• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak Kontribusi Pengembangan Pariwisata Terhadap Ekosistem Pesisir di Kabupaten Nias Selatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Dampak Kontribusi Pengembangan Pariwisata Terhadap Ekosistem Pesisir di Kabupaten Nias Selatan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Dampak Kontribusi Pengembangan Pariwisata Terhadap Ekosistem Pesisir di Kabupaten Nias Selatan

Benny Alfred Sarumaha1*, Erika Revida2, Lita Sri Handayani3

1,2,3Perencanaan Wilayah Pedesaan, Sekolah PascaSarjana, Universitas Sumatera Utara, Medan Indonesia

*Koresponden email: bennysrmh4@gmail.com

Diterima: 19 Februari 2023 Disetujui: 27 Februari 2023

Abstract

The reason for this study was to decide the commitment of the travel industry to the waterfront biological system of South Nias Rule through the travel industry advancement. The travel industry improvement in South Nias not entirely set in stone by attractions, openness, administrations and supporting exercises. then, at that point, estimated how much the commitment of these exercises to the advancement of the travel industry in South Nias Regime. Polls, meetings and documentation were utilized as information assortment methods. This study utilizes a quantitative strategy utilizing optional information got from the Focal Department of Measurements (BPS) and related organizations. The number of respondent in this exploration is individuals who are in vacationer areas. The example populace of this study is essential for the local area in the vacationer location region under study. The strategy for investigation of this examination utilizes basic direct relapse investigation, commitment investigation and elucidating investigation. In light of the aftereffects of information examination, it tends to be reasoned that the portion of the travel industry improvement in the portion of the travel industry income is tiny, in particular a normal of 0.68% in 2018-2020, so it very well may be presumed that it doesn't make adverse consequence the environment.

Keywords : tourism development, tourism sector contribution, coastal ecosystem, nias selatan

Abstrak

Tujuan dari studi ini untuk meneliti dampak kontribusi industri pariwisata pada ekosistem pesisir Kabupaten Nias Selatan melalui pengembangan pariwisata. Pengembangan pariwisata di Kabupaten Nias Selatan dinilai dari atraksi, aksesibilitas, pelayanan dan kegiatan pendukung. kemudian dinilai seberapa besar kontribusi kegiatan tersebut terhadap perkembangan pariwisata di Kabupaten Nias Selatan.

Kuesioner, wawancara dan dokumentasi digunakan sebagai teknik pengambilan data. Studi ini memakai pendekatan kuantitatif dan memanfaatkan data sekunder yang didapat dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan dinas terkait. Populasi yang diteliti adalah masyarakat yang berada di tempat tujuan wisata. Populasi sampel penelitian ini adalah sebagian masyarakat daerah tujuan wisata yang diteliti. Metode analisis studi ini memakai analisis simpel regresi linier, analisis kontribusi dan analisis deskriptif. Studi ini menghasilkan analisis data yang menyimpulkan yaitu pengembangan pariwisata untuk pemasukan devisa sangat kecil yakni rata-rata 0,68% selama tahun 2018-2020, sehingga dapat disimpulkan tidak berdampak negatif pada ekosistem pesisir.

Kata Kunci: pengembangan pariwisata, kontribusi sektor pariwisata, ekosistem pesisir, nias selatan

1. Pendahuluan

Secara finansial. Budaya dan social, geliat pariwisata pada suatu kawasan mampu akan bermanfaat banyak bagi masyarakat. Namun, jika tidak dipertimbangkan dan dilaksanakan dengan terarah, maka akan membuat masalah yang akan merugikan dan menyulitkan bagi warga masyarakat. Agar pariwisata dapat berjalan dengan baik dan maskimal maka penelitian dan kajian ilmiah yang menyeluruh diperlukan sehingga dampak yang akan merugikan dimasa yang akan dating dapat di hindari [1].

Zona pesisir merupakan zona krusial karena berhubungan dengan ekosistem yang berbeda seperti lamun, terumbu karang, pantai, mangrove dan lainnya yang saling terhubung[2]. Pergeseran ekosistem juga menimbulkan akibat pada ekosistem yang lain. Disamping itu, kawasan pesisir yang berkaitan langsung atau tidak langsung dapat dipengaruhi oleh banyak aktifitas manusia, atau proses alam di darat dan laut[3].

Ref [4] [5], menyampaikan kawasan pesisir adalah area dimana bertemunya darat dan laut, dimana adanya kaitan intim antara aktifitas manusia dan lingkungan di darat atau di laut. Kawasan pesisir mempunyai ciri-ciri yaitu mempunyai habitat dan ekosistem (padang lamun, terumbu karang, estuari) mampu menyediakan sesuatu seperti minel, minyak bumi dan ikan) dan jasa yaitu arus pasang surut,

(2)

rekreasi dan proteksi badai untuk warga. Selain itu persaingan dalam menggunakan sumberdaya dan area oleh berbagai pemangku kepentingan, membuat konflik sering terjadi dan berdampak pada berkurangnya kapasitas dan fungsi sumberdaya. Terdapat sumberdaya ekonomi pesisir yang mampu menaikkan GNP (gross national product) dari aktivitas seperti migas dan pengembangan perkapalan juga pariwisata dan lain-lain. Pada umumnya mempunyai kepadatan warga tinggi dan sering menjadi kawasan urbanisasi.

Disamping itu, dalam peraturan perundangan Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas perundangan Nomor 27 Tahun 2007 tentang pengaturan area pesisir dan kepulauaun kecil, dapat dijabarkan yaitu area Pesisir merupakan area pertukaran antara ekosistem laut dan darat berpengaruh pada pergeseran di darat dan laut [6]. Setidaknya ada 3 efek pariwisata pada ekosistem pesisir yaitu perubahan pemandangan dan sampah. Sampah menumpuk akibat wisatawan yang datang menimbulkan sampah yang tidak sedikit dan berbanding terbalik dengan pengelolaan persampahan eksisting serta perubahan kualitas air. Tingginya kebutuhan akan air bersih untuk wisatawan dan juga warga membuat eksploitasi air tanah terjadi secara massif membuat air tidak dapat dikonsumsi. Air menjadi asin akibat menurunnya area hijau sebagai daerah serapan [7].

2. Metode Penelitian

Studi dilaksanakan di 3 desa pesisir yaitu Hiliana’a/ Telukdalam, Sorake/ Luahagundre, Lagundri/

Luahagundre dan Hilinamozihono/ Lolowa’u di kabupaten Nias Selatan. Metode Penelitian yang dipakai dalam studi verifikatif dengan pendekatan cara kuantitatif yang memaparkan kejadian yang ada memanfaatkan angka-angka dan pendekatan deskriptif dengan mengambil kesimpulan dari analisis kuantitatif serta rujukan berupa literatur dan hasil observasi lapangan [8], [9].

2.1. Jenis dan sumber data

Data primer dan data sekunder adalah dua data yang dipakai dalam penelitian ini. Data Primer bersumber secara langsung dari narasumber aslinya dan data sekunder adalah sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung, bisa melalui perantara media[10]. Pengumpulan data primer yang dapat dilakukan melalui pengamatan lapangan. Data primer didapat dengan kuesioner yang disebar dan diisi oleh responden, pengamatan secara langsung dan kegiatan wawancara. Data Sekunder dilakukan dengan survei kedinasan yaitu kolekting data yang dilaksanakan via survei sekunder pada dinas-dinas terkait.

2.2. Populasi

Populasi mampu menyuguhkan data yang sangat penting bagi suatu studi. Populasi dalam studi ini adalah masyarakat desa yang di lokasi objek wisata di Kabupaten Nias Selatan sebanyak 1.790 jiwa[11].

2.3. Sampel

Sampel dalam studi ini adalah beberapa dari warga yang berlokasi di sekitar daerah wisata. Warga yang ditentukan dalam penelitian ini adalah lurah dan perangkat desa, tokoh adat dan warga. Alasan pemilihan masyarakat sebagai sampel penelitian yaitu masyarakat terutama yang berada dilokasi objek wisata lebih mengetahui hasil penerimaan dan bagaimana pengembangan objek wisata tersebut yang kemudian kontribusi berupa retribusi akan disetor langsung ke pemerintah daerah. Sehingga didapatkan jumlah yang menjadi sampel dalam penelitian sebanyak 95 orang melalui perhitungan dengan memakai formula Slovin[12].

Formula Slovin: 𝑛 = 𝑁

1+N𝑒2

Dimana:

n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi

e = persen toleransi ketidaktelitian yang masih dapat diterima/diinginkan yaitu 10%.

𝑛 = 𝑁

1 + N𝑒2

𝑛 = 1.790

1 + 1.790(0,1)2

𝑛 = 1.790 1 + 17,9

(3)

𝑛 =1.790 18,9

n = 94,70 dibulatkan menjadi 95 Responden

Maka kesimpulan yang bisa diambil adalah, sampel akan memakai responden sebanyak 95 orang.

2.4. Teknik Sampling

Peneliti menggunakan probability sampling dalam studi ini. Probability sampling adalah pendekatan pengumpulan sampel yang dapat menyajikan peluang yang setara bagi setiap unsur populasi yang dipilih sebagai sampel. Probability sampling mempunyai anggota yaitu simple random sampling, proponate stratified random sampling, disproportionate stratified random, sampling area (cluster) sampling. Studi kali ini memakai simple random sampling, Simple Random Sampling adalah pengumpulan data dari anggota sampel secara acak dalam populasi tanpa melihat tingkat strata yang ada dalam kumpulan itu [13].

2.5. Analisis Regresi Linear Sederhana

Analisis regresi linier sederhana adalah kaitan lurus/linear satu variabel bebas (X) dan variabel terikat (Y). Analisis regresi sederhana dipakai dalam memantau arah kaitan diantara variabel bebas dan variabel terikat, berhubungan positif atau negatif dan untuk meramal nilai dari variabel terikat dimana nilai variabel bebas menunjukkan kenaikan maupun penurunan. Secara umum, regresi sederhana data yang dipakai mempunyai skala interval atau rasio [16].

Formula dari regresi linear sederhana dapat dijabarkan sebagai berikut:

Yo = a + b X Penjelasan formula :

Yo = Jumlah pemasukan pariwisata di Kabupaten Nias Selatan a = Konstanta

b = Nilai perubahan variabel Y yang muncul di perubahan 1 unit variabel X X = Variabel bebas (Attraction, Accesbility, Amenities, Ancilliary)

N = Jumlah Data

Untuk mencari koefisien a dan b digunakan formula :

a =(∑ 𝑌)(∑ 𝑋2) − (∑ 𝑋)(∑ 𝑋𝑌) 𝑛 ∑ 𝑋2− (∑ 𝑋)2

b =𝑛 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑋𝑌) 𝑛 ∑ 𝑋2− (∑ 𝑋)2

Penggunaan analisis regresi linear sederhana bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel Attraction, Accesbility, Amenities, Ancilliary terhadap perkembangan pendapatan sektor pariwisata.

a. Bila b<0, maka pemasukan pariwisata turun.

b. Bila b>0, maka pemasukan pariwisata naik.

2.6. Analisis Kontribusi

Pendekatan yang dipakai untuk menilai besar persentase kontribusi pariwisata pada pemasukan.

Formula yang dipakai dapat dilihat dibawah ini:

𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 =𝑥1

𝑦1 𝑥 100%

(4)

Penjelasan formula :

t = Kontribusi pariwisata pada total pemasukan x1 = Total pemasukan pariwisata

y1 = Total pemasukan

Tolok ukur yang dipakai dalam melihat nilai kontribusi pariwisata pada pemasukan seperti di tunjukkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Tolok ukur Kontribusi Pariwisata

Presentase Kriteria

0,00% - 10%

10,00% - 20%

20,00% - 30%

30,00% - 40%

40,00% - 50%

Diatas 50%

Sangat Kurang Kurang Sedang

Cukup Baik Baik Sangat Baik

Sumber : Depdagri, Kepmendagri No. 690.900.327 2.7. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah pendekatan yang dipakai dalam menilai variable kuantitatif. Pendekatan deskriptif merupakan pendekatan dalam menelaah kumpulan manusia, objek, kondisi, pemikiran, maupun peristiwa saat ini [14]. Maksud dari studi deskriptif ini yaitu memberikan ilustrasi sistematis, nyata dan akurat tentang fakta dan sifat juga korelasi antar kejadian yang diamati. Pengukuran dengan skala Likert dipakai untuk pendekatan pengelolaan variabel bebas [17].

Tolok ukur jawaban yang didistribusikan ke responden memakai kuisioner skala Likert.

Berhadapan langsung dengan responden, responden menggunakan media interaktif dalam menjawab pertanyaan atau pernyataan. Responden memberikan satu pilihan dari pilihan-pilihan yang ada. Ada 5 jawaban dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju.

Bobot skor satu, dua, tiga, empat dan lima mengubah data kualitatif dan kemudian dihitung berdasarkan persentase dengan menggunakan formula. Tabel 2 menampilkan skala Liker dan skor dibawah ini:

Tabel 2. Skala Likert

No. Keterangan Skor

1. Sangat Setuju (ST) 5

2. Setuju (S) 4

3. Netral (N) 3

4. Tidak Setuju (TS) 2

5. Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber: Sugiono, 2010

𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑘𝑎𝑛 (%) =𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑎𝑠𝑖

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖ℎ𝑎𝑟𝑎𝑝𝑘𝑎𝑛 𝑥 100%

Dari bagian-bagian yang dinilai, kemudian diberikan persentase atas kelayakan, dengan pembagian kategori menjadilima, skala memberikan nilai dalam bilangan persentase. Persentase 100% diberikan untuk nilai maksimal dan nilai 0% untuk nilai minimal, dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Kategori Kelayakan

No. Persentase (%) Nilai Kelayakan

1. Angka 0% - 19,99% Sangat Tidak Setuju 2. Angka 20% - 39,99% Tidak Setuju

3. Angka 40% - 59,99% Netral

4. Angka 60% - 79,99% Setuju

5. Angka 80% - 100% Sangat Setuju

Sumber : Arikunto, 2009

(5)

3. Hasil dan Pembahasan 3.1. Letak Geografis

Kabupaten Nias Selatan berlokasi dibagian Barat Pulau Sumatera dengan jarak ± 92 mil laut dari Kota Sibolga atau Kabupaten Tapanuli Tengah. Lokasi Kabupaten Nias Selatan berada di bagian Selatan Kabupaten Nias yang berjarak ±120 km dari Gunungsitoli ke Telukdalam (Ibukota Kabupaten Nias Selatan).

Kabupaten Nias Selatan memiliki teritori seluas 2.487,98 km2 dan terdiri atas 104 pulau. Kabupaten Nias Selatan memiliki 35 kecamatan, 2 (dua) kelurahan dan 459 dusun. Gambar 1 menampilkan peta kabupaten Nias Selatan.

Gambar 1. Peta kabupaten Nias Selatan Sumber: RTRW kabupaten Nias Selatan 3.2. Analisa Hasil Kuesioner Penelitian

Pelaksanaan kolekting data dilakukan dengan mendistribuksikan kuesioner. Warga disekitar objek wisata menjadi responden atau sampel.

Profil Responden

Penulis mengumpulkan responden sebanyak 95 orang. Tabel 4 menampilkan profil sampel.

Tabel 4. Profil Responden

Kriteria Sub Kriteria Jumlah

Jenis Kelamin Laki – laki Perempuan

56 orang 39 orang

Usia

10 – 20 tahun 21 – 30 tahun 31 – 40 tahun 41 – 50 tahun

>51 tahun

7 orang 39 orang 31 orang 20 orang 4 orang

(6)

Kriteria Sub Kriteria Jumlah

Pekerjaan Responden

Petani Nelayan

PNS (Kepala Desa) Pelajar/Mahasiswa Pemilik Penginapan

39 orang 38 orang 4 orang 12 orang 2 orang

Pendidikan Terakhir

SD SLTP SLTA

Perguruan Tinggi D-3 Perguruan Tinggi S-1

47 orang 24 orang 13 orang 5 orang 6 orang Hasil jawaban Responden Terhadap Variabel Attraction

Adapun hasil jawaban dari responden akan dijabarkan melalui Tabel 5.

Tabel 5. Hasil respon pada variabel Attraction

No. Pernyataan SS S N TS STS

1. Kondisi Objek wisata masih alami. 19 17 20 31 9

2. Kondisi objek wisata masih Terawat. 36 34 11 5 9

3. Kondisi Objek wisata bersih. 15 16 18 27 19

4. Kondisi objek wisata pantai putih masih alami 15 13 6 5 5 5. Kondisi perlengkapan olahraga air masih ada. 17 12 7 6 6 6. Adanya spot untuk berfoto yang menarik. 36 21 22 10 6

7. Panorama alam sebagai spot berfoto. 41 23 19 7 5

8. Suvenir yang ditawarkan unik. 22 17 6 3 0

9. Suvenir yang ditawarkan bervariasi. 21 17 6 3 0

Catatan: Jumlah sampel: 95 orang, Jumlah pernyataan : 9

Berdasarkan Tabel 5 dapat dikatakan bahwa objek wisata di Nias Selatan masih terawat dengan baik, Selain itu tujuan wisata lainnya adalah untuk menikmati pesona pemandangan alam dengan mengabadikan momen tersebut melalui berfoto. Namun, beberapa responden yang memberikan pendapat negatif tentang kondisi kebersihan objek wisata di Nias Selatan. Hal ini dibuktikan bahwa pada poin ke 3 dari tabel kuisioner variabel atraksi terdapat 19 orang responden menjawab sangat tidak setuju bahwa kondisi objek wisata di Nias Selatan sangat bersih.

Hasil Jawaban Responden Terhadap Variabel Accessibilities

Tabel 6 ini menunjukan hasil kuesioner variabel accessibilities :

Tabel 6. Hasil Jawaban Responden Terhadap Variabel Accessibilities

No. Pernyataan ST S N TS STS

1. Terdapat angkutan umum menuju objek wisata 10 13 12 15 45

2. Angkutan umum mudah ditemukan. 28 31 17 11 8

3. Angkutan umum terawat dengan baik. 25 18 14 18 20

4. Biaya transportasi angkutan umum terjangkau. 22 27 31 10 5 5. Jarak ke lokasi objek wisata tidak terlalu jauh dari pusat kota. 14 26 35 13 7

6. Kondisi jalan terawat dengan baik 30 22 14 19 10

7. Akses Jalan menggunakan jalur 2 arah 38 35 22 0 0

8. Dapat dilalui oleh kendaraan selain roda dua (becak motor, mobil) 23 27 20 19 6 9. Konstruksi jalan sudah menggunakan aspal/hotmix. 37 33 15 6 4 10. Terdapat papan penunjuk arah menuju objek wisata. 31 29 30 0 5

Jumlah sampel: 95 org, Jumlah pernyataan : 10

Berdasarkan Tabel 6 dapat dilihat bahwa aspek aksesibilitas terutama jalan menuju lokasi objek wisata di Kabupaten Nias Selatan dianggap sudah memadai pemenuhan kebutuhan untuk wisatawan yang hendak menuju ke lokasi objek wisata yang diinginkan. Akan tetapi untuk kebutuhan angkutan umum menju lokasi objek wisata masih sangat terbatas dilihat dari sebanyak 45 orang responden menyatakan bahwa angkutan umum masih sangat sulit ditemukan dan kebanyakan wisatawan menggunakan kendaraan pribadi.

(7)

Hasil Jawaban Responden Terhadap Variabel Amenities

Hasil jawaban responden terhadap variabel amenities dapat dilihat pada Tabel 7 di bawah.

Tabel 7. Hasil respon pada variabel amenities

No. Pernyataan ST S N TS STS

1. Terdapat hotel/penginapan di lokasi objek wisata. 24 18 30 13 10

2. Biaya hotel/penginapan terjangkau 15 22 16 34 8

3. Terdapat restoran, bar, kafe di lokasi objek wisata. 14 24 10 27 20 4. Harga makanan di restoran, bar, kafe cukup terjangkau. 8 17 6 24 40 5. Harga minuman di restoran, bar, kafe cukup terjangkau. 48 20 5 15 7 6. Fasilitas kesehatan berada disekitar objek wisata. 50 18 10 12 5 7.

Terdapat fasilitas listrik bagi wisatawan yang hendak Melakukan akses yang berhubungan dengan listrik (isi ulang baterai/charge).

9 13 18 31 24

8. Tersedia toilet umum di lokasi objek wisata 5 13 15 45 10

9. Tersedia sarana ibadah di sekitar lokasi objek wisata. 14 21 13 47 17 10. Tersedia lahan parkir di lokasi objek wisata. 11 16 17 31 20 11. Terdapat petugas keamanan di lokasi objek wisata 7 5 10 30 43 12. Tersedia jalur evakuasi bencana (mis,tsunami, tanah longsor). 25 15 30 12 13

13. Papan penunjuk arah terlihat dengan jelas 23 27 30 13 12

Jumlah sampel: 95 org, Jumlah pernyataan : 13

Merujuk pada Tabel 7, maka fasilitas Kesehatan disekitar objek wisata dianggap cukup mudah dijangkau sehingga memudahkan wisatawan dalam mengakses faslitas Kesehatan jika dibutuhkan. Selain itu, dengan adanya seperti restoran, bar, kafe sangat membantu aktivitas wisatawan tersebut. Akan tetapi harga makanan yang ditawarkan cukup mahal tetapi harga minuman sangat terjangkau. Fasilitas lainnya seperti tempat ibadah juga mudah untuk dijangkau karena tidak jauh dari lokasi objek wisata, ketersediaan toilet umum di lokasi objek wisata masih sangat sedikit serta tempat penginapan/hotel bagi wisatawan yang melakukan kegiatan wisata lebih dari sehari juga tersedia dan beragam pilihan.

Hasil Jawaban Responden Terhadap Variabel Ancillary

Tabel 8 menampilkan respon terhadap variabel ancillary:

Tabel 8. Hasil jawaban responden terhadap variabel ancillary

No. Pernyataan ST S N TS STS

1. Terdapat jasa pelayanan servis kendaraan (bengkel atau service center) di sekitar objek wisata

32 18 12 13 20

2. Terdapat mesin ATM (anjungan tunai mandiri) disekitar lokasi objek wisata.

30 20 15 15 15

3. Terdapat signal telekomunikasi yang baik saat berada di area wisata.

45 33 12 5 0

4. Tersedianya tempat sampah di setiap area wisata. 52 9 6 18 10 5. Terdapat fasilitas tempat penukaran uang/money changer di sekitar

lokasi objek wisata.

25 15 5 35 15

6. Terdapat TIC (Tourism Information Center) di sekitar lokasi objek wisata.

35 19 10 16 15

7. Terdapat tempat pusat oleh-oleh. 24 14 15 20 22

8. Terdapat agen perjalanan wisata 15 17 13 38 12

9. Tersedia paket perjalanan wisata. 7 14 16 43 15

Jumlah sampel: 95 org, Jumlah pernyataan : 9

Berdasarkan Tabel 8 diatas terkait jasa pelayanan servis kendarahan disekitar lokasi objek wisata, 32 orang responden berpendapat sangat setuju karena sangat membantu aktivitas perjalanan wisatawan apabila mengalami gangguan pada kendaraan yang sedang digunakan. Selain itu juga terdapat tempat- tempat sampah dilokasi objek wisata, hal ini bertujuan agar sampah dari wisatawan berupa kemasan makanan dan minuman telah dikonsumsi oleh wisatawan tidak sembarangan di buang. Fasilitas telekomunikasi adalah bagian penting dalam kegiatan wisata. Disetiap lokasi objek wisata telah dilengkapi dengan Mesin ATM (Anjungan Tunai Mandiri), TIC (Tourism Information Center), dan fasilitas listrik.

(8)

Analisis Pengaruh Variabel 4A Terhadap Berkembangnya Pemasukan Pariwisata

Pemasukan pariwisata di Kabupaten Nias Selatan tidak terlepas dari pengaruh variabel 4A. Tujuan analisis ini dilakukan untuk mengatahui seberapa besar retribusi dari variabel 4A terhadap pendapatan sektor pariwisata dan alat penelitan yang dipakai adalah regresi linear sederhana dengan nilai X yang merupakan hasil skoring responden dari variabel 4A dan nilai Y adalah pendapatan sektor pariwisata di tahun terakhir yaitu tahun 2020. Hasil olahan analisis tersebut dijabarkan sebagai berikut :

a. Attraction

a =(∑ 𝑌)(∑ 𝑋2) − (∑ 𝑋)(∑ 𝑋𝑌) 𝑛 ∑ 𝑋2− (∑ 𝑋)2

a =(50.190.000)(2.3882) − (2.388)(2.388 × 50.190.000)

1(2.3882) − (2.388)2

a =(50.190.000)(5.702.544) – (2.388)(119.853.720.000)

5.702.544 – (5.702.544)

a =(50.190.000) – 1(119.853.720.000)

1 – 2.388

𝐚 = 𝟓𝟎. 𝟏𝟗𝟎. 𝟎𝟎𝟎

b =(∑ 𝑌)(∑ 𝑋2) − (∑ 𝑋)(∑ 𝑋𝑌) 𝑛 ∑ 𝑋2− (∑ 𝑋)2

b =1(2.388 × 50.190.000) – (2.388)(50.190.000) 1(2.3882) − (2.388)2

b =(119.853.720.000) – (50.190.000) 1(5.702.544) – (2.388)

b =(50.190.000) – 1(119.853.720.000)

1 – 2.388

𝐛 = 𝟐𝟏. 𝟎𝟏𝟕, 𝟓𝟗

Didapatkan persamaan : Y = 50.190.000 + 21.017,59 X

Dari penjabaran variabel Attraction, bahwa nilai b yang diperoleh adalah 21.017, 59. Berdasarkan ketentuan apabila nilai b>0 maka variabel Attraction berpengaruh terhadap pendapatan sektor pariwisata.

b. Accesbility

a =(∑ 𝑌)(∑ 𝑋2) − (∑ 𝑋)(∑ 𝑋𝑌) 𝑛 ∑ 𝑋2− (∑ 𝑋)2

a =(50.190.000)(3.2962) − (3.296)(3.296 × 50.190.000)

1(3.2962) − (3.296)2

a =(50.190.000)(10.863.616) – (3.296)(165.426.240.000)

10.863.616 – (10.863.616)

(9)

a =(50.190.000) – 1(165.426.240.000)

1 – 3.296

𝐚 = 𝟓𝟎. 𝟏𝟗𝟎. 𝟎𝟎𝟎

b =(∑ 𝑌)(∑ 𝑋2) − (∑ 𝑋)(∑ 𝑋𝑌) 𝑛 ∑ 𝑋2− (∑ 𝑋)2

b =1(3.296 × 50.190.000) – (3.296)(50.190.000) 1(3.2962) − (3.296)2

b =(165.426.240.000) – (50.190.000) 1(10.863.616) – (3.296) 𝐛 = 𝟏𝟓. 𝟐𝟐𝟕, 𝟓𝟓

Didapatkan persamaan : Y = 50.190.000 + 15.227,55 X

Dari penjabaran variabel Accesbility, bahwa nilai b yang diperoleh adalah 15.227,55. Berdasarkan ketentuan apabila nilai b>0 maka variabel Accesbility berpengaruh terhadap pendapatan sektor pariwisata.

c. Amenities

a =(∑ 𝑌)(∑ 𝑋2) − (∑ 𝑋)(∑ 𝑋𝑌) 𝑛 ∑ 𝑋2− (∑ 𝑋)2

a =(50.190.000)(3.7082) − (3.708)(3.708 × 50.190.000)

1(3.7082) − (3.708)2

a =(50.190.000)(13.749.264) – (3.708)(186.104.520.000)

13.749.264 – (13.749.264)

a =(50.190.000) – 1(186.104.520.000)

1 – 3.708

𝐚 = 𝟓𝟎. 𝟏𝟗𝟎. 𝟎𝟎𝟎

b =(∑ 𝑌)(∑ 𝑋2) − (∑ 𝑋)(∑ 𝑋𝑌) 𝑛 ∑ 𝑋2− (∑ 𝑋)2

b =1(3.708 × 50.190.000) – (3.708)(50.190.000) 1(3.7082) − (3.708)2

b =(186.104.520.000) – (50.190.000) 1(13.749.264) – (3.296)

𝐛 = 𝟏𝟑. 𝟓𝟑𝟓, 𝟔𝟎

Didapatkan persamaan : Y = 50.190.000 + 13.535,60 X

Dari penjabaran variabel Amenities, bahwa nilai b yang diperoleh adalah 13.535,60. Berdasarkan ketentuan apabila nilai b>0 maka variabel Amenities berpengaruh terhadap pendapatan sektor pariwisata.

(10)

d. Ancilliary

a =(∑ 𝑌)(∑ 𝑋2) − (∑ 𝑋)(∑ 𝑋𝑌) 𝑛 ∑ 𝑋2− (∑ 𝑋)2

a =(50.190.000)(2.5302) − (2.530)(2.530 × 50.190.000)

1(2.5302) − (2.530)2

a =(50.190.000)(6.400.900) – (2.530)(126.980.700.000)

6.400.900 – (6.400.900)

a =(50.190.000) – 1(126.980.700.000)

1 – 2.530

𝐚 = 𝟓𝟎. 𝟏𝟗𝟎. 𝟎𝟎𝟎

b =(∑ 𝑌)(∑ 𝑋2) − (∑ 𝑋)(∑ 𝑋𝑌) 𝑛 ∑ 𝑋2− (∑ 𝑋)2

b =1(2.530 × 50.190.000) – (2.530)(50.190.000) 1(2.5302) − (2.530)2

b =(126.980.700.000) – (50.190.000) 1(6.400.900) – (3.296)

𝐛 = 𝟏𝟗. 𝟖𝟑𝟕, 𝟗𝟒

Didapatkan persamaan : Y = 50.190.000 + 19.837,94 X

Dari penjabaran variabel Ancilliary, bahwa nilai b yang diperoleh adalah 19.837,94. Berdasarkan ketentuan apabila nilai b>0 maka variabel Ancilliary berpengaruh terhadap pendapatan sektor pariwisata.

3.3. Analisis Kontribusi Sektor Pariwisata

Analisis proporsionalitas dalam kontribusi pariwisata pada Pemasukan Asli Daerah Kabupaten Nias Selatan 2018-2020, setelah analisis dilaksanakan, data kemudian hitung dengan formula sebagai berikut :

𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 (𝑡)2018 = 48.455.800

21.079.207.000 𝑥 100%

Kontribusi (t) 2018 = 0.23%

𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 (𝑡)2019 = 51. 146. 000

25. 898. 890. 000 𝑥 100%

Kontribusi (t) 2019 = 0.20%

𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑟𝑖𝑏𝑢𝑠𝑖 (𝑡)2020 = 50. 190. 000

18. 779. 236. 000 𝑥 100%

Kontribusi (t) 2020 = 0.27%

Diperoleh rerata pemasukan sektor pariwisata di Kabupaten Nias Selatan yaitu Rp.149.791.800 dari 2018-2020. Pemasukan pariwisata di tahun 2018 berkontribusi untuk PAD sebanyak 0,23%. Kontribusi sector pariwisata tahun 2019 menurun diangka 0,20%. Pada tahun 2020 kembali meningkat di angka 0,27%.

Tabel 9 menampilkan persentase kontribusi sector pariwisata.

(11)

Tabel 9. Persentase sektor pariwisata untuk Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Nias Selatan tahun 2018-2020

No. Tahun

Pendapatan Asli Daerah

(PAD)

Pendapatan Pariwisata Kontribusi

(%) Kategori

1. 2018 21.079.237.000 48.455.800 0,23% Sangat Kurang

2. 2019 25.898.890.000 51.146.000 0,20% Sangat Kurang

3. 2020 18.779.236.000 50.190.000 0,27% Sangat Kurang

Jumlah 21.919.121.000 149.791.800 0,68% Sangat Kurang

Rata-rata 49.930.600 0,27% Sangat Kurang

Sumber: Pengolahan data, 2021

Dalam kurun waktu 3 tahun, kontribusi pendapatan dari pariwisata (2018-2020) masih sangat kecil yaitu antara 0,2% - 0,27%. Jika kontribusi berkisar antara 0-10% maka kontribusi itu adalah sangat kurang (Kemendagri No.690.900.327).

4. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan

Perkembangan pariwisata di Kabupaten Nias Selatan saat ini sudah lebih baik. Perkembangan pariwisata sebelumnya masih tergolong minim apabila dilihat dari segi pembangunan infrastruktur yang mendukung kegiatan dari sektor pariwisata itu sendiri. Sekarang, dengan adanya pembangunan infrastruktur yang lebih baik kini memudahkan wisatawan dalam menjangkau area objek wisata yang ada di Kabupaten Nias Selatan. Adapun pembangunan infrastruktur tersebut seperti pemerataan pembangunan jalan (hotmix) yang kini lebih baik, dan penambahan sarana dan prasarana pendukung pariwisata. Namun saat ini pengembangan pariwisata saat ini masih belum maksimal dan harus ditingkatkan untuk pemberdayan ekonomi penduduk kawasan pesisir.

Dampak kontribusi sektor pariwisata di Kabupaten Nias Selatan terhadap ekosistem pesisir ada akan tetapi dampak tersebut sangat kecil. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa kelestarian ekosistem pesisir di kabupaten Nias Selatan tidak terganggu dan mengalami dampak negatif.

Saran

Terkait dengan pengembangan pariwisata, dapat dikatakan bahwa geliat sektor pariwisata di Kabupaten Nias Selatan saat ini memiliki status baik, namun harus banyak dilakukan peningkatan, perbaikan sarana dan prasarana saat ini dan sejumlah infrastruktur pendukung di lokasi objek wisata dapat menjadi priritas sehingga kenyamanan wisatawan pada saat melakukan kegiatan wisata menjadi semakin baik.

Meski belum terdampak pada ekosistem pesisir, tindakan pencegahan terhadap potensi perusakan ekoistem pesisir ini tetap harus mendapat perhatian besar. Langkah-langkah pencegahan lebih baik dilakukan ketika ekosistem masih sehat daripada memperbaikinya setelah ekosistem rusak. Kita memang perlu mempercepat pemberdayaan perekonomian masyarakat melalui pegembangan pariwisata pesisir namun kelestarian ekosistem pesisir tetap harus dijaga karena juga menyangkut penghidupan masyarakat maupun makhluk hidup yang ada disekitarnya.

5. Referensi

[1] Utama, I. G. B. R., & Bagus, I. G. Metodologi Penelitian Pariwisata dan Hospitalitas (dilengkapi studi kasus penelitian). Denpasar: Pustaka Larasan. 2016.

[2] Masselink, G., & Lazarus, E. D. Defining coastal resilience. Water, 11(12), 2587. 2019.

[3] Djau MS, “Analisis keberlajutan perikanan di kawasan konservasi laut daerah (KKLD) Olele dan perairan sekitarnya Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo,” (Doctoral dissertation). Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor). 2012.

[4] Blackburn, S., Pelling, M., & Marques, C. Megacities and the coast: global context and scope for transformation. In Coasts and Estuaries (pp. 661-669). Elsevier. 2019.

[5] Winther, J. G., Dai, M., Rist, T., Hoel, A. H., Li, Y., Trice, A., ... & Whitehouse, S. (2020).

Integrated ocean management for a sustainable ocean economy. Nature ecology & evolution, 4(11), 1451-1458. 2020.

[6] Presiden Republik Indonesia, Undang-undang (UU) No. 1 Tahun 2014, Perubahan atas Undang- Undang Nomor 27 Tahun 2007 Tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.

[7] Khrisnamurti, H. Utami, and R. Darmawan, “Dampak Pariwisata Terhadap Lingkungan Di Pulau Tidung Kepulauan Seribu,” Jurnal Kajian, vol. 21, no. 3, 2016.

(12)

[8] A. Gallegas, “Penelitian Deskriptif Kuantitatif,” Penelitian Deskriptif Kuantitatif, 2018.

[9] M. N. I. Susanti, Statistika Deskriptif & Induktif. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010.

[10] Gunawan, “Pengertian Data primer dan data sekunder,” online),(http://www. kanalinfo. web.

id/2016/10/pengertian-data-primer-dan-data-sekunder. html, diakses 6 maret 2017, 2019.

[11] Badan Pusat Statistik Kabupaten Nias, “Kabupaten Nias Selatan Dalam Angka 2020,” 2021.

[12] A. Hidayat, “Cara Hitung Rumus Slovin Besar Sampel,” Statistikian. 2017.

[13] Firmansyah, D. Teknik Pengambilan Sampel Umum dalam Metodologi Penelitian: Literature Review. Jurnal Ilmiah Pendidikan Holistik (JIPH), 1(2), 85-114. 2022.

[14] Sugiyono, “Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D),” Alfabeta.

2017. doi: 10.1017/CBO9781107415324.004.

[15] I. Hakim, “Variabel Bebas dan Variabel Terikat: Pengertian, Perbedaan, serta Contoh,” Insan Pelajar, 2020.

[16] Sukma Irdiana, Kurniawan Yunus Ariyono, and Kusnanto Drmawan, “Pengaruh Wisata Halal Terhadap Kepuasan Pengunjung Dan Minat Berkunjung Kembali,” Jurnal Cakrawala Ilmiah, vol.

1, no. 3, 2021, doi: 10.53625/jcijurnalcakrawalaindonesia.v1i3.620.

[17] A. H. Suasapha, “Skala Likert Untuk Penelitian Pariwisata; Beberapa Catatan Untuk Menyusunnya Dengan Baik,” Jurnal Kepariwisataan, vol. 19, no. 1, 2020, doi: 10.52352/jpar.v19i1.407.

Referensi

Dokumen terkait

Pada pengujian ini didapatkan hasil bahwa saat pemancar mengirimkan data dari sensor dengan jarak 100 hingga 700 meter, data yang diterima oleh rangkaian

perilaku penghuni rusunawa Mandalika yang ketika melakukan interaksi dengan penghuni lainnya ,. Penghuni atau komunikator menyampaikan serta menjelaskan pesannya kepada

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa variabel profitabilitas (Return On Assets) berpengaruh positif signifikan terhadap kebijakan dividen,

Kegiatan untuk warga desa penganten dalam pemberian materi dan penyuluhan tentang budidaya ikan lele yang bertempat di balai desa penganten.. Kegiatan ini

Oleh karena itu, tugas Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Jawa Barat adalah membantu Gubernur dalam melakukan koordinasi, pengawasan, pengendalian dan

Berdasarkan data dan hasil perhitungan yang telah diperoleh dalam penelitian ini, pada kelas eksperimen yang menggunakan metode praktikum aplikatif CEP memiliki

MA Al-Ihsan beralamat Buluh Rampai Indragiri Hulu kegiatan pembelajaran di MA Al-Ihsan sudah berjalan dengan baik. Para peserta didik sangat aktif dalam mengikuti

Perpustakaan UIN Raden Fatah Palembang belum sepenuhnya melaksanakan subject authority control , hal ini dibuktikan dengan masih ditemukannya kosakata yang tidak