iv ABSTRAK
PERBANDINGAN AKTIVITAS EKSTRAK KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana Linn) DAN EKSTRAK BUAH MENGKUDU (Morinda citrifolia
Linn) DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureusin vitro
Aninda Yasmin Farhanah, 2015. Pembimbing 1: Sri Nadya Saanin, dr., M.Kes
Pembimbing 2: Lusiana Darsono, dr., M.Kes
Saat ini di masyarakat angka kejadian infeksi masih tinggi, salah satunya dapat dikarenakan infeksi bakteri Staphylococcus aureus. Pengobatan dengan antibiotik sering menimbulkan resistensi, sehingga dicari alternatif lain dengan penggunaan herbal seperti kulit manggis dan buah mengkudu.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan aktivitas ekstrak kulit manggis (EKMS) dan ekstrak buah mengkudu (EBMU) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.
Desain penelitian bersifat komparatif eksperimental laboratorik dengan perlakuan EKMS dan EBMU konsentrasi 3,125%, 6,25%, 12,5%, 25%, 50%, 100%, kontrol positif eritromisin, dan kontrol negatif akuades. Data yang dihitung adalah zona inhibisi bakteri yang terbentuk di sekeliling cakram pada medium uji sensitivitas. Analisis data perbandingan aktivitas menggunakan uji One Way ANAVA LSD dengan α=0,05.
Hasil penelitian menunjukkan rerata zona inhibisi perlakuan EKMS masing-masing 7,91, 10,73, 10,75, 17,62, 18,02, 18,57 dan pada perlakuan EBMU hasil hanya ditemukan pada konsentrasi 25%, 50%, 100% dengan nilai masing-masing 6,23, 7,89, dan 13,31. Perbandingan aktivitas EKMS dan EBMU pada Post Hoc LSD didapatkan masing-masing dengan nilai p=0,688.
Simpulan penelitian adalah ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana Linn) memiliki aktivitas lebih baik dibandingkan dengan ekstrak buah mengkudu (Morinda citrifolia Linn) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus in vitro.
Kata kunci : Staphylococcus aureus, ekstrak kulit manggis, ekstrak buah mengkudu.
v ABSTRACT
THE COMPARISON OF MANGOSTEEN (Garcinia mangostana Linn) RIND AND NONI (Morinda citrifolia Linn) EXTRACT ACTIVITY IN INHIBITING
Staphylococcus aureus IN VITRO GROWTH
Aninda Yasmin Farhanah, 2015. Tutor 1: Sri Nadya Saanin, dr., M.Kes Tutor 2: Lusiana Darsono, dr., M.Kes
Nowadays infection rate in the community is still high, one of the cause is infection by Staphylococcus aureus. The excessive use of antibiotic often leads to bacterial resistance so the use of herbal treatment such as mangosteen rind and noni has been sought.
The objective of this study was to determine the comparison of mangosteen rind extract and noni extract activity against Staphylococcus aureus bacterial growth.
This study was laboratory experimental compararative, with MRE and NE, respectively with concentration of 3.125%, 6.25%, 12.5%, 25%, 50%, 100%, Erythromycin positive control, and aquadest negative control. Measured data was bacterial inhibition zone formed around the disc in sensitivity test medium. Analysis of activity comparison data used one way ANAVA LSD with α = 0.05. Result showed the average inhibition zone of MRE treatment respectively were 7.91, 10.73, 10.75, 17.62, 18.02, 18.57 and in NE treatment results were only found on 25%, 50%, and 100% concentration with scores respectively were 6.23, 7,89, and 13.31. The comparison of MRE and NE activity on post hoc LSD each were obtained p = 0.688.
Conclusion of the research was mangosteen (Garcinia mangostana Linn) rind extract was better compared to noni (Morinda citrifolia Linn) extract in inhibiting the in vitro growth of Staphylococcus aureus.
Keywords: Staphylococcus aureus, mangosteen rind extract, noni extract
vii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
SURAT PERNYATAAN ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Identifikasi Masalah ... 2
1.3. Maksud dan Tujuan ... 3
1.4. Manfaat Penelitian ... 3
1.4.1 Manfaat Akademis...3
1.4.2 Manfaat Praktis ...3
1.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ...4
1.5.1. Kerangka Pemikiran ... 4
1.5.2. Hipotesis Penelitian ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
2.1. Staphylococcus ... 6
2.1.1. Taksonomi Staphylococcus aureus ... 6
2.1.2. Morfologi dan Kultur ... 7
viii
2.1.3 Identifikasi dan Karakteristik Pertumbuhan...8
2.1.4 Struktur Antigen...9
2.2 Eritromisin Sebagai Terapi Infeksi Staphylococcus aureus...10
2.3 Manggis...12
2.3.1 Taksonomi...14
2.3.2 Karakteristik dan Morfologi...14
2.3.3 Manfaat ... .17
2.3.4 Kandungan Kimia Kulit Manggis ... 17
2.4 Buah Mengkudu ... 21
2.4.1 Taksonomi ... 22
2.4.2.Karakteristik dan Morfologi...23
2.4.3 Manfaat...24
2.4.4 Kandungan Kimia Buah Mengkudu ... 25
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 27
3.1. Alat, Bahan, dan Subjek Penelitian ... 27
3.1.1. Alat - alat Percobaan ... 27
3.1.2. Bahan - bahan Percobaan ... 27
3.1.3. Subjek Penelitian...28
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian ... 28
3.3. Metode Penelitian ... 28
3.3.1 Desain Penelitian...28
3.3.2 Variabel Penelitian...29
3.3.3 Definisi Operasional Variabel...29
3.3.4 Besar Sampel Penelitian...29
3.4. Persiapan Penelitian ... 30
3.4.1. Pengumpulan Bahan ... 30
3.4.2. Persiapan Media Agar (LAD dan MHA) ... 31
3.5 Prosedur Penelitian...32
ix
3.5.1 Sterilisasi Alat dengan Cara Sterilisasi Kering dan Basah...32
3.5.2 Persiapan Mikroorganisme Uji...32
3.5.3 Pembuatan Suspensi Bakteri...33
3.5.4 Perlakuan Penelitian...33
3.5.5 Tes Sensitivitas dan Pengukuran Zona Inhibisi yang Terbentuk di Sekeliling Cakram...33
3.6 Metode Analisis...35
3.7 Hipotesis Statistik...35
3.8 Kriteria Uji...36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... .37
4.1. Hasil ... 37
4.2. Pembahasan ... 41
4.3 Uji Hipotesis...43
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 46
5.1. Simpulan ... 46
5.2. Saran ... 46
DAFTAR PUSTAKA ... 47
LAMPIRAN ... 51
RIWAYAT HIDUP ... 63
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tingkat Kematangan Kulit Manggis...16
Tabel 4.1 Diameter Zona Inhibisi Kelompok Perlakuan EKMS ... 37
Tabel 4.2 Diameter Zona Inhibisi Kelompok Perlakuan EBMU...37
Tabel 4.3 Zona Inhibisi Ekstrak Kulit Manggis (EKMS), Ekstrak Buah Mengkudu (EBMU), dan Eritromisin Dalam Milometer...38
Tabel 4.4 Hasil Uji Statistik Levene...39
Tabel 4.5 Hasil Analisis Multikomparasi dengan Uji Post Hoc LSD...39
Tabel 4.6 Zona Inhibisi Eritromisin...40
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Pewarnaan gram Staphylococcus aureus ... 7
Gambar 2.2. Koloni Staphylococcus aureus pada LAD ... 8
Gambar 2.3. Struktur Kimia Eritromisin ... .12
Gambar 2.4 Manggis...13
Gambar 2.5 Struktur Saponin...17
Gambar 2.6 Struktur Tanin...18
Gambar 2.7 Struktur Flavonoid...19
Gambar 2.8 Struktur Kimia -mangostin dan -mangostin...20
Gambar 2.9 Buah Mengkudu...22
Gambar 2.10 Struktur Kimia Antrakuinon...26
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. PEMBUATAN EKSTRAK KULIT MANGGIS DAN BUAH
MENGKUDU ... 51
Lampiran 2. PERHITUNGAN KONSENTRASI EKMS & EBMU...52
Lampiran 3. DOKUMENTASI PENELITIAN...53
Lampiran 4. ANALISIS STATISTIK...57
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saat ini di masyarakat angka kejadian infeksi masih tinggi dan masih banyak
infeksi tersebut dikarenakan oleh infeksi bakteri. Salah satu bakteri penyebab
adalah Staphylococcus sp. Staphylococcus aureus adalah jenis bakteri patogen
yang dapat menimbulkan infeksi dan kelainan pada kulit (Radji, 2015). Bakteri ini
juga menimbulkan penyakit – penyakit seperti keracunan makan, supurasi,
pembentukan abses, infeksi piogenik, septikemia, dan infeksi kulit yang sering
disebut pioderma (Jawetz, 2010).
Antibiotik dapat digunakan untuk membunuh bakteri tersebut, akan tetapi
penggunaan obat ini dalam jangka waktu lama sering menyebabkan resistensi.
Selain itu, biaya pengobatan yang tinggi serta efek samping yang muncul
menyebabkan terapi menjadi lebih sulit (Setiabudy, 2012). Pengobatan herbal,
seperti kulit manggis dan buah mengkudu, dilakukan untuk mengganti antibiotik
tersebut.
Manggis (Garcinia mangostana Linn) merupakan salah satu tanaman yang
mempunyai banyak khasiat terutama pada bagian kulitnya (Nurchasanah, 2013).
Berawal dari India sampai Filipina dan Indonesia, kulit manggis digunakan
sebagai pengobatan diare, disentri, tonsilitis, faringitis, dan laringitis. Negara
Malaysia dan Thailand menggunakan kulit manggis sebagai pengobatan luka dan
infeksi kulit (Achmad et al., 2013). Manfaat lain dari kulit manggis yaitu
membantu dalam pengobatan kanker, diare, penyembuhan sariawan, disentri,
sembelit (Yunitasari, 2011), dan sebagai obat untuk penyakit kulit (Nurchasanah,
2013).
Penelitian yang dilakukan oleh Jung HA pada tahun 2006 dalam Journal
Agricultural Food Chemistry menyatakan bahwa adanya antioksidan xanthone di
dalam kulit buah manggis dapat meningkatkan sistem imun dan menyeimbangkan
mikroba di dalam tubuh (Jung, 2006).
2
Mengkudu (Morinda citrifolia Linn) merupakan tanaman asli dari Asia
Tenggara dan dikenal dengan nama buah “noni”. Istilah ini dikemukakan oleh
penduduk Polinesia. Buah ini telah banyak dikonsumsi baik di dalam maupun di
luar negeri sejak ribuan tahun yang lalu (Dewi, 2012).
Mengkudu tumbuh hampir di seluruh kepulauan Indonesia. Tanaman ini yang
umumnya disebut pace tumbuh liar di dataran rendah. Mengkudu sengaja ditanam
sebagai batas kepemilikan tanah dan untuk kebutuhan obat keluarga.
Penggunaan mengkudu sebagai obat di Indonesia tercatat dalam cerita
pewayangan yang ditulis dalam pemerintahan raja-raja dan para Sunan. Bukti
sejarah pemanfaatan mengkudu pada masa itu dapat dilihat dari terdapatnya
tanaman mengkudu yang tumbuh di museum koleksi tanaman obat di keraton
bekas kerajaan dan masjid para sunan. Pohon mengkudu di Keraton Surakarta
umurnya diperkirakan sudah ratusan tahun (Sudiarto, 2003). Mengkudu juga
digunakan untuk obat tradisional seperti batuk, radang amandel, sariawan,
menurunkan tekanan darah, melancarkan buang air kecil, radang ginjal, radang
empedu, radang usus, sembelit, radang limpa, radang hepar, diabetes melitus,
cacingan, cacar air, sakit pinggang, sakit perut, dan obesitas (Wijayakusuma et al,
1992).
Berdasarkan manfaat yang terdapat pada kulit manggis dan buah mengkudu,
penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai aktivitas kulit manggis dan
buah mengkudu serta perbandingannya dalam menghambat pertumbuhan bakteri
Staphylococcus aureus.
1.2 Identifikasi Masalah
1. Apakah ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana Linn) memiliki
aktivitas menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureusin vitro.
2. Apakah ekstrak buah mengkudu (Morinda citrifolia Linn) memiliki
aktivitas menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureusin vitro.
3
3. Bagaimana perbandingan aktivitas ekstrak kulit manggis (Garcinia
mangostana Linn) dan ekstrak buah mengkudu (Morinda citrifolia Linn)
dalam menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus in vitro.
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh herbal terhadap pertumbuhan bakteri.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas ekstrak kulit buah
manggis dan ekstrak buah mengkudu serta perbandingannya dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Akademis
Mengembangkan pengetahuan dan wawasan di bidang mikrobiologi dan
farmakologi tanaman herbal khususnya mengenai aktivitas ekstrak kulit buah
manggis dan ekstrak buah mengkudu serta perbandingannya dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus.
1.4.2 Manfaat Praktis
Memberikan informasi dan kepada masyarakat mengenai manfaat kulit manggis dan buah mengkudu sebagai alternatif untuk sumber antibakteri alami.
4 1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis
1.5.1 Kerangka Pemikiran
Staphylococcus aureus adalah bakteri coccus Gram positif yang mengandung
protein, polisakarida antigenik, peptidoglikan, dan banyak komponen lain yang
membentuk struktur dinding sel. Hal ini penting dalam patogenesis infeksi.
Kulit manggis mengandung beberapa kandungan zat kimia yang memiliki
aktivitas terhadap bakteri yaitu :
Saponin
Ketika saponin bercampur dengan air akan membentuk busa stabil dan akan
menarik air (hidrofilik) dan melarutkan lemak (lipofilik) sehingga terjadi
penurunan tegangan permukaan sel (Hopkins & Huner, 2009). Hal ini
menyebabkan peningkatkan permeabilitas membran sehingga terjadi
hemolisis sel bakteri (Poeloengan & Praptiwi, 2010).
Tanin pada konsentrasi rendah bersifat bakteriostatik dan dalam konsentrasi
tinggi berefek antimikroba yaitu menyebabkan terjadinya koagulasi pada
protoplasma bakteri. Hal ini akan menyebabkan terbentuknya ikatan protein
yang stabil dengan protein bakteri sehingga menyebabkan terjadinya
inaktivasi protein dari bakteri dan terjadi eliminasi toksin (Poeloengan &
Praptiwi, 2010).
Flavonoid dan xanthone dapat mengikat protein sehingga menyebabkan
gangguan pada proses metabolisme dari bakteri (Poeloengan & Praptiwi,
2010).
Antrakuinon yang merupakan turunan dari senyawa fenol bekerja
menghambat pertumbuhan bakteri dengan cara merusak sintesis peptidoglikan
pada dinding sel bakteri sehingga lapisan dinding sel tidak dapat terbentuk
sempurna dan terjadi kematian sel (Dwidjoseputro, 1994). Zat aktif dalam
kulit manggis adalah xanthone dan fenol yang mempunyai efek terbesar dalam
menghambat pertumbuhan bakteri.
5
Mengkudu mengandung banyak senyawa yang dapat menghambat pertumbuhan
bakteri yaitu :
Fenol
Zat aktif terbesar dalam buah mengkudu adalah fenol. Buah mengkudu
mengandung senyawa alizarin, acubin, dan antrakuinon yang merupakan
golongan terpenoid di mana terpenoid merupakan turunan dari senyawa fenol
(Bangun & Sarwono, 2002). Senyawa fenol dalam konsentrasi tinggi memiliki
kemampuan untuk penetrasi ke dalam dinding sel bakteri sehingga membran
sel rusak. Fenol dalam konsentrasi rendah menyebabkan terjadinya inaktivasi
enzim dan denaturasi protein. Hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan
permeabilitas membran sitoplasma yang memicu terjadinya gangguan
transportasi ion-ion organik ke dalam sel yang mengakibatkan pertumbuhan
sel terhambat bahkan terjadi kematian sel (Damayanti & Suparjana, 2007).
Flavonoid dapat mengikat protein sehingga menyebabkan gangguan pada
proses metabolisme dari bakteri (Poeloengan & Praptiwi, 2010).
1.5.2 Hipotesis Penelitian
1. Ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana Linn) memiliki aktivitas
menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureusin vitro.
2. Ekstrak buah mengkudu (Morinda citrifolia Linn) memiliki aktivitas
menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus in vitro.
3. Aktivitas ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana Linn) lebih baik
dibandingkan ekstrak buah mengkudu (Morinda citrifolia Linn) dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureusin vitro.
45
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
1. Ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana Linn) memiliki aktivitas
menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureusin vitro.
2. Ekstrak buah mengkudu (Morinda citrifolia Linn) memiliki aktivitas
menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus in vitro.
3. Aktivitas ekstrak kulit manggis (Garcinia mangostana Linn) lebih baik
dibandingkan ekstrak buah mengkudu (Morinda citrifolia Linn) dalam
menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureusin vitro.
5.2. Saran
1. Aktivitas ekstrak kulit manggis dan ekstrak buah mengkudu pada jenis
bakteri coccus Gram positif lain.
2. Aktivitas ekstrak kulit manggis dan ekstrak buah mengkudu pada jenis
bakteri Gram negatif.
46
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, S. A., Hakim, E. H., Makmur, L., Syah, Y. M., Juliawaty, L. D., & Mujahidin, D. (2013). Ilmu Kimia dan Kegunaan Tumbuh-Tumbuhan Obat Indonesia (Vol. II). (S. Tuti Sarah, Ed.) Bandung, Indonesia: Institut
Teknologi Bandung.
Afrisia, R. S. (2014). 10 Manfaat Kulit Manggis. Retrieved Oktober 12, 2015, from Viva: life.viva.co.id/news/read/530532-10-manfaat-kulit-manggis.
Annisa Fitri, A. W. (2014). Peralatan, Sterilisasi dan Media Pertumbuhan Mikroba. Jurnal Praktikum Mikrobiologi Dasar.
Aryal, S. (2015). Microbiology Notes. Retrieved November 14, 2015, from Microbiology Info: http://www.microbiologyinfo.com/mueller-hintonagar-mha-composition-principle-uses-and-preparation/
Azizoglu, R. O., Lyman, R., & Anderson, K. L. (2013). Bovine Staphylococcus aureus: Dose response to iodine and chlorhexidine and effect of iodinechallengen on antibiotic susceptibility. J. Dairy Sci.
Bangun, A. P., & Sarwono, B. (2002). Khasiat dan Manfaat Mengkudu. Jakarta: Agro Medika Pustaka.
Budiana, N. S. (2013). Buah Ajaib Tumpas Penyakit. (P. Kusumaningtyas, Ed.) Jakarta, Indonesia: Penebar Swadaya.
Budiyanto. (2014). Klasifikasi Mengkudu (Morinda Citrifolia). Retrieved November 19, 2015, from Biologi Online: http://www.biologionline.info/2013/08/klasifikasi-mengkudu-morinda-citrifolia.html.
Cardinal Health. (2011). ERYTHROMYCIN BASE FILMTAB-erythromycin tablet, film coated. Retrieved November 16, 2015, from Dailymed: https://dailymed.nlm.nih.gov/dailymed/fda/fdaDrugXsl.cfm?setid=553240 ad-2b80-4ab4-b229-8eaf5e755a84&type=display.
CLSI. (2011). BBLTM Sensi-DiscTM Antimicrobial Susceptibility Test Discs. (Becton, Dickinson and Company) Retrieved November 26, 2015, from bd.com:https://www.bd.com/ds/technicalCenter/inserts/8840621(201107). pdf.
Cox, J. (1988). The Propagation of Tropical Fruit Trees. England.
Damayanti, E., & Suparjana, T. B. (2007). Efek penghambatan beberapa fraksi ekstrak buah mengkudu. Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia Kejuangan. Yogyakarta: Fakultas Biologi Universitas Jendral Soedirman.
47
Dewi, N. (2012). Budidaya, Khasiat & Cara Olah Mengkudu Untuk Mengobati Berbagai Penyakit. (Aulia, Ed.) Bantul, Yogyakarta, Indonesia: Pustaka Baru Press.
Dwidjoseputro, D. (1994). Dasar - Dasar Mkrobiologi. Jakarta: Djambatan.
Herriman, R. (2010). Microbiology 101: the Gram Stain. Retrieved November 16, 2015, from Examine http://www.examiner.com/article/microbiology-101-the-gram-stain.
Hopkins, W. G., & Huner, N. P. (2009). Introductions to Plant Physiology (4th Edition ed.). John Willer & Sons, Inc.
Irianto, D. K. (2006). Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme Jilid 1. (S. Nunung Nurhayati, Ed.) Bandung: Penerbit Yrama Widya.
Jawetz, M. A. (2010). Mikrobiologi Kedokteran 25th ed. New York: Mc Graw Hill.
Jung, Hyun-Ah, B.-N. S. (2006). Antioxidant Xanthones from the Pericarp of Garcinia mangostana (Mangosteen). Journal of Agricultural and Food Chemistry, 54, 2077-2082.
Ma'mun, N. (2013, April 6). Sejarah Buah Noni (Mengkudu). Retrieved Oktober 3, 2015, from Website Resmi Pemerintah Kabupaten Pekalongan: pekalongankab.go.id/fasilitas-web/artikel/kesehatan/4304-sejarah-buah-noni-mengkudu.html.
Nugroho, A. E. (2007). Manggis (Garcinia mangostana L.): DARI KULIT BUAH YANG TERBUANG HINGGA MENJADI KANDIDAT SUATU OBAT. MOT Farmasi UGM, 12, 42.
Nurainal, L. (2012). Taksonomi Buah Manggis. Retrieved Oktober 12, 2015, from Leny Blogs: leniblogs.blogspot.co.id/2012/12/taksonomi-buahmanggis.html
Nurchasanah. (2013). Khasiat Sakti Manggis Tumpas Berbagai Penyakit. Dunia Sehat.
Orozco, F. G., & Failla, M. L. (2013, August). Biological Activities and Bioavailability of Mangosteen Xanthones: A Critical Review of the Current Evidence. Nutrients, 3163-3183.
Osman, & Milan, A. (2006). Mangosteen-Garcinia mangostana. Southampton, UK: University Of Southampton.
Poeloengan, M., & Praptiwi. (2010). Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana Linn). Media Litbang Kesehatan, XX, 1-5.
48
Putra, I. N. (2010). Aktivitas Antibakteri Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Serta Kandungan Senyawa Aktifnya. Teknologi dan Industri Pangan , XXI, 1-5.
Purwantiningsih, T. I., Yuni, Y. S., & Widodo. (2014). Aktivitas Senyawa Fenol Dalam Buah Mengkudu (Morinda citrifolia) Sebagai Antibakteri Alami Untuk Penghambatan Bakteri Penyebab Mastitis. Buletin Peternakan, 38 (1), 59-64.
Radji, M. (2015). Buku Ajar Mikrobiologi: Panduan Mahasiswa Farmasi & Kedokteran. (S. A. July Manurung, Ed.) Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Richards, A. (1990). Studies in Garcinia, dioecious tropical forest trees: the origin of mangosteen (Garcinia mangostana Linn). Bot Jour Linn Soc.
Robinson, T. (1995). Kandungan Organik Tumbuhan Tingkat Tinggi. Bandung, Indonesia: Institut Teknologi Bandung.
Rohman, A. S., Riyanto, & Utari, D. (2006). Aktivitas antioksidan, kandungan fenol total dan kandungan flavonoid total ekstrak etil asetat buah mengkudu serta fraksi-fraksinya. Farmasi Indonesia , 17, 136-142.
Ropiah, S. (2009). Perkembangan Morfologi dan Fisiologi Buah Manggis (Garcinia mangostana Linn) Selama Pertumbuhan dan Pematangan. Institut Pertanian Bogor.
SB. (2014). FRCPATH PART 2 NOTE: PROCESSING GRAM POSITIVE
COCCI. Retrieved November 16, 2015, from Microregistrar:
http://www.microregistrar.com/frcpath-part-2-note-processing-gram-positive-cocci/
Setiabudy, R. (2012). Farmakologi dan Terapi 5th ed. (S. G. Gunawan, Ed.) Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Setyorini, T. (2014). 5 Khasiat Cantik dari Mengkudu, Rahasia Kemolekan
Miranda Kerr. Retrieved Otober 3, 2015, from Merdeka:
merdeka.com/gaya/5-khasiat-cantik-dari-mengkudu-rahasia-kemolekan-miranda-kerr.html.
Stenis, V. (2006). Flora. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.
Sudiarto, M. R. (2003). Penyiapan Teknologi Bahan Tanaman, Perbanyakkan, Standarisasi Bahan Baku dan Formulasi Anti Diabet Mengkudu. Bogor: Badan Litbang Pertanian
49
Toddar, K. (2012). Staphylococcus aureus and Staphylococcal Disease. Retrieved November 14, 2015, from Todar's Online Textbook of Bacteriology: http://www.textbookofbacteriology.net/staph.html.
Trifunovic, S. (2012). Goneyfourn. Retrieved Oktober 3, 2015, from Bionet-Skola: www.bionet-skola.com/w/Biografije_autora_i_saradnika.
Whidhia, R. N., Guritman, S., & Suprio, P. T. (2012). Klasifikasi Kematangan Buah Manggis Ekspor dan Lokal Berdasarkan Warna dan Tekstur Menggunakan Fuzzy Neural Network. Ilmu Komputer Agri-Informatika, 1, 71-77
Wible, J., Chacko, E., & Downtown, W. (1992). Mangoosten (Garcinia mangostana L.) a potential crop for tropical Northern Australia. Acta Hort.
Wijayakusuma, H. H., Wirian, A. S., Yaputra, T., Dalimartha, S., & Wibowo, B. (1992). Tanaman berkhasiat obat di Indonesia (Vol. IV). Pustaka Kartini.
Yunitasari, L. (2011). Gempur 41 Penyakit dengan Buah Manggis (Vol. 1). (Ari, Ed.) Bantul, Yogyakarta, Indonesia: Pustaka Baru Press.