ABSTRAK
PENGARUH KANGKUNG (Ipomoea aquatica) TERHADAP WAKTU REAKSI SEDERHANA WANITA DEWASA
Renata Junilla, 2013
Pembimbing I : Stella Tinia, dr.,M.Kes.
Pembimbing II : Adrian Suhendra, dr., Sp.PK., M.Kes.
Latar Belakang: Mengantuk merupakan penyebab utama kecelakaan lalu
lintas di Indonesia. Timbulnya rasa kantuk berakibat menurunnya waktu reaksi seseorang. Pengemudi memerlukan waktu reaksi yang baik saat sedang berkendara. Mitos yang berkembang di masyarakat adalah makan kangkung akan menimbulkan efek kantuk. Menurut Stuart dalam Philippines Medicinal Plants, kangkung sering digunakan sebagai laksatif dan sedatif, serta digunakan pada orang yang menderita insomnia.
Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh konsumsi kangkung terhadap waktu
reaksi sederhana wanita dewasa.
Metode: Metode penelitian eksperimental sungguhan, bersifat komparatif
menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan rancangan pre-tes dan post-tes. Data yang diukur adalah waktu reaksi sederhana untuk cahaya merah, kuning, hijau, dan biru, sebelum dan sesudah konsumsi kangkung sejumlah 200 gram. Analisis data dengan uji “t” berpasangan dengan α=0.05, menggunakan program SPSS 20.0
Hasil: Hasil penelitian rerata waktu reaksi sederhana untuk warna merah,
kuning, hijau, dan biru sebelum dan sesudah konsumsi kangkung berturut-turut dalam detik 0,128; 0,131; 0,131; 0,174 dan 0,270; 0,265; 0,275; 0,303 yang menunjukkan perlambatan waktu reaksi sederhana dengan perbedaan sangat signifikan (p<0,01).
Kesimpulan: konsumsi kangkung memperlambat waktu reaksi sederhana
wanita dewasa.
v
ABSTRACT
THE EFFECT OF WATER MORNING GLORY (Ipomoea aquatica) ON ADULT FEMALE SIMPLE REACTION TIME
Renata Junilla, 2013
Tutor I : Stella Tinia, dr., M.Kes.
Tutor II : Adrian Suhendra, dr., Sp.PK., M.Kes.
Background: Sleepiness is one of the major causes of traffic accident in Indonesia. Sleepiness will lead to reduce human reaction time. We need a good reaction time when driving. Some people believe that consuming water morning glory will create sleepiness. According to Stuart in the Philippines Medical Plants, water morning glory is often used as laxative and sedative, and also used in the treatment of insomnia.
Objectives: To find out the effect of water morning glory on adult female simple reaction time.
Methods: This is a real-experimental research with pre-test and post-test design. We measured simple reaction time of red, yellow, green, and blue light before and after consuming 200 grams of water morning glory. Data was analyzed by ”t” paired test, with α=0.05 using SPSS 20.0 program.
Results: The mean simple reaction time for red, yellow, green, and blue light before and after consuming water morning glory are 0,128; 0,131; 0,131; 0,174 and 0,270; 0,265; 0,275; 0,303 seconds respectively, and shows that simple reaction time is lengthened significantly (p<0.01).
Conclusion: Consuming water morning glory can lengthen simple reaction time on adult female.
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
SURAT PERNYATAAN ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL... xi
DAFTAR GAMBAR ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 1
1.3 Tujuan Penelitian ... 2
1.4 Manfaat Penelitian ... 2
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian ... 2
1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 2
1.5.2 Hipotesis Penelitian ... 3
1.6 Metodologi Penelitian ... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Waktu Reaksi ... 4
2.1.1 Pengertian Waktu Reaksi ... 4
2.1.2 Perkembangan Percobaan Waktu Reaksi ... 5
2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Waktu Reaksi ... 6
ix
2.2 Proses Pengolahan Stimulus Menjadi Respon dalam Susunan Saraf
Manusia ... 14
2.3 Pusat Pengaturan Waspada dan Tidur ... 17
2.4 Kangkung (Ipomoea aquatica Forsk.) ... 18
2.4.1 Taksonomi Kangkung ... 19
2.4.2 Nama Umum Kangkung ... 20
2.4.3 Jenis dan Morfologi Kangkung ... 20
2.4.4 Kandungan Kangkung ... 21
2.4.5 Manfaat Kangnkung ... 22
2.4.6 Ramuan Tradisional Kangkung ... 23
2.5 Hubungan Kangkung dengan Waktu Reaksi Sederhana ... 24
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Alat, Bahan, dan Subjek Penelitian ... 26
3.1.1 Alat dan Bahan Penelitian ... 26
3.1.2 Subjek Penelitian ... 26
3.1.3 Ukuran Sampel ... 27
3.2 Metode Penelitian ... 27
3.2.1 Desain Penelitian ... 27
3.2.2 Data yang Diukur ... 27
3.2.3 Analisis Data... 27
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 28
3.3.1 Variabel Perlakuan dan Variabel Respon ... 28
3.3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 28
3.4 Persiapan dan Prosedur Penelitian ... 28
3.4.1 Persiapan Penelitian ... 28
3.4.2 Prosedur Penelitian ... 28
3.4.3 Uji Pendahuluan ... 29
BAB IV HASIL, PEMBAHASAN, DAN PENGUJIAN HIPOTESIS
PENELITIAN
4.1 Hasil dan Pembahasan Penelitian ... 30
4.2 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 31
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 32
5.2 Saran ... 32
DAFTAR PUSTAKA ... 33
LAMPIRAN ... 36
xi
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Informed consent ... 36
Lampiran 2 Data Hasil Penelitian ... 37
Lampiran 3 Analisis Statistik ... 38
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Mengantuk merupakan penyebab utama kecelakaan lalu lintas di Indonesia (Suhendi, 2013). Timbulnya rasa kantuk berakibat menurunnya waktu reaksi seseorang. Pengemudi memerlukan waktu reaksi yang baik saat sedang berkendara (Setyanti, 2013). Waktu reaksi seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu: intensitas stimulus, jenis stimulus, konsentrasi, umur, jenis kelamin, latihan, kelelahan, alkohol, dan konsumsi obat-obatan. Faktor-faktor tersebut dapat mempercepat ataupun memperlambat waktu reaksi (Kosinski, 2012).
Mitos yang berkembang di masyarakat adalah makan kangkung akan menimbulkan efek kantuk (Wirakusumah, 2009). Namun kangkung juga memiliki banyak sekali manfaat yang sampai saat ini masih diteliti para ahli. Kangkung sangat bermanfaat untuk sistem percernaan, sebagai diuretik, dan pelindung sel-sel hepar (Kangkong-Herbal Medicine, 2011) (Sculthorpe, 1985) (Patnaik, 1976). Menurut Stuart dalam Philippine Medicinal Plants, kangkung sering digunakan sebagai laksatif dan sedatif, serta digunakan pada orang yang menderita insomnia (Kangkong, 2012). Penelitian lain menyebutkan bahwa kangkung mengandung suatu bahan phytochemical yaitu karbohidrat, flavonoid, sterol, saponin, fenol, dan terpen. Satu atau kombinasi dari phytochemical tersebut memberikan efek sedasi (Sivaraman & Muralidaran, 2010).
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis ingin mengetahui efek konsumsi kangkung terhadap waktu reaksi sederhana.
1.2 Identifikasi Masalah
2
1.3 Tujuan Penelitian
Mengetahui apakah konsumsi kangkung memperlambat waktu reaksi sederhana wanita dewasa.
1.4Manfaat Penelitian
Memberikan wawasan kepada dunia akademis mengenai pengaruh konsumsi kangkung terhadap waktu reaksi sederhana.
Memberi informasi kepada masyarakat tentang efek yang ditimbulkan akibat konsumsi kangkung pada kehidupan sehari-hari.
1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian
1.5.1 Kerangka Pemikiran
Waktu reaksi adalah waktu yang diperlukan seseorang untuk menjawab suatu rangsangan secara sadar dan terkendali dihitung mulai saat rangsangan diberikan (Houssay, 1955). Pada awalnya, stimulus atau rangsang yang datang akan diterima oleh reseptor kemudian impuls dihantarkan melalui serabut aferen menuju cortex cerebri dan disini terjadi proses pengolahan. Selanjutnya impuls diteruskan melalui serabut eferen (traktus piramidalis) menuju batang otak dan melalui formatio reticularis, kemudian menuju efektor dan terjadi jawaban motorik (Ganong, 2008). Pengukuran waktu reaksi salah satunya dapat dilakukan dengan pemberian rangsang cahaya dan jawaban motoriknya berupa penekanan tombol untuk menghentikan rangsang dan mencatat waktu.
3
terdepolarisasi menyebabkan sel saraf menurun eksitabilitasnya sehingga memberikan efek hipnotik (Setiawan, 2011). Selain itu, kangkung air mengandung quercetin yang bekerja aktif pada sistem saraf pusat, merangsang pusat inhibisi di formatio reticularis, memodulasi reseptor GABA (khususnya reseptor GABAA dan GABAC) dan ligand-ion gated channel. Hal ini menyebabkan proses penghantaran impuls terhambat sehingga terjadi perlambatan waktu reaksi
(Sutio,2012).
1.5.2 Hipotesis Penelitian
Kangkung memperlambat waktu reaksi sederhana wanita dewasa.
1.6 Metodologi Penelitian
32
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Kangkung (Ipomoea aquatica) memperlambat waktu reaksi sederhana wanita dewasa.
5.2Saran
- Sebaiknya kangkung tidak dikonsumsi ketika akan melakukan kegiatan yang memerlukan waktu reaksi yang cepat atau yang membutuhkan konsentrasi tinggi.
RIWAYAT HIDUP
Nama : Renata Junilla Kamarga
Nomor Pokok Mahasiswa : 1010043
Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 8 Juni 1992
Alamat : Jl. Bima no. 82, Bandung
Riwayat Pendidikan :
TK Bakti Prima, Jakarta, lulus tahun 1998. SDK Santo Yusup, Bandung, lulus tahun 2004. SMP Santo Aloysius, Bandung, lulus tahun 2007. SMA Santo Aloysius, Bandung, lulus tahun 2010.
Pengaruh Kangkung (Ipomoea aquatica) terhadap Waktu Reaksi Sederhana Wanita Dewasa
Renata Junilla1, Stella Tinia2, Adrian Suhendra3 1. Fakultas Kedokteran , Universitas Kristen Maranatha, Bandung 2. Bagian Faal, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Bandung 3. Bagian Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran,Universitas Kristen Maranatha, Bandung
Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha
Jl. Prof. Drg, Suria Sumantri MPH no 65 Bandung 40164 Indonesia
ABSTRAK
Latar Belakang: Mengantuk merupakan penyebab utama kecelakaan lalu lintas di Indonesia. Timbulnya rasa kantuk berakibat menurunnya waktu reaksi seseorang. Pengemudi memerlukan waktu reaksi yang baik saat sedang berkendara. Mitos yang berkembang di masyarakat adalah makan kangkung akan menimbulkan efek kantuk. Menurut Stuart dalam Philippines Medicinal Plants, kangkung sering digunakan sebagai laksatif dan sedatif, serta digunakan pada orang yang menderita insomnia.
Tujuan: Untuk mengetahui pengaruh konsumsi kangkung terhadap waktu reaksi sederhana wanita dewasa.
Metode: Metode penelitian eksperimental sungguhan, bersifat komparatif menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan rancangan pre-tes dan post-tes. Data yang diukur adalah waktu reaksi sederhana untuk cahaya merah, kuning, hijau, dan biru, sebelum dan sesudah konsumsi kangkung sejumlah 200 gram. Analisis data dengan uji “t” berpasangan dengan α=0.05, menggunakan program SPSS 20.0
Hasil: Hasil penelitian rerata waktu reaksi sederhana untuk warna merah, kuning, hijau, dan biru sebelum dan sesudah konsumsi kangkung berturut-turut dalam detik 0,128; 0,131; 0,131; 0,174 dan 0,270; 0,265; 0,275; 0,303 yang menunjukkan perlambatan waktu reaksi sederhana dengan perbedaan sangat signifikan (p<0,01).
Kesimpulan: konsumsi kangkung memperlambat waktu reaksi sederhana wanita dewasa.
Kata kunci : Waktu reaksi, kangkung, sedatif.
ABSTRACT
Background:Sleepiness is one of the major causes of traffic accident in Indonesia. Sleepiness will lead to reduce human reaction time. We need a good reaction time when driving. Some people believe that consuming water morning glory will create sleepiness. According to Stuart in the Philippines Medical Plants, water morning glory is often used as laxative and sedative, and also used in the treatment of insomnia.
Objectives: To find out the effect of water morning glory on adult female simple reaction
Results: The mean simple reaction time for red, yellow, green, and blue light before and after consuming water morning glory are 0,128; 0,131; 0,131; 0,174 and 0,270; 0,265; 0,275; 0,303 seconds respectively, and shows that simple reaction time is lengthened significantly (p<0.01). Conclusion: Consuming water morning glory can lengthen simple reaction time on adult female.
PENDAHULUAN
Mengantuk merupakan
penyebab utama kecelakaan lalu lintas di Indonesia. Timbulnya rasa kantuk berakibat menurunnya waktu reaksi seseorang, sementara
pengemudi memerlukan waktu
reaksi yang baik saat sedang berkendara. Waktu reaksi seseorang dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu: intensitas stimulus, jenis stimulus, konsentrasi, umur, jenis kelamin, latihan, kelelahan, alkohol, dan konsumsi obat-obatan. Faktor-faktor tersebut dapat mempercepat
ataupun memperlambat waktu
reaksi(1).
Mitos yang berkembang di masyarakat adalah makan kangkung akan menimbulkan efek kantuk. Namun kangkung juga memiliki banyak sekali manfaat yang sampai saat ini masih diteliti para ahli. Kangkung sangat bermanfaat untuk sistem percernaan, sebagai diuretik, dan pelindung sel-sel hepar(2)(3)(4). Menurut Stuart dalam Philippine
Medicinal Plants, kangkung sering
digunakan sebagai laksatif dan sedatif, serta digunakan pada orang yang menderita insomnia(5). Penelitian lain menyebutkan bahwa kangkung mengandung suatu bahan
phytochemical yaitu karbohidrat,
flavonoid, sterol, saponin, fenol, dan terpen. Satu atau kombinasi dari
phytochemical tersebut memberikan
efek sedasi(6).
TUJUAN PENELITIAN
Ingin mengetahui apakah konsumsi kangkung memperlambat waktu reaksi sederhana wanita dewasa.
ALAT, BAHAN, DAN PROSEDUR PENELITIAN
Penelitian ini bersifat experimental sungguhan. Analisis data memakai uji “t” berpasangan dengan α=0,05. Alat dan bahan yang digunakan berupa kronoskop yang dilengkapi dengan stopwatch, panci, timbangan, mangkok, kangkung, dan air secukupnya untuk merebus. Prosedur penelitian :
1. Subjek penelitian duduk tenang
(10 menit), menghadap ke arah lampu / rangsang cahaya yang
akan diberikan.
2. Penguji mengaktifkan rangsang cahaya yang diinginkan.
3. Subjek penelitian diminta
menekan tombol “stop” saat
melihat rangsang cahaya untuk
menghentikan perhitungan
waktu.
4. Setiap rangsang cahaya diberikan sebanyak 5x dan dihitung rata-ratanya.
5. Subjek penelitian dinilai WRS masing-masing dalam detik. 6. Subjek penelitian diminta untuk
memakan kangkung yang telah direbus sebanyak 200 gram, dan setelahnya minum segelas air putih.
7. Setelah 60 menit, dilakukan
kembali pemeriksaan WRS,
sementara itu subjek penelitian tidak diperbolehkan makan atau minum.
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1 Hasil Uji “t” berpasangan
waktu reaksi sederhana untuk warna merah, kuning, hijau, dan biru sebelum dan sesudah konsumsi kangkung berturut-turut dalam detik adalah 0,128 (SD=0,039); 0,131 (SD=0,033); 0,131 (SD=0,031); 0,174 (SD=0,036) dan 0,270 (SD=0,083); 0,265 (SD=0,082); 0,275 (SD=0,081);
0,303 (SD=0,088). Pengaruh
kangkung terhadap waktu reaksi sederhana diuji menggunakan uji
“t” berpasangan dan diperoleh nilai
p<0,01 (sangat signifikan). Maka didapatkan kesimpulan bahwa
pengaruh kangkung terhadap
perlambatan waktu reaksi sederhana sangat bermakna.
DISKUSI
Waktu reaksi adalah waktu yang diperlukan seseorang untuk menjawab suatu rangsangan secara
sadar dan terkendali dihitung mulai saat rangsangan diberikan(7). Pada awalnya, stimulus atau rangsang yang datang akan diterima oleh
reseptor kemudian impuls
dihantarkan melalui serabut aferen menuju cortex cerebri dan disini
terjadi proses pengolahan.
Selanjutnya impuls diteruskan melalui serabut eferen (traktus piramidalis) menuju batang otak dan melalui formatio reticularis, kemudian menuju efektor dan terjadi jawaban motorik(8). Pengukuran waktu reaksi salah satunya dapat dilakukan dengan pemberian rangsang cahaya dan
jawaban motoriknya berupa
penekanan tombol untuk
menghentikan rangsang dan
mencatat waktu.
perangsangan pusat inhibisi di
formatio reticularis menyebabkan
penghambatan pada proses
penghantaran impuls sehingga respon motorik akan menjadi lambat dan memperlambat waktu reaksi.
Kandungan kalium dan natrium yang tinggi dalam kangkung air akan berikatan dengan bromida, membentuk persenyawaan garam bromida yang merangsang pusat inhibisi di formatio reticularis dan berikatan dengan reseptor GABA. Hal ini menyebabkan saluran klorida terbuka sehingga ion
klorida dapat masuk dan
menyebabkan hiperpolarisasi sel. Sel
yang sulit terdepolarisasi
menyebabkan sel saraf menurun
eksitabilitasnya sehingga
memberikan efek hipnotik(9). Selain itu, kangkung air mengandung
quercetin yang bekerja aktif pada
sistem saraf pusat, merangsang pusat inhibisi di formatio reticularis,
memodulasi reseptor GABA
(khususnya reseptor GABAA dan
GABAC) dan ligand-ion gated channel.
Hal ini menyebabkan proses penghantaran impuls terhambat sehingga terjadi perlambatan waktu reaksi(10).
SIMPULAN
Kangkung (Ipomoea aquatica)
memperlambat waktu reaksi
sederhana wanita dewasa.
SARAN
Sebaiknya kangkung tidak dikonsumsi ketika akan melakukan kegiatan yang memerlukan waktu reaksi yang cepat atau yang membutuhkan konsentrasi tinggi. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai dosis kangkung
yang berbeda agar didapatkan efek 2. Kangkong-Herbal Medicine. 2011.
Diunduh Agustus 8, 2013, dari Medical Health Guide: http://www.medicalhealthguid e.com/articles/kangkong.htm 3. Sculthorpe, C. D. 1985. The
Biology of Aquatic Vascular Plants.
Konigstein/West Germany: Koeltz Scientific Book.
4. Patnaik, S. 1976. Autecology of Ipomoea aquatica Forsk. Journal of inland Fisheries Society of India, 8, 77-82.
5. Kangkong-Herbal Medicine. 2011. Diunduh Agustus 8, 2013, dari Medical Health Guide: http://www.medicalhealthguid e.com/articles/kangkong.htm 6. Sivaraman, D., & Muralidaran,
P. 2010, Januari 3. CNS Depressant and Antiepileptic Activities of the Methanol Extract of the Leaves of Ipomoea Aquatica Forsk. E-Journal of Chemistry , 1555-1561.
7. Houssay. 1955.Human physiology
(2nd Edition ed.).London: Mc Graw Hill Book.
8. Ganong, W. F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
9. Setiawan, I. 2011. Efek Hipnotik Ekstrak Etanol Kangkung (Ipomoea aquatica Forsk.) pada Mencit Swiss Webster Jantan yang Diinduksi Fenobarbital. 22-23.
10. Sutio, R. 2012. Pengaruh
33
DAFTAR PUSTAKA
Alfa, D. F. 2003. Kemampuan Genjer, Kangkung Air, dan Selada Air untuk menurunkan konsentrasi Logam Timbal Dalam Air. Diunduh Juli 29,
2013, dari
http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/33553/G03dfa.pdf? sequence=1
Dalimartha, S. ,. 2006. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. In S. ,. Dalimartha, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia (pp. 35-37). Jakarta: Puspa Swara, Anggota Ikapi.
Djojosoewarno, P., Rosnaeni, & Kumalasari. 2006. Pengaruh Buah Pala (Myristicae fructus) terhadap Waktu Reaksi Sederhana. JKM , 5, 41.
Duus, P. 1996. Diagnosis Topik Neurologi, Anatomi, Fisiologi, Tanda, Gejala. Jakarta: EGC.
Ganong, W. F. 2003. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran 20 ed.. Jakarta: EGC.
Ganong, W. F. 2008. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC.
Guyton, A. C., & Hall, J. E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran 11th ed.. Jakarta: EGC.
Hannon, R. A., Porth, C. M., & Matfin, G. 2010. Porth Pathophysiology: Concepts of Altered Health States. China: Maemillan Publishing.
Houssay. 1955. Human physiology (2nd Edition ed.). London: Mc Graw Hill Book.
Kangkong. 2012, Maret. Diunduh Januari 10, 2013, dari Philippine Medical Plants: http://www.stuartxchange.com/CompleteList.html
Kangkong-Herbal Medicine. 2011. Diunduh Agustus 8, 2013, dari Medical Health Guide: http://www.medicalhealthguide.com/articles/kangkong.htm
Kosinski, R. J. 2012, September. Diunduh Agustus 9, 2013, dari http://biae.clemson.edu/bpc/bp/lab/110/reaction.htm.
Melindacare. 2012, Juni 14. Manfaat Kangkung untuk Tubuh. Diunduh Juli 29,
2013, dari Melinda Hospital:
34
Patnaik, S. 1976. Autecology of Ipomoea aquatica Forsk. Journal of inland Fisheries Society of India , 8, 77-82.
Plantamor. 2012. Diunduh Juli 22, 2013, dari Plants Profile: http://www.plantamor.com/index.php?plant=710
Sculthorpe, C. D. 1985. The Biology of Aquatic Vascular Plants. Konigstein/West Germany: Koeltz Scientific Book.
Setiawan, I. 2011. Efek Hipnotik Ekstrak Etanol Kangkung (Ipomoea aquatica Forsk.) pada Mencit Swiss Webster Jantan yang Diinduksi Fenobarbital. 22-23.
Setyanti, C. A. 2013, Agustus 13. Istirahatlah Setelah 2 Jam Mengemudi.
Diunduh Oktober 3, 2013, dari Kompas.com:
http://female.kompas.com/read/2013/08/13/1719219/Istirahatlah.Setelah.2. Jam.Mengemudi
Silbernagl, S., & Despopoulos, A. 2009. Color Atlas of Physiology 6th ed.. New York: Thieme.
Sivaraman, D., & Muralidaran, P. 2010, Januari 3. CNS Depressant and Antiepileptic Activities of the Methanol Extract of the Leaves of Ipomoea Aquatica Forsk. E-Journal of Chemistry , 1555-1561.
SPI. 2013, April 10. Kiat Menanam Kangkung secara Organik. Diunduh July 29, 2013, dari Serikat Petani Indonesia: http://www.spi.or.id/?p=6061
Suhendi, A. 2013, Agustus 6. 184 Kecelakaan Lalu Lintas krena Pengemudi Mengantuk. Diunduh Oktober 2, 2013, dari Tribunnews.com: www.tribunnews.com/ramadan/2013/08/06/184-kecelakaan-lalu-lintas-karena-pengemudi-mengantuk
Suparni, I., & Wulandari, A. 2012. Herbal Nusantara, 1001 Ramuan Tradisional Asli Indonesia. Yogyakarta: ANDI.
Sutio, R. 2012. Pengaruh Kukusan Daun Kangkung Air (Ipomoea aquatica) terhadap Kewaspadaan dan Ketelitian pada Pria Dewasa.
Unites States Departement of Agriculture Natural Resources Conservation Service. 2012, Mei 12. Diunduh July 19, 2013, dari Plants Profile: http://www.plantamor.com/index.php?plant=1243
35
Winata, Y. P. 2009. Pengaruh Kangkung (Ipomoea aquatica) terhadap Tekanan Darah Sistol dan Diastol pada Pria Dewasa. 29-31.
Wirakusumah, E. S. 2009, November. Kangkung sebagai Penenang dan Anti Racun. Diunduh Juli 2013, dari Evialfadhl Thibbun Nabawi Bukan Alternatif: http://evialfadhl.wordpress.com/2011/12/10/kangkung-sebagai-penenang-dan-antiracun/
Woodworth, R. S., & Schloberg, H. 1971. Reaction time. In:Experimental Psychology Revised Edition. New york: Oxford and IBH Publishing CO.
Yuliani, R. 2012, Oktober 23. Kangkung Air (Ipomoea aquatica). Diunduh Juli
29, 2013, dari Biologi Tumbuhan Lahan Basah: