• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KULIT BATANG KAYU RARU (VATICA PAUCIFLORA BLUME) SEBAGAI ANTIDIABETES TERHADAP TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI ALOKSAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KULIT BATANG KAYU RARU (VATICA PAUCIFLORA BLUME) SEBAGAI ANTIDIABETES TERHADAP TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI ALOKSAN."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KULIT BATANG KAYU RARU (Vatica pauciflora BLUME) SEBAGAI ANTIDIABETES TERHADAP TIKUS

WISTAR YANG DIINDUKSI ALOKSAN

Oleh :

Debora Tantia Manurung NIM 408231018 Program Studi Kimia

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Yesus Kristus atas kebaikan dan

kasih karuniaNya yang senantiasa dilimpahkan dan memberikan berkat, hikmat dan

kebijaksanaan selama penulisan skripsi ini sehingga semuanya dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “ Pengaruh pemberian ekstrak kulit batang kayu raru (Vatica Pauciflora) Sebagai Antidiabetes Terhadap Tikus Wistar Yang Diinduksi Aloksan”.

Selama penyusunan skripsi ini, penulis telah banyak menerima bantuan dari

berbagai pihak baik bantuan material dan moril. Pada kesempatan ini, penulis

mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu

penulisan terlebih-lebih kepada : Ibu Dra. Ida Duma Riris, M.Si selaku Dosen

Pembimbing skripsi dimana beliau telah memberi bimbingan yang sangat berharga

selama penyusunan skripsi; Bapak Prof. DR. Albinus Silalahi, M.S. selaku Dosen

Pembimbing Akademik; Bapak Drs. Bajoka Nainggolan M.S., Bapak Drs. Jasmidi,

M.Si., dan Bapak Dr. Marham Sitorus, M.Si selaku Dosen Penguji yang telah banyak

memberikan saran. Teristimewa kepada seluruh keluarga penulis tersayang : Bapak

T. Manurung dan Ibu T. Siregar, Amd, ito-itoku Immanuel Borice Ernando

Manurung, Amd., Jonathan Manurung, Gideon Dirgahayu Manurung, Julius

Manurung, Febriyanto Manurung dan Derita Manurung. Kepada sahabatku (Edward,

Reni, Ema, Ririn, Tetty, Ribka, Febriyanti, dan Damaris), kepada kakak rohaniku k’sumra dan terima kasih buat doa dan semangat yang diberikan, khususnya buat Bapaudaku Dr. ret. Binari Manurung dan dan teman-teman seperjuangan di kelas NK

2008 yang tak dapat disebutkan nama-namanya yang selalu memberikan dukungan,

semangat, dan doa-doa kepada penulis.

Dan yang terakhir pesan untuk adik-adik stambuk NK 2009 dan NK 2010

untuk tetap semangat dalam menjalankan perkuliahan dan selalu berusaha maksimal

(4)

menyadari skripsi ini masih banyak kekurangan baik dari segi tata bahasa maupun isi,

untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi

kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu

pengetahuan. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Agustus 2012

Debora Tantia Manurung

(5)

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK KULIT BATANG KAYU RARU (Vatica pauciflora BLUME) SEBAGAI ANTIDIABETES TERHADAP TIKUS

WISTAR YANG DIINDUKSI ALOKSAN

Debora Tantia Manurung (NIM. 408231018)

ABSTRAK

Penelitian ini menggunakan sampel kulit batang kayu raru yang berasal dari Tapanuli Tengah yaitu jenis Vatica Pauciflora Blume. Proses pengambilan ekstrak dilakukan dengan cara perebusan terhadap sampel sesuai dengan cara komsumsi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian terhadap tikus yang mengalami diabetes untuk dapat digunakan sebagai antidiabetes. Telah dilakukan penelitian analisa fitokimia diperoleh hasil bahwa didalam ekstrak kulit batang kayu raru (Vatica Pauciflora Blume) mengandung senyawa flavonoid, tannin, saponin dan kuinon yang dapat menurunkan kadar glukosa darah yang disebabkan oleh defesiensi

sel β pankreas dalam produksi insulin. Penggunaan aloksan yaitu sebagai penyebab

radikal bebas yang diakibatkan oleh terganggunya permeabelitas sel β pankreas. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) One Way, dengan faktor yaitu konsentrasi ekstrak kulit batang kayu raru (Vatica Pauciflora Blume) terdiri dari 5 konsentrasi yang berbeda yaitu: K0 (0 mg/kg BB), K1 (0 mg/kg BB), K2 (65 mg/kg BB), K3 (130 mg/kg BB) dan K4 (195 mg/kg BB). Kadar glukosa darah diukur dengan glukometer easy touch GCU. Analisis data diperoleh bahwa konsentrasi ekstrak kulit batang kayu raru (Vatica

Pauciflora Blume) dalam menurunkan glukosa darah sebanding dengan kenaikan

(6)

iv

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Abstrak ii

Riwayat Hidup iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi v

Daftar Gambar vi

Daftar Tabel vii

Daftar Lampiran viii

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 2

1.3. Rumusan Masalah 2

1.4. Tujuan Penelitian 2

1.5. Manfaat Penelitian 3

1.6. Batasan Masalah 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Raru (Vatica Pauciflora Blume) 4

2.1.1. Sistematika Tanaman raru 4

2.1.2. Nama Daerah 5

2.1.3. Morfologi Tanaman 5

2.1.4. Kandungan Kimia 6

2.1.5. Manfaat Tanaman 6

2.2. Manfaat Zat Aktif 6

2.2.1. Flavonoid 7

2.2.2. Saponin 8

2.2.3. Tannin 8

2.2.4. Kuinon 9

2.3. Glukosa Darah 10

2.3.1. Pengukuran Kadar Glukosa Darah 10

2.4. Diabetes Melitus 11

2.4.1. Klasifikasi Diabetes Melitus 11

2.4.2. Mekanisme Timbulnya Diabetes Melitus 12

2.4.3. Pengobatan Diabetes Melitus 13

2.4.4. Kriteria Diagnosis Diabetes Melitus 14

2.4.5. Uji Efek Antidiabetes 15

2.5. Tikus Wistar 16

(7)

iv

2.7. Mekanisme Aksi Diabetagonik 18

2.8. Hipotesis 20

BAB III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 21

3.2. Alat dan Bahan 21

3.3. Variabel Penelitian 21

3.4. Persiapan Hewan Percobaan 21

3.5. Penentuan Dosis 22

3.5.1. Ekstrak Kulit Batang Kayu Raru 22

3.5.2. Aloksan 22

3.6. Teknik Analisis Data 23

3.7. Prosedur Kerja 24

3.8. Diagram Alir Penelitian 27

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 31

4.1.1. Ekstraksi Dan Uji Fitokimia 31

4.1.2. Hasil Persen Pengamatan Tikus Yang Diberi Perlakuan 32

4.1.3. Pengaruh Pemberian Ekstrak Kulit Batang Kayu Raru 33

Terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Wistar 4.2 Pembahasan 35

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 40

5.2 Saran 40

(8)

iv

DAFTAR TABEL

[image:8.612.119.503.132.662.2]

Halaman

Tabel 3.1. Perlakuan Yang Diberikan 23

Tabel 4.1. Tabel Uji Fitokimia 32

Tabel 4.2. Data Kadar Glukosa Darah Tikus 33 Tabel 4.3. Daftar Analisis Ragam Pengaruh Pemberian Ekstrak Kulit 34

(9)

iv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Perhitungan Dosis 44

Lampiran 2. Perkembangan Berat Badan Tikus (gram) 46 Lampiran 3. Data Kadar Glukosa Darah Tikus 48 Lampiran 4. Analisis Data dengan RAL Pengaruh Pemberian Ekstrak 48

(10)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pemanfaatan tumbuhan sebagai obat tradisional masih selalu digunakan

masyarakat Indonesia terutama di daerah pedesaan yang masih kaya dengan

keanekaragaman tumbuhannya (I Wayan, 2004). Sejak ribuan tahun yang lalu, obat

dan pengobatan tradisional sudah ada di Indonesia, jauh sebelum pelayanan

kesehatan formal dengan obat-obatan modernnya dikenal masyarakat

(Wijayakusuma, 2002). Berdasarkan perkiraan World Health Organization (WHO),

lebih dari 80% penduduk negara-negara berkembang tergantung pada obat tradisional

untuk mengatasi masalah kesehatan (Khanna et al., 2001).

Diabetes melitus (DM) adalah kondisi dimana konsentrasi glukosa dalam

darah secara kronis lebih tinggi dari pada nilai normal (hiperglikemia) akibat tubuh

kekurangan insulin atau fungsi insulin tidak efektif. Pengobatan yang biasa diberikan

pada penderita DM bertujuan untuk mengendalikan kadar glukosa darah agar selalu

berada dalam kondisi normal. Menurut Murray et al., (1999) pemberian obat

antidiabetik oral (glibenclamide, meglitinid, biguanid, dan lain-lain) dapat

menurunkan kadar glukosa darah penderita DM.

Selain itu, diabetes dapat menyebabkan aneka penyakit seperti hipertensi,

stroke, jantung koroner, dan gagal ginjal dll. Pengobatan dengan agen hipoglikemik

dapat dilakukan dengan menggunakan obat kimiawi sintetik maupun obat tradisional

(Ogundipe et al., 2003). Raru (Vatica pauciflora) merupakan salah satu kelompok

tumbuhan hutan tropis endemik Indonesia dari famili dipterocarpaceae. Raru

merupakan sebutan untuk kelompok jenis kulit kayu yang ditambahkan pada nira

aren yang bertujuan untuk meningkatkan cita rasa dan kadar alkohol minuman. Lebih

lanjut disebutkan bahwa jenis ini memiliki komponen kimia kayu berturut-turut

sebagai berikut : hemiselulosa 29,26%, alphaselulosa 37,35%, lignin 22,26%,

(11)

2

ekstraktif 13,0%, abu 0,9% dan pentosan 17,31%. Masyarakat di Sumatra meyakini

bahwa kulit batang kayu raru (Vatica Pauciflora Blume) dapat digunakan sebagai

salah satu obat diabetes. Cara masyarakat memamfaatkan kulit batang kayu raru

sebagai obat adalah dengan cara merebus beberapa gram kulit dan meminum

filtratnya (Gunawan, 2011).

Penelitian kimia yang telah dilakukan terhadap dipterocarpaceae

menunjukkan adanya beberapa senyawa kimia yang termasuk dalam kelompok

terpenoid, aril propanoid, benzofuran, flavonoid, dan oligostilbenoid (Gunawan,

2011). Telah dilakukan penelitian oleh Ragavan dan Krishnakumari (2006), ekstrak

kulit batang Termalia Arjuna menunjukkan bahwa ekstrak etanol secara nyata dapat

menurunkan glukosa darah tikus.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti ingin membuktikan pengaruh

pemberian ekstrak kulit batang kayu raru (Vatica Pauciflora Blume) dalam menurunkan kadar gula darah pada tikus wistar yang diinduksi aloksan dibandingkan dengan kelompok kontrolnya dengan menggunakan dosis kulit batang kayu raru (Vatica Pauciflora Blume) yang biasa dipakai di masyarakat.

1.2. Identifikasi Masalah

Apakah efek dari pemberian ekstrak kulit batang kayu raru (Vatica Pauciflora

Blume) dapat digunakan sebagai pengganti antidiabetes oral dalam menurunkan kadar

gula darah pada tikus wistar yang diinduksi dengan aloksan.

1.3. Perumusan Masalah

1. Apakah pengaruh pemberian ekstrak kulit batang kayu raru (Vatica Pauciflora Blume)

dapat menurunkan kadar gula darah tikus wistar yang diinduksi aloksan?

2. Bagaimana efektivitas ekstrak kulit batang kayu raru (Vatica Pauciflora Blume) dalam

menurunkan kadar gula darah pada tikus wistar dibandingkan dengan kelompok

(12)

3

1.4. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak kulit batang kayu raru (Vatica

Pauciflora Blume) dalam menurunkan kadar gula darah tikus wistar yang diinduksi

aloksan.

2. Untuk mengetahui efektivitas pemberian ekstrak kulit batang kayu raru (Vatica

Pauciflora Blume) dalam menurunkan kadar gula darah tikus wistar dibandingkan

dengan kelompok kontrolnya.

3. Untuk mengetahui kandungan senyawa kimia yang terdapat pada kulit batang kayu

raru (Vatica Pauciflora Blume) yang dapat digunakan sebagai antidiabetes dengan

metode maserasi.

1.5. Manfaat Penelitian

1. Dapat mengetahui pengaruh pemberian ekstrak kulit batang kayu raru (Vatica

Pauciflora Blume) terhadap glukosa darah pada tikus wistar.

2. Dapat memberikan informasi mengenai efektifitas ekstrak kulit batang kayu raru

(Vatica Pauciflora Blume) dibandingkan dengan kelompok kontrolnya.

3. Dapat mengetahui kandungan senyawa kimia yang terdapat dalam tumbuhan raru dan

dapat digunakan sebagai penurun kadar glukosa darah pada tikus wistar sehingga

dapat memperkaya pengetahuan peneliti lainnya tentang manfaat dari kayu raru

(Vatica Pauciflora Blume) terutama dalam penelitian tanaman obat.

1.6. Batasan Masalah

Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagian tanaman yang akan di ekstrak adalah kulit batang kayu dari tanaman raru

(Vatica Pauciflora Blume).

2. Pelarut yang digunakan dalam pengekstrakan kulit batang kayu dari tanaman raru

(13)

4

3. Lama masa adaptasi hewan percobaan selama 7 hari, pemberian aloksan dengan dosis

masing-masing kepada hewan percobaan adalah 16,5 mg/kg BB/1 mL/hari, dan

pemberian ekstrak selama 14 hari dengan dosis I, dosis II, dan dosis III.

4. Indikator kemampuan kerja antidiabetes ekstrak raru adalah berat badan, glukosa darah

(14)

1

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

2.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. Ekstrak kulit batang kayu raru (Vatica Pauciflora Blume) mengandung senyawa

metabolit sekunder berupa flavonoid, saponin, tannin, kuinon yang berpotensi

dapat mengobati berbagai penyakit kronis seperti diabetes.

2. Pemberian ekstrak kulit batang kayu raru (Vatica Pauciflora) berpengaruh nyata

terhadap kadar glukosa darah tikus wistar yang diinduksi dengan aloksan bila

dibandingkan dnegan kelompok kontrol normal dan kelompok aloksan.

3. Efektivitas ekstrak kulit batang kayu raru terhadap kadar glukosa darah sebanding

dengan variasi konsentrasi yang diberikan. Dosis efektif dalam menurunkan kadar

glukosa darah pada tikus wistar adalah pada dosis III yaitu pada konsentrasi 195

mg/kg BB serbuk atau setara dengan 80,53 mg/kg BB ekstrak.

2.1. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan bagian tumbuhan yang lain dari

tumbuhan raru lainnya untuk membandingkan rendemen ataupun efek dari

pemberian ekstrak raru sebagai tanaman obat untuk penyakit lainnya contohnya

Jantung Koroner dan dalam mengatasi penyakit anemia.

2. Perlu diteliti lebih lanjut dengan menggunakan rancangan percobaan dengan

variasi volume dosis, pengaruh waktu pemberian dan cara ekstraksi yang lain

yang dapat memisahkan senyawa yang memiliki peran dalam menurunkan kadar

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim., (2012), Europa Journal Of Endocrinology Glukosa Darah Di tingkat Mice.

http://translate.googleusercontent.com/translate [diakses 25 April 2012].

Alrasyid H, Marfuah, Wijaya Kusuma dan Hendarsyah., (1991), Vamedicum

Dipterocarpaceae. Balai Penelitian dan Pengembangan Hutan, Departemen

Kehutanan, Jakarta.

Bird, David. A, dkk., (2003), A Tale of Three Cell Types: [Alkaloid Biosynthesis Is

Localized to Sieve Elements in Opium Poppy] journal. American; American

Society of Plant Biologists. Vol. 15, 2626–2635

Dalimartha, S., (2010), Atlas tumbuhan obat Indonesia, Ungaran ; Trubus Agriwidya.

Dzulkarnain, B, dkk., (1997), Seledri yang Benci Hipertensi.

http://www.indomedia.com/intisari/1997/april/hipert.html [diakses 11 Februari

2012].

Fatmawati, Emi., (2008), Pengaruh Lama Pemberian Ekstrak Daun Sambiloto

(Andrographis paniculata Ness.) terhadap kadar kolesterol, LDL (Low Density

Lipoprotein), HDL (High Density Lipoprotein), Dan Trigliserida Darah Tikus

(Rattus Norvegicus) Diabetes. [Skripsi]. Universitas Islam Negeri Malang,

Malang, http://uin.ac.id/Emi_Fatmawati.pdf.

Harborne J.B., (1987), Metode Fitokimia : Penuntun Cara Modern Menganalisa

(16)

Guyton, A.C and Hall, J.E., (1997), Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 9,

Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Imono A.D, dan Nurlaila.,(1989). Obat Tradisional dan Fitoterapi Uji

Toksikologi.Yogyakarta: Fakultas Farmasi UGM. Hal: 4-11

I Wayan, S., (2004), Pemanfaatan obat penurun panas oleh masyarakat Angkah,

Tabanan Bali, dalam Prosiding Seminar Nasional XXV Tumbuhan

ObatIndonesia. Tawangmangu: Pokjanas.

Khanna A.K., F. Rizfi and R. Chander., (2001), Lipid lowering activity of Phyllanthus

niruriin hiperlipidemic rats.Journal of Ethnopharmacology82 (1): 19-22.

Kurnia, Rizky., (2011), Ekstraksi Pelarut.

http://Rizky-Kurnia.blogspot.com/Ekstraksi-Pelarut/html. Bogor ; IPB. [diakses 24 April

2012].

Marks DB, Marks AD, dan Smith CM., (2000), Metabolisme Kolesterol dan

Lipoprotein Darah. Didalam: Pendit BU, alih bahasa; Suyono J, Sadikin V,

ManderaLI, editor. Biokimia Kedokteran Dasar Sebuah Pendekatan Klinis.

Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Murray, R.K., D.K. Granner, P.A. Mayes, and V.W. Rodwell., (1999), Biokimia

Harper.Edisi 24. Penerjemah: Hartono, A. Jakarta: EGC.

Mulyanti, Sri. dkk., (2010), Isolasi Dan Karakteristik Senyawa Metabolit Sekunder

Dari Fraksi Aktif Antidiabetes Daging Buah Paria (Momordica Charantia

Linn.). Jurnal Teknologi Kimia ISSN 2087 – 7412. Bandung; Universitas

(17)

Munawarah, Siti., (2009), Skripsi ; Pengaruh Ekstrak Kelopak Rosela (Hibiscus

sabdariffa) Terhadap Peningkatan Jumlah Eritrosit Dan Kadar

Hemoglobin (Hb) Dalam Darah Tikus Putih (Rattus nurvegicus) Anemia.

Malang ; Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

Nagappa, A. N. dkk., (2003), Journal of Ethnopharmacology 88 (2003) 45–50,

Antidiabetic activity of Terminalia Arjuna fruits. India; Birla Institute of

Technology and Sciences.

Ogundipe, O.O., Moody, J.O., Akiyemi, T.o., and Raman, A., (2003), Hypoglicemic

potentials of methanolic extracts of selected plant foods in alloxanized mice.

http://www.springerlink.com/content/jp87971655n3m53u [diakses 10 Maret

2012].

Pasaribu, Gunawan dan Titiek Setyati., (2011), Aktivitas Antioksidan Dan Toksisitas

Ekstrak Kulit Kayu Raru (Sp.). Jurnal Teknologi Hutan IPB. Bogor; IPB.

Permatasari, Arysska Ayu., (2008), Uji Efek Penurunan Kadar Glukosa Darah

Ekstrak Etanol 70 % Buah Jambu Biji (Psidium guajava L.) Pada Kelinci

Jantan Lokal. [Skripsi]. Surakarta ; Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Ragavan., dan Krishnakumari., (2006), Antidiabetic activity of Terminalia pallida

fruit in alloxan induced diabetic rats. India ; University Tirupathi.

Rini, Eka Prasetya., (2009), Pengaruh Infusa Daging Buah Mahkota Dewa (Phaleria

(18)

Jantan New Zealand Yang Dibebani Glukosa Oral. Fakultas Kedokteran.

[Skripsi]. Surakarta ; Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sastrohamidjojo, Hardjono., (1996), Sintesis Bahan Alam. Gajah Mada University

Press; Yogyakarta.

Setiawan, Rudi., (2010), Pengaruh Pemberian Ekstrak Kelopak Bunga Rosela

(Hibiscus sabdariffa L) Terhadap Penurunan Kadar Gula Darah Tikus

Putih (Rattus norvegicus) Yang Diinduksi Aloksan. Fakultas Kedokteran.

[Skripsi]. Surakarta ; Universitas Sebelas Maret.

Singh, Ayodhya., (2009), Advanced Experimental Organic Chemistry. Delhi;

Campus Books International.10-11.

Silitonga, P.M., (1999), Rancangan Percobaan. FMIPA Unimed, Medan.

Smith, J.B. dan Mangkoewidjojo, S., (1998), Pemeliharaan, Pembiakan dan

penggunaan Hewan percobaan di Daerah Tropis, Jakarta; Universitas

Indonesia.

Suharmiati., (2003), Pengujian bioaktivitas anti diabetes mellitus tumbuhan obat.

Cermin Dunia Kedokteran.140-8.

Susilowati, Retno., (2006), Diabetes Mellitus, Komplikasi Dan Pencegahannya.

Jurnal, Vol. 3 No. 1, 62-71.

Szkuldelski T. 2001. The Mechanism of Alloxan and Streptozotocin Action in βcells

(19)

Turner, C.D. dan Bagnara, J.T., (1988), Endokrinologi Umum, terjemahan oleh

Harsodjo, ed. ke-4, Universitas Airlangga Press.

Waynforth, H.B., (1983), Experimental and Surgical Technique in Rat. London;

Academic Press. Inc. halm. 36;188-189.

Wijayakusuma, H., (2002), Tumbuhan Berkhasiat Obat: Rempah, Rimpang dan

Umbi. Jakarta: Milenia Populer.

Wulandari, Catharina Endah., (2010). Pengaruh Pemberian Ekstrak Bawang Merah

(Allium Ascalonicum) Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah Pada

Tikus Wistar Dengan Hiperglikemia. Universitas Dipenogoro.

Yuriska, Adhita., (2009), Efek Aloksan Terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus.

Gambar

Tabel 3.1.  Perlakuan Yang Diberikan Tabel 4.1. Tabel Uji Fitokimia Tabel 4.2. Data Kadar Glukosa Darah Tikus

Referensi

Dokumen terkait

Ada hubungan antara luas lahan dengan pendapatan usahatani sayuran, yakni semakin luas lahan yang diusahakan oleh petani untuk ditanami sayuran, maka semakin

1) Dipersyaratkan keharusan adanya persiapan mental untuk cara belajar ini. Misalnya, siswa lamban mungkin bingung dalam usahanya mengembangkan pikirannya jika

Pendidikan formal di sekolah hendaknya dapat menjawab tantangan di masyarakat sehari-hari.Ilmu pengetahuan yang dipelajari di dalam kelas, agar terkait langsung

Hasyim Djalal, Piracy in South East Asia : Indonesia & Regional Responses, Jurnal Hukum Internasional, Volumer 1 No.3 April 2004, (Depok : Lembaga Pengkajian Hukum

[r]

Pada lahan optimal dengan pemupukan nitrogen dosis tinggi yang semakin meluas dan intensif, penggunaan arang sekam padi sebagai sumber silikat hampir dapat dipastikan

Promosi Ristra Agar Lebih Dikenal Sebagai Kosmetik yang Aman dan Modern

didik untuk mencari informasi dan mendiskusikan jawaban atas pertanyaan yang sudah disusun dan mengerjakan latihan siswa, kegiatan siswa, dan tugas rumah di buku dan