• Tidak ada hasil yang ditemukan

Buku Pengenalan Batik Cirebon Kepada Anak-Anak Melalui Media Cerita Sunan Gunung Jati.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Buku Pengenalan Batik Cirebon Kepada Anak-Anak Melalui Media Cerita Sunan Gunung Jati."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Batik merupakan warisan budaya yang harus dilestarikan, khususnya oleh bangsa

Indonesia, karena batik merupakan salah satu kekayaan budaya Indonesia yang sudah

diakui oleh UNESCO, salah satu bentuk pelestarian batik adalah dengan menanamkan

rasa kecintaan terhadap batik itu sendiri, penanaman kecintaan batik kepada anak-anak

sangatlah diperlukan agar sejak dini mereka mencintai batik dan dapat mempertahankan

batik terus batik sebagai budaya Indonesia.

Oleh sebab itu dibuatlah buku pengenalan batik untuk anak-anak, agar anak-anak

dapat mengenal motif-motif dan hal-hal yang berkaitan dengan batik, hanya saja pada

kesempatan ini buku pengenalan batik tersebut hanya terbatas pada batik Cirebon saja.

Selain berisi tentang pengenalan batik, buku ini juga berisi tentang cerita Sunan Gunung

Jati dan Putri Ong Tien, cerita ini dipilih karena konon merupakan cerita sejarah

lahirnya batik Cirebon.

Dalam buku ini dijelaskan motif batik Cirebon beserta maknanya, sehingga

selain belajar tentang batik, anak-anak pun bisa melihat ilustrasinya, setiap halaman

memiliki perbedaan dari segi konsep maupun warna, dikarenakan penyesuaian konsep

dengan jalan ceritanya. Selain itu juga ada perbedaan layout yang sebelum, saat dan

setelah budaya Cina masuk kedalam batik Cirebon. Diharapkan dengan buku ini rasa

cinta terhadap batik Cirebon dapat lebih kuat di hati anak-anak sehingga budaya batik

(2)

vii

1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup ………...……...…… 3

1.3 Tujuan Perancangan ………...…………... 3

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ...…………...………. 4

1.5 Skema Perancangan ...………...…... 6

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Komunikasi ………...………… 8

2.2 Desain Komunikasi Visual ………...……….…....… 9

2.3 Batik ... 9

2.3.1 Batik Pesisir ... 10

2.3.1.1 Batik Cirebon ... 11

2.4 Proses Asosiatif ... 13

2.4.1 Akulturasi ... 13

2.4.2 Asimilasi ... 14

2.5 Buku …………...………...………..……… 15

(3)

viii

Universitas Kristen Maranatha

2.6.1 Pop-up Book ……...………...……. 16

2.7 Buku Anak ………..………...…....……. 16

2.7.1 Buku Cerita Anak yang Baik ... 18

2.7.2 Unsur-unsur Buku Cerita Anak ... 19

2.7.2.1 Ilustrasi... 19

2.7.2.2 Tipografi ... 21

2.7.2.3 Warna ... 21

2.8 Perkembangan Fantasi Anak ... 25

2.9 Sunan Gunung Jati ... 26

2.10 Paper-cut ... 28

2.11 Canting ... 30

BAB III DATA DAN ANALISIS MASALAH 3.1 Lembaga Terkait ...………..…….… 32

3.2 Perbandingan dengan Karya Sejenis ...………...………...…… 35

3.3Batik Cirebon …………...……….…...……...…...… 37

3.3.1 Babaran Cirebon ... ... 39

3.3.2 Ciri Batik Cirebon ………... ...………... 41

3.3.3 Perbedaan antara ciri-ciri batik tulis, batik cap dan batik printing ... 41

3.3.4 Perbedaan Teknik ... 42

3.3.5 Persamaan Motif Batik Cirebon dengan Motif Cina ... 42

3.4 Buku Cerita Anak ... 45

3.5 Cerita Sunan Gunung Jati dan Putri Ong Tien ... 47

3.6 Kuesioner ... 48

3.6.1 Kuesioner I ... 48

3.6.2 Kuesioner II ... 51

3.7 Analisis Masalah ... 53

3.7.1 SWOT ...53

(4)

ix

Universitas Kristen Maranatha

3.7.3 5W1H ... 57

BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 Konsep Komunikasi ………...………...……… 59

4.2 Konsep Kreatif ...………...…..…..…… 59

4.5 Media Promosi dan Gimmick ... 75

(5)

x

(6)

xi

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Tabel Sejarah Depertemen Pendidikan Nasional ... 33

Tabel 3.2 : Hasil kuesioner1 no 1-7... 48

Tabel 3.3 : Hasil kuesioner1 no 8-16 ... 49

Tabel 3.4 : Hasil kuesioner2 ... 51

(7)

xii

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 : Logo Departemen Pendidikan ... 32

Gambar 3.2 : Bagan Struktur Departemen Pendidikan Nasional ... 35

Gambar 3.3 : Cerita Rakyat Nusantara... 36

Gambar 3.4: Babad Tanah Sunda Babad Cirebon... 36

Gambar 3.5 : Jenis Wadasan ... 37

Gambar 3.6: Jenis Geometris ... 37

Gambar 3.7 : Jenis Pangkaan... 38

Gambar 3.8: Jenis Byur ... 38

Gambar 3.9 : Jenis Semarangan... 38

Gambar 3.10 : Motif awan (cina)... 43

Gambar 3.11: Motif Mega Mendung... 43

Gambar 3.12 : Motif naga (cina) ... 43

Gambar 3.13: Motif naga pada batik Cirebon... 43

Gambar 3.14: Motif phoenix (cina) ... 43

Gambar 3.15 : Motif phoenix pada batik Cirebon... 43

Gambar 3.16: Motif flora (cina) ... 44

Gambar 3.17 : Motif flora batik Cirebon... 44

Gambar 4. 1 : Layout Gambar ... 60

Gambar 4. 2 : Teks ... 60

Gambar 4. 3 : Cover ... 65

Gambar 4.4 : Halaman Pembuka ... 66

Gambar 4. 5 : Cerita 1 ... 67

Gambar 4.6 : Cerita 2 ... 68

Gambar 4.7 : Cerita 3 ... 69

Gambar 4.8 : Cerita 4 ... 70

(8)

xiii

Universitas Kristen Maranatha

Gambar 4.10 : Cerita 6 ... 72

Gambar 4.11 : Cerita 7... 73

Gambar 4.12 : Cerita 8 ... 74

Gambar 4. 13 : Halaman Penutup ... 75

Gambar 4. 1 4: Poster ... 76

Gambar 4. 15 : flyer ... 77

Gambar 4. 16 : x-banner ... 78

Gambar 4. 17 : Pin ... 79

Gambar 4. 18 : Kalender ...80

(9)

xiv

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Kuesioner Dewasa ... 89

Kuesioner Anak-anak ... 90

(10)

1

Universitas Kristen Maranatha

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengenalan budaya pada generasi muda khususnya anak-anak sangatlah penting,

mengingat beberapa budaya Indonesia sudah diakui oleh bangsa lain. Batik merupakan

salah satu budaya Indonesia yang harus dijaga kelestariannya, salah satunya dengan cara

menanamkan rasa kecintaan terhadap batik sejak dini. Walaupun batik sudah diakui oleh

Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa

(United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization/UNESCO) menjadi

milik Indonesia, bangsa Indonesia harus tetap menanamkan rasa cinta terhadap budaya

sendiri kerena tidak menutup kemungkinan jika budaya Indonesia tidak ditanamkan

akan lebih mudah terjadi pengklaiman budaya Indonesia oleh bangsa lain.

Anak-anak merupakan generasi penerus bangsa yang diharapkan dapat mempertahankan

budaya Indonesia, tanpa pemahaman yang kuat tentang budaya pada anak-anak, budaya

Indonesia tidak mempunyai arah yang pasti. Penanaman budaya pada anak-anak dapat

dilakukan dengan berbagai cara mulai dengan menanamkan budaya melalui pendidikan

sampai memasukkan budaya itu melalui kehidupan sehari-hari.

Memasukkan budaya pada hal-hal yang disukai anak diharapkan dapat menjadi pemicu

rasa kecintaan terhadap budaya Indonesia. Pengenalan batik pada anak-anak sangatlah

penting mengingat batik adalah budayanya sendiri yang perlu dilestarikan, tidak hanya

dianggap sebagai kain bermotif yang tidak diketahui darimana asalnya dan apa jenisnya.

Oleh karena itu, pengetahuan batik untuk anak-anak sangatlah penting, salah satu media

yang dapat digunakan adalah dengan memasukkan unsur budaya dalam buku cerita

anak. Penerapan budaya dalam media tersebut dapat dilakukan dengan menerapkan pada

(11)

2

Universitas Kristen Maranatha Belum adanya buku cerita anak yang memasukkan unsur budaya dalam bentuk grafis

menjadi alasan diperlukannya buku cerita anak yang menarik namun dengan

membacanya anak-anak diharapkan memahami budaya Indonesia khususnya batik.

Bentuk grafis yang dimaksud adalah visualisasi ilustrasi yang memakai stilasi batik pada

buku ini, dengan ditunjang pula dengan cerita rakyat yang berkaitan dengan batik

tersebut.

Pengenalan batik dalam buku cerita anak sangatlah dibutuhkan, oleh karena itu

diperlukan buku cerita yang mengulas tentang batik secara implisit yang dapat

menanamkan pemahaman tentang budaya negara sendiri sejak dini sebagai bentuk lain

dari pencegahan pengakuan budaya oleh bangsa lain dan juga sebagai sarana pemupuk

rasa cinta kebudayaan Indonesia.

Buku ini terdiri dari beberapa seri, namun karena keterbatasan waktu, hanya dapat

direalisasikan satu jenis saja yaitu tentang batik Cirebon, buku lainnya yang

kemungkinan akan direalisasikan adalah tentang motif dari Papua dan motif dari

Palembang.

Buku cerita anak yang berisi tentang visualisasi stilasi batik Cirebon melalui media

cerita rakyat daerah setempat yang berkaitan dengan batik tersebut ini sangat jarang

dijumpai, oleh karena itu buku ini mengulas tentang hal tersebut. Pengenalan batik

Cirebon seharusnya sudah dilakukan sejak dahulu agar generasi muda tahu mengenai

motif batik Cirebon, makna dalam batik tersebut serta percampuran dua kebudayaan

yang membentuk batik tersebut.

Berdasarkan uraian di atas, buku cerita anak dengan visualisasi stilasi batik Cirebon

dibutuhkan untuk menanamkan kecintaan terhadap budaya pada anak-anak, ditunjang

(12)

3

Universitas Kristen Maranatha 1.2 Permasalahan dan Ruang Lingkup

Dengan uraian latar belakang tersebut maka rumusan permasalahannya yang dibahas

adalah :

1. Bagaimana cara yang dapat menarik perhatian anak terhadap batik Cirebon?

2. Bagaimana agar anak-anak dapat mengetahui motif batik Cirebon melalui cerita

rakyat daerah setempat?

3. Bagaimana kisah percampuran budaya(Cina dengan Cirebon)yang terdapat pada

Cirebon?

4. Bagaimana membuat buku dan ilustrasi yang menarik sehingga anak-anak

tertarik dengan buku tersebut?

Batasan penggunaan batik pada buku cerita anak ini adalah hanya menggunakan batik

Cirebon saja, sedangkan batasan ceritanya adalah cerita rakyat di daerah sekitar Cirebon

yang terjadi seiring akulturasi antara budaya Indonesia dengan budaya Cina. Cerita yang

dipilih adalah cerita Sunan Gunung Jati yang merupakan salah satu dari Wali Sanga

yang makamnya terletak di Cirebon, sedangkan batasan cerita sendiri yaitu mengenai

pernikahan Sunan Gunung Jati dengan Putri dari negara Cina.

Semua buku dibuat disesuaikan dengan target pasar yang akan dituju, begitu juga buku

ini, secara umum target pasar buku ini mencakup anak-anak, namun secara khusus

terdapat batasan usia pada target pasarnya yaitu anak-anak kisaran umur 8 sampai 11

tahun.

1.3 Tujuan Perancangan

Buku cerita anak yang akan dibuat merupakan media pengenalan batik kepada

anak-anak melalui cerita rakyat Sunan Gunung Jati yang merupakan apresisasi generasi muda

(13)

4

Universitas Kristen Maranatha Pengenalan batik Cirebon dalam bentuk buku mencakup stilasi batik ini pada ilustrasi

buku tersebut, batik Cirebon digunakan karena memiliki ciri khas tersendiri yaitu batik

ini memiliki warna yang cerah, dan motif yang tidak terikat pattern yang dominan.

Motifnya berkisar antara flora, fauna dan mega mendung atau awan, ada pula yang

menggambarkan manusia. Corak dan warna yang berbeda dengan batik Jawa lainnya

anta lain karena pengaruh akulturasi budaya bangsa Cina yang datang ke Indonesia pada

jaman dahulu.

Diharapkan dengan menggunakan batik Cirebon anak-anak dapat tertarik dan dapat

memahami motif batik pesisir yang merupakan warisan nenek moyang yang sangat

berarti bagi bangsa. Selain itu diharapkan agar rasa kecintaan terhadap batik dapat

tumbuh dan berkembang dengan memahami lebih dalam mengenai batik Cirebon

tersebut.

1.4 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang benar-benar akurat yang jelas dan mencerminkan maksud

dan tujuan, serta relevan dan vailid, data didapat dengan beberapa cara antara lain,

dengan melakukan wawancara dengan orang-orang yang terkait, dalam hal ini yang

dimaksudkan adalah orang-orang yang ahli dalam pembuatan batik dan mengetahui arti

di dalam motif batik tersebut, yaitu Bapak Katura selaku pemilik Batik Katura, selain itu

dilakukan juga wawancara dengan beberapa ilustrator antara lain Bapak Dian

Nurhadrianto, Bapak Daud Surya Nugraha, serta dosen book desain Universitas Kristen

Maranatha yaitu Ibu Nina Nurviana, yang menjadi target wawancara lainnya adalah

orang-orang yang benar-benar mengetahui cerita tentang Sunan Gunung Jati.

Selain melakukan wawancara, cara pengumpulan data lainnya adalah dengan

menyebarkan kuesioner yang secara garis besarnya adalah seberapa kenal mereka

(14)

5

Universitas Kristen Maranatha beberapa sample orang dewasa untuk mengukur seberapa kenal mereka dengan motif

batik Cirebon. Kuesioner yang ditujukan kepada anak-anak berbeda dengan kuesioner

yang ditujukan kepada orang dewasa dari segi pemakaian bahasa, pada kuesioner untuk

anak-anak digunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh mereka atau menggunakan

bahasa sehari-hari, pada kuesioner untuk orang dewasa digunakan bahasa yang lebih

sopan dan mengandung kata-kata yang lebih ilmiah.

Selain dua studi di atas, dilakukan pula observasi lapangan, pada observasi ini dilakukan

pencatatan dan pengamatan terhadap batik Cirebon dan buku cerita anak yang sudah ada

serta mengenai Cerita Sunan Gunung Jati. Studi pustaka juga menjadi sarana

pengumpulan data, studi pustaka yang ditempuh dengan tujuan mencari teori tentang

batik, batik Cirebon, buku anak, ilustrasi, warna, tipografi, Sunan Gunung Jati dan topik

lain yang berkaitan dengan topik yang akan dibuat. Pengumpulan literatur dari Koran

dan majalah serta internet yang bersangkutan dengan topik ini pun dilakukan untuk

menunjang data-data yang sudah ada. Pengumpulan data tersebut bertujuan untuk

(15)

6

Masih minimnya pengetahuan tentang batik Cirebon pada anak-anak.

(16)

7

Segmentasi : Menengah ke atas

Targeting : Anak-anak usia 8-11

tahun

Positioning : menggunakan stilasi

batik pada buku cerita rakyat

Strategi Kreatif

Dalam buku ini interaksi

anak pun akan dipancing

melalui penggambaran corak

batik Cirebon.

KEBUTUHAN PERANCANGAN

Kreatifitas untuk membuat buku cerita anak

dengan memasukkan unsur batik di dalamnya.

Sebagai sarana pengenalan batik kepada anak.

KONSEP PERANCANGAN

Dibuat menggunakan ilustrasi dengan

stilasi batik Cirebon di dalamnya disertai

dengan warna-warna cerah

TUJUAN AKHIR

(UMUM)

Anak-anak dapat mengetahui motif batik

Cirebon, sehingga menanamkan rasa cinta

terhadap budaya batik.

TUJUAN AKHIR

(KHUSUS)

Membuat buku tentang batik Cirebon

(17)

83

menumbuhkan rasa cinta terhadap budaya tersebut, kurangnya buku-buku yang dapat

mengenalkan batik kepada anak-anak menjadi salah satu kendala dalam proses

pengenalan budaya batik pada anak-anak, maka dari itulah dibuat buku tentang

pengenalan motif batik, pada kesempatan ini hanya dibahas buku tentang pengenalan

batik Cirebon melalui media cerita rakyat yang terkait, yaitu cerita tentang Sunan

Gunung Jati dan Putri Ong Tien, cerita ini dipilih karena cerita ini secara tidak langsung

merupakan proses lahirnya Batik Cirebon.

Diceritakan Sunan Gunung Jati menikah dengan putri Ong Tien yang tidak lain adalah

seorang putri dari negara Cina, lalu sang Putri membawa perabot dan berbagai barang

lain, oleh masyarakat pribumi, corak pada barang-barang tersebut digambar pada sehelai

kain, kelak motif pada kain itulah yang akan disebut dengan nama Batik Cirebon. Selain

menceritakan tentang Sunan Gunung Jati buku ini juga memberikan pengetahuan

tentang batik Cirebon, buku ini berkonsepkan penggabungan, karena pada dasarnya

batik Cirebon sendiri merupakan hasil penggabungan dua budaya yaitu budaya Cina

dengan budaya Keraton asli, cerita tentang Sunan Gunung Jati pun di dalamnya terdapat

penggabungan antara budaya yang dibawa Putri Ong Tien dengan budaya Sunan

Gunung Jati.

Sehingga pada tekniknya digunakanlah teknik papercut, mengingat teknik tersebut

berasal dari daratan Cina dan memiliki berbagai kesamaan dengan batik, diantaranya

(18)

84

Universitas Kristen Maranatha persfektif dan terdiri dari garis dan bidang. Selain itu buku ini juga terdiri dari dua

layout yaitu layout bergambar dan layout teks, sebelum Sunan Gunung Jati bertemu

dengan Putri Ong Tien, layout gambar berada di sebelah kiri namun ketika klimaks

layout gambar terdapat pada sebelah kanan dan sebelah kiri, namun setelah klimaks

yaitu setelah Sunan Gunung Jati dan Putri Ong Tien menikah layout gambar berada pada

sebelah kanan. Sedangkan warna yang dipakai sebelum mereka bertemu adalah

warna-warna monokrom, namun setelah mereka bertemu warna-warna yang digunakan lebih beragam

dan lebih cerah, setiap halaman memiliki warna tersendiri, disesuaikan dengan konsep

tiap halamannya.

Buku ini juga terdiri dari dua layer yaitu layer pertama yang berisi jalan cerita dan dan

layer kedua berisi motif-motif batik, sesuai dengan tujuan dibuatnya buku ini yaitu

pengenalan tentang batik. Di belakang tulisanpun terdapat pengenalan tentang Batik

Cirebon. Pada layer yang kedua, batik dibuat beroutline, agar menimbulkan kesan

tradisionalnya, sedangkan penggambaran manusianya tidak dioutline agar lebih modern,

ini dikarenakan agar sesuai dengan target pasar buku ini adalah anak-anak di jaman

modern yang ingin mengenal batik Cirebon.

Adapula maskot dari buku ini adalah si Canting, canting digunakan karena dari goresan

cantinglah batik berasal, dan si Canting disini berperan sebagai pencerita dan yang

mengenalkan batik Cirebon pada halaman pembuka dan penutup.

Target pasar buku ini adalah anak-anak usia 8-11 tahun yang masih duduk di bangku

Sekolah Dasar dengan status ekonomi menengah ke atas, baik laki-laki atau perempuan

dari segala etnis, khususnya yang bertempat tinggal di Jawa Barat karena di daerah Jawa

Baratlah batik Cirebon berasal. Sedangkan target psikografisnya adalah anak-anak yang

(19)

85

Universitas Kristen Maranatha 5.2 Saran

Dewasa ini pengenalan batik khususnya pada anak-anak sangat kurang bahkan jarang

sekali, jika terjadi seperti itu terus menerus, tidak menutup kemungkinan negara lain

akan mengakui batik sebagai budayanya. Tidak hanya itu pengenalan batik pada

lembaga pendidikanpun sangat kurang. Umumnya anak-anak hanya tahu motif batik

itu-itu saja tanpa tahu lebih detilnya. Diharapkan dengan buku ini anak-anak dapat belajar

(20)

87

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Chaniago, Armand Y.S., (1996), Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Bandung, Pustaka

Setia

Djoemena, Nian, (1986), Ungkapan Sehelai Batik, Jakarta, Djambatan

Pelangi, Tiara,(2008), Batik Trendi, Surabaya, Tiara Aksa

Sondari, Koko, (1999), Batik Pesisir, Jakarta, Departemen Pendidikan Nasional

Sulendraningrat, P.S., (1984), Babad Tanah Sunada Babad Cirebon, Cirebon

Tabrani, Primadi, (2005), Bahasa Rupa, Bandung, Kelir

Wahyuni, Utik, (2008), Acuan Pengayaan Sosiologi, Solo, Sindunata

Yoswara, Yusanta, (2009), Book Desain Tita dan Peri Balet, Bandung, Tugas Akhir

http://dewey.petra.ac.id/jiunkpe_dg_8302.html, 28 Februari 2010, 21.10wib

http://Cirebon batik.blogspot.com/2010/02/akulturasi-batik-cirebon.html, 9 Maret 2010,

01.20 wib

http://erabaru.net/featured-news/48-hot-update/14048-cantiknya-kertas-potong-tiongkok, 3 Juni 2010, 21.00wib

http://www.glorianet.org/keluarga/anak/anakbuku.html, 18 Oktober 2009, 17.50wib

http://www.itb.ac.id/directory/163, 10 Maret 2010, 09.08wib

http://www.mizan.com/index.php?fuseaction=emagazine&id=29&fid=304, 1 Maret

2010, 22.00wib

http://sanggarbatikkatura.com, 3 Maret 2010, 22.10wib

http://www.tipsdesain.com/teoriwarna.html, 3 Maret 2010, 22.10wib

http://id.wikipedia.org/wiki/Buku, 9 Maret 2010, 19.18wib

http://id.wikipedia.org/wiki/Canting, 8 Juni 2010, 19.00 wib

http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi, 9 Maret 2010, 10.08wib

http://id.wikipedia.org/wiki/Sunan_Gunung_Jati, 3 Maret 2010, 21.00wib

http://ms.wikipedia.org/wiki/Warna_dalam_budaya_Cina, 8 Juni 2010, 18.57 wib

http://zeezal15.blogspot.com/2009/01/perkembangan-usia-sd.html, 7 Maret 2010,

Referensi

Dokumen terkait

Pelayanan Di Apotek Pendidikan Sanata Dharma Dan Apotek Non Pendidikan Panasea Yogyakrta dengan analisis GAP, TKI dan Diagram kartesius. Hasil penelitian menyatakan bahwa

Namun pada PM 24 Tahun 2015, mengenai Standar Keselamatan Perkeretaapian, Pasal 45, disebutkan bahwa untuk ketentuan pengamanan dan keselamatan harus disediakan

Menara tidak diharuskan nampak secara fisik namun bisa diubah ke suatu bentuk tertentu, serambi masjid tidak hanya berfungsi sebagai ruang shalat tambahan saja namun dapat

Wawancara dengan Dudi, seorang pedagang besi bekas asal Panjalu yang merupakan generasi ketiga dari urbanisan Panjalu yang bergerak dalam bidang besi tua di

Cardholer atau pemegang kartu adalah pihak yang menggunakan kartu kredit dalam kegiatan pembayaran, dimana pemegang kartu tersebut telah memenuhi prosedur atau

namun menggunakan pendekatan konvensional dengan berbantuan media gambar. Memberikan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. b. Menganalisis hasil posttest yang telah

Penggunaan Parallel Bars Bagi Anak Cerebral Palsy Yang Mengalami Hambatan Berjalan Di SLB D YPAC Bandung.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

[r]