• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Aromaterapi Jasmine (Jasminum officinale) Terhadap Pemendekan Waktu Reaksi Sederhana Laki-laki Dewasa.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Aromaterapi Jasmine (Jasminum officinale) Terhadap Pemendekan Waktu Reaksi Sederhana Laki-laki Dewasa."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENGARUH AROMATERAPI JASMINE (Jasminum officinale)

TERHADAP PEMENDEKAN WAKTU REAKSI SEDERHANA LAKI –

LAKI DEWASA

Annisa Aurum Mahardika, 2016;

Pembimbing I : Sri Nadya Saanin, dr., M.Kes. Pembimbing II : Harijadi pramono dr., M.Kes.

Waktu reaksi sederhana yaitu waktu untuk menjawab suatu rangsang secara sadar dan terkendali terhitung mulai saat rangsang diberikan. Dalam kehidupan sehari-hari, waktu reaksi sangat dibutuhkan. Semakin pendek waktu reaksi seseorang, maka dapat dikatakan bahwa orang tersebut semakin sigap. Waktu reaksi seseorang dapat diperpendek dengan salahsatu cara menggunaan aromaterapi. Aromaterapi jasmine (Jasminum officinale) merupakan aromaterapi yang sering dan mudah di jumpai oleh masyarakat. Aromaterapi jasmine mengandung linalool yang dapat merangsang Sistem Saraf Pusat dengan mensekresikan noradrenalin yang bersifat stimulan, sehingga memperpendek waktu reaksi.

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh aromaterapi jasmine (Jasminum officinale) terhadap pemendekan waktu reaksi sederhana pada laki – laki dewasa.

Desain penelitian ini bersifat prospektif eksperimental quasi, bersifat komparatif dengan rancangan pre-test dan post-test, dilakukan terhadap 30 orang laki - laki dewasa berusia 18-23 tahun.

Data yang diukur adalah waktu reaksi untuk cahaya merah, kuning, hijau, dan biru, yang diberikan secara acak dengan alat kronoskop sebelum dan 5 menit setelah menghirup aromaterapi minyak esensial jasmine. Analisis data dengan uji

“t” berpasangan dengan α =0.05 dengan kemaknaan p<0.05.

Rerata waktu reaksi sederhana setelah menghirup aromaterapi jasmine menunjukan waktu reaksi sederhana dengan rangsang cahaya warna merah, kuning, hijau, dan biru yang diberikan secara acak adalah 0.067 , lebih pendek dari rerata waktu reaksi sebelum menghirup aromaterapi jasmine adalah 0.152. Hasil menunjukan perbedaan yang sangat signifikan (p<0,01)

Simpulan aromaterapi jasmine (Jasminum officinale) memperpendek waktu reaksi sederhana.

(2)

Universitas Kristen Maranatha ABSTRACT

EFFECT AROMATHERAPY OF JASMINE (Jasminum officinale) TOWARDS SHORTENING SIMPLE REACTION TIME IN ADULT MEN

Annisa Aurum Mahardika, 2016;

Pembimbing I : Sri Nadya Saanin, dr., M.Kes. Pembimbing II : Harijadi pramono dr., M.Kes.

Simple reaction time is the time to answer a conscious and controlled stimulation starting time to a given stimulus. In everyday life reaction time is greatly needed, the shorter the reaction time of a person it can be said that the person is more readily. A person's reaction time can be shortened by one way the use of aromatherapy. Aromatherapy jasmine (Jasminum officinale) is a frequent and easy aromatherapy encountered by the society. Jasmine aromatherapy contain linalool which can stimulate the Central Nervous System to secrete noradrenaline that are stimulants, thus shortening the reaction time.

The objective of this study was to determine the effect of aromatherapy jasmine (Jasminum officinale) towards shortening the simple reaction time on adult men. This study was a prospective quasi experimental research, comparative pre-test and post-test design, performed on thirty adult men age eighteen to twenty-five. Data measured was reaction time to red, yellow, green, and blue light are assigned randomly on chronoscope contraption before and five minutes after inhaling the jasmine aromatherapy. Data was analyzed with paired t test with α = 0.05 with significance P <0.05.

Average time a simple reaction after inhaling aromatherapy jasmine shows a simple reaction time for the color red, yellow, green, and blue assigned at random is 0.067 seconds, shorter than the average reaction time before inhaling jasmine aromatherapy is 0.152 seconds. The results showed a highly significant difference (p <0.01).

Conclusion of this study was jasmine aromatherapy (Jasminum officinale) shortened simple reaction time

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ...i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

ABSTRAK ... iv

ABSTRACT ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.4.1 Manfaat Akademis... 4

1.4.2 Manfaat Praktis ... 4

1.5 Kerangka Pemikiran ... 4

1.6 Hipotesis Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Faktor – faktor yang memperngaruhi waktu reaksi ... 7

2.1.1 Pengaruh Tipe Stimulus terhadap Waktu reaksi ... 7

(4)

Universitas Kristen Maranatha

2.1.3 Pengaruh Kewaspadaan terhadap Waktu reaksi ... 9

2.1.4 Pengaruh Usia terhadap Waktu reaksi ... 10

2.1.5 Pengaruh Jenis kelamin terhadap Waktu reaksi ... 10

2.1.6 Pengaruh Tangan kiri atau tangan kanan terhadap Waktu reaksi ... 11

2.1.7 Pengaruh Konsentrasi terhadap Waktu reaksi ... 11

2.1.8 Pengaruh Penglihatan langsung atau perifer pada Waktu reaksi ... 12

2.1.9 Pengaruh Faktor Latihan terhadap Waktu reaksi ... 12

2.1.10 Pengaruh Kelelahan terhadap Waktu reaksi ... 12

2.1.11 Pengaruh Dehidrasi terhadap Waktu reaksi ... 13

2.1.12 Pengaruh Interupsi terhadap Waktu reaksi ... 13

2.1.13 Pengaruh Peringatan akan datangnya stimulus pada Waktu reaksi ... 14

2.1.14 Pengaruh Stimulus yang berulang terhadap Waktu reaksi ... 14

2.1.15 Pengaruh Alkohol terhadap Waktu reaksi ... 14

2.1.16 Pengaruh Urutan presentasi terhadap Waktu reaksi ... 14

2.1.17 Pengaruh Siklus pernapasan terhadap Waktu reaksi ... 15

2.1.18 Pengaruh Jari tremor terhadap Waktu reaksi... 15

2.1.19 Pengaruh Attention blink terhadap Waktu reaksi ... 15

2.1.20 Pengaruh Affective priming terhadap Waktu reaksi ... 16

2.1.21 Pengaruh Olahraga terhadap Waktu reaksi ... 16

2.1.22 Pengaruh Hukuman, stress, dan ancaman terhadap Waktu reaksi ... 16

2.1.23 Pengaruh Obat stimulan terhadap Waktu reaksi ... 16

2.1.24 Pengaruh Obat antidepresan terhadap Waktu reaksi ... 17

2.1.25 Pengaruh Kepribadian seseorang terhadap Waktu reaksi ... 17

2.1.26 Pengaruh Kecerdasan seseorang terhadap Waktu reaksi ... 17

2.1.27 Pengaruh Gangguan belajar terhadap Waktu reaksi ... 17

2.1.28 Pengaruh Cedera otak terhadap Waktu reaksi ... 17

2.1.29 Pengaruh Penyakit terhadap Waktu reaksi ... 18

(5)

2.2 Jenis waktu reaksi ... 18

2.3 Pengolahan Stimulus Cahaya Menjadi Respon di dalam Sistem Saraf ... 20

2.4 Formasio Retikularis ... 21

2.5 Fotoreseptor dan fotopigmen ... 22

2.6 Proses Menghidu ... 24

2.7 Aromaterapi ... 27

2.7.1 Sejarah Aromaterapi ... 29

2.7.2 Manfaat Aromaterapi... 30

2.7.3 Komponen Minyak Esensial... 33

2.7.4 Cara Pemakaian Minyak Esensial ... 34

2.8 Jasmine (Jasminum officinale) ... 35

2.8.1 Taksonomi ... 35

2.8.2 Deskripsi Tanaman Jasmine ... 36

2.8.3 Sejarah Jasmine ... 37

2.8.4 Kandungan Kimia ... 37

2.8.5 Manfaat dan Indikasi ... 37

2.8.6 Efek Samping dan Kontraindikasi ... 38

2.8.7 Pengaruh aromaterapi Minyak Jasmine terhadap waktu reaksi ... 39

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 41

3.1 Alat, Bahan dan Subjek Penelitian ... 41

3.1.1 Alat dan Bahan Penelitian ... 41

3.1.2 Subjek Penelitian (SP) ... 41

3.1.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 42

3.2 Metode Penelitian ... 42

3.2.1 Desain Penelitian ... 42

3.2.2 Variabel penelitian... 42

(6)

Universitas Kristen Maranatha

3.2.2.2 Definisi Operasional Variabel ... 42

3.2.3 Besar Sampel Penelitian ... 43

3.3. Prosedur Kerja ... 44

3.3.1 Persiapan Subjek Penelitian ... 44

3.3.2 Prosedur Penelitian ... 45

3.3.3 Uji Pendahuluan ... 45

3.4. Metode Analisis ... 46

3.4.1 Hipotesis Statistik ... 46

3.4.2 Kriteria Uji ... 46

3.5 Aspek Etik Penelitian ... 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 47

4.1 Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 48

4.2 Pembahasan ... 49

4.3 Pengujian Hipotesis Penelitian ... 51

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 52

5.1 Simpulan ... 52

5.2 Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA ... .. 53

LAMPIRAN ... .. 57

(7)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 4.1 Rerata Waktu Reaksi Sederhana Laki-Laki Dewasa untuk

(8)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Hubungan Intensitas Stimulus dengan Waktu Reaksi…... 9

Gambar 2.2 Hubungan Tingkat Kewaspadaan dengan Waktu Reaksi... 9

Gambar 2.3 Fotoreseptor ... 23

Gambar 2.4 Sel Olfaktorius ... 24

Gambar 2.5 Aktivasi Reseptor Sel Olfaktorius…... 25

Gambar 2.6 Jaras Olfaktorius... 27

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Surat Pernyataan Persetujuan untuk Ikut Serta dalam Penelitian

(Informed Consent) ...57

(10)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Dalam menghadapi setiap aspek kehidupan sehari-hari, manusia tidak terlepas dari proses stimulus dan respon. Setiap gerakan yang disadari selalu berkaitan dengan stimulus dan respon. Di antara stimulus dan respon motorik yang disadari tersebut terdapat jeda waktu yang dikenal sebagai waktu reaksi (Senel & Eroglu, 2006). Kecepatan waktu reaksi dapat mempengaruhi keberhasilan aktivitas seseorang, setiap orang diharapkan dapat melakukan pekerjaannya secara cepat dan tepat. Waktu reaksi yang memanjang dapat disebabkan oleh gangguan pada kewaspadaan. Keadaan ini berakibat menurunkan produktivitas kerja, bahkan dapat menyebabkan kesalahan fatal dalam bekerja. Sebaliknya, bila waktu reaksi memendek karena tingkat kewaspadaan yang baik, dapat meningkatkan produktivitas kerja seseorang. Kewaspadaan mencerminkan kemampuan seseorang untuk bereaksi secara tepat dan sadar terhadap stimulus yang adekuat (Sidharta, 2005). Waktu reaksi dapat disimpulkan yaitu jeda waktu untuk menjawab suatu rangsang secara sadar dan terkendali terhitung mulai saat rangsang diberikan hingga munculnya respon disebut waktu reaksi (Houssay, 1955).

Terdapat variasi individual dalam waktu reaksi, pada keadaan tertentu dapat terjadi perubahan lamanya waktu reaksi pada individu yang sama. Lamanya waktu reaksi dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu tipe stimulus, intensitas rangsang, kewaspadaan, usia, jenis kelamin, perbedaan kecepatan tangan kiri atau tangan kanan, konsentrasi, penglihatan langsung atau perifer, faktor latihan, kelelahan, dehidrasi, interupsi, peringatan akan datangnya stimulus, alkohol, urutan presentasi, siklus penapasan, jari yang tremor, attention blink, affective

(11)

stimultan, obat depresan, kecerdasan seseorang, gangguan belajar, cedera otak dan penyakit tertentu (Senel & Eroglu, 2006).

Dalam melakukan pekerjaan tertentu, misalnya mengendarai mobil, diperlukan waktu reaksi yang memendek. Waktu reaksi yang memendek berhubungan dengan kesigapan seseorang, semakin memendek waktu reaksi seseorang maka dapat dikatakan bahwa orang tersebut semakin sigap. Oleh karena itu, para peneliti berusaha untuk menemukan cara untuk memperpendek waktu reaksi. Berbagai cara telah dilakukan untuk memperpendek waktu reaksi, salah satunya adalah dengan menggunakan obat-obatan kimia salah satu contohnya obat seperti suplemen yang banyak di jual dipasaran, namun penggunaan zat kimia biasanya memberikan efek samping yang mengganggu, sehingga saat ini dikembangkan penggunaan aromaterapi minyak essensial yang berasal dari tanaman. Aromaterapi mulai banyak digunakan oleh masyarakat untuk keperluan kesehatan, relaksasi dan menghilangkan stres, mengontrol emosi, meningkatkan konsentrasi, dan tak jarang juga digunakan untuk membantu mengingat dengan cepat (Price & Price, 1999).

Dalam berbagai penelitian telah diketahui bahwa suasana tenang akan memudahkan seseorang untuk lebih berkonsentrasi. Aromaterapi mampu memberikan suasana nyaman dan menenangkan, oleh karena itu aromaterapi dapat mempengaruhi waktu reaksi yaitu dapat memperpendek waktu reaksi seseorang.

Aromaterapi merupakan salah satu metode terapi herbal, yang menggunakan bau-bauan untuk mendapatkan efek fisiologis. Aromaterapi menggunakan minyak esensial, atau sari minyak murni dari herbal, yang juga biasa digunakan untuk pembalseman, kosmetik, dan berbagai pengobatan lainnya. Manfaat aromaterapi bergantung pada kandungan minyak esensial yang terdapat di dalamnya. Minyak esensial yang digunakan dalam aromaterapi dapat dikemas dalam bentuk dupa, lilin, garam, minyak pijat, dan sabun. Adapun jenis-jenis tanaman yang biasa digunakan sebagai bahan minyak esensial adalah lavender, jasmine, orange,

frangipani, sandalwood, peppermint, basil, ginger, lemon, rosemary, tea tree,

(12)

3 Universitas Kristen Maranatha Telah diketahui bahwa, wangi-wangian yang dipakai dalam aromaterapi memiliki fungsi serta manfaat yang beragam. Aromaterapi jasmine memiliki manfaat untuk membantu memperbaiki atau menjaga kesehatan, membangkitkan semangat, meningkatkan rasa percaya diri, gairah seksual, menyegarkan serta menenangkan jiwa, pikiran positif. Kejernihan pikiran, merangsang proses penyembuhan dan mempengaruhi suasana hati (Hutasoit A, 2002). Aromaterapi jasmine juga berfungsi sebagai antidepresan, menghilangkan pegal linu, mengurangi nyeri menstruasi, dan mengurangi peradangan selaput lendir (Sulong M, 2006).

Pada penelitian ini ingin membuktikan efek aromaterapi jasmine terhadap pemendekan waktu reaksi.

1.2Identifikasi Masalah

Berdasar pada uraian latar belakang tersebut, makadapat diidentifikasi permasalahan dalam petelitian ini, yaitu:

- Apakah aromaterapi jasmine ( Jasminum officinale) memperpendek waktu reaksi sederhana pada laki-laki dewasa

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh aromaterapi jasmine

( Jasminum officinale) terhadap pemendekan waktu reaksi sederhana pada laki

laki dewasa.

1.4Manfaat Karya Tulis Ilmiah

(13)

1.4.1 Manfaat Akademis

Manfaat akademis dari penelitian ini untuk memberikan wawasan tambahan dalam bidang medis mengenai pengaruh aromaterapi jasmine (Jasminum

officinale) terhadap pemendekan waktu reaksi sederhana pada laki – laki dewasa.

1.4.2 Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini untuk memberikan wawasan tambahan mengenai kegunaan dari aromaterapi jasmine (Jasminum officinale) terhadap aktivitas yang membutuhkan konsentrasi penuh.

1.5 Kerangka Pemikiran

Waktu reaksi adalah waktu yang diperlukan seseorang untuk menjawab suatu rangsangan secara sadar dan terkendali dihitung mulai saat rangsang diberikan sampai timbulnya respon yang sesuai (Houssay, 1955). Waktu reaksi dibagi menjadi dua yaitu Waktu Reaksi Sederhana (WRS) dan Waktu Reaksi Majemuk. Pengukuran waktu reaksi yang umum dilakukan dalam laboratorium adalah dengan memberikan rangsang berupa cahaya, suara, dan taktil; kemudian mengukur waktunya sampai timbul jawaban motorik dengan cara menekan tombol respon (Kosinski, 2012).

(14)

5 Universitas Kristen Maranatha Berikut jalannya impuls sensoris dari reseptor menuju cortex cerebri:

Aromaterapi adalah salah satu metode pengobatan penyakit yang menggunakan bau-bauan berasal dari tumbuh-tumbuhan yang berbau harum, gurih, dan enak, yang disebut minyak atsiri (Agusta, 2002).

(15)

menimbulkan rangsang pada sistem saraf otonom, yaitu sistem saraf simpatis. Begitu juga dengan perangsangan pada amigdala akan meningkatkan emosi yang merangsang simpatis. Bila sistem saraf simpatis teraktivasi, denyut nadi akan meningkat, kontraksi otot jantung pun akan meningkat, sehingga cardiac output meningkat yang salah satunya akan menyebabkan peningkatan aliran darah ke otak. Semakin banyak oksigen dan nutrisi yang dipompakan ke otak maka semakin optimal fungsi otak, sehingga dapat memperpendek waktu reaksi seseorang (Guyton & Hall, 2010). Linalool juga dapat merangsang locus seruleus pada otak, yang terletak di bagian posterior antara pons dan mesencephalon sehingga mensekresi noreadrenalin. Noradrenalin adalah hormon stress yang merangsang sistem saraf simpatis dan Diffuse Ascending Reticular Activating

System (ARAS) yang akan merangsang seluruh permukaan cortex cerebri

sehingga dapat memperpendek waktu reaksi sederhana. (Hongratanaworakit, 2009). Hal ini menyebabkan meningkatnya kewaspadaan dan memperpendek waktu reaksi pada subjek penelitian.

1.6 Hipotesis

(16)

52 Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Aromaterapi jasmine (Jasminum officinale) memperpendek waktu reaksi sederhana pada laki-laki Dewasa.

5.2 Saran

• Mencari konsentrasi yang optimal untuk memperpendek waktu reaksi sederhana dari aromaterapi jasmine

• Melakukan penelitian serupa dengan mengganti kelompok usia maupun jenis kelamin yang berbeda.

Melakukan penelitian dengan mengubah bentuk sediaan dari aromaterapi jasmine

• Dalam penelitian selanjutnya sebaiknya diteliti lebih lanjut mengenai pengaruh aromaterapi minyak esensial jasmine dalam berbagai aplikasi medis.

• Melakukan penelitian dengan membandingkan efek dari berbagai aromaterapi

(jasmine, lavender, rose, lemon, dan lain sebagainya) terhadap Waktu Reaksi

(17)

PENGARUH AROMATERAPI JASMINE

(Jasminumofficinale)TERHADAP PEMENDEKAN

WAKTU REAKSI SEDERHANA LAKI LAKI DEWASA

KARYA TULIS ILMIAH

Karya Tulis Ini Dibuat Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

ANNISA AURUM MAHARDIKA

1310098

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BANDUNG

(18)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya dalampengerjaan karya tulis ilmiah yang berjudul “PengaruhAromaterapiJasmine (Jasminum Officinale) terhadappemendekanWaktuReaksisederhanaLaki – lakiDewasa” ini segala sesuatunya dapat berjalan dengan baik dan lancar serta dapat selesai dengan baik. Karya tulis ilmiah ini sebagai salah satu persyaratan akademik untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked) di Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung.

Penelitian ini bermaksud untuk memberikan informasi mengenai adakahpengaruh aromaterapi jasmine

(JasminumOfficinale)terhadapwaktureaksilaki – lakidewasa.

Dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini tak jarang dijumpai adanya hambatan maupun kesulitan, namun dengan bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, akhirnya karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan, oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. dr. Sri Nadya Saanin, M.Kes. selaku pembimbing karya tulis ilmiah ini yang telah memberikan waktu, tenaga, pikiran, perhatian, dukungan serta bantuan moral dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

2. dr.Harijadi Pramono, M.Kes. selaku pembimbing karya tulis ilmiah ini atas perhatian, tenaga, waktu, pikiran, serta dukungan dan bantuan moral dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

3. Staf Laboratorium Faal Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha atas segenap bantuan yang telah diberikan selama penulis melakukan penelitian.

4. Kedua orang tua tercinta, RukmanaAlamSakti dan Gina Indriantina untuk segenap doa, dukungan, bimbingan, perhatian, semangat serta bantuan sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

(19)

6. Teman-teman pengurus SEMA FK Maranatha, khususnya kepada WillianeTjong, DenasaDwiSopandita Rahim, FelicitasAnindyaUtami, AisyahMulqiah, Ni PutuJiesthisia, Gina Ariela, DinniRachmawati, AlfonsaAngwarmasedanteman-teman lain yang tidak dapat disebutkan semuanya satu-persatu atas semua dukungan, bantuan, semangat dan perhatian sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini. 7. Kepada berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah

membantu penulis menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.

Akhir kata, semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua yang membacanya dan berperan dalam perkembangan ilmu pengetahuan.

Bandung, September 2016

(20)

Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Adnan, A. (2012 ). Cognitive performance and dehydration . Journal of the American

College of Nutrition , 71-8 .

Agusta. (2002 ). Aromaterapi, Cara sehat dengan wewangian alami . Jakarta : Penebar Swadaya .

Anindya, T. H. (2009 ). Pengaruh latihan fisik Terprogram terhadap perubahan

waktu reaksi tangan pada siswi sekolah Bola Voli Tugu Muda Semarang Usia 9-12 Tahun . Semarang : Fakultas Kedokteran: Universitas dipenogoro .

Anonymous. (2009). Pengembangan kawasan melati. Retrieved from <http://hortikultura.deptan.go.id/?q=node/246>

Bompa, T., & Periodization, H. G. (2009 ). Theory and Methodology of Training . Europe : Human Kinetics .

Brebner, T. J., & Welfron. (1980 ). Raektion time in personality ttheory . New York : In A T Welford (Ed) Reaktion Times Academic Press .

Broadbent, D. E. (1971 ). Decision and Stress . London : Academic Press . Brown, A. K. (2008 ). "Go" singal intensity influences the sprint start . Med Sci

Sports Exerc , 40:1142-1142 .

Caroline, & Hermans. (2002 ). The Smallst Momentum Possible . Retrieved Agustus 1 , 2016 , from http://www.du.ahk.nl/mijnsite/papers/reactiontime.html,

Fonareva, L. (2013 ). Physiological, Cognitive, and Expectancy Effects of Aromatherapy Following Acute Stress . Student Scholar Archive .

Ganong, W. F. (2003 ). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (22nd ed.). Jakarta : EGC . Ganong, W. F. (2008 ). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (22nd ed.). Jakarta : EGC . Gaware, V. M., Nagare, R., Dhamak, K. B., Khadse, A. N., Kotade, K. B., & Kashid, V. A. (2013). Aromatherapy Art or Science . International Journal of Biomedical

(21)

Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2010 ). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran . Jakarta : EGC .

Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2012). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (11th ed.). Jakarta: EGC.

Hellivan, P. J. (2009 ). Jasmine . Reinventing the "king of perfumes" 2 .

Hongratanaworakit, T. (2009). Stimulating Effect of Aromatherapy Massage with Jasmine Oil. Natural Product Communication .

Houssay. (1955). Human Physiology. New York, Toronto, London: McGraw-Hill Book Company, Inc.

Houssay, B. A. (1955 ). Human Physiology (Vol. 2). London : McGraw-Hill . Hutasoit A, S. (2002). Panduan Praktis Aromatherapy untuk Pemula . Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Jaelani. (2009 ). Aromaterapi . Jakarta : Pustaka Populer Obor .

Koensoemardiyah. (2010 ). A to Z Minyak Atsiri untuk Industri Makanan, Kosmetik,

dan Aromaterapi . Yogyakarta : ANDI .

Kosinski, R. J. (2012). A Liteature Review on Reaction Time. Clemson University. Lorist, M. M. (1997). Caffeine effects on perceptual and motor processes .

Electroencephalography and Clinical Neurophysiology , 102(5): 401-414. .

Luce, R. D. (1986 ). Response Times: Their Role in Inferring Elementary Mental

Organization . New York : Oxford University Press .

MarcGreen. (2000 ). Driver Reaction Time. Retrieved Juli 2016 , from http://www.visualexpert.com/Resources/reactiontime.html

Miller, J. O. (2001 ). Motor processes in simple, go/no-go, and choice reaction time tasks: a psychophysiological analysis . Journal of Experimental Psychology: Human

Perception and Performance , 27: 266 .

Natuurlijkerwijs. (2013 ). Retrieved 2016 , from

(22)

Universitas Kristen Maranatha

Nelson. (2016 , Juni 28 ). Retrieved from Driver Reaction Time Available : hazardcontrol.com/factsheets/pdfs/driver-reaction-time.pdf

Panayiotou, G. a. (2004). The role of self-focus, task difficulty, task self-relevance, and evaluation anxiety in reaction time performance . Motivation and Emotion , 28(2) : 171 - 196 .

Philip, P. J., Taillard, P., Sagaspe, C., Valvat, M., Sanchez-Ortuno, N., Moore, A., et al. (2004 ). Age, Performance, and sleep deprivation . Journal of sleep Research , 13(2) : 105 - 110 .

Price, S., & Price, L. (1999 ). Aromatheraphy for Health Profesionals . (Y. Asih, Ed., & A. Hartono, Trans.) Jakarta : EGC .

Primadiati, R. (2002 ). Aromaterpi Perawatan Alami untuk Sehat dan Cantik . Jakarta : Gramedia Pustaka Utama .

Ritesh, K., & Tejas, G. (2012 ). Comparative study of simple and choice visual reaction time on Medical Student of Bhavnagar Ragion . internasional research

journal of Pharmacy , 3 (7) .

Saul, & Stenberg. (2004). Retrieved Januari 2016 , from Reaction time Experimantation: http://psych.upenn.edu/~saul/rt.experimentation.pdf,

Senel, & Eroglu. (2006). correlation between reaction time and speed in Elite Soccer

Pleyers. Ankara: Gazy University turkey.

Sherwood. (2013). Human Physiology From Cells To System (8th ed.). Toronto: Cengage.

Sherwood, L. (2013 ). Human Physiology From Cells to System (8th ed.). Toronto : Cengange .

Sherwood, L. (2013 ). Human Physiology From Cells To System (8th ed.). Toronto : Cengage .

Sidharta, P. (2005). Tata Pemeriksaan Klinis dalam Neurologi. Jakarta: Dian Rakyat. Sulong M, F. (2006). Extraction of Essential Oils from Jasmine Flower using Solvent Extraction Method. Faculty of Chemical & Natural Resources Engineering

(23)

Suyanti, A., Prabawati, S., Yulianingsih, Setyadjit, & Unad, A. (2003 ). Sifat fisik dan Komponen Kimia Bunga Melati Jasminum officinale . Balai penelitian

pascapanen Pertanian, Jakarta Buletin Plasma Nutfah , 9(2):19-22 .

Takahasi, M, A., Nakata, T., Haratani, et al. (2004). Post-Lunch nap as a worksite intervention to promote alertness on the job. ergonomic , 47(9): 1003-1-1013. Thomas, J. R. (1985 ). Gender Differences Across Age In Motor Performance . A

meta-analysis, psychology Bulletin , 260-283 .

Tortora, G. J., & Derrickson, B. (2012). Principle of Anatomy and Physiology (13 ed.). New York: Biological Science Textbooks Inc.

Tortora, G., & Derrickson, B. (2009 ). Principles Anatomy and Physiology . USA : John Wiley and Sons .

Warude, P. P., & Bhatt, N. (2005). Ayurveda and traditional Chinese medicine: a comparative overview.Evidence-based complementary and alternative medicine.

eCAM , 2, 465-73.

Welfron. (1980 ). Reaction time in personality theory . New York : In A T Welford (Ed) Reaction Times Academic press .

Wibowo, D. (2008 ). Neuroanatomi Untuk Mahasiswa Kedokteran . Malang : Bayumedia Publishing .

Woodworth, R. S., & Schloberg, H. (1971 ). Reaction time. In: Experimantal

Psychology Revised Edition. . New York : Oxford and IBH Publishing CO .

Woodworth, R. S., & Schloberg, H. (1963 ). Reaction time.In: Experimental

Psychology Revised Edition. . New York : Oxford and IBH Publishing CO .

Woodworth, R., & Schloberg, H. (1971 ). Reaction time. In: Experimental

Psychology Revised Edition . New York : Oxford and IBH Publishing CO .

Yuliani, S., & Satuhu, S. (2012 ). Panduan Lengkap Minyak Atsiri . Jakarta : Penebar Swadaya .

Zhang Q., K. L. (2012 ). The interaction of arousal and valence in affective priming .

Gambar

Tabel 4.1 Rerata Waktu Reaksi Sederhana Laki-Laki Dewasa untuk                 Stimulus Cahaya ..................................................................................
Gambar 2.1 Hubungan Intensitas Stimulus dengan Waktu Reaksi….................... 9

Referensi

Dokumen terkait

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, terdiri dari tiga bagian, yaitu: keterlaksanaan implementasi strategi pembelajaran intertekstual yang berupa deskripsi pembelajaran

Sikap Siswa terhadap Soal Pemahaman Konsep dan Kompetensi Strategis Matematis .... Deskripsi Hasil Wawancara dengan

Dalam penelitian ini, reaksi produksi biodiesel yang dilakukan adalah dari minyak jelantah melalui reaksi non alkohol menggunakan enzim lipase dari Aspergillus

Metode Pengumpulan Data adalah suatu proses atau cara yang digunakan untuk pengumpulan data primer yang mendukung pembangunan aplikasi mobile commerce berbasis

Data yang diperlukan dalam penelitian ini, diperoleh dari lembar kesesuaian aspek konteks dan konten, lembar validasi ahli dan nilai reliabilitas alat ukur,

Ketentuan ini sesuai dengan agama Islam itu sendiri sebagai wahyu yang berasal dari Allah Swt., yang.. penjabarannya dilakukan oleh Nabi Muhammad

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa: Terdapat perbedaan pemahaman pola-pola permainan bola tangan antara

(Persero) ANGKASA PURA I Bandar Udara Adisumarmo Surakarta mempunyai Rasio Total Modal Sendiri terhadap Total Asset sebesar 99,72% yang artinya setiap Rp 1,00