• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, situasi persaingan semakin tajam. Estetika dapat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi, situasi persaingan semakin tajam. Estetika dapat"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam era globalisasi, situasi persaingan semakin tajam. Estetika dapat berfungsi sebagai “perangkap emosional” yang sangat penting untuk menarik perhatian konsumen. Pertarungan produk tidak lagi terbatas pada keunggulan kualitas atau teknologi canggih semata, tetapi juga pada usaha untuk mendapatkan nilai tambah untuk memberikan emotional benefit kepada konsumen.

Salah satu usaha yang dapat ditempuh untuk menghadapi persaingan perdagangan yang semakin tajam adalah melalui rancangan kemasan. Daya tarik suatu produk tidak dapat terlepas dari kemasannya. Kemasan merupakan

“pemicu” karena kemasan langsung berhadapan dengan konsumen. Karena itu kemasan harus dapat mempengaruhi konsumen untuk memberikan respon positif, dalam hal ini membeli produk, karena tujuan akhir dari pengemasan adalah untuk menciptakan penjualan (Cenadi, 2000).

Biskuit tomat berbentuk stik dapat dikategorikan sebagai snack/ makanan ringan karena pada dasarnya snack berguna untuk memberi gizi dan mengurangi rasa lapar saat menunggu waktu makan. Pengertian produk makanan ringan a t a u s n a c k yaitu tidak menimbulkan kolesterol dan tidak dapat menambah berat

badan, dapat menambah energi bagi yang memakan makanan ringan tersebut

dan tidak mengandung bahan pengawet. Snack yang sehat adalah makanan

ringan yang juga sarat serat. Snack kaya vitamin adalah makanan ringan yang

(2)

beragam, bergizi dan berimbang serta aman bila dikonsumsi serta dinikmati sebagai selingan artinya tidak mengenyangkan dan bukan sebagai pengganti nasi. Dalam snack kaya vitamin ini terdapat kandungan- kandungan nutrisi dan vitamin yang diperlukan oleh tubuh kita. snack kaya vitamin bisa menggunakan bahan tambahan pemanis yang disarankan dan atribut bau serta rasanya adalah normal. Hal- hal yang harus diperhatikan dalam makanan snack kaya vitamin adalah kandungan energi, lemak, karbohidrat total, protein, kalsium, kalori, sarat- serat dan vitamin- vitamin yang terkandung didalamnya.

Pembuatan Biskuit tomat berbentuk stik dilakukan pada penelitian ini bertujuan untuk menrancangan dan mengembangkan makanan camilan berbahan baku tomat dengan mempertimbangkan aspek kesehatan, lingkungan dan ekonomi.

Dapat dikatakan berbahan baku utama karena komponen terbesar dalam camilan ini berasal dari tomat (Khuriyati, 2013).

Produk biskuit tomat berbentuk stik dapat dilihat pada gambar 1.1.

Sedangkan, untuk kandungan biskuit tersebut dapat dilihat pada tabel 1.1.

Gambar 1.1. Produk biskuit tomat berbentuk stik

(3)

Tabel 1.1. Kandungan Biskuit Tomat Berbentuk Stik

No. Atribut Kandungan SNI Total

1 Air (%) Max 5 0,51

2 Abu (%) Max 1,5 1,92

3 Lemak (%) Min 9,5 17,08

4 Protein (%) Min 9 9,09

5 Serat kasar (%) Max 0,5 0,98

6 Kalori (kal/100gram) Min 400 464,13

7 Karbohidrat (%) Min 70 71,41

Sumber: Prakoso, 2014.

Pada tabel 1.1. dapat dilihat bahwa produk biskuit tomat berbentuk stik

tersebut memiliki kandungan yang mana 5 dari 7 atribut tersebut memenuhi

standar SNI 01-2973-1992. 5 atribut tersebut antara lain air (0,51%), lemak

(17,08%), protein (9,09%), kalori (464,13 kal/ 100 gram), dan karbohidrat

(71,41%). Sedangkan 2 atribut lainnya, abu dan serat kasar, tidak sesuai standar

SNI namun mempunya nilai yang tidak terlampau jauh dengan SNI. Produk

biskuit tomat berbentuk stik yang telah dikembangkan ini memiliki ukuran yang

seragam, yaitu panjang 10 cm dan lebar 0,8 cm. Activity water (Aw) atau aktivitas

air dari produk biskuit ini adalah 0,351. Hal ini mengindikasi bahwa produk

tersebut termasuk rendah kadar aktivitas airnya namun berpotensi mengalami

(4)

kehilangan kerenyahannya. Biskuit ini juga memilik rata- rata berat sebesar 2,21 gram, dan biskuit ini akan hancur apabila diberi tekanan rata- rata sebesar 51,45 N (Prakoso, 2014).

Produk ini hanya menggunakan plastik PP setebal 0,094 mm sebagai kemasan primernya. Penggunaan plastik PP sebagai kemasan primernya didasari oleh harga yang terjangkau dan bahan mudah didapatkan. Plastik PP juga mempunya permeabilitas yang rendah. Menurut hasil uji WVTR (Water Vapor Transmission Rate), plastik PP mempunyai nilai 6, 58 g/ m

2

/ 24 jam. Namun, kemasan primer ini dirasa belum cukup memberikan informasi tentang produk tersebut karena alasan keterbatasan layout media pembungkusnya (plastik PP).

Selain itu, kemasan primer tersebut dirasa belum dapat memberikan daya tarik terhadap konsumen. Oleh karena itu, dilakukan penelitian untuk menrancangan kemasan sekunder pada produk biskuit tersebut yang berfokus pada fungsi komunikasi dan estetika kemasan sekunder dengan tujuan memenuhi kebutuhan informasi tentang produk dan memberikan daya tarik lebih terhadap produk.

Pengembangan produk dilakukan dengan menggunakan metode value engineering, yaitu suatu susunan metode untuk meminimalisir biaya produksi atau

penggunaan barang dan jasa, tanpa mengurangi mutu yang diperlukan atau

performansi. Metode ini bertujuan untuk mencapai karakteristik esensial produk

yaitu: performansi, durabilitas, reliabilitas, dan kualitas. Value engineering terdiri

dari 3 tahap (Ulrich and Eppinger, 2003):

(5)

a. Tahap informasi

Pengumpulan data atribut mutu produk yang diinginkan konsumen secara sistematis

b. Tahap kreativitas

Penyusunan konsep-konsep produk berdasarkan data dari tahap informasi dan seleksi konsep terbaik berdasarkan value tertinggi c. Tahap evaluasi/ analisa

Pengujian konsep, penentuan rancangan industri dan analisa kelayakan finansial. Analisa yang dilakukan berupa net present value untuk mengetahui besar keuntungan proyek pada nilai uang

sekarang, break even point untuk mengetahui jumlah produk terjual untuk mencapai titik impas antara pengeluaran dan pendapatan, dan pay-back period untuk mengetahui kapan balik modal tercapai

1.2 Rumusan Masalah

Produk biskuit tomat berbentuk stik TOMI ini masih belum mempunyai

kemasan sekunder. Oleh karena itu diperlukan alternatif rancangan kemasan

sekunder biskuit tomat berbentuk stik yang dapat memberikan nilai tambah

dan nilai jual yang tinggi. Perlu suatu upaya untuk mendengarkan pelanggan

atau yang sering disebut listening to the voice of the customers. Selain itu,

keberhasilan suatu produk tergantung dari bagaimana produk tersebut

memenuhi harapan konsumen. Poin utama penelitian ini adalah mengetahui

(6)

konsep kemasan sekunder produk biskuit tomat berbentuk stik yang paling disukai konsumen.

Daya tarik pada kemasan dapat digolongkan menjadi dua, yaitu daya tarik visual (estetika) dan daya tarik praktis (fungsional). Daya tarik visual (estetika) mengacu pada penampilan kemasan yang mencakup unsur-unsur grafis. Semua unsur grafis tersebut dikombinasikan untuk menciptakan suatu kesan untuk memberikan daya tarik visual secara optimal. Daya tarik praktis merupakan efektivitas dan efisiensi suatu kemasan yang ditujukan kepada konsumen maupun distributor. Misalnya, untuk kemudahan penyimpanan atau pemajangan produk.

Biaya merupakan salah satu faktor penting yang perlu menjadi pertimbangan. Sebisa mungkin diusahakan biaya kemasan tidak lebih mahal bahkan tidak sama dengan biaya isi produk tersebut, namun tetap mendengarkan apa yang diinginkan konsumen. Terutama dari fungsi komunikasi dan estetika.

1.3 Batasan Masalah

1. Objek penelitian adalah dalam perancangan kemasan sekunder produk biskuit tomat berbentuk stik yang berfokus pada perancangan rancangan kemasan sekunder yang berfokus pada fungsi komunikasi & estetika.

2. Metode yang digunakan adalah Value Engineering.

3. Bahan kemasan sekunder yang digunakan adalah kertas duplex 250 gram

dan 350 gram.

(7)

4. Fungsi yang diteliti pada kemasan sekunder adalah fungsi komunikasi dan estetika.

5. Bahan kemasan primer yang digunakan adalah plastik PP.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan diatas, maka tujuan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui atribut mutu kemasan sekunder produk pada biskuit tomat berbentuk stik berdasarkan keinginan dan harapan konsumen yang berdasarkan pada fungsi komunikasi dan estetika kemasan sekunder.

2. Mengidentifikasi atribut prioritas dari fungsi komunikasi dan estetika kemasan sekunder produk biskuit tomat berbentuk stik yang sedang dikembangkan.

3. Mengetahui tingkat performansi dan nilai (value) dari konsep kemasan sekunder produk biskuit tomat berbentuk stik yang dikembangkan sesuai kebutuhan konsumen yang berlandaskan pada fungsi komunikasi &

estetika.

4. Memilih alternatif konsep kemasan sekunder produk biskuit tomat

berbentuk stik yang terbaik berdasarkan fungsi komunikasi dan estetika.

(8)

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :

1. Dihasilkannya kemasan sekunder produk biskuit tomat berbentuk stik yang mampu memenuhi keinginan konsumen dengan nilai (value) terbaik.

2. Bahan masukan bagi pihak produsen makanan ringan di industri untuk

melakukan suatu pengembangan produk yang berfokus pada packaging.

Gambar

Gambar 1.1. Produk biskuit tomat berbentuk stik
Tabel 1.1. Kandungan Biskuit Tomat Berbentuk Stik

Referensi

Dokumen terkait

Persaingan yang semakin kompetitif pada produk makanan, khususnya produk biskuit yang merupakan produk konsumsi sehari-hari bisa membuat konsumen akan semakin bebas

Dalam penulisan skripsi ini, penulis bekerja sama dengan pengelola Bunga Tanjung Home Industry untuk memecahkan masalah yang dihadapi dengan melakukan penelitian untuk

Beberapa penelitian tentang terapi aktivitas kelompok (TAK) sering dilakukan di rumah sakit jiwa, padahal penderita gangguan jiwa tidak hanya berada di rumah sakit jiwa saja,

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan evaluasi dan tambahan informasi bagi perusahaan dalam perhitungan biaya produksi untuk produk souvenir keramik

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan suatu penelitian tindakan kelas (PTK) yang berjudul Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Siswa

Untuk menganalisis pengaruh kualitas pelayanan jasa, peranan harga dan loyalitas penumpang secara simultan terhadap citra perusahaan pada produk jasa PT Pelayaran Nasional

Dari latar belakang yang telah dipaparkan diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Strategi Positioning Produk Dalam Rangka Membangun Citra

Dan untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang positif dari kredibilitas seorang selebriti yang sudah sering meng-endorse banyak sekali merek produk terhadap merek produk