iv Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK
PENGARUH SEDUHAN TEH HITAM (Camellia sinensis L.) TERHADAP WAKTU REAKSI SEDERHANA PADA PRIA DEWASA
Albert , 2015; Pembimbing I : Pinandojo D., Drs., dr, AIF Pembimbing II : Dr. Diana K Jasaputra dr., M.Kes.
Waktu reaksi sederhana merupakan suatu respon sadar terhadap suatu stimulus yang diberikan. Waktu reaksi sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari karena dapat memengaruhi aktifitas. Teh hitam (Camelia sinensis L) merupakan minuman kedua terbanyak yang dikonsumsi masyarakat. Teh hitam mengandung kafein dan theanin yang dapat merangsang SSP, sehingga memperpendek waktu reaksi
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh seduhan teh hitam terhadap waktu reaksi sederhana pada pria dewasa
Desain penelitian ini bersifat prospektif eksperimental quasi menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), bersifat komparatif dengan rancangan pre-test dan post-test, dilakukan terhadap 30 orang pria dewasa berusia 19-22 tahun
Data yang diukur adalah waktu reaksi untuk cahaya merah, kuning, hijau, dan biru dengan alat kronoskop sebelum dan 30 menit setelah diberi seduhan teh hitam. Analisis data dengan uji “t” berpasangan dengan α = 0.05 (penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu Faal Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha pada Juni 2015)
Rerata waktu reaksi sederhana warna merah, kuning, hijau, dan biru sebelum dan sesudah 30 menit diberi seduhan teh hitam selama adalah 0.195; 0.193; 0.182; 0.185 dan 0.081; 0.075; 0.077; 0.080 detik. Hasil tersebut menunjukan perbedaan yang sangat signifikan (p<0,01)
Simpulan seduhan teh hitam memperpendek waktu reaksi sederhana
Kata kunci: teh hitam, waktu reaksi sederhana
ABSTRACT
EFFECT OF BLACK TEA (Camellia sinensis L.) TOWARDS SIMPLE REACTION TIME IN ADULT MEN
Albert , 2015; Tutor 1 : Pinandojo D., Drs., dr, AIF Tutor 2 : Dr. Diana K Jasaputra dr., M.Kes.
Simple reaction time is a respond to a given stimulus. Reaction time is greatly needed in everyday life because it can affect daily activities. Black tea (Camelia sinensis L) is the second most consumed drink by the society. Black tea contains caffeine and theanine that can stimulate central nervous system, therefore, it can shortening the reaction time.
The objectives of this study was to determine the effect of black tea towards simple reaction time on adult men.
This study was a prospective quasi experimental research with complete randomized design, comparative pre-test and post-test design, performed on thirty adult men age nineteen to twenty-two.
Data measured was reaction time to red, yellow, green, and blue light on chronoscope contraption before and thirty minutes after given of black tea. Data was analyzed with paired t test with α = 0.05 with computer programme (this research was performed in Physiology Laboratory, Medical Faculty, Maranatha Christian University in June 2015).
Average reaction time for red, yellow, green, and blue before and after givenf black tea were 0.195; 0.193; 0.182; 0.185 and 0.081; 0.075; 0.077; 0.080 seconds and showed highly significant differences (p<0.01).
Conclusion of this study was black tea shortened simple reaction time.
viii Universitas Kristen Maranatha
1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah ... 2
1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian... 3
1.6Hipotesis Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Waktu Reaksi ... 5
2.1.1 Pengertian Waktu Reaksi ... ... 5
2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Waktu Reaksi ... 5
2.2 Proses Pengolahan Stimulus Cahaya menjadi Respon dalam Susunan Saraf
2.4.4 Efek Samping Akibat Konsumsi Teh Berlebih ... 22
2.4.5 Pengaruh Seduhan Teh Hitam terhadap Waktu Reaksi Sederhana .. 23
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Alat/Bahan dan Subjek Penelitian ... 24
3.1.1 Alat/Bahan Penelitian ... 24
x Universitas Kristen Maranatha
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 30
4.2 Pembahasan ... 31
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 33
5.2 Saran ... 33
DAFTAR PUSTAKA ... 34
LAMPIRAN ... 37
RIWAYAT HIDUP ... 45
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1.1 Rerata Waktu Reaksi Sederhana Pria Dewasa untuk Merah, Kuning,
Hijau, dan Biru Sebelum dan Sesudah Minum Seduhan teh Hitam selama 30
menit ... 30
Tabel 4.1.2 Hasil Uji Normalitas WRS Pada Laki-laki Dewasa Untuk Pre dan
Post Test Warna Merah, Kuning, Hijau, dan Biru Selama 30 Menit... 31
Tabel 4.1.3 Hasil Uji t Berpasangan dari Hasil WRS pada Pria Dewasa untuk
xii Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Hubungan Intensitas Stimulus dengan Waktu Reaksi ... 6
Gambar 2.2 Hubungan Tingkat Kewaspadaan dengan Waktu Reaksi ... 6
Gambar 2.3 Jaras Opticus ... 16
Gambar 2.4 Area Eksitatori dan Area Inhibitori yang Mengatur Tingkat Aktivitas
otak ... 18
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Form Informed Concent ... 37
Lampiran 2 Form Data Hasil Penelitian ... 38
Lampiran 3 Data Hasil Penelitian ... 39
Lampiran 4 Data SPSS Penelitian ... 41
Lampiran 5 Surat Keputusan Komisi Etik Penelitian ... 43
Lampiran 6 Dokumentasi ... 44
1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Waktu reaksi sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari karena dapat
memengaruhi aktivitas seseorang, setiap orang dituntut untuk melakukan
pekerjaan yang cepat dan tepat. Waktu reaksi yang lambat yang terjadi karena
menurunnya kewaspadaan berakibat produktivitas kerja berkurang, bahkan
dapat menyebabkan kesalahan kerja. Sebaliknya waktu reaksi yang cepat
terjadi karena meningkatnya kewaspadaan sehingga dapat meningkatkan
produktivitas kerja.
Waktu reaksi dapat terjadi karena ada rangsangan pada susunan saraf pusat
(SSP) (Woodworth, R.S., 1954). Obat perangsang SSP disebut
psikostimulanti, contohnya adalah derivat xantin yaitu kafein, teofilin, dan
teobromin yang merupakan suatu alkaloid yang terdapat dalam tumbuhan.
Tumbuhan yang mengandung kafein antara lain coklat (Theobroma cacao),
kopi (Coffea arabica), dan teh (Camellia sinensis) (Fulder, 2004; Sulistia G.
Gunawan, 2007)
Daun dari tanaman teh (Camellia sinensis L.) dapat diolah menjadi
produk yang dapat dikonsumsi oleh masyarakat sebagai minuman kesehatan.
Minuman ini telah dikenal sejak sekitar 5000 tahun yang lalu di negeri
Tionghoa dan disukai oleh seluruh lapisan masyarakat di seluruh dunia.
Seiring dengan perkembangan zaman, teh telah menjadi bagian yang menyatu
dengan tradisi setempat (Noni Soraya, 2007).
Terdapat tiga macam teh yang dapat diolah, yaitu teh hijau, teh oolong,
teh hitam. Pada proses pengolahannya hanya teh hijau tidak mengalami
proses fermentasi, teh oolong sebagian mengalami fermentasi, dan teh hitam
mengalami fermentasi penuh (Fulder S., 2004; Andi Nur A., 2006; Nomi S.,
2007). Ketiga jenis teh ini semuanya mengandung alkaloid, yaitu kafein.
kandungan kafein pada teh hitam lebih tinggi dibanding teh oolong dan teh
hijau (Andi Nur A., 2006). Kandungan kafein yang terdapat dalam 150 mL teh
hitam 40-70 mg, teh hijau 15-25 mg, sedangkan teh oolong 18-33 mg
(Cabrera ,2006).
Berdasarkan pengetahuan mengenai kandungan teh hitam (Camellia
sinensis L.) yang mengandung kafein dan pengetahuan mengenai waktu
reaksi, peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh
seduhan teh hitam terhadap waktu reaksi sederhana pada laki-laki dewasa.
1.2Identifikasi Masalah
Apakah seduhan teh hitam (Camellia sinensis L.) memperpendek waktu reaksi
sederhana
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud penelitian untuk mengetahui pengaruh bahan minuman alami,
khususnya teh hitam yang mengandung senyawa berefek menstimulasi sistem
saraf pusat.
Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh seduhan teh hitam (Camellia
sinensis L.) terhadap WRS.
1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah
Manfaat akademis untuk memperluas pengetahuan farmakologi tanaman obat,
khususnya yang mengandung senyawa berefek stimulan SSP.
Manfaat praktis untuk memberikan informasi kepada masyarakat terutama
para pekerja yang membutuhkan kewaspadaan yang tinggi dalam pekerjaannya
3 Universitas Kristen Maranatha
1.5Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian
1.5.1 Kerangka Pemikiran
Waktu reaksi adalah waktu yang diperlukan seseorang untuk menjawab
suatu rangsangan secara sadar dan terkendali dihitung mulai saat rangsang
diberikan (Houssay, 1955). Waktu reaksi dibagi menjadi dua yaitu Waktu Reaksi
Sederhana (WRS) dan Waktu Reaksi Majemuk. Pengukuran waktu reaksi
umumnya melibatkan rangsang cahaya dan jawaban motorik berupa penekanan
tombol untuk menghentikan rangsang dan mencatat waktu (Woodworth and
Schloberg, 1961; Kosinski, 2008).
Rangsang yang datang akan dihantarkan melalui serabut afferen menuju
korteks serebri (traktus spinothalamicus), dari korteks serebri melalui serabut
efferen, yaitu traktus piramidalis menuju batang otak dan akan melalui formatio
reticularis, kemudian menuju efektor dan terjadi respon. Formatio reticularis
merupakan pusat kewaspadaan, terdiri dari pusat eksitasi dan pusat inhibisi. Bila
pusat eksitasi yang terangsang, maka kewaspadaan akan meningkat. Sebaliknya
bila pusat inhibisi yang terangsang, maka kewaspadaan akan menurun (Guyton
and Hall, 2006).
Teh salah satu kandungan bioaktifnya kafein dengan kadar 2-3%, sedangkan
kadar kafein dalam 150 mL teh hitam adalah 40-70 mg. Kafein sebagai
perangsang SSP mempunyai efek mempercepat waktu reaksi, meningkatkan
kewaspadaan, menambah konsentrasi, dan mengurangi kelelahan (Undem, 2006).
Kafein yang terdapat dalam teh akan mengaktivasi pusat eksitasi di formatio
reticularis, maka kewaspadaan akan meningkat. Selain itu, kafein juga
menstimulasi jantung dan sistem pernafasan. Akibatnya terjadi peningkatan suplai
oksigen dan aliran darah ke otak yang pada akhirnya dapat menambah
kewaspadaan dan meningkatkan konsentrasi, sehingga mempengaruhi waktu
reaksi (Bruneton, 1999; www.holymtn.com/tea/caffeine.htm, 2008).
Kafein bekerja dengan cara menempati reseptor adenosin. Reseptor
otak (Daly, 2004; Howland, 2006; Lipton Institute of Tea, 2007). Pengikatan
molekul adenosin pada reseptornya akan menyebabkan aktivitas sel saraf
meningkat. Kafein mempunyai bentuk molekul yang mirip dengan adenosin,
sehingga kafein yang terikat pada reseptor adenosin akan menyebabkan aktivitas
sel saraf meningkat. Akibat peningkatan aktivitas sel saraf, kelenjar pituitari
melepaskan hormon yang menginduksi kelenjar adrenalin untuk mengeluarkan
hormon adrenalin. Efek hormon adrenalin pada tubuh menyebabkan peningkatan
aktivitas otot, hepar bekerja lebih aktif untuk melepaskan gula ke aliran darah,
yang menghasilkan energi tambahan, sehingga akan meningkatkan respon
terhadap rangsang (Andi Nur A., 2006; Undem, 2006; Best, 2008).
Pengikatan adenosin pada reseptor A2a akan menurunkan afinitas dopamin
pada D2 reseptor di membran striatal. Kafein yang menghambat adenosin dan
berikatan dengan reseptor A2a akan menyebabkan dopamin dapat berikatan
dengan reseptor D2. Akibatnya timbul efek dopaminergik, yaitu peningkatan
kewaspadaan, kesadaran dan konsentrasi, sehingga waktu reaksi menjadi lebih
pendek (Daly, 2004; Best, 2008; Chawla, 2009).
1.5.2 Hipotesis Penelitian
33 Universitas Kristen Maranatha
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Seduhan Teh Hitam ( Camellia Sinesis L ) memperpendek waktu reaksi
sederhana pada Pria Dewasa.
5.2 Saran
Dapat dilakukan penelitian menggunakan stimulus/rangsang yang berbeda.
Dapat dilakukan penelitian yang membandingkan macam-macam teh (teh
hijau, teh hitam, teh oolong) terhadap waktu reaksi sederhana.
Dapat dilakukan penelitian dengan mengganti golongan umur subjek
penelitian
Dapat dilakukan penelitian dengan mengubah bentuk sediaan dan dosis
DAFTAR PUSTAKA
Andi Nur Alamsyah. 2006. Taklukan penyakit dengan teh hijau. Jakarta: Agro Media Pustaka. Hal. 34-36, 46-58, 59-60.
Adam, J., F. Paas, M. Buekers, I. Wuyts, W. Spijkers and P. Wallmeyer. 1999. Gender differences in choice reaction time: evidence for differential strategies. Ergonomics 42: 327.
Brebner, J. T. 1980. Reaction time in personality theory. In A. T. Welford (Ed.), Reaction Times. Academic Press, New York, pp. 309-320.
Broadbent, D. E. 1971. Decision and Stress. Academic Press, London.
Cabrera, C., Artacho, R. & Gimenez, R., 2006. Beneficial Effects of Green Tea-A Review. Journal of the American College of Nutrition,, 25(2), pp. 79-99.
Garton, L., 2006. Black and Green Tea: How do they differ?. [Online] Available at: www.tea.co.uk
[Accessed July 2015].
Gutierrez, A., M. Gonzalez-Gross, M. Delgado, and M. J. Castillo. 2001. Three days fast in sportsmen decrease physical work capacity but not strength or perception-reaction time. International Journal of Sport Nutrition and Exercise Metabolism 11(4): 420.
Guyton, A. C. & Hall, J. E., 2006. Textbook of Medical Physiology. 11th edition ed. Philadelphia, Pennsylvania: Elsevier Saunders.
Harbowy, M. E. & Balentine, D. A., 1997. Tea Chemistry. Critical Reviews in Plant Sciences, pp. 415-480.
Houssay, 1955. Human Physiology. 2nd ed. s.l.:Mc Graw Hill Company. Inc..
Johanson, A. M. 1922. The influence of incentive and punishment upon reaction-time. Archives of Psychology, No. 54.
Kolsinski, R. J., 2012. [Online]
Available at: http://biae.clemson.edu/bpc/bp/lab/110/reaction.htm [Accessed March 2015].
35 Universitas Kristen Maranatha Luce, R. D. 1986. Response Times: Their Role in Inferring Elementary Mental Organization. Oxford University Press, New York.
Medline Plus, 2012. Medline Plus. [Online]
Available at: http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/druginfo/natural/997.html [Accessed October 2015].
Miller, J. O. and K. Low. 2001. Motor processes in simple, go/no-go, and choice reaction time tasks: a psychophysiological analysis. Journal of Experimental Psychology: Human Perception and Performance 27: 266.
Nobre, A. C., Rao, A. & Owen, G. N., 2008. L-theanine, a Natural Contituent in Tea, and Its Effect on Mental State. Asia Pac J Clinical Nutrition, pp. 167 - 168.
Panayiotou, G. and S. R. Vrana. 2004. The role of self-focus, task difficulty, task self-relevance, and evaluation anxiety in reaction time performance. Motivation and Emotion 28(2): 171-196.
Philip, P., J. Taillard, P. Sagaspe, C. Valtat, M. Sanchez-Ortuno, N. Moore, A. Charles, and B. Bioulac. 2004. Age, performance, and sleep deprivation. Journal of Sleep Research 13(2): 105-110.
Rasmussen, W. & Rhinehart, R., 1999. Tea Basics: A Quick and Easy Guide. New York: John Wiley & Sons, Inc.
Ratini, M., 2013. WebMD. [Online]
Available at: http://www.webmd.com/vitamins-and-supplements/black-tea-uses-and-risks?page=2
[Accessed November 2015].
Schellack, G., 2012. Caffeine: the “good”, the “bad” and the “ugly”. Prof Nurs Today, Volume 2.
Schottelius, B. A., 1978. Textbook of Physiology. 18th ed. Japang: Mosby company..
Spiller, G. A., 1998. Caffeine. Boca Raton: CRC Press LLC.
Sternberg, S. 1969. Memory scanning: Mental processes revealed by reaction time experiments. American Scientist 57: 421-457.
Takahashi, M., A. Nakata, T. Haratani, Y. Ogawa, and H. Arito. 2004. Post-lunch nap as a worksite intervention to promote alertness on the job. Ergonomics 47(9) 1003-1013.
Thorne Research, Inc., 2005. L-Theanine. Alternative Medicine Review, pp. 136-138.
USDA, 2013. USDA : Classification. [Online] Available at:
http://plants.usda.gov/java/ClassificationServlet?source=display&classid=COCA3 9
[Accessed August 2015].
Wibowo, D., 2008. Neuroanatomi Untuk Mahasiswa Kedokteran. Malang: Bayumedia publishing