• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN KOMPETENSI DAN MOTIVASI KERJA DENGAN UNJUK KERJA GURU DALAM IMPLEMENTASI KBK PADA SMK NEGERI SE-KOTA MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN KOMPETENSI DAN MOTIVASI KERJA DENGAN UNJUK KERJA GURU DALAM IMPLEMENTASI KBK PADA SMK NEGERI SE-KOTA MEDAN."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN KOMPETENSI DAN

MonvASI KERJA DENGAN UNlUK KERJA GURU

DALAM, IMPLEM;ENTASI KBK

PADASMK NEGERI SE .. KOTA MEDAN

OLEH:

Dlajukan Untuk Memenuhl Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendldikan

Program Studi Admlnistrasi Pendldikan

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS N£G;ERI MEDAN

(2)

TESIS

HUBUNGAN ANTARA PENGUASAAN KOMPETENSI DAN

MOTIV ASI KER.JA DENGAN UN.JUK KERJA GURU

DALAM IMPLEMENTASI KBK

PADA SMK NEGERI SE-KOTA MEDAN

Disusun dan Diajukan oleh: RIVOLAN PRIY ANTI Ph.

NIM.035030363

Telah Dipertahankan di Depan Panitia Ujian Tesis pada Tanggal 18 A ustus 2006 dan Din atakan telah Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Pro . Dr. Ir. Zainuddin, M.Pd.

NIP. 131412356

Ketua Program Studi

A . Pendidikan

Prof Dr. Ir. Zainuddin, M.Pd.

NIP. 131412356

Menyetujui Tim Pembimbing

Medan, 18 Agustus 2006

--rlr. Abdul Hamid K, M.Pd

NIP. 130935475

Universi

Prof Dr. Belferik Manullang

(3)

PERSETUJUAN DEW AN PENGUJI

UJIAN TESIS MAGISTER PENDIDIKAN

No. Nama Tanda Tangan

1. Prof Dr. Jr. Zainuddin, M.Pd.

2. Dr. Abdul Hamid K, M.Pd.

3. Rustam Amir Effendi, M.A., Ph.D.

4. Dr. Julaga Situmorang, M.Pd.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat

rahmat

dan

hidayah-Nya maka penulis dapat menyclesaikan tesis ini walaupun

dengan keterbatasan dan kekurangan yang dimiliki penulis.

Dalam menyelesaikan tesis ini, penul1s banyak menerima bantuan dari

berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan

terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Bapak Prof. Dr.

Ir. Zainuddin, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan

pembimbing II yang dengan penuh kesabaran dan perhatian telah memberikan

bimbingan, pengarahan, dan saran yang sangat berarti guna kesempurnaan

tesis ini. Bapak Rustam Amir Effendi, M.A., Ph.D., Bapak Dr. Julaga

Situmorang, M.Pd, dan Bapak Dr. Berlin Sibarani, M.Pd. selaku nara sumber

yang telah banyak memberikan masukan dan pangarahan kepada penulis untuk

kesempurnaan tesis ini. Bapak Prof. Dr. Belferik Manullang selaku Direktur

Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Bapak Dr. Siman, M.Pd. selaku

Sekretaris Program Studi Administrasi Pendidikan, Bapak/Ibu Staf Pengajar,

serta Staf Administrasi Program Pascasarjana atas bantuan, kemudahan dan

bimbingannya selama ini. Bapak Drs. H. IJWan Effendi Lubis, MAP selaku

Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan, Bapak Drs. Masrul Badri selaku

Kasubdis SMK Dinas Pendidikan Kota Medan, Bapak Drs. M.P. Nainggolan,

M.M. selaku Kepala SMK N 1 Medan, Bapak Sukardi S.Pd. selaku Kepala

SMK N 6 Medan, Bapak Drs. AT. Situngkir sclaku Kepala SMK N 7 Medan,

(5)

dan Bapak Drs. M.R Sinaga selaku Kepala SMK N 1 Tcbing Tinggi yang

telah memberikan semangat dan dorongan serta ijin dalam pengambilan data

untuk mcnyelcsaikan lesis ini, Guru-guru yang tclah bcrsedia menjadi populusi

dan sampel. Rekan-rekan pada Program Pascasarjana Universitas Negeri

Medan khususnya Program Studi Administrasi Pcndidikan

Angkatan

V alas

bantuan dalam menyelesaikan tesis ini.

Ucapan terimakasih yang tiada terhingga kepada Ayahanda H . Warso

Jumino dan lbunda Yatinah serta ibu Mertua Rr. Oemi Iradatien yang telah

menyertai penulis untuk penyelesaian tesis ini. Dan secara khusus ucapan

terimakasih ini penulis sampaikan kepada suami tercinta Drs. R Mursid, S.T.,

M.Pd. serta keempat ananda Muhammad Taufiq Khairul Arifin, Fathimah Nur

Fithri Hashifah, Shahamah Nur Amalia, dan Khairina Nur Fithri dengan doa,

'

pengorbanan dan dukungan sepenuhnya serta pengertiar. yang talc terukur,

sehingga penulis dapat mengikuti studi dengan lancar dan menyelesaikan tesis

tm.

Akhimya kepada semua pihak yang turut membantu dalam

penyelesaian tesis ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu, penulis

mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga, semoga semua bantuan yang

diberikan menjadi amal jariah yang akan mendapat balasan yang lebih baik

serta ridho Allah SWT. Amien Allahumma Amien.

Medan, Agustus 2006 Penulis,

(6)

ABSTRAK

RIVOLAN PRIY ANTI Ph., Hubuogan an tara Penguasaan Kompetensi dan Motivasi Ketja Guru dengan Unjuk Kerja Guru dalam lmplementasi

KBK pada SMK Negeri Se-Kota Medan_ Tesis. Medan: Program

Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Agustus 2006.

Penelitian ini bertujuan umuk mengetahui (1) hubungan penguasaan

kompetensi dan unjuk kerja guru dalam implementasi KBK, (2) hubungan

motivasi kerja dengan unjuk kelja guru dalam implementasi KBK, dan (3)

hubungan antara penguasaan kompetensi

dan

motivasi kerja secara

bersama-sama dengan unjuk kerja guru dalam implementasi KBK pada SMK Negeri di _ Medan.

Penelitian

ini

adalah penelitian korelasional. Populasi

adalah

guru

SMK

Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen di Medan yaitu SMK Negeri

1, SMK

Negeri 6, dan SMK Negeri 7 yang berjumlah 75 orang, serta sampel

teknik acak proporsional berstrata. Instrumen pengumpulan data adalah tes untuk variabel penguasaan kompetensi guru dengan koefisien reliabilitas ru ""' 0,946; angket untuk motivasi kerja guru dengan koefisien reliabilitas r11

=

0,862, dan lembar observasi untuk unjuk kerja guru dalam implementasi KBK dengan koefisien reliabilitas

pJ=

0,798. Teknik analisis data dengan statistik deskriptif untuk menyajikan data dan statistik inferensial untuk menguji

hipotesis penelitian. Data penguasaan kompetensi guruX= 32,1; S

=

4,46 dan

S2

=

19,90; motivasi kerja guru

X=

88,53; S

=

4,92 dan

s.z

=

24,06; unjuk kerja

guru dalam implementasi KBKX = 129,72, S

=

6,76 dan

S

2

=

45,64.

Selanjutnya sebelum dilakukan peng-ujian hipotesis dilakukan uji persyaratan yaitu uji normalitas galat taks iran

Y

atas X), Lo

=

0,0400 < Lubet

=

0,1099 dan galat taksiran

Y

atas X2, Lo

=

0,0378 < Ltabd

=

0,1099; uji linieritas Y atas Xt.

Fhituns

=

0,56 < Ft<>bcl

=

I ,83 dan Y atas X1 , F,.,.un11

=

1 ,47 < F1,.bd

=

1 ,82. dan uj i

kebarartian Y atas X~, Fhit~ns = · 32,62 > F 1.bc~ = 3,99 dan Y atas X2, F!Utw•s

=

14,63 > F~a be 1 ·= 3,99 pada tarafsignifikansi a = 0,05.

Hasil penelitian ini adalah ( l) Terdapat hubungan positif dan signifikan antara penguasaan kompetensi guru dengan unjuk kerja guru dalan1

implem~ntasi KBK dengan koefisien korelasi ry1

=

0,584 pada persamaan

regresi Y

=

100,322 + 0,902X1 serta sumbangan relatif sebesar 73,954% dan

sumbangan efektif sebesar 28,472%, (2) Terdapat hubungan positif dan signifikan antara motivasi kelja guru dengan unjuk kerja guru dalam

implementasi KBK dengan koefisien korelasi

rv

2

=

0,434 pada persamaan

regresi

Y

=

76,425 + 0,596X2 serta sumbangan -relatif sebesar 26,046% dan

sumbangan efektif sebesar 10,028%, serta (3) Terdapat hubungan positif dan signifikan antara penguasaan kompetensi guru dan motivasi kelja guru secara bersama·sama dengan unjuk kelja guru dalam implementasi KBK, diperoleh

koefisien korelasi Ry12

=

0,621 dengan persamaan regresi

Y

=

77,017

+

(7)

berarti 38,5% variasi yang mempengaruhi unjuk kerja guru dalam

implementasi KBK dapat dijelaskan oleh penguasaan kompetensi guru dan

motivasi kerja guru secara bersama-sama.

Penelitian

ini

menyimpulkan, bahwa penguasaan kompetensi guru dan

motivasi kerja guru harus ditingkatkan agar dapat meningkatkan unjuk

kerjanya dalam mengimplementasikan

KBK,

yang

akhimya ak.an

meningkatkan mutu hasil pendidikan (lulusan), sehingga lulusan

SMK

siap
(8)

ABSTRAC

RIVOLAN PRIYANTI Ph., The relationship between Competen Mastery

and Work Motivation with Teacher Perfonnance in Implementation of CBC at State Vocational High School of Medan. Thesis. Medan: Graduate Program of State University ofMedan, August 2006

The aims of this research are to know (I) the relation of competen mastery and teacher perl'ormance in implementation of CBC (Competency Based Curriculum), (2) the relation of work motivation and teacher performance in implementation of CBC, and (3) the relation between competence mastery and work motivation together with teacher performance in implementation of CBC at Vocational High School State in Medan.

This Research is correlational research. Population in this research was teacher of State Vocational High School of Business and Management Specialist Area in Medan that is State Vocational High School at 1, State Vocational High School at 6, and State Vocational High School at 7, totally 75

poop e, an so sampe m t 1s researc as muc peop e or om

population taken by using proportional stratified random sampling. Instrument of collected the data was by test for the variable of teacher competence mastery with reliability coefficient r11

=

0,946; questionnaire for teacher work

motivation with reliability coefficient r11 = 0,862; and observation sheet for teacher performance in implementation ofCBC with reliability coefficientp;== 0,798. The technique analysis of data is descriptive statistical to present the

data and inferensial statistical to test the hypothesis. Data of teacher

competence mastery X

=

32,1; S = 4,46 and S2 ""' 19,90 , teacher work

motivation X

=

88,53; S = 4,92 and S2

= 24,06; teacher performance in

implementation of CBC

X

=

129,72, S

=

6,76 and S2

= 45,64. Next before doing to test the hypothesis, condition test done that are normality test of error estimation

Y

at x~. Lo = 0,0400 < Lt.het

=

0,1099 and error estimation

Y

at X2, Lo = 0,0378 < Ltahe! = 0, 1099; linierity testY at X1, Fh;111118 = 0,56 < Ftahel

=

1,83 dan Y at Xz, Fhitung = 1,47 < Fuhel

=

1 ,82. and then meaning testY at Xl> Fhitung = 32,62 > F~.obct = 3,99 and Y at X2, Frutu.ng

=

14,63 > Ftaool = 3,99 at level

significant

a=

0,05.

Result of this research were: ( 1) There are positive and significant relationship between competence mastery and teacher performance in

implementation of CBC with the correlation coefficient

ry

1 = 0,584 for

regresion equation= 100,322

+

0,902X1 and also relative contribution equal to

73,954% and effective contribution equal to 28,472%, (2) There are positive and significant relationship between work motivation and teacher performance in implementation of CBC with the correlation coefficient ry2

=

0,434 at regresion equation "" 76,425 + 0,596X2 and also relative contribution equal to 26,046% and effective contribution equal to 10,028%, an.d also (3) There are positive and significant relationship between competence mastery .and work

motivation with teacher performance in implementation ofCBC, with multiple

correlation coefficient Ry12

=

0,621 for regresion equation= 77,017

+

0,753Xl
(9)

+

0,317X2. Determination coefficient show the result 0,385, it's mean that 38,5% variation that influence teacher performance can be explained by teacher competence mastery and teacher work motivation are together.

This research conclude, that competence mastery and work motivation the teacher must be increased because it can increase their performance in implementation CBC, what finally will upgrade result of education (graduate), Therefore graduate Vocational High School ready to work in corporate and industrial. The writer suggest to the headmaster and relevant institution to be striving activity/program and also facility which can support and increEse the mastery competency and work motivation for the teachers, because they are forerunner in implementation of CBC until the quality of education will be

. .

(10)

z

BA81

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Perkembangan dunia saat ini semak in menunjukkan kemajuan yang

pesat dalam hampir segala bidang, salah satu contoh yang utama adalah

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Banyak penemuan baru

diciptak.an oleh para ilmuwan di berbagai sudut dunia yang bertujuan

meningkatkan kesejahteraan, kesenangan, dan kebahagiaan umat manusia.

Para ilmuwan tersebut berupaya menciptakan kemajuan dalam bidangnya

masing-masing ke arah yang lebih maju dan modem. Perubahan kemajuan itu

menerpa semua sudut kehidupan di muka bumi ini, perubahan inilah yang

dikatak.an globalisasi.

Globalisasi membawa dampak ganda, disatu sisi membuka kesempatan

kerja sama yang seluas-luasnya antar negara, narnun disisi lain membawa

persaingan yang semakin tajam dan ketat. Oleh karena

itu

tantangan utama

dalam globalisasi adalah daya saing dan keunggulan kompetitif di semua

sektor industri dan sektor jasa dengan rnengandalkan kemampuan sumber daya

manusia (SDM), teknologi dan manajemen. Dari ketiga faktor tersebut,

kemampuan SDM yang pada akhimya menentukan kemenangan bersaing

karena SDM merupakan sumber daya yang aktif, sumber keunggulan

kompetitif yang dapat diperbarui dan dikembangkan melalui mutunya dalarn

bekerja. Bahkan menurut Eaton dalam Schuler (1997) kendala terbesar yang

(11)

z

SDM menurut Suit (1996) adalah kekuatan daya pikir dan berkarya

manusia yang masih tersimpan dalarn dirinya yang perlu dibina dan digali serta

dikembangkan untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya bagi kesejahteraan

kehidupan manusia. Peningkatan SDM dapat dicapai melalui latihan dan

pendidikan serta penguasaan ilmu dan teknologi melalui bangku pendidika.n, di

samping itu sikap mental yang baik juga penting untuk menggali sumber

dayanya.

Selarna ini SDM Indonesia sulit bersaing dan berkompetensi dalam hal

kemarnpuan berbahasa asing dan standar kompetensi.

Hal

ini sesuai dari

beberapa laporan lembaga internasional yang berkaitan dengan tingkat daya

saing sumber daya manusia Indonesia dengan negara-negara lain menunjukkan

fakta yang kurang menggembirakan.

Pada era globalisasi saat ini mempersiapkan SDM berkeunggulan dan

bermutu tinggi merupakan tugas yang teramat penting, peran pendidikan

sangat diperlukan, bahkan merupakan kunci utama keberhasilan pembangunan

bangsa. Hal ini dikuatkan oleh Hadiyanto (2004) bahwa pendidikan pada

dasamya merupakan sarana strategis Wltuk meningkatkan potensi bangsa agar

mampu berkiprah dalam tataran yang lebih global, bahkan pendidikan perlu

dimantapkan, sehingga dapat difungsikan sebagai penelitian. menemukan dan

memupuk bakat, meningkatkan kemampuan manusia untuk menyesuaikan dan

(12)

memenuhi kebutuhan ketrampilan dan ilmu pengeta~.uan yang diperlukan

untuk masa yang akan datang.

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu lembaga

pendidikan yang mempunyai misi mempersiapkan SDM tingkat menengah

harus bisa mempersiapkan tamatan yang harus dihadapkan pada era

globalisasi. Selama ini mutu tamatan SMK hanya diakui oleh sekolah sendiri

dan masih minim kepercayaan dunia usaha dan dunia industri. Hal ini

dikuatkan oleh Sidi (2001) bahwa pendidikan kejuruan model lama memiliki

membuat anak didik tertinggal oleh kemajuan dunia usaha/dunia industri

(Du/Di), tidak jelas kompetensi yang dicapai, tidak mengakui keahlian yang

diperoleh dari luar sekolah, guru kejuruan tidak memiliki pengalam~ kerja

industri, dalam praktek kurang mampu menjaga relevansi dengan perubahan

pasar kerja, sistem yang berlaku kurang sesuai dengan tuntutan Du!Di, dan

banyak kebiasaan salah yang dilakukan oleh guru yaitu membiarkan peserta

didiknya menghasilkan mutu kerja asal jadi, membiarkan peserta didik bekerja

tanpa bimbingan, pengawasan serta tanpa memperhatikan keselamatan kerja.

Menyadari fakta dan kelemahan-kelemahan tersebut

di

atas, maka perlu

adanya perubahan mendasar terhadap model penyelenggaraan pendidikan

kejuruan, salah satu strategi yang diambil pemerintah untuk meningkatkan

mutu pendidikan adalah implementasi kurikulum berbasis kompetensi (KBK)

atau kurikulum 2004, baik di SMK maupun jenjang sekolah lain. Dalam

(13)

rangka implementasi KBK di SMK pemerintah mengeluarkan berbagai

kebijakan, yaitu:

1. Dikeluarkannya surat edaran Direktur Dikmenjur Depdiknas No

0997fC.5.41MN/2004 tanggal 25 Mei 2004 tentang persiapan Implementasi

Kurikulum S:MK Edisi 2004 (KBK) dan ditegaskan dengan Surat

Keputusan Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Utara tanggal 26 Juli 2004

perihal Peningkatan Kualitas Pendidikan dan Kurikulum 2004, maka

diterapkan KBK (Kurikulum 2004) pada SMK dengan tujuan untuk

pengetahuan semata (model lama) menjadi pembelajaran berbasis

kompetensi yang bermuara pada pemilikan kecakapan hidup (Life Skill)

untuk meningkatkan kualitas pendidikan sesuai dengan tuntutan

masyarakat dalam era g lobalisasi.

2. Ditetapkannya visi dan misi pendidikan meneflgah kejuruan (Dikmenjur)

untuk memotivasi sekolah agar meningkatkan kualitasnya dengan merubah

pola pembelajarannya sesuai KBK. Visi tersebut

adalah

terwujudnya

pendidikan dan pelatihan (diklat) kejuruan berstandar Nasional

dan

lntemasioanl dengan target (a) pada tahun 2005 terwujud 100 lembaga

diklat berstandar lntemasional dan 500 lembaga diklat berstancar

Nasional, (b) pada tahun 2020 terwujud 400 lembaga diklat berstandar

Intemasional dan 2000 lembaga berstandar Nasional. Sedangkan misinya

adalah: (a) pengembangan sistem pendidikan dan pelatihan menengah

(14)

rnengintegrasikan pendidikan dan pelatihan rnenengah kejuruan yang

herwawasan mutu dan keunggulan profesional

dan

berorien!85i masa

depan, (c) rnewujudkan layanan prima dalam upaya pemberdayaan sekolah

dan masyarakat, dan (d) mengembangkan iklim belajar yang berakar pada

norma dan nilai budaya bangsa Indonesia.

3. Dikeluarkannya Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor

087/U/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Akreditasi Sekolah dan Keputusan

Menteri Pendidikan Nasional Nomor 039/0/2003 tanggal 8 April 2003

satunya menetapkan instrumen evaluasi diri bagi SMK untuk mengontrol

dan menilai kualitas SMK dalam melaksanakan KBK.

Sehubungan dikeluarkannya berbagai kebijakan tersebut diharapkan

pelaksanaan KBK di SMK dapat berjalan dengan baik, sejalan dengan itu

maka kualitas guru sebagai tenaga pendtdik harus dioptimalkan.

Dari sejumlah penclitian pendidikan, diyakini bahwa guru merupakan

faktor dominan yang menentukan tingkat keberhasilan anak didik. begitu juga

dalam .KBK untuk mencapai kualifikasi dan atau kompetensi khusus yang

menunjang pencapaian kompetensi lulusan, guru dituntut berkualitas dalam

pelaksanaan/implementasi KBK bahkan guru harus memiliki sertifikat

kompetensi atau sertifikat profesi, sebagaimana tugas guru dalam

merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil

pembelajaran, dan melakukan pembimbingan dan pelatihan. Hasil pengamatan

sepintas di lapangan pada sosialisasi di kabupaten dan kota tahun 2004/2005

(15)

masih berkisar 300/o guru yang melaksanakan tugasnya sesuai dengan KBK,

bahkan belum sepenuhnya melaksanakan tugasnya s~uai KBK. misalnya

masih memberikan tugas kepada peserta didik mencatat, memberikan tugas

kepada peserta didik mengerjakan soal tetapi gurunya sendiri tidak memantau

kerja peserta didik bahkan meninggalkan kelas pada saat peserta didiknya

mengerjakan soal, menjlai hasil kerja peserta didiknya tanpa melihat pedoman

yang telah ditetapkan, materi praktek dasar asal diberikan tanpa melihat hasil

kemampuan peserta didik, melakukan evaluasi kepada peserta didik

asal-nilai yang masih kurang dinaikkan begitu saja.

Sidi (2001:37) mengemukakan tentang keberadaan guru yaitu: kurang

memadainya kualifikasi dan kompetensi guru, rendahnya etos kerja dan

komitmen guru, dan kurangnya penghargaan masyarakat terhadap profesi

guru. Ditegaskan juga oleh Husda L. (internet 17 Mei 2004) yang menyatakan

bah-wa kunci sukses KBK adalah guru profesional karena guru merupakan

ujung tombak dalam aplikasi di lapangan. Kenyataan di lapangan bahv.ta

banyak penyebab guru tidak profesional, di antaranya dilihat dari faktor intern

guru antara lain, banyak guru yang belum memenuhi standar minimal

persyaratan untuk mengajar, seperti data yang dimuat di Republika (Maret

2002) guru yang sudah memenuhi standar kualifikasi SD 60%, SLTP 400/o,

SL T A 34%; banyak guru yang kebetulan menjadi guru bukan betul-betul

menjadi guru. Bahkan sebagian peserta didik calon guru tidak ingin menjadi

(16)

masuk pada fakultas non kependidikan karena profesi guru tidak menjanjikan

secara ekonomi; budaya 'menerima' saja terhadap nasib mengakibatkan guru

tidak kreatif, masih banyak guru yang tidak mau melakukan aktivitas yang

berhubungan dengan keprofesionalismenya seperti membeli buku-buku baru,

mengikuti forum ilmiah; dan semangat guru melakukan perubahan hila ada

jukiak atau juknis. Di samping itu ditemukan pula kurangnya dorongan dari

guru itu sendiri untuk melaksanakan tugasnya dengan baik, hal ini disebabkan

oleh motivasi guru yang beraneka ragam. Ada yang termotivasi karena

Selanjutnya di lihat dari faktor ekstern an tara lain, kecilnya

penghargaan yang diberikan pemerintah terhadap profesi guru, bahkan tidak

ada perbedaan bagi guru yang berprestasi dengan guru yang

tidak

berprestasi.

kepemimpinan kepala sekolah yang masih belum memperhatikan

kesejahteraan guru, lingkungan kelja yang kurang mendukung.

Pendapat Waluyo (internet 25 Februari 2004) selama ini yang sering

dikhawatirkan dalam KBK adalah rendahnya unjuk kerja guru untuk

menerjemahkan KBK melalui pelajaran. Hal-hal yang menyebabkan

rendahnya unjuk kerja guru berdasarkan pemantauan pelaksanaan sosialisasi

KBK oleh Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Utara (2004-2005), di berbagai

daerah menunjukkan bahwa, kompetensi guru SMK masih rendah, minat

membaca dan rasa ingin tahu guru kurang, kesejahteraan guru yang rendah,

pengalaman dan Jatar belakang pendidikan guru kunmg memadai,

dan

(17)

motivasi kerja dan motivasi bcrprestasi guru rcndah, kepemimpinan kepala

sekolah yang kurang sejalan, lingkungan yang bel urn kondusif.

Atas dasar uraian di atas menunjukkan bahwa unjuk kerja guru dalam

implernentasi KBK rnasih rendah dan be!um mendapatkan perhatian, oleh

karena itu perlu adanya perhatian kepada guru baik

dari

segi penguasaan

kompetensi maupun dari motivasinya, agar unjuk kerja guru lebih baik.

implementasi KBK sangat penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Unjuk kerja merupakan suatu proses ketjalcara kerja seseorang dalam

mencapai hasil kerja sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Apabila unjuk

kerja seseorang itu baik, maka basil kerjanya akan baik pula. Dengan

kata

lain,

baiknya unjuk kerja seseorang akan dapat menunjukkan kualitas keberhasilan

kerjanya, begitu juga dengan unjuk kerja guru dalam implementasi KBK.

Selanjutnya, untuk meningkatkan unjuk kerja guru dalam implementasi KBK

di SMK dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain motivasi kerja,

penguasaan kompetensi guru, tingkat pendidikan, pengalaman kerja, status

sosial, kepemimpinan kepala sekolah, sarana prasarana, keamanan dan

perlindungan dalam bekerja, rasa tanggung jawab, kep1.1asan kerja, pemberian

(18)

hubungannya dengan unjuk kerja gum dalam implementasi KBK? Apakah

penguasaan kompetensi guru ada hubungannya dengan unjuk kerja guru dalam

implementasi KBK? Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi penguasaan

kompetensi guru terhadap implementasi KBK? Faktor-faktor apakah yang

mernpengaruhi motivasi

kerja

guru terhadap implementasi

KBK?

Usaha-usaha

apakah yang dilakukan untuk meningkatkan penguasaan kompetensi guru

dalam implementasi KBK? Usaha-usaha apakah yang dilakukan untuk

meningkatkan motivasi kerja guru dalam implementasi KBK? Apakah kondisi

Bagaimanakah metode pembelajaran yang diterapkan guru-guru dalam

implementasi KBK? Apakah tingkat pendidikan dan pengalaman kerja ada

kaitannya dengan penguasaan kompetensi guru dalam implementasi

KBK?

Bagaimanakah hubungan kepemimpinan kepala sekolah dengan unjuk kerja

guru dalam implementasi

KBK?

Bagaimanakah kaitan suasana atau iklim kerja

dengan unjuk kerja guru dalam implementasi

KBK? Apakah

ada

kaitan

antara

status sosial dengan unjuk kerja guru dalam implementasi KBK? Bagaimana

kaitan msa tanggung jawab dengan unjuk kerja guru dalam implementasi

K.BK?

Apakah ada hubungan keamanan dan perlindungan kerja dengan unjuk

kerja guru dalam implementasi KBK?.

C. BATASAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, maka

pennasalahan penelitian ini dibatasi berkenaan dengan penguasaan kompetensi

(19)

guru, motivasi kerja guru, dan unjuk kerja guru dalam implementasi KBK.

Penguasaan kompetensi guru adalah penguasaan pengetahuan dan perbuatan

secara profesional dalam menjalankan fungsi sebagai guru, adapun

aspek-aspek yang diteliti dibata!Si pada penguasaan pengetahuan yang dilihat dari tiga

komponen penguasaan kompetensi gum yaitu kompetensi kepribadian,

kompetensi profesional, dan kompetensi sosial, yang selanjutnya dijabarkan

dalarn empat dimensi yaitu penguasaan bidang ilmu, pemahaman peserta didik,

penguasaan pembelajaran yang mendidik, serta pengembangan keprihdian

otivasi ker·a

rnenyebabkan seseorang berbuat sesuatu untuk mencapai suatu tujuan atau

harapan, adapun aspek-aspek yang diteliti dibatasi pada kebutuhan dan

dorongan, kebutuhan mencakup kebutuhan fisik, kebutuhan akan rasa arnan,

kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan dan kebutuhan mewujudkan diri,

sedangkan dorongan mencakup prestasi, promosi, kondisi kerja, gaji, supervisi,

basil, keyakinan, dan rasa tanggung jawab. Unjuk ketja guru dalam

implementasi KBK adalah perilaku atau penarnpilan dan cara kerja guru dalarn

melaksanakan tugas, wewenang dan tanggung jawabnya baik sebagai pendidik

maupun pengajar untuk mencapai hasil kerja sesuai dengan konsep-konsep

KBK, adapun aspek-aspek yang diteliti dibatasi pada empat komponen unjuk

kerja guru dalam implementasi KBK yaitu perancang pengajaran, pengelola

pengajaran, penilai basil belajar peserta didik dan pengarah belajar.

Di samping itu SMK sebagai obyek penelitian ini dibatasi untuk SfviK

(20)

tiga yaitu SMK Negeri 1 Medan, SMK Negcri 6 Medan, dan SMK Negeri 7

Medan. Guru dibatasi guru produktif bidang keahlian Bisnis dan M~ajemen

yang mencakup program keahlian Akuntansi, Administrasi Perkantoran, dan

Penjualan.

Adapun alasan peneliti memilih variabel tcrsebut didasarkan pada

pertimbangan bahwa untuk mencapai unjuk ketja yang baik dalam

implementasi KBK diperlukan penguasaan kompetensi dan motivasi kerja

guru, hal ini sesuai dengan tujuan dari KBK di S:MK yaitu agar dapat membuat

penguasaan kompetensi dan motivasi kerja yang tinggi. Sedangkan dipilih

guru produktif karena peran guru produktif lebih besar dalam menghasilkan

kompetensi anak didik di SMK.

D. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas, maka

masalah-masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

I. Apakah terdapat hubungan positif penguasaan kompetensi guru dengan

unjuk kerja guru dalam implementasi KBK?

2. Apakah terdapat hubungan positif motivasi kerja guru dengan unjuk kerja

guru dalam implementasi KBK?

3. Apakah terdapat hubungan positif antara penguasaan kornpetensi dan

motivasi kerja guru secara bersama-sama dengan unjuk kerja guru dalam

implementasi KBK?

(21)

E. TUJL"AN PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan dan mengetahui:

I. Hubungan penguasaan kompctensi guru dengan unjuk kerja guru dalam

implementasi KBK

2. Hubungan rnotivasi kerja guru dengan unjuk kerja guru dalam

implementasi KBK.

3. Hubungan antara penguasaan kompetensi dan motivasi kerja guru secara

bersama-sama dengan unjuk kerja guru dalam implementasi KBK.

F. MANFAAT PENELJTIAN

Dari hasil penelitian ini akan diketahui gambaran unjuk kerja guru

dalam implementasi KBK, penguasaan kompetensi guru

dan

motivasi

kerjanya. Dengan demikian diharapkan dapat memberi sumbangan penting dan

memperluas wawasan bagi kajian ilmu manajemen dalarn mengelola sumber

daya manusia terhadap implementasi KBK sehingga dapat dijadikan rujukan

untuk peogembangan penelitian sumber daya manusia yang akan datang,

memberikan sumbangan penting dan memperluas kajian ilmu pendidikan yang

menyangkut implementasi KBK, dan menambah konsep baru yang dapat

dijadikan rujukan penelitian lebih lanjut bagi pengembangan ilmu manajemen

dan ilmu pendidikan.

Di samping itu, hasil penelitian ini dapat memberikan surnbangan

pikiran bagi Kepala Sekolah S:MK, Kepala Seksi SMK Dinas Pendidikan Kota

(22)

Sumatera Utara dan Direktur Pendidikan Mencngah Kejuruan Departemen

Pendidikan Nasional untuk mcningkatkan keberhasilan implementasi KBK

melalui peningkatan penguasaan kompetensi dan motivasi kerja guru, sehingga

pimpinan dapat merencanakan dan menentukan prioritas kerja di berbagai

bidang,

dapat

memberikan masukan

pada

implementasi

KBK

dan

perubahan

kompetensi guru untuk melaksanakan tugasnya dalam implementasi KBK,

dapat digunakan sebagai tolak ukur unjuk kerja guru pada SMK dalam

implementasi

KBK

di kota Medan khususnya dan Indonesia pada umumnya.
(23)

BABY

SIMPULAN, IMPLIKAS.I, DAN SARAN

A. SJMPULAN

Berdasarkan temuan penelitan dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

l . Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara penguasaan

kompetensi guru dengan unjuk kerja guru dalam implementasi KBK pada

SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen di Medan, dengan

koefisien korelasi ry1

=

0,584. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi

dalam implementasi K.BK., selanjutnya hasil penelitian ini membuktikan

bahwa penguasaan kompetensi guru memiliki hubungan pada taraf sedang

terhadap unjuk kerja guru dalam implementasi

KBK,

dan koefisien

determinasi r2 yl

=

0,341, dengan demikian 34,10% variasi unjuk kerja guru

dalam implementasi .KBK dapat dijelaskan oleh penguasaan kometensi

guru.

Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi kerja guru

dengan unjuk kerja guru dalam implementasi KBK pada SIMK Negeri

Bidang Keahlian Bisnis dan Manajenien di Medan, dcngan koefisien

korelasi ry2

=

0,434. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi motivasi

kerja guru maka sernakin meningkat unjuk kerjanya dalam implementasi

KBK, selanjutnya temuan penelitian ini menerangkan bahwa motivasi

kerja guru memiliki hubungan pada taraf sedang terhadap unjuk kerja guru

(24)

z

demikian 18,80% variasi unjuk kerja guru dalam implementasi KBK dapat

dijelaskan oleh motivasi kerja guru.

3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara penguasaan

kompetensi guru dan motivasi kerja guru dengan unjuk kerja guru dalam

implementasi KBK secara bersama-sama pada SMK Negeri Bidang

Keahlian Bisnis dan Manajemen di Medan, dengan koefisien korelasi

ganda

Ry

12

=

0,621. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi penguasaan kompetensi guru dan motivasi kerja guru maka semakin

koefisien determinasi R2y12

=

0,385, dengan demikian 38,50% variasi

unjuk kerja guru dalam implementasi KBK dapat dijelaskan oleh

penguasaan kompetensi guru dan motivasi kerja guru, dengan kata lain

penguasaan kompetensi guru dan motivasi kerja guru mempWlyai

kontribusi kemanfaatan 38,5% terhadap unjuk kerja guru dalarn

implementasi

KBK

Kontribusi ini masih tergolong rendah, hal ini

disebabkan masih banyak variabel lain yang mempengaruhi unjuk kerja

guru dalam implementasi KBK.

4. Berdasarkan hasil analisis korelasi parsial ditemukan bahwa dengan

mengendalikan variabel motivasi kerja guru ternyata terdapat hubungan

positif dan signifikan antara penguasaan kompetensi guru dengan unjuk

kerja guru dalam implementasi KBK pada SMK Negeri Bidang Keahlian

Bisnis dan Manajemen di Medan, dengan koefisien korelasi ry1.2 = 0,492.

Selanjutnya dengan mengendalikan variabel penguasaan kompetensi guru

(25)

z

temyata terdapat hubungan positif dan signifikan antara motivasi kerja

guru dengan unjuk kerja guru dalarn implementasi KBK pada SMK Negeri

Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen di Medan, dengan koefisien

korelasi

ry

21

=

0,258.

B. IMPLIKASI

Terujinya ketiga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini

bahwa penguasaan kompetensi guru dan motivasi kerja

dalarn implementasi KBK pada SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan

Manajemen di Medan. Oleh karena itu perlu adanya beberapa upaya untuk

meningkatkan unjuk kerja guru dalam implementasi KBK, antara lain:

1. Upaya Meningkatkan Unjuk Kerja Guru dalam Implementasi KBK melalui Peningkatan Penguasaan Kompetensi Guru

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasadll

kompetensi guru memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan unjuk

kerja guru dalam implementasi KBK. Oleh sebab itu perlu diupayakan

bagaimana cara meningkatkan penguasaan kompetensi guru agar dapat

meningkatkan unjuk kerja seorang guru dalam implementasi KBK

Upaya-upaya yang perlu dilakukan antara lain: (1) pemerintah harus berUpaya-upaya

membuat program yang dapat meningkatkan penguasaan kompetensi guru,

antara lain mengidentifikasi kompetensi ideal yang harus dikuasai oleh guru,

(26)

z

membuat pelatihan baik penguasaan bidang ilmu, pemahaman peserta didik,

penguasaan pembelajaran yang mendidik, maupun pengembangan kepribadian

dan keprofesionalan; (2) pemerintah harus mengeluarkan kebijakan atau

program yang dapat memotivasi guru dalam meningkatkan kompetensinya,

misalnya reward bagi guru yang kompeten, Iomba penulisan karya ilmiah, dll;

(3) kepala sekolah harus memfasilitasi gurw1ya dalarn meningkatkan

kompetensinya, misalnya memberi peluang untuk melanjutkan sekolah,

menyediakan fasilitas, mengirim guru-gurunya untuk mengikuti penataran,

kompetensinya dengan jalan mengikuti forum-forum ilmi~ membaca buku,

mengikuti perkembangan teknologi dan infonnasi, mencari informasi yang

berkaitan dengan bidang tugasnya di berbagai media, berd1skusi dengan ternan

guru yang lain tentang hal-hal yang dapat meningkatkan kompetensinya.

2. Upaya Meningkatkan Unjuk Kerja Guru dalam lmplementasi KBK meJalui Peningkatan Motivasi Kerja

Motivasi merupakan faktor penggerak, pengarah berfungsinya tingkah

laku seseorang. Setiap orang dalam beraktivitas berbeda antar yang satu

dengan yang lainnya bergantung kepada kemampuan, kemauan, keinginan,

harapan, kebutuhan, tujuan, sasaran dan sebagainya. Motivasi juga merupakan

semua kondisi yang memberi dorongan dari dalam diri seseorang yang sering

disebut kebutuhan dan dorongan dari luar yang berupa insentif atau tujuan,

yang digarnbarkan sebagai keinginan. kemauan, dorongan untuk melakukan

sesuatu. Dengan demikian jelas terlihat bagaimana emtnya hubungan antara

(27)

motivasi dengan unjuk kerja, sesuai basil penelitian ini menunjukkan bahwa

terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi kerja guru

dengan unjuk kerja guru dalarn implementasi KBK. Oleh sebab itu perlu

diupayakan bagaimana meningkatkan motjvasi kerja guru dalam upaya

meningkatkan unjuk kerjanya dalam mengimplementasikan

KBK.

Upaya-upaya yang perlu dilakukan diantaranya sebagai berikut: (1) guru perlu

diupayakan mendapatkan pengakuan dan penghargaan terhadap profesinyajika

ia berhasil melakukannya, baik dari kepala sekolah ataupun penjabat yang

berwenang. Penghargaan perlu diberikan kepada guru yang seperti ini baik

materi maupun nonmateri; (2) guru merupakan jabatan profesi yang

membutuhkan sebuah persyaratan khusus. Untuk mendapatkan persyaratan

khusus ini memerlukan biaya mahal dan waktu yang tidak singkat, sehingga

perlu diupayakan bagaimana meningkatkan taraf kesejahteraan guru; (3)

kepala sekolah memberikan kemudahan bagi guru-guru yang potensial untuk

meningkatkan kemampuan akademiknya dengan senng diikutsertakan

pelatihan-pelatihan atau pendidikan-pendidikan untuk pengembangan

wawasan keguruannya. Semakin meningkatnya kemampuan akademik guru

berakibat semakin meningkatnya unjuk kerja guru tersebut; (4) kepala sekolah

perlu menciptakan suasana sekolah yang kondusif, sehingga menimbulkan

kegairahan guru dalam bertugas, dengan demikian akan meningkatkan

motivasi kerja sehingga unjuk kerja guru dalam implementasi KBK juga

akan

'

semakin meningkat ~ (5) kepala sekolah perlu memberikan transparansi dalam

(28)

z

guru-guru yang mengajar disekolah merasa dihargai keberadaannya dengan

demikian akan meningkatkan kegairahan mengajar; (6) kepala sekolab harus

memperhatikan kesejahteraan guru, karena motivasi kerja gum dapat

ditingkatkan dengan cara meningkatkan kesejahteraan guru. Dengan

terpenuhinya segala jenis kebutuhan guru, maka guru akan mengajar dengan

sebaik-baiknya, karena guru tidak perlu lagi memikirkan mencari penghasilan

lain untuk menutupi segala jenis kebutuhannya~ dan (7) kepala sekolah perlu

memberikan fasilitas atau memberikan kemudahan kepada guru untuk

meningkatkan dan menyelesaikan tugas-tugasnya.

3. Upaya Meningkatkan Unjuk Kerja Guru dalam Implementasi KBK

melalui Peningkatan Penguasaan Kompetensi Guru dan Motivasi Kerja Gm·u secara Bersama~sama

Penguasaan kompetensi guru dan motivasi kerja guru secara

bersama-sama memiliki hubungan positif dan signifikan dengan unjuk kerja guru dalam

implementasi KBK pada SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen

di Medan. Dengan demikian penguasaan kompetensi guru dan motivasi kerja

guru secara bersama-sama perlu ditingkatkan sebagai upaya meningkatkan

unjuk kerja guru dalarn implementasi KBK secara stimulan. Berdasarkan

penelitian ini bahwa penguasaan kompetensi guru memiliki kontribusi sebesar '

73,954% dan motivasi kelja guru memiliki kontribusi sebesar 26,046%.

Sedangkan secara bersama-sama penguasaan kompetensi guru dan motivasi

kerja guru . memiliki kontribusi 38,5000/o terhadap unjuk kerja guru dalam

(29)

Hnplcmcntasi KBK. Dcngan dcmikinn kcclua vanabcl ter~wbut

baik

sccara

terpisah maupun bersama-sama memiliki kontribusi yang cukup signifikan

terhadap unjuk kerja guru dalam implementasi KBK oleh sebab itu perlu upaya

peningkatan kedua variabel tersebut agar unjuk kerja guru dalam implementasi

KBK lebih meningkat. Untuk mengupayakan hal tersebut maka kepala sekolah

perlu membuat in house training (IHT) tentang kompetensi guru dan

implementasi KBK dengan memperhatikan kebutuhan dan kesejahteraan guru,

selanjutnya kepala sekolah juga harus membuat program penghargaan

C. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian, simpulan, dan implikasi, maka dapat

drajukan beberapa saran sebagai berikut:

l. Dalam rangka meningkatkan unjuk kerja guru dalam implementasi KBK

peranan yang menentukan atau memberi sumbangan yang cukup berarti

adalah penguasaan kompctensi guru dan motivasi kerja guru. Peningkatan

pcnguasaan kompetcnsi guru dan moti vasi kcrja guru perlu dikembangkan

terus sehingga dapat meningkatkan unjuk kerja guru dalam impleinentasi

KBK, yang akan berdampak pada peningkatan mutu pendidikan.

Peningkatan unjuk kerja guru, faktor penguasaan kompetensi dan motivasi

ke~ja sangat mcncntukan bagi seorang guru dalam keberhasilan

penclidikan. Oleh karena itu guru harus sclalu berupaya meningkatkan

(30)

didik, penguasaan pembelajaran yang mendidik, maupun pengembangan

kepribadian dan keprofesionalan dengan jalan selalu berusaha mencaii

informasi dari berbagai media, meningkatkan pengetahuan dan

keterampilannya tentang KBK agar dapat rnengimplementasikan dengan

baik sesuai dengan standar isi kompetensi. Karena dengan unjuk kerja guru

yang baik akan meningkatkan mutu lulusan.

3. Sehubungan dengan kurikulum di sekolah yang berkembang terus dari

kurikulum berbasis kompetensi sampai saat ini kurikulum 2006, guru

sebagai orang yang mengimplementasikan kurikulum tersebut harus selalu

mengikuti perkembangan. Oleh karena itu guru harus selalu

mempersiapkan dan meningkatkan kompetensi serta wawasan

pengetahuannya, apalagi dalam kurikulum 2006 guru-guru

di

sekolah

>

dituntut untuk berkreasi dalam menyusun kurikulum

dan

membuat konsep

pembelajaran sesuai kebutuhan dan kondisi sekolah dengan berdasarkan

standar isi dan standar kompetensi yang di tetapkan.

Sebagai pemegang manajemen pendidikan tingkat bawah (sekolah),

Kepala sekolah yang langsung berhubungan dengan guru dan siswa sangat

besar perannya dalam menunjang keberhasilan pendidikan yang

selanjutnya menentukan kualitas pendidikan melalui mutu lulusannya,

.

untuk itu kepala sekolah perlu memperhatikan unjuk kerja gurunya dan

berusaha meningkatkan unjuk kerja guru tersebut. Sesuai hasil penelitia.n

ini untuk meningkatkan unjuk kerja guru perlu ditingkatkan penguasaan

kompetensi dan motivasi kerja gurunya. Oleh karena itu kepala sekolah

(31)

>

z

harus selalu memberikan kemudahan dan fasilitas kepada guru-gurunya

untuk meningkatkan kompetensi dan motivasi kerjanya, hal itu dapat

dilaksanakan dengan jalan mengikutkan gurunya dalam forum-forum

ilmiah, memperhatikan kesejahteraan gurunya, memberikan peluang

kepada guru untuk meningkatkan akademiknya, memberikan

reward

dan

punishment secara tegas kepada guru sebagai tindak lanjut unjuk kerjanya,

melibatkan gurunya dalam mengambil kebijakan sehingga guru merasa ·

ikut memiliki, merasa dihargai keberadaannya. Serta berupaya melengkapi

fasilitas di sekolah yang dapat mendukung peningkatan implementasi

KBK, terutama dalam hat kerja sama dengan dunia usaha dan dunia

industri.

Melalui Dinas pendidikan

dan

dinas terkait dalam upaya mencapa1

keberhasihin pendidikan perlu peningkatan penguasaan kompetensi guru

melalui unjuk kerja dan motivasi kerja. Selanjutnya perlu dibuat

program-program yang dapat mendukung peningkatan penguasaan kompetensi

guru. Program-program tersebut akan berjalan lancar apabila didarnpingi

dengan pcrhat ian dina::; pendidikan terhadap kesejahteraan guru, yang

akhimya akan meningkatkan mutu pendidikan.

6. Melalui Dinas Pendidikan Nasional, Dinas Pendidikan Propinsi dan Kota,

serta instansi terkait, agar: (1) mensosialisasikan tentang kompetensi guru,

agar guru lebih paham akan apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan

penhruasaan kompetensinya, (2) selalu memberikan penataran, lokakarya,

(32)

z

penguasaan kompetensi dan unjuk kerja guru dalam

implementasi KBK,

(3) melaksanakan uji kompetensi guru dan menindak lanjuti hasil uji

kompetensi tersebut, serta memberikan reward kepada guru yang

penguasaan kornpetensinya baik agar guru termotivasi dan merasa butuh

terhadap peningkatan kompetensinya. Karena dengan meningkatnya

kompetensi dapat meningkatkan unjuk kerjanya dalam implementasi KBK,

yang selanjutnya dapat meningkatkan mutu lulusan, dan (4) benar~benar

bisa memandu para guru sehingga tidak terjadi kesimpangsiuran tentang

Melalui Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan, agar: (1)

memasukkan materi kompetensi guru, baik baik penguasaan bidang ilmu,

pemahaman peserta didik, penguasaan pembelajaran yang rnendidik,

maupun pengembangan kepribadian dan keprofesionalan ke dalam

kurikulum, dan (2) dalam mendidik dan melatih calon tenaga kependidikan

mengacu pada KBK sehingga lulusannya siap untuk

mengimplementasikan KBK.

8. Melalui Dunia Usaha dan Dunia Jndustri, agar: (1) memberikan

kemudahan kepada sekolah yang akan memagangkan guru

dan

peserta

didiknya dalam rangka memantapkan kompetensi, dan (2) memberikan

peluang kepada sekolah untuk membuat perjanjian kerja sama dengan

instansinya dalam rangka peningkatan kompetensi.

9. Penelitian lain merupakan penelitian awal dan hanya mengungkap faktor

kompetensi guru dan motivasi kerja guru yang mempengaruhi unjuk kerja

(33)

guru dalam implementasi KBK. Oleh karena itu perlu adanya penelitian

lanjutan dengan melibatkan beberapa aspek/faktor lain yang

mempengaruhinya. Oleh sebab itu peneliti lain dapat melihat aspek/faktor

lain yang rnempengaruhi unjuk kerja guru dalam implementasi KBK.

Disamping itu juga dapat dikaji kembali ten tang pendalaman dan kesiapan

(34)

z

DAFfAR PUST AKA

Aiken, Le·wis R. 1997. Psychological Testing and Assesment. Boston: Allyn

and Bacon.

Anoraga, Pandji. 2001. Psikologi Kelja. Jakarta: Rineka Cipta.

Anwar, Qomari. 2004. Manajemen Strategik Pengemhangan SDM Perguroan

Tinggi, Studi Kasus Tentang Pengembangan

Dosen

melalui

Kepemimpinan Visioner dan Budaya Organisasi

yang

Kondusif di

UHAMKA. Jakarta: UHAMKA Press.

Anwar, Q., & S. Sagala. 2004. Profesi Jabatan Kependidiklm dan Guru

Sebagai Upaya Menjamin Kualitas Pembelajaran. Jakarta: UHAMKA

Arep, I. & Tanjung, H.. 2003. Manajemen Molivasi. Jakarta: Grasindo.

Arikunto, Suharsimi. 1990. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina

Aksara

Arikunto, Suharsimi. 1996. Manajemen Penelitian. Y ogyakarta: Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin. 1996. Tes Prestasi, Fungsi dan Pengukuran Prestasi

Be/ajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Crocker, Linda & James Algina. 1986. Introduction to Classical & Modern

Test Theory. Chicago: Holt, Rinehart and Winton, Inc.

Danim, Sudarwan. 2004. Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok.

Jakarta: Rineka Cipta.

Depdikbud. 1999. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Depdiknas. 2002. Keputusan Menten· Pendidikan Nasional No. 087/U/2002 tangga/4 Juni 2002 tentang Akreditasi Sekolah. Jakruta: Depdiknas.

Depdiknas. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Pusat Kurikulum

Balitbang Depdiknas.

Depdiknas. 2003. Undang-Undang Republik indonesia Nomor 20 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Depdagri.

(35)

Depdiknas. 2003. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 0391012003 tanggal 8 April 2003 tentang Badan Akreditasi Sekolah Nasional , (Basnas). Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2003. Standar Kompetensi Gunt. Jakarta: Direktorat Tenaga

Kependid ikan.

Oepdiknas. 2003. Kurikulum Berbasis Kompetensi: Ketentuan Umum. Jakarta:

Depdiknas.

Depdiknas. 2004. Kurikulwn Sekolah Menengah Kejuruan

Edisi

2004. Jakarta:

Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas.

Depdiknas. 2004. Pedoman Pelab'Gnaan Peni/aian Kurikulum SMK Edisi

2004. Jakarta: Pusat Kurikulurn Balitbang Depdiknas.

Dikmenjur. 2004. Bahan Penataran, Training of Trainer Sosialisasi

Kurikulum Berhasis Kompetensi. Jakarta: Balitbang Dikmenjur.

Ernest, J. McCormick. 1985. Industrial P~ycology. New York: Prentice-Hall, Inc.

Fattah, Nanang. 2000. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Fitt, David., et al.. 1992. Competency Based Human Resource Management,

Value-Driven Strategies for Recruitment, Development and Reward. London: Hay Group.

Fred, Luthan. 1995. Organizational Behavior. Singapore: McGraw Hill Inc.

Fremont E.K. and James, E.R.. 1995. Organisasi dan Manajemen. Jakarta:

Bumi Aksara.

Gibson, et al.. 1994. Organisasi dan Manajemen Perilaku, Struktur don

Proses. (Alih Bahasa P Joerdan Walid) Cet. Ke-9. Jakarta : Erlangga.

Gitosudarmo, Indriyo. 2001. Prinsip Dasar Manajemen. Yogyakarta: BPFE.

Hadiyanto. 2004. Mencari Sosok Desentralisasi Manajemen Pendidikan di

(36)

Hamalik, Oemar. 2001.

Proses Relajar Mengajar.

Jakarta: Bumi Aksara.

Hamalik, Oemar. 2003. Pendidikan Gunt, Berdasarkan Pendekatan

Kompctcnsi. Jakarta: Bumi Aksara.

Hariandja, M.T.E .. 2002. Manajemen ._\'umber Daya Manusia: Pengadaan,

Pengembangan, Pengkompensasian, dan Peningkatan Produktivitas Pegawai. Jakarta: Grasindo.

Harold Koontz and Cyril O'Donnel. 1972. Principle of Management: An

Analysis of Managerial Function. 5th Edition. Tokyo: McGraw-Hill Kogakusha Ltd.

Harris, et al .. 1997. Competency-Based Education and Training: Between a

Rock and a Whirlpool. Sould Yarra: Macmilan Educational Australia Pty.

Hudoyo, Herman. 1981. lnteraksi Be/ajar Mengajar Matematika.

Jakarta:

P3G

Depdikbud.

Husda, L. 2004. Kunci Sukses KBK adalah Guru Profesional. Internet: 17 Mei 2004.

Ibrahim. 1992. Supervisi Pengajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

John W., and Pauline, D .. 1997. Pengelolaan Sumber Daya Manusia. Jakarta:

Bumi Aksara.

Kamars, Dachnel. 2002. Administrasi Pendidikan Teori dan Praktek Tidak

dipublikasikan.

Kartono, Kartini. 2002. Psikologi Sosial untuk Manajemen Perusahaan dan

Industri. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Mader, Nazri. 1988. Latar Belakang Pendidikan, Motivasi Kerja, Sikap Kerja,

dan Kemampuan Kerja dalam Kaitannya denga.ri Tingkat

Produktivitas Kerja Teknisi. Tesis. Jakarta: FPS IKIP Jakarta.

McAshan, H. H.. 1989. Competency-Based Education and Behavioral

Objectives. New Jersey: Educational Technology Publication.

Miller, J.P. & Siller, W .. 1985. Curriculum : Per:,pective and Practice. New York : Longman.

(37)

z

Moenir, AS .. 2000. Kepemimpinan Kerja. Jakarta: Bina Aksara.

Mulyasa, E .. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik,

dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. ·

Mulyasa, E.. 2004. Menjadi Kepala Sekolah Projesional, Dalam Konteks

Menyukseskan MBS dan KBK. Bandung: Remaja Rosdak.arya.

Nasution, In om. 2003. Hubungan Pengetahuan Komunilr__asi dan Motivasi

Kerja dengan Unjuk Kerja Manajemen Kelas Guru Madrasah

Tsanawiyah Negeri di Kota Medan. Tesis. Medan: PPS Unimed.

Nasution, S .. 1993. Pengembangan Kurikulum. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Nawawi, Hadari. 2003. Kep£:mimpinan Mengejektijkan Organisasi.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Patrick, J .. 1992. Training: Research and Practice. London: Academic

Press

Inc.

Peter, J. Laurence. 1975. Competencies for Teaching Teacher Education.

Belmont California: Wadworth Publishing.

Poewodarminto, W.J.S .. 1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pus taka.

Priatama, Budi. 2004. Stuqi Korelasional Antara Kecerdasan Emosional dan

Komunikasi Interpersonal dengan Motivasi Kerja Majelis Guru di

Pesantren Darul Arafah Deli Serdang. Tesis. Medan: PPS Unimed.

Purba, Jabidin & M. Sitohang. 2004. Pola Pembelajaran Kompetensi, Makalah

Diklat Pengembangan Modul Kompetensi. Medan: PPPGT.

Rahayu, Wigati. 2005. Penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi pada

Pembelajaran Kimia di SMA Negeri 1 Sewon Bantu!. Tesis.

Yogyakarta: PPS Universitas Negeri Yogyakarta.

Riduwan. 2004. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: Alfabeta.

Roestiyah. 1989. Masalah-Masalah llmu Keguruan. Jakarta; Bina Aksara.

Rosyada, Dede. 2004. Paradigma Pendidikan Demokratis, Sebuah Model

(38)

Ruky, Achmad S .. 2004. Sistem Manajeman Kinetja, Panduan Praktis Untuk

Merancang dan Meraih Kine!Ja Prima. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama.

Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran DaJam ImpJementasi Kurikulum Berhasis

Kompetensi. Jakarta: Prenada Media.

Schuler,

Randal S..

1997. Manajemen Sumber

Daya

Manusia Menghadapi

Abad ke-21. Jakarta: Erlangga

Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja.

Bandung: llham Jaya

Sentono, S. Prawira. 1999. Manajemen Sumber Daya Manus/a, Kebijakan,

Kinetja Kai}Uwan. Yogyakarta: BPFE.

'

sekolah Menengah.

Jakarta:

Gramedia.

Sibuea, A Muin. 2004. Seminar Nasional KBK "Standar Kompetensi

Mengajar Guru, Strategi Pencapaian dan lmplementasinya di Kelas".

Makalah. Medan:

LPM

Unimed.

Sidi, Indra Jati. 2001. Menuju Masyarakat Be/ajar, Menggagas Paradigma Baro Pendidikan. Jakarta: Paramadina.

Situmorang, Julaga. 2004. Strategi dan Prosedur Perumusan Kompetensi dalam Pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi Prodi 03

Teknik Mesin FT Unimed Makalah. Medan: TPSDP FT

Unimed.

Stokes, P.M .. 1986. Total Job Training. New York: American Management

Assosiation.

Sudibyo, B .. 2005. Sambutan Menteri Pendidikan Nasional pada Peringatan

Hari Guru XII Tangga/ 25 November 2005. Jakarta: Mendiknas.

Sudjana, N .. 1989. Metode Statistik. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2005. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Altabeta.

Sugiyono. 2005. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Suharto, Nugraha. 2000. Pelaksanaan Penilaian Jabatan Fungsional Guru dan

Pengaruhnya terhadap Kualitas Kinerja Guru Sekolah Dasar. Tesis.

Bandung: PPS UPI.

(39)

Suit, Jusuf. 1996. A.~pek Sikap Mental Dalam Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Supardi, Edih. 2005. Kinerja Guru Kejuruan SMK Negeri I Kalasan Sleman

Daerah Istimewa Yogyakarta. Tesis. Yogyakarta:

PPS

Universitas

Negeri Yogyakarta;.

Supriadi, Dedi. 1996. Kreativitas Kebudayaan dan Perkembangan lptek.

Bandung: Alfabeta.

Surakhmad, Winamo. 1994. Pengantar Penelitian 1/miah. Bandung: Tarsito.

Surya, Mohamad. 2003 . Percikan Perjuangan Guro. Semarang: Aneka Ilmu.

Tilaar, H. A R.. 2002. Perubahan Sosial dan Pendidikan, Pengantar

Pedagogik Transformatifuntuk Indonesia. Jakarta: Grasindo.

Waluyo, Hari. 2004. Hambatan Kultural dalam Pelaksanaan Kurikulum 2004. Internet: 25 Februari 2004.

Wexley, K. N . and Yuki, G. A .. 1990. Organizational Behavior and Personal

P:Jychology. Home Good lllionis: Richard Irwin Inc.

Whitemore. 1997. Coaching for Performance - Seni Mengarahkan untuk

Mendongkrak Kinelja. (Terjemahan Dwi Helly Pumomo). Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Winardi, J.. 2001. Motivasi dan Pemotivasian Dalam Manajemen. Jakarta:

Raja Grafindo Persada.

Yunita, Ema. 2005. Huhungan Antara Komunikasi Antar Pribadi dan Motivasi

Kerja Dengan Kinerja Guru Madrasah Tsanawiyah Binjai. Tesis.

Medan: PPS Unimed.

Zamroni, Widyowatie. 2004. Refleksi Pelaksanaan KBK pada Tingkat Sekolah

Referensi

Dokumen terkait

Diagram scenario kegiatan Pengunjung pada Butterfly House di Yogyakarta ………... Diagram Zoning kelompok ruang dalam Butterfly House

Untuk responden pada konsumen produk hasil produksi hypermarket persepsi resiko memiliki hubungan yang signifikan terhadap niat membeli, namun untuk penelitian yang

Penerapan levels of inquiry dalam meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi IPBA.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Terdapat hubungan antara perilaku merokok orang tua dan anggota keluarga yang tinggal dalam satu rumah dengan kejadian ISPA pada BALITA di wilayah kerja

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL TENTANG PERUBAHAN KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 042/U/2000 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PENETAPAN

Dari hasil penelitian dan pengukuran kekasaran permukaan terhadap benda kerja yang dibuat dengan proses pemesinan menggunakan mesin Milling CNC didapat bahwa nilai

Cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui terjadinya peradangan pada ambing dengan cepat adalah menggunakan California Mastitis Test (CMT), yang dapat mendeteksi sel-sel

material shall include the name of the project, name and contact details of the suppler, FSC registration code, and for full project certification, the cost and/or volume