• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Sistem

“Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu” (Mulyadi, 2016: 2).

Sistem dapat diartikan sekumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain untuk meraih suatu tujuan.

2. Sistem Akuntansi Utang

Untuk sistem akuntansi utang koperasi penulis mengadaptasi dari sistem akuntansi perusahaan dagang karena referensi sistem akuntansi utang untuk koperasi masih belum tersedia. Sistem akuntansi utang, yaitu meliputi prosedur pencatatan utang dan prosedur distribusi pembelian. Karena dalam koperasi tidak ada unsur pembelian maka sistem akuntansi utang yang digunakan penulis disini prosedur distribusi pembelian tidak dijabarkan.

a. Prosedur Pencatatan Utang

Ada terdiri dari dua metode pencatatan utang, yaitu account payable procedure dan voucher payable procedure. Dalam account payable procedure, catatan utang adal ah berupa kartu utang yang diselenggarakan untuk tiap kreditur, yang memperlihatkan catatan mengenai nomor faktur dari pemasok, jumlah yang terutang, jumlah pembayaran, dan saldo utang. Dalam voucher payable procedure, tidak diselenggarakan kartu utang, namun digunakan arsip voucher (bukti kas keluar) yang disimpan dalam arsip menurut abjad atau menurut tanggal jatuh temponya. Arsip bukti kas keluar ini berfungsi sebagai catatan utang.

(2)

Dokumen yang digunakan dalam account payable procedure sebagai berikut:

a. Faktur dari pemasok.

b. Kuitansi tanda terima uang yang ditandatangani oleh pemasok atau tembusan surat pemberitahuan (remittance advice) yang dikirim ke pemasok, yang berisi keterangan untuk apa pembayaran tersebut dilakukan.

Catatan akuntansi yang digunakan dalam account payable procedure adalah:

a) Kartu utang. Digunakan untuk mencatat mutasi dan saldo utang kepada tiap kreditur.

b) Jurnal pembelian. Digunakan untuk mencatat transaksi pembelian.

c) Jurnal pengeluaran kas. Digunakan untuk mencatat transaksi pembayaran utang dan pengeluaran kas yang lain. Prosedur pencatatan utang dengan account payable procedure sebagai berikut:

a) Faktur dari pemasok dicatat dalam jurnal pembelian. b) Informasi dalam jurnal pembelian kemudian di-posting ke

dalam kartu utang yang diselenggarakan untuk setiap kreditur.

Pada saat jumlah dalam faktur dibayar adalah: (1) Cek dicatat dalam jurnal pengeluaran kas.

(2) Informasi dalam jurnal pengeluaran kas yang terkait dengan pembayaran utang di-posting ke dalam kartu utang.

2) Voucher Payable Procedure

Dalam voucher payable procedure, pencatatan utang hanya melalui dua tahap, yaitu pencatatan utang dalam register bukti keluar (voucher register) dan jurnal pengeluaran kas. Dan dalam prosedur pencatatan utang tertentu (one-time voucher procedure

(3)

dengan cash basis) pencatatan utang hanya dilakukan melalui satu tahap saja.

Dokumen yang digunakan dalam voucher payable procedure adalah bukti kas keluar atau kombinasi bukti kas keluar dan cek (voucher atau voucher check). Formulir ini mempunyai tiga jenis, yaitu:

a) Sebagai surat perintah kepada bagian kasa untuk melakukan pengeluaran kas sejumlah yang tercantum di dalamnya.

b) Sebagai pemberitahuan kepada kreditur mengenai tujuan pembayarannya (sebagai remittance advice).

c) Sebagai media untuk dasar pencatatan utang dan persediaan atau distribusi lain.

Catatan akuntansi yang digunakan dalam voucher payable procedure, yaitu sebagai berikut:

a) Register bukti kas keluar (voucher register). b) Register cek (check register).

Prosedur pencatatan utang dengan voucher payable procedure terbagi menjadi:

a) One-time voucher procedure. One-time procedure ini terbagi menjadi dua, yaitu:

(1) One-time voucher procedure dengan dasar tunai (cash basis).

(2) One-time voucher procedure dengan dasar waktu (accrual basis).

b) Built-up Voucher Procedures (Mulyadi, 2016: 281-288).

3. Sistem Akuntansi Piutang

Untuk sistem akuntansi piutang koperasi penulis mengadaptasi dari sistem akuntansi perusahaan dagang karena referensi sistem akuntansi piutang untuk koperasi masih belum tersedia. Sistem akuntansi piutang, yaitu meliputi prosedur pencatatan piutang, prosedur pembuatan

(4)

pernyataan piutang, dan prosedur distribusi penjualan. Karena dalam koperasi tidak ada unsur penjualan maka sistem akuntansi utang yang digunakan penulis disini prosedur distribusi penjualan tidak dijabarkan.

a. Prosedur Pencatatan Piutang

Tujuan prosedur piutang adalah untuk mencatat mutasi piutang perusahaan kepada setiap debitur. Penyebab mutasi piutang disebabkan oleh transaksi penjualan kredit, penerimaan kas dari debitur, retur penjualan, dan penghapusan piutang.

1) Informasi yang diperlukan oleh manajemen

Informasi yang diperlukan oleh manajemen yang digunakan untuk mencatat transaksi piutang, yaitu:

a) Saldo piutang pada saat tertentu kepada setiap debitur. b) Riwayat pelunasan piutang yang dilakukan oleh setiap

debitur.

c) Umur piutang kepada setiap debitur pada saat tertentu. 2) Dokumen

Dokumen yang digunakan untuk mencatat transaksi piutang, yaitu:

a) Faktur penjualan

Faktur penjualan digunakan sebagai dasar pencatatan timbulnya piutang dari transaksi penjualan kredit.

b) Bukti kas masuk

Bukti kas masuk digunakan sebagai dasar pencatatan berkurangnya piutang transaksi pelinasan piutang oleh debitur.

c) Memo kredit

Memo kredit digunakan sebagai dasar pencatatan retur penjualan.

d) Bukti memorial (journal voucher)

Bukti memorial merupakan dokumen sumber untuk dasar pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum.

(5)

3) Catatan Akuntansi

Catatan akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi piutang, yaitu:

a) Jurnal penjualan

Digunakan untuk mencatat timbulnya piutang dari transaksi penjualan kredit.

b) Jurnal retur penjualan

Digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari transaksi retur penjualan.

c) Jurnal umum

Digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari transaksi penghapusan piutang yang tidak dapat ditagih lagi.

d) Jurnal penerimaan kas

Digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari transaksi penerimaan kas yang berasal dari debitur.

e) Kartu piutang

Digunakan untuk mencatat mutasi dan saldo piutang kepada setiap debitur.

4) Organisasi

Pencatatan piutang memiliki tugas fungsi akuntansi, yaitu: a) Menyelenggarakan catatan piutang untuk setiap debitur,

dalam kartu piutang yang merupakan buku pembantu piutang, yang digunakan untuk merinci akun kontrol pada buku besar atau arsip faktur terbuka (open invoice file), yang digunakan sebagai buku pembantu piutang.

b) Menghasilkan pernyataan (account receivable statement) secara periodik dan mengirimkannya pada setiap debitur. c) Menyelenggarakan catatan riwayat kredit pada setiap

(6)

keputusan pemberian kredit pada pelanggan dan mengikuti data penagihan dari setiap debitur.

5) Metode Pencatatan Piutang

Yang dapat dilakukan dalam metode pencatatan piutang sebagai berikut:

a) Metode konvensional

b) Metode posting langsung ke dalam kartu piutang atau pernyataan piutang.

c) Metode pencatatan tanpa buku pembantu (ledgerless bookkeeping).

d) Metode pencatatan dengan menggunakan komputer. 6) Prosedur Pernyataan Piutang

Pernyataan piutang merupakan formulir yang menunjukan jumlah kewajiban debitur pada tanggal tertentu dan (dalam pernyataan piutang bentuk tertentu) disertai dengan rinciannya. Pernyataan piutang dapat berbentuk berikut ini:

a) Pernyataan saldo akhir bulan (balance-end-of-month statement).

b) Pernyataan satuan (unit statement)

c) Pernyataan saldo berjalan berjalan dengan akun konvensial (running balance statement with conventional account). d) Pernyataan faktor yang belum dilunasi (open item

statement) (Mulyadi, 2016: 207-218). 4. Sistem Pengendalian Intern

a. Pengertian Sistem Pengendalian Intern

Sistem pengendalian intern mencakup struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan agar menjaga aset organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Pengertian sistem pengendalian internal tersebut menekankan tujuan yang ingin dicapai, daripada unsur-unsur yang

(7)

membentuk sistem tersebut. Oleh karena itu, definisi pengendalian internal tersebut adalah berlaku baik dalam perusahaan yang mengolah informasinya secara manual, dengan mesin pembukuan, maupun dengan komputer (Mulyadi, 2016: 129),

b. Tujuan Sistem Pengendalian Intern

Menurut definisi di atas tujuan sistem pengendalian internal adalah menjaga aset organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi, dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.

Menurut tujuan di atas, sistem pengendalian internal dapat dibagi menjadi 2 macam, yaitu pengendalian intern akuntansi (internal accounting control) dan pengendalian internal administratif (internal administrative control). Pengendalian internal akuntansi merupakan bagian dari sistem pengendalian internal, mencakup struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk menjaga aset organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi. Ketika perusahaan menjamin keamanan aset para investor dan kreditur yang ditanamakan serta menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya maka pengendalian internal akuntansi tersebut berjalan dengan baik. Pengendalian internal administratif mencakup struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan terutama untuk mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen (Mulyadi, 2016: 129).

c. Unsur Sistem Pengendalian Intern

Unsur pokok sistem pengendalian intern terdiri dari atas: 1) Struktur Organisasi yang Memisahkan Tanggung Jawab

Fungsional secara Tegas

Struktur organisasi merupakan susunan dalam pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melakukan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan.

(8)

2) Sistem Wewenang dan Prosedur Pencatatan yang Memberikan Perlindungan yang Cukup terhadap Aset, Utang, Pendapatan, dan Beban.

Dalam suatu organisasi, setiap transaksi hanya dapat dilakukan dengan izin dari pejabat yang berwenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu, dalam suatu organisasi harus membuat sistem yang mengatur pembagian kekuasaan yang berwenang atas terlaksananya setiap transaksi.

3) Praktik yang Sehat dalam Melaksanakan Tugas dan Fungsi Setiap Unit Organisasi

Agar terlaksana dengan baik dalam pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang dan prosedur pencatatatn yang telah ditetapkan maka harus menciptakan cara-cara untuk menjamin praktik yang sehat dalam pelaksanaannya. 4) Karyawan yang Mutunya Sesuai dengan Tanggung Jawabnya

Sebaik apapun struktur organisasi, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan, serta berbagai cara yang diciptakan untuk mendorong praktir yang sehat, pada akhirnya hal tersebut tergantung kepada manusia yang melaksanakannya. Unsur mutu karyawan merupakan unsur sistem pengendalian internal yang paling penting di antara 4 unsur pokok pengendalian internal di atas. Dengan adanya karyawan yang kompeten dan jujur di suatu perusahaan, maka unsur pengendalian yang lain dapat dikurangi sampai batas yang minimum, dan perusahaan tetap mampu menghasilkan pertanggungjawaban keuangan yang dapat diandalkan (Mulyadi, 2016: 131-135).

5. Koperasi

a. Pengertian Koperasi

“Koperasi adalah badan usaha yang beranggotan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi

(9)

rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan” (UU No. 25 Tahun 1992).

“Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perserorangan atau badan hukum koperasi, dengan pemisahan kekayaan para anggotanya sebagai modal untuk menjalankan usaha, yang memenuhi aspirasi dan kebutuhan bersama dibidang ekonomi, sosial, budaya sesuai dengan nilai dan prinsip koperasi” (UU No. 17 Tahun 2012).

b. Landasan dan Asas Koperasi

“Koperasi berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 serta berdasarkan asas kekeluargaan” (UU No. 25 Tahun 1992).

c. Tujuan Koperasi

“Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya, serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur yang berlandasan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945” (UU No. 25 Tahun 1992).

Dalam tujuan tersebut dapat dipahami bahwa koperasi merupakan satu-satunya perusahaan yang secara konstitusional dinyatakan sesuai dengan struktur ekonomi yang ingin dibangun di Indonesia.

d. Fungsi Koperasi

1) Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.

2) Berperan secara aktif dalam upaya meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat.

3) Memperkuat perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai soko gurunya.

(10)

4) Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional merupakan usaha bersama yang berdasarkan asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi (UU No. 25 Tahun 1992).

e. Prinsip-Prinsip Koperasi

Koperasi melakukan prinsip sebagai berikut: 1) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka. 2) Pengolahan dilakukan secara demokrasi.

3) Pembagian SHU dilakukan secara adil sesuai dengan jasa usaha masing-masing anggota.

4) Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal. 5) Kemandirian

Pada pengembangan koperasi, maka koperasi melakukan prinsip koperasi sebagai berikut:

1) Pendidikan perkoperasian.

2) Kerjasama antar koperasi (UU No. 25 Tahun 1992).

f. Syarat Pembentukan

Dalam mendirikan koperasi terdiri dari 2 bentuk, yaitu:

1) Koperasi primer dibentuk oleh sekurang-kurangnya 20 (dua puluh) orang.

2) Koperasi sekunder dibentuk oleh sekurang-kurangnya 3 (tiga) koperasi primer (UU No. 25 Tahun 1992).

g. Status Badan Hukum

Koperasi memperoleh status badan hukum sebagai berikut: 1) Untuk memperoleh pengesahan sebagaimana yang dimaksud

dalam pasal 9 yang berbunyi, “Koperasi mendapatkan status badan hukum setelah akta pendiriannya disahkan oleh pemerintah”, maka para pendiri koperasi mengajukan permintaan tertulis disertai akta pendirian koperasi.

(11)

2) Pengesahan akta pendirian diserahkan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan setelah diterimanya permintaan pengesahan.

3) Pengesahan akta pendirian diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia (UU No. 25 Tahun 1992).

h. Keanggotaan Koperasi

1) Anggota Koperasi merupakan pemilik dan serta pengguna jasa koperasi.

2) Keanggotaan koperasi ditulis ke dalam buku daftar anggota. 3) Yang dapat menjadi anggota koperasi adalah setiap warga

negara Indonesia yang dapat melakukan tindakan hukum atau koperasi yang memenuhi persyaratan sebagaimana yang telah diatur dalam anggaran dasar.

4) Koperasi dapat mempunyai anggota luar biasa yang persyaratan, hak, dan kewajiban keanggotaannya yang telah diatur dalam anggaran dasar.

5) Keanggotaan koperasi didasarkan pada kesamaan kepentingan ekonomi dalam lingkup usaha koperasi.

6) Keanggotaan koperasi dapat diperoleh atau diakhiri setelah syarat sebagaimana diatur dalam anggaran dasar dipenuhi. 7) Keanggotaan Koperasi tidak dapat dipindahtangankan.

8) Setiap anggota memiliki kewajiban dan hak yang sama terhadap koperasi sebagaimana yang diatur dalam anggaran dasar (UU No. 25 Tahun 1992).

i. Perangkat Organisasi

Perangkat organisasi koperasi terdiri dari: 1) Rapat anggota;

2) Pengurus;

(12)

j. Rapat Anggota

Rapat anggota adalah pemegang kekuasaan yang tertinggi dalam koperasi, yang dihadiri oleh anggota yang pelaksanaannya telah diatur dalam anggaran dasar. Rapat anggota menetapkan:

1) Anggaran dasar;

2) Kebijaksanaan umum di bidang organisasi, manajemen, dan usaha koperasi;

3) Pemilihan, pengangkatan, pemberhentiaan pengurus dan pengawas;

4) Rencana kerja, rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi, serta pengesahan laporan keuangan;

5) Pengesahan pertanggungjawaban pengurus dalam pelaksanaan tugasnya;

6) Pembagian sisa hasil usaha;

7) Penggabungan, peleburan, pembagian, dan pembubaran koperasi (UU No. 25 Tahun 1992).

k. Pengurus Koperasi

1) Pengurus dipilih oleh anggota koperasi saat rapat anggota. 2) Pengurus merupakan pemegang kuasa rapat anggota.

3) Untuk pertama kali, susunan dan nama anggota pengurus dicantumkan dalam akta pendirian.

4) Pengurus memiliki masa jabatan paling lama 5 (lima) tahun. 5) Persyaratan untuk dapat dipilih dan diangkat menjadi anggota

Pengurus ditetapkan dalam anggaran dasar. 6) Pengurus memiliki tugas, sebagai berikut:

a) Mengelola koperasi dan usahanya;

b) Mengajukan rancangan rencana kerja serta rancangan rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi.

c) Mengadakan rapat anggota;

d) Mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas;

(13)

e) Mengadakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib;

f) Memelihara daftar buku anggota dan pengurus. 7) Pengurus memiliki wewenang, sebagai berikut:

a) Mewakili koperasi di dalam dan di luar pengadilan;

b) memutuskan persetujuan dan penolakan anggota baru serta keputusan memberhentikan anggota berdasarkan dengan ketentuan dalam anggaran dasar,

c) melakukan tindakan dan upaya untuk kepentingan dan kemanfaatan koperasi berdasarkan tanggung jawabnya dan keputusan rapat anggota (UU No. 25 Tahun 1992).

l. Pengawas

1) Pengawas dipilih oleh anggota Koperasi dalam Rapat Anggota. 2) Pengawas bertanggung jawab terhadap rapat anggota.

3) Persyaratan untuk dipilih dan diangkat sebagai anggota pengawas telah ditetapkan dalam anggaran dasar.

4) Pengawas memiliki tugas, sebagai berikut:

a) melaksanakan pengawasan kepada pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi;

b) membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya. 5) Pengawas memiliki wewenang, sebagai berikut:

a) meneliti catatan yang ada pada koperasi;

b) mendapatkan segala keterangan yang dibutuhkan.

6) Pengawas wajib merahasiakan hasil pengawasannya kepada pihak ketiga (UU No. 25 Tahun 1992).

m. Modal Koperasi

Modal koperasi terbagi menjadi 2, yaitu: 1) Modal sendiri yang terdapat dari:

a) Simpanan pokok; b) Simpanan wajib; c) Dana cadangan;

(14)

d) Hibah.

2) Modal pinjaman yang terdapat dari: a) Anggota;

b) Koperasi lainnya dan/atau anggotanya; c) Bank dan lembaga keuangan lainnya; d) Penerbitan obligasi dan surat utang lainnya; e) Sumber lain yang sah (UU No. 25 Tahun 1992).

n. Sisa Hasil Usaha

1) Sisa Hasil Usaha Koperasi adalah pendapatan Koperasi yang didapatkan dalam satu tahun buku dikurangi dengan biaya, penyusutan, dan kewajiban lainnya termasuk pajak dalam tahun buku yang bersangkutan.

2) Sisa Hasil Usaha setelah dikurangi dana cadangan, dibagikan kepada anggota sebanding dengan jasa usaha yang dilaksankan oleh masing-masing anggota dengan koperasi, serta dipakai untuk keperluan pendidikan perkoperasian dan keperluan lain dan koperasi, sesuai dengan keputusan rapat anggota.

3) Besarnya pemupukan dana cadangan diputuskan dalam Rapat Anggota (UU No. 25 Tahun 1992).

6. Simbol Bagan Alir

Berikut tabel simbol dalam pembuatan bagan alir dapat dilihat di bawah ini

(15)
(16)

Lanjutan

(17)

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Berikut untuk mengetahui perbandingan dari perbedaan dan persamaan dari hasil penelitian terdahulu yang menjadi referensi penulis dalam penelitian:

Tabel 2. 2. Hasil Penelitian Terdahulu

Aspek Billyes Barreva Fessy (2017)

Lesta Susia Febriyanti (2013)

Khairunnisa (2021)

Judul

Sistem Akuntansi Simpan Pinjam pada Koperasi Pegawai Negeri Guru-Guru Banjar Utara Banjarmasin

Sistem Akuntansi Piutang pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia Karya Mukti Kabupaten Pati

Sistem Akuntansi Simpan Pinjam pada Koperasi Karyawan Merpati Pos Banjarmasin Institusi yang Diteliti Koperasi Pegawai Negeri Guru-Guru Banjar Utara Banjarmasin Koperasi Pegawai Republik Indonesia Karya Mukti Kabupaten Pati

Koperasi Merpati Pos Banjarmasin

Periode Analisis 2017 2013 2021 Rumusan Masalah Bagaimana sistem akuntansi simpan pinjam pada Koperasi Pegawai Negeri Guru-Guru Banjar Utara Banjarmasin?

Bagaimana sistem akuntansi piutang pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia Karya Mukti Kabupaten Pati?

Bagaimana sistem akuntansi simpan pinjam pada koperasi karyawan Merpati Pos Banjarmasin?

Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui sistem akuntansi simpan pinjam pada Koperasi Pegawai Negeri Guru-Guru Banjar Utara Banjarmasin. Untuk mengetahui sistem akuntansi piutang pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia Karya Mukti Kabupaten Pati.

Untuk mengetahui sistem akuntansi simpan pinjam pada Koperasi Karyawan Merpati Pos Banjarmasin.

(18)

Lanjutan

Hasil Penelitian

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi simpan pinjam pada Koperasi Pegawai Negeri Guru-Guru Banjar Utara Banjarmasin merupakan sistem akuntansi piutang yang dibedakan menjadi sistem akuntansi utang dan piutang.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi piutang pada Koperasi Pegawai Republik Indonesia Karya Mukti Kabupaten Pati merupakan koperasi yang bergerak dalam bidang simpan pinjam, sehingga sumber utama dari piutang berasal dari pengajuan pinjaman dari anggota.

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sistem akuntansi simpan pinjam pada Koperasi Karyawan Merpati Pos Banjarmasin

a. Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi simpan pinjam pada Koperasi Karyawan Merpati Pos Banjarmasin adalah fungsi pendaftaran anggota, fungsi kas, fungsi akuntansi, fungsi penerimaan permohonan pinjaman, dan fungsi pengambil keputusan. b. Informasi yang diperlukan

dalam sistem akuntansi simpan pinjam pada Koperasi

Karyawan Merpati Pos Banjarmasin yaitu simpanan wajib dan simpanan sukarela, jumlah simpanan wajib, jumlah simpanan sukarela, jumlah pinjaman, jumlah angsuran, otorisasi dari pengurus yang berwenang, identitas anggota dalam buku daftar anggota, identitas dalam kartu permohonan anggota, jangka waktu pelunasan pinjaman, dan besar angsuran per bulan. c. Dokumen yang digunakan

dalam sistem akuntansi simpan pinjam pada Koperasi

Karyawan Merpati Pos Banjarmasin adalah kuitansi simpanan pokok, bukti kas masuk, kertas permohonan pinjaman, kuitansi

peminjaman, bukti kas keluar. d. Catatan akuntansi yang

digunakan dalam sistem akuntansi simpan pinjam pada Koperasi Karyawan Merpati Pos Banjarmasin yaitu daftar simpanan anggota, daftar pinjaman anggota, dan daftar angsuran

e. Unsur pengendalian intern dalam sistem akuntansi simpan pinjam pada Koperasi

Karyawan Merpati Pos Banjarmasin yaitu:

(19)

1) Organisasi Fungsi pendaftaran anggota, fungsi kas, fungsi akuntansi, fungsi

penerimaan permohonan pinjaman dijalankan oleh pengelola unit simpan pinjam dan fungsi pengambil keputusan dilakukan oleh pengurus koperasi

2) Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan Pengisisan simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela, daftar simpanan, daftar angsuran akan diinput oleh

pengelola unit simpan pinjam

3) Praktik yang sehat a) Penggunaan dokumen

dengan tanggal transaksi yang urut, setiap transaksi pembayaran simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela dari anggota Koperasi Karyawan Merpati Pos. b) Setiap transaksi

pembayaran simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela dari anggota dilakukan dari awal sampai akhir hanya satu orang saja, yaitu oleh unit simpan pinjam.

c) Perputaran jabatan kepengurusan Koperasi Karyawan Merpati Pos secara rutin 3 tahun sekali d) Secara rutin dilakukan

perhitungan jumlah simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela dari anggota. e) Adanya pengawas

yang bertugas yang bertugas sebagai

(20)

satuan pengawas intern yang bertugas untuk mengecek efektivitas unsur-unsur sistem pengendalian intern yang tidak melaksanakan fungsi pendaftaran anggota, fungsi kas, fungsi akuntansi, fungsi penerimaan permohonan

pinjaman, dan fungsi pengambil keputusan.

Sumber :(Billyes Barreva Fessy, 2017), (Susia, 2013)

Terdapat persamaan hasil penelitian penulis dengan penelitian terdahulu, yaitu pada pembahasan mengenai sistem akuntansi simpan pinjam dan sistem akuntansi piutang.

Sedangkan untuk perbedaan hasil penelitian penulis dengan penelitian terdahulu pada peneliti Billyes yaitu, sistem akuntansi utang memiliki 3 prosedur dan sistem akuntansi piutang memiliki satu prosedur. Dan untuk perbedaan hasil penulis dengan penelitian terdahulu pada penelitian Lesta adalah penelitian tersebut hanya menggunakan sistem akuntansi piutang.

Gambar

Tabel 2. 1. Simbol Pembuatan Bagan Alir
Tabel 2. 2. Hasil Penelitian Terdahulu

Referensi

Dokumen terkait

a. Struktur Organisasi yang Memisahkan Tanggung Jawab Fungsional secara Tegas. Struktur organisasi menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap

50 Tahun 2012 Penerapan sistem manajemen K3 adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, kegiatan perencanaan, tanggung

Good Corporate governance adalah suatu konsep yang menyangkut struktur perseroan, pembagian tugas, pembagian kewenangan dan pembagian beban

Sistem manajemen K3 adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, kegiatan perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses

Keselamatan (SMS) adalah suatu sistem monitoring yang berupa tim atau organisasi di dalam suatu perusahaan penerbangan yang memiliki tugas dan tanggung jawab yang memonitor

Artifak atau dokumen dalam Arsitektur Informasi Perusahaan dapat berupa statemen visi dan misi, proses bisnis, proses kerja, organisasi (peran & tanggung jawab),

Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (MK3) adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung jawab,

Tanggung jawab komite audit dalam bidang tata kelola perusahaan adalah memastikan bahwa perusahaan telah melaksanakan kegiatan usahanya sesuai dengan undang-undang dan