• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN GAYA BERPIKIR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN GAYA BERPIKIR TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI SMK NEGERI 1 LUBUK PAKAM."

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN

GAYA BERPIKIR TERHADAP HASIL BELAJAR

MATEMATIKA SISWA DI SMK NEGERI 1

LUBUK PAKAM

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh

Gelar Magister Pendidikan Pada Program Studi

Teknologi Pendidikan

Oleh :

ELFRIDA LUBIS

NIM. 8116122004

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

i ABSTRACT

Elfrida Lubis.The effect of Instructional strategy and thinking Style toward the Mathematics students’ Result in SMK Negeri 1 Lubuk Pakam.Thesis.Educational Technology Study Program, postgraduate School, State University of Medan, 2013.

The objectives of this study are to investigate the result differences of Mathematics learning between those students which are taught by using STAD of cooperatif instructional strategy and those students which are taught by using expository instructional strategy, on the other hand this study is also want to know the Mathematics learning result differences between those students with their abstract sequential thinking style, and those students with their concrete sequential thinking style, and finally to know whether there are any significantly interaction between instructional strategy and thinking style toward the Mathematics learning students’ result.

The whole second year students of SMK Negeri 1 Lubuk Pakam in the even semester of 2012/2013 academic years were taken as the population of this study, while the sample of this study were taken two classes through applying a reliability was 0.898 (by using KR-20 formula).

(5)

ii ABSTRAK

Elfrida Lubis. Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Berpikir Terhadap Hasil Belajar matematika SMK Negeri 1 Lubuk Pakam.Tesis Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2013.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran kooperatif STAD dan siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran ekspositori, mengetahui perbedaan hasil belajar matematika amtara siswa dengan gaya berpikir sekuensial abstrak dan siswa dengan gaya berpikir sekuensial konkret, mengetahui apakah ada interaksi antara strategi pembelajaran dengan gaya berpikir dalam mempengaruhi hasil belajar matematika.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas XI SMK Negeri 1Lubuk Pakam, sedangkan sampel diambil sebanyak 2 kelas secara cluster random sampling. Penelitian dilakukan pada semester 2 tahun ajaran 2012/2013.Metoda penelitian yang digunakan adalah quasi eksprimen dengan rancangan faktorial 2 X 2. Gaya berpikir siswa diukur dengan menggunakan tes baku yang dirancang oleh Tellier. Tes hasil belajar matematika menggunakan tes berbentuk pilihan berganda sebanyak 33 butir soal dan memiliki reliabilitas 0.868 menggunakan rumus KR-20.

(6)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan

rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan

judul “Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Berpikir Terhadap Hasil

Belajar Matematika di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam” untuk memenuhi

persyaratan dalam memperoleh gelar Megister Pendidikan pada program studi

Teknologi Pendidikan Sekolah Pasca Sarjana Universitas Negeri Medan.

Dalam penyelesaian tesis ini penulis banyak menerima bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak, terutama dari Bapak Prof. Dr. Sahat Siagian,

M.Pd sebagai Dosen Pembimbing I dan Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd sebagai

Dosen Pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk memberikan

bimbingan, koreksi dan motivasi dalam menyelesaikan penulisan tesis ini.

Ucapan terima kasih juga kepada Bapak Prof. Dr. Julaga Situmorang, M.Pd,

Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd dan Bapak Dr. Edi Syahputra, M.Pd

sebagai Dosen Penguji. Selanjutnya ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si, Rektor Universitas Negeri Medan dan

Bapak Prof. Dr. Muin Sibuea, M.Pd Direktur Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan.

2. Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M.Pd, dan Bapak Dr. Mursid, M.Pd

sebagai Ketua dan Sekretaris Program Studi Teknologi Pendidikan, Program

(7)

iv

3. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Teknologi Pendidikan, Program

Pascasarjana Universitas Negeri Medan yang telah membekali penulis dengan

berbagai disiplin ilmu, pengetahuan dan kematangan berpikir.

4. Ibu Hj. Sa’adah Lubis, S.Pd, M.Ap, Kepala Dinas Pendidikan dan Olahraga

Pemerintah Kabupaten Deli Serdang, Bapak Drs. Kiniken Sembiring, M.Pd,

Kepala SMK Negeri 1 Lubuk Pakam, Ibu Senny, S.Pd dan Ibu Desi, S.Pd

sebagai guru mata pelajaran Matematika di SMK Negeri 1 Lubuk Pakam.

5. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Teknologi Pendidikan terutama

Angkatan XX Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan, yang telah

memberikan bantuan moral dalam perkuliahan dan penyelesaian penulisan

tesis ini.

6. Sebening hati yang suci penulis mempersembahkan ungkapan rasa terima

kasih dan penghargaan setulusnya kepada Ibunda tercinta Dorti Siahaan atas

segala didikan, pengorbanan, doa yang tulus ikhlas serta kasih sayang yang

diberikan kepada penulis.

7. Rasa kasih sayang, perhatian dan motivasi yang senantiasa mengalir dari

suami tercinta Romula Hutagalung dan keceriaan buah hati tersayang David,

Andreas dan Rahel, semoga kelak menjadi anak yang berguna bagi bangsa dan

agama.

8. Kuucapkan rasa terima kasihku buat perhatian dan bantuan dari adikku Henni

dan Mariani yang berjerih-lelah membantuku sehingga tesis ini selesai.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah

(8)

v

perhatian, kebaikan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis menjadi

kebajikan dan kemuliaan bagi Tuhan Yesus Kristus.

Dengan segala kerendahan hati penulis mengakui tesis ini masih jauh dari

sempurna. Penulis memohon kritik dan saran yang membangun guna

penyempurnaan tesis ini. Akhirnya penulis berharap semoga tesis ini bermanfaat

terutama bagi penulis dan pembaca yang membutuhkannya.

LubukPakam, Pebruari 2013

Penulis,

(9)

vi

BAB II KAJIAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR, DAN PENGUJIAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 14

A. Kajian Teoretis ... 14

1. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar Matematika... 14

2. Hakikat Strategi Pembelajaran ... 20

a. Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Divisioans) ..………. 28

b. Hakikat Strategi Pembelajaran Ekspositori………….. 33

3. Hakikat Gaya Berpikir ... 37

B. Penelitian Yang Relevan ... 41

C. Kerangka Berpikir ... 43

(10)

vii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 50

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 50

B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 50

C. Metode Penelitian... 51

D. Desain Penelitian... 51

E. Definisi Operasi Variabel Penelitian... 52

F. Prosedur dan Pelaksanaan Perlakuan ... 53

G. Pengontrolan Perlakuan... 57

H. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ... 59

I. Uji Coba Instrumen Penelitian... 62

J. Hasil Uji Coba Instrumen ... 65

K. Teknik Analisis Data ... 65

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 67

A. Deskripsi Data Hasil Penelitian ... 67

B. Analisis Data ... 76

C. Pembahasan ... 85

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 94

A. Simpulan ... 94

B. Implikasi ... 94

C. Saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA ... 99

(11)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1. Perolehan Rata-Rata Nilai Ujian Akhir Semester ... 5

2.1. Pedoman Pemberian Skor Perkembangan Individu ... 32

2.2. Kriteria Penghargaan Kelompok ... 32

2.3. Perbandingan Gaya Berpikir Sekuensial Abstrak Dengan Gaya Berpikir Sekuensial Konkrit... 41

3.1. Desain Penelitian Untuk Pengujian Hipotesis... 52

3.2. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Matematika ... 60

3.3. Kisi-Kisi Tes Gaya Berpikir... 62

4.1. Perbandingan Data Hasil Belajar Matematika Siswa Berdasarkan Strategi Pembelajaran Kooperatif STAD Dengan Gaya Berpikir Sekuensial Siswa ... 67

4.2. Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Yang Diajarkan Dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif STAD (A1) ... 68

4.3. Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori (A2)... 69

4.4. Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siswa Memiliki Gaya Berpikir Sekuensial Abstrak (B1)... 70

4.5. Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Siswa Memiliki Gaya Berpikir Sekuensial Konkrit (B2) ... 71

4.6. Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif STAD dan Memiliki Gaya Berpikir Sekuensial Abstrak (A1B1) ... 72

4.7. Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Yang Diajar Dengan Strategi Pembelajaran Kooperatif STAD dan Memiliki Gaya Berpikir Sekuensial Konkrit (A1B2) ... 73

(12)

ix

4.9. Daftar Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Yang Diajar

Dengan Strategi Pembelajaran Ekspositori dan Memiliki Gaya

Berpikir Sekuensial Konkrit (A2B2) ... 75

4.10. Hasil Uji Normalitas Data Berdasarkan Strategi Pembelajaran... 76

4.11. Hasil Uji Normalitas Data Berdasarkan Gaya Berpikir Sekuensial

Siswa ... 76

4.12. Hasil Pengujian Normalitas Data Berdasarkan Interaksi

Strategi Pembelajaran dan Gaya Berpikir Siswa... 77

4.13. Hasil Pengujian Homogenitas Varians Data Antar Kelompok

Sampel A1dan A2dengan Uji F ... 77

4.14. Hasil Pengujian Homogenitas Varians Data Antar Kelompok

Sampel B1dan B2dengan Uji F ... 78

4.15. Rangkuman Hasil Pengujian Analisis Varians Dua Jalur... 79

(13)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

4.1. Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa yang Diajarkan Dengan

Strategi Pembelajaran Kooperatif STAD (A1) ... 68

4.2. Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa Yang Diajar Dengan

Strategi Pembelajaran Ekspositori (A2) ... 69

4.3. Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa Yang Memiliki

Gaya Berpikir Sekuensial Abstrak (B1) ... 70

4.4. Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa Yang Memiliki

Gaya Berpikir Sekuensial Konkrit (B2) ... 71

4.5. Histogram Hasil Belajar Siswa Yang Diajar Dengan Strategi

Pembelajaran Kooperatif STAD dan Memiliki Gaya Berpikir

Sekuensial Abstrak (A1B1)... 72

4.6. Histogram Hasil Belajar Siswa Yang Diajar Dengan Strategi

Pembelajaran Kooperatif STAD dan Memiliki Gaya Berpikir

Sekuensial Konkrit (A1B2) ... 73

4.7. Histogram Hasil Belajar Siswa Yang Diajar Dengan Strategi

Pembelajaran Ekspositori Memiliki Gaya Berpikir Sekuensial

Abstrak (A2B1) ... 74

4.8. Histogram Hasil Belajar Siswa Yang Diajar Dengan Strategi

Pembelajaran Ekspositori dan Memiliki Gaya Berpikir Sekuensial

Konkrit (A2B2)... 75

4.9. Pola Interaksi Antara Strategi Pembelajaran dan Gaya Berpikir

(14)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Silabus……… 103

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 107

3. Tabel Analisis Butir Soal ... 173

4. Instrumen Penelitian Uji Coba ... 175

5. Instrumen Penelitian Setelah Uji Coba ... 181

6. Instrumen Gaya Berpikir... 187

7. Analisis Butir Soal Uji Coba Instrumen Tes Matematika ... 190

8. Hasil Tes Gaya Berpikir Siswa ... 198

9. Tabel Perolehan Skor Hasil Belajar Matematika Dari Sampel Penelitian... 201

10. Deskripsi Data Penelitian... 203

11. Distribusi Frekuensi Data Penelitian ... 205

12. Perhitungan Statistik Dasar ... 207

13. Perhitungan Uji Normalitas Data Dengan Uji Liliefors ... 210

14. Uji Homogenitas Varians Sampel ... 214

15. Pengujian Hipotesis ... 218

(15)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sarana dan wahana yang sangat baik di dalam

pembinaan SDM, oleh karena itu pendidikan perlu mendapat upaya penanganan dan prioritas secara baik oleh pemerintah, keluarga dan pengelola pendidikan.

Salah satu upaya tersebut adalah dengan cara meningkatkan mutu di sekolah,

dengan adanya upaya peningkatan mutu pembelajaran tersebut secara langsung

memberi kontribusi pada peningkatan mutu pendidikan. Senada dengan hal ini,

Reigeluth (1983:70) mengatakan bahwa peningkatan mutu pendidikan tidak dapat

terjadí sebelum peningkatan mutu pembelajaran terlebih dahulu. Untuk itu harus

ditingkatkan pengetahuan tentang cara merancang metode atau strategi

pembelajaran agar pembelajaran menjadi lebih efektif, efîsien dan memiliki daya

tarik.

Pendidikan di sekolah tidak dapat dilepaskan dari proses pembelajaran dan

interaksi antara guru dan siswa. Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang sangat rumit karena tidak sekedar menyerap informasi yang diberikan oleh

guru, tetapi juga melibatkan berbagai kegiatan dan tindakan yang harus dilakukan

untuk mencapai hasil belajar yang baik. Guru merupakan kunci utama dalam

meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan, mereka berada di titik utama dalam

setiap usaha perubahan pendidikan yang diarahkan pada perubahahan kualitatif.

Guru mempunyai tanggung jawab untuk mengatur, mengarahkan, dan

(16)

2

menciptakan suasana yang mendorong siswa untuk melaksanakan berbagai

kegiatan dalam proses pembelajaran di kelas. Untuk menunjang tugas tersebut

diperlukan pemilihan strategi yang tepat dan sesuai dengan materi atau konsep

yang akan diajarkan. Strategi pembelajaran yang dipakai oleh guru akan banyak

berpengaruh terhadap cara belajar siswa yang mana setiap siswa mempunyai cara

belajar yang berbeda-beda.

Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang relatif tetap.

Dalam proses ini perubahan tidak terjadi sekaligus tetapi terjadi secara bertahap

tergantung pada faktor-faktor pendukung belajar yang mempengaruhi siswa.

Faktor-faktor ini umumnya dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern berhubungan dengan segala sesuatu yang ada

pada diri siswa yang menunjang pembelajaran, seperti inteligensi, bakat,

kemampuan motorik pancaindra, dan gaya berpikir. Faktor ekstern merupakan

segala sesuatu yang berasal dari luar diri siswa yang mengkondisikannya dalam

pembelajaran, seperti pengalaman, lingkungan sosial, metode belajar-mengajar,

strategi belajar-mengajar, fasilitas belajar dan dedikasi guru. Keberhasilannya

mencapai suatu tahap hasil belajar memungkinkannya untuk belajar lebih lancar

dalam mencapai tahap selanjutnya.

Secara umum hasil belajar siswa di Indonesia ditentukan oleh kemampuan

kognitifnya dalam memahami sebaran materi pelajaran yang telah ditentukan di

dalam kurikulum. Dalam kognitif terjadi proses berpikir dan proses mengamati

(17)

3

(Monks dan Knoers, 1989 : 216). Dengan demikian struktur kognitif sebagai hasil

belajar yang diperoleh siswa mempunyai bentuk yang beraneka ragam.

Pemerintah Indonesia, khususnya Departemen Pendidikan Nasional telah

berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan matematika, baik melalui

peningkatan kualitas guru matematika melalui penataran-penataran, maupun

peningkatan prestasi belajar siswa melalui peningkatan standar minimal nilai

Ujian Nasional untuk kelulusan pada mata pelajaran matematika.

Tingkat pemahaman matematika seorang siswa lebih dipengaruhi oleh

pengalaman siswa itu sendiri. Sedangkan pembelajaran matematika merupakan

usaha membantu siswa mengkonstruksi pengetahuan melalui proses. Sebab mengetahui adalah suatu proses, bukan suatu produk (Bruner, 1960: 13 ). Proses

tersebut dimulai dari pengalaman, sehingga siswa harus diberi kesempatan

seluas-luasnya untuk mengkontruksi sendiri pengetahuan yang harus dimiliki.

Proses pembelajaran dapat diikuti dengan baik dan menarik perhatian siswa

apabila menggunakan strategi pembelajaran yang sesuai dengan tingkat

perkembangan siswa dan sesuai dengan materi pembelajaran. Belajar matematika

berkaitan dengan belajar konsep-konsep abstrak, dan siswa merupakan makluk

psikologis (Hudojo, 1998:3), maka pembelajaraan matematika harus didasarkan

atas karakteristik matematika dan siswa itu sendiri. Menurut Fruedenthal,

….mathematics as a human activity. Education should given students the

“guided” opportunity to “reinvent” mathematics by doing it. Ini sesuai dengan

pilar-pilar belajar yang ada dalam kurikulum pendidikan kita, salah satu pilar

(18)

4

pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (lampiran

Permendiknas no 22 th 2006).

Menurut Andayani (2007:58) pembelajaran kooperatif merupakan salah

satu strategi pembelajaran dimana siswa belajar dalam kelompok kecil yang

heterogen dan dikelompokkan dengan tingkat kemampuan yang berbeda. Jadi

dalam setiap kelompok terdapat peserta didik yang berkemampuan rendah,

sedang, dan tinggi. Dalam menyelesaikan tugas, anggota saling bekerja sama dan

membantu untuk memahami bahan pelajaran. Situasi dalam pembelajaran

kooperatif ini menuntut siswa bekerja sama dalam kelompok untuk menyelesaikan

suatu tugas tertentu.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di SMK Negeri 1

Lubuk Pakam banyak dijumpai siswa yang masih memiliki nilai rendah, terutama

mata pelajaran matematika. Hasil belajar matematika yang dicapai siswa masih

banyak yang berada di bawah standar yang ditetapkan. Permasalahan lain yang

masih sering muncul adalah penggunaan strategi pembelajaran oleh guru yang

kurang tepat. Guru kurang bervariasi dalam mengajarkan pelajaran matematika di

sekolah.

Departemen Pendidikan Nasional (dalam Hartutik, 2003) menyatakan

bahwa dalam pembelajaran matematika di sekolah, sebagian besar guru masih

mendominasi proses belajar mengajar dengan menerapkan metoda ceramah. Pada

umumnya,guru memulai pembelajaran langsung pada pemaparan materi,

(19)

5

secara pasif dan bahkan hanya menghafal rumus-rumus tanpa memahami makna

dan manfaat dari apa yang dipelajari. Dengan kondisi yang seperti ini maka

banyak waktu yang terbuang sia-sia, dan hasil belajar siswa sangat rendah, nilai

rata-rata pertahunnya tidak mencapai nilai ketuntasan minimal (KKM) yaitu 75.

Untuk lebih jelas dapat dilihat Tabel 1.

Tabel 1. Perolehan rata-rata nilai ujian akhir semester

NO MATA

Sumber : Kantor TU SMK N.1 L.Pakam

Sesuai dengan uraian di atas maka salah satu usaha yang dapat ditempuh

untuk meningkatkan hasil belajar adalah penggunaan strategi pembelajaran yang

tepat untuk materi pelajaran yang akan disajikan, karena untuk situasi dan tujuan

yang berbeda membutuhkan strategi yang berbeda pula. Oleh karena itu untuk

menyajikan suatu pokok bahasan tertentu, seorang guru dituntut untuk memilih

suatu strategi yang sesuai. Atas dasar ini dapat dikatakan bahwa strategi

pembelajaran sangat penting dalam suatu kegiatan pembelajaran.

Salah satu strategi pembelajaran yang dapat dilakukan untuk mengatasi

permasalahan tersebut di atas adalah dengan mengubah pembelajaran yang

(20)

6

pembelajaran dalam kelompok yang lebih dikenal dengan istilah pembelajaran

kooperatif (cooperative learning).

Slavin (dalam Arends, 2004 : 228) menyatakan bahwa pembelajaran

kooperatif dapat meningkatkan performansi siswa dalam tugas akademis dan

prestasi belajarnya. Karena dalam pembelajaran kooperatif, siswa dengan

kemampuan lebih tinggi akan menjadi tutor bagi siswa dengan kemampuan yang

lebih rendah dan bekerjasama dalam mengerjakan tugas akademik. Efek

pembelajaran kooperatif ini dapat diketahui melalui penilaian hasil belajar yang

dapat menunjukkan sejauh mana suatu tujuan pembelajaran telah tercapai.

Dalam pembelajaran kooperatif ada tiga keunggulan, yaitu: 1.Prestasiak ademik .

Pembelajaran kooperatif sangat menguntungkan baik bagi siswa

berkemampuan tinggi maupun rendah. Khusus bagi siswa berkemampuan tinggi,

mereka secara akademis akan mendapat keuntungan. Siswa dapat bertindak

sebagai tutor yang memberi penjelasan kepada temannya. Agar dapat memberi

penjelasan, siswa tersebut harus memahami materi lebih dalam dibanding sekedar

kemampuan yang dibutuhkan untuk menjawab soal-soal. Dengan bertindak

sebagai tutor, kemampuan verbal matematika siswa juga akan meningkat

(Suherman,2001:220).

2.Penerimaan terhadap keanekaragaman

Heterogenitas yang ditonjolkan dalam pemilihan anggota kelompok akan

(21)

7

3.Pengembangan Keterampilan Sosial

Pembelajaran kooperatif bertujuan mengajarkan kepada siswa

keterampilan-keterampilan kerjasama sebagai suatu tim. Keterampilan ini kelak

akan sangat bermanfaat bagi siswa ketika mereka terjun di masyarakat.

Menurut Rusman (2011 : 213) ,strategi pembelajaran kooperatif

mempunyai 6 type di dalamnya yaitu; (1)Student Teams Achievement Division

(STAD), (2) Jigsaw, (3) Group Investigation (Investigasi kelompok), (4) Make a

Match (Membuat Pasangan), (5) Teams Games Tournaments (TGT) dan (6)

Structural Approach. Kajian penelitian ini memfokuskan pada strategi

pembelajaran kooperatif tipe STAD dan strategi pembelajaran ekspositori.

Student team-achievement divisions (STAD) adalah strategi pembelajaran

kooperatif yang banyak diteliti oleh para pemerhati pendidikan dan paling

mendapat respon dari siswa, jika dibandingkan dengan tipe pembelajaran

kooperatif lainnya. Hal ini disebabkan tipe ini dalam pelaksanaanya paling

sederhana sehingga siswa tidak terlalu terbebani aturan-aturan yang ditentukan.

. Strategi pembelajaran koperatif tipe STAD menekankan pada aktivitas

dan interaksi diantara siswa untuk saling memotivasi dan saling membantu dalam

menguasai materi pelajaran guna mencapai prestasi yang maksimal. Guru yang

menggunakan strategi pembelajaran kooperatif STAD mengacu pada

pembelajaran kelompok, menyajikan informasi akademik baru pada siswa dengan

menggunakan presentase verbal/teks. Anggota tim menggunakan lembar kegiatan/ perangkat pembelajaran yang lain untuk memahami bahan pelajaran melalui

(22)

8

mencapai tujuan kelompok setiap anggota kelompok harus membantu teman

kelompoknya yang dapat mendorong kelompok itu mencapai tujuannya, sehingga

siswa dapat terlibat secara aktif dalam pembelajaran dan dapat berdampak pada

kualitas interaksi dan komunikasi antar siswa.

Tujuan dari strategi pembelajaran tipe STAD yaitu meningkatkan

kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas akademik secara tim melalui

serangkaian kegiatan yang mempertimbangkan akan aspek penilaian terhadap

skor tim maupun skor individu dalam menguasai materi yang telah dibahas siswa

secara bersama dalam tim, dibawah pengawasan guru.

Adapun kelebihan strategi pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu: (1) meningkatkan kecakapan individu, (2) meningkatkan kecakapan kelompok, (3)

meningkatkan komitmen, (4) menghilangkan prasangka buruk terhadap teman

sebaya, (5) tidak bersifat kompetitif, dan (6) tidak memiliki rasa dendam.

Bila dibandingkan dengan strategi pembelajaran ekspositori yang biasa di

lakukan selama ini, siswa harus mengikuti cara belajar yang dipilih gurunya

dengan penuh mempelajari urutan yang diterapkan gurunya bahkan kurang sekali

mendapat kesempatan mengemukakan pendapat, pembelajaran secara kooperatif

tipe STAD membuka peluang dan kesempatan siswa mengembangkan diri sesuai

kemampuannya, hal ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Di samping pemilihan strategi pembelajaran vang tepat, perolehan hasil

belajar suatu kegiatan pembelajaran yang dipengaruhi oleh kemampuan guru

(23)

9

pembelajaran sacara efektif yang memungkinkan peningkatan hasil belajar

siswa. Menurut Dick and Carey (2005), seorang guru hendaknya mampu untuk

mengenal dan mengetahui karakteristik siswa, sebab pemahaman yang baik

terhadap karakteristik siswa akan sangat berpengaruh terhadap keberhasilan

proses belajar siswa. Apabila seorang guru telah mengetahui karakteristik

siswanya, maka selanjutnya guru dapat menyesuaikannya dengan strategi

pembelajaran yang akan digunakan.

Pada penelitian ini karakteristik siswa yang dimaksudkan adalah tentang

gaya berpikir. Gaya berpikir siswa berbeda-beda, tetapi mempunyai tujuan yang

sama yaitu dapat mencapai prestasi yang diinginkan. Gaya berpikir yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah sekuensial konkrit dan sekuensial

abstrak. Dengan mengetahui gaya berpikir siswa, seorang guru dapat

menyesuaikan strategi pembelajaran yang akan digunakan dalam proses

pembelajaran. Dalam belajar Matematika lebih menekankan kegiatan dalam

dunia ratio (penalaran), bukan menekankan dari hasil eksprimen atau hasil

observasi. Matematika terbentuk karena pikiran-pikiran manusia yang

berhubungan dengan idea, proses, dan penalaran (Russeffendi , 1980 : 148).

Matematika terbentuk dari pengalaman manusia dalam dunianya secara

empiris. Kemudian pengalaman itu diproses di dalam dunia rasio, diolah secara

analisis dengan penalaran di dalam struktur kognitif sehingga sampai terbentuk

konsep-konsep matematika supaya konsep-konsep matematika yang terbentuk itu

(24)

10

(universal). Konsep matematika didapat karena proses berpikir, karena itu logika

adalah dasar terbentuknya matematika. Matematika terbentuk dari pengalaman.

Sehubungan dengan itu dalam belajar Matematika diperlukan suatu gaya berpikir

yang memiliki pola tepat yang dapat menggunakan konsep dalam menganalisis

suatu informasi.

Berdasarkan paparan di atas, peneliti merasa tertarik untuk mengadakan

penelitian eksperimen tentang penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe

STAD yang diperkirakan dapat lebih meningkatkan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran Matematika dalam materi Barisan dan Deret dibandingkan dengan

strategi pembelajaran ekspositori. Di samping itu akan disesuaikan dengan gaya

berpikir siswa sebagai variabel moderator.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, dapat

diidentifikasikan masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan perlakuan di dalam

penelitian ini yang bisa mengupayakan beberapa kemungkinan yang

mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar matematika di SMK Negeri 1

Lubuk Pakam. Masalah tersebut dapat dirinci sebagai berikut : faktor apa saja

yang mempengaruhi belajar siswa SMK Negeri 1 Lubuk Pakam? Bagaimanakah

belajar yang efektif? Apakah perbedaan strategi pembelajaran yang diberikan

(25)

11

yang tepat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran matematika?

Bagaimanakah gaya berpikir siswa SMK Negeri 1 Lubuk Pakam? Sejauh

manakah gaya berpikir siswa mempengaruhi hasil belajarnya? Apakah terdapat

perbedaan hasil belajar matematika antara siswa yang diajar dengan strategi

pembelajaran kooperatif STAD dengan siswa yang diajar dengan strategi

pembelajaran ekspositori? Apakah ada interaksi antara strategi pembelajaran dan

gaya berpikir terhadap hasil belajar Matematika? Apakah ada peningkatan hasil

belajar dalam ranah kognitif tingkat pengetahuan, pemahaman, dan penerapan

serta analisa dalam pembelajaran matematika?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dipaparkan

di atas terlihat begitu banyaknya masalah yang muncul dan dapat diteliti. Oleh

karena itu dilakukan pembatasan masalah supaya penelitian ini lebih terfokus

sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Pembatasan masalah yaitu pada

penggunaan strategi pembelajaran kooperatif STAD dan strategi pembelajaran

ekspositori dan gaya berpikir siswa dibatasi pada gaya berpikir sekuensial konkrit

dan gaya berpikir sekuensial abstrak dan hasil belajar siswa dalam pelajaran

(26)

12

Deret dibatasi pada aspek kognitif yang dapat diukur dari hasil evaluasi yang

dilakukan oleh guru.

D. Perumusan Masalah

Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

berikut :

1. Apakah siswa yang diajar dengan menggunakan strategi pembelajaran

kooperatif STAD memperoleh hasil belajar Matematika lebih tinggi dari

hasil belajar Matematika siswa yang diajar dengan menggunakan strategi

ekspositori ?

2. Apakah siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial abstrak memperoleh

hasil belajar Matematika lebih tinggi dari hasil belajar Matematika siswa

yang memiliki gaya berpikir sekuensial konkrit?

3. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya berpikir

siswa terhadap hasil belajar Matematika?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh masukan tentang

efektifitas strategi pembelajaran kooperatif STAD. Sedangkan secara khusus

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

1. Pengaruh strategi pembelajaran kooperatif STAD dan strategi pembelajaran

(27)

13

2. Pengaruh gaya berpikir sekuensial abstrak dan gaya berpikir sekuensial

konkrit terhadap hasil belajar Matematika siswa.

3. Interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya berpikir siswa terhadap hasil

belajar Matematika siswa.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelilian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan

pada umumnya dan pelajaran matematika pada khususnya, baik secara teoretis

maupun secara praktis. Secara teoritis diharapkan dapat menambah khasanah ilmu

pengetahuan khususnya teori-teori yang berkaitan dengan strategi pembelajaran dan hubungannya dengan gaya berpikir siswa serta sebagai kerangka acuan

metode penelitian tentang pembelajaran sejenis. Secara praktis diharapkan dapat

memberikan informasi ada tidaknya pengaruh strategi pembelajaran untuk

memudahkan siswa dalam menerima pelajaran, disamping itu penelitian ini juga

diharapkan dapat memberikan informasi ada tidaknya pengaruh gaya berpikir

yang berbeda terhadap hasil belajar matematika untuk dijadikan sebagai bahan

pertimbangan bagi guru matematika dalam memilih strategi pembelajaran yang

(28)

95

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Hasil-hasil temuan penelitian dan analisis yang telah dilakukan, diperoleh

beberapa simpulan, antara lain:

1. Hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran

kooperatif STAD lebih tinggi daripada hasil belajar siswa yang diajar dengan

strategi pembelajaran ekspositori.

2. Hasil belajar matematika siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial

abstrak lebih tinggi daripada hasil belajar matematika siswa yang memiliki

gaya berpikir sekuensial konkret.

3. Terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan gaya berpikir

sekuensial dalam mempengaruhi hasil belajar matematika siswa. Berdasarkan

nilai rata-rata yang diperoleh siswa memberi indikasi bahwa kelompok siswa

yang memiliki gaya berpikir sekuensial abstrak lebih tepat jika diajar dengan

strategi pembelajaran kooperatif STAD. Sebaliknya kelompok siswa yang

memiliki gaya berpikir sekuensial konkret lebih tepat jika diajar dengan

strategi pembelajaran ekspositori.

B. Implikasi

Dari hasil simpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, dapat diketahui

bahwa strategi pembelajaran kooperatif STAD ternyata lebih efektif digunakan

dalam proses pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar

matematika siswa SMK dibandingkan dengan strategi pembelajaran ekspositori.

(29)

96

Agar tujuan dari pembelajaran matematika dapat tercapai secara oprimal, maka

seorang guru dituntut untuk dapat mencari dan merancang suatu strategi

pembelajaran yang tepat sehingga siswa dapat berpartisipasi secara aktif dalam

mempelajari materi yang diajarkan dan dapat dengan mudah dipahami atau

dimengerti oleh siswa. Untuk dapat mengomptimal dan melibatkan siswa secara

aktif dalam belajar, hendaknya guru tidak hanya menggunakan setrategi

pembelajaran yang berpusat pada guru, tetapi diharapkan dapat menggunakan

strategi pembelajaran yang dapat membantu dan melatih siswa untuk mampu

memecahkan berbagai masalah termasuk masalah-masalah matematika yang

dihadapi siswa dalam kehidupan sehari-harinya. Salah satu strategi yang dapat

melibatkan siswa aktif dalam kegiatan belajar yang bermakna dan melatih siswa

untuk mampu memecahkan berbagai masalah yang dihadapinya adalah strategi

pembelajaran kooperatif STAD. Melalui strategi pembelajaran kooperatif STAD

diharapkan siswa tidak hanya menghafal dan mengingat fakta-fakta matematika,

tetapi diupayakan untuk aktif dalam membahas dan memecahkan suatu masalah

dalam suatu diskusi dengan tujuan siswa dapat memahami materi yang dikaitkan

dengan konteks kehidupan nyata yang dihadapi dilingkungannya.

Selain pemilihan strategi pembelajaran yang akan diterapkan, guru juga

harus memperhatikan karakteristik dan kebutuhan siswa agar siswa benar-benar

merasa nyaman dan termotivasi dalam belajar. Dalam pembelajaran matematika

diperlukan suatu model pemikiran sebuah konsep yang logis, rasional, kritis,

cermat dan efektif serta efisien. Sesuai dengan hal ini gaya berpikir siswa adalah

merupakan indikator yang perlu diperhatikan agar hasil belajarnya lebih baik. Hal

tersebut dapat menjadi pertimbangan bagi guru dalam menentukan strategi

(30)

97

Setiap siswa, pada dasarnya memiliki karakteristik maupun gaya berpikir

yang berbeda satu dengan yang lainnya. Ada siswa yang cenderung memiliki gaya

berpikir sekuensial abstrak dan ada pula siswa yang cenderung memiliki gaya

berpikir sekuensial konkret. Siswa yang memiliki gaya berpikir abstrak cenderung

lebih suka bekerja sendiri dan selalu ingin mengetahui sebab-sebab suatu

persoalan. Sedangkan siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial konkrit

cenderung pola pikirnya atas dasar realitas.

Hasil temuan penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa

kelompok siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial abstrak akan memperoleh

hasil belajar yang lebih baik jika diajar dengan strategi pembelajaran kooperatif

STAD sedangkan siswa yang memiliki gaya berpikir sekuensial konkret akan

memperoleh hasil belajar yang lebih baik jika diajar dengan strategi pembelajaran

ekspositori. Oleh karena itu, agar proses pembelajaran yang dilakukan guru di

dalam kelas sesuai antara apa yang diharapkan dengan kenyaataan dan mampu

meningkatkan hasil belajar siswa menjadi lebih baik, maka guru yang efektif dan

profesional dituntut harus mampu mengidentifikasi karakteristik dan kebutuhan

siswa termasuk gaya berpikir sekuensial mayoritas siswa yang ada di dalam kelas

sebelum menentukan strategi pembelajaran yang akan digunakan.

Pengidentifikasian dapat dilakukan dengan berbagai cara termasuk dengan sistem

tes gaya berpikir sekuensial yang disebarkan kepada para siswa. Jika dalam satu

kelas berdasarkan hasil tes diperoleh mayoritas siswa memiliki gaya berpikir

sekuensial abstrak maka sebaiknya guru dapat menggunakan strategi

pembelajaran kooperatif STAD. Sebaliknya jika dalam satu kelas, mayoritas siswa

memiliki gaya berpikir sekuensial konkret maka guru dapat menggunakan strategi

(31)

98

Dengan memahami karakteristik dan kebutuhan serta gaya berpikir

sekuensial yang dimiliki mayoritas siswa dalam satu kelas, guru diharapkan dapat

menentukan strategi pembelajaran mana yang efektif untuk digunakan agar pada

prakteknya proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik, efektif dan efisien,

yang pada akhirnya juga dapat memberikan dampak atau pengaruh yang lebih

baik terhadap hasil belajar yang dicapai oleh siswa.

C. Saran

Berdasarkan simpulan yang telah dikemukakan, maka sebagai tindak

lanjut dari penelitian ini disarankan beberapa hal sebagai berikut:

1. Kepada guru matematika diharapkan untuk lebih kreatif dan inovatif dalam

memilih maupun menentukan strategi pembelajaran yang akan digunakan

dalam menyampaikan materi dan melibatkan siswa secara aktif dalam belajar

dan disarankan kepada guru untuk dapat menggunakan strategi pembelajaran

kooperatif STAD dalam menyampaikan konsep-konsep matematika agar

siswa lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran dan terlatih untuk

mampu memecahkan berbagai masalah yang dihadapi siswa dalam

lingkungan masyarakat serta menghapus mind set siswa bahwa pelajaran

matematika adalah pelajaran yang sulit dipahami.

2. Agar penerapan strategi pembelajaran yang dilakukan guru berjalan dengan

efektif dan efisien sebaiknya guru terlebih dahulu melakukan identifikasi

terhadap karakteristik, kebutuhan maupun gaya berpikir sekuensial (abstrak

atau konkret) yang dimiliki siswa dengan memberikan seperangkat tes gaya

berpikir sekuensial kepada siswa. Peneliti menyarankan jika dalam satu kelas

(32)

99

sekuensial abstrak maka sebaiknya guru menggunakan strategi pembelajaran

kooperatif STAD dan sebaliknya jika dalam satu kelas mayoritas siswa

memiliki gaya berpikir sekuensial konkret sebaiknya guru menggunakan

strategi pembelajaran eskpositori.

3. Pengelola sekolah sudah selayaknya untuk mengadakan pendidikan dan

pelatihan bagi para guru matematika dalam penggunaan strategi pembelajaran

dengan mengundang staf ahli strategi pembelajaran ke sekolah.

4. Kepada pemerhati pendidikan, diharapkan hasil penelitian ini dimasukkan

dalam bentuk artikel ke dalam jurnal atau membuat dalam bentuk buku serta

disebarluaskan kepada komunitas pengguna hasil penelitian misalnya guru,

kepala sekolah, pengawas sekolah maupun mahasiswa kependidikan.

5. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat melakukan penelitian

lebih lanjut dengan topik atau permasalahan yang sama sehingga diperoleh

hasil penelitian yang lebih menyeluruh. Hal ini penting agar hasil penelitian

ini bermanfaat sebagai penyeimbang teori maupun sebagai reformasi terhadap

dunia pendidikan khususnya dalam penggunaan strategi pembelajaran yang

(33)

99

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A.H. 2009. Psikologi Umum, jakarta, Rineka Cipta.

Albrecht, dkk. 2003. Brain Power, Learn To Improve Your Thinking Skills : daya Pikir, Metode Peningkatan Potensi Berpikir, Semarang : Dahara Prize.

Andayani, Sutrisni. 2007. STAD dalam matematika. Surabaya: FKIP Universitas Muhammadiyah Metro.

Arends, Richard I. 2004. Learning to teach 6th ed. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.

Arikunto, S. 1999. Prosedur Penelitian Suatu Strategi Praktek, Jakarta : Rineka Cipta

Arikunto, S. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendìdikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Bloom, Benyamin S, 1986, Taxonomy of Education Objective, New York: Longman.

Bruner, Jerome. 1960, The Process of Education, London: Harvard University Press.

Dahar, R.W. 1988. Teori-teori Belajar. Jakarta: Erlangga.

DePorter dan Hernacki . 2011. Quantum Learning (penerjemah: Alwyah Abdurrahman), Bandung: Kaifa

Dick, W dan Carey, L. 2005. The Sistematic Design Of Instruction. Fourth edition, Harper Collins

Dimyanti dan Moedjiono, 1997. Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka cipta

Freudenthal, H.1993. Mathematics as an Educational task, Freudenthal Institution, Utrecht

Gage, N. L & David, C. Berliner. 1998. Educational psychology (sixth edition).New York: Houghton Miffin Company.

Gregore, A. 1982. An Adult’s Guide to Style, Gabriel System : Maynard

Gulo, W, 2002, Metodologi Penelitian, Jakarta : Grasindo.

(34)

100

Gurning, L. (2006). Pengaruh Strategi Pembelajaran dan Gaya Berpikir Terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa SMP Swasta Teladan Medan: Tesis Program Pasca Sarjana UNIMED

Hartutik, Sri. (2003). Strategi Belajar Matematika SD dengan Cara Kooperatif Multi Level. http://media.diknas.go.id/media/document/5214.pdf. [on line].Tanggal akses: 14 Nopember 2008

Hudojo, H.1998. Mengajar Belajar Matematika, Jakarta, Depdikbud.

Ibrahim, M. 2000.Pengajaran berdasarkan Masalah, Surabaya : University press

Isjoni. 2009. Cooperatif Learning. Bandung : Alfa Beta.

Jacobsen, D. A. Eggen, P. and Kauchak, D. 2009. Metode-Metode Pengajaran. Terjemahan oleh Achmad Fawaid & Khoirul Anam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Lie, A. 2008. Cooperatif Learning. Jakarta : Grasindo

Mahera. 2011. Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif dan Gaya Belajar Terhadap Hasil Belajar Geografi Siswa Kelas X. SMA N 1 Madat Kabupaten Aceh Timur.Tesis Program Pasca Sarjana UNIMED

Monks, FJ., Knoers, AMP., Siti Rahayu Haditono. 1989. Psikologi Perkembangan.Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

Mudhoffir. 1993. Teknologi Instruksional. Bandung: Remaja Rosdakarya

Muhibbin Syah. 1996. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, cet. ke-7,Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,.

Mulyati. 2005. Psikologi Belajar. Yogyakarta. Andi.

Nazir, M. 1999. Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia.

Nurhadi. 2004.Kurikulum 2004 Pertanyaan dan jawaban, Jakarta: Grasindo.

Ong Eng Tek, 1999. The effect of Cooperatif Learning on The Mathematics Achievement of form 4 Students in A Malaysian Secondary School, Journal of Science and Mathematics Educatins in South East Asia Vol. XXI No.2

(35)

101

Reigeluth, C, M. 1983. Instructional Design Theories and Models; an overview of Their Curred Status, London: Laurence Erlbaums Associaties.

Ruseffendi, E.T. 1980. Pengajaran Matematika Modern dan Masa Kini Untuk Guru dan SPG,Bandung : Tarsito.

Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran.Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Sagala. S. 2003. Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung, Alfabeta.

Sanjaya, W. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Teori dan praktik pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Sanjaya, W. 2009. Strategì Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Slavin, R.E.1995. Cooperatif Learning: Theory, Research and Practice (2rd) Boston: Allyn and Bacon Publiser.

Soedjadi, R. 1995. Kiat Pendidikan matematika di Indonesia (Konstatasi Keadaan Masa Kini menuju harapan masa depan), Jakarta : Dirjen Dikti Depdiknas

Sudjana. 1992. Metoda Statistik,Bandung: Tarsito

Suparman, A.2001. Desain Instruksional, Jakarta: Universitas Terbuka

Trianto. 2009. Model-model Pembelajaran Infatif Berorientasi Konstruktivistik,

Jakarta: Prestasi Pustaka

Wena, M. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif kontemporer suatu Tinjauan konseptual Operasional, Jakarta: Bumi Aksara

Gambar

TabelHalaman
GambarHalaman
Tabel Analisis Butir Soal...................................................................
Tabel 1. Perolehan rata-rata nilai ujian akhir semester

Referensi

Dokumen terkait

Luar dalem udah hafal lah yaaa hihi  buat dede oke elu duluan yang wisuda fine. maacih buat kegilaan yang udah elu ajarin yes jangan kapok temenan sama

bila yang termuat dalam sebuah iklan adalah ideologi gender yang setara, nilai ini.. akan terinternalisasi ke dalam pola pikir seseorang,

Berdasarkan Surat Penetapan Pemenang Lelang Nomor : 07/TAP/DPU/CK-03/POKJA/2015 tanggal 24 April 2015 tentang Penetapan Pemenang Lelang Paket Pekerjaan Pembangunan Pos Jaga, Gapura

Materi pembelajaran hendaknya selalu dikaitkan dengan kehidupan nyata siswa seorang guru perlu menyajikan permasalahan sehari-hari dalam mengajar matematika

Tabel.L 12 Perhitungan Efisiensi Jumlah Lapisan Klorofil Dengan Metode Spin Coating Sebanyak 3 Lapisan Dengan Bantuan Program Kaleida Graph 4.0

Penelitian ini mendeskripsikan dan menjelaskan: (1) peranan perempuan Tionghoa dalam novel Amoi Gadis yang Menggapai Impian karya Mya Ye, (2) latar belakang

[r]

Pelatihan Ansambel Perkusi Pada Komunitas United States of Bandung Percussion (USBP) di Bandung adalah sebuah judul yang didasari oleh alasan bahwa, komunitas