• Tidak ada hasil yang ditemukan

Potret kebahagiaan hidup pemuda yang tidak melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi (studi etnografi pada pemuda penambang pasir).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Potret kebahagiaan hidup pemuda yang tidak melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi (studi etnografi pada pemuda penambang pasir)."

Copied!
92
0
0

Teks penuh

(1)

viii ABSTRAK

POTRET KEBAHAGIAAN HIDUP PEMUDA YANG TIDAK

MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI

B. Novian Chandra Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

Skripsi ini berjudul “Potret Kebahagiaan Hidup Pemuda yang Tidak Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi (Studi Etnografi pada Pemuda Penambang Pasir)”. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana pemuda desa yang berprofesi sebagai penambang pasir menggambarkan kebahagiaan hidupnya sebagai penambang pasir yang berusia masih muda dan memiliki penghasilan yang lebih dari cukup tanpa mencicipi pendidikan di perguruan tinggi.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif yaitu studi etnografi. Studi etnografi memusatkan diri pada suatu objek dengan melakukan pengamatan secara intensif dan mencoba menyatu dengan kehidupan subjek dalam kurun waktu tertentu. Penelitian kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui wawancara dan pengamatan secara langsung kemudian membuat catatan etnografis yang disajikan dalam bentuk cerita deskripsi. Penelitian berakhir setelah data yang diperlukan dianggap cukup dan telah menjawab permasalahan dalam penelitian. Subjek dalam penelitian adalah pemuda penambang pasir di Desa Batur yang terletak di lereng Gunung Merapi yang merupakan bagian utara Daerah Istimewa Yogyakarta. Subjek penelitian berjumlah 2 orang mewakili sekolompok pemuda penambang pasir.

(2)

ix ABSTRACT

PORTRAITS OF LIFE HAPPINES YOUTH NON CONTINUING EDUCATION

TO COLLEGE

B. Novian Chandra University Of Sanata Dharma

Yogyakarta

This thesis titled "Portraits of Life Happiness Youth Non Continuing Education to College (Ethnographic Study on Youth Miners Sand)". The issues raised in this research is how the youth village sand miners describe the happiness of his life as an old sand miners who are young and have more than enough income without tasting a college education. The method used in this study is a qualitative research method is an ethnographic study. Ethnographic study focused on an object by performing an intensive and tried to merge with the life of the subject within a certain time. Qualitative research aims to explain the phenomenon with deep through data collection. Data collection techniques in this study through interviews and direct observations and then make a note of ethnographic descriptions presented in story form. The study ended after the necessary data is considered sufficient and has addressed the problem in research. Subjects in the study were young men sand miners in Batur village located on the slopes of Mount Merapi, which is the northern part of Yogyakarta. Subjects numbered 2 represents a group of youths sand miners.

(3)

i

POTRET KEBAHAGIAAN HIDUP PEMUDA YANG TIDAK

MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI

(Studi Etnografi pada Pemuda Penambang Pasir )

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Bimbingan dan Konseling

B. Novian Chandra

101114086

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)

iii

(6)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk:

1. Tuhan Yang Maha Esa atas berkat kehidupan dan kesempatan untuk berkarya 2. Bapak Ig. Sutopo dan Ibuku tercinta R. Sudarsih juga kedua saudaraku

Nikolaus Rino Wiratmoko dan Bv. Okki Herudiyanto yang menopang hidup dan memberikan yang terbaik untuk ku.

(7)

v MOTTO

Bahagia adalah urusan hati, bukan semata-mata rupa yang menawan, mobil

mewah dan kemeja yang mahal.

(Maz Chand)

Aku tersenyum bukan berarti hidupku telah sempurna. Itu hanya caraku

bersyukur, menikmati hidup.

(8)
(9)
(10)

viii ABSTRAK

POTRET KEBAHAGIAAN HIDUP PEMUDA YANG TIDAK

MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI

B. Novian Chandra Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

Skripsi ini berjudul “Potret Kebahagiaan Hidup Pemuda yang Tidak Melanjutkan Pendidikan ke Perguruan Tinggi (Studi Etnografi pada Pemuda Penambang Pasir)”. Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana pemuda desa yang berprofesi sebagai penambang pasir menggambarkan kebahagiaan hidupnya sebagai penambang pasir yang berusia masih muda dan memiliki penghasilan yang lebih dari cukup tanpa mencicipi pendidikan di perguruan tinggi.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif yaitu studi etnografi. Studi etnografi memusatkan diri pada suatu objek dengan melakukan pengamatan secara intensif dan mencoba menyatu dengan kehidupan subjek dalam kurun waktu tertentu. Penelitian kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui wawancara dan pengamatan secara langsung kemudian membuat catatan etnografis yang disajikan dalam bentuk cerita deskripsi. Penelitian berakhir setelah data yang diperlukan dianggap cukup dan telah menjawab permasalahan dalam penelitian. Subjek dalam penelitian adalah pemuda penambang pasir di Desa Batur yang terletak di lereng Gunung Merapi yang merupakan bagian utara Daerah Istimewa Yogyakarta. Subjek penelitian berjumlah 2 orang mewakili sekolompok pemuda penambang pasir.

(11)

ix ABSTRACT

PORTRAITS OF LIFE HAPPINES YOUTH NON CONTINUING EDUCATION

TO COLLEGE

B. Novian Chandra University Of Sanata Dharma

Yogyakarta

This thesis titled "Portraits of Life Happiness Youth Non Continuing Education to College (Ethnographic Study on Youth Miners Sand)". The issues raised in this research is how the youth village sand miners describe the happiness of his life as an old sand miners who are young and have more than enough income without tasting a college education. The method used in this study is a qualitative research method is an ethnographic study. Ethnographic study focused on an object by performing an intensive and tried to merge with the life of the subject within a certain time. Qualitative research aims to explain the phenomenon with deep through data collection. Data collection techniques in this study through interviews and direct observations and then make a note of ethnographic descriptions presented in story form. The study ended after the necessary data is considered sufficient and has addressed the problem in research. Subjects in the study were young men sand miners in Batur village located on the slopes of Mount Merapi, which is the northern part of Yogyakarta. Subjects numbered 2 represents a group of youths sand miners.

(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Yesus Kristus dan Bunda Maria yang telah melimpahkan karunia dan berkatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Potret Kebahagiaan Hidup Pemuda Yang Tidak Melanjutkan Pendidikan Ke Perguruan Tinggi (Studi Etnografi pada Pemuda Penambang Pasir). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bimbingan dan Konseling.

Penulis menyadari dalam pelaksanaan penyelesaian skripsi ini tanpa bantuan banyak pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat baik secara langsung maupun tidak langsung dalam proses penyelesaian skripsi ini. Ucapan terima kasih ini penulis sampaikan kepada:

1. Dr. Gendon Barus M.Si selaku Kaprodi BK.

2. Drs. Robertus Budi Sarwono M.A, selaku dosen pembimbing yang selalu membimbing dan memberikan pengarahan kepada saya dalam menulis dan menyususn skripsi.

3. Para dosen Program Pendidikan Bimbingan dan Konseling Universitas Sanata Dharma yang selama ini sabar dalam memberikan pelajaran dan ilmu yang sangat berharga kepada penulis.

4. Kedua orang tua Bapak Ig. Sutopo dan Ibu R. Sudarsih serta kedua saudara Nikolaus Rino Wiratmoko dan Bv. Okki Herudiyanto dengan segenap kesabaran dan kasih sayangnya memberikan semangat kepada penulis.

5. Semua sahabat selama kuliah, kos ThungThot 212, Kanigoro Media, MOBTA, CB Paingan dan chapter, CB Batur, CB Terung, CB Boko, CB News, Kang Gino, Mas Koziz, Kang Herman yang selalu memberi banyak pelajaran berharga.

6. Teman terbaik Monic dan Si Jagger yang selalu setia memberi waktu kemanapun dan memberi banyak hal baru untuk berkembang.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, saran dari pembaca yang penulis harapkan. Dengan seluruh kerendahan hati penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat sekaligus memberikan inspirasi bagi banyak pihak. Akhir kata, penulis ucapkan terima kasih.

Penulis,

(13)

xi DAFTAR ISI

COVER ... i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PENGUJI ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.4 C.Tujuan Penelitian ... 5

D.Manfaat Penelitian ... 5

1. Manfaat Teoritis ... 5

2. Manfaat Praktis ... 5

E. Definisi Operasional Variabel ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A. Kebahagiaan ... 8

1. Definisi Kebahagiaan ... 8

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebahagiaan ... 9

3. Komponen Kebahagiaan ... 13

B. Pemuda Desa ... 14

1. Pemuda ...14

2. Pemuda Desa ... 16

C. Pendidikan di Perguruan Tinggi ... 18

1. Definisi Pendidikan ... 19

2. Tahapan Pendidikan di Indonesia ... 20

3. Manfaat Pendidikan ... 22

BAB III METODE PENELITIAN... 24

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 24

1. Tempat Penelitian ... 25

2. Waktu Penelitian ... 25

B. Desain Penelitian ... 25

C. Sumber Data ... 27

D. Teknik Pengambilan/Pemilihan Subjek ... 28

(14)

xii

1. Wawancara ... 28

2. Observasi ... ...30

F. Teknik Analisis Data... 31

G. Pengumpulan Data ... 32

H. Reduksi Data ... 32

I. Sajian Data ... 33

J. Verifikasi Data/Penarikan Kesimpulan ... 33

K. Validitas Data ... 34

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN ... 35

A. Pelaksanaan Penelitian ... 35

B. Deskripsi Subjek ... 37

1. Subjek I .... ... 37

2. Subjek II ... ... 41

3. Subjek I dan II ... 45

a. Kepribadian ... 45

b. Jenis Kelamin dan Perkawinan ... 47

c. Usia dan Kesehatan ... 48

d. Agama ... 49

e. Pendidikan, Kompetensi dan Pekerjaan-Pendapatan ... 50

f. Waktu Luang ... 52

g. Peristiwa Kehidupan ... 53

h. Deskripsi Kebahagiaan Pemuda Batur ... 54

i. Trianggulasi Teori Kebahagiaan Hidup ... 60

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 62

A. Kesimpulan ... 62

B. Saran ... 63

DAFTAR PUSTAKA ... 65

(15)

1 BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan bagian penting dalam kehidupan mayarakat. Tujuan dari pendidikan adalah menjamin kelangsungan hidup secara individu, kelompok masyarakat dan juga bangsa. Faktor penting dalam pelaksanaan pendidikan yang diselenggarakan untuk mencapai keberhasilan dalam proses tersebut yaitu orang tua, guru dan masyarakat. Orang tua bertanggung jawab dalam pendidikan pertama individu dalam keluarga. Guru adalah orang-orang yang bertanggung jawab di lembaga pendidikan formal/sekolah. Masyarakat tentu mempunyai keinginan yang ingin di capai. Lembaga/sekolah yang memiliki kualitas dan menjamin tercapainya keinginan masyarakat tersebut pastinya akan mendapat respon positif dari masyarakat dengan memberikan dukungan dan menyerahkan pendidikan anaknya.

Seiring berjalannya waktu mulai bermunculan persepsi dalan masyarakat mengenai pendidikan yang sudah tidak lagi dapat menjamin berlangsungnya kehidupan yang baik. “Jumlah penganggur intelektual lulusan perguruan tinggi di Indonesia pada 2010 mencapai 1.142.751 orang atau naik 15,71 persen

(16)

2

pada hari Kamis, 23 September 2010. Hal itu menjadi salah satu bukti yang menguatkan dari persepsi masyarakat yang salah terhadap pendidikan. Kesulitan dalam hal ekonomi masyarakat terkadang menjadi alasan utama mengapa subjek tidak mengutamakan pendidikan. Masyarakat akan lebih memilih untuk bekerja dan mendapatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup saat ini daripada menuntut ilmu dan menciptakan harapan masa depan yang lebih baik saat ini. Apabila banyak masyarakat mengedepankan pendidikan dan menjadikan pendidikan sebagai salah satu cara untuk menciptakan harapan untuk menjadikan masa depan yang lebih baik, kemungkinan besar Indonesia dapat menjadi negara berkembang yang maju dan berpendidikan tinggi.

(17)

3

Melihat upaya para pemuda ini memiliki penghasilan sendiri tentu tidak lepas dari sudut perekonomian masyarakat yang ada di sekitar daerah lereng Merapi. Muntahan lahar yang sempat terjadi pada erupasi Gunung Merapai 2010 silam mempunyai dampak yang sangat besar terhadap perubahan perekonomian bahkan sampai gaya hidup masyarakat yang ada di sekitar lereng gunung, khususnya masyarakat yang ada di desa Batur. Upaya untuk meningkatkan kehidupan ekonomi membuat mereka sedikit melupakan dunia pendidikan yang notabene menjadi salah satu kebutuhan bagi masyarakat desa tersebut. Kegiatan penambangan material yang subjek mulai semakin bertambah maju. Kemajuan yang terjadi berdampak pada pemuda-pemuda yang ada di desa tersebut. Para pemuda yang seharusnya berada di bangku sekolah maupun kuliah tersulap untuk menjadi penjaga pintu masuk menuju lokasi penambangan, atau menjadi pengemudi alat angkut yang membawa material dan lain lain. Dari kegiatan tersebut masyarakat desa Batur saat ini terbilang mempunyai kehidupan ekonomi di atas rata-rata dilihat dari penghasilan yang bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari untuk saat ini. Jika mereka menjadikan permasalahan ekonomi sebagai alasan tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, mungkin itu hal kurang tepat.

(18)

4

mereka ketika bertatap muka dengan peneliti. Wajah yang cerah dan penuh dengan senyum saat bercakap-cakap. Tawa yang dilontarkan nampak lepas dan ucapan yang terucap selalu antusias menampakkan hati yang bebas tanpa beban. Kebahagiaan dalam hidup adalah impian semua umat dimanapun mereka tinggal, apapun situasi yang terjadi dan bagaimanapun caranya untuk mencapai kehidupan yang bahagia seperti impian mereka.

(19)

5

kendaraan yang ia miliki dengan trend saat ini, mungkin dengan mengikuti trend, si B menjadi lebih percaya diri menunjukkan dirinya di depan umum.

Berdasarkan uraian di atas, maka saya tertarik melakukan penelitian dengan judul “Potret Kebahagiaan Hidup Pemuda Yang Tidak Melanjutkan

Pendidikan ke Perguruan Tinggi ; Studi Etnografi pada Pemuda Penambang

Pasir).

B.Rumusan Masalah

1. Seperti apakah gambaran kebahagiaan pemuda penambang pasir di desa Batur?

2. Bagaimana profesi sebagai penambang pasir mempengaruhi kebahagiaan subjek?

3. Bagaimana cara pandang para penambang pasir ini tentang studi lanjut di perguruan tinggi?

C.Tujuan Penelitian

1. Mengetahui gambaran kebahagiaan hidup pemuda di desa Batur.

2. Mengetahui pengaruh profesi sebagai penambang pasir dengan kebahagiaan subjek.

(20)

6 D.Manfaat Penelitian

Penelitian ini dibuat untuk memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dimanfaatkan untuk menambah wacana yang berhubungan dengan persepsi terhadap niat untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dari populasi penduduk yang ada di sekitar lereng Merapi terutama pemuda yang berada di desa Batur.

2. Manfaat Praktis

Menambah pengetahuan bagi penulis terkait dengan potret kebahagiaan hidup sekelompok pemuda penambang pasir yang ada di desa Batur yang tidak melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

E.Definisi Operasional Variabel

1. Kebahagiaan

Kebahagiaan adalah perasaan seseorang ketika mendapatkan impian/keinginan yang ia miliki sehingga muncul ketenangan, nyaman dengan situasi yang ada di sekitarnya, bahkan merasa puas atas pencapaian yang didapatkan saat itu.

2. Pemuda desa

(21)

7

sebagai pemuda desa adalah pemuda yang berusia remaja dan juga pemuda/pemudi yang masih lajang/belum menikah. Status pemuda selain yang disebutkan dalam kalimat di atas tidak mempengaruhi kategori dari pemuda desa.

3. Pendidikan di Perguruan Tinggi

Pendidikan di Perguruan Tinggi adalah jenjang pendidikan setelah seseorang menyelesaikan pendidikan di tingkat sekolah menengah. Pendidikan di Perguruan Tinggi memfokuskan pada bidang ilmu tertentu sesuai dengan kebutuhan dan pilihan yang di sediakan Perguruan Tinggi. Manfaat dari mengikuti pendidikan di Perguruan Tinggi secara akademis maupun teknis sangat banyak, salah satu contoh yaitu individu mampu menciptakan lapangan pekerjaan.

4. Penambang Pasir

(22)

8 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.Kebahagiaan

1. Definisi Kebahagiaan

Hingga saat ini terdapat banyak pengertian mengenai kebahagiaan. Diener, Scollon dan Lucas (2003) menyebutkan bahwa kebahagiaan tidaklah bisa didefinisikan dalam satu bentuk. Kebahagiaan bisa berarti kesenangan, kepuasan hidup, emosi positif, kebermaknaan hidup atau rasa suka. Beberapa pengertian kebahagiaan adalah sebagai berikut:

(23)

9

lain, hanya orang-orang yang bersangkutan yang dapat mengatakan apakah subjek bahagia atau tidak bahagia dengan kehidupan yang subjek jalani.

Kedua pengertian tersebut mendefinisikan kebahagiaan sebagai penilaian subjektif secara keseluruhan terhadap kehidupan masing-masing individu yang meliputi aspek kognitif dan afektif. Aristoteles (dalam Bertens, 1993) menyebutkan bahwa kebahagiaan merupakan tujuan utama dari eksistensi manusia di dunia. Kebahagiaan itu sendiri dapat dicapai dengan terpenuhinya kebutuhan hidup dan ada banyak cara yang ditempuh oleh masing-masing individu. Orang bekerja untuk memperoleh penghasilan dan pencapaian karier. Orang berkeluarga untuk memenuhi kebutuhan akan cinta dan kasih sayang. Begitu pula orang belajar untuk memenuhi kebutuhan akan ilmu pengetahuan. Semua kegiatan tersebut dilakukan untuk memperoleh satu tujuan, yaitu kebahagiaan.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebahagiaan

(24)

10

1999). Berikut ini adalah beberapa faktor yang mempengaruhi kebahagiaan seseorang (Argyle, 1999; Carr, 2004; Eddington & Shuman, 2005):

a. Kepribadian

Berdasarkan penelitian mengenai kebahagiaan menunjukkan bahwa orang yang bahagia dan tidak bahagia memiliki profil kepribadian yang berbeda (Diener dkk dalam Carr, 2004). Hubungan antara trait kepribadian dan kebahagiaan tidak bersifat universal pada semua budaya. Pada budaya barat yang individualistik, orang yang bahagia adalah yang memiliki trait ekstraversi, optimis, harga diri yang tinggi dan locus of control internal. Sedangkan orang yang tidak bahagia adalah orang yang

(25)

11 b. Variabel demografis

Faktor lain yang juga mempengaruhi kebahagiaan adalah variabel demografis dan lingkungan (Eddington & Shuman, 2005). Faktor-faktor demografis itu adalah:

1) Jenis Kelamin

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perbedaan jenis kelamin merupakan faktor yang sangat kecil dalam menentukan kebahagiaan dan kepuasan hidup seseorang (Inglehart & Michalos dalam Eddington & Shuman, 2005).

2) Usia

Pada banyak penelitian dan survey menunjukkan bahwa pengaruh usia terhadap kebahagiaan adalah kecil (Argyle, 1999).

3) Pendidikan

(26)

12 4) Pendapatan

Banyak penelitian yang menyebutkan bahwa pendapatan berhubungan dengan kebahagiaan Diener et al (1999). Secara umum, orang yang lebih kaya akan merasa lebih bahagia dibandingkan dengan orang yang lebih miskin (Eddington & Shuman, 2005).

5) Perkawinan

Orang yang menikah memiliki kebahagiaan lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak pernah menikah, bercerai, berpisah, atau janda (Eddington & Shuman, 2005). Pada beberapa negara, pasangan yang hidup bersama (kohabitasi) secara signifikan lebih bahsagia dibandingkan dengan orang yang tinggal seorang diri (Kurdek, Mastekaasa dalam Eddington & Shuman, 2005). Perkawinan sering ditemukan menjadi salah satu fakrot terkuat yang berkorelasi dengan kebahagiaan (Glenn & Weaver dalam Argyle, 1999).

6) Pekerjaan

(27)

13 7) Kesehatan

Hubungan yang kuat antara kesehatan dan kebahagiaan muncul pada pengukuran kesehatan melalui self-report, tidak pada penilaian secara objektif oleh ahli. Maka dapat disimpulkan bahwa persepsi akan kesehatan menjadi lebih penting daripada kesehatan secara objektif dalam mempengaruhi kebahagiaan (Eddington & Shuman, 2005). 8) Agama

Banyak survey yang menunjukkan bahwa kebahagiaan berkorelasi secara signifikan dengan agama, hubungan seseorang dengan Tuhan, pengalaman doa dan partisipasi di dalam aspek keagamaan (Eddington & Shuman, 2005).

9) Waktu luang

(28)

14 10)Etnis

Etnis minoritas di suatu negara memiliki kebahagiaan yang lebih kecil karena berdasarkan pada rendahnya pendapatan, pendidikan, dan status pekerjaan yang diperoleh (Argyle, 1999).

11)Peristiwa kehidupan

Intensitas peristiwa positif yang terjadi tidak banyak mempengaruhi kebahagiaan sebagian karena jarang terjadi (Argyle, 1999 Eddington & Shuman, 2005).

12)Kompetensi

Penelitian menunjukkan bahwa korelasi antara kompetensi inteligensi dan kebahagiaan sangat kecil tetapi positif. Kebahagiaan juga berhubungan dengan kerja sama, kepemimpinan dan kemampuan heteroseksual (Argyle, 1999 Eddington & Shuman, 2005).

3. Komponen Kebahagiaan

(29)

15

individu, kita memperoleh pemahaman tentang cara individu menilai kondisi dan kejadian yang terjadi dalam hidupnya.

Evaluasi afek terdiri dari emosi dan mood, dimana emosi bersifat lebih sementara karena merupakan respon situasi, sedangkan mood memiliki rentang waktu yang lebih lama daripada emosi. Orang yang bahagia adalah orang yang jarang mengalami afek negatif dan sering mengalami afek positif. Afek positif merupakan perasaan-perasaan positif yang ada dalam diri individu seperti: afek tertarik, bergairah, kuat, antusias, bangga, waspada, terinspirasi, penuh tekad, penuh perhatian dan aktif. Sedangkan afek negatif merupakan perasaan-perasaan negatif yang ada dalam diri individu seperti: afek tertekan, kecewa, bersalah, takut, memusuhi, gampang marah, malu, gelisah, gugup dan khawatir.

(30)

16 B.Pemuda Desa

1. Pemuda

Definisi yang pertama, Pemuda adalah individu yang bila dilihat secara fisik sedang mengalami perkembangan dan secara psikis sedang mengalami perkembangan emosional, sehingga pemuda merupakan sumber daya manusia pembangunan baik saat ini maupun masa datang. Sebagai calon generasi penerus yang akan menggantikan generasi sebelumnya. Secara internasional, WHO menyebut sebagai” young people” dengan batas usia

10-24 tahun, sedangkan usia 10-19 tahun disebut ”adolescenea” atau remaja. International Youth Year yang diselenggarakan tahun 1985, mendefinisikan

penduduk berusia 15-24 tahun sebagai kelompok pemuda.

(31)

17

generasi muda dan kaum muda. Seringkali terminologi pemuda, generasi muda, atau kaum muda memiliki definisi beragam. Definisi tentang pemuda di atas lebih pada definisi teknis berdasarkan kategori usia sedangkan definisi lainnya lebih fleksibel. Dimana pemuda/ generasi muda/ kaum muda adalah subjek yang memiliki semangat pembaharu dan progresif.

2. Pemuda Desa

Masyarakat merupakan kesatuan dari orang-orang yang hidup di daerah tertentu dan bekerjasama dalam kelompok-kelompok berdasarkan kebudayaan yang sama untuk mencapai kepentingan yang sama. Masyarakat memiliki ciri-ciri mempunyai wilayah, merupakan satu kesatuan penduduk, terdiri atas kelompok-kelompok fungsional yang heterogen, mengemban fungsi umum dan memiliki kebudayaan yang sama.

Di Indonesia terdapat dua bentuk masyarakat, yaitu masyarakat desa dan masyarakat kota. Masyarakat kota merupakan kelompok masyarakat dengan jumlah besar, tinggal dan hidup di perkotaan. Sedangkan masyarakat desa merupakan kelompok masyarakat yang tinggal di desa, pinggiran perkotaan dan jauh dari keramaian yang berkapasitas besar seperti perkotaan.

Arti kata desa bearasal dari India, “Iswadesa” yang berarti tempat

(32)

18

pada suatu kesatuan hidup, dengan satu kesatuan norma serta memiliki batas yang jelas.

Roucok dan Waren (dalam Yuliati, 2003:24) mendefinisikan desa sebagai bentuk yang diteruskan antar kedudukan dengan lembaga-lembaga subjek di wilayah setempat di mana subjek tinggal yaitu ladang-ladang yang berserak dan di kampung yang biasanya menjadi pusat aktivitas subjek bersama.

Ciri-ciri masyarakat desa:

a. Masyarakatnya erat sekali hubungannya dengan alam. Masyarakat desa pada umumnya sangat bergantung kepada alam. Hal ini dikarenakan memang daerah pedesaan lebih banyak masih alami dan belum mendapat sentuhan pembangunan seperti halnya kota. Masyarakat menggunakan alam sekitar seoptimal mungkin untuk kehidupan subjek. Tanah di pedesaan yang umumnya masih subur banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kelangsungan hidup subjek. Misalnya membuka lahan untuk pertanian padi dan perkebunan.

(33)

19

membentuk satu unit kerja, misalnya dalam kegiatan panen maka secara otomatis penduduk akan berkelompok untuk mengerjakan pekerjaan tersebut.

c. Masyarakat desa mewujudkan paguyuban/gemainschaft. Paguyuban adalah bentuk kehidupan bersama di mana anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin yang murni dan bersifat alamiah serta bersifat kekal. Dasar hubungan ini adalah rasa cinta rasa kesatuan batin yang memang telah dikodratkan. Kehidupan tersebut dinamakan juga bersifat nyata.

C.Pendidikan di Perguruan Tinggi

(34)

20

formal. Proses pendidikan formal yang ada di Indonesia saat ini sudah tertata dan terorganisir dengan baik yang peraturannya digariskan dalam udang-undang.

1. Definisi Pendidikan

Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 pasal 1 menyebutkan bahwa “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan agama”.

Kata pendidikan dalam kamus besar Bahasa Indonesia berasal dari kata dasar “didik” (mendidik), yaitu memelihara dan memberi latihan (ajaran

pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran. Sedangkan pendidikan mempunyai pengertian proses pengubahan dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan, proses perluasan, dan cara mendidik.

(35)

21

Soekidjo Notoatmodjo (2003:16) pendidikan adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga subjek melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Proses belajar disini adalah belajar dalam rangka pendidikan formal di sekolah, sejak sekolah rendah sampai ke tingkat yang tertinggi.

Sejalan dengan hal tersebut, maka banyak orang beranggapan bahwa bila seseorang telah keluar dari sekolah berarti ia telah selesai proses belajarnya. Bagaimana hidupnya, subjek serahkan pada hasil belajar yang dicapainya sehingga belajar menentukan corak kehidupan seseorang di dalam masyarakat. Bahkan subjek menerima kenyataan ini dengan sepenuhnya, seperti terjadi pada masyarakat pedesaan yang terdiri dari keluarga tani dan buruh yang mempunyai taraf hidup yang masih rendah (Soelaiman Joesoef, 1979:16).

(36)

22 2. Tahapan Pendidikan di Indonesia

Menurut Endra Maulana (2013), ada beberapa tahapan pendidikan yang harus ditempuh sebelum kita melangkah jauh ke perguruan tinggi. Pada dasarnya, yang namanya pendidikan adalah pembekalan ilmu pengetahuan serta kemampuan bermasyarakat yang nantinya akan berguna dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan Tahapan Pendidikan sendiri dibagi dalam beberapa tahap berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, tingkat perkembangan dan usia peserta didik. Berikut tahapan pendidikan di Indonesia:

a. Pendidikan Pada Usia Dini b. Pendidikan Wajib 9 Tahun c. Pendidikan Sekolah Menengah

Pendidikan Sekolah Menengah merupakan program pendidikan lanjutan dari jenjang Pendidikan dasar. Dalam pendidikan ini, para peserta didik mulai diberikan pendidikan yang lebih spesifik berdasarkan kemampuan, minat dan bakat yang subjek miliki. Jika peserta didik memilih melanjutkan pendidikan di tingkat SMK, peserta didik akan memiliki keahlian yang lebih khusus sehingga akan mempermudah peserta didik untuk menemukan lapangan pekerjaan jika subjek enggan atau tidak mampu melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi.

(37)

23

Pendidikan di perguruan tinggi merupakan pendidikan lanjutan yang berbasis akademik ataupun profesional guna menunjang karir yang ingin dicapai. Menempuh pendidikan di perguruan tinggi di Indonesia hanya didapatkan setelah seseorang menyelesaikan pendidikan di tingkat SMA/SMK. Kesempatan untuk memperoleh pendidikan diberikan kepada setiap warga negara tanpa membedakan jenis kelamin, agama, suku, ras, latar belakang sosial dan tingkat kemampuan ekonomi, kecuali untuk satuan pendidikan yang bersifat khusus.

3. Manfaat Pendidikan

Beberapa manfaat dari mendapatkan gelar sarjana menurut Dena dalam artikel yang dituliskan yaitu:

a. Pertama, gelar sarjana adalah jaminan dari kemandirian finansial, stabilitas dan masa depan yang aman dapat menikmati, memiliki profesi stabil dan yang dipersenjatai dengan satu set keterampilan praktis dan pengetahuan suara.

(38)

24

c. Pendidikan tinggi dapat memberikan kesempatan untuk menguasai profesi dengan kesempatan kerja yang baik dan keterampilan, yang dalam permintaan. Setelah semua, pendidikan memungkinkan untuk memiliki penghasilan tetap dan kotor.

d. Sebuah gelar sarjana memberi kesempatan besar untuk menjadi master dari hidup sendiri. Orang berpendidikan memiliki lebih banyak waktu luang dan kebebasan pilihan tidak hanya dalam hal peluang karier, tetapi juga dalam arti nilai-nilai moral dan spiritual.

e. Pendidikan tinggi dapat menyediakan dengan kemungkinan untuk menjadi pemikir bebas, untuk melihat jelas dalam implikasi tersembunyi, untuk menganalisis, menggeneralisasi, dan membuat kesimpulan. Dalam kata, mengungkap esensi keberadaan dan membantu meningkatkan pemahaman tentang dunia.

f. Dapat mewujudkan mimpi yang paling dihargai dan berharga, untuk menjadi pilot, memiliki rumah indah di tepi pantai, memiliki mobil. Pendidikan apik membuat impian Anda menjadi kenyataan.

g. Pendidikan tinggi memperluas basis pengetahuan, mempertajam pemikiran kritis, dan mengkonsolidasikan kepercayaan diri.

(39)

25 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Tempat penelitian merupakan objek dan sumber data dari tempat yang diteliti sehingga informasi yang diperoleh bisa memberikan data yang akurat dan kebenarannya dalam penelitian. Dalam penelitian ini peneliti mengambil tempat di Desa Batur Cangkringan. Pertimbangan dalam pemilihan lokasi di Desa Batur Cangkringan adalah pada karakteristik yang dimiliki sebagai berikut:

a.Kehidupan di desa Batur Cangkringan sangat dekat dengan proses pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi. Banyak universitas yang ada di wilayah DIY melakukan program kegiatan universitas di desa tersebut. b. Penelitian ini berkaitan kebahagiaan pemuda desa tanpa melanjutkan

(40)

26

c.Penilaian sebagian besar masyarakat terhadap pendidikan tinggi sekarang ini masih ada yang kurang sesuai dengan cita-cita luhur bangsa sehingga penulis tertarik untuk mengetahui lebih jauh mengenai persepsi pemuda Desa Batur Cangkringan yang memiliki latar belakang masyarakat Kota Pelajar.

d.Kedekatan peneliti dengan masyarakat desa Batur Cangkringan mempermudah proses penelitian.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan mulai bulan Mei 2015 sampai dengan Juli 2015. Waktu yang diperlukan untuk penelitian dapat berubah sesuai dengan kebutuhan.

B. Desain Penelitian

(41)

27

melalui wawancara satu per satu dengan anggota kelompok tersebut. Peneliti mempelajari arti atau makna dari setiap perilaku, bahasa, dan interaksi dalam kelompok.

Spradley (1977), dalam bukunya yang berjudul “Metode Etnografi” menjelaskan bahwa secara harafiah, etnografi berarti tulisan atau laporan tentang suatu suku bangsa yang ditulis oleh seorang antropolog atas hasil penelitian lapangan (field work) selama sekian bulan atau sekian tahun. Etnografi, baik sebagai laporan penelitian maupun sebagai metode penelitian, dianggap sebagai asal-ususl ilmu antropologi. Spradley mengembangkan metode etnografi, juga memberikan langkah-langkah praktis untuk mengadakan penelitian etnografi yang disebutnya sebagai etnografi baru ini.

(42)

28

Kedua, etnografi ditujukan guna melayani manusia. Tujuannya yakni meyuguhkan problem solving bagi permasalahan di masyarakat, bukan hanya sekadar ilmu untuk ilmu.

(43)

29 C. Sumber Data

Sutopo, (2002: 50) mengatakan, ”sumber data dalam penelitian kualitatif

secara menyeluruh berupa narasumber atau subjek; peristiwa atau aktivitas; tempat atau lokasi; benda, beragam gambar dan rekaman; dokumen dan arsip”. Rumusan

masalah akan terjawab dengan berbagai sumber data seperti yang dijelaskan oleh Sutopo. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data primer dan sumber data sekunder.

1. Data primer adalah data yang berupa jawaban langsung dari subjek. Data ini berupa hasil dari wawancara mendalam yang dilakukan oleh peneliti dengan beberapa pemuda di Desa Batur Cangkringan.

2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber tertulis, misal media massa, arsip hasil penelitian sebagai tambahan data. Beberapa data yang diperoleh adalah catatan dari pengelola lahan tambang yang berada di desa Batur sebagai petunjuk lebih jelas pemuda yang melakukan aktivitas kerja di pertambangan. Menurut Lexy J.Moleong (2002: 90),”Subjek adalah orang

yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian”. Seorang subjek dapat memberikan pandangan tentang objek penelitian. ”Subjek adalah individu yang mempunyai beragam posisi dan

(44)

30

informasi yang dimiliki dan diperoleh. Informasi yang diberikan oleh subjek berupa pernyataan, kata-kata, pendapat atau pandangan mengenai subjek penelitian.

D.Teknik Pengambilan/Pemilihan Subjek

Langkah pertama yang peneliti ambil dalam penelitian ini yaitu pendekatan secara pribadi kepada pemilik bengkel dimana para pemuda desa Batur biasa berkumpul atau tempat yang paling sering digunakan untuk mengisi waktu kosong subjek. Melalui pemilik bengkel, peneliti mulai mengenal dan diperkenalkan secara pribadi kepada setiap pemuda yang ada di Desa Batur. Hasil dari perkenalan tersebut peneliti menemukan subjek yang sesuai dengan kriteria untuk menjadi subjek atau narasumber dalam penelitian ini.

E.Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan bagian yang sangat penting dalam setiap kegiatan penelitian. Hal tersebut dilakukan untuk mendapatkan data yang akurat, teperinci dan dapat dipercaya serta dapat dipertanggungjawabkan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan harus tepat. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara (indepth interview).

1. Wawancara

(45)

31

[image:45.612.94.542.211.670.2]

adalah menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan, menyiapkan pokok-pokok yang akan dibicarakan, menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan, dan mengidentifikasi tindak lanjut wawancara yang telah di diperoleh Sugiyono (2010: 322). Selain itu peneliti menyiapkan alat rekam suara seperti tape recorder ataupun handphone untuk subjek hasil wawancara dengan subjek. Hasil wawancara sendiri akan dirubah dalam bentuk verbatim dengan cara menuliskan setiap kata per kata percakapan dalam wawancara. Dalam penelitian ini peneliti telah menyiapkan panduan wawancara terstruktur. Panduan wawancara terstruktur dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 1. Panduan wawancara

NO ASPEK DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

1. Kepribadian a. Apa yang membuat anda memilih bekerja sebagai penambang pasir daripada melanjutkan pendidikan/ kuliah?

b. Apa yang anda harapkan dari pilihan anda? c. Apakah anda bersemangat dalam menjalankan

pilihan anda? 2. Jenis kelamin dan

perkawinan

a. Apakah hubungan anda dengan lawan jenis mempengaruhi pencapaian keinginan anda? Apakah anda menjadi lebih termotivasi atau tidak?

b. Mana yang lebih anda nikmati, bekerja dengan lawan jenis atau sesama jenis?

c. Apakah anda dengan mudah membangun persahabatan dengan oranglain baik pria maupun wanita?

(46)

32 di sini?

b. Adakah hubungan kesehatan dengan kebahagiaan anda?

4. Pendidikan, kompetensi dan

pekerjaan-pendapatan

a. Apakah pendidikan mempengaruhi pencapaian keinginan anda?

b. Apakah kemampuan anda mendukung pencapaian keninginan anda? Apakah mampu berani berani bersaing dengan orang yang kuliah?

c. Jika harus memilih, anda ingin melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi atau tidak? Alasan?

d. Menurut anda, seseorang yang kuliah apakah akan berbeda dengan orang yang tidak kuliah dalam mencapai keinginan hidupnya? Coba beri alasan!

e. Seandainya anda kuliah, apakah akan membuaat anda merasa lebih baik atau tidak? Mengapa demikian?

f. Bagaimana cara anda mencapai target pendapaatan sesuai keinginan anda dengan bekerja di sungai sebagai penambang pasir? g. Apakah anda puas dengan yang anda

dapatkan saat ini?

h. Apakah jumlah pendapatan mempengaruhi kebahagiaan anda?

i. Menurut anda, apakah orang yang kuliah bisa mendapatkan penghasilan seperti anda? Atau akan berbeda?

5. Agama Ketika keinginan anda tercapai, apakah yang anda lakukan pertama kali? Apa yang anda lakukan sebagai ujud syukur?

6. Waktu luang a. Apa yang anda lakukan saat ada waktu luang? Apakah anda menikmatinya dengan hati yang senang?

(47)

33 2. Observasi

Teknik pengumpulan data kedua yang dilakukan oleh peneliti adalah observasi. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan peneliti untuk mengamati perilaku dan proses kerja subjek. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis observasi partisipatif moderat dengan terlibat dalam kegiatan sehari-hari subjek. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh subjek dalam beberapa kegiatan. Dengan observasi pastisipan ini, maka data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang nampak. Dalam setiap observasi ini peneliti menyiapkan catatan lapangan untuk mencatat setiap perilaku dan proses kerja subjek sebagai sumber data. Catatan lapangan juga sering digunakan peneliti ketika dalam proses menjalankan teknik wawancara baik terstruktur maupun tidak terstruktur.

F. Teknik Analisis Data

(48)

34

kerja keras. Analisis memerlukan daya kreatif serta kemampuan intelektual yang tinggi. Tidak ada cara tertentu yang dapat diikuti untuk mengadakan analisis, sehingga setiap peneliti harus mencari sendiri metode yang dirasakan cocok dengan sifat penelitiaannya. Dengna bahan yang sama bisa diklasifikasikan lain oleh peneliti yang berbeda”.

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah model analisis interaktif (Interactive Model of Analisys) yang memiliki tiga komponen yaitu: reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan serta verifikasinya. Dalam bentuk ini, peneliti tetap bergerak di antara ketiga komponen dengan komponen pengumpul data selama proses pengumpulan data berlangsung. Sesudah pengumpulan data, kemudian bergerak di antara data reduksi, data display, dan conclusing drawing dengan menggunakan waktu yang tersisa bagi penelitian.

Berikut penjelasan dari masing-masing tahap: 1. Pengumpulan Data

(49)

35 2. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal yang penting, dicari tema dan polanya, dan membuang yang tidak perlu.dengan demikian, peneliti lebih mudah untuk mencari data yang diperlukan. Pada saat reduksi data, peneliti menentukan beberapa subjek yang paling sesuai dengan apa yang diperlukan oleh peneliti, sehingga data yang akan diperoleh menjadi lebih akurat dalam mendeskripsikan kebahagiaan pemuda Desa Batur yang tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi tinggi.

3. Sajian Data

(50)

36 4. Verifikasi Data/Penarikan Kesimpulan

Langkah terakhir dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara dan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

G.Validitas Data

(51)

37

Trianggulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Patton, dalam Moleong, 2009: 330-331). Hal itu dapat dicapai dengan jalan, membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, membandingkan yang dikatakan orang di depan umum dengan yang dikatakannya secara pribadi, dan membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. Peneliti menggunakan pendekatan trianggulasi data dengan mengumpulan data dari beberapa sumber yaitu subjek yang terdiri dari pemuda desa Batur di bengkel dan di tempat bekerja serta orang dewasa yang menjadi orang dekat bagi subjek, dapat juga dianggap sebagai “penasihat”.

(52)

38 BAB IV

LAPORAN HASIL PENELITIAN

A.Pelaksanaan Penelitian

Peneliti mengenal kelompok penambang pasir pemuda desa Batur sudah sejak tahun 2010. Mulai dari tahun 2014 tepatnya pada bulan Februari peneliti tinggal di desa Batur dengan status sebagai seorang teman dan seseorang yang ingin belajar mengenai mesin sepeda motor tua yang merupakan keahlian para pemuda tersebut untuk memodifikasinya. Melihat kehidupan sehari-hari para pemuda tersebut, peneliti mendapatkan ide untuk membuat tulisan tentang kebahagiaan hidup para pemuda desa Batur. Penelitian etnografi ini mengambil dua subjek untuk menjadi nara sumber sekaligus mewakili kelompok pemuda desa Batur yang berprofesi sebagai penambang pasir.

(53)

39

Penelitian dengan Subjek II masih terus berlanjut sampai pada bulan Juli dan tidak ada kesulitan untuk bertemu dengan klien.

Sebelum melakukan penelitian tentunya peneliti sudah melakukan pendekatan kepada kedua Subjek penelitian baik melalui media sosial, alat komunikasi, maupun bertemu langsung.

[image:53.612.94.530.179.684.2]

Penelitian yang dilakukan peniliti adalah studi etnografi, maka pertemuan dengan Subjek maupun subjek dapat setiap waktu dan setiap hari dalam kurun waktu 1 bulan antara akhir bulan Juni hingga Juli 2015 dan juga memanfaatkan pengalaman selama tinggal tinggal di desa Batur. Berikut agenda pertemuan dengan Subjek I dan Subjek II dan subjek :

Tabel 2. Agenda pertemuan peneliti dengan Subjek I, Subjek II, dan subjek SUBJEK I dan II

No. Hari/Tanggal Kegiatan Keterangan 1. Rabu, 01 Juli

2015

Wawancara Kegiatan Subjek I di bengkel 2. Sabtu, 04 Juli

2015

Wawancara Kegiatan Subjek II di lahan tambang

Pandangan Subjek I dan II mengenai pendidikan ke perguruan tinggi

3. Minggu, 05 Juli 2015

Wawancara Aspek-aspek kebahagiaan berdasarkan pedoman

wawancara yang telah dibuat oleh peneliti

4. Senin, 06 Juli 2015

Wawancara Aspek-aspek kebahagiaan berdasarkan pedoman

(54)

40 5. Rabu, 08 Juli

2015

Mengggali informasi

Informasi mengenai data diri Subjek I dan Subjek II 6. Senin, 13 Juli

2015

Menggali Informasi Keluarga Subjek I dan Subjek II 7. Selasa, 14 Juli

2015

Observasi Mengikuti kegiatan Subjek I dari pagi sampai menjelang malam 8. Kamis, 15 Juli

2015

Observasi Mengikuti kegiatan Subjek II dari pagi sampai malam 9. Minggu, 19 Juli

2015

Menggali informasi melalui subjek

Menggali informasi mengenai Aspek-aspek kebahagiaan berdasarkan pedoman

wawancara yang telah dibuat oleh peneliti

B.Deskripsi Subjek

1. Subjek I

a. Penghimpunan Data Subjek I

Nama : Koziz (nama samaran) Tempat/Tanggal Lahir : Yogyakarta, 29 Juli 1994

Usia : 21

Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat Rumah : Yogyakarta

Alamat Sekarang : Yogyakarta

Penampilan Fisik : Tinggi, kulit sawo matang, mata sipit, berisi Penampilan Psikis : Tenang, tegas

(55)

41 b. Latar belakang pribadi Subjek I

Seperti kebanyakan anak pada umumnya, Koziz kecil juga mempunyai cita-cita yang ingin ia capai yaitu menjadi mekanik bengkel. Ketika usia SD Koziz sudah banyak melihat berbagai macam bentuk kendaraan bermotor yang ada di sekitar lingkungannya, terutama kendaraan roda dua jenis SuperCross. Dunia motor sudah sangat dekat dengannya dan ia mulai menjajaki di usia SMP dengan pamannya yang juga seorang mekanik di bengkel balap. Memulai dengan menggunakan kunci untuk mengganti oli dan akhirnya sekarang dapat membuat eksperimen mesin motor dengan mengawinkan beberapa mesin motor menjadi satu.

Ketertarikan yang dimiliki Koziz dari kecil hingga saat ini benar-benar ia tekuni sehingga terwujudlah menjadi seorang mekanik motor yang menjadi kepercayaan banyak orang di wilayah Yogyakarta.

c. Analisis Data Subjek I

1) Latar belakang kehidupan keluarga

Latar belakang keluarga Koziz cukup menarik jika dikaitkan dengan pilihan yang ia pilih saat ini. Berikut kutipan ungkapan langsung dari Koziz pada wawancara :

(56)

42

mekanik yang mengajari saya dulu waktu masih SMP. Seetelah lulus SMK, subjek memaksa saya untuk kuliah, bahkan meminta banyak teman saya, keluarga dan sodara-sodara yang lain untuk membujuk saya kuliah, tapi saya nggak

mau..hehehe” (Koziz).

Lahir di keluarga yang mempunyai latar belakang orang-orang berpendidikan tinggi menjadikan Koziz seorang remaja yang cerdas dan berpikir lebih maju dibandingkan teman sebayannya dimana ia tinggal. Latar belakang keluarga itu mendidik Koziz untuk mau belajar pada sesuatu yang ia tekuni. Tidak hanya melalui pelajaran di SMK saja yang ia terapkan, tapi Koziz juga mau belajar kepada banyak orang yang menurutnya bisa mengajari hal-hal baru mengenai dunia motor dan mesin. Selain itu, tidak habis akal, Koziz juga mau belajar melalui internet dan menerapkan dalam kegiatannya di bengkel.

2) Lingkungan fisik, sosio-ekonomi dan sosio kultural

Lingkungan daerah asal Koziz termasuk golongan menengah dalam hal ekonomi meskipun subjek berada di desa lereng gunung Merapi. Kebanyakan penduduk di desa Batur bekerja sebagai penambang material batu dan pasir di sepanjang aliran Kali Gendol. Berbagai macam pekerjaan subjek, ada yang menjadi pengambil batu secara manual hingga menjadi pengelola lahan tambang.

(57)

43

karena faktor norma dan adat yang masih dipegang oleh masyarakat Jawa di desa, yang harus hihup rukun dan tepa salira. Sosio-kultur di desa Batur adalah suku Jawa. Tidak banyak pendatang dari luar suku Jawa yang tinggal di desa Batur.

3) Pertumbuhan jasmani dan riwayat kesehatan

Pertumbuhan jasmani dan riwayat kesehatan Koziz sangat baik. Kondisi fisik Koziz sangat normal dan sehat. Ian mengatakan bahwa belum pernah mengalami gangguan kesehatan yang sangat parah. Hingga saat ini kesehatan Koziz tetap terjaga dan tidak mempengaruhi dalam menjalani aktifitasnya sehari-hari.

4) Perkembangan kognitif

(58)

44

Menurut ayahnya, apapun bentuk pilihan yang di pilih si anak, orang tuanya selalu mendukung selama hal itu positif. Dengan cara didik seperti itu Koziz menjadi pribadi yang mampu berkembang dengan cepat dan mempunyai motivasi tersendiri yang membuatnya lebih bersemangat untuk berkembang.

5) Perkembangan sosial dan status sosial sekarang ini

Koziz mempunyai kepribadian yang menarik dalam membangun relasi dengan orang lain. Dia akan terlihat kekanak-kanakan jika sedang bersama dengan teman dekat perempuannya. Di sisi lain, sosok Koziz akan menjadi humoris jika berada di dalam kumpulan banyak orang, namun akan menjadi orang yang sangat serius jika hanya bersama dengan satu orang di dekatnya, terutama saat sedang bekerja. Dalam wawancara, koziz mengatakan sperti berikut:

Peneliti : “Apakah kamu merasa berbeda dengan adanya satu orang

saja di dekatmu?”

Subjek I : “Tidak ada yang berbeda, hanya saja kalau berada dengan satu orang saya lebih suka mengajaknya untuk berpikir serius apalagi saat bekerja. Karena bisa lebih terfokus dalam mengerjakan perkerjaan. Tapi nggak ada maksud untuk

(59)

45

ini menunjukkan bahwa dia tumbuh menadi remaja yang mampu berpikir lebih dewasa.

2. Subjek II

a. Penghimpunan Data Subjek II

Nama : Memet (nama samaran)

Tempat/Tanggal Lahir : Jawa Tengah, 26 November 1995

Usia : 20

Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat Rumah : Yogyakarta Alamat Sekarang : Yogyakarta

Penampilan Fisik : Tinggi, cokelat, kurus Penampilan Psikis : Tenang, ramah, ceria

Sumber Informasi : Subjek, orang tua, pengelola tambang b. Sejarah Subjek II

(60)

46

Memet mempunyai banyak keinginan yang membuatnya harus mengeluarkan banyak uang. Selama ini, Memet memenuhi keinginannya itu dengan meminta pada orang tuanya. Setelah menginjak usia remaja, Memet merasa bahwa meminta uang pada orang tua membuatnya menjadi tidak mandiri dan merasa malu pada dirinya sendiri. Berikut pernyataan Memet ketika diwawancara:

Subjek II : “Saya malu mas minta uang terus sama orang tua. Subjek punya, tapi kalau saya minta terus, kapan saya bisa

mandiri, apa lagi saya cowok.” (Memet).

Memet memberi jawaban yang mantap dan menegaskan pada dirinya untuk menjadi pria yang tidak keetergantungan pada orang tua. Memet akhirnya memilih mencari uang dengan caranya sendiri.

c. Analisis Data Subjek II

1) Latar belakang kehidupan keluarga

(61)

47

2) Lingkungan Fisik, Sosio-Ekonomi dan Sosio Kultural

Lingkungan daerah Memet termasuk golongan menengah dalam hal ekonomi meskipun subjek berada di desa lereng gunung Merapi. Kebanyakan penduduk di desa Batur bekerja sebagai penambang material batu dan pasir di sepanjang aliran Kali Gendol. Berbagai macam pekerjaan subjek, ada yang menjadi pengambil batu secara manual hingga menjadi pengelola lahan tambang.

Macam-macam bentuk pekerjaan yang dijalani penduduk desa Batur tidak membuat subjek menjadi saling iri satu sama lain, hal ini mungkin juga karena faktor norma dan adat yang masih dipegang oleh masyarakat Jawa di desa, yang harus hihup rukun dan tepa salira. Sosio-kultur di desa Batur adalah suku Jawa. Tidak banyak pendatang dari luar suku Jawa yang tinggal di desa Batur. 3) Pertumbuhan Jasmani dan Riwayat Kesehatan

(62)

48 4) Perkembangan Kognitif

Perkembangan kognitif Memet sangat baik. Sejak kecil Memet termasuk anak yang cerdas. Di sekolah juga Memet termasuk anak yang berprestasi. Menurut Memet hal itu dipengaruhi oleh didikan orangtua di rumah. Meskipun orangtua Memet tidak selalu mengawasi ataupun menemani belajar, tetapi Memet diharuskan mendapat nilai baik. Sejak kecil Memet belajar mengerti bahwa kedua orangtuanya sibuk bekerja sehingga tidak waktu menemenainya belajar. Hal itu membuat Memet tumbuh menjadi pribadi yang mudah memahami orang dengan baik.

5) Perkembangan Sosial dan Status Sosial Sekarang ini

Memet termasuk pribadi yang disukai banyak orang karena sifatnya yang ramah, terbuka, dan ceria. Berikut kutipan wawancara tidak terstruktur dari salah satu temannya di tambang: Joni (nama samaran):“Memet itu orang yang menyenangkan mas..

udah baik, santai, suka nolong lagi.

Pokoknya kalau sama dia, nyaman mas..”

(Jon)

(63)

49

Pemahamannya tentang oranglain seringkali menolong ketika ada teman yang butuh pemecahan dalam masalahnya.

C.Subjek I dan II

1. Kepribadian

Setiap orang memiliki jalan hidup masing-masing untuk mencapai kebahagiaanya. Kebahagiaan itu sendiri akan terlihat secara fisik pada seseorang yang telah mengalaminya. Secara pribadi orang yang bahagia akan menunjukkan optimisme dan semangat dalam kehidupannya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan dua Subjek yaitu Koziz dan Memet, ditemukan dua pengalaman yang hampir sama dalam meniti menuju kebahagiaan hidup subjek. Kesamaan dalam kepribadian yang dimaksud yaitu semangat dan optimisme subjek dalam meniti kebahagiaan tanpa menjalani pepndidikan ke perguruan tinggi.

Koziz merasa memiliki semangat dan selalu optimis akan mendapatkan keinginannya meskipun ia tidak menjalani pendidikan ke perguruan tinggi. Berikut kutipan wawancara dengan Koziz :

Koziz :”Saya milih kerja karena pengen mandiri dan bisa mengelola keuangan sendiri mas. Jadi hasilnya pun memuaskan. Dan karena banyak keinginan yang masih belum tercapai, makanya saya selalu

semangat kerja. Kalo nggak semangat lagi, ambruk (jatuh) mas..”

(Koziz)

(64)

50

kerja, kalo malas-malasan nggak enak sama yang lain (teman kerja), malu sama bapak, karna dulu di suruh kulian malah saya

nggak mau dan milih kerja.” (Memet)

Kepribadian yang dimiliki Koziz sangat baik. Dalam kalangan remaja dan teman-temannya dalam komunitas dan juga keluarga, dia dikenal sebagai remaja yang suka membantu dan berpikir sebelum bertindak. Koziz juga bisa membedakan antara tanggung jawab dan kesenangan. Hal ini ia tunjukkan dengan menyelesaikan pekerjaan dengan maksimal, selalu ikut kegiata-kegiatan yang bertujuan sosial, dan meskipun ia menjadi “orang

penting” di desanya, ia tidak menutup diri untuk berbaur dan menjadi bagian dari segala bentuk kegiatan pemuda di desa Batur.

Dilatih dalam keluarga yang harmonis membuat Memet menjadi pribadi yang jujur, disiplin, dan bertanggungjawab. Akan tetapi Memet tetap lah pribadi yang rendah hati dan menyenangkan. Dia banyak mengerti keadaan orang lain. Memet juga termasuk orang yang ringan tangan. Sebisa mungkin dia akan membantu orang yang meminta bantuan padanya.

Pernyataan Koziz dan Memet menunjukkan bahwa mereka mengalami kebahagiaan dan puas akan pencapaian dari masing-masing. Orang yang bahagia memiliki trait optimis dan harga diri yang tinggi (Carr, 2004).

2. Jenis Kelamin dan Perkawinan

(65)

51

(Eddington & Shuman, 2005). Jenis kelamin tidak terlalu mempengaruhi kebahagiaan pada seseorang. Dalam kasus ini, kedua Subjek adalah remaja yang baru memasuki masa dewasa awal, subjek belum terlalu memikirkan pasangan hidup dan rumah tangga. Berdasarkan hasil wawancara dengan kedua Subjek ditemukan kemiripan dalam memberikan pernyataan. Berikut kutipan wawancara dengan Koziz dan Memet :

Koziz : “Mungkin ya mas, kalo sudah menikah akan lebih senang, kan ada yang bantuin mikir, atau setidaknya ada temen terus, jadi nggak sepi. Hehehe..tapi untuk sekarang belum mau nikah-nikahan

dulu lah, pacaran aja dulu biar kenal.” (Koziz)

Memet :”Saya tu nggak punya pacar mas, belum kepikiran sama sekali tentang nikah. Mungkin aja nikah bisa bikin lebih baik, ada yang nemani tiap saat. Mungkin lho mas, wong saya belum pernah nikah. Hehe.. tapi keinginan menikah tentu ada mas. Pengalaman teman-teman yang sudah menikah itu, sepertinya subjek lebih senang

hidupnya.” (Memet)

Kedua Subjek sama-sama masih remaja akhir dan berkompeten dalam bekerja. Pemikiran tentang pasangan hidup masih belum terlalu menjurus dan meruncing pada hidup berumah tangga. Namun subjek memberi penilaian bahwa hidup berkeluarga akan memberi kebahagiaan yang lebih daripada seseorang yang hidup sendiri.

3. Usia dan Kesehatan

(66)

52

kesehatan saling berkaitan kuat dalam hidup seseorang. Kedua aspek ini bergantung pada individu itu sendiri.

Koziz dan Memet memberi jawaban yang berbeda pada aspek kesehatan dan usia. Berikut kutipan hasil wawancara terhadap kedua Subjek:

Koziz : “Menurut saya, orang bahagia itu kalo punya sesuatu yang diinginkan tercapai (keinginan batin) dan punya uang. Tapi untuk masalah uang, percuma juga ya mas kalo kita punya segala sesuatu yang kita inginkan, tapi badan ini tidak sehat. Lebih baik saya cegah saja dari sekarang untuk mengurangi resiko terkena penyakit

di usia lanjut nanti, dengan tidak merokok dan miras misalnya.”

(Koziz)

Pernyataan Koziz menunjukkan kesiapan batin untuk menghadapi masa depan. Kondisi fisik yang sehat tentu menjadi keutamaan baginya, dan ia mulai menjaganya dari sekarang. Menurutnya, bagaimana kita akan menikmati hasil jerih payah kita jika badan kita tidak mampu berdiri lagi. Kesehatan menjadi hal penting bagi Koziz.

Memet : “Semakin tua pasti kita semakin mudah terkena penyakit. Makanya segala sesuatunya di persiapkan dari sekarang mas. Misalnya, saya pengen main motor, ya saya puas-puaskan dari sekarang, siapa tau besok saya kepengen main motor, tapi badan sudah nggak kuat lagi (tua). Untuk saat ini saya cukup senang mas bisa mendapatkan keinginan saya. Masalah tua dan sakit, itu dipikir kalau sudah

saatnya saja. Hehe..” (Memet)

(67)

53

hari esok saat tiba pada waktunya. Ketegasan Memet ini sangat ia nikmati dalam keidupannya sehari-hari dan berjalan sesuai kata hatinya.

Hal yang perlu dimengerti adalah menjaga keadaan diri sendiri merupakan hal penting yang benar-benar harus dipahami. Jika sudah mengeti batasan tubuh secara fisik, maka akan lebih mudah menapakkan langkah dan mengatur ritme dimana akan berlari dan dimana akann berhenti.

4. Agama

Menyadari bahwa manusia adalah makhluk lemah di mata Tuhan, dan segala yang dimiliki oleh manusia hanyalah titipan dari Tuhan, ungkapan syukur pun tidan pernah lupa untuk di ucapkan dan dibagikan kepada sesama manusia. Perihal ungkapan syukur adalah bentuk dan ungkapan terima kasih atas kemurahan rejeki, rahmat kesehatan dari Tuhan yang diberikan kepada manusia.

Kedua Subjek yang merupakan pemuda dari desa yang sama, selalu mengikuti kegiatan sosial yang telah diagendakan oleh warga desa setempat. Ketika diwawancara, Koziz menyatakan bahwa keinginan untuk berbagi sangat besar mengingat bahwa rejeki yang ia terima juga berhak dinikmati oleh orang lain yang pantas menerimanya. Berikut hasil wawancara dengan Koziz :

(68)

54

Kadang di komunitas motor juga berbakti sosial dan saya sangat senang jika ada kegiatan seperti itu. Setidaknya saya bisa menyalurkan rasa syukur saya sama Allah. Saya dimurahkan rejekinya sama Yang Maha Kuasa, saya juga wajib menyalurkan ke yang lain. Selain itu ya nggak lupa shalat, biar hatinya tenang dan

dekat dengan Allah.” (Koziz)

Memet : “Bersyukur itu perlu. Kita diberi rejeki dengan mudah, kita juga harus memberi dengan mudah dan iklas kepada yang membutuhkan. Nggak lupa juga shalat mas. Penting untuk ketentraman hati dan

kedekatan dengan Sang Pencipta mas.” (Memet)

Pernyataan yang diungkapkan oleh kedua Subjek menunjukkan bahwa kehidupan beragama tidak semata-mata bisa ditinggalkan meskipun di depan mata subjek banyak harta. Bersyukur adalah salah satu cara yang bisa mendekatkan hati dengan Yang Maha Kuasa. Kedekatan hati dengan Yang Kuasa berdampak ketenangan dan kebahagiaan dalam kehidupan individu. 5. Pendidikan, Kompetensi dan Pekerjaan-Pendapatan

Hubungan antara pendidikan dan kebahagiaan adalah kecil tetapi signifikan (Campbell, Cantril, Diener et al dalam Eddington & Shuman, 2005). Pendidikan yang baik akan membentuk seseorang berkompeten dalam pekerjaan.

Hasil wawancara pada kedua Subjek sangat menarik pada aspek ini, berikut hasil wawancara pada Subjek I dan II :

(69)

55

pernah dibujuk hingga dipaksa untuk kuliah, tapi saya nggak mau. Saya lebih senang belajar di luar lingkungan pendidikan resmi mas, ilmu yang saya dapat sudah pasti ada dan benar-benar nampak mata setiap hari, bukan sekedar teori di buku. Mungkin saja kalau saya kuliah, saya bisa bekerja di temapt yang lebih baik daripada sekarang, tapi saya nggak bisa tau apakah saya bisa senang atau nggak mas, saya sudah sangat nyaman di sini. Kerja dekat dengan rumah, milik saya sendiri, pendapatan meskipun tidak banyak ya punya saya sendiri, dan bebas, tidak ada bos-bosan. Hehehe..” (Koziz)

Memet : “Saya tidak terlalu pinter untuk berada di dunia pendidikan mas. Lagipula kalau kuliah hanya akan menghabiskan waktu saya. Kuliah juga pasti ketinggalan sama temen-temennya. Mending ke kali aja mas, cari uang, bisa bangung motor, bisa nabung sendiri, bisa bebas berpikir. Kalo mau belajar, atau pengen tau sesuatu tinggal buka internet aja. Kalau masalah belajar, sampai tua pun kita akan belajar to mas, tapi kalo belajar ke perguruan

tinggi, saya nggak aja, alasannya yaitu tadi.” (Memet)

Kedua subjek berpikir sederhana namun subjek merealisasikannya dengan baik. Hasil dari pendidikan ke perguruan tinggi hanya akan menempatkan fisik yang berbeda dengan subjek saat ini, namun masalah hati dan kebahagiaan, hasilnya akan sama saja. Subjek bahagia dengan posisi saat ini, dekat dengan rumah, bekerja, mempunyai penghasilan yang mencukupi, merasa bebas dan nyaman dalam menjalani kehidupannya sehari-hari.

(70)

56

erupsi Gunung Merapi yang dianggap bencana oleh masyarakat luas ternyata menjadi sumber penghasilan dan sumber kebahagiaan bagi subjek penelitian. 6. Waktu Luang

Waktu luang yang tersedia atau sengaja di sediakan oleh individu akan menunjukkan seberapa besar individu tersebut mengalami kebahagiaan dalam hidupnya.

Cara mengisi waktu luang antara Subjek I dan II hampir sama, hal ini disebabkan karena kesamaan hobi antara Subjek I dan Subjek II. Hasil wawancara mengungkapkan kebahgiaan subjek saat mengisi waktu luang, berikut kutipan wawancara dari kedua Subjek :

Koziz : “Saya menyempatkan diri untuk pergi melihat kota-kota lain atau ke daerah-daerah yang membuat saya panasaran. Selain mengobati rasa penasara, sekalian uji coba mesin motor yang sudah saya buat. Biasanya dengan anak-anak yang ada di bengkel, dengan teman-teman komunitas motor, atatu sesekali mengajak orang tua saya. Kalo cuma di rumah terus takutnya nggak tau apa-apa tentang dunia

yang di luar.” (Koziz)

(71)

57 7. Peristiwa Kehidupan

Setiap orang memiliki peristiwa penting dalam kehidupannya yang membuatnya harus menentukan pilihan hidup. Ketika seseorang harus memilih, maka optimis dan semangat untuk menjalani benar-benar harus muncul agar pencapaian yang diperoleh sesuai dengan keinginannya.

(72)

58

Lain cerita dengan Memet, yang notabene anak tunggal dan segala sesuatunya dapat dengan mudah terpenuhi. Memet memilih tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi karena ia merasa bukan orang yang pandai berpikir mengenai mata kuliah. Memet sengaja terjun ke penambangan di Kali Gendol karena melihat potensi alam yang menjanjikan. Meskipun ia juga merasa masih banyak belajar dari ayahnya yang juga pengelola lahan tambang, tapi dia sudah berani membuka lahan sendiri dan mengelolanya sendiri. Keyakinan hati yang dimiliki Memet akhirnya membuahkan hasil. Keinginannya untuk menabung, membeli segala kebutuhannya dengan uang sendiri pun terwujud tanpa membebani orang tuanya. Memet merasa bangga dengan pencapaian yang ia capai dalam usia yang cukup muda. Dengan pencapaiannya itu, Memet mengatakan bahwa tidak wajib untuk mengikuti pendidikan ke perguruan tinggi, yang harus ada pada pada diri seseorang adalah pandai melihat peluang, berani berpsekulasi dan memantapkan hati untuk bertindak, tapi belajar juga tidak akan pernah berhenti sampai manusia kembali pada Tuhan.

D.D

Gambar

Tabel 1. Panduan wawancara
Tabel 2.  Agenda pertemuan peneliti dengan Subjek I, Subjek II, dan subjek

Referensi

Dokumen terkait

Merujuk kepada idea dan fikiran secara lisan yang disampaikan oleh seseorang kepada seseorang yang lain dalam proses Komunikasi_. Merujuk kepada idea, fikiran dan perasaan secara

Di dalam sistem kehidupan itu terdapat urusan agama (hubungan langsung dengan Tuhannya); urusan sosial kemasyarakatan, yaitu segala macam aktivitas yang berhubungan

G RAY L EVEL C O -O CCURRENCE M ATRIX (GLCM) Metode GLCM (grey-level co-occurrence matrix) adalah salah satu cara mengekstrak fitur tekstur statistik orde

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah merupakan tindakan nyata yang berkaitan dengan usaha yang dilakukan oleh seluruh tingkat manajemen

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki kemampuan tanaman coontail ( Ceratophyllum demersum ) dalam menghasilkan gas oksigen yang digunakan untuk

Indonesia telah memiliki ragam model pembiayaan termasuk pembiayaan pada usaha mikro. Ragam dan model pembiayaan meliputi jenis produk pembiayaan mikro maupun lembaga

Langkah atau tugas tidak dikerjakan secara benar, atau dalam urutan yang salah (bila diperlukan) atau diabaikan1. 2 Cukup Langkah atau tugas dikerjakan secara benar, dalam

Penyelidikan akan datang, adalah disarankan agar lebih banyak kajian mengenai penggunaan ICT dalam mempromosikan kepentingan teknologi pujukan yang dapat