vi
ABSTRAK
PENGARUH AROMATERAPI LEMON (Citrus Limon)
TERHADAP WAKTU REAKSI SEDERHANA PRIA DEWASA
Dwi Evanjelis, 2015
Pembimbing I : Budi Widyarto, dr., M.H.
Pembimbing II : Stella Tinia Hasianna, dr., M.Kes.
Latar Belakang Waktu reaksi merupakan hal penting yang dibutuhkan seseorang ketika melakukan suatu aktivitas yang memerlukan kosentrasi penuh. Aromaterapi dapat mengurangi stres, menenangkan pikiran, membangkitkan semangat dan konsentrasi. Salah satu aromaterapi yang banyak digunakan adalah aromaterapi Lemon (Citrus Limon). Para peneliti dari The Ohio State University mengungkapkan bahwa aromaterapi minyak Lemon (Citrus Lemon) bisa meningkatkan mood, merelaksasikan pikiran dan meningkatkan konsentrasi.
Tujuan Untuk mengetahui pengaruh aromaterapi lemon (Citrus Limon) terhadap waktu reaksi sederhana pria dewasa.
Metode Metode penelitian adalah eksperimental kuasi, dengan rancangan pre-test dan post-test. Data yang diukur adalah Waktu Reaksi Sederhana (WRS) dalam satuan detik menggunakan alat kronoskop untuk cahaya merah, kuning, hijau dan biru, sebelum dan sesudah menghirup aromaterapi Lemon. Analisis data dengan uji “t” berpasangan dengan α = 0.05. Kemaknaan berdasarkan nilai p < 0,05.
Hasil Rerata waktu reaksi untuk warna merah, kuning, hijau, dan biru sesudah hirup aromaterapi lemon (Citrus Limon) berturut-turut 0,148; 0,152; 0,138; 0,148 detik, lebih pendek dari pada rerata waktu reaksi sebelum hirup aromaterapi lemon (Citrus Lemon) berturut-turut 0,200; 0,194; 0,190; 0,198 detik dengan perbedaan sangat signifikan (p < 0,01).
Simpulan Aromaterapi Lemon (Citrus Limon) memperpendek Waktu Reaksi Sederhana (WRS) pria dewasa.
vii
ABSTRACT
THE EFFECT OF LEMON (Citrus limon) AROMATHERAPY ON SIMPLE REACTION TIME IN ADULT MALES
Dwi Evanjelis, 2015
1st Advisor: Budi Widyarto, dr., M.H.
2nd Advisor: Stella Tinia Hasianna, dr., M.Kes.
Bacground Reaction time is an important determinant during
concentration-intensive activities. Aromatherapy could reduce stress, calm the mind, and help increase vitality and concentration. Among the most commonly used aromatherapy is the lemon (Citrus limon) aromatherapy. Researchers in the Ohio State University stated that lemon aromatherapy could improve mood, relax the mind, and increase concentration.
Aim This study aims to determine the effect of lemon aromatherapy on simple reaction time in adult males.
Method This study is a quasi-experimental, with pre-test and post-test design. The measured data is Simple Reaction Time (SRT) in seconds using tools chronoscope for red, yellow, green, and blue lights, before and after inhaling lemon aromatherapy. Data analysis was performed using paired samples t-test with α=0.05. Significance is determined by the p-value (<0.05).
Results The average reaction time for red, yellow, green, and blue lights after inhaling lemon aromatherapy is 0.148; 0.152; 0.138; 0.148 seconds, respectively, shorter than the average reaction time before inhaling lemon aromatherapy, which are 0.200; 0.194; 0.190; 0.198 seconds, which are highly significant (p < 0.01).
Conclusion Lemon (Citrus limon) aromatherapy could improve simple reaction time in adult males.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
SURAT PERNYATAAN ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 2
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 2
1.4 Manfaat Penelitian ... 3
1.4.1 Manfaat Akademis ... 3
1.4.2 Manfaat untuk Peneliti ... 3
1.4.3 Manfaat Praktis ... 3
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian ... 3
1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 3
ix BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Otak ... 6
2.2 Jaras Penghidu ... 7
2.3 Kesadaran dan Kewaspadaan ... 9
2.3.1 Faktor-Faktor yang Memengaruhi Kesadaran dan Kewaspadaan ... 10
2.3.1.1 Formatio Reticularis ... 10
2.3.1.2 Ascending Reticular Activating System (ARAS) ... 10
2.3.2 Fisiologi Kesadaran dan Kewaspadaan ... 11
2.4 Peran Neurotransmiter pada Aktivitas Otak ... 11
2.5 Waktu Reaksi ... 11
2.5.1 Pengertian Waktu Reaksi ... 13
2.5.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Waktu Reaksi ... 13
2.5.3 Klasifikasi Waktu Reaksi ... 20
2.6 Proses Pengolahan Stimulus Menjadi Respon dalam Susunan Saraf Manusia ... 21
2.7 Pusat Pengaturan Waspada dan Tidur ... 25
2.8 Aromaterapi ... 26
2.8.1 Definisi ... 26
2.8.2 Sejarah Aromaterapi dan Minyak Esensial ... 26
2.8.3 Cara Kerja Bahan Aromaterapi ... 28
2.8.4 Aplikasi Aromaterapi ... 28
2.8.4.1 Inhalasi ... 28
2.8.4.2 Per Oral ... 30
2.8.4.3 Absorbsi Kulit ... 30
2.8.5 Manfaat Aromaterapi ... 31
2.8.5.1 Antiseptik dan Antibakteri ... 31
2.8.5.2 Antiinflamasi ... 32
2.8.5.3 Analgesik ... 32
x
2.8.5.5 Mukolitik dan Ekspektoran ... 33
2.9 Lemon ... 33
2.9.1 Taksonomi ... 34
2.9.2 Kandungan Lemon ... 35
2.9.3 Manfaat Lemon ... 36
2.9.4 Hubungan Lemon dengan Waktu Reaksi Sederhana ... 40
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Alat, Bahan, dan Subjek Penelitian ... 42
3.1.1 Alat Dan Bahan Penelitian ... 42
3.1.2 Subjek Penelitian ... 42
3.1.3 Ukuran Sampel ... 43
3.2 Metode Penelitian ... 43
3.2.1 Desain Penelitian ... 43
3.2.2 Data yang Diukur ... 44
3.2.3 Analisis Data ... 44
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 44
3.3.1 Variabel Perlakuan dan Variabel Respon ... 44
3.3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 44
3.4 Prosedur Kerja ... 45
3.4.1 Persiapan Sebelum Penelitian ... 45
3.4.2 Prosedur Penelitian ... 45
3.4.3 Uji Pendahuluan ... 46
xi
BAB IV HASIL, PEMBAHASAN, DAN PENGUJIAN HIPOTESIS PENELITIAN
4.1 Hasil dan Pembahasan ... 47
4.2 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 49
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 51
5.2 Saran ... 51
DAFTAR PUSTAKA ... 51
LAMPIRAN ... 54
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Pembagian Sistem Saraf Pusat ... 6
Gambar 2.2 Traktus Penciuman ... 9
Gambar 2.3 Hubungan Intensitas Stimulus dengan Waktu Reaksi ... 14
Gambar 2.4 Hubungan Tingkat Kewaspadaan dengan Waktu Reaksi ... 15
Gambar 2.5 Diffuser, Vaporizer, dan Burner ... 30
Gambar 2.6 Lemon ... 35
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Informed consent ... 54
Lampiran 2 Data Hasil Penelitian ... 55
Lampiran 3 Analisis Statistik ... 57
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Waktu reaksi adalah waktu yang diperlukan seseorang untuk menjawab sesuatu rangsangan secara sadar dan terkendali, dihitung mulai saat rangsangan diberikan sampai dengan timbulnya respon dari subjek yang menerima rangsangan (Houssay, 1955; Ganong, 2010). Waktu reaksi terdiri dari 2 jenis, yaitu Waktu Reaksi Sederhana (WRS) dan Waktu Reaksi Majemuk (WRM). Waktu reaksi seseorang merupakan hal penting yang dibutuhkan seseorang ketika melakukan suatu aktivitas yang memerlukan kosentrasi penuh, seperti saat berkendara di jalan dan faktor keamanan ketika seseorang bekerja di pabrik. Bila waktu reaksi memanjang, seseorang menjadi tidak sigap sehingga bisa menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas / kecelakaan kerja. Waktu reaksi dipengaruhi oleh intensitas stimulus, jenis stimulus, dan konsentrasi. Faktor lain yang juga mempengaruhi waktu reaksi adalah umur, jenis kelamin, latihan, kelelahan, alkohol, dan konsumsi obat-obatan (Kosinski, 2012).
2
mempengaruhi suasana hati atau kesehatan seseorang. Aromaterapi biasanya menggunakan minyak essensial yang telah diekstraksi dari berbagai bagian tanaman. Aromaterapi dapat mengurangi stres, menenangkan pikiran, membangkitkan semangat dan meningkatkan konsentrasi. Minyak essensial biasanya diserap melalui kulit atau dihirup. Salah satu aromaterapi yang banyak digunakan adalah aromaterapi Lemon (Citrus Limon) (Rusilanti, 2013).
Para peneliti dari The Ohio State University mengungkapkan bahwa aromaterapi minyak Lemon (Citrus Lemon) bisa meningkatkan mood, merelaksasikan pikiran dan meningkatkan konsentrasi (Deasy Rosalina, 2013).
Penelitian lain dilakukan oleh Junichi Yagi mengenai pengaruh aromaterapi terhadap ketelitian dan konsentrasi buruh dalam bekerja. Pada penelitian tersebut didapatkan hasil aromaterapi lemon bisa menurunkan tingkat kesalahan kerja pada buruh sampai 54%.
Dengan meningkatkan konsentrasi seseorang akan mampu bereaksi lebih cepat terhadap suatu stimulus. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti tentang pengaruh aromaterapi Lemon (Citrus Limon) terhadap Waktu Reaksi Sederhana (WRS).
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, identifikasi masalah penelitian ini adalah: Apakah aromaterapi Lemon (Citrus Limon) mempengaruhi Waktu Reaksi Sederhana (WRS) pria dewasa.
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud penelitian ialah untuk mengetahui pengaruh herbal terhadap sistem saraf pusat (SSP).
3
1.4Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Akademis
Menambah wawasan pengetahuan terutama dalam bidang Farmakologi dan Fisiologi tentang aromaterapi yang berefek stimulan SSP.
1.4.2 Manfaat untuk Peneliti
Karya tulis ini bermanfaat untuk menambah wawasan penulis tentang pengaruh aromaterapi Lemon (Citrus Limon) terhadap waktu reaksi pria dewasa.
1.4.3 Manfaat Praktis
Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai efek tambahan aromaterapi Lemon (Citrus Limon) dalam hubungannya dengan kegiatan sehari-hari yang membutuhkan kewaspadaan / konsentrasi tinggi, misalnya sopir, pilot, pekerja laboratorium, pekerja bangunan, operator mesin pabrik, agar bisa memanfaatkan aromaterapi Lemon (Citrus Limon) untuk meningkatkan konsentrasi sebelum beraktivitas.
1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian 1.5.1 Kerangka Pemikiran
4
kondisi tenang lebih panjang jika dibandingkan pada saat kondisi siaga (Morgan, 1965).
Pada percobaan, rangsangan yang diberikan adalah rangsangan cahaya. Jalannya saraf penglihatan sampai terjadi respon adalah sebagai berikut: Cahaya yang masuk kedalam bola mata akan menembus kornea, humor aquoeus, lensa, korpus vitreus, kemudian sampai ke retina. Rangsangan cahaya yang mencapai retina ditangkap oleh sel kerucut dan sel batang dan menimbulkan potensial aksi pada sel-sel tersebut. Potensial aksi yang berupa impuls kemudian akan dihantarkan melalui nervus optikus menuju kiasma optikus. Di kiasma optikus, serabut dari bagian nasal retina akan menyeberangi garis tengah, kemudian bergabung dengan serabut saraf dari bagian temporal retina kontralateral membentuk traktus optikus. Serabut-serabut dalam traktus optikus kemudian bersinaps di nukleus geniculatum lateralis dorsalis (traktus genikulokalkarina) menuju korteks pengelihatan primer di area kalkarina lobus oksipitalis (Area Brodman 17).
Pada percobaan jawaban respon adalah penekanan tombol. Hal itu disebabkan pengolahan impuls di otak sebagai berikut : Setelah impuls cahaya dengan warna tertentu disadari di lobus oksipitalis, maka impuls akan dihantarkan ke area intergrasi di lobus parietalis. Penghantaran ini dilakukan oleh serabut asosiasi. Di area integrasi terjadi proses pengolahan respon apa yang harus dilakukan setelah seseorang menyadari penglihatan cahaya tertentu. Melalui serabut asosiasi, impuls dihantarkan ke lobus frontalis, area motorik dan kemudian melalui serabut eferen yaitu traktus piramidalis diteruskan ke batang otak dimana impuls akan melalui formatio
retikularis sebagai pusat kewaspadaan, kemudian ke medula spinalis kornu anterior
diteruskan ke lower motor neuron menuju efektor sehingga terjadi respon yang dikehendaki, misalnya jari telunjuk menekan tombol respon (Guyton & Hall, 2006). Lemon (Citrus Limon) mengandung Linalool dan Linalyl acetate yang merupakan zat aktif yang berperan mempengaruhi kewaspadaan (Price, 1999).
5
akan mengaktivasi protein G yang kemudian akan mengaktivasi molekul adenilat siklase yang membentuk adenosine monofosfat siklik (cAMP) dan menyebabkan terbukanya kanal ion natrium, sehingga terjadi potensial aksi yang merangsang neuron olfactorius dan menjalarkan potensial aksi ke dalam sistem saraf pusat melalui nervus olfactorius. Dari sistem saraf pusat melalui perangsangan pada hipotalamus bagian posterior dan lateral akan meransang sistem saraf simpatis (Guyton & Hall, 2008).
Dari reseptor ke bulbus olfactorius, traktus olfactorius, kemudian ke nucleus Raphe median batang otak. Nucleus Raphe menghasilkan serotonin. Serotonin kemudian diteruskan salah satunya ke hipotalamus, disalurkan ke sistem limbic, yaitu bagian otak yang berfungsi menerima dan merespon emosi, mood di dalam otak (Sherwood, 2007). Pengeluaran serotonin yang merupakan senyata neurotransmitter yang berperan di Central Nervous System, memberikan efek perubahan mood, sehingga memberikan relaksasi, perasaan nyaman, yang dapat meningkatkan konsentrasi dan kewaspadaan, sehingga meningkatkan kecepatan dalam memberi respon (Sherwood, 2007).
Terangsangnya sistem saraf simpatis akan menyebabkan peningkatan denyut nadi dan kontraksi otot jantung sehingga cardiac output meningkat dan menyebabkan peningkatan aliran darah ke otak. Semakin banyak aliran darah yang disalurkan ke otak maka fungsi otak akan semakin baik sehingga dapat meningkatkan konsentrasi, ketelitian, dan kewaspadaan (Guyton & Hall, 2006).
Hal ini berarti lemon dapat digunakan untuk mengatasi ketegangan, stres, ketakutan, dan ketelitian. Di samping itu, menghirup minyak lemon juga dipercaya dalam meningkatkan konsentrasi dan kewaspadaan. Selain itu, kandungan kalium dalam lemon dapat menstimulasi kerja otak (Deasy Rosalina, 2013 ). Kalium akan membantu transport natrium ke dalam sel melalui pompa natrium-kalium (Na+ - K+).
6
menyebabkan peningkatan eksitabilitas sehingga waktu reaksi menjadi lebih cepat (Guyton & Hall, 2008).
1.5.2 Hipotesis Penelitian
47
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Aromaterapi Lemon (Citrus Limon) memperpendek Waktu Reaksi Sederhana (WRS) pria dewasa
5.2 Saran
Bagi para pekerja yang membutuhkan konsentrasi dan kewaspadaan tinggi dalam perkerjaannya disarankan untuk menghirup aromaterapi lemon ± 1 menit sebelum bekerja.
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai dosis minyak aromaterapi lemon yang berbeda yaitu > 3 tetes minyak aromaterapi lemon.
57
RIWAYAT HIDUP
Nama : Dwi Evanjelis NRP : 1010002
Tempat dan Tanggal Lahir : Toraja, 8 Juli 1992
Alamat : Jln. Sukajaya no. 9, Bandung Riwayat Pendidikan :
TK Jelita Minanga, Tana Toraja, lulus tahun 1998.
SDN Inpres Ge’tengan, Tana Toraja, lulus tahun 2004.
SMP Katolik Makale, Tana Toraja, lulus tahun 2007.
SMA Kristen Barana’, Tana Toraja, lulus tahun 2010.
PENGARUH AROMATERAPI LEMON (Citrus Limon) TERHADAP WAKTU REAKSI SEDERHANA PRIA DEWASA
THE EFFECT OF LEMON (Citrus limon) AROMATHERAPY ON SIMPLE REACTION TIME IN ADULT MALES
Budi Widyarto1, Stella Tinia Hasianna2, Dwi Evanjelis3
1Bagian Parasitologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha,
2Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha,
3
Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha
Jalan Prof. Drg. Suria Sumantri MPH No. 65 Bandung 40164 Indonesia
ABSTRAK
Latar Belakang Waktu reaksi merupakan hal penting yang dibutuhkan seseorang ketika melakukan suatu aktivitas yang memerlukan kosentrasi penuh. Aromaterapi dapat mengurangi stres, menenangkan pikiran, membangkitkan semangat dan konsentrasi. Salah satu aromaterapi yang banyak digunakan adalah aromaterapi Lemon (Citrus Limon). Para peneliti dari The Ohio State University mengungkapkan bahwa aromaterapi minyak Lemon (Citrus Lemon) bisa meningkatkan mood, merelaksasikan pikiran dan meningkatkan konsentrasi.
Tujuan Untuk mengetahui pengaruh aromaterapi lemon (Citrus Limon) terhadap waktu reaksi sederhana pria dewasa.
Metode Metode penelitian adalah eksperimental kuasi, dengan rancangan pre-test dan post-test. Data yang diukur adalah Waktu Reaksi Sederhana (WRS) dalam satuan detik menggunakan alat kronoskop untuk cahaya merah, kuning, hijau dan biru, sebelum dan sesudah menghirup aromaterapi Lemon. Analisis data dengan uji “t” berpasangan dengan α = 0.05. Kemaknaan berdasarkan nilai p < 0,05.
Hasil Rerata waktu reaksi untuk warna merah, kuning, hijau, dan biru sesudah hirup aromaterapi lemon (Citrus Limon) berturut-turut 0,148; 0,152; 0,138; 0,148 detik, lebih pendek dari pada rerata waktu reaksi sebelum hirup aromaterapi lemon (Citrus Lemon) berturut-turut 0,200; 0,194; 0,190; 0,198 detik dengan perbedaan sangat signifikan (p < 0,01).
Simpulan Aromaterapi Lemon (Citrus Limon) memperpendek Waktu Reaksi Sederhana (WRS) pria dewasa.
Kata Kunci : Aromaterapi lemon, WRS, pria.
ABSTRACT
Bacground Reaction time is an important determinant during concentration-intensive
activities. Aromatherapy could reduce stress, calm the mind, and help increase vitality and concentration. Among the most commonly used aromatherapy is the lemon (Citrus limon) aromatherapy. Researchers in the Ohio State University stated that lemon aromatherapy could improve mood, relax the mind, and increase concentration.
Aim This study aims to determine the effect of lemon aromatherapy on simple reaction time in adult males.
Method This study is a quasi-experimental, with pre-test and post-test design. The measured
data is Simple Reaction Time (SRT) in seconds using tools chronoscope for red, yellow, green, and blue lights, before and after inhaling lemon aromatherapy. Data analysis was performed using paired samples t-test with α=0.05. Significance is determined by the p-value (<0.05).
Results The average reaction time for red, yellow, green, and blue lights after inhaling lemon
Conclusion Lemon (Citrus limon) aromatherapy could improve simple reaction time in adult males.
Keywords: lemon aromatherapy, SRT, males
PENDAHULUAN
Waktu reaksi adalah waktu yang diperlukan seseorang untuk menjawab sesuatu rangsangan secara sadar dan terkendali, dihitung mulai saat rangsangan diberikan sampai dengan timbulnya respon dari subjek yang menerima rangsangan (Houssay, 1955; Ganong, 2010). Waktu reaksi terdiri dari 2 jenis, yaitu Waktu Reaksi Sederhana (WRS) dan Waktu Reaksi Majemuk (WRM). Waktu reaksi seseorang merupakan hal penting yang dibutuhkan seseorang ketika melakukan suatu aktivitas yang memerlukan kosentrasi penuh, seperti saat berkendara di jalan dan faktor keamanan ketika seseorang bekerja di pabrik. Bila waktu reaksi memanjang, seseorang menjadi tidak sigap sehingga bisa menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas / kecelakaan kerja. Waktu reaksi dipengaruhi oleh intensitas stimulus, jenis stimulus, dan konsentrasi. Faktor lain yang juga mempengaruhi waktu reaksi adalah umur, jenis kelamin, latihan, kelelahan, alkohol, dan konsumsi obat-obatan (Kosinski, 2012).
Adapun hal-hal yang dapat menyebabkan turunnya konsentrasi seperti kurang nutrisi, kurang olahraga, stres, terlalu banyak kegiatan, penggunaan obat jangka panjang, hormon tidak stabil, pola makan tak sehat, sehingga mengakibatkan terganggunnya aktivitas. Untuk menghindari hal tersebut, pada sebagian orang akan melakukan olahraga rutin, memperbaiki pola makan, mengkonsumsi obat yang berupa stimulus maupun yang berupa anti depresi dan obat herbal (Rusilanti, 2013).
Aromaterapi ialah istilah generik bagi salah satu jenis pengobatan alternatif yang menggunakan bahan cairan tanaman yang mudah menguap, dikenal sebagai minyak
esensial, dan senyawa aromatik lainnya dari tumbuhan yang bertujuan untuk mempengaruhi suasana hati atau kesehatan seseorang. Aromaterapi biasanya menggunakan minyak essensial yang telah diekstraksi dari berbagai bagian tanaman. Aromaterapi dapat mengurangi stres, menenangkan pikiran, membangkitkan semangat dan meningkatkan konsentrasi. Minyak essensial biasanya diserap melalui kulit atau dihirup. Salah satu aromaterapi yang banyak digunakan adalah aromaterapi Lemon (Citrus Limon) (Rusilanti, 2013). Para peneliti dari The Ohio State University mengungkapkan bahwa aromaterapi minyak Lemon (Citrus Lemon) bisa meningkatkan mood, merelaksasikan pikiran dan meningkatkan konsentrasi (Deasy Rosalina, 2013).
Penelitian lain dilakukan oleh Junichi Yagi mengenai pengaruh aromaterapi terhadap ketelitian dan konsentrasi buruh dalam bekerja. Pada penelitian tersebut didapatkan hasil aromaterapi lemon bisa menurunkan tingkat kesalahan kerja pada buruh sampai 54%.
Dengan meningkatkan konsentrasi seseorang akan mampu bereaksi lebih cepat terhadap suatu stimulus. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti tentang pengaruh aromaterapi Lemon (Citrus
Limon) terhadap Waktu Reaksi Sederhana
(WRS).
Tujuan Penelitian
METODOLOGI PENELITIAN
Alat dan Bahan Penelitian
Alat yang digunakan adalah Chronoscope dengan lampu berwarna merah, kuning, hijau, dan biru serta kapas. Bahan yang digunakan adalah Aromaterapi lemon (Citrus Limon).
Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah 30 orang
Mahasiswa Falkultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha yang memenuhi kriteria sebagai berikut :
Kriteria inklusi :
Jenis kelamin laki-laki
Berusia 18-23 tahun
Fungsi penciuman harus baik (dilakukan test fungsi penciuman terlebih dahulu)
Tidak buta warna (dilakukan test buta warna terlebih dahulu)
Fungsi otot tangan baik
Bersedia menjadi subjek penelitian
secara sukarela dan
menandatangani surat persetujuan penelitian yang telah disahkan oleh komisi etik FK UKM
Kriteria ekslusi:
Buta warna
Sedang mengonsumsi obat-obatan yang merangsang atau menghambat
Menderita penyakit epilepsi (fotosensitif)
Prosedur Kerja
1. Subjek penelitian duduk tenang selama 10 menit, menghadap ke
arah lampu / rangsang cahaya yang akan diberikan.
2. Penguji mengaktifkan rangsang cahaya yang diinginkan
3. Subjek penelitian diminta menekan
tombol “stop” saat melihat rangsang cahaya untuk menghentikan perhitungan waktu. 4. Subjek penelitian dinilai WRS
secara berturut-turut untuk cahaya merah, kuning, hijau, dan biru masing-masing sebanyak 5 kali, lalu masing-masing diambil reratanya.
5. Diteteskan 8 tetes minyak aromaterapi Lemon (Citrus Limon) pada kapas.
6. Subjek penelitian diminta menghirup minyak aromaterapi Lemon (Citrus Limon) secara perlahan selama 1 menit.
7. Setelah itu, dilakukan kembali pemeriksaan WRS, sementara itu subjek penelitian tidak sebelum dan sesudah menghirup aromaterapi Lemon (Citrus Limon). Data dianalisis dengan metode uji “t” berpasangan dengan α = 0,05. Kemaknaan berdasarkan nilai p < 0,05. Hasil percobaan pada penelitian ini diuji dengan membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel. Tolak H0 bila t hitung ≥ 5%. Dan berdasarkan nilai p. Tolak H0 bila p ≥ 0.05.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian pengaruh aromaterapi lemon (Citrus Limon) terhadap waktu reaksi pria dewasa dilakukan terhadap 30 subjek penelitian berumur 18-25 tahun. Penelitian ini menggunakan alat pengukur waktu reaksi
yaitu kronoskop yang dilakukan sebelum dan sesudah subjek penelitian hirup aromaterapi lemon (Citrus Limon).
Disajikan pada Tabel 4.1
Rerata WRS sebelum dan sesudah menghirup aromaterapi lemon untuk warna merah, kuning, hijau dan biru dapat dilihat pada gambar grafik 4.1
Gambar 4.1 Grafik rerata WRS sebelum dan sesudah perlakuan
Hasil penelitian pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa rerata waktu reaksi untuk warna merah, kuning, hijau, dan biru sebelum dan sesudah hirup aromaterapi lemon (Citrus Limon) berturut-turut dalam detik adalah 0,200 (SD=0,070); 0,194 (SD=0,066); 0,190 (SD=0,050); 0,198
(SD=0,058) dan 0,148 (SD=0,057); 0,152 (SD=0,049); 0,138 (0,054); 0,148 (0,050). Pengaruh aromaterapi lemon (Citrus Limon) terhadap waktu reaksi diuji menggunakan uji
“t” berpasangan dan diperoleh nilai p < 0,01
(sangat signifikan). Maka didapatkan kesimpulan bahwa pengaruh aromaterapi
lemon (Citrus Limon) terhadap waktu reaksi sangat bermakna.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aromaterapi lemon memiliki efek mempercepat waktu reaksi sederhana. Hal ini terjadi karena adanya kandungan Linalool dan Linalyl acetate yang berperan dalam aktivitas otak. Komponen zat ini akan merangsang sistem saraf simpatis dan nucleus Raphe yang mensekresi serotonin sehingga dapat meningkatkan konsentrasi, ketelitian, dan kewaspadaan (Guyton & Hall, 2006).
Hasil ini didukung oleh beberapa penelitian lain yang menggunakan aromaterapi lemon. Penelitian di Jepang mengenai fragrance (wewangian) yang dilakukan oleh Mitsuyuki Kawakami, Shinichi Aoki dan Takao Ohkubo diperoleh kesimpulan pemberian wewangian mempengaruhi konsentrasi kerja dan stabilitas mental ; untuk pekerjaan yang membutuhkan konsentrasi dan stabilitas mental sebaiknya digunakan wewangian
sedatine (misalnya Lemon), karena dapat
meningkatkan produktifitas kerja.
Penelitian lain dilakukan oleh Junichi Yagi mengenai pengaruh aromaterapi terhadap ketelitian dan konsentrasi buruh dalam bekerja. Pada penelitian tersebut didapatkan hasil aromaterapi lemon bisa menurunkan tingkat kesalahan kerja pada buruh sampai 54%.
Dari hasil penelitian didapatkan tiap warna berbeda. Hal ini disebabkan penglihatan warna oleh sel kerucut retina. Hanya satu dari ketiga jenis pigmen warna yang terdapat dalam setiap sel kerucut yang berbeda, jadi menyebabkan sel kerucut mempunyai kepekaan yang selektif terhadap berbagai warna seperti warna biru, hijau, dan merah. Masing-masing pigmen warna ini disebut pigmen peka warna biru, pigmen peka warna hijau, dan pigmen peka warna merah. Sifat absorpsi dari pigmen yang terdapat di dalam ketiga macam kerucut ini menunjukkan bahwa puncak absorpsi adalah pada panjang gelombang cahaya. Panjang gelombang ini juga merupakan panjang gelombang untuk puncak sensitivitas cahaya untuk setiap tipe sel kerucut, yang dapat mulai digunakan untuk menjelaskan bagaimana retina dapat membedakan warna (Guyton & Hall, 2008). Didapatkan hasil warna hijau lebih cepat sebelum dan sesudah perlakuan karena energi cahayanya lebih besar (intensitas stimulus lebih besar). Waktu reaksi akan memendek jika intensitas stimulusnya meningkat (Kosinski, 2012).
SIMPULAN
Aromaterapi Lemon (Citrus Limon) memperpendek Waktu Reaksi Sederhana (WRS) pria dewasa. Kumalasari. 2006. Pengaruh Buah Pala (Myristicae fructus) Terhadap Waktu Reaksi Sederhana. JKM, 5,
Textbook of Medical Physiology
10. Herbs and Oils World. 2012.
Retrieved 2013, from
www.herbsandoilsworld.com: http://www.herbsandoilsworld.com/ make-your-home-smell-heaven/ 11. Hindah, J. M. 2013. Khasiat Lemon
Untuk Kestabilan Kesehatan. Jakarta: EGC.
12. Houssay. 1955. Human physiology (2nd Edition ed.). London: Mc
17. Primadiati, R. 2002. Aromaterapi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. h (10-15, 32-34, 114).
18. Rusilanti. 2013. Penumpas Aneka Penyakit. Bandung: Gramedia Pustaka Utama. h (29).
19. Rosalina, Deasy. 2013. Gaya Hidup Sehat Maksimal. Bandung:
Malang: Bayumedia Publishing. h (487-489, 492-493).
24. Woodworth, R. S., & Schloberg, H. 1971. Reaction time. In: Experimental Psychology Revised Edition. New York: Oxford and
IBH Publishing CO.
25. Yuliana, S., & Satuhu, S. 2012.
Panduan Lengkap Minyak Atsiri.
48 DAFTAR PUSTAKA
AKK, dkk. 2007. Budidaya Tanaman Jeruk. Yogyakarta: Kanisius.
Djojosoewarno, P., Rosnaeni, & Kumalasari. 2006. Pengaruh Buah Pala (Myristicae
fructus) Terhadap Waktu Reaksi Sederhana. JKM, 5, 41.
Duus, P. 1996. Diagnosis Topik Neurologi, Anatomi, Fisiologi, Tanda, Gejala. Jakarta: EGC.
Ganong, W. F. 2003. Buku Ajara Fisiologi Kedokteran 20 ed. Jakarta: EGC.
Ganong, W. F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Ganong, W. F. 2010. Review of Medical Physiology (23th ed.). Mc graw hill Lange.
Guyton, A. C., & Hall, J. E. 2006. Textbook of Medical Physiology (11th edition ed.). Philadelphia, Pennsylvania: Elsevier Saunders.
Guyton, A., & Hall, J. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (11 ed.). Jakarta: EGC. H (62-64, 659, 661, 697-700, 759-760, 771).
Hannon, R. A., Porth, C. M., & Matfin, G. 2010. Porth Pathophysiology: Concepts of
Altered Health States. Cina: Maemillan Publishing.
Herbs and Oils World. 2012. Retrieved 2013, from www.herbsandoilsworld.com:
http://www.herbsandoilsworld.com/make-your-home-smell-heaven/
Hindah, J. M. 2013. Khasiat Lemon Untuk Kestabilan Kesehatan. Jakarta: EGC.
Houssay. 1955. Human physiology (2nd Edition ed.). London: Mc Graw Hill Book.
49
Morgan, C. T. 1965. Physiological Psyhology (3rd ed.). Tokyo: McGraw-Hill Kogakusha, Ltd.
Price, S. 1999. Aromaterapi bagi Profesi Kesehatan. Jakarta: EGC. h (71, 73-74, 77, 82, 80, 104-113, 316-317).
Priguna, S. 2005. Tata Pemeriksaan Klinis Dalam Neurologi. Jakarta: Dian Rakyat
Primadiati, R. 2002. Aromaterapi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. h (10-15, 32-34, 114).
Rusilanti. 2013. Penumpas Aneka Penyakit. Bandung: Gramedia Pustaka Utama. h (29).
Rosalina, Deasy. 2013. Gaya Hidup Sehat Maksimal. Bandung: Gramedia Pustaka Utama. h (55-60).
Silbernagl, S., & Despopoulos, A. 2009. Color Atlas of Physiology (6th ed.). New York: Thieme.
Sherwood, L. 2007. Human Physiology. Canada: Brooks.p (230-232).
Wibowo, D. S., & Paryana, W. 2007. Anatomi Tubuh Manusia. Bandung: Graha Ilmu. h (73-75, 108-109).
Wibowo, D. 2008. Neuroanatomi Untuk Mahasiswa Kedokteran. Malang: Bayumedia Publishing. h (487-489, 492-493).
Woodworth, R. S., & Schloberg, H. 1971. Reaction time. In: Experimental
Psychology Revised Edition. New York: Oxford and IBH Publishing CO.