• Tidak ada hasil yang ditemukan

HIPOKAMPUS JURNAL ILMIAH NEUROLOGI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HIPOKAMPUS JURNAL ILMIAH NEUROLOGI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Ikatan Alumni Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Sekretariat: Departemen Neurologi FK Unsri / RSUP dr. Mohammad Hoesin

Jl. Jenderal Sudirman Km. 3,5 Palembang

Email: redaksi.hipokampus@yahoo.com Website: www.jurnalhipokampus.com

KAMPUS HIPO

JURNAL ILMIAH NEUROLOGI

ISSN : 2656-016X VOL 1, NO. 1 , FEBRUARI 2019

www.jurnalhipokampus.com

MNI NE

U U

L R

A O

N L

A O

T G

A I

KI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Diterbitkan oleh:

Ikatan Alumni Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Hubungan Antara Nyeri Kronis dengan Depresi dan Anxietas Pada Pasien di RSUP dr Mohammad Hoesin Palembang

Profil Klinis dan Profil Rawat Inap Penderita Stroke di Departemen Neurologi RSUP dr Mohammad Hoesin Palembang periode

1 Januari 2016-31 Desember 2017

Pengaruh waktu Kejadian Stroke Iskemik terhadap Gambaran Hasil Ct-Scan Kepala pada Pasien Stroke Iskemik di Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh

Perbandingan Penggunaan An psiko k Tipikal dan A pikal

terhadap Perbaikan Gejala Posi f dan Nega f pada Pasien Skizofrenia di RSJ Aceh

Laporan Kasus: Stroke Iskemik Pasca Persalinan Epilepsi Resisten Obat

Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Intensitas Nyeri pada Pasien Nyeri Kepala Primer di Poliklinik Saraf RSUDZA Banda Aceh

KAMPUS HIPO

JURNAL ILMIAH NEUROLOGIVOL 1, NO. 1 , FEBRUARI 2019

(2)

Ikatan Alumni Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya i

Salam Redaksi

Program Studi Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Palembang telah melahirkan sekian banyak lulusan dan tersebar di berbagai wilayah di seluruh Indonesia. Dalam era sekarang, sangat penting untuk terus menjaga informasi dan silaturahmi termasuk di antara alumni neurologi FK Unsri.

Gagasan untuk menerbitkan sebuah jurnal ilmiah yang kemudian diberi nama Hipokampus- ini merupakan suatu cara untuk tetap menjaga konsistensi informasi dan silaturahmi antar-alumni disamping tentunya juga untuk tetap bisa saling berbagi pengetahuan ilmiah; perkembangan terbaru hasil-hasil penelitian, kasus- kasus klinis yang menarik di daerah masing-masing ataupun analisa suatu topik yang patut didiskusikan.

Tentunya, jurnal ilmiah ini bukan hanya dapat diisi oleh para alumni neurologi FK Unsri, namun tentunya juga sangat diharapkan artikel-artikel dari praktisi kesehatan dimanapun untuk berpartisipasi dalam jurnal Hipokampus ini.

Akhirnya, kehadiran jurnal Hipokampus diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi tambahan ilmu pengetahuan kedokteran khususnya dalam bidang neurologi. Dan sangat diharapkan berbagai ide, pemikiran dan juga kritikan bagi perkembangan jurnal ilmiah ini. Terima kasih.

Redaksi.

(3)

H I P O K A M P U S Vol. 1 No. 1 Februari 2019 JURNAL ILMIAH NEUROLOGI www. ju rnal hip ok am pus .c om

iv Ikatan Alumni Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

Daftar Isi

Salam Redaksi ... i

Dewan Redaksi ... ii

Pedoman Penulisan ... iii

Daftar Isi ... iv

Hubungan Antara Nyeri Kronis dengan Depresi dan Anxietas Pada Pasien di RSUP dr Mohammad Hoesin Palembang ... 1

Profil Klinis dan Profil Rawat Inap Penderita Stroke di Departemen Neurologi RSUP dr Mohammad Hoesin Palembang periode 1 Januari 2016-31 Desember 2017 ... 10

Pengaruh waktu Kejadian Stroke Iskemik terhadap Gambaran Hasil Ct-Scan Kepala pada Pasien Stroke Iskemik di Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh ... 20

Perbandingan Penggunaan Antipsikotik Tipikal dan Atipikal terhadap Perbaikan Gejala Positif dan Negatif pada Pasien Skizofrenia di RSJ Aceh ... 26

Laporan Kasus: Stroke Iskemik Pasca Persalinan ... 33

Epilepsi Resisten Obat ... 40

Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Intensitas Nyeri pada Pasien Nyeri Kepala Primer di Poliklinik Saraf RSUDZA Banda Aceh ... 45

Subyek Indeks ... v

(4)

Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Intensitas Nyeri pada Pasien Nyeri Kepala Primer di Poliklinik Saraf RSUDZA Banda Aceh

Relationship of Anxiety Level with Pain Intensity in Primary Headache in Neurology Polyclinic RSUDZA Banda Aceh

Raisa Safira Putri

*

, Nirwana Lazuardi Sary

**

., Nasrul Musadir

***

* Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

** Staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala

*** Staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala/ /SMF Saraf RSUDZA Banda Aceh Korespondensi: raisasafirap@gmail.com

ABSTRAK

Nyeri kepala merupakan salah satu gangguan yang paling umum dari semua masalah kesehatan. Nyeri kepala primer sangat berpengaruh terhadap morbiditas psikis pasien. Salah satu gangguan psikis yang beraitan dengan nyeri kepala primer adalah kecemasan. Peningkatan kecemasan dapat meningkatkan intensitas dan frekuensi nyeri kepala yang dirasakan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan intensitas nyeri pada pasien nyeri kepala primer. Penelitian ini menggunakan rancangan analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Teknik pengambilan sampel adalah non probability sampling dengan teknik quota sampling. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 51 sampel. Hasil penelitian menunjukkan responden tidak cemas merasakan nyeri ringan (23,1%), nyeri sedang (69,5%) dan nyeri berat (7,7%). Pada tingkat kecemasan ringan didapatkan responden merasakan nyeri ringan (5,3%), nyeri sedang (31,6%) dan nyeri berat (62,5%). Pada tingkat kecemasan sedang didapatkan responden merasakan nyeri sedang (37,5%), dan nyeri berat (62,5%), sedangkan pada tingkat kecemasan berat didapatkan bahwa seluruh responden merasakan nyeri berat (100%).

Hasil uji statistik menggunakan uji korelasi Spearman Rank menunjukkan hubungan bermakna antara tingkat kecemasan dengan intensitas nyeri pada pasien nyeri kepala primer (p = 0,0). Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan tingkat kecemasan dengan intensitas nyeri pada pasien nyeri kepala primer.

Kata Kunci : Nyeri kepala primer, Kecemasan, Intensitas nyeri

ABSTRACT

Headache is one of the most common disorders in health problems. Primary headache is very influential on the patient's psychological morbidity. Anxiety is one of the psychological disorders associated with primary headache. Increased anxiety levels can increase the intensity and frequency of headaches that felt by patients. This study aimed to determine the relationship between the level of anxiety and pain intensity in patients with primary headache. This research used an observational analytic design with a cross-sectional approach. The sampling method was using non-probability sampling with quota sampling technique. The sample number in this study was 51 samples. The results showed resondent without anxious has felt mild pain intensity (23,1%), moderate pain intensity (69,2%) and severe pain intensity (7,7%). Respondent with mild level of anxiety has felt mild pain (5,3%), moderate pain intensity (31,6%) and severe pain intensity (62,5%). Respondent with moderate level of anxiety has felt moderate pain intensity (37,5%) and severe pain intensity (62,5%) meanwhile all respondent with severe level of anxiety has felt severe pain intensity (100%). The results of the statistical tests using the Spearman Rank correlation test showed a significant relationship between the level of anxiety and pain intensity in primary headache patients (p = 0,0). Based on the results of the analysis it can be concluded that there was a relationship between anxiety level with pain intensity in primary headache.

Keyword : Primary Headache, Anxiety, Pain Intensity

(5)

H I P O K A M P U S Vol. 1 No. 1 Februari 2019 JURNAL ILMIAH NEUROLOGI www. ju rnal hip ok am pus .c om

46 Ikatan Alumni Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

PENDAHULUAN

Nyeri kepala merupakan salah satu gangguan yang paling umum dari semua masalah kesehatan.

1

International Headache Society (IHS) dalam The International Classification of Headache Disorder nyeri kepala dibagi menjadi tiga kelompok utama yaitu nyeri kepala primer, nyeri kepala sekunder dan nyeri kepala neuropati kranial, nyeri fasial lainnya serta nyeri kepala lainnya . Nyeri kepala primer terbagi menjadi migren, tension-type headache (TTH), dan nyeri kepala otonomik trigeminal (TACs).

2

Menurut World Health Organization (WHO) secara global diperkirakan bahwa prevalensi orang dewasa dengan nyeri kepala saat ini adalah 50%. Pada tahun 2015, setengah hingga tiga perempat populasi dewasa berusia 18-65 tahun mengalami nyeri kepala dan 30%

diantaranya atau lebih dilaporkan migren. Pada populasi lainnya didapatkan bahwa prevalensi terjadinya TTH lebih dari 70%, nyeri kepala cluster hanya terjadi 1 kasus dari 1000 orang dewasa, dan nyeri kepala lainnya terjadi 5%.

Nyeri kepala juga mempengaruhi 1,7%

4%

populasi dewasa dunia. Nyeri kepala salah satu masalah kesehatan global yang mempengaruhi setiap individu tanpa memandang usia, ras, tingkat pendapatan dan wilayah geografis.

3,4

Nyeri kepala primer sangat berpengaruh terhadap morbiditas psikis pasien. Salah satu gangguan psikis yang berkaitan dengan nyeri kepala primer adalah kecemasan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa sampai saat ini belum dapat dipastikan mekanisme terjadinya TTH namun pada penelitian sebelumnya TTH sangat erat dikaitkan dengan gangguan psikogenik.

2

Pada pasien migren, tinggi kemungkinan adanya gangguan kejiwaan seperti kecemasan yang dialami pasien.

5

Gangguan kecemasan merupakan gangguan mental paling umum yang menyebabkan biaya perawatan kesehatan dan beban penyakit yang sangat tinggi. Berdasarkan Global Burden of Disease (GBD) 2013, kecemasan termasuk dalam urutan kesembilan penyebab kecacatan tertinggi di seluruh dunia.

6

Menurut survei epidemiologi 33,7% penduduk dipengaruhi oleh gangguan kecemasan selama masa hidup mereka.

7

Gangguan kecemasan berperan penting dalam memperburuk persepsi nyeri pasien. Kecemasan dan depresi yang dirasakan pasien saat berada di rumah sakit juga mempengaruhi pengalaman nyeri baik pada

pasien anak-anak maupun pasien dewasa. Hal itu akan mempengaruhi pemikiran dan perilaku pasien sehingga dapat menghambat proses rehabilitasi.

8

Nyeri merupakan salah satu gejala yang sering terjadi. Nyeri menjadi alasan yang paling umum orang mencari perawatan kesehatan.

9

Nyeri adalah pengalaman sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan terkait dengan kerusakan jaringan.

10

Intensitas nyeri dapat diukur menggunakan Numeric Rating Scale (NRS). NRS merupakan salah satu instrumen yang paling sederhana dan yang paling sering digunakan dalam penerapan klinis untuk mengukur intensitas nyeri.

11

Pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Martyarifki tahun 2016 di RSI Sultan Agung Semarang, didapatkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dan intensitas nyeri kepala primer.

12

Penelitian lain dilakukan oleh Fardhika tahun 2015 di RSUD Moewardi Surakarta bahwa terdapat hubungan antara kecemasan dengan TTH.

13

Ettore, et al juga meneliti dengan design cross sectional didapatkan hasil kecemasan lebih banyak di jumpai pada pasien migren kronis daripada TTH.

14

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan bahwa tingginya angka kejadian nyeri kepala pada orang dewasa yang mencapai 50% diseluruh dunia. Adanya keterkaitan gangguan cemas dengan nyeri kepala primer dan terdapat perbedaan hasil dari penelitian sebelumnya sehingga peneliti ingin melakukan penelitian guna mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan intensitas nyeri pada pasien nyeri kepala primer di Poliklinik Saraf RSUDZA Banda Aceh. Penelitian ini penting dilakukan di RSUDZA Banda Aceh karena belum pernah diteliti sebelumnya di RSUDZA Banda Aceh.

METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini bersifat analitik observasional dengan menggunakan desain cross-sectional. Penelitian dilakukan di Poliklinik Saraf Rumah Sakit Umum Daerah dr.

Zainoel Abidin Banda Aceh. Pengambilan data dilakukan pada tanggal 12 Desember 2018 sampai dengan 12 Januari 2019.

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh

pasien nyeri kepala primer di Poliklinik Saraf

RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh.

(6)

Sampel penelitian ini adalah pasien nyeri kepala primer yang telah memenuhi kriteria.

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik non probability sampling menggunakan metode quota sampling. Total sampel diperoleh berdasarkan studi pendahuluan dan sesuai dengan konteks penelitian yang dilakukan.

Sampel minimal yang dibutuhkan adalah 43 sampel.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner Depression Anxiety Stress Scale (DASS 42) untuk mengukur tingkat kecemasan dan skala Numeric Rating Scale (NRS) untuk menilai intensitas nyeri yang dirasakan responden.

Adapun skala ukur yang digunakan untuk menilai tingkat kecemasan dan intensitas nyeri adalah skala ukur ordinal.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan di Poliklinik Saraf Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Pengambilan data dimulai sejak tanggal 12 Desember 2018 sampai 12 Januari 2019. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan menggunakan rancangan cross-sectional.

Teknik pengambilan sampel adalah non probability sampling dengan teknik quota sampling. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 51 orang pasien nyeri kepala primer yang memenuhi kriteria. Data pada penelitian ini didapatkan dari hasil wawancara sesuai dengan jawaban responden pada kuesioner.

Tingkat kecemasan responden dinilai menggunakan kuesioner Depression Anxiety Stress Scale (DASS) dan intensitas nyeri diukur menggunakan Numeric Rating Scale (NRS).

Kar akter istik r espon den pada penelitian ini akan memberikan gambaran distribusi frekuensi tentang jenis kelamin, usia, pekerjaan dan pendidikan terkahrir. Berikut akan disajikan data distribusi karakteristik responden dalam tabel 1.

Tabel 1 Karakteristik Umum Responden Karakteristik Frekuensi Persentase

(n) (%)

Jenis Kelamin

Laki

Laki 15 37,3

Perempuan 32 62,7

Total 51 100,0

Usia

18

25 tahun 10 19,6

26

35 tahun 14 27,5 36

45 tahun 13 25,5 46

55 tahun 14 27,5

Total 51 100,0

Pekerjaan

Pelajar / 11 21,6

Mahasiswa

IRT 18 35,3

Swasta 12 23,5

Pegawai 10 19,6

Negeri

Total 51 100,0

Pendidikan Terakhir

Tamat SD 6 11,8

SLTP / 5 9,8

Sederajat

SLTA / 27 52,9

Sederajat

Strata I 13 25,5

Total 51 100,0

Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan

bahwa responden perempuan lebih banyak

(62,7 %) dibandingkan dengan reponden laki-

laki (37,3 %). Hal ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Ayzenberg dkk di rusia

dimana penderita nyeri kepala lebih banyak

dialami oleh wanita 52,6% dan pada laki-laki

47,4%.

15

Simonaco dkk menyatakan bahwa

menarche, menstruasi, kehamilan, dan

menopause, dan juga penggunaan kontrasepsi

hormonal dapat memengaruhi terjadinya

migren. Nyeri kepala primer biasanya dimulai

setelah menarche, terjadi lebih sering sebelum

atau selama menstruasi, dan membaik selama

kehamilan dan menopause. Variasi tersebut

dimediasi oleh fluktuasi kadar hormon estrogen

yang mempengaruhi pembuluh darah otak.

16

Terdapat penelitian yang mengatakan bahwa

perbedaan dalam menyikapi nyeri disebabkan

(7)

H I P O K A M P U S Vol. 1 No. 1 Februari 2019 JURNAL ILMIAH NEUROLOGI www. ju rnal hip ok am pus .c om

48 Ikatan Alumni Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

oleh faktor psikologi bukan karena perbedaan jenis kelamin.

17,18

Berdasarkan usia terlihat bahwa responden terdistribusi hampir merata pada semua rentang usia yaitu pada rentang usia 18- 25 tahun

didapatkan 19,6 %. Pada rentang usia 26-35 tahun dan 46-55 tahun yaitu 27,5 %,

sedangkan pada rentang usia 36-45 adalah 25,5

%. Hal ini sesuai dengan pernyataan WHO yang menyatakan bahwa prevalensi orang dewasa dengan nyeri kepala saat ini adalah 50%

diseluruh dunia. Saat ini belum banyak penelitian yang meneliti hubungan usia dengan intensitas nyeri. Hasil penelitian mengenai nyeri dengan usia umumnya masih belum pasti.

Beberapa penelitian mengatakan bahwa usia dewasa akhir lebih sensitif terhadap nyeri, namun penelitian lainnya mengatakan bahwa usia dewasa muda lebih sensitif terhadap rasa nyeri. Nyeri kepala salah satu masalah kesehatan global yang mempengaruhi setiap individu tanpa memandang usia, ras, tingkat pendapatan dan wilayah geografis.

3,4,19,20

Pekerjaan reponden menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah Ibu Rumah Tangga (IRT) yaitu sebanyak 35,5 % dan persentase terkecil pada pekerjaan Pegawai Negeri yaitu 19,6 %. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di RSUDZA Banda Aceh oleh Muhibbul Hadi (2016) dimana ibu rumah tangga (IRT) adalah pekerjaan yang umumnya dijumpai pada pasien nyeri kepala primer.

2 1

Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa terdapat hubungan kuat antara kondisi nyeri dengann aktivitas fisik yang berkurang. Intensitas, durasi, atau lokasi nyeri memiliki pengaruh terhadap aktivitas seseorang. Penelitian juga menunjukkan bahwa emosi negatif pada penderita nyeri dapat menyebabkan terganggunya hubungan interpersonal dan memicu tingkat stress di dalam keluarga.

22,23

Pendidikan terakhir responden terbanyak pada tingkatan SLTA / sederajat yaitu 52,9 % dan persentase terkecil pada tingkat pendidikan SLTP / sederajat yaitu 9,8 %. Pada tingkat pendidikan SD didapatkan persentase sebesar 11,8 % serta responden dengan tingkat pendidikan Strata I sejumlah 25,5 %. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Riyadina dkk (2014) pada pasien migren didapatkan bahwa sebesar 55,3% responden dengan tingkat pendidikan SLTP-SLTA. Pada penelitian yang dilakukan oleh Ayzenbergh dkk juga mendapatkan bahwa pada pasien nyeri

kepala primer sebanyak 79,3% dengan tingkat pendidikan rendah dan hanya 20,7% responden dengan tingkat pendidikan tinggi.

15,24

Tabel 2 Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan

Tingkat Frekuensi Persentase

Kecemasan (n) (%)

Tidak Cemas 13 25,5

Cemas 19 37,3

Ringan

Cemas 16 31,4

Sedang

Cemas Berat 3 5,9 Cemas

0 0,0

Sangat Berat

Total 51 100,0

Tabel 2 menunjukkan gambaran tingkat kecemasan responden terbanyak adalah tingkat kecemasan cemas ringan 37,3 %, cemas sedang dirasakan responden 31,4 %, responden dengan tingkat kecemasan berat sebanyak 5,9%, dan responden yang tidak cemas sebanyak 25,5%. Penelitian yang dilakukan oleh Taejin dkk (2016) yaitu membandingkan kecemasan dan depresi pada responden dengan TTH dan responden yang tidak nyeri kepala didapatkan bahwa kecemasan dan depresi lebih umum terjadi pada responden dengan TTH dibandingkan responden yang tidak merasakan nyeri kepala. Juliane dkk juga mengatakan bahwa pada pasien dengan migrain kronis komorbiditas yang umum adalah kecemasan yang ditemukan pada 75% kasus.

25,26

Setiap individu memiliki mekanisme koping cemas yang berbeda, menurut penelitian terdapat perbedaan antara mekanisme koping pada kecemasan antara wanita dan laki-laki. Wanita umunya menggunakan mekanisme koping dukungan pencarian yaitu mendapatkan dukungan emosional, kenyamanan dan pengertian, adanya bantuan dan saran dari orang lain, serta saran atau bantuan dari seseorang tentang apa yang harus dilakukan.

Penelitian lain menyebutkan bahwa mekanisme

koping yang umumnya digunakan pada

responden dengan cemas dan depresi adalah

faktor agama, yaitu berdoa atau bertasbih dan

memiliki keyakinan dalam beragama seperti

membaca kitab suci Al-Quran. Mekanisme

koping ini termasuk didalamnya tentang

pemahaman individu terhadap penyakit yang

sedang dialaminya.

27,28

(8)

Tabel 3 Distribusi Frekuensi Intensitas

N y e r i

Intensitas Frekuensi Persentase

Nyeri (n) (%)

Tidak Nyeri 0 0,0

Nyeri 4 7,8

Ringan

Nyeri 21 41,2

Sedang

Nyeri Berat 26 51,0

Total 51 100,0

Pada Tabel 3 menunjukkan bahwa mayoritas responden merasakan nyeri berat yaitu sebesar 51 %, nyeri sedang dialami oleh 41,2% responden dan 7,8% responden mengalami nyeri ringan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan di dalam The International Classification of Headache Disorder menyatakan bahwa intensitas nyeri pasien TTH berkisar antara nyeri ringan hingga sedang, pasien migren merasakan nyeri sedang hingga berat dan pasien TAC merasakan nyeri berat hingga nyeri sangat berat.

2

Nyeri merupakan mekanisme sensoris dan afektif dari aktivitas biopsikososial yang timbul karena berbagai sistem neuroanatomik dan neurokimiawi, namun penelitian lain menyebutkan nyeri tidak hanya pengalaman biopsikososial tetapi juga dipengaruhi oleh perilaku yang dapat m e r i n g a n k a n , m e m b e r a t k a n a t a u memperpanjang rasa nyeri. Perilaku nyeri yang yang biasanya dilakukan seseorang dapat berupa meringis, menggosok bagian tubuh, menjaga gerakan lebih berhati-hati dan mendesah. 29

Tabel 4 Hubungan Tingkat Kecemasan dengan Intensitas Nyeri

Berdasarkan Tabel 4.4 didapatkan bahwa responden tidak cemas merasakan nyeri ringan (23,1 %), nyeri sedang (69,2 %) dan nyeri berat (7,7 %). Pada tingkat kecemasan cemas ringan didapatkan bahwa r esponden merasakan nyeri ringan (5,3%), nyeri sedang (31,6%) dan nyeri berat (62,5 %). Pada tingkat

kecamasan cemas sedang didapatkan responden merasakan nyeri sedang (37,5 %) dan nyeri berat (62,5 %), sedangkan pada tingkat kecemasan berat didapatkan seluruh responden merasakan nyeri berat (100 %).

Hasil analisis uji statistik Spearman Rank Correlation Test didapatkan nilai r = 0,487 dan nilai p value 0,0 dimana batas nilai r bermakna dengan jumlah sampel 51 responden adalah 0,276 dan p < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat kecemasan dengan intensitas nyeri pasien nyeri kepala primer.

Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Yasa dkk (2016) juga menunjukan bahwa 80% responden dengan TTH mengalami kecemasan.

44

Nyeri dipengaruhi terhadap faktor fisik, emosional, psikologis, dan sosial yang sering disebut dalam kerangka kerja holistik bio-psiko-sosial. Nyeri umumnya akan menimbulkan perasaan marah, sedih, dan takut pada diri seseorang yang akan menghasilkan kesedihan. Perasaan ini muncul terhadap rasa sakit sebagai indikasi adanya bahaya pada tubuh. Emosi yang dirasakan tersebut jika dihubungkan dengan respons otonom, endokrin, dan kekebalan tubuh akan dapat meningkatkan intensitas nyeri yang dirasakan melalui sejumlah jalur psikofisiologis. Faktor kecemasan telah dilaporkan pada responden dengan nyeri kronis memiliki kecemasan dengan persentase 17-35%. Faktor-faktor e m o s i o n a l s e p e r t i p a d a k e c e m a s a n mempengaruhi persepsi nyeri pada semua tingkat nyeri.

29,31

KESIMPULAN

Adapun kesimpulan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pada pasien nyeri kepala primer yang berobat di Poliklinik Saraf RSUDZA Banda Aceh tingkat kecemasan terbanyak adalah cemas ringan.

2. Pada pasien nyeri kepala primer yang berobat di Poliklinik Saraf RSUDZA Banda Aceh dengan tingkat kecemasan ringan, intensitas nyeri yang dirasakan adalah nyeri berat.

3. Terdapat hubungan tingkat kecemasan

dengan intensitas nyeri pada pasien nyeri

kepala primer di Poliklinik Saraf RSUDZA

Banda Aceh.

(9)

50 Ikatan Alumni Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya

DAFTAR PUSTAKA

1. World Health Organizatin. World Health Report 2001. Geneva: WHO; 2001.

2. Headache Classification Subcommittee of the International Headache Society. The International Classification of Headache Disorders: 2nd edition. Cephalalgia. 2004;24 Suppl 1(5):9–160.

3. The World Health Organization. Atlas of headache disorders and resources in the world 2011. World Heal Organ. 2011;72.

4. WHO. Headache disorders. 2016.

5. Lampl C, Thomas H, Tassorelli C, Katsarava Z, Laínez JM, Lantéri-Minet

6. M, et al. Headache, depression and anxiety: associations in the Eurolight project.

J Headache Pain. 2016;17(1).

7. Vos T, Barber RM, Bell B, Bertozzi- Villa A, Biryukov S, Bolliger I, et al. Global, regional, and national incidence, prevalence, and years lived with disability for 301 acute and chronic diseases and injuries in 188 countries, 1990-2013: A systematic analysis for the Global Burden of Disease Study 2013. Lancet. 2015;386(9995):743– 800.

8. Bandelow B MS. Epidemiology of anxiety disorders in the 21st century.

Dialogues Clin Neurosci. 2015;

9. Woo AKM, Km A, Mb W, Frca BS.

Reviews in Pain Depression and Anxiety in Pain. 2010;

10. American Pain Society. Pain: Current U n d e r s t a n d i n g o f A s s e s m e n t , Management, and Treatment. National Pharmaceutical Council, Inc; 2001.

11. IASP sub committee on Taxonomy.

Classification of Chronic Pain. 2nd ed. Seattle:

IASP Press; 1994 p.

12. Pagé MG, Katz J, Stinson J, Isaac L, Martin-Pichora AL, Campbell F. Validation of the numerical rating scale for pain intensity

and unpleasantness in pediatric acute postoperative pain: Sensitivity to change over time. J Pain. 2012;13(4):359–69.

13. Martyarifki KA. Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Intensitas Nyeri Kepala Primer. 2016;

14. Fardhika. Hubungan Kecemasan dengan Tension-Type Headache di Poliklinik Saraf RSUD dr. Moewardi Surakarta. 2015;

15. Beghi E, Bussone G, D’Amico D, Cortelli P, Cevoli S, Manzoni GC, et al. Headache, anxiety and depressive disorders: The HADAS study. J Headache Pain.

2010;11(2):141–50.

16. Ayzenberg I, Katsarava Z, Sborowski A, Chernysh M. The prevalence of primary headache disorders in Russia: A countrywide survey. 2012;32(5):373– 81.

17. Sacco S, Ricci S, Degan D, Carolei A. Migraine in women: the role of hormones and their impact on vascular diseases. J Headache Pain.

2012 Apr;13(3):177–89.

18. Shankland WE. Factors That Affect Pain Behavior. J Craniomandib Pract.

2011;29(September):144–54.

19. Aslaksen PM, Myrbakk IN, Høifødt RS, Flaten MA. The effect of experimenter gender on autonomic and subjective responses to pain stimuli. Pain. 2007;129(3):260–8.

20. Yezierski RP. The effects of age on pain sensitivity: preclinical studies. Pain Med.

2012 Apr;13 Suppl 2(Suppl 2):S27-36.

21. Wandner LD, Scipio CD, Hirsh AT, T o rre s C A, R o bi ns o n M E . T he perception of pain in others: how gender, race, and age

influence pain

expectations. J Pain. 2012

Mar;13(3):220–7.

(10)

Ikatan Alumni Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya 51

22. Hadi M. Hubungan Intensitas Nyeri dengan Kualitas Tidur pada Pasien Nyeri Kepala Primer di Poliklinik Saraf RSUDZA Banda Aceh. 2016;

23. Ojeda B, Salazar A. The Impact of Chronic Pain: The Perspective of Patients , Relatives , and Caregivers. 2014;32(4):399–407.

24. Salazar A, Mico JA, Failde I. A review of chronic pain impact on patients , their social environment and the health care system.

2016;457–67.

25. Riyadina W. Faktor Risiko dan Komorbidiras Migrain. 2014;(29):371– 84.

26. Mercante JPP, Peres MFP, Bernik MA. Primary headaches in patients with generalized anxiety disorder. J Headache Pain. 2011 Jun;12(3):331–8.

27. Song T-J, Cho S-J, Kim W-J, Yang KI, Yun C-

H, Chu MK. Anxiety and Depression in

Tension-Type Headache: A Population-Based

Study. PLoS One. 2016;11(10):e0165316.

Gambar

Tabel 1 Karakteristik Umum Responden   Karakteristik  Frekuensi  Persentase
Tabel 2 Distribusi Frekuensi Tingkat  Kecemasan
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Intensitas

Referensi

Dokumen terkait

Mikoriza yang berasal dari rizosfer kopi memberikan pengaruh yang lebih baik dibandingkan yang berasal dari rizosfer jambu mete, sedangkan penggunaan amelioran maupun

Pokja Pengadaan Jaket Almamater Mahasiswa Baru ULP Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Tahun 2016 akan melaksanakan Lelang Sederhana

Sehubungan dengan pelaksanaan Evaluasi Penawaran dari perusahaan yang saudara/i pimpin, maka dengan ini kami mengundang saudara/I dalam kegiatan Pembuktian Kualifikasi dan

[r]

Penelitian dilaksanakan pada Sekolah Dasar Kota Padang, dengan sampel Sekolah Dasar Negeri Percobaan Kota Padang (Rintisan Sekolah Berstandar Internasional), Sekolah

Dalam hal penggunaan strategi JITT, peningkatan kemampuan pemecahan masalah dan aspek hasil belajar lainnya seperti sikap ilmiah telah dilakukan penelitian oleh

Dalam melakukan pengelolaan sumber daya yang baik dalam hal ini berupa modal intelektual ( intellectual capital ) yaitu human capital, structural capital, dan

Buatlah komitmen - B uatlah komitmen untuk diri sendiri dan orang lain agar ada konsekuensi yang positif dan yang negatif untuk tingkah laku anda. Memonitor Sikap- R