• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM AKSELERASI DAN DAMPAKNYA TERHADAP KECERDASAN EMOSI SISWA DI SMA NEGERI 3 KOTA SUKABUMI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM AKSELERASI DAN DAMPAKNYA TERHADAP KECERDASAN EMOSI SISWA DI SMA NEGERI 3 KOTA SUKABUMI."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

Nomor: 002/Skripsi/PKH-FIP-S1/Oktober 2013

ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM AKSELERASI DAN

DAMPAKNYA TERHADAP KECERDASAN EMOSI SISWA

DI SMA NEGERI 3 KOTA SUKABUMI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Khusus

Oleh Syifa Zulfa Hanani

0900672

JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM AKSELERASI DAN DAMPAKNYA TERHADAP KECERDASAN EMOSI SISWA

DI SMA NEGERI 3 KOTA SUKABUMI

Oleh

Syifa Zulfa Hanani

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Syifa Zulfa Hanani 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

SYIFA ZULFA HANANI

0900672

ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM AKSELERASI DAN

DAMPAKNYA TERHADAP KECERDASAN EMOSI SISWA

DI SMA NEGERI 3 KOTA SUKABUMI

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I

Dr. Zaenal Alimin, M.Ed. NIP 195903241984031002

Pembimbing II

Dra. Oom S. Homdijah, M.Pd. NIP 196101051983032001

DIKETAHUI OLEH:

Ketua Jurusan Pendidikan Khusus Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ANALISIS PELAKSANAAN

PROGRAM AKSELERASI DAN DAMPAKNYA TERHADAP

KECERDASAN EMOSI SISWA DI SMA NEGERI 3 KOTA SUKABUMI”

ini beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya, dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pengutipan yang tidak sesuai etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko yang dijatuhkan kepada saya apabila kemudian ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini.

Bandung, Oktober 2013 Yang membuat pernyataan

Syifa Zulfa Hanani

(5)

ABSTRAK

Analisis Pelaksanaan Program Akselerasi dan Dampaknya terhadap Kecerdasan Emosi Siswa di SMA Negeri 3 Kota Sukabumi. Syifa Zulfa Hanani. Pendidikan Khusus (2013).

Kecerdasan emosi dipandang perlu untuk semua orang, termasuk siswa cerdas istimewa yang memiliki kecerdasan intelektual tinggi. Kecerdasan emosi sama pentingnya dengan kecerdasan intelektual dalam menentukan keberhasilan masa depan seseorang. Pemerintah memberikan fasilitas pendidikan khusus kepada siswa cerdas istimewa agar dapat menyelesaikan pendidikan lebih cepat dari siswa lain melalui program akselerasi. Beberapa ahli berpendapat bahwa akselerasi memiliki pengaruh baik terhadap kecerdasan emosi siswa. Namun ada juga yang berpendapat bahwa siswa di kelas akselerasi terlihat kurang komunikasi, kurang bergaul, mengalami stress, dan tegang. Adanya perbedaan pendapat mengenai pelaksanaan program akselerasi terhadap kecerdasan emosi siswa berbakat ini, mendorong penulis untuk melakukan penelitian tentang pelaksanaan pembelajaran layanan progam akselerasi dan dampaknya terhadap kecerdasan emosi siswa. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan dua jenis data, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif. Pendekatan kualitatif dan kuantitatif menggunakan desain Conccurent Triangulation yang menerapkan sistem pengumpulan dan analisis data kualitatif untuk mengkaji pelaksanaan pembelajaran akselerasi yang diselenggarakan SMA Negeri 3 Kota Sukabumi dan kuantitatif untuk mengatahui kecerdasan emosi siswa. Setelah kedua data tersebut terkumpul, maka dikomparasikan dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) pelaksanaan pembelajaran di kelas akselerasi SMA Negeri 3 Kota Sukabumi masih mengacu pada kurikulum KTSP 2006 dengan menggunakan sistem kredit semester (SKS); (2) Profil kecerdasan emosi siswa akselerasi SMA Negeri 3 Kota Sukabumi berada pada kategori tinggi. (3) terdapat temuan baru dalam penelitian ini, yaitu (a) Pembelajaran di kelas akselerasi memiliki dampak baik terhadap kecerdasan emosi siswa akselerasi; tetapi pembelajaran tersebut tidak hanya satu-satunya faktor pembentuk kecerdasan emosi, melainkan (b) Pola asuh orang tua mempengaruhi kecerdasan emosi; dan (c) Lingkungan sosial siswa berpengaruh terhadap kecerdasan emosi.

(6)

DAFTAR ISI

B. Fokus dan Pertanyaan Penelitian ... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 5

D. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

A.Konsep Dasar Anak Berbakat ... 8

B. Model Penyelenggaraan Pendidikan Khusus Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa/Bakat Istimewa ... 14

C.Konsep Dasar Emosi ... 23

D.Penelitian Terdahulu ... 31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 33

A. Metode Penelitian ... 33

B. Prosedur Penelitian ... 34

C. Definisi Operasional Variabel ... 35

D. Subjek dan Lokasi Penelitian ... 38

E. Teknik Pengumpulan Data ... 38

F. Instrumen Penelitian ... 40

(7)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 50

A. Hasil Penelitian ... 50

B. Pembahasan ... 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 69

A. Kesimpulan ... 69

B. Saran ... 70

DAFTAR PUSTAKA ... 71

(8)

DAFTAR TABEL

Hal.

Tabel 3.1 kisi-kisi pedoman observasi pelaksanaan pembelajaran di akselerasi .. 40

Tabel 3.2 kisi-kisi pedoman wawancara untuk guru ... 41

Tabel 3.3 kisi-kisi pedoman wawancara kepada kepala sekolah ... 42

Tabel 3.4 kisi-kisi pedoman wawancara kepada orang tua siswa ... 42

Tabel 3.5 kisi-kisi pedoman wawancara kepada siswa... 42

Tabel 3.6 kisi-kisi pedoman dokumentasi ... 43

Tabel 3.7 kisi-kisi inventory kecerdasan emosi ... 43

Tabel 3.8 hasil uji validitas ... 45

Tebel 4.1 kategori setiap aspek kecerdasan emosi ... 54

Tabel 4.2 rata-rata setiap aspek kecerdasan emosi siswa akselerasi ... 54

(9)

DAFTAR GAMBAR

Hal.

Gambar 2.1 Triadik Renzuli-Mönks ... 8

Gambar 3.1 Strategi Triangulasi Konkuren ... 34

Gambar 3.2 Teknik Analisis Data Penelitian ... 46

(10)

DAFTAR BAGAN

Hal.

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Instrumen penelitian

Lampiran 2 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas Lampiran 3 Hasil wawancara

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap manusia dilahirkan dengan kemampuan yang berbeda. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan, begitupun dengan kecerdasan setiap individu. Ada yang memiliki tingkat kecerdasan rata-rata, di bawah rata-rata, bahkan di atas rata-rata atau biasa disebut cerdas istimewa.

Seiring dengan perkembangan zaman, pemerintah mulai menghargai dan memperhatikan siswa-siswa yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata tersebut guna memfasilitasi dan memenuhi kebutuhan belajar siswa yang memiliki kelebihan dalam intelegensi tersebut. Hal ini dibuktikan dengan tercantumnya kecerdasan istimewa dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 5 ayat (4) menyebutkan bahwa warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan khusus. Pasal 32 ayat (1) Pendidikan Khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan istimewa.

Dalam Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan yang diperbabarui oleh Peraturan Pemerintah nomor 32 tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 135 (ayat 2) menyatakan bahwa Program Pendidikan Khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa dapat berupa: a. program percepatan; dan/atau b. program pengayaan. Dari PP tersebut dapat diartikan bahwa program akselerasi adalah program layanan pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki kemampuan dan kecerdasan luar biasa dengan penyelesaian waktu belajar lebih cepat/lebih awal dari waktu yang telah ditentukan, pada setiap jenjang pendidikan.

(13)

2

asalnya enam tahun menjadi lima tahun, tingkat SMP dan SMA dari tiga tahun menjadi dua tahun. Akselerasi ditujukan kepada siswa-siswa berbakat yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata atau pemerintah menyebutnya dengan istilah cerdas istimewa dan bakat istimewa (CI/BI).

Setelah mulai terselenggaranya program akselerasi tersebut, banyak opini yang berkembang bahwa program akselerasi lebih menekankan kepada perkembangan kecerdasan kognitif, sedangkan perkembangan kecerdasan emosi kurang diperhatikan sehingga berdampak terhadap keterampilan sosial yang dimiliki siswa. Seperti yang pernah penulis baca di sebuah berita yang diterbitkan oleh Antaranews.com (2005) bahwa Kelas Akselerasi Ganggu Masalah Sosial Siswa. "Memang secara kognitif para siswa kelas akselerasi bagus, tetapi karena kesibukan yang luar biasa akhirnya porsi kehidupan sosial ini kurang" (Sigimin, 2004).

Hawadi-Akbar (2004) menyebutkan bahwa kelemahan utama dalam penyelenggaraan program akselerasi terletak pada masalah hambatan sosial dan kesejahteraan emosional siswa. Hambatan sosial yang dimaksud adalah hilangnya aktivitas hubungan sosial yang penting pada usianya, sehingga remaja (siswa) akselerasi akan kehilangan keterampilan dalam penguasaan kompetensi sosial mereka.

(14)

3

ekslusif dan membuat siswanya merasa lebih dibandingkan dengan siswa reguler sehingga membuat kelompok-kelompok dalam sekolah.

Hal diatas sangat bertentangan dengan penelitian yang telah dilaksanakan oleh Clark (1982) bahwa peserta akselerasi memiliki skor penyesuaian emosional dan sosial yang tinggi di atas rata-rata. (Winanti S. Dkk., 2007:32). Penelitian yang dilakukan oleh Rini Handayani (2013:83) tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata skor kecerdasan emosional siswa akselerasi dibandingkan dengan siswa reguler.

Kepandaian dalam bersosialisasi termasuk salah satu aspek kecerdasan emosi. Anak pandai bergaul, tidak pemalu, dan cenderung mengutamakan orang lain, setelah kepuasannya sendiri tercukupi menunjukkan bahwa ia memiliki tingkat kecerdasan emosi yang tinggi. Mereka yang sangat cerdas emosinya akan memiliki kemampuan untuk memimpin teman-temannya.

Saat siswa mengalami beban tugas yang cukup banyak atau stres, peran kecerdasan emosi dibutuhkan. Orang yang memiliki kecerdasan emosi yang tinggi dapat mengelola stres dan menemukan cara yang tepat untuk menghadapinya. Namun akan terjadi sebaliknya jika seseorang memiliki kecerdasan emosi yang rendah, mereka akan sulit menemukan cara untuk menghadapi stres tersebut. Kecerdasan emosi juga dapat digunakan dalam pengambilan keputusan dan tindakan. Mereka yang memiliki kecerdasan emosi yang tinggi akan mengambil keputusan dan melakukan tindakan yang tepat saat situasi yang mendesak. Selain itu, kecerdasan emosi juga berguna dalam penyesuaian diri dan membina hubungan yang baik dengan orang lain. Mereka yang memiliki kecerdasan emosi yang tinggi dapat mengetahui perasaan dirinya dan orang lain, dapat menahan diri, dan bersikap empati sehingga membuat orang lain merasa nyaman dan senang bergaul dengannya. Hal ini membuktikan bahwa kecerdasan emosi sama pentingnya dengan kecerdasan intelektual.

(15)

4

mengontrol desakan hati, mengatur suasana hati (mood) berempati serta kemampuan bekerja sama.

Kedua jenis intelegensi ini sangat diperlukan dalam proses pembelajaran dan saling melengkapi. Keseimbangan antara IQ dan EQ merupakan kunci keberhasilan belajar siswa di sekolah. Pendidikan di sekolah tidak hanya perlu mengembangkan rational intelligence yaitu model pemahaman yang lazimnya dipahami siswa saja, melainkan perlu mengembangkan emotional intelligence siswa.

Pendidikan sebagai kegiatan yang menentukan kualitas hidup seseorang atau bangsa sudah menjadi kebutuhan mutlak. Oleh karena itu maka pendidikan harus dilakukan secara sadar melalui sebuah kesengajaan yang terencana dan terorganisir dengan baik. Semua demi tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Begitu juga dengan sasaran lain meliputi obyek peserta, sarana dan prasarana penunjang pendidikan yang lain.

Dari fenomena-fenomena yang telah dipaparkan diatas, penulis bermaksud untuk menganalisis pelaksanaan program akselerasi dan dampaknya terhadap kecerdasan emosi siswa. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kecerdasan emosi anak berbakat yang memiliki motivasi tinggi dan berminat belajar di kelas akselerasi. Dengan diketahuinya kecerdasan emosi siswa akselerasi, maka akan memudahkan guru dalam mengembangkan pembelajaran agar kebutuhan perkembangan emosi siswapun akan terpenuhi dan mereka akan menjadi generasi bangsa yang unggul karena dengan memiliki kecerdasan/intelegensi yang tinggi, ditopang pula dengan kecerdasan emosional yang dapat dikendalikan.

B. Fokus dan Pertanyaan Penelitian

Secara umum yang menjadi fokus masalah pada penelitian ini adalah “bagaimana pelaksanaan program akselerasi dan dampaknya terhadap kecerdasan emosi siswa”, secara rinci dijabarkan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana pembelajaran di kelas akselerasi SMA Negeri 3 Kota Sukabumi?

(16)

5

3. Apakah penyelenggaraan kelas akselerasi berdampak terhadap kecerdasan emosi siswa?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan

Secara umum tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan program akselerasi dan dampaknya terhadap kecerdasan emosi siswa. Secara lebih khusus, tujuan penelitian ini diantaranya:

a. Mengetahui pembelajaran di kelas akselerasi SMA Negeri 3 Kota Sukabumi penyelenggaraan kelas akselerasi.

1) Mengetahui perencanaan pembelajaran di kelas Akselerasi SMA Negeri 3 Kota Sukabumi.

2) Mengetahui proses pembelajaran di kelas akselerasi SMA Negeri 3 Kota Sukabumi.

3) Mengetahui penilaian hasil belajar siswa kelas akselerasi SMA Negeri 3 Kota Sukabumi.

b. Mengetahui kecerdasan emosi siswa akselerasi di SMA Negeri 3 Kota Sukabumi.

c. Menengetahui dampak dari penyelenggaraan kelas akselerasi terhadap kecerdasan emosi siswa.

2. Manfaat

(17)

6

1. Sebagai bahan masukan bagi para guru dalam mendidik siswa yang tidak hanya menekankan pada aspek kognitif, melainkan aspek emosi juga perlu dikembangkan.

2. Untuk menambah pengetahuan, wawasan dan pemahaman bagi penulis mengenai kecerdasan emosi dan penyelenggaraan kelas akselerasi.

3. Sebagai bahan masukan kepada peneliti selanjutnya untuk bahan referensi dalam melakukan penelitian.

D. Struktur Organisasi Skripsi

Skripsi ini menganalisis tentang pelaksanaan program akselerasi dan dampaknya terhadap kecerdasan emosi siswa, terdiri dari lima bab, yaitu pendahuluan, landasan teori, metodologi penelitian, hasil penelitian, serta kesimpulan dan saran.

Pada bab pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah penelitian, yang merupakan alasan-alasan atau argumentasi penelitian mengenai pelaksanaan program akselerasi dan kecerdasan emosi siswa akselerasi. Fokus dan pertanyaan penelitian berisi tentang pertanyaan-pertanyaan penelitian yang nantinya akan dijawab dengan data-data hasil penelitian. Serta tujuan dan manfaat penelitian merupakan hal-hal yang menjadi tujuan penulis dalam meneliti masalah tersebut dan manfaat yang akan diperoleh apabila penelitian ini telah selesai.

Agar penelitian dapat dilaksanakan dengan baik sesuai dengan kaidah keilmuan tanpa bertentangan dengan teori sebelumnya, diperlukan landasan teori yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti pada Bab II. Teori-teori tersebut meliputi konsep dasar anak berbakat, model-model penyelenggaraan pendidikan khusus, konsep dasar kecerdasan emosi, dan penelitian terdahulu mengenai layanan program akselerasi.

(18)

7

kualitatif dan kuantitatif menggunakan desain Conccurent Triangulation yang menerapkan sistem pengumpulan dan analisis data kualitatif dan kuantitatif kemudian mengkomparasikan hasil dari dua penelitian tersebut.

(19)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Dalam suatu penelitian, metode sangat diperlukan karena bertujuan untuk memperoleh pemecahan masalah dari suatu masalah yang sedang diteliti agar mencapai tujuan yang diharapkan. Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan oleh penulis untuk memperoleh pengetahuan dan pemecahan suatu masalah yang dihadapi dan dilakukan secara ilmiah, sistematis dan logis dalam suatu kegiatan penelitian. Pada hakekatnya setiap penelitian memiliki metode penelitian tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan penelitian itu sendiri.

Seiring dengan perkembangan zaman, ada beberapa penelitian yang tidak bisa dijawab oleh salah satu pendekatan penelitian. Penggunan pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif dalam penelitian yang sama dirasakan penting karena saat menggunakan hanya pendekatan kuantitatif atau kualitatif tidak akan cukup untuk memberikan jawaban lengkap yang memenuhi tujuan penelitian. Maka dari itu, pakar-pakar penelitian mulai menggabungkan metode penelitian menjadi mixed method (aproach) atau metode campuran yang merupakan penggabungan

metode dari metode kualitatif dan kuantitatif.

(20)

34

Gambar 3.1

Strategi Triangulasi Konkuren

Kombinasi ini dilakukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian yang tidak sepenuhnya dapat dijawab dengan pendekatan kualitatif ataupun kuantitatif yang dalam realisasi secara praktek, sering dengan sulit untuk membedakan secara sempurna antara kedua pendekatan tersebut.

B. Prosedur Penelitian

Melaksanakan sebuah penelitian merupakan suatu kegiatan yang terencana dan memerlukan langkah yang sistematik dengan berpijak pada tujuan dari penelitian yang dilakukan. Penelitian ini terdiri dari tiga buah pertanyaan penelitian dengan tiga aktivitas penelitian yang berbeda. Pada pelaksanaan penelitian pertama, penulis menelaah apa yang terjadi di kelas akselerasi untuk mengetahui kondisi objektif pelaksanaan program akselerasi. Untuk menjawab pertanyaan penelitian pertama tersebut, penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan dasar fenomenologis. Menurut Suharto (2004) penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran secara individual maupun kelompok. Sedangkan fenomenologis yang berpendapat bahwa kebenaran sesuatu itu dapat diperoleh dengan cara menangkap fenomena atau gejala yang memancar dari objek yang diteliti (Arikunto, 2002:12).

Pada aktivitas penelitian yang menjawab pertanyaan penelitian yang ke dua, penulis meneliti kecerdasan emosi siswa akselerasi dengan menggunakan

Analisis data Analisis data

(21)

35

pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiyono, 2012:11).

Setelah aktivitas penelitian yang menjawab pertanyaan penelitian pertama dan kedua tersebut dilaksanakan, maka peneliti menganalisis adakah dampak dari pelaksanaan akselerasi tersebut terhadap kecerdasan siswa dengan pendekatan kualitatif.

C. Definisi Operasional Variabel

Variabel yang diteliti yaitu analisisis pelaksanaan program Cerdas Istimewa dalam kelas akselerasi dan dampaknya terhadap keterampilan emosi siswa. Variabel tersebut dapat didefinisikan secara operasional sebagai berikut:

1. Kelas Akselerasi

Kelas akselerasi dalam penelitian ini merupakan salah satu bentuk layanan pendidikan yang diperuntukkan bagi siswa cerdas istimewa yang memiliki kecerdasan di atas rata-rata. Program akselerasi merupakan salah satu bentuk layanan pendidikan bagi anak berbakat akademik. Kelas akselerasi adalah kelas khusus dimana program belajar mengajarnya dibuat sedemikian rupa sehingga bisa membuat anak-anak berbakat bisa mencapai prestasi maksimal sesuai dengan potensinya. Program belajar mengajar berlansung lebih pendek dari kelas umum. Biasanya dipersingkat satu tahun. Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dipisahkan di kelas khusus akselerasi, sehingga di dalam satu kelas hanya terdiri dari siswa cerdas istimewa yang memiliki kecerdasan intelektual yang tinggi (homogen). Sistem pembelajaran yang digunakan dengan menggunakan sistem kredit semester (SKS).

(22)

36

dengan kreativitas dan tanggung jawab terhadap tugas (task commitment) yang tinggi.

Penyelenggaraan pendidikan khusus bagi peserta didik yang memiliki potensi kecerdasan dan/atau bakat istimewa terutama dalam bidang akademik, pada dasar salah satu bentuk apresiasi pemerintah terhadap potensi yang dimiliki peserta didik dan pada sekaligus penghormatan atas hak asasi manusia. (Depdiknas, 2007)

Perhatian khusus pemerintah terhadap peserta didik yang berpotensi cerdas dan/atau bakat istimewa selaras dengan fungsi utama pendidikan, yaitu mengembangkan potensi peserta didik secara utuh dan optimal.

2. Kecerdasan Emosi

Penulis mendefinisikan bahwa emosi merupakan kemampuan untuk menyikapi pengetahuan dalam bentuk menerima, memahami, dan mengelola.

Kecerdasan emosi menurut Daniel Goleman (2002:512) adalah kemampuan seseorang mengatur kehidupan emosinya dengan intelegensi (to manage our emotional life with intelligence); menjaga keselarasan emosi dan pengungkapannya (the appropriatness of emotion and its expression) melalui keterampilan kesadaran diri, pengendalian diri, motivasi diri, empati dan keterampilan sosial.

Kecerdasan emosi meliputi dua aspek besar yakni kecakapan diri dan kecakapan sosial yang dijelaskan secara rinci sebagai berikut:

a. Kecakapan pribadi

Kecakapan ini menentukan bagaimana kita mengelola diri sendiri: 1) Kesadaran diri

Kecakapan ini menentukan bagaimana kita mengelola diri sendiri. a) Kesadaran emosi : mengenali emosi diri sendiri dan efeknya

b) Penilaian diri secara teliti : mengetahui kekuatan dan batas-batas diri sendiri

c) Percaya diri : keyakinan tentang harga diri dan kemampuan sendiri. 2) Pengaturan diri

(23)

37

a) Kenali diri : mengelola emosi dan desakan hati yang merusak

b) Sifat dapat dipercaya : memelihara norma-norma kejujuran dan integritas

c) Kewaspadaan : bertanggung jawab atas kinerja pribadi d) Adaptabilitas : keluwesan dalam menghadapi perubahan

e) Inovasi : mudah menerima dan terbuka terhadap gagasan, pendekatan, dan informasi baru.

3) Motivasi

Kecenderungan emosi yang mengantar atau memudahkan peraihan sasaran:

a) Dorongan prestasi : dorongan untuk menjadi lebih baik atau memenuhi standar keberhasilan

b) Komitmen : menyesuaikan diri dengan sasaran kelompok atau perusahaan

c) Inisiatif : kesiapan untuk memanfaatkan kesempatan

d) Optimisme : kegigihan dalam memperjuangkan sasaran, kendati ada halangan

b. Kecakapan sosial

Kecakapan ini menentukan bagaimana kita menangani suatu hubungan 1) Empati

Kesadaran terhadap perasaan, kebutuhan, dan kepentingan orang lain a) Memahami orang lain: mengindera perasaan dan prespektif orang lain

serta menunjukkan minat aktif terhadap kepentingan mereka.

b) Orientasi pelayanan: mengantisipasi, mengenali, dan berusaha memnuhi kebutuhan pelanggan

c) Mengembangkan orang lain: merasakan kebutuhan perkembangan orang lain dan berusaha menumbuhkan kemampuan mereka

(24)

38

2) Keterampilan sosial

Kepintaran dalam menggugah tanggapan yang dikehendaki pada orang lain:

1) Pengaruh: memiliki taktik dalam melakukan persuasi

2) Komunikasi: mengirimkan pesan yang jelas dan meyakinkan 3) Kepemimpinan: membangkitkan inspirasi dan memandu kelompok 4) Katalisator perubahan: memulai dan mengelola perubahan

5) Manajemen konflik: negosiasi dan pemecahan silang pendapat 6) Pengikat jaringan: menumbuhkan hubungan sebagai alat

7) Kolaborasi dan kooperasi: kerjasama dengan orang lain demi tujuan bersama

8) Kemampuan tim: menciptakan sinergi kelompok dalam memperjuangkan tujuan bersama.

D. Subjek dan Lokasi Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah mereka yang memiliki berbagai karakteristik, unsur, nilai yang berkaitan dengan kegiatan pelaksanaan layanan program akselerasi di SMA Negeri 3 Kota Sukabumi. Sesuai dengan kebutuhan tersebut, maka subjek dalam penelitian ini meliputi siswa kelas akselerasi, Kepala Sekolah yang diwakili oleh Wakil Kepala Sekolah, Guru, orang tua, dan staf pendukung lainnya.

Lokasi penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 3 Kota Sukabumi, jalan Ciaul Baru nomor 21 Kota Sukabumi.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik-teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini juga terbagi ke dalam dua tahap.

1. Penelitian kualitatif

(25)

39

kondisi objektif pelaksanaan program akselerasi, secara rinci teknik pengumpulan data pada tahap pertama adalah sebagai berikut:

a. Observasi

Observasi yang peneliti lakukan untuk melihat keadaan atau situasi dari masalah yang diamati yaitu mengenai proses pembelajaran kelas akselerasi di SMA Negeri 3 Kota Sukabumi. Teknik observasi yang dilakukan adalah teknik observasi terfokus. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kondisi objektif dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas akselerasi.

Proses pembelajaran yang diamati sebanyak tiga kali yang diwakilkan oleh tiga orang guru dengan kriteria guru yang akan diamati adalah guru yang telah memiliki pengalaman mengajar di kelas akselerasi sekurang-kurangnya selama tiga tahun.

b. Wawancara

Wawancara yang dilakukan penulis adalah wawancara secara mendalam langsung kepada narasumber yang mengetahui secara jelas dan mendetail tentang pelaksanaan program akselerasi. Data yang diperoleh melalui wawancara, direkam dan hasilnya dicatat ke dalam transkip wawancara. Untuk memudahkan proses tanya jawab dengan narasumber, pedoman wawancara yang akan penulis gunakan adalah pedoman wawancara tidak terstruktur, yang hanya memuat garis besar yang akan ditanyakan (Arikunto, 2002:202).

Adapun untuk kriteria narasumber dari penelitian kualitatif ini untuk mengungkap proses pelaksanaan pembelajaran akselerasi adalah guru yang proses kegiatan belajar mengajarnya diobservasi.

c. Studi Dokumentasi

(26)

40

2. Penelitian kuantitatif

Pada penelitian kuantitatif yang menjawab pertanyaan penelitian ke dua, penulis meneliti kecerdasan emosi siswa dengan menggunakan Inventory Perkembangan. Inventory merupakan salah satu alat untuk menaksir dan menilai ada atau tidak adanya tingkah laku, minat, sikap tertentu dan sebagainya. biasanya inventaris ini berbentuk daftar pertanyaan yang harus dijawab (Harum, 2009).

Pengisian inventory kecerdasan emosi ini siswa dibagi kelompok dan dipandu oleh peneliti untuk mengisi. Hal ini ditempuh guna kesesuaian jawaban dengan apa yang dirasakan oleh siswa, sehingga siswa sebagai responden tidak sembarang mengisi inventory tersebut.

F. Instrumen Penelitian

1. Penelitian kualitatif

Instrumen yang digunakan pada penelitian kualitatif dengan tujuan untuk menganalisis pelaksanaan kelas akselerasi dan dampaknya terhadap kecerdasan emosi siswa dalam penelitian ini antara lain:

a. Pedoman observasi sebagai alat observasi yang digunakan untuk memperoleh data tentang pelaksanaan program akselerasi dan kecerdasan emosi siswa akselerasi, dengan membubuhkan tanda checklist (√) pada lembar observasi yang telah disiapkan sebelumnya.

Tabel 3.1

Kisi-kisi pedoman observasi pelaksanaan pembelajaran di akselerasi

No Aspek Ruang lingkup Butir

(27)

41

b. Pedoman wawancara merupakan alat berupa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal yang dianggap dapat memberikan penjelasan mengenai pelaksanaan program akselerasi. Wawancara tersebut ditujukan kepada guru yang mengajar di kelas akselerasi.

Tabel 3.2

Kisi-kisi pedoman wawancara untuk guru

No Aspek Ruang lingkup Butir

Persyaratan Pelaksanaan 5, 6 Pelaksanaan Pembelajaran

(28)

42

Tabel 3.3

Kisi-kisi pedoman wawancara kepada kepala sekolah

No Aspek Butir

1. Kebijakan Kepala Sekolah 1, 2, 3, 4, 7

2. Penilaian Kepala Sekolah 5, 6

Tabel 3.4

Kisi-kisi pedoman wawancara kepada orang tua siswa

No Aspek Butir

1. Alasan mengikuti layanan program akselerasi 1, 2, 3

2. Pola asuh orang tua 4, 5, 6

3. Penilaian orang tua terhadap anak 7, 8, 9 4. Harapan yang ingin dicapai 10, 11, 12

Tabel 3.5

Kisi-kisi pedoman wawancara kepada siswa

No Aspek Butir

1. Alasan mengikuti layanan program akselerasi 1, 2 2. Perasaan ketika mengikuti layanan program akselerasi 3, 4

3. Kecakapan pribadi 5, 6

4. Kecakapan sosial 7, 8

(29)

43

Table 3.6

Kisi-kisi pedoman dokumentasi

No Fokus penelitian

1. Kurikulum yang digunakan untuk layanan program akselerasi 2. Media pembelajaran yang digunakan untuk siswa layanan program

akselerasi

3. Kalender akademik untuk layanan program akselerasi

4. Sekolah memiliki program supervisi internal terhadap pelaksanaan pembelajaran layanan program akselerasi

2. Penelitian kuantitatif

Instrument penelitian yang digunakan pada penelitian kuantitatif adalah Inventory kecerdasan emosi siswa. Inventory ini mengacu kepada teori kecerdasan emosi Daniel Goleman. Sebelum inventory ini digunakan, penulis melakukan uji instrument validitas dan reliabilitas.

Tabel 3.7

Kisi-kisi Inventory kecerdasan emosi

No. Kecakapan/ kompetensi

Sub

kompetensi Indikator Butir

1. Kecakapan pribadi

Kesadaran diri

1. Kesadaran emosi 1,2,3

2. Penilaian diri secara teliti 4,5

3. Percaya diri 6,7,8

Motivasi 1. Dorongan prestasi 24,25,26

2. Komitmen 27,28

(30)

44

4. Optimisme 32,33,34,35

6. Kecakapan sosial

Empati 1. Memahami orang lain 36,37,38 2. Orientasi pelayanan 39,40

a. Uji Validitas Butir Item

Pengujian validitas butir item yang dilakukan dalam penelitian adalah seluruh item yang terdapat dalam inventory kecerdasan emosi. Uji validitas butir item dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang digunakan dalam penelitian dapat digunakan untuk mengukur apa yang akan diukur (Sugiyono, 2008: 267). Semakin tinggi nilai validasi soal menunjukan semakin valid instrumen yang akan digunakan.

Pengujian validitas dilakukan kepada tiga orang ahli, yaitu Bapak Dr. Sunardi, M.Pd. selaku dosen ahli bidang emosi dan tunalaras, Bapak Drs. M.I.F. Baihaqy selaku dosen di bidang psikologi, dan Ibu Rini Restu Handayani, M.Pd. selaku guru Bimbingan dan Konseling di SMA Negeri 3 Kota Sukabumi tempat dilakukannya penelitian.

(31)

45

Reliabilitas adalah tingkat keajegan (konsistensi) suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat dipercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg atau konsisten (tidak berubah-ubah). Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan instrument, apabila datanya memang benar sesuai kenyataannya maka berapa kalipun diambil tetap akan memperoleh hasil yang sama.

Uji reliabilitas yang digunakan merupakan reliabilitas eksternal dengan teknik ulang, yaitu peneliti hanya menyusun satu instrument yang diujikan pada sekelompok responden sebanyak enam orang siswa SMA. Pada waktu yang lain instrument tersebut diberikan kepada kelompok semula untuk dikerjakan kembali. Hasil dari dua kali pengujian tersebut dikorelasikan. Pada teknik ini peneliti menggunakan satu tes tetapi dilaksanakan dua kali uji coba, atau biasa disebut dengan teknik single test double trial.

(32)

46

diujikan dua kali hasilnya tetap sama. Maka, keajegan jawaban dari inventory tersebut tetap atau reliable.

G. Teknik Analisis Data

Kegiatan pengumpulan data yang benar dan tepat merupakan jantungnya penelitian, sedangkan analisis data akan memberi kehidupan dalam penelitian. Untuk menjawab pertanyaan penelitian pertama, dilakukan eksplorasi terhadap kondisi objektif pelaksanaan program akselerasi di SMA Negeri 3 Kota Sukabumi. Untuk menjawab pertanyaan penelitian kedua, dilakukan dengan pengisian inventory terhadap siswa tentang kecerdasan emosi. Dan menjawab pertanyaan ketiga dengan melihat dan menganalisis pelaksanaan program akselerasi dan kecerdasan emosi siswa sehingga dapat diketahui ada atau tidaknya dampak dari pelaksanaan program akselerasi terhadap kecerdasan emosi siswa. Hal ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.2

Teknik analisis data penelitian

dampak pelaksanaan program akselerasi terhadap kecerdasan emosi siswa

analisis kualitatif

kecerdasan emosi siswa inventory dan wawancara

kuantitatif kondisi objektif pelaksanaan

program akselerasi observasi dan wawancara

(33)

47

1. Tahapan dalam menjawab pertanyaan penelitian pertama

Data tentang kondisi objektif pelaksanaan program akselerasi di SMA Negeri 3 Kota Sukabumi yang terhimpun berupa data kualitatif yang diperoleh dengan teknik observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Untuk menghimpun data tersebut dengan studi fenomenologis yaitu memotret dan mendeskripsikan apa yang telah terjadi di lapangan. Langkah-langkah dalam menganalisis data tersebut dapat dilihat pada bagan berikut:

Gambar 3.3

Komponen dalam analisis data (Sugiyono, 2008)

Reduksi data adalah proses merangkum, memilih hal-hal yang pokok dan memfokuskan pada hal yang penting untuk mencari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk mengumpulkan data selanjutnya.

Setelah mereduksi data, peneliti melakukan penyajian data. Hal ini berupaya untuk melihat gambaran keseluruhan data atau bagian-bagian tertentu penelitian. Gambaran tersebut dapat berupa tabel, grafik, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan uraian singkat.

Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi data. Penarikan kesimpulan dan verifikasi data kualitatif yaitu upaya untuk menemukan gambaran suatu obyek yang tadinya remang-remang, tetapi setelah diteliti menjadi jelas dapat berupa hubungan kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.

Kumpulan data Penyajian data

Reduksi data

(34)

48

2. Tahapan dalam menjawab pertanyaan penelitian kedua

Pada tahap kedua, teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data kuantitatif dengan menggunakan statistik deskriptif.

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi” (Sugiyono, 2012:199).

Pengolahan data yang terkumpul dari hasil inventory dikelompokkan ke dalam tiga langkah, yaitu persiapan, tabulasi dan penerapan data pada pendekatan penelitian. Persiapan adalah mengumpulkan dan memeriksa kelengkapan lembar inventory dan memeriksa kebenaran cara pengisian. Selanjutnya melakukan tabulasi dari hasil inventory dan memberikan nilai atau pembobotan sesuai dengan pedoman atau sistem penilaian yang ditetapkan.

Proses pengolahan data yang dilakukan sangat sederhana, mengingat penelitian pada tahap kedua ini menggunakan model analisis statistik deskriptif. Apabila data yang diperoleh dari inventory telah terkumpul, dijumlahkan atau dikelompokkan sesuai bentuk instrument yang digunakan. Pilihan jawaban yang disediakan terdapat empat pilihan alternatif (sangat sesuai, sesuai, tidak sesuai, sangat tidak sesuai), maka peneliti menyimpulkan makna dari setiap alternatif jawaban. Setelah itu, analisis data dilakukan dengan mencermati dan menghitung banyaknya centangan dari setiap kolom yang berbeda nilainya tersebut, lalu mengalikan frekuensi pada masing-masing kolom yang bersangkutan. Banyaknya responden yang memilih jawaban pada kolom tertentu harus dikalikan dengan nilai kolom, sehingga diperoleh nilai untuk tiap-tiap kolom. Kemudian nilai tersebut dijumlahkan, diperoleh nilai untuk butir-butir pertanyaan. Untuk mengetahui peringkat nilai akhir untuk butir yang bersangkutan, jumlah nilai tersebut harus dibagi dengan banyaknya responden yang menjawab angket tersebut.

3. Tahapan dalam menjawab pertanyaan penelitian ketiga

(35)

49

kualitatif mengenai pelaksanaan program akselerasi dan penelitian kuantitatif mengenai kecerdasan emosi siswa, sehingga dapat diketahui adakah dampak dari pelaksanaan program akselerasi tersebut terhadap kecerdasan siswa. Pada tahap ini menggunakan pendekatan kualitatif.

(36)

69

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Pelaksanaan pembelajaran di kelas akselerasi yang diselenggarakan oleh SMA Negeri 3 Kota Sukabumi masih mengacu pada kurikulum KTSP 2006 dengan menggunakan sistem kredit semester (SKS). Pelaksanaan pembelajaran di kelas akselerasi pada dasarnya sama dengan pembelajaran di kelas reguler dilihat dari segi hal guru menyampaikan materi ajar. Namun terdapat perbedaan di segi materi yang diperdalam, dan waktu penyampaian yang berbeda dengan kelas reguler, mengingat siswa cerdas istimewa lebih cepat mengerti daripada siswa reguler serta terdapat fasilitas belajar tambahan yang diberikan khusus untuk siswa akselerasi.

2. Profil kecerdasan emosi siswa akselerasi SMA Negeri 3 Kota Sukabumi berada pada kategori tinggi. Hal tersebut dapat diketahui dari rata-rata kecerdasan emosi siswa akselerasi pada aspek kesadaran diri mencapai nilai 29,56 dengan kategori sedang. Aspek pengaturan diri memperoleh nilai rata-rata 36,33 dengan kategori tinggi. Aspek motivasi memperoleh nilai rata-rata-rata-rata 31,67 masuk kategori tinggi. Aspek empati memperoleh nilai rata-rata 30,11 dengan kategori tinggi, dan aspek keterampilan sosial memperoleh 62,39 masuk pada kategori sedang.

(37)

70

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tersebut, ada beberapa saran yang diajukan baik untuk meningkatkan pelayanan terhadap siswa cerdas istimewa maupun untuk penelitian selanjutnya:

1. Perlu adanya peningkatan profesonalisme guru yang mengajar pada kelas akselerasi melalui pelatihan tentang pemahaman dan melayani kebutuhan siswa cerdas istimewa.

2. Program akselerasi adalah layanan bagi siswa yang memiliki kecerdasan istimewa/berbakat, bukan program unggulan sekolah yang harus dibesar-besarkan dan dapat menimbulkan kesenjangan sosial.

3. Dalam penelitian kecerdasan emosi siswa, peneliti hanya menggunakan teknik inventory yang diisi oleh siswa untuk mengungkap kecerdasan emosi mereka. Untuk selanjutnya, dapat menggunakan teknik observasi pengamatan, agar kecerdasan emosinya dapat diungkap lebih luas dan objektif.

4. Hipotesis yang peneliti temukan dapat dibuktikan dengan penelitian lebih lanjut dan mendalam.

(38)

DAFTAR PUSTAKA

Agnes, dkk. (2007). Peranan Orang Tua dan Praktisi dalam membantu Tumbuh Kembang Anak Berbakat melalui Pemahaman Teori dan Tren Pendidikan. Jakarta: Prenada.

Antaranews.com (2010). Kelas Akselerasi Ganggu Masalah Sosial Siswa.

[online]. Tersedia:

http://www.antaranews.com/berita/1278333112/kelas-akselerasi-ganggu-masalah-sosial-siswa. [1 Februari 2013].

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Astuti, B. (2011). Model bimbingan dan konseling perkambangan untuk meningkatkan kematangan emosi remaja. Disertasi Doktor pada SPs Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan.

Azwar, S. (2012). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Chaplin, J. (2005). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Creswell, J.W. (2012). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan

Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Direktorat Pembinaan Pendidikan Luar Biasa. (2007). Pedoman Penyelenggaraan Pendidikan untuk Peserta Didik Berkecerdasan Istimewa (Pedoman Akselerasi). Departemen Pendidikan Nasional.

Damayanti, D.C. (2013). Penyelenggaraan Program Akselerasi Belajar Bagi Peserta Didik Cerdas Istimewa Dilihat dari Opini Guru, Orang Tua dan Peserta Didik. Tesis Magister pada SPs Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan.

Goleman, D. (2000). Emotional Intelegence(terjemahan Hermaya). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

---. (2002). Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Handayani, R.R. (2013). Analisis Program Akselereasi bagi Siswa Cerdas Istimewa Dilihat dari Prestasi Akademik, Kecerdasan Emosional dan Kreativitas Siswa. Tesis Magister pada SPs Universitas Pendidikan Indonesia Bandung: tidak diterbitkan.

(39)

72

Harum, A. (2009). Inventori. [online]. Tersedia:

http://bukunnq.wodpress.com/inventori/ [25 Februari 2013]

Hude, D. (2006). Emosi Penjelajahan Religio-Psikologis tentang Emosi Manusia di dalam Alquran. Jakarta: Erlangga.

Jamila K.A. (2008). Special Education for Special Children. Jakarta: Hikmah. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (2008). Pusat Bahasa Kemdiknas. [online].

Tersedia: http://www.pusatbahasa.kemdinas.go.id/kbbi/ [14 Mei 2012] Munandar, U. (2009). Pengembangan Kreatifitas Anak Berbakat. Jakarta: Rineka

Cipta.

Mubayidh, M. (2010). Kecerdasan dan Kesehatan Emosional Anak. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.

Nasution, S. (2002). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Tentang

Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.

Rohiat. (2008). Kecerdasan Emosional Kepemimpinan Kepala Sekolah. Bandung: Refika Aditama.

Shapiro, L. (2001). Mengajarkan emotion intelligence pada anak. Terjemahan: Alex, T.W. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Smith, J. D. (2006). Inklusi Sekolah Ramah untuk Semua. Bandung: Nuansa. Soendari, T. (2011). Observasi dan Wawancara. Dalam Hand Out: Mata Kuliah

Penelitian Kebutuhan Khusus. Jurusan Pendidikan Luar Biasa UPI. Bandung.

---. (2012). Teknik Analisis Data Penelitian Kualitatif. Dalam Hand Out Mata Kuliah Penelitian Kebutuhan Khusus. Jurusan Pendidikan Luar Biasa UPI. Bandung.

---. (2012). Pengujian Keabsahan Data Penelitian Kualitatif. Dalam Hand Out Mata Kuliah Penelitian Kebutuhan Khusus. Jurusan Pendidikan Luar Biasa UPI. Bandung.

(40)

73

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung : Alfabeta.

Suharto, I. (2004). Perekayasaan Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Andi Offset.

Tirtenegoro. (1984). Anak Super Normal dan Program Pendidikannya. Jakarta: Bina Aksara.

Undang – Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Wahab, A. A. (2008). Anatomi Organisasi dan Kepemimpinan Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Widyasari, C. (2008). Program Pengembangan Kompetensi Sosial untuk Remaja Siswa Kelas Akselerasi. Tesis Magister pada PPMPP Universitas Muhammadiyah Surakarta: tidak diterbitkan.

Winanti, dkk. (2007). “Gambaran Kecerdasan Emosional SIswa Berbakat di Kelas Akselerasi SMA di Jakarta”. Jurnal Psikolog Vol. 5 No. 1, Juni 2007. Wirartha, M. (2006). Pedoman Penulisan Usulan Penelitian, Skripsi, dan Tesis.

Yogyakarta: Andi Offset.

Yahya, M. (2009). Tentang Anak Berbakat. [online]. Tersedia:

Gambar

Tabel 3.1 kisi-kisi pedoman observasi pelaksanaan pembelajaran di akselerasi .. 40
Gambar 3.3 Komponen dalam Analisis Data ....................................................
Gambar 3.1   Strategi Triangulasi Konkuren
Tabel 3.1 Kisi-kisi pedoman observasi pelaksanaan pembelajaran di akselerasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil uji hipotesis diperoleh bahwa nilai t lebih besar dari nilai t’, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan peningkatan kemampuan

• Mesencephalon atau Otak Tengah (disebut juga Mid Brain) adalah bagian teratas dari batang otak yang menghubungkan Otak Besar dan Otak Kecil.. Otak tengah berfungsi dalam

Berdasarkan uraian diatas, peneliti merasa perlu untuk mengkaji karakteristik pasien gagal jantung kongestif yang menjalani rawat inap ulang di RSUP Haji Adam Malik Medan tahun

Consumption of NSAIDs and Develompent of Congestive Heart Failure in Elderly Patients : an Underrecognized Public Health Problem... Rheumatic Fever in

[r]

Rencana pelaksanaan tindakan pada siklus II terdiri atas tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap observasi, tahap refleksi. tahap perencanaan yang dilakukan

There are four main construct in social support system which are (1) family support (referring to parents’ support in the usage of Arabic language at home),

Kegiatan observasi dilakukan oleh Ibu Dwi Wulandari, S.Ag untuk mengamati aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung, baik itu aktivitas guru maupun