• Tidak ada hasil yang ditemukan

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA LINN) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI VIBRIO CHOLERAE.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA LINN) TERHADAP PERTUMBUHAN BAKTERI VIBRIO CHOLERAE."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana Linn) TERHADAP PERTUMBUHAN

BAKTERI Vibrio cholerae

Oleh:

Mellisa F Pasaribu Nim 409220029 Program Studi Biologi

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sain

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus atas

semua kasih setia dan anugerahNya yang telah diberikan kepada penulis sehingga

skripsi yang berjudul Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis

(Garcinia mangostana Linn) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Vibrio cholerae

dapat diselesaikan dengan baik.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini,

mulai dari pengajuan proposal penelitian, pelaksanaan sampai penyusunan skripsi

antara lain Bapak Drs. Muhammad Yusuf Nasution, M.Si selaku Dosen

Pembimbing Skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran dari

awal sampai selesainya skripsi ini. Kepada Ibu Dra. Melva Silitonga, M.S, Bapak

Dr. Hasruddin, M.Pd, dan Ibu Dra. Martina Restuati, M.Si selaku dosen penguji

yang telah banyak memberikan saran dan bimbingan. Ucapan terimakasih juga

penulis sampaikan kepada Ibu Dra. Meida Nugrahalia, M.Sc selaku Dosen

Pembimbing Akademik yang telah banyak memberikan nasehat dan bimbingan

selama perkuliahan. Kepada Bapak Drs. H. Tri Harsono, M.Si selaku Ketua

Jurusan Biologi FMIPA UNIMED Medan, Bapak Drs. Lazuardi, M.Si selaku

sekretaris Jurusan Biologi FMIPA UNIMED Medan. Kepada Bapak Dekan,

Pembantu Dekan dan Staf di FMIPA UNIMED.

Ucapan terimakasih yang teristimewa buat kedua orangtua tercinta,

ayahanda H. Pasaribu dan Ibunda M. Siringo-ringo yang selalu memberikan kasih

sayang, semangat, dukungan material dan doa yang tak henti-hentinya. Buat

adik-adikku (Olivia Rosalin Pasaribu AMAK, Herwin Rendy Pasaribu dan Alvin Johan

Pasaribu) yang juga selalu memberikan semangat dan doa.

Ucapan terimakasih buat kakak, abang dan teman-teman kelompok kecilku “Eklesia be Anugerah” (Kak Herlina, Bang Heri, Eriana, Hethy, Riris dan Sartika) yang tidak henti-hentinya memberikan semangat dan doa kepada penulis. Buat

adik-adik kelompokku (Clara, Erlicasta, Irda, Lisca, Roma, Romasi dan Tawaria)

(3)

vi

ucapkan terima kasih kepada Bang Orlando Pardosi buat doa dan motivasinya

selama ini. Terima kasih juga penulis ucapkan kepada kakak dan abang

mahasiswa Farmasi USU (kak Yolin, kak Tri Ika, kak Betty, bang Ronny dan

bang Denny) serta Laboran (Ibu Meinita dan Pak Syahmidi) di Laboratorium

Kesehatan Medan yang membantu proses penelitian hingga selesai. Buat

sahabat-sahabat ku Biologi Non-Dik 2009 yang selalu mendukung dan menyemangati

terkhusus buat (Desy, Hotma, Putri, Ngalo, Aisyah dan Asrida).

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu

penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan

skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih banyak dan semoga

skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua di masa-masa yang akan datang.

Medan, Juli 2013

Penulis

(4)

ANTIBACTERIAL ACTIVITIES SKIN FRUIT EXTRACT MANGOSTEEN (Garcinia mangostana Linn) ON

GROWTH Vibrio cholerae BACTERIA

Mellisa F Pasaribu (NIM 409220029)

ABSTRACT

This study aimed to determine the effect of ethanol extract of mangosteen in inhibiting the growth of bacteria Vibrio cholerae and determine the effectiveness of each concentration. This study was conducted in April-June 2013 at the Farmakognosi Faculty of Pharmacy USU Laboratory and Health Laboratory of Medan.

Experimental design in this study is completely randomized design Non Factorial. The method used is the hole diffusion pitting. The parameters measured were the growth of Vibrio cholerae for 24 hours to measure the diameter/resistance zones are marked by a clear zone around the wells. Extract concentrations used were 50 mg/ml, 60 mg/ml, 70 mg/ml, 80 mg/ml, 90 mg/ml, 100 mg/ml, 200 mg/ml, 300 mg/ml, 400 mg/ml, 500 mg/ml, control (distilled water) and performed three repetitions. Data were analyzed by ANOVA followed by Least Significant Difference test (LSD).

The results showed that the ethanol extract of mangosteen is a very real influence (α > 0,01). The lowest concentration that can inhibit the growth of bacteria Vibrio cholerae is 60 mg / ml with a mean of 13.33 mm zone of inhibition and increased along with the increasing concentration of the extract. Largest inhibition zone diameter that is at a concentration of 500 mg/ml with an average of 33.00 mm zone of inhibition.

(5)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Buah Manggis di Pohonnya 10

Gambar 2.2. Struktur buah manggis terdiri dari kulit buah dan 11 daging buah

Gambar 2.3. Bakteri Vibrio cholerae 14

Gambar 2.4. Struktur Alkaloid 17

Gambar 2.5. Struktur Tannin 17

Gambar 2.6. Struktur senyawa flavonoid (a) Flavonoid, 18 (b) Isoflavonoid, (c) Neoflavonoid

Gambar 2.7. Senyawa Triterpenoid 19

Gambar 2.8. Kerangka Dasar Saponin 19

Gambar 3.1. Skema prosedur kerja pengujian aktivitas antibakteri 32 ekstrak etanol kulit buah manggis

Gambar 3.2. Bagan penelitian 35

Gambar 4.1. Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis 40

(6)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Wilayah (daerah) yang beriklim panas (tropis) di dunia memiliki

keragaman sumberdaya tanaman buah-buahan cukup banyak untuk digali dan

didayagunakan potensinya. Potensi tersebut seperti dari segi ekonomi maupun

digunakan sebagai obat tradisional seperti di daerah Indonesia.

Dewasa ini telah banyak pemanfaatan tanaman obat tradisional oleh

masyarakat Indonesia untuk menanggulangi beberapa penyakit. Manfaat

penggunaan obat tradisional tersebut secara luas telah dirasakan oleh masyarakat.

Hal ini juga tercermin dengan semakin meningkatnya penggunaan obat tradisional

atau meningkatnya produksi obat dari industri-industri obat tradisional seiring dengan adanya slogan “Back to Nature”. Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan sebagai obat tradisional adalah manggis.

Manggis (Garcinia mangostana L) merupakan salah satu tanaman buah

asli Indonesia. Produk utama dari manggis adalah buahnya. Buah manggis yang

termasuk famili Guttiferae disanjung dinegeri orang sebagai Queen of Fruits dan

The Queen of Tropical Fruits (Reza dkk, 1994). Manggis banyak digemari oleh

konsumen, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Orang Eropa menyebut manggis sebagai buah “exotic” karena citarasanya yang khas yaitu manis, asam dan sepat bercampur menjadi satu (Rukmana, 1994).

Bagian dari buah manggis yang dimanfaatkan konsumen adalah daging

buahnya yang berwarna putih sedangkan kulit buahnya dibuang begitu saja dan

dianggap sebagai limbah hasil pertanian. Ternyata banyak senyawa-senyawa

kimia yang terkandung di dalam kulit buah manggis dan dapat dimanfaatkan

untuk kesehatan manusia. Menurut Kosem (2007) dalam Bewiska (2009),

manggis memiliki banyak manfaat dan sering digunakan dalam pengobatan

tradisional, seperti untuk mengobati diare, sakit perut, disentri, luka infeksi,

(7)

2

Menurut Qosim (2007) dalam Mardawati (2008), kulit buah Manggis

diketahui mengandung senyawa xanthone yang berfungsi sebagai antioksidan,

antiproliferatif dan antimikrobial yang tidak ditemui pada buah-buahan lainnya.

Hal ini juga didukung oleh Chaverri (2008) bahwa ekstrak kulit buah manggis

mengandung xanthone dan senyawa kimia aktif lainnya yang berfungsi sebagai

antioksidan, antitumor, antialergi, antiinflamasi, antibakterial dan antivirus.

Xanthone telah diisolasi dari kulit buah, daun dan kulit batang manggis. Namun

derivate xanthone paling banyak ditemukan pada kulit buah manggis.

Menurut Qosim dalam Mardawati (2008), senyawa xanthone yang berhasil

diisolasi dari kulit buah manggis meliputi mangostin, mangostenol A,

mangostinon A, mangostinon B, trapezifolixanthone, tovophyllin B, alfa

mangostin, beta mangostin, garcinon B, mangostanol, flavonoid epicatechin dan

gartanin. Senyawa-senyawa tersebut sangat bermanfaat untuk kesehatan.

Pada penelitian Supiyanti dkk (2010), ekstrak kulit manggis juga

mengandung antosianin total sebesar 59,3 mg/100 gram. Antosianin adalah suatu

zat yang tergolong dalam flavonoid dan fenolik yang dapat dijadikan sebagai

sumber zat warna alami. Pada penelitian Shinta dkk (2008), kulit buah manggis

mengandung tannin sebesar 16,45 % dan Natrium Bisulfit sebesar 3,07%.

Hasil penelitian Poeloengan dan Praptiwi (2010) dalam penapisan kimia

ekstrak etanol kulit buah manggis didapatkan bahwa senyawa metabolit sekunder

yang terkandung dalam kulit buah manggis adalah alkaloid, saponin, tannin,

fenolik, flavonoid, triterpenoid, steroid dan glikosida. Menurut Matsjeh (2004)

kulit manggis mengandung flavonoid yang turunannya Flavon krisin, flavon

krisoerial dan isoflavon homofereirin. Ganiswara (1995) dalam Poeloengan dan

Praptiwi (2010) mengatakan bahwa saponin, tannin dan flavonoid merupakan

senyawa pada tumbuhan yang mempunyai aktivitas antibakteri. Hal ini juga

dinyatakan oleh Robinson (1991) dalam Matsjeh (2004) bahwa flavonoid

berfungsi sebagai insektisida, antimikroba, antivirus, antijamur, obat infeksi pada

luka, antioksidan dan antikanker.

Khasiat manggis sebagai obat tradisional telah banyak diteliti secara

(8)

senyawa aktif dari manggis dapat menghambat pertumbuhan bakteri penyebab

diare yaitu Shigella flexneri dan Salmonella typhi. Pada penelitian Chamnawang

et al dalam Bewiska (2009) mengatakan bahwa manggis memiliki aktivitas

antibakteri terhadap Propioniumbacterium acnes dan Staphylococcus epidermidis

penyebab penyakit kulit. Hasil penelitian Bewiska (2009) mengatakan bahwa

ekstrak daun dan kulit buah manggis dapat menghambat pertumbuhan bakteri

Pseudomonas aeruginosa penyebab penyakit kulit. Sakagami et al., dalam

Bewiska (2009) juga melaporkan hasil penelitiannya bahwa mangostin, senyawa

aktif manggis memiliki aktivitas melawan 5 strain vancomycin-resistant

Enterococci dan 9 strain Methicillin-resistant staphylococcus aureus (MRSA)

penyebab infeksi kulit. Hal ini juga didukung oleh hasil penelitian Poeloengan dan

Praptiwi (2010) bahwa ekstrak etanol kulit manggis dapat menghambat

pertumbuhan Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermidis.

Senyawa metabolit sekunder dari tumbuhan dapat diperoleh melalui proses

ekstraksi. Proses ekstraksi yang dilakukan umumnya menggunakan suatu senyawa

kimia sebagai pelarutnya seperti menggunakan etanol. Flavonoid dari kulit buah

manggis dapat diperoleh dengan menggunakan pelarut etanol (Poeloengan dan

Praptiwi, 2010).

Vibrio cholerae merupakan bakteri patogen dalam usus yang dapat

menghasilkan toksin kolera (enterotoksin). Bakteri ini menyebabkan kolera yaitu

suatu diare yang dapat dengan cepat mengarah kepada dehidrasi dan kematian.

Penderita akan kehilangan cairan dan elektrolit dengan cepat yaitu sebanyak

20-30 liter per hari dengan gejala dehidrasi berat, asidosis, syok, anuria dan kematian

(Jawetz dkk, 2005). Vibrio cholerae juga menghasilkan soluble hemolysin yang

dapat melisiskan sel darah merah (Staf Pengajar, 1993).

Kolera banyak ditemukan pada negara-negara yang sedang berkembang

seperti di Asia, Afrika, Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Bakteri ini sering

ditemukan pada kerang, susu dan telur (Purnomo, 2009).

Penggunaan obat-obat antibiotika dewasa ini telah menimbulkan resistensi

terhadap bakteri. Selain itu, keamanan dalam penggunaan obat antibiotika ini

(9)

4

konsumennya. Oleh karena itu, penelitian dan pengembangan terhadap potensi

antibiotik alami dari tumbuhan semakin dikembangkan seperti potensi antibiotik

dari kulit buah manggis mengingat begitu banyak manfaat yang dapat diperoleh

dari kulit buah manggis.

Berdasarkan uraian diatas dan mengingat adanya terkandung

senyawa-senyawa aktif yang bersifat antibakteri pada kulit buah manggis, maka peneliti

merasa perlu melakukan penelitian tentang Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit

Buah Manggis (Garcinia mangostana Linn) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Vibrio cholerae.

1.2 Batasan Masalah

Adapun yang menjadi batasan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Ekstrak yang digunakan berasal dari keseluruhan bagian kulit buah

manggis (Garcinia mangostana) yang sudah tua berwarna merah

keunguan.

2. Metode yang digunakan untuk melihat adanya aktivitas antibakteri adalah

difusi agar dengan metode Kirby-Bauer. Parameter yang diamati adalah

diameter zona hambat di sekitar lubang sumuran pada media kultur dalam

satuan millimeter (mm) (Soemarno, 2000).

3. Kriteria zona hambat bakteri yang digunakan adalah kriteria menurut

Clinical and Laboratory Standards Institute (CSLI) dimana bakteri dapat

digolongkan menjadi resisten apabila Diameter Daerah Hambat (DDH) ≤

12 mm, intermediate apabila DDH 13-17 mm, sensitif apabila DDH ≥ 18

mm (Poeloengan dan Praptiwi, 2010).

1.3 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah terdapat efek ekstrak etanol kulit buah manggis (Garcinia

mangostana) dengan konsentrasi yang berbeda dalam menghambat

(10)

2. Bagaimanakah kriteria zona hambat bakteri Vibrio cholerae yang

dihasilkan terhadap ekstrak etanol kulit buah manggis?

3. Konsentrasi berapakah ekstrak etanol kulit buah manggis (Garcinia

mangostana) yang menghasilkan diameter zona hambatan terbesar dan

terkecil?

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui efek ekstrak etanol kulit buah manggis (Garcinia

mangostana) dengan konsentrasi yang berbeda dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Vibrio cholerae.

2. Untuk mengetahui kriteria zona hambat bakteri Vibrio cholerae yang

dihasilkan terhadap ekstrak etanol kulit buah manggis.

3. Untuk mengetahui konsentrasi ekstrak etanol kulit buah manggis

(Garcinia mangostana) yang menghasilkan diameter zona hambatan

terbesar dan terkecil.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini yaitu dapat memberikan informasi terhadap

masyarakat dan peneliti tentang potensi kulit buah manggis sebagai salah satu

alternatif obat terhadap keracunan makanan yang disebabkan oleh bakteri

(11)

53

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Pemberian ekstrak etanol kulit buah manggis dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Vibrio cholerae. Semakin tinggi tingkat konsentrasi

ekstrak yang diberikan, semakin besar pula diameter zona hambat yang

dihasilkan.

2. Bakteri Vibrio cholerae sensitif terhadap konsentrasi ekstrak 70 mg/ml

sampai dengan konsentrasi 500 mg/ml. Bakteri intermediate terhadap

konsentrasi ekstrak 60 mg/ml. Pada konsentrasi 50 mg/ml bakteri resisten

terhadap konsentrasi ekstrak.

3. Diameter zona hambat yang paling besar yaitu pada konsentrasi 500

mg/ml dimana rata-rata perlakuan sebesar 33,0 mm, sedangkan diameter

terkecil pada konsentrasi 50% yang memiliki diameter rata-rata 0 mm.

5.2 Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut secara ilmiah untuk mengetahui

dosis yang tepat dan efek samping dari ekstrak kulit buah manggis terhadap

manusia. Pengujian ini dapat dilakukan melalui hewan-hewan percobaan (in vivo)

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Admin., (2013), Sumut Butuh Industri Pengolahan Manggis, http://liputanbisnis.com/2013/03/01/sumut-butuh-industri-pengolahan-manggis/ (diakses 23 Juli 2013).

Anonim., (2012), Manfaat Buah Manggis,

http://www.eastlifes.com/ 2012/06/manfaat-buah-manggis.html (diakses 2 Februari 2013).

Anonim., (2011), Ampisilin dan Antibakteri Alami,

http://viosa26.wordpress.com/tag/senyawa-fenol/ (diakses 23 Juli 2013).

Badan POM RI., (2012), Info POM Vol.13: 5.

Badan POM RI., (2010), Acuan Sediaan Herbal Volume Kelima, Penerbit Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia, Jakarta.

Badan Pusat Statistik., (2012), Produksi Buah-buahan di Indonesia 2012, http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?tabel=1&daftar=1&idsubyek=5& notab =3 (diakses 28 Maret 2013).

Badan Pusat Statistik., (2009), Produksi Buah-Buahan Menurut Provinsi di Indonesia, http://www.bps.go.id (diakses 28 Maret 2013).

Bewiska, A., (2009), Aktivitas Antibakteri Ekstrak Manggis (Garcinia mangostana) Terhadap Pertumbuhan Pseudomonas aeruginosa., Skripsi, FMIPA, UPI, Bandung.

Chaverri, J.P., N.C Rodríguez., M.O Ibarra., J.M. P Rojas., (2008), Medicinal Properties of Mangosteen (Garcinia mangostana), Food and Chemical Toxicology 46: 3227, 3230, 3236.

Ditjen POM, (1995), Farmakope Indonesia Edisi Keempat, Penerbit Depkes RI, Jakarta.

Dwidjoseputro, D., (1990), Dasar-Dasar Mikrobiologi, Penerbit Djambatan, Jakarta.

Emilan, T., Ashfar K., Budi U., Liliek N.D., Adhen M., (2011), Makalah Konsep Herbal Indonesia: Pemastian Mutu Produk Herbal, Universitas Indonesia, Jakarta.

(13)

55

Hanafiah, A K., (2003), Rancangan Percobaan Teori dan Aplikasi, Penerbit Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Handayani, S., (2008), Rekayasa Teknologi Sambung Mikro dan Setek Mikro pada Tanaman Manggis (Garcinia mangostana)., Disertasi, Fakultas Pertanian, IPB, Bogor.

Harahap, F., (2011), Kultur Jaringan Tanaman, Penerbit Unimed, Medan.

Harborn, JB., (1987), Metode Fitokimia Penuntun Cara Menganalisis, Penerbit ITB, Bandung.

Hasyim., (2008), Manggis Kaya Antioksidan,

http://hortikultura.litbang.deptan.go.id/IPTEK/Hasyim_manggis.pdf (diakses 2 Februari 2013).

Jawetz., Melnick., Adelberg’s., (2005), Mikrobiologi Kedokteran Buku I, Penerbit Salemba Medika, Jakarta.

Jawetz., Melnick., Adelberg’s., (2005), Mikrobiologi Kedokteran Buku II, Penerbit Salemba Medika, Jakarta.

Kurti, A., (2009), Enterobacteriaceae, Vibrio, Campylobacter dhe Helicobacter, http://pathmicro.med.sc.edu/albanian/albanian-chap11.htm (diakses6 April 2013).

Lathifah, QA, (2008), Uji Efektifitas Ekstrak Kasar Senyawa Antibakteri pada Buah Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi l.) dengan Variasi Pelarut., Skripsi, FST, UIN, Malang.

Mardawati, E., C.S Achyar., H Marta., (2008), Kajian Aktivitas Antioksidan Ekstrak Kulit Manggis (Marcinia mangostana l ) dalam Rangka Pemanfaatan Limbah Kulit Manggis di Kecamatan Puspahiang Kabupaten Tasikmalaya, Laporan Hasil Penelitian, Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas Padjadjaran.

Matsjeh, S., (2004), Sintesis Flavonoid: Potensi Metabolit Sekunder Aromatik dari Sumber Daya Alam Nabati Indonesia, Pidato Pengukuhan Guru Besar dalam Ilmu Kimia, Yogyakarta.

Nurfadilah, (2013), Uji Bioaktifitas Antibakteri Ekstrak dan Fraksi Lamun dari Kepulauan Spermonde, Kota Makassar., Skripsi, FIKP, Universitas Hasanuddin, Makasar.

(14)

Poeloengan, M., dan Praptiwi., (2010), Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana Linn), Jurnal Media Litbang Kesehatan: 66-68, Volume XX Nomor 2.

Purnomo, H., Adiono., (2009), Ilmu Pangan, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.

Redaksi Agromedia., (2009), Budi Daya Tanaman Buah Unggul Indonesia, Penerbit Agromedia Pustaka, Jakarta.

Reza, M., Wijaya., Tuherkih E., (1994), Pembibitan dan Pembudidayaan Manggis, Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta.

Rifai, M.A., (2004), Kamus Biologi, Penerbit Balai Pustaka, Jakarta.

Rukmana, R., (1994), Budidaya Manggis, Penerbit Kanisius, Yogyakarta.

Schlegel, H.G, (1994), Mikrobiologi Umum, Penerbit Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Septiana, A.T dan Ari Asnani., (2012), Kajian Sifat Fisikokimia Ekstrak Rumput Laut Coklat Sargassum Duplicatum Menggunakan Berbagai Pelarut dan Metode Ekstraksi, Jurnal Agrointek: 23-24, Volume 6 No. 1.

Sintha., Endro., A Puspitasari.; Pengaruh Konsentrasi Alkohol dan Waktu Ekstraksi Terhadap Ekstraksi Tannin dan Natrium Bisulfit dari Kulit Buah Manggis, Makalah Seminar Nasional, Juni 2008.

Soemarno., (2000), Isolasi dan Identifikasi Bacteri Klinik, Penerbit Akademi Analis Kesehatan Yogyakarta Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Yogyakarta.

Staf Pengajar FK UI., (1993), Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi, Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta.

Sunarjono, H. H., (2004), Berkebun 21 Jenis Tanaman Buah, Penerbit Penebar Swadaya, Jakarta.

Supiyanti, W., E.D Wulansari., dan L. Kusmita., (2010), Uji Aktivitas Antioksidan dan Penentuan Kandungan Antosianin Total Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L), Majalah Obat Tradisional, 15(2): 69.

(15)

57

Syafruddin., (2009), 25 Daerah Sentra Manggis

http://www.litbang.deptan.go.id/artikel/one/243/pdf/25%20Daerah%20Sen tra%20Mangg is.pdf (diakses 29 Maret 2013).

Tantri., (2012), http://tantristory.wordpress.com/author/tanztanz/page/5/ (Diakses 7 April 2013).

Walsh, T.D., (1997), Kapita Selekta Penyakit dan Terapi, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Aktivitas Antimikroba Ekstrak Kulit Buah Manggis ( Garcinia mangostana ) Terhadap Bakteri Aeromonas hydrophila , Edwardsiella tarda dan Jamur Saprolegnia sp.. Dibimbing

ekstrak kulit manggis (Garcinia Mangostana Linn) efektif dalam menghambat. pertumbuhan Flavobacterium, Enterobacter (Yayang dkk

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI ALFA MANGOSTIN KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) TERHADAP BAKTERI Escherichia coli MULTIRESISTEN ANTIBIOTIK.. DAN BAKTERI

Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak etanol kulit buah manggis ( Garcinia mangostana L.) mempunyai aktivitas antimikroba terhadap bakteri penyebab

Tanaman Manggis ( Garcinia mangostana L.)... Bakteri Staphylococcus aureus ... Metode Desain Faktorial... Alat dan Bahan.... Ekstrak Kulit Buah Manggis... Formulasi Gel Ekstrak

Pada konsentrasi berapakah ekstrak etanol kulit manggis (Garcinia mangostana Linn) yang paling optimal dalam menimbulkan daya hambat terhadap pertumbuhan

Dari Tabel 1 Diperoleh Hasil Bahwa Ekstrak Kulit Buah Manggis ( Garcinia Mangostana Linn. ) Memiliki Daya Antibak- teri Terhadap Bakteri Porphyromonas Gin- givalis

EVALUASI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAGING BUAH DAN KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia Mangostana, Linn.) PADA BERAGAM.. SUHU DAN