PROSIDING
SEMINAR NASIONAL
TEKNOLOGI PENGELOLAAN LIMBAH XIII TAHUN 2015
Tema :
“Penguasaan Teknologi Pengelolaan Limbah untuk Mendukung Pemanfaatan Energi Baru dan Terbarukan Menuju Kesejahteraan
Bangsa”
Diterbitkan pada : 30 Desember 2015
PUSAT TEKNOLOGI LIMBAH RADIOAKTIF BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
Seminar Nasional Teknologi Limbah XIII
Sekretariat :
Gd. 50, PTLR-BATAN, Kawasan Puspiptek Setu, Tangerang Selatan, 15310 Telp. (021) 7563142, Fax (021) 7560927
Website : www.batan.go.id/seminarlimbah
PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI PENGELOLAAN LIMBAH XIII
2015
Diselenggarakan pada : Selasa, 29 September 2015
di Grha Widya Bhakti
PUSPIPTEK Tangerang Selatan, Banten
PERUMUSAN KERANGKA SASARAN SISTEM MANAJEMEN K3 OHSAS 18001
Sih Damayanti, Sik Sumaedi, Tri Widianti, dan Medi Yarmen Penelitian Sistem Mutu dan Teknologi Pengujian- LIPI
E-mail:[email protected]
ABSTRAK
PERUMUSAN KERANGKA SASARAN SISTEM MANAJEMEN K3 OHSAS 18001. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan salah satu aspek yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Untuk mengoptimalisasi pelaksanaan K3, perusahaan dapat menerapkan sistem manajemen K3 berdasarkan OHSAS 18001. Salah satu persyaratan yang harus dipenuhi oleh perusahaan dalam menerapkan Sistem Manajemen K3 adalah pembuatan sasaran sistem manajemen K3. Tulisan ini bertujuan untuk merumuskan kerangka sasaran sistem manajemen K3 berdasarkan OHSAS 18001. Penelitian ini menggunakan pendekatan desk research. Tahap penelitian ini terdiri atas interpretasi persyaratan OHSAS 18001 terhadap sasaran, perumusan perspektif pengukuran, perumusan sasaran setiap perspektif, dan perumusan indikator serta ukuran dari sasaran. Hasil penelitian ini menunjukkan suatu kerangka sasaran sistem manajemen K3 OHSAS 18001 yang terdiri atas empat perspektif utama, meliputi perspektif keuangan, pekerja, proses internal, dan pertumbuhan dan pembelajaran. Sasaran Sistem manajemen K3 OHSAS 18001 yang dibangun terdiri dari 8 sasaran dengan total indikator sasaran sistem manajemen K3 sebanyak 15 indikator
Kata Kunci: K3, OHSAS 18001, Sasaran, Kerangka
ABSTRACT
OHSAS 18001 BASED OCCUPATIONAL HEALTH AND SAFETY MANAGEMENT SYSTEM OBJECTIVE FRAMEWORK DEVELOPMENT. Occupational Health and Safety is an aspect that must be considered by a company. In order to optimize the Occupational health and Safety enforcement, the company can implement an OHSAS 18001 based Occupational Health and Safety management system. One of the requirements of OHSAS 18001 that must be met by the company is to develop an Occupational Health and Safety management system objective. This paper aims to develop an OHSAS 18001 based Occupational Health and Safety management system objective framework. This study employed desk research approach. This research consisted of three stages, namely the OHSAS 18001 requirements interpretation, the measurement perspective development, each perspective’s objectives development, and the indicators and measure development. The result show an OHSAS 18001 based Occupational health and Safety management system objective framework management system, which consists of four main perspectives, namely financial perspective, workers, internal processes, and learning and growth. The OHSAS 18001 based Occupational Health and Safety management system objective framework consists of 8 objectives and 15 objective indikators .
Keywords: Occupational health and safety, OHSAS 18001, Objective, Framework
PENDAHULUAN
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan hal yang fundamental dalam lingkungan kerja yang dinamis yang harus diperhatikan oleh perusahaan [1]. Dalam sebuah lingkungan kerja, penerapan K3 berpengaruh terhadap kehidupan pekerja baik secara individu ataupun sosial [2]. Keuntungan yang didapatkan jika manajemen sebuah perusahaan menerapkan K3 secara proaktif antara lain margin keuntungan lebih tinggi, tingkat kecelakaan lebih rendah, persepsi iklim keselamatan secara signifikan lebih positif, komitmen kerja karyawan terhadap organisasi meningkat dan juga kepuasan kerja karyawan lebih tinggi [3]. Persepsi pekerja terhadap iklim kesehatan dan sikap organisasi yang baik tersebut berpengaruh terhadap meningkatnya kesehatan pekerja baik fisik maupun mental [3].
Saat ini, banyak perusahaan di Indonesia yang belum memperhatikan K3. Hal tersebut terlihat dari besarnya angka kecelakaan kerja yang terjadi di Indonesia. Berdasarkan data kecelakaan kerja berdasarkan tipe kecelakaan kerja yang dikeluarkan oleh Pusat Data dan Informasi Ketenagakerjaan Pusat Penelitian Pengembangan dan Informasi Kementerian Ketenagakerjaan Indonesia, jumlah total kecelakaan kerja yang terjadi di Indonesia dalam kurun waktu 3 bulan yaitu pada triwulan IV tahun 2014 adalah sebesar 14.519 kasus dengan jumlah korban 14.257 orang [4].
Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk mengoptimalkan pelaksanaan K3 adalah dengan menerapkan OHSAS 18001. OHSAS 18001 merupakan suatu standar internasional sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja. OHSAS 18001 menjadi standar internasional yang dominan yang digunakan untuk mengevaluasi proses manajemen
kesehatan dan keselamatan pada sebuah perusahaan [5]. OHSAS 18001 dapat digunakan sebagai alat strategis yang dapat menciptakan keunggulan kompetitif melalui pengenalan kontrol keamanan di tempat kerja [5]. Perbaikan operasional perusahaan dengan mengadopsi kerangka keamanan OHSAS 18001 dapat membantu menciptakan dan memelihara lingkungan kerja yang aman dan dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan kinerja perusahaan [1]. Selain itu, penerapan dan sertifikasi OHSAS 18001 dapat menjadi investasi jangka panjang yang membantu perusahaan dalam menciptakan dan memelihara lingkungan kerja yang aman dan dapat digunakan sebagai alat pengendali biaya (cost control) [1].
Persyaratan yang terdapat pada standar OHSAS 18001 bersifat umum. OHSAS 18001 tidak memberikan persyaratan yang lengkap dalam merancang sistem manajemen [6]. Hal tersebut memungkinkan adanya kolaborasi dengan kebijakan serta peraturan lain seperti kebijakan intern perusahaan atau peraturan perundangan yang dikeluarkan oleh pemerintah terkait K3 [6]. Luasnya aplikasi sistem K3 tergantung pada beberapa faktor, diantaranya kebijakan K3 internal organisasi, jenis dan sifat aktivitas organisasi, kemungkinan resiko serta tingkat kompleksitas pada setiap operasi [6].
Salah satu persyaratan yang harus dipenuhi dalam standar OHSAS 18001 adalah pembuatan sasaran sistem manajemen K3. Dalam OHSAS 18001 persyaratan terkait sasaran sistem manajemen K3 tidak dijabarkan secara terperinci. Dalam standar tersebut hanya menunjukkan apa yang harus diperhatikan perusahaan dalam menentukan sasaran sistem manajemen K3 tanpa menyebutkan apa saja sasaran sistem manajemen K3 yang baik. Kondisi tersebut dapat menimbulkan perbedaan pemahaman pada setiap perusahaan yang dapat menyebabkan ketidakefektifan penerapan OHSAS 18001.
Berdasarkan hal tersebut, diperlukan suatu upaya untuk merumuskan kerangka sasaran sistem manajemen K3 OHSAS 18001 yang dapat menjadi referensi bagi perusahaan. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan kerangka sasaran sistem manajemen K3 OHSAS 18001. Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan atau referensi bagi perusahaan dalam menentukan sasaran sistem manajemen K3.
METODOLOGI Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1. Gambar tersebut menunjukkan bahwa kerangka sasaran sistem manajemen K3 mencakup 3 hal yaitu perspektif, sasaran dan indikator pada setiap sasaran. Kerangka sasaran sistem manajemen disusun berdasarkan persyaratan OHSAS 18001 dan praktek pengukuran kinerja sasaran sistem manajemen K3 yang baik. Identifikasi terhadap praktek pengukuran kinerja sasaran sistem manajemen K3 yang baik tersebut dilakukan dengan studi literatur.
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian
Tahapan Penelitian
Langkah-langkah pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2. Langkah pertama yang dilakukan pada penelitian ini adalah analisis terhadap persyaratan OHSAS 18001. Langkah ini dilakukan untuk mengidentifikasi apa saja persyaratan yang terdapat dalam OHSAS 18001 terkait penentuan sasaran sistem manajemen K3. Langkah yang kedua identifikasi praktek-praktek pengukuran kinerja terkait sasaran sistem manajemen K3 yang dilakukan dengan studi literatur terhadap hasil penelitian terkait K3. Langkah yang ketiga adalah formulasi perspektif kerangka sasaran sistem manajemen K3. Formulasi perspektif ini bertujuan untuk merumuskan sasaran dan indikator pada setiap perspektif. Langkah yang terakhir adalah formulasi sasaran sistem manajemen K3 yang terdiri atas perspektif, sasaran dan indikator pada setiap sasaran.
Persyaratan OHSAS 18001 Kerangka sasaran sistem
manajemen K3 (perspektif, sasaran, indikator) Praktek pengukuran kinerja
sasaran sistem manajemen K3 yang baik
Gambar 2. Langka-langkah Penelitian
Pengumpulan dan Analisis Data
Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan metode desk study dimana data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder. Data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain persyaratan standar OHSAS 18001 dan literatur hasil penelitian terkait pengukuran kinerja.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisa Persyaratan OHSAS 18001 Terkait Sasaran Sistem Manajemen K3
OHSAS 18001 merupakan standar internasional terkait sistem manajemen K3.
Persyaratan yang terdapat OHSAS 18001 dimaksudkan agar organisasi mampu mengendalikan resiko-resiko terkait K3 dan meningkatkan kinerja organisasi [6]. Secara umum, terdapat 6 klausul dalam menjalankan Sistem Manajemen K3 OHSAS 18001 yaitu 1) persyaratan umum, 2) kebijakan K3, 3) perencanaan, 4) penerapan dan operasi, 5) pemeriksaan dan 6) tinjauan manajemen.
Pada klausul perencanaan OHSAS 18001 terdiri dari beberapa klausul meliputi identifikasi terhadap bahaya, penilaian resiko dan penetapan pengendalian, identifikasi terhadap peraturan perundangan dan persyartan lain terkait K3, dan penetapan sasaran dan program.
Sedangkan dalam klausul penerapan dan operasi OHSAS 18001 terdiri atas beberapa tahapan meliputi pembagian terkait sumberdaya, peran, tanggung jawab, akuntabilitas dan wewenang, sosialisasi terkait kompetensi, pelatihan dan kepedulian, melakukan komunikasi, partisipasi dan konsultasi, melakukan dokumentasi serta kontrol dokumentasi, pengendalian operasional dan yang terakhir kesiapsiagaan dan tanggap darurat terhadap kemungkinan adanya keadaan darurat.
Terkait persyaratan dalam penetapan sasaran sistem manajemen K3, persyaratan 18001 terkait sasaran sistem manajemen K3 bersifat umum dan tidak terperinci. Dalam OHSAS 18001 klausul 4.3.3 disebutkan bahwa sasaran sistem manajemen K3 harus terukur dan konsisten dengan kebijakan K3 serta memenuhi peraturan perundangan yang relevan dan persyaratan lainnya.
Dalam pembuatan sasaran tersebut, organisasi harus mempertimbangkan aspek teknologi, aspek keuangan, persyaratan operasional dan bisnis, dan pandangan-pandangan dari pihak-pihak lain yang terkait.
Formulasi Perspektif Sasaran Sistem Manajemen K3 berdasarkan OHSAS 18001
OHSAS 18001 tidak menentukan apa-apa yang harus dilakukan organisasi dalam membuat sasaran sistem manajemen K3 secara terperinci. Karena dalam OHSAS 18001 tidak menentukan bagaimana dan perspektif apa saja yang digunakanan dalam menentukan sasaran sistem manajemen K3, maka dalam pembuatan kerangka sasaran sistem manajemen K3 dalam penelitian ini menggunakan dan mengacu pada beberapa perspektif. Perspektif yang digunakan dalam penelitian ini mengadaptasi 4 perspektif pengukuran kinerja balanced scorecard. Pemilihan balanced scorecard tersebut didasari oleh beberapa alasan, diantaranya balanced scorecard
Analisis Persyaratan OHSAS 18001
Studi literatur praktek-praktek pengukuran kinerja sasaran sistem manajemen K3 yang
baik
Formulasi perspektif
Formulasi sasaran dan indikator
merupakan salah satu kerangka kerja pengukuran kinerja yang paling banyak digunakan [7], perspektif balanced scorecard meliputi aspek finansial dan non finansial, dan balanced scorecard telah banyak digunakan oleh perusahaan dan berhasil meningkatkan kinerja perusahaan [1].
Empat perspektif balanced scorecard yang diadaptasi dalam perspektif sasaran sistem manajemen K3 dapat dilihat pada Gambar 3. Perspektif pertama adalah perspektif finansial.
Perspektif finansial tersebut mengarahkan perusahaan pada kapabilitas pengontrolan kerugian terkait K3. Perspektif kedua adalah perspektif pekerja. Perspektif ini mengarahkan perusahaan untuk memantau aspek-aspek yang berhubungan dengan pekerja terkait K3. Perspektif yang ketiga adalah proses bisnis internal. Perspektif ini mengarahkan perusahaan pada kapabilitas penekanan angka kecelakaan kerja yang terjadi di tempat kerja dan penekanan terhadap jumlah pekerja yang sakit karena lingkungan yang tidak sehat di tempat kerja. Perspektif yang keempat adalah pertumbuhan dan pembelajaran. Perspektif ini mengarahkan perusahaan dalam upaya peningkatan kualitas SDM serta peningkatan jumlah sarana prasarana perusahaan terkait system manajemen K3 sebagai upaya pencegahan terjadinya kecelakaan kerja.
Gambar 3. Perspektif sasaran sistem manajemen K3
Formulasi Sasaran Sistem Manajemen K3 dan Indikatornya
Kerangka sasaran sistem manajemen K3 yang diajukan dalam penelitian ini terdiri atas komponen perspektif, sasaran dan indikator. Setelah diidentifikasi 4 perspektif sasaran system manajemen K3, kemudian dilakukan identifikasi terhadap sasaran dan indikator pada setiap perspektif. Lebih lanjut, hasil identifikasi sasaran dan indikator sasaran sistem manajemen K3 dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Sasaran dan Indikator Sistem Manajemen K3
Sasaran Indikator Ukuran
Perspektif Finansial
1. Penurunan tingkat kerugian
terkait K3 Jumlah kerugian akibat kecelakaan kerja Rp
Jumlah kerugian akibat kesehatan kerja Rp Perspektif Pekerja
1. Peningkatan kepuasan pekerja terkait aspek K3 organisasi
Tingkat kepuasan pekerja terkait aspek K3 di
organisasi Indeks
2.
Peningkatan kesadaran pekerja terkait pentingnya pelaksanaan Sistem Manajemen K3
Tingkat kesadaran pekerja terkait pelaksanaan
K3 Indeks
Perspektif Proses Bisnis Internal
Perspektif Finansial
Perspektif Proses Bisnis Internal Perspektif
Pekerja
SASARAN SISTEM MANAJEMEN K3
Perspektif Pertumbuhan dan pembelajaran
1. Penurunan jumlah masalah terkait K3
Jumlah kecelakaan kerja Kali
Jumlah karyawan sakit Orang
hari
2. Peningkatan efektivitas penanganan resiko K3
Waktu respon penanganan terhadap resiko
yang teridentifikasi Hari
Jumlah presentase resiko yang ditangani
dibanding resiko yang teridentifikasi % Frekuensi identifikasi resiko K3 Kali
3.
Peningkatan kepatuhan terhadap Sistem Manajemen K3
berdasarkan OHSAS 18001
Jumlah temuan audit internal dan audit
eksternal terhadap kepatuhan peraturan K3 Buah Jumlah temuan ketidakpatuhan peraturan K3
yang tertangani Buah
Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
1. Peningkatan kompetensi SDM terkait K3
Tingkat kesenjangan antara standar kompetensi pegawai terkait K3 dengan kompetensi
pegawai
Indeks
Jumlah pelatihan terkait K3 Kali
2. Peningkatan sarana dan prasarana K3
Tingkat kesenjangan antara standar sarana dan
prasarana K3 Indeks
Jumlah pengadaan sarana dan prasarana K3 Paket
Pembahasan
Penelitian ini berusaha mengajukan kerangka sasaran sistem manajemen K3 yang dapat digunakan sebagai acuan bagi perusahaan atau organisasi dalam penentuan sasaran sistem manajemen K3 perusahaan terkait. Kerangka ini terdiri dari 4 perspektif yang diadaptasi dari 4 perspektif balanced scorecard. Empat perspektif tersebut meliputi perspektif finansial, perspektif pekerja, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran.
Perspektif pertama adalah perspektif finansial. Terdiri dari 1 sasaran dengan 2 indikator.
Sasarannya adalah penurunan kerugian terkait K3. Indikator sasaran yang pertama adalah jumlah kerugian akibat kecelakaan kerja. Jumlah kerugian akibat kecelakaan merupakan kerugian yang disebabkan adanya pekerja yang mengalami kecelakaan kerja di lingkungan kerja. Biaya tersebut dapat berupa biaya langsung dan tak langsung. Biaya langsung merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam proses penanganan kecelakaan atau biaya yang terkait dengan pengobatan pekerja. Biaya tak langsung merupakan biaya yang harus ditanggung perusahaan sebagai akibat dari tidak masuknya pekerja terkait, termasuk biaya overtime pekerja lain yang menggantikan tugas atau pekerjaan pekerja terkait. Indikator yang kedua adalah jumlah kerugian akibat kesehatan kerja. Jumlah kerugian akibat kesehatan kerja merupakan kerugian yang ditanggung perusahaan yang diakibatkan oleh ketidakhadiran pekerja karena sakit.
Perspektif yang kedua adalah perspektif pekerja. Terdiri dari 2 sasaran dengan masing- masing satu indikator. Sasaran yang pertama adalah peningkatan kepuasan pekerja terkait aspek K3 dalam organisasi dengan indikatornya tingkat kepuasan pekerja terkait aspek K3 di organisasi.
Sedangkan sasaran yang kedua adalah peningkatan kesadaran pekerja terkait pentingnya pelaksanaan Sistem Manajemen K3 dengan indikatornya adalah tingkat kesadaran pekerja terkait pelaksanaan K3. Satuan dari kedua indikator tersebut adalah indeks.
Perspektif yang ketiga adalah proses bisnis internal. Terdiri dari 3 sasaran dengan 7 indikator. Sasaran yang pertama adalah penurunan jumlah masalah terkait K3. Sasaran ini merupakan sasaran utama yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam melaksanakan sistem manajemen K3. Indikator dari sasaran tersebut ada 2. Indikator yang pertama adalah jumlah karyawan yang mengalami kecelakaan kerja. Dan indikator yang kedua adalah jumlah karyawan yang tidak masuk karena sakit. Sasaran yang kedua adalah peningkatan efektivitas penanganan
resiko K3. Indikatornya ada 3. Indikator yang pertama adalah waktu respon penanganan terhadap resiko yang teridentifikasi dengan satuan hari. Indikator yang kedua adalah jumlah presentase resiko yang ditangani dibanding resiko yang teridentifikasi dengan satuan presentase (%).
Indikator yang ketiga adalah frekuensi identifikasi resiko K3. Sasaran yang ketiga adalah peningkatan kepatuhan terhadap Sistem Manajemen K3 berdasarkan OHSAS 18001. Indikatornya ada 2 yaitu jumlah temuan audit internal dan audit eksternal terhadap kepatuhan peraturan K3 dan jumlah temuan ketidakpatuhan peraturan K3 yang tertangani.
Perspektif yang keempat adalah perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Terdiri dari 2 sasaran dengan masing-masing 2 indikator. Sasaran yang pertama adalah peningkatan kompetensi SDM terkait K3. Indikatornya ada 2 yaitu tingkat kesenjangan antara standar kompetensi pegawai terkait K3 dengan kompetensi pegawai dengan satuan indeks dan Jumlah pelatihan terkait K3.
Sasaran yang kedua adalah peningkatan sarana dan prasarana K3. Indikatornya ada 2 yaitu tingkat kesenjangan antara standar sarana dan prasarana K3 dengan satuan indeks dan Jumlah pengadaan sarana dan prasarana K3.
KESIMPULAN
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan hal yang fundamental dan harus dilaksanakan secara optimal oleh perusahaan. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk mengoptimalkan pelaksanaan K3 tersebut adalah dengan menerapkan OHSAS 18001. Dalam menerapkan OHSAS 18001, perusahaan disyaratkan untuk menetapkan sasaran Sistem Manajemen K3.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan kerangka sasaran sistem manajemen K3 OHSAS 18001 yang dapat digunakan sebagai acuan atau referensi bagi perusahaan dalam menentukan sasaran sistem manajemen K3 dalam perusahaannya. Berdasarkan hal tersebut, peneliti telah mengembangkan sebuah kerangka sasaran sistem manajemen K3 berdasarkan OHSAS 18001. Kerangka ini terdiri dari 4 perspektif yaitu perspektif finansial, pekerja, proses bisnis internal dan pertumbuhan dan pembelajaran. Sasaran yang dibangun terdiri dari 8 sasaran dengan total indikator sasaran sistem manajemen K3 sebanyak 15 indikator.
DAFTAR PUSTAKA
[1]. J. Abad, E. Lafuente, and, J. Vilajosana, An assessment of the OHSAS 18001 certification process: Objective drivers and consequences on safety performance and labour productivity, international journal of safety science (2013), Vol 60, Hal 47-56.
[2]. M. Battaglia, E. Passetti, and M. Frey, Occupational health and safety management in municipal waste companies: A note on the Italian sector, international journal of safety science (2015), Vol 72, Hal 55-65.
[3]. C. Haslam, J. O’Hara, A. Kazi, R. Twumasi and R. Haslam, Proactive occupational safety and health management: Promoting good health and good business, international journal of safety science (2013).
[4]. Pusat Data dan Informasi Ketenagakerjaan Pusat Penelitian Pengembangan dan Informasi, Tipe Kecelakaan Kerja di Indonesia Menurut Provinsi Triwulan IV Tahun 2014, Kementerian Ketenagakerjaan Indonesia (2015).
[5]. L. Granerud, and R. S. Rocha, Organisational learning and continuous improvement of health and safety in certified manufacturers, international journal of safety science (2011), Vol 49, Hal 1030-1039.
[6]. OHSAS 18001:2007, Occupational Health and Safety Management Systems Requirements (2007).
[7]. A. Tung, K. Baird, And H.P. Schoch, Factors influencing the effectiveness of performance measurement systems, International Journal of Operations & Production Management (2011), Vol, 31 No.12, Hal. 1287–1310.
[8]. P.R. Niven, Balanced Scorecard Step by step for government and non profit agencies, second esition, John Wiley & Sons, Inc. (2008).