• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFEKTIFITAS MEDIA PUZZLE PADA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) TERHADAP SIKAP KOMUNIKATIF, KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA NEGERI 11 MEDAN PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "EFEKTIFITAS MEDIA PUZZLE PADA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) TERHADAP SIKAP KOMUNIKATIF, KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA NEGERI 11 MEDAN PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

EFEKTIVITAS MEDIA PUZZLE PADA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT)

TERHADAP SIKAP KOMUNIKATIF, KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA

NEGERI 11 MEDAN PADA POKOK BAHASAN HIDROKARBON

Oleh:

Fitri Ningsih Hutapea 4104131005

Program Studi Pendidikan Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar SarjanaPendidikan

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat-Nya yang memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga proposal penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang direncanakan. Proposal penelitian saya berjudul “Efeketivitas Pemanfaatan Media Puzzle Pada Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT (Teams Games Tournaments) Terhadap sikap Komunikatif, Kerjasama dan Hasil Belajar Siswa SMA Negeri 11 Medan Kelas X Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon”.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Ramlan Silaban, M.S, sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penulisan proposal,pelaksanaan penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Terima kasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Suharta, M.Si, Bapak Drs.Jamalum Purba, M.Si, Bapak Drs. Kawan Sihombin, M.Si. selaku dosen penguji yang telah membimbing dan memberikan saran-saran kepada penulis dalam perbaikan skripsi ini.Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada bapak Dr. Zainuddin Muchtar, M.Si selaku dosen pembimbing akademik

Ucapan Terima Kasih kepada Bapak Drs. Jamalum Purba, M.S, Bapak dan ibu Dosen beserta Staff Pegawai Jurusan Kimia yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan membantu penulis selama perkuliahan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. K. Lumbantoruan M.Pd selaku Kepala sekolah SMA N 11 Medan, Bapak Drs. Monang Napitupulu, M.si dan Bapak Edi Suranta gurusinga, S.Pd selaku guru kimia dan siswa siswi kelas X1, X2 dan X6 SMA Negeri 11 Medan yang telah membantu secara selama penelitian.

Teristimewa penulis ucapkan terima kasih dan hormat kepada orang tua saya Ayahanda S.Hutapea dan Ibunda K. Napitupulu S.Pd, yang berjuang keras dalam mendidik dan menyekolahkan sehingga penulis dapat memperoleh gelar sarjana, juga kepada kakak dan kedua adik penulis Nervi Evalina Hutapea Am.Keb, Lisna Marintan Hutapea Am.Keb dan Haris Junaedi Hutapea yang telah memberikan dukungan baik segi moral dan moril.

(4)

vi

Pardamean Simbolon dan Ronny Esron Siregar, yang selalu memberikan motivasi, Terimakasih kepada teman satu pembimbing skripsi: Beta Riski,Novita dan Arif. Spesial Penulis sampaikan kepada Heri Sahputra Purba yang selalu mendukung dan memberi semangat kepada penulis. Serta rekan-rekan penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang selalu memberikan senyuman hangat dan dukungan dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pendidikan.

Medan, Juli 2013 Penulis,

(5)

iii

EFEKTIFITAS MEDIA PUZZLE PADA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) TERHADAP

SIKAP KOMUNIKATIF, KERJASAMA DAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA NEGERI 11 MEDAN PADA POKOK BAHASAN

HIDROKARBON

Fitri Ningsih Hutapea (4104131005)

Abstrak

(6)

iv

(7)

vii

1.2 Identifikasi Masalah 8

1.3 Rumusan Masalah 8

1.4 Batasan Masalah 9

1.5 Tujuan Penelitian 9

1.6 Manfaat Penelitian 10

1.7 Defenisi Operasional 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka Teoritis 14

2.1.1 Pengertian Belajar 14

2.1.2 Aktivitas Belajar 15

2.1.3 Hasil Belajar 16

2.1.4 Pembelajaran Koperatif 18

2.1.5 Model Pembelajaran TGT 20

2.1.6 Keunggulan dan kelemahan Pembelajaran TGT 22

2.1.7 Media Pembelajaran 23

2.1.8 Media Puzzle 25

2.1.9 Pendidikan Karakter 27

2.1.9.1 Pemahaman Pendidikan Karakter 27

2.1.9.2 Soft skill dalam pembelajaran 29

2.1.9.3 Komunikatif 30

2.1.9.4 Kerjasama 30

2.1.10 Pokok Materi Hidrokarbon 32

2.1.10.1 Kekhasan Atom Karbon 32

2.1.10.2 Alkana, Alkena dan Alkuna 32

2.1.10.3 Sifat-Sifat Hidrokarbon 34

2.1.10.4 Keisomeran 38

2.2 Kerangka Konseptual 41

2.2.1 Efektivitas media Puzzle pada model pembelajaran Kooperatif 41

(8)

viii

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 45

3.2 Populasi Dan Sampel Penelitian 45

3.3 Variabel Penelitian 45

3.7.5 Peningkatan Hasil Belajar 55

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian 57

4.1.1 Hasil Standarisasi Instrumen Penelitian 57

4.1.1.1 Validitas Instrument Test 57

4.1.1.2 Realibilitas Instrumen Test 58

4.1.1.3 Taraf Kesukaran Test 58

4.1.1.4 Daya Pembeda Instrument Test 58

4.1.1.5 Observasi 59

4.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian 59

4.3 Uji Persyaratan Analisa Data 61

4.3.1 Uji Normalitas Data 61

4.3.2 Uji Homogenitas Data 61

4.4 Uji Peningkatan Hasil Belajar 62

(9)

ix

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 72

5.2 Saran 73

(10)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Penempatan Meja Tournamen 22

Gambar 2.2 Hubungan media pembelajaran 24

(11)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus 76

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaam Pembelajaran 79

Lampiran 3. Instrument Penelitian 98

Lampiran 4. Kunci Jawaban Instrumen Tes 100

Lampiran 5 .Kisi-Kisi Instrumen Tes 101

Lampiran 6 Lembar Observasi Sikap komunikatif 104 Lampiran 7 Lembar Observasi Sikap Kerjasama 105 Lampiran 8. Penskoran Observasi Sikap Komunikatif 106 Lampiran 9. Penskoran Observasi Sikap Kerjasama 108

Lampiran 10.Lembar Media Puzzle 109

Lampiran 11. Soal Tournament 110

Lampiran 12. Jawaban Tournament 111

Lampiran 13. Validitas Tes 112

Lampiran 14. Reabilitas Tes 114

Lampiran 15. Taraf Kesukaran Tes 115

Lampiran 16. Daya Beda Tes 116

Lampiran 17. Hasil Pretes dan Postes Kelas eksperimen I 119 Lampiran 18. Hasil Pretes dan postes Kelas eksperimen II 120 Lampiran 19. Hasil Pretes dan postes Kelas eksperimen III 121

Lampiran 20. Simpangan Baku 122

Lampiran 21. Uji Normalitas 125

Lampiran 22. Uji Homogenitas 131

Lampiran 23. Uji Hipotesis data 132

Lampiran 24. Persen Peningkatan Hasil belajar 161 Lampiran 25. Lembar Hasil Observasi sikap komunikatif 166 Lampiran 26. Lembar Hasil Observasi sikap kerjasama 170

Lampiran 27. Nilai r Product Moment 173

Lampiran 28. Nilai Chi Kuadrat 174

Lampiran 29. Nilai Dalam Distribusi t 175

Lampiran 30. Daftar Nilai Persentil distribusi F 176

(12)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ketika melihat dunia pendidikan saat ini, sangat banyak kesulitan yang ditemukan dalam proses pembelajaran dan tidak pernah teratasi secara, karena sistem pengajaran di Negara kita masih bersifat uniform (seragam), dalam waktu yang bersamaan dan metode yang sama pula siswa diharapkan dan dituntut untuk belajar dengan kecepatan yang sama walaupun diketahui bahwa kelas itu heterogen dengan karakteristik siswa yang berbeda – beda. Akibatnya banyak kesulitan dan kegagalan yang dialami oleh siswa(Arifin. 1995).

Dewasa ini berdasarkan pengamatan Arief Rahman, MPd, salah seorang pengamat dunia pendidikan yang juga menjabat sebagai Executive National Commision untuk lembaga PBB UNESCO menyatakan bahwa masih dirasakan bahwa model atau pendekatan pembelajaran yang dikembangkan oleh guru-guru di sekolah lebih didasarkan pada kebutuhan formal dari pada kebutuhan riil siswa. Akibatnya proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru-guru tersebut terkesan lebih merupakan pekerjaan administratif, dan belum berperan dalam mengembangkan potensi siswa secara optimal. Kondisi pembelajaran seperti ini agaknya tidak dapat dilepaskan dari adanya kenyataan bahwa tugas yang diemban guru sebagai kurikulum dan pengajaran sangatlah kompleks dan sulit, karena ia berhadapan dengan dua hal yang berada diluar kontrolnya, yaitu pedoman pelaksanaan kurikulum, dimana sistem kurikulum Indonesia masih belum bisa menyesuaikan dengan apa yang mau dihasilkan dari sistem pendidikan itu sendiri yaitu as a workforce dan pengajaran yang sudah ditentukan terlebih dahulu dari atas, dan siswa yang membawa beragam kemampuan.

(13)

2

melaksanakan pembelajaran di kelas. keberhasilan seorang guru dalam melaksankan pembelajaran di dalam kelas dapat diukur dari keberhasilannya mengantarkan siswa mencapai prestasi yang baik. Keberhasilan yang baik tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain adalah pemilihan strategi dan penggunaan media dalam pembelajaran, penguasaan materi pelajaran oleh guru, sarana dan prasarana pendukung, serta kesiapan dan motivasi siswa dalam menerima pelajaran. Namun tidak selamanya faktor-faktor tersebut memberikan dampak positif terhadap keberhasilan proses belajar mengajar disekolah, bahkan tidak jarang hasil belajar siswa menjadi rendah khususnya pelajaran kimia, karena siswa merasa kesulitan dalam memahami pelajaran. Silitonga (2009) mengatakan bahwa kesulitan belajar siswa perlu diatasi supaya materi pelajaran dapat terkomunikasi dengan baik, yaitu dengan menggunakan pembelajaran yang komunikatif dengan alat bantu belajar seperti media pembelajaran.

Kesulitan belajar dapat dilihat pada saat siswa menemukan permasalahan dan soal-soal yang baru yang sedikit berbeda dengan contoh yang diberikan oleh guru. Anak – anak yang mengalami kesulitan belajar memperoleh prestasi yang sangat jauh di bawah potensi yang dimilikinya (Abdurahman, 1999). Fenomena kesulitan belajar seseorang siswa biasanya tampak jelas dari menurunya kinerja akademik atas prestasi belajarnya (Syah, 2004).

Sebagian siswa yang tidak memahami materi pelajaran tertentu memang tidak mampu belajar sendiri dan menemukan pemecahan masalah yang sedang dihadapi. Terkadang siswa juga malu untuk bertanya sehingga disinilah kegunaan model pembelajaran kooperatif agar siswa dapat lebih memahami materi pelajaran dengan cara bekerja sama dengan anggota kelompoknya.

(14)

3

berlangsung, (3) siswa lebih banyak menunggu dan menerima begitu saja pelajaran yang diberikan tanpa adanya umpan balik mendalam akan materi yang diberikan sehingga siswa manjadi pasif.

Berdasarkan survey yang telah dilakukan Si peneliti di SMA Negeri 11 Medan, bahwa Hasil belajar pembelajaran kimia semester ganjil kelas X SMA NEGERI 11 Medan yang memiliki sebanyak 9 kelas menunujukkan hasil belajar siswa masih kurang sesuai dengan yang diharapkan, Rendahnya hasil belajar kognitif. Dapat dilihat berdasarkan nilai rata-rata raport dari Tahun Pembelajaran 2010/2011/2012.

Tabel 1.1: Data Nilai Rata-rata mata pelajaran Kimia semester ganjil kelas X SMA Negeri 11 Medan Tahun Ajaran 2010/2011/2012 di SMA NEGERI 11 Medan

Tahun Ajaran Nilai Tertinggi Nilai Terendah

KKM

2010/2011 91 65 65

2011/2012 92 65 68

2012/2013 92 65 65

(15)

4

manusia sebagai makhluk sosial yang penuh ketergantungan dengan orang lain, mempunyai tujuan dan tanggung jawab bersama, pembagian tugas, dan rasa senasib. Dengan memanfaatkan kenyataan itu, belajar berkelompok secara kooperatif, siswa dilatih dan dibiasakan untuk saling berbagi (sharing) pengetahuan, pengalaman, tugas, tanggung jawab. Dalam penelitian ini, kajian utama difokuskan kepada pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournaments (TGT).

Model Pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran TGT (Teams games tournaments) yakni tehknik ini membagi beberapa kelompok yang saling berkompetensi. Dalam TGT siswa memainkan permainan-permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing. Tiap kelompok terdiri atas empat sampai lima orang. Setelah menerima tugas/materi yang harus dipelajari, anggta kelompok bersama-sama mempelajari dan mendiskusikan kertas kerja dan masalah yang harus dipecahkan, saling mentutor dan menguji utuk menghadapi tournament yang menguji penguasaan kelompok. Guru menyiapkan laporan berkala mengenai nilai yang diperoleh kelompok dan menentukan kelompok yang berhasil serta nilai individu yang tertinggi. Permainan dapat disusun guru dalam bentuk kuis berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran. Kadang-kadang dapat juga diselingi dengan pertanyaan yang berkaitan dengan kelompok (identitas kelompok mereka) (Jurnal Pendidikan Univrsitas Tarumanegara 2009:39)

Peneliti sehubungan dengan dengan model TGT (Teams games torunaments) telah banyak dilakukan diantaranya Fitri Handayani, meneliti tentang Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams games tournament) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Purwodadi

(16)

5

selanjutnya Siti Ika nurjanah (2012), meneliti Model Kooperatif tipe TGT untuk meningkatkan pemahaman konsep koperasi pada mata Pelajaran IPS, dimana Pembelajaran dengan penerapan model kooperatif tipe TGT dapat dilaksana-kan untuk meningkatkan keaktifan dan kerjasama siswa dalam diskusi kelompok. Hal ini dibuktikan berdasarkan nilai hasil turnamen siswa, pada nilai rata- rata hasil turnamen siswa sebesar 37,74 dan meningkat menjadi 42,5. Pembelajaran dengan penerapan model kooperatif tipe TGT juga dapat di-laksanakan untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran IPS di kelas IV sehingga dapat

meningkatakan pemahaman konsep Koperasi. Selain itu Selviana Jufri(2009) meneliti Efektivitas penerapan metode pembelajaran tipe (TGT) terhadap minat dan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran kimia kelas X semester II MAN MONOKROMO Bantul Tahun Ajaran 2008/2009,diperoleh bahwa terjadi peningakatan hasil belajar siswa dari pembelajaran sebelumnya.

Salah satu permainan dalam TGT dapat berupa Puzzle Pada prinsipnya permainan ini harus memungkinkan semua siswa dari semua tingkat kemampuan (kepandaian) untuk menyumbangkan poin bagi kelompoknya. Soal sulit untuk anak pintar, dan soal yang lebih mudah untuk anak yang kurang pintar. Permainan yang dikemas dalam bentuk turnamen ini dapat berperan sebagai penilaian alternatif atau dapat pula sebagai review materi pembelajaran.

Penerapan media Puzzle dapat menciptakan kreativitas, menyenangkan dan tidak membosankan, melatih anak berpikir logis, mengembangkan ide siswa, membantu anak untuk memahami suatu persoalan dengan mudah dan cepat. Puzzle adalah permainan yang terdiri dari potongan gambar-gambar, kotak-kotak,

(17)

6

Peneliti sehubungan dengan media Puzzle telah banyak dilakukan diantara nya Nanik Wahyuni, meneliti tentang Pemanfaatan media Puzzle Metamorfosis dalam pembelajaran sains untuk meningkatkan hasil Belajar siswa Kelas II SDN Sawunggalin 1/382 Surabaya, diperoleh bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa, Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan nilai yang diraih siswa setelah memanfaatkan media Puzzle Metamorfosis. Selanjutnya Muflih Nurshiyam Mawarni (2010) meneliti Peningkatan ketrampilan membaca teks Exposition melalui strategi motivasionalarcs menggunakan puzzle pada siswa kelas VII SMP Negeri 1Slawi semester genap tahun pelajaran 2010/2011, dengan menggunakan media puzzle pada ketrampilan membaca terjadi Peningkatan yang diikuti dengan peningkatan kualitas pembelajarandan perubahan perilaku peserta didik ke arah positif , Hasil penelitian menunjukkan peningkatan rata nilai dari 78,02 menjadi 79.81, diikuit peneliitan Tri Ratnaningsih (2010) meneliti tentang Penenrapan metode permainan word search puzzle untuk peningkatan kekayaan kosakata biologi siswa pada pokok bahasan zat adiktif dan psikotropika kelas VII SMP Negeri 7 Surakarta Tahun Pelajaran 2008/2009, hasil peneliti ini diperoleh terjadi peningkatan hasil belajar yaitu peningakatan kosakata biologi pada ranah

kognitif, rata-rata kelas tes 73,6 menjadi 81,3. Pada ranah afektif diperoleh adalah 73,61 dan meningkat menjadi 80,03

Lebih lanjut Mawarni Situmorang (2012) meneliti bahwa Perbedaan Hasil belajar Kimia siswa Kelas XII dengan menggunakan media Puzzle dan molimond pada pokok bahasan Alkana,Alkena dan Alkuna DI SMA ISTIQLAL Delitua diperoleh bahwa terjadi peningkatan hasil belajar kimia dengan menggunakan media puzzle dibandingkan dengan sebelum menggunakan media puzzle.

(18)

7

sejauh mana kemampuannya, penerima pesan menyampaikan tanggapan melalui media tertentu kepada orang yang menyampaikan pesan tersebut kepadanya.

Argiris (1994) mendefinisikan komunikasi sebagai suatu proses dimana seseorang, kelompok, atau organisasi (sender) mengirimkan informasi (massage) pada orang lain, kelompok, atau organisasi (receiver). Proses komunikasi umumnya mengikuti beberapa tahapan. Pengirim pesan mengirimkan informasi pada penerima informasi melalui satu atau beberapa sarana komunikasi..

Sedangkan Tujuan dari bekerjasama ialah dapat mengembangkan tingkat pemikiran yang tinggi, keterampilan komunikasi yang penting, meningkatkan minat, percaya diri, kesadaran bersosial dan sikap toleransi terhadap perbedaan individu. Dalam kerjasama, kita memiliki kesempatan mengungkapkan gagasan, mendengarkan pendapat orang lain, serta bersama-sama membangun pengertian, menjadi sangat penting dalam belajar karena memiliki unsur yang berguna menantang pemikiran dan meningkatkan harga diri seseorang. (Efi, 2007).

Bentuk kerjasama dapat dijumpai pada semua kelompok orang dan usia. Sejak masa kanak-kanak, kebiasaan bekerjasama sudah diajarkan di dalam kehidupan keluarga. Setelah dewasa, kerjasama akan semakin berkembang dengan banyak orang untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya. Pada taraf ini, kerjasama tidak hanya didasarkan hubungan kekeluargaan, tetapi semakin kompleks. Dasar utama dalam kerja sama ini adalah keahlian, di mana masing-masing orang yang memiliki keahlian berbeda, bekerja bersama menjadi satu kelompok/kelompokdalam menyelesaikan sebuah pekerjaan.

(19)

8

penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian dengan judul, “Efeketivitas Media Puzzle Pada Pembelajaran Berbasis Kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) Terhadap Sikap Komunikatif, Kerjasama dan Hasil Belajar Siswa SMA Negeri 11 Medan Pada Pokok Bahasan Hidrokarbon”

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan observasi sebelum penelitian diperoleh identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Proses pembelajaran yang berpusat pada guru, sehingga kimia dianggap rutinitas yang tidak menarik sehingga siswa menjadi pasif dalam pembelajaran.

2. Ketidaktepatan pengajaran/ penyajian materi kimia yang dilakukan guru sehingga kimia tidak mendapat tempat di hati siswa.

3. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran kimia masih rendah.

1.3.Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini dilakukan adalah sebagai berikut.

1. Bagimana efektivitas media Puzzle pada pembelajaran kooperatif tipe Teams games tournaments (TGT) terhadap Hasil Belajar siswa dalam belajar kimia?

2. Bagaimanana efektivitas media Puzzle pada pembelajaran kooperatif tipe Teams games tournaments (TGT) terhadap sikap komunikatif dalam belajar kimia ?

3. Bagaimana efektivitas media Puzzle pada pembelajaran kooperatif tipe Teams games tournaments (TGT) terhadap sikap kerjasama siswa dalam belajar kimia?

(20)

9

1.4.Batasan Masalah

Berdasarkan ruang lingkup masalah yang telah dipaparkan diatas,terlihat begitu banyaknya masalah yang muncul untuk diteliti. Oleh karena itu perlu dilakukan pembatasan masalah agar maslah yang diteliti lebih terarah. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah Efektivitas Media Puzzle dalam model Kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap Sikap komunikatif, kerjasama dan Hasil Belajar SMA Negeri 11 Medan” dikhususkan pada pokok bahasan Hidrokarbon kelas X SMA Negeri 11 Medan pada KTSP 2006. dan karakteristik karakter yang diharapkan terbentuk yaitu sikap komunikatif dan kerjasama antar siswa. Serta penilaian yang dilihat yaitu hasil belajar dan hasil observasi sikap komunikatif dan kerjasama belajar kimia siswa.

1.5.Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang Efektivitas media Puzzle terhadap Sikap komunikatif, kerjasama dan Hasil Belajar kelas X (sepuluh) SMA Negeri 11 Medan, sedangkan secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Untuk mengetahui efektifitas media Puzzle pada pembelajaran berbasis kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) terhadap Sikap komunikatif siswa dalam belajar kimia.

2. Untuk mengetahui efektifitas media Puzzle pada pembelajaran berbasis kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) terhadap Sikap kerjasama siswa dalam belajar kimia.

3. Untuk mengetahui efektifitas media Puzzle pada pembelajaran berbasis kooperatif Tipe Teams Games Tournaments (TGT) terhadap Hasil Belajar siswa dalam belajar kimia

(21)

10

5. Untuk mengetahui sejauh mana konstribusi sikap kerjasama terhadap hasil belajar yang diajarkan dengan menggunakan media Puzzle pada model pembelajaran kooperatif TGT

6. Sejauh mana ketuntasan belajar siswa terhadap pembelajaran kimia dengan menggunakan media Puzzle pada model pembelajaran kooperatif teams games tournaments (TGT)?

7. Mengetahui ranah kognitif yang dicapai dengan pembelajaran kooperatif TGT melalui media pembelajaran Puzzle

1.6.Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Bagi peneliti, hasil penelitian ini akan menambah wawasan, kemampuan dan pengalaman dalam meningkatkan kompetensi saya sebagai calon guru.

2. Bagi guru kimia, diharapkan hasil penelitian ini akan memberikan masukan tentang penggunaan model pembelajaran Kooperatif TGT melalui pendekatan menyenangkan menggunakan media Puzzle dalam melakukan pembelajaran kimia khususnya pada pokok bahasan Hidrokarbon

3. Bagi Siswa: menambah pengalaman, pengetahuan belajar serta menumbuhkembangkan minat belajar.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya: Sebagai bahan rujukan dalam melakukan penelitian selanjutnya.

1.7.Defenisi Operasional

Berdasarkan maslah dan tujuan penelitian ini, maka agar penelitian dapat lebih terfokus perlu dilakukan pendefenisian bebrapa istilah, yaitu

1. Efektivitas

(22)

11

tindakan), dan efektivitas berarti keadaan berpanguruh terhadap keberhasilan (usaha, tindakan).

http://www.scribd.com/doc/42129566/Konsep-Efektivitas-Pembelajaran

2. Model Pembelajaran tipe TGT(Teams Games Tournaments)

Model TGT(Teams Games Tournaments) melibatkan aktivitas seluruh peserta didik tanpa harus perbedaan status,melibatkan peran peserta didik sebagai tutor teman sebaya dan mengandung unsur permainan dan penguatan (reinforcement). Metode TGT memberikan peluang kepada peserta didik untuk belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar (Dr.Endang Mulyatingsih 2011:244).

3. Media Puzzle

Penerapan media Puzzle dapat menciptakan kreativitas, menyenangkan dan tidak membosankan, melatih anak berpikir logis, mengembangkan ide siswa, membantu anak untuk memahami suatu persoalan dengan mudah dan cepat. Puzzle adalah permainan yang terdiri dari potongan gambar-gambar, kotak-kotak, huruf-huruf atau angka-angka yang disusun seperti dalam sebuah permainan yang akhirnya membentuk kosa kata sehingga membuat peserta didik menjadi termotivasi untuk menyelesaikan Puzzle secara tepat dan cepat. Kemampuan memahami seseorang rendah disebabkan ketidaktahuan terhadap kosa kata yang ada pada wacana. Penerapan media Puzzle dapat digunakan sebagai dasar memahami wacana karena isi dari Puzzle merupakan dari kosa kata yang terdapat pada wacana .Oleh karena itu, meningkatkan kemampuan memahami wacana dapat melalui media Puzzle http://jurnal.unimed.ac.id/index.php/kjb/article/view/146/44.

4. Sikap Komunikatif

(23)

12

bertujuan untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi, menekankan pembinaan dan pengembangan kemampuan komunikatif siswa. Penerapan pendekatan komunikatif sepenuhnya dilakukan oleh siswa (student centre) sedangkan guru hanya sebagai fasilitator. Dengan demikian siswa akan mampu bercerita, menanggapi masalah, dan mengungkapkan pendapatnya secara lisan dengan bahasa yang runtut dan mudah dipahami

http://library.um.ac.id/free-contents/index.php/pub/detail.

5. Hasil belajar

Hasil Belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia mengalami pengalaman belajarnya (Sudjana, 1990:22). Hasil belajar juga merupakan perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, penilaian terhadap sikap pengetahuan dan penggunaan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi.

6.Kerjasama

Sargent dalam Santosa (1992:29) menyatakan bahwa kerjasama merupakan usaha terkoordinasi di antara anggota kelompok diarahkan untuk mencapai tujuan bersama. Lebih lanjut Santosa (1992: 29-30) menyatakan bahwa kerjasama adalah suatu bentuk interaksi sosial di mana tujuan anggota kelompok yang satu berkaitan erat dengan tujuan anggota kelompok yang lain atau tujuan kelompok secara keseluruhan sehingga seseorang individu hanya dapat mencapai tujuan bila individu lain juga mencapai tujuan.

http://www.imadiklus.com/2012/07/teori-kerjasama-dan-persaingan kelompok.html

7. Hidrokarbon

(24)

13

lain, alkana adalah sebuah rantai karbon panjang dengan ikatan-ikatan tunggal. Rumus umum untuk alkana adalah CnH2n+2. Alkana yang paling

sederhana adalah metana dengan rumus CH4. Nama lainnya adalah parafin.

Alkena dalam kimia organik adalah hidrokarbon tak jenuh dengan sebuah ikatan rangkap dua antara atom karbon. Rumus umumnya adalah CnH2n.

Alkena yang paling sederhana adalahetena (C2H4).Alkuna adalah hidrokarbon

tak jenuh yang memiliki ikatan rangkap tiga. Secara umum, rumus kimianya CnH2n-2. Salah satunya adalah etuna yang disebut juga sebagai asetilen dalam

perdagangan

dari definisinya sudah dapat dibedakan alkana ikatan tunggal, alkena ikatan rangkap 2 dan alkuna ikatan rangkap 3. selain itu perbedaan dari sifat fisik dan kimiawinya. struktur alkana biasa, biasanya memiliki geometri tetrahedral (CH4) sdangkan alkuna bergeometri planar (C2H4) pada bidang

(25)

72 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dengan menggunakan hitungan statistic, maka dapat diambil kesimpulan yaitu : 1. Media Puzzle pada model pembelajaran Kooperatif tipe TGT dapat

meningkatkan Hasil Belajar. Hal ini terlihat dari Hasil pretes menunjukkan bahwa rata-rata pretest kelas eksperimen I (dengan media Puzzle) 40,8 dan rata-rata pre-test kelas eksperimen II (TGT) adalah 41,00. Setelah diberi perlakuan hasil belajar pada kelas eksperimen I sebesar 71% dan pada kelas eksperimen II diperoleh rata-rata hasil belajar sebesar 67%

2. Media Puzzle pada Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT dapat meningkatkan Sikap Komunikatif siswa dalam belajar kimia, Hal ini terlihat dari Uji ANAVA dan Uji BNT terhadap masing-masing perlakuan. Nilai Hasil Belajar untuk eksperimen I (dengan media Puzzle) diperoleh rata-rata sebesar 76,94, eksperimen II (TGT) diperoleh rata-rata sebesar 69,71 dan eksperimen III (Direct Instruction) diperoleh rata-rata sebesar 66,08. Hal ini menunjukkan sikap Komunikatif dalam pembelajaran yang diajar dengan menggunakan media puzzle lebih baik daripada pembelajaran tanpa media dan pembelajaran Direct Instruction.

(26)

73

4. Ada kontribusi yang signifikan antara sikap komunikatif dan kerjasama terhadap hasil belajar, dimana nilai koefisien determinasi ganda sebesar 36% pada kelas eksperimen I (dengan media Puzzle), eksperimen II sebesar 3,6% dan eksperimen III sebesar 5%.

5. Ada Kontribusi yang kurang signifikan antara sikap komunikatif dan kerjasama terhadap hasil belajaar kimia,dimana nilai Koefisien korelasi ganda sebesar 7,14 pada kelas eksperimen I (dengan media Puzzle),eksperimen II sebesar 0,95 dan kelas eksperimen III sebesar 071. 6. Dapat diketahui bahwa Media Puzzle pada model pembelajaran kooperatif

tipe TGT dapat meningkatkan ketuntasan belajar siswa terhadap pembelajaran kimia.

5.2. Saran

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas maka peneliti menyarankan hal-hal berikut :

1. Bagi guru dapat menjadikan model pembelajaran Kooperatif tipe TGT dengan menggunakan media Puzzle di sekolah sehingga dapat melibatkan siswa secara aktif dalam belajar dan dapat memotivasi siswa untuk belajar. 2. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti lebih lanjut mengenai

(27)

74   

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S, (2001), Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan,Jakarta: Bumi Aksara. Dimyati dan Mudjiono, (2002), Belajar dan pemebelajaran, Jakarta: Rieka Cipta. Epeni, Heni, Puzzle, http://kuliah.itb.ac.id/course/info.php?id=435

Fataruba Hayatuddin, Mengenal Metode penelitian eksperimen, http://sospol.untag-smd.ac.id/?p=347

Handayani, Fitri, (2010) ,Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams games tournament) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Purwodadi Kabupaten Pasuruan Pada Materi Keragaman Bentuk Muka Bumi, JURNAL PENELITIAN KEPENDIDIKAN, TH. 20, NO. 2, OKTOBER 2010

Hardiansyah, Kiki, (2011), Produksi Media Kimia,

http://analisismateriajarkimia.blogspot.com/2011/05/produksi-media-kimia.html (diakses pada Kamis, 26 Mei 2011)

Heni, Mularsih, (2009), Akademika Jurnal pendidikan Universitas Tarumanegara volume 11, No.1. Juni 2009

Juliantara,Ketut,(2010),AktivitasBelajar.

http://edukasi.kompasiana.com/2010/04/11/aktivitasbelajar.(diakses pada 11 April 2010)

 

Maasawet, Elsje,Theodora, Meningkatkan kemampuan Kerjasama Belajar Biologi melalui penerapan strategi inkuiri terbimbing pada siswa kelas VII SMP Negeri VI Kota Samarinda Tahun pelajaran 2010/2011

www.ummetro.ac.id/file_jurnal/3.%20Elsje%20Theodora%20M%20Un mul%20Samarinda.pdf

Mardapi, Djemari, Penilaian Pendidikan Katrakter.

staff.uny.ac.id/sites/default/files/tmp/Penilaian_karakter.pdf Mulkan Andika Situmorang. Wahana Media Puzzle.

Mulyatiningsih,(2011),Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan.Yogyakarta: PT. Alfabeta.

(28)

75   

Nur zubaidah, (2011), Penerapan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa Indonesia untuk meningkatkan keterampilan berbicara pada siswa

http://library.um.ac.id/free-contents/index.php/pub/detail/penerapan- pendekatan-komunikatif-dalam-pembelajaran-bahasa-indonesia-untuk-meningkatkan-keterampilan-berbicara-pa

Putri, Irjayanti, Runtyani, (2011), Upaya meningkatkan kemampuan komunikasi matematis siswa dalam pembelajaran matematika melalui pendekatan Reciprocal Teaching dengan model pembelajaran kooperatif di kelas VII-D SMP Negeri 4 Magelang.

eprints.uny.ac.id/2181/1/SKRIPSI_RUNTYANI._IP.pdf

Wahyuni, Nanik, Pemanfaatan media Puzzle metamorfosis dalam pembelajaran sains untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas II SDN Sawulingga I/382 Surabaya. Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol.10 No.2, Oktober 2010 (77-87)

Rosilawati, Iyos , (2012), Pengembangan Soft Skill Dalam Pembelajaran IPS Di

SMP Melalui Model Cooperative learnig.

http://ktspsmartsystem.blogspot.com/2012/06/pengembangan-soft-skill-dalam.html(diakses 04 Juni 2012)

Setyawan, Fendik, (2012), http://www.imadiklus.com/2012/07/teori-kerjasama-dan-persaingan-kelompok.html.(diakses pada July 8, 2012)

Silitonga, P.M, (2007), Statistik, FMIPA, Unimed, Medan

Situmorang, (2012), Vol 1, No 1 media Puzzle http://jurnal.unimed.ac.id/index.php/kjb/article/view/146/44

Slavin, Robert E, (1995), Cooperative Learning Theory, Research, and Practice. USA: The Jhons Hopkins University

Sudjana, Nana, (1990), Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sumarna, Omay, (2006), KIMIA untuk SMA/MA Kelas X. Bogor: PT. Regina Zainuddin, (2004), Pemakain Media dalam pembelajaran kimia SMU, makalah

jurusan kimia,FMIPA Unimed, Medan.

Winkel, W.S. (1996), Psikologi Pengajaran, Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia.

Gambar

Gambar 2.1. Penempatan Meja Tournamen  Gambar 2.2  Hubungan media pembelajaran  Gambar 3.1  Diagram Alir desain Penelitian
Tabel 1.1: Data Nilai Rata-rata mata pelajaran Kimia semester ganjil kelas X SMA

Referensi

Dokumen terkait

Menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal yang belum dapat dipahami dari kegiatan mengmati dan membaca yang akan diajukan kepada guru berkaitan dengan materi Proses kerja

Dengan dilakukannya metode Penggabungan MAC- Physical Layer akan dapat meningkatkan kinerja jaringan telekomunikasi hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan

Administrasi perbandingan merupakan perbandingan atas ke dua negara yang memiliki perbedaan – perbedaan, yaitu dapat dilihat dari beberapa

Penelitian ini mencoba membangun hubungan diantara keempat variabel tersebut, dengan merumuskan masalah: Bagaimana pengaruh kualitas layanan, kepercayaan, dan

Tuan et al.(2005) mengembangkan instrumen penilaian motivasi belajar pada pembelajaran sains berupa kuosioner dengan judul “students’ motivation towards science learning”

Berdasarkan data yang didapat dari Mahasiswa PPL di SMK Negeri 1 Surakarta terlihat masih ada siswa-siswi yang belum mampu mencapai prestasi belajar akuntansi dengan

4.1.4 Hasil Pengujian Pengaruh Inputan Jenis Batik yang Salah terhadap Klasifikasi Motif Batik Pada pengujian sebelumnya di dapatkan parameter terbaik pada saat level

Jika tidak penting, mereka diminta untuk menuliskan apa yang harus dilakukan untuk menghemat sumber energi listrik!.  Jika lembar pengamatan sudah selesai