165
MAKALAH
PARALEL
PARALEL B
ISBN :978-602-73159-8
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING
BERBANTUAN PETA KONSEP BERNUANSA GREEN
CHEMISTRY TERHADAP HASIL BELAJAR MATERI ANALISIS
VOLUMETRI
Roushandy Asri Fardani
1*, Suhadi Ibnu
1, dan Yudhi Utomo
1 1Prodi Pendidikan Kimia, Pascasarjana. Universitas Negeri MalangJl. Semarang 5 Malang, Indonesia 65145
* Untuk korespondensi: HP 089607316885, e-mail: [email protected]
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan peta konsep bernuansa gren chemistry terhadap hasil belajar mahasiswa D III Analis Kesehatan. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan quasy experiment tipe pretest-postest control group design. Dua kelas dari jurusan Analis Kesehatan digunakan dalam penelitian ini yang terdiri dari satu kelas sebagai kelas eksperimen yang dibelajarkan dengan inkuiri terbimbing berbantuan peta konsep bernuansa green chemistry dan satu kelas lain sebagai kelas kontrol yang dibelajarkan dengan inkuiri terbimbing tanpa peta konsep bernuansa green chemistry. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini divalidasi oleh tiga orangvalidator ahli dan diujicobakan. Keberhasilan dari percobaan ini akan dilihat dari peningkatan hasil belajar mahasiswa yang menggunakan strategi inkuiri terbimbing berbantuan peta konsep bernuansa green chemistry dalam aspek kognitif,afektif dan psikomotrik dibandingkan hasil belajar kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan hasil belajar kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa dari kelas kontrol. Dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh signifikan strategi pembelajaran yang digunakan terhadap hasil belajar mahasiswa baik untuk aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik.
PENDAHULUAN
Politeknik kesehatan adalah salah satu institusi yang mempersiapkan ahli madya analis kesehatan, yang mana pada kurikulum yang dileluarkan oleh Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Badan Pengembangan dan Pembedayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan tahun 2010, diharapkan lulusan analis kesehatan dapat melaksanakan tugas (1) mempersiapkan proses teknis operasional di laboratorium kesehatan; (2) mengembangkan prosedur untuk mengambil dan memproses sampel; (3) melaksanakan uji analitik terhadap reagen; (4) mengoperasikan dan memelihara peralatan atau instrumen laboratorium; (5) menjaga kesehatan dan keselamatan kerja di laboratorium dan lingkungannya; (6) mengevaluasi data laboratorium untuk memastikan akurasi dan prosedur pengendalian mutu; (7) membantu klinis dalam pemanfaatan data laboratorium secara efektif untuk menginterpretasikan hasil uji laboratorium; (8) merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan laboratorium; (9) membimbing dan membina tenaga kesehatan lain dalam bidang teknik laboratorium; (10) melaksanakan penelitian dalam bidang laboratorium kesehatan.
Pada jurusan analis kesehatan mata kuliah kimia analitik termasuk dalam mata kuliah keilmuan dan keterampilan dan juga merupakan salah satu mata kuliah dasar dalam mempelajari mata kuliah lainnya seperti kimia klinik, kimia bahan makanan, kimia air dan kimia farmasi. Nilai mata kuliah kimia analitik pada tahun ajaran 2015/2016 diperoleh nilai berkisar antara 50,90 sampai
dengan 70,36 untuk kelas A dan 53,70 sampai dengan 73,36 untuk kelas B sehingga masih banyak mahasiswa yang tidak lulus dalam mata kuliah ini. Hal ini bisa saja disebabkan oleh karakteristik dari materi kimia analitik yang bersifat abstrak dan melibatkan hitungan yang matematis.
Mahasiswa selama ini membangun konsep hanya dengan menggunakan media pembelajaran yang diberikan oleh pengajar saja. Mahasiswa memiliki kecendrungan untuk menghafal konsep. Untuk menerapkan konsep hingga dapat menemukan prinsip dasar dari kimia analitik dalam kehidupan sehari-hari belum berkembang. Sehingga pengetahuan mahasiswa tentang kimia analitik tidak dapat bertahan lama.
Sehubungan dengan permasalahan yang telah dijelaskan diatas, strategi pembelajaran yang disarankan untuk diterapkan dalam pembelajaran kimia analitik khususnya materi analisis volumetri yaitu dengan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan peta konsep. Alasan kenapa menggunakan strategi ini dalam pembelajaran kimia analitik adalah karena Inkuiri terbimbing merupakan strategi pembelajaran yang melibatkan mahasiswa untuk mengeksplorasi masalah-masalah kontekstual yang berhubungan dengan kehidupansehari-hari serta memecahkannya melalui tahap-tahap metode ilmiah
[1].
Hasil penelitian oleh Chaterjee,dkk menyimpulkan bahwa mahasiswa memiliki sikap yang positif terhadap pembelajaran dengan inkuiri terbimbing dibandingkan dengan inkuiri terbuka. Hal tersebut disebabkan karena mahasiswa belum mampu dalam memilih masalahnya sendiri.
Dibalik keunggulan dari inkuiri terbimbing yang telah dijelaskan diatas, terdapat beberapa kendala dari strategi ini
,
salah satunya adalah kesulitan mahasiswa dalam mengalami pembelajaran berbasis inkuiri dan menghubungkan antar konsep ketika mereka telah menemukan pengetahuan [2]. Salah satu cara untuk melengkapi inkuiri terbimbing yaitu peta konsep.Pembelajaran bermakna terjadi ketika mahasiswa mampu mengaitkan konsep baru yang ditemukan dengan konsep relevan yang ada dalam struktur kognitifnya, sehingga konsep tersebut akan berada lebih lama dalam ingatan mahasiswa. Pembuatan peta konsep akan membantu mahasiswa dalam mengidentifikasi materi yang sulit dimengerti, memudahkan mahasiswa untuk memahami materi dan meningkatkan kemampuan ingatan mereka. Inkuiri terbimbing mendorong mahasiswa untuk menemukan pengetahuannya sedangkan peta konsep untuk menghubungkan pengetahuan yang telah mereka temukan dengan pengetahuan lama yang telah mereka miliki [3].
Para ahli pembelajaran menyarankan untuk menggunakan pembelajaran konstruktivisme dalam hal ini inkuiri terbimbing untuk meningkatkan kualitas proses serta hasil belajar mahasiswa. Mahasiswa harus bisa berbagi pengetahuan, mencari (inkuiri), menemukan pengetahuan secara aktif sehingga terjadi peningkatan pemahaman [4]. Untuk meningkatkan pemahaman dan hasil belajar maka strategi inkuiri terbimbing berbantuan peta konsep juga diarahkan pada penerapan prinsip green chemistry.
Prinsip green chemistry dalam pembelajaran dapat digunakan dalam kegiatan praktikum. Pendekatan inkuiri terbimbing berbantuan peta konsep bernuansa green chemistry dapat memanfaatkan beberapa prinsip saja dari 12 prinsip green chemistry yang ada [5]. Pembelajaran kimia analitik bernuansa green chemistry akan membawa mahasiswa untuk terlibat langsung dengan lingkungan dalam kegiatan pembelajarannya.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, sehingga peneliti menerapkan pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan peta konsep bernuansa green chemistry. Strategi pembelajaran yang bernuansa green chemistry diharapkan mahasiwa dapat membangun konsep menjadi ilmu yang mudah diingat sehingga hasil belajar akan meningkat.
Tujuan dalam penelitian ini ingin melihat apakah ada perbedaan hasil belajar mahasiswa yang dibelajarkan dengan inkuiri terbimbing berbantuan peta konsep bernuansa green chemistry dengan mahasiswa yang dibelajarkan dengan inkuiri terbimbing tanpa peta konsep bernuansa green chemistry.
METODE PENELITIAN
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan eksperimental semu (Quasy Experimental Design) dengan pretest and posttest control group. Penelitian ini bertujuan untuk menguji perbedaan hasil belajar pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Penelitian ini dilaksanakan di kampus Politeknik Kesehatan Medica Farma Husada Mataram
Jurusan Analis Kesehatan semester dua, menggunakan dua kelas. Kelas eksperimen menggunakan pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan peta konsep bernuansa green chemistry sedangkan kelas kontrol dibelajarkan dengan pembelajaran inkuiri terbimbing tanpa peta konsep bernuansa green chemistry. Penentuan kelas eksperimen maupun kelas kontrol dilakukan secara acak.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari instrumen perlakuan dan instrumen pengukuran. Instrumen perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan juga Lembar Kerja Mahasiswa (LKS). Instrumen pengukuran hasil belajar kognitif yang digunakan meiputi tes tertulis dalam bentuk soal essay yang terdiri dari soal kuis, pretest dan postest. Penilaian hasil belajar psikomotorik diukur dengan menggunakan lembar observasi dan pengukuran hasil belajar afektif dengan menggunakan angket respon mahasiswa terhadap pembelajaran.Sebelum digunakan, instrumen-instrumen penelitian tersebut terlebih dahulu diujicobakan untuk melihat validitas dan reliabilitasnya. Setelah digunakan, dilakukan uji prasyarat analisis yang terdiri dari uji normalitas dan uji homogenitas terhadap data yang diperoleh dan selanjutnya dianalisis menggunakan uji-t (sample independent t-test) dengan bantuan SPSS 21.0.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil belajar merupakan hasil yang dieroleh mahasiswa setelah mengalami
proses belajar dengan penerapan inkuiri terbimbing berbantuan peta konsep serta inkuiri terbimbing tanpa peta konsep. Hasil belajar mahasiswa pada mata kuliah kimia analitik materi analisis volumetri meliputi tiga aspek yaitu aspek kognitif, psikomotorik dan afektif.
Hasil belajar kognitif diperoleh dari hasil postestt. Pemerolehan hasil belajar kognitif mahasiswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Data hasil belajar kognitif mahasiswa kelas eksperimen dan kelas kontrol
Kelas N Nilai Nilai Rata-rata Minimal Maksimal
Kontrol 20 55 70 65,5
Eksperimen 20 60 85 80,5
Berdasarkan data pada tabel 1 dapat diketahui bahwa hasil belajar mahasiswa yang dibelajarkan dengan inkuiri terbimbing berbantuan peta konsep 80,5, sedangkan mahasiswa yang dibelajarkan dengan inkuiri terbimbing tanpa peta konsep adalah 65,5. Uji hipotesis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara mahasiswa kelas eksperimen dengan kelas kontrol.
Hasil penelitian tersebut disebabkan oleh karena mahasiswa yang dibelajarkan dengan inkuiri terbimbing berbantuan peta konsep memiliki kesempatan untuk memperoleh dan menemukan konsep oleh dirinya sendiri serta dapat menghubungkan antar konsep yang telah diperoleh. Sedangkan pada kelas kontrol, mahasiswa hanya memperoleh pengalaman dalam
menemukan konsepnya sendiri tanpa bisa menghubungkan konsep-konsep yang baru diperoleh.
Hasil penelitian yang diperoleh sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya oleh Sasinggala (2011) yang menyatakan bahwa inkuiri terbimbing berbantuan peta konsep memberikan pengaruh positif terhadap hasil belajar. Hal serupa juga telah dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Ariyanti (2013) yang menyatakan bahwa pembelajaran dengan peta konsep memberikan manfaat bagi mahasiswa dalam meningkatkan hasil belajarnya[6].
Penilaian hasil belajar selain kognitif, yaitu psikomotorik dan afektif. Hasil belajar afektif pada penelitian ini diukur dengan menggunakan angket. Respon dari mahasiswa terhadap pembelajaran yang telah berlangsung, aspek ketertarikan, motivasi, kesenangan dan aspek pendukung penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing bernuansa green chemistry menunjukkan kategori tinggi maupun sangat tinggi disebabkan karena mahasiswa memilih setuju dan sangat setuju. Mahasiswa memberikan tanggapan yang baik terhadap pembelajaran inkuiri terbimbing bernuansa green chemistry karena dapat belajar kimia analitik dengan bahan-bahan yang mudah diperoleh dari lingkungan sekitar mereka. Pengalaman aktif melalui pendekatan inkuiri terbimbing diberikan melalui kegiatan laboratorium yang dekat dengan kehidupan mereka sehari-hari. Hal tersebut dibenarkan oleh hasil penelitian dari Naaman (2011) yang menyatakan bahwa mahasiswa yang
dilibatkan secara aktif melalui kegiatan laboratorium akan mampu mengkonstruk pengetahuan yang diperoleh [7].
Kegiatan laboratorium pada materi analisis volumetri yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dapat diterapkan dengan menggunakan beberapa prinsip green chemistry. Prinsip green chemistry yang digunakan dalam praktikum ini adalah use of renewable feedstocks (menggunakan bahan baku yang dapat diperbaharui) dan penggunaan bahan seminimal mungkin.
Hasil belajar psikomotorik diperoleh dari lembar observasi yang terdiri dari keaktifan dan ketelitian praktikum bernuansa green chemistry, diskusi, laporan praktikum dan tugas. Dari lembar observasi yang digunakan dapat dilihat bahwa mahasiswa melakukan kegiatan praktikum dengan baik menggunakan beberapa prinsip dari green chemistry. Pada kelas eksperimen maupun kontrol, rata-rata nilai psikomotorik mahasiswa meningkat dari pertemuan praktikum pertama sampai dengan keempat. Penerapan pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan peta konsep bernuansa green chemistry pada materi analisis volumetri dapat membuat mahasiswa lebih tetarik, termotivasi dan semangat dalam pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya.
KESIMPULAN
Penerapan strategi pembelajaran inkuiri terbimbing berbantuan peta konsep bernuansa green chemistry dapat
meningkatkan hasil belajar kimia analitik khususnya materi analisis volumetri yang meliputi hasil belajar kognitif, afektif maupun psikomotorik dari mahasiswa. Serta terdapat perbedaan hasil belajar antara mahasiswa kelas kontrol dan kelas eksperimen.
UCAPAN TERIMA KASIH
Bapak Prof. Suhadi Ibnu, M.A., Ph.D sebagai pembimbing I. Bapak Dr. Yudhi Utomo, M.Si sebagai pembimbing II yang selalu sabar dan bersedia memberikan bimbingan perhatian dan motivasi dalam menyelesaikan penelitian. Kampus Politeknk Kesehatan Medica Frama Husada Mataram yang telah bersedia memberikan kesemptan dan membantu selama proses penelitian.
DAFTAR RUJUKAN
[1] Hofstein, A. & Lunetta, V.N., 2004, The Laboratory in Science Education:
Foundations for Twenty-First Century, Science Education, 88: 28-54.
[2] Chaterjee, S., Wiliamson, V.M., McCan, K. & Peck, M.L., 2009. Surveying Students Attitude and Perceptions Toward Guided Inquiry and open inquiry Laboratories. Journal of Chemical Education. Vol.86, No.12: 1431.
[3] Jack, G.U., 2013, Concept Mapping and Guided Inquiry as Effective Techniques for Yeaching Difficult Concept in Chemistry: Effect on Students Academic Achievement, Journal of Education and Practice, 4(5): 9-16.
[5] Hjersen, D., L., & Janet, M.B., 2000, Green Chemistry and Education, Journal of Chemical Education, 77(12), 1543.
[6] Ariyanti, Lisa, 2013, Penggunaan Strategi Peta Konsep (Concept Mapping) Sebagai Upaya Peningkatan Hasil Belajar Kimia Siswa, Jurnal Penelitian Pendidikan Keguruan Vol. 1 No.1 ISBN: 2337-6198, 67-72.
[7] Naaman, R.M.,& Barnea, N., 2011, Laboratory Activities in Israel. Eurasia Journal of Mathematcs, Science & Technology Education, 8(1): 49-57.