Pengukuran Morfologi Spermatozoa Kuskus
Nama Sampel : Kuskus Sp.1
Kode Sampel : Preparat no.2-5 KK.01 Tanggal Pengukuran : 1-5 Maret 2021
Pendahuluan
Spermatozoa memiliki tiga bagian : kepala yang ditudungi akrosom, bagian tengah, dan ekor. Kepala terutama terdiri dari nukleus, yang mengandung informasi genetik sperma. Akrosom, menutupi dua pertiga anterior dari nukleus, merupakan vesikel terisi enzim yang memungkinkan 11 sperma menembus oosit sekunder saat fertilisasi. Akrosom merupakan modifikasi lisosom, dibentuk oleh agregasi vesikel-vesikel yang diproduksi oleh kompleks golgi-retikulum endoplasma sebelum organel ini disingkirkan. Enzim akrosomal tetap inaktif sampai sperma kontak dengan ovum. Mobilitas spermatozoa dihasilkan oleh suatu ekor panjang mirip cambuk (flagellum) yang gerakannya dijalankan oleh energi ATP yang dihasilkan oleh mitokondria yang terkonsentrasi di bagian tengah sperma. 13 Flagellum mempunyai tiga komponen utama, yaitu : a. Sebuah sentral skeleton yang terbentuk dari 11 mikrotubulus, yang disebut axonema b. Sebuah membran tipis yang menyelimuti axonema c.
Mitokondria yang mengelilingi bagian proksimal dari axonema. 13 Morfologi merupakan salah satu dari pemeriksaan spermatozoa dan termasuk pemeriksaan mikroskopis selain pemeriksaan jumlah dan motilitas spermatozoa. Penilaian morfologi sperma dilakukan dengan sediaan hapus sperma yang diwarnai dengan williams di baca dengan pembesaran 1000x. Kriteria morfologi sperma disebut normal bila : a. Kepala berbentuk oval, akrosom menutupi sepertiga panjangnya, panjang 3-5 mikron, lebar setengah sampai dengan dua pertiga panjang kepala 12 b. Midpiece berukuran langsing (kurang dari setangah lebar kepala), panjang 2 kali panjang kepala dan berada dalam satu garis panjang sumbu kepala c. Ekor mempunyai batas tegas, berupa garis panjang 9 kali panjang kepala.
Alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakkan dalam pengukuran morfologi spermatozoa yaitu mikroskop, software image J, dan slide preparat dengan pewanaan Williams.
Hasil Pengukuran
NO
Kode Preparat
Panjang Kepala (µm)
Lebar Kepala (µm) 1
2
3.498 2.787
2 3.6 4.442
3 3.57 2.979
4 4.824 3.318
5 3.575 2.02
6 4.049 2.558
7 3.527 4.135
8 5.283 2.116
9 4.31 3.183
10 6.543 4.323
11 4.107 4.615
12 4.132 2.896
13 4.09 3.176
14 4.171 3.652
15 4.62 2.793
16 4.604 3.267
17 3.89 2.313
18 3.038 2.959
19 4.502 2.601
20 3.094 2.313
21 5.329 2.785
22 3.652 3.286
23 4.923 3.075
24 5.262 4.516
25 4.959 3.267
26 3.958 2.883
27 4.356 2.595
28 5.893 3.26
29 4.076 2.717
30 5.113 3.745
31 3.006 3.825
32 3.069 2.719
33 2.882 2.664
34 3.437 2.498
35 4.054 2.505
36 2.825 1.924
37 3.543 1.537
38 4.843 2.771
39 3.612 2.691
40 2.522 2.563
41 4.774 4.25
42 5.043 2.313
43 4.528 3.075
44 3.421 1.54
45 4.908 2.959
46 5.201 3.074
47
3
4.946 3.901
48 4.053 3.141
49 4.391 2.845
50 2.825 2.555
51 4.218 3.872
52 4.909 4.746
53 4.323 3.065
54 4.803 3.362
55 4.921 2.752
56 3.069 3.229
57 3.351 3.465
58
4
2.326 2.691
59 2.261 1.982
60 3.234 2.889
61 3.71 2.69
62 4.773 4.799
63 3.876 2.483
64 3.488 3.286
65 2.715 2.879
66 2.455 2.765
67 3.103 3.005
68 2.141 2.26
69 3.618 3.12
70 3.102 2.962
71 5.103 4.597
72 2.519 3.056
73 2.972 3.129
74 3.101 3.722
75 2.972 3.605
76 3.731 3.354
77 3.357 2.834
78 2.507 2.973
79 3.225 3.205
80 3.587 3.582
81 3.641 2.949
82
5
3.907 3.061
83 3.799 2.307
84 2.792 2.92
85 4.345 2.221
86 5.653 2.371
87 5.075 2.777
88 4.800 2.802
89 2.712 2.403
90 3.235 2.674
91 4.531 2.976
92 3.426 2.584
93 3.451 3.206
94 2.843 2.937
95 3.317 3.009
96 4.643 3.123
97 4.935 3.216
98 5.292 2.73
99 3.385 2.94
100 4.390 2.711
Rerata 3.92 3.02
Standar
deviasi 0.91 0.65
Dikerjakan Oleh,
Yulianto, S.Si.
NIP. 198407092008121001
Pengukuran Morfologi Spermatozoa Kuskus
Nama Sampel : Kuskus Sp.2
Kode Sampel : Preparat no.2-5 KK.02 Tanggal Pengukuran : 8-12 Maret 2021
Pendahuluan
Spermatozoa memiliki tiga bagian : kepala yang ditudungi akrosom, bagian tengah, dan ekor. Kepala terutama terdiri dari nukleus, yang mengandung informasi genetik sperma. Akrosom, menutupi dua pertiga anterior dari nukleus, merupakan vesikel terisi enzim yang memungkinkan 11 sperma menembus oosit sekunder saat fertilisasi. Akrosom merupakan modifikasi lisosom, dibentuk oleh agregasi vesikel-vesikel yang diproduksi oleh kompleks golgi-retikulum endoplasma sebelum organel ini disingkirkan. Enzim akrosomal tetap inaktif sampai sperma kontak dengan ovum. Mobilitas spermatozoa dihasilkan oleh suatu ekor panjang mirip cambuk (flagellum) yang gerakannya dijalankan oleh energi ATP yang dihasilkan oleh mitokondria yang terkonsentrasi di bagian tengah sperma. 13 Flagellum mempunyai tiga komponen utama, yaitu : a. Sebuah sentral skeleton yang terbentuk dari 11 mikrotubulus, yang disebut axonema b. Sebuah membran tipis yang menyelimuti axonema c.
Mitokondria yang mengelilingi bagian proksimal dari axonema. 13 Morfologi merupakan salah satu dari pemeriksaan spermatozoa dan termasuk pemeriksaan mikroskopis selain pemeriksaan jumlah dan motilitas spermatozoa. Penilaian morfologi sperma dilakukan dengan sediaan hapus sperma yang diwarnai dengan williams di baca dengan pembesaran 1000x. Kriteria morfologi sperma disebut normal bila : a. Kepala berbentuk oval, akrosom menutupi sepertiga panjangnya, panjang 3-5 mikron, lebar setengah sampai dengan dua pertiga panjang kepala 12 b. Midpiece berukuran langsing (kurang dari setangah lebar kepala), panjang 2 kali panjang kepala dan berada dalam satu garis panjang sumbu kepala c. Ekor mempunyai batas tegas, berupa garis panjang 9 kali panjang kepala.
Alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakkan dalam pengukuran morfologi spermatozoa yaitu mikroskop, software image J, dan slide preparat dengan pewanaan Williams.
Hasil Pengukuran
NO
Kode
Preparat Panjang Ekor (µm)
Panjang Total (µm) 1
2
57.888 61.386
2 64.896 68.496
3 40.486 44.056
4 36.121 40.945
5 46.39 49.965
6 61.089 65.138
7 45.536 49.063
8 37.888 43.171
9 44.903 49.213
10 53.008 59.551
11 36.503 40.61
12 37.368 41.5
13 66.419 70.509
14 37.873 42.044
15 63.445 68.065
16 62.956 67.56
17 48.567 52.457
18 43.476 46.514
19 64.346 68.848
20 61.949 65.043
21 69.003 74.332
22 74.778 78.43
23 68.17 73.093
24 71.471 76.733
25 74.054 79.013
26 63.08 67.038
27 32.244 36.6
28 50.211 56.104
29 52.066 56.142
30 53.568 58.681
31 76.699 79.705
32 48.472 51.541
33 39.738 42.62
34 60.15 63.587
35 49.214 53.268
36 72.137 74.962
37 53.778 57.321
38 69.676 74.519
39 45.171 48.783
40 39.075 41.597
41 38.598 43.372
42 46.427 51.47
43 64.137 68.665
44 41.123 44.544
45 51.397 56.305
46 53.273 58.474
47
3
63.067 68.013
48 65.599 69.652
49 51.056 55.447
50 74.5 77.325
51 65.152 69.37
52 46.403 51.312
53 59.42 63.743
54 64.962 69.765
55 50.25 55.171
56 45.409 48.478
57 67.387 70.738
58
4
54.388 56.714
59 62.759 65.020
60 51.377 54.611
61 63.626 67.336
62 68.124 72.897
63 73.475 77.351
64 60.551 64.039
65 50.933 53.648
66 35.119 37.574
67 64.031 67.134
68 50.493 52.634
69 66.374 69.992
70 74.603 77.705
71 42.385 47.488
72 61.200 63.719
73 65.016 67.988
74 58.912 62.013
75 64.344 67.316
76 34.505 38.236
77 59.426 62.783
78 36.681 39.188
79 62.384 65.609
80 62.116 65.703
81 38.350 41.991
82
5
64.764 68.671
83 60.275 64.073
84 65.481 68.274
85 30.794 35.140
86 56.359 62.011
87 51.876 56.951
88 38.806 43.605
89 62.694 65.405
90 48.829 52.065
91 32.145 36.677
92 62.835 66.261
93 59.244 62.694
94 33.653 36.496
95 33.539 36.856
96 54.706 59.349
97 54.040 58.975
98 59.335 64.627
99 45.378 48.763
100 39.270 43.660
Rerata 54.37 58.29
Standar
deviasi 12.12 12.14
Dikerjakan Oleh,
Yulianto, S.Si.
NIP. 198407092008121001
Laporan Profil Reproduksi Ikan Mata Merah (Puntius orphoides) a. Draft pendahuluan, pengukuran tubuh ikan matamerah dan pengamatan
reproduksi luar.
Oleh Yulianto
Nama Sampel : Ikan Mata Merah Kode Sampel : Ikanxx
Tanggal Pengukuran : 15-26 maret 2021
Pendahuluan
Ikan mata merah (Puntius orphoides) adalah adalah sejenis ikan air tawar anggota suku Cyprinidae. Ikan ini menyebar luas di Indocina dan kepulauan Sunda Nama-nama lainnya, di antaranya: maroca, marococa, wadonan (Btw.); brek, pekiseh, lunjar, wader (Jw);
dan sisik milik, ampa (Sd.) Di Tasikmalaya, ikan ini juga dikenal dengan sebutan beureum panon (Sd.: mata merah). Dalam bahasa Inggris, ikan brek dikenal dengan nama Javaen Barb.
Klasifikasi ilmiah, Kerjaan Animalia, Filum Chordata, Kelas Actinopterygii, Ordo Cyprinidae, Famili Cyprinidae, Genus Puntius, Spesies P.orphoides
Ikan yang bertubuh sedang memiliki panjang total hingga 250 mm. Gurat sisi antara 31-34 buah, 5-5½ sisik di antara awal sirip dorsal dengan gurat sisi. Batang ekor dikelilingi 16 sisik dan jari- jari keras (duri) yang terakhir pada sirip dorsal bergerigi 30, halus. Sirip ekor dengan tepi atas dan bawah berwarna hitam; bintik hitam pada batang ekor. Ikan muda dengan beberapa deret bintik gelap sepanjang barisan sisiknya.
Tinggi tubuh 2½ hingga hampir 3 kali berbanding panjang standar (tanpa sirip ekor). Panjang kepala 3,2 – 4 kali berbanding panjang standar. Mata 4-6 kali lebih pendek daripada panjang kepala. Rumus sirip dorsal IV (jari-jari keras).8 (jari-jari lunak); sirip dubur III.5; sirip dada I.14- 16; dan sirip perut I.8. Sirip perut lebih pendek daripada sirip dada, tidak mencapai anus.
Mata merah dikenal sebagai ikan karnivora yang memangsa serangga, siput dan lain-lain. Secara alami ikan brek acap didapati di sungai-sungai, waduk dan danau; namun biasa juga ditemukan liar di kolam-kolam ikan. Selain menjadi ikan konsumsi, belakangan ini mata merah juga diperdagangkan sebagai ikan hias. Selama ini ikan mata merah berkembang biak secara alami di habitat aslinya, sedangkan habitat tersebut semakin lama mengalami kerusakan sehingga menyebabkan penurunan populasi pada ikan mata merah. Oleh karena usaha untuk pengembangbiakan atau domestikasi ikan mata merah diperlukan dan penelitian dari asperk biologi reproduksi sangat diperlukan.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi ilmiah terkait anatomi, histologi, dan sitologi pada ikan mata merah guna mendukung upaya konservasi dan domestikasi ikan mata merah
Hasil Kegiatan
Data sampel ikan mata merah
No. No Ikan Sex Berat Panjang std Panjang total Usia
1. 24 Jantan 99.5 gr 149.7 mm 187.6 mm dewasa
2. 36 Jantan 55.2 gr 136.1 mm 166.6 mm dewasa
3. 40 Betina 72.2 gr 144.6 mm 164.7 mm dewasa
4. 53 Jantan 60.1 gr 139.3 mm 160.0 mm dewasa
5. 55 Betina 113.1 gr 174.0 mm 221.1 mm dewasa,
bertelur
Berdasarkan hasil pengukuran didapatkan bahwa ikan mata merah sudah dewasa kelamin dengan ukuran Panjang tubuh total minimal 160.0 mm dengan berat tubuh minimal 55.2 gram sedangkan untuk betina dengan Panjang total minimal 164.7 mm dengan berat tubuh 72.2 gram. Sampel yang digunakan untuk penelitian sudah masuk dalam kategori dewasa tubuh maupun dewasa secara kelamin.
Foto Pengukuran Ikan Mata Merah
Dikerjakan Oleh,
Yulianto, S.Si.
NIP. 198407092008121001
Laporan Profil Reproduksi Ikan Mata Merah (Puntius orphoides) a. Pengukuran karakteristik sperma ikan mata merah
Oleh Yulianto
Nama Sampel : Ikan Mata Merah Kode Sampel : Ikanxx
Tanggal Pengukuran : 5-9 April 2021
Pendahuluan
Ikan mata merah (Puntius orphoides) adalah adalah sejenis ikan air tawar anggota suku Cyprinidae. Ikan ini menyebar luas di Indocina dan kepulauan Sunda Nama-nama lainnya, di antaranya: maroca, marococa, wadonan (Btw.); brek, pekiseh, lunjar, wader (Jw);
dan sisik milik, ampa (Sd.) Di Tasikmalaya, ikan ini juga dikenal dengan sebutan beureum panon (Sd.: mata merah). Dalam bahasa Inggris, ikan brek dikenal dengan nama Javaen Barb.
Klasifikasi ilmiah, Kerjaan Animalia, Filum Chordata, Kelas Actinopterygii, Ordo Cyprinidae, Famili Cyprinidae, Genus Puntius, Spesies P.orphoides
Ikan yang bertubuh sedang memiliki panjang total hingga 250 mm. Gurat sisi antara 31-34 buah, 5-5½ sisik di antara awal sirip dorsal dengan gurat sisi. Batang ekor dikelilingi 16 sisik dan jari- jari keras (duri) yang terakhir pada sirip dorsal bergerigi 30, halus. Sirip ekor dengan tepi atas dan bawah berwarna hitam; bintik hitam pada batang ekor. Ikan muda dengan beberapa deret bintik gelap sepanjang barisan sisiknya.
Tinggi tubuh 2½ hingga hampir 3 kali berbanding panjang standar (tanpa sirip ekor). Panjang kepala 3,2 – 4 kali berbanding panjang standar. Mata 4-6 kali lebih pendek daripada panjang kepala. Rumus sirip dorsal IV (jari-jari keras).8 (jari-jari lunak); sirip dubur III.5; sirip dada I.14- 16; dan sirip perut I.8. Sirip perut lebih pendek daripada sirip dada, tidak mencapai anus.
Mata merah dikenal sebagai ikan karnivora yang memangsa serangga, siput dan lain-lain. Secara alami ikan brek acap didapati di sungai-sungai, waduk dan danau; namun biasa juga ditemukan
liar di kolam-kolam ikan. Selain menjadi ikan konsumsi, belakangan ini mata merah juga diperdagangkan sebagai ikan hias. Selama ini ikan mata merah berkembang biak secara alami di habitat aslinya, sedangkan habitat tersebut semakin lama mengalami kerusakan sehingga menyebabkan penurunan populasi pada ikan mata merah. Oleh karena usaha untuk pengembangbiakan atau domestikasi ikan mata merah diperlukan dan penelitian dari asperk biologi reproduksi sangat diperlukan.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi ilmiah terkait anatomi, histologi, dan sitologi pada ikan mata merah guna mendukung upaya konservasi dan domestikasi ikan mata merah
Hasil Kegiatan
Data sampel ikan mata merah
No. No Ikan Sex Berat Panjang std Panjang total Usia
1. 24 Jantan 99.5 gr 149.7 mm 187.6 mm dewasa
2. 36 Jantan 55.2 gr 136.1 mm 166.6 mm dewasa
3. 40 Betina 72.2 gr 144.6 mm 164.7 mm dewasa
4. 53 Jantan 60.1 gr 139.3 mm 160.0 mm dewasa
5. 55 Betina 113.1 gr 174.0 mm 221.1 mm dewasa,
bertelur
Berdasarkan hasil pengukuran didapatkan bahwa ikan mata merah sudah dewasa kelamin dengan ukuran Panjang tubuh total minimal 160.0 mm dengan berat tubuh minimal 55.2 gram sedangkan untuk betina dengan Panjang total minimal 164.7 mm dengan berat tubuh 72.2 gram. Sampel yang digunakan untuk penelitian sudah masuk dalam kategori dewasa tubuh maupun dewasa secara kelamin.
Foto Pengukuran Ikan Mata Merah
Pengamatan karakteristik spermatozoa ikan brek secara makroskopis meliputi pengamatan volume, derajat keasaman (pH), konsistensi / kekentalan, warna dan bau. Tabel 2 merupakan karakteristik sperma ikan brek secara makroskopis. Hasil pengamatan menunjukkan volume sperma ikan mata merah dalam kisaran 0.3 ml, 04 ml dan 0.3 ml. Routray dkk (2007) menyatakan bahwa variasi volume sperma yang dihasilkan dalam satu species dapat terjadi karena dipengaruhi oleh faktor bobot dan siklus reproduksi tiap organisme. Derajat keasaman atau pH sperma hasil pengamatan yaitu 7.73, 7.93 dan 7.68. Nilai tersebut tidak berbeda jauh dengan ikan tawes yaitu sebesar 7.98 berdasarkan hasil penelitian Utami IP (2010). Konsistensi sperma yang teramati bersifat kental artinya konsentrasi spermatozoa yang terkandung didalamnya kemungkinan cukup padat dan warna sperma ikan brek berwarna putih susu.
Karakteristik tersebut hampir sama dengan sperma pada ikan tawes (Utami IP, 2010), ikan nilem (Shabila, 2013), dan ikan mas (Kruger et al, 1984).
Parameter Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 Referensi pada ikan tawes (Utami IP, 2010)
Volume 0.3 ml 0.4 ml 0.3 ml 0.72 ml
pH 7.73 7.93 7.68 7.98
Konsistensi kental kental kental kental
Warna putih susu putih susu Putih susu putih susu Tabel 2. Karakteristik spermatozoa ikan mata merah secara Makroskopis
Karakteristik Spermatozoa ikan Mata merah secara Mikroskopis
Pengamatan karakteristik spermatozoa ikan brek secara mikroskopis meliputi pengamatan motilitas, viabilitas, konsentrasi, morfologi dan morfometri seperti pada Tabel 3.
Tabel 3. Karakteristik spermatozoa ikan brek secara Mikroskopis
No. Parameter Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 2
1 Motilitas 83.33 % + 2.887 83.33 % + 2.887 83.33 % + 2.887 2 Viabilitas 93.70 % + 2.780 92.70 % + 3.164 92.70 % +
3.164
3 Konsentrasi 58.17x109 61.5x109 61.5x109
Motilitas spermatozoa ditentukan dari banyaknya jumlah spermatozoa yang bergerak dari suatu lapang pandang (Susilowati et al., 2010). Nilai motilitas sperma erat hubungannya dengan ferlitilitas sperma. seperti yang dikatan Faqih (2011) bahwa apabila tingkat motilitas tinggi maka nilai daya terhadap fertilitasnya juga tinggi, dan apabila motilitas rendah maka nilai daya terhadap fertilitasnya cenderung rendah. Motilitas sperma ikan dari populasi sungai Serayu dan sungai Cipunagara memiliki nilai yang sama yaitu 83.33 %, tidak ada perbedaan nilai motilitas diantara kedua kelompok ikan brek yang diamati. Motilitas kedua kelompok ikan brek ini memiliki kualitas yang baik karena nilai motilitasnya lebih dari 70 % (Guest et al. In Erniwati 1999).
Nilai viabilitas ikan brek populasi sungai Serayu yaitu 93.70 % sedangkan viabilitas ikan brek dari sungai Cipunagara sebesar 92.70 %. Nilai viabilitas keduanya cukup baik dan layak untuk dikriopreservasi karena masih memiliki nilai di atas 80 % (Cabrita et al. 2005). Persentase viabilitas merupakan nilai persentase sperma yang hidup setelah diwarnai dengan pewarna eosin nigrosrin. Pewarna eosin merupakan pewarna yang bersifat asam yang akan memberikan warna merah pada sel. Sel yang telah rusak membrannya/mati maka akan masuk pewarna dan akan memberikan warna merah sedangkan yang masih hidup sel akan berwarna lebih putih.
Nilai konsentrasi sperma ikan brek yang diamati adalah 58.17x109dari banjarnegara dan 61.5x109 dari sumedang. Nilai konentrasi ikan brek lebih tinggi dibandingkan dengan jenis Ciprinidae yang lainnya seperti pada ikan tawes dengan nilai konsentrasi 14.62x109, nilem 1.6 – 1.8 x109,, ikan mas 11.08 x109, patin 5.53 x109(Japet, 2011), lele 27.15 x109(Kartini, 2012) dan nila merah 6.37x109 (Herdiana, 2013). Konsentrasi sperma dihitung untuk mengetahui jumlah sel spermatozoa dalam tiap ml. Menurut Yustina, et al (2003) kuantitas sperma juga merupakan salah satu parameter keberhasilan dalam fertilisasi selain kualitas spermatozoa.
Dikerjakan Oleh,
Yulianto, S.Si.
NIP. 198407092008121001
Laporan Profil Reproduksi Ikan Mata Merah (Puntius orphoides) a. Pengukuran Morfologi Ikan Mata Merah
Oleh Yulianto
Nama Sampel : Ikan Mata Merah Kode Sampel : Ikanxx
Tanggal Pengukuran : 12-16 April 2021
Pendahuluan
Ikan mata merah (Puntius orphoides) adalah adalah sejenis ikan air tawar anggota suku Cyprinidae. Ikan ini menyebar luas di Indocina dan kepulauan Sunda Nama-nama lainnya, di antaranya: maroca, marococa, wadonan (Btw.); brek, pekiseh, lunjar, wader (Jw);
dan sisik milik, ampa (Sd.) Di Tasikmalaya, ikan ini juga dikenal dengan sebutan beureum panon (Sd.: mata merah). Dalam bahasa Inggris, ikan brek dikenal dengan nama Javaen Barb.
Klasifikasi ilmiah, Kerjaan Animalia, Filum Chordata, Kelas Actinopterygii, Ordo Cyprinidae, Famili Cyprinidae, Genus Puntius, Spesies P.orphoides
Ikan yang bertubuh sedang memiliki panjang total hingga 250 mm. Gurat sisi antara 31-34 buah, 5-5½ sisik di antara awal sirip dorsal dengan gurat sisi. Batang ekor dikelilingi 16 sisik dan jari- jari keras (duri) yang terakhir pada sirip dorsal bergerigi 30, halus. Sirip ekor dengan tepi atas dan bawah berwarna hitam; bintik hitam pada batang ekor. Ikan muda dengan beberapa deret bintik gelap sepanjang barisan sisiknya.
Tinggi tubuh 2½ hingga hampir 3 kali berbanding panjang standar (tanpa sirip ekor). Panjang kepala 3,2 – 4 kali berbanding panjang standar. Mata 4-6 kali lebih pendek daripada panjang kepala. Rumus sirip dorsal IV (jari-jari keras).8 (jari-jari lunak); sirip dubur III.5; sirip dada I.14- 16; dan sirip perut I.8. Sirip perut lebih pendek daripada sirip dada, tidak mencapai anus.
Mata merah dikenal sebagai ikan karnivora yang memangsa serangga, siput dan lain-lain. Secara alami ikan brek acap didapati di sungai-sungai, waduk dan danau; namun biasa juga ditemukan
liar di kolam-kolam ikan. Selain menjadi ikan konsumsi, belakangan ini mata merah juga diperdagangkan sebagai ikan hias. Selama ini ikan mata merah berkembang biak secara alami di habitat aslinya, sedangkan habitat tersebut semakin lama mengalami kerusakan sehingga menyebabkan penurunan populasi pada ikan mata merah. Oleh karena usaha untuk pengembangbiakan atau domestikasi ikan mata merah diperlukan dan penelitian dari asperk biologi reproduksi sangat diperlukan.
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi ilmiah terkait anatomi, histologi, dan sitologi pada ikan mata merah guna mendukung upaya konservasi dan domestikasi ikan mata merah
Hasil Kegiatan
Data sampel ikan mata merah
No. No Ikan Sex Berat Panjang std Panjang total Usia
1. 24 Jantan 99.5 gr 149.7 mm 187.6 mm dewasa
2. 36 Jantan 55.2 gr 136.1 mm 166.6 mm dewasa
3. 40 Betina 72.2 gr 144.6 mm 164.7 mm dewasa
4. 53 Jantan 60.1 gr 139.3 mm 160.0 mm dewasa
5. 55 Betina 113.1 gr 174.0 mm 221.1 mm dewasa,
bertelur
Berdasarkan hasil pengukuran didapatkan bahwa ikan mata merah sudah dewasa kelamin dengan ukuran Panjang tubuh total minimal 160.0 mm dengan berat tubuh minimal 55.2 gram sedangkan untuk betina dengan Panjang total minimal 164.7 mm dengan berat tubuh 72.2 gram. Sampel yang digunakan untuk penelitian sudah masuk dalam kategori dewasa tubuh maupun dewasa secara kelamin.
Foto Pengukuran Ikan Mata Merah
Pengamatan karakteristik spermatozoa ikan brek secara makroskopis meliputi pengamatan volume, derajat keasaman (pH), konsistensi / kekentalan, warna dan bau. Tabel 2 merupakan karakteristik sperma ikan brek secara makroskopis. Hasil pengamatan menunjukkan volume sperma ikan mata merah dalam kisaran 0.3 ml, 04 ml dan 0.3 ml. Routray dkk (2007) menyatakan bahwa variasi volume sperma yang dihasilkan dalam satu species dapat terjadi karena dipengaruhi oleh faktor bobot dan siklus reproduksi tiap organisme. Derajat keasaman atau pH sperma hasil pengamatan yaitu 7.73, 7.93 dan 7.68. Nilai tersebut tidak berbeda jauh dengan ikan tawes yaitu sebesar 7.98 berdasarkan hasil penelitian Utami IP (2010). Konsistensi sperma yang teramati bersifat kental artinya konsentrasi spermatozoa yang terkandung didalamnya kemungkinan cukup padat dan warna sperma ikan brek berwarna putih susu.
Karakteristik tersebut hampir sama dengan sperma pada ikan tawes (Utami IP, 2010), ikan nilem (Shabila, 2013), dan ikan mas (Kruger et al, 1984).
Tabel 2. Karakteristik spermatozoa ikan mata merah secara Makroskopis Parameter Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 Referensi pada ikan tawes
(Utami IP, 2010)
Volume 0.3 ml 0.4 ml 0.3 ml 0.72 ml
pH 7.73 7.93 7.68 7.98
Konsistensi kental kental kental kental
Warna putih susu putih susu Putih susu putih susu
Karakteristik Spermatozoa ikan Mata merah secara Mikroskopis
Pengamatan karakteristik spermatozoa ikan brek secara mikroskopis meliputi pengamatan motilitas, viabilitas, konsentrasi, morfologi dan morfometri seperti pada Tabel 3.
Tabel 3. Karakteristik spermatozoa ikan brek secara Mikroskopis
No. Parameter Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 2
1 Motilitas 83.33 % + 2.887 83.33 % + 2.887 83.33 % + 2.887 2 Viabilitas 93.70 % + 2.780 92.70 % + 3.164 92.70 % +
3.164
3 Konsentrasi 58.17x109 61.5x109 61.5x109
Motilitas spermatozoa ditentukan dari banyaknya jumlah spermatozoa yang bergerak dari suatu lapang pandang (Susilowati et al., 2010). Nilai motilitas sperma erat hubungannya dengan ferlitilitas sperma. seperti yang dikatan Faqih (2011) bahwa apabila tingkat motilitas tinggi maka nilai daya terhadap fertilitasnya juga tinggi, dan apabila motilitas rendah maka nilai daya terhadap fertilitasnya cenderung rendah. Motilitas sperma ikan dari populasi sungai Serayu dan sungai Cipunagara memiliki nilai yang sama yaitu 83.33 %, tidak ada perbedaan nilai motilitas diantara kedua kelompok ikan brek yang diamati. Motilitas kedua kelompok ikan brek ini memiliki kualitas yang baik karena nilai motilitasnya lebih dari 70 % (Guest et al. In Erniwati 1999).
Nilai viabilitas ikan brek populasi sungai Serayu yaitu 93.70 % sedangkan viabilitas ikan brek dari sungai Cipunagara sebesar 92.70 %. Nilai viabilitas keduanya cukup baik dan layak untuk dikriopreservasi karena masih memiliki nilai di atas 80 % (Cabrita et al. 2005). Persentase viabilitas merupakan nilai persentase sperma yang hidup setelah diwarnai dengan pewarna eosin nigrosrin. Pewarna eosin merupakan pewarna yang bersifat asam yang akan memberikan warna merah pada sel. Sel yang telah rusak membrannya/mati maka akan masuk pewarna dan akan memberikan warna merah sedangkan yang masih hidup sel akan berwarna lebih putih.
Nilai konsentrasi sperma ikan brek yang diamati adalah 58.17x109dari banjarnegara dan 61.5x109 dari sumedang. Nilai konentrasi ikan brek lebih tinggi dibandingkan dengan jenis Ciprinidae yang lainnya seperti pada ikan tawes dengan nilai konsentrasi 14.62x109, nilem 1.6 – 1.8 x109,, ikan mas 11.08 x109, patin 5.53 x109(Japet, 2011), lele 27.15 x109(Kartini, 2012) dan nila merah 6.37x109 (Herdiana, 2013). Konsentrasi sperma dihitung untuk mengetahui jumlah sel spermatozoa dalam tiap ml. Menurut Yustina, et al (2003) kuantitas sperma juga merupakan salah satu parameter keberhasilan dalam fertilisasi selain kualitas spermatozoa.
Gambar 1. Morfologi spermatozoa ikan mata merah
Pengukuran morfometri sel spermatozoa ikan brek dilakukan dengan bantuan perangkat lunak image – J dengan bantuan preparat skala 0.01 mm. Objek yang diukur terdiri dari pengukuran diameter kepala dan panjang ekor spermatozoa. Data hasil pengukuran morfometri spermatozoa ikan brek tabel 4. Diameter kepala ikan mata merah memiliki rata-rata 1.28 um, 1.25 um dan 1.21 um, sedangkan ukuran panjang ekornya yaitu sebesar 25.33 um, 24.68 um, 25.68 um. Ukuran morfometri antar kedua kelompok ini tidak terlalu berbeda dan cenderung hampir sama. Akan tetapi apabila dibandingkan dengan ikan ciprinidae jenis lainnya maka
ukuran morfometri spermatozoa ikan mata merah relatif lebih kecil, sebagai contoh pada ikan mas diameter kepala 15.97 um dan panjang ekornya 113.86 um (Japet, 2011).
Tabel 4. Hasil pengukuran morfometri spermatozoa ikan brek No. Sperma ikan brek Diameter kepala (um) Panjang ekor (um)
1 ulangan 1 1.28 + 0.35 25.33 + 3.74
2 ulangan 2 1.25 + 0.43 24.68 + 0.43
3 ulangan 3 1.21 + 0.43 25.68 + 0.43
Dikerjakan Oleh,
Yulianto, S.Si.
NIP. 198407092008121001
Penngukuran Morfologi Spermatozoa Macan Tutul
Nama Sampel : Macan Tutul Kode Sampel :Preparat 01.03
Tanggal Pengukuran : 19-23 April 2021
Pendahuluan
Spermatozoa memiliki tiga bagian : kepala yang ditudungi akrosom, bagian tengah, dan ekor. Kepala terutama terdiri dari nukleus, yang mengandung informasi genetik sperma. Akrosom, menutupi dua pertiga anterior dari nukleus, merupakan vesikel terisi enzim yang memungkinkan 11 sperma menembus oosit sekunder saat fertilisasi. Akrosom merupakan modifikasi lisosom, dibentuk oleh agregasi vesikel- vesikel yang diproduksi oleh kompleks golgi-retikulum endoplasma sebelum organel ini disingkirkan.
Enzim akrosomal tetap inaktif sampai sperma kontak dengan ovum. Mobilitas spermatozoa dihasilkan oleh suatu ekor panjang mirip cambuk (flagellum) yang gerakannya dijalankan oleh energi ATP yang dihasilkan oleh mitokondria yang terkonsentrasi di bagian tengah sperma. 13 Flagellum mempunyai tiga komponen utama, yaitu : a. Sebuah sentral skeleton yang terbentuk dari 11 mikrotubulus, yang disebut axonema b. Sebuah membran tipis yang menyelimuti axonema c. Mitokondria yang mengelilingi bagian proksimal dari axonema. 13 Morfologi merupakan salah satu dari pemeriksaan spermatozoa dan termasuk pemeriksaan mikroskopis selain pemeriksaan jumlah dan motilitas spermatozoa. Penilaian morfologi sperma dilakukan dengan sediaan hapus sperma yang diwarnai dengan williams di baca dengan pembesaran 1000x. Kriteria morfologi sperma disebut normal bila : a. Kepala berbentuk oval, akrosom menutupi sepertiga panjangnya, panjang 3-5 mikron, lebar setengah sampai dengan dua pertiga panjang kepala 12 b. Midpiece berukuran langsing (kurang dari setangah lebar kepala), panjang 2 kali panjang kepala dan berada dalam satu garis panjang sumbu kepala c. Ekor mempunyai batas tegas, berupa garis panjang 9 kali panjang kepala.
Alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakkan dalam pengukuran morfologi spermatozoa yaitu mikroskop, software image J, dan slide preparat dengan pewanaan Williams.
Metode
Evaluasi morfologi sperma dilakukan menggunakan metode pewarnaan williams mengadopsi Arifiantini (2012) dengan sedikit modifikasi. Semen segar dibuat preparat ulas dan dikeringanginkan. Preparat difiksasi di atas api bunsen dan selanjutnya dicuci dalam alkohol absolute selama 4 menit lalu dikeringudarakan. Preparat dimasukkan ke dalam larutan choloramin 0.5% selama 1-2 menit, kemudian dicuci dengan air distilasi lalu di dalam alkohol 95% dan diwarnai dengan larutan Williams selama 6 menit, kemudian dicuci pada air mengalir dan dikeringkan. Preparat diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran 400 x. Sperma dihitung dan diklasifikasikan berdasarkan jumlah dan kategori abnormalitas dari sperma mengadopsi Barth dan Oko (1989).
Hasil Pengukuran
No Q1.1 Q1.2 Q1.3
1 53.755 54.764 52.306
2 54.039 55.363 52.759
3 55.888 53.006 51.958
4 58.629 54.057 49.443
5 53.476 53.747 47.479
6 51.793 49.738 45.778
7 52.668 53.558 52.372
8 49.1 50.92 56.837
9 55.265 60.174 50.854
10 50.617 54.749 55.23
11 51.032 54.723 55.23
12 53.258 52.423 52.59
13 51.02 55.636 49.369
14 56.051 62.714 52.498
15 53.158 50.964 52.741
16 49.333 55.007 52.741
17 47.883 53.489 50.744
18 51.043 54.39 53.702
19 54.239 51.579 53.067
20 52.302 49.71 52.997
21 50.765 45.546 52.71
22 56.883 48.674 50.245
23 50.975 57.435 52.107
24 49.323 51.233 53.225
25 51.718 49.892 55.486
26 54.774 56.69 50.142
27 55.583 49.089 60.175
28 49.516 54.911 52.457
29 56.087 42.822 55.985
30 50.258 55.909 50.549
31 49.122 51.311 52.49
32 46.694 53.258 60.251
33 46.694 50.623 52.83
34 51.636 52.346 58.3
35 55.524 46.668 49.694
36 52.214 59.643 57.22
37 55.776 54.764 54.729
38 54.058 57.222 51.201
39 53.066 68.349 53.066
40 50.724 57.802 53.164
41 52.372 54.171 55.33
42 52.668 57.7 52.818
43 50.842 49.735 40.718
44 52.703 58.674 53.181
45 53.451 54.115 54.224
46 57.213 50.338 54.445
47 54.455 52.561 50.376
48 56.48 53.483 50.542
49 49.27 56.348 54.232
50 48.187 55.467 50.895
51 48.308 57.505 52.005
52 51.354 55.116 51.169
53 56.394 49.498 52.497
54 55.616 53.345 50.57
55 53.609 56.545 52.666
56 54.291 52.217 51.722
57 52.349 46.488 51.704
58 58.305 52.039 51.73
59 54.599 53.61 50.054
60 54.033 59.841 53.481
61 54.184 55.91 50.091
62 54.84 50.222 53.383
63 53.974 54.681 58.763
64 55.425 53.632 45.814
65 52.383 50.217 45.393
66 53.59 54.329 51.881
67 53.077 54.106 53.9
68 51.012 45.189 51.563
69 52.045 57.086 54.211
70 58.198 55.342 50.913
71 58.393 51.952 52.32
72 52.466 52.344 55.318
73 41.782 54.461 51.343
74 49.607 54.461 49.714
75 51.727 54.752 52.072
76 54.828 52.627 52.494
77 52.045 60.197 49.845
78 46.953 56.292 49.201
79 46.912 53.477 50.338
80 53.349 50.867 52
81 52.645 49.751 51.812
82 63.423 53.894 55.09
83 55.029 58.394 49.689
84 56.892 54.161 49.493
85 53.164 51.857 48.375
86 55.421 56.028 51.769
87 54.887 50.999 50.551
88 56.011 54.73 57.334
89 54.681 52.891 51.426
90 56.95 54.138 51.92
91 53.34 54.676 51.159
92 53.569 55.652 52.713
93 54.354 50.369 54.875
94 52.916 59.295 54.176
95 55.656 51.884 50.791
96 52.421 56.091 48.009
97 54.457 53.25 53.899
98 49.857 50.271 50.225
99 51.797 55.093 50.187
100 54.212 52.491 49.394
101 51.683 53.515 52.037
102 50.826 46.988 55.454
103 56.243 46.909 51.176
104 56.988 51.412 49.685
105 50.568 56.198 53.184
106 48.697 57.706 51.477
107 47.816 60.088 51.544
108 50.646 53.348 51.933
109 48.861 54.578 51.887
110 51.39 71.288 49.196
111 53.86 53.171 55.677
112 53.482 56.897 51.035
113 52.602 56.005 44.623
114 42.945 55.704 46.284
115 54.578 58.364 51.721
116 54.955 44.873 52.689
117 56.981 59.334 53.928
118 51.879 57.721 54.958
119 53.237 51.785 50.095
120 50.223 58.143 54.737
121 52.061 56.923 55.077
122 52.069 52.036 48.267
123 55.362 54.809 51.241
124 50.54 54.368 45.379
125 52.62 60.057 50.986
126 52.399 59.355 56.979
127 57.569 54.839 52.827
128 40.296 54.003 49.068
129 49.206 59.436 49.854
130 51.57 56.341 49.566
131 53.804 52.963 49.202
132 49.78 54.522 49.475
133 54.626 57.22 56.143
134 53.544 57.505 45.602
135 51.821 52.928 48.295
136 54.145 52.928 49.305
137 51.409 54.124 54.106
138 53.16 54.492 46.855
139 52.074 53.169 46.65
140 52.655 55.708 52.148
141 56.105 50.67 52.754
142 52.918 56.221 50.505
143 53.511 49.108 49.654
144 53.638 53.456 52.265
145 52.225 55.732 57.082
146 52.278 52.847 48.808
147 50.738 60.933 50.725
148 52.825 52.096 52.17
149 55.589 52.329 53.863
150 53.709 61.773 51.554
151 52.214 54.472 48.453
152 55.461 57.998 52.143
153 53.34 58.673 47.522
154 55.872 56.181 53.538
155 47.932 57.347 53.866
156 53.503 55.675 49.83
157 53.77 54.653 51.464
158 46.363 52.311 49.929
159 54.598 56.704 51.708
160 52.951 50.287 48.965
161 52.59 53.658 53.365
162 54.487 52.177 51.405
163 51.083 56.852 50.428
164 56.004 55.325 53.697
165 52.512 56.07 48.181
166 55.987 57.132 51.789
167 46.512 56.495 50.078
168 55.252 54.73 50.291
169 51.149 56.56 64.114
170 43.025 53.679 49.569
171 48.726 57.068 50.408
172 53.871 58.897 50.554
173 60.545 53.672 54.417
174 53.515 53.848 50.572
175 50.439 52.25 51.787
176 48.146 53.621 52.669
177 50.414 55.808 52.852
178 51.254 53.594 52.515
179 53.96 57.575 52.731
180 45.007 50.126 51.7
181 52.68 55.573 49.789
182 50.438 57.928 49.31
183 49.497 56.614 45.202
184 48.884 57.921 52.582
185 51.306 54.18 49.24
186 53.631 52.696 49.238
187 48.166 55.827 51.323
188 48.156 55.744 48.986
189 52.458 55.278 52.358
190 46.488 57.194 48.306
191 57.132 53.307 40.007
192 44.161 56.815 50.152
193 58.236 55.394 49.182
194 53.869 55.032 55.191
195 56.769 56.967 54.898
196 47.192 54.233 49.636
197 52.062 57.945 51.866
198 56.037 53.607 51.439
199 52.198 56.419 50.738
200 52.374 52.29 51.978
min 40.296 42.822 40.007
max 63.423 71.288 64.114
rata2 52.51534343 54.45932323 51.62194444
Dikerjakan Oleh,
Yulianto, S.Si.
NIP. 198407092008121001
Pengukuran Morfologi Spermatozoa Macan Tutul
Nama Sampel : Macan Tutul P2 Kode Sampel : preparat XX
Tanggal Pengukuran : 26-30 April 2021
Pendahuluan
Spermatozoa memiliki tiga bagian : kepala yang ditudungi akrosom, bagian tengah, dan ekor. Kepala terutama terdiri dari nukleus, yang mengandung informasi genetik sperma. Akrosom, menutupi dua pertiga anterior dari nukleus, merupakan vesikel terisi enzim yang memungkinkan 11 sperma menembus oosit sekunder saat fertilisasi. Akrosom merupakan modifikasi lisosom, dibentuk oleh agregasi vesikel- vesikel yang diproduksi oleh kompleks golgi-retikulum endoplasma sebelum organel ini disingkirkan.
Enzim akrosomal tetap inaktif sampai sperma kontak dengan ovum. Mobilitas spermatozoa dihasilkan oleh suatu ekor panjang mirip cambuk (flagellum) yang gerakannya dijalankan oleh energi ATP yang dihasilkan oleh mitokondria yang terkonsentrasi di bagian tengah sperma. 13 Flagellum mempunyai tiga komponen utama, yaitu : a. Sebuah sentral skeleton yang terbentuk dari 11 mikrotubulus, yang disebut axonema b. Sebuah membran tipis yang menyelimuti axonema c. Mitokondria yang mengelilingi bagian proksimal dari axonema. 13 Morfologi merupakan salah satu dari pemeriksaan spermatozoa dan termasuk pemeriksaan mikroskopis selain pemeriksaan jumlah dan motilitas spermatozoa. Penilaian morfologi sperma dilakukan dengan sediaan hapus sperma yang diwarnai dengan williams di baca dengan pembesaran 1000x. Kriteria morfologi sperma disebut normal bila : a. Kepala berbentuk oval, akrosom menutupi sepertiga panjangnya, panjang 3-5 mikron, lebar setengah sampai dengan dua pertiga panjang kepala 12 b. Midpiece berukuran langsing (kurang dari setangah lebar kepala), panjang 2 kali panjang kepala dan berada dalam satu garis panjang sumbu kepala c. Ekor mempunyai batas tegas, berupa garis panjang 9 kali panjang kepala.
Alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakkan dalam pengukuran morfologi spermatozoa yaitu mikroskop, software image J, dan slide preparat dengan pewanaan Williams.
Metode
Evaluasi morfologi sperma dilakukan menggunakan metode pewarnaan williams mengadopsi Arifiantini (2012) dengan sedikit modifikasi. Semen segar dibuat preparat ulas dan dikeringanginkan. Preparat difiksasi di atas api bunsen dan selanjutnya dicuci dalam alkohol absolute selama 4 menit lalu dikeringudarakan. Preparat dimasukkan ke dalam larutan choloramin 0.5% selama 1-2 menit, kemudian dicuci dengan air distilasi lalu di dalam alkohol 95% dan diwarnai dengan larutan Williams selama 6 menit, kemudian dicuci pada air mengalir dan dikeringkan. Preparat diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran 400 x. Sperma dihitung dan diklasifikasikan berdasarkan jumlah dan kategori abnormalitas dari sperma mengadopsi Barth dan Oko (1989).
Hasil Pengukuran
No Q2.1 Q2.2 Q2.3
1 51.422 51.526 52.654
2 49.462 54.427 56.833
3 50.352 49.591 58.909
4 52.071 55.855 51.302
5 53.234 50.008 48.575
6 49.897 51.533 55.298
7 51.231 50.916 52.271
8 50.2 56.963 50.633
9 55.42 54.283 55.622
10 54.267 54.281 50.32
11 51.678 55.987 58.724
12 49.078 54.258 55.002
13 48.908 49.723 55.918
14 51.035 54.987 51.192
15 55.768 54.693 50.058
16 52.797 54.99 58.683
17 51.043 52.987 48.857
18 56.717 53.333 53.695
19 54.567 54.888 53.525
20 53.29 54.984 56.557
21 49.723 54.06 48.286
22 48.987 56.008 58.03
23 53.207 56.087 56.039
24 54.879 51.001 57.134
25 55.908 50.345 47.943
26 44.527 50.287 53.978
27 53.555 52.219 54.955
28 52.546 54.029 47.893
29 56.789 49.298 58.329
30 50.089 49.229 48.703
31 50.98 49.209 54.05
32 51.278 48.332 54.207
33 50.908 49.333 56.493
34 52.874 59.208 47.574
35 52.467 49.782 58.863
36 53.987 55.209 53.736
37 53.23 55.205 51.17
38 51.025 55.367 51.431
39 51.227 55.387 52.44
40 51.117 52.876 49.752
41 52.118 52.379 56.483
42 51.028 57.609 50.491
43 52.058 48.477 55.497
44 51.236 51.662 57.745
45 57.778 54.54 52.505
46 53.456 55.948 48.064
47 49.777 53.377 51.176
48 52.567 46.103 47.333
49 53.452 51.608 49.753
50 48.778 51.078 51.244
51 48.878 52.693 51.107
52 51.117 52.693 57.033
53 52.998 52.003 58.652
54 53.654 48.908 58.591
55 54.789 57.29 56.32
56 50.287 56.29 52.54
57 56.209 57.389 56.538
58 51.287 57.29 47.255
59 54.526 53.876 54.616
60 53.509 52.776 50.141
61 50.893 52.888 47.786
62 47.678 54.558 57.054
63 55.645 50.009 57.68
64 46.562 50.997 52.703
65 53.667 52.368 50.854
66 48.256 54.908 55.326
67 49.963 53.098 56.972
68 57.835 55.209 47.283
69 50.950 55.206 55.848
70 51.812 55.198 51.849
71 53.857 53.289 57.794
72 53.686 57.89 54.249
73 49.686 59.228 55.252
74 57.877 49.298 51.726
75 53.885 46.895 55.825
76 52.904 49.208 55.777
77 54.178 48.768 55.64
78 50.814 47.654 55.903
79 50.917 50.962 54.9
80 52.908 56.098 48.269
81 49.927 56.022 47.999
82 52.907 55.298 53.021
83 53.908 57.498 47.263
84 51.893 54.987 48.364
85 51.913 56.29 56.375
86 55.893 57.987 55.99
87 52.910 54.289 47.538
88 51.869 54.098 49.128