PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN
GAYA BERPIKIR TERHADAP HASIL BELAJAR
MATEMATIKA SISWA DI SMK NEGERI 1
LUBUK PAKAM
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh
Gelar Magister Pendidikan Pada Program Studi
Teknologi Pendidikan
Oleh :
ELFRIDA LUBIS
NIM. 8116122004
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i ABSTRACT
Elfrida Lubis.The effect of Instructional strategy and thinking Style toward the Mathematics students’ Result in SMK Negeri 1 Lubuk Pakam.Thesis.Educational Technology Study Program, postgraduate School, State University of Medan, 2013.
The objectives of this study are to investigate the result differences of Mathematics learning between those students which are taught by using STAD of cooperatif instructional strategy and those students which are taught by using expository instructional strategy, on the other hand this study is also want to know the Mathematics learning result differences between those students with their abstract sequential thinking style, and those students with their concrete sequential thinking style, and finally to know whether there are any significantly interaction between instructional strategy and thinking style toward the Mathematics learning students’ result.
The whole second year students of SMK Negeri 1 Lubuk Pakam in the even semester of 2012/2013 academic years were taken as the population of this study, while the sample of this study were taken two classes through applying a reliability was 0.898 (by using KR-20 formula).
ii ABSTRAK
Elfrida Lubis. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Berpikir Terhadap Hasil Belajar matematika SMK Negeri 1 Lubuk Pakam.Tesis Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2013.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran kooperatif STAD dan siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori, mengetahui perbedaan hasil belajar matematika amtara siswa dengan gaya berpikir sekuensial abstrak dan siswa dengan gaya berpikir sekuensial konkret, mengetahui apakah ada interaksi antara strategi pembelajaran dengan gaya berpikir dalam mempengaruhi hasil belajar matematika.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas XI SMK Negeri 1Lubuk Pakam, sedangkan sampel diambil sebanyak 2 kelas secara cluster random sampling. Penelitian dilakukan pada semester 2 tahun ajaran 2012/2013.Metoda penelitian yang digunakan adalah quasi eksprimen dengan rancangan faktorial 2 X 2. Gaya berpikir siswa diukur dengan menggunakan tes baku yang dirancang oleh Tellier. Tes hasil belajar matematika menggunakan tes berbentuk pilihan berganda sebanyak 33 butir soal dan memiliki reliabilitas 0.868 menggunakan rumus KR-20.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan
rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan
judul “Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Berpikir Terhadap Hasil
Belajar Matematika di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam” untuk memenuhi
persyaratan dalam memperoleh gelar Megister Pendidikan pada program studi
Teknologi Pendidikan Sekolah Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.
Dalam penyelesaian tesis ini penulis banyak menerima bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak, terutama dari Bapak Prof. Dr. Sahat Siagian,
M.Pd sebagai Dosen Pembimbing I dan Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd sebagai
Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk memberikan
bimbingan, koreksi dan motivasi dalam menyelesaikan penulisan tesis ini.
Ucapan terima kasih juga kepada Bapak Prof. Dr. Julaga Situmorang, M.Pd,
Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd dan Bapak Dr. Edi Syahputra, M.Pd
sebagai Dosen Penguji. Selanjutnya ucapan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si, Rektor Universitas Negeri Medan dan
Bapak Prof. Dr. Muin Sibuea, M.Pd Direktur Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, dan Bapak Dr. Mursid, M.Pd
sebagai Ketua dan Sekretaris Program Studi Teknologi Pendidikan, Program
iv
3. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Teknologi Pendidikan, Program
Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah membekali penulis dengan
berbagai disiplin ilmu, pengetahuan dan kematangan berpikir.
4. Ibu Hj. Sa’adah Lubis, S.Pd, M.Ap, Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga
Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, Bapak Drs. Kiniken Sembiring, M.Pd,
Kepala SMK Negeri 1 Lubuk Pakam, Ibu Senny, S.Pd dan Ibu Desi, S.Pd
sebagai guru mata pelajaran Matematika di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam.
5. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Teknologi Pendidikan terutama
Angkatan XX Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan, yang telah
memberikan bantuan moral dalam perkuliahan dan penyelesaian penulisan
tesis ini.
6. Sebening hati yang suci penulis mempersembahkan ungkapan rasa terima
kasih dan penghargaan setulusnya kepada Ibunda tercinta Dorti Siahaan atas
segala didikan, pengorbanan, doa yang tulus ikhlas serta kasih sayang yang
diberikan kepada penulis.
7. Rasa kasih sayang, perhatian dan motivasi yang senantiasa mengalir dari
suami tercinta Romula Hutagalung dan keceriaan buah hati tersayang David,
Andreas dan Rahel, semoga kelak menjadi anak yang berguna bagi bangsa dan
agama.
8. Kuucapkan rasa terima kasihku buat perhatian dan bantuan dari adikku Henni
dan Mariani yang berjerih-lelah membantuku sehingga tesis ini selesai.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
v
perhatian, kebaikan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis menjadi
kebajikan dan kemuliaan bagi Tuhan Yesus Kristus.
Dengan segala kerendahan hati penulis mengakui tesis ini masih jauh dari
sempurna. Penulis memohon kritik dan saran yang membangun guna
penyempurnaan tesis ini. Akhirnya penulis berharap semoga tesis ini bermanfaat
terutama bagi penulis dan pembaca yang membutuhkannya.
LubukPakam, Pebruari 2013
Penulis,
vi
BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGUJIAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 14
A. Kajian Teoretis ... 14
1. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar Matematika... 14
2. Hakikat Strategi Pembelajaran ... 20
a. Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Divisioans) ..………. 28
b. Hakikat Strategi Pembelajaran Ekspositori………….. 33
3. Hakikat Gaya Berpikir ... 37
B. Penelitian Yang Relevan ... 41
C. Kerangka Berpikir ... 43
vii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 50
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 50
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 50
C. Metode Penelitian... 51
D. Desain Penelitian... 51
E. Definisi Operasi Variabel Penelitian... 52
F. Prosedur dan Pelaksanaan Perlakuan ... 53
G. Pengontrolan Perlakuan... 57
H. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 59
I. Uji Coba Instrumen Penelitian... 62
J. Hasil Uji Coba Instrumen ... 65
K. Teknik Analisis Data ... 65
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 67
A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 67
B. Analisis Data ... 76
C. Pembahasan ... 85
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 94
A. Simpulan ... 94
B. Implikasi ... 94
C. Saran ... 97
DAFTAR PUSTAKA ... 99
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1. Perolehan Rata-Rata Nilai Ujian Akhir Semester ... 5
2.1. Pedoman Pemberian Skor Perkembangan Individu ... 32
2.2. Kriteria Penghargaan Kelompok ... 32
2.3. Perbandingan Gaya Berpikir Sekuensial Abstrak Dengan Gaya Berpikir Sekuensial Konkrit... 41
3.1. Desain Penelitian Untuk Pengujian Hipotesis... 52
3.2. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Matematika ... 60
3.3. Kisi-Kisi Tes Gaya Berpikir... 62
4.1. Perbandingan Data Hasil Belajar Matematika Siswa Berdasarkan Strategi Pembelajaran Kooperatif STAD Dengan Gaya Berpikir Sekuensial Siswa ... 67
4.2. Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Yang Diajarkan Dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif STAD (A1) ... 68
4.3. Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori (A2)... 69
4.4. Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siswa Memiliki Gaya Berpikir Sekuensial Abstrak (B1)... 70
4.5. Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siswa Memiliki Gaya Berpikir Sekuensial Konkrit (B2) ... 71
4.6. Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif STAD dan Memiliki Gaya Berpikir Sekuensial Abstrak (A1B1) ... 72
4.7. Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif STAD dan Memiliki Gaya Berpikir Sekuensial Konkrit (A1B2) ... 73
ix
4.9. Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Yang Diajar
Dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori dan Memiliki Gaya
Berpikir Sekuensial Konkrit (A2B2) ... 75
4.10. Hasil Uji Normalitas Data Berdasarkan Strategi Pembelajaran... 76
4.11. Hasil Uji Normalitas Data Berdasarkan Gaya Berpikir Sekuensial
Siswa ... 76
4.12. Hasil Pengujian Normalitas Data Berdasarkan Interaksi
Strategi Pembelajaran dan Gaya Berpikir Siswa... 77
4.13. Hasil Pengujian Homogenitas Varians Data Antar Kelompok
Sampel A1dan A2dengan Uji F ... 77
4.14. Hasil Pengujian Homogenitas Varians Data Antar Kelompok
Sampel B1dan B2dengan Uji F ... 78
4.15. Rangkuman Hasil Pengujian Analisis Varians Dua Jalur... 79
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
4.1. Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa yang Diajarkan Dengan
Strategi Pembelajaran Kooperatif STAD (A1) ... 68
4.2. Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa Yang Diajar Dengan
Strategi Pembelajaran Ekspositori (A2) ... 69
4.3. Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa Yang Memiliki
Gaya Berpikir Sekuensial Abstrak (B1) ... 70
4.4. Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa Yang Memiliki
Gaya Berpikir Sekuensial Konkrit (B2) ... 71
4.5. Histogram Hasil Belajar Siswa Yang Diajar Dengan Strategi
Pembelajaran Kooperatif STAD dan Memiliki Gaya Berpikir
Sekuensial Abstrak (A1B1)... 72
4.6. Histogram Hasil Belajar Siswa Yang Diajar Dengan Strategi
Pembelajaran Kooperatif STAD dan Memiliki Gaya Berpikir
Sekuensial Konkrit (A1B2) ... 73
4.7. Histogram Hasil Belajar Siswa Yang Diajar Dengan Strategi
Pembelajaran Ekspositori Memiliki Gaya Berpikir Sekuensial
Abstrak (A2B1) ... 74
4.8. Histogram Hasil Belajar Siswa Yang Diajar Dengan Strategi
Pembelajaran Ekspositori dan Memiliki Gaya Berpikir Sekuensial
Konkrit (A2B2)... 75
4.9. Pola Interaksi Antara Strategi Pembelajaran dan Gaya Berpikir
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Silabus……… 103
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 107
3. Tabel Analisis Butir Soal ... 173
4. Instrumen Penelitian Uji Coba ... 175
5. Instrumen Penelitian Setelah Uji Coba ... 181
6. Instrumen Gaya Berpikir... 187
7. Analisis Butir Soal Uji Coba Instrumen Tes Matematika ... 190
8. Hasil Tes Gaya Berpikir Siswa ... 198
9. Tabel Perolehan Skor Hasil Belajar Matematika Dari Sampel Penelitian... 201
10. Deskripsi Data Penelitian... 203
11. Distribusi Frekuensi Data Penelitian ... 205
12. Perhitungan Statistik Dasar ... 207
13. Perhitungan Uji Normalitas Data Dengan Uji Liliefors ... 210
14. Uji Homogenitas Varians Sampel ... 214
15. Pengujian Hipotesis ... 218
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan sarana dan wahana yang sangat baik di dalam
pembinaan SDM, oleh karena itu pendidikan perlu mendapat upaya penanganan dan prioritas secara baik oleh pemerintah, keluarga dan pengelola pendidikan.
Salah satu upaya tersebut adalah dengan cara meningkatkan mutu di sekolah,
dengan adanya upaya peningkatan mutu pembelajaran tersebut secara langsung
memberi kontribusi pada peningkatan mutu pendidikan. Senada dengan hal ini,
Reigeluth (1983:70) mengatakan bahwa peningkatan mutu pendidikan tidak dapat
terjadí sebelum peningkatan mutu pembelajaran terlebih dahulu. Untuk itu harus
ditingkatkan pengetahuan tentang cara merancang metode atau strategi
pembelajaran agar pembelajaran menjadi lebih efektif, efîsien dan memiliki daya
tarik.
Pendidikan di sekolah tidak dapat dilepaskan dari proses pembelajaran dan
interaksi antara guru dan siswa. Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang sangat rumit karena tidak sekedar menyerap informasi yang diberikan oleh
guru, tetapi juga melibatkan berbagai kegiatan dan tindakan yang harus dilakukan
untuk mencapai hasil belajar yang baik. Guru merupakan kunci utama dalam
meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan, mereka berada di titik utama dalam
setiap usaha perubahan pendidikan yang diarahkan pada perubahahan kualitatif.
Guru mempunyai tanggung jawab untuk mengatur, mengarahkan, dan
2
menciptakan suasana yang mendorong siswa untuk melaksanakan berbagai
kegiatan dalam proses pembelajaran di kelas. Untuk menunjang tugas tersebut
diperlukan pemilihan strategi yang tepat dan sesuai dengan materi atau konsep
yang akan diajarkan. Strategi pembelajaran yang dipakai oleh guru akan banyak
berpengaruh terhadap cara belajar siswa yang mana setiap siswa mempunyai cara
belajar yang berbeda-beda.
Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang relatif tetap.
Dalam proses ini perubahan tidak terjadi sekaligus tetapi terjadi secara bertahap
tergantung pada faktor-faktor pendukung belajar yang mempengaruhi siswa.
Faktor-faktor ini umumnya dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern berhubungan dengan segala sesuatu yang ada
pada diri siswa yang menunjang pembelajaran, seperti inteligensi, bakat,
kemampuan motorik pancaindra, dan gaya berpikir. Faktor ekstern merupakan
segala sesuatu yang berasal dari luar diri siswa yang mengkondisikannya dalam
pembelajaran, seperti pengalaman, lingkungan sosial, metode belajar-mengajar,
strategi belajar-mengajar, fasilitas belajar dan dedikasi guru. Keberhasilannya
mencapai suatu tahap hasil belajar memungkinkannya untuk belajar lebih lancar
dalam mencapai tahap selanjutnya.
Secara umum hasil belajar siswa di Indonesia ditentukan oleh kemampuan
kognitifnya dalam memahami sebaran materi pelajaran yang telah ditentukan di
dalam kurikulum. Dalam kognitif terjadi proses berpikir dan proses mengamati
3
(Monks dan Knoers, 1989 : 216). Dengan demikian struktur kognitif sebagai hasil
belajar yang diperoleh siswa mempunyai bentuk yang beraneka ragam.
Pemerintah Indonesia, khususnya Departemen Pendidikan Nasional telah
berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan matematika, baik melalui
peningkatan kualitas guru matematika melalui penataran-penataran, maupun
peningkatan prestasi belajar siswa melalui peningkatan standar minimal nilai
Ujian Nasional untuk kelulusan pada mata pelajaran matematika.
Tingkat pemahaman matematika seorang siswa lebih dipengaruhi oleh
pengalaman siswa itu sendiri. Sedangkan pembelajaran matematika merupakan
usaha membantu siswa mengkonstruksi pengetahuan melalui proses. Sebab mengetahui adalah suatu proses, bukan suatu produk (Bruner, 1960: 13 ). Proses
tersebut dimulai dari pengalaman, sehingga siswa harus diberi kesempatan
seluas-luasnya untuk mengkontruksi sendiri pengetahuan yang harus dimiliki.
Proses pembelajaran dapat diikuti dengan baik dan menarik perhatian siswa
apabila menggunakan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tingkat
perkembangan siswa dan sesuai dengan materi pembelajaran. Belajar matematika
berkaitan dengan belajar konsep-konsep abstrak, dan siswa merupakan makluk
psikologis (Hudojo, 1998:3), maka pembelajaraan matematika harus didasarkan
atas karakteristik matematika dan siswa itu sendiri. Menurut Fruedenthal,
….mathematics as a human activity. Education should given students the
“guided” opportunity to “reinvent” mathematics by doing it. Ini sesuai dengan
pilar-pilar belajar yang ada dalam kurikulum pendidikan kita, salah satu pilar
4
pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (lampiran
Permendiknas no 22 th 2006).
Menurut Andayani (2007:58) pembelajaran kooperatif merupakan salah
satu strategi pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang
heterogen dan dikelompokkan dengan tingkat kemampuan yang berbeda. Jadi
dalam setiap kelompok terdapat peserta didik yang berkemampuan rendah,
sedang, dan tinggi. Dalam menyelesaikan tugas, anggota saling bekerja sama dan
membantu untuk memahami bahan pelajaran. Situasi dalam pembelajaran
kooperatif ini menuntut siswa bekerja sama dalam kelompok untuk menyelesaikan
suatu tugas tertentu.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di SMK Negeri 1
Lubuk Pakam banyak dijumpai siswa yang masih memiliki nilai rendah, terutama
mata pelajaran matematika. Hasil belajar matematika yang dicapai siswa masih
banyak yang berada di bawah standar yang ditetapkan. Permasalahan lain yang
masih sering muncul adalah penggunaan strategi pembelajaran oleh guru yang
kurang tepat. Guru kurang bervariasi dalam mengajarkan pelajaran matematika di
sekolah.
Departemen Pendidikan Nasional (dalam Hartutik, 2003) menyatakan
bahwa dalam pembelajaran matematika di sekolah, sebagian besar guru masih
mendominasi proses belajar mengajar dengan menerapkan metoda ceramah. Pada
umumnya,guru memulai pembelajaran langsung pada pemaparan materi,
5
secara pasif dan bahkan hanya menghafal rumus-rumus tanpa memahami makna
dan manfaat dari apa yang dipelajari. Dengan kondisi yang seperti ini maka
banyak waktu yang terbuang sia-sia, dan hasil belajar siswa sangat rendah, nilai
rata-rata pertahunnya tidak mencapai nilai ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75.
Untuk lebih jelas dapat dilihat Tabel 1.
Tabel 1. Perolehan rata-rata nilai ujian akhir semester
NO MATA
Sumber : Kantor TU SMK N.1 L.Pakam
Sesuai dengan uraian di atas maka salah satu usaha yang dapat ditempuh
untuk meningkatkan hasil belajar adalah penggunaan strategi pembelajaran yang
tepat untuk materi pelajaran yang akan disajikan, karena untuk situasi dan tujuan
yang berbeda membutuhkan strategi yang berbeda pula. Oleh karena itu untuk
menyajikan suatu pokok bahasan tertentu, seorang guru dituntut untuk memilih
suatu strategi yang sesuai. Atas dasar ini dapat dikatakan bahwa strategi
pembelajaran sangat penting dalam suatu kegiatan pembelajaran.
Salah satu strategi pembelajaran yang dapat dilakukan untuk mengatasi
permasalahan tersebut di atas adalah dengan mengubah pembelajaran yang
6
pembelajaran dalam kelompok yang lebih dikenal dengan istilah pembelajaran
kooperatif (cooperative learning).
Slavin (dalam Arends, 2004 : 228) menyatakan bahwa pembelajaran
kooperatif dapat meningkatkan performansi siswa dalam tugas akademis dan
prestasi belajarnya. Karena dalam pembelajaran kooperatif, siswa dengan
kemampuan lebih tinggi akan menjadi tutor bagi siswa dengan kemampuan yang
lebih rendah dan bekerjasama dalam mengerjakan tugas akademik. Efek
pembelajaran kooperatif ini dapat diketahui melalui penilaian hasil belajar yang
dapat menunjukkan sejauh mana suatu tujuan pembelajaran telah tercapai.
Dalam pembelajaran kooperatif ada tiga keunggulan, yaitu: 1.Prestasiak ademik .
Pembelajaran kooperatif sangat menguntungkan baik bagi siswa
berkemampuan tinggi maupun rendah. Khusus bagi siswa berkemampuan tinggi,
mereka secara akademis akan mendapat keuntungan. Siswa dapat bertindak
sebagai tutor yang memberi penjelasan kepada temannya. Agar dapat memberi
penjelasan, siswa tersebut harus memahami materi lebih dalam dibanding sekedar
kemampuan yang dibutuhkan untuk menjawab soal-soal. Dengan bertindak
sebagai tutor, kemampuan verbal matematika siswa juga akan meningkat
(Suherman,2001:220).
2.Penerimaan terhadap keanekaragaman
Heterogenitas yang ditonjolkan dalam pemilihan anggota kelompok akan
7
3.Pengembangan Keterampilan Sosial
Pembelajaran kooperatif bertujuan mengajarkan kepada siswa
keterampilan-keterampilan kerjasama sebagai suatu tim. Keterampilan ini kelak
akan sangat bermanfaat bagi siswa ketika mereka terjun di masyarakat.
Menurut Rusman (2011 : 213) ,strategi pembelajaran kooperatif
mempunyai 6 type di dalamnya yaitu; (1)Student Teams Achievement Division
(STAD), (2) Jigsaw, (3) Group Investigation (Investigasi kelompok), (4) Make a
Match (Membuat Pasangan), (5) Teams Games Tournaments (TGT) dan (6)
Structural Approach. Kajian penelitian ini memfokuskan pada strategi
pembelajaran kooperatif tipe STAD dan strategi pembelajaran ekspositori.
Student team-achievement divisions (STAD) adalah strategi pembelajaran
kooperatif yang banyak diteliti oleh para pemerhati pendidikan dan paling
mendapat respon dari siswa, jika dibandingkan dengan tipe pembelajaran
kooperatif lainnya. Hal ini disebabkan tipe ini dalam pelaksanaanya paling
sederhana sehingga siswa tidak terlalu terbebani aturan-aturan yang ditentukan.
. Strategi pembelajaran koperatif tipe STAD menekankan pada aktivitas
dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam
menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Guru yang
menggunakan strategi pembelajaran kooperatif STAD mengacu pada
pembelajaran kelompok, menyajikan informasi akademik baru pada siswa dengan
menggunakan presentase verbal/teks. Anggota tim menggunakan lembar kegiatan/ perangkat pembelajaran yang lain untuk memahami bahan pelajaran melalui
8
mencapai tujuan kelompok setiap anggota kelompok harus membantu teman
kelompoknya yang dapat mendorong kelompok itu mencapai tujuannya, sehingga
siswa dapat terlibat secara aktif dalam pembelajaran dan dapat berdampak pada
kualitas interaksi dan komunikasi antar siswa.
Tujuan dari strategi pembelajaran tipe STAD yaitu meningkatkan
kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas akademik secara tim melalui
serangkaian kegiatan yang mempertimbangkan akan aspek penilaian terhadap
skor tim maupun skor individu dalam menguasai materi yang telah dibahas siswa
secara bersama dalam tim, dibawah pengawasan guru.
Adapun kelebihan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu: (1) meningkatkan kecakapan individu, (2) meningkatkan kecakapan kelompok, (3)
meningkatkan komitmen, (4) menghilangkan prasangka buruk terhadap teman
sebaya, (5) tidak bersifat kompetitif, dan (6) tidak memiliki rasa dendam.
Bila dibandingkan dengan strategi pembelajaran ekspositori yang biasa di
lakukan selama ini, siswa harus mengikuti cara belajar yang dipilih gurunya
dengan penuh mempelajari urutan yang diterapkan gurunya bahkan kurang sekali
mendapat kesempatan mengemukakan pendapat, pembelajaran secara kooperatif
tipe STAD membuka peluang dan kesempatan siswa mengembangkan diri sesuai
kemampuannya, hal ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Di samping pemilihan strategi pembelajaran vang tepat, perolehan hasil
belajar suatu kegiatan pembelajaran yang dipengaruhi oleh kemampuan guru
9
pembelajaran sacara efektif yang memungkinkan peningkatan hasil belajar
siswa. Menurut Dick and Carey (2005), seorang guru hendaknya mampu untuk
mengenal dan mengetahui karakteristik siswa, sebab pemahaman yang baik
terhadap karakteristik siswa akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan
proses belajar siswa. Apabila seorang guru telah mengetahui karakteristik
siswanya, maka selanjutnya guru dapat menyesuaikannya dengan strategi
pembelajaran yang akan digunakan.
Pada penelitian ini karakteristik siswa yang dimaksudkan adalah tentang
gaya berpikir. Gaya berpikir siswa berbeda-beda, tetapi mempunyai tujuan yang
sama yaitu dapat mencapai prestasi yang diinginkan. Gaya berpikir yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah sekuensial konkrit dan sekuensial
abstrak. Dengan mengetahui gaya berpikir siswa, seorang guru dapat
menyesuaikan strategi pembelajaran yang akan digunakan dalam proses
pembelajaran. Dalam belajar Matematika lebih menekankan kegiatan dalam
dunia ratio (penalaran), bukan menekankan dari hasil eksprimen atau hasil
observasi. Matematika terbentuk karena pikiran-pikiran manusia yang
berhubungan dengan idea, proses, dan penalaran (Russeffendi , 1980 : 148).
Matematika terbentuk dari pengalaman manusia dalam dunianya secara
empiris. Kemudian pengalaman itu diproses di dalam dunia rasio, diolah secara
analisis dengan penalaran di dalam struktur kognitif sehingga sampai terbentuk
konsep-konsep matematika supaya konsep-konsep matematika yang terbentuk itu
10
(universal). Konsep matematika didapat karena proses berpikir, karena itu logika
adalah dasar terbentuknya matematika. Matematika terbentuk dari pengalaman.
Sehubungan dengan itu dalam belajar Matematika diperlukan suatu gaya berpikir
yang memiliki pola tepat yang dapat menggunakan konsep dalam menganalisis
suatu informasi.
Berdasarkan paparan di atas, peneliti merasa tertarik untuk mengadakan
penelitian eksperimen tentang penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe
STAD yang diperkirakan dapat lebih meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran Matematika dalam materi Barisan dan Deret dibandingkan dengan
strategi pembelajaran ekspositori. Di samping itu akan disesuaikan dengan gaya
berpikir siswa sebagai variabel moderator.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, dapat
diidentifikasikan masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan perlakuan di dalam
penelitian ini yang bisa mengupayakan beberapa kemungkinan yang
mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar matematika di SMK Negeri 1
Lubuk Pakam. Masalah tersebut dapat dirinci sebagai berikut : faktor apa saja
yang mempengaruhi belajar siswa SMK Negeri 1 Lubuk Pakam? Bagaimanakah
belajar yang efektif? Apakah perbedaan strategi pembelajaran yang diberikan
11
yang tepat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika?
Bagaimanakah gaya berpikir siswa SMK Negeri 1 Lubuk Pakam? Sejauh
manakah gaya berpikir siswa mempengaruhi hasil belajarnya? Apakah terdapat
perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang diajar dengan strategi
pembelajaran kooperatif STAD dengan siswa yang diajar dengan strategi
pembelajaran ekspositori? Apakah ada interaksi antara strategi pembelajaran dan
gaya berpikir terhadap hasil belajar Matematika? Apakah ada peningkatan hasil
belajar dalam ranah kognitif tingkat pengetahuan, pemahaman, dan penerapan
serta analisa dalam pembelajaran matematika?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dipaparkan
di atas terlihat begitu banyaknya masalah yang muncul dan dapat diteliti. Oleh
karena itu dilakukan pembatasan masalah supaya penelitian ini lebih terfokus
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Pembatasan masalah yaitu pada
penggunaan strategi pembelajaran kooperatif STAD dan strategi pembelajaran
ekspositori dan gaya berpikir siswa dibatasi pada gaya berpikir sekuensial konkrit
dan gaya berpikir sekuensial abstrak dan hasil belajar siswa dalam pelajaran
12
Deret dibatasi pada aspek kognitif yang dapat diukur dari hasil evaluasi yang
dilakukan oleh guru.
D. Perumusan Masalah
Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Apakah siswa yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran
kooperatif STAD memperoleh hasil belajar Matematika lebih tinggi dari
hasil belajar Matematika siswa yang diajar dengan menggunakan strategi
ekspositori ?
2. Apakah siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial abstrak memperoleh
hasil belajar Matematika lebih tinggi dari hasil belajar Matematika siswa
yang memiliki gaya berpikir sekuensial konkrit?
3. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya berpikir
siswa terhadap hasil belajar Matematika?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh masukan tentang
efektifitas strategi pembelajaran kooperatif STAD. Sedangkan secara khusus
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
1. Pengaruh strategi pembelajaran kooperatif STAD dan strategi pembelajaran
13
2. Pengaruh gaya berpikir sekuensial abstrak dan gaya berpikir sekuensial
konkrit terhadap hasil belajar Matematika siswa.
3. Interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya berpikir siswa terhadap hasil
belajar Matematika siswa.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelilian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan
pada umumnya dan pelajaran matematika pada khususnya, baik secara teoretis
maupun secara praktis. Secara teoritis diharapkan dapat menambah khasanah ilmu
pengetahuan khususnya teori-teori yang berkaitan dengan strategi pembelajaran dan hubungannya dengan gaya berpikir siswa serta sebagai kerangka acuan
metode penelitian tentang pembelajaran sejenis. Secara praktis diharapkan dapat
memberikan informasi ada tidaknya pengaruh strategi pembelajaran untuk
memudahkan siswa dalam menerima pelajaran, disamping itu penelitian ini juga
diharapkan dapat memberikan informasi ada tidaknya pengaruh gaya berpikir
yang berbeda terhadap hasil belajar matematika untuk dijadikan sebagai bahan
pertimbangan bagi guru matematika dalam memilih strategi pembelajaran yang
95
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Hasil-hasil temuan penelitian dan analisis yang telah dilakukan, diperoleh
beberapa simpulan, antara lain:
1. Hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran
kooperatif STAD lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang diajar dengan
strategi pembelajaran ekspositori.
2. Hasil belajar matematika siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial
abstrak lebih tinggi daripada hasil belajar matematika siswa yang memiliki
gaya berpikir sekuensial konkret.
3. Terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan gaya berpikir
sekuensial dalam mempengaruhi hasil belajar matematika siswa. Berdasarkan
nilai rata-rata yang diperoleh siswa memberi indikasi bahwa kelompok siswa
yang memiliki gaya berpikir sekuensial abstrak lebih tepat jika diajar dengan
strategi pembelajaran kooperatif STAD. Sebaliknya kelompok siswa yang
memiliki gaya berpikir sekuensial konkret lebih tepat jika diajar dengan
strategi pembelajaran ekspositori.
B. Implikasi
Dari hasil simpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, dapat diketahui
bahwa strategi pembelajaran kooperatif STAD ternyata lebih efektif digunakan
dalam proses pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar
matematika siswa SMK dibandingkan dengan strategi pembelajaran ekspositori.
96
Agar tujuan dari pembelajaran matematika dapat tercapai secara oprimal, maka
seorang guru dituntut untuk dapat mencari dan merancang suatu strategi
pembelajaran yang tepat sehingga siswa dapat berpartisipasi secara aktif dalam
mempelajari materi yang diajarkan dan dapat dengan mudah dipahami atau
dimengerti oleh siswa. Untuk dapat mengomptimal dan melibatkan siswa secara
aktif dalam belajar, hendaknya guru tidak hanya menggunakan setrategi
pembelajaran yang berpusat pada guru, tetapi diharapkan dapat menggunakan
strategi pembelajaran yang dapat membantu dan melatih siswa untuk mampu
memecahkan berbagai masalah termasuk masalah-masalah matematika yang
dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-harinya. Salah satu strategi yang dapat
melibatkan siswa aktif dalam kegiatan belajar yang bermakna dan melatih siswa
untuk mampu memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya adalah strategi
pembelajaran kooperatif STAD. Melalui strategi pembelajaran kooperatif STAD
diharapkan siswa tidak hanya menghafal dan mengingat fakta-fakta matematika,
tetapi diupayakan untuk aktif dalam membahas dan memecahkan suatu masalah
dalam suatu diskusi dengan tujuan siswa dapat memahami materi yang dikaitkan
dengan konteks kehidupan nyata yang dihadapi dilingkungannya.
Selain pemilihan strategi pembelajaran yang akan diterapkan, guru juga
harus memperhatikan karakteristik dan kebutuhan siswa agar siswa benar-benar
merasa nyaman dan termotivasi dalam belajar. Dalam pembelajaran matematika
diperlukan suatu model pemikiran sebuah konsep yang logis, rasional, kritis,
cermat dan efektif serta efisien. Sesuai dengan hal ini gaya berpikir siswa adalah
merupakan indikator yang perlu diperhatikan agar hasil belajarnya lebih baik. Hal
tersebut dapat menjadi pertimbangan bagi guru dalam menentukan strategi
97
Setiap siswa, pada dasarnya memiliki karakteristik maupun gaya berpikir
yang berbeda satu dengan yang lainnya. Ada siswa yang cenderung memiliki gaya
berpikir sekuensial abstrak dan ada pula siswa yang cenderung memiliki gaya
berpikir sekuensial konkret. Siswa yang memiliki gaya berpikir abstrak cenderung
lebih suka bekerja sendiri dan selalu ingin mengetahui sebab-sebab suatu
persoalan. Sedangkan siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial konkrit
cenderung pola pikirnya atas dasar realitas.
Hasil temuan penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
kelompok siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial abstrak akan memperoleh
hasil belajar yang lebih baik jika diajar dengan strategi pembelajaran kooperatif
STAD sedangkan siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial konkret akan
memperoleh hasil belajar yang lebih baik jika diajar dengan strategi pembelajaran
ekspositori. Oleh karena itu, agar proses pembelajaran yang dilakukan guru di
dalam kelas sesuai antara apa yang diharapkan dengan kenyaataan dan mampu
meningkatkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik, maka guru yang efektif dan
profesional dituntut harus mampu mengidentifikasi karakteristik dan kebutuhan
siswa termasuk gaya berpikir sekuensial mayoritas siswa yang ada di dalam kelas
sebelum menentukan strategi pembelajaran yang akan digunakan.
Pengidentifikasian dapat dilakukan dengan berbagai cara termasuk dengan sistem
tes gaya berpikir sekuensial yang disebarkan kepada para siswa. Jika dalam satu
kelas berdasarkan hasil tes diperoleh mayoritas siswa memiliki gaya berpikir
sekuensial abstrak maka sebaiknya guru dapat menggunakan strategi
pembelajaran kooperatif STAD. Sebaliknya jika dalam satu kelas, mayoritas siswa
memiliki gaya berpikir sekuensial konkret maka guru dapat menggunakan strategi
98
Dengan memahami karakteristik dan kebutuhan serta gaya berpikir
sekuensial yang dimiliki mayoritas siswa dalam satu kelas, guru diharapkan dapat
menentukan strategi pembelajaran mana yang efektif untuk digunakan agar pada
prakteknya proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, efektif dan efisien,
yang pada akhirnya juga dapat memberikan dampak atau pengaruh yang lebih
baik terhadap hasil belajar yang dicapai oleh siswa.
C. Saran
Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, maka sebagai tindak
lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Kepada guru matematika diharapkan untuk lebih kreatif dan inovatif dalam
memilih maupun menentukan strategi pembelajaran yang akan digunakan
dalam menyampaikan materi dan melibatkan siswa secara aktif dalam belajar
dan disarankan kepada guru untuk dapat menggunakan strategi pembelajaran
kooperatif STAD dalam menyampaikan konsep-konsep matematika agar
siswa lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran dan terlatih untuk
mampu memecahkan berbagai masalah yang dihadapi siswa dalam
lingkungan masyarakat serta menghapus mind set siswa bahwa pelajaran
matematika adalah pelajaran yang sulit dipahami.
2. Agar penerapan strategi pembelajaran yang dilakukan guru berjalan dengan
efektif dan efisien sebaiknya guru terlebih dahulu melakukan identifikasi
terhadap karakteristik, kebutuhan maupun gaya berpikir sekuensial (abstrak
atau konkret) yang dimiliki siswa dengan memberikan seperangkat tes gaya
berpikir sekuensial kepada siswa. Peneliti menyarankan jika dalam satu kelas
99
sekuensial abstrak maka sebaiknya guru menggunakan strategi pembelajaran
kooperatif STAD dan sebaliknya jika dalam satu kelas mayoritas siswa
memiliki gaya berpikir sekuensial konkret sebaiknya guru menggunakan
strategi pembelajaran eskpositori.
3. Pengelola sekolah sudah selayaknya untuk mengadakan pendidikan dan
pelatihan bagi para guru matematika dalam penggunaan strategi pembelajaran
dengan mengundang staf ahli strategi pembelajaran ke sekolah.
4. Kepada pemerhati pendidikan, diharapkan hasil penelitian ini dimasukkan
dalam bentuk artikel ke dalam jurnal atau membuat dalam bentuk buku serta
disebarluaskan kepada komunitas pengguna hasil penelitian misalnya guru,
kepala sekolah, pengawas sekolah maupun mahasiswa kependidikan.
5. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat melakukan penelitian
lebih lanjut dengan topik atau permasalahan yang sama sehingga diperoleh
hasil penelitian yang lebih menyeluruh. Hal ini penting agar hasil penelitian
ini bermanfaat sebagai penyeimbang teori maupun sebagai reformasi terhadap
dunia pendidikan khususnya dalam penggunaan strategi pembelajaran yang
99
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, A.H. 2009. Psikologi Umum, jakarta, Rineka Cipta.
Albrecht, dkk. 2003. Brain Power, Learn To Improve Your Thinking Skills : daya Pikir, Metode Peningkatan Potensi Berpikir, Semarang : Dahara Prize.
Andayani, Sutrisni. 2007. STAD dalam matematika. Surabaya: FKIP Universitas Muhammadiyah Metro.
Arends, Richard I. 2004. Learning to teach 6th ed. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.
Arikunto, S. 1999. Prosedur Penelitian Suatu Strategi Praktek, Jakarta : Rineka Cipta
Arikunto, S. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendìdikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Bloom, Benyamin S, 1986, Taxonomy of Education Objective, New York: Longman.
Bruner, Jerome. 1960, The Process of Education, London: Harvard University Press.
Dahar, R.W. 1988. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.
DePorter dan Hernacki . 2011. Quantum Learning (penerjemah: Alwyah Abdurrahman), Bandung: Kaifa
Dick, W dan Carey, L. 2005. The Sistematic Design Of Instruction. Fourth edition, Harper Collins
Dimyanti dan Moedjiono, 1997. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka cipta
Freudenthal, H.1993. Mathematics as an Educational task, Freudenthal Institution, Utrecht
Gage, N. L & David, C. Berliner. 1998. Educational psychology (sixth edition).New York: Houghton Miffin Company.
Gregore, A. 1982. An Adult’s Guide to Style, Gabriel System : Maynard
Gulo, W, 2002, Metodologi Penelitian, Jakarta : Grasindo.
100
Gurning, L. (2006). Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Berpikir Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMP Swasta Teladan Medan: Tesis Program Pasca Sarjana UNIMED
Hartutik, Sri. (2003). Strategi Belajar Matematika SD dengan Cara Kooperatif Multi Level. http://media.diknas.go.id/media/document/5214.pdf. [on line].Tanggal akses: 14 Nopember 2008
Hudojo, H.1998. Mengajar Belajar Matematika, Jakarta, Depdikbud.
Ibrahim, M. 2000.Pengajaran berdasarkan Masalah, Surabaya : University press
Isjoni. 2009. Cooperatif Learning. Bandung : Alfa Beta.
Jacobsen, D. A. Eggen, P. and Kauchak, D. 2009. Metode-Metode Pengajaran. Terjemahan oleh Achmad Fawaid & Khoirul Anam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Lie, A. 2008. Cooperatif Learning. Jakarta : Grasindo
Mahera. 2011. Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas X. SMA N 1 Madat Kabupaten Aceh Timur.Tesis Program Pasca Sarjana UNIMED
Monks, FJ., Knoers, AMP., Siti Rahayu Haditono. 1989. Psikologi Perkembangan.Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Mudhoffir. 1993. Teknologi Instruksional. Bandung: Remaja Rosdakarya
Muhibbin Syah. 1996. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, cet. ke-7,Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,.
Mulyati. 2005. Psikologi Belajar. Yogyakarta. Andi.
Nazir, M. 1999. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Nurhadi. 2004.Kurikulum 2004 Pertanyaan dan jawaban, Jakarta: Grasindo.
Ong Eng Tek, 1999. The effect of Cooperatif Learning on The Mathematics Achievement of form 4 Students in A Malaysian Secondary School, Journal of Science and Mathematics Educatins in South East Asia Vol. XXI No.2
101
Reigeluth, C, M. 1983. Instructional Design Theories and Models; an overview of Their Curred Status, London: Laurence Erlbaums Associaties.
Ruseffendi, E.T. 1980. Pengajaran Matematika Modern dan Masa Kini Untuk Guru dan SPG,Bandung : Tarsito.
Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran.Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.
Sagala. S. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung, Alfabeta.
Sanjaya, W. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Teori dan praktik pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Sanjaya, W. 2009. Strategì Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,Jakarta : Kencana Prenada Media Group.
Slavin, R.E.1995. Cooperatif Learning: Theory, Research and Practice (2rd) Boston: Allyn and Bacon Publiser.
Soedjadi, R. 1995. Kiat Pendidikan matematika di Indonesia (Konstatasi Keadaan Masa Kini menuju harapan masa depan), Jakarta : Dirjen Dikti Depdiknas
Sudjana. 1992. Metoda Statistik,Bandung: Tarsito
Suparman, A.2001. Desain Instruksional, Jakarta: Universitas Terbuka
Trianto. 2009. Model-model Pembelajaran Infatif Berorientasi Konstruktivistik,
Jakarta: Prestasi Pustaka
Wena, M. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif kontemporer suatu Tinjauan konseptual Operasional, Jakarta: Bumi Aksara