• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kepercayaan remaja terhadap informasi media sosial di Facebook.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kepercayaan remaja terhadap informasi media sosial di Facebook."

Copied!
127
0
0

Teks penuh

(1)

KEPERCAYAAN REMAJA TERHADAP INFORMASI MEDIA SOSIAL DI FACEBOOK

Togarma Elprado Pakpahan ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab remaja pengguna Jejaring sosial Facebook mempercayai informasi yang ada dalam jejaring sosial tersebut. responden dalam penelitian ini adalah remaja berusia antara 15 – 18 tahun dan memiliki akun jejaring sosial Facebook selama kurang lebih lima tahun. Jumlah responden adalah tiga orang.. Data penelitian diperoleh dengan menggunakan metode wawancara. Proses validitas yang digunakan adalah deskripsi kaya dan rinci,menggambarkan peristiwa, latar belakang dan proses terjadinya peristiwa secara rinci yang disertai dengan bukti-bukti danpernyataan dianggap terpercaya jika data yang didapatkan mampu menggambarkan realitas. Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis penulis yaitu faktor yang membuat remaja pengguna Jejaring sosial Facebook percaya dengan informasi yang ada di jejaring tersebut dikarenakan adanya hubungan interpersonal dan komunikasi yang terjalin dengan pengguna lainnya. Kepercayaan subjek tergolong dalam kategori kepercayaan pada keakuratan data yang merupakan salah satu dimensi kepercayaan terhadap media

Kata kunci : informasi, Facebook, remaja , kepercayaan terhadap media

(2)

TEENAGERS TRUSTOFSOCIALMEDIAINFORMATIONON FACEBOOK Togarma Elprado Pakpahan

ABSTRACT

This research is aimed to find out the factor which is causing teenager as Facebook user belief in information from the social network. The subjects of this research are teenagers of age 15 – 18 who have been use Facebook account for over five years. Total of subjects are 3 persons. The research data are gained by using interview method. The validity process which is use in this research are rich and thick description,describing event, background and process of the event in a detailed way along with the evidences and the question said reliable if gained data are able to depict reality. The result of this research is appropriate with the writer‟s hypothesis that said the factor which make teenager who is Facebook user believe in the information from the social network caused by the interpersonal relation and communication which is tied in with another users. Subjects trust is classified as a “ trust in the accuracy of data” category which is one of the „trust on media” dimension

(3)

1

KEPERCAYAAN REMAJA TERHADAP INFORMASI MEDIA SOSIAL DI FACEBOOK

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh :

Togarma Elprado Pakpahan NIM : 099114129

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2015

(4)
(5)

iii

(6)

If you can’t fly then run,

If you can’t run then walk,

If you can’t walk then crawl,

But whatever you do

You have to keep

Moving forward

-

Martin luther king Jr –

Karena Allah telah berfirman”

aku sekali

kali tidak

akan membiarkan engkau dan aku sekali

kali

tidak akan meninggalkan engkau

” ( ibrani 13 :

5b)

Pada akhirnya, aku akan berkata

(7)

v

Ku persembahkan karya ini untuk :

M

y

K

, A , K

S

y

,

….

Untuk almamaterku Universitas Sanata Dharma

Tuhan Yesus Kristus yang memampukan dalam segala sesuatu

-Just For you All-

(8)
(9)

vii

KEPERCAYAAN REMAJA TERHADAP INFORMASI MEDIA SOSIAL DI FACEBOOK

Togarma Elprado Pakpahan ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penyebab remaja pengguna Jejaring sosial Facebook mempercayai informasi yang ada dalam jejaring sosial tersebut. responden dalam penelitian ini adalah remaja berusia antara 15 – 18 tahun dan memiliki akun jejaring sosial Facebook selama kurang lebih lima tahun. Jumlah responden adalah tiga orang.. Data penelitian diperoleh dengan menggunakan metode wawancara. Proses validitas yang digunakan adalah deskripsi kaya dan rinci,menggambarkan peristiwa, latar belakang dan proses terjadinya peristiwa secara rinci yang disertai dengan bukti-bukti dan pernyataan dianggap terpercaya jika data yang didapatkan mampu menggambarkan realitas. Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis penulis yaitu faktor yang membuat remaja pengguna Jejaring sosial Facebook percaya dengan informasi yang ada di jejaring tersebut dikarenakan adanya hubungan interpersonal dan komunikasi yang terjalin dengan pengguna lainnya. Kepercayaan subjek tergolong dalam kategori kepercayaan pada keakuratan data yang merupakan salah satu dimensi kepercayaan terhadap media

Kata kunci : informasi, Facebook, remaja , kepercayaan terhadap media

(10)

TEENAGERS TRUST OF SOCIAL MEDIA INFORMATION ON FACEBOOK

Togarma Elprado Pakpahan ABSTRACT

This research is aimed to find out the factor which is causing teenager as Facebook user belief in information from the social network. The subjects of this research are teenagers of age 15 – 18 who have been use Facebook account for over five years. Total of subjects are 3 persons. The research data are gained by using interview method. The validity process which is use in this research are rich and thick description,describing event, background and process of the event in a detailed way along with the evidences and the question said reliable if gained data are able to depict reality. The result of this research is appropriate with the writer‟s hypothesis that said the factor which make teenager who is Facebook user believe in the information from the social network caused by the interpersonal relation and communication which is tied in with another users. Subjects trust is classified as a “ trust in the accuracy of data” category which is one of the „trust on media” dimension

(11)

ix

(12)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena penyertaan dan tuntunanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsinya yang berjudul “Informasi Media Sosial Facebook bagi Remaja”. Skripsi ini disusun guna

memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Psikologi di Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Tugas akhir ini dapat terselesaikan berkat dukungan dan bantuan banyak pihak. Maka dari pada itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak DR. T. Priyo Widiyanto, M.Si selaku dekan Fakultas Psikologi dan dosen pembimbing akademik. Terimakasih atas kesediaan bapak dalam mendampingi saya khususnya untuk masalah akademik dan membantu dalam administrasi akedemik.

2. Ibu Ratri Sunar Asusti, M, Si selaku kepala program studi. Terimakasih atas bantuannya dalam kelancara proses pembuatan skripsi ini.

3. Drs. H. Wahyudi, M. Si selaku dosen pembimbing skripsi. Terimakasih untuk waktu, tenaga dan berbagai pemikiran yang membantu dalam pengerjaan skripsi ini

(13)

xi

5. Karyawan sekretariat Fakultas Psikologi: Mas Muji, Mas Doni, Mas Gandung, Bu Nanik, Pak Gik,yang sudah berkenan membantu saya dan memfasilitasi berbagai keperluan selama proses perkuliahan serta pada saat skripsi ini berjalan

6. Mamah dan Papah, Ka Duma, Okka dan Nata. Kalian yang selalu memotivasi, mendukung serta alasan utama aku menyelesaikan skripsi ini 7. Keluarga besar GKN Gloria, pak Obaja dan bu Warni , Majelis, dan jemaat

yang selalu mendukung baik melalui doa dan semangat.

8. Pemuda GKN Gloria dimana aku bertumbuh , memiliki saudara, kakak serta adik (pengen nulis semua nama tapi ga cukup kayanya). Terima kasih sudah menolong, membantu dan saling mengingatkan.

9. Saudara – saudara di LC Star (MD, Erik,Nimrod, Daniel, Newtron, Theo, Khaleb) terima kasih sudah saling menolong, mengingatkan dan menghibur sebagai saudara seiman, mari kita bersinar seperti bintang di tengah kegelapan 10. The Brothers “ kelelawar Berkalung Sorban “ (Hani, Julius, Yoha, Fandra,

Uki, Gatyo) dimana kita dapat berbagi petualangan bersama serta menghabiskan waktu untuk memenuhi jiwa muda kita.

11.Teman – teman seperjuangan bimbingan Pak Wahyudi , Julius, Karlina , Ayu, Angel, Mery, Naris, Firsta dan teman – teman yang lain dimana kita saling berbagi informasi untuk bimbingan dan mensupport satu dengan yang lain. 12. The Yedutuners (baik pada masa awal hingga sekarang), tim yang membantu

aku berkembang selama aku mengambil komitmen untuk melayani di GKN Gloria

(14)

13. Teman – teman M7, tempat berbagi kebersamaan sebagain anak kost dan perantauan, berbagai canda tawa serta cerita hidup terjadi.

14. Psikologi kelas C 2009. Kalian yang menghiasi masa kuliahku dengan berbagai warna yang tak mungkin dilupakan.

15.Informan yang luar biasa yang menjadi penolong dalam memberikan data kepada peneliti : ES, AN dan MO

16.Orang-orang yang mungkin saya lupa atau tidak sempat saya sebutkan. Terimakasih atas bantuannya baik itu langsung maupun tidak langsung sehingga saya dapat mengerjakan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan dalam penelitian ini, baik dari segi metode maupun pelaporan penelitian. Oleh karena itu, penulis menerima segala masukkan yang membangun demi perbaikan penelitian selanjutnya. Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi banyak orang dan kiranya Tuhan senantiasa memberkati kita semua.

Yogyakarta, 22 Januari 2015 Penulis,

(15)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO ... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACK ... viii

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... ... xviii

BAB I: PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 11

C. Tujuan Penelitian ... 11

D. Manfaat Penelitian ... 12

BAB II: LANDASAN TEORI ... 13

A. Informasi ... 13

(16)

B. Media Massa ... 15

1. Facebook ... 16

C. Komunikasi ... 20

D. Kepercayaan ... 23

1. Kepercayaan Interpersonal ... 23

2. Kepercayaan Terhadap Media ... 26

E. Remaja ... 27

F. Hipotesis ... 29

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN ... ... 30

A. Jenis Penelitian ... 30

B. Responden Penelitian ... 33

C. Metode dan Alat pengumpulan Data ... 34

D. Kredibilitas Penelitian ... 34

E. Teknik Analisi Data ... 35

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

A. Pelaksanaan penelitian ... 41

1. Proses Pengumpulan Data ... 41

2. Proses Analisi Data ... 42

B. Profil Responden ... 43

1. Responden Pertama ... 44

a. Deskripsi ES ... 44

b. Informasi Pada Jejaring Facebook ... 45

(17)

xv

a.Deskripsi AN ... 54

b. Informasi Pada Jejaring Facebook ... 56

3. Responden Ketiga ... 60

a.Deskripsi MO ... 60

b. Informasi Pada Jejaring Facebook ... 61

C. Pembahasan ... 65

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN ... 72

A. Kesimpulan ... 72

B. Saran ... 72

1. Bagi Peneliti Lain ... 72

2. Bagi Remaja Pengguna Facebook ... 73

DAFTAR PUSTAKA ... 74

LAMPIRAN ... 77

(18)

DAFTAR TABEL

(19)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Bagan 1. Bagan Model Faktor Kepercayaan ... 27

Bagan 2 Bagan Analisis Data ... 36

(20)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Verbatim Responden Pertama ... 79

Lampiran 2. Verbatim Responden kedua ... 90

Lampiran 3. Verbatim Responden Ketiga ... 97

Lampiran 4. Daftar Pertanyaan ... 106

(21)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah makhluk sosial yang selalu berhubungan dan membutuhkan orang lain dalam kehidupannya. Sebagai makhluk sosial manusia dalam bertingkah laku selalu berhubungan dengan lingkungan tempat tinggalnya (Adler dalam Corey, 1989). Dalam proses berhubungan dengan lingkungannya, manusia mendapatkan berbagai informasi. Informasi tersebut semakin bertambah seiring dengan intensitas hubungan manusia dengan orang lain maupun lingkungannya. Hal ini menyebabkan manusia memiliki berbagai informasi dari hubungan dengan orang lain maupun lingkungannya.

Dewasa ini, informasi semakin berkembang pesat seiring dengan berkembangnya teknologi. Frederick William dalam bukunya The New

Communications (William,1992) menulis bahwa banyak yang menyebut kita

masyarakat informasi karena kecepatan perkembangan teknologi informasi dalam kehidupan kita. Hampir setiap kejadian atau peristiwa yang terjadi, tersebar dalam waktu yang relatif singkat. Hal ini menyebabkan banyaknya informasi yang diberikan kepada manusia di setiap saat.

Peristiwa di atas dapat digolongkan sebagai komunikasi massa. Mursito (2006) menyampaikan beberapa karekteristik dari komunikasi massa, yaitu penyampaian pesan (melalui media massa) yang ditunjukkan ke khalayak luas,

(22)

2

heterogen,anonym, tersebar serta tidak mengenal batas geografis – cultural. Khalayak luas dan heterogen yang artinya “ semua orang” yang terkena media

(media ekspolure), dengan tidak membedakan usia, jenis kelamin, tingkat sosial ekonomi, pendidikan, perbedaan kultur, dan sebagainya. Anonym artinya media tidak mengenal siapa saja yang diterpa oleh pesannya. Sedangkan tidak mengenal batas geografis berhubungan dengan kemampuan teknologi media, tekmnologi komunikasi, yang secara teoritis memang dapat mencapai wilayah yang tak terbatas (Mursito, 2006). sadar atau tidak, hampir setiap hari manusia mengalami komunikasi massa. Selain disebabkan oleh perkembangan teknologi, media massa juga mengambil peran dalam komunikasi massa tersebut.

(23)

3

Internet menjadi media yang digunakan masyarakat untuk mendapatkan informasi. Internet adalah sebuah medium terbaru yang mengkonvergensikan seluruh karakteristik media dari bentuk bentuk terdahulu. Apa yang membuat bentuk – bentuk komunikasi berbeda satu dengan yang lain bukanlah penerapan aktualnya, namun perubahan dalam proses komunikasi seperti kecepatan komunikasi, harga komunikasi, persepsi pihak – pihak berkomunikasi, kapasitas

storage dan fasilitas tempat mengakses informasi, densitas (kepakaan atau

kepadatan) dan kekayaan arus – arus informasi, jumlah fungsionalitas atau intelegen yang dapat ditransfer. Jadi menurut Santana, titik esensinya adalah bahwa keunikan internet terletak pada efisiensi sebagai sebuah medium (Kurnia, 2005).

Terlebih lagi Pixy Ferris (1997) secara general mendefinisikan komunikasi bermedia internet sebagai “interaksi secara interpersonal yang dihubungkan oleh

komputer, yang meliputi komunikasi asynchronous dan synchronous melalui fasilitas dalam internet”. Sementara itu, terminologis aplikatifnya, komunikasi bermedia internet adalah “penggunaan komputer beserta fasilitas dan

kemampuannya untuk didayagunakan sebagai alat penyampai pesan baik bersifat massa atau pribadi”(Effendi, 2010). Hal ini mendorong masyarakat untuk menggunakan internet sebagai media yang dapat memenuhi kebutuhan informasi yang diinginkan. salah satunya adalah penggunaan media sosial online.

Media sosial online merupakan salah satu media yang berkaitan erat dengan internet. Pada dasarnya, media sosial merupakan perkembangan mutakhir

(24)

4

dari teknologi – teknologi era baru berbasis internet, yang memudahkan semua orang untuk dapat berkomunikasi, berpartisipasi, saling berbagi, dan membentuk sebuah jaringan online, sehingga dapat menyebarluaskan konten mereka sendiri.

Post di blog, tweet, atau video youtube dapar direproduksi dan dapat dilihat secara

langsung oleh jutaan orang secara gratis (Zarella,2010).

Media online memiliki beberapa karakteristik, antara lain: 1. Multimedia (kemampuan mengombinasikan sejumlah media), 2. Immediacy (kecepatan dalam menyampaikan informasi), 3. Interaktif (isi media dapat diseleksi atau disesuaikan oleh pengguna), 4. Archiving (memungkinkan penyimpanan informasi-informasi yang pernah ditampilkan sebelumnya serta dapat diakses kembali oleh audiens), dan 5. Linkage (kemampuan menghubungkan dengan berbagai sumber informasi lain) (Ward, 2002). Karakteristik dari media online semakin mendorong masyarakat untuk menggunakannya sebagai media untuk mendapatkan informasi.

(25)

5

Demikian cepatnya orang bisa mengakses media sosial mengakibatkan terjadinya fenomena besar terhadap arus informasi tidak hanya di negara - negara maju, tetapi juga di Indonesia (Ramadhansyah,2012). Media sosial dan media

online menjadi bagian yang melekat dalam komunikasi bermedia internet. Hal ini

sesuai dengan C. Widyo Hermawan (2009) adanya penggunaan internet melalui media sosial, telah menghadirkan sebuah web forum yang dapat membentuk suatu komunitas online, salah satunya adalah facebook.

Facebook merupakan salah satu media sosial yang sangat dikenal

masyarakat terlebih di Indonesia. Laporan survei Taylor Nelson Sofres (TNS) bertajuk "TNS Insight Report" menyebutkan 98 persen pengguna platform online di Indonesia memilih Facebook sebagai media komunikasi. Adapun Google+ berada pada peringkat kedua dengan raihan 54 persen.Kemudian Twitter 44 persen, Yahoo! Messenger 42 persen, dan WhatsApp 21 persen. Selanjutnya adalah WeChat 16 persen, LINE 10 persen, KakaoTalk 6 persen, Instagram 5 persen, serta Skype 4 persen.Alasan mengaapa Facebook masih disukai adalah fungsinya yang tidak hanya sebagai jejaring pertemanan tetapi juga sebagai sarana berbagi informasi, berjualan, dan berbelanja. Faktor lainnya adalah budaya masyarakat di Indonesia yang senang berbagi kepada banyak orang. Misalnya saat berkunjung ke suatu tempat, orang bisa mengunggah foto, menulis status dan lainnya di Facebook.

Ciri –ciri sebuah akun Facebook, yaitu memiliki pages dan groups; dapat melakukan updates status lebih dari 140 karakter sesuai dengan kebutuhan; dapat

(26)

6

langsung memberi komentar atau memberikan apresiasi dari update status orang orang yang sudah menjadi teman di Facebook; memiliki fasilitas chatting yang memungkinkan pemilik facebook untuk dapat melakukan chat secara langsung dengan orang – orang yang sudah berteman di Facebook. dapat berbagi foto dengan tagging; dapat membuat album foto yang berisikan nama album, lokasi tempat pengambilan foto, dan jika diperlukan dapat berisikan penjelasan singkat mengenai foto tersebut; dapat membuat album video yang berdurasi maksimal 2 menit dan berukuran kurang dari 100 Mb (Madcoms, 2010).

Facebook mendorong setiap pengguna untuk membagikan informasi

kepada pengguna lainnya. Studi menunjukkan bahwa pengungkapan jati diri seseorang di Facebook meningkatkan penegasan diri, harga diri dan emosi yang positif. Temuan ini juga membuktikan bahwa pengungkapan diri di Facebook mengoptimalkan kita untuk menunjukkan sisi positif dalam diri. Untuk menampilkan citra diri yang positif, pengguna akan lebih mengungkapkan emosi mereka yang positif dibandingkan emosi negatif yang mereka alami. Pada sisi lain, pengguna menyajikan kepribadian diri yang sebenarnya daripada citra diri yang ideal di Facebook. Hal ini sesuai dengan ungkapan Walter (2008) yang mengatakan komunikasi melalui media komputer akan lebih intim dibandingkan komunikasi tatap muka karena kuranngnya isyarat non verbal sehingga merangsang seseorang untuk lebih mengekspresikan dirinya. Model interaksi

hypersonal Walter menunjukkan bahwa komunikasi CMC (Computer Media

(27)

7

diinginkan user atau pengguna memiliki kontrol penuh untuk menunjukkan dan menggambarkan diri mereka.

Kredibilitas dari informasi yang didapatkan melalui Facebook perlu mendapatkan perhatian. Menurut Morton (dalam Sears dkk, 1989) informasi diri bisa bersifat deskriptif dan evaluatif. Informasi disebut deskriptif apabila individu melukiskan berbagai fakta mengenai dirinya sendiri yang belum diketahui orang lain. Misalnya jenis pekerjaan, alamat dan usia. Informasi yang bersifat evaluatif berkaitan dengan pendapat atau perasaan pribadi individu terhadap sesuatu, seperti tipe orang yang disukai atau dibenci. Informasi tersebut juga dapat diartikan sebagai self-disclosure.

Pearson (1987) mengartikan self-disclosure sebagai tindakan seseorang dalam memberikan informasi yang bersifat pribadi pada orang lain secara sukarela dan disengaja untuk maksud memberi informasi yang akurat tentang dirinya. Hal lainnya diungkapkan Altman dan Taylor (1973) bahwa self-disclosure merupakan kemampuan seseorang untuk mengungkapkan informasi diri kepada orang lain yang bertujuan untuk mencapai hubungan yang akrab. Ada dua dimensi

self-disclosure yaitu keluasaan dan kedalaman. Keluasan berkaitan dengan

kemampuan seseorang dalam berkomunikasi dengan siapa saja (Target person), baik orang yang baru dikenal, teman biasa, orang tua / saudara dan teman dekat. Sedangkan kedalaman berkaitan dengan topik yang akan dibicarakan baik bersifat umum maupun khusus. Jadi, pengguna media sosial pun membagikan informasi

(28)

8

miliknya kepada masyarakat luas. Self-disclosure berhubungan erat dengan media sosial online Facebook.

Intensitas menggunakan media sosial Facebook untuk berkomunikasi membuat Facebook sarana pengganti proses komunikasi tatap muka. Tahapan komunikasi yang terjadi mulai dari tahapan kontak, keakraban, bahkan hingga pemutusan dilakukan lebih intens dengan menggunakan media. Dalam buku teori komunikasi, Werner menuliskan riset desain antar muka yaitu investigasi Moon & Nass (1996) yaitu tentang gagasan responden berkomunikasi dengan komputer. Hasilnya, menunjukkan para pengguna menerima kepribadian komputer layaknya “nyata”. Dengan kata lain, berdasarkan eksperimen tersebut orang yang ada dalam

jejaring sosial tersebut adalah orang yang nyata. Hal ini menyebabkan masyarakat menggunakan Facebook sebagai sarana berkomunikasi.

Berperilaku dan berbisnis di dunia internet, landasan utamanya adalah adanya kepercayaan (trust) antar para pelakunya (Daniel Setiawan, 2009). Keyakinan membantu untuk meningkatkan kepercayaan (trust) terutama jika pihak-pihak tersebut belum pernah berinteraksi sebelumnya sehingga belum mengetahui tentang masing – masing pihak (McKnight, 1998). Selain itu, Rotter (1967) mendefinisikan kepercayaan (trust) sebagai sebuah “pengharapan yang digeneralisasi” (generalized expectancy) sehingga pernyataan pernyataan lisan

(29)

9

interaksi manusia (Uslaner dalam Tsfati dan Capella, 2005). Kepercayaan memegang peranan penting dalam penggunaan media sosial.

Interaksi antar sesama pengguna media sosial dapat meningkatkatkan kepercayaan. Menurut Luhman (1979), interaksi sosial dengan orang lain maupun organisasi haruslah diperluas karena kepercayaan dapat dibangun dengan interaksi yang lebih jauh yang mampu membuat individu memiliki harapan dengan orang lain atau pihak lain. Selain itu, kepercayaan menggunakan media seperti video, foto, atau lainnya dapat meningkatkan kepercayaan, yang mengurangi kepercayaan tersebut hanya karena mereka tidak melihat satu dengan yang lain (Shneiderman, 2000). Hubungan yang akrab menumbuhkan rasa kasih sayang, dan kepercayaan antar individu (Miyers,1993). Hubungan antar individu dapat menumbuhkan kepercayaan dalam penggunaan media sosial.

Hubungan individu juga berhubungan dengan komunikasi. Rakhmat (1996) mengklasifikasi komunikasi interpersonal dalam tiga faktor yang dapat menumbuhkan kemampuan individu dalam membina hubungan dengan orang lain yaitu percaya, sikap suportif, dan sikap terbuka. Rakhmat (1999) menggarisbawahi tiga faktor yang dapat menumbuhkan sikap percaya dalam hubungan interpersonal, yaitu: 1. Menerima, yaitu kemampuan menjalin relasi dengan orang lain tanpa menilai dan tanpa berusaha mengendalikan; 2. Empati, yaitu kemampuan untuk memahami dan merasakan dan pengalaman orang lain; 3. Kejujuran, yaitu kemampuan untuk mengungkapkan diri secara terus terang

(30)

10

kepada orang lain. Facebook dapat menjadi sarana untuk melakukan komunikasi dengan orang lain terlebih pada masa remaja.

Masa remaja adalah masa dimana peralihan dari anak – anak menuju dewasa. Menurut Garrison (Andi Mapiarre, 1982) ada beberapa kebutuhan khas remaja yang diantaranya adalah kebutuhan akan pengakuan orang lain dan kebutuhan untuk dihargai. Pada sisi lain, karakteristik umum remaja adalah salah satunya adalah aktivitas kelompok. Kebanyakan remaja menemukan jalan keluar dari kesulitannya setelah mereka berkumpul dengan rekan sebaya untuk melakukan kegiatan bersama. Mereka melakukan suatu kegiatan secara berkelompok sehingga berbagai kendala dapat diatasi bersama – sama (Singgih DS., 1980). Kebutuhan remaja berkaitan erat dengan pemuasan kebutuhan mereka dalam kelompok.

Remaja berkaitan erat dengan kelompoknya. Melly Sri Sulastri (1984) berpendapat mengenai kebutuhan remaja diantaranya kebutuhan untuk menerima afeksi dari kelompok atau individu dan kebutuhan untuk memberikan sumbangan kepada kelompoknya. Di sisi lain, Hulock (1990) menyatakan masa remaja masa yang sangat sulit dalam melakukan penyesuaian sosial. Masa remaja juga masa yang sulit dalam melakukan hubungan sosial dengan orang lain karena kurang dapat membuka diri. Remaja berusaha memenuhi kebutuhan tersebut dengan adanya halangan dimana mereka sulit melakukan penyesuaian sosial.

(31)

11

aplikasi yang dapat membantu remaja untuk membangun hubungan dan penyesuaian sosial. Selain itu, Facebook juga menfasilitasi remaja untuk dapat membuat grup. Facebook menjadi jembatan untuk remaja membuka diri dan membangun hubungan.

Peneliti menilai bahwa untuk membangun hubungan dengan orang lain di media sosial seperti Facebook, remaja perlu untuk memiliki atau membangun kepercayaan. Terlebih lagi dalam berhubungan melalui media sosial, tidak adanya komunikasi tatap muka. Foto, video dan status atau tulisan menjadi penilaian serta landasan untuk mempercayai orang lain di media sosial. Oleh sebab itu, peneliti ingin menilai bagaimana kepercayaan remaja terhadap informasi di media sosial facebook.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penulisan adalah bagaimana remaja percaya dengan informasi – informasi di media sosial Facebook?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan mengungkapkan hal yang menyebabkan remaja percaya pada informasi di media Facebook.

(32)

12

D. Manfaat Penelitian

(33)

13

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Informasi

Kata informasi berasal dari kata Perancis kuno “informacion”(tahun 1387)

yang diambil dari bahasa Latin “informationem” yang berarti “garis besar,

konsep, ide”. Informasi merupakan kata benda dari “informare” yang berarti aktivitas dalam “pengetahuan yang dikomunikasikan”.Informasi merupakan

fungsi penting untuk membantu mengurangi rasa cemas seseorang. Menurut Notoatmodjo (2008), semakin banyak informasi dapat memengaruhi atau menambah pengetahuan seseorang dan dengan pengetahuan menimbulkan kesadaran yang akhirnya seseorang akan berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.

Data berupa catatan historis yang dicatat dan diarsipkan tanpa maksud dan segera diambil kembali untuk pengambilan keputusan. Data yang telah diletakkan dalam konteks yang lebih berarti dan berguna yang dikomunikasikan kepada penerima untuk digunakan di dalam pembuatan keputusan disebut informasi (Suyanto, 2000).Menurut Davis dalam Abdul Kadir (2003), informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat bagi pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang. Informasi merupakan kumpulan data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerima (Andri Kristanto, 2003).

Beberapa pendapat lain tentang informasi adalah:

(34)

1. Informasi adalah data yang penting yang memberikan pengetahuan yang berguna (George R. Terry, Ph. D ,1962)

2. Informasi adalah data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima dan mempunyai nilai yang nyata yang dapat dirasakan dalam keputusan-keputusan yang sekarang atau keputusan-keputusan yang akan datang. (Gordon B. Davis,1974)

3. Burch dan Strater (1974) menyatakan: informasi adalah pengumpulan atau pengolahan data untuk memberikan pengetahuan atau keterangan.

4. Informasi adalah penerangan, keterangan, pemberitahuan, kabar, atau berita. Informasi juga merupakan keterangan atau bahan nyata yang dapat dijadikan dasar kajian analisis atau kesimpulan. (Anton M. Moeliono,1990)

5. Informasi terdiri atas data yang telah didapatkan, diolah atau diproses, atau sebaliknya yang digunakan untuk tujuan penjelasan/penerangan, uraian, atau sebagai sebuah dasar untuk pembuatan ramalan atau pembuatan keputusan (Robert G. Murdick,1987)

(35)

15

B. Media Massa

Dalam buku komunikasi manusia, media massa memiliki lima variabel yaitu sumber (orang atau kelompok yang menyusun dan menyampaikan pesan),

audience (orang, kelompok, atau masyarakat yang akan diberikan pesan), pesan

(bentuk komunikasi yang dapat dilihat atau didengar semua orang), proses (proses satu arah : pesan mengalir, proses dua arah : seleksi pesan ) dan konteks (budaya dan keadaan saat ini).

Bentuk media massa tersebut antara lain adalah televisi, radio, surat kabar, majalah, film, buku, piringan hitam, CD, dan lain - lain. Selain itu, media massa berfungsi untuk menghibur, mengukuhkan, menggerakkan, menginformasikan, meyakinkan, mengubah, menawarakan etika atau nilai tertentu, menganugerahkan status, membius, menciptakan rasa bersatu, privatisasi, dan hubungan parasosial.

Selain memiliki fungsi, terdapat juga teori - teori yang berhubungan dengan media massa, antara lain:

1. Satu langkah adalah teori komunikasi media massa yang bersifat seperti peluru perak, pengaruh media bersifat langsung dan segera.

2. Dua langkah adalah teori komunikasi media massa yang bersifat media mempengaruhi “pembawa pengaruh” dan mempengaruhi

masyarakat.

(36)

3. Multi langkah adalah teori komunikasi media massa yang bersifat bolak balik antara media ke masyarakat ke media dan ke masyarakat lagi dalam menyampaikan pesan.

4. Difusi inovasi adalah teori komunikasi media massa yang bersifat menyebarkan informasi baru, inovasi, dan proses baru ke masyarakat lalu proses akuisisi informasi dilanjutkan dengan evaluasi hingga akhirnya informasi tersebut diadaptasi atau ditolak.

5. Kulturasi adalah teori komunikasi media massa yang bersifat sarana utama dimana kita belajar tentang masyarakat dan budaya. 6. Pemanfaatan dan gratifikasi adalah teori komunikasi media massa yang bersifat ketersedian media, kemudahan memanfaatkannya serta keuntungan yang didapat dari pengeluaran media tersebut.

7. Menyusun agenda adalah teori komunikasi media massa yang bersifat media mengatur kita untuk memberi perhatian kepada tokoh atau peristiwa tertentu

8. Palang pintu adalah teori komunikasi media massa yang bersifat orang atau kelompok yang menjadi jembatan antara media dan masyarakat

1. Facebook

(37)

17

Zuckerberg bersama teman sekamarnya dan sesama mahasiswa Universitas Harvard, Eduardo Saverin, Andrew McCollum, Dustin Moskovitz dan Chris Hughes. Facebook merupakan salah satu media komunikasi yang menghubungkan para penggunannya di berbagai dunia. Pengguna dan penikmat Facebook memiliki kebebasan untuk mengakses berbagai situs yang ditawarkan dunia maya tersebut, biasanya situs ini dimanfaatkan untuk update dan saling mengomentari status, chatting, mengomentari foto dan video atau mencari hiburan lain seperti game online dan belanja secara

online. Selain itu akun Facebook ini juga dimanfaatkan untuk

mencari dan memperluas teman dengan cara yang sangat mudah, yaitu cukup dengan mengetik nama atau lokasi orang yang kita maksud pada kolom pencarian maka secara otomatis komputer akan melacak keberadaan orang yang kita maksud dan untuk memastikan pencarian itu kita hanya tinggal meng-klik hasil pencarian tersebut. (jurnal: penggunaan identitas semu oleh mahasisswa jurusan sosiologis FIS UNP di jejaring social

Facebook )

Komunikasi menggunakan media jejaring sosial Facebook dijadikan sarana pengganti proses komunikasi tatap muka. Tahapan komunikasi yang terjadi mulai dari tahapan kontak, keakraban, bahkan hingga pemutusan dilakukan lebih intens dengan menggunakan media. Dalam buku teori komunikasi Werner

(38)

menuliskan riset desain antar muka yaitu investigasi Moon & Nass (1996) yaitu tentang gagasan responden berkomunikasi dengan komputer. Hasilnya, menunjukkan para pengguna menerima kepribadian computer layaknya “nyata”. Dengan kata lain,

berdasarkan eksperimen tersebut orang yang ada dalam jejaring sosial tersebut adalah orang yang nyata.

Facebook lebih cocok diklasifikasikan sebagai media massa

kontemporer. Kontemporer memiliki arti kekinian, modern, atau lebih tepatnya adalah sesuatu yang sama dengan kondisi waktu yang sama atau saat ini. Kata “ kontemporer” yang berasal dari

kata “ co” (bersama) dan “tempo” (waktu). Secara tematik

merefleksikan situasi waktu yang sedang dilalui. Hal ini sesuai dengan Facebook karena Facebook memuat pesan yang disampaikan massa atau publik baik informasi tentang masa lalu, sekarang, atau masa depan maka layak Facebook dikategorikan sebagai media massa seperti halnya situs – situs blog di internet yang pada hakekatnya adalah media massa.

(39)

19

apresiasi yang merupakan dorongan utama untuk memunculkan eksistensi diri seseorang. Motivasi orang menulis dalam Facebook terkait dengan teori kebutuan Maslow. Facebooker berusaha memenuhi 3 kebutuhan melalui komunikasi di Facebook yaitu kebutuan sosial, penghargaan dan aktualisasi diri.

1. Kebutuhan sosial : dengan jejaring Facebook dapat diperoleh jejaring social baru maupun lama yang bisa diupdate terus sesuai keinginan Facebooker.

2. Kebutuhan penghargaan : didapat para Facebooker melalui respon apresiasi dari Facebooker lainnya. Dengan kata lain, keberadaannya diakui melalui adanya interaksi dengan

Facebooker lainya dan apresiasi yang diberikan atau

didapatkan

3. Aktualisasi diri : berkaitan erat dengan eksistensi diri dari facebooker itu sendiri.

Salah satu teori komunikasi yang berbasis internet adalah

cues filtered theory. Teori ini mengatakan bahwa perasaan yang

ada dalam komunikasi lebih menyakinkan jika kita berkomunikasi hanya dengan menggunakan pesan teks. Hal ini dikarenakan pesan teks biasanya digunakan untuk pertemuan, komunikasi yang berorientasi pada tugas seperti berbgai informasi atau bertanya tentang sesuatu dan pesan teks lebih efektif membantu seseorang menangkap makna pesan yang ingin disampaikan.

(40)

Selain itu, teori social information - processing theory yang mengatakan bahwa kita dapat berkomunikasi hubungan dan perasaan dalam pesan melalui internet selama pesan tersebut mudah di ekspresikan tanpa tanda nonverbal. Teori selanjutnya adalah symbolic interaction theory. Teori ini mengatakan bahwa setiap orang menyatakan pandangan mereka tentang dunia melalui kata – kata atau simbol yang dapat digunakan semua orang.

C. Komunikasi

Kepercayaan muncul dari relasi dan relasi muncul dari adalanya interaksi atau komunikasi dari individu satu dengan yang lain. Theodornoson dan Theodornoson (1969) membatasi lingkup komunikasi berupa penyebaran informasi , ide – ide, sikap – sikap, atau emosi seorang atau kelompok kepada yang lain. Garbner (1967) mengatakan bahwa komunikasi didefinisikan sebagai sosial interaksi melalui pesan – pesan. Onong Uchyana (2003) mengatakan komunikasi adalah proses penyampaian pikiran (gagasan, informasi, opini dan yang muncul dari benak) atau perasaan (keyakinan, kepastian, keraguan, kemarahan, dan yang timbul dari lubuk hati) .

Proses komunikasi diawali oleh sumber baik individu maupun kelompok yang ingin berkomunikasi dengan individu lain. Tahapan proses komunikasi berupa:

1. Ideation, menciptakan suatu gagasan atau memilih informasi untuk

(41)

21

2. Encoding, informasi yang dipilih diterjemahkan sumber atau

pengirim dalam bentuk kata – kata, tanda – tanda, atau lambang – lambang, yang disengaja untuk menyampaikan informasi dan memiliki efek terhadap orang lain.

3. Encode, pesan yang sudah ada dikomunikasikan dengan cara

berbicara, menulis,menggambar, ataupun melalui suatu tindakan.

4. Decoding, penerima pesan mengartikan pesan yang telah

disampaikan,

Informasi adalah sesuatu (fakta, opini, gagasan) dari satu partisipan kepada partisipan yang lain melalui kata – kata atau lambang lainnya. Sementara Skinner dari perspektif perilaku memandang sebagai perilaku verbal atau simbolis dimana pengirim berusaha mendapat satu efek yang diinginkan oleh penerima. Ada beberapa teori yang dimana memahami hubungan interpersonal, yaitu:

1. Self-disclosure, proses pengungkapan informasi diri pribadi

seseorang kepada orang lain atau sebaliknya. Pengungkapan diri merupakan kebutuhan seseorang sebagai jalan keluar atas tekanan - tekanan yang terjadi pada dirinya. Proses pengungkapan diri berupa tertutup dan terbuka.

2. Social penetration, Altman dan Taylor (1973. Sendjaja. 2002)

mengatakan proses saling mengenal satu dengan yang lain dimana melibatkan self-disclosure di dalamnya. Penetrasi sosial merupakan proses yang bertahap, dimulai dari komunikasi basa – basi yang tidak akrab dan terus berlangsung hingga menyangkut topik

(42)

pembicaraan yang lebih pribadi dan akrab seiring berkembangnya hubungan.

Dalam kebutuhan hubungan interpersonal, Will schutz menjelaskan ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yaitu:

1. Inclusion, kita perlu mengajak orang lain untuk dapat ikut dalam

aktivitas sosial seperti bermain, jalan – jalan, dan lainnya.

2. Control, kita perlu mengontrol beberapa hal kesepakatan seperti

waktu dan aktivitas dengan orang lain.

3. Affection, kita perlu memberi dan menerima kasih sayang, semangat,

dan kedekatan.

4. Self-disclosure, kita perlu berbagi dan terbuka satu dengan yang lain.

Dalam hubungan interpersonal, kita perlu memahami persepsi interpersonal, persepsi interpersonal adalah proses seleksi, mengorganisasikan, dan menginterpretasikan hasil pandanganmu tentang orang lain. Dalam memahami persepsi interpersonal, ada tiga hal yang perlu kita perhatikan yaitu:

1. Selecting : proses mendengar, melihat, atau pandangan dari dunia

sekitar kita berdasarkan beberapa faktor seperti kepribadian kita, kepercayaan, kebiasaan, harapan, ketakutan, dan budaya, sejauh apa yang kita suka maupun tidak.

2. Organizing: ini proses kedua yang dimana dari berbagai stimulus

(43)

23

3. Interpreting: proses terakhir yang dimana kita memaknai apa yang

ada dan telah kita observasi atau kita pelajari. D. Kepercayaan

1. Kepercayaan interpersonal

Menurut Johnson(1981), kepercayaan meliputi beberapa unsur yaitu:

a. Kita berada pada situasi dimana mempercayai orang lain dapat menimbulkan akibat – akibat yang menguntungkan maupun merugikan bagi kita. Jadi, kepercayaan mengandung resiko. b. Akibat – akibat yang menguntungkan maupun merugikan

tersebut berasal dari perilaku orang lain.

c. Penderitaan karena akibat yang merugikan akan lebih besar dibandingkan manfaat karena akibat yang menguntungkan. d. Kita memiliki keyakinan yang cukup bahwa orang lain akan

bertingkah laku sedemikian rupa sehingga akan menimbulkan keuntungan pada kita.

Dua orang harus saling mempercayai untuk membangun sebuah relasi. Hal ini dilakukan pada saat menentukan dimana mereka harus mengambil resiko dengan cara saling mengungkapkan lebih banyak tentang pikiran, perasaan, dan reaksi mereka terhadap situasi yang sedang mereka hadapi atau dengan cara saling menunjukkan penerimaan, dukungan, dan kerjasama. Rasa saling percaya dibangun dengan resiko dan peneguhan serta dihancurkan dengan resiko dan penolakan.

(44)

Kepercayaan tak mungkin muncul tanpa resiko dan relasi tidak akan mengalami kemajuaan tanpa kepercayaan.

Johnson mengungkapkan ada beberapa langkah untuk membangun kepercayaan, antara lain:

a. Pribadi A mengambil resiko dengan mengungkapkan pikiran, perasaan, dan reaksinya terhadap situasi kepada pribadi B. b. Pribadi B menanggapinya dengan penerimaan, dukungan,

dan kerjasama serta membalas keterbukaan pribadi A dengan mengungkapkan pikiran, perasaan, dan reaksinya terhadap situasi kepada pribadi A.

c. Pribadi B menunjukkan penerimaan, dukungan, dan kerjasama kepada pribadi A.

d. Pribadi A menanggapinya dengan mengungkapkan pikiran, perasaan dan reaksi terhadap situasi kepada pribadi B.

Ada tiga macam tingkah laku yang dapat menurunkan kepercayaan dalam suatu relasi, yaitu:

a. Menunjukkan penolakkan, mengolok – olok, atau melecehkan pembukaan diri orang lain.

b. Tidak membalas pembukaan diri orang lain.

(45)

25

Tingkat kepercayaan dalam suatu relasi akan berubah - ubah dan berbeda dengan orang lain dikarenakan kemampuan dan kerelaan setiap individu untuk mempercayai dan dapat dipercaya. Mempercayai berarti rela menghadapi resiko menerima akibat – akibat yang menguntungkan maupun merugikan dengan menjadikan dirinya rentan di hadapan orang lain.Tepatnya, mempercayai meliputi membuka diri dan rela menunjukkan penerimaan dan dukungan kepada orang lain.

Dapat dipercaya berarti rela menanggapi orang lain yang ambil resiko dengan cara yang menunjukkan jaminan bahwa orang lain tersebut akan menerima akibat - akibat yang menguntungkan. Jadi meliputi penerimaan atas kepercayaan yang ditunjukkan oleh orang lain kepada kita.

Jadi, menunjukkan penerimaan, dukungan, dan kerjasama maupun membalas pembukaan diri orang lain secara tepat adalah aspek – aspek penting dari sifat dapat dipercaya dalam relasi antar pribadi. Dalam hal penerimaan, ada dua hal yang perlu diperhatikan:

a. Penerimaan terhadap orang lain biasanya merupakan hasil atau akibat dari, dan hanya bisa dimulai dengan penerimaan diri.

b. Penerimaan (dari orang lain) merupakan kunci untuk mengurangi kecemasan dan rasa takut bahwa diri kita menjadi rentan terhadap serangan orang lain.

(46)

2. Kepercayaan terhadap media

Media memiliki berbagai fungsi, salah satunya memenuhi kebutuhan khalayak akan informasi. Terbatasnya ruang atau durasi membuat tidak semua informasi dan peristiwa dapat disampaikan. Khalayak atau masyarakat memiliki kebebesan untuk memilih media berita mana yang dianggap memenuhi kebutuhan informasinya. “selektivitas” menjadi dasar dari konsep

kepercayaan terhadap media. Kohring dan Matthes menciptakan model empat dimensi kepercayaan terhadap media berita berdasarkan konsep “ selektivitas” dan dengan dasar “ trust exists

when choice have to be made and selectivity becomes necessary “

(Kohring & Matthews 2007, dalam Lee, 2011)

(47)

27

E. Remaja

Pada penelitian ini, dipilihnya remaja sebagai responden penelitian dikarenakan remaja diasumsikan sebagai net generation yang telah familiar dengan internet. Orang yang termasuk dalam net generation adalah orang yang lahir antara tahun 1980 sampai dengan tahun 2000 yang lahir sesuadah Baby

Boomers (lahir 1946 - 1964), generasi X (1965 - 1976). Menurut Don Tapscott

(2008), generasi net adalah generasi yang mempunyai banyak kemudahan teknologi yang pesat serta banyak menggunakan alat teknologi untuk berhubungan dan berinteraksi antara satu dengan yang lain dan mereka menggunakan teknologi hampir secara naluriah. Akan tetapi Tapscott merasakan kecemasan, dimana generasi net menyebarkan informasi pribadi ke situs – situs jejaring sosial.

Kebutuhan tersebut menurut Melly Sri Sulastri (1984) adalah:

(48)

1. Kebutuhan untuk menerima afeksi dari kelompok atau individu, meliputi:

a. Menerima kasih sayang dari keluarga dan atau orang lain di luar kehidupan keluarga.

b. Menerima pemujaan atau sambutan hangat dari teman – temannya.

c. Menerima penghargaan dan apresiasi dari guru dan pendidik lainnya.

2. Kebutuhan untuk memberikan sumbangan kepada kelompoknya, meliputi:

a. Menyatakan afeksi kepada kelompoknya. b. Turut serta memikul tanggung jawab kelompok. c. Menyatakan kesediaan dan kesetiaan pada kelompok. d. Menghayati keberhasilan dalam kelompok.

3. Kebutuhan untuk memahami

4. Kebutuhan untuk mempelajari dan menyelidiki sesuatu

Terlebih lagi, banyak hal yang terjadi dalam masa – masa remaja yang dimana mereka ingin menjadi pusat perhatian. David Elkind (1976) yakin bahwa egosentris remaja memiliki dua bagian yaitu penonton khayalan (imaginary

audience) yaitu keyakinan remaja bahwa orang lain memperhatikan dirinya

sebagaimana halnya dirinya sendiri. Kedua adalah dongeng pribadi (the personal

fable) bagian dari egosentris remaja yang meliputi perasaan unik seorang anak

(49)

29

dengan perilaku menarik perhatian, keinginan untuk diperhatikan, tampil menonjol, dan menjadi pusat perhatian seperti di panggung. Jejaring Facebook pun menjadi panggung yang cocok untuk remaja.

Facebook memberikan informasi yang cukup banyak kepada remaja

sehingga banyak proses yang terjadi dalam kognitif remaja. Antara lain adalah Pemrosesan informasi yaitu suatu kerangka berpikiran mengenai perkembangan remaja, sebagai suatu fase perkembangan. Melalui jalan pemikiran remaja dan metode tebaik untuk mempelajarinya. Hal tersebut berhubungan dengan

Accommodation yaitu proses yang terjadi ketika remaja menyesuaikan diri

terhadap suatu informasi baru. Bagian lainnya adalah Assimilation yaitu proses yang terjadi ketika seseorang memasukan informasi baru dan menjalinnya ke dalam pengetahuan yang sudah dimiliki.

F. Hipotesis

Berdasarkan uraian diatas, peneliti memiliki hipotesis yaitu faktor yang membuat remaja percaya dengan informasi yang ada di jejaring sosial Facebook dikarenakan adanya komunikasi dan hubungan interpersonal dengan sesama pengguna Facebook lainnya.

(50)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui dan memahami serta menganalisi salah satu dinamika, proses dan perkembangan dalam masa remaja, yaitu kepercayaan remaja pada informasi di media sosial Facebook beserta faktor – faktor yang mempengaruhi hal tersebut.

Menurut Bogdan dan Biklen dalam Emzir (2011) terdapat lima ciri utama penelitian kualitatif, yaitu:

1. Naturalistik

(51)

31

2. Data Deskriftif.

Penelitian kualitatif adalah deskriptif. Data yang dikumpulkan lebih mengambil bentuk kata-kata atau gambar dari pada angka-angka. Hasil penelitian tertulis berisi kutipan - kutipan dari data untuk mengilustrasikan dan menyediakan bukti presentasi. Data tersebut mencakup transkip wawancara, catatan lapangan, fotografi, videotape, dokumen pribadi, memo dan rekaman - rekaman resmi lainnya. Dalam pencarian untuk pemahaman, peneliti kualitatif tidak mereduksi halaman demi halaman dari narasi dan data lain ke dalam simbol - simbol numerik. Mereka mencoba menganalisis data dengan segala kekayaannya sedapat dan sedekat mungkin dengan bentuk rekaman.

3. Berurusan dengan proses.

Peneliti kualitatif lebih berkonsentrasi pada proses dari pada dengan hasil atau produk. Bagaimana orang melakukan negoisasi makna? Bagimana istilah atau label-label tertentu muncul untuk diaplikasikan? Bagaimana pemikiran-pemikiran tertentu datang untuk diambil menjadi bagian dari apa yang kita kenal sebagai pengertian umum (common sense)? Apa sejarah alami dari aktivitas atau peristiwa yang diteliti?

(52)

4. Induktif

Penelitian kualitatif cenderung menganalisis data mereka secara induktif. Mereka tidak melakukan pencarian di luar data atau bukti untuk menolak atau menerima hipotesis yang mereka ajukan sebelum pelaksanaan penelitian. Teori yang dikembangkan dengan cara ini muncul dari bawah ke atas (bukan dari atas ke bawah), dari banyak item berbeda - beda dari bukti - bukti yang terkumpul saling berhubungan. Teori tersebut didasarkan pada data. Sebagai seorang peneliti kualitatif yang merencanakan dan mengembangkan berapa jenis teori tentang apa yang telah anda teliti, arah yang akan anda tuju akan datang setelah anda mengumpulkan data, setelah anda menghabiskan waktu dengan responden anda.

5. Makna

(53)

33

B. Responden Penelitian

Dalam penulisan skripsi ini, objek peneletian yang dipilih oleh peneliti adalah remaja pada masa pertengahan yaitu remaja berusia 15- 18 tahun di Yogjakarta. Objek penelitian yang merupakan tujuan dari penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses remaja berhubungan dengan jejaring sosial sehingga penelitian ini mendapatkan faktor – faktor yang mempengaruhi remaja dalam mempercayai informasi yang terdapat pada media sosial Facebook.

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan pada bulan September 2014 di Jogjakarta sesuai dengan kesepakatan antara peneliti dan responden. Data yang didapat kemudian diolah dan dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan tentang faktor - faktor yang berpengaruh tentang kepercayaan remaja pada informasi media sosial Facebook.

Pemilhan kota Jogjakarta sebagai tempat mengadakan penelitian kepercayaan remaja terhadap remaja pada informasi media sosial Facebook didasarkan karena lokasi peneliti yang bertempat di Jogjakarta. Terlebih lagi kota Jogjakarta terkenal dengan istilah “kota pelajar” yang dimana banyak orang - orang yang berada pada masa remaja maupun pemuda yang menuntut ilmu di kota tersebut. Terlebih lagi kota Jogjakarta juga termasuk dalam kota besar di Indonesia sehingga berhubungan erat dengan kemajuan teknologi yang dimana salah satunya adalah media sosial.

(54)

C. Metode dan Alat Pengumpulan Data

Data diperoleh dengan metode wawancara mendalam. Wawancara mendalam (in-deph interview) adalah percakapan secara mendalam antara peneliti dengan informan yang terpilih untuk bercerita atau berdiskusi. Wawancara mendalam dilakukan dengan menggunakan pedoman wawancara yang dibuat berdasarkan kebutuhan data penelitian sebagaimana tergambar pada rumusan masalah. Pedoman wawancara yang digunakan selama penelitian berlangsung dapat berkembang dilapangan. Dalam hal ini, melakukan wawancara terhadap remaja yang bersedia terlibat dalam penelitian ini. Wawancara dilakukan secara mendalam dan berulang untuk memahami jawaban dari pertanyaan secara luwes, tebuka dan informal.

D.Kredibilitas Penelitian

Tahap pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian ini adalah kegiatan yang dilakukan untuk menguji kredibilitas data dan informasi yang diperoleh di lapangan. Tujuan dari pengujian ini, untuk memastikan kebenaran dan kejujuran dari deskripsi, simpulan, penjelasan, tafsiran dan isi laporan hasil penelitian. Dalam hal ini kredibilitas diartikan sebagai kebenaran proses penelitian dan kebenaran dari output penelitian. Dengan demikian kredibilitas penelitian dimaksudkan sebagai upaya untuk memastikan bahwa hasil penelitian ini dapat dipercaya dan memiliki kredibilitas akademik sebagai suatu hasil penelitian.

(55)

35

secara rinci. Deskripsi rinci menggambarkan peristiwa, latar belakang dan proses terjadinya peristiwa secara rinci yang disertai dengan bukti-bukti sehingga hasilnya bias menjadi lebih realistis dan kaya. (Creswell,2009)

E.Teknik analisis data

Analisis data kualitatif sebagai suatu proses penerapan langkah-langkah dari yang spesifik hingga yang umum dengan berbagai level analisis yang berbeda, sebagaimana yang ditunjukan dalam bagan berikut ini :

(56)

Bagan 2. Bagan analisis data

Sumber: Creswell : 2010, 277

Bagan diatas mengilustrasikan pendekatan linear dan hierarkis yang dibangun dari bawah ke atas, tetapi dalam praktiknya terlihat pendekatan ini lebih interaktif, beragam tahapan saling berhubungan dan tidak harus selalu sesuai

Menvalidasi keakuratan informasi

Menginterpretasi tema-tema / deskripsi-deskripsi

Menghubungkan tema/deskripsi (seperti grounded theory, studi

Tema-tema Deskripsi

Meng-coding data (tangan atau computer)

Data mentah (transkripsi, data lapangan, gambar dsb)

Membaca keseluruhan data

(57)

37

dengan susunan yang telah disajikan. Pendekatan di atas dapat dijabarkan lebih detail dalam langkah-langkah analisis berikut ini

Langkah 1. Mengelola dan mempersiapkan data untuk dianalisis. Langkah ini melibatkan transakrips wawancara, men-scaning materi, mengetik data lapangan, atau memilah - milah dan menyusun data tersebut ke dalam jenis - jenis yang berbeda tergantung pada sumber informasi.

Langkah 2. Membaca keseluruhan data. Langkah pertama adalah membangun general sense atas informasi yang diperoleh dan merefleksikan maknanya secara menyeluruh. Gagasan umum apa yang terkandung dalam perkataan partisipan? Bagaimana nada gagasan - gagasan tersebut? Pada tahapan ini, para peneliti kualitatif terkadang menulis catatan - catatan khusus atau gagasan - gagasan umum tentang data yang diperoleh.

Langkah 3. Menganalisis lebih detail dengan meng-coding data. Coding merupakan proses mengelola materi/informasi menjadi segmen - segmen tulisan sebelum memakainya. Langkah ini melibatkan beberapa tahapan: mengambil data tulisan atau gambar yang telah dikumpulkan selama proses pengumpulan, mengsegmentasi kalimat - kalimat (atau paragraph - paragraf) atau gambar - gambar tersebut ke dalam kategori - kategori, kemudian melabeli kategori - kategori ini dengan istilah - istilah khusus, yang seringkali didasarkan pada istilah/bahasa yang benar - benar berasal dari partisipan (disebut istilah in vivo).

Langkah 4. Terapkan proses coding untuk mendeskripsikan setting, orang - orang, kategori - kategori, dan tema - tema yang akan di analisis. Deskripsi ini

(58)

melibatkan usaha penyampaian informasi secara detail mengenai orang - orang, lokasi - lokasi, atau peristiwa - peristiwa dalam setting tertentu. Peneliti dapat membuat kode - kode untuk mendeskripsikan semua informasi ini, lalu menganalisisnya untuk proyek studi kasus/etnografi, atau penelitian naratif. Setelah itu, terapkanlah proses coding untuk membuat sejumlah kecil tema atau kategori, bisa lima hingga tujuh kategori.

Tema-tema inilah yang biasanya menjadi hasil utama dalam penelitian kualitatif dan sering kali digunakan untuk membuat judul dalam bagian hasil penelitian. Meski demikian, tema - tema ini sebaiknya diperkuat dengan berbagai kutipan, seraya menampilkan perspektif - perspektif yang terbuka untuk dikaji ulang. Setelah mengidentifikasi tema - tema selama proses coding, peneliti kualitatif dapat memanfaatkan lebih jauh tema - tema ini untuk membuat analisis yang lebih kompleks. Misalnya, peneliti mengaitkan tema - tema dalam satu rangkaian cerita (seperti dalam penelitian naratif) atau mengembangkan tema - tema tersebut menjadi satu model teoritis (seperti dalam grounded theory). Tema - tema ini juga bisa dianalisis untuk kasus tertentu, lintas kasus yang berbeda - beda (seperti dalam studi kasus), atau dibentuk menjadi deskripsi umum (seperti dalam fenomenologi). Penelitian kualitatif yang rumit biasanya melampaui deskripsi dan identifikasi tema untuk masuk ke dalam hubungan antartema yang lebih kompleks.

(59)

39

adalah dengan menerapkan pendekatan naratif dalam menyampaikan hasil analisis. Pendekatan ini bisa meliputi pembahasan tentang kronologi peristiwa/tema - tema tertentu (lengkap dengan subtema - subtema, ilustrasi - ilustrasi khusus, perspektif - perspektif, dan kutipan - kutipan),atau tentang keterhubungan antartema. Para peneliti kualitatif juga dapat menggunakan visual - visual, gambar - gambar, atau table - tabel untuk membantu menyajikan pembahasan ini. Mereka dapat menyajikan suatu proses (sebagaimana dalam grounded theory), menggambarkan secara spesifik lokasi penelitian (sebagaimana dalam etnografi) atau memberikan informasi deskriptif tentang partisipan.

Langkah 6. Langkah terakhir dalam analisis data adalah menginterpretasi atau memaknai data. Mengajukan pertanyaan seperti "Pelajaran apa yang bisa diambil dari semua ini?" akan membantu peneliti mengungkap esensi dari suatu gagasan. Pelajaran ini dapat berupa interpretasi pribadi si peneliti, dengan berpijak pada kenyataan bahwa peneliti membawa kebudayaan, sejarah, dan pengalaman pribadinya ke dalam penelitian. Interpretasi juga bisa berapa makna yang berasal dari perbandingan antara hasil penelitian dengan informasi yang berasal dari literatur atau teori. Dalam hal ini, peneliti menegaskan apakah hasil penelitiannya rnembenarkan atau justru menyangkal informasi sebelumnya.

Interpretasi/pemaknaan ini juga bisa berupa pertanyaan - pertanyaan baru yang perlu dijawab seianjutnya: pertanyaan - pertanyaan yang muncul dari data dan analisis, dan bukan dari hasil ramalan peneliti. Salah satu cara yang, menurut Wolcott (1994), dapat diterapkan ahli etnografi untuk mengakhiri penelitiarmya

(60)

adalah dengan mengajukan pertanyaan - pertanyaan lebih lanjut. Pendekatan

questioning ini juga berlaku dalam pendekatan advokasi dan partisipatoris. Selain

(61)

41

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian

1. Proses Pengumpulan Data

Pengambilan data dilakukan secara secara bertahap. Pengambilan data pertama, peneliti melakukan wawancara terstruktur untuk menggali data seputar faktor – faktor kepercayaan remaja terhadap informasi di Facebook. diawali dengan rapport oleh peneliti hingga akhirnya peneliti mendapatkan data – data berupa aktifitas pengguna di jejaring Facebook, interaksi dengan sesama pengguna lainnya dan berbagai macam informasi yang didapatkan di jejaring sosial tersebut. pengambilan data dilakukan pada tanggal 8 Oktober 2014 sampai dengan 29 Oktober 2014.

Pengambilan data dilanjutkan pada tanggal 17 november 2014 sampai dengan 20 November 2014. Pada pengambilan data tahap ini, peneliti mendokumentasikan berbagai aktifitas yang dilakukan oleh pengguna Facebook tersebut. diantaranya adalah akun Facebook pengguna, jumlah teman sesama pengguna, group di Facebook, momen ngelike, momen ketika memberikan komentar, momen ketika mereka berdiskusi, dan momen ketika mereka mengupdate Facebook.

(62)

2. Proses Analisis Data

Dalam proses analisis data, ada beberapa langkah yang dilakukan oleh peneliti seperti yang telah ditentukan oleh peneliti sebelumnya. Langkah pertama adalah mengelola dan mempersiapkan data untuk dianalisis, dimana peneliti melakukan wawancara kepada responden yang sudah di tentukan dan melakukan pencatatan hasil atau

verbatim wawancara responden.

Langkah kedua adalah membaca keseluruhan data, dimana peneliti membaca kembali verbatim yang telah dibuat. Langkah ketiga adalah menganalisis lebih detail dengan mengcoding data, dimana peneliti memberikan tema – tema setelah melakukan analisis pada

verbatim tersebut.

pada langkah keempat, peneliti menerapkan proses coding untuk mendeskripsikan setting, orang – orang, kategori – kategori dan tema – tema yang dianalisis. Berbagai coding yang telah dibuat oleh peneliti akan menjelaskan berbagai macam hal yang berhubungan dengan penelitian ini sehingga akan membantu peneliti memahami proses yang terjadi.

(63)

43

mengungkapkan esensi atau menginterpretasi dari fakta – fakta yang ada.

B. Profil Responden

Tabel 4.1 DATA RESPONDEN PENELITIAN

Responden ES Responden AN Responden MO

Dalam penelitian kali ini, peneliti melibatkan tiga orang siswa SMA / SMK sederajat sebagai responden. Responden penelitian adalah

(64)

wanita dan pria yang berasal dari suku jawa dan suku batak. Ketiga responden sudah memiliki Facebook kurang lebih selama lima tahun. Rentang usia responden adalah 15 – 20 tahun. Responden saru berusia 16 tahun, responden kedua berusia 17 tahun dan responden ketiga berusia 15 tahun.

1. Responden 1

a. Deskripsi responden ES

Responden ES adalah seorang perempuan yang bersuku Jawa 16 tahun. ES berprofesi sebagai pelajar dan saat ini sedang menuntut ilmu di salah satu SMK di kota Yogyakarta. ES sudah menggunakan Facebook semenjak ia masih berstatus siswa SMP. Responden berdomisil di daerah Kalasan, Yogyakarta dan beragama Kristen.

Awal mula responden menggunakan Facebook adalah karena pada waktu itu adalah jamannya Facebook menurut responden. Terlebih lagi teman – teman responden sudah memiliki Facebook sehingga responden pun berkeinginan untuk memiliki juga.

…motivasinya ya…klo dulu motivasinya ya Cuman sekedar karena yang lain sudah punya terus udah waktu itu jamannya facebook...” (56)

(65)

45

memperoleh banyak informasi dari situs jejaring sosial tersebut. ES berpandangan bahwa selain untuk mencari teman,

Facebook juga dapat digunakan untuk mendapatkan informasi.

…tapi setelah memakai facebook .. ya udah tahu

manfaatnya ya udah kaya apa ya.. udah lebih.. facebook itu kan sosial media yang banyak orang yang gunakan selain media sosial yang lain jadi lebih… semua orang ntu .. mayoritas sudah punya semua gitu jadi kita klo mau cari informasi mengenai orang lain ntu lebih mudah gitu loh…” (56)

b. Informasi pada jejaring Facebook Tabel 4.2

informasi di Facebook Informasi khusus tentang orang lain

Responden mencari informasi Reaksi responden terhadap informasi yang ada

Pandangan responden tentang keuntungan dan kerugiannya Informasi yang dibagikan Responden berbagi

pengalamannya

Responden berbagi pandangan dan informasi personal

Informasi kelompok yang responden bagikan

Interaksi responden Komunitas responden di

(66)

dengan pengguna lainnya Facebook

Pertemana responden dengan berbagai macam orang

Interaksi responden dengan pengguna lainnya

Pendapat responden terkait informasi

Informasi yang menarik bagi responden

Informasi yang tidak penting menurut responden

Gambar

Tabel 4.1.
gambar tersebut ke dalam kategori - kategori, kemudian melabeli kategori -
Tabel 4.1 DATA RESPONDEN PENELITIAN
Tabel 4.2 Informasi khusus tentang orang
+3

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pada tabel 3.1 diketahui bahwa variabel Kepemimpinan Transformasional untuk indikator pertama yaitu pemimpin adalah sosok yang memiliki kharisma (tegas dan

Penguasaan guru SD di Kecamatan Pangkalan Baru terhadap masalah yang berkaitan dengan penyusunan tes akhir semester. Kesulitan terutama dirasakan pada saat para guru

sebelumnya dan telah mencapai target yang ditetapkan yaitu 80%. Jumlah diskriptor yang.. muncul pada pelaksanaan strategi cooperative learning tipe mind mapping siklus

Panitia Pengadaan Barang/Jasa Kegiatan Pembangunan Gedung Perawatan Paru Yang Bersumber Dari Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau ( DBHCHT ) Rumah Sakit Umum..

Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta adalah salah satu Entitas Akuntansi di bawah Mahkamah Agung Republik Indonesia yang berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan

Serta hubungan antara gambar atau tampilan dalam iklan sebagai (1) Gambar berupa alat fasilitas yang digunakan dalam pelayanan jasa (2) Gambar berupa hasil jasa dari

Pembuatan aplikasi autodigram yang dapat menampilkan keadaan jaringan GSM (seperti : BTS mana yang aktif, MSC mana yang sedang tidak aktif) setiap hari secara otomatis atau pada

menurut Rasyaf (2011), ciri-ciri ayam Kampung jantan lebih jelas dari segi bentuk, memiliki tubuh yang gagah; sedangkan pada betina, bulu ekor lebih pendek dari panjang