• Tidak ada hasil yang ditemukan

Komoditas Unggulan Pertanian Subsektor Pangan Dan Perkebunan Provinsi Lampung Tahun Abstract Keywords Abstrak Kata kunci :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Komoditas Unggulan Pertanian Subsektor Pangan Dan Perkebunan Provinsi Lampung Tahun Abstract Keywords Abstrak Kata kunci :"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

Komoditas Unggulan Pertanian Subsektor Pangan Dan Perkebunan Provinsi Lampung Tahun 2015 – 2019

Deon Anggada Pratama deonanggadap48@gmail.com

Luthfi Muta’ali luthfimutaali@ugm.ac.id

Abstract

The subsector of food crops and plantations gave the largest contribution to the GDP value of Lampung Province. This study aims to identify the development of agricultural commodity production of food and plantation subsectors, identify the leading commodities of agriculture subsectors of food and plantations, and identify strategies for the development of agricultural commodities of food subsectors and plantations. The results showed that the level of food crop development was dominated by good development rates and the level of development of plantation crops was dominated by very poor levels of development.

Rice, maize, and soybean commodities are the leading commodities in Lampung Province. Palm oil is the leading commodities in Lampung Province while coconut, rubber, coffee, cocoa, and tobacco commodities are not superior commodities. The determination of appropriate strategies in supporting the potential and addressing problems in the food and plantation subsectors is expected to make the food and plantation subsectors develop in a better direction.

Keywords : Food subsector, plantation subsector, production development, leading commodity, klassen typology

Abstrak

Subsektor tanaman pangan dan perkebunan menberikan kontribusi terbesar terhadap nilai PDRB Provinsi Lampung. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengidentifikasi perkembangan produksi komoditas pertanian subsektor pangan dan perkebunan, mengidentifikasi komoditas unggulan pertanian subsektor pangan dan perkebunan, dan mengidentifikasi strategi untuk pengembangan komoditas pertanian subsektor pangan dan perkebunan. Hasil penelitian memperlihatkan tingkat perkembangan tanaman pangan didominasi oleh tingkat perkembangan yang baik dan tingkat perkembangan tanaman perkebunan didominasi oleh tingkat perkembangan yang sangat buruk. Komoditas padi, jagung, dan kedelai merupakan komoditas unggulan di Provinsi Lampung. Komoditas kelapa sawit merupakan komoditas unggulan di Provinsi Lampung sedangkan komoditas kelapa, karet, kopi, kakao, dan tembakau merupakan komoditas yang tidak unggul. Penentuan strategi yang tepat dalam mendukung potensi dan mengatasi permasalahan yang berada di subsektor pangan dan perkebunan diharapkan dapat membuat subsektor pangan dan perkebunan berkembang kearah yang lebih baik.

Kata kunci : Subsektor pangan, subsektor perkebunan, perkembangan produksi,

komoditas unggulan, tipologi klassen.

(2)

2 PENDAHULUAN

Penentuan komoditi unggulan merupakan langkah awal menuju pembangunan pertanian yang berpijak pada konsep efisiensi untuk meraih keunggulan komparatif dan kompetitif dalam menghadapi globalisasi perdagangan.

Pengembangan komoditi yang memiliki keunggulan komparatif dari sisi penawaran dicirikan oleh superioritas dalam pertumbuhannya pada kondisi biofisik, teknologi, dan kondisi sosial ekonomi petani di suatu wilayah. Sedangkan dari sisi permintaan, komoditi unggulan dicirikan oleh kuatnya permintaan pasar domestik maupun internasional.

Salah satu maksud penentuan komoditi unggulan ini adalah agar pengembangan komoditi tersebut yang secara intrinsik memiliki kekhasan kekuatan berdasarkan keunggulan komperatif yang dimilikinya di dalam lingkup suatu wilayah atau kawasan bisa lebih tajam dan terarah (Patiung, 2015).

Sektor pertanian merupakan sektor yang berkontribusi besar terhadap nilai perekonomian.

Menurut data Produk Domestik Regional Bruto Provinsi Lampung Tahun 2015 – 2019, pertanian merupakan sektor penyumbang terbesar dari nilai PDRB Provinsi Lampung yaitu sebesar lebih dari 20% dari total nilai PDRB tiap tahunnya. Subsektor pangan dan perkebunan merupakan subsektor – subsektor yang berkontribusi besar terhadap nilai PDRB Provinsi Lampung. Subsektor tanaman pangan dan perkebunan merupakan subsektor yang menyumbang nilai PDRB terbesar dari sektor pertanian.

Subsektor tanaman pangan

menyumbang nilai sebesar lebih dari 10% dari nilai total PDRB tiap tahunnya. Subsektor perkebunan menyumbang nilai sebesar lebih dari 5% dari nilai total PDRB tiap tahunnya.

Provinsi Lampung yang merupakan provinsi yang terletak di ujung selatan Pulau Sumatera memiliki daya tarik dalam pemenuhan kebutuhan perekonomian penduduknya. Perekonomian Provinsi Lampung masih berpusat di sektor pertanian. Besarnya nilai PDRB Provinsi Lampung yang disumbangkan oleh sektor pertanian menjadi bukti bahwa sektor pertanian masih menjadi tumpuan perekonomian Provinsi Lampung.

Subsektor tanaman pangan dan perkebunan diharapkan dapat terus mendukung tingkat perekonomian daerah Provinsi Lampung.

Salah satu strategi dan arah kebijakan Provinsi Lampung yang tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah atau yang biasa disebut RPJMD adalah meningkatkan nilai produksi pertanian perkebunan, dan peternakan bermutu melalui ekstensifikasi, intensifikasi, rehabilitasi, divesifikasi berbasiskan pada IPTEK dan sumber daya lokal.

Provinsi Lampung diharapkan mampu untuk mendukung aktivitas pendukung perekonomian di Provinsi Lampung, khususnya sektor pertanian dengan segala sarana prasarana yang memadai dan kebijakan kebijakan yang tepat. Berdasarkan beberapa permasalahan penelitian yang ada, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi perkembangan

produksi komoditas pertanian

(3)

3 subsektor pangan dan perkebunan di Provinsi Lampung tahun 2015 – 2019.

2. Mengidentifikasi komoditas unggulan pertanian subsektor pangan dan perkebunan tiap kabupaten/kota di Provinsi Lampung Tahun 2015 – 2019.

3. Mengidentifikasi strategi untuk pengembangan komoditas pertanian subsektor pangan dan perkebunan di Provinsi Lampung.

METODE PENELITIAN

Pendekatan penelitian yang akan dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif. Lokasi penelitian berada di Provinsi Lampung. Data yang digunakan meliputi data sekunder (Lampung dalam Angka 2015 – 2019). Variabel penelitian ini yaitu produksi komoditas pertanian terutama sub sektor perkebunan, luas lahan budidaya, produktivitas komoditi, laju pertumbuhan, dan kontribusi komoditi. Unit analisis yang digunakan dalam penelitian ini kabupaten/kota yaitu 13 kabupaten dan 2 kota di Provinsi Lampung.

Tujuan pertama pada penelitian ini diolah menggunakan bantuan software untuk mendapatkan hasil tabulasi yang nantinya akan diproses dengan penentuan tingkat perkembangan suatu komoditas dengan menggunakan tipologi klassen (diacu dalam Muta’ali,2015).

Variabel – variabel yang akan digunakan untuk penentuan tingkat perkembangan suatu komoditas tersebut adalah rata – rata jumlah produksi suatu komoditas dan rata – rata pertumbuhan produksi suatu komoditas. Untuk mendapatkan hasil rata – rata produksi suatu komoditas

dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

𝑅𝑅𝑃 = 𝐽𝑃1 + 𝐽𝑃2+. . 𝐽𝑃𝑛

*RRP = rata – rata jumlah produksi 𝑛

*JP1 = jumlah produksi tahun pertama

*JP2 = jumlah produksi tahun kedua

*JPn = jumlah produksi tahun terakhir

*n = jumlah data

Untuk mendapatkan hasil rata – rata pertumbuhan produksi suatu komoditas dapat menggunakan rumus 𝑅𝑅𝑃𝑃

= (𝐽𝑃2 − 𝐽𝑃1) + (𝐽𝑃3 − 𝐽𝑃2)+. . (𝐽𝑃𝑛 − 𝐽𝑃𝑛1)

*RRPP = rata – rata pertumbuhan 𝑛 produksi

*JP1 = jumlah produksi tahun pertama

*JP2 = jumlah produksi tahun kedua

*JP3 = jumlah produksi tahun ketiga

*JPn = jumlah produksi tahun terakhir

*JPn = jumlah produksi tahun sebelum tahun terakhir

*n = jumlah data

Proses penentuan tipe – tipe

tingkat perkembangan suatu

komoditas dilakukan setelah

mendapatkan nilai dari rata – rata

jumlah produksi suatu komoditas dan

rata – rata pertumbuhan produksi

suatu komoditas. Langkah awal

dalam penentuan tipe tingkat

perkembangan suatu komoditas

adalah pengklasifikasian nilai rata –

rata produksi dan nilai rata – rata

pertumbuhan produksi komoditas

tersebut yang dibagi menjadi dua

kelas yaitu diatas rata – rata atau

tinggi dan dibawah rata – rata atau

(4)

4 rendah. Langkah terakhir yang dilakukan adalah penentuan tipe tingkat perkembangan suatu komoditas menggunakan tipologi klassen, yang nantinya akan terbagi menjadi 4 tipe. Berikut ini gambaran kuadran tipologi klassen yang dipakai dalam penentuan hasil tujuan 1.

Rata Rata Pertumbuhan Produksi

Rata Rata Produksi

Tinggi Rendah

Tinggi Rendah

Wilayah tipe A (Sangat Baik) Wilayah tipe C (Buruk)

Wilayah tipe B (Baik) Wilayah tipe D (Sangat Buruk)

Tujuan kedua pada penelitian ini juga diolah menggunakan bantuan software untuk mendapatkan hasil tabulasi yang nantinya akan diproses dengan penentuan tingkat keunggulan suatu komoditas dengan menggunakan tipologi klassen.

Variabel – variabel yang akan digunakan untuk penentuan tingkat keunggulan suatu komoditas tersebut adalah nilai location quotient suatu komoditas pada tahun terakhir dan perubahan nilai LQ suatu komoditas pada tahun awal dan tahun terakhir apakah nilai LQ-nya naik atau turun.

Untuk mendapatkan nilai LQ suatu komoditas dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

𝐿𝑄 = 𝐽𝑃𝑘1/𝐽𝑃𝑠1 𝐽𝑃𝑘/𝐽𝑃𝑠

*LQ = nilai location quotient

*JPk1 = jumlah produksi komoditas di kabupaten/kota

*JPk = jumlah produksi komoditas di provinsi

*JPs1 = jumlah produksi sektor komoditas di kabupaten/kota

*JPs = jumlah produksi sektor komoditas di provinsi

Proses penentuan tipe – tipe tingkat keunggulan suatu komoditas dilakukan setelah mendapatkan nilai

dari location quotient suatu komoditas dan melihat apakah nilai location quotient dari suatu komoditas di tahun terakhir mengalami kenaikan atau penurunan dibandingkan dengan nilai location quotient di tahun awal yang digunakan pada penelitian ini.

Langkah awal dalam penentuan tipe tingkat keunggulan suatu komoditas adalah pengklasifikasian nilai LQ dari suatu komoditas yang dibagi menjadi dua kelas yaitu basis dan non basis.

Langkah terakhir yang dilakukan adalah penentuan tipe tingkat keunggulan suatu komoditas menggunakan tipologi klassen, yang nantinya akan terbagi menjadi 4 tipe.

Berikut ini gambaran kuadran tipologi klassen yang dipakai dalam penentuan hasil tujuan 2.

Perubahan LQ (2015 – 2019)

LQ 2019

Basis Non Basis

Naik Turun

Wilayah tipe A (Sangat Unggul) Wilayah tipe C (Kurang Unggul)

Wilayah tipe B (Unggul) Wilayah tipe D (Tidak Unggul)

Untuk tujuan ketiga, teknik analisis data yang digunakan adalah analisis potensi dan permasalahan.

Hal ini dikarenakan dalam menjawab tujuan ketiga, peneliti menghubungkan hasil dari tujuan pertama dan tujuan kedua dengan beberapa strategi, arah, dan kebijakan sektor pertanian di Provinsi Lampung melalui beberapa dokumen pendukung seperti RPJMD Provinsi Lampung, RTRW Provinsi Lampung, dan lain – lain.

HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi Perkembangan Produksi Komoditas Pangan dan Perkebunan Provinsi Lampung Tahun 2015 – 2019

Subsektor pangan dan

perkebunan merupakan subsektor –

(5)

5 subsektor yang terdapat di dalam sektor pertanian. Menurut data PDRB Provinsi Lampung tahun 2015 – 2019, subsektor pangan dan perkebunan adalah subsektor penyumbang nilai PDRB Provinsi Lampung terbesar dengan total nilai lebih dari 10% dan lebih dari 5% dari nilai total PDRB Provinsi Lampung tiap tahunnya. Perkembangan produksi komoditas pangan dan perkebunan perlu untuk diamati dikarenakan pentingnya subsektor pangan dan perkebunan untuk perekonomian Provinsi Lampung.

Tabel 1 Tingkat Perkembangan Komoditas Padi Rata Rata

Pertumbuhan Produksi

Rata Rata Produksi Tinggi Rendah Tinggi

Rendah Tanggamus, Lampung Selatan, Lampung Timur, Lampung Tengah, Tulang Bawang

Lampung Barat, Way Kanan, Pesawaran, Pringsewu, Mesuji, Tulang Bawang Barat, Pesisir Barat, Kota Bandar Lampung, Kota Metro.

Lampung Utara

Menurut tabel tingkat perkembangan komoditas padi di Provinsi Lampung, wilayah – wilayah di Provinsi Lampung dapat dikategorikan ke dalam 3 tipe, yaitu tipe B, tipe C, dan tipe D. Wilayah tipe B tersebar di 9 wilayah, tipe C tersebar di 5 wilayah, dan tipe D terletak di 1 wilayah.

Tabel 2 Tingkat Perkembangan Komoditas Jagung Rata Rata

Pertumbuhan Produksi

Rata Rata Produksi

Tinggi Rendah

Tinggi

Rendah

Lampung Timur, Lampung Tengah, Lampung Utara.

Lampung Selatan

Lampung Barat, Tanggamus, Way Kanan, Tulang Bawang, Pesawaran, Pringsewu, Mesuji, Tulang Bawang Barat, Pesisir Barat, Kota Bandar Lampung, Kota Metro

Menurut tabel tingkat perkembangan komoditas jagung di Provinsi Lampung, wilayah – wilayah di Provinsi Lampung dapat dikategorikan ke dalam 3 tipe, yaitu tipe A, tipe C, dan tipe D. Wilayah tipe A tersebar di 3 wilayah, tipe C terletak di 1 wilayah, dan tipe D tersebar di 11 wilayah.

Tabel 3 Tingkat Perkembangan Komoditas Kedelai Rata Rata

Pertumbuhan Produksi

Rata Rata Produksi

Tinggi Rendah

Tinggi

Rendah

Lampung Selatan, Lampung Tengah

Tanggamus, Lampung Timur, Mesuji

Lampung Barat, Way Kanan, Pesawaran, Pringsewu, Tulang Bawang Barat

Lampung Utara, Tulang Bawang, Pesisir Barat, Kota Bandar Lampung, Kota Metro

Menurut tabel tingkat perkembangan komoditas kedelai di Provinsi Lampung, wilayah – wilayah di Provinsi Lampung dapat dikategorikan ke dalam 4 tipe, yaitu tipe A, tipe B, tipe C, dan tipe D.

Wilayah tipe A tersebar di 2 wilayah,

tipe B tersebar di 5 wilayah,tipe C

tersebar di 3 wilayah, dan tipe D

tersebar di 5 wilayah.

(6)

6

Tabel 4 Tingkat Perkembangan Komoditas Kelapa Sawit

Rata Rata Pertumbuhan

Produksi

Rata Rata Produksi

Tinggi Rendah

Tinggi

Rendah

Lampung Selatan

Lampung Tengah, Way Kanan, Tulang Bawang, Mesuji

Lampung Barat, Tanggamus, Lampung Timur, Lampung Utara, Pesawaran, Pringsewu, Tulang Bawang Barat, Pesisir Barat, Kota Bandar Lampung, Kota Metro

Menurut tabel tingkat perkembangan komoditas kelapa sawit di Provinsi Lampung, wilayah – wilayah di Provinsi Lampung dapat dikategorikan ke dalam 3 tipe, yaitu tipe A, tipe B, dan tipe C. Wilayah tipe A terletak di 1 wilayah, tipe B tersebar di 10 wilayah, dan tipe C tersebar di 4 wilayah.

Tabel 5 Tingkat Perkembangan Komoditas Kelapa Rata Rata

Pertumbuhan Produksi

Rata Rata Produksi

Tinggi Rendah

Tinggi

Rendah

Tanggamus, Pesisir Barat Lampung Selatan, Lampung Timur, Lampung Tengah, Pesawaran

Pringsewu, Mesuji, Tulang Bawang Barat Lampung Barat, Lampung Utara, Way Kanan, Tulang Bawang, Kota Bandar Lampung, Kota Metro

Menurut tabel tingkat perkembangan komoditas kelapa di Provinsi Lampung, wilayah – wilayah di Provinsi Lampung dapat dikategorikan ke dalam 3 tipe, yaitu tipe A, tipe B, tipe C, dan tipe D.

Wilayah tipe A tersebar di 2 wilayah, tipe B tersebar di 3 wilayah, tipe C tersebar di 4 wilayah, dan tipe D tersebar di 6 wilayah.

Tabel 6 Tingkat Perkembangan Komoditas Karet Rata Rata

Pertumbuhan Produksi

Rata Rata Produksi

Tinggi Rendah

Tinggi

Rendah

Lampung Utara, Tulang Bawang, Mesuji

Way Kanan, Tulang Bawang Barat

Lampung Barat, Tanggamus, Lampung Tengah, Lampung Timur, Pringsewu, Pesisir Barat, Kota Bandar Lampung, Kota Metro Lampung Selatan, Pesawaran

Menurut tabel tingkat perkembangan komoditas karet di Provinsi Lampung, wilayah – wilayah di Provinsi Lampung dapat dikategorikan ke dalam 4 tipe, yaitu tipe A, tipe B, tipe C, dan tipe D.

Wilayah tipe A tersebar di 3 wilayah, tipe B tersebar di 8 wilayah, tipe C tersebar di 2 wilayah, dan tipe D tersebar di 2 wilayah.

Tabel 7 Tingkat Perkembangan Komoditas Kopi Rata Rata

Pertumbuhan Produksi

Rata Rata Produksi

Tinggi Rendah

Tinggi Rendah

Tanggamus Lampung Barat, Lampung Utara, Way Kanan

Lampung Selatan, Lampung Timur, Lampung Tengah, Tulang Bawang, Pesawaran, Pringsewu, Mesuji, Tulang Bawang Barat, Pesisir Barat, Kota Bandar Lampung, Kota Metro

Menurut tabel tingkat perkembangan komoditas kopi di Provinsi Lampung, wilayah – wilayah di Provinsi Lampung dapat dikategorikan ke dalam 3 tipe, yaitu tipe A, tipe C, dan tipe D. Wilayah tipe A terletak di 1 wilayah, tipe C tersebar di 3 wilayah, dan tipe D terletak di 11 wilayah.

(7)

7

Tabel 8 Tingkat Perkembangan Komoditas Kakao Rata Rata

Pertumbuhan Produksi

Rata Rata Produksi

Tinggi Rendah

Tinggi

Rendah Pesawaran Tanggamus, Lampung Selatan, Lampung Timur

Lampung Barat, Lampung Tengah, Lampung Utara, Way Kanan, Tulang Bawang, Pringsewu, Mesuji, Tulang Bawang Barat, Pesisir Barat, Kota Bandar Lampung, Kota Metro

Menurut tabel tingkat perkembangan komoditas kakao di Provinsi Lampung, wilayah – wilayah di Provinsi Lampung dapat dikategorikan ke dalam 3 tipe, yaitu tipe A, tipe C, dan tipe D. Wilayah tipe A terletak di 1 wilayah, tipe C tersebar di 3 wilayah, dan tipe D terletak di 11 wilayah.

Tabel 9 Tingkat Perkembangan Komoditas Tembakau Rata Rata

Pertumbuhan Produksi

Rata Rata Produksi

Tinggi Rendah

Tinggi

Rendah

Lampung Timur Tanggamus, Pesawaran, Pringsewu

Tulang Bawang, Mesuji Lampung Barat, Lampung Selatan, Lampung Tengah, Lampung Utara, Way Kanan, Tulang Bawang Barat, Pesisir Barat, Kota Bandar Lampung, Kota Metro

Menurut tabel tingkat perkembangan komoditas tembakau di Provinsi Lampung, wilayah – wilayah di Provinsi Lampung dapat dikategorikan ke dalam 4 tipe, yaitu tipe A, tipe B, tipe C, dan tipe D.

Wilayah tipe A terletak di 1 wilayah, tipe B tersebar di 2 wilayah, tipe C tersebar di 3 wilayah, dan tipe D terletak di 9 wilayah.

Identifikasi Komoditas Unggulan Subsektor Pangan dan Perkebunan Provinsi Lampung Tahun 2015 – 2019

Penentuan komoditi unggulan memiliki maksud agar pengembangan komoditi tersebut yang secara intrinsik memiliki kekhasan kekuatan berdasarkan keunggulan komperatif yang dimilikinya di dalam lingkup suatu wilayah atau kawasan bisa lebih tajam dan terarah (Patiung, 2015).

Tabel 10 Tingkat Keunggulan Komoditas Padi Perubahan

LQ (2015 – 2019)

LQ 2019

Basis Non Basis Naik

Turun

Lampung Barat, Tanggamus, Lampung Tengah, Tulang Bawang, Pesawaran, Pringsewu, Mesuji, Pesisir Barat, Kota Bandar Lampung, Kota Metro Tulang Bawang Barat

Lampung Selatan Lampung Timur, Lampung Utara, Way Kanan

Menurut tabel tingkat keunggulan komoditas padi, komoditas padi merupakan komoditas yang unggul di Provinsi Lampung dan tersebar di 11 wilayah.

Tabel 11 Tingkat Keunggulan Komoditas Jagung Perubahan

LQ (2015 – 2019)

LQ 2019

Basis Non Basis

Naik

Turun

Lampung Utara, Way Kanan

Lampung Selatan, Lampung Timur

Tanggamus, Lampung Tengah, Tulang Bawang, Tulang Bawang Barat, Pesisir Barat, Kota Bandar Lampung, Kota Metro Lampung Barat, Pesawaran, Pringsewu, Mesuji

Menurut tabel tingkat

keunggulan komoditas jagung,

komoditas jagung merupakan

(8)

8 komoditas yang unggul di Provinsi Lampung dan tersebar di 9 wilayah.

Tabel 12 Tingkat Keunggulan Komoditas Kedelai Perubahan

LQ (2015 – 2019)

LQ 2019

Basis Non Basis Naik

Turun

Lampung Barat, Lampung Selatan, Lampung Tengah, Way Kanan, Pesawaran, Pringsewu, Tulang Bawang Barat

Kota Bandar Lampung, Kota Metro

Tanggamus, Lampung Timur, Lampung Utara, Tulang Bawang, Mesuji, Pesisir Barat

Menurut tabel tingkat keunggulan komoditas kedelai, komoditas kedelai merupakan komoditas yang unggul di Provinsi Lampung dan tersebar di 9 wilayah.

Tabel 13 Tingkat Keunggulan Komoditas Kelapa Sawit Perubahan

LQ (2015 – 2019)

LQ 2019

Basis Non Basis

Naik

Turun

Lampung Tengah, Tulang Bawang, Mesuji, Pesisir Barat

Tanggamus, Lampung Selatan, Lampung Timur, Way Kanan, Pringsewu, Tulang Bawang Barat, Kota Bandar Lampung Lampung Barat, Lampung Utara, Pesawaran, Kota Metro

Menurut tabel tingkat keunggulan komoditas kelapa sawit, komoditas kelapa sawit merupakan komoditas yang unggul di Provinsi Lampung dan tersebar di 11 wilayah.

Tabel 14 Tingkat Keunggulan Komoditas Kelapa Perubahan

LQ (2015 – 2019)

LQ 2019

Basis Non Basis Naik

Turun

Tanggamus

Lampung Selatan, Lampung Timur, Pringsewu, Pesisir Barat, Kota Bandar Lampung, Kota Metro

Lampung Tengah, Tulang Bawang, Mesuji, Tulang Bawang Barat Lampung Barat, Lampung Utara, Way Kanan, Pesawaran

Menurut tabel tingkat keunggulan komoditas kelapa, komoditas kelapa merupakan komoditas yang tidak unggul di Provinsi Lampung dan tersebar di 10 wilayah.

Tabel 15 Tingkat Keunggulan Komoditas Karet Perubahan

LQ (2015 – 2019)

LQ 2019

Basis Non Basis

Naik

Turun

Lampung Utara, Tulang Bawang, Mesuji

Way Kanan, Tulang Bawang Barat

Lampung Barat, Lampung Tengah, Pringsewu, Pesisir Barat Tanggamus, Lampung Selatan, Lampung Timur, Pesawaran, Kota Bandar Lampung, Kota Metro

Menurut tabel tingkat

keunggulan komoditas karet,

komoditas karet merupakan

komoditas yang tidak unggul di

Provinsi Lampung dan tersebar di 8

wilayah.

(9)

9

Tabel 16 Tingkat Keunggulan Komoditas Kopi Perubahan

LQ (2015 – 2019)

LQ 2019

Basis Non Basis

Naik

Turun Lampung Barat, Tanggamus, Lampung Utara

Lampung Tengah, Mesuji Lampung Selatan, Lampung Timur, Way Kanan, Tulang Bawang, Pesawaran, Pringsewu, Tulang Bawang Barat, Pesisir Barat, Kota Bandar Lampung, Kota Metro

Menurut tabel tingkat keunggulan komoditas kopi, komoditas kopi merupakan komoditas yang tidak unggul di Provinsi Lampung dan tersebar di 13 wilayah.

Tabel 17 Tingkat Keunggulan Komoditas Kakao Perubahan

LQ (2015 – 2019)

LQ 2019

Basis Non Basis

Naik Turun

Pesawaran Tanggamus, Lampung Selatan, Lampung Timur, Pringsewu

Mesuji Lampung Barat, Lampung Tengah, Lampung Utara, Way Kanan, Tulang Bawang, Tulang Bawang Barat, Pesisir Barat, Kota Bandar Lampung, Kota Metro

Menurut tabel tingkat keunggulan komoditas kakao, komoditas kakao merupakan komoditas yang tidak unggul di Provinsi Lampung dan tersebar di 13 wilayah.

Tabel 18 Tingkat Keunggulan Komoditas Tembakau Perubahan

LQ (2015 – 2019)

LQ 2019

Basis Non Basis Naik

Turun

Lampung Timur, Kota Metro

Tanggamus, Pesawaran, Pringsewu

Tulang Bawang, Mesuji, Tulang Bawang Barat, Pesisir Barat, Kota Bandar Lampung Lampung Barat, Lampung Selatan, Lampung Tengah, Lampung Utara, Way Kanan

Menurut tabel tingkat keunggulan komoditas tembakau, komoditas tembakau merupakan komoditas yang tidak unggul di Provinsi Lampung dan tersebar di 8 wilayah.

Identifikasi Strategi Pengembangan Pertanian Subsektor Pangan dan

Perkebunan Provinsi Lampung Subsektor pangan memiliki beberapa potensi dan permasalahan yang terjadi di dalamnya. Komoditas padi memiliki beberapa potensi yang dapat mendukung pengembangan komoditas tersebut. Namun, komoditas padi memiliki satu permasalahan yaitu rata – rata produksi yang rendah. Komoditas jagung memiliki potensi yang berasal dari tingkat keunggulan komoditas yang unggul dan nilai LQ yang terus bertambah. Namun, komoditas jagung memiliki beberapa permasalahan yang menghambat pengembangan komoditas tersebut.

Komoditas kedelai memiliki potensi yang berasal dari tingkat keunggulan komoditas yang sangat unggul dan nilai LQ yang terus bertambah.

Namun komoditas kedelai memiliki

beberapa permasalahan yang

(10)

10 menghambat pengembangan komoditas tersebut.

Subsektor perkebunan memiliki beberapa potensi dan permasalahan yang terjadi di dalamnya. Komoditas kelapa sawit memiliki beberapa potensi yang dapat mendukung pengembangan komoditas tersebut. Namun, komoditas kelapa sawit memiliki permasalahan yaitu rata – rata produksi yang rendah dan menjadi komoditas non basis di Provinsi Lampung. Komoditas kelapa memiliki potensi yang berasal dari nilai LQ yang berada di atas angka satu sehingga menjadikan kelapa sebagai komoditas basis di Provinsi Lampung Namun, komoditas kelapa memiliki beberapa permasalahan yang menghambat pengembangan komoditas tersebut. Komoditas karet memiliki potensi yang berasal dari tingkat perkembangan komoditas yang baik dan rata – rata pertumbuhan produksi yang baik. Namun komoditas karet memiliki beberapa permasalahan yang menghambat pengembangan komoditas tersebut.

Komoditas kopi, kakao, dan tembakau memiliki beberapa permasalahan yang menghambat pengembangan komoditas tersebut serta tidak ditemukannya potensi pada komoditas tersebut.

KESIMPULAN

1. Tingkat perkembangan tanaman pangan di Provinsi Lampung pada tahun 2015 – 2019 didominasi oleh tingkat perkembangan yang baik dan tingkat perkembangan tanaman perkebunan di Provinsi Lampung pada tahun 2015 – 2019 didominasi oleh tingkat perkembangan yang sangat buruk.

2. Komoditas padi, jagung, dan kedelai merupakan komoditas unggulan di Provinsi Lampung yang terdapat di dalam subsektor pangan. Komoditas kelapa sawit merupakan komoditas unggulan di Provinsi Lampung yang terdapat di dalam subsektor perkebunan sedangkan komoditas kelapa, karet, kopi, kakao, dan tembakau merupakan komoditas yang tidak unggul.

3. Penentuan strategi yang tepat dalam mendukung potensi dan mengatasi permasalahan yang berada di subsektor pangan dan perkebunan diharapkan dapat membuat subsektor pangan dan perkebunan berkembang kearah yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2016.

Lampung dalam Angka Tahun 2016. Lampung:

BPS Provinsi Lampung.

Badan Pusat Statistik. 2017.

Lampung dalam Angka Tahun 2017. Lampung:

BPS Provinsi Lampung.

Badan Pusat Statistik. 2018.

Lampung dalam Angka Tahun 2018. Lampung:

BPS Provinsi Lampung.

Badan Pusat Statistik. 2019.

Lampung dalam Angka Tahun 2019. Lampung:

BPS Provinsi Lampung.

Badan Pusat Statistik. 2020.

Lampung dalam Angka Tahun 2020. Lampung:

BPS Provinsi Lampung.

Muta’ali, Luthfi. 2015. Teknik

Analisis Regional. Yogyakarta :

Badan Penerbit Fakultas

Geografi UGM.

(11)

11 Patiung, Markus. 2015. Analisis

Penetapan dan Pengembangan

Produk Holtikultura Kabupaten

Tuban Tahun 2015: Jurnal

ilmiah Sosio Agribisnis.

(12)

12

Gambar

Tabel 1 Tingkat Perkembangan Komoditas Padi  Rata  Rata
Tabel 4 Tingkat Perkembangan Komoditas Kelapa  Sawit
Tabel 11 Tingkat Keunggulan Komoditas Jagung  Perubahan
Tabel 14 Tingkat Keunggulan Komoditas Kelapa Perubahan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada karyawan unit Direktorat IT Solution & Supply kantor telkom Japati Bandung mengenai faktor – faktor stres yang

Bangunan pembawa mempunyai fungsi membawa/mengalirkan air dari sumbernya menuju petak irigasi. Bangunan pembawa meliputi saluran primer, saluran sekunder, saluran tersier

permasalahan diatas, kajian tentang gerusan lokal di sekitar abutmen jembatan yang terdapat pada sungai akibat adanya pengaruh debit perlu mendapat perhatian secara

Menggunakan prediksi dapat ditentukan jenis buku apa yang mesti dijual pada waktunya serta penjadwalan yang baik bagi karyawan Terkait dengan hal ini, penulis melakukan riset

Fenomena berbeda terjadi pada bak eksperimen dimana semakin dalam lapisan sampah, setelah 3 minggu percobaan, dengan adanya lapisan GCLs, maka kualitas lindi

Penggunaan pupuk organik dan pupuk anorganik tersebut juga meningkatkan pertumbuhan tanaman, salah satunya adalah luas daun yang berpengaruh terhadap kelangsungan

perusahaan dapat tercapai maka perusahaan harus mempunyai kinerja yang tinggi.. Kebijaksanaan perusahaan mempunyai pengaruh yang kuat

Berdasar latar belakang sebagaimana tersebut diatas, maka yang menjadi permasalahan dalam kaitanya dengan judul tulisan ini adalah pertama, bagaimana penerapan