• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PENGETAHUAN MENGGAMBAR BUSANA DENGAN KEMAMPUAN MENDESAIN BUSANA PESTA PADA SISWA KELAS X JURUSAN TATA BUSANA SMK NEGERI 10 MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN PENGETAHUAN MENGGAMBAR BUSANA DENGAN KEMAMPUAN MENDESAIN BUSANA PESTA PADA SISWA KELAS X JURUSAN TATA BUSANA SMK NEGERI 10 MEDAN TAHUN AJARAN 2012/2013."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR BAGAN

Halaman

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu masalah terbesar yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini

adalah besarnya jumlah pengangguran, meskipun data Badan Pusat Statistik (BPS)

menyatakan tingkat pengangguran terbuka di Indonesia pada Februari 2012 mencapai

6,32% atau 7,61 juta orang. Jumlah ini turun 6% dari Februari 2011 yang sebesar 8,12 juta orang. Tapi ini tetap menjadi jumlah yang besar yang menjadi tugas pemerintah

dalah mengurangi jumlah pengangguran.

Banyak faktor yang menjadi penyebab tingginya angka pengangguran tersebut.

Salah satu dari sekian banyak faktor adalah masalah kualitas pendidikan yang

berpengaruh langsung kepada kualitas sumber daya manusia (SDM). Rendahnya

kualitas SDM menyebabkan pihak industri sangat sulit untuk menemukan seorang

pekerja yang berkualitas. Bila membuka lowongan kerja, yang melamar biasanya banyak, namun hanya beberapa yang lolos seleksi. Pasalnya jarang ada calon pegawai

yang memenuhi syarat terutama dalam bidang keahilian yang diharapkan oleh

perusahaan.

Sekolah menengah kerjuruan (SMK) merupakan jawaban untuk mengisi

kebutuhan tenaga kerja yang terampil pada tingkat menengah. Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) sebagai sekolah lanjutan tingkat atas bertujuan untuk menyiapkan

tenaga lulusan SMK yang siap kerja, cerdas, terampil, dan kompetitif (, bahkan pada iklan-iklan masyarakat selalu menyatakan bahwa SMK pasti bisa. Namun pada

kenyataannya, jumlah Sekolah Menengah kejuruan (SMK) berkualitas dapat dihitung

(3)

lulusan SMA. Hal ini terjadi dikarenakan kualitas yang lebih yang diharapkan dari SMK

dengan SMA tidak tercapai.

Rendahnya kualitas siswa ini sangat berkaitan dengan kompetensi guru dalam

mengajar siswa. Kompetensi guru merupakan penunjang kualitas siswa. Dalam

kopenetensi guru diharapkan kualitas siswa akan menjadi lebih baik. Menurut Glasser dalam Rusman (2011:53) menyatakan, berkenaan dengan kompetensi guru , ada empat

hal yang haru dikuasai guru, yaitu menguasai bahan pelajaran, mampu mendiagnosis

tingkah laku siswa, mampu melaksanakan proses pembelajaran, dan mengevaluasi hasil

belajar siswa.

Salah satu dari empat hal yang harus dikuasai guru diatas adalah mampu

melaksanakan proses pembelajaran dimana ini menyangkut model pembelajaran apa

yang digunakan guru saat mengajar siswa. Joyce dan Weil dalam Rusman (2011:133) berpendapat bahwa model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat

digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang),

merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran dikelas atau

yang lain. Mengajar tidak hanya semata-mata berorientasi pada hasil tetapi pada proses

pembelajaran tersebut, mengajar juga tidak hanya sekedar berpusat kepada guru tetapi

dapat juga berpusat pada aktifitas siswa. Dengan menggunakan model pembelajaran

yang tepat diharapkan hasil pembelajaran yang tepat dan berkualitas.

Sekolah Menengah kejuruan (SMK) Negeri 1 Percut sei tuan merupakan sekolah yang mempersiapkan siswa untuk siap pakai didunia kerja, terutama siap kerja

dibidangnya. Salah satu program studi keahlian yang ada disekolah ini adalah Teknik

(4)

pengelasan. Kedua kompetensi keahlian tersebut bertujuan mempersiapkan lulusan

untuk mampu memasuki lapangan kerja, memilih karir, berkompetensi dan mampu

memngembangkan diri dalam lingkup teknik mesin.

Salah satu mata pelajaran yang ada pada Teknik Mesin adalah memahami

dasar kekuatan bahan dan komponen mesin. Melalui mata pelajaran ini siswa dituntut untuk mampu memahami dasar kekuatan bahan yang dimana melalui pengetahuan akan

dasar kekuatan bahan tersebut siswa mampu menempatkan/menggunakan suatu bahan

dengan kualitas yang tepat; kedua siswa juga dituntut untuk memahami dasar

komponen mesin yang meliputi bagian-bagian mesin tersebut, mulai bagian yang kecil

begitu juga yang besar.

Melihat tuntutan yang ada pada siswa SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan diatas,

masih ada kekurangan yang berarti yang terjadi pada siswa, dimana hasil yang ingin dicapai oleh guru maupun kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran (KKM) tersebut

tidak dapat dipenuhi, KKM untuk mata pelajaran produktif pada sekolah ini adalah 7,5.

Hasil observasi yang penulis lakukan diperoleh bahwa dari 21 siswa yang ujian mid

semester hanya 11 orang yang mendapatkan nilai diatas KKM dan 10 orang yang

dibawah KKM (data dari hasil mid semester kelas X MP 3 SMK Negeri 1. Oktober

2012), selain dari KKM didapati juga bahwa ketika dalam pembelajaran siswa tidak

mampu menjawab pertanyaan guru, ini diketahui ketika penulis sharing dengan guru

bidang studi tersebut, dimana bapak itu menyebutkan bahwa ketika ada suatu pertanyaan maka kebanyakan siswa tidak dapat menjawabnya, ini dikarenakan siswa

yang malas, dan dari hasil pengamatan penulis juga menyatakan bahwa guru tersebut

(5)

kurang tertarik, bosan sehingga mempengaruhi hasil belajarnya. Metode yang dipakai

guru tersebut adalah metode konvensional dimana guru hanya menggunakan ceramah,

mencatat lalu memberi tugas atau pertanyaan.

Melihat kondisi di atas, penulis mengambil suatu pendapat bahwa metode

maupun model pembelajaran yang dikerjakan diatas perlu dirubah untuk meningkatkan perhatian belajar siswa sehingga hasil belajar siswa menjadi lebih baik.

Rusman (2011:131) menyatakan kegiatan pembelajaran, dalam

implementasinya mengenal banyak istilah untuk menggambarkan cara mengajar yang

akan dilakukan oleh guru. Saat ini, begitu banyak macam strategi maupun metode

pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran menjadi lebih

baik. Istilah model, pendekatan, strategi, metode, teknik, dan taktik sangat familiar

dalam dunia pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Oleh karena itu, maka guru harus memilih model pembelajaran yang tepat untuk

peningkatan kualitas pembelajaran

Model Pembelajaran Kooperatif STAD (Student Teams Achivement Division)

merupakan salah satu jenis model dalam pembelajaran yang bersifat tiga arah dimana

siswa akan bersama-sama dalam kelompok untuk mempelajari materi yang diberikan

guru. Dalam model ini guru adalah seorang fasilitator maupun pemantau dalam belajar

kelompok siswa, siswa akan saling belajar antara satu dengan yang lain dalam

kelompok.

Pembelajaran kooperatif tipe STAD mempunyai beberapa keunggulan (Slavin,

(6)

1. Siswa bekerja sama dalam mencapai tujuan dengan menjunjung tinggi norma-norma

kelompok.

2. Siswa aktif membantu dan memotivasi semangat untuk berhasil bersama.

3. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan

kelompok.

4. Interaksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam

berpendapat.

Model pembelajaran kooperatif STAD adalah model yang diharapkan cocok

menurut penulis untuk meningkatkan hasil belajar tersebut, dimana Model ini

menggunakan kelompok dan hasil individual sehingga para siswa tidak bosan dan hasil

belajar merekapun menjadi lebih baik.

B. Identifikasi masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka identifikasi masalah adalah sebagai

berikut: apakah pembelajaran yang dilakukan guru dengan menggunakan model

konvensional dapat meningkatkan hasil belajar pembelajaran Memahami dasar kekuatan

bahan dan komponen mesin siswa? Apakah pembelajaran dengan menggunakan model

kooperatif STAD dapat meningkatkan hasil belajar pembelajaran Memahami dasar

kekuatan bahan dan komponen mesin siswa?

C. Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka masalah dibatasi sebagai berikut:

1. Hasil belajar Memahami dasar kekuatan bahan dan komponen mesin difokuskan

(7)

2. Model pembelajaran Kooperatif STAD digunakan pada pembelajaran teori

3. Siswa yang akan menjadi objek penelitian adalah siswa kelas X jurusan Teknik

Pemesinan SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah maka rumusan masalahnya yaitu: Apakah hasil belajar pembelajaran dengan model Kooperatif STAD pada pembelajaran memahami

dasar kekuatan bahan dan komponen mesin lebih tinggi dibandingkan dengan

pembelajaran yang menggunakan model Konvensional?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka yang menjadi tujuan penelitian

ini adalah: Untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan

model Kooperatif STAD pada pembelajaran memahami dasar kekuatan bahan dan komponen mesin lebih baik dari pada siswa yang diajarkan dengan menggunakan model

pembelajaran konvensional pada pembelajaran memahami dasar kekuatan bahan dan

komponen mesin.

F. Manfaat Penelitian

Setelah penelitian ini selesai diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut:

1. Bagi peneliti: Penelitian ini dapat memberikan gambaran dan pengetahuan dalam

pembelajaran dengan menggunakan Model pembelajaran kooperatif STAD dapat meningkatkan hasil belajar memahami dasar kekuatan bahan dan komponen mesin

2. Bagi Pembaca: semoga penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam inovasi

(8)

DAFTAR ISI

BAB II DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ... 7

A. Deskriktif Teoritis ... 7

1. Hakekat Belajar... 7

2. Pengertian Hasil Belajar KBKM ... 10

3. Hakekat Model Pembelajaran... 12

4. Hekekat Model Pembelajaran Kooperatif STAD (Student Teams Achivement Division) ... 15

a. Lima komponen utama kooperatif STAD ... 17

b. Persiapan model pembelajaran kooperatif STAD ... 19

c. Menentukan skor awal pertama... 21

d. Membangun tim ... 21

e. Jadwal kegiatan ... 21

5. Pembelajaran Konvensional ... 26

B. Kerangka Berpikir ... 27

(9)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 30

A. Lokasi dan waktu penelitian ... 30

B. Populasi dan sampel... 30

J. Teknik pengumpulan data ... 36

K. Uji coba instrument penelitian... 37

L. Teknik analisis data... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 43

A. Deskripsi data penelitian ... 43

1. Hasil test kemampuan awal kelas eksperimen dan kelas kontrol... 42

B. Deskripsi data penelitian Post test... 45

1. Hasil belajar kekuatan bahan dan komponen mesin dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD (kelas eksperimen) ... 45

2. Hasil belajar kekuatan bahan dan komponen mesin dengan menggunakan model konvenisonal (kelas kontrol) ... 46

C. Uji persyaratan analisis... 47

1. Uji normalitas ... 48

2. Uji homogenitas... 48

D. Pengujian hipotesis... 49

E. Temuan penelitian ... 49

F. Pembahasan hasil penelitian ... 50

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 51

A. Kesimpulan ... 52

B. Implikasi ... 53

(10)

DAFTAR PUSTAKA ... 54

Lampiran ... 55

(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 4.1:Histogram distribusi data hasil belajar kelas eksperimen ...46

(12)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Menjelaskan dasar kekuatan Bahan dan komponen mesin, sesuai

dengan Silabus kompetensi keahlian

SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan ... 11

Tabel 3.1 Rancangan penelitian... 32

Tabel 3.2 Kisi-kisi test belajar memahami dasar kekuatan bahan dan komponen mesin... 36

Tabel 4.1 Hasil pre test... 43

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi data hasil belajar kelas eksperimen ... 45

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi data hasil belajar kelas kontrol... 47

Tabel 4.4 Ringkasan hasil analisis uji normalitas... 48

Tabel 4.5 Perhitungan uji homogenitas... 48

(13)

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN

KOOPERATIF STAD (STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISION) TERHADAP HASIL BELAJAR MEMAHAMI DASAR KEKUATAN BAHAN DAN

KOMPONEN MESIN PADA SISWA KELAS X PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK MESINSMK NEGERI 1 PERCUT SEI TUAN TA.2012/2013

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Kisastro Saragih NIM 081255110006

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(14)

KATA PENGANTAR

Dengan segala puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas kasihNya penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini.

Adapun proposal penelitian ini disusun sebagai salah satu persyaratan melanjutkan sikripsi yang menjadi tugas akhir seorang mahasiswa untuk memperoleh gelar sarjana pada Jurusan Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Negeri Medan.

Dalam proses penyelesaian proposal penelitian ini, penulis banyak menemukan kendala, namun berkat bantuan dan dukungan yang sangat berharga berupa pentunjuk, bimbingan, saran-saran dari berbagai pihak, semua dapat diselesaikan dengan baik. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor UNIMED

2. Bapak Prof. Dr. Sumarno, M.Pd, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Teknik UNIMED 3. Bapak Drs. Hidir Efendi, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin

4. Bapak Drs. Pudin Saragih, M.Pd, selaku Sekretaris Jurusan Teknik Mesin 5. Bapak Drs. Selamat Riadi, M.T, selaku Ketua Prodi Pendidikan Teknik Mesin

6. Bapak Drs. Bonaraja Purba, M.Si, selaku Dosen Pembimbing skripsi penulis, yang sabar memberikan arahan dan bimbingan dalam menyusun skripsi

7. Ayahanda K. Saragih dan Ibunda P. Sembiring atas kasih sayang yang mereka tunjukkan yang selalu mendukung saya dalam doa maupun dukungan moral, merekalah motivasi saya

8. Abang dan Kakak Penulis, yang selalu memberi dukungan dan semangat kepada penulis 9. Bapak Kasni, M.Pd, selaku kepala sekolah SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan

10. Bapak Drs. Tukimin, M.Pd, selaku ketua jurusan Teknik Pemesinan SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan

11. Bapak S. Tumanggor, Pak Banjarnahor, Pak Husdin, selaku guru di SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan yang telah memberikan kelas untuk dilaksanakan penelitian

12. Bapak Sukardi, SPd, MM, selaku kepala Sekolah SMK Negeri 2 Medan

13. Bapak Azwar Lubis, S.Pd, selaku ketua jurusan Teknik Pemesinan SMK Negeri 2 Medan yang juga memberikan kelasnya untuk dilaksanakan uji instrumen

(15)

15. Teman-teman kelompok Solagratia (K’Nita, K’Merli, Martin, Junedi) adek-adek kelompok PPL(Hutri, Mariaman, Ruben, Sanjaya, Toga, Rijal) yang selalu mendukung dan mendoakan saya

16. Teman-teman Sepelayanan saya di UKMKP UP-FT UNIMED, UKMKP UNIMED dan PMK Medan yang selalu memberi dukungan dan doa pada saya.

17. Teman-teman saya stambuk 2008 yang mendukung saya

18. Abang-abang senioran saya yang memberikan arahan pada penulis

Dan akhirnya penulis mengucapkan terima kasih atas semua dukungan dan bantuan dari berbagai pihak demi penyempurnaan skripsi ini. Semoga Tuhan memberkati dan membalas kebaikan yang telah diberikan.

Penulis berupaya semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak terdapat kelemahan baik dari segi isi, maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya bagi Jurusan Pendidikan Teknik Mesin.

Medan, Februari 2013 Penulis

(16)

ABSTRAK

Kisastro Saragih, NIM 081255110006. Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif STAD (Student Teams Achivement Division) Terhadap Hasil Belajar Memahami Dasar Kekuatan Bahan dan Komponen Mesin Pada Siswa Kelas X Program Studi Keahlian Teknik Mesin SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan TA.2012/2013. Skripsi, Medan: Fakultas Teknik UNIMED 2012.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar pembelajaran dari siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif STAD lebih tinggi dari pada siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada siswa kelas X program keahlian Teknik Mesin SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan.

Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas X program keahlian Teknik Mesin SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan tahun ajaran 2011/2012. Populasi penelitian ini adalah peserta didik kelas X program keahlian Teknik Mesin SMK Negeri 1 Percut Sei Tuan yang terdiri dari 3 kelas yang berjumlah 72 orang dimana setiap kelas berjumlah 24 orang. Kelas yang digunakan sebagai sampel adalah kelas XMP2dan X MP1. Kelas X MP2diberikan perlakuan pembelajaran model pembelajaran Kooperatif STAD sedangkan X MP1diberikan perlakuan pembelajaran model pembelajaran konvensional, kelas XMP2 terdiri dari 20 orang siswa, kelas X MP1 terdiri dari 22 orang siswa sehingga jumlahnya sebanyak 42 orang. Hal ini karena pada waktu perlakuan ada 4 orang siswa yang tidak hadir pada kelas eksperimen, 2 orang pada kelas kontrol sehingga dalam sampel ada 6 orang yang tidak hadir sehingga sampel tidak berjumlah 42 orang

Referensi

Dokumen terkait

Diagnosis paling tepat pada anak adalah dengan ditemukannya kuman TB Paru pada bahan yang diambil dari penderita, misal dahak dan bilasan lambung dan sebagian besar diagnosis TB

Uraian basis yang digunakan untuk membuat sediaan gel minyak atsiri daun jeruk. nipis, antara

Hasil uji nilai koefisien regresi b (Wr, Vr) tidak berbeda nyata dengan 1 untuk ketiga karakter yang diujikan (infestasi kutudaun per tanaman, kutudaun per daun,

Krisis tersebut memaksa banyak negara untuk mengurangi permintaan mereka terhadap produk dari negara lain (impor) guna menjaga stabilitas ekonomi dalam negerinya.

Tujuan : Menganalisis pengaruh cognitive behavioral therapy terhadap kadar serotonin, skor depresi dan kualitas hidup pasien kanker serviks stadium lanjut. Metode Penelitian

Sebanyak 82,14% anggota Gapoktan Desa Banyuroto menyatakan bahwa tingkat penerimaan mereka terhadap inovasi teknologi dan kelembagaan yang diintroduksikan melalui program

Kesenjangan ekonomi antar wilayah merupakan masalah klasik di Indonesia. Pada masa Orde Baru, strategi kebijakan pembangunan ekonomi Indonesia diarahkan untuk

PROGRAM STUDI D III DESAIN KOMUNIKASI VISUAL FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA.. UNIVERSITAS SEBELAS MARET