• Tidak ada hasil yang ditemukan

Spiritualitas Bunda Maria sebagai teladan bagi mahasiswa IPPAK dalam menghadapi permasalahan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Spiritualitas Bunda Maria sebagai teladan bagi mahasiswa IPPAK dalam menghadapi permasalahan."

Copied!
102
0
0

Teks penuh

(1)

viii ABSTRAK

Skripsi ini berjudul SPIRITUALITAS BUNDA MARIA SEBAGAI TELADAN BAGI MAHASISWA IPPAK DALAM MENGHADAPI PERMASALAHAN.Latar belakang munculnya judul skripsi di atas adalahhidup yang tidakselamanya berjalan mulus, pasti akan ada cobaan atau rintangan yang menghalangi tujuan atau cita-cita kita. Dibutuhkan kekuatan yang besar untuk menghadapi semua cobaan yang ada untuk dapat menyelesaikan kuliah dengan baik, salah satunya bisa dengan meneladani Bunda Maria. Oleh karena itu, ini menjadi keprihatinan penulis untuk mengetahui seberapa besar pengenalan mahasiswa IPPAK terhadap Spiritualitas Bunda Maria dan sejauh mana mahasiswa IPPAK dapat menjadikan Bunda Maria sebagai teladan dalam menghadapi setiap permasalahan yang datang.

Persoalan pokok dalam skripsi ini adalah berapa banyak mahasiswa IPPAK yang berdevosi kepada Bunda Maria dan berapa besar mahasiswa IPPAK mengenal dan mampu meneladani Spiritualitas Bunda Maria, sebagai sumber kekuatan mahasiswa IPPAK dalam menghadapi setiap permasalahan yang ada. Untuk mengkaji masalah ini diperlukan data yang sangat akurat. Oleh karena itu penyebaran kuisioner kepada mahasiswa IPPAK yang diwakili oleh mahasiswa IPPAK angkatan 2011, sudah dilaksanakan. Pengambilan sampel dengan cara purposive sampling yaitu teknik yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu dalam penelitian yang dilaksanakan. Instrumen yang digunakan ialah skala likert. Skala likert ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang pengetahuan akan Spiritualitas Bunda Maria, seberapa banyak mahasiswa IPPAK yang berdevosi kepada Bunda Maria, sikap yang dapat diteladani dari sosok Bunda Maria, manfaat dari berdevosi kepada Bunda Maria, dan apa yang akan dilakukan ke depannya demi keberhasilan kuliah, yang dikembangkan dalam 12 soal kuesioner.

(2)

ix

ABSTRACT

This thesis titled SPIRITUALITY OF MOTHER MARY AS A SOURCE OF STRENGTH IN FACETHE PROBLEM FOR STUDENTS OF IPPAK . The background of the thesis title above is life not always go smoothly , there would be a trial or obstacles that hinder the goal or our ideals . It takes great strength to face all the trials that there is to be able to complete the course work , one of them can imitate the Mother Mary. Therefore, it becomes a concern for the writer to know how big the indentification of student of IPPAK against Spirituality of Mother Mary and the extent to which students of IPPAK can make Mother Mary as an example in dealing with any problems that come up .

A primary issue in this thesis is how many students IPPAK that devotion to the Blessed Mother Mary and how much students of IPPAK know and are able to emulate Spirituality of Mary, as source of strength student of IPPAK in face of every existing problems. To examine this issue isrequired very accurate data. Therefore the distribution of questionnaires to students of IPPAK represented by student IPPAK class of 2011, has been implemented. Taking a sample by purposive sampling technique used to achieve certain goals in research conducted. The instrument used is a Likertscale. Likert scale was used to measure attitudes, opinions, and perceptions of a person or group of people on the knowledge of the spirituality of Mary, how many students IPPAK that devotion to Mary, exemplary attitude of the figure of the Virgin Mary, the benefits of devotion to Mary, and what will be the future for the success of the lecture, which was developed in the 12 question questionnaire .

(3)

SPIRITUALITAS BUNDA MARIA SEBAGAI TELADAN BAGI MAHASISWA IPPAK DALAM MENGHADAPI PERMASALAHAN

S K R I P S I

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

Oleh: Faola Sulistiana NIM: 091124004

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada

Bunda Maria dan PutraNya Tuhan Yesus Kristus.

Keluargaku yang selalu mendukung dan membantu : eyang, mamah, om, tante dan

adekku yang tercinta

Teman-teman terbaikku, para sahabat angkatan 2009, dan semua pihak yang selalu

membantu, mendampingi dan memberikan semangat baik dalam keadaan suka

maupun duka.

Para Romo, dosen dan karyawan di Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan

Pendidikan Agama Katolik

Universitas Sanata Dharma

(7)

v MOTTO

“Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanMu”

(8)
(9)
(10)

viii ABSTRAK

Skripsi ini berjudul SPIRITUALITAS BUNDA MARIA SEBAGAI TELADAN BAGI MAHASISWA IPPAK DALAM MENGHADAPI PERMASALAHAN.Latar belakang munculnya judul skripsi di atas adalahhidup yang tidakselamanya berjalan mulus, pasti akan ada cobaan atau rintangan yang menghalangi tujuan atau cita-cita kita. Dibutuhkan kekuatan yang besar untuk menghadapi semua cobaan yang ada untuk dapat menyelesaikan kuliah dengan baik, salah satunya bisa dengan meneladani Bunda Maria. Oleh karena itu, ini menjadi keprihatinan penulis untuk mengetahui seberapa besar pengenalan mahasiswa IPPAK terhadap Spiritualitas Bunda Maria dan sejauh mana mahasiswa IPPAK dapat menjadikan Bunda Maria sebagai teladan dalam menghadapi setiap permasalahan yang datang.

Persoalan pokok dalam skripsi ini adalah berapa banyak mahasiswa IPPAK yang berdevosi kepada Bunda Maria dan berapa besar mahasiswa IPPAK mengenal dan mampu meneladani Spiritualitas Bunda Maria, sebagai sumber kekuatan mahasiswa IPPAK dalam menghadapi setiap permasalahan yang ada. Untuk mengkaji masalah ini diperlukan data yang sangat akurat. Oleh karena itu penyebaran kuisioner kepada mahasiswa IPPAK yang diwakili oleh mahasiswa IPPAK angkatan 2011, sudah dilaksanakan. Pengambilan sampel dengan cara purposive sampling yaitu teknik yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu dalam penelitian yang dilaksanakan. Instrumen yang digunakan ialah skala likert. Skala likert ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang pengetahuan akan Spiritualitas Bunda Maria, seberapa banyak mahasiswa IPPAK yang berdevosi kepada Bunda Maria, sikap yang dapat diteladani dari sosok Bunda Maria, manfaat dari berdevosi kepada Bunda Maria, dan apa yang akan dilakukan ke depannya demi keberhasilan kuliah, yang dikembangkan dalam 12 soal kuesioner.

(11)

ix

ABSTRACT

This thesis titled SPIRITUALITY OF MOTHER MARY AS A SOURCE OF STRENGTH IN FACETHE PROBLEM FOR STUDENTS OF IPPAK . The background of the thesis title above is life not always go smoothly , there would be a trial or obstacles that hinder the goal or our ideals . It takes great strength to face all the trials that there is to be able to complete the course work , one of them can imitate the Mother Mary. Therefore, it becomes a concern for the writer to know how big the indentification of student of IPPAK against Spirituality of Mother Mary and the extent to which students of IPPAK can make Mother Mary as an example in dealing with any problems that come up .

A primary issue in this thesis is how many students IPPAK that devotion to the Blessed Mother Mary and how much students of IPPAK know and are able to emulate Spirituality of Mary, as source of strength student of IPPAK in face of every existing problems. To examine this issue isrequired very accurate data. Therefore the distribution of questionnaires to students of IPPAK represented by student IPPAK class of 2011, has been implemented. Taking a sample by purposive sampling technique used to achieve certain goals in research conducted. The instrument used is a Likertscale. Likert scale was used to measure attitudes, opinions, and perceptions of a person or group of people on the knowledge of the spirituality of Mary, how many students IPPAK that devotion to Mary, exemplary attitude of the figure of the Virgin Mary, the benefits of devotion to Mary, and what will be the future for the success of the lecture, which was developed in the 12 question questionnaire .

(12)

x

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kepada Allah yang Maha Kasih, Sang

sumber hidup karena atas berkat, rahmat dan kasih-Nya telah membimbing,

menuntun dan menyertai penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul SPIRITUALITAS BUNDA MARIA SEBAGAI TELADAN BAGI

MAHASISWA IPPAK DALAM MENGHADAPI PERMASALAHAN.

Skripsi ini penulis susun sebagai kepedulian dan keprihatinan terhadap

mahasiswa yang mudah menyerah dan memilih berhenti di tengah masa studinya,

di Prodi IPPAK Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.Bertolak dari situasi

tersebut, penulis tertarik untuk membantu para mahasiswa IPPAK dalam

menguatkan batin mereka dengan lebih memperkenalkan Spiritualitas Bunda

Maria sebagai teladan untuk dapat menjadi pribadi yang kuat dalam menghadapi

setiap masalah yang ada. Begitu banyak cobaan yang datang pada masa studi; rasa

jenuh, terbebani dengan tugas yang begitu menumpuk dan sulit, konflik dengan

teman, tekanan karena pilihan dari keluarga, masalah biaya, dll. Dari begitu

banyak cobaan dan masalah yang datang dapat membuat kita terlalu mudah

menyerah dan memilih berhenti di tengah masa studi. Oleh karena itu, penulisan

skripsi ini dimaksudkan untuk dapat lebih memperkenalkan Spiritualitas Bunda

Maria kepada mahasiswa IPPAK, untuk dapat dijadikan teladan ketika sedang

dalam kesulitan.Selain itu, skripsi ini juga disusun sebagai salah satu syarat untuk

(13)

xi

Kekhususan Pendidikan Agama Katolik, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Berkat dukungan, pendampingan, bimbingan dan kerja sama yang baik dari

berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung, akhirnya penulisan

skirpsi ini bisa diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu dengan penuh rasa

syukur penulis menyampaikan penghargaan yang sebesar-besarnya dan

mengucapkan banyak terimakasih melalui kesempatan ini kepada:

1. Dr. C. Putranto, SJ selaku dosen pembmbing utama yang telah memberikan

kesempatan, memberikan waktu luang, rendah hati untuk membimbing,

mengarahkan, memberikan masukan-masukan juga pengetahuannya yang

membangun dan bermanfaat dari awal hingga akhir penulisan skripsi dengan

penuh kesabaran dan murah hati sehingga selesainya penulisan skripsi ini.

2. Ibu Dra. Y. Supriyati, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik dan dosen

penguji II yang senantiasa memberikan dukungan, motivasi,

masukan-masukan yang bermanfaat bagipenulis ketika menghadapi hambatan maupun

masalah dalam menyelesaikan skripsi danselama proses kuliah di IPPAK.

3. Bapak P. Banyu Dewa HS, S.Ag.,M.Si selaku dosen penguji III yang telah

bersedia meluangkan waktu untuk membaca dan memberikan saran, masukan

yang berarti dan membangun dalam perkembangan skripsi dan hidup penulis.

4. Kaprodi IPPAK-USD Yogyakarta, Drs. F.X. Heryatno Wono Wulung, SJ,

M.Ed., yang telah memberikan izin kepada penulis untuk menyusun skripsi

(14)

xii

5. Segenap staf dosen program studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan

Agama Katolik jurusan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta yang dengan sepenuhhati, penuh kesabaran telah

mendidik, menuntun, mendampingi, mengarahkan dan membimbing penulis

selama menempuh proses pendidikan dari awal sampai terselesaikannya

penulisan skripsi ini.

6. Segenap staf karyawan Ilmu Pendidikan kekhususan Pendidikan Agama

Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang selalu menyapa,

memberikan senyuman, dan melayani penulis maupun mahasiswa/i dengan

sepenuh hati dan kekeluargaan selama menjalani proses pendidikan dari awal

sampai menyelesaikan penulisan skripsi ini.

7. Keluargaku : Eyang, Mamah Godelia Elyana, Om Suknandar, Tante Lucila

Iriani dan adikku Julius Bobby yang dengan penuh kasih dan cinta selalu

mendoakan, mendukung, memberi semangat, menegur, mengingatkan,

membantu penulis dalam setiap perjalanan studi di IPPAK-USD Yogyakarta

sehingga mendorong penulis untuk menyelesaikan studi ini dan membuat

mereka bahagia.

8. Para sahabat angkatan 2009 yang telah mendukung, membantu dan

menyemangati dengan kebersamaan, persaudaraan, kekeluargaan yang turut

berperan dalam bentuk apapun sehingga penulis semakin mampu dan

dikuatkan untuk terus berjuang dari awal studi sampai akhir studi ini.

9. Orang yang kucintai dan para sahabat terbaikku: Robertus Rudy, Papih

(15)

xiv DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING………... ii

HALAMAN PENGESAHAN………... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN……….... iv

MOTTO………... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA………... vii

ABSTRAK………... viii

ABSTRACT……….. ix

KATA PENGANTAR………... x

DAFTAR ISI……….... xiv

BAB I. PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang………... 1

B. Rumusan Masalah………... 5

C. Tujuan Penulisan………... 5

D. Manfaat Penulisan………... 6

E. Sistematika Penulisan………... 6

BAB II. SPIRITUALITAS BUNDA MARIA SEBAGAI TELADAN... 8

A. Spiritualitas Bunda Maria ………... 8

1. Spiritualitas ………... 8

a. Istilah Spiritualitas ………... 8

b. Ciri-Ciri Spiritualitas Katolik………..…... 9

2. Bunda Maria ………. 11

a. Maria dalam Lumen Gentium ……… 11

b. Bunda Maria sebagai Teladan dalam Proses Beriman ….……... 14

c. Peranan Maria bagi Kita ………. 16

(16)

xv

B. Kekuatan Batin dalam Menghadapi Masalah………... 27

C. Cara-Cara Menjadi Pribadi yang Kuat dalam Menghadapi Masalah ……. 30

1. Mengatasi Stress ... 30

2. Menghilangkan Pikiran Negatif ………... 31

3. Menghadapi Kritik ... 32

4. Mengelola Emosi ... 32

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN SPIRITUALITAS BUNDA MARIA SEBAGAI TELADAN BAGI MAHASISWA IPPAK DALAM MENGHADAPI PERMASALAHAN………... 33

A. Prodi IPPAK ... 33

B. Mahasiswa IPPAK ... 34

C. MetodologiPenelitian ……… 37

1. Tujuan Penelitian ... 37

2. Tempat Penelitian ... 38

3. Metode Penelitian ………. 38

4. Responden Penelitian ………... 38

5. Instrumen Penelitian ………. 38

D. Laporan Hasil Penelitian ……….. ……… 40

1. Gambaran Penghayatan Spiritualitas Bunda Maria Sebagai Kekuatan Mahasiswa IPPAK Angkatan 2011 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta……….. 40

2. Manfaat Devosi Kepada Bunda Maria Menjadi Sumber Kekuatan Mahasiswa IPPAK angkatan 2011 dengan meneladaniBunda Maria 43 E. Pembahasan Hasil Penelitian ………. 46

1. Gambaran Penghayatan Spiritualitas Bunda Maria Sebagai Kekuatan Mahasiswa IPPAK Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 46 a. Mahasiswa angkatan 2011 yang berdevosi dan meneladani Bunda Maria…………...………. 46

(17)

xvi

Kekuatan Mahasiswa IPPAK angkatan 2011 dengan meneladani

Bunda Maria………... 48

a. Manfat berdevosikepada Bunda Maria ………. 48

b. Sikap yang dapat diambil dan diteladani dari Bunda Maria……. 49

c. Perlunya mahasiswa IPPAK angkatan 2011 lebih mengenal dan memperdalam sosok Bunda Maria………..… 50

F. Keterbatasan Penelitian ……….. 51

BAB IV. PENDAMPINGAN UNTUK DAPAT SEMAKIN LEBIH MENGENAL DAN MENELADANI BUNDA MARIA BAGI MAHASISWA IPPAK UNIVERSITAS SANATA DHARMA, YOGYAKARTA……... 52

A. Katekese dengan ModelShared Christian Praxis... 52

1. PengertianShared Christian Praxis(SCP)……….... 52

a. Sharing-dialog ……….... 53

b. Christian ………. 53

c. Praxis ……….. 54

2. Langkah-langkahShared Christian Praxis(SCP) ……….... 55

a. Langkah 0 (awal) ……….... 56

b. Langkah I(pertama) ………... 56

c. Langkah II(kedua) ………...….. 57

d. Langkah III (ketiga) ………..……. 57

e. Langkah IV (keempat)………..……. 57

f. Langkah V (kelima) ………...…… 57

B. Usulan Program Katekese Umat bagi Mahasiswa IPPAK dalam Mewujudkan Spriritualitas Bunda Maria dalam Kehidupan Sehari-hari Terutama dalam Masa Kuliah ... 58

1. Tema dan Tujuan ………. 59

(18)

xvii

BAB V. PENUTUP………... 64

A. Kesimpulan ……….... 64

B. Saran……….. 65

DAFTAR PUSTAKA... 67

LAMPIRAN... 68

Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Penelitian ... (1)

Lampiran 2 Kuisioner Penelitian... (2)

Lampiran 3 Contoh SCP ………...………. (4)

(19)

xviii

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Variabel Penelitian ………... 39 Tabel 2 Mahasiswa angkatan 2011 yang berdevosi dan meneladani Bunda

Maria………... 41 Tabel 3 Berbagai cara berdevosi kepada Bunda Maria………... 42 Tabel 4Manfaat dari berdevosi kepada Bunda Maria ………. 43 Tabel 5 Sikap yang dapat diambil dan diteladani dari Bunda Maria…….. 44 Tabel 6 Perlunya mahasiswa IPPAK angkatan 2011 lebih mengenal dan

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam menjalani satu pekerjaan, tentu kita membutuhkan kekuatan yang

begitu besar untuk menghadapi segala macam cobaan yang ada. Seperti yang kita

ketahui bahwa hidup tidak akan selamanya berjalan mulus, pasti akan ada cobaan

atau rintangan yang menghalangi tujuan atau cita-cita kita. Oleh karena itu kita

dituntut untuk bisa menghadapi masalah tersebut sehingga apa yang kita jalani

dan apa yang menjadi harapan kita bisa tercapai dengan sebaik-baiknya. Semua

usaha kita dalam menghadapi masalah atau cobaan tidak lepas dari bantuan Yesus

sendiri. Tapi kadangkala karena kita terus berdoa kepada Yesus, seolah-olah kita

lupa bahwa ada sosok wanita yang tidak lain adalah perantara doa kita sendiri

kepada Yesus. Dan wanita itu adalah Bunda Maria.

Bunda Maria adalah sosok wanita yang kuat, setia, sabar dan mau

menyerahkan diri seutuhnya kepada Bapa. Sikap pasrah tersebut terlihat dalam

ucapan “ Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataan

-Mu itu” ( Sabato,2006:32 ). Bunda Maria begitu patuh dan taat pada apa yang

diperintahkan atau dikatakan oleh Allah. Kenyataannya adalah banyak

orang-orang di dunia ini yang masih belum bisa menghadapi masalah dengan baik.

Mereka belum bisa taat dan menerima apa yang Tuhan berikan, sampai mereka

harus lari dari masalah. Bunda Maria selalu taat dan menerima apa yang diberikan

oleh Allah dengan hati yang terbuka. Pertanyaan untuk kita, mengapa kita tidak

(21)

Contohnya saja masalah yang terlihat di kampus IPPAK dan yang pernah

penulis alami di angkatan penulis. Awalnya angkatan saya berjumlah 48 orang,

tapi seiring berjalannya waktu dari semester ke semester jumlah kami pun

berkurang. Sampai saat ini masih tersisa 36 orang. Mereka yang memilih untuk

berhenti dan meninggalkan kampus IPPAK, tidak bisa menghadapi masalah yang

mereka hadapi di dalam kampus. Entah karena masalah mata kuliah yang sulit

untuk diikuti, tidak bisa beradaptasi dengan situasi dan aturan di kampus, bosan

dengan suasana yang ada. Tapi penulis tidak akan menguak tentang alasan

mengapa mereka pergi dari IPPAK. Penulis hanya akan membahas tentang

bagaimana kita semua (semester 1 – semester 9) yang masih berada di kampus

IPPAK ini harus bertahan menjalani tugas dan panggilan kita selama ada di

IPPAK ini sampai bisa lulus dengan baik.

Dalam rangka meneladani spiritualitas Bunda Maria, kita bisa melihat

terlebih dahulu kepribadian atau cerita tentang Bunda Maria itu seperti apa. Maria

adalah orang yang terpanggil dan terpilih, yang selalu siap mengajarkan yang baik

kepada kita : menjalankan tugasnya dengan setia dan penuh rasa tanggung jawab.

Ia berjalan dari Nazaret ke Betlehem, dari Betlehem ke Mesir, dari Mesir kembali

lagi ke Israel, dan seterusnya. Ia siap menaati perintah Tuhan. Ia siap mengasihi

sesamanya. Intervensi Maria tampak dalam saat-saat yang tepat. Maria siap pada

masa-masa awal dan masa-masa akhir hidup Yesus : Maria siap ketika awal hidup

Yesus di Bait Allah serta mukjizat pertamanya di Kana (Yoh 2:1-1-2). Maria siap

tampil lagi ketika berdiri di kaki salib Yesus. Maria juga siap ada setelah kenaikan

(22)

rasul di Yerusalem. Sungguh, Maria selalu siap. Maria siap bersalin di kandang

domba karena tapak Yesus harus berbekas di jerami dan kandang yang begitu

sederhana. Maria siap berlari-lari ke Mesir karena tapak-tapaknya pada batu-batu

cadas gunung itu sampai pada puncaknya. Yang jelas, mengacu pada Santo

Ignatius Loyola dalam latihan rohani 230, bukankah benar bahwa cinta harus

lebih diwujudkan dalam siapnya perbuatan daripada diungkapkan dalam

kata-kata? ( Kokoh, 2009 : 13).

Bunda Maria adalah sosok wanita yang kuat, setia, rendah hati. Kuat ketika

melihat Putranya diadili, disiksa hingga wafat di kayu salib. Setia dengan perintah

Allah, selalu menjalankan apa yang diperintahkan oleh Allah. Rendah hati

walaupun dia mengandung Sang Penebus dunia, tapi Bunda Maria tidak menjadi

sombong dengan hal itu. Kita bisa belajar dari sikap-sikap Bunda Maria tersebut.

Sebagai mahasiswa IPPAK, tentu akan banyak mengalami kesulitan. Dari

kesulitan-kesulitan tersebut kita dituntut untuk bisa menghadapinya, salah satunya

dengan cara meneladani sikap-sikap Bunda Maria dalam menjalani kehidupannya.

Kita dipanggil oleh Tuhan untuk masuk di kampus IPPAK ini. Banyaknya

persoalan atau kesulitan yang dihadapi itu merupakan ujian dari Tuhan. Kesetiaan

kita diuji dalam menjalankan tugas kita di IPPAK.

Mengapa penulis memilih sosok Maria sebagai teladan? Alasan pertama

penulis memilih sosok Maria sebagai teladan adalah karena penulis sendiri sangat

suka dengan sosok Maria. Maria adalah sosok wanita yang baik, apa adanya, kuat

dalam menghadapi masalah, tegar, dan lebih tenang dalam menghadapi masalah.

(23)

sekali mengeluh ketika ada masalah. Tapi Maria lebih memilih untuk diam dan

tidak mengumbar masalah yang sedang dihadapinya kepada siapa pun. Yang

terpenting dan perlu kita teladani adalah Maria diam tapi tidak sepenuhnya diam,

Dia diam tapi dia tetap berdoa dan memasrahkan diri kepada Tuhan. Maria

memohonkan jalan yang terbaik untuk dirinya. Sikap pasrah ini yang patut kita

contoh. Karena hanya kepada Tuhanlah kita meminta, dan hanya Tuhan yang tahu

dan pasti memberikan apa yang terbaik dan yang kita butuhkan. Sosok Maria bisa

menjadi teladan untuk kita, karena Maria adalah Ibu dari Yesus penyelamat umat

manusia dan Bunda kita semua. Sikap Maria yang mau menerima perintah Allah

untuk mengandung sampai melahirkan Yesus, menjadikan kita semua selamat.

Maria mempunyai sikap yang bijaksana dalam menjalani hidup. Dia tidak

memikirkan dirinya sendiri. Maria mau menjalani hidupnya sesuai dengan

kehendak Allah. Seiring berjalannya waktu kesulitan pun mulai datang, misal:

mata kuliah yang susah untuk diikuti, tuntutan IPK yang tinggi, tugas yang

menumpuk, perselisihan dengan teman, dll. Kita dituntut untuk bisa

menyelesaikan masalah tersebut dengan baik. Kita bisa meneladani sikap Maria

yang sabar dalam menghadapi cobaan, tetap kuat dengan masalah yang ada.

Dengan meneladani sikap Bunda Maria kita akan bisa menjadi pribadi yang kuat,

sehingga bisa menjalani hidup dengan baik.

Kenyataannya saat ini adalah masih ada banyak teman yang tidak bisa

mengatasi masalahnya sampai harus memutuskan untuk keluar dan meninggalkan

IPPAK. Karena tidak bisa mengolah emosi dan mengelola waktu dengan baik,

(24)

Oleh karena itu, penulis mengajak teman-teman yang masih bertahan di

IPPAK untuk bisa terus menjalani tugasnya sebagai mahasiswa IPPAK dengan

baik. Meneladani sikap-sikap Bunda Maria ketika sedang mengalami kesusahan.

Sehingga pada akhirnya bisa lulus dengan baik.

B. RUMUSAN PERMASALAHAN

Permasalahan pokok yang akan dibahas dalam skripsi ini, dirumuskan

dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :

1. Berapa besar persentase mahasiswa IPPAK yang berdevosi kepada Bunda

Maria?

2. Dengan cara apa mahasiswa IPPAK berdevosi kepada Bunda Maria (rosario,

ziarah, novena, dll)?

3. Apa yang mahasiswa IPPAK teladani dari sosok Bunda Maria?

C. TUJUAN PENULISAN

1. Menggali dan mengetahui jumlah presentase mahasiswa IPPAK yang

berdevosi kepada Bunda Maria.

2. Mengetahui bagaimana cara mahasiswa IPPAK berdevosi kepada Bunda Maria

(rosario, ziarah, novena, dll)

3. Memberi sumbangan bagi mahasiswa IPPAK untuk mengetahui lebih dalam

(25)

D. MANFAAT PENULISAN

Penulisan ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi :

1. Bagi mahasiswa/mahasiswi IPPAK menambah pengetahuan, wawasan dan

pengalaman tentang Spiritualitas Bunda Maria yang pada akhirnya

diwujudnyatakan dalam sikap dan tingkah laku dalam hidup sehari-hari.

2. Bagi penulis dapat menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman yang

semakin luas mengenai Spiritualitas Bunda Maria sebagai sumber kekuatan

batin. Sehingga penulis dapat membantu dalam membentuk pribadi mahasiswa

IPPAK yang semakin dewasa dalam menghadapi masa perkuliahan.

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Tulisan ini mengambil judul “SPIRITUALITAS BUNDA MARIA

SEBAGAI TELADAN BAGI MAHASISWA IPPAK DALAM MENGHADAPI

PERMASALAHAN” yang dikembangkan dalam lima bab yakni:

Bab I : PENDAHULUAN

Bab ini merupakan bagian pendahuluan yang di dalamnya dikemukakan tentang

latar belakang penulisan, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan,

metode penulisan dan sistematika penulisan.

Bab II : GAMBARAN UMUM TENTANG SPIRITUALITAS BUNDA MARIA

DAN KEKUATAN.

Bab ini mendeskripsikangambaran tentang spiritualitas, istilah spiritualitas,

(26)

menurut Lumen Gentium, Bunda Maria sebagai teladan dalam proses beriman,

peranan Maria bagi kita, spiritualitas Bunda Maria, perwujudan iman Bunda

Maria, pengertian tentang kekuatan batin dan cara-cara menjadi pribadi yang kuat

dan mahasiswa IPPAK.

Bab III: METODOLOGI PENELITIAN

Dalam bab ini di dalamnya akan dikemukakan tentang tujuan penelitian, tempat

penelitian, metode penelitian, responden penelitian, instrument penelitian, variabel

penelitian, laporan penelitian, pembahasan penelitian dan hasil penelitian.

BAB IV : PENDAMPINGAN UNTUK DAPAT SEMAKIN LEBIH

MENGENAL DAN MENELADANI BUNDA MARIA BAGI MAHASISWA

IPPAK UNIVERSITAS SANATA DHARMA, YOGYAKARTA.

Pada bab ini berisi usulan program berupaShared Christian Praxis(SCP)

BAB V : PENUTUP

Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran dari seluruh hasil yang telah penulis

(27)

BAB II

SPIRITUALITAS BUNDA MARIA SEBAGAI TELADAN DALAM MENGHADAPI MASALAH

A. SPIRITUALITAS BUNDA MARIA 1. Spiritualitas

a. Istilah Spiritualitas

Jika kita mendengar kata ‘spiritualitas’, kita dibawa pada suatu kenyataan

bahwa di dalam hidup, manusia selalu mencari ‘sesuatu di atas dirinya’ sebagai

manusia. Hal ini disebabkan karena kita manusia tidak hanya terdiri dari tubuh

saja, melainkan juga jiwa spiritual, sehingga kita selalu memiliki kecenderungan

untuk menemukan jati diri kita dengan mengenali Sang Pencipta. Seperti halnya

ikan salmon yang mengembara ribuan kilometer dalam hidupnya untuk kembali

ke tempat ia dilahirkan dan mati di tempat asalnya tersebut; demikian halnya

dengan manusia. Sudah selayaknya, kita yang diciptakan lebih sempurna dari ikan

salmon- menyadari, bahwa kita berasal dari Tuhan dan suatu saat akan kembali

kepada Tuhan. Maka, di dalam hidup, kita akan berusaha untuk mengenal diri

sendiri dan Tuhan, dan di sinilah spiritualitas berperan dalam kehidupan kita.

Spiritualitas mengacu pada nilai-nilai religius yang mengarahkan tindakan seseorang. Jika nilai-nilai yang dipegang tidak mengarah pada Tuhan,

kebahagiaan yang dicapai adalah ‘semu’ sedangkan jika nilai-nilai itu mengarah

(28)

spiritualitas ini tidak terbatas pada agama tertentu, namun kita bisa memahami

bahwa spiritualitas mengarah pada Tuhan Sang Pencipta. Semua manusia

diciptakan oleh Tuhan yang satu dan sama, dan karena hanya di dalam Tuhanlah

kita mendapatkan jawaban atas segala pertanyaan di dalam kehidupan ini (Listiati,

Apakah Spiritualitas Katolik)

b. Ciri-Ciri Spiritualitas Katolik

1) Berpusat pada Kristus. Kristuslah yang menciptakan hidup spiritual, sebab di dalam Dia, Tuhan menyatakan diriNya oleh kuasa Roh Kudus. Oleh

karena itu spiritualitas tergantung dari semua pengajaran Kristus.

2) Melalui Kristus menuju kesatuan dengan Allah Tritunggal. Karena Kristus adalah Pribadi kedua di dalam kesatuan Tritunggal Maha Kudus,

maka jika kita bersatu dengan Kristus, maka kita akan bersatu dengan Allah

Tritunggal.

3) Keikutsertaan di dalam misteri Paska Kristus (salib, kebangkitan dan kenaikan-Nya ke surga), melalui rahmat Tuhan, iman, kasih, dan nilai-nilai

Kristiani lainnya. Singkatnya, Spiritualitas Katolik tak terlepas dari Salib

Kristus, penderitaan dan kesadaran diri akan dosa- dosa kita yang membawa

kita pada kebangkitan di dalam Dia. Karena misi Keselamatan Kristus

diperoleh melalui Salib, maka sebagai pengikutNya, kita pun layaknya

mengambil bagian dalam penderitaan itu, terutama dengan kesediaan untuk

terus-menerus bertobat dan mau menanggung penderitaan demi keselamatan

(29)

kemuliaan-Nya. Jika kita hanya mau mengambil bagian dalam ‘kemuliaan’

tanpa mau mengambil bagian dalam ‘penderitaan’ yang dizinkan oleh

Tuhan untuk terjadi di dalam hidup kita- maka kita tidak menerapkan Injil

dengan seutuhnya.

4) Berdasarkan kesaksian akan Kasih Tuhan. Kitab Suci bukan hanya wahyu Tuhan, tapi juga pernyataan akan pengalaman manusia di dalam

wahyu Tuhan itu. Apa yang dialami oleh Adam dan Hawa, Nabi Abraham,

Ayub, Bunda Maria, Rasul Petrus dan Paulus, dapat dialami oleh kita

semua.

5) Disertai kesadaran akan dosa dan belas kasihan Tuhan. Spiritualitas Katolik berlandaskan atas keyakinan akan Kasih Tuhan di atas segalanya

yang mampu mengubah segala sesuatu. Pada saat Tuhan mengasihi kita, dan

jika kita membuang segala dosa yang menghalangi kita untuk menerima

kasih-Nya, dan dengan iman dan doa, maka kita dapat sungguh diubah,

dikuduskan dan dimampukan berbuat baik.

6) Mengarah pada kehidupan kekalyang dijanjikan oleh Allah.

7) Melihat Bunda Maria sebagai contoh teladan. Spiritualitas Katolik menerima segala kebijaksanaan Tuhan yang selalu menggunakan peran

pengantara, yaitu Musa, para nabi, Yohanes Pembaptis, dan terutama Bunda

Maria untuk menyelenggarakan karya keselamatan-Nya. Karya Tuhan yang

ajaib juga nampak dalam mukjizat keperawanan Maria dan melalui ketaatan

dan kesediaan Maria, Allah menganugerahkan rahmat yang tiada batasnya,

(30)

8) Mangacu pada Gereja-Nya, Gereja Katolik. Gereja merupakan sumber atau alat yang meneruskan rahmat Tuhan. Rahmat Tuhan ini kita peroleh

melalui sakramen-sakramen terutama Ekaristi; dan juga melalui ketaatan

kita pada para penerus Rasul Kristus yang telah dipilih oleh- Nya. Gereja

sebagai kesatuan (komuni) manusia dengan Tuhan, selalu memperjuangkan

martabat manusia, dan memperhatikan kesatuannya dengan para orang

kudus; sebab melalui kesatuan ini Allah dimuliakan.

2. Bunda Maria

a. Maria dalam Lumen Gentium

Pada tanggal 21 November 1964, pesta St. Maria dipersembahkan dalam

bait Suci, ditandatangani Konstitusi Dogmatik tentang Gereja, Lumen Gentium.

Para Bapa Konsiliaris lama berefleksi mengenai Maria, “Perawan yang Suci dan

Bunda Tuhan (Mater Dei)”. Akhirnya dipersembahkan kepadanya bab lebih

panjang dari seluruh konstitusi dogmatik ini, bab VIII. Maria digambarkan

sebagai model, citra bagi Gereja, umatnya, dan bagi yang berhidup bakti, para

imam dan rasul awam (Sabato, 2006:71).

Perdebatan dan perbedaan selama pembahasan bab VIII, yang berlatar

belakang aliran-aliran teologi, berakhir dan disetujui. Dengan demikian hilanglah

segala keraguan : “Bunda Maria terlibat secara vital dalam misteri Kristus dan

Gereja. Penghormatan terhadapnya sesuai dengan tradisi dan berakar pada Kitab

(31)

Ajaran dan petunjuk bab VIII itu menjadi dasar dan arah untuk pembaruan

buku liturgi dan devosi dengan memperhatikan segi sejarah, teologi, biblis,

pastoral dan ekumenis. (Sabato, 2006:71) Hasil dari ajaran ini terlihat :

a. Devosi menjadi sumber suatu evangelisasi baru.

b. Surat kepausan “Marialis Cultus” (Paulus VI, th 1974), 10 tahun setelah

Lumen Gentium.

c. Refleksi teologi dan mariologi: “peranan Maria didukung studi dan kongres

tingkat nasional dan internasional, dibahas problematik baru berkaitan

sosiologi dan antropologi masa kini.

d. Mariologi diperkaya oleh pengalaman rohani tokoh-tokoh marialis, seperti St.

L,. de Monfort, Max. M. Kolbe, Yohanes Paulus II, muncul gerakan

berinspirasi pada teladan dan sikap Maria.

e. Pengaruh penghayatan “spiritualitas marialis” Yohanes Paulus II: Surat

Ensiklik “Redemptoris Mater”; “Mulieris Dignitatem” (Martabat Wanita);

RosariumVirginis mariae”; “Ecclesia de Euchrarisitia” (bab terakhir: Maria,

Wanita Ekaristi;)

f. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa dasar utama mariologi adalah

LumenGentiumbab VIII (Sabato, 2006:73-74).

Bunda Maria dalam eklesiologi: Maria adalah ikon, gambar, teladan Gereja.

Tentang mariologi dinyatakan sebagai berikut :

1. Maria adalah Bunda Penebus dan Penyelamat

(32)

3. Maria adalah Hamba Tuhan, Putri Sion, murid Kristus dan citra Gereja

(Sabato, 2006:73-74).

Yang dibahas adalah keterlibatan Maria yang mendalam dalam karya

keselamatan Putranya. Kemudian peranan, fungsi, privileginya dalam hubungan

dengan Gereja, umat Allah, Tubuh mistik, Bait/kenisah Roh Kudus. Bunda Maria

adalah anggota pertama dan sempurna dalam Gereja. Fungsi “keibuannya”

(Maternitas Divina) adalah terhadap Kepalanya (kristologi) dan terhadap

anggota-anggotanya (eklesiologi).

Bunda Maria adalah teladan iman dalam dialog dengan Firman Allah yang

selalu menuntut jawaban dan sikap bebas, tanggung jawab serta kerja sama atas

rencana ilahi; Maria, adalah guru dan sekaligus murid dalam mengenal dan

menyerahkan diri kepada kehendak ilahi; Keibuan yang Perawan (Sponsa Spiritus

Sancti) adalah ikon Keibuan Gereja (Maternitas Ecclesiae). Dia adalah ikon

sempurna bagi setiap orang untuk mengembalikan keadaan rahmat, “gambar dan

rupa kita” (Kej 1,26) karena dia adalah immaculata, tanpa noda. Ia juga telah

mendahului umat manusia dalam kebangkitan badan (Maria Assumpta).

Dalam kehidupan umat kristiani Bunda Maria dapat dijadikan teladan atau

spirit dalam menjalani hidup sehari-hari. Banyak yang bisa kita teladani dari kisah

hidup seorang Maria itu sendiri. Ada alasan mengapa Maria bisa menjadi isi

spiritualitas kristiani. Alasannya sudah kita ketahui dan tidak asing bagi kita umat

kristiani adalah bahwa Maria sama seperti kita. Sama seperti kita dalam arti

(33)

kejadian saat Maria diberi kabar oleh malaikat utusan Allah bahwa Ia akan

mengandung seorang anak yang bernama Yesus. Iman Maria yang begitu percaya

kepada Allah tergambar jelas saat Ia berkata kepada malaikat itu : “Sesungguhnya

aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” ( Luk

1:38). Maria taat pada perintah Allah dan memasrahkan diri sepenuhnya kepada

kehendak Allah. Tidak hanya sampai pada mengandung dan melahirkan Yesus

saja, tapi Maria terus mendampingi Yesus sampai Yesus wafat di kayu salib. “Dan

dekat salib Yesus berdiri ibu-Nya dan saudara ibu-Nya, Maria, istri Klopas dan

Maria Magdalena” (Yoh 19:25). Perjuangan seorang Maria dari saat mengandung,

melahirkan, mengurus Yesus dari sejak Ia kecil, remaja sampai menjadi seorang

yang dewasa, menyaksikan Putranya diadili, disiksa sampai dihukum mati

disalibkan sangatlah tidak mudah. Layaknya seorang ibu yang tidak akan tega

melihat anaknya menderita kesakitan bahkan sampai dihukum mati oleh orang

banyak. Bunda Maria tetap tegar dalam menjalani hidupnya, ia tetap percaya dan

taat dengan kehendak Allah.

b. Bunda Maria sebagai Teladan dalam Proses Beriman

Kita mengetahui bahwa Maria adalah sosok wanita yang sangat menaati

perintah Allah. Buktinya Maria mau menerima dirinya untuk mengandung dan

melahirkan Yesus walaupun ia belum menikah. Kita sebagai manusia biasa saja

banyak yang tega membuang bahkan menggugurkan anak karna hamil diluar

(34)

Maria memegang peranan yang tidak dipegang orang lain. Maria percaya

(beriman) pada Allah. Ia percaya bahwa apa pun yang Allah berikan adalah yang

terbaik untuknya. Maka dari itu Maria mau memasrahkan dirinya kepada Allah.

Sikap pasrah Maria bukan berarti hanya diam dan tidak berbuat apa-apa. Maria

menjalani hidup seperti orang kebanyakan, makan, minum, bekerja, tidur, dan

berdoa. Maria selalu berdoa memohonkan yang terbaik dalam hidupnya, terutama

saat Maria menerima kabar bahwa ia mengandung. Dalam perasaan takutnya

Maria terus berdoa sampai akhirnya ia menerima perintah Allah untuk

mengandung Yesus. Maria adalah ibu dari Yesus sang juru selamat semua

manusia. Dengan arti yang sama Maria disebut “ibu” semua mereka yang ditebus,

malah “ibu” semua manusia. Konsili Vatikan II tidak berkeberatan menyebut

Maria “ibu kaum beriman” dan “ibu semua manusia” (dalam tata penyelamatan).

Kita sebagai umat beriman yang mengakui dan mempercayai keberadaan Bunda

maria pun juga percaya kepada Yesus yang tidak lain adalah anak yang terlahir

dari rahim Maria sendiri. Keberadaan Yesus bergantung pada Maria, dalam arti

keputusan Maria untuk menerima atau tidak saat menerima kabar bahwa ia

mengandung, menentukan keberadaan Yesus saat sekarang ini (Groenen,

1988:102)

Dengan merelakan diri menjadi ibu Yesus sampai akhir (dalam turut

menderita) Maria secara personal menerima tawaran dari Allah (berupa anaknya

sendiri). Dengan demikian Maria secara personal diikutsertakan dalam

penyelamatan yang menyangkut semua orang. Berkat penerimaan awal (menjadi

(35)

secara personal menerima tawaran dari Allah (melalui iman akan Yesus Kristus)

menggabungkan diri dengan penerimaan oleh Maria. Sikap Maria yang pasrah

menyerahkan diri seutuhnya pada Allah sangat patut kita teladani. Di dalam hidup

ini kita manusia biasa hanya bisa berharap, berdoa dan berusaha. Selebihnya dari

itu biarkan Tuhan yang menentukan jalan yang harus kita jalani sesuai dengan

kehendak-Nya (Groenen, 1988: 105-106).

c. Peranan Maria Bagi Kita

Seperti yang kita ketahui bahwa Bunda Maria setia mendampingi Yesus

sampai Yesus wafat di kayu Salib. Peristiwa penting saat itu adalah saat dimana

Yesus menyerahkan murid yang dikasihi˗Nya kepada Maria menjadi anaknya, dan

Maria kepada Murid-Nya menjadi Ibu-Nya (Emir, 2006:42). Peranan Maria

menjadi penting dalam peristiwa ini, karena Maria Ibu Yesus, menjadi Ibu dari

murid-Nya dan sekarang menjadi Ibu dari semua umat yang percaya pada Yesus.

Dari peristiwa tersebut penulis menyimbolkan bahwa murid yang

diserahkan oleh Yesus untuk jaman ini adalah kita semua yang percaya pada

Yesus. Yesus sudah menyerahkan kita semua pada Maria yang tidak lain adalah

IbuNya sendiri. Yesus ingin kita menganggap Maria seperti Ibu kita sendiri. Maka

dari itu tidak sedikit orang yang berdevosi, berdoa kepada Maria, dengan novena,

rosario, ziarah, dll. Banyak yang percaya bahwa seperti doa novena 3x salam

maria itu manjur dan bisa terkabul. Hampir setiap hari Minggu dalam misa di

gereja, penulis mendengar ucapan terimakasih atas terkabulnya doa novena 3x

(36)

hanya sekedar bercerita sendiri, kadang juga pergi ke Gua Maria untuk berdoa

menenangkan diri.

Sosok Maria seperti seorang ibu dalam kehidupan nyata. Peranannya

semasa hidup begitu kuat. Sebagai anak, kita meneladani seorang ibu. Dari kita

lahir, kecil, remaja, dewasa, sampai kapanpun ibu yang selalu mengajarkan kita

dalam berbuat dan berkata baik dalam hidup kita. Sama seperti Maria, lewat kisah

hidupnya kita diajarkan untuk bisa pasrah, menuruti kehendak Allah, setia

mengikuti Yesus, selalu kuat, tegar dalam menghadapi kesulitan. Di sini letak

pentingnya peranan Maria semasa hidupnya. Kita bisa mempelajarinya dari Kitab

Suci atau buku bacaan lainnya tentang Maria. Layaknya seorang ibu yang selalu

mendampingi anaknya, memantau anak dari jauh, selalu ada kapan saja untuk

anaknya. Yang berbeda adalah sosok yang terlihat nyata dan yang tidak terlihat

secara nyata. Tapi jika dirasakan keduanya menjadi hal yang sama. Ada yang

tidak begitu dekat dengan ibunya, tapi rasa sayangnya tetap terasa dan terus ada.

Seperti Pastor Peter John McLaughlin OMI (2010:10) berpendapat:

Relasi saya dengan Bunda Maria cukup terpengaruh oleh relasi saya dengan ibu saya. Saya tidak tergolong dekat dengan ibu. Kendati demikian, saya selalu berusaha dekat dengan ibu. Ibu saya adalah sosok ibu yang dekat tapi jauh. Gambaran ini mempengaruhi relasi rohani saya dengan Maria. Doa rosario sering saya lakukan

Ada kasus bahwa Bunda Maria sering dilihat sebagai jalan pintas, pintu

belakang ke surga, atau juru kunci rahasia (Emir, 2006:16). Pandangan tersebut

sebetulnya tidak baik, karena menimbulakan kesan yang berbau magis dan tahyul.

(37)

membuat sasaran devosi tidak lagi pada Allah, hanya berhenti pada Maria (Emir,

2006:17).

Maria hanya sebagai perantara, sebagaimana Maria yang juga telah

melahirkan Yesus. Allah memakai Maria sebagai perantara dalam menghadirkan

Yesus ke dunia untuk menyelamatkan umat manusia.Bunda Maria menghantar

kita untuk lebih menghormati, menyembah, mencintai, dan sungguh percaya akan

kehadiran Yesus yang hadir nyata dalam Ekaristi. Dengan itu kita didorong lebih

bersatu, selalu akrab, erat dan mesra dengan Yesus dalam Ekaristi, karena Ekaristi

adalah sumber dan puncak dari hidup dan perutusan Gereja (Emir, 2006:19).

d. Spiritualitas Bunda Maria

1) Penyerahan Diri seutuhnya

Menyadari diri sebagai hamba dan segala sesuatuhanyalah kelimpahan rahmat

semata, Bunda Maria tidak dapat berbuat lain kecuali menyerahkan diri dalam

kesederhanaan iman kepada rencana Ilahi. Yang menjadi pedoman Bunda Maria

ialah “Jadilah padaku menurut perkataanmy itu” (Luk 1:38). Sabda Tuhan itulah

yang menjadi pusat hidup Bunda Maria. Dengan bagitu Bunda Maria menjadi

hamba karya penyelamatan Allah. Bunda Maria terlibat di dalam rencana

keselamatan Allah secara utuh. Sikap penyerahan diri Bunda Maria ini

sesungguhnya merupakan buah iman Bunda Maria tidak mengandalkan diri pada

kekuatannya sendiri tetapi kepada kuasa Allah yang menaungi dan akan menyertai

(38)

Bunda Maria sebagai perempuan saleh Yahudi, pasti akrab dengan

sabda-sabda Allah yang terdapat di dalam Kitab Suci. Dia mencintai sabda-sabda-sabda-sabda itu,

karena penuh kuasa. Maka dia menyimpan dan merenungkannya. Dia percaya

bahwa sabda itu akan terjadi. Dia berharap agar diperkenankan menyaksikan

sabda Allah itu terjadi. Itulah yang membuat Bunda Maria siap dan sedia untuk

menyambut tawaran Allah (Darminta, 1994:17). Oleh sabda-sabda itu Bunda

Maria dibuat mampu untuk menyambut uluran tangan Allah. Dia hidup seutuhnya

untuk rencana Allah. Maka kepada Bunda Maria juga dianugrahi hidup ilahi

sendiri, yang dibawa oleh Yesus, yaitu hidup sepenuhnya untuk kehendak Allah.

Dia dianugrahi keperawanan, meskipun dia itu ibu Sang Penebus. Dia dianugrahi

kemiskinan, yang menyerahkan segala sesuatu yang ada pada dirinya kepada

Allah. Dia dianugrahi ketaatan, yang menjadikan dia sedia untuk melaksanakan

rencana Allah.

Karena itu Bunda Maria oleh Roh Kudus dibuat mampu untuk menyambut

dan setuju kepada rencana Allah dengan penuh kebebasan, karena dilandasi oleh

cinta. Maria menjadi manusia paling merdeka, yang pernah ada di dunia ini. Maria

menunjukkan kepada kita, bahwa kemerdekaan beriman adalah anugrah yang

diberikan terus-menerus oleh Roh Kudus yang menaungi. Merdeka berarti taat

kepada Allah dan memegang seluruh hidup di tangan, serta menggunakan untuk

mengabdi Allah dengan penuh kasih. Dalam iman seperti itu Maria menjawab

kasih Allah dengan penyerahan diri seutuhnya untuk mengabdi Allah dalam

(39)

2) Sikap Kontemplatifnya

Bunda Maria tumbuh dalam iman, karena ia terus-menerus menatap Sabda

Allah. Karena itu Bunda Maria selalu mengarahkan diri kepada pengabdian

kepada Allah. Dalam diri Maria terpenuhilah gerak manusia menuju ke kesatuan

dengan Allah dalam penyerahan diri dan kepatuhan penuh kasih. Itulah yang

memberikan kegembiraan Maria sebagai “anawim” yang kecil dari Allah untuk

menghayati hidup sepenuhnya terpusat kepada Allah dan kepada pelayanan

kepada Allah. Tidak lagi penting bagi Bunda Maria, apakah pelayanan itu kecil

atau besar.

Mata iman kontemplatif yang dimiliki Bunda Maria itulah yang

memungkinkan Maria melihat kuasa Allah dalam umat-Nya, baik dalam perkara

atau peristiwa kecil maupun besar (Darminta, 1994:23). Kesadaran hati seperti itu

menjadi kekuatan Bunda Maria untuk kerjasama dengan karya penyelamatan

Allah lewat Kristus. Bunda Maria melihat dan merasakan dari lubuk hati terdalam,

bahwa Allah dengan penuh kuasa sedang berkarya dalam dirinya maupun dalam

umat-Nya. Maka Bunda Maria hanya berbuat satu hal, yaitu menyerahkan diri

agar digunakan oleh Allah untuk karya-Nya. Membiarkan kuasa Allah nampak

dalam hidupnya dan dalam umatnya itulah yang dia lakukan. Bunda Maria

percaya, bahwa meskipun dirinya hina dan kecil, Allah berkenan menggunakan

untuk menampakkan kuasa dan kekuatan-Nya. Allah setia kepada umat-Nya.

Dalam dan dengan kehidupan yang seperti itu, Bunda Maria menyatakan dan

mewartakan kepada kita bahwa manusia pada dasarnya dipanggil ke kesatuan dan

(40)

dirinya hanya segabai hamba rendah hati yang dipanggil untuk meluhurkan

kemuliaan Allah dan belaskasih-Nya kepada umat manusia. Luapan

pengabdianpenuh kasih dan kerendahan hati kepada Allah itu mengajak dan

mengundang kita ke pangalaman akan Allah yang serupa. Bunda Maria

mengundang kita untuk mengalami Allah, yang merupakan segala-galanya dalam

hidup kita. Karena itu kita diajak pula untuk merasakan keagungan dan

kegembiraan kita dalam pengabdian yang penuh penyerahan diri dan kasih, baik

lewat pekerjaan atau karya sederhana, kecil maupun besar. Bunda Maria

mengajari kita bagaimana menjadi hamba Allah.

Kita semua diberi kemungkinan untuk mengalami semua yang dialami Bunda

Maria, meskipun secara berbeda dan tidak sama seperti Bunda Maria. Kita semua

diciptakan oleh Allah sebagai dan “menurut gambar dan rupa Allah” (Kej 1:26).

Kita semua karena itu dipanggil untuk bersatu erat dengan Dia melalui

kontemplasi akan Sabda-Nya, yang tinggal di dalam diri kita dan di dalam alam

ciptaan serta peristiwa-peristiwanya. Untuk itu, sebagaimana Bunda Maria adalah

perempuan pendoa, kita pun dipanggil menjadi pendoa.

3) Pendoa

St. Lukas memperkenalkan Bunda Maria sebagai pendoa. Doa Bunda Maria

punya ciri khusus. Diceritakan bahwa Bunda Maria menyimpan segala perkara itu

di dalam hatinya dan merenungkannya (Luk 2:19.51). Dengan cara itu Bunda

Maria menjadikan hati tempat berjumpa dengan Sabda Allah, bahkan tempat

(41)

hati dan merenungkannya merupakan tindakan dan doa Maria dalam kepatuhan

iman yang terdalam (Darminta, 1994:26). Dengan menyimpan dan merenungkan

dalam hati, Bunda Maria membiarkan diri sepenuhnya dikuasai oleh Allah yang

hadir dan berkarya menurut caranya sendiri. Maria menyambut Allah dengan

hatinya. Dengan kata lain Bunda Maria berdoa dengan hatinya.

Doa Bunda Maria dengan hati semakin lama semakin membuahkan keakraban

dengan Yesus yang lebih mendalam, yaitu tidak hanya bertindak sebagai ibu

jasmani bagi Yesus, melainkan menjadi rekan sekerja dengan Yesus (Yoh 2:4).

Doa hati inilah yang menjadikan Bunda Maria mengerti segala sesuatu yang

terjadi atas Yesus dan semua nubuat para nabi karena kekuatan Roh yang

bersemayam di dalam hati. Bunda Maria menjadi mengerti bahwa dirinya

dipanggil menjadi perempuan penciptaan baru, bunda semua orang-orang yang

dilahirkan dalam iman akan Yesus.

Dengan berdoa seperti itu, yaitu menyimpan dan merenungkan dalam hati,

Bunda Maria mengajarkan kepada kita bagaimana bersikap benar dan berdoa

benar kepada Allah. Semakin dekat dengan Tuhan, orang semakin merasa dirinya

kecil, lemah dan tak pantas. Kita diajak untuk berdoa dengan seluruh hati, dengan

segala kerendahan hati dan dengan segala penyerahan diri. Doa maria sungguh

doa seorang hamba, yang kenal betul akan Tuhannya.

4) Kerendahan Hatinya

Sosok Maria telah melekat di benak setiap orang Katolik. Hatinya yang penuh

(42)

dengan mengandung Putra Allah. Sikapnya yang peka terhadap orang lain dan

situasi di sekitarnya membuatnya menjadi Ibu Kebijaksanaan. Peranan Maria

dalam mengasuh Yesus di tengah keluarga Nazaret membuat yesus pun menjadi

anak yang bijaksana. Kebijaksanaan Yesus bukan semata-mata karunia dari

Bapa-Nya di surga, tetapi memang nyata juga berasal dari didikan Maria sebagai bunda

yang tidak gegabah dan bijaksana dalam bertindak (Kokoh, 2009:43). Kita

sebetulnya bisa lebih belajar menjadi “Maria-Maria zaman sekarang” ketika kita

sungguh bersedia sejenak bijak merenung-renungkan arti nama MARIA, yakni

Mau Rendah Hati Ikut Allah.

Hendaklah kamu selalu rendah hati (Ef 4:2, Flp 2:3). Kerendahan hati

bukanlah suatu sikap yang sekedar menganggap diri penuh kelemahan dan

kekurangan dan sebaliknya orang lain penuh kekuatan dan kelebihan. Kerendahan

hati adalah suatu sikap yang merendah dan terbuka di hadapan Allah. Kerendahan

hati adalah suatu sikap yang hidup yang menganggap orang lain sama penting dan

mulianya dengan diri sendiri dan karena itu dengan ikhlas menghormati dan

melayaninya tanpa merasa hina atau rendah. Lebih dalam, kerendahan hati adalah

suatu sikap hidup yang terus-menerus membuka diri untuk dikoreksi dan tak

pernah mengklaim kebenaran sebagai monopoli diri sendiri (Kokoh, 2009:44).

Pada akhirnya, kerendahan hati adalah sikap yang membuka diri kepada

pertolongan orang lain dan terutama Allah. Allah memanggil kita bersikap rendah

(43)

5) Devosi kepada Bunda Maria

Ada banyak cara kita untuk berdoa, salah satunya berdoa kepada Bunda

Maria. Tidak sedikit umat yang sering berdevosi kepada Bunda Maria. Devosi

berarti : suatu sikap hati serta perwujudannya, yang dengannya orang secara

pribadi mengarahkan diri kepada sesuatu atau seseorang, yang dihargai, dijunjung

tinggi, dicintai dan ditujui (Groenen, 1988:150).

Devosi kepada Maria biasanya amat konkret dan realistik. Devosi bertitik

tolak pada kehidupan sehari-hari dengan segala kebutuhannya. Ada yang meminta

penyembuhan, jodoh, lulus ujian, tambahan penghasilan, pertobatan orang

tertentu, dibebaskan dari perang, bencana alam, dll (Groenen, 1988:170). Tapi

terkadang berdevosi kepada Maria hanya sesekali saja saat sedang kesusahan.

Seperti saat menjelang ujian nasional, gereja akan penuh dengan anak-anak yang

berdoa memohon agar mereka lulus. Tapi setelah selesai masa ujian, cenderung

lupa untuk mengucap syukur atau lebih sering ke gereja lagi.

Ada berbagai macam cara berdevosi kepada Bunda Maria:

a. Novena

Novena (Novem–Latin, artinya sembilan) adalah suatu acara/kegiatan yang

dilaksanakan selama sembilan hari, sembilan waktu, sembilan tempat, sembilan

bentuk/jenis cara, dsb. Ada banyak jenis novena dalam Gereja katolik, antara lain:

Novena Pentakosta/Novena Roh Kudus, Novena Hati Kudus Yesus, Novena

Kerahiman Ilahi, Novena Maria, Novena Arwah, dll (Emir, 2006:109). Yang akan

kita bahas disini adalah Novena Maria, karena banyak umat yang memakai doa

(44)

novena Maria ini bisa dikatakan ampuh/manjur, tapi tidak semua karena semua

sudah diatur oleh Tuhan dan kita hanya bisa meminta. Tuhan tau apa yang kita

butuhkan, jika waktunya sudah tiba maka permohonan kita akan dikabulkan saat

itu.

Novena Maria adalah bentuk kebaktian dan doa khusus untuk menghormati

Bunda. Dilaksanakan selama sembilan kali berturut-turut (sembilan hari, sembilan

pekan, sembilan bulan, sembilan tempat/gua Maria/gereja, atau sembilan tempat

suci Maria, dll). Dapat dilaksanakan sendiri atau bersama-sama/banyak orang

(Emir, 2006:109). Doa novena memang baik dilaksanakan selama sembilan hari

berturut-turut, tapi tidak jarang juga ada beberapa orang yang tidak tuntas

menyelesaikan novena selama sembilan hari berturut-turut. Entah karena malas

atau terlalu sibuk, maka ada hari yang terlewat untuk berdoa sehingga harus

mengulang lagi dari hari pertama.

b. Ziarah

Ziarah adalah suatu rangkaian perjalanan religius yang dilakukan baik

secara pribadi maupun berkelompok ke lokasi/tempat khusus dan istimewa secara

rohani (tanah suci, tempat orang kudus Gereja, gereja bersejarah, dll), atau untuk

memperingati peristiwa tertentu/peristiwa suci dan bersejarah yang pernah terjadi

di tempat itu (Emir, 2006:115).

Banyak umat yang suka berziarah terutama ke Gua Maria. Apalagi pada

bulan Mei dan Oktober, Gua Maria akan penuh dengan umat katolik yang ziarah

(45)

datang dengan rombongan. Banyak yang bisa dilakukan saat ziarah, seperti jalan

salib, rosario, berdoa secara pribadi di depan gua, dll. Ziarah Maria adalah suatu

perjalanan religius yang dilakukan baik secara pribadi maupun bersama-sama

dalam kelompok, dengan tujuan mengunjungi tempat-tempat suci Maria, seperti

Gua Maria, Gereja/Kapel Maria, tempat penampakan Maria, dll, dengan maksud

untuk menghormati Bunda Maria di tempat-tempat itu dengan mengadakan misa

bersama, doa novena bersama, jalan salib, dll (Emir, 2006:116). Ziarah Maria itu

baik untuk mengenang dan menghormati Bunda Maria yang tidak lain adalah Ibu

dari Yesus. Seperti menurut Mgr. Johannes Maria Trilaksyanto Pujasumarta

(2011:12) :

Kebiasaan umat katolik berziarah itu baik untuk menungkapkan iman mereka. Banyak orang katolik senang berziarah ke Gua Maria karena pertama umat katolik memiliki seorang tokoh khusus yang menjadi pokok iman, yaitu Yesus Kristus. Yesus Kristus mempunyai bunda, yaitu Bunda Maria. Maka orang katolik memiliki devosi besar kepada Bunda Maria. Devosi ini diungkapkan dengan berbagai macam cara. Dari situlah ada tempat-tempat ziarah untuk mnghormati Bunda Maria. Sementara itu tradisi gereja juga menunjukkan ada bulan-bulan yang dijadikan orang katolik sebagai waktu khusus untuk mengungkapkan devosi kepada Bunda Maria, yaitu mei dan oktober.

c. Rosario

Setiap umat katolik pasti sudah mengenal dengan jelas doa rosario. Setiap

bulan Mei dan Oktober setiap hari umat katolik berdoa rosario bersama di gereja.

Rosario artinya karangan bunga mawar, boleh putih atau merah, kuning; warna itu

mempunyai arti simbolik. Paus sangat menganjurkan doa rosario, khususnya

sebagai semacam “liturgi keluarga”. Bulan mei dan oktober dikhususkan untuk

(46)

Doa rosario begitu lama populer pada umat katolik (sampai menjadi

semacam tanda pengenal, tanda kekatolikan) tentu ada masalahnya. Dapat dinilai

sebagai semacam magis, mekanik dan obat penenang serta obat tidur (Groenen,

1988:176). Memang nyatanya ada beberapa orang yang memakai doa rosario

sebagai “obat tidur”, dalam arti setiap orang akan merasa cepat ngantuk saat

melakukan aktifitas yang membosankan. Bagi sebagian orang itu doa rosario

terlihat doa yang sangat panjang, terkadang kita pun malas-malasan karena itu.

Tidak jarang kita pun tidak tuntas saat doa rosario karena tertidur. Maka dari itu

diharapkan agar setiap orang yang berdoa dari dalam hati dan memang bertujuan

kepada Yesus, bukan karena alasan lainnya atau digunakan untuk tujuan lain.

B. KEKUATAN BATIN DALAM MENGHADAPI MASALAH

Kekuatan batin adalah kekuatan yang ada di dalam diri setiap orang yang

dianugerahi oleh Allah. kekuatan batin ini diperlukan oleh semua orang termasuk

mahasiswa IPPAK yang sedang menjalani kuliah dari awal sampai lulus.

Kekuatan batin ini dibutuhkan sebagai kekuatan ketika sedang menghadapi satu

masalah. Masalah yang dihadapi mahasiswa berbagai macam, dari mulai tugas

yang menumpuk, masalah dengan teman, masalah pribadi, dengan dosen, dll.

Maka disini penulis ingin memakai tokoh Bunda Maria sebagai teladan yang

dapat dicontoh oleh mahasiswa IPPAK. Kekuatan Bunda Maria dari mulai ia

menerima kabar bahwa ia akan mengandung seorang anak yaitu Yesus sampai

dititik akhir dimana ia harus kuat mengetahui dan melihat sendiri bagaimana

(47)

Kekuatan batin memiliki beberapa inti yang diharapkan bisa dimanfaatkan

untuk tujuan yang luhur. Inti-inti dari kekuatan batin adalah sbb:

1. TUHAN ASAL SEMUA ENERGI. Inti kekuatan batin yang pertama adalah

pemberian Tuhan. Dialah sumber dari segala sumber energi, tenaga dan

kekuatan. Sumber energi dan kekuatan yang lain itu hakekatnya berasal dari

Tuhan Yang Maha Kasih dan Sayang. Dia adalah sumber dari semua sumber

apapun di alam semesta. Dibutuhkan keyakinan yang mendalam untuk

mengakui bahwa Tuhan adalah satu-satunya sumber kekuatan ini. Dari mana

asal keyakinan? Asalnya tetap yaitu dari Pemberian Tuhan. Maka, jika kita

sudah memiliki “keyakinan” artinya Tuhan sudah memberikan anugerah

kekuatan batin yang perlu dirawat, dijaga dan ditingkatkan. Maka, langkah

pertama bila ingin memiliki batin yang sangat kuat maka mintalah kepada

Tuhan dengan sungguh-sungguh.

2. PASRAH/SUMELEH/SUMARAH PADA-NYA. Inti kekuatan batin yang

kedua adalah kepasrahan total pada kehendak-Nya. Apabila masing-masing

mahasiswa terus menerus berkomunikasi dengan Tuhan, berdevosi dan berdoa

juga pada Bunda Maria maka mereka akan menerima dengan senang hati dan

ikhlas semua pemberian-Nya. Senang, susah, derita, bahagia, sedih duka lara

nestapa maupun senyum akibat musibah maupun berkah hendaknya diterima

dengan kepasrahan. Kepasrahan adalah usaha aktif mental dan batin kita untuk

mengakui Kemahakuasaan Tuhan. Ya, langkah kedua bila ingin memiliki batin

yang sangat kuat maka pasrah saja kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh

(48)

3. DOA. Inti kekuatan batin keempat adalah doa. Doa terdiri dari berbagai macam

jenisnya. Tetapi ada puladoa yang bersifat diulang-ulang dan nyaris

monoton.Hakekat doa adalah sebuah kesaksian kita di depan Tuhan. Doa

merupakan energi spiritual lalu akan memunculkan energi fisik yang luar biasa.

Energi itu berwujud dan berbentuk macam-macam. Di Jawa, kita mengenal

beragam bentuk energi yang bisa dikenali dari warnanya. Energi yang ada di

alam berasal dari semua elemen pembentuknya, misalnya dari Cahaya, Api,

Air, Angin, Tanah dan seterusnya. Tuhan juga membentuk semua yang ada di

alam semesta ini dari elemen-elemen tersebut. Manusia diciptakan dari tanah,

malaikat diciptakan dari cahaya, jin dari api, begitu pula dengan hewan di

hutan dan tumbuhan serta segala sesuatu yang ada di bumi ini diciptakan

Tuhan dari unsur-unsur di dalam bumi sendiri.

4. METODE ATAU CARA. Ini adalah kunci terakhir inti kekuatan batin.

Kekuatan Batin bisa dicapai dengan banyak metode atau cara. Kita mengenal

ribuan metode atau cara untuk menggali kekuatan batin yang tersembunyi pada

diri manusia. Di India, kita mengenal tradisi Yoga, di Barat kita mengenal

tradisi meditation, di Indonesia kita mengenal semedhi, maladehing,

manekung, maneges. Di negara-negara Arab, kita mengenal tradisi bertahanut

dan seterusnya. Cara boleh berbeda namun semuanya bermuara pada inti yang

sama; yaitu bagaimana kita memfokuskan keinginan agar menyatu dengan

(49)

C. CARA-CARA MENJADI PRIBADI YANG KUAT DALAM MENGHADAPI MASALAH

Kekuatan batin adalah kekuatan yang ada di dalam hati semua orang

termasuk mahasiswa IPPAK, dimana mahasiswa bisa sabar menghadapi setiap

masalah yang ada terutama selama masa perkuliahan. Ada beberapa cara untuk

bisa membuat seseorang bisa menjadi pribadi yang kuat :

1. Mengatasi stress

Seiring dengan banyaknya aktivitas yang dijalani, aktivitas mental juga

bertambah. Kalau beban sudah berlebihan, biasanya kita menjadi tertekan

(Rohani, 2004:23). Misalnya saja di semester-semester tertentu yang menuntut

mahasiswa untuk menyelesaikan banyak tugas dalam waktu yang tidak banyak.

Untuk tidak menjadi stres yang berkepanjangan kita bisa melakukan sesuatu:

a. Minimalisir. Misalnya jika kita adalah orang yang suka menunda sehingga

banyak urusan yang tidak beres. Atau terlalu banyak kemauan dan tidak pernah

merasa puas dan membebani diri dengan target yang tinggi. Kita bisa

meminimalisir itu dengan manajemen waktu untuk yang suka menunda

pekerjaan. Dan bagi yang terlalu memaksa diri, cobalah untuk bertarget yang

realistis saja. Dengan bersikap seperti ini kita bisa meminimalisir terjadinya

stres.

b. Mencari selingan. Jangan hanya melakukan segala sesuatu yang menyebabkan

stres, sekalipun itu kewajiban. Sempatkan untuk melakukan hal yang lain juga.

c. Relaksasi diri. Kita melakukan sesuatu yang membuat kita merasa rileks.

(50)

dengan mendengarkan musik, berendam, atau hanya sekedar duduk santai

sejenak.

d. Curhat dengan Tuhan. Kadang-kadang kita bertemu dengan hal-hal yang

menyebabkan stres di luar kendali kita. Ketika kita bertemu dengan hal-hal

yang menyebabkan stres, sudah layak dan sepantasnyalah kita datang kepada

Tuhan yang mempunyai kuasa terhadap apa yang di luar kendali kita. Mintalah

agar Tuhan mau ikut campur tangan dalam persoalan kita lewat doa. Seperti

Bunda Maria yang juga berdoa kepada Allah, menyerahkan segala

persoalannya ke dalam tangan Allah. Hati kita akan terasa lebih lega karena di

dalam Tuhan selalu ada harapan baik.

2. Menghilangkan pikiran negatif

Memang tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi di hari yang akan datang.

Tapi semua itu bukan berarti tidak ada harapan. Jika kita hanya bisa mengeluh dan

berpikiran negatif, pandangan kita pun akan menjadi suram. Belum berbuat

apa-apa sudah menyerah dan kalah terlebih dahulu (Rohani, 2004:37). Maka dari itu

kita perlu menghindari :

a. Merasa tidak beruntung.

b. Iri dengan fasilitas teman.

c. Merasa tidak bisa.

d. Menyalahkan keluarga.

(51)

3. Menghadapi kritik

Dalam mencapai cita-cita kita tidak berjalan sendiri. Ketika kita berbuat

sesuatu, kita berinteraksi dengan orang lain dan menimbulkan reaksi dari orang

lain. Salah satunya adalah dengan adanya kritikan. Kecenderungan kita mudah

sakit hati menerima kritikan (Rohani, 2004:42). Sebenarnya jika kita mau

mendengarkan kritik dengan positif, banyak manfaat yang bisa kita dapatkan dari

kritikan tersebut. Dengan kritik, kita bisa berkembang menjadi pribadi yang lebih

baik lagi ke depannya.

4. Mengelola emosi

Masa remaja seumuran kita ini dikatakan masa yang penuh gejolak emosi.

Namun bukan berarti emosi dibiarkan tumbuh dengan liar. Sekarang saatnya

untuk belajar bersikap tepat terhadap brbagai jenis emosi. Jika kita tidak bisa

menguasai diri dalam menghadapi berbagai emosi, bisa dipastikan energi kita

akan habis dan aspek kehidupan yang lain bisa terlantar.

Bila kita merasakan ada suatu emosi yang mendatangi kita, kita perlu

memikirkan lebih mendalam mengenai perasaan-perasaan kita. Kita cari apa yang

menjadi penyebabnya. Setelah itu, kita memutuskan apakah kita akan memendam

atau mengungkapkannya. Untuk remaja seumuran kita, ini termasuk tugas yang

tidak mudah. Apalagi emosi itu kadang datangnya tak terduga dan dalam waktu

yang cepat. Namun dengan kesadaran ini, minimal kita akan perlu belajar untuk

menjaganya supaya tetap terkendali (Rohani, 2004:54). Akhirnya kita dapat

(52)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

SPIRITUALITAS BUNDA MARIA SEBAGAI TELADAN BAGI MAHASISWA IPPAK DALAM MENGHADAPI PERMASALAHAN

Dalam bab III ini diuraikan jenis penelitian, tujuan penelitian, tempat

penelitian, instrumen penelitian, responden penelitian, waktu penelitian, variabel

dan pembahasan hasil penelitian.

A. PRODI IPPAK

Prodi IPPAK adalah tempat dimana mahasiswa dan mahasiswi kuliah atau

belajar. Program studi IPPAK menyelenggarakan Program Sarjana Strata 1 (S1).

Kegiatan perkuliahan di IPPAK dikelompokkan dalam kegiatan tatap muka,

praktikum dan praktik.

Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran IPPAK:

1. Visi : mewujudkan katekis yang bijaksana dan berilmu untuk membangun

jemaat yang bermutu.

2. Misi : membina dan menyiapkan ahli katekese yang terampil membantu sesama

(53)

3. Tujuan : menghasilkan lulusan yang beriman mendalam, berkepribadian utuh,

mampu berefleksi atas imannya dan berkualifikasi untuk mengemban misi

IPPAK.

4. Sasaran : menghasilkan lulusan yang kompeten untuk menjadi guru agama di

sekolah maupun fasilitator katekese dalam jemaat.

B. Mahasiswa IPPAK

Mahasiswa IPPAK adalah orang-orang yang belajar atau kuliah di kampus

IPPAK. Di kampus IPPAK, mahasiswa diberikan bermacam-macam

pendampingan yang tentunya berkualitas bagi perkembangan hidup pribadi

mahasiswa. Pendampingan tersebut antara lain: pendampingan akademik,

pendampingan spiritualitas dan pendampingan kepribadian:

1. Pendampingan akademik

Pada semester 1 diselenggarakan program bimbingan studi bagi mahasiswa

baru. Program ini berbobot 2 sks/semester. Tujuan dari program ini adalah untuk

membantu para mahasiswa baru memasuki budaya belajar di perguruan tinggi.

Selama menjalani proses pendidikan, mahasiswa didampingi oleh seorang Dosen

Pembimbing Akademik sampai pada akhir masa studi yang ditunjuk oleh Ketua

Program Studi. Pada akhir masa studi, mahasiswa berhak memperoleh

Gambar

Tabel 1 Variabel Penelitian ……………………………………………......         39
Table 1. Variabel Penelitian
tabel variabel penelitian.
Tabel 2. Mahasiswa angkatan 2011 yang berdevosi dan meneladani
+4

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai akibatnya unsur-unsur yang tadinya tidak tersedia seperti N, P, K, dan Mg menjadi tersedia bagi tanaman Sejalan dengan gypsum, pemberian pupuk kandang yang mengandung

Pimpinan Pusat / Wilayah / Cabang / Ranting *) Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama para wajib pajak PBB sebagaimana

A bevezetésben leírt hipotéziseim szerint a fizikai aktivitással eltöltött szabadidős tevékenységek az életkorral változnak; nincsenek feltétlenül fordított

Analisis inventori menunjukkan Dampak lingkungan yang dianalisis adalah potensi emisi gas rumah kaca (GRK) yang setara CO2-eq. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa tahap

Pembelajaran dengan pendekatan Open-Ended pada pembelajaran matematika yang menekankan ke- mampuan berpikir kreatif dan pena- laran matematis siswa adalah efek-

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pertama, ketentuan pengiriman barang dari luar negeri Indonesia melalui pengangkutan udara di DHL sudah dibakukan dalam tanda

Dalam mewujudkan tujuan penyelengaraan kepariwisataan di Kabupaten Sinjai diperlukan keterpaduan peranan Pemerintah Daerah, badan usaha dan masyarakat secara serasi, selaras dan

Teknik pengambilan data dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam, pengumpulan data sekunder, dan observasi.Sedangkan pengolahan data dilakukan