• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUKUM DASAR KIMIA DAN STOIKIOMETRI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUKUM DASAR KIMIA DAN STOIKIOMETRI"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

HUKUM DASAR KIMIA DAN

STOIKIOMETRI

Bagaimana cara untuk mengukur jumlah suatu senyawa yang terkandung dalam suatu material? Ini merupakan pertanyaan dasar yang telah dijawab oleh para kimiawan terdahulu. Mereka menjawabnya dengan sebuah konsep ilmu kimia yang dinamakan Stoikiometri. Apa pengertian stoikiometri? Apa saja prinsip yang mendasari Stoikiometri? Bagaimana penerapan konsep stoikiometri?

Ayo simak berikut ini : Pengertian Stoikiometri

Stoikiometri berasal dari dua suku kata bahasa Yunani yaitu Stoicheion yang berarti "unsur" dan Metron yang berarti "pengukuran". Stoikiometri adalah suatu pokok bahasan dalam kimia yang melibatkan keterkaitan reaktan dan produk dalam sebuah reaksi kimia untuk menentukan kuantitas dari setiap zat yang bereaksi.

Pada bingung ya? Oke gini dehh sederhanya.

Stoikiometri merupakan pokok bahasan dalam ilmu kimia yang mempelajari tentang kuantitas zat dalam suatu reaksi kimia. Jika terjadi suatu reaksi kimia, mungkin kamu ingin mengetahui berapa jumlah zat hasil reaksinya? Atau jika kamu ingin melakukan reaksi kimia untuk menghasilkan produk dalam jumlah tertentu, maka kamu harus mengatur berapa jumlah reaktan dalam reaksinya. Ini semua merupakan bahasan dalam stoikiometri.

Sebelum melakukan perhitungan Stoikiometri, persamaan reaksi yang kita miliki harus disetarakan terlebih dahulu.

Penyetaraan Reaksi Kimia

(2)

2Na(s) + HCl(aq) → 2NaCl(aq) + H2(g)

Persamaan reaksi kimia itu seperti resep pada reaksi, sehingga menunjukkan semua yang berhubungan dengan reaksi yang terjadi, baik itu ion, unsur, senyawa, reaktan ataupun produk. Semuanya.

Kemudian seperti halnya pada resep, terdapat proporsi pada persamaan tersebut yang ditunjukkan dalam angka-angka di depan rumus molekul tersebut.

Jika diperhatikan lagi, maka jumlah atom H pada reaktan(kiri) belum sama dengan jumlah atom H pada produk(kanan). Maka reaksi ini perlu disetarakan. Penyetaraan reaksi kimia harus memenuhi beberapa hukum kimia tentang materi. Hukum Kekekalan Massa

Hukum Kekelan Massa : Massa produk sama dengan massa reaktan Hukum Perbandingan Tetap (Hukum Proust)

Hukum Perbandingan Tetap : Senyawa kimia terdiri dari unsur-unsur kimia dengan perbandingan massa unsur yang tetap sama.

Hukum Perbandingan Berganda (Hukum Dalton)

Hukum Perbandingan Berganda : Jika suatu unsur bereaksi dengan unsur lainnya, maka perbandingan berat unsur tersebut merupakan bilangan bulat dan sederhana

Jadi dari persmaaan:

2Na(s)+HCl(aq)→2NaCl(aq)+H2(g)

Kita dapat mengetahui bahwa 2 mol HCl bereaksi dengan 2 mol Na untuk membentuk 2 mol NaCl dan 1 mol H2. Dengan penyetaraan reaksi ini, maka dapat diketahui kuantitas dari setiap zat yang terlibat dalam reaksi.

Oleh karena itulah penyetaraan reaksi ini sangat penting dalam menyelesaikan permasalahan stoikiometri.

(3)

Timbal(IV) Hidroksida bereaksi dengan Asam Sulfat, dengan reaksi sebagai berikkut:

Pb(OH)4 + H2SO4 → Pb(SO4)2 + H2O

Jika kita lihat baik baik:

Unsur Reaktan (jumlah mol) Product (jumlah mol) Pb 1 1 O 8 9 H 6 2 S 1 2

Maka persamaan ini belum setara. Oleh karenanya kita perlu menyetarakan persamaan ini. Pada reaktan-nya terdapat 16 atom, namun pada produk-nya hanya terdapat 14 atom. Persamaan ini perlu penambahan koefisien sehingga jumlah atom unsur-unsurnya sama.

Di depan H2SO4 perlu ditambahkan koefisien 2 seehingga jumlah atom sulfurnya

sesuai, kemudian di depan H2O perlu penambahan koefisien 4 agar jumlah atom

(4)

Kondisi dimana persamaan reaksi telah setara ialah ketika memenuhi dua kriteria berikut:

Jumlah atom dari tiap unsur pada bagian kiri dan kanan persamaan telah 1.

sama.

Jumlah ion pada bagian kiri dan kanan telah sama.(menggunakan 2.

penyetaraan reaksi redox)

Perhitungan Stoikiometri Pada Persamaan Kimia Setara

Dalam stoikiometri, suatu persamaan kimia yang setara memberikan informasi untuk membandingkan setiap elemen dalam reaksi berdasarkan faktor stoikiometri. Faktor stoikiometri merupakan rasio dari mol setiap senyawa/zat yang bereaksi.

Pengertian Massa Molar

Sebelum melakukan perhitungan stoikiometri, kita perlu mengetahui apa itu massa molar. Massa molar merupakan rasio antara massa dan mol dari suatu atom.

Untuk mengetahui Massa Molar suatu unsur maka kita hanya perlu membacanya di tabel periodik unsur. Sedangkan untuk mengetahui Massa Molar senyawa kita perlu menghitungnya berdasarkan rumus molekul senyawa tersebut.

Contoh soal:

Tentukan Massa Molar dari H2O?

Jawaban: 2(1.00794g/mol) + 1(15.9994g/mol) = 18.01528g/mol

Massa molar dari Hidrogen ialah 1.00794g/mol dikalikan 2 karena terdapat dua atom hidrogen dalam satu senyawa air. Kemudian ditambahkan massa molar dari Oksigen.

(5)

tentang pengertian mol.

Rumus perhitunga mol senyawa adalah: mol = m/Mr

dengan;

mol–>mol Senyawa m–>Massa Senyawa (gr)

Mr–>Massa Molar (Massa Reatif)

Contoh Soal yang Melibatkan Perhitungan Stoikiometri Kimia Propana terbakar dengan persamaan reaksi:

C3H8(s) + O2 (g)→ H2O (g) + CO2 (g)

Jika 200 g propana yang terbakar, maka berapakah jumlah H2O yang terbentuk?

Jawab: Pertama:

Setarakan persamaan reaksinya! C3H8(s) + O2 (g)→ H2O (g) + CO2 (g)

Kedua:

Hitung mol C3H8!

mol=m/Mr -> mol= 200 g/ 44 g/mol ->mol= 4.54 mol Ketiga:

(6)

persamaan reaksinya) Kempat:

Hitung mol H2O dengan perbandingan mol H2O : 4 = mol C3H8 : 1

-> mol H2O : 4 = 4.54 mol : 1 -> mol H2O = 4.54 x 4= 18.18 mol Kelima :

Konversi dari mol ke gram.

mol= m/Mr -> m= mol x Mr -> m= 18.18 mol x 18 = 327.27 gram.

BAHAN AJAR

Materi Pembelajaran Sifat Keperiodikan Unsur

Sifat keperiodikan unsur adalah sifat-sifat yang berubah secaraberaturan sesuai dengan kenaikan nomor atom unsur.

1. Jari-Jari Atom

Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom sampai kulit elektron terluar. a. Dalam satu golongan dari atas ke bawah jari-jari atom semakin besar. b. Dalam satu periode dari kiri ke kanan, jari-jari atom semakin kecil. Penjelasan:

(7)

kulit=nomor periode), sehingga jari-jari atom juga bertambah besar.

b. Dari kiri ke kanan, jumlah kulit tetap tetapi muatan inti (nomor atom)dan jumlah elektron pada kulit bertambah. Hal tersebut mengakibatkangaya tarik-menarik antara inti dengan kulit elektron semakin besarsehingga jari-jari atom makin kecil.

2. Energi Ionisasi

Energi ionisasi adalah energi minimum yang diperlukan untukmelepaskan elektron dari suatu atom netral dalam wujud gas. Energi yangdiperlukan untuk melepaskan elektron kedua disebut energi ionisasi keduadan seterusnya. Bila tidak ada keterangan khusus maka yang disebut energi

ionisasi adalah energi ionisasi pertama.

Dapat disimpulkan keperiodikan energi ionisasi sebagai berikut.

a. Dalam satu golongan dari atas ke bawah energi ionisasi semakinberkurang. b. Dalam satu periode dari kiri ke kanan energi ionisasi cenderung bertambah.Kecenderungan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. a. Dari atas ke bawah dalam satu golongan jari-jari atom bertambahsehingga daya tarik inti terhadap elektron terluar semakin kecil. Elektronsemakin mudah dilepas dan energi yang diperlukan untukmelepaskannya makin kecil.

(8)

3. Afinitas Elektron

Afinitas elektron adalah besarnya energi yang dibebaskan satu atomnetral dalam wujud gas pada waktu menerima satu elektron sehinggaterbentuk ion negatif. a. Dalam satu golongan dari atas ke bawah afinitas elektron semakinkecil. b. Dalam satu periode dari kiri ke kanan afinitas elektron semakin besar. Penjelasan:

Apabila ion negatif yang terbentuk stabil, energi dibebaskan dinyatakandengan tanda negatif (-). Apabila ion negatif yang terbentuk tidak stabil,energi diperlukan/diserap dinyatakan dengan tanda positif (+).Kecenderungan dalam afinitas elektron lebih bervariasi dibandingkandengan energi ionisasi.

4. Keelektronegatifan

(9)

elektron dalam

suatu molekul senyawa.

a. Dalam satu golongan dari atas ke bawah keelektronegatifansemakin berkurang. b. Dalam satu periode dari kiri ke kanan keelektronegatifansemakin bertambah. Penjelasan:

Tidak ada sifat tertentu yang dapat diukur untukmenetukan/membandingkan keelektronegatifanunsur-unsur.

Energi ionisasi dan afinitas elektron berkaitandengan besarnya daya tarik elektron. Semakin besardaya tarik elektron semakin besar energi ionisasi, jugasemakin besar (semakin negatif) afinitas elektron.Jadi, suatu unsur (misalnya fluor) yang mempunyaienergi ionisasi dan afinitas elektron yang besar akanmempunyai keelektronegatifan yang besar.

Semakin besar keelektronegatifan, unsur cenderung makin mudahmembentuk ion negatif. Semakin kecil keelektronegatifan, unsur cenderung makinsulit membentuk ion negatif, dan cenderung semakin mudah membentuk ionpositif.

(10)

PERIODIK UNSUR

SISTEM PERIODIK UNSUR

PERKEMBANGAN SISTEM PERIODIK

Usaha pengelompokan unsur-unsur berdasarkan kesamaan sifat dilakukan agar unsur-unsur tersebut mudah dipelajari.

Triade Dobereiner

1.

Pada tahun 1829, Johan Wolfgang Dobereiner mempelajari sifat-sifat beberapa unsur yang sudah diketahui pada saat itu. Dobereiner melihat adanya kemiripan sifat di antara beberapa unsur, lalu mengelompokkan unsur-unsur tersebut menurut kemiripan sifatnya. Ternyata tiap kelompok terdiri dari tiga unsur sehingga disebut triade. Apabila unsur-unsur dalam satu triade disusun berdasarkan kesamaan sifatnya dan diurutkan massa atomnya, maka unsur kedua merupakan rata-rata dari sifat dan massa atom dari unsur pertama dan ketiga.

Teori Oktaf NewlandPada tahun 1864, John Alexander Reina Newland

2.

menyusun daftar unsur yang jumlahnya lebih banyak. Susunan Newland menunjukkan bahwa apabila unsur-unsur disusun berdasarkan kenaikan massa atomnya, maka unsur pertama mempunyai kemiripan sifat dengan unsur kedelapan, unsur kedua sifatnya mirip dengan unsur kesembilan, dan seterusnya. Penemuan Newland ini dinyatakan sebagai Hukum Oktaf Newland.Pada saat daftar Oktaf Newland disusun, unsur-unsur gas mulia (He, Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn) belum ditemukan. Gas Mulia ditemukan oleh Rayleigh dan Ramsay pada tahun 1894. Unsur gas mulia yang pertama ditemukan ialah gas argon. Hukum Oktaf Newland hanya berlaku untuk unsur-unsur dengan massa atom yang rendah.

Sistem Periodik MendeleevPada tahun 1869, tabel sistem periodik

3.

(11)

tabel periodic Meyer baru muncul pada bulan Desember 1869.Mendeleev yang pertama kali mengemukakan tabel sistem periodik, maka ia dianggap sebagai penemu tabel sistem periodik yang sering disebut juga sebagai sistem periodik unsur pendek. Sistem periodik Mendeleev disusun berdasarkan kenaikan massa atom dan kemiripan sifat. Sistem periodik Mendeleev pertama kali diterbitkan dalam jurnal ilmiah Annalen der Chemie pada tahun 1871.Dalam satu golongan mempunyai sifat yang mirip. Hal penting yang terdapat dalam sistem periodik Mendeleev antara lain sebagai berikut:

dua unsur yang berdekatan, massa atom relatifnya mempunyai 1.

selisih paling kurang dua atau satu satuan;

terdapat kotak kosong untuk unsur yang belum ditemukan, 2.

seperti 44, 68, 72, dan 100;

dapat meramalkan sifat unsur yang belum dikenal seperti 3.

ekasilikon;

dapat mengoreksi kesalahan pengukuran massa atom relatif 4.

beberapa unsur, contohnya Cr = 52,0 bukan 43,3.

Kelebihan sistem periodik Mendeleev

Sifat kimia dan fisika unsur dalam satu golongan mirip dan berubah secara teratur.

Valensi tertinggi suatu unsur sama dengan nomor golongannya.

Dapat meramalkan sifat unsur yang belum ditemukan pada saat itu dan telah mempunyai tempat yang kosong.

Kekurangan sistem periodik Mendeleev

Panjang periode tidak sama dan sebabnya tidak dijelaskan.

Beberapa unsur tidak disusun berdasarkan kenaikan massa atomnya, contoh : Te (128) sebelum I (127).

(12)

Valensi unsur yang lebih dari satu sulit diramalkan dari golongannya. Anomali (penyimpangan) unsur hidrogen dari unsur yang lain tidak dijelaskan.

4. Sistem Periodik Modern

Pada tahun 1914, Henry G. J. Moseley menemukan bahwa urutan unsur dalam tabel periodik sesuai dengan kenaikan nomor atom unsur. Moseley berhasil menemukan kesalahan dalam tabel periodik Mendeleev, yaitu ada unsur yang terbalik letaknya. Penempatan Telurium dan Iodin yang tidak sesuai dengan kenaikan massa atom relatifnya, ternyata sesuai dengan kenaikan nomor atom. Telurium mempunyai nomor atom 52 dan iodin mempunyai nomor atom 53. Sistem periodik modern bisa dikatakan sebagai penyempurnaan sistem periodik Mendeleev.

Sistem periodik modern dikenal juga sebagai sistem periodik bentuk panjang, disusun berdasarkan kenaikan nomor atom dan kemiripan sifat. Dalam sistem periodic modern terdapat lajur mendatar yang disebut periode dan lajur tegak yang disebut golongan.

Jumlah periode dalam sistem periodik ada 7 dan diberi tanda dengan angka: Periode 1 disebut sebagai periode sangat pendek dan berisi 2 unsur Periode 2 disebut sebagai periode pendek dan berisi 8 unsur

Periode 3 disebut sebagai periode pendek dan berisi 8 unsur Periode 4 disebut sebagai periode panjang dan berisi 18 unsur Periode 5 disebut sebagai periode panjang dan berisi 18 unsur

Periode 6 disebut sebagai periode sangat panjang dan berisi 32 unsur, pada periode ini terdapat unsur Lantanida yaitu unsur nomor 58 sampai nomor 71 dan diletakkan pada bagian bawah

Periode 7 disebut sebagai periode belum lengkap karena mungkin akan bertambah lagi jumlah unsur yang menempatinya, sampai saat ini berisi 24 unsur. Pada periode ini terdapat deretan unsur yang disebut Aktinida, yaitu unsur bernomor 90 sampai nomor 103 dan diletakkan pada bagian bawah.

(13)

golongan IIIA.

Nama-nama golongan pada unsur golongan A Golongan IA disebut golongan alkali

Golongan IIA disebut golongan alkali tanah Golongan IIIA disebut golonga boron

Golongan IVA disebut golongan karbon Golongan VA disebut golongan nitrogen Golongan VIA disebut golongan oksigen Golongan VIIA disebut golongan halogen Golongan VIIIA disebut golongan gas mulia

Pada periode 6 golongan IIIB terdapat 14 unsur yang sangat mirip sifatnya, yaitu unsur-unsur lantanida. Pada periode 7 juga berlaku hal yang sama dan disebut unsur-unsur aktinida. Kedua seri unsur ini disebut unsur-unsur transisi dalam. Unsur-unsur lantanida dan aktinida termasuk golongan IIIB, dimasukkan dalam satu golongan karena mempunyai sifat yang sangat mirip.

Hubungan konfigurasi elektron dengan sistem periodic

1.

Perhatikanlah konfigurasi elektron golongan IA dan IIA berikut: Golongan IA

Golongan IIA

Dari konfigurasi elektron dua golongan unsur di atas, dapat dilihat hubungan antara konfigurasi elektron dengan letak unsur (nomor periode dan golongan) dalam sistem periodik sebagai berikut:

jumlah kulit = nomor periode

jumlah elektron valensi = nomor golongan

Hal yang sama berlaku untuk semua golongan utama (golongan A), kecuali

Helium (He) yang terletak pada golongan VIIIA tetapi mempunyai elektron valensi 2. Adapun untuk unsur-unsur golongan transisi (golongan B) tidak demikian

(14)

golongan transisi mempunyai 1 atau 2 elektron valensi

B. SIFAT LOGAM

Sifat yang dimiliki oleh unsur sangat banyak. Pada Kata Kunci bahasan ini, kita hanya akan membahas beberapa sifat dari unsur. Berdasarkan sifat

kelogamannya, secara umum unsur dibedakan menjadi tiga kategori, yaitu unsur logam, unsur non logam, dan unsur metalloid (semi logam).

Logam banyak kita jumpai di sekitar kita, contohnya besi, aluminium, tembaga, perak, emas, dan lain-lain. Pada umumnya logam mempunyai sifat fisis, antara lain:

penghantar panas yang baik; 1.

penghantar listrik yang baik; 2.

permukaan logam mengkilap; 3.

dapat ditempa menjadi lempeng tipis; 4.

dapat meregang jika ditarik. 5.

Kemampuan logam untuk meregang apabila ditarik disebut duktilitas.

Kemampuan logam meregang dan menghantarkan listrik dimanfaatkan untuk membuat kawat atau kabel. Kemampuan logam berubah bentuk jika ditempa disebut maleabilitas. Kemampuan logam berubah bentuk jika ditempa

dimanfaatka untuk membuat berbagai macam jenis barang, misalnya golok, pisau, cangkul, dan lain-lain. Sifat-sifat di atas tidak dimiliki oleh unsur-unsur bukan logam (non logam).

Jika dilihat dari konfigurasi elektronnya, unsur-unsur logam cenderung

melepaskan elektron (memiliki energi ionisasi yang kecil), sedangkan unsur-unsur non logam cenderung menangkap elektron (memiliki energi ionisasi yang besar). Dengan demikian, dapat dilihat kecenderungan sifat logam dalam sistem periodik, yaitu dalam satu golongan dari atas ke bawah semakin besar dan dalam satu

periode dari kiri ke kanan semakin kecil. Jika kita lihat pada tabel periodik unsurnya, unsurunsur logam berletak pada bagian kiri, sedangkan unsur-unsur non logam terletak di bagian kanan (lihat tabel periodik unsur).

Pada tabel periodik, batas antara unsur-unsur logam dan non logam sering

(15)

(Al), logam-logam tersebut memiliki beberapa sifat bukan logam, dan biasa disebut unsur amfoter. Adapun logam yang berada di sebelahnya (dalam tabel periodik) yaitu Boron (B) dan Silikon (Si) merupakan unsur non logam yang memilki beberapa sifat logam, dan disebut unsur metaloid.

C. SIFAT-SIFAT SISTEM PERIODIK

Sistem periodik unsur disusun dengan memperhatikan sifat-sifat unsur. Sifat-sifat periodik unsur adalah sifat-sifat yang berubah secara beraturan sesuai dengan kenaikan nomor atom unsur. Sifatsifat periodik unsur yang kita bahas meliputi jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elektron, dan keelektronegatifan.

Jari-Jari Atom

1.

Jari-jari atom adalah jarak dari inti atom sampai kulit elektron terluar yang ditempati elektron. Panjang pendeknya jari-jari atom tergantung pada jumlah kulit elektron dan muatan inti atom. Makin banyak jumlah kulit elektron maka jari-jari atom semakin panjang, dan bila jumlah kulit atom sama banyak maka yang berpengaruh terhadap panjangnya jari-jari atom ialah muatan inti. Semakin banyak muatan inti atom, makin besar gaya tarik inti atom terhadap elektronnya sehingga elektron lebih dekat ke inti. Jadi, semakin banyak muatan inti, maka semakin pendek jari-jari atomnya.

Unsur-unsur yang segolongan, dari atas ke bawah memiliki jari-jari atom yang semakin besar karena jumlah kulit yang dimiliki atom semakin banyak. Unsur-unsur yang seperiode, dari kiri ke kanan jari-jari atomnya semakin kecil. Hal itu disebabkan unsur-unsur yang seperiode dari kiri ke kanan memiliki jumlah kulit yang sama tetapi muatan intinya semakin besar.

Energi ionisasi

1.

(16)

kulit terluar, sedangkan energi ionisasi kedua digunakan oleh suatu ion (ion +) untuk melepaskan elektronnya yang terikat paling lemah. Untuk mengetahui kecenderungan energi ionisasi unsur-unsur dalam system periodik dapat dilihat pada daftar energi ionisasi pertama unsur-unsur dalam system periodik yang harganya sudah dibulatkan.

Afinitas Electron

1.

Afinitas elektron adalah besarnya energi yang dihasilkan atau dilepaskan oleh atom netral dalam bentuk gas untuk menangkap satu elektron sehingga

membentuk ion negatif.

Afinitas elektron dapat digunakan sebagai ukuran mudah tidaknya suatu atom menangkap elektron. Afinitas elektron dapat benilai negatif atau positif. Afinitas elektron bernilai negatif apabila terjadi pelepasan energi pada saat menangkap elektron. Sebaliknya, afinitas elektron berharga positif apabila terjadi penyerapan energi pada saat menangkap elektron. Semakin besar energi yang dilepas

(afinitas elektron negatif), semakin besar kecenderungan untuk mengikat elektron menjadi ion negatif. Untuk lebih memahami hal tersebut, perhatikan tabel berikut.

Tabel Afinitas elektron unsur representative

Dari Tabel di atas dapat dilihat bahwa untuk golongan alkali tanah (IIA) dan gas mulia (VIIIA) afinitas elektronnya semuanya berharga positif. Hal tersebut

menunjukkan bahwa unsur-unsur golongan IIA dan VIIIA sukar menerima

elektron. Afinitas electron terbesar ialah golongan halogen (VIIA). Artinya, unsur-unsur golongan VIIA paling mudah menangkap elektron dan terbentuk ion negatif yang stabil.

Dari data-data tersebut, dapat disimpulkan bahwa afinitas elektron unsur-unsur dalam satu golongan dari atas ke bawah semakin kecil, sedangkan unsur-unsur dalam satu periode dari kiri ke kanan semakin besar.

Keelektronegatifan

1.

(17)

untuk membentuk ikatan, atau gaya tarik elektronnya makin kuat.

Keelektronegatifan unsur ditentukan oleh muatan inti dan jari-jari atomnya. Nilai mutlak keelektronegatifan tidak dapat diukur, tetapi nilai relatifnya dapat dicari seperti dengan cara Pauling. Menurut Pauling, keelektronegatifan unsur gas mulia adalah nol. Artinya, gas mulia tidak mempunyai kemampuan untuk menarik elektron. Pauling menetapkan unsur Fluor (F) sebagai standard. Berdasarkan hal tersebut, dihitung nilai untuk unsur yang lain. Untuk melihat nilai-nilai keelektronegatifan unsur-unsur, perhatikan gambar berikut.

Referensi

Dokumen terkait

Badan Perwakilan Desa merupakan lembaga perwakilan masyarakat di desa, merupakan mitra kerja kepala desa dibidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan

Berdasarkan uji statistik dengan menggunakan Friedman Test diperoleh hasil bahwa hipotesis yang diajukan diterima, maka ada pengaruh substitusi kacang gude dalam

Ruang lingkup SAPP adalah pemerintah pusat (dalam hal ini lembaga tinggi Negara dan lembaga eksekutif) serta pemda yang mendapatkan dana dari APBN (terkait dana dekonsentrasi dan

Sifat periodik adalah sifat yang berubah secara beraturan sesuai dengan kenaikan nomor atom, yaitu dari kiri ke kanan dalam satu periode, atau dari atas ke bawah dalam

Sifat periodik adalah sifat yang berubah secara beraturan sesuai dengan kenaikan nomor atom, yaitu dari kiri ke kanan dalam satu periode, atau dari atas ke bawah dalam

Dengan demikian, dapat dilihat kecenderungan sifat logam dalam sistem periodik, yaitu dalam satu golongan dari atas ke bawah semakin besar dan dalam satu.. periode dari kiri ke

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian pemanfaatan sludge dari limbah biogas kotoran sapi untuk pembuatan pakan ikan berbentuk pelet dapat ditentukan dengan cara

LKIP Kecamatan Jombang Tahun 2015 ini memuat informasi secara transparan tentang pelaksanaan kebijakan program dan kegiatan sampai dengan pencapaian sasaran dalam