• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN DI PT. KARYA TERANG SEDATI SIDOARJO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN DI PT. KARYA TERANG SEDATI SIDOARJO."

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI

MANAJEMEN KEPEGAWAIAN

DI PT. KARYA TERANG SEDATI

SIDOARJO

SKRIPSI

Disusun Oleh :

ALBRECHT PUTRA JUANANDA RANDA BUNGA

NPM : 0632010134

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

(2)

ABSTRAKSI

Ketergantungan dunia usaha terhadap komputerisasi sudah berlangsung sejak dua atau tiga dasawarsa yang lalu. Tidaklah mengherankan bila diera globalisasi dan informasi ini, komputer merupakan pendukung handal dalam kemajuan suatu perusahaan, khususnya sebagai ketersediaan dan pengembangan sistem informasi manajemen di berbagai bidang.

PT. Karya Terang Sedati merupakan salah satu dari perusahaan industri manufaktur yang bergerak di bidang pembuatan label paper, release liner dan packaging tape serta menerima pesanan label suatu produk.

PT. Karya Terang Sedati sebagai salah satu perusahaan skala nasional, dengan jumlah 239 namun sistem informasi Kepegawaian yang masih dilakukan belum optimal. Hal tersebut disebabkan adanya hambatan internal yang berhubungan dengan kualitas penyajian informasi diantaranya proses input data karyawan, proses absensi dan rekap absensi serta penyajian output berupa laporan data karyawan dan absensi secara manual serta belum terkomputerisasi.

Untuk memenuhi kebutuhan akan informasi ini, maka perlu dikembangkan suatu Sistem Informasi Manajemen yang memadai sehingga dapat memberikan informasi yang lebih baik dari informasi yang diberikan oleh sistem yang ada selama ini. Pengembangan Sistem Informasi berbasis komputer ini diharapkan mampu menjawab permasalahan yang ada mengenai Sistem Informasi Manajemen selama ini.

Pengembangan sistem ini dapat memperbaiki prosedur kegiatan update, insert maupun delete dari data karyawan serta data absensi menjadi lebih efektif karena tidak dilakukan lagi pencatatan secara manual serta mempercepat penyampaian informasi bidang kepegawaian yang ada sehingga prosedur manajemen menjadi lebih efisien karena adanya penyederhanaan dari sistem manual menjadi sistem informasi manajemen terkomputerisasi sehingga akan mempermudah tugas operator dalam menghasilkan sistem informasi yang akurat, tepat waktu, dan relevan sehingga dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan.

Kata kunci : Sistem Informasi Manajemen ( Microsoft Visual Basic.NET ),

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ketergantungan dunia usaha terhadap komputerisasi sudah berlangsung

sejak dua atau tiga dasawarsa yang lalu. Tidaklah mengherankan bila diera

globalisasi dan informasi ini, komputer merupakan pendukung handal dalam

kemajuan suatu perusahaan, khususnya sebagai ketersediaan dan pengembangan

sistem informasi manajemen di berbagai bidang.

Di setiap perusahaan, pengelolaan dan pemanfaatan manusia sebagai asset

perusahaan turut memberikan peran. Masalah kepegawaian memerlukan adanya

penyimpanan database yang baik seperti pengarsipan dokumen, pembuatan

laporan – laporan hingga pengelolaan pegawai baru, aktivitas kerja , masa kerja,

sampai masa kerja karyawan tersebut berakhir. Permasalahan ini memerlukan

suatu teknologi informasi yang didalamnya memberikan sistem multifungsi sesuai

dengan apa yang diharapkan perusahaan sehingga perusahaan dapat berjalan

sesuai dengan tujuannya.

Sistem informasi merupakan suatu sistem yang dibuat oleh manusia yang

terdiri dari komponen – komponen dalam organisasi untuk mencapai suatu tujuan

yaitu menyampaikan informasi. Selain itu sistem informasi yang dapat dibangun

dengan baik dan benar antara lain dapat meningkatkan produktivitas,

menghilangkan kegiatan yang tidak memiliki manfaat (nilai tambah),

(4)

perusahaan serta meningkatkan kualitas kebijakan manajemen. Sedangkan secara

umum manfaat-manfaat sistem informasi tersebut dapat dikategorikan sebagai

manfaat berwujud (tangible benefit) dan manfaat tak berwujud (intangible

benefit).

PT. Karya Terang Sedati merupakan salah satu dari perusahaan industri

manufaktur yang bergerak di bidang pembuatan label paper, release liner dan

packaging tape serta menerima pesanan label suatu produk.

PT. Karya Terang Sedati sebagai salah satu perusahaan skala nasional,

dengan jumlah 239 namun sistem informasi Kepegawaian yang masih dilakukan

belum optimal. Hal tersebut disebabkan adanya hambatan internal yang

berhubungan dengan kualitas penyajian informasi diantaranya proses input data

karyawan, proses absensi dan rekap absensi serta penyajian output berupa laporan

data karyawan dan absensi secara manual serta belum terkomputerisasi. Dengan

adanya kondisi demikian menyebabkan pihak manajemen tidak dapat tepat waktu

dalam memberikan report sebagai pertanggungjawaban dan hal ini berpengaruh

pula pada pengambilan kebijakan yang berhubungan dengan masalah

kepegawaian. Pada perusahaan ini, bagian yang masih dikerjakan secara manual

dalam menentukan laju informasi adalah pencacatan data personal karyawan, data

mutasi karyawan serta berbagai data yang menjadi report tiap bulan yang akan

memperlambat arus informasi yang diinginkan oleh pihak manajemen perusahaan

dalam mengambil keputusan.

Melihat masalah tersebut diatas maka PT. KARYA TERANG SEDATI

(5)

agar dapat menata manajemen dengan baik sekaligus menyederhanakan dan

mempermudah pengaturan. Komputerisasi sistem informasi merupakan solusi

yang tepat bagi PT. KARYA TERANG SEDATI agar dapat meningkatkan arus

informasi di perusahaan.

Oleh karena itu perlu adanya perancangan sistem informasi manajemen

kepegawaian yang diharapkan dapat membantu masalah-masalah yang ada,

sehingga dapat mempermudah dalam proses pengambilan keputusan secara tepat

dengan tersedianya informasi-informasi yang tepat waktu, akurat dan relevan.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang seperti yang telah diketahui diatas, maka dapat

dirumuskan suatu permasalahan : “Bagaimana mengembangkan suatu Sistem

Informasi Manajemen Kepegawaian sehingga memudahkan kinerja perusahaan untuk mendapatkan informasi yang cepat, tepat, relevan dan akurat?’’.

1.3. Batasan Masalah

Untuk memudahkan pemecahan masalah perlu dilakukan pembatasan

masalah sehingga permasalahan menjadi lebih sederhana. Pembatasan masalah

tersebut meliputi :

1. Tidak dilakukan analisa pengadaan biaya perangkat lunak.

(6)

3. Pembatasan hanya pada perancangan sistem informasi manajemen dan

perancangan perangkat lunak sebagai pendukung sistem informasi

tersebut.

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan sistem informasi

manajemen kepegawaian yang efektif dan efisien untuk mempermudah pencarian

data personal karyawan, dan data absensi sehingga didapat informasi yang cepat,

akurat dan relevan.

1.5. Asumsi – asumsi

Asumsi-asumsi yang mendasari terhadap permasalahan dalam penelitian

ini adalah :

1. Data berupa hasil wawancara dan report per bulan karyawan sudah

benar.

2. Sistem dan prosedur yang digunakan adalah yang berlaku di

perusahaan saat ini.

3. Karyawan dianggap mampu dan cukup handal dalam mengoperasikan

program aplikasi komputer.

1.6. Manfaat Penelitian

Manfaat dari pengembangan sistem informasi ini adalah sebagai berikut :

(7)

- Menyederhanakan dan memudahkan prosedur yang berlaku

- Meningkatkan tanggung jawab dan wewenang

b. Bagi Perguruan Tinggi

Sebagai bahan perbendaharaan perpustakaan dan studi banding bagi

mahasiswa lain dimasa yang akan datang.

c. Bagi Mahasiswa

- Sebagai bahan perbandingan antara teori dan praktek sehingga

dapat menambah wawasan yang sangat penting bagi penulis

dimasa yang akan datang

- Dapat mengembangkan pengetahuan yang selama ini hanya

didapat secara teoritis untuk diterapkan dalam praktek yang nyata.

1.7. Sistematika Penulisan

Pada dasarnya sistematika penyusunan berisikan mengenai uraian yang

akan dibahas pada masing-masing bab, sehingga dalam setiap bab akan

mempunyai pembahasan topik tersendiri.

Adapun sistematika penulisan dari tugas akhir ini adalah :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisikan penjelasan mengenai latar belakang penulisan

tugas akhir ini yang menguraikan tentang perusahaan, masalah

yang terdapat diperusahaan, batasan masalah, asumsi, maksud dan

(8)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini mengemukakan dasar-dasar teori yang yang berhubungan

dan berkenaan dengan topic yang dibahas dan akan dipakai sebagai

dasar dalam menganalisa dan memecahkan masalah

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini berisi lokasi dan waktu penelitian, langkah – langkah

penelitian, langkah – langkah analisa sistem, dan langkah –

langkah perancangan sistem.

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

Bab ini menguraikan penjelasan mengenai identifikasi

permasalahan, analisa formulir dan dokumen yang digunakan,

analisa sistem dan prosedur yang diterapkan serta analisa

kebutuhan informasi, juga membahas mengenai perancangan

sistem yang terdiri dari diagram perancangan input dan output dari

program.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini mengemukakan kesimpulan dari pemecahan masalah dan

memberikan saran terhadap perbaikan sistem yang digunakan saat

ini.

DAFTAR PUSTAKA

(9)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Sistem

Terdapat dua kelompok pendekatan didalam mendefinisikan sistem, yaitu

yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau

elemennya. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur

mendefinisikan sistem sebagai berikut: (HM. Jogiyanto, 2005 : 1)

Suatu sistem adalah suatu jaringan dari prosedur-prosedur yang saling

berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau

untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.

Pendekatan sistem yang merupakan jaringan kerja dari prosedur lebih

menekankan pada urut-urutan operasi didalam sistem. Prosedur (procedure)

didefinisikan oleh Richard F. Neusehel sebagai berikut: (HM. Jogiyanto, 2005: 1)

Suatu prosedur adalah suatu urut-urutan operasi klerikal (tulis-menulis),

biasanya melibatkan beberapa orang didalam satu atau lebih departemen, yang

diterapkan untuk menjamin penanganan yang seragam dari transaksi-transaksi

bisnis yang terjadi.

Lebih lanjut Jerry FitzGerald, Ardra F. FitzGerald dan Warren D.

Stallings, Jr., mendefinisikan prosedur sebagai berikut : (HM. Jogiyanto,2005: 2)

Suatu prosedur adalah urut-urutan yang tepat dari tahapan-tahapan

instruksi yang menerangkan apa (what) yang harus dikerjakan dan siapa (Who)

yang mengerjakannya, kapan (when) dikerjakan dan bagaimana (how)

(10)

Sedangkan pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau

komponenya, didefinisikan oleh Jerry FitzGerald (1981) sistem sebagai berikut

ini: (HM. Jogiyanto, 2005: 2)

Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk

mencapai tujuan tertentu.

Lebih lanjut Raymond Mecleod, Jr. mendefinisikan sistem sebagai

berikut:(Mecleod, 2001: 11)

Sistem adalah sekelompok elemen-elemen yang terintegrasi dengan maksud yang

sama untuk mencapai suatu tujuan.

Pendekatan sistem yang merupakan kumpulan dari elemen-elemen atau

komponen-komponen atau subsistem-subsistem merupakan definisi yang lebih

luas karena pada kenyataannya suatu sistem dapat terdiri dari beberapa subsistem

atau elemen-elemen bagian. Komponen-komponen atau subsistem-subsistem yang

saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk satu kesatuan sehingga

tujuan atau sasaran sistem tersebut dapat tercapai. Untuk menganalisis dan

merencanakan suatu sistem, analisa dan perancangan suatu sistem harus mengerti

terlebih dahulu mengenai komponen-komponen atau elemen-elemen atau

subsistem-subsistem dari sistem tersebut.

Suatu sistem mempunyai maksud tertentu. Ada yang menyebutkan

maksud dari suatu sistem adalah untuk mencapai suatu tujuan (goal) dan ada yang

menyebutkan untuk mencapai suatu sasaran (objectives). Goal biasanya

dihubungkan dengan ruang lingkup yang lebih luas dan sasaran dalam ruang

ingkup yang lebih sempit. Bila merupakan suatu sistem utama, seperti misalnya

(11)

sistem-sistem yang lainnya yang merupakan bagian atau subsistem dari sistem

bisnis, maka istilah objectives yang lebih tepat. Jadi tergantung dari ruang lingkup

darimana memandang sistem tersebut. Seringkali tujuan (goal) dan sasaran

(objectives) digunakan bergantian dan tidak dibedakan.

2.1.1 Karakteristik Sistem

Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat yang tertentu, yaitu :

(HM. Jogiyanto,2005: 3)

1. Komponen sistem (Component)

Komponen sistem (Component) adalah suatu sistem yang terdiri dari sejumlah

komponen yang saling berinteraksi membentuk satu kesatuan.

Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa satuan

sub sistem atau bagian-bagian dari sistem

2. Batas sistem (Boundary)

Batas sistem (Boundary) merupakan daerah yang membatasi antara suatu

sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.

3. Lingkungan luar sistem (Environment)

Lingkungan luar (Environment) dari suatu sistem adalah apapun diluar batas

dari suatu sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem

dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem

tersebut. Lingkungan luar yang menguntungkan merupakan energi dari sistem

dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedang lingkungan

luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak maka akan

(12)

4. Penghubung sistem (Interface)

Penghubung (Interface) merupakan media penghubung antara satu subsistem

dengan subsistem yang lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan

sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem yang lainnya. Keluaran

(output) dari satu subsistem akan menjadi masukan (input) untuk subsistem

yang lainnya dengan melalui penghubung. Dengan penghubung satu

subsistem dapat berintegrasi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu

kesatuan.

5. Masukan sistem (Input)

Masukan (Input) adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan

dapat berupa masukan perawatan (maintenance input) dan masukan sinyal

(signal input). Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya

sistem tersebut dapat beroperasi. Signal input adalah energi yang diproses

untuk didapatkan keluaran.

6. Keluaran sistem (Output)

Keluaran (Output) adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasian

menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat

merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada supra sistem.

7. Pengolah sistem (Process)

Pengolah sistem adalah suatu sistem yang mempunyai bagian pengolah yang

akan merubah masukan jadi keluaran.

8. Sasaran sistem (Objectives)

Suatu sistem dapat mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Kalau

(13)

gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang

dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.

2.1.2 Klasifikasi Sistem

Sistem dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut pandangan, diantaranya

adalah sebagai berikut: (HM. Jogiyanto, 2005 : 6)

1. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem abstrak (abstract system) dan sistem

fisik (Physical system).

Sistem abstrak adalah sistem yang berupa pemikiran atau ide-ide yang tidak

tampak secara fisik. Sistem fisik merupakan sistem yang ada secara fisik.

2. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem alamiah (natural system) dan sistem

buatan manusia (human made system).

Sistem alamiah adalah sistem yang terjadi melalui proses alam, tidak dibuat

manusia. Sistem buatan manusia adalah sistem yang dirancang manusia.

3. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertentu (deterministic system) dan

sistem tak tentu (probabilitas system).

Sistem tertentu beroperasi dengan tingkah laku yang sudah dapat diprediksi.

Interaksi diantara bagian-bagiannya dapat dideteksi dengan pasti, sehingga

keluaran dari sistem dapat diramalkan. Sistem tak tentu adalah sistem yang

kondisi masa depannya tidak dapat diprediksi karena mengandung unsur

probabilitas.

4. Sistem diklasifikasikan sebagai sistem tertutup (closed system) dan sistem

(14)

Sistem tertutup merupakan sistem yang tidak berhubungan dan tidak

terpengaruh dengan lingkungan luarnya. Sistem terbuka adalah sistem yang

berhubungan dan terpengaruh dengan lingkungan luarnya.

Gambar 2.1 Karakteristik suatu sistem

(Sumber: Jogiyanto HM, Analisis & Desain Sistem Informasi: Pendekatan terstruktur teori dan praktek aplikasi bisnis, ANDI, Yogyakarta, 2005: hal 6)

Sub

2.2 Konsep dasar Informasi

Informasi sangat penting artinya bagi suatu sistem dimana informasi dapat

didefinisikan sebagai berikut : (HM. Jogiyanto, 2005: 8)

Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan

lebih berarti bagi yang menerimanya.

Sumber dari informasi adalah data. Data merupakan bentuk jamak dari

(15)

kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian (event) adalah sesuatu

yang terjadi pada saat tertentu. Kesatuan nyata (fact dan entity) adalah berupa

suatu obyek nyata seperti tempat, benda dan orang yang betul-betul ada dan

terjadi.

2.2.1 Siklus Informasi

Data merupakan bentuk yang masih mentah yang belum dapat bercerita

banyak, sehingga perlu diolah lebih lanjut. Data diolah melalui suatu model untuk

dihasilkan informasi. Data yang diolah melalui suatu model menjadi informasi,

penerima kemudian menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan

melakukan tindakan, yang berarti menghasilkan suatu tindakan yang lain yang

akan membuat sejumlah data kembali. Data tersebut akan ditangkap sebagai input.

Diproses kembali lewat suatu model dan seterusnya membentuk suatu siklus.

Siklus ini oleh John Burch disebut dengan siklus informasi (information cycle).

Siklus ini disebut juga siklus pengolahan data (data processing cycles),

seperti terlihat pada gambar berikut ini :

Proses

Gambar 2.2 Siklus Informasi

(16)

2.2.2 Kualitas Informasi

Kualitas dari suatu informasi (quality of information) tergantung dari tiga

hal yaitu: (HM. Jogiyanto, 2005: 10)

1. Informasi harus akurat (accurate)

Berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau

menyesatkan dan harus jelas mencerminkan maksudnya.

2. Tepat pada waktunya (timeliness)

Berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Karena

informasi merupakan landasan didalam pengambilan keputusan. Bila

pengambilan keputusan terlambat maka dapat berakibat fatal untuk organisasi.

3. Relevan (relevance)

Berarti informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakaiannya.

Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda.

John Burch dan Gary Grudnitski menggambarkan kualitas dari informasi

dengan bentuk bangunan yang dtunjang oleh tiga buah pilar.

Akurat Te

Gambar. 2.3 Pilar kualitas informasi

(17)

2.2.3 Nilai Informasi

Nilai informasi ditentukan dari dua hal yaitu manfaat dan biaya. Suatu

informasi dikatakan bernilai apabila manfaatnya lebih efektif dibandingkan

dengan biaya mendapatkannya. Sebagian besar informasi dinikmati oleh lebih dari

satu pihak sehingga sulit untuk menghubungkan suatu informasi dengan biaya

untuk memperolehnya dan sebagian besar informasi tidak dapat ditaksirkan

keuntungannya dengan satuan uang tetapi dapat ditaksir nilai efektivitasnya..

2.3 Konsep Dasar Sistem Informasi

Informasi merupakan hal yang sangat penting bagi manajemen didalam

pengambilan keputusan. Informasi dapat diperoleh dari sistem informasi

(information Systems) atau disebut juga dengan processing systems atau

information-generating systems. Sistem informasi didefinisikan oleh Robert A.

Leitch dan K. Roscoe Davis sebagai berikut : (HM. Jogiyanto, 2005: 11)

Sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang

mempertahankan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi,

bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan

pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

2.3.1 Komponen Sistem Informasi

John Burch dan Gary Grundnitski mengemukakan bahwa sistem informasi

terdiri dari komponen-komponen yang disebutnya dengan istilah blok bangunan

(18)

Pemakai Pemakai

Input Model Output

Teknologi Dasar data Kendali

Pemakai Pemakai

Gambar 2.4 Blok sistem informasi yang berinteraksi

Pemakai Pemakai

(Sumber: Jogiyanto HM, Analisis & Desain Sistem Informasi: Pendekatan terstruktur teori dan praktek aplikasi bisnis, ANDI, Yogyakarta, 2005: hal 10)

a. Blok Masukan

Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Input disini

termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan

dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

b. Blok Model

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika an model matematik yang

akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan

cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

c. Blok Keluaran

Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupaan informasi yang

berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen

serta semua pemakai sistem.

d. Blok Teknologi

Teknologi merupakan “kotak alat” (tool-box) dalam sistem informasi.

Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan

(19)

pengendalian dari sistem secara keseluruhan. Teknologi terdiri dari 3 bagian

utama, yaitu teknisi (humanware atau brainware), perangkat lunak (software)

dan perangkat keras (hardware).

e. Blok Basis Data

Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saing berhubungan

satu dengan yang lainnya, tersimpan diperangkat keras komputer dan

digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan

didalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut.

f. Blok Kendali

Pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa

hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi

kesalahan-kesalahan dapat langsung cepat diatasi.

2.4 Konsep Dasar Sistem Informasi Manajemen

Sistem Informasi Manajemen ( Manajement Informasi System atau sering

dikenal dengan MIS) merupakan penerapan sistem informasi di dalam organisasi

untuk mendukung informasi-informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkatan

manajemen.

Definisi dari beberapa ahli mengenai SIM (sistem informasi manajemen)

sebagai berikut : (HM. Jogiyanto, 2005: 14)

Menurut George M.Scott

Suatu SIM adalah kumpulan dari interaksi sistem informasi yang

menyediakan informasi baik untuk kebutuhan manajeral maupun kebutuhan

(20)

Menurut Barry E. Cushing

Suatu SIM adalah kumpulan dari manusia dan sumber daya modal di

dalam suatu organisasi yang bertanggung jawab mengumpulkan dan mengelola

data untuk menghasilkan informasi yang berguna untuk semua tingkatan

manajeman di dalam kegiatan perencanaan dan pengendalian.

Menurut Frederick H.Wu

Suatu SIM adalah merupakan kumpulan dari sistem yang menyediakan

informasi untuk mendukung manajemen.

Menurut Gordon B.Davis

Suatu SIM adalah manusia atau mesin yang menyediakan informasi untuk

mendukung operasi manajemen dan fungsi pengembalian keputusan dari suatu

organisasi.

Dari beberapa definisi SIM yang dijelaskan dari beberapa para ahli, dapat

disimpulkan bahwa, Sistem Informasi Manajemen adalah kumpulan dari

sistem-sistem informasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen.

SIM merupakan suatu sistem yang melakukan fungsi-fungsi untuk

menyediakan semua informasi yang mempengaruhi semua operasi organisasi.

SIM merupakan kumpulan dari sistem-sistem informasi yang tergantung dari

besar kecilnya organisasi, yaitu antara lain terdiri dari sistem-sistem informasi

sebagai berikut: (HM. Jogiyanto, 2005: 15)

1. Sistem informasi akutansi (Accounting Information System), menyediakan

informasi dari transaksi keuangan.

2. Sistem informasi pemasaran (Marketing Information System), menyediakan

(21)

kegiatan-kegiatan penelitian pasar dan hal lain yang berhubungan dengan

permasalahan.

3. Sistem informasi manajemen persediaan (Inventory Management Information

System)

4. Sistem informasi Personalia (Personel Information System)

5. Sistem informasi distribusi (Distribution Information System)

6. Sistem informasi pembelian (Purchasing Information System)

7. Sistem informasi kekayaan (Treasure Information System)

8. Sistem informasi analisis kredit (Credit Information System)

9. Sistem informasi penelitian dan pengembangan (Research and Development

Information System)

10.Sistem informasi teknik (Engineering Information System)

Semua sistem-sistem informasi dimaksudkan untuk memberikan informasi

kepada semua tingkatan informasi manajemen, yaitu: (HM. Jogiyanto, 2005: 16)

1. Manajemen tingkat bawah (lower level management)

Manajemen tingkat bawah atau operating manajemen yaitu tempat

berlangsungnya operasi perusahaan.

2. Manajemen tingkat menengah (middle level manjement)

Manajemen tingkat menengah yang berarti bahwa tanggung jawab untuk

melaksanakan rencana dan memastikan tercapainya tujuan.

3. Menejemen tingkat atas (top level management)

Manajemen tingkat atas atau executive management yang berarti bahwa segala

keputusan yang diambil akan mempengaruhi pada seluruh organisasi yang

(22)

Gambar 2.5 Bagan Tingkat Manajemen

(Sumber : Jagianto, Analisa dan Desain Sistem Informasi, 1990, hal 16 )

Sehingga dapat disimpulkan bahwa Sistem informasi manajemen

merupakan kumpulan dari interaksi sistem-sistem informasi yang menghasilkan

informasi yang berguna dalam semua tingkatan manajemen. Sistem informasi

dirancang bertujuan untuk: (HM. Jogiyanto, 2005: 24) Direktur

Wakil Direktur

Manajemen tingkat atas Eksekutif lain

Kepala Divisi Manajemen tingkat

menengah Kepala Cabang

Supervisor Manajemen tingkat bawah

1. Menyediakan suatu basis informasi untuk dianalisa

2. Membantu dalam proses pengambilan keputusan secara manajerial

3. Membantu manajer dalam membuat keputusan yang terprogram

4. Digunakan untuk otomatisasi pekerjaan-pekerjaan rutin administrasi.

2.5 Organisasi dan Informasi

Organisasi adalah sistem yang saling mempengaruhi antara orang dalam

kelompok kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu. Tujuan organisasi secara

keseluruhan tidak mungkin dijalankan oleh satu orang saja. Organisasi dapat

diibaratkan sebagai satu kesatuan tubuh manusia yang bekerja sama sehingga

(23)

Salah satu aspek pengorganisasian adalah menetapkan departemen –

departemen. Istilah departemen sebenarnya dimaksudkan untuk suatu area

terpisah atau bercabang dari suatu perusahaan sedang departemen didalam suatu

perusahaan menunjukkan hubungan dari suatu jenjang.

Untuk mencapai tujuan tiap organisasi memerlukan manajemen yang tepat

dan dapat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan. Kegiatan manajemen

membutuhkan dukungan informasi. Dengan berkembangnya pesatnya alat

pengolah data komputer dan teknologi telekomunikasi, maka pekerjaan

manajemen dan pelayanan masyarakat yang memerlukan dukungan data dan

informasi juga mengalami perkembangan pesat. Pekerjaan manajemen juga

berkembang jauh menjadi sangat rumit seiring dengan kemajuan era globalisasi

dari berbagai kegiatan kenegaraan, termasuk perdagangan bebas regional dan

internasional. Tanpa dukungan informasi, manajemen suatu organisaitidak akan

dapat mencapai tujuan yang direncanakan. Terutama untuk mencapai sasaran

secara efektif dan efisien.

Gambar 2.6 Hubungan data dan tujuan organisasi

(Sumber : Jogianto, Analisis dan Desain Sistem Informasi, 1990, hal 22 )

Tujuan Manajemen Informasi Data

2.6 Pengembangan Sistem

Pengembangan sistem (system development) dapat berarti menyusun suatu

sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau

(24)

diganti disebabkan karena beberapa hal, yaitu sebagai berikut: (HM. Jogiyanto,

2005: 35)

1. Adanya permasalahan-permasalahan (problems) yang timbul di sistem yang

lama. Permasalahan yang timbul dapat berupa:

a. Ketidakberesan

Ketidakberesan dalam sistem yang lama menyebabkan sistem yang lama

tidak dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan, misalnya

kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja yang juga dapat menyebabkan

kebenaran dari data kurang terjamin, serta tidak effisiennya operasi.

b. Pertumbuhan organisasi

Pertumbuhan organisasi yang menyebabkan harus disusunnya sistem yang

baru, dikarenakan kebutuhan informasi yang semakin luas, volume

pengolahan data semakin meningkat.

2. Untuk meraih kesempatan-kesempatan (opportunities)

Untuk meraih kesempatan sehingga membutuhkan informasi yang lebih baik

supaya dapat bersaing dengan perusahaan lain dan kesempatan-kesempatan ini

dapat berupa peluang-peluang pasar, pelayanan yang meningkat kepada

langganan.

3. Adanya instruksi-instuksi (directives)

Penyusunan sistem yang baru karena adanya instruksi-intruksi dari pimpinan

ataupun dari luar (peraturan pemerintah).

Berikut ini dapat digunakan sebagai indikator adanya permasalahan dan

kesempatan yang dapat diraih, sehingga sistem yang lama harus

(25)

- Laporan yang tidak tepat waktunya

- Isi laporan yang sering salah

- Pengiriman barang yang sering tertunda

- Kegiatan yang tumpah tindih

- Kesalahan-kesalahan manual yang tinggi

- File-file yang kurang teratur

- Pemesanan kembali barang yang tidak effisien

- Bertumpuknya back-order tertundanya pengiriman karena kurangnya

persediaan barang)

Karena adanya permasalahan tersebut maka sistem yang lama memerlukan

perbaikan sehingga pengembangan sistem sangat diperlukan untuk memecahkan

permasalahan-permasalahan yang timbul, meraih kesempatan-kesempatan yang

ada memenuhi kesempatan yang diberikan.

Permasalahan

Gambar 2.7 Pengembangan sistem

(26)

Pengembangan sistem yang baru, maka diharapkan akan terjadi

peningkatan-peningkatan di sistem yang baru. Peningkatan-peningkatan ini

berhubungan dengan PIECES yaitu sebagai berikut: (HM. Jogiyanto, 2005: 38)

1. Performance (kinerja)

Peformance adalah peningkatan terhadap kinerja (hasil kerja) sistem yang baru

sehingga menjadi lebih efektif. Kinerja dapat diukur dari throughput dan

response time. Throughput adalah jumah dari pekerjaan yang dapat dilakukan

suatu saat tertentu. Response time adalah rata-rata waktu yang tertunda

diantara dua transaksi atau pekerjaan ditambah dengan waktu response untuk

menanggapi pekerjaan tersebut.

2. Information (informasi)

Information adalah peningkatan terhadap kualitas informasi yang disajikan.

3. Economy (ekonomis)

Economy adalah peningkatan terhadap manfaat-manfaat atau

keuntungan-keuntungan atau penurunan-penurunan biaya yang terjadi.

4. Control (pengendalian)

Control adalah peningkatan terhadap pengendalian untuk mendeteksi dan

memperbaiki kesalahan-kesalahan serta kecurangan-kecurangan yang dan

akan terjadi.

5. Efficiency (efisiensi)

Efficiency adalah peningkatan terhadap efisiensi operasi. Efisiensi berbeda

dengan ekonomis. Bila ekonomis berhubungan dengan bagaimana sumber

(27)

sumber daya tersebut digunakan dengan pemborosan yang paling minimum.

Efisiensi dapat diukur dari outputnya dibagi dengan inputnya.

6. Services (pelayanan)

Services adalah peningkatan terhadap pelayanan yang diberikan oleh sistem.

2.6.1 Pendekatan Pengembangan Sistem

Ada beberapa pendekatan umum yang digunakan dalam perancangan dan

pengembangan sistem. Pendekatan-pendekatan tersebut antara lain, yaitu:

(B.Davis. Gordon, 1988: 229)

1. Metode Bottom up (pendekatan dari bawah ke atas)

Metode bottom up merupakan pengembangan sistem informasi

manajemen yang melihat bahwa pengolahan transaksi dan peremajaan file

adalah merupakan unsur dasar sebagai pendukung suatu informasi. Jadi

pengembangan menyeluruh diawali dengan penganalisaan terhadap aktivitas

peremajaan naik ke level lebih atas dengan merumuskan kebutuhan informasi

berdasarkan transaksi yang ada. Langkah-langkah yang digunakan dalam

pendekatan ini, yaitu:

a. Rencana sistem terdiri atas aplikasi terpisah

b. Integrasi file

c. Model keputusan dan model perencanaan

d. Model yang diikuti suatu integrasi model kedalam suatu model base

e. Data perencanaan strategik dan model perencanaan strategik ditambahkan

(28)

2. Metode Top down (pendekatan dari atas ke bawah)

Metode ini memulai perancangan dengan mencoba menganalisis level

bagian atas organisasi kemudian turun ke bawah. Pendekatan ini dimulai

dengan mendefinisikan sasaran dan kebijaksanaan organisasi, kemudian

dilakukan analisis kebutuhan informasi. Setelah kebutuhan informasi

ditentukan maka proses turun ke pemrosesan transaksi, yaitu penentuan

output, input, basis data, prosedur operasi dan kontrol. Langkah-langkah yang

digunakan dalam pendekatan ini, yaitu:

a. Melakukan analisis tujuan

b. Identifikasi kegiatan (fungsi dan tujuan)

c. Identifikasi keputusan dan tindakan

d. Identifikasi fungsi informasi yang diperlukan untuk tiap keputusan

e. Kelompok keputusan dan syarat informasi yang diperlukan dalam

subsistem organisasi

f. Pengembangan database untuk memperoleh informasi

3. Metode Kombinasi

Walaupun sudah dikemukakan dua pendekatan sebagai alternatif

namun terbuka kemungkinan untuk memakai suatu kombinasi dari keduanya.

Metode Bottom Up dapat digunakan untuk mendefinisikan suatu struktur

menyeluruh, tetapi logika dari metode Top Down dapat dipakai dalam

penetapan prioritas dan pengembangan serta pelaksanaan sistem secara

perlahan. Metode ini biasanya digunakan untuk pengembangan sistem

informasi manajemen yang besar dan kompleks. Didalam prakteknya kedua

(29)

2.6.2 Tahap-tahap Pengembangan Sistem

Ada beberapa tahapan utama dalam pengembangan sistem informasi,

antara lain: (HM. Jogiyanto, 2005: 52)

1. Survei

Tahapan ini bertujuan untuk mengetahui ruang lingkup pekerjaan yang

akan dikerjakan serta melakukan studi pendahuluan mengenai tujuan dan

masalah organisasi kelayakan sumber daya dan kesempatan yang dimiliki,

kemampuan peralatan komputer yang ada serta usulan untuk studi sistem

informasi manajemen.

2. Analisis

Tahapan ini bertujuan untuk memahami sistem yang ada,

mengidentifikasi masalah dan mencari solusinya. Identifikasi kebutuhan

informasi dan melakukan pengumpulan data sesuai dengan kebutuhan.

3. Desain

Tahapan ini bertujuan mendesain sistem baru yang dapat

menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh perusahaan. Mendesain keputusan,

sasaran dan merancang bangun sistem yang sesuai dengan kebutuhan pihak

manajemen.

4. Pembuatan

Pada tahap ini akan dibuat sistem baru baik hardware maupun

software, menginstall hardware dan software sistem, pembuatan program

membangun data test dan mengetest file/basis data, serta menulis dan

(30)

5. Aplikasi

Tahapan ini bertujuan untuk mengaplikasikan sistem yang baru,

melakukan pelatihan personel operasi, mempersiapkan tempat, menyeleksi

program dan peralatan serta melakukan evaluasi terhadap sistem yang sudah

diaplikasikan.

6. Pemeliharaan

Tahapan ini bertujuan untuk merawat agar sistem dapat berjalan secara

optimal. Melakukan perawatan dan perbaikan serta peningkatan terhadap

sistem.

2.6.3 Siklus Hidup Pengembangan Sistem

Siklus dari Pegembangan sistem merupakan suatu bentuk yang digunakan

untuk menggambarkan tahapan utama atau bertingkat dalam tahapan tersebut

dalam proses pengembangan. Tahapan utama pengembangan siklus hidup sistem

terdiri dari :

1.Mengidentifikasi masalah, peluang dan tujuan

2. Menetukan syarat – syarat informasi

3. Menganalisis kebutuhan sistem

4. Merancang sistem yang direkomendasikan

5. Mengembangkan dan mendokumentasikan perangkat lunak

6. Menguji dan mempertahankan sistem

(31)

7 Tahap Siklus Pengembangan Sistem dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 2.8 Siklus Hidup Pengembangan Sistem

(Sumber : Kendall, Analisis dan Perancangan Sistem, 1990, hal 11)

Mengidentifikasi masalah, peluang dan tujuan

Menetukan syarat – syarat informasi

Menganalisis kebutuhan sistem

Merancang sistem yang direkomendasikan

Mengembangkan dan mendokumentasikan perangkat lunak

Menguji dan mempertahankan sistem

Mengimplementasikan dan mengevaluasi sistem

2.6.3.1 Tahap Perencanaan Sistem

Setelah manajemen puncak menetapkan kebijakan untuk mengembangkan

sistem informasi, sebelum sistem itu sendiri dikembangkan, maka perlu

direncanakan terlebih dahulu dengan cermat. Perencanaan sistem ini menyangkut

estimasi dari kebutuhan-kebutuhan fisik, tenaga kerja dan dana yang dibutuhkan

untuk mendukung pengembangan sistem ini serta untuk mendukung operasinya

(32)

2.6.3.2Tahap Analisa Sistem

Analisa sistem (sistem analysis) dapat didefinisikan sebagai berikut:

(HM. Jogiyanto, 2005: 129)

Suatu penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan untuk kemudian dapat diusulkan perbaikannya.

Tahap analisa sistem dilakukan setelah tahap perencanaan sistem (sistem

planning) dan sebelum tahap desain sistem (systems design). Tahap analisa sistem

merupakan tahap yang paling kritis dan sangat penting karena kesalahan di dalam

tahap ini akan menyebabkan juga kesalahan di tahap selanjutnya.

Didalam tahap analisa sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus

dilakukan oleh analisa sistem, yaitu: (HM. Jogiyanto, 2005: 130)

a. Mengidentifikasi Masalah

Mengidentifikasi masalah merupakan langkah pertama yang dilakukan

dalam tahap analisa sistem. Masalah didefinisikan sebagai suatu pertanyaan

yang diinginkan untuk dipecahkan. Masalah inilah yang menyebabkan sasaran

dari sistem tidak dapat tercapai. Oleh karena itulah pada tahap analisa sistem,

langkah pertama yang harus dilakukan oleh analis sistem adalah untuk

mengidentifikasi terlebih dahulu masalah-masalah yang terjadi.

b. Mengidentifikasi Penyebab Masalah

Seringkali organisasi menyadari masalah yang terjadi setelah sesuatu

(33)

dan mestinya ada suatu penyebab yang menimbulkannya. Untuk itu perlu

dilakukan mengidentifikasi penyebab masalah terlebih dahulu yang akan

dilakukan oleh analis sistem. Analis sistem harus mempunyai pengetahuan

yang cukup tentang aplikasi yang sedang dianalisisnya. Tugas

mengidentifikasi masalah dapat dimulai dengan mengkaji ulang terlebih

dahulu subyek-subyek permasalahan yang akan diutarakan oleh manajemen

atau yang telah ditemukan oleh analis sistem di tahap perencanaan.

c. Mengidentifikasi Titik Keputusan

Setelah penyebab terjadinya masalah dapat diidentifikasi, selanjutnya

juga harus diidentifikasi titik keputusan penyebab masalah tersebut.sebagaai

dasar identifikasi titik keputusan ini dapat digunakan suatu sistem bagan alir

formulir, bila dokumen ini dimiliki oleh perusahaan.

d. Mengidentifikasi Personil-personil Kunci

Setelah titik-titik keputusan penyebab masalah dapat identifikasi beserta

lokasi terjadinya, maka selanjutnya perlu diidentifikasi personil-personil

kunci, baik yang langsung maupun tidak langsung dapat menyebabkan

terjadinya masalah tersebut. Identifikasi personil-personil kunci ini dapat

dilakukan dengan mengacu pada bagan alir dokumen yang ada di perusahaan

serta dokumen deskripsi jabatan.

e. Memahami Kerja Dari Sistem yang Ada

Langkah ini dapat dilakukan dengan mempelajari secara terinci

bagaimana sistem yang ada beroperasi. Untuk mempelajari operasi dari sistem

ini diperlukan data yang dapat diperoleh dengan cara melakukan penelitian

(34)

mempelajari apa dan bagaimana operasi dari sistem yang ada sebelum

mencoba menganalisis permasalahan-permasalahan, kelemahan-kelemahan

dan kebutuhan pemakai sistem untuk dapat memberikan rekomendasi

pemecahannya.

f. Menganalisa Hasil Penelitian

Langkah ini dilakukan berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil

penelitian yang dilakukan. Menganalisa hasil penelitian dilakukan untuk dapat

menemukan jawaban apa penyebab sebenarnya dari masalah yang timbul

tersebut.

g. Membuat Laporan Hasil Analisa

Setelah proses analisa selesai dilakukan, langkah berikutnya adalah

membuat laporan hasil analisa. Laporan ini selanjutnya akan diteruskan ke

pihak manajemen dengan tujuan:

1. Meluruskan kesalah-pengertian apa yang telah ditemukan dan dianalisis

oleh analis sistem tetapi tidak sesuai menurut manajemen.

2. Meminta pendapat dan saran dari pihak manajemen.

3. Meminta persetujuan kepada pihak manajemen untuk melakukan tindakan

selanjutnya.

2.6.4 Alat-alat Pengembangan Sistem

Untuk dapat melakukan langkah-langkah yang sesuai dan terstruktur maka

diperlukan alat atau teknik untuk melaksanakannya. Alat-alat yang digunakan

daam suatu pengembangan sistem berupa suatu gambar, grafik atau diagram.

Penggunaan gambar atau grafik ini dipandang lebih mengena.dan lebih mudah

(35)

pengembangan sistem terdapat beberapa alat berbentuk grafik yang sifatnya

umum yaitu berupa suatu bagan yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut ini :

(HM. Jogiyanto, 2005: 62)

1. Bagan untuk menggambarkan aktivitas (activity charting)

a. Bagan alir sistem (systems flowchart)

b. Bagan alir program (program flowchart)

- Bagan alir logika program (program logic flowchart)

- Bagan alir program komputer terinci (detailed computer program

flowchart)

c. Bagan alir kertas kerja (paperwork flowchart) atau disebut juga dengan

bagan alir formulir (form flowchart)

d. Bagan alir hubungan database (database relationship flowchart)

e. Bagan alir proses (process flowchart)

f. Gantt chart

2. Bagan untuk menggambarkan tata letak (layout charting)

3. Bagan untuk menggambarkan hubungan personil (personal relationship

charting)

a. Bagan distribusi kerja (Working distribution chart)

b. Bagan organisasi (organization chart)

2.6.5 Bagan Alir Dokumen

Bagan alir dokumen (document flowchart) atau disebut juga bagan alir

formulir (form flowchart) atau paperwork flowchart merupakan bagan alir yang

(36)

Bagan alir dokumen digambar dengan menggunakan simbol-simbol

sebagai berikut: (HM. Jogiyanto, 2005: 796)

a. Simbol Dokumen

Menunjukkan dokumen input dan output baik untuk

proses manual, mekanik atau komputer

b. Simbol Kegiatan Manual

Menunjukkan pekerjaan manual

c. Simbol Simpanan Offline

Adalah file non-komputer yang diarsip urut nomor

(numerical)

N

A Adalah file non-komputer yang diarsip urut huruf

(alfabetical)

C Adalah file non-komputer yang diarsip urut tanggal

(cronological)

d. Simbol Proses

Menunjukkan kegiatan proses dari operasi program

komputer

e. Simbol Hard disk

Adalah simbol yang menunjukkan input atau output

(37)

f. Simbol Diskette

Menunjukkan input atau output menggunakan diskette

g. Simbol Keyboard

Menunjukkan input yang menggunakan on-line keyboard

h. Simbol Penjelasan

Menunjukkan penjelasan dari suatu proses

i. Simbol Penghubung

Menunjukkan penghubung yang masih menjadi satu

halaman

Menunjukkan penghubung ke halaman lain

j. Simbol Keputusan

Menunjukkan adanya penyeleksian kondisi

k. Simbol Display

Menunjukkan output yang ditampilkan di monitor

l. Simbol Garis Alir

(38)

m. Simbol Titik Terminal

Menunjukkan awal dan akhir suatu proses

Gambar 2.9 Simbol yang digunakan di bagan alir dokumen

(Sumber: Jogiyanto HM, Analisis & Desain Sistem Informasi: Pendekatan terstruktur teori dan praktek aplikasi bisnis, ANDI, Yogyakarta, 2005: hal 10)

2.7 Alat-Alat Pengembangan Sistem

Untuk dapat melakukan langkah-langkah yang sesuai dengan metodologi

pengembangan sistem dibutuhkan alat-alat untuk dapat melaksanakannya berupa

suatu gambar, diagram atau grafik.

2.7.1 Data Flow Diagram (DFD)

Data flow diagram atau DFD adalah diagram yang menggunakan

notasi-notasi untuk menggambarkan arus dari data. DFD sering digunakan untuk

menggambarkan suatu sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa

mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir (misalnya

lewat telpon, surat dan sebagainya) atau lingkungan fisik dimana data tersebut

akan disimpan (misalnya file kartu, hard disk, diskette dan lain sebagainya). DFD

merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem yang

terstruktur (structured analysis and design) yang menggambarkan arus data

didalam sistem dengan terstruktur dan jelas dan merupakan dokumentasi dari

sistem yang baik.

Beberapa simbol yang digunakan didalam DFD (Data Flow Diagram):

(HM. Jogiyanto, 2005: 700)

(39)

Kesatuan luar merupakan kesatuan lingkungan di luar sistem yang dapat

berupa barang, organisasi, atau sistem lainnya yang memberikan input atau

menerima output dari sistem.

Kesatuan luar dapat disimbolkan dengan notasi kotak dan dapat diberi

identifikasi dengan huruf kecil diujung kiri atas sebagai berikut :

2. Arus Data (Data Flow)

Arus data di DFD diberi simbol suatu anak panah. Arus data ini

mengalir diantara proses, simpanan data dan kesatuan luar. Arus data

menunjukkan arus dari data yang dapat berupa masukan untuk sistem atau

hasil dari proses sistem. Arus data sebaiknya diberi nama yang jelas dan

mempunyai arti. Nama dari arus data dituliskan disamping garis panahnya.

3. Proses

Suatu proses adalah kegiatan kerja yang dilakukan oleh orang, mesin atau

komputer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses untuk

dihasilkan arus data yang keluar dari proses.

Suatu proses dapat ditunjukkan dengan simbol empat persegi panjang dengan

sudut-sudut tumpul.

Gambar 2.10 Notasi proses di DAD Atau

Identifikasi

nama Proses

Setiap proses harus diberi penjelasan yang lengkap meliputi :

1. Identifikasi proses, umumnya berupa suatu angka yang menunjukkan nomor

(40)

2. Nama proses, menunjukkan apa yang dikerjakan proses tersebut. Nama proses

diletakkan dibawah identifikasi proses di simbol proses.

3. Pemroses, menunjukkan proses manual yaitu siapa atau dimana proses

dilakukan dan ditulis dibawah nama proses.

4. Simpanan Data (Data Store)

Disimbolkan dengan sepasang garis horisontal pararel yang tertutup di salah

satu ujungnya. Simpanan data hanya berhubungan dengan proses menunjukan

proses up-date terhadap data yang tersimpan di simpanan data, sedangkan arus

data yang berasal dari simpanan data menunjukkan bahwa proses

menggunakan data yang tersimpan di dalam simpanan data.

Nama simpan data Media

Gambar 2.11 Simbol simpanan data di DAD

2.7.2 Bentuk Diagram Arus Data (DAD)

Diagram arus data (DAD) atau data flow diagram terdapat dua bentuk

diagram arus data, yaitu : (HM. Jogiyanto, 2005: 712)

1. Diagram Arus Data Fisik (DADF)

Yaitu lebih menekankan pada bagaimana proses dari sistem diterapkan, dan

lebih tepat digunakan untuk menggambarkan sistem yang telah ada (sistem

lama). Dengan menggunakan DADF, bagaimana prose-proses dari sistem

yang ada alan lebih dapat digambarkan dan dikomunikasikan kepada pemakai

sistem, sehingga analisis akan dapat memperoleh gambaran yang jelas

(41)

2. Diagram Arus Data Logika (DADL)

Yaitu menekankan pada proses-proses yang terdapat didalam sistem dan lebih

tepat digunakan untuk menggambarkan sistem yang baru. DADL lebih tepat

digunakan untuk menggambarkan sistem yang akan diusulkan (sistem yang

baru). Karena sistem yang diusulkan belum tentu diterima oleh pemakai

sistem dan biasanya sistem yang diusulkan terdiri dari beberapa alternatif,

maka penggambaran sistem secara logika terlebih dahulu tanpa

berkepentingan dengan penerapannya secara fisik akan lebih mengena dan

menghemat waktu penggambarannya dibandingkan dengan DADF. Untuk

sistem komputerisasi, penggambaran DADL yang hanya menunjukkan

kebutuhan proses dari sistem yang diusulkan secara logika, biasanya

proses-proses yang digambarkan hanya merupakan proses-proses-proses-proses secara komputer

saja.

Contoh diagram context adalah sebagai berikut :

(42)

Contoh diagram arus data adalah sebagai berikut :

Gambar 2.13 DAD Level nol

2.7.3 Diagram ER (Entity Relationship)

Entity Realtionship Diagram (Diagram ER) adalah peralatan pembuatan

model data yang paling fleksibel, dapat diadaptasikan untuk berbagai pendekatan

yang mungkin diukur dalam pendekatan sistem. Diagram ER digunakan untuk

mempresentasikan model data yang ada pada sistem dimana terdapat entiti dan

(43)

obyek-obyek data tersebut. Diagram ER ini memiliki notasi untuk

menggambarkan komponen-komponen utamanya adalah sebagai berikut:

(Mecleod,Jr, 2000: 393)

a. Berupa obyek banyak data (Entity)

Entity adalah sesuatu yang mudah diidentifikasikan. Sebuah entity bisa berupa

obyek, tempat, orang, konsep atau aktivitas. Entity digambarkan dengan kotak

dengan sudut yang tidak runcing.

Gambar 2.14 Entity

b. Attribut

Atribut adalah penjelasan-penjelasan dari entity yang membedakan dengan

entity yang lain. Sebuah attribute juga merupakan sifat-sifat dari sebuah entity.

Gambar 2.15 Attribut Nama Atribut

c. Relationship

Relationship adalah penghubung antara suatu entity dengan entity lain, dan

merupakan bagian yang sangat penting didalam mendesain database. Relasi

antar entiti digambarkan dengan menghubungkan dua diagram entiti dengan

satu garis.

(44)

d. Garis sebagai penghubung antara himpunan relasi dengan himpunan entity dan

himpunan entity dengan attributnya.

Gambar 2.17 Garis

e. Cardinality dan Relationship

Cardinality dari suatu relationship menjelaskan bagaimana hubungan atau

relasi dua entiti. Dimana macam-macam cardinality dari relasi dua entiti

adalah: (Mecleod,Jr, 2000: 394)

1. One-To-One (1:1) Realtionship

Hubungan ini menunjukkan bahwa setiap baris data pada tabel pertama

dapat dikoneksikan hanya ke satu baris data pada tabel kedua.

2. One-To-Many (1:M) Relationship

Hubungan ini merupakan hubungan yang paling umum dimana pada

hubungan ditunjukkan bahwa setiap baris data pada tabel pertama dapat

dikoneksikan ke satu atau lebih baris data pada tabel kedua.

3. Many-to-many (M:M) Relationship

Hubungan ini menunjukkan bahwa satu atau lebih baris data pada tabe

pertama dapat dikoneksian ke satu atau lebih baris data pada tabe kedua.

4. Many-to-many (N:M)

Hubungan antar dua entity adalah banyak – banyak dengan suatu definisi

bentuk relationship tertentu yang dapat dijadikan hubungan 1-n dan m-1

(45)

2.8 HIPO (Hierarki Plus Input –Proses-Output )

HIPO merupakan metodologi yang dikembangkan dan didukung oleh

IBM. HIPO sebenarnya adalah alat dokumentasi program. Akam tetapi sekarang,

HIPO juga banyak digunakan alat desain dan teknik dokumentasi dalam siklus

pengembangan sistem. HIPO berbasis pada fungsi yaitu tiap – tiap modul didalam

sistem digambarkan oleh fungsi utamanya. HIPO mempunyai sasaran utama

sebagai berikut :

1. Untuk menyediakan suatu struktur guna memahami fungsi – fungsi dari sistem.

2. Untuk lebih menekankan fungsi – fungsi yang harus diselesaikan oleh program,

bukannya menunjukkan statemen – statemen program yang digunakan untuk

melaksanakan fungsi tersebut.

3. Untuk menyediakan penjelasan yang jelas dari input yang harus digunakan dan

output yang harus dihasilkan oleh masing – masing fungsi pada tiap – tiap

tingkatan dari diagram HIPO.

4.Untuk menyediakan output yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan –

kebutuhan pemakai.

Contoh diagram HIPO adalah sebagai berikut :

(46)

2.9 Desain Sistem secara Umum

Tujuan dari desain sistem secara umum adalah untuk memberikan

gambaran secara umum kepada user tentang sistem yang baru. Desain sistem

secara umum merupakan persiapan dari desain terinci. Desain secara umum

mengidentifikasikan komponen – komponen sistem informasi yang akan didesain

secar terinci. Desain terinci dimaksudkan untuk pemrograman komputer dan ahli

teknik lainnya yang akan mengimplementasi sistem. Tahap desain sistem secara

umum dilakukan setelah tahap analisis sistem dilakukan dan analisis disetujui oleh

manajemen.

2.9.1 Desain Data Base secara Umum

Basis data (data base) merupakan umpulan dari data yang saling

berhubungan satu dengan lainnya, tersimpan diluar komputer dan digunakan

perangkat lunak tertentu untuk memanipulasinya. Data base merupakan salah satu

komponen yang penting disistem informasi., karena berfungi sebagai basis

penyedia informasi bagi pemakainya. Penerapan data base dalam sistem informasi

yang mengintegrasikan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan

yang lainnya dan membuatnya tersedia untuk beberapa aplikasi yang bermacam –

macam didalam organisasi.

Data base dibentuk dari kumpulan file. File didalam pemrosesan aplikasi

dapat dikategorikan kedalam beberapa tipe, diantaranya adalah :

1. File induk (master file)

Didalam aplikasi, file ini merupakan file yang penting. File ini tetap terus ada

(47)

a. File induk acuan (reference master file), yaitu file induk yang recordnya

relative statis, jarang berubah nilainya.

b. File induk dinamik (dynamic master file), yaitu file induk yang nilai dari

record – recordnya seiring berubah atau sering dimutakhirkan (update) sebagai

akibat dari transaksi.

2. File transaksi (transaction file)

File ini digunakan untuk merekam data hasil dari suatu tarnsaksi yang terjadi.

3. File laporan (report file)

File ini disebut juga dengan nama file output, yaitu file yang berisi dengan

informasi yang akan ditampilkan. File ini dibuat untuk mempersiapkan

pembuatan suatu laporan dan biasanya dilakukan bila printer belum siap atau

masih digunakan.

4. File sejarah

File sejarah disebut juga file arsip, yaitu file yang berisi data masa lalu yang

sudah tidak aktif lagi, tetapi perlu disimpan untuk keperluan mendatang.

5. File pelindung

File pelindung merupakan salinan dari file – file yang masih aktif di data base

pada suatu saat tertentu. File ini digunakan sebagai cadangan atau pelindung

bila file data base yang aktif rusak atau hilang.

6. File kerja (working file)

File kerja ini disebut juga dengan file sementara atau scrath file. File ini dibuat

oleh suatu proses program secara sementara karena memori komputer tidak

mencukupi atau untuk menghemat pemakaian memori selama proses dan akan

(48)

2.9.1.1. Langkah – langkah Desain Data Base secara Umum

Untuk tahap desain data base secara umum, yang perlu dilakukan oleh

analisis adalah megidentifikasikan terlebih dahulu file – file yang diperlukan oleh

sistem informasi. File – file data base yang diperlukan oleh sistem dapat dilihat

pada desain model yang digambarkan dalam bentuk diagram arus data. Langkah –

langkah desain data base secara umum adalah sebagi berikut :

1. Menentukan kebutuhan file data base untuk sistem baru.

File yang dibutuhkan dapat ditentukan dari DAD sistem baru yang telah dibuat.

2. Menentukan parameter dari file data base

Setelah file – file yang dibutuhkan telah dapat ditentukan, maka parameter dari

file selanjutnya dapat ditentukan. Parameter ini meliputi :

- Tipe dari file : file induk, file transaksi, file sementara dan lain

sebagainya.

- Media file : hard disk, disket, atau pita magnetic.

- Organisasi dari file : apakah file tradisional (file urut, ISAM atau

file akses langsung) atau organisasi data base (struktur berjenjang,

jaringan atau hubungan).

- Field kunci dari file

2.9.2 Desain Input secara Umum

Bila anda berfikir tentang input, biasanya anda juga berfikir tentang alat

input (input device) yang akan digunakan, semacam keyboard, card reader dan

lain sebagainya. Alat input dapat digolongkan kedalam dua golongan, yaitu alat

input langsung (online input device) dan alat input tidak langsung (offline input

(49)

dengan CPU, misalnya adalah keyboard, mouse, touch screen dan lain sebagainya.

Alat input tidak langsung adalah alat input yang tidak langsung dihubungkan

dengan CPU, misalnya KTC (key – to - card), KTT (key – to - tape) dan KTD (key

– to – disk).

a. Proses Input

Tergantung dari alat input yang digunakan, proses dari input dapat

melibatkan dua atau tiga tahapan utama, yaitu data capture, data preparation dan

dara entry.

1. Penangkapan data (data capture), merupakan proses mencatat kejadian nyata

yang terjadi akibat transaksi yang dilakukan oleh organisasi kedalam dokumen

dasar. Dokumen dasar merupakan bukti transaksi.

2. Penyimpanan data (data preparation), yaitu mengubah data yang telah

ditangkap kedalam bentuk yang dibaca oleh mesin (machine readable form,

misalnya kartu plong, pita magnetic atau disket magnetik).

3. Pemasukan data (data entry) merupakan proses membacakan atau memasukan

data kedalam komputer.

b. Tipe Input

Input dapat dikelompokkan kedalam 2 tipe, yaitu input ekstern (eksternal

input) dan input intern (internal input). Input ekstern adalah input yang berasal

dari luar organisasi, seperti misalnya faktur pembelian, kwitansi – kwitansi seperti

misalya faktur penjualan, order penjualan dan lain – lainnya. Umumnya dokumen

(50)

c. Langkah – langkah Desain Input secara Umum

Yang perlu didesain secara rinci untuk input adalah bentuk dari dokumen

adalah dasar yang digunakan untuk menangkap data, kode – kode input yang

digunakan dan bentuk dari tampilan input dialat output. Untuk tahap desain input

secara umum, yang perlu diperhatikan analisis adalah mengidentifikasi terlebih

dahulu input – input yang akan didesain secara terinci tersebut. Langkah –

langkah ini adalah disebut sebagai berikut :

1. Menentukan kebutuhan input dari sistem baru

Input yang akan didesain dapat ditentukan dari DAD sistem baru yang telah

dibuat. Input di DAD ditunjukkan oleh arus data dari suatu kesatuan luar ke

suatu proses dan bentuk tampilan input dialat input data yang ditunjukkan oleh

suatu proses memasukkan data.

2. Menentukan parameter dari input

Setelah input yang akan didesain selesai, maka parameter dari input

selanjutnya juga dapat ditentukan. Parameter ini meliputi :

- Bentuk dari input, dokumen dasar atau bentuk isian dialat input

(dialog layar terminal)

- Sumber input

- Jumlah tembusan input berupa dokumen dasar atau distribusinya

- Alat input yang digunakan

- Volume input

(51)

2.9.3 Desain Output secara Umum

Output (keluaran) adalah produk dari sistem yang dapat dilihat. Istilah output ini kadang – kadang membingungkan, karena output dapat terdiri dari

macam – macam jenis. Output dapat berupa hasil dimedia keras (seperti misalnya

kertas atau microfilm) atau hasil dimedia lunak (berupa tampilan dilayar video).

Disamping itu output dapat berupa hasil dari suatu proses yang akan digunakan

oleh proses lain dan tersimpan disuatu media seperti tape, disk atau kartu. Yang

akan dimaksud dengan output pada tahap desain ini adalah output yang berupa

tampilan dimedia keras atau layar video.

a. Tipe Output

Output dapat diklasifikasikan kedalam beberapa tipe, yaitu output intern

(internal ouyput) dan output ekstern (eksternal output). Output intern adalah

output yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan manajemen. Output ini akan

tetap tinggal didalam perusahaan dan akan tersimpan sebagai arsip atau akan

dimusnahkan bila sudah tidak digunakan lagi. Output ini dapat berupa laporan –

laporan ringkasan atau lainnya. Output ekstern adalah output yang akan

didstribusikan kepada pihak luar yang mebutuhkan. Banyak output ekstern ini

dibuat formulir yang sudah tercetak sebelumnya (preprinted form) dan sistem

informasi hanya menambahkan bagian – bagian tertentu yang masih harus diisi.

b. Format Output

Bentuk atau format dari output dapat berupa keterangan – keterangan

(narrative), table atau grafik. Yang banyak dihasilkan adalah output yang

(52)

yang dapat menampilkan grafik, maka output berupa grafik mulai banyak

dihasilkan, terutama output untuk keperluan manajemen tingkat menengah.

c. Langkah – langkah Desain Output secara Umum

Desain output secara umum dapat dilakukan dengan langkah – langkah

sebagai berikut :

1. Menentukan kebutuhan output dari sistem baru

Output yang akan didesain dapat ditentukan dari DAD sistem baru yang telah

dibuat. Output di DAD ditunjukkan oleh arus data dari suatu proses kesatuan

luar atau dari suatu proses ke proses lainnya.

2. Menentukan parameter dari output

Setelah output – output yang didesain dapat ditentukan, maka parameter dari

output selanjutnya juga dapat ditentukan. Parameter ini meliputi tipe dari output, formatnya, media yang digunakan, jumlah tebusannya, distribusinya

dan periode output.

2.10 Manajemen Data Base

Sistem informasi manajemen menggambarkan suatu ketersediaan data

yang cukup lengkap yang disimpan untuk mendapatkan suatu informasi yang

dibutuhkan oleh semua pihak manajemen dalam membantu pengambilan

keputusan.

Data – data yang ada tersebut dihimpun dalam suatu file – file khusus

yang kemudian akan membentuk suatu rangkaian file data yang disebut dengan

data base. Data base inilah yang kemudian dikelola untuk menjadi suatu informasi

(53)

untuk dapat menciptakan, membaca, mengadakan perubahan, memberikan

definisi, memelihara serta memberikan suatu perlindungan terhadap suatu data

base. Sistem ini disebut dengan Sistem Manajemen Data Base (DBMS atau Data

Base Mangemen System) yang mempunyai tujuan sebagai berikut :

1. Menyediakan tempat penyimpanan massal untuk data yang relevan

2. Memudahkan pengaksesan data

3. Memungkinkan respon yang segera atas permintaan pemakai data

4. Melakukan modifikasi terakhir dengan segera pada sistem data base

5. Menghapus data yang berlebihan

6. Memungkinkan penggunaan secara serentak oleh beberapa pemakai

7. Melindungi data dari kerusakan fisik dan pemakai tidak terorientasi

2.10.1 Hirarki Data

Agar pengolahan terhadap data yang ada dalam suatu organisasi dapat

berlangsung dengan baik dan efisien, harus diadakan pengorganisasian terhadap

data – data dengan tujuan mempermudah pencarian data dalam proses

pengolahan. Pengorganisasian ini terdiri dari empat tingkatan :

a. Data item, merupakan tingkat paling rendah didalam struktur data, yaitu

kumpulan fakta – fakta yang dicatat dan disimpan. Misalnya unsure data, data

nomor mahasiswa dan lain – lain.

b. Record merupakan kumpulan dari data item yang menyatakan karakteristik

dari suatu objek yang diolah datanya.

c. File dari sekumpulan record – record yang sejenis dan berkaitan secara logis.

(54)

2.10.2 Operasi Data

Agar data dapat berguna bagi penerimanya, maka beberapa kombinasi

operasi harus dilakukan. Kombinasi operasi data ini dilakukan untuk

menghasilkan informasi yang dibutuhkan. Operasi – operasi ini adalah :

a. Capturing, merupakan pencatatan data dari suatu peristiwa /

kejadian atau transaksi dalam bentuktertentu. Operasi ini

merupakan operasi dasar dalam penangkapan data.

b. Verifying, adalah operasi pengecekan data untuk menjamin agar

data tersebut diperoleh dan dicatat dengan benar.

c. Classifying, adalah operasi penempatan unsur – unsur data kedalam

kategori – kategori yang memberikan arti bagi pemakainya.

d. Arranging, merupakan penyusunan data dalam suatu urutan

tertentu yang telah ditentukan sebelumnya.

e. Summarizing, merupakan penggabungkan unsur – unsur data

kedalam bentuk matematis atau logika.

f. Calculating, adalah pengoperasian data secara aritmatik atau

logika.

g. Storing, adalah operasi penempatan data kedalam suatu media

penyimpanan seperti kertas, microfilm, disket dan lain – lain. Data

yang disimpan dijaga dan harus dapat dengan mudah diambil

kembali pada saat yang dibutuhkan.

h. Retrieving, yaitu merupakan proses pencarian kembali data – data

Gambar

Gambar 2.1 Karakteristik suatu sistem
Gambar 2.4 Blok sistem informasi yang berinteraksi Pemakai   Pemakai
Gambar 2.5 Bagan Tingkat Manajemen
Gambar 2.6 Hubungan data dan tujuan organisasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Mustika Abadi Sentosa (dikenal dengan PT. MAS) yang selama ini telah mempergunakan teknologi komputer dalam pengolahan data-datanya, baik data karyawan, data absensi maupun

[data kasbon] [data storting] [data angsuran] [nota kasbon] dt resort update dt anggota update dt karyawan update [data karyawan] [data anggota] PIMPINAN JURU TAGIH ANGGOTA

1) Laporan absensi dihasilkan secara real-time, dikarenakan sistem yang dirancang dapat mengintegrasikan data absensi karyawan, data cuti atau izin karyawan, data dinas luar

1) Sistem penggajian karyawan juga terotomatisasi tidak perlu melihat secara manual data absensi karyawan pada kartu absensi seperti cara manual tapi cukup melihat

Perancangan sistem ini dapat memperbaiki prosedur penggajian menjadi lebih efisien karena adanya penyederhanaan dari 5 bagian menjadi 3 bagian pada sistem yang

Tidak perlu dilakukan lagi pencatatan data pelamar, data karyawan, data pinjaman, data gaji, data training dan data promosi ke dalam arsip data karyawan karena dengan sistem yang

Hasil Perancangan sistem ini dapat memperbaiki prosedur manajemen menjadi lebih efisien karena adanya penyederhanaan dari sistem manual menjadi sistem informasi

Tampilan Hasil Cetak Daftar Absensi Karyawan Hasil Laporan Absensi adalah rancangan hasil daftar absensi yang telah dilakukan oleh karyawan dalam bentuk file PDF 3.4 Pengujian