• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pemberian Seduhan Teh Putih (Camellia sinensis L.) terhadap Waktu Reaksi Sederhana Laki-Laki Dewasa Muda.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pemberian Seduhan Teh Putih (Camellia sinensis L.) terhadap Waktu Reaksi Sederhana Laki-Laki Dewasa Muda."

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

iv ABSTRAK

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN TEH PUTIH (Camellia sinensis L.) TERHADAP WAKTU REAKSI SEDERHANA

LAKI-LAKI DEWASA MUDA

Dessy Titien C. S, 1210153; Pembimbing I : Fen Tih, dr., M. Kes

Pembimbing II : Harijadi Pramono, dr., M. Kes

Waktu reaksi yang cepat diperlukan oleh setiap individu terutama dalam usia produktif khususnya para dewasa muda untuk melakukan pekerjaan dengan hasil maksimal. Bagi para mahasiswa, diperlukan waktu reaksi yang cepat terutama ketika lalu lintas padat. Teh putih mengandung senyawa kafein dan L-theanine yang dapat merangsang SSP dan memperpendek waktu reaksi.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek konsumsi seduhan teh putih terhadap waktu reaksi sederhana pada pria dewasa muda.

Penelitian ini bersifat ekperimental kuasi, komparatif dengan rancangan pre-test dan post-pre-test terhadap 30 orang pria berusia 18-25 tahun. Data yang diukur yaitu waktu reaksi sederhana dalam detik untuk warna merah, biru, hijau, dan kuning sebelum dan sesudah mengkonsumsi 200 ml seduhan teh putih. Lama pengamatan selama 60 menit dengan interval 15 menit. Analisis data menggunakan uji “t” berpasangan dengan α = 0,05.

Hasil penelitian rerata WRS sesudah minum teh putih untuk warna merah, biru, hijau, dan kuning berturut-turut dalam detik adalah 0,13; 0,135; 0,107; 0,128, lebih pendek daripada WRS sebelum minum teh putih 0,248; 0,238; 0,21; 0,235 dengan perbedaan yang sangat signifikan (p < 0,01).

Simpulan dari penelitian ini adalah seduhan daun teh putih (Camellia sinensis L.) dapat memperpendek waktu reaksi sederhana pada pria dewasa muda.

Kata kunci : waktu reaksi sederhana, teh putih, pria

.

(2)

v ABSTRACT

THE EFFECT OF BREWED WHITE TEA (Camellia sinensis L.) ON SIMPLE REACTION TIME OF YOUNG ADULT MALES

Dessy Titien C. S, 1210153; 1st Tutor : Fen Tih, dr., M. Kes

2nd Tutor : Harijadi Pramono, dr., M. Kes

Fast reaction time is required by each individual, especially in the productive age, for young adults to work with maximum results. For the college students, fast reaction is needed especially in the traffic jam. White tea contains caffeine and L-theanine that stimulate CNS which shortened reaction time.

The objective of this research was to find out the effect of brewed white tea on simple reaction time of young adult males.

The research used quasi experimental method, comparative type with pre-test and post-test design, conducted on 30 males aged 18-25 years old. The data measured was the simple reaction time for red, blue, green and yellow lights before and after consuming 200 ml of brewed white tea. Duration of observation was 60 minutes with 15 minutes interval. Data was analyzed statistically with paired “t” test (α = 0,05).

The average time of simple reaction time (sec) after consuming brewed white tea for red, blue, green, and yellow lights were 0,13; 0,135; 0,107; 0,128 subsequently which were shorter than before drinking brewed white tea which were 0,248; 0,238; 0,21; 0,235 with highly significant difference (p < 0,01). The conclusion of the research was brewed white tea can shorten the simple reaction time of young adult males.

Keywords : simple reaction time, white tea, male

(3)

viii DAFTAR ISI

JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR GRAFIK ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 2

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian ... 2

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

1.5. Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 3

1.5.1 Kerangka Pemikiran ... 3

1.5.2 Hipotesis Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Waktu Reaksi ... 5

2.1.1 Pengertian Waktu Reaksi ... 5

2.1.2 Jenis-Jenis Waktu Reaksi ... 5

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Waktu Reaksi ... 7

2.2 Proses Pengolahan Stimulus Menjadi Respon dalam Susunan Saraf Manusia ... 15

2.3 Formatio Reticularis ... 18

(4)

ix

2.4 Teh ... 20

2.4.1 Taksonomi Teh ... 20

2.4.2 Morfologi Teh ... 21

2.4.3 Sejarah Perkembangan Teh ... 22

2.4.4 Jenis-Jenis Teh ... 23

2.4.5 Kandungan Kimia Pada Daun Teh ... 27

2.4.6 Pengaruh Teh Terhadap Waktu Reaksi ... 32

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan bahan ... 34

3.2 Subjek Penelitian ... 34

3.3 Lokasi dan Waktu ... 34

3.4 Metode Penelitian ... 35

3.4.1 Disain Penelitian ... 35

3.4.2 Variabel Penelitian ... 35

3.4.3 Definisi Operasional Variabel ... 35

3.4.4 Perhitungan Besar Sampel ... 36

3.5 Prosedur Penelitian ... 37

3.5.1 Pengumpulan Bahan ... 37

3.5.2 Persiapan Bahan Uji ... 37

3.5.3 Persiapan Subjek Penelitian ... 37

3.5.4 Pelaksanaan Penelitian ... 37

3.5.5 Data yang diukur ... 38

3.6 Metode Analisis ... 38

3.7 Hipotesis Statistik ... 38

3.8 Aspek Etik Penelitian ... 39

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 40

4.2 Pembahasan ... 45

4.3Pengujian Hipotesis Penelitian ... 47

(5)

x BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan ... 48

5.2 Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA ...49

LAMPIRAN ...52

RIWAYAT HIDUP ...68

(6)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbandingan Komposisi Teh Putih dan Teh Hijau ... 26 Tabel 4.1 Hasil Rerata WRS Dan Hasil Uji T-Test Berpasangan Untuk Waktu 15,

30, 45, Dan 60 Menit Pada Warna Merah ... 40 Tabel 4.2 Hasil Rerata WRS Dan Hasil Uji T-Test Berpasangan Untuk Waktu 15, 30, 45, Dan 60 Menit Pada Warna Biru ... 41 Tabel 4.3 Hasil Rerata WRS Dan Hasil Uji T-Test Berpasangan Untuk Waktu 15,

30, 45, Dan 60 Menit Pada Warna Hijau ... 42 Tabel 4.4 Hasil Rerata WRS Dan Hasil Uji T-Test Berpasangan Untuk Waktu 15,

30, 45, Dan 60 Menit Pada Warna Kuning ... 43 Tabel 4.5 Rerata WRS Warna Merah, Biru, Hijau dan Kuning Pada Pengamatan

Selama 60 Menit Terhadap 30 Subjek Penelitian Pria Dewasa

Muda ... 44

(7)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Hubungan Waktu Reaksi dengan Intensitas Rangsang ... 7

Gambar 2.2 Hubungan Antara Waktu Reaksi dengan Kewaspadaan ... 8

Gambar 2.3 Prinsip Jaras Penglihatan Dari Mata Ke Korteks Penglihatan ... 17

Gambar 2.4 Formatio Reticularis ... 19

Gambar 2.5 Tanaman Teh ... 20

Gambar 2.6 Proses Pengolahan Teh ... 26

Gambar 2.7 Struktur Molekul Katekin ... 27

(8)

xiii

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Hasil Rerata WRS Dan Hasil Uji T-Test Berpasangan Untuk Waktu 15, 30, 45, Dan 60 Menit Pada Warna Merah ... 41 Grafik 4.2 Hasil Rerata Wrs Dan Hasil Uji T-Test Berpasangan Untuk Waktu 15,

30, 45, Dan 60 Menit Pada Warna Biru ... 42 Grafik 4.3 Hasil Rerata WRS Dan Hasil Uji T-Test Berpasangan Untuk Waktu 15,

30, 45, Dan 60 Menit Pada Warna Hijau ... 43 Grafik 4.4 Hasil Rerata WRS Dan Hasil Uji T-Test Berpasangan Untuk Waktu 15,

30, 45, Dan 60 Menit Pada Warna Kuning ... 44

(9)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Komisi Etik ... 52

Lampiran 2 Surat Pernyataan Persetujuan Untuk Ikut Serta Dalam Penelitian (Informed Consent) ... 53

Lampiran 3 Lembar Kerja Penelitian ... 54

Lampiran 4 Hasil Percobaan Rerata WRS Warna Merah (detik) ... 56

Lampiran 5 Hasil Analisis Statistik T-Test WRS Warna Merah ... 57

Lampiran 6 Hasil Percobaan Rerata WRS Warna Biru (detik) ... 58

Lampiran 7 Hasil Analisis Statistik T-Test WRS Warna Biru ... 59

Lampiran 8 Hasil Rerata WRS Warna Hijau (detik) ... 60

Lampiran 9 Hasil Analisis Statistik T-Test WRS Warna Hijau ... 61

Lampiran 10 Hasil Rerata WRS Warna Kuning (detik) ... 62

Lampiran 11 Hasil Analisis Statistik T-Test WRS Warna Kuning ... 63

Lampiran 12 Rerata WRS Keseluruhan ... 64

Lampiran 13 Dokumentasi ... 66

(10)

1 BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan zaman dewasa ini menuntut setiap individu untuk selalu prima

dalam melakukan segala aktivitas. Setiap individu usia produktif, khususnya para

dewasa muda, tidak dapat dilepaskan dari interaksi dengan lingkungannya untuk

melaksanakan pekerjaan dengan hasil kerja yang maksimal. Mereka mempunyai

mobilitas tinggi, dengan menggunakan sarana transportasi umum maupun pribadi.

Aktivitas seperti mengemudi kendaraan membutuhkan reaksi yang cepat,

terutama pada saat lalu lintas yang padat. Di lain pihak, para mahasiswa dituntut

untuk bereaksi dengan cepat dalam keadaan lalu lintas yang padat. Untuk

mendapatkan reaksi yang cepat dan efektif, manusia membutuhkan kinerja otak

yang prima (Kosinski, 2013).

Kinerja otak yang prima juga berhubungan dengan perangsangan saraf otak

yang baik, yang dapat dinilai dengan waktu reaksi. Waktu reaksi adalah selang

waktu antara pemberian rangsang dan timbulnya jawaban (Ganong, 2003).

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi waktu reaksi, diantaranya adalah

konsentrasi dan stress (Kosinski, 2013).

Saat ini, telah banyak usaha yang dilakukan dalam hal merangsang sistem saraf

pusat untuk mendapatkan waktu reaksi yang lebih baik. Salah satu cara

konvensional yang dipercaya dapat meningkatkan waktu reaksi ini adalah dengan

mengkonsumsi teh (Einöther & Martens, 2013). Telah dikenal empat jenis teh

berdasarkan pada pengolahannya yaitu teh oolong, teh hijau, teh hitam dan teh

putih. Secara umum teh mengandung berbagai macam zat aktif yaitu katekin,

flavanol, karbohidrat, pektin, alkaloid, vitamin, mineral, asam organik, resin,

asam amino dan kafein (Towaha & ET, 2012).

Teh putih mungkin masih terdengar asing untuk sebagian masyarakat dan

masih jarang dikonsumsi karena harganya yang cukup mahal. Namun proses

pengolahan teh putih sangat menarik karena dalam produksinya tanpa mengalami

(11)

2

proses fermentasi, juga proses pengeringan dan penguapan dilakukan dengan

sangat singkat. Teh putih diambil dari daun teh pilihan yang dipetik dan dipanen

sebelum benar-benar mekar (Towaha & ET, 2012). Karena pengolahannya yang

singkat, teh putih memiliki keunggulan dibandingkan teh hijau dalam hal

kandungan antioksidan, terutama katekin yang lebih tinggi dan kandungan kafein

lebih rendah (Towaha, 2013).

Antioksidan yang tinggi memiliki banyak manfaat untuk kesehatan tubuh,

salah satunya menjaga kesehatan otak dan memperbaiki fungsi kognitif. Kafein di

dalam daun teh juga berpengaruh positif dalam merangsang Sistem Saraf Pusat

tetapi kadar kafein yang tinggi juga dapat memberikan efek yang kurang baik

yaitu memacu denyut jantung lebih cepat, terutama bagi orang yang sensitif.

Kadar asam amino L-theanine juga terbukti merangsang gelombang α di dalam otak yang dapat meningkatkan kewaspadaan dan memberikan efek tenang

(Towaha, 2013).

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti efek

pemberian seduhan teh putih terhadap waktu reaksi sederhana.

1.2 Identifikasi Masalah

Apakah konsumsi seduhan teh putih dapat memperpendek waktu reaksi

sederhana (WRS) pada pria dewasa muda.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan penelitian ini adalah mengetahui efek konsumsi seduhan

teh putih terhadap pemendekan waktu reaksi sederhana pada pria dewasa muda.

(12)

3 1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat akademik adalah memberikan informasi dan pengetahuan mengenai

efek seduhan teh putih terhadap perangsangan sistem saraf pusat yang diukur

dengan waktu reaksi.

Manfaat praktis adalah memberikan pengetahuan kepada masyarakat pada

umumnya terutama pada mahasiswa bahwa seduhan teh putih dapat

memperpendek waktu reaksi dalam proses merespon dan memahami materi

pelajaran yang membutuhkan waktu reaksi yang cepat.

1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis

1.5.1 Kerangka Pemikiran

Waktu reaksi adalah selang waktu antara pemberian rangsang dan timbulnya

jawaban (Ganong, 2003). Waktu reaksi dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu

intensitas stimulus, jenis stimulus dan konsentrasi. Faktor lain yang

mempengaruhi waktu reaksi adalah usia, jenis kelamin, latihan, kelelahan, puasa,

gangguan/distraksi, rangsang yang diberitahu, siklus pernapasan, tipe kepribadian,

kecerdasan, gangguan belajar, cedera otak, hukuman, stress, ancaman, alkohol dan

konsumsi obat-obatan (Kosinski, 2013).

Teh putih mengandung kadar katekin yang tinggi terutama karena proses

pengolahannya yang cepat dan tanpa melalui proses fermentasi. Katekin adalah

metabolit sekunder yang secara alami dihasilkan oleh tumbuhan dan termasuk

dalam golongan flavonoid. Struktur molekul katekin memiliki dua gugus fenol

dan satu gugus dihidropiran dan sering disebut sebagai senyawa polifenol karena

memiliki lebih dari satu gugus fenol. Sehingga katekin termasuk golongan

antioksidan (Towaha, 2013).

Theanine di dalam teh juga memberikan efek yang sangat baik. L-theanine

menstimulasi gelombang α dalam otak dan memberikan efek yang menenangkan bagi otak. Stress yang dialami para mahasiswa juga dapat menyebabkan gangguan

(13)

4

dalam proses belajar karena berkurangnya konsentrasi dan kecepatan reaksi para

mahasiswa. Hormon stress yang dikenal sebagai glukokortikoid dapat diaktifkan

oleh keadaan stress yang menyebabkan ketidakseimbangan kimia dalam kimia

otak dan mengganggu suasana hati dan memori. L-theanine dapat menekan

glukokortikoid. Hubungan theanine terhadap penekanan glukokortikoid adalah

melalui glutamat. L-theanine dapat bertindak sebagai antagonis reseptor glutamat

yang dapat mengimbangi dampak berbahaya dari tingkat glukokortikoid yang

tinggi dan memberikan efek neuroprotektif baik pada degenerasi saraf akut

maupun kronis. Aktivasi sinyal glutamat juga mempengaruhi daya ingat dan

proses belajar (Einöther & Martens, 2013).

Teh putih juga mengandung kafein walaupun dalam jumlah yang lebih kecil

dibanding jenis teh yang lain. Kafein merupakan salah satu zat yang dapat

merangsang sistem saraf pusat. Kafein berefek meningkatkan sekresi norepinefrin

dan dopamin yang kemudian meningkatkan aktivitas neural pada beberapa area

otak. Kafein bekerja mengaktifasi batang otak (formatio reticularis). Kafein

menghambat aktivitas adenosin dan meningkatkan aktivitas dopaminergik,

sehingga mengaktivasi pusat eksitasi di batang otak dan meningkatkan sel saraf

yang dapat meningkatkan respon terhadap rangsang (Schellack & Hons, 2012).

Kafein dan theanine juga dapat bekerja bersama-sama untuk meningkatkan

kewaspadaan. Kafein yang rendah dalam teh putih juga baik bagi yang memiliki

masalah dengan jantung karena tidak memompa kerja jantung secara berlebihan

(Towaha & ET, 2012).

1.5.2 Hipotesis Penelitian

Konsumsi seduhan teh putih memperpendek waktu reaksi sederhana (WRS)

pada pria dewasa muda.

(14)

48

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Seduhan daun teh putih (Camellia sinensis L.) dapat memperpendek waktu

reaksi sederhana pada pria dewasa muda.

5.2Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh minuman teh putih

terhadap waktu reaksi dengan interval pengamatan yang lebih pendek untuk

mengetahui waktu kerja teh putih yang paling efektif.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh minuman teh putih

terhadap waktu reaksi dengan dosis teh putih yang lebih kecil untuk

mengetahui dosis minimum teh putih yang efektif dalam mempengauhi waktu

reaksi.

3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh minuman teh putih

terhadap waktu reaksi dengan menggunakan tes waktu reaksi sederhana selain

tes dengan menggunakan cahaya lampu.

(15)

49

DAFTAR PUSTAKA

Barret, K. E., Barman, S. M., Boitano, S., & Brooks, H. L. (2012). Ganong's

Review of Medical Physiology 24th edition. McGraw-Hill Companies, Inc.

Einöther, S. J., & Martens, V. E. (2013). Acute effects of tea consumption on

attention and mood. Am J Clinical Nutrition, 1700-1708. Retrieved Januari

23, 2015, from http://ajcn.nutrition.org/content/98/6/1700S.full.pdf+html

Erlina. (2013). 10 Jenis Teh Yang Baik Untuk Kesehatan dan Pengobatan.

Retrieved November 7, 2015, from

http://www.kolomsehat.com/10-jenis-teh-yang-baik-untuk-kesehatan-dan-pengobatan/

Ganong, W. F. (2003). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (20 ed.). Jakarta: EGC.

Giesbrecht, T., Rycroft, J., Rowson, M. J., & De Bruin, E. A. (2010). The

combination of L-theanine and caffeine improves cognitive performance

and increases subjective alertness. Nutritional Neuroscience, 13, 283-290.

Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2006). Textbook of Medical Physiology 11th edition.

Philadelphia: Elsevier.

Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2012). Fisiologi Kedokteran (Textbook of Medical

Physiology). Jakarta: EGC.

Hadiman, R. (2013). Efek Seduhan Teh Hijau (Camellia sinensis L.) Terhadap

Waktu Reaksi Sederhana (WRS) Laki-Laki Dewasa. Dalam Skripsi.

Hilal, Y., & Engelhardt, U. (2007). Characterisation Of White Tea – Comparison

To Green And Black Tea. J. Verbr. Lebensm, 414-421.

Houssay. (1955). Human Physiology, 2nd ed.

IPTEK. (2011). Retrieved Agustus 26, 2015, from http://www.iptek.net.id/

(16)

50

Joewana, S. (2005). Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat

Psikoaktif - Penyalahgunaan NAPZA Edisi 2. Jakarta: EGC.

Kosinski, R. J. (2013, September). Clemson University. Retrieved Januari 18,

2015, from http://biae.clemson.edu/bpc/bp/lab/110/reaction.htm

Nobre, A. C., Rao, A., & Owen, G. N. (2008). L-theanine, A Natural Constituent

In Tea, And Its Effect On Mental State. Asia Pac J Clin Nutr, 167-168.

RI, D. (2001). Inventaris Tanaman Obat Indonesia (1) Jilid 2. Jakarta: Bakti

Husada.

Schellack, G., & Hons, B. (201β). Caffeine: the “good”, the “bad” and the “ugly”.

Prof Nurs Today, 16(2), 10-14. Retrieved Januari 20, 2015, from

http://www.pntonline.co.za/index.php/PNT/article/view/656/923

Sherwood, L. C. (2015). Human Physiology (1st ed.). New York: Elsevier.

Spencer, J. P. (2010). The impact of fruit flavonoids on memory and cognition.

British Journal of Nutrition, 40-47. Retrieved Januari 18, 2015, from

http://journals.cambridge.org/action/displayAbstract?fromPage=online&ai

d=7915043&fileId=S0007114510003934

Syah, A. N. (2006, Maret). Taklukkan Penyakit Dengan Teh Hijau. Jakarta: Agro

Media Pustaka.

Towaha, J. (2013, Desember). Kandungan Senyawa Kimia pada Daun Teh

(Camelya sinensis). Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman

Industri, 19(3), 12-16. Retrieved Januari 18, 2015, from

http://perkebunan.litbang.pertanian.go.id/wp-content/uploads/2014/01/perkebunan_warta-vol19No3-2013-4.pdf

Towaha, J. (2015). Retrieved september 5, 2015, from

http://balittri.litbang.pertanian.go.id/index.php/component/content/article/

49-infotekno/177-teh-putih-yang-langka-dan-mahal

(17)

51

Towaha, J., & ET, B. (2012, November 29). BALITRRI. Retrieved Januari 18,

2015, from BALITRRI Web Site:

http://balittri.litbang.pertanian.go.id/index.php/component/content/article/

49-infotekno/159-mengenal-4-macam-jenis-teh

USDA. (2015). Retrieved September 5, 2015, from

http://plants.usda.gov/core/profile?symbol=CASI16

Wibowo, D. S. (2011). Neuroanatomi Untuk Mahasiswa Kedokteran. Malang:

Bayumedia Publishing.

Woodworth, R. S., & Schlosberg, H. (1971). Experimental Psychology, Revised

Edition. Methuen & Co. Ltd.

Gambar

Tabel 4.4 Hasil Rerata WRS Dan Hasil Uji T-Test Berpasangan Untuk Waktu 15,
Gambar 2.3 Prinsip Jaras Penglihatan Dari Mata Ke Korteks Penglihatan ........ 17
Grafik 4.4 Hasil Rerata WRS Dan Hasil Uji T-Test Berpasangan Untuk Waktu 15,

Referensi

Dokumen terkait

Apa yang harus dibuat supaya hidup dengan sesama di bumi ini bisa bermakna

Sikap Siswa terhadap Soal Pemahaman Konsep dan Kompetensi Strategis Matematis .... Deskripsi Hasil Wawancara dengan

Dari klarifikasi diatas maka pedagang kaki lima atau yang kita singkat dengan PKL masuk pada klarifikasi yang ketiga yang mana PKL atau yang sering kita sebut dengan

Metode Pengumpulan Data adalah suatu proses atau cara yang digunakan untuk pengumpulan data primer yang mendukung pembangunan aplikasi mobile commerce berbasis

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: Terdapat perbedaan pemahaman pola-pola permainan bola tangan antara

Berdasarkan hasil penelitian, perencanaan dapat dilaksanakan dengan baik sehingga diperoleh peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan multimedia presentasi

[r]

The finding of this research is that Katniss, the main woman character of The Hunger Games is a liberated woman since she could fight the oppression by the