• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aktivitas Antimikroba Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Bakteri Penyebab Jerawat secara In Vitro.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Aktivitas Antimikroba Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Bakteri Penyebab Jerawat secara In Vitro."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

iv

ABSTRAK

AKTIVITAS ANTIMIKROBA

EKSTRAK KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana L.)

TERHADAP BAKTERI PENYEBAB JERAWAT

SECARA IN VITRO

Putri Sion Ginting

Pembimbing I : Dr. Savitri Restu Wardhani., dr., SpKK Pembimbing II : Fanny Rahardja., dr., M.Si.

Jerawat merupakan penyakit kulit yang terjadi akibat peradangan folikel pilosebasea. Jerawat dapat mempengaruhi penampilan seseorang dan terkadang dapat pula menimbulkan efek yang berbahaya terhadap emosi dan perilaku seseorang tersebut. Telah banyak pemanfaatan tanaman obat tradisional oleh masyarakat Indonesia. Tanaman Indonesia yang dapat dimanfaatkan salah satunya adalah buah manggis (Garcinia mangostana L.), terutama pemanfaatan kulit buahnya.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui aktivitas ekstrak kulit buah manggis sebagai antimikroba terhadap bakteri penyebab jerawat.

Metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui daya antibakteri adalah difusi cakram (disk diffusion) menurut Kirby-Bauer. Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik sungguhan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit buah manggis memiliki aktivitas antimikroba. Dari konsentrasi 20%, 30%, 40%, dan 50% didapatkan bahwa konsentrasi ekstrak kulit buah manggis yang mempunyai aktivitas terbesar dalam menghambat bakteri penyebab jerawat adalah 40% dengan diameter rerata zona inhibisi sebesar 21,12 mm. Eritromisin sebagai kontrol positif menghasilkan zona inhibisi dengan rentang diameter 0 mm hingga 28,92 mm.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak etanol kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) mempunyai aktivitas antimikroba terhadap bakteri penyebab jerawat. Konsentrasi ekstrak kulit buah manggis yang mempunyai aktivitas terbesar dalam menghambat bakteri penyabab jerawat adalah 40%.

(2)

v

ABSTRACT

ANTIMICROBIAL ACTIVITY OF

MANGOSTEEN (Garcinia mangostana L.) PEEL EXTRACT ON

ACNE-RELATED BACTERIA IN VITRO

Putri Sion Ginting

1st Tutor : Dr. Savitri Restu Wardhani., dr., SpKK

2nd Tutor : Fanny Rahardja., dr., M.Si.

Acne, defined as a skin disease caused by inflammation of pilosebaceous

follicles, affects the aesthetic aspect of an individual and sometimes can also have harmful effects on emotions and behavior. A Traditional Indonesian plant that can be used to treat acne is mangosteen (Garcinia mangostana L.), particularly the peel of the fruit.

Objective of this research is to know the antimicrobial activity of mangosteen peel extract against bacteria that causes acne.

The method used to determine the antibacterial power is disc diffusion method according to Kirby-Bauer. This experiment is a true laboratory experimental and comparative study.

Result showed that mangosteen peel extract had antimicrobial activity. The most optimum mangosteen peel extract concentration with antimicrobial effect against acne-related bacteria between 20%, 30%, 40%, and 50% was 40% with the mean inhibition zone diameter was 21.12 mm. Inhibition zone diameter of erythromycin as a positive control was from 0 mm to 28.92 mm.

Conclusion of this research is mangosteen peel extract (Garcinia mangostana L.) has antimicrobial activity against bacteria that causes acne. The most optimum mangosteen skin extract concentration with antimicrobial effect against bacteria that causes acne was 40%.

(3)

viii

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

1.5 Kerangka Pemikiran ... 3

1.6 Metodologi Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kulit ... 5

2.1.1 Histologi Kulit ... 5

2.1.2 Adneksa Kulit ... 8

2.1.3 Fisiologi Kulit ... 9

2.1.4 Mikroflora Normal Kulit ... 11

2.2 Jerawat... 13

(4)

ix

2.2.7.1 Pengobatan Topikal ... 20

2.2.7.2 Pengobatan Sistemik ... 21

2.2.7.3 Bedah Kulit ... 22

2.4.2 Sejarah Manggis ... 25

2.4.3 Taksonomi Manggis ... 26

2.4.4 Morfologi dan Karakteristik Manggis ... 27

2.4.5 Syarat Tumbuh ... 28

2.4.6 Kandungan Manggis dan Kulit Manggis ... 28

2.4.7 Khasiat Kulit Manggis ... 30

2.4.7.1 Saponin ... 30

3.1.1 Alat-alat yang digunakan ... 33

3.1.2 Bahan-bahan yang digunakan ... 34

(5)

x

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 35

3.4 Metode Penelitian... 35

3.4.1 Desain Penelitian ... 35

3.4.2 Variabel Penelitian ... 35

3.4.2.1 Definisi Konsepsional Variabel ... 35

3.4.2.2 Definisi Operasional Variabel ... 35

3.4.3 Besar Sampel ... 36

3.5 Prosedur Penelitian ... 36

3.5.1 Sterilisasi Alat ... 36

3.5.2 Persiapan Media Agar ... 37

3.5.3 Persiapan Mikroorganisme Uji ... 38

3.5.4 Pembuatan Suspensi Mikroorganisme Uji ... 38

3.5.5 Pembuatan Ekstrak Etanol Kulit Manggis ... 39

3.5.6 Pengenceran Ekstrak Etanol Kulit Manggis ... 39

3.5.7 Tes Aktivitas Antimikroba Ekstrak Etanol Kulit Manggis ... 40

3.5.8 Tes Sensitivitas Antibiotik Eritromisin ... 40

3.5.9 Pengukuran Zona Inhibisi yang Terbentuk di Sekeliling Cakram 40 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 41

4.1.1 Identifikasi Bakteri ... 41

4.1.2 Tes Sensitivitas Ekstrak Etanol Kulit Manggis (EEKM) ... 42

4.1.3 Tes Sensitivitas Antibiotik Eritromisin ... 43

4.2 Pembahasan ... 44

4.3 Uji Hipotesis ... 45

4.3.1 Hipotesis Penelitian ... 45

4.3.2 Hal yang Mendukung ... 45

4.3.3 Hal yang Tidak Mendukung ... 45

(6)

xi BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ... 46

5.2 Saran ... 46

DAFTAR PUSTAKA ... 47

LAMPIRAN ... 50

(7)

xii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Bakteri Flora Normal ... 12 Tabel 2.2 Klasifikasi Tingkat Keparahan Jerawat ... 18 Tabel 4.1 Hasil Identifikasi Bakteri ... 42 Tabel 4.2 Besar zona inhibisi ekstrak etanol kulit manggis (EEKM) yang

terbentuk pada kelima penderita dengan teknik celup ... 43 Tabel 4.3 Besar zona inhibisi eritromisin yang terbentuk pada kelima penderita ..

(8)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Lapisan-Lapisan Kulit ... 7

Gambar 2.2 Adneksa Kulit ... 9

Gambar 2.3 Proses Inflamasi Folikel - 1... 16

Gambar 2.4 Proses Inflamasi Folikel - 2... 16

Gambar 2.5 Tipe Dasar Jerawat ... 18

Gambar 2.6 Tingkat Keparahan Jerawat ... 18

Gambar 2.7 Buah dan Kulit Manggis ... 26

Gambar 2.8 Perkembangan Buah Manggis ... 27

(9)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN 1 INFORMED CONSENT ... 51

LAMPIRAN 2 DATA HASIL PERCOBAAN ... 52

LAMPIRAN 3 GAMBAR PERCOBAAN ... 56

(10)

1 terlibat dalam pembentukan jerawat termasuk di dalamnya peningkatan produksi sebum, hiperkornifikasi dari saluran pilosebasea, kelainan kolonisasi flora mikroba, dan hasil produksi dari proses inflamasi (Hassanzadeh, Bahmani, & Mehrabani, 2008).

Jerawat dapat mempengaruhi penampilan seseorang dan terkadang dapat pula menimbulkan efek yang berbahaya terhadap emosi dan perilaku seseorang tersebut (Teoh, Xi, Wang, & Qian, 2012). Sampai saat ini belum ada cara penyembuhan yang tuntas terhadap jerawat, meskipun ada beberapa cara yang sangat menolong. Salah satunya penggunaan antibiotik sebagai solusi untuk jerawat yang beberapa dekade ini masih banyak diresepkan. Akan tetapi penggunaan antibiotik sebagai pilihan pertama penyembuhan jerawat harus ditinjau kembali untuk membatasi perkembangan resistensi antibiotik (Aziz, 2010).

Saat ini telah banyak pemanfaatan tanaman obat tradisional oleh masyarakat Indonesia. Pemanfaatan tanaman obat tersebut meliputi pencegahan, pengobatan, maupun pemeliharaan kesehatan. Tanaman Indonesia yang dapat dimanfaatkan salah satunya adalah buah manggis (Garcinia mangostana L.), terutama pemanfaatan kulit buahnya (Nugroho, 2007).

(11)

2

diare. Sementara di Indonesia, air rebusan kulit manggis sering digunakan sebagai ramuan untuk mengobati luka, demam, diare, sariawan, dan sembelit (Mardiana, 2012).

Kulit buah manggis mengandung senyawa antibakteri dan antioksidan yang tinggi dan ramuan kulit buah manggis ini telah lama digunakan sebagai pengobatan eksim, infeksi kulit, pengobatan luka, demam, diare, sariawan, dan sembelit (Mardiana, 2012). Zat aktif yang terkandung di dalam kulit buah manggis antara lain alkaloid, saponin, triterpenoid, tannin, fenolik, flavonoid, glikosida, dan steroid. Saponin, tannin dan flavonoid, merupakan senyawa pada tumbuhan yang mempunyai aktivitas antibakteri (Poeloengan & Praptiwi, 2010). Berdasarkan uraian diatas, untuk mempertimbangkan kemungkinan aplikasi kulit buah manggis (Garcinia mangostana Linn) sebagai antibakteri alami pada pengobatan jerawat maka diperlukan kajian mengenai aktivitas antibakterinya. Penelitian ini akan mempelajari aktivitas antibakteri ekstrak kulit buah manggis terhadap bakteri penyebab jerawat.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah penelitian ini adalah apakah:

 Apakah kulit buah manggis memiliki aktivitas antimikroba terhadap bakteri penyebab jerawat secara in vitro.

 Berapakah konsentrasi ekstrak kulit buah manggis yang mempunyai

aktivitas terbesar dalam menghambat bakteri penyebab jerawat.

1.3 Tujuan Penelitian

(12)

3

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat Akademis

Menambah pengetahuan tentang manfaat kulit buah manggis (Garcinia mangostana Linn) sebagai antimikroba terhadap bakteri penyebab jerawat dan perbandingan potensinya terhadap antibiotik eritromisin sebagai kontrol positif.

Manfaat Praktis

Memperluas pengetahuan masyarakat mengenai tumbuhan obat khususnya kulit buah manggis (Garcinia mangostana Linn) sebagai terapi alternatif untuk mengobati jerawat.

1.5 Kerangka Pemikiran

Jerawat adalah penyakit peradangan folikel pilosebasea yang umumnya terjadi pada masa remaja dan dapat sembuh sendiri. Faktor utama yang terlibat dalam pembentukan jerawat adalah peningkatan produksi sebum, peluruhan keratinosit, pertumbuhan bakteri, dan inflamasi (Aziz, 2010).

Kulit buah manggis mengandung alkaloid, saponin, triterpenoid, tannin, fenolik, flavonoid, glikosida, dan steroid. Saponin, tannin dan flavonoid, merupakan senyawa pada tumbuhan yang mempunyai aktivitas antibakteri. Saponin dan flavonoid mempengaruhi permeabilitas membran bakteri dan menyebabkan lisis sel. Tanin mampu menghambat pertumbuhan kuman (Poeloengan & Praptiwi, 2010). Xanton berperan sebagai antioksidan alami, antiinflamasi serta antibakteri (Lalage, 2013).

(13)

4

1.6 Metodologi Penelitian

(14)

46

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

 Ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana L.) mempunyai aktivitas antimikroba terhadap bakteri penyebab jerawat secara in vitro.

 Konsentrasi ekstrak kulit buah manggis yang mempunyai aktivitas terbesar

dalam menghambat bakteri penyebab jerawat adalah 40%.

5.2 Saran

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai konsentrasi optimal ekstrak kulit manggis yang diperlukan dalam membantu terapi jerawat juga dengan jumlah sampel yang lebih besar dan membandingkan efektivitasnya dengan obat pilihan utama terapi jerawat. Dilakukan pula penelitian lebih lanjut mengenai MIC

(15)

47

DAFTAR PUSTAKA

Admin. 2012, Oktober. Obat Herbal Ace Maxs. Retrieved Juni Selasa, 2013, from

http://obatherball.web.id/manfaat-dari-kulit-manggis/

Agustina, F., Krisanti, I. A., & Sudharmono, A. 2012. Peranan Laser Pada Penatalaksanaan Sikatriks Atrofik Pasca Akne: Teknik ablatif, Non-ablatif dan Fraksional. Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK Universitas Indonesia/RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo , 1.

Aziz, S. 2010. Aktivitas antibakteri ekstrak etanolik daun umbi Crinum asiaticum L. terhadap bakteri penyebab jerawat. 4, 249-254.

Banso, A., & Mann, A. 2008. Evaluation of antibacterial properties of flavonoid fraction from Antiaris africana (Engl). Journal of Applied Biosciences, 12, 666.

BAPPENAS. 2000, Febuari. Manggis (Garcinia mangostana L.). (K. Prihatman, Ed.) Warintek , 2-3.

Brooks, G. F., Butel, J. S., & Morse, S. A. 2005. Mikrobiologi Kedokteran. (B. M. Airlangga, Trans.) Jakarta: Salemba Medika.

Eroschenko, V. P. 2008. Di Fiore's atlas of histology with functional correlations

(11 ed.). Philadelphia, United State of America: Lippincott Williams &

Hudzicki, J. 2009, December 8. Kirby-Bauer Disk Diffusion Susceptibility Test Protocol. Retrieved November 16, 2013, from http://www.microbelibrary.org/component/resource/laboratory-test/3189-kirby-bauer-disk-diffusion-susceptibility-test-protocol:

www.microbelibrary.org

Hutapea, J. R. 1994. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (III). Jakarta: Departemen Kesehatan RI Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

(16)

48

Kwartiningsing, E., Setyawardhani, D. A., Wiyatno, A., & Triyono, A. 2009. Zat Warna Alami Tekstil dari Kulit Buah Manggis. EKUILIBRIUM, 8, 42. Lalage, Z. 2013. LIbas Bermacam Penyakit Dengan Sirsak, Manggis, &

Binahong. (Q. Ratna, Ed.) Yogyakarta: Cable Book.

Liao, D. C. 2003. Management of Acne. The Journal of Family Practice, 52, 43. Mardiana, L. 2012. Ramuan dan khasiat kulit manggis. (B. P. W., Ed.) Jakarta:

Penebar Swadaya.

Miryanti, A., Sapei, L., Budiono, K., & Indra, S. 2011. Ekstraksi. Bandung: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Katolik Parahyangan.

Mohammed, M., & Adeyemi, M. M. 2013, January. Saponins From the Leaves of Cassia occidentalis (Caesalpiniaceae). International Journal of Science and Technology , 68.

Mulyoko, A. 2012, Februari. Pakarmulyo Pastinya. Retrieved Juni Selasa, 2013, from http://pakarmulyo.blogspot.com/2012/02/kulit-manggis-mengobati-hiv-aids.html

Nugroho, A. E. 2007. Manggis (Garcinia mangostana L.) : Dari Kulit Buah yang Terbuang Hingga Menjadi Kandidat Suatu Obat.

Poeloengan, M., & Praptiwi. 2010. Uji Aktiitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana Linn.). Media Litbang Kesehatan, XX, 68. Ray, C., Trivedi, P., & Sharma, V. 2013. Acne and Its Treatment Lines.

International Journal of Research in Pharmaceutical and Biosciences , 1. Setiabudy, R. 2012. Antimikroba Lain. In A. Syarif, Farmakologi dan Terapi (p.

723). Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Setiabudy, R. 2012. Pengantar Antimikroba. In A. Syarif, Farmakologi dan Terapi (p. 585). Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia .

Syafruddin. 2009, April . Arena Berbagi.com. Retrieved Juni 25, 2013, from http://www.arenaberbagi.com:

http://www.arenaberbagi.com/2012/12/kota-kabupaten-sentra-penghasil-manggis.html

(17)

49

Tjekyan, R. S. 2008. Kejadian dan Faktor Resiko Akne Vulgaris. Media Medika Indonesiana, 43, 38.

Wasitaatmadja, S. M. 2013. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin (6 ed.). (A. Djuanda, M. Hamzah, & S. Aisah, Eds.) Jakarta: BADAN PENERBIT Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Wiryadi, B. E. 2013. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin (6 ed.). (A. Djuanda, M. Hamzah, & S. Aisah, Eds.) Jakarta: BADAN PENERBIT Fakultas Kedokteran Universitas Maranatha.

Wolff, K., & Johnson, R. A. 2009. FIitzpatrick's Color Atlas and Synopsis Of Clinicaldermatology (6 ed.). New York: Mc Graw Hill.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan: Menguji kemampuan ekstrak etanol kulit manggis (Garcinia mangostana L.) sebagai pereda rasa nyeri pada mencit dan Mendapatkan konsentrasi ekstrak etanol kulit

Tanaman Manggis ( Garcinia mangostana L.)... Bakteri Staphylococcus aureus ... Metode Desain Faktorial... Alat dan Bahan.... Ekstrak Kulit Buah Manggis... Formulasi Gel Ekstrak

Pada konsentrasi berapakah ekstrak etanol kulit manggis (Garcinia mangostana Linn) yang paling optimal dalam menimbulkan daya hambat terhadap pertumbuhan

aktivitas senyawa antibakteri dari ekstrak kulit buah manggis ( Garcinia. mangostana L. ) dalam menghambat pertumbuhan

Hasil uji skrining fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak etanol kulit buah manggis (Garcinia mangostana L.) positif mengandung senyawa golongan flavonoid, saponin,

Pada penelitian ini digunakan simplisia kulit batang manggis ( Garcinia mangostana Linn.) untuk mengetahui aktivitas antibakteri dari ekstrak etanol kulit batang manggis

Tujuan Penelitian Ini Adalah Untuk Mengkaji Daya Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Manggis ( Garcinia Mangostana Linn. ) Terhadap Pertumbuhan Bakteri

Efek antimikroba ekstrak kulit buah dan biji manggis ( Garcinia mangostana) dapat diindikasikan dengan diameter daerah penghambatan pertumbuhan Staphylococcus