AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana Linn) TERHADAP PERTUMBUHAN
BAKTERI Vibrio cholerae
Oleh:
Mellisa F Pasaribu Nim 409220029 Program Studi Biologi
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas
semua kasih setia dan anugerahNya yang telah diberikan kepada penulis sehingga
skripsi yang berjudul Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis
(Garcinia mangostana Linn) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Vibrio cholerae
dapat diselesaikan dengan baik.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini,
mulai dari pengajuan proposal penelitian, pelaksanaan sampai penyusunan skripsi
antara lain Bapak Drs. Muhammad Yusuf Nasution, M.Si selaku Dosen
Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran dari
awal sampai selesainya skripsi ini. Kepada Ibu Dra. Melva Silitonga, M.S, Bapak
Dr. Hasruddin, M.Pd, dan Ibu Dra. Martina Restuati, M.Si selaku dosen penguji
yang telah banyak memberikan saran dan bimbingan. Ucapan terimakasih juga
penulis sampaikan kepada Ibu Dra. Meida Nugrahalia, M.Sc selaku Dosen
Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan nasehat dan bimbingan
selama perkuliahan. Kepada Bapak Drs. H. Tri Harsono, M.Si selaku Ketua
Jurusan Biologi FMIPA UNIMED Medan, Bapak Drs. Lazuardi, M.Si selaku
sekretaris Jurusan Biologi FMIPA UNIMED Medan. Kepada Bapak Dekan,
Pembantu Dekan dan Staf di FMIPA UNIMED.
Ucapan terimakasih yang teristimewa buat kedua orangtua tercinta,
ayahanda H. Pasaribu dan Ibunda M. Siringo-ringo yang selalu memberikan kasih
sayang, semangat, dukungan material dan doa yang tak henti-hentinya. Buat
adik-adikku (Olivia Rosalin Pasaribu AMAK, Herwin Rendy Pasaribu dan Alvin Johan
Pasaribu) yang juga selalu memberikan semangat dan doa.
Ucapan terimakasih buat kakak, abang dan teman-teman kelompok kecilku “Eklesia be Anugerah” (Kak Herlina, Bang Heri, Eriana, Hethy, Riris dan Sartika) yang tidak henti-hentinya memberikan semangat dan doa kepada penulis. Buat
adik-adik kelompokku (Clara, Erlicasta, Irda, Lisca, Roma, Romasi dan Tawaria)
vi
ucapkan terima kasih kepada Bang Orlando Pardosi buat doa dan motivasinya
selama ini. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada kakak dan abang
mahasiswa Farmasi USU (kak Yolin, kak Tri Ika, kak Betty, bang Ronny dan
bang Denny) serta Laboran (Ibu Meinita dan Pak Syahmidi) di Laboratorium
Kesehatan Medan yang membantu proses penelitian hingga selesai. Buat
sahabat-sahabat ku Biologi Non-Dik 2009 yang selalu mendukung dan menyemangati
terkhusus buat (Desy, Hotma, Putri, Ngalo, Aisyah dan Asrida).
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih banyak dan semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua di masa-masa yang akan datang.
Medan, Juli 2013
Penulis
ANTIBACTERIAL ACTIVITIES SKIN FRUIT EXTRACT MANGOSTEEN (Garcinia mangostana Linn) ON
GROWTH Vibrio cholerae BACTERIA
Mellisa F Pasaribu (NIM 409220029)
ABSTRACT
This study aimed to determine the effect of ethanol extract of mangosteen in inhibiting the growth of bacteria Vibrio cholerae and determine the effectiveness of each concentration. This study was conducted in April-June 2013 at the Farmakognosi Faculty of Pharmacy USU Laboratory and Health Laboratory of Medan.
Experimental design in this study is completely randomized design Non Factorial. The method used is the hole diffusion pitting. The parameters measured were the growth of Vibrio cholerae for 24 hours to measure the diameter/resistance zones are marked by a clear zone around the wells. Extract concentrations used were 50 mg/ml, 60 mg/ml, 70 mg/ml, 80 mg/ml, 90 mg/ml, 100 mg/ml, 200 mg/ml, 300 mg/ml, 400 mg/ml, 500 mg/ml, control (distilled water) and performed three repetitions. Data were analyzed by ANOVA followed by Least Significant Difference test (LSD).
The results showed that the ethanol extract of mangosteen is a very real influence (α > 0,01). The lowest concentration that can inhibit the growth of bacteria Vibrio cholerae is 60 mg / ml with a mean of 13.33 mm zone of inhibition and increased along with the increasing concentration of the extract. Largest inhibition zone diameter that is at a concentration of 500 mg/ml with an average of 33.00 mm zone of inhibition.
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Buah Manggis di Pohonnya 10
Gambar 2.2. Struktur buah manggis terdiri dari kulit buah dan 11 daging buah
Gambar 2.3. Bakteri Vibrio cholerae 14
Gambar 2.4. Struktur Alkaloid 17
Gambar 2.5. Struktur Tannin 17
Gambar 2.6. Struktur senyawa flavonoid (a) Flavonoid, 18 (b) Isoflavonoid, (c) Neoflavonoid
Gambar 2.7. Senyawa Triterpenoid 19
Gambar 2.8. Kerangka Dasar Saponin 19
Gambar 3.1. Skema prosedur kerja pengujian aktivitas antibakteri 32 ekstrak etanol kulit buah manggis
Gambar 3.2. Bagan penelitian 35
Gambar 4.1. Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis 40
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Wilayah (daerah) yang beriklim panas (tropis) di dunia memiliki
keragaman sumberdaya tanaman buah-buahan cukup banyak untuk digali dan
didayagunakan potensinya. Potensi tersebut seperti dari segi ekonomi maupun
digunakan sebagai obat tradisional seperti di daerah Indonesia.
Dewasa ini telah banyak pemanfaatan tanaman obat tradisional oleh
masyarakat Indonesia untuk menanggulangi beberapa penyakit. Manfaat
penggunaan obat tradisional tersebut secara luas telah dirasakan oleh masyarakat.
Hal ini juga tercermin dengan semakin meningkatnya penggunaan obat tradisional
atau meningkatnya produksi obat dari industri-industri obat tradisional seiring dengan adanya slogan “Back to Nature”. Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional adalah manggis.
Manggis (Garcinia mangostana L) merupakan salah satu tanaman buah
asli Indonesia. Produk utama dari manggis adalah buahnya. Buah manggis yang
termasuk famili Guttiferae disanjung dinegeri orang sebagai Queen of Fruits dan
The Queen of Tropical Fruits (Reza dkk, 1994). Manggis banyak digemari oleh
konsumen, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Orang Eropa menyebut manggis sebagai buah “exotic” karena citarasanya yang khas yaitu manis, asam dan sepat bercampur menjadi satu (Rukmana, 1994).
Bagian dari buah manggis yang dimanfaatkan konsumen adalah daging
buahnya yang berwarna putih sedangkan kulit buahnya dibuang begitu saja dan
dianggap sebagai limbah hasil pertanian. Ternyata banyak senyawa-senyawa
kimia yang terkandung di dalam kulit buah manggis dan dapat dimanfaatkan
untuk kesehatan manusia. Menurut Kosem (2007) dalam Bewiska (2009),
manggis memiliki banyak manfaat dan sering digunakan dalam pengobatan
tradisional, seperti untuk mengobati diare, sakit perut, disentri, luka infeksi,
2
Menurut Qosim (2007) dalam Mardawati (2008), kulit buah Manggis
diketahui mengandung senyawa xanthone yang berfungsi sebagai antioksidan,
antiproliferatif dan antimikrobial yang tidak ditemui pada buah-buahan lainnya.
Hal ini juga didukung oleh Chaverri (2008) bahwa ekstrak kulit buah manggis
mengandung xanthone dan senyawa kimia aktif lainnya yang berfungsi sebagai
antioksidan, antitumor, antialergi, antiinflamasi, antibakterial dan antivirus.
Xanthone telah diisolasi dari kulit buah, daun dan kulit batang manggis. Namun
derivate xanthone paling banyak ditemukan pada kulit buah manggis.
Menurut Qosim dalam Mardawati (2008), senyawa xanthone yang berhasil
diisolasi dari kulit buah manggis meliputi mangostin, mangostenol A,
mangostinon A, mangostinon B, trapezifolixanthone, tovophyllin B, alfa
mangostin, beta mangostin, garcinon B, mangostanol, flavonoid epicatechin dan
gartanin. Senyawa-senyawa tersebut sangat bermanfaat untuk kesehatan.
Pada penelitian Supiyanti dkk (2010), ekstrak kulit manggis juga
mengandung antosianin total sebesar 59,3 mg/100 gram. Antosianin adalah suatu
zat yang tergolong dalam flavonoid dan fenolik yang dapat dijadikan sebagai
sumber zat warna alami. Pada penelitian Shinta dkk (2008), kulit buah manggis
mengandung tannin sebesar 16,45 % dan Natrium Bisulfit sebesar 3,07%.
Hasil penelitian Poeloengan dan Praptiwi (2010) dalam penapisan kimia
ekstrak etanol kulit buah manggis didapatkan bahwa senyawa metabolit sekunder
yang terkandung dalam kulit buah manggis adalah alkaloid, saponin, tannin,
fenolik, flavonoid, triterpenoid, steroid dan glikosida. Menurut Matsjeh (2004)
kulit manggis mengandung flavonoid yang turunannya Flavon krisin, flavon
krisoerial dan isoflavon homofereirin. Ganiswara (1995) dalam Poeloengan dan
Praptiwi (2010) mengatakan bahwa saponin, tannin dan flavonoid merupakan
senyawa pada tumbuhan yang mempunyai aktivitas antibakteri. Hal ini juga
dinyatakan oleh Robinson (1991) dalam Matsjeh (2004) bahwa flavonoid
berfungsi sebagai insektisida, antimikroba, antivirus, antijamur, obat infeksi pada
luka, antioksidan dan antikanker.
Khasiat manggis sebagai obat tradisional telah banyak diteliti secara
senyawa aktif dari manggis dapat menghambat pertumbuhan bakteri penyebab
diare yaitu Shigella flexneri dan Salmonella typhi. Pada penelitian Chamnawang
et al dalam Bewiska (2009) mengatakan bahwa manggis memiliki aktivitas
antibakteri terhadap Propioniumbacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis
penyebab penyakit kulit. Hasil penelitian Bewiska (2009) mengatakan bahwa
ekstrak daun dan kulit buah manggis dapat menghambat pertumbuhan bakteri
Pseudomonas aeruginosa penyebab penyakit kulit. Sakagami et al., dalam
Bewiska (2009) juga melaporkan hasil penelitiannya bahwa mangostin, senyawa
aktif manggis memiliki aktivitas melawan 5 strain vancomycin-resistant
Enterococci dan 9 strain Methicillin-resistant staphylococcus aureus (MRSA)
penyebab infeksi kulit. Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian Poeloengan dan
Praptiwi (2010) bahwa ekstrak etanol kulit manggis dapat menghambat
pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermidis.
Senyawa metabolit sekunder dari tumbuhan dapat diperoleh melalui proses
ekstraksi. Proses ekstraksi yang dilakukan umumnya menggunakan suatu senyawa
kimia sebagai pelarutnya seperti menggunakan etanol. Flavonoid dari kulit buah
manggis dapat diperoleh dengan menggunakan pelarut etanol (Poeloengan dan
Praptiwi, 2010).
Vibrio cholerae merupakan bakteri patogen dalam usus yang dapat
menghasilkan toksin kolera (enterotoksin). Bakteri ini menyebabkan kolera yaitu
suatu diare yang dapat dengan cepat mengarah kepada dehidrasi dan kematian.
Penderita akan kehilangan cairan dan elektrolit dengan cepat yaitu sebanyak
20-30 liter per hari dengan gejala dehidrasi berat, asidosis, syok, anuria dan kematian
(Jawetz dkk, 2005). Vibrio cholerae juga menghasilkan soluble hemolysin yang
dapat melisiskan sel darah merah (Staf Pengajar, 1993).
Kolera banyak ditemukan pada negara-negara yang sedang berkembang
seperti di Asia, Afrika, Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Bakteri ini sering
ditemukan pada kerang, susu dan telur (Purnomo, 2009).
Penggunaan obat-obat antibiotika dewasa ini telah menimbulkan resistensi
terhadap bakteri. Selain itu, keamanan dalam penggunaan obat antibiotika ini
4
konsumennya. Oleh karena itu, penelitian dan pengembangan terhadap potensi
antibiotik alami dari tumbuhan semakin dikembangkan seperti potensi antibiotik
dari kulit buah manggis mengingat begitu banyak manfaat yang dapat diperoleh
dari kulit buah manggis.
Berdasarkan uraian diatas dan mengingat adanya terkandung
senyawa-senyawa aktif yang bersifat antibakteri pada kulit buah manggis, maka peneliti
merasa perlu melakukan penelitian tentang Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit
Buah Manggis (Garcinia mangostana Linn) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Vibrio cholerae.
1.2 Batasan Masalah
Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Ekstrak yang digunakan berasal dari keseluruhan bagian kulit buah
manggis (Garcinia mangostana) yang sudah tua berwarna merah
keunguan.
2. Metode yang digunakan untuk melihat adanya aktivitas antibakteri adalah
difusi agar dengan metode Kirby-Bauer. Parameter yang diamati adalah
diameter zona hambat di sekitar lubang sumuran pada media kultur dalam
satuan millimeter (mm) (Soemarno, 2000).
3. Kriteria zona hambat bakteri yang digunakan adalah kriteria menurut
Clinical and Laboratory Standards Institute (CSLI) dimana bakteri dapat
digolongkan menjadi resisten apabila Diameter Daerah Hambat (DDH) ≤
12 mm, intermediate apabila DDH 13-17 mm, sensitif apabila DDH ≥ 18
mm (Poeloengan dan Praptiwi, 2010).
1.3 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah terdapat efek ekstrak etanol kulit buah manggis (Garcinia
mangostana) dengan konsentrasi yang berbeda dalam menghambat
2. Bagaimanakah kriteria zona hambat bakteri Vibrio cholerae yang
dihasilkan terhadap ekstrak etanol kulit buah manggis?
3. Konsentrasi berapakah ekstrak etanol kulit buah manggis (Garcinia
mangostana) yang menghasilkan diameter zona hambatan terbesar dan
terkecil?
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui efek ekstrak etanol kulit buah manggis (Garcinia
mangostana) dengan konsentrasi yang berbeda dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Vibrio cholerae.
2. Untuk mengetahui kriteria zona hambat bakteri Vibrio cholerae yang
dihasilkan terhadap ekstrak etanol kulit buah manggis.
3. Untuk mengetahui konsentrasi ekstrak etanol kulit buah manggis
(Garcinia mangostana) yang menghasilkan diameter zona hambatan
terbesar dan terkecil.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini yaitu dapat memberikan informasi terhadap
masyarakat dan peneliti tentang potensi kulit buah manggis sebagai salah satu
alternatif obat terhadap keracunan makanan yang disebabkan oleh bakteri
53
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Pemberian ekstrak etanol kulit buah manggis dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Vibrio cholerae. Semakin tinggi tingkat konsentrasi
ekstrak yang diberikan, semakin besar pula diameter zona hambat yang
dihasilkan.
2. Bakteri Vibrio cholerae sensitif terhadap konsentrasi ekstrak 70 mg/ml
sampai dengan konsentrasi 500 mg/ml. Bakteri intermediate terhadap
konsentrasi ekstrak 60 mg/ml. Pada konsentrasi 50 mg/ml bakteri resisten
terhadap konsentrasi ekstrak.
3. Diameter zona hambat yang paling besar yaitu pada konsentrasi 500
mg/ml dimana rata-rata perlakuan sebesar 33,0 mm, sedangkan diameter
terkecil pada konsentrasi 50% yang memiliki diameter rata-rata 0 mm.
5.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut secara ilmiah untuk mengetahui
dosis yang tepat dan efek samping dari ekstrak kulit buah manggis terhadap
manusia. Pengujian ini dapat dilakukan melalui hewan-hewan percobaan (in vivo)
DAFTAR PUSTAKA
Admin., (2013), Sumut Butuh Industri Pengolahan Manggis, http://liputanbisnis.com/2013/03/01/sumut-butuh-industri-pengolahan-manggis/ (diakses 23 Juli 2013).
Anonim., (2012), Manfaat Buah Manggis,
http://www.eastlifes.com/ 2012/06/manfaat-buah-manggis.html (diakses 2 Februari 2013).
Anonim., (2011), Ampisilin dan Antibakteri Alami,
http://viosa26.wordpress.com/tag/senyawa-fenol/ (diakses 23 Juli 2013).
Badan POM RI., (2012), Info POM Vol.13: 5.
Badan POM RI., (2010), Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima, Penerbit Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta.
Badan Pusat Statistik., (2012), Produksi Buah-buahan di Indonesia 2012, http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&idsubyek=5& notab =3 (diakses 28 Maret 2013).
Badan Pusat Statistik., (2009), Produksi Buah-Buahan Menurut Provinsi di Indonesia, http://www.bps.go.id (diakses 28 Maret 2013).
Bewiska, A., (2009), Aktivitas Antibakteri Ekstrak Manggis (Garcinia mangostana) Terhadap Pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa., Skripsi, FMIPA, UPI, Bandung.
Chaverri, J.P., N.C Rodríguez., M.O Ibarra., J.M. P Rojas., (2008), Medicinal Properties of Mangosteen (Garcinia mangostana), Food and Chemical Toxicology 46: 3227, 3230, 3236.
Ditjen POM, (1995), Farmakope Indonesia Edisi Keempat, Penerbit Depkes RI, Jakarta.
Dwidjoseputro, D., (1990), Dasar-Dasar Mikrobiologi, Penerbit Djambatan, Jakarta.
Emilan, T., Ashfar K., Budi U., Liliek N.D., Adhen M., (2011), Makalah Konsep Herbal Indonesia: Pemastian Mutu Produk Herbal, Universitas Indonesia, Jakarta.
55
Hanafiah, A K., (2003), Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi, Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Handayani, S., (2008), Rekayasa Teknologi Sambung Mikro dan Setek Mikro pada Tanaman Manggis (Garcinia mangostana)., Disertasi, Fakultas Pertanian, IPB, Bogor.
Harahap, F., (2011), Kultur Jaringan Tanaman, Penerbit Unimed, Medan.
Harborn, JB., (1987), Metode Fitokimia Penuntun Cara Menganalisis, Penerbit ITB, Bandung.
Hasyim., (2008), Manggis Kaya Antioksidan,
http://hortikultura.litbang.deptan.go.id/IPTEK/Hasyim_manggis.pdf (diakses 2 Februari 2013).
Jawetz., Melnick., Adelberg’s., (2005), Mikrobiologi Kedokteran Buku I, Penerbit Salemba Medika, Jakarta.
Jawetz., Melnick., Adelberg’s., (2005), Mikrobiologi Kedokteran Buku II, Penerbit Salemba Medika, Jakarta.
Kurti, A., (2009), Enterobacteriaceae, Vibrio, Campylobacter dhe Helicobacter, http://pathmicro.med.sc.edu/albanian/albanian-chap11.htm (diakses6 April 2013).
Lathifah, QA, (2008), Uji Efektifitas Ekstrak Kasar Senyawa Antibakteri pada Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi l.) dengan Variasi Pelarut., Skripsi, FST, UIN, Malang.
Mardawati, E., C.S Achyar., H Marta., (2008), Kajian Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit Manggis (Marcinia mangostana l ) dalam Rangka Pemanfaatan Limbah Kulit Manggis di Kecamatan Puspahiang Kabupaten Tasikmalaya, Laporan Hasil Penelitian, Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas Padjadjaran.
Matsjeh, S., (2004), Sintesis Flavonoid: Potensi Metabolit Sekunder Aromatik dari Sumber Daya Alam Nabati Indonesia, Pidato Pengukuhan Guru Besar dalam Ilmu Kimia, Yogyakarta.
Nurfadilah, (2013), Uji Bioaktifitas Antibakteri Ekstrak dan Fraksi Lamun dari Kepulauan Spermonde, Kota Makassar., Skripsi, FIKP, Universitas Hasanuddin, Makasar.
Poeloengan, M., dan Praptiwi., (2010), Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana Linn), Jurnal Media Litbang Kesehatan: 66-68, Volume XX Nomor 2.
Purnomo, H., Adiono., (2009), Ilmu Pangan, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Redaksi Agromedia., (2009), Budi Daya Tanaman Buah Unggul Indonesia, Penerbit Agromedia Pustaka, Jakarta.
Reza, M., Wijaya., Tuherkih E., (1994), Pembibitan dan Pembudidayaan Manggis, Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta.
Rifai, M.A., (2004), Kamus Biologi, Penerbit Balai Pustaka, Jakarta.
Rukmana, R., (1994), Budidaya Manggis, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Schlegel, H.G, (1994), Mikrobiologi Umum, Penerbit Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Septiana, A.T dan Ari Asnani., (2012), Kajian Sifat Fisikokimia Ekstrak Rumput Laut Coklat Sargassum Duplicatum Menggunakan Berbagai Pelarut dan Metode Ekstraksi, Jurnal Agrointek: 23-24, Volume 6 No. 1.
Sintha., Endro., A Puspitasari.; Pengaruh Konsentrasi Alkohol dan Waktu Ekstraksi Terhadap Ekstraksi Tannin dan Natrium Bisulfit dari Kulit Buah Manggis, Makalah Seminar Nasional, Juni 2008.
Soemarno., (2000), Isolasi dan Identifikasi Bacteri Klinik, Penerbit Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Yogyakarta.
Staf Pengajar FK UI., (1993), Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi, Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta.
Sunarjono, H. H., (2004), Berkebun 21 Jenis Tanaman Buah, Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta.
Supiyanti, W., E.D Wulansari., dan L. Kusmita., (2010), Uji Aktivitas Antioksidan dan Penentuan Kandungan Antosianin Total Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L), Majalah Obat Tradisional, 15(2): 69.
57
Syafruddin., (2009), 25 Daerah Sentra Manggis
http://www.litbang.deptan.go.id/artikel/one/243/pdf/25%20Daerah%20Sen tra%20Mangg is.pdf (diakses 29 Maret 2013).
Tantri., (2012), http://tantristory.wordpress.com/author/tanztanz/page/5/ (Diakses 7 April 2013).
Walsh, T.D., (1997), Kapita Selekta Penyakit dan Terapi, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.