• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 2014 KATA PENGANTAR - TUGAS PETROLOGI 1 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL YOGYAKARTA 2014 KATA PENGANTAR - TUGAS PETROLOGI 1 2"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS PETROLOGI #1

BATUAN BEKU

DISUSUN OLEH:

NAMA

: I MADE WIDYA PUTRA

NO. MAHASISWA : 410014142

JURUSAN

: TEKNIK GEOLOGI

KELAS

: 03

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL

YOGYAKARTA

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama nikmat kesehatan dan kesempatan sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ‘’BATUAN BEKU ‘’ untuk mata kuliah PETROLOGI di STTNas ,Yogyakarta

Dalam makalah ini membahas tentang batuan beku dalam yang terbentuk di dalam bumi (plutonik) atau istilahnya intrusif dan batuan beku luar yang terbentuk di luar bumi (vulkanik) atau ekstrusif.

Akhir kata, saya berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah pengetahuan kita , khususnya untuk mahasiswa Teknik Geologi . saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan , maka dari itu saya berharap agar pembaca dapat memberikan masukan berupa saran ataupun kritikan guna kesempurnaan makalah ini .

Yogyakarta , 12 Maret 2015

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...i

KATA PENGANTAR ...ii

DAFTAR ISI ...iii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 DEFINISI BATUAN BEKU ...1

BAB 2 PEMBAHASAN 2.1ANALISIS BATUAN BEKU ...3

2.2 STRUKTUR BATUAN BEKU ……….6

2.3 KOMPOSISI MINERAL………...………10

2.4 PENAMAAN / KLASIIKASI BATUAN BEKU………11

2.5 BATUAN PIROKLASTIKA (PYROCLASTIC ROCKS)………13

2.6 PETROGENESA BATUAN BEKU………...……….14

BAB 3 PENUTUP 3.1 KESIMPULAN ...16

(4)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 DEFINISI BATUAN BEKU

Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah jenisbatuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atautanpa proses kristalisasi dan menurut berberapa ahli mendefinisikan bahwabatuan beku adalah Kumpulan interlocking agregat mineral-mineral silikat hasilmagma yang mendingin ( Walter T. Huang, 1962 ).

Sedangkan menurut Graha(1987) adalah batuan yang terjadi dari pembekuan larutan silika cair dan pijar,yang kita kenal dengan magma, magma ini dapat berasal dari batuan setengahcair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi.Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut:kenaikan temperatur, penurunan tekanan, atau perubahan komposisi.Telah kita ketahui bersama bahwa magma terbentuk di litosfer yang berasaldari pergesekan antara 2 lempeng dalam zona subduksi. Pergesekan antara 2lempeng menimbulkan panas dan mampu melelehkan batuan yang kemudianlelehan batuan tersebut menjadi dapur magma. Magma dengan temperatureyang tinggi dan tekanan tinggi pula akan selalu menuju ke tekanan yang lebihrendah yaitu di permukaan bumi.Proses kristalisasi magma yaitu karena magma merupakan cairan yangpanas dengan temperature sekitar 900°C–1000°C, maka ion-ion yangmenyusun magma akan bergerak bebas tak beraturan. Sebaliknya pada saatmagma mengalami pendinginan maka pergerakan ion-ion yang tidak beraturanini akan menurun dan akan mulai mengatur dirinya menyusun bentuk yangteratur, proses ini disebut kristalisai, pada proses ini ion-ion akan mengikat satudengan yang lainnya dan melepaskan kebebasan untuk bergerak. Ion-iontersebut akan membentuk ikatan kimia dan membentuk Kristal yang teratur.

Pada umumnya material yang menyusun magma tidak membeku pada waktuyang bersamaan.Batuan beku meliputi sekitar 95 % bagian teratas kerak bumi (15km) tetapi

(5)
(6)

BAB II PEMBAHASANAN

2.1 ANALISIS BATUAN BEKU A. Terminologi

Batuan beku adalah batuan yang terbentuk sebagai hasil pembekuan daripada magma. Magma adalah bahan cair pijar di dalam bumi, berasal dari bagian atas selubung bumi atau bagian bawah kerak bumi, bersuhu tinggi (900 – 1300 oC) serta mempunyai kekentalan tinggi, bersifat mudah bergerak dan cenderung menuju ke permukaan bumi.

B. Letak Pembekuan

Batuan beku dalam adalah batuan beku yang terbentuk di dalam bumi; sering disebut batuan beku intrusi. Batuan beku luar adalah batuan beku yang terbentuk di permukaan bumi; sering disebut batuan beku ekstrusi. Batuan beku hipabisal adalah batuan beku intrusi dekat permukaan, sering disebut batuan beku gang atau batuan beku korok, atau sub volcanic intrusion.

C. Warna Batuan Beku

Warna segar batuan beku bervariasi dari hitam, abu-abu dan putih cerah. Warna ini sangat dipengaruhi oleh komposisi mineral penyusun batuan beku itu sendiri. Apabila terjadi percampuran mineral berwarna gelap dengan mineral berwarna terang maka warna batuan beku dapat hitam berbintik-bintik putih, abu-abu berbercak putih, atau putih berbercak hitam, tergantung warna mineral mana yang dominan dan mana yang kurang dominan. Pada batuan beku tertentu yang banyak mengandung mineral berwarna merah daging maka warnanya menjadi putih-merah daging.

D. Tekstur Batuan Beku

(7)

E. Tingkat Visualisasi Granularitas

Berdasarkan pengamatan dengan mata telanjang atau memakai loupe, maka tekstur batuan beku dibagi dua, yaitu tekstur afanitik dan tekstur faneritik.

a. Afanitik adalah kenampakan batuan beku berbutir sangat halus sehingga mineral/kristal penyusunnya tidak dapat diamati secara mata telanjang atau dengan loupe.

b. Fanerik (faneritik, firik = phyric) adalah apabila di dalam batuan tersebut dapat terlihat mineral penyusunnya, meliputi bentuk kristal, ukuran butir dan hubungan antar butir (kristal satu dengan kristal lainnya atau kristal dengan kaca). Singkatnya, batuan beku mempunyai tekstur fanerik apabila mineral penyusunnya, baik berupa kristal maupun gelas/kaca, dapat diamati.

Apabila batuan beku mempunyai tekstur afanitik maka pemerian tekstur lebih rinci tidak dapat diketahui, sehingga harus dihentikan. Sebaliknya apabila batuan beku tersebut bertekstur fanerik maka pemerian lebih lanjut dapat diteruskan.

F. Tingkat kristalisasi atau kristalinitas

a. Holokristalin, apabila batuan tersusun semuanya oleh kristal.

b. Holohialin, apabila batuan tersusun seluruhnya oleh gelas atau kaca.

c. Hipokristalin, apabila batuan tersusun sebagian oleh kaca dan sebagian berupa kristal.

Tingkat Keseragaman Butir

a. Equigranular, apabila kristal penyusunnya berukuran butir relatif seragam. Tekstur

sakaroidal adalah tekstur dimana ukuran butirnya seragam seperti gula pasir atau gula putih. b. Inequigranular, jika ukuran butir kristal penyusunnya tidak sama.

Ukuran butir kristal : < 1 mm ——– berbutir halus

1 – 5 mm ——– berbutir sedang

(8)

> 30 mm ——– berbutir sangat kasar

G. Bentuk Kristal

a. Euhedral, jika kristal berbentuk sempurna/lengkap, dibatasi oleh bidang kristal yang ideal (tegas, jelas dan teratur). Batuan beku yang hampir semuanya tersusun oleh mineral dengan bentuk kristal euhedral, disebut bertekstur idiomorfik granular atau panidiomorfik granular.

b. Subhedral, jika kristalnya dibatasi oleh bidang-bidang kristal yang tidak begitu jelas, sebagian teratur dan sebagian tidak. Tekstur batuan beku dengan mineral penyusun umumnya berbentuk kristal subhedral disebut hipidiomorfik granular atau subidiomorfik granular.

c. Anhedral, kalau kristalnya dibatasi oleh bidang-bidang kristal yang tidak teratur. Tekstur batuan yang tersusun oleh mineral dengan bentuk kristal anhedral disebut alotriomorfik granular atau xenomorfik granular.

Secara tiga dimensi, bentuk kristal disebut :

a. Kubus atau equidimensional, apabila ketiga dimensinya sama panjang.

b. Tabular atau papan, apabila dua dimensi kristalnya lebih panjang dari satu dimensi yang lain.

c. Prismatik atau balok, jika dua dimensi kristalnya lebih pendek dari satu dimensi yang lain. Bentuk ini ada yang prismatik pendek (gemuk) dan prismatik panjang (kurus, kadang-kadang seperti jarum).

Di dalam batuan beku bertekstur holokristalin inequigranular dan hipokristalin terdapat kristal berukuran butir besar, disebut fenokris, yang tertanam di dalam masadasar (groundmass). Kenampakan demikian disebut tekstur porfir atau porfiri atau firik. Tekstur holokristalin porfiritik adalah apabila di dalam batuan beku itu terdapat kristal besar (fenokris) yang tertanam di dalam masadasar kristal yang lebih halus. Tekstur hipokristalin porfiritik diperuntukkan bagi batuan beku yang mempunyai fenokris tertanam di dalam masadasar gelas. Karena tekstur holokristalin porfiritik dan hipokristalin porfiritik secara mata telanjang dapat diidentifikasi maka kenampakan tersebut dapat disebut bertekstur faneroporfiritik. Sebaliknya, apabila fenokrisnya tertanam di dalam masadasar afanitik maka batuannya bertekstur porfiroafanitik. Tekstur vitrofirik adalah tekstur dimana mineral penyusunnya secara dominan adalah gelas, sedang kristalnya hanya sedikit (< 10 %).

(9)

³ 5 mm), tersusun oleh alkali felspar dan kuarsa. Tekstur dioritik sebanding dengan tekstur gabroik dan granitik tetapi biasanya untuk batuan beku menengah.

2.2 STRUKTUR BATUAN BEKU

1. Masif atau pejal, umumnya terjadi pada batuan beku dalam. Pada batuan beku luar yang cukup tebal, bagian tengahnya juga dapat berstruktur masif.

2. Berlapis, terjadi sebagai akibat pemilahan kristal (segregasi) yang berbeda pada saat pembekuan.

3. Vesikuler, yaitu struktur lubang bekas keluarnya gas pada saat pendinginan. Struktur ini sangat khas terbentuk pada batuan beku luar. Namun pada batuan beku intrusi dekat permukaan struktur vesikuler ini kadang-kadang juga dijumpai. Bentuk lubang sangat beragam, ada yang berupa lingkaran atau membulat, elip, dan meruncing atau menyudut, demikian pula ukuran lubang tersebut. Vesikuler berbentuk melingkar umumnya terjadi pada batuan beku luar yang berasal dari lava relatif encer dan tidak mengalir cepat. Vesikuler bentuk elip menunjukkan lava encer dan mengalir. Sumbu terpanjang elip sejajar arah sumber dan aliran. Vesikuler meruncing umumnya terdapat pada lava yang kental.

4. Struktur skoria (scoriaceous structure) adalah struktur vesikuler berbentuk membulat atau elip, rapat sekali sehingga berbentuk seperti rumah lebah.

5. Struktur batuapung (pumiceous structure) adalah struktur vesikuler dimana di dalam lubang terdapat serat-serat kaca.

6. Struktur amigdaloid (amygdaloidal structure) adalah struktur vesikuler yang telah terisi oleh mineral-mineral asing atau sekunder.

7. Struktur aliran (flow structure), adalah struktur dimana kristal berbentuk prismatik panjang memperlihatkan penjajaran dan aliran.

Struktur batuan beku tersebut di atas dapat diamati dari contoh setangan (hand specimen) di laboratorium. Sedangkan struktur batuan beku dalam lingkup lebih besar, yang dapat menunjukkan hubungan dengan batuan di sekitarnya, seperti dike (retas), sill, volcanic neck, kubah lava, aliran lava dan lain-lain ha b) Tekstur Batuan Ekstrusif

(10)

ekstrusif initidak sempat mengalami pengkristalan sempurna, sehingga mineralyang terbentuk berukuran sangat kecil atau bahkan tidak sempatmengkristal dan hanya membentuk gelas-gelas vulkanik.

1. Afanitik

Semua butir mineral dari batuan beku ekstrusif ini sangat halusdan tidak dapat dikenali dengan mata telanjang.

2. Glassy

Batuan yang tersusun seluruhnya oleh gelas vulkanik(holohyalin) dikarenakan tidak sempatnya mineral mengkristal yangdisebabkan penurunan suhu yang terlalu cepat.

Struktur batuan beku ekstrusif

Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang prosespembekuannya berlangsung dipermukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang memiliki berbagia struktur yang memberi petunjukmengenai proses yang terjadi pada saat pembekuan lava tersebut.Struktur ini diantaranya:

Masif , yaitu struktur yang memperlihatkan suatu masa batuan yangterlihat seragam.

Sheeting joint , yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagailapisan.

Columnar joint , yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisahseperti batang pensil yang tegak.

Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal-gumpal. Hal ini diakibatkan proses pembekuan terjadi padalingkungan air.

Vesikular , yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang padabatuan beku. Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saatpembekuan. Struktur ini dibagi lagi menjadi tiga bagian yaitu :

- Skoriaan, bila lubang-lubang gas tidak saling berhubungan. - Pumisan, bila lubang-lubang gas saling berhubungan.

- Aliran, bila ada penampakan aliran dari kristal-kristal maupunlubang-lubang gas.

Amigdaloidal , yaitu struktur 17esicular yang kemudian terisi olehmineral lain seperti kalsit, kuarsa atau zeolite.

(11)

Material hasil erupsi magma

Erupsi magma adalah proses keluarnya magma dari dalam bumiyang sampai ke permukaan bumi. Macam-macam erupsi antara lain :1) Erupsi Efusif Merupakan erupsi yang terjadi jika magma yang keluar kepermukaan bumi berupa lelehan. Jenis erupsi ini akan

menghasilkanKubah lava dan Aliran lava.2) Erupsi Eksplosif

Merupakan erupsi yang terjadi jika magma yang keluar kepermukaan bumi secara meletus atau letusan. Jenis erupsi ini akanmenghasilkan material padat yang sering di sebut batuan beku Fragmental . Batuan beku fragmental juga dikenal dengan batuan

Piroklastik (Pyro= api,Clastics= butiran / pecahan) yangmerupakan bagian dari batuan vulkanik. Batuan fragamental inisecara khusus terbentuk oleh proses vulkanisme yang eksplosif

(letusan).Bahan-bahan yang dikeluarkan dari pusat erupsi kemudianmengalami lithifikasi

sebelum dan sesudah mengalami perombakanoleh air atau es. Macam-macam bentuk piroklastik ada 3 yaitu :

 Hembusan : Wedus gembel.

 Aliran : Tuff, agglomerate.

 Jatuhan : Obsidian, Pumice, Skoria.Batuan piroklastik dapat di bedakan menjadi beberapa jenisberdasarkan ukuran butirnya :

o 64 mm : Blok, jika fragmennya runcing.

o 64 mm : Bom, jika fragmennya bulat.

o 2–64 mm : Lapili atau batu kecil.

o 1 –2 mm : Tuff (kasar).

o < 1 mm : Tuff (halus)..

o e) Sifat batuan beku ekstrusif

Sifat batuan beku ekstrusif adalah mineral-mineralnya tidak dapatdengan jelas di bedakan satu sama lain dengan mata telanjang karenaukuran mineralnya yang kecil-kecil,

berdasarkan presentase kandunganSiO2 yang dimilikinya dibagi menjadi 4 antara lain : o 1.Ultra Basa (dengan sejumlah SiO2 <45%).

(12)

adalah olivine dan piroksin atau secara praktis batuan ini terususundari mineral silikat. Contoh batuan ini adalah :Kimberlite.

2.Basa (dengan sejumlah SiO2 antara 45-55%)

o Pyroksin danplagioklas (anortite dan labradorit) adalah mineral utama pembentukbatuan ini, dengan sejumlah kecil homblenda dan olivine. Contohbatuan ini yaitu adalah :Basalt.

o 3.Intermediet (dengan jumlah SiO2 antara 55-65%)

.Jenis batuan inimineral-mineral yang berwarna terang lebih banyak dari pada yangberwarna gelap. Oleh karennya pada umumnya jenis batuan iniberwarna lebih terang. Contoh batuan ini adalah :Andesite.

(13)

4.Asam (dengan jumlah SiO2 antara 65-75%).

o Karekteristik daribatuan ini adalah kadar kwarsanya yang besar dan

mengandungsejumlah besar feldspar (orthoklas). Contoh batuan ini adalah :Rhyolite.

2.3 KOMPOSISI MINERAL

Berdasarkan jumlah kehadiran dan asal-usulnya, maka di dalam batuan beku terdapat mineral utama pembentuk batuan (essential minerals), mineral tambahan (accessory minerals) dan mineral sekunder (secondary minerals).

1. Essential minerals, adalah mineral yang terbentuk langsung dari pembekuan magma, dalam jumlah melimpah sehingga kehadirannya sangat menentukan nama batuan beku.

2. Accessory minerals , adalah mineral yang juga terbentuk pada saat pembekuan magma tetapi jumlahnya sangat sedikit sehingga kehadirannya tidak mempengaruhi penamaan batuan. Mineral ini misalnya kromit, magnetit, ilmenit, rutil dan zirkon. Mineral esensiil dan mineral tambahan di dalam batuan beku tersebut sering disebut sebagai mineral primer, karena terbentuk langsung sebagai hasil pembekuan daripada magma.

3. Secondary minerals adalah mineral ubahan dari mineral primer sebagai akibat pelapukan, reaksi hidrotermal, atau hasil metamorfisme. Dengan demikian mineral sekunder ini tidak ada hubungannya dengan pembekuan magma. Mieral sekunder akan dipertimbangkan

mempengaruhi nama batuan ubahan saja, yang akan diuraikan pada acara analisis batuan ubahan. Contoh mineral sekunder adalah kalsit, klorit, pirit, limonit dan mineral lempung.

4. Gelas atau kaca, adalah mineral primer yang tidak membentuk kristal atau amorf. Mineral ini sebagai hasil pembekuan magma yang sangat cepat dan hanya terjadi pada batuan beku luar atau batuan gunungapi, sehingga sering disebut kaca gunungapi (volcanic glass).

(14)

6. Mineral mafik adalah mineral primer berwarna gelap, tersusun oleh unsur-unsur Mg dan Fe. Mineral mafik terdiri dari olivin, piroksen, amfibol (umumnya jenis hornblende), biotit dan muskovit.

Pemerian dan pengenalan mineral pembentuk batuan beku tersebut secara megaskopik sudah harus dikuasai oleh para praktikan, seperti diberikan pada kuliah dan praktikum kristalografi-mineralogi serta dipraktekkan lagi pada acara I pengenalan mineral pembentuk batuan, praktikum petrologi ini. Untuk mengetahui genesa masing-masing mineral pembentuk batuan tersebut di atas, praktikan dianjurkan untuk mempelajari Reaksi Seri Bowen yang terdapat di dalam buku-buku literatur Petrologi (misal Middlemost, 1985, Magmas and magmatic rocks, Longman, Inc., London, 266 p).

2.4 PENAMAAN / KLASIFIKASI BATUAN BEKU

Berdasarkan letak pembekuannya maka batuan beku dapat dibagi menjadi batuan beku intrusi dan batuan beku ekstrusi. Batuan beku intrusi selanjutnya dapat dibagi menjadi batuan beku intrusi dalam dan batuan beku intrusi dekat permukaan. Berdasarkan komposisi mineral pembentuknya maka batuan beku dapat dibagi menjadi empat kelompok, yaitu batuan beku ultramafik, batuan beku mafik, batuan beku menengah dan batuan beku felsik. Istilah mafik ini sering diganti dengan basa, dan istilah felsik diganti dengan asam, sekalipun tidak tepat.

Termasuk batuan beku dalam ultramafik adalah dunit, piroksenit, anortosit, peridotit dan norit Dunit tersusun seluruhnya oleh mineral olivin, sedang piroksenit oleh piroksen dan anortosit oleh plagioklas basa. Peridotit terdiri dari mineral olivin dan piroksen; norit secara dominan terdiri dari piroksen dan plagioklas basa. Batuan beku luar ultramafik umumnya bertekstur gelas atau vitrofirik dan disebut pikrit.

Batuan beku dalam mafik disebut gabro, terdiri dari olivin, piroksen dan plagioklas basa. Sebagai batuan beku luar kelompok ini adalah basal. Batuan beku dalam menengah disebut diorit, tersusun oleh piroksen, amfibol dan plagioklas menengah, sedang batuan beku luarnya dinamakan andesit. Antara andesit dan basal ada nama batuan transisi yang disebut andesit basal (basaltic andesit). Batuan beku dalam agak asam dinamakan diorit kuarsa atau granodiorit, sedangkan batuan beku luarnya disebut dasit. Mineral penyusunnya hampir mirip dengan diorit atau andesit, tetapi ditambah kuarsa dan alkali felspar, sementara palgioklasnya secara berangsur berubah ke asam. Apabila alkali felspar dan kuarsanya semakin bertambah dan palgioklasnya semakin asam maka sebagai batuan beku dalam asam dinamakan granit, sedang batuan beku luarnya adalah riolit. Di dalam batuan beku asam ini mineral mafik yang mungkin hadir adalah biotit, muskovit dan kadang-kadang amfibol. Batuan beku dalam sangat asam, dimana alkali felspar lebih banyak daripada plagioklas adalah sienit, sedang pegmatit hanyalah tersusun oleh alkali felspar dan kuarsa. Batuan beku yang tersusun oleh gelas saja disebut obsidian, dan apabila berstruktur perlapisan disebut perlit.

(15)

batuan (Tabel 3.4) dan tabel klasifikasi batuan beku (Tabel 3.5) dapat membantu memberikan nama terhadap batuan beku.

Tabel 3.4 Diagram persentase untuk perkiraan komposisi berdasarkan volume.

(16)

2.5 BATUAN PIROKLASTIKA (PYROCLASTIC ROCKS)

Batuan piroklastika adalah suatu batuan yang berasal dari letusan gunungapi, sehingga merupakan hasil pembatuan daripada bahan hamburan atau pecahan magma yang dilontarkan dari dalam bumi ke permukaan. Itulah sebabnya dinamakan sebagai piroklastika, yang berasal dari kata pyro berarti api (magma yang dihamburkan ke permukaan hampir selalu membara, berpendar atau berapi), dan clast artinya fragmen, pecahan atau klastika. Dengan demikian, pada prinsipnya batuan piroklastika adalah batuan beku luar yang bertekstur klastika. Hanya saja pada proses pengendapan, batuan piroklastika ini mengikuti hukum-hukum di dalam proses pembentukan batuan sedimen. Misalnya diangkut oleh angin atau air dan membentuk struktur-struktur sedimen, sehingga kenampakan fisik secara keseluruhan batuannya seperti batuan sedimen.

Pada kenyataannya, setelah menjadi batuan, tidak selalu mudah untuk menyatakan apakah batuan itu sebagai hasil kegiatan langsung dari suatu letusan gunungapi (sebagai endapan primer piroklastika), atau sudah mengalami pengerjaan kembali (reworking) sehingga secara genetik dimasukkan sebagai endapan sekunder piroklastika atau endapan epiklastika. Berdasarkan ukuran butir klastikanya, sebagai bahan lepas (endapan) dan setelah menjadi batuan piroklastika, penamaannya seperti pada Tabel 3.6.

(17)

(bread crust structure). Bom ini pada umumnya mempunyai bentuk membulat, tetapi hal ini sangat tergantung dari keenceran magma pada saat dilontarkan. Semakin encer magma yang dilontarkan, maka material itu juga terpengaruh efek puntiran pada saat dilontarkan, sehingga bentuknya dapat bervariasi. Selain itu, karena adanya pengeluaran gas dari dalam material magmatik panas tersebut serta pendinginan yang sangat cepat maka pada bom gunungapi juga terbentuk struktur vesikuler serta tekstur gelasan dan kasar pada permukaannya. Bom gunungapi berstruktur vesikuler di dalamnya berserat kaca dan sifatnya ringan disebut batuapung (pumice). Batuapung ini umumnya berwarna putih terang atau kekuningan, tetapi ada juga yang merah daging dan bahkan coklat sampai hitam.

Batuapung umumnya dihasilkan oleh letusan besar atau kuat suatu gunungapi dengan magma berkomposisi asam hingga menengah, serta relatif kental. Bom gunungapi yang juga berstruktur vesikuler tetapi di dalamnya tidak terdapat serat kaca, bentuk lubang melingkar, elip atau seperti rumah lebah disebut skoria (scoria). Bom gunungapi jenis ini warnanya merah, coklat sampai hitam, sifatnya lebih berat daripada batuapung dan dihasilkan oleh letusan gunungapi lemah berkomposisi basa serta relatif encer.

Bom gunungapi berwarna hitam, struktur masif, sangat khas bertekstur gelasan, kilap kaca, permukaan halus, pecahan konkoidal (seperti botol pecah) dinamakan obsidian. Blok atau bongkah gunungapi dapat merupakan bom gunungapi yang bentuknya meruncing, permukaan halus gelasan sampai hipokristalin dan tidak terlihat adanya struktur-struktur pendinginan.

Dengan demikian blok dapat merupakan pecahan daripada bom gunungapi, yang hancur pada saat jatuh di permukaan tanah/batu. Bom dan blok gunungapi yang berasal dari pendinginan magma secara langsung tersebut disebut bahan magmatik primer, material esensial atau juvenile). Blok juga dapat berasal dari pecahan batuan dinding (batuan gunungapi yang telah terbentuk lebih dulu, sering disebut bahan aksesori), atau fragmen non-gunungapi yang ikut terlontar pada saat letusan (bahan aksidental).

Tabel 3.6 Klasifikasi batuan piroklastika.

Ukuran butir Nama butiran (klastika) Nama batuan

Æ > 64 mm Bom gunungapi

Blok/bongkah gunungapi

Aglomerat

Breksi piroklastika

2 – 64 mm Lapili Batulapili

1 – 2 mm Abu gunungapi kasar (pasir kasar) Tuf kasar Æ < 1 mm Abu gunungapi halus Tuf halus

Berdasarkan komposisi penyusunnya, tuf dapat dibagi menjadi tuf gelas, tuf kristal dan tuf litik, apabila komponen yang dominan masing-masing berupa gelas/kaca, kristal dan fragmen batuan. Tuf juga dapat dibagi menjadi tuf basal, tuf andesit, tuf dasit dan tuf riolit, sesuai klasifikasi batuan beku. Apabila klastikanya tersusun oleh fragmen batuapung atau skoria dapat juga disebut tuf batuapung atau tuf skoria. Demikian pula untuk aglomerat batuapung, aglomerat skoria, breksi batuapung, breksi skoria, batulapili batuapung dan batulapili skoria.

2.6 PETROGENESA BATUAN BEKU

(18)

perubahan-perubahan (proses sekunder) pada batuan tersebut. Untuk batuan beku, sebagai sumbernya adalah magma. Proses primer menjelaskan rangkaian atau urutan kejadian dari pembentukan berbagai jenis magma sampai dengan terbentuknya berbagai macam batuan beku, termasuk lokasi pembekuannya. Setelah batuan beku itu terbentuk, batuan itu kemudian terkena proses sekunder, antara lain berupa oksidasi, pelapukan, ubahan hidrotermal, penggantian mineral (replacement), dan malihan, sehingga sifat fisik maupun kimiawinya dapat berubah total dari batuan semula atau primernya.

(19)

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

(20)

DAFTAR PUSTAKA

o http://geoenviron.blogspot.com/2012/10/batuan-beku-intrusif.html

o http://harizonaauliarahman.blogspot.com/2010/01/5-tempat-bagpacker-terbaik-indonesia.html

o http://id.wikipedia.org/wiki/Lava_koheren

Gambar

Tabel 3.4 Diagram persentase untuk perkiraan komposisi berdasarkan volume.
Tabel 3.6 Klasifikasi batuan piroklastika.

Referensi

Dokumen terkait

Mengusulkan kepada Kepala Bagian KBL terhadap CMB yang mendapat Prioritas untuk dilakukan analisa lapangan sesuai hasil usulan kebun Penganalisa atau terhadap CMB yang

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT dengan telah diterbitkannya “BUKU SAKU KOTA SEMARANG TAHUN 2010” yang merupakan hasil kerjasama Badan Pusat Statistik Kota

Sulandari (2004) melaporkan bahwa dari pengamatan lapangan di daerah Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Barat tanaman cabai yang terinfeksi virus gemini memiliki variasi

Pada menjalankan kuasa yang diberikan oleh seksyen 187B Kanun Tanah Negara, notis adalah dengan ini diberi bahawa adalah dicadangkan untuk menggantikan dokumen hakmilik keluaran

Hasil belajar adalah hasil akhir dari proses kegiatan belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran di kelas, yaitu menerima suatu pelajaran untuk mencapai kompetensi yang

Hasil analisis Uji F yang sudah dibahas pada bab IV memiliki hasil dengan kesimpulan variabel dalam penelitian ini yang terdiri dari Iklan dan Citra Merek secara

KOMUNIKASI KOMUNIKASI DALAM PRAKTIK DALAM PRAKTIK

Dalam penelitian ini, Zhixing Wang dan Xujing Wang dari Chinese Academy of Agricultural Sciences, mengevaluasi kemungkinan efek padi transgenik OsrHSA pada mikroba tanah