• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Kurang Tidur Terhadap Waktu Reaksi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Kurang Tidur Terhadap Waktu Reaksi."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH KURANG TIDUR TERHADAP WAKTU REAKSI

Benny L R, 2002. Pembimbing I: Pinandojo Djojosoewarno, dr., Drs., AIF Pembimbing II: DR. Iwan Budiman, dr.,MS, AIF

Latar Belakang

: Beberapa pekerjaan yang memerlukan kewaspadaan yang

tinggi

dan

hal

ini sangat

berpengaruh

terhadap

pekerjaan

beresiko

tinggi.

Kewaspadaan yang baik dapat diperoleh dengan kebutuhan tidur yang cukup, yaitu

sekitar 7-8 jam karena tidur merupakan kebutuhan yang vital seperti halnya makan

dan minum. Selama tidur terjadi pemulihan susunan saraf pusat. Banyak orang yang

mengalami kurang tidur, yaitu kurang dari 7 jam dan memaksakan dirinya untuk

tetap bekerja,

padahal

keadaan

kurang tidur dapat menyebabkan

penurunan

kewaspadaan. Penurunan kewaspadaan akibat kurang tidur ini dapat mengakibatkan

kesalahan dalam pekerjaan dan bahkan dapat menimbulkan kecelakaan yang sangat

fatal.

Tujuan

Ingin mengetahui pengaruh kurang tidur terhadap waktu reaksi

sederhana.

Metode

: Penelitian ini dilakukan pada 10 orang petugas jaga malam yang

berumur antara 30

-

68 tahun, dengan dilakukan pengukuran waktu reaksi sederhana

untuk cahaya warna merah,kuning,hijau

dan biru, masing-masing sepuluh kali.

Pengukuran waktu reaksi ini dilakukan sebelum tidak tidur dan sesudah tidak tidur.

Analisa data memakai uji "1" berpasangan (a = 0,01).

Hasil

: Berdasarkan hasil pengkajian data dan subjek penelitian didapatkan

bahwa waktu reaksi sederhana setelah tidak tidur untuk cahaya merah sebesar 253,3

mdetik; cahaya kuning sebesar 309,3 mdetik; cahaya hijau sebesar 253,7 mdetik;

cahaya biru sebesar 259,6 mdetik lebih panjang daripada waktu reaksi sederhana

sebelum tidak tidur untuk cahaya merah sebesar 399,3 mdetik; cahaya kuning

sebesar 403,9 mdetik; cahaya hijau sebesar 396,9 mdetik; cahaya biru sebesar 411,5

mdetik (p<O,O 1).

Kesimpulan

: Waktu reaksi sederhana setelah tidak tidur lebih panjang

daripada waktu reaksi sebelum tidak tidur pada 10 orang petugas jaga malam.

Saran:

Para petugas jaga malam disarankan, sebelum dan setelah bertugas

agar betul-betul mengatur waktu istirahat (tidur) sehingga pemulihan fungsi tubuh

berlangsung dengan baik.

(2)

ABSTRACT

The Effect Of Sleep Deprivation On Reaction Time

Benny LR, 2002, Tutor I : Pinandojo Djojosoewamo, dr., Drs., AIF Tutor II : DR. Iwan Budiman, dr.,MS, AIF

Background: Some Job needed a high alertness and this thing had a very big influence to a very high risk job. The best alertness can be achieved by enough sleeping for 7-8 hours, because sleeping was as vital needed as drink and eat. During sleeping there was a recovery from central nervous ~ystem. Many people do not reali::e that they suffer a sleep deprivation and still forced to work. Sleep deprivation can cause the degeneration (~falertness caused by sleep deprivation is re.~ponsible in fatal mistakes at work and can led to fatal accident.

Objectives: This study was to know the effect o.fsleeping deprivation on the

simple reaction time.

Met/rods

:

The methods (if this study is measuring the 10 night watchers age

of 30-68 years old by measuring the simple time reaction on red, yellow, green, and

blue light. Each light measured 10 times. This reaction time is measured before and

afier the respondent unsleep. The statistical analysis used "t" test paired (a=O,0

).

Results: Based on the result of data analysis from the object o.l this study is that the simple reaction time after unsleep for red light 253,3 msecond; yellow light 309,3 msecond; green light 253,7 msecond; blue light 259,6 msecond are longer than reaction time before do unsleep for red light 399,3 msecond; yellow light 403,9 msecond; green light 396,9 msecond; blue light 411,5 msecond (p<0,01).

Conclusions: The simple reaction time after unsleep is longer than before not sleeping on 10 night watchers.

Recommendations:

The night watchers are suggested to manage the resting

time before and after their duties, so the recovery of the body functions goes

well.

(3)

DAFT AR ISI

LEMBAR PESETUJUAN ii

SURA T PERNY A T AAN iii

ABSTRAK

.

iv

ABSTl?AC~T v

KAt 'A PENGANT AR ... vi

DAFT AR ISI viii

DAFT AR T ABEL x

DAFT AR GAMBAR xi

DAFTAR BAGAN ... ... ... ...xii

DAFT AR LAMPIRAN xiii

BABI PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang 1

1.2. Identifikasi Masalah 1

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian I

1.4. Kegunaan Penelitian 2

1.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 2

1.6. Metode Penelitian ... 3

1.7. Lokasi dan Waktu ... 3

BAR II TINJAUAN PUSTAKA

2. 1. T i dur . . . .. . . .. . . .. . . .. .. .. . . .. .. . .. . . .. 4

2.2. Mekanisme Tidur ... 7

2.3. Gangguan Tidur ... 12

2.4. Sejarah Waktu Reaksi 13

2.5. Bentuk Percobaan Waktu Reaksi 14

2.6. Pengolahan Impuls 15

BAR III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3.1. Subjek Penelitian 17

3.2. Alat-alat Yang Digunakan 17

3.3. Metode Penelitian ... 17

3.3.1. Variabel Perlakuan dan Variabel Respon 17

3.3.2. Prosedur Penelitian ... 17

BAB IV HASIL, PEMBAHASAN DAN PENGUJIAN HIPOTESIS

4.1. Hasil dan Pembahasan.. ...

21

4.2. Pengujian Hipotesis Penelitian

25

(4)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 26

5.2. Saran 26

DAFT AR PUST AKA 27

LAMPIRAN 28

RIW A YAT HIDUP 43

(5)

DAFT AR T ABEL

Halaman

Tabel 4.1. WRS cahaya merah 21

Tabel 4.2. WRS cahaya kuning 22

Tabel 4.3. WRS cahaya hijau 23

Tabel 4.4 WRS cahaya

bim

24

Tabe14.5. Hasil Rata-rata WRS 25

(6)

TABEL GAMBAR

Halaman

Gambar2. 1. Formasio Retikularis 8

Gambar2.2. Tahap-tahap Tidur 9

Gambar2.3. lrama Sirkadian 10

(7)

DAFT AR BAGAN

Halaman

Bagan 2.1. Formasio Retikularis Pusat Tidur dan Waspada 6

Bagan 2.2. Hubungan antara Kurang Tidur dan Waktu Reaksi 11

(8)

DAFT AR LAMPIRAN

Halaman

Lembar Kerja Hasil Penelitian

28

Surat Persetujuan Subjek Penelitian... ... ... ... ... ... .38

(9)

BABI

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Banyak orang tidak menyadari bahwa tidur merupakan suatu kebutuhan

yang sangat vital, sarna halnya dengan makan dan minum. Kebutuhan akan tidur

ini sangatlah mutlak bagi orang yang bekerja dengan resiko yang sangat tinggi

seperti supir, pilot dimana kewaspadaan sangat diperlukan.Tidur merupakan

proses anabolik atau pembuatan jaringan tubuh dan diperkirakan tidur itu

mengembalikan pasokan energi tubuh yang telah terkuras akibat aktivitas

sepanjang hari (http://www.handoko.net.1999) dan selama tidur terjadi pemulihan

susunan saraf pusat ( SSP ). Tubuh kita ( orang dewasa ) membutuhkan tidur

sekitar 7

-

8 jam setiap harinya, jika hal ini tidak terpenuhi maka akan

menyebabkan kurang tidur ( kurang dari tujuh jam ). Waktu tidur yang selalu

kurang dapat berpengaruh secara fisik dan penurunan kemampuan koordinasi.

Kurang tidur juga dapat mempengaruhi konsentrasi, kemampuan mengambil

keputusan, motivasi dan daya ingat.

"

Otak yang kekurangan tidur itu seperti

mesin yang bekerja dengan empat silinder sedang biasanya delapan silinder. Kita

memang bisa menghitung, tetapi tidak secepat biasanya. Kita lebih mungkin

membuat kesalahan, 1m karena mesm otak bel urn diisi

lagi...(http://www.handoko.net. 1999).

1.2. Identifikasi Masalah

Apakah kurang tidur memperpanjang waktu reaksi.

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

(10)

2

1.4. Kegunaan Penelitian

Memberikan infonnasi kepada masyarakat bahwa kurang tidur san gat

berpengaruh terhadap pekerjaan beresiko tinggi karena keadaan kurang tidur dapat

menyebabkan kesalahan dan kecelakaan yang fatal bagi diri sendiri bahkan orang

lain.

1.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

Sistem Aktivitas Retikularis ( SAR ) dapat menimbulkan kesadaran,

keadaan waspada yang memungkinkan persepsi. Kesadaran yang sehat dan

adequat dikenal sebagai kompos mentis, pada mana aksi dan reaksi terhadap apa

yang dilihat, didengar, bersifat adequat yaitu tepat dan sesuai. Keadaan bangun

dan kesadaran tergantung atas aktivitas neuron-neuron dalam batang otak

fonnasio retikularis (berasal dariAscending Reticular Activating System).

Neuron-neuron ada dalam thalamus dan merangsang sel-sel yang tersebar dalam kortek

serebri untuk menghasilkan aktivasi kortek kortikal selama masa jaga. Aktivasi

neuron-neuron ini menyebabkan keadaan sadar clan bangun sehingga reaksinya

baik. Kekurangan tidur menyebabkan fonnasio retikularis pusat eksitasi dipaksa

sehingga mengalami kelelahan dan akibatnya fonnasio retikularis pusat inhibisi

menjadi lebih dominan, sehingga kewaspadaan menurun dan reaksinya melambat.

Waktu reaksi berlangsung secara sadar di otak clan hal ini berkaitan erat dengan

kebutuhan tidur yang cukup.

(11)

3

1.6. Metode Penelitian

Penelitian ini bersifat prospektif eksperirnental sungguhan, rnernakai

Rancangan Percobaan Acak Lengkap ( RAL ) dan bersifat kornparatif dengan

rancangan pra tes dan pos tes.

Data yang diukur adalah waktu reaksi sederhana dalarn rnilidetik.

Analisis data dengan uji "t" berpasangan (a = 0,01).

1.7. Lokasi dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di :

1. Pos jaga satparn - UKM, Bandung

2. GAP (Gedung Adrninistrasi Pusat) lantai 3 - laboratoriurn kornputer

UKM, Bandung

3. Karnpus Fakultas Kedokteran UKM, Bandung

Waktu :

(12)

BABV

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kurang tidur memperpanjang waktu reaksi sederhana pada 10 orang

petugas jaga malam.

5.2.Saran

Para petugas jaga malam disarankan, sebelum dan setelah bertugas agar

betul-betul mengatur waktu istirahat (tidur) sehingga pemulihan fungsi tubuh

berlangsung dengan baik.

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Guyton, A.C.. 1993. Bllkll Ajar Fisiologi Kedokteran. edisi 7. bagian II. Jakarta: EGC. 409-410

Guyton, A.C.. 1994. Bllkll Ajar Fisiologi Kedokteran. edisi 7. Jakarta: EGC. 401.

Http: .bisleep.medsch.llcla.edll sleepsyllablls intro.html. 2002.

Http:'/www.biae.clemson.edll. 2002.

Http: www.handoko.net kelliarga.Org kllrang_tidllr.shtml. 1999.

Mahar Mardjono & Priguna Sidharta. 2000. Neurologi Khnis Dasar. Cetakan ke-8. Jakarta: Dian Rakyat. 183-184, 187-191.

Schottelius & Schottelius. 1978. Textbook of Physiology. 18th edition. Saint Louis: The CV Mosby Company. 210

Referensi

Dokumen terkait

mendapatkan keuntungan lebih dengan suku bunga yang sangat kompetitif serta kemudahan dalam bertransaksi. Keunggulan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antar Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan

a) Surat pernyataan pelanggan diotorisasi oleh kepala sub bagian hubungan langganan dan ditandatangani oleh calon pelanggan.. b) SPKO diotorisasi oleh direktur teknik,

XTEA ( Extended Tiny Encryption Algorithm ) merupakan algoritma enkripsi, dapat digunakan untuk mengamankan data di dalam folder agar tetap utuh dan aman. Pada

PPL yang dilaksanakan di Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta pada tanggal 15 Juli 2016 sampai 15 September 2016, selain mengerjakan program individu dan program

Low back pain (LBP) atau nyeri punggung bawah (NPB) adalah perasaan nyeri di daerah lumbosakral dan sakroiliakal. NPB ini sering disertai penjalaran ke tungkai sampai kaki.

Zona merupakan suatu kawasan atau area yang memiliki fungsi dan karakteristik lingkungan yang spesifik. Subzona merupakan bagian dari zona yang memiliki fungsi

Sebagai kerangka pemikiran pembinaan kemampuan tulis baca al- Qur‟an orangtua diarahkan untuk dapat membantu meningkatkan kemampuan anak dalam hal membaca al- Qur‟an secara