• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengukuran Morfologi Spermatozoa Kuskus

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengukuran Morfologi Spermatozoa Kuskus"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

Pengukuran Morfologi Spermatozoa Kuskus

Nama Sampel : Kuskus Sp.1

Kode Sampel : Preparat no.2-5 KK.01 Tanggal Pengukuran : 1-5 Maret 2021

Pendahuluan

Spermatozoa memiliki tiga bagian : kepala yang ditudungi akrosom, bagian tengah, dan ekor. Kepala terutama terdiri dari nukleus, yang mengandung informasi genetik sperma. Akrosom, menutupi dua pertiga anterior dari nukleus, merupakan vesikel terisi enzim yang memungkinkan 11 sperma menembus oosit sekunder saat fertilisasi. Akrosom merupakan modifikasi lisosom, dibentuk oleh agregasi vesikel-vesikel yang diproduksi oleh kompleks golgi-retikulum endoplasma sebelum organel ini disingkirkan. Enzim akrosomal tetap inaktif sampai sperma kontak dengan ovum. Mobilitas spermatozoa dihasilkan oleh suatu ekor panjang mirip cambuk (flagellum) yang gerakannya dijalankan oleh energi ATP yang dihasilkan oleh mitokondria yang terkonsentrasi di bagian tengah sperma. 13 Flagellum mempunyai tiga komponen utama, yaitu : a. Sebuah sentral skeleton yang terbentuk dari 11 mikrotubulus, yang disebut axonema b. Sebuah membran tipis yang menyelimuti axonema c.

Mitokondria yang mengelilingi bagian proksimal dari axonema. 13 Morfologi merupakan salah satu dari pemeriksaan spermatozoa dan termasuk pemeriksaan mikroskopis selain pemeriksaan jumlah dan motilitas spermatozoa. Penilaian morfologi sperma dilakukan dengan sediaan hapus sperma yang diwarnai dengan williams di baca dengan pembesaran 1000x. Kriteria morfologi sperma disebut normal bila : a. Kepala berbentuk oval, akrosom menutupi sepertiga panjangnya, panjang 3-5 mikron, lebar setengah sampai dengan dua pertiga panjang kepala 12 b. Midpiece berukuran langsing (kurang dari setangah lebar kepala), panjang 2 kali panjang kepala dan berada dalam satu garis panjang sumbu kepala c. Ekor mempunyai batas tegas, berupa garis panjang 9 kali panjang kepala.

Alat dan bahan

Alat dan bahan yang digunakkan dalam pengukuran morfologi spermatozoa yaitu mikroskop, software image J, dan slide preparat dengan pewanaan Williams.

(2)

Hasil Pengukuran

NO

Kode Preparat

Panjang Kepala (µm)

Lebar Kepala (µm) 1

2

3.498 2.787

2 3.6 4.442

3 3.57 2.979

4 4.824 3.318

5 3.575 2.02

6 4.049 2.558

7 3.527 4.135

8 5.283 2.116

9 4.31 3.183

10 6.543 4.323

11 4.107 4.615

12 4.132 2.896

13 4.09 3.176

14 4.171 3.652

15 4.62 2.793

16 4.604 3.267

17 3.89 2.313

18 3.038 2.959

19 4.502 2.601

20 3.094 2.313

21 5.329 2.785

22 3.652 3.286

23 4.923 3.075

24 5.262 4.516

25 4.959 3.267

26 3.958 2.883

27 4.356 2.595

28 5.893 3.26

29 4.076 2.717

30 5.113 3.745

31 3.006 3.825

32 3.069 2.719

33 2.882 2.664

34 3.437 2.498

35 4.054 2.505

36 2.825 1.924

37 3.543 1.537

38 4.843 2.771

(3)

39 3.612 2.691

40 2.522 2.563

41 4.774 4.25

42 5.043 2.313

43 4.528 3.075

44 3.421 1.54

45 4.908 2.959

46 5.201 3.074

47

3

4.946 3.901

48 4.053 3.141

49 4.391 2.845

50 2.825 2.555

51 4.218 3.872

52 4.909 4.746

53 4.323 3.065

54 4.803 3.362

55 4.921 2.752

56 3.069 3.229

57 3.351 3.465

58

4

2.326 2.691

59 2.261 1.982

60 3.234 2.889

61 3.71 2.69

62 4.773 4.799

63 3.876 2.483

64 3.488 3.286

65 2.715 2.879

66 2.455 2.765

67 3.103 3.005

68 2.141 2.26

69 3.618 3.12

70 3.102 2.962

71 5.103 4.597

72 2.519 3.056

73 2.972 3.129

74 3.101 3.722

75 2.972 3.605

76 3.731 3.354

77 3.357 2.834

78 2.507 2.973

79 3.225 3.205

(4)

80 3.587 3.582

81 3.641 2.949

82

5

3.907 3.061

83 3.799 2.307

84 2.792 2.92

85 4.345 2.221

86 5.653 2.371

87 5.075 2.777

88 4.800 2.802

89 2.712 2.403

90 3.235 2.674

91 4.531 2.976

92 3.426 2.584

93 3.451 3.206

94 2.843 2.937

95 3.317 3.009

96 4.643 3.123

97 4.935 3.216

98 5.292 2.73

99 3.385 2.94

100 4.390 2.711

Rerata 3.92 3.02

Standar

deviasi 0.91 0.65

Dikerjakan Oleh,

Yulianto, S.Si.

NIP. 198407092008121001

(5)

Pengukuran Morfologi Spermatozoa Kuskus

Nama Sampel : Kuskus Sp.2

Kode Sampel : Preparat no.2-5 KK.02 Tanggal Pengukuran : 8-12 Maret 2021

Pendahuluan

Spermatozoa memiliki tiga bagian : kepala yang ditudungi akrosom, bagian tengah, dan ekor. Kepala terutama terdiri dari nukleus, yang mengandung informasi genetik sperma. Akrosom, menutupi dua pertiga anterior dari nukleus, merupakan vesikel terisi enzim yang memungkinkan 11 sperma menembus oosit sekunder saat fertilisasi. Akrosom merupakan modifikasi lisosom, dibentuk oleh agregasi vesikel-vesikel yang diproduksi oleh kompleks golgi-retikulum endoplasma sebelum organel ini disingkirkan. Enzim akrosomal tetap inaktif sampai sperma kontak dengan ovum. Mobilitas spermatozoa dihasilkan oleh suatu ekor panjang mirip cambuk (flagellum) yang gerakannya dijalankan oleh energi ATP yang dihasilkan oleh mitokondria yang terkonsentrasi di bagian tengah sperma. 13 Flagellum mempunyai tiga komponen utama, yaitu : a. Sebuah sentral skeleton yang terbentuk dari 11 mikrotubulus, yang disebut axonema b. Sebuah membran tipis yang menyelimuti axonema c.

Mitokondria yang mengelilingi bagian proksimal dari axonema. 13 Morfologi merupakan salah satu dari pemeriksaan spermatozoa dan termasuk pemeriksaan mikroskopis selain pemeriksaan jumlah dan motilitas spermatozoa. Penilaian morfologi sperma dilakukan dengan sediaan hapus sperma yang diwarnai dengan williams di baca dengan pembesaran 1000x. Kriteria morfologi sperma disebut normal bila : a. Kepala berbentuk oval, akrosom menutupi sepertiga panjangnya, panjang 3-5 mikron, lebar setengah sampai dengan dua pertiga panjang kepala 12 b. Midpiece berukuran langsing (kurang dari setangah lebar kepala), panjang 2 kali panjang kepala dan berada dalam satu garis panjang sumbu kepala c. Ekor mempunyai batas tegas, berupa garis panjang 9 kali panjang kepala.

Alat dan bahan

Alat dan bahan yang digunakkan dalam pengukuran morfologi spermatozoa yaitu mikroskop, software image J, dan slide preparat dengan pewanaan Williams.

(6)

Hasil Pengukuran

NO

Kode

Preparat Panjang Ekor (µm)

Panjang Total (µm) 1

2

57.888 61.386

2 64.896 68.496

3 40.486 44.056

4 36.121 40.945

5 46.39 49.965

6 61.089 65.138

7 45.536 49.063

8 37.888 43.171

9 44.903 49.213

10 53.008 59.551

11 36.503 40.61

12 37.368 41.5

13 66.419 70.509

14 37.873 42.044

15 63.445 68.065

16 62.956 67.56

17 48.567 52.457

18 43.476 46.514

19 64.346 68.848

20 61.949 65.043

21 69.003 74.332

22 74.778 78.43

23 68.17 73.093

24 71.471 76.733

25 74.054 79.013

26 63.08 67.038

27 32.244 36.6

28 50.211 56.104

29 52.066 56.142

30 53.568 58.681

31 76.699 79.705

32 48.472 51.541

33 39.738 42.62

34 60.15 63.587

35 49.214 53.268

36 72.137 74.962

37 53.778 57.321

38 69.676 74.519

(7)

39 45.171 48.783

40 39.075 41.597

41 38.598 43.372

42 46.427 51.47

43 64.137 68.665

44 41.123 44.544

45 51.397 56.305

46 53.273 58.474

47

3

63.067 68.013

48 65.599 69.652

49 51.056 55.447

50 74.5 77.325

51 65.152 69.37

52 46.403 51.312

53 59.42 63.743

54 64.962 69.765

55 50.25 55.171

56 45.409 48.478

57 67.387 70.738

58

4

54.388 56.714

59 62.759 65.020

60 51.377 54.611

61 63.626 67.336

62 68.124 72.897

63 73.475 77.351

64 60.551 64.039

65 50.933 53.648

66 35.119 37.574

67 64.031 67.134

68 50.493 52.634

69 66.374 69.992

70 74.603 77.705

71 42.385 47.488

72 61.200 63.719

73 65.016 67.988

74 58.912 62.013

75 64.344 67.316

76 34.505 38.236

77 59.426 62.783

78 36.681 39.188

79 62.384 65.609

(8)

80 62.116 65.703

81 38.350 41.991

82

5

64.764 68.671

83 60.275 64.073

84 65.481 68.274

85 30.794 35.140

86 56.359 62.011

87 51.876 56.951

88 38.806 43.605

89 62.694 65.405

90 48.829 52.065

91 32.145 36.677

92 62.835 66.261

93 59.244 62.694

94 33.653 36.496

95 33.539 36.856

96 54.706 59.349

97 54.040 58.975

98 59.335 64.627

99 45.378 48.763

100 39.270 43.660

Rerata 54.37 58.29

Standar

deviasi 12.12 12.14

Dikerjakan Oleh,

Yulianto, S.Si.

NIP. 198407092008121001

(9)

Laporan Profil Reproduksi Ikan Mata Merah (Puntius orphoides) a. Draft pendahuluan, pengukuran tubuh ikan matamerah dan pengamatan

reproduksi luar.

Oleh Yulianto

Nama Sampel : Ikan Mata Merah Kode Sampel : Ikanxx

Tanggal Pengukuran : 15-26 maret 2021

Pendahuluan

Ikan mata merah (Puntius orphoides) adalah adalah sejenis ikan air tawar anggota suku Cyprinidae. Ikan ini menyebar luas di Indocina dan kepulauan Sunda Nama-nama lainnya, di antaranya: maroca, marococa, wadonan (Btw.); brek, pekiseh, lunjar, wader (Jw);

dan sisik milik, ampa (Sd.) Di Tasikmalaya, ikan ini juga dikenal dengan sebutan beureum panon (Sd.: mata merah). Dalam bahasa Inggris, ikan brek dikenal dengan nama Javaen Barb.

Klasifikasi ilmiah, Kerjaan Animalia, Filum Chordata, Kelas Actinopterygii, Ordo Cyprinidae, Famili Cyprinidae, Genus Puntius, Spesies P.orphoides

Ikan yang bertubuh sedang memiliki panjang total hingga 250 mm. Gurat sisi antara 31-34 buah, 5-5½ sisik di antara awal sirip dorsal dengan gurat sisi. Batang ekor dikelilingi 16 sisik dan jari- jari keras (duri) yang terakhir pada sirip dorsal bergerigi 30, halus. Sirip ekor dengan tepi atas dan bawah berwarna hitam; bintik hitam pada batang ekor. Ikan muda dengan beberapa deret bintik gelap sepanjang barisan sisiknya.

Tinggi tubuh 2½ hingga hampir 3 kali berbanding panjang standar (tanpa sirip ekor). Panjang kepala 3,2 – 4 kali berbanding panjang standar. Mata 4-6 kali lebih pendek daripada panjang kepala. Rumus sirip dorsal IV (jari-jari keras).8 (jari-jari lunak); sirip dubur III.5; sirip dada I.14- 16; dan sirip perut I.8. Sirip perut lebih pendek daripada sirip dada, tidak mencapai anus.

(10)

Mata merah dikenal sebagai ikan karnivora yang memangsa serangga, siput dan lain-lain. Secara alami ikan brek acap didapati di sungai-sungai, waduk dan danau; namun biasa juga ditemukan liar di kolam-kolam ikan. Selain menjadi ikan konsumsi, belakangan ini mata merah juga diperdagangkan sebagai ikan hias. Selama ini ikan mata merah berkembang biak secara alami di habitat aslinya, sedangkan habitat tersebut semakin lama mengalami kerusakan sehingga menyebabkan penurunan populasi pada ikan mata merah. Oleh karena usaha untuk pengembangbiakan atau domestikasi ikan mata merah diperlukan dan penelitian dari asperk biologi reproduksi sangat diperlukan.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi ilmiah terkait anatomi, histologi, dan sitologi pada ikan mata merah guna mendukung upaya konservasi dan domestikasi ikan mata merah

Hasil Kegiatan

Data sampel ikan mata merah

No. No Ikan Sex Berat Panjang std Panjang total Usia

1. 24 Jantan 99.5 gr 149.7 mm 187.6 mm dewasa

2. 36 Jantan 55.2 gr 136.1 mm 166.6 mm dewasa

3. 40 Betina 72.2 gr 144.6 mm 164.7 mm dewasa

4. 53 Jantan 60.1 gr 139.3 mm 160.0 mm dewasa

5. 55 Betina 113.1 gr 174.0 mm 221.1 mm dewasa,

bertelur

Berdasarkan hasil pengukuran didapatkan bahwa ikan mata merah sudah dewasa kelamin dengan ukuran Panjang tubuh total minimal 160.0 mm dengan berat tubuh minimal 55.2 gram sedangkan untuk betina dengan Panjang total minimal 164.7 mm dengan berat tubuh 72.2 gram. Sampel yang digunakan untuk penelitian sudah masuk dalam kategori dewasa tubuh maupun dewasa secara kelamin.

(11)

Foto Pengukuran Ikan Mata Merah

Dikerjakan Oleh,

Yulianto, S.Si.

NIP. 198407092008121001

(12)

Laporan Profil Reproduksi Ikan Mata Merah (Puntius orphoides) a. Pengukuran karakteristik sperma ikan mata merah

Oleh Yulianto

Nama Sampel : Ikan Mata Merah Kode Sampel : Ikanxx

Tanggal Pengukuran : 5-9 April 2021

Pendahuluan

Ikan mata merah (Puntius orphoides) adalah adalah sejenis ikan air tawar anggota suku Cyprinidae. Ikan ini menyebar luas di Indocina dan kepulauan Sunda Nama-nama lainnya, di antaranya: maroca, marococa, wadonan (Btw.); brek, pekiseh, lunjar, wader (Jw);

dan sisik milik, ampa (Sd.) Di Tasikmalaya, ikan ini juga dikenal dengan sebutan beureum panon (Sd.: mata merah). Dalam bahasa Inggris, ikan brek dikenal dengan nama Javaen Barb.

Klasifikasi ilmiah, Kerjaan Animalia, Filum Chordata, Kelas Actinopterygii, Ordo Cyprinidae, Famili Cyprinidae, Genus Puntius, Spesies P.orphoides

Ikan yang bertubuh sedang memiliki panjang total hingga 250 mm. Gurat sisi antara 31-34 buah, 5-5½ sisik di antara awal sirip dorsal dengan gurat sisi. Batang ekor dikelilingi 16 sisik dan jari- jari keras (duri) yang terakhir pada sirip dorsal bergerigi 30, halus. Sirip ekor dengan tepi atas dan bawah berwarna hitam; bintik hitam pada batang ekor. Ikan muda dengan beberapa deret bintik gelap sepanjang barisan sisiknya.

Tinggi tubuh 2½ hingga hampir 3 kali berbanding panjang standar (tanpa sirip ekor). Panjang kepala 3,2 – 4 kali berbanding panjang standar. Mata 4-6 kali lebih pendek daripada panjang kepala. Rumus sirip dorsal IV (jari-jari keras).8 (jari-jari lunak); sirip dubur III.5; sirip dada I.14- 16; dan sirip perut I.8. Sirip perut lebih pendek daripada sirip dada, tidak mencapai anus.

Mata merah dikenal sebagai ikan karnivora yang memangsa serangga, siput dan lain-lain. Secara alami ikan brek acap didapati di sungai-sungai, waduk dan danau; namun biasa juga ditemukan

(13)

liar di kolam-kolam ikan. Selain menjadi ikan konsumsi, belakangan ini mata merah juga diperdagangkan sebagai ikan hias. Selama ini ikan mata merah berkembang biak secara alami di habitat aslinya, sedangkan habitat tersebut semakin lama mengalami kerusakan sehingga menyebabkan penurunan populasi pada ikan mata merah. Oleh karena usaha untuk pengembangbiakan atau domestikasi ikan mata merah diperlukan dan penelitian dari asperk biologi reproduksi sangat diperlukan.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi ilmiah terkait anatomi, histologi, dan sitologi pada ikan mata merah guna mendukung upaya konservasi dan domestikasi ikan mata merah

Hasil Kegiatan

Data sampel ikan mata merah

No. No Ikan Sex Berat Panjang std Panjang total Usia

1. 24 Jantan 99.5 gr 149.7 mm 187.6 mm dewasa

2. 36 Jantan 55.2 gr 136.1 mm 166.6 mm dewasa

3. 40 Betina 72.2 gr 144.6 mm 164.7 mm dewasa

4. 53 Jantan 60.1 gr 139.3 mm 160.0 mm dewasa

5. 55 Betina 113.1 gr 174.0 mm 221.1 mm dewasa,

bertelur

Berdasarkan hasil pengukuran didapatkan bahwa ikan mata merah sudah dewasa kelamin dengan ukuran Panjang tubuh total minimal 160.0 mm dengan berat tubuh minimal 55.2 gram sedangkan untuk betina dengan Panjang total minimal 164.7 mm dengan berat tubuh 72.2 gram. Sampel yang digunakan untuk penelitian sudah masuk dalam kategori dewasa tubuh maupun dewasa secara kelamin.

Foto Pengukuran Ikan Mata Merah

(14)

Pengamatan karakteristik spermatozoa ikan brek secara makroskopis meliputi pengamatan volume, derajat keasaman (pH), konsistensi / kekentalan, warna dan bau. Tabel 2 merupakan karakteristik sperma ikan brek secara makroskopis. Hasil pengamatan menunjukkan volume sperma ikan mata merah dalam kisaran 0.3 ml, 04 ml dan 0.3 ml. Routray dkk (2007) menyatakan bahwa variasi volume sperma yang dihasilkan dalam satu species dapat terjadi karena dipengaruhi oleh faktor bobot dan siklus reproduksi tiap organisme. Derajat keasaman atau pH sperma hasil pengamatan yaitu 7.73, 7.93 dan 7.68. Nilai tersebut tidak berbeda jauh dengan ikan tawes yaitu sebesar 7.98 berdasarkan hasil penelitian Utami IP (2010). Konsistensi sperma yang teramati bersifat kental artinya konsentrasi spermatozoa yang terkandung didalamnya kemungkinan cukup padat dan warna sperma ikan brek berwarna putih susu.

Karakteristik tersebut hampir sama dengan sperma pada ikan tawes (Utami IP, 2010), ikan nilem (Shabila, 2013), dan ikan mas (Kruger et al, 1984).

Parameter Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 Referensi pada ikan tawes (Utami IP, 2010)

Volume 0.3 ml 0.4 ml 0.3 ml 0.72 ml

pH 7.73 7.93 7.68 7.98

Konsistensi kental kental kental kental

Warna putih susu putih susu Putih susu putih susu Tabel 2. Karakteristik spermatozoa ikan mata merah secara Makroskopis

(15)

Karakteristik Spermatozoa ikan Mata merah secara Mikroskopis

Pengamatan karakteristik spermatozoa ikan brek secara mikroskopis meliputi pengamatan motilitas, viabilitas, konsentrasi, morfologi dan morfometri seperti pada Tabel 3.

Tabel 3. Karakteristik spermatozoa ikan brek secara Mikroskopis

No. Parameter Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 2

1 Motilitas 83.33 % + 2.887 83.33 % + 2.887 83.33 % + 2.887 2 Viabilitas 93.70 % + 2.780 92.70 % + 3.164 92.70 % +

3.164

3 Konsentrasi 58.17x109 61.5x109 61.5x109

Motilitas spermatozoa ditentukan dari banyaknya jumlah spermatozoa yang bergerak dari suatu lapang pandang (Susilowati et al., 2010). Nilai motilitas sperma erat hubungannya dengan ferlitilitas sperma. seperti yang dikatan Faqih (2011) bahwa apabila tingkat motilitas tinggi maka nilai daya terhadap fertilitasnya juga tinggi, dan apabila motilitas rendah maka nilai daya terhadap fertilitasnya cenderung rendah. Motilitas sperma ikan dari populasi sungai Serayu dan sungai Cipunagara memiliki nilai yang sama yaitu 83.33 %, tidak ada perbedaan nilai motilitas diantara kedua kelompok ikan brek yang diamati. Motilitas kedua kelompok ikan brek ini memiliki kualitas yang baik karena nilai motilitasnya lebih dari 70 % (Guest et al. In Erniwati 1999).

Nilai viabilitas ikan brek populasi sungai Serayu yaitu 93.70 % sedangkan viabilitas ikan brek dari sungai Cipunagara sebesar 92.70 %. Nilai viabilitas keduanya cukup baik dan layak untuk dikriopreservasi karena masih memiliki nilai di atas 80 % (Cabrita et al. 2005). Persentase viabilitas merupakan nilai persentase sperma yang hidup setelah diwarnai dengan pewarna eosin nigrosrin. Pewarna eosin merupakan pewarna yang bersifat asam yang akan memberikan warna merah pada sel. Sel yang telah rusak membrannya/mati maka akan masuk pewarna dan akan memberikan warna merah sedangkan yang masih hidup sel akan berwarna lebih putih.

(16)

Nilai konsentrasi sperma ikan brek yang diamati adalah 58.17x109dari banjarnegara dan 61.5x109 dari sumedang. Nilai konentrasi ikan brek lebih tinggi dibandingkan dengan jenis Ciprinidae yang lainnya seperti pada ikan tawes dengan nilai konsentrasi 14.62x109, nilem 1.6 – 1.8 x109,, ikan mas 11.08 x109, patin 5.53 x109(Japet, 2011), lele 27.15 x109(Kartini, 2012) dan nila merah 6.37x109 (Herdiana, 2013). Konsentrasi sperma dihitung untuk mengetahui jumlah sel spermatozoa dalam tiap ml. Menurut Yustina, et al (2003) kuantitas sperma juga merupakan salah satu parameter keberhasilan dalam fertilisasi selain kualitas spermatozoa.

Dikerjakan Oleh,

Yulianto, S.Si.

NIP. 198407092008121001

(17)

Laporan Profil Reproduksi Ikan Mata Merah (Puntius orphoides) a. Pengukuran Morfologi Ikan Mata Merah

Oleh Yulianto

Nama Sampel : Ikan Mata Merah Kode Sampel : Ikanxx

Tanggal Pengukuran : 12-16 April 2021

Pendahuluan

Ikan mata merah (Puntius orphoides) adalah adalah sejenis ikan air tawar anggota suku Cyprinidae. Ikan ini menyebar luas di Indocina dan kepulauan Sunda Nama-nama lainnya, di antaranya: maroca, marococa, wadonan (Btw.); brek, pekiseh, lunjar, wader (Jw);

dan sisik milik, ampa (Sd.) Di Tasikmalaya, ikan ini juga dikenal dengan sebutan beureum panon (Sd.: mata merah). Dalam bahasa Inggris, ikan brek dikenal dengan nama Javaen Barb.

Klasifikasi ilmiah, Kerjaan Animalia, Filum Chordata, Kelas Actinopterygii, Ordo Cyprinidae, Famili Cyprinidae, Genus Puntius, Spesies P.orphoides

Ikan yang bertubuh sedang memiliki panjang total hingga 250 mm. Gurat sisi antara 31-34 buah, 5-5½ sisik di antara awal sirip dorsal dengan gurat sisi. Batang ekor dikelilingi 16 sisik dan jari- jari keras (duri) yang terakhir pada sirip dorsal bergerigi 30, halus. Sirip ekor dengan tepi atas dan bawah berwarna hitam; bintik hitam pada batang ekor. Ikan muda dengan beberapa deret bintik gelap sepanjang barisan sisiknya.

Tinggi tubuh 2½ hingga hampir 3 kali berbanding panjang standar (tanpa sirip ekor). Panjang kepala 3,2 – 4 kali berbanding panjang standar. Mata 4-6 kali lebih pendek daripada panjang kepala. Rumus sirip dorsal IV (jari-jari keras).8 (jari-jari lunak); sirip dubur III.5; sirip dada I.14- 16; dan sirip perut I.8. Sirip perut lebih pendek daripada sirip dada, tidak mencapai anus.

Mata merah dikenal sebagai ikan karnivora yang memangsa serangga, siput dan lain-lain. Secara alami ikan brek acap didapati di sungai-sungai, waduk dan danau; namun biasa juga ditemukan

(18)

liar di kolam-kolam ikan. Selain menjadi ikan konsumsi, belakangan ini mata merah juga diperdagangkan sebagai ikan hias. Selama ini ikan mata merah berkembang biak secara alami di habitat aslinya, sedangkan habitat tersebut semakin lama mengalami kerusakan sehingga menyebabkan penurunan populasi pada ikan mata merah. Oleh karena usaha untuk pengembangbiakan atau domestikasi ikan mata merah diperlukan dan penelitian dari asperk biologi reproduksi sangat diperlukan.

Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi ilmiah terkait anatomi, histologi, dan sitologi pada ikan mata merah guna mendukung upaya konservasi dan domestikasi ikan mata merah

Hasil Kegiatan

Data sampel ikan mata merah

No. No Ikan Sex Berat Panjang std Panjang total Usia

1. 24 Jantan 99.5 gr 149.7 mm 187.6 mm dewasa

2. 36 Jantan 55.2 gr 136.1 mm 166.6 mm dewasa

3. 40 Betina 72.2 gr 144.6 mm 164.7 mm dewasa

4. 53 Jantan 60.1 gr 139.3 mm 160.0 mm dewasa

5. 55 Betina 113.1 gr 174.0 mm 221.1 mm dewasa,

bertelur

Berdasarkan hasil pengukuran didapatkan bahwa ikan mata merah sudah dewasa kelamin dengan ukuran Panjang tubuh total minimal 160.0 mm dengan berat tubuh minimal 55.2 gram sedangkan untuk betina dengan Panjang total minimal 164.7 mm dengan berat tubuh 72.2 gram. Sampel yang digunakan untuk penelitian sudah masuk dalam kategori dewasa tubuh maupun dewasa secara kelamin.

Foto Pengukuran Ikan Mata Merah

(19)

Pengamatan karakteristik spermatozoa ikan brek secara makroskopis meliputi pengamatan volume, derajat keasaman (pH), konsistensi / kekentalan, warna dan bau. Tabel 2 merupakan karakteristik sperma ikan brek secara makroskopis. Hasil pengamatan menunjukkan volume sperma ikan mata merah dalam kisaran 0.3 ml, 04 ml dan 0.3 ml. Routray dkk (2007) menyatakan bahwa variasi volume sperma yang dihasilkan dalam satu species dapat terjadi karena dipengaruhi oleh faktor bobot dan siklus reproduksi tiap organisme. Derajat keasaman atau pH sperma hasil pengamatan yaitu 7.73, 7.93 dan 7.68. Nilai tersebut tidak berbeda jauh dengan ikan tawes yaitu sebesar 7.98 berdasarkan hasil penelitian Utami IP (2010). Konsistensi sperma yang teramati bersifat kental artinya konsentrasi spermatozoa yang terkandung didalamnya kemungkinan cukup padat dan warna sperma ikan brek berwarna putih susu.

Karakteristik tersebut hampir sama dengan sperma pada ikan tawes (Utami IP, 2010), ikan nilem (Shabila, 2013), dan ikan mas (Kruger et al, 1984).

Tabel 2. Karakteristik spermatozoa ikan mata merah secara Makroskopis Parameter Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 Referensi pada ikan tawes

(Utami IP, 2010)

Volume 0.3 ml 0.4 ml 0.3 ml 0.72 ml

pH 7.73 7.93 7.68 7.98

Konsistensi kental kental kental kental

Warna putih susu putih susu Putih susu putih susu

(20)

Karakteristik Spermatozoa ikan Mata merah secara Mikroskopis

Pengamatan karakteristik spermatozoa ikan brek secara mikroskopis meliputi pengamatan motilitas, viabilitas, konsentrasi, morfologi dan morfometri seperti pada Tabel 3.

Tabel 3. Karakteristik spermatozoa ikan brek secara Mikroskopis

No. Parameter Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 2

1 Motilitas 83.33 % + 2.887 83.33 % + 2.887 83.33 % + 2.887 2 Viabilitas 93.70 % + 2.780 92.70 % + 3.164 92.70 % +

3.164

3 Konsentrasi 58.17x109 61.5x109 61.5x109

Motilitas spermatozoa ditentukan dari banyaknya jumlah spermatozoa yang bergerak dari suatu lapang pandang (Susilowati et al., 2010). Nilai motilitas sperma erat hubungannya dengan ferlitilitas sperma. seperti yang dikatan Faqih (2011) bahwa apabila tingkat motilitas tinggi maka nilai daya terhadap fertilitasnya juga tinggi, dan apabila motilitas rendah maka nilai daya terhadap fertilitasnya cenderung rendah. Motilitas sperma ikan dari populasi sungai Serayu dan sungai Cipunagara memiliki nilai yang sama yaitu 83.33 %, tidak ada perbedaan nilai motilitas diantara kedua kelompok ikan brek yang diamati. Motilitas kedua kelompok ikan brek ini memiliki kualitas yang baik karena nilai motilitasnya lebih dari 70 % (Guest et al. In Erniwati 1999).

Nilai viabilitas ikan brek populasi sungai Serayu yaitu 93.70 % sedangkan viabilitas ikan brek dari sungai Cipunagara sebesar 92.70 %. Nilai viabilitas keduanya cukup baik dan layak untuk dikriopreservasi karena masih memiliki nilai di atas 80 % (Cabrita et al. 2005). Persentase viabilitas merupakan nilai persentase sperma yang hidup setelah diwarnai dengan pewarna eosin nigrosrin. Pewarna eosin merupakan pewarna yang bersifat asam yang akan memberikan warna merah pada sel. Sel yang telah rusak membrannya/mati maka akan masuk pewarna dan akan memberikan warna merah sedangkan yang masih hidup sel akan berwarna lebih putih.

(21)

Nilai konsentrasi sperma ikan brek yang diamati adalah 58.17x109dari banjarnegara dan 61.5x109 dari sumedang. Nilai konentrasi ikan brek lebih tinggi dibandingkan dengan jenis Ciprinidae yang lainnya seperti pada ikan tawes dengan nilai konsentrasi 14.62x109, nilem 1.6 – 1.8 x109,, ikan mas 11.08 x109, patin 5.53 x109(Japet, 2011), lele 27.15 x109(Kartini, 2012) dan nila merah 6.37x109 (Herdiana, 2013). Konsentrasi sperma dihitung untuk mengetahui jumlah sel spermatozoa dalam tiap ml. Menurut Yustina, et al (2003) kuantitas sperma juga merupakan salah satu parameter keberhasilan dalam fertilisasi selain kualitas spermatozoa.

Gambar 1. Morfologi spermatozoa ikan mata merah

Pengukuran morfometri sel spermatozoa ikan brek dilakukan dengan bantuan perangkat lunak image – J dengan bantuan preparat skala 0.01 mm. Objek yang diukur terdiri dari pengukuran diameter kepala dan panjang ekor spermatozoa. Data hasil pengukuran morfometri spermatozoa ikan brek tabel 4. Diameter kepala ikan mata merah memiliki rata-rata 1.28 um, 1.25 um dan 1.21 um, sedangkan ukuran panjang ekornya yaitu sebesar 25.33 um, 24.68 um, 25.68 um. Ukuran morfometri antar kedua kelompok ini tidak terlalu berbeda dan cenderung hampir sama. Akan tetapi apabila dibandingkan dengan ikan ciprinidae jenis lainnya maka

(22)

ukuran morfometri spermatozoa ikan mata merah relatif lebih kecil, sebagai contoh pada ikan mas diameter kepala 15.97 um dan panjang ekornya 113.86 um (Japet, 2011).

Tabel 4. Hasil pengukuran morfometri spermatozoa ikan brek No. Sperma ikan brek Diameter kepala (um) Panjang ekor (um)

1 ulangan 1 1.28 + 0.35 25.33 + 3.74

2 ulangan 2 1.25 + 0.43 24.68 + 0.43

3 ulangan 3 1.21 + 0.43 25.68 + 0.43

Dikerjakan Oleh,

Yulianto, S.Si.

NIP. 198407092008121001

(23)

Penngukuran Morfologi Spermatozoa Macan Tutul

Nama Sampel : Macan Tutul Kode Sampel :Preparat 01.03

Tanggal Pengukuran : 19-23 April 2021

Pendahuluan

Spermatozoa memiliki tiga bagian : kepala yang ditudungi akrosom, bagian tengah, dan ekor. Kepala terutama terdiri dari nukleus, yang mengandung informasi genetik sperma. Akrosom, menutupi dua pertiga anterior dari nukleus, merupakan vesikel terisi enzim yang memungkinkan 11 sperma menembus oosit sekunder saat fertilisasi. Akrosom merupakan modifikasi lisosom, dibentuk oleh agregasi vesikel- vesikel yang diproduksi oleh kompleks golgi-retikulum endoplasma sebelum organel ini disingkirkan.

Enzim akrosomal tetap inaktif sampai sperma kontak dengan ovum. Mobilitas spermatozoa dihasilkan oleh suatu ekor panjang mirip cambuk (flagellum) yang gerakannya dijalankan oleh energi ATP yang dihasilkan oleh mitokondria yang terkonsentrasi di bagian tengah sperma. 13 Flagellum mempunyai tiga komponen utama, yaitu : a. Sebuah sentral skeleton yang terbentuk dari 11 mikrotubulus, yang disebut axonema b. Sebuah membran tipis yang menyelimuti axonema c. Mitokondria yang mengelilingi bagian proksimal dari axonema. 13 Morfologi merupakan salah satu dari pemeriksaan spermatozoa dan termasuk pemeriksaan mikroskopis selain pemeriksaan jumlah dan motilitas spermatozoa. Penilaian morfologi sperma dilakukan dengan sediaan hapus sperma yang diwarnai dengan williams di baca dengan pembesaran 1000x. Kriteria morfologi sperma disebut normal bila : a. Kepala berbentuk oval, akrosom menutupi sepertiga panjangnya, panjang 3-5 mikron, lebar setengah sampai dengan dua pertiga panjang kepala 12 b. Midpiece berukuran langsing (kurang dari setangah lebar kepala), panjang 2 kali panjang kepala dan berada dalam satu garis panjang sumbu kepala c. Ekor mempunyai batas tegas, berupa garis panjang 9 kali panjang kepala.

Alat dan bahan

Alat dan bahan yang digunakkan dalam pengukuran morfologi spermatozoa yaitu mikroskop, software image J, dan slide preparat dengan pewanaan Williams.

Metode

(24)

Evaluasi morfologi sperma dilakukan menggunakan metode pewarnaan williams mengadopsi Arifiantini (2012) dengan sedikit modifikasi. Semen segar dibuat preparat ulas dan dikeringanginkan. Preparat difiksasi di atas api bunsen dan selanjutnya dicuci dalam alkohol absolute selama 4 menit lalu dikeringudarakan. Preparat dimasukkan ke dalam larutan choloramin 0.5% selama 1-2 menit, kemudian dicuci dengan air distilasi lalu di dalam alkohol 95% dan diwarnai dengan larutan Williams selama 6 menit, kemudian dicuci pada air mengalir dan dikeringkan. Preparat diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran 400 x. Sperma dihitung dan diklasifikasikan berdasarkan jumlah dan kategori abnormalitas dari sperma mengadopsi Barth dan Oko (1989).

Hasil Pengukuran

No Q1.1 Q1.2 Q1.3

1 53.755 54.764 52.306

2 54.039 55.363 52.759

3 55.888 53.006 51.958

4 58.629 54.057 49.443

5 53.476 53.747 47.479

6 51.793 49.738 45.778

7 52.668 53.558 52.372

8 49.1 50.92 56.837

9 55.265 60.174 50.854

10 50.617 54.749 55.23

11 51.032 54.723 55.23

12 53.258 52.423 52.59

13 51.02 55.636 49.369

14 56.051 62.714 52.498

(25)

15 53.158 50.964 52.741

16 49.333 55.007 52.741

17 47.883 53.489 50.744

18 51.043 54.39 53.702

19 54.239 51.579 53.067

20 52.302 49.71 52.997

21 50.765 45.546 52.71

22 56.883 48.674 50.245

23 50.975 57.435 52.107

24 49.323 51.233 53.225

25 51.718 49.892 55.486

26 54.774 56.69 50.142

27 55.583 49.089 60.175

28 49.516 54.911 52.457

29 56.087 42.822 55.985

30 50.258 55.909 50.549

31 49.122 51.311 52.49

32 46.694 53.258 60.251

33 46.694 50.623 52.83

34 51.636 52.346 58.3

35 55.524 46.668 49.694

36 52.214 59.643 57.22

37 55.776 54.764 54.729

38 54.058 57.222 51.201

39 53.066 68.349 53.066

(26)

40 50.724 57.802 53.164

41 52.372 54.171 55.33

42 52.668 57.7 52.818

43 50.842 49.735 40.718

44 52.703 58.674 53.181

45 53.451 54.115 54.224

46 57.213 50.338 54.445

47 54.455 52.561 50.376

48 56.48 53.483 50.542

49 49.27 56.348 54.232

50 48.187 55.467 50.895

51 48.308 57.505 52.005

52 51.354 55.116 51.169

53 56.394 49.498 52.497

54 55.616 53.345 50.57

55 53.609 56.545 52.666

56 54.291 52.217 51.722

57 52.349 46.488 51.704

58 58.305 52.039 51.73

59 54.599 53.61 50.054

60 54.033 59.841 53.481

61 54.184 55.91 50.091

62 54.84 50.222 53.383

63 53.974 54.681 58.763

64 55.425 53.632 45.814

(27)

65 52.383 50.217 45.393

66 53.59 54.329 51.881

67 53.077 54.106 53.9

68 51.012 45.189 51.563

69 52.045 57.086 54.211

70 58.198 55.342 50.913

71 58.393 51.952 52.32

72 52.466 52.344 55.318

73 41.782 54.461 51.343

74 49.607 54.461 49.714

75 51.727 54.752 52.072

76 54.828 52.627 52.494

77 52.045 60.197 49.845

78 46.953 56.292 49.201

79 46.912 53.477 50.338

80 53.349 50.867 52

81 52.645 49.751 51.812

82 63.423 53.894 55.09

83 55.029 58.394 49.689

84 56.892 54.161 49.493

85 53.164 51.857 48.375

86 55.421 56.028 51.769

87 54.887 50.999 50.551

88 56.011 54.73 57.334

89 54.681 52.891 51.426

(28)

90 56.95 54.138 51.92

91 53.34 54.676 51.159

92 53.569 55.652 52.713

93 54.354 50.369 54.875

94 52.916 59.295 54.176

95 55.656 51.884 50.791

96 52.421 56.091 48.009

97 54.457 53.25 53.899

98 49.857 50.271 50.225

99 51.797 55.093 50.187

100 54.212 52.491 49.394

101 51.683 53.515 52.037

102 50.826 46.988 55.454

103 56.243 46.909 51.176

104 56.988 51.412 49.685

105 50.568 56.198 53.184

106 48.697 57.706 51.477

107 47.816 60.088 51.544

108 50.646 53.348 51.933

109 48.861 54.578 51.887

110 51.39 71.288 49.196

111 53.86 53.171 55.677

112 53.482 56.897 51.035

113 52.602 56.005 44.623

114 42.945 55.704 46.284

(29)

115 54.578 58.364 51.721

116 54.955 44.873 52.689

117 56.981 59.334 53.928

118 51.879 57.721 54.958

119 53.237 51.785 50.095

120 50.223 58.143 54.737

121 52.061 56.923 55.077

122 52.069 52.036 48.267

123 55.362 54.809 51.241

124 50.54 54.368 45.379

125 52.62 60.057 50.986

126 52.399 59.355 56.979

127 57.569 54.839 52.827

128 40.296 54.003 49.068

129 49.206 59.436 49.854

130 51.57 56.341 49.566

131 53.804 52.963 49.202

132 49.78 54.522 49.475

133 54.626 57.22 56.143

134 53.544 57.505 45.602

135 51.821 52.928 48.295

136 54.145 52.928 49.305

137 51.409 54.124 54.106

138 53.16 54.492 46.855

139 52.074 53.169 46.65

(30)

140 52.655 55.708 52.148

141 56.105 50.67 52.754

142 52.918 56.221 50.505

143 53.511 49.108 49.654

144 53.638 53.456 52.265

145 52.225 55.732 57.082

146 52.278 52.847 48.808

147 50.738 60.933 50.725

148 52.825 52.096 52.17

149 55.589 52.329 53.863

150 53.709 61.773 51.554

151 52.214 54.472 48.453

152 55.461 57.998 52.143

153 53.34 58.673 47.522

154 55.872 56.181 53.538

155 47.932 57.347 53.866

156 53.503 55.675 49.83

157 53.77 54.653 51.464

158 46.363 52.311 49.929

159 54.598 56.704 51.708

160 52.951 50.287 48.965

161 52.59 53.658 53.365

162 54.487 52.177 51.405

163 51.083 56.852 50.428

164 56.004 55.325 53.697

(31)

165 52.512 56.07 48.181

166 55.987 57.132 51.789

167 46.512 56.495 50.078

168 55.252 54.73 50.291

169 51.149 56.56 64.114

170 43.025 53.679 49.569

171 48.726 57.068 50.408

172 53.871 58.897 50.554

173 60.545 53.672 54.417

174 53.515 53.848 50.572

175 50.439 52.25 51.787

176 48.146 53.621 52.669

177 50.414 55.808 52.852

178 51.254 53.594 52.515

179 53.96 57.575 52.731

180 45.007 50.126 51.7

181 52.68 55.573 49.789

182 50.438 57.928 49.31

183 49.497 56.614 45.202

184 48.884 57.921 52.582

185 51.306 54.18 49.24

186 53.631 52.696 49.238

187 48.166 55.827 51.323

188 48.156 55.744 48.986

189 52.458 55.278 52.358

(32)

190 46.488 57.194 48.306

191 57.132 53.307 40.007

192 44.161 56.815 50.152

193 58.236 55.394 49.182

194 53.869 55.032 55.191

195 56.769 56.967 54.898

196 47.192 54.233 49.636

197 52.062 57.945 51.866

198 56.037 53.607 51.439

199 52.198 56.419 50.738

200 52.374 52.29 51.978

min 40.296 42.822 40.007

max 63.423 71.288 64.114

rata2 52.51534343 54.45932323 51.62194444

Dikerjakan Oleh,

Yulianto, S.Si.

NIP. 198407092008121001

(33)

Pengukuran Morfologi Spermatozoa Macan Tutul

Nama Sampel : Macan Tutul P2 Kode Sampel : preparat XX

Tanggal Pengukuran : 26-30 April 2021

Pendahuluan

Spermatozoa memiliki tiga bagian : kepala yang ditudungi akrosom, bagian tengah, dan ekor. Kepala terutama terdiri dari nukleus, yang mengandung informasi genetik sperma. Akrosom, menutupi dua pertiga anterior dari nukleus, merupakan vesikel terisi enzim yang memungkinkan 11 sperma menembus oosit sekunder saat fertilisasi. Akrosom merupakan modifikasi lisosom, dibentuk oleh agregasi vesikel- vesikel yang diproduksi oleh kompleks golgi-retikulum endoplasma sebelum organel ini disingkirkan.

Enzim akrosomal tetap inaktif sampai sperma kontak dengan ovum. Mobilitas spermatozoa dihasilkan oleh suatu ekor panjang mirip cambuk (flagellum) yang gerakannya dijalankan oleh energi ATP yang dihasilkan oleh mitokondria yang terkonsentrasi di bagian tengah sperma. 13 Flagellum mempunyai tiga komponen utama, yaitu : a. Sebuah sentral skeleton yang terbentuk dari 11 mikrotubulus, yang disebut axonema b. Sebuah membran tipis yang menyelimuti axonema c. Mitokondria yang mengelilingi bagian proksimal dari axonema. 13 Morfologi merupakan salah satu dari pemeriksaan spermatozoa dan termasuk pemeriksaan mikroskopis selain pemeriksaan jumlah dan motilitas spermatozoa. Penilaian morfologi sperma dilakukan dengan sediaan hapus sperma yang diwarnai dengan williams di baca dengan pembesaran 1000x. Kriteria morfologi sperma disebut normal bila : a. Kepala berbentuk oval, akrosom menutupi sepertiga panjangnya, panjang 3-5 mikron, lebar setengah sampai dengan dua pertiga panjang kepala 12 b. Midpiece berukuran langsing (kurang dari setangah lebar kepala), panjang 2 kali panjang kepala dan berada dalam satu garis panjang sumbu kepala c. Ekor mempunyai batas tegas, berupa garis panjang 9 kali panjang kepala.

Alat dan bahan

Alat dan bahan yang digunakkan dalam pengukuran morfologi spermatozoa yaitu mikroskop, software image J, dan slide preparat dengan pewanaan Williams.

Metode

(34)

Evaluasi morfologi sperma dilakukan menggunakan metode pewarnaan williams mengadopsi Arifiantini (2012) dengan sedikit modifikasi. Semen segar dibuat preparat ulas dan dikeringanginkan. Preparat difiksasi di atas api bunsen dan selanjutnya dicuci dalam alkohol absolute selama 4 menit lalu dikeringudarakan. Preparat dimasukkan ke dalam larutan choloramin 0.5% selama 1-2 menit, kemudian dicuci dengan air distilasi lalu di dalam alkohol 95% dan diwarnai dengan larutan Williams selama 6 menit, kemudian dicuci pada air mengalir dan dikeringkan. Preparat diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran 400 x. Sperma dihitung dan diklasifikasikan berdasarkan jumlah dan kategori abnormalitas dari sperma mengadopsi Barth dan Oko (1989).

Hasil Pengukuran

No Q2.1 Q2.2 Q2.3

1 51.422 51.526 52.654

2 49.462 54.427 56.833

3 50.352 49.591 58.909

4 52.071 55.855 51.302

5 53.234 50.008 48.575

6 49.897 51.533 55.298

7 51.231 50.916 52.271

8 50.2 56.963 50.633

9 55.42 54.283 55.622

10 54.267 54.281 50.32

11 51.678 55.987 58.724

12 49.078 54.258 55.002

13 48.908 49.723 55.918

(35)

14 51.035 54.987 51.192

15 55.768 54.693 50.058

16 52.797 54.99 58.683

17 51.043 52.987 48.857

18 56.717 53.333 53.695

19 54.567 54.888 53.525

20 53.29 54.984 56.557

21 49.723 54.06 48.286

22 48.987 56.008 58.03

23 53.207 56.087 56.039

24 54.879 51.001 57.134

25 55.908 50.345 47.943

26 44.527 50.287 53.978

27 53.555 52.219 54.955

28 52.546 54.029 47.893

29 56.789 49.298 58.329

30 50.089 49.229 48.703

31 50.98 49.209 54.05

32 51.278 48.332 54.207

33 50.908 49.333 56.493

34 52.874 59.208 47.574

35 52.467 49.782 58.863

36 53.987 55.209 53.736

37 53.23 55.205 51.17

38 51.025 55.367 51.431

(36)

39 51.227 55.387 52.44

40 51.117 52.876 49.752

41 52.118 52.379 56.483

42 51.028 57.609 50.491

43 52.058 48.477 55.497

44 51.236 51.662 57.745

45 57.778 54.54 52.505

46 53.456 55.948 48.064

47 49.777 53.377 51.176

48 52.567 46.103 47.333

49 53.452 51.608 49.753

50 48.778 51.078 51.244

51 48.878 52.693 51.107

52 51.117 52.693 57.033

53 52.998 52.003 58.652

54 53.654 48.908 58.591

55 54.789 57.29 56.32

56 50.287 56.29 52.54

57 56.209 57.389 56.538

58 51.287 57.29 47.255

59 54.526 53.876 54.616

60 53.509 52.776 50.141

61 50.893 52.888 47.786

62 47.678 54.558 57.054

63 55.645 50.009 57.68

(37)

64 46.562 50.997 52.703

65 53.667 52.368 50.854

66 48.256 54.908 55.326

67 49.963 53.098 56.972

68 57.835 55.209 47.283

69 50.950 55.206 55.848

70 51.812 55.198 51.849

71 53.857 53.289 57.794

72 53.686 57.89 54.249

73 49.686 59.228 55.252

74 57.877 49.298 51.726

75 53.885 46.895 55.825

76 52.904 49.208 55.777

77 54.178 48.768 55.64

78 50.814 47.654 55.903

79 50.917 50.962 54.9

80 52.908 56.098 48.269

81 49.927 56.022 47.999

82 52.907 55.298 53.021

83 53.908 57.498 47.263

84 51.893 54.987 48.364

85 51.913 56.29 56.375

86 55.893 57.987 55.99

87 52.910 54.289 47.538

88 51.869 54.098 49.128

Gambar

Foto Pengukuran Ikan Mata Merah
Foto Pengukuran Ikan Mata Merah
Foto Pengukuran Ikan Mata Merah
Tabel 2. Karakteristik spermatozoa ikan mata merah secara Makroskopis Parameter Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3 Referensi pada ikan tawes
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pada analisis sensivitas untuk performance supplier ini, akan mengidentifikasi dampak perubahan performance supplier yang disebabkan oleh perubahan nilai dari

Namun bantuan sesungguhnya menjadi “entri point” yang dipandang strategis dalam upaya realisasi demokratisasi dan hak asasi manusia, namun artikulasinya tampak tidak selalu

Nama paket pekerjaan : Jasa Konsultansi Manajemen Konstruksi Pembangunan Gedung Kuliah Bersama II, Laboratorium Fakultas Pertanian,Prodi Perikanan dan Prodi Kehutanan

Pokja Pengadaan Barang/Jasa ULP Universitas Mataram akan melaksanakan Seleksi Sederhana dengan pascakualifikasi untuk paket pekerjaan jasa konsultansi secara

Pada hari ini Senin tanggal delapan bulan Oktober tahun dua ribu dua belas, kami Kelompok Kerja (Pokja) Pengadaan Barang Tim 6 Unit Layanan Pengadaan

secara berkelompok untuk menjawab pertanyaan tentang pengertian, jenis, karakteristik, lingkup usaha jasa wisata; serta hubungan antara berbagai usaha jasa wisata guna

Daerah adalah Kota Malang. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Malang. Walikota adalah Walikota Malang. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Malang..

Dalam penjumlahan tersebut, kalian akan mendapatkan sebuah vektor baru yang setiap komponen-komponennya diperoleh dengan mengalikan k dengan setiap komponen- komponen vektor