilang orang yang sadar akan teknologi. Kedekatan kalangan

(6)

muda dengan teknologi dapat memudahkan mereka sebagai pengguna dari sistem perdagangan online. Bantuan fasilitas online trading yaitu investor dapat melakukan transaksi jual beli secara online dimanapun dan kapan pun dengan bantuan internet sehingga menjadi pendorong untuk berinvestasi. Salah satu platform investasi saham adalah aplikasi Ajaib, dimana didalamnya sudah tersedia fitur fitur yang mudah untuk investor berinvestasi. Hal pertama yang harus dilakukan untuk berinvestasi di ajaib adalah menginstal aplikasi ajaib lalu mengisi formulir data diri online dengan lengkap setelah itu menunggu verifikasi untuk aktivasi Adapun menurut (Revina, 2020) cara jual-beli saham pada aplikasi ajaib yaitu:

a. Melakukan top up RDN

b. Pilih saham emitan yang sudah terdaftar untuk dibeli c. Memasukkan jumlah lot saham yang di inginkan d. Setelah itu bisa melakukan konfirmasi pembelian

e. Jika ingin menjual saham, terlebih dahulu membuka halaman portofolio

f. Pilih saham yang ingin dijual, geser kekanan pada portafolio saham, dan selanjutnya akan muncul pilihan jual-beli lalu pilih jual.

3. Investasi

Investasi merupakan aspek utama dari kebijakan pengelolaan keuangan, karena investasi adalah suatu bentuk alokasi modal yang realisasinya harus menghasilkan keuntungan di masa yang akan datang.

Roy dan Joseph (2018) menyatakan bahwa keuntungan yang diperoleh

(7)

dalam hal pengalokasian dana disebut juga dengan imbal hasil/return.

Investasi juga merupakan pengorbanan yang dilakukan hari ini untuk mengharapkan keuntungan di masa yang akan datang. Pengorbanan saat ini adalah pasti dan return yang diharapkan belum tentu pasti (Halim, 2005; Sharpe, 2005:1) dalam (Yuliati et al., 2020). Harus diakui bahwa berinvestasi merupakan hal yang penting jika Anda ingin mempertahankan atau bahkan meningkatkan nilai uang Anda. Selanjutnya, investasi juga dapat mengalahkan dampak inflasi yang terus terjadi setiap tahunnya (Rahmayanti et al., 2021). Karena ancaman inflasi akan terus ada dan akan menyebabkan nilai uang menurun dari waktu ke waktu (Tandio dan Widanaputra, 2016).

4. Saham Di Pasar Modal

Menurut (Jogiyanto, 2010) pasar modal merupakan tempat bertemunya pembeli dan penjual, dan terdapat risiko untung rugi.

Tegasnya, pasar modal adalah pasar (tempat berupa bangunan) yang disiapkan menggunakan jasa perantara untuk memperdagangkan saham, obligasi, reksadana dan jenis surat berharga lainnya. Pasar modal juga menjadi sarana bagi perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan pembiayaan jangka panjang dengan cara menjual saham atau menerbitkan obligasi, Pinjaman jangka panjang umumnya digunakan oleh industri dan perdagangan, terutama untuk investasi tetap (Herve dan Yao, 2011).

Adapun keuntungan pasar modal bagi investor adalah memberikan kesempatan atau hak bagi masyarakat untuk melakukan usaha yang sehat

(8)

dengan prospek masa depan yang baik, dan merupakan alternatif bentuk investasi yang menawarkan potensi imbalan, dengan risiko yang diperhitungkan (Pakaya, 2010).

Pasar modal juga merupakan investasi yang cukup banyak diminati karena tingkat pengembalian yang diharapkan tinggi (Ravichandran et al., 2005). Melalui layanan online trading yang disediakan oleh perusahaan sekuritas, transaksi pasar modal kini semakin diminati oleh para investor milenial. Jenis investasi yang dipilih investor ditentukan oleh preferensi seorang investor. Semakin tinggi suatu risiko maka keuntungan yang didapat juga akan semakin tinggi begitu pula sebaliknya. Tentunya mahasiswa yang berani mengambil risiko akan berminat untuk berinvestasi dipasar modal karena adanya tingkat pengembalian tinggi tersebut.

Jenis instrumen pasar modal secara umum mencakup saham, obligasi, dan reksa dana (OJK). Saham adalah instrumen pasar modal yang paling populer, dan merupakan surat berharga yang bersifat kepemilikan (CIMBniaga, 2021). Dimana pemilik saham juga merupakan pemilik perusahaan. Apabila saham yang dimiliki semakin besar maka tidak menutup kemungkinan kuasa dalam perusahaan tersebut juga semakin besar. Keuntungan yang dapat diperoleh biasa berupa deviden, deviden merupakan pembagian laba kepada para pemegang saham sesuai banyaknya saham yang dimiliki oleh pemegang saham (Nasution, 2015), dan capital gain yaitu apabila harga jual lebih besar dari pada harga beli.

(9)

Semakin besar selisih yang diperoleh maka semakin besar keuntungan yang didapat.

5. Keputusan Investasi

Stoner et al. (1995) menegaskan bahwa pengambilan keputusan adalah proses mengidentifikasi dan memilih serangkaian tindakan untuk memecahkan masalah tertentu atau memanfaatkan peluang. Pada dasarnya keputusan investasi seseorang tidak selalu berdasarkan pertimbangan rasional, tetapi bisa juga merupakan aspek irasional yang berkaitan dengan psikologi atau sering dikenal dengan perilaku keuangan (Ainia dan Lutfi, 2019). Tujuan dari keputusan investasi adalah untuk memperoleh keuntungan yang tinggi dengan risiko tertentu dari apa yang telah dikeluarkan pada awal investasi. Dalam mengambil keputusan, investor mempertimbangkan beberapa hal seperti tingkat risiko investasi, stabilitas investasi, kondisi negara, perubahan suku bunga dan lain-lain.

Pertimbangan tersebut dapat mempengaruhi investor dalam mengambil keputusan investasi. Keputusan investasi juga merupakan suatu keputusan diambil dalam penanaman modal yang dimiliki untuk memperoleh keuntungan dari kegiatan investasi yang telah dilakukan. mengambil keputusan investasi, individu pastinya memiliki presepsi atas risiko untuk mencegah adanya kerugian dimana persepsi risiko adalah cara seseorang untuk menafsirkan risiko yang berbeda dari perkiraan, pemikiran, dan kenyataan. Menurut Forlani dan Mullins (2000) persepsi risiko

(10)

memainkan peran penting dalam perilaku manusia, terutama dalam proses pengambilan keputusan di saat ketidak pastian.

C. Perumusan Hipotesis

1. Pengaruh risiko investasi terhadap keputusan berinvestasi.

Salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan investasi adalah risiko dimana pada saat membuat keputusan investasi, setiap investor dihadapkan pada trade-off antara return yang diharapkan dan risiko. Oleh karena itu, perspektif investor terhadap risiko dapat mempengaruhi keputusan investasinya (Pompian, 2012; Nofsinger, 2017). Seseorang biasanya mendifinisikan situasi berisiko apabila mengalami kerugian karena buruknya saat mengambil keputusan (Pradikasari dan Isbanah, 2018). Dimana seseorang dengan pandangan risiko yang tinggi dapat mempertimbangkan alternatif investasi berisiko rendah untuk memiliki risiko yang lebih tinggi, sementara seseorang dengan pandangan risiko yang rendah mungkin menganggap bisnis berisiko tinggi memiliki risiko yang lebih rendah. Oleh karena itu, investor dengan pandangan risiko tinggi cenderung mengalokasikan dananya ke aset berisiko rendah, sedangkan investor dengan pandangan risiko rendah cenderung lebih bersedia mengalokasikan dananya ke aset berisiko tinggi (Broihanne et al., 2014). Demikian menurut Malik (2017) bahwa investor akan mengalami risiko apabila pada saat itu investor tidak mengetahui dengan pasti hasil dari investasi yang telah dilakukannya. Penelitian milik Fridana dan Asandimitra (2020), menyebutkan bahwa persepsi risiko mempengaruhi

(11)

keputusan investasi. Berdasarkan pernyataan diatas maka hipotesis pertama adalah:

H1 : Risiko investasi berpengaruh terhadap keputusan berinvestasi saham di pasar modal

2. Pengaruh kemudahan penggunaan teknologi terhadap keputusan berinvestasi.

Pada zaman ini dengan berkembangnya teknologi informasi akan lebih mudah untuk mendapatkan sebuah informasi. Teknologi diharapkan mampu membuat investor lebih tertarik untuk berinvestasi sehingga melalui teknologi, investor akan lebih mudah memantau pergerakan harga saham, Investor dapat mengakses informasi pasar modal (Tandio dan Widanaputra, 2016). Perusahaan-perusahaan sekuritas sudah memberikan kemudahan bagi investor, seperti menyediakan sistem online trading.

Dimana dengan fasilitas online trading, para investor bisa berinvestasi dimana pun dan kapan pun dengan menggunakan perangkat yang dapat mengakses internet, Kecepatan dan ketepatan dalam transaksi bursa saham memiliki pengaruh yang penting sehingga memudahkan berbagai pihak yang terkait terutama investor untuk dapat dengan cepat menganalis dan mengambil keputusan. Banyaknya kemudahan yang tersedia menimbulkan transaksi pasar modal semakin digemari investor milenial karena membantu dalam pengambilan keputusan. Semakin mudah akses terhadap informasi pasar modal, diharapkan semakin mampu memberikan kemudahan terhadap pengambilan keputusan dalam berinvestasi.

(12)

Berdasarkan pernyataan diatas hipotesis pada penelitian ini adalah : H2 : Kemudahan penggunaan teknologi berpengaruh terhadap keputusan berinvestasi saham di pasar modal

D. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

H1

H2

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Risiko

Investasi (X1)

Kemudahan Penggunaan Teknologi

(X2)

Keputusan Berinvestasi (Y)

Gambar

Tabel 2.1  Tinjauan Penelitian Terdahulu  Peneliti  Judul Penelitian  Hasil Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat lima tahap dari proses keputusan pembelian yang dikembangkan oleh (Kotler & Keller, 2016). 1) Pengenalan masalah : Proses keputusan pembelian diawali dengan

1) Keterlibatan dengan produk seseorang akan terlibat dengan suatu produk tertentu dan bermaksud untuk membicarakan mengenai hal itu dengan orang lain, sehingga terjadi

Hal ini ditegaskan dalam Pasal 150 HIR ayat (1), bahwa kedua belah pihak yang berperkara dapat mengajukan pertanyaan kepada saksi yang diajukan oleh kedua belah pihak yang

Untuk menciptakan intention to stay yang tinggi pada karyawan, maka perusahaan harus mampu memberikan apa yang dibutuhkan karyawan supaya minat tetap tinggal dalam perusahaan

Berdasarkan Gambar 2.2 tersebut menunjukkan bagaimana nantinya pengaruh Country of Origin (X1) atau negara asal terhadap keputusan pembelian selain itu, mencari pengaruh

keinginan membeli secara umum didasarkan pada upaya mencocokkan motif pembelian dengan atribut atau karakteristik merek yang tengah dipertimbangkan dengan melibatkan

Produk yang memiliki citra baik akan menimbulkan kepercayaan konsumen atas produk tersebut dan konsumen akan cenderung memilih produk tersebut dibanding merek

Sedangkan menurut Supriyanto dan Machfud (2010:132) kinerja diartikan “sebagai suatu hasil dari usaha seseorang yang dicapai dengan adanya kemampuan dan perbuatan dalam