FORMULASI PRAKTIS TEGANGAN GESER
DASAR DAN OFFSHORE-ONSHORE SEDIMENT
TRANSPORT UNTUK GELOMBANG ASIMETRIS
By :
LULUT ALFARIS
(4305100019)
Dosen Pembimbing :
SUNTOYO, ST., M.Eng., Ph.D
SHOLIHIN, ST, MT
Ocean Engineering PRESENTASI P3LATAR BELAKANG
# Keakuratan formula tegangan geser.
# Keakuratan formula transportasi sedimen.
# Formula transportasi sedimen yang ada sekarang hanya
menjelaskan ke arah
onshore,
belum ke arah
offshore.
LATAR BELAKANG
Tegangan Geser Dasar
Penelitian Nielsen (2006), Samad
et.al
(2006) & Suntoyo
et.al
(2009).
Sehingga diperlukan formula yang handal untuk mendapatkan tingkat
akurasi yang tinggi dari hasil estimasi tegangan geser dasar yang
diperlukan untuk mengevaluasi jumlah transportasi sedimen.
Transportasi Sedimen
Penelitian dimulai sejak abad 19, yakni Du Boys (1879), Einstein
(1950). Penelitian yang dihasilkan selama kurun 20 tahun terakhir ini
adalah Tanaka (1988), Watanabe (1992), Ribberink (1998), Nielsen
(2002) serta Suntoyo & Tanaka (2009).
Diperlukan formula yang akurat untuk menjelaskan transportasi
sedimen yang mengarah ke
offshore.
PERUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana karakteristik tegangan geser dasar dan
transportasi sedimen untuk gelombang asimetris ?
2. Bagaimana mengetahui prediksi
offshore-onshore
sediment transport
akibat gelombang asimetris ?
Tujuan Penulisan
1. Mengetahui tegangan karakteristik tegangan geser dan
transportasi sedimen untuk gelombang asimetris.
2. Mengetahui prediksi
offshore-onshore sediment
transport
akibat gelombang asimetris.
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah mengetahui formula
tegangan geser dan transportasi sedimen yang akurat
untuk digunakan dalam melakukan prediksi morfologi
pantai.
Batasan Masalah
1. Jenis sedimen yang digunakan adalah
bedload transport
.
2. Transportasi sedimen yang dianalisa adalah
crosshore
sediment transport.
3. Analisa transportasi sedimen menggunakan gelombang
asimetris secara vertikal.
Metodologi Penelitian
Studi literatur : Buku dan jurnal tegangan geser
dasar dan transportasi sedimen Persamaan Tegangan Geser Dasar
dan Transportasi Sediment
Data Eksperimen Transportasi Sedimen Ahmed dan Sato (2003) Perhitungan Tegangan Geser Dasar Metode
Tanaka & Samad (2006) dan Suntoyo & Tanaka (2009) Perhitungan Transportasi Sedimen Metode Ribberink
(1998) dan Suntoyo & Tanaka (2009)
Memodifikasi Formulasi Transportasi Sedimen dengan Data Ahmed & Sato (2003)
Selesai Mulai
Penjelasan Diagram Alir
1. Studi literatur.
Tahap awal pengerjaan tugas akhir ini adalah mengumpulkan
bahan-bahan atau materi sebagai studi literatur yang berasal dari
jurnal-jurnal internasional .
2. Perhitungan tegangan geser dasar dengan menggunakan Compaq
Visual Fortran.
Perhitungan tegangan geser dasar dengan menggunakan
metode Tanaka & Samad (2006), dan metode Suntoyo & Tanaka
(2009).
Penjelasan Diagram Alir (Cont..)
3. Perhitungan transportasi sedimen dengan menggunakan metode
Ribberink (1998), dan metode Suntoyo & Tanaka (2009).
4. Menganalisa formula transportasi sedimen Suntoyo & Tanaka (2009).
Bahwa formula tersebut belum di evaluasi dengan data percobaan.
Transportasi tersebut hanya mengarah ke
onshore
, namun belum
mengarah ke
offshore.
Sehingga perlu dilakukan modifikasi formula
dari Suntoyo dan Tanaka (2009) dengan data percobaan dari
Efek Akselerasi
Tegangan Geser
Metode 1
Tanaka & Samad (2006)
Metode 2
Transportasi Sedimen
Metode 1
Ribberink (1998)
Metode 2
Untuk memprediksi laju transportasi sediment yang mengarah ke
offshore, maka digunakan hasill pada metode sebelumnya yakni metode
Suntoyo & Tanaka (2009).
Untuk mencari formula sediment transport rate maka dengan
menggunakan
rasio
dari
laju
transportasi
sediment
berdasarkan
eksperimen Sato dengan laju transportasi sedimen berdasarkan model.
Yakni
Untuk mencari formula sediment transport rate dengan persamaan :
Ф = Ф
qsr = AFr
Hasilnya seperti yang ditunjukkan oleh gambar 8
qs
r
r
Φ
Φ
=
Gambar 5. Rasio dari laju transportasi sediment berdasarkan eksperimen dengan laju transportasi sedimen berdasarkan perhitungan metode 2.
Nilai U
max
, q
ribberink
, q
suntoyo
, q
sato
.
Digunakan untuk membuat gambar 9, yakni perbandingan laju
transportasi sedimen Metode 1, Metode 2 dan experiment Sato.
Umax
(m/s)q ribberink
(q (m3/s/m)q suntoyo
q (m3/s/m)q sato
q (m3/s/m)1.16
2.13x10
-52.15x10
-51.65x10
-51.31
3.03x10
-51.43x10
-51.92x10
-51.39
3.60x10
-57.29x10
-61.56x10
-51.47
4.24x10
-5-2.45x10
-61.5x10
-61.54
4.85x10
-5-1.35x10
-5-9.2x10
-61.58
5.22x10
-5-2.11x10
-5-1.9x10
-51.62
5.62x10
-5-2.95x10
-5-3.1x10
-51.66
6.03x10
-5-3.90x10
-5-4.3x10
-51.85
8.26x10
-5-9.85x10
-5-9.9x10
-5Gambar 7. Perbandingan laju transportasi sedimen Metode 1, Metode 2 dan experiment Ahmed & Sato.
Dari grafik yang ditunjukkan maka dapat dilihat bahwa
Metode Suntoyo & Tanaka (2009) mempunyai bentuk yang
mendekati seperti grafik eksperiment Ahmed dan Sato.
Bahwa laju transportasi sediment yang mengarah ke
offshore mempunyai nilai negatif.
Hal ini tidak dapat dapat ditunjukkan oleh Metode dari
Ribberink (1998), grafik yang ditunjukkan mempunyai nilai
yang positif yang berarti laju sediment transport mengarah
ke onshore.
1. Metode 2 (Suntoyo & Tanaka), yang memasukkan efek
akselerasi dan koeficien percepatan lebih handal dalam
menjelaskan tegangan geser.
2. Dengan menghitung rasio r dari laju transportasi
sediment
berdasarkan
eksperimen
dengan
laju
transportasi sedimen berdasarkan perhitungan Metode
Suntoyo dan Tanaka
dapat menunjukkan laju
tranportasi sedimen yang mengarah ke
offshore.
Nilai
q
suntoyo2x10
-5, 1.43x10
-5, 7.29x10
-6, -2.45x10
-6, -1.35x10
-5,
-2.11x10
-5, -2.95x10
-5, -3.9x10
-5, -9.85x10
-5.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang
pergerakan sedimen untuk tipe suspended load, agar
nantinya dalam melakukan permodelan morfologi
pantai dalam kondisi sebenarnya dapat lebih akurat.
Ahmed, A.S.M. and Sato, S., 2003, A Sheetflow Transport Model For Asymmetric
Oscillatory Flows Part I : Uniform Grain Size Sediments, Coastal Engineering Journal, Vol. 45, pp. 321-337.
Horikawa, H., 1988, Nearshore Dynamic and Coastal Processes, University of Tokyo Press, Tokyo.
Tanaka, H., 1998, Bed Load Transport Due to Non-Linear Wave Motion, Proceedings of 21st International Conference on Coastal Engineering, ASCE, pp. 1803-1817. Tanaka, H., and Thu, A., 1994, Full-Range Equation of Friction Coefficient and Phase
Difference in A Wave-Current Boundary Layer, Coastal Engineering, Vol. 22, pp. 237-254.
Tanaka, H., and To, D. V., 1995, Initial Motion of Sediment Under Waves and Waves-Current Combined Motion, Coastal Engineering, Vol. 25, 153-163.
Tanaka, H., Sumer, B. M., and Lodahl, C., 1998, Theoritical and Experimental Investigation on Laminar Boundary Layers Under Cnoidal Wave Motion, Coastal Engineering Journal, Vol. 40, pp. 81-98.
Suntoyo and Tanaka, H., 2008, Characteristics of Turbulent Boundary Layers Over A Rough Bed Under Saw-Tooth Waves and Its Application to Sediment Transport, Coastal Engineering, Vol. 55, pp. 1102-1112.
Suntoyo and Tanaka, H., 2009, Effect of Bed Roughness on Turbulent Boundary Layer and Net Sediment Transport Under Asymmetric Waves, Coastal Engineering, Vol. 56, pp. 960-969.