• Tidak ada hasil yang ditemukan

NASKAH PUBLIKASI Analisis Perbandingan Antara Tingkat Kredit Macet Bank Konvensional Dan Pembiayaan Bermasalah Bank Syariah (Studi Kasus Pada Bank Mega Dan Bank Mega Syariah).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "NASKAH PUBLIKASI Analisis Perbandingan Antara Tingkat Kredit Macet Bank Konvensional Dan Pembiayaan Bermasalah Bank Syariah (Studi Kasus Pada Bank Mega Dan Bank Mega Syariah)."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA TINGKAT KREDIT

MACET BANK KONVENSIONAL DAN PEMBIAYAAN

BERMASALAH BANK SYARIAH

(STUDI KASUS PADA BANK MEGA DAN BANK MEGA SYARIAH)

Disusun Oleh : ROWITA PRANIKA SARI B 300 100 077 – I 000 103 021

TWINNING PROGRAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS DAN FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)

2

HALAMAN PERSETUJUAN NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA TINGKAT KREDIT

MACET BANK KONVENSIONAL DAN PEMBIAYAAN

BERMASALAH BANK SYARIAH

(STUDI KASUS PADA BANK MEGA DAN BANK MEGA SYARIAH)

Dipersiapkan dan Disusun oleh

ROWITA PRANIKA SARI B 300 100 077 – I 000 103 021

Telah disetujui oleh; Pembimbing I,

Ir. Maulidyah IH. MS Tgl 30 Oktober 2012

Pembimbing II,

(3)
(4)

1

NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA TINGKAT KREDIT MACET BANK KONVENSIONAL DAN PEMBIAYAAN BERMASALAH BANK SYARIAH

(STUDI KASUS PADA BANK MEGA DAN BANK MEGA SYARIAH)

Rowita Pranika Sari, B 300 100 077 – I 000 103 021, TWINNING PROGRAM, Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan Fakultas Agama Islam, Universitas

Muhammadiyah Surakarta, 2014.

Tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan terhadap tingkat kredit macet di Bank Mega dengan Bank Mega Syariah dan untuk mengetahui manakah tingkat pengembalian yang lebih baik dari NPF dan NPL tiap tahunnya.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Obyek penelitian ini adalah PT Bank Mega, Tbk yang beralamat Menara Bank Mega Lt. 15 JI. Kapten Tendean 12-14 A Jakarta 12790. Sedangkan PT Bank Mega Syariah, Tbk yang beralamat Menara Bank Mega Lobby floor J1. Kapt. Tendean Kay. 12-14 A Jakarta 12790. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis One Samples T test / Uji T test.

Kesimpulan penelitian ini adalah tidak terdapat perbedaan antara kredit macetpada Bank Mega Konvensional dengan pembiayaan bermasalah pada Bank Mega Syariah. Ditunjukkan dengan nilai thitung < ttabel dan P value > 0,05. Hasil thitung positif menunjukkan bahwa nilai kredit macet pada Bank Mega lebih tinggi dari nilai pembiayaan bermasalah pada Bank Mega Syariah.

Kata kunci: Kredit Macet dan Pembiayaan Bermasalah.

Pendahuluan

Lembaga perbankan pada hakikatnya merupakan lembaga perantara

(intermediary) yaitu lembaga yang mempunyai tugas pokok untuk menghimpun dana

masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat. Sebagai lembaga intermediasi antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak-pihak yang memerlukan dana, diperlukan bank dengan kinerja keuangan yang sehat, sehingga intermediasi dapat berjalan lancar.

(5)

dalam dua hal. Pertama, bank sebagai financial intermediaries, yaitu berfungsi sebagai perantara antara penabung dengan investor. Kedua, bank berfungsi sebagai

agen of development dimana pelaksanaan tugas bank dikaitkan dengan tujuan

pembangunan dan pemerataan. Salah satu sumber pendapatan bank, baik Bank Konvensional maupun Bank Syariah adalah dari penyaluran kredit atau pembiayaan, dimana keuntungan tersebut berupa selisih antara bunga, bagi hasil atau margin dari sumber-sumber dana dengan bunga, bagi basil atau margin yang diterima alokasi dana tertentu. Kredit atau pembiayaan yang diberikan atau dicairkan oleh bank memperoleh jasa dari debitur sebagai keuntungan bank.

Bank syariah berdiri sebagai suatu respon dari kelompok ekonom dan praktisi perbankan muslim di Indonesia, yang berupaya mengakomodasi keinginan dari pihak yang menginginkan agar tersedia jasa transaksi keuangan Islam dengan landasan moral dan prinsip-prinsip syariah Islam. Terutama yang berkaitan dengan pelanggaran praktek riba, kegiatan spekulasi dan ketidakjelasan dalam hal keuangan. Berbeda dengan bank konvensional, yang sudah ada terlebih dahulu dibandingkan dengan bank syariah. Bank konvensional menggunakan sistem bunga, yang menjadikan bunga kredit sebagai keuntungannya.

Bank konvensional dan bank syariah dalam beberapa hal mempunyai persamaan, terutama dalam sisi teknis penerimaan uang, mekanisme transfer, teknologi komputer yang digunakan, syarat-syarat umum memperoleh pembiayaan seperti KTP, NPWP, proposal, laporan keuangan, dan sebagainya. Namun diantara keduanya juga memiliki perbedaan, yakni kondisi operasional dari masing-masing perbankan, khususnya masalah pertimbangan pemberian kredit atau pembiayaan. Menurut Djohan (dalam Febriartio, 2013: 2), prosedur pemberian kredit pada bank konvensional dan pembiayaan pada bank syariah memerlukan suatu standar analisis yang meliputi penilaian atas keseluruhan dari aspek-aspek yang perlu mendapatkan perhatian pertimbangan kelayakannya, sehingga dapat disimpulkan bahwa calon debitur layak atau tidak layak untuk dibiayai.

(6)

3

Bintang (2013: 2) Rasio merupakan alat yang dinyatakan dalam artian relative maupun absolute untuk menjelaskan hubungan tertentu antar faktor satu dengan yang lainnya dari suatu laporan finansial. Salah satunya adalah rasio NPL dan NPF didalam bank konvensionaldan dan bank syariah. Permasalahan tidak hanya di dalam bank konvensional saja, tetapi terdapat pula permasalahan yang sama di bank syariah dalam hal pengembalian kredit/pembiayaan bermasalah, dalam bank syariah dikenal dengan NPF (Non Performing Financing).

Menurut Eris (2013) menyatakan bahwa kredit atau pembiayaan merupakan pos harta (asset) terbesar sekaligus sumber penghasilan terbesar bagi perbankan. Sementara itu, rapuhnya dunia perbankan antara lain diakibatkan oleh proporsi kredit/pembiayaan bermasalah (non performing loan/non performing financing) yang besar. MenurutKamus Bank Indonesia Non performing finance atau non performing loan adalah kredit bermasalah yang terdiri dari kredit yang berklasifikasi kurang lancar, diragukan dan macet. Penyebutan non performing finance diperuntukkan bagibank syariah, sedangkan non performing loan diperuntukkan bagi bank konvensional.

Perkembangan Bank syariah beberapa tahun terakhir memiliki perkembangan pesat dan banyak peminatnya, sehingga peneliti tertarik untuk meneliti Bank syariah terutama Bank Mega Syariah karena sudah berdiri 10 tahun dan memiliki perkembangan yang bagus selama beberapa tahun terakhir. Begitu pula pada Bank Mega yang memiliki perkembangan pesat, dan termasuk salah satu bank terbaik di Asia Pasifik. Dan karena alasan tersebut yang membuat peneliti memilih Bank Mega dan Bank Mega Syariah untuk dijadikan objek penelitian.

(7)

Metode Penelitian

Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian deskriptif, dengan alasan bahwa penelitian ini bertujuan untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai setting sosial atau dimaksudkan untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial, dengan jalan mendeskripsikan sejumlah variabel yang berkenaan dengan masalah dan unit yang diteliti antara fenomena yang diuji. Obyek penelitian ini adalah laporan keuangan PT Bank Mega, Tbk yang beralamat Menara Bank Mega Lt. 15 JI. Kapten Tendean 12-14A Jakarta 12790. Dan laporan keuangan PT Bank Mega Syariah, Tbk yang beralamat Menara Bank Mega Lobby floor J1. Kapt. Tendean Kay. 12-14 A Jakarta 12790. Laporan keuangan yang diteliti adalah neraca dan rugi laba PT. Bank Mega dan PT. Bank Mega Syariah masing-masing periode 2009-2013, yang dilaporkan secara triwulanan.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan oleh

website masing-masing bank yaitu Bank Mega dan Bank Mega Syariah untuk

digunakan masyarakat pengguna data. Data sekunder berupa laporan keuangan PT Bank Mega dan Bank Mega Syariah, yang terdiri dari: 1) Neraca, 2) Laporan Laba/Rugi, dan 3) Perhitungan Kredit dikedua bank.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Studi pustaka yang mana penelitian ini mengumpulkan data dan teori yang relevan terhadap permasalahan yang akan diteliti dengan melakukan studi pustaka terhadap literatur dan bahan pustaka lainnya seperti artikel, jurnal, buku dan penelitian terdahulu. Sedangkan studi documenter adalah pengumpulan data sekunder yang berupa laporan keuangan tahunan masing-masing Bank yang diperoleh dari website masing-masing bank.

(8)

5

sebagai pembanding antara kedua objek penelitian tersebut berbeda secara signifikan, jika ada perbedaan, rata-rata manakah yang lebih tinggi.

Hasil dan Pembahasan

Berdasarkan hasil analisis data, yang akan dibahas dan kemudian dibandingkan dengan penelitian sebelumnya. Menghasilkan beberapa keputusan diantaranya adalah bahwa nilai kredit macet (Kredit dan PPAP) pada Bank Mega sama dengan nilai pembiayaan bermasalah (Kredit dan PPAP) pada Bank Mega Syariah, nilai kredit macet (Kredit/Laba) pada Bank Mega sama dengan nilai pembiayaan bermasalah (Kredit/Laba) pada Bank Mega Syariah, nilai kredit macet (Equity/Kredit) pada Bank Mega sama dengan nilai pembiayaan bermasalah (Equity/Kredit) pada Bank Mega Syariah, dan nilai kredit macet (DP III/Kredit) pada Bank Mega sama dengan nilai pembiayaan bermasalah (DP III/Kredit) pada Bank Mega Syariah.

Berdasarkan hasil analisis diatas selanjutnya dibahas dalam pembahasan hasil analisis, dimana permasalahan kredit macet atau pembiayaan bermasalah pada bank Mega dengan bank Mega Syariah memiliki persamaan. Hasil analisis pertama menunjukkan adanya kesamaan nilai antara kredit macet (Kredit & PPAP) pada Bank Mega Konvensional dengan pembiayaan bermasalah (Kredit & PPAP) pada Bank Mega Syariah. Sesuai dengan analisis One Samples T test/Uji T test bahwa diketahui nilai thitung < ttabel (0,612 < 2,093) dan P value (0,548 > 0,05). Lebih jelasnya terdapat nilai yang hampir sama antara nilai kredit macet (Kredit & PPAP) pada Bank Mega Konvensional sebesar 2,60 dan nilai pembiayaan bermasalah (Kredit & PPAP) pada Bank Mega Syariah, yakni sebesar 2,45. Dengan memiliki thitung bertanda positif, berarti menunjukkan bahwa nilai kredit macet (Kredit & PPAP) pada Bank Mega lebih tinggi dari nilai pembiayaan bermasalah (Kredit & PPAP) pada Bank Mega Syariah.

(9)

(1,822 < 2,093) dan P value (0,084 > 0,05). Selain itu terdapat nilai yang hampir sama antara nilai kredit macet (Kredit/Laba) pada Bank Mega Konvensional sebesar 3,20 dan nilai pembiayaan bermasalah (Kredit/Laba) pada Bank Mega Syariah, yakni sebesar 2,60. Dengan memiliki thitung bertanda positif, berarti menunjukkan bahwa nilai kredit macet (Kredit/Laba) pada Bank Mega lebih tinggi dari nilai pembiayaan bermasalah (Kredit/Laba) pada Bank Mega Syariah.

Hasil analisis ketiga yang menyatakan adanya kesamaan nilai antara kredit macet (Equity/Kredit) pada Bank Mega Konvensional dengan pembiayaan bermasalah (Equity/Kredit) pada Bank Mega Syariah. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan analisis One Samples T test/Uji T test bahwa diketahui nilai thitung < ttabel (1,410 < 2,093) dan P value (0,175 > 0,05). Selain itu terdapat nilai yang hampir sama antara nilai kredit macet (Equity/Kredit) pada Bank Mega Konvensional sebesar 2,80 dan nilai pembiayaan bermasalah (Equity/Kredit) pada Bank Mega Syariah, yakni sebesar 2,50. Dengan memiliki thitung bertanda positif, berarti menunjukkan bahwa nilai kredit macet (Equity/Kredit) pada Bank Mega lebih tinggi dari nilai pembiayaan bermasalah (Equity/Kredit) pada Bank Mega Syariah.

Hasil analisis terakhir menyatakan adanya kesamaan nilai antara kredit macet (DP III/Kredit) pada Bank Mega Konvensional dengan pembiayaan bermasalah (DP III/Kredit) pada Bank Mega Syariah, keputusan dari hasil analisis One Samples T test/Uji T tersebut menunjukkan bahwa nilai thitung < ttabel (1,814 < 2,093) dan P value

(0,086 > 0,05). Serta terdapat nilai yang hampir sama antara nilai kredit macet (DP III/Kredit) pada Bank Mega Konvensional sebesar 2,95 dan nilai pembiayaan bermasalah (DP III/Kredit) pada Bank Mega Syariah, yakni sebesar 2,40. Dengan memiliki thitung bertanda positif, berarti menunjukkan bahwa nilai kredit macet (DP III/Kredit) pada Bank Mega lebih tinggi dari nilai pembiayaan bermasalah (DP III/Kredit) pada Bank Mega Syariah.

(10)

7

Syariah, dengan begitu walau terdapat persamaan akan tetapi tidaklah sama persis akan tetapi terdapat sedikit perbedaan dari segi jumlah nilai.

Selain pembahasan tersebut peneliti juga melakukan pembandingan dengan penelitian terdahulu. Menurut Widya Wahyu Ningsih (2012) dalam penelitiannya yang betujuan untuk melakukan perbandingan kinerja keuangan Bank Umum Syariah dengan Bank Umum Konvensional di Indonesia pada periode 2006-2010 dengan menggunakan rasio keuangan. Rasio keuangan yang digunakan terdiri dari CAR, LDR, NPL, BOPO, dan ROA. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Laporan Keuangan Publikasi Bank Umum tahun 2006 hingga 2010 yang diterbitkan oleh masing-masing Bank yang bersangkutan. Analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan untuk masing-masing rasio keuangan antara Bank Umum Syariah dengan Bank Umum Konvensional di Indonesia. Bank Umum Syariah lebih baik kinerjanya dari segi rasio LDR dan ROA, sedangkan Bank Umum Konvensional lebih baik kinerjanya dari segi rasio CAR, NPL, dan BOPO.

Walau tidak ada kesamaan dalam penelitian namun hal tersebut dapat menjadi bukti bahwa kinerja pada Bank Syariah lebih baik dibanding dengan Bank Konvensional, hal tersebut akan berimbas pada pendanaan nasabah dengan diwujudkan melalui kredit macet dan pembiayaan bermasalah. Berdasarkan penelitian saat ini, dapat dikatakan terdapat perbedaan presentase dalam hal kredit macet pada Bank Mega dengan pembiayaan bermasalah pada Bank Syariah, akan tetapi tidak signifikan sehingga hasil yang diperoleh tetap menunjukkan bahwa terdapat kesamaan rata-rata antara presentase kredit macet pada Bank Mega dengan pembiayaan bermasalah pada Bank Mega Syariah.

Simpulan

(11)

masing variabel, yang masing-masing memiliki nilai thitung < ttabel dan P value > 0,05.

Daftar Pustaka

Alim, Miftahul. 2011. Pengertian Bank. http: //safrilblog. wordpress. com/2013/03/11/ pengertian - bank/. Diakses pada jam 2:31 tanggal 21 Juni

2014.

Antonio, Muhammad, Syafi’i. 2001. Bank Syariah: dari teori ke praktik. Jakarta: Gema Insani.

Bintang, Andika. 2013. Analisis Pengaruh Non Performing Finance Pembiayaan

Murabahah, Pembiayaan Mudharabah, dan Pembiayaan Musyarakah terhadap

Profitabilitas dengan Menggunakan Pendekatan Return On Assets (Roa) pada Bank Umum Syariah. Skripsi. JawaTimur: Universitas Pembangunan Nasional “Veteran”.

Booklet Perbankan Indonesia. 2011. http: //www. bi. go. id/ id/ publikasi/ perbankan – dan - stabilitas/ booklet-bi/ Documents/ 8022c8fe0dc64ceea4a6543067b380f7

BookletPerbankanInd2011ok. pdf. Diakses pada jam 9:39 tanggal 1 April 2014.

Djumhana, Muhammad. 2005. Hukum Perbankan di Inidonesia. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

Eris, Muhammad, Heryanto. 2013. Analisis Perbandingan Kredit Macet antara Perbankan Syariah dengan Perbankan Konvensional. http: //erisheryanto. blogspot. com/2013/06/analisis – perbandingan – kredit - macet. html. Diakses

pada jam 22:30 tanggal 20 Juni 2014.

Febriartio, Berlian, Saputri. 2013. “Perbandingan Prosedur Pemberian Kredit KUPEDES dengan Pembiayaan MUDHARABAH (Studikasus Bank BRI Cabang Malang Kawidan Bank BRI SYAriahCabang Malang)”. Jurnal Ilmiah. Malang: Universitas Brawijaya.

(12)

9

Ghazzan, Fariz. 2012. Pengertian Kredit Perbankan. http: //catatanmarketing. wordpress. com/ 2012/ 02/ 08/ pengertian – kredit-perbankan/. Diakses pada

jam 17:14 tanggal 21 Juni 2014.

Hendry, Arrison. 1999. Perbankan Syariah. Jakarta: Muamalah Institute.

Huda, Nurul. 2012. Pengertian Bank Syariah. http:/ /www.banksyariah. net/ 2012/07/ pengertian-bank-syariah_19.html. Diakses pada jam 15:29 tanggal 21 Juni

2014.

Kamus Bank Indonesia. http://www. bi.go.id/id/ Kamus.aspx. Diakses pada jam 22:49 tanggal 20 Juni 2014.

Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. Rajagrapindo Persada.

Kuncoro, Mudrajad dan Suhardjono. 2002. Manajemen Perbankan: Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPFE.

Lubis, Irsyad. 2010. Bank Dan Lembaga Keuangan Lain. Medan: USU Press.

Muhammad. 2005. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta: Unit Penerbitdan Percetakan AMP YKPN.

Pudjo, Muljono, Teguh. 2007. Manajemen Perkreditan Bagi Bank Komersiil. Yogyakarta: BPFE.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: CV Alfabeta.

Taswan. 2003. Manajemen Perbankan: Konsep, Teknik & Aplikasi. Yogyakarta: AMP YKPN.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan. Undang-Undang Tentang Perubahan Atas Undang- Undang Nomor 7 Tahun1992

tentang Perbankan.

Referensi

Dokumen terkait

Digunakan untuk memperoleh pendapat atau pandangan seseorang secara lengkap terhadap suatu objek yang sedang

Persiapan peserta didik secara fisik dan psikis untuk mengikuti pembelajaran dengan berdoa, guru menanyakan kehadiran peserta didik, kebersihan dan kerapian kelas,

Warna yang dihasilkan pada sediaan berwarna keruh, hal tersebut dapat disebabkan karena warna dari zat aktif yaitu alumunium sulfat yang berwarna putih keruh, sehingga

- 3awan lendut dan lendutan dari struktur 3awan lendut dan lendutan dari struktur atas jembatan harus dihitung dengan c atas jembatan harus dihitung dengan cermat baik ermat

R: 2 menit ke depan menentukan leher ini menoleh atau tidak, kalau 2 menit didepat tidak asik maka leher ini akan menoleh dan tidak memperhatikan, tapi kalau

Ho = Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah larva dengan cuaca di kawasan KBW bagi semua zon kesihatan WPKL. Ha = Terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah

Orang-orang terdahulu sempat berpikir bahwa bagian yang bertanggung jawab akan hal penurunan sifat seperti yang kita bahas diatas adalah darah, kemudian

Hasil analisis sidik ragam Bau kecap ikan memberikan pengaruh tidak nyata (P ˃ 0,05), hal ini dikarenakan enzim bromelin yang berperan mengurai protein dari tubuh