• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Kemampuan Membaca Intensif Terhadap Kemampuan Ide Pokok Dalam Wacana Siswa Kelas VII MTs Muhammadyah 25 Marubun Jaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Hubungan Kemampuan Membaca Intensif Terhadap Kemampuan Ide Pokok Dalam Wacana Siswa Kelas VII MTs Muhammadyah 25 Marubun Jaya"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

Muhammadyah 25 Marubun Jaya

Netti Marini

Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan USI

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kemampuan membaca intensif siswa, kemampuan menemukan ide pokok dan hubungan kemampuan membaca intensif terhadap kemampuan menemukan ide pokok oleh siswa kelas VII MTS Muhammadyah 25 Marubun Jaya. Metode penelitian ini ialah metode deskriptif korelasional, teknik pengumpulan data ialah essy tes, teknik pengolahan data ialh korelasi produk moment.

Berdasarkan perhitungan di atas taraf signifikan yang dipakai adalah α = 0,05 dan dk = 44, dikonsultasikan dengan tabel distribusi t tertera harga tabel. Sehingga diperoleh ttabel yaitu = 2,021.Ternyata thitung = 10,611 dan ttabel = 2,021. Dari perhitugan diatas, maka diketahui bahwa thitung lebih besar dari ttabel. Jika thitung ≥ ttabel, maka tolak Ho artinya signifikan. yaitu ada hubungan yang signifikan antara kemampuan membaca intensif terhadap menemukan ide pokok siswa kelas VII Mts Muhammadyah 25 Marubun Jaya.

--- Kata kunci : membaca, ide, siswa

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan membaca merupa- kan hal yang utama pada setiap lembaga pendidikan. Pelajaran membaca diberikan mulai dari tingkat sekolah dasar sampai dengan tingkat pendidikan tinggi.

Membaca merupakan suatu proses yang kreatif untuk mendapat berbagai informasi atau ide yang ada pada setiap bacaan. Dengan membaca akan sangat banyak

membantu untuk memperluas wawasan ilmu pengetahuan dan cara berfikir.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dilaksanakan saat ini menjadikan pelajaran membaca intensif sebagai aspek yang sangat penting pada pengajaran keterampilan berbahasa. Membaca intensif merupakan suatu kegiatan membaca yang tujuan utamanya adalah memahami bacaan secara tepat dan cepat. Kegiatan

(2)

2 membaca juga merupakan aktifitas

berbahasa yang bersifat aktif resektif. Dikatakan aktif karena di dalam kegiatan membaca sesungguhnya terjadi interaksi antara pembaca dan penulisnya, dan dikatakan reseptif karena si pembaca bertindak selaku penerima pesan dalam suatu korelasi komunikasi antara penulis dan pembaca yang bersifat langsung.

Membaca intensif akan melatih siswa agar mampu menemukan ide pokok dalam wacana secara tepat dan benar.

Untuk menemukan informasi atau ide pokok dalam wacana haruslah melibatkan fikiran dan konsentrasi yang tinggi disamping itu cara membaca intensif pun merupakan suatu kegiatan yang menuntut siswa untuk cermat dan teliti dalam membaca. Dengan demikian ia akan menemukan informasi atau ide pokok dengan jelas.

Membaca intensif meru- pakan suatu materi pokok yang wajib dipelajari dan dikuasai peserta didik dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan pada kelas VII SMP semester II. Namun

dalam pelaksanaannya pengajaran keterampilan membaca kurang berjalan dengan efektif. Dilapa- ngan ditemukan sejumlah permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik dalam melaksa- nakan kegiatan pembelajaran membaca. Hal ini tentu saja akan membawa pengaruh terhadap keterampilan membaca intensif terutama untuk menentukan ide pokok dalam wacana.

Berdasarkan permasalahan di atas. Peneliti tertarik untuk meneliti sejauh mana kemampuan menentukan ide pokok siswa kelas VII MTs Muhamadyah 25 Marubun Jaya dan bagaimana hubungannya antara kemampuan membaca intensif terhadap kemampuan menemukan ide pokok dalam wacana oleh siswa kelas VII MTs Muhamadyah 25 Marubun Jaya.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah adalah masalah peneliti yang dinyatakan dalam kalimat tanya. Rumusan masalah didahului uraian tentang masalah penelitian dan analisis masalah sekaligus juga di- identifikasi dengan variabel-

(3)

3 variabel yang dalam penelitian

beserta defenisi operasionalnya.

Djaelani (2010:40) mengatakan bahwa “ rumusan masalah dapat dilakukan dengan menggunakan kalimat pertanyaan”.

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini dalam bentuk pertanyaan penelitian. Rumusan masalah tersebut adalah:

1. Bagaimanakah kemampuan membaca intensif siswa kelas VII MTs Muhamadyah 25 Marubun Jaya.

2. Bagaimanakah kemampuan siswa menemukan ide pokok oleh siswa kelas VII MTs Muhamadyah 25 Marubun Jaya.

3. Adakah hubungan membaca intensif terhadap menemu- kan ide pokok dalam wacana siswa kelas VII MTs Muhamadyah 25 Marubun Jaya.

C. Metode Penelitian

Metode Penelitian yaitu metode yang digunakan seorang peneliti dalam melakukan sebuah penelitian. Arikunto ( 2009: 234) mengatakan ”Metode deskriptif

yaitu metode yang tidak dimak- sudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi hanya meng- gambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala atau keadaan.”

Arikunto (2009:247) mengatakan “Penelitian korelasio- nal merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau beberapa variabel”. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah deskriptif dan korelasional.

Jadi, metode dalam penelitian ini ialah metode deskriptif korelasional.

PEMBAHASAN

Melalui penelitian dan ana- lisis terhadap data dilanjutkan dengan pengujian hipotesis yang telah dilakukan maka dapat ditentukan hasil temuan penelitian sebagai berikut :

1. Adanya hubungan yang signifikan antara kemam- puan membaca intensif (X) terhadap kemampuan mene- mukan ide pokok (Y) karena telah dibuktikan hasil

(4)

4 penelitian perhitungan koe-

fisien korelasi dengan hasil 0,848 yaitu sangan tinggi.

2. Dari perhitungan koefisien determinan dapat diketahui besarnya sumbangan (kontri- busi) hubungan kemampuan membaca intensif terhadap kemampuan menemukan ide pokok sebesar 71,91 % . Artinya membaca intensif telah memberikan kontribusi terhadap kemampuan mene- mukan ide pokok.

3. Hasil perhitungan tersebut berada pada rentang yang cukup tinggi yang telah dilakukan dengan pengujian hipotesis dengan hasil sebesar 10,611

4. Berdasarkan taraf signifikan 0,05 dengan dk= 44, maka diperoleh ttabel = 2,021

Secara menyeluruh dan berdasarkan hipotesis telah dite- tapkan sebelumnya, maka hipotesis tersebut diterima ke- benarannya, karena adanya hu- bungan yang signifikan antara kemampuan membaca intensif terhadap kemampuan menemukan

ide pokok siswa kelas VII Mts Muhammadyah 25 Marubun Jaya.

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Berdasarkan data yang diperoleh melalui tes ter- hadap kemampuan membaca intensif (X) dan variabel variabel kemampuan mene- mukan ide pokok (Y), dan dilanjutkan demgan perhi- tungan korelasi, maka diperolehhasil sebesar 0,848.

Artinya terdapat hubungan antara variabel kemampuan membaca intensif (X) dengan variabel menemukan ide pokok (X) dan hubungan tersebrut saat tinggi.

2. Setelah diperoleh hasil perhitungan korelasi kemu- dian dilanjutkan dengan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji “t” maka diperoleh hasil sebesar 10,611. Hasil pengujian

(5)

5 hipotesis tersebut jika

dibandingkan dengan ttabel

sebesar 2,021 dengan uji nyata 0,05 maka thitung ≥ ttabel

( 10,611 ≥ 2,021 ).

3. Berdasarkan perhitungan korelasi yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil 0,848 yang dilanjutkan dengan pembuktian dengan menggunakan uji t diperoleh hasil 10,611. Dengan demikian dapat diketahui bahwa thitung ≥ ttabel maka dapat ditetapkan bahwa hipotesis (Ha) dapat diterima kebenarannya dan hipotesis (Ho) ditolak kebenarannya karena ada hubungan yang signifikan antara variabel X dan variabel Y, jadi hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya dapat diterima kebenarannya.

B. Saran

Berdasarkana kesimpulan diatas, maka penulis menge- mukakan bahwa untuk mening- katkan kemampuan membaca intensif dalam hal menemukan ide pokok, guru harus meningkatkan

kemampuan membaca intensif dengan cara melatih siswa membaca wacana dengan penuh pemahaman dan menentukan ide pokok yang terdapat dalam wacana.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2009.

Manajemen Penelitian.

Jakarta : Rineka Cipta.

Arifin, Zaenal dan Tasai, Amran.

2009. Cermat Berbahasa Indonesia. Jakarta:

Akademika Presindo.

Djaelani, Mustofa. 2010. Metode Penelitian. Jakarta: PT. Kreasi Satu Delapan.

Kasupardi, Endang dan Supriatna.

2010. Pengembangan Keterampilan Menulis.

Jakarta: Trans Mandiri Abdi.

Kusmana, Suherli. 2010. Guru

Bahasa Indonesia

Propesional. Jakarta: Sketsa Aksara Lalitya.

Ridwan. 2010. Metode dan Tehnik Menyusun Tesis. Bandung:

Alfabeta.

Rohmadi, Muhammad &

Kusumawati, Yuli. 2008.

Bahasa dan Sastra Indonesia.

Jakarta: PT. Macanan Jaya Cemerlang.

(6)

6 Soedarso. 2004. Speed Reading

Sistem Membaca Cepat dan Efektif. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan.

Yogyakarta: Bumi Aksara.

Tampubolon, D.P. 1986.

Kemampuan Membaca Teknik Membaca Efektif dan Efisien.

Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 2005.

Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.

Bandung: Angkasa.

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahun 2016 ini, Direktorat Jendral Sumber Daya IPTEK dan DIKTI, Kemristekdikti, bekerjasama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), menyediakan program Beasiswa

Mengingat pentingnya buku guru sebagai alat transformasi materi ke RPP dan transformasi RPP ke kelas maka analisi kesesuaian isi buku guna

Fitoplankton yang ditemukan pada perairan Sungsang di seluruh stasiun penelitian terdiri dari 14 genus dari empat kelas.Keempat kelas tersebut adalah

Lingkungan pergaulan yang tidak sehat pun terus mendorong para remaja untuk mengkonsumsi minuman beralkohol, butuh kerja sama yang baik antara orang tua, masyarakat,

Pulo Ribung Raya Blok A1 No.16 Jaka Setia - Bekasi

yang direkomendasikan Jika produk ini mengandung komponen dengan batas pemaparan, atmosfir tempat kerja pribadi atau pemantauan biologis mungkin akan diperlukan untuk

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayahNya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini.Penulisan skrsipi ini diakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat

Dari hasil kajian, pengkaji telah membangunkan satu kerangka keija awalan bagi kriteria dan standard jaminan kualiti latihan teknikal berterusan yang di adaptasikan daripada