ANALISIS FAKTOR PENGHAMBAT PENYUSUNAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PENGELUARAN
PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD)
SKRIPSI
NIRMAWATI NIM: 105731123817
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR
2021
ii
KARYA TUGAS AKHIR MAHASISWA
JUDUL PENELITIAN:
ANALISIS FAKTOR PENGHAMBAT PENYUSUNAN SURAT PERTANGGUNGJAWABAN (SPJ) PENGELUARAN
PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (SKPD)
SKRIPSI
Disusun dan Diajukan Oleh:
NIRMAWATI NIM: 105731123817
Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Sarjana Akuntansi pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar
PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2021
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Saya percaya dalam setiap kehidupan dan kelana kesulitan akan selalu kita temui, Namun saya percaya dalam hidup ini satu kunci yang harus kita pegang bahwa jiwa pejuang dan pantang menyerah harus kita pegang kokoh maka niscaya kemudahan akan mengikut di dalamnya. Dan bahwasanya seseorang manusia tiada memperoleh
selain apa yang telah diusahkannya (An Najm: 39)
PERSEMBAHAN
Puji syukur kepada Allah SWT atas Ridho-Nya serta karunia-Nya sehingga skripsi ini telah terselesaikan dengan baik.
Alhamdulillahi Rabbil’alamin
Skripsi ini sebagai persembahan kecil untuk kedua orang tuaku tercinta karena doanya yang tidak pernah henti hingga sekarang, dan orang-orang yang saya sayangi serta
almamater biru yang saya banggakan
PESAN DAN KESAN
Tetap berusaha dan jangan lupa berdoa karena pahitmu hari ini adalah tawamu hari esok
iv
v
vi
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya.
Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan pra pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul ”Analisi Faktor Penghambat Penyusunan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Pengeluaran Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)”.
Skripsi yang penulis ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua penulis Bapak dan Ibu yang senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa yang tulus. Dan saudari-saudariku tercinta yang senantiasa mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, serta dukungan baik materi maupun moral, dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi beban dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat.
Penulis menyadari banyak penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula
penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan
dengan hormat kepada:
viii
1. Bapak Prof. Dr. Ambo Asse, SE.,MM, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Dr. Andi Jam’an, SE.,M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE.,M.Si.Ak.CA.CSP, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar
4. Bapak Dr. H. Muh. Rusydi R, SE.,M.Si, selaku Pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga Skripsi selesai dengan baik.
5. Ibu Saida Said SE.,M.Ak, selaku pembimbing II yang telah berkenaan membantu dan meluangkan waktunya selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.
6. Bapak/Ibu dan Asisten/Konsultan Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah, banyak menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.
7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar,
8. Rekan-rekan Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Akuntansi Angkatan 2017 terkhusus teman kelas Akuntansi 17H dan Akuntansi Sektor Publik 3 yang selalu belajar bersama baik offline maupun online yang tidak sedikit bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.
9. Ibu Nurwati, SE.AK.,M.Si selaku Bendahara dan segenap Pegawai di Dinas
Perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan yang dengan senang hati menerima
dan menjadi informan untuk melakukan kegiatan penelitian ini.
ix
10. Sahabatku Titin Sariwarti dan sahabat lainnya yang selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan skripsi ini.
11. Terima kasih teruntuk semua kerabat yang tidak bisa saya tulis satu persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi, dan dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini.
Akhirnya, sungguh penulis paling sangat menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya para pembaca yang budiman, penulis senantiasa mengharapkan saran dan kritikannya demi kesempurnaan skripsi ini.
Mudah-mudahan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak utamanya kepada almamater tercinta Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar.
Nasrun min allahu wa fathun karien, billahi fi sabilil haq, fastaniqul khairat.
Wassalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh
Makassar, 27 Oktober 2021 Penulis
Nirmawati
x ABSTRAK
NIRMAWATI, 2021 Analisi Faktor Penghambat Penyusunan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Pengeluaran Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) (dibimbing oleh) Pembimbing I Bapak H. Muh. Rusydii dan Pembimbing II Ibu Saida Said.
Belanja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) tentunya sangat berkaitan dengan setiap lembaga pemerintah. Belanja SKPD merupakan pengeluaran dana yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasional kantor, dimana setiap pengeluaran atau belanja harus dilengkapi bukti yang lengkap dan sah yang akan digunakan untuk proses penyusunan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Pengeluaran. Oleh karena itu, peneliti tertarik melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis faktor penghambat penyusunan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Pengeluaran. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh langsung dari Dinas Perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dinas Perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan sudah menyusun Surat Pertanggungjawaban (SPJ) dengan baik dan tepat waktu tetapi masih terdapat factor yang menghambat dalam penyusunan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Seperti dokumen pelengkap SPJ yang banyak.
Kata Kunci : Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Pengeluaran
xi ABSTRACT
NIRMAWATI, 2021 Analysis of Inhibiting Factors in Compiling Accountability Letters (SPJ) for Expenditures in Regional Work Units (SKPD) (supervised by) Supervisor I Bapak H. Moh. Rusydi and Advisor II Ibu Saida Said.
Expenditures for Regional Apparatus Work Units (SKPD) are certainly closely related to every government institution. SKPD expenditures are expenditures of funds used to finance office operational activities, where each expenditure or expenditure must be accompanied by complete and valid evidence that will be used for the process of preparing the Expenditure Accountability Letter (SPJ). Therefore, researchers are interested in conducting research that aims to identify and analyze the inhibiting factors for the preparation of the Expenditure Accountability Letter (SPJ). This study used descriptive qualitative method. The data source used is primary data obtained directly from the South Sulawesi Provincial Trade Office. The results showed that the South Sulawesi Provincial Trade Office had prepared a Letter of Accountability (SPJ) properly and on time but there were still several factors that hindered the preparation of a Letter of Accountability (SPJ),many complementary SPJ documents.
Keywords: Letter of Accountability (SPJ) Expenditure
xii DAFTAR ISI
SAMPUL ... i
HALAMAN JUDUL ... ii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iv
HALAMAN PENGESAHAN ... v
SURAT PERNYATAAN KEABSAHAN ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
ABSTRAK ... x
ABSTRACT ... xi
DAFTAR ISI ... xii
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
A. Perjalanan Dinas ... 7
B. Pengertian Anggaran ... 7
C. Surat Pertanggungjawaban (SPJ) ... 9
D. Penelitian Terdahulu... 12
E. Kerangka Pikir ... 15
BAB III METODE PENELITIAN ... 17
A. Jenis Penelitian ... 17
B. Fokus Penelitian ... 17
xiii
C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 17
D. Sumber Data ... 18
E. Metode Pengumpulan Data ... 18
F. Metode Analisis Data ... 19
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 21
A. Gambaran Umum Obyek Penelitian ... 21
1. Objek dan Tempat ... 21
2. Deskripsi Singkat Kantor Dinas Perdagangan Provinsi SulSel ... 21
3. Maksud Dan Tujuan ... 23
4. Struktur Organisasi ... 25
5. Bidang-Bidang Kerja ... 27
B. Hasil Penelitian... 36
1. Karakteristik Responden ... 36
2. Informasi Perjalanan Dinas dan Flow Chart Perjalanan Dinas ... 37
3. Anggaran Perjalanan Dinas ... 41
4. Informasi Penyusunan SPJ Pengeluaran dan Flow Chart SPJ ... 44
5. Pembahasan ... 49
BAB V PENUTUP ... 50
A. Kesimpulan ... 50
B. Saran ... 50
DAFTAR PUSTAKA ... 52
LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 54
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 12
Tebel 4.1 Bidang-Bidang Kerja Dinas Perdagangan ... 27
xiv
Tabel 4.2 Tabel Responden ... 37
Tabel 4.3 Flow Chart Perjalanan Dinas Perdangan ... 39
Tabel 4.4 Satuan Uang Harian Perjalanan Dinas Biasa ... 40
Tabel 4.5 Satuan Uang Harian Perjalanan Dalam Kota ... 41
Tabel 4.6 Satuan Biaya Transport Perjalanan Dalam Kota ... 42
Tabel 4.7 Flow Chart Surat Pertanggungjawaban ... 47
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Kerangka Pikir ... 16
Gambar 4.1 Struktur Organisasi ... 26
Gambar 4.2 Flow Chart Perjalanan Dinas Perdangan ... 40
Gambar 4.3 Flow Chart Surat Pertanggungjawaban ... 48
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tugas kedinasan merumakan penugasan kerja yang berkaitan dengan kepentingan instansi perusahaan yang bersangkutan. Perjalanan dinas pimpinan biasanya dilakukan untuk berbagai keperluan, antara lain pelaksanaan dan pengawasan di kantor cabang, pelatihan, tender, pengangkatan tertentu, penjajakan kerjasama, menghadiri acara-acara seremonial, kegiatan sosial, memenuhi undangan tertentu, dll. Sebelum pimpinan atau pegawai membuat perjalanan dinas, baik untuk karyawan atau pimpinan pasti membutuhkan banyak persiapan, antara lain penataan tiket pesawat, reservasi hotel, dokumen, jadwal perjalanan, daftar perjalanan dinas. persiapan perjalanan bisnis. Manajemen perjalanan dinas setiap instansi berbeda-beda, menurut Sedarmayanti (2005:119) yang menyatakan bahwa perjalanan dinas merupakan salah satu tugas insidental yang dilakukan oleh seorang sekretaris. Namun dalam prakteknya pengelolaan perjalanan dinas tidak hanya dapat dilakukan oleh seorang sekretaris, untuk instansi tertentu sudah ada bagian yang akan mengurus perjalanan dinas.
Untuk mempersiapkan kebutuhan perjalanan dinas, apalagi perjalanan
dinas yang dilakukan oleh instansi pemerintah, sudah ada tata cara
perjalanan dinas yang perlu diperhatikan. Prosedur menurut Zaki Baridwan
(2009:30) adalah urutan pekerjaan klerikal, biasanya melibatkan beberapa
orang dalam satu atau lebih bagian, disusun untuk memastikan adanya
perlakuan yang seragam terhadap transaksi perusahaan yang sedang
terjadi. Tata cara perjalanan dinas pegawai negeri sipil telah diatur dalam
2
Peraturan Menteri Keuangan 97/PMK.05/2021 tentang Perjalanan Dinas Dalam Negeri Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil, dan Pegawai Tidak Tetap yang telah mengalami banyak perubahan dan pembenahan peraturan. Adanya peraturan dari pemerintah agar perjalanan dinas dapat dilakukan secara tertib, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggung jawab.
Kebijakan pengelolaan anggaran pemerintah daerah dikenal dengan konsep akuntabilitas dan pengukuran kinerja. Hal ini terlihat dari ketentuan yang mengatur tentang penyusunan laporan pertanggungjawaban.
Transparansi anggaran masih minim karena hanya melibatkan DPRD.
Laporan pertanggungjawaban yang dibuat oleh kepala daerah dibahas dengan DPRD, tidak terbuka untuk umum. Pengukuran kinerja hanya sebatas perbandingan besarnya target anggaran dengan realisasinya (penyerapan anggaran), perbandingan antara biaya standar dengan realisasinya (efisiensi anggaran, target dan proporsi fisik proyek). Dengan demikian, pengelolaan keuangan daerah biasanya dikatakan belum melihat akuntabilitas dan transparansi sebagai bagian penting dari pengelolaan.
Namun hal ini biasanya terjadi dengan pengelolaan laporan keuangan negara yang sangat sentralistik dimana porsi alokasi anggaran negara untuk pemerintah daerah sangat minim dan relatif.
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, telah terjadi
beberapa kali perubahan tata kelola keuangan daerah. Salah satu
perubahan dalam tata kelola keuangan daerah adalah penerapan Standar
3
Akuntansi Pemerintahan (SAP). Selain itu, perubahan peraturan juga mencakup desentralisasi akuntansi dan sistem keuangan, di mana setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) diberikan peran dan tanggung jawab yang lebih besar untuk mengelola keuangannya sendiri. Dengan diberlakukannya peraturan tersebut, diharapkan sistem pengelolaan keuangan pada Dinas Perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan dapat dikelola secara lebih transparan dan akuntabel, serta peran serta aktif masyarakat dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat pada umumnya.
Standar akuntansi pemerintahan yang diterapkan dalam pengelolaan keuangan daerah dapat dilihat pada pelaporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Pertanggungjawaban pelaksanaan APBD didasarkan pada Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 berupa laporan realisasi APBD, neraca daerah, laporan arus kas, dan catatan atas laporan keuangan menurut SAP.
Maka setelah perubahan, menurut Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 pertanggungjawaban pelaksanaan APBD dilakukan dalam bentuk laporan keuangan yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran (LRA), Laporan Operasional, Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Perubahan Ekuitas, Neraca, Laporan Arus Kas), dan Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
Oleh karena itu, Departemen Perdagangan membuat SPJ. Sesuai
dengan pelaporan, salah satunya ketepatan waktu, Surat
Pertanggungjawaban (SPJ) Belanja harus disampaikan tepat waktu agar
dapat menghasilkan laporan keuangan secara tepat waktu. Surat
4
Pertanggungjawaban Pengeluaran (SPJ) adalah dokumen yang menjelaskan penggunaan uang yang dikelola oleh bendahara pengeluaran dan disertai dengan bukti transaksi berupa nota, kuitansi, dan bukti transaksi lainnya. Hal ini sesuai dengan prinsip penggunaan dana, dimana setiap pengeluaran atau pengeluaran harus disertai dengan bukti yang lengkap dan sah. Bendahara Pengeluaran Dinas Perdagangan secara fungsional bertanggung jawab atas pengelolaan uang yang dikelola dan menyampaikan laporan pertanggungjawaban SKPD kepada PPKD selaku BUD paling lambat tanggal 15 setiap bulannya.
Tentang pelaksanaan tugas penyusunan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) belanja,Dinas Perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan masih mengalami kendala dalam penyusunan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) . Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis faktor penghambat penyusunan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Belanja di Dinas Perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah penelitian yang akan dibahas adalah: “Apa faktor penghambat penyusunan surat pertanggungjawaban (SPJ) pengeluaran di Dinas Perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan”.
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Faktor
Penghambat Penyusunan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Pengeluaran
Dinas Perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan”.
5
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Manfaat Teoritis
a. Sebuah Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan perkembangan ilmu ekonomi di bidang akuntansi sektor publik.
b. Diharapkan dapat menjadi bahan penelitian sebelumnya serta sebagai sumber referensi dan informasi untuk studi lebih lanjut terkait faktor penghambat penyusunan Surat Pertanggungjawaban (SPJ).
2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti
Sebagai wahana pelatihan dan studi banding antara teori yang didapat dalam perkuliahan dengan praktek yang diterapkan di Pemerintah Daerah, sehingga dapat dijadikan bekal untuk memasuki dunia kerja. Selain itu, penelitian ini dapat menambah pengetahuan khususnya mengenai “Analisis faktor penghambat penyusunan SPJ pengeluaran Dinas Perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan”.
b. Bagi pihak Pegawai Dinas Perdagangan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi karyawan yang terlibat dalam pembuatan laporan pertanggungjawaban (SPJ) agar lebih mengerti dan memahami faktor penghambat penyusunan SPJ tersebut.
a. Bagi universitas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi
dunia pendidikan khususnya perguruan tinggi. Selain itu, penelitian ini
6
diharapkan dapat memberikan masukan dan menjadi acuan untuk
penelitian selanjutnya.
7 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perjalanan Dinas
Perjalanan dinas adalah perjalanan yang dilakukan oleh karyawan/pegawai suatu lembaga/perusahaan yang berkaitan dengan tugas suatu lembaga/perusahaan yang berkaitan dengan tugas pekerjaan kedinasan. Tugas pekerjaan kedinasan adalah tugas pekerjaan yang berkaitan dengan kepentingan lembaga/perusahaan yang bersangkutan.
Perjalanan bisnis adalah perjalanan yang dilakukan oleh karyawan/pegawai suatu lembaga/perusahaan yang berkaitan dengan kepentingan bisnis.
Jadi perjalanan bisnis/dinas pimpinan adalah perjalanan yang dilakukan oleh pimpinan suatu lembaga atau perusahaan dalam rangka melaksanakan tugas kedinasan/tugas bisnis perusahaan.
B. Pengertian Anggaran
Anggaran merupakan pedoman tindakan yang akan dilaksanakan oleh
pemerintah meliputi rencana, pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan
yang diukur dalam satuan rupiah yang disusun menurut klasifikasi tertentu
secara sistematis untuk satu periode. Anggaran pemerintah merupakan
dokumen formal hasil kesepakatan antara eksekutif dan legislatif tentang
belanja dan pendapatan yang diharapkan dapat menutup kebutuhan belanja
atau pembiayaan yang diperlukan. Anggaran mengkoordinasikan aktivitas
belanja pemerintah dan memberi landasan bagi upaya perolehan
pendapatan dan pembiayaan untuk periode anggaran, yaitu periode tahunan
(Nordiawan, 2006 : 48).
8
.
Dalam pengertian lain dapat dikatakan bahwa anggaran sebagai sebuah rencana finansial yang menyatakan :
1. Rencana-rencana organisasi untuk melayani masyarat atau aktivitas lain yang dapat mengembangkan kapasitas organisasi dalam pelayanan.
2. Estimasi besarnya biaya yang harus dikeluarkan dalam merealisasikan rencana tersebut.
3. Perkiraan sumber-sumber mana saja yang akan menghasilkan pemasukan serta seberapa besar pemasukan tersebut.
Sedangkan anggaran publik merupakan suatau dokumen yang menggambarkan kondisi keuangan dari suatu organisasi yang meliputi informasi mengenai pendapatan, belanja, dan aktivitas (Nordiawan, 2006 : 48).
Anggaran publik merupakan suatu rencana finansial yang menyatakan:
1. Berapa biaya-biaya atas rencana yag dibuat (pengeluaran/biaya), dan 2. Berapa banyak dan bagaimana caranya memperoleh uang untuk
mendanai rencana tersebut (pendapatan).
Uraian tersebut dapat dinyatakan bahwa anggaran sektor publik adalah perencanaan finansial tentang perkiraan pengeluaran dan penerimaan yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang dengan melihat data yang diperoleh dari masa lalu sebagai acuan penetapan anggaran. (Mardiasmo, 2009:78)
Selain itu, anggaran sektor publik memiliki beberapa karakteristik sebagai
berikut:
9
a. Anggaran dinyatakan dalam satuan uang dan non-keuangan.
b. Anggaran yang umumnya mencakup jangka waktu tertentu.
c. Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajemen untuk mencapai sasaran yang ditetapkan.
d. Usulan anggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi dari penyusunan anggaran.
e. Sekali disusun, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi tertentu.
C. Surat Pertanggungjawaban (SPJ)
(LAN & BPKP, 2000) mendefinisikan Surat Pertanggungjawaban (SPJ) sebagai bentuk laporan keuangan yang dibuat oleh bendahara yang juga memenuhi tujuan pertanggungjawaban. Sebab, SPJ dibuat untuk pertanggungjawaban penggunaan dana (APBD) kepada pihak yang lebih tinggi. Menurut Bastian (2007) mendefinisikan SPJ sebagai surat yang memperumit pengeluaran dan buku besar pengeluaran kas yang disertai dengan bukti pengeluaran.
Dapat dikatakan bahwa surat pertanggungjawaban adalah surat yang menunjukkan penggunaan dana untuk kegiatan yang dilakukan oleh suatu lembaga atau lembaga yang dilengkapi dengan alat bukti yang sah dari suatu sayembara.
Fungsi dari Surat Pertanggungjawaban (SPJ) adalah sebagai:
a. Dasar penentuan kebijakan dan pengarahan pimpinan b. Bahan penyusunan rencana kegiatan berikutnya
c. Sebagai bahan evaluasi terhadap seluruh proses pelaksanaan kegiatan
dan hasil-hasil yang dapat dicapai dari kegiatan yang sudah
dilaksanakan.
10
d. Sebagai bahan pertimbangan bagi perbaikan-perbaikan pelaksanaan kegiatan pada masa yang akan datang
e. Mengetahui bagaimana perkembangan dan proses peningkatan kegiatan
Pihak – pihak yang terkait dalam Surat Pertanggungjawaban (SPJ), diantaranya adalah:
a. Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) adalah selaku yang menyelenggarakan suatu kegiatan yang akan dipertanggungjawabkan / di SPJ kan.
b. Kepala Dinas adalah selaku yang menyetujui setiap kegiatan yang akan diselenggarakan.
c. Kepala Bagian Keuangan adalah selaku yang menyetujui mengeluarkan dana untuk setiap kegiatan yang akan diselenggarakan.
d. Pejabat Pengelola Keuangan (PPK) adalah pejabat yang bertanggungjawab atas pengelolaan keuangan.
e. Sekretaris Daerah adalah selaku yang menyetujui Rencana Pelaksanaan Anggaran (RKA)
f. Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) adalah selaku pengguna anggaran.
g. Bendahara Pengeluaran adalah orang yang ditunjuk untuk menerima, menyimpan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja negara dalam rangka pelaksanaan tugas negara pada kantor satuan kerja kementerian / lembaga.
h. Bendahara Pengeluaran Pembantu adalah Bendahara yang ditunjuk
untuk membantu kelancaran kegiatan pada suatu satuan kerja dimana
dia bertanggung jawab atas setiap pembayaran yang di lakukan.
11
i. Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) adalah pejabat unit SKPD yang melaksanakan satu atau beberapa kegiatan dari suatu program sesuai dengan bidang tugasnya,
j. Petugas Verifikasi adalah petugas yang ditunjuk untuk membantu dalam menguji kebenaran permintaan dana dalam pelaksanaan program.
k. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) adalah selaku yang menerima Surat Pertanggungjawaban (SPJ) yang telah dibuat oleh SKPD.
l. Bendahara Umum Daerah (BUD) adalah selaku yang menerima Surat Pertanggungjawaban (SPJ) yang telah dibuat oleh SKPD.
m. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) adalah selaku yang menerima Surat Pertanggungjawaban (SPJ) yang telah dibuat oleh SKPD.
Dalam Surat Pertanggungjawaban (SPJ), ada beberapa istilah yang lazim digunakan dalam dokumen anggaran keuangan daerah. Istilah tersebut, diantaranya:
a. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD) adalah dokumen yang memuat pendapatan, belanja dan pembiayaan yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh pengguna anggaran / pengguna barang.
b. Surat Permintaan Pembayaran (SPP) adalah surat yang diajukan oleh bendahara pengeluaran kepada pengguna anggaran / kuasa pengguna anggaran.
c. Surat Perintah Membayar (SPM) adalah merupakan dokumen yang
diterbitkan oleh pejabat penerbit SPM untuk mencairkan alokasi dana
yang sumbernya dari DPA, setelah melalui pengujian SPP.
12
d. Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) adalah surat yang dipergunakan untuk mencairkan dana lewat bank yang ditunjuk, setelah SPM diterima oleh Bendahara Umum Daerah (BUD).
D. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Nama Peneliti
Judul Penelitian Metode Analisis
Hasil Penelitian 1 Wati
(2020)
Analisis Faktor Penghambat Penyusunan SPJ Pengeluaran Di Dinas Penanaman Modal Dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP)
Metode deskriptif kualitatif.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa DPMPTSP Kota Magelang sudah menyusun SPJ dengan baik dan tepat waktu tetapi masih terdapat beberapa faktor yang menghambat dalam penyusunan SPJ yaitu faktor pembagian kerja dimana setiap pegawai merangkap jabatan yang mengakibatkan kinerja pegawai tidak maksimal dan dokumen pelengkap SPJ yang banyak.
2 Rahmatia (2016)
Analisis
Penatausahaan Dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara Serta Penyampaiannya Pada Dinas Pendapatan Pengelola Keuangan Dan Aset Daerah Kabupaten Bone Bolango
Penelitian Deskriptif
Hasil penelitian menunjukkan Dinas Pendapatan
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPPKAD) Kabupaten Bone Bolango telah sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
Sebaiknya Kepala Dinas DPPKAD Kabupaten Bone Bolango melalui bidang akuntansi,
perbendaharaan, dan
13
anggaran tegas mengingatkan kepada seluruh bendahara SKPD baik bendahara penerimaan maupun pengeluaran agar memasukkan laporan pertanggungjawaban pada tanggal 10 bulan berikutnya sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 55 Tahun 2008.
3 Hm Gatot Basuki (2017)
Minimasi
Keterlambatan Laporan Pertanggungjawaban Biaya Dengan
Pendekatan Risk Assessment Dan Fishbone Diagram
Penelitian Deskriptif Kualitatif Dan Kuantitatif
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor penyebab risiko keterlambatan
penyampaian laporan pertanggungjawaban biaya di YPTS terdapat 9 faktor masuk dalam kategori Extreme Risk, 8 faktor masuk kategori High Risk, dan 1 faktor dalam kategori
Moderate Risk, sehingga diperlukan tindakan minimasi risiko tersebut menggunakan proses mitigasi risiko.
4 Ali Kurnila (2019)
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Pertanggungjawaban Bendahara
Pengeluaran Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (Skpd) Kota Metro
Penelitia Kuantitatif
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Sumber Daya Manusia tidak berpengaruh Positif terhadap Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Pertanggungjawaban Bendahara
Pengeluaran.
Sedangkan Pendidikan dan Pelatihan, Disiplin Kerja serta
Ketersediaan Fasilitas
Berpengaruh Positif
Terhadap Ketepatan
Waktu Penyampaian
Laporan
14
Pertanggungjawaban Bendahara
Pengeluaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kota Metro.
5 Alaydrus (2020)
Laporan
Pertanggungjawaban Pengeluaran (Studi Pada 3 Skpd Di Kabupaten Donggala)
Penelitian Kualitatif
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor penyebab terjadinya Laporan pertanggungjawaban belanja yang lambat adalah: 1) kebijakan dan regulasi yang terus berubah dia pemerintah pusat; 2) rendahnya kemampuan
administrator; 3) rendahnya kualitas manusia sumber daya, dan 4) kurangnya sosialisasi dan pelatihan tentang aturan akuntabilitas pengeluaran di Kabupaten Donggala 6 Mardiana
(2020)
Analisis Terhadap Faktor Yang
Berpengaruh Dalam Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Di Kabupaten Sarmi Provinsi Papua
Penelitian Kuantitatif
Hasil penelitian menjelaskan bahwa kompetensi SDM secara parsial faktor tidak berpengaruh signifikan, sedangkan dua faktor lainnya yaitu pendidikan dan
pelatihan, dan SIMDA Implementasinya, berdampak positif.
Secara bersamaan ketiga faktor ini memiliki positif dan efek
signifikan.
7 Basna (2017)
Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keterlambatan Surat Pertanggungjawaban Keuangan Pada Pemerintah Kabupaten Boven Digoel
Hasil penelitian menemukan sumber daya manusia dan perencanaan
penganggaran daerah
berdampak signifikan
pada keterlambatan
15
surat
pertanggungjawaban keuangan di Boven Kabupaten Digoel.
Selain itu, keterlambatan pelaporan keuangan pihak ketiga tidak didukung untuk
berdampak pada surat pertanggungjawaban keuangan daerah penundaan di Kabupaten.
Perbedaan dan persamaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian sebelumnya yaitu sama-sama menggunakan variabel bebas yaitu faktor penghambat penyusunan surat pertanggungjawaban dan sama-sama menjelaskan terkait variabel bebas tersebut. Adapun perbedaanya terletak pada variabel terikatnya,dalam pembahasan variabel terikat pada penelitian ini dengan penelitian sebelumnya sangat berbeda.Penelitian ini menggunakan variabel terikat dan variabel terikatnya yaitu di Dinas Perdagangan, sedangakan penelitian sebelumnya variabel terikatnya yaitu di Dinas Penanaman Modal.
E. Kerangka Pikir
Surat Pertanggungjawaban (SPJ) Pengeluaran merupakan bentuk
pertanggungjawaban atas penggunaan dana yang telah digunakan untuk
kegiatan operasional kantor sehari-hari. SPJ disiapkan oleh Bendahara
Belanja administrasi dan belanja fungsional berisi saldo kas yang telah
direkapitulasi. Sebab, SPJ dibuat untuk pertanggungjawaban penggunaan
16
dana (APBD) kepada pihak yang lebih tinggi. Menurut Bastian (2007) mendefinisikan SPJ sebagai surat yang memperumit pengeluaran dan buku besar pengeluaran kas yang disertai dengan bukti pengeluaran.
Dapat dikatakan bahwa surat pertanggungjawaban adalah surat yang dapat digunakan untuk penggunaan dana untuk kegiatan yang dilakukan oleh lembaga atau lembaga yang dilengkapi.
Gambar 2.1 Kerangka Pikir Dinas Perdagangan Provinsi
Sulawesi Selatan
Satuan Kerja Perangkat Daerah
Penyusunan Surat Pertanggungjawaban
Pengeluaran
17 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bersifat desktriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta lapangan. Selain itu, landasan teori ini juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian (Wahyu 2020).
Penelitian kualitatif bersifat induktif artinya peneliti membiarkan masalah- masalah muncul dari data atau dibiarkan terbuka untuk dipahami. Data dikumpulkan dengan pengamatan seksama, mencakup deskripsi dalam konteks yang mendetail disertai dengan catatan-catatan hasil wawancara yang mendalam dan hasil analisis dokumen dan catatan-catatan dari lokasi penelitian ( Wahyu 2020).
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan pada judul penelitian ini, dapat dirumuskan bahwa penelitian adalah mengenai Analisis Faktor Penghambat Penyusunan SPJ Pengeluaran pada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Dinas Perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan, Jl.
Manunggal 22 No. 40, Kel. Maccini Sombala, Kec. Tamalate, Kota
18
Makassar, Sulawesi Selatan. Waktu penelitian dilakukan selama 2 (Dua) bulan dimulai pada bulan Agustus sampai September 2021.
D. Sumber Data
Data Kualitatif berbentuk deskriptif, berupa kata-kata lisan atau tulisan mengenai tingkah laku manusia yang dapat diamati. Data kualitatif tersebut berupa uraian terperinci, kutipan langsung, dan dokumentasi kasus. Data ini didapatkan dari suatu cerita responden, tanpa mencoba mencoba mengarahkan kecocokan terhadap suatu gejala dengan kategori buku yang telah ditetapkan sebelumnya, sebagaimana jawaban pertanyaan dalam kuesioner.
Data kualitatif adalah atas perkataan subjek penelitian dalam bahasa sendiri. Data kualitatif bersifat mendalam dan terperinci, sehingga juga bersifat panjang lebar. Akibatnya analisis data kualitatif bersifat spesifik, terutama untuk meringkas data dan menyatukannya dalam suatu alur analisis yang mudah dipahami oleh pihak lain. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
Adapun jenis dan sumber data yang dikumpulkan oleh penulis yaitu:
a. Data primer, yaitu subuah data yang langsung didapatkan dari sumber dan diberi kepada pengumpul data atau peneliti.
b. Data Sekunder, yaitu wawancara dengan subjek penelitian baik secara observasi maupun pengamatan langsung (Sugiono 2016).
E. Metode Pengumpulan Data
Adapun metode pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam penelitian
ini ada tiga, yaitu sebagai berikut:
19
1. Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan melihat langsung data-data yang sudah ada dan tersedia di lokasi penelitian atau catatan- catatan yang dimiliki oleh Dinas Perdagangan. Teknik ini dilakukan dengan membuat copy atau pencatatan dari arsip resmi atau asli dari Dinas Perdagangan. Data-data yang diperlukan dan sebagian besar sudah ada di lokasi penelitian adalah arsip Surat Pertanggungjawaban Dinas Perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan.
2. Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan cara mewawancarai beberapa informan (Karyawan) yang bersifat mendalam serta terbuka untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Subjek wawancara pada penelitian ini ditujukan pada unsur pimpinan yang melakukan kebijakan terhadap pembuatan surat pertanggungjawaban atas pengelolaan Alokasi Dana pengeluaran Dinas Perdagangan dan peneliti akan bertanya langsung kepada pengguna Alokasi Dan pengeluaran Dinas Perdagangan,dan pengguna kepentingan. Pemilihan informan dilakukan dengan mempertimbangkan hal-hal yang berkaitan dengan teori yang dikaji dalam penelitian ini, serta telah berinteraksi secara langsung dengan aparat Dinas Perdagangan yang bertugas sebagai penyusun Alokasi Dana pengeluaran. Wawancara merupakan rechecking atau pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang telah didapatkan sebelumnya.
F. Metode Analisis Data
Miles, Huberman dalam Menurut Wahyu (2020) mengatakan bahwa ada
tiga jalur analisis data kualitatif data kualitatif yang dilakukan yakni, data
20
condensation, data display, dan conclusion drawing/verification. Aktivitas dalam data kualitatif yaitu:
1. Kondensasi data (data condensation)
Hal yang paling utama dilakukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah mengumpulkan data primer melalui wawancara dan data sekunder terkait dengan penyusunan surat pertanggungjawaban. Kemudian setelah mendapatkan data, peneliti mengkondensasi data. Kondensasi data atau menggolongkan semua dokumen-dokumen yang terkait penyusunan surat pertanggungjawaban.
2. Penyajian data (data display)
Langkah kedua yang dilakukan peneliti yaitu penyajian data. Penyajian data merupakan sebuah pengorganisasian, penyatuan dari informasi yang memungkinkan penyimpulan dan aksi. Penyajian data membantu memahami apa yang terjadi dan untuk melakukan rencana kerja selanjutnya, termasuk analisis yang lebih mendalam atau mengambil aksi berdasarkan pemahaman. Bentuk penyajian data kualitatif berupa teks naratif (berbentuk catatan lapangan), matriks, grafik, jaringan dan bagan.
Proses ini akan dilakukan penyajian dari hasil wawancara yang berupa teks video dan dituangkan dalam bentuk teks.
3. Penarikan kesimpulan (Conclusin Drawing)
Kegiatan analisis yang terakhir dan yang paling penting adalah menarik
kesimpulan dan verifikasi. Penarikan kesimpulan dikaitkan dengan
pedoman Undang-Undang Pengelolaan Alokasi Dana pada Dinas
Perdagangan agar dapat dikatakan akuntabel dan transparan.
21 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian 1. Objek dan Tempat
a. Objek Penelitian Objek penelitian ini adalah jumlah sumber daya manusia, dalam hal ini pada masalah Motivasi dan Disiplin Kerjapada Kantor Dinas Perdagangan Propinsi Sulawesi Selatan Kota Makassar.
b. Tempat Penelitian Penelitian ini bertempat di kantor Dinas Perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan Jl. Manunggal No.22 Kel.
Maccini Sombala Kec. Tamalate Kota Makassar.
2. Deskripsi Singkat Kantor Dinas Perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan
Dinas Perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan sebagai salah satu
SKPD Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan yang dibentuk
berdasarkan peraturan dan tata kerja Dinas Perdagangan Provinsi
Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan
Susunan Perangkat Daerah sebagai tindak lanjut dari RPJMD
Provinsi Sulawesi Selatan 2018-2023 dengan menjabarkannya ke
dalam dokumen perencanaan SKPD berupa dokumen rencana
strategis (Renstra) Dinas Perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2018-2023 yang disusun berdasarkan tahapan yang
melibatkan berbagai pemangku kepentingan (Stakeholder). Dengan
demikian, Remstra ini menjadi dasar penyusunan usulan kebijakan
umum Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (KUA), RAPBN
22
Pekerjaan (Renja), serta Prioritas dan Pagu Anggaran (PPA) setiap tahun untuk sektor perdagangan dengan tetap memperhatikan perubahan strategi lingkungan, baik di lingkungan eksternal maupun internal.
Sebagai dokumen perencanaan, Renstra Dinas Perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan juga berfungsi sebagai tolak ukur kinerja dan pembangunan pemerintah di bidang perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan periode 2018-2023. Hal ini sesuai dengan INPRES no. 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Dengan demikian komitmen dan konsistensi penyelenggara pemerintahan terhadap Renstra sangat penting untuk mengukur Akuntabilitas Instansi Pemerintah, dalam hal ini Dinas Perdagangan Provinsi dan Kredibilitas penyelenggaraan pemerintahan.
Kantor Dinas Perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan yang beralamat di jalan Manunggal No.22 Kel. Maccini Sombala, Kec.
Taalate Kota Makassar,mempunyai Visi dan Misi, yaitu : a. Visi
Dinas Perdagangan Sulawesi Selatan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan, tentunya hal ini berperan untuk mewujudkan visi dan misi Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan dengan mempertimbangkan potensi, tantangan, dan peluang serta strategi permasalahan, Visi Dinas Perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014-2019 adalah sebagai berikut:
“Terwujudnya Perdagangan Sulawesi Selatan yang Inovatif dan
23
Berdaya Saing, Sebagai Simpul Jaringan Perdagangan Nasional”
b. Misi
Untuk mencapai visi tersebut, disusun Misi dinas perdagangan Sulawesi selatan dalam kurun waktu 2014-2019 adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan efisiensi dan kelancaran distribusi perdagangan dalam negeri.
2. Meningkatkan ekspor, pengendalian impor dan membuka hubungan kerja sama perdagangan internasional.
3. Meningkatkan perlingdungan konsumen, pengawasan barang beredar, jasa dan tertip niaga.
4. Meningkatkan citra produk dan akses pasar dalam dan luar negeri.
5. Mewujudkan standarisasi ukuran, produk dan jasa serta pengembalian mutu.
6. Meningkatkan kualitas dan kuantitas pelaku usaha yang berdaya saing.
7. Meningkatkan sumbar daya aparatur yang inovatif, professional
3. Maksud dan Tujuan
Penyusunan Renstra Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014-2019
merupakan peluang untuk menghasilkan perumusan strategi,
kebijakan, dan program pembangunan secara terarah, efektif, efisien
dan terintegrasi dalam mendorong terwujudnya visi, misi, tujuan
24
pembangunan dan target yang ditetapkan dalam RPJMD Sulawesi Selatan 2014-2019.
Tujuan lain dari penyusunan Renstra Dinas Perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan adalah untuk menyediakan dokumen yang menggambarkan masa depan Sulawesi tahun 2019, khususnya bidang perdagangan yang ingin diwujudkan dan upaya yang ingin dicapai arah kebijakan dan program prioritas yang akan dilakukan untuk mencapainya.
Penyusunan Renstra Dinas Perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014-2019 bertujuan untuk:
a. Menguraikan visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan serta program gubernur dan wakil gubernur Sulawesi Selatan ke dalam arah kebijakan dan program pembangunan yang lebih rinci, terarah, dan dapat dilaksanakan selama 2014-2019, sebagaimana tertuang dalam RPTMD Sulawesi Selatan.
b. Memberikan acuan resmi bagi Satker Dinas Perdagangan Provinsi
Sulawesi Selatan dalam menetapkan prioritas program dan
kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan dengan sumber
dana APBD dan APBN serta sumber pendanaan lainnya yang
bersifat dikoordinasikan oleh gubernur. Untuk memudahkan
pengukuran kinerja dan pengembangan kinerja masing-masing
unit kerja di lingkungan dinas perdagangan provinsi sulawesi
selatan.
25
c. menciptakan tata pemerintahan yang baik, sehingga terwujud kondisi yang aman dan berkelanjutan dalam melaksanakan pembangunan yang baik.
d. Membangun kebersamaan melalui kerjasama dan kemitraan dengan para pembina di tingkat pemerintah, mulai dari pemerintah daerah, swasta dan masyarakat.
e. Acuan penyusunan rencana kerja (renja) setiap tahun selama 2014-2019.
f. Tolak ukur keberhasilan Dinas Perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan dalam melaksanakan pembangunan sesuai dengan tugas, wewenang, dan tanggung jawabnya masing-masing dalam upaya mewujudkan visi, misi dan program.
g. nstrumen pelaksanaan fungsi pengawasan DPR dalam mengendalikan penyelenggara pembangunan daerah dan menyalurkan aspirasi masyarakat sesuai dengan prioritas dan sasaran program pembangunan yang ditetapkan dalam RPJMD.Struktur Organisasi Dinas Perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan
4. Struktur organisasi Dinas Perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan
terdiri dari Kepala Dinas, Sekertaris, Bidang Perdagangan Dalam
Negeri, Bidang Pengembangan Perdagangan Luar Negeri (PPLN),
Bidang konsumen dan Tata Niaga, Bidang promosi Perdagangan,
Balai Sekertaris dan Pengendalian Mutu,UPTD Balai Pendidikan dan
Pelatihan Ekspor Daerah.
26
STRUKTUR ORGANISASI
DINAS PERDAGANGAN PROVINSI SULAWESI SELATAN GAMBAR 4.1
KEPALA DINAS
SEKRETARIS DINAS
BID. PERLINDUNGAN KONSUMEN PENGAWASAN BARANG BEREDAR BID. PENGEMBANGAN
PERDAG. DALAM NEGERI
KA.UPT BALAI PELAYANAN DISTRIBUSI PERDAGANGAN
SEKSI PERLINDUNGAN
KONSUMEN SEKSI
TERTIB NIAGA SEKSI
PENGAWASAN BARANG BEREDAR
&JASA
SUB BAGIAN TATA USAHA
SEKSI PELAYANAN PERDAGANGAN
SEKSI PELAYANAN DISTRIBUSI DAN
PROMOSI SEKSI SARANA
DAN PELAKU DISTRIBUSI
SEKSI PENGENDALIAN BARANG POKOK DAN PENTING
SEKSI PENGGUNAAN DAN PAMASARAN PRODUK DLM NEGERI
SUB BAGIAN KEUANGAN SUB BAGIAN
PROGRAM SUB BAG.
UMUM, KEPEGAWAIA N DAN HUKUM
KA.UPT BALAI PENGUJIAN DAN SERTIFIKASI MUTU BARANG
SUB BAGIAN TATA USAHA
SEKSI PENGUJIAN
DAN SERTIFIKASI
SEKSI PELAYANAN
KALIBRASI KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
27
5. Bidang-bidang Kerja/Job Discription TABEL 4.1
NO BIDANG KEGIATAN
1. Kepala Dinas a. Perumusan kebijakan urusan pemerintahan bidang perdagangan.
b. Pelaksanaan kebijakan urusan pemerintahan bidang perdagangan.
c. Pelaksanaan evaluasi dan peloporan urusan pemerintahan bidang perdagangan.
d. Pelaksanaan administrasi Dinas.
e. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh gubernur terkait tugas dan fungsinya.
f. Menyusun rencana kegiatan dinas sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.
g. Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas.
h. Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam lingkungan dinas untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas.
i. Menyusun rancangan, mengoreksi, mamaraf dan menandatangani naskah dinas.
j. Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya.
k. Merencanakan dan merumuskan kebijakan
28
teknis bidang perdagangan dalam negeri, perdagangan luar negeri, perlindungan konsumen, dan tertib niaga dan bidang promosi perdagangan.
l. Mengkordinasikan dan menyelenggarakan kebijakan teknis bidang PLN, PDN, PKTN, dan promosi.
m. Menyelenggarakan dan pelayanan bidang PLN, PDN, PKTN, dan promosi.
Menyelenggarakan dan pelayanan bidang PLN, PDN, PKTN, dan promosi.
n. Menyelenggarakan monitoring evaluasi dan pengawasan penyelenggaraan kebijakan bidang PLN, PDN, PKTN, dan Promosi.
o. Meneyelenggarakan dan memberikan dukungan fasilitas pelayanan perizinan dalam bentuk penerbitan pertimbangan teknis bidang perdagangan.
p. Menyelenggarakan pemantauan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan izin bidang perdagangan berdasarkan kewenangan pemerintah daerah.
q. Menyelenggarakan perencanaan kebijakan
teknis, umum, perlengkapan dan kepegawaian
dalam lingkup dinas.
29
r. Mengordinasikan dan menyelenggarakan pendaftaran perusahaan.
s. Mengordinasikan dan meyelenggaraan pengembangan ekspor.
t. Mengordinasikan dan menyelenggarakan standarisasi dan perlindungan konsumen.
u. Kordinasi dan konsultasi dengan lembaga pemerintah dan non pemerintah dalam rangka urusan perdagangan.
v. Menilai kinerja pegawai aparat sipil negara sesuai ketentuan perundang undangan.
w. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas kepala dinas dan memberikan saran.
x. Meneyelnggarakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan bidang tugasnya
2 Sekertaris a. pengoordinasian pelaksanaan tugas dalam lingkungan dinas.
b. pengoordinasian penyusunan program, dan laporan.
c. pengoordinasian urusan umu, kepegawaian, dan hukum.
d. pengoordinasian pengelolaan administrasi
keuangan, dan e. pelaksanaan tugas kedinasan
lain sesuai tugasnya.
30
3 Bidang Perdagangan Dakam Negeri (PDN)
a. perumusan kebijakan teknis bidang perdagangan dinas perdagangan dalam negeri.
b. pelaksanaan kebijakan teknis bidang perdagangan dalam negeri.
c. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan perdagangan dalam negeri.
d. menyusun rencagan, mengoreksi, memaraf dan dan atau menandatangani naska dinas.
e. mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidangnya.
f. menyiapkan dan merumuskan kebijakan teknis bidang perdagangan dalam negeri meliputi barang kebutuhan pokok dan barang penting.
g. mengoordinasikan dan melaksanakan kebijakan teknis bidang perdagangan.
h. pembinaan teknis bidang perdagangan dalam negeri meliputi barangkeputuhan pokok dan barang penting bina iklim usaha perdagangan.
i. Mengordinasikan dan melaksanakan fasilitas pelayanan perizinan dalam bentuk penertiban, pertimbangan, teknis berkaitan izin
4 Bidang Perdagangan Luar Negeri
a. Menyusun Rencana kegiatan bidang perdagangan luar negeri sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.
b. Mendistribusikan.
31
5 Bidang Perlindungan Konsumen dan Tata Tertip Niaga
a. Perumusan kebijakan teknis bidang perlindungan konsumen atau tertib niaga.
b. Pelaksanaan kebijakan teknis bidang perlindungan konsumen dan tertib niaga.
c. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan bidang perlindungan konsumen dan tertib niaga.
d. Pelaksanaan adminitrasi bidang perlindungan konsumen dan tertib niaga. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sebagai bidang tugasnya.
6 Bidang Promosi Perdagangan
a. Menyusun rencana kegiatan bidang promosi perdagangan sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas.
b. Mendistribusikan dan memberi petunjuk pelaksanaan tugas.
c. Memantau, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan tugas dalam lingkungan bidang promosi perdagangan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan tugas.
d. Menyusun rancangan, mengoreksi, memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas.
e. Mengikuti rapat sesuai dengan bidang tugasnya.
f. Mengikuti rapat-rapat sesuai dengan bidang tugasnya.
g. Menyiapkan dan merumuskan kebijakan teknis
32
bidang promosi perdagangan.
h. Mengordinasikan dan melaksanakan pembinaan teknis bidang promosi perdagangan meliputi promosi perdagangan dalam negeri.
i. Melaksanakan pemantauan, pengendalian dan evaluasi kebijakan teknis bidang promosi perdagangan melipiti promosi perdagangan.
j. Melaksanakan koordinasi dan konsultasi dengan lembaga pemerintah dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi.
k. Menilai kinerja pegawai aparatur sipil negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
l. Menyusun laporan hasil pelaksanaan tugas kepala bidang promosi perdagangan dan memberikan saran pertimbangan kepada atasan sebagai bahan perumusan kebijakan m.Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diperintahkan atasan sesuai dengan bidang tugasnya.
7 Jabatan Fungsional
a. Jabatan fungsional sebagai dimaksud dalam fasal 3 ayat 1 adalah jabatan fungsional yang telah ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
b. Pengangkatan jabatan fungsional pada dinas
33
dilaksanakan berdasarkan hasil analisis kebutuhan dan formasi serta sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
8 Pelaksanaan
Tugas dan
Fungsi
a. Kepala dinas dalam melaksanakan tugas dan fungsinya berdasarkan kebijakan umum yang ditetapkan oleh gubernur sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
b. Kepala dinas, sekretaris, kepala bidang, kepala sub bagian, kepala seksi, pejabat fungsional dan seluruh personil dalam lingkungan dinas melaksakan tugas dan fungsi sesuai ketentuan peraturan perundangundangan, serta menerapkan prinsip hierarki, koordinasi, kerjasama, integrasi, singkronisasi, simplifikasi, akuntabilitas, transparansi, serta efektifitas dan efesiensi.
c. Kepala dinas, sekretaris, kepala bidang, kepala sub bagian, dan kepala seksi dalam lingkungan dinas mengembangkan koordinasi dan kerjasama dengan instansi pemerintah/swasta terkait dalam rangka meningkatkan kinerja dan memperlancar pelaksanaan tugas dan fungsi dinas.
9 Pengendalian dan Evakuasi Serta
a. Kepala dinas, sekretaris, kepala bidang, kepala
sub bagian, kepala seksi, dalam lingkungan
dinas untuk melaksanakan rapat koordinasi
34
Pelaporkan Pengawasan
secara berkala atau sesuai kebutuhan.
b. Kepala dinas, sekretaris, kepala bidang, kepala sub bagian, kepala seksi, pejabat fungsional dan seluruh personil dalam lingkungan dinas wajib mematuhi petunjuk dan arahan pimpinan.
c. Kepala dinas, sekretaris, kepala bidang, kepala sub bagian, kepala seksi, dalam lingkungan dinas melaksanakan pengawasan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan.
10 Ketentuan Peralihan
a. Pejabat struktural pada satuan kerja perangkat
daerah berdasarkan peraturan daerah provensi
sul-sel no 8 2018 tantang organisasi dan tata
kerja dinas daerah provensi sul-sel 2008 no 8,
tambahan lembaran daerah provensi sul-sel no 241
sebagaimana telah diubah dengan peraturan daerah
sul-sel no 11 2009 tentang perubahan atas aturan
daerah provensi sul-sel no 8 2008 tentang
organisasi tata kerja dinas daerah provensi sul-sel
(lembaran daerah provensi sul-sel 2009 no 11),
tetap menjalankan tugas dan fungsi sampai dengan
pelantikan pejabat struktural berdasarkan
ketentuan pasal 10 ayat (1) peraturan daerah
provensi sul-sel no 10 tahun 2016 tentang
35
pembentukan dan susunan perangkat daerah
(lembaran daerah provensi sul-sel tahun 2016 no
10, tambahan lembaran daerah provensi sul-sel no
293)
36
B. Hasil Penelitian
a. Karakteristik Responden
Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan dengan metode wawancara kepada salah satu pegawai Dinas Perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan,maka dapat diketahui jumlah pegawai yang ada di Dinas Perdagangan sebanyak 75 ASN, terdiri dari 1 kepala Dinas,Sekertaris,selebihnya meliputi :
a. Sekretariat
b. Bidang pengembangan Perdagangan Luar Negeri c. Bidang Pengembangan Perdagangan Dalam Negeri d. Bidang Perlindungan Konsumen dan Tertip Niaga e. UPT Balai Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang f. UPT Balai Pelayanan Distribusi Perdagangan
Penelitian ini jumlah sampel atau keseluruhan responden yang peneliti jadikan sebagai data primer yang menjadi sumber data utama yakni sebanyak empat orang responden,meliputi Kepala Sub Bagian Keuangan, Staf Sub Bagian Keuangan,Kepala Sub Bagian Umum,Kepala Seksi Pengunna dan Pemasaran Produk Dalam Negeri seperti yang terdapat pada tabel berikut ini:
37
Tabel 4.2 Tabel Responden
Nama Jabatan
N Kepala Sub Bagian Keuangan
N Staf Sub Bagian Keuangan
H Kepala Sub Bagian Umum
AS Kepala Seksi Pengunna dan
Pemasaran Produk Dalam Negeri
Sumber: Data Primer (wawancara)
Data diatas menjelaskan menegnai identitas dari informan dalam penelitian ini, karakter yang dimiliki oleh setiap jabatan pada Dinas Perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan dalam penelitian ini berbeda- beda. Karakteristik yang membedakan yaitu jabatan.
2. Informasi Perjalanan Dinas dan Flow Chart Perjalanan Dinas di Dinas Perdagangan Provinsi Sulawesi Selatan.
Sebelum melakukan perjalanan dinas,kepala atau pegawi yang ingin
melakukan perjalanan dinas terlebih dahulu mengurus Surat perjalanan
dinas atau sering disingkat sebagai SPD menjadi bagian surat menyurat
yang sering digunakan oleh instansi pemerintah maupun perusahaan
swasta. Dalam hal ini SPD sering digunakan atau dipakai karena
berkaitan dengan urusan dari proses kerja. Oleh karena masih
bersangkutan dengan proses kerja, maka surat perjalanan ini menjadi
surat yang sangat dibutuhkan dalam proses persuratan perusahaan
38
maupun instansi. Sebagai bukti dari proses perjalanan dinas atau proses kerja (Develover, 2020).
Dan setelah melakukan perjalanan dinas,kepala dinas serta pegawai yang telah melakukan perjalanan dinas wajib mengumpulkan nota atau dokumen perjalanan dinas serta membuat laporan hasil perjalanan dinas,agar bendahara pengeluaran dapat penyusun surat pertanggungjawaban yang sering disingkat dengan SPJ dengan tepat waktu.
Dalam hal ini salah satu Responden yaitu Bapak H menjawab pertanyaan peneliti dengan memberikan pertanyaan “ terkait Penyusunan Surat pertanggujawaban Perjalanan Dinas tentang Apakah ada hambatan dalam penyusunan laporan hasil perjalanan dinas?”
“Bapak H mengatakan bahwa pada saat penyusunan laporan hasil perjalanan dinas selama ini tidak terdapat hambatan dalam penyusunan laporan hasil perjalanan dinas yang telah dilaksanakan”
Dalam hal ini peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa laporan hasil
perjalanan dinas sangat penting dalam penyusunan surat
pertanggungjawaban serta menjadi kewajiban kepala dinas serta pegawai
yang telah melakukan perjalanan dinas dalam daerah atau luar daerah
untuk menyusun laporan hasil perjalanan dinas yang mereka lakukan dan
menyetor secepatnya kepada bendahara pengeluaran.Dan sejauh ini
belum terdapat hambatan dalam penyusunan laporan hasil perjalanan
dinas yang telah dilaksanakan.
39
No. Kegiata
n
Pelaksana Mutu
Baku K
e t Kadis Kasubag
Umpeg
Pengelola Kepegawaian
Bendahara Pegawai Kelengkap an
Waktu Output