SKRIPSI
Oleh :
INES NURFITRIANA
K100110117
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SURAKARTA
RESISTENSI KUMAN Mycobacterium tuberculosis TERHADAP
OBAT ANTI TUBERKULOSIS PADA PENYAKIT
TUBERKULOSIS DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU
MASYARAKAT SURAKARTA TAHUN 2014
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat derajat Sarjana Farmasi (S. Farm) pada Fakultas Farmasi
Universitas Muhammadiyah Surakarta di Surakarta
Oleh:
INES NURFITRIANA
K 100110117
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
SURAKARTA
2015
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuhAlhamdulillahirobbil’alamin, puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah NYA untuk penulis agar tetap melangkah dan menatap masa depan. Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW yang telah membawa umat manusia dari zaman kebodohon hingga zaman yang penuh rahmat, beserta keluarga dan sahabat yang meneruskan estafet perjuangan beliau hingga hari kiamat.
Alhamdulillah, penulis telah menyelesaikan skripsi dengan judul
Resistensi Kuman Terhadap Obat Anti Tuberkulosis Pada Penyakit Tuberkulosis di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta Tahun 2014 sebagai salah satu syarat mencapai derajat sarjana Farmasi (S. Farm) Program Studi Ilmu Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Terima kasih sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Azis Saifudin, Ph.D., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta.
2. Prof. Dr. M Kuswandi, SU, M. Phil, Apt., dan Bapak Dr. dr. EM Sutrisna, M.Kes selaku dosen Pembimbing Skripsi.
3. Ibu Setyo Nurwaini, M.Sc., Apt., selaku Pembimbing Akademik.
4. Ibu Rima Munawaroh, M.Sc., Apt dan Ibu Dra. Nurul Mutmainah, M.Si., Apt., selaku penguji skripsi.
5. Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta beserta staf-stafnya yang telah memberikan izin dan bantuannya kepada penulis untuk mengadakan penelitian.
6. Keluarga besar BUKIT SHAFA ayahanda H. Supeno dan ibunda Hj. Aminah selaku orang tua dan kakak adik saya tercinta Hj. Urip Rahayu, Andi Sofyan Harist, Yuny Windasarie dan Shafira Fauziyati yang telah memberikan doa dan semangat tiada hentinya.
7. Sahabat-sahabat Wulan, Bani, Dila, Lia serta teman-teman skripsi yang telah memberi dukungan dan semangat.
Akhir kata semoga apa yang penulis sajikan bisa bermanfaat bagi perkembangan dunia ilmu pengetahuan khususnya di bidang kefarmasian.
Surakarta, 22 Januari 2015
Penulis
DAFTAR ISI
2. Pengertian Tuberkulosis ... 4
3. Mycobacterium Tuberculosis ... 5
G. Analisis Data ... 13
H. Tempat Penelitian ... 13
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 14
A. Klasifikasi Pasien Hasil Pemeriksaan Sputum ... 14
1. Distribusi Pemeriksaan Sputum Berdasarkan Usia... 14
2. Distribusi Pemeriksaan Sputum Berdasarkan Jenis Kelamin ... 15
B. Pola Resistensi Kuman ... 15
1. Pola Resistensi Kuman Mycobacterium tuberculosis Terhadap OAT pada Semua Jenis Uji ... 15
2. Pola Resistensi Kuman Mycobacterium tuberculosis Terhadap OAT Lini Pertama ... 16
3. Pola Resistensi Kuman Mycobacterium tuberculosis Terhadap Penggolongan OAT Lini Pertama ... 17
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Distribusi pemeriksaan sputum pasien berdasarkan usia di
BBKPMS periode Januari-Juni 2014 ... 14 Tabel 2. Pola resistensi kuman Mycobacterium tuberculosis terhadap
semua jenis uji OAT periode Januari – Juni 2014 ... 16 Tabel 3. Pola resistensi kuman Mycobacterium tuberculosis terhadap
OAT lini pertama di BBKPMS periode Januari-Juni 2014 ... 16 Tabel 4. Pola resistensi kuman Mycobacterium tuberculosis terhadap
semua jenis OAT periode Januari – Juni tahun 2014 ... 18
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Distribusi pemeriksaan sputum di BBKPMS berdasarkan
jenis kelamin periode Januari-Juni 2014 ... 15 Gambar 2. Diagram resistensi kuman Mycobacterium tuberculosis
terhadap OAT lini pertama di BBKPMS periode Januari -
Juni 2014 ... 17 Gambar 3. Diagram hasil penelitian resistensi kuman Mycobacterium
tuberculosis terhadap OAT lini pertama di BBKPMS
dibandingkan dengan hasil penelitian di India, China,
Nigeria dan Pakistan ... 18 Gambar 4. Diagram kejadian monoresistance, polyresistance dan
multidrug resistance kuman Mycobacterium tuberculosis terhadap OAT lini pertama di BBKPMS dibandingkan
dengan hasil penelitian di India, Chin, Nigeria dan Pakistan ... 19
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Surat Keterangan Selesai Penelitian di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta ... 26 Lampiran 2. Data Pasien Hasil Uji Resistensi terhadap OAT Lini
Pertama ... 27 Lampiran 3. Data Pasien Hasil Uji Resistensi terhadap OAT Lini
Pertama Periode Januari-Juni 2013 ... 30
DAFTAR SINGKATAN
BBKPMS : Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta BTA : Basil Tahan Asam
E : Etambutol
I : Isoniazid
INH : Isoniazid
MDR-TB : Multi Drug Resistance - Tuberculosis mRNA : messenger- ribonucleic acid
R : Rifampisin RNA : ribonucleic acid
rRNA : ribosome-ribonucleic acid OAT : Obat Anti Tuberkulosis PNB : Paranitro-Benzoic Acid
S : Streptomisin
TB : Tuberkulosis
WHO : World Health Organization
XDR-TB : Extensive Drug Resistance - Tuberculosis
INTISARI
Resistensi merupakan masalah yang sangat mempengaruhi keberhasilan terapi penyakit tuberkulosis dan dapat memicu terjadinya multi drug resistance, extensive drug resistance bahkan total drug resistance, sehingga dibutuhkan diagnosa yang cepat dan tepat serta kepatuhan dalam menggunakan obat. Penelitian ini memberikan gambaran peta resistensi kuman Mycobacterium tuberculosis terhadap OAT (Obat Anti Tuberkulosis) di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta tahun 2014.
Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian non eksperimental secara deskriptif dengan mengolah data sekunder hasil uji resistensi yang dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta periode bulan Januari-Juni 2014 dari spesimen sputum.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan tingkat kejadian resistensi tertinggi adalah terhadap streptomisin sebanyak 11%, isoniazid 4%, rifampisin 4% dan etambutol 8%. Resisten terhadap 1 OAT sebanyak 7%, 2 OAT 5%, 3 OAT 1%, dan 4 OAT 0%. Kejadian monoresistance terjadi sebanyak 14% dengan kejadian resisten terhadap streptomisin 7 %, isoniazid 1%, rifampisin 3% dan etambutol 3%. Kejadian polyresistance terjadi sebanyak 5% dengan resisten terhadap isoniazid+etambutol sebanyak 2% dan terhadap streptomisin+etambutol sebanyak 3%. Kejadian multidrug resistance (MDR) sebanyak 1% yakni terhadap isoniazid+rifampisin+ streptomisin.
Kata kunci : Resistensi, Mycobacterium tuberculosis, Antibiotik tuberkulosis, Sputum, Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta.