• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PAI SISWA KELAS XI DI SMKS MUHAMMADIYAH KATINGAN TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PAI SISWA KELAS XI DI SMKS MUHAMMADIYAH KATINGAN TENGAH"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PAI SISWA KELAS XI DI SMKS MUHAMMADIYAH KATINGAN TENGAH

MUHAMMAD HAMIDI

Pendidikan Profesi Guru, IAIN Palangka Raya Email : muhammadhamidi1983@gmail.com

ABSTRAK

Masih ditemukan adanya Kompetensi Dasar (KD) 3.7 sub materi memandikan jenazah yang belum tuntas pada pembelajaran PAI dan BP pada siswa kelas XI di SMKS Muhammadiyah Katingan Tengah menjadi latar belakang dilakukan penelitian ini. Adapun model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran di kelas agar berlangsung lebih menarik dan tidak membosankan adalah model pembelajaran Problem Based Learning. Penelitian ini dilaksanakan 2 siklus. Setiap siklus dilakukan 1 kali pertemuan dimulai dengan tahapan perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan model Problem Based Learning observasi dan refleksi. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, Analisis data dilakukan dengan perbandingan antara hasil aktivitas belajar peserta didik pada siklus 1 dan siklus 2 dengan teknik deskriptif. data yang diperoleh kemudian dianalisis untuk mendapatkan gambaran mengenai fakta yang ada dan mendiskripsikan sesuai dengan fenomena. Berdasarkan analisis data hasil penelitian, penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan hasil belajar PAI siswa Kelas XI di SMKS Muhammadiyah Katingan Tengah pada semester ganjil tahun ajaran 2022/2023. Dari analisis ketuntasan hasil belajar siswa yang mencapai nilai Kreteria Ketuntasan Minimum (KKM) 70 %, diperoleh data sebagai berikut: pada pra tindakan ada 5 siswa yang tuntas atau 33,33 % ketuntasan klasikal, siklus I ada 7 siswa yang tuntas atau 46,7% ketuntasan klasikal, dan siklus II ada 15 siswa yang tuntas atau 100 %. ini berarti telah melampaui ketuntasan klasikal yang ditetapkan yaitu 85% dan dinyakan berhasil.

Kata Kunci : Penerapan,Model,Problem Based Learning,Untuk Meningkatkan, Hasil Belajar

(2)

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan upaya sadar yang dilakukan seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Dalam proses kedewasaan manusia yang hidup dan berkembang, nampaklah kenyataan bahwa manusia selalu berubah dan perubahan itu merupakan hasil belajar. Hal ini berarti bahwa dalam pendidikan terjadi sebuah proses perubahan sikap dan tingkah laku. Proses pendidkan merupakan proses pergaulan atau interaksi manusia antara pendidik dan peserta didik yang dapat menunjang terhadap pengembangan manusia seutuhnya yang berorientasikan pada nilai-nilai yang berkaitan dengan usaha-usaha pembangunan manusia. Dengan demikian dalam pendidikan itu akan terjadi pemindahan nilai-nilai kebudayaan masa lampau dari sipendidik kepada peserta didik sehingga kebudayaan suatu masyarakat dapat dipertahankan dan dilestarikan kepada generasi mudanya. Proses inilah yang dinamakan sebagai proses sosialisai (Jasiah,2009:5).

Proses pembelajaran di sekolah sebagai suatu aktivitas mengajar dan belajar yang di dalamnya terdapat dua subyek yaitu guru (pendidik) dan peserta didik sebagai peserta didik. Tugas dan tanggung jawab utama dari seorang guru adalah menciptakan pembelajaran yang efektif, efisien, kreatif, dinamis, dan menyenangkan. Untuk mengoptimalkan pencapaian hasil belajar maka diperlukan sebuah interaksi edukatif dalam proses pembelajaran.

Pendidikan Agama Islam merupakan mata pelajaran pokok yang tidak hanya mengantarkan peserta didik untuk dapat menguasai berbagai kajian keislaman, tetapi lebih menekankan pada pengamalan dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah masyarakat.

Guru di kelas masih berperan sebagai pusat pembelajaran dan siswa dibiarkan duduk, dengar, catat dan hafal. Siswa di kelas tidak dibiasakan untuk belajar secara aktif. Guru belum maksimal dalam menggunakan model yang tepat untuk melibatkan siswa secara langsung, sehingga siswa terbiasa diam, takut mengeluarkan ide atau pendapat dan tidak berani bertanya. Padahal hakekat belajar mengajar merupakan suatu proses yang terpadu dalam satu kegiatan,yaitu proses interaksi (timbal balik) antara guru dengan peserta didik sebagai peserta didik pada saat pembelajaran berlangsung (Jasiah,2006:13).

Aktivitas belajar siswa yang rendah tersebut berpengaruh terhadap hasil belajarnya yang cenderung rendah. Untuk menemukan solusi dari permasalahan tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan menerapkan salah satu model pembelajaran inovatif, yaitu model pembelajaran Problem Basd Learning.

(3)

Problem Basd Learning adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan masalah melalui tahap-tahap model ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah (Kamdi, 2007 : 77). Materi pelaksanaan tata cara penyelenggaraan jenazah termasuk salah satu dalam pelajaran pendidikan agama islam yang harus dipelajari peserta didik pada semester ganjil. Praktek metode yang digunakan hanyalah seadanya yaitu metode ceramah, dan dari hasil pengamatan dan postes dikelas bahwa hasil belajar peserta didik dengan model pembelajaran seperti itu peserta didik yang terlibat aktif dalam kegiatan belajar ini hanya 40%. Selain itu hasil tes formatif yang diberikan menunjukkan bahwa hanya 60% peserta didik yang tuntas dalam belajar dengan daya serap 65%.

Pembelajaran PAI dan BP pada siswa kelas XI di SMKS Muhammadiyah Katingan Tengah masih ditemukan adanya beberapa Kompetensi Dasar (KD) yang belum mencapai ketuntasan belajar. Salah satunya adalah Kompetensi Dasar (KD) 3.7 Materi pokok Menganalisis pelaksanaan penyelenggaraan jenazah dan sub materi memandikan jenazah. Tidak tercapainya KD ini dapat dilihat dari masih kurangnya kemampuan kognitif siswa dalam hal Menelaah hukum dan dalil - dalil al-quran atau hadis tentang penyelenggaraan jenazah, Merincikan tata cara memandikan jenazah. Hal ini disebabkan oleh kurang bervariasinya metode pembelajaran yang digunakan oleh guru, minimnya sarana pendukung belajar berbasis tekhnologi, serta rendahmya antusiasme siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

Kondisi pembelajaran tersebut tentu saja tidak bisa dibiarkan berlangsung terus menerus. Dibutuhkan sebuah langkah perubahan dalam rangka mencari alternatif-alternatif pemecahan masalah pembelajaran yang dihadapi oleh Guru PAI dan BP sebagaimana dipaparkan sebelumnya. pada aspek pembelajaran, penulis memandang model pembelajaran yang memungkinkan dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran di kelas agar berlangsung lebih menarik dan tidak membosankan serta mendorong meningkatnya kemampuan kognitif dan hasil belajar siswa adalah model pembelajaran Problem Based Learning.

Problem Basd Learning adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan masalah melalui tahap-tahap model ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah (Kamdi, 2007 : 77). Materi pelaksanaan tata cara penyelenggaraan jenazah termasuk salah satu dalam pelajaran pendidikan

(4)

agama islam yang harus dipelajari peserta didik pada semester ganjil. Praktek metode yang digunakan hanyalah seadanya yaitu metode ceramah, dan dari hasil pengamatan dan post tes dikelas bahwa hasil belajar peserta didik dengan model pembelajaran seperti itu peserta didik yang terlibat aktif dalam kegiatan belajar ini hanya 40%. Selain itu hasil tes formatif yang diberikan menunjukkan bahwa hanya 60% peserta didik yang tuntas dalam belajar dengan daya serap 65%. Tujuan dari Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah untuk mengetahui Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Materi Memandikan Jenazah Kelas XI di SMKS Muhammadiyah Katingan Tengah. Hipotesis dalam penelitian ini adalah dengan penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan kemampuan kognitif dan hasil belajar siswa mata pelajaran PAI materi Materi Memandikan Jenazah Kelas XI di SMKS Muhammadiyah Katingan Tengah.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Penelitian ini berusaha menyelidiki Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Materi Memandikan Jenazah Kelas XI di SMKS Muhammadiyah Katingan Tengah Untuk dapat menjawab hal tersebut, maka subjek penelitian ini adalah seluruh siswa di kelas XI yang berjumlah 15, 7 Laki-laki dan 8 Perempuan. Observer adalah Kepala Perpustakaan dan guru Fisika. Adapun waktu penelitian yang dilaksanakan oleh penulis adalah mulai tanggal 19 November 2022 sampai dengan 14 Desember 2022.

Penelitian ini dilakukan dalam 2 Siklus, masing-masing siklus dengan tahapan: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Hasil dari refleksi ini digunakan sebagai pertimbangan dalam membuat perencanaan bagi siklus selanjutnya, jika ternyata yang dilakukan belum berhasil, maka dilakukan siklus selanjutnya sehingga mencapai hasil yang diharapkan. Data penelitian ini diperoleh berdasarkan hasil pengamatan observasi melalui lembar observasi dari aktivitas guru, aktivitas siswa dan hasil pengembangan kognitif siswa dan lembar kerja siswa. Penilaian aktivitas mengajar guru dalam pembelajaran dapat dipersentasekan dengan rumus:

Nilai rata − rata =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑘𝑜𝑟

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑥 100 %

Penilaian aktivitas guru menggunakan kriteria sebagai berikut:

76% - 100% Sangat Baik 51% - 75% Baik

26% - 50% Kurang Baik

≤ 25% Tidak Baik

(5)

Dengan kategori penilaian yakni:

Kategori penilaian:

1 = Tidak Baik (TB) 2 = Kurang Baik (KB) 3 = Baik (B)

4 = Sangat Baik (SB)

Adapun peniliaian aktivitas siswa menggunakan rumus Rata − rata kelas peraspek = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐹𝑥

4 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎𝑥 100%

berikut: Rumus aktivitas siswa

Klasikal = 1 +𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐹 (𝑆𝐴+𝐴)

𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑆𝑖𝑤𝑎 𝑥100%

Untuk penilaian tingkat perkembangan kognitif siswa menggunakan rumus berikut:

Rata − rata kelas = 1 +𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐹𝑥: 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑎𝑡𝑖

4 𝑥 𝐽𝑢𝑛𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑥100%

Rumus Perkembangan Individual =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑐𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑎𝑚𝑎𝑡𝑖

Keberhasilan secara klasikal dapat diketahui dengan ketentuan jumlah siswa dengan skor ≥ 3 memperoleh persentase minimal 80%. Untuk penilaian tes kerja siswa dilakukan dengan membandingkan antara skor nilai tiap siklus dengan KBM yang telah ditentukan yaitu 75. Oleh karena itu, setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya apabila nilai perolehan siswa lebih dari sama dengan 75. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar menggunakan rumus sebagai berikut:

Penilaian rata-rata kelas Keterangan :

X : Nilai rata-rata

Ʃx : Jumlah nilai semua siswa N : Jumlah siswa

Penilaian ketuntasan belajar Keterangan :

P : Persentase F : Frekuensi

N : Jumlah Responden HASIL PENELITIAN

Pembahasan diatas merupakan deskripsi tentang proses pembelajaran PAI melalui model Problem Based Learning dengan strategi Card sord Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Kelas XI di SMKS Muhammadiyah

(6)

Katingan Tengah Melalui model Problem Based Learning dengan strategi Card sord. Berdasarkan tabel yang terdapat pada hasil penelitian, menunjukkan terjadinya peningkatan keaktifan belajar siswa dari siklus I ke siklus II.

Ditunjukkan dengan hasil penelitian keaktifan siswa pada siklus I sebesar 67%

(kriteria sedang) dan meningkat menjadi 79% (kriteria tinggi) pada siklus II.

Hal ini menunjukkan telah terjadi peningkatan keaktifan belajar siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 11%.

Mengacu kepada indikator keberhasilan keaktifan siswa yang mengatakan bahwa keberhasilan pada kektifan belajar siswa apabila terdapat 75% siswa terlibat aktif dalam pembelajaran di kelas, memang pada siklus I belum menunjukkan peningkatan secara signifikan, akan tetapi apabila dibandingkan dengan siklus II maka akan terlihat peningkatan yang cukup baik. Melalui data hasil tersebut maka penelitian dapat dikatakan meningkat dengan signifikan. Data mengenai peningkatan keaktifan belajar siswa kelas XI di SMKS Muhammadiyah Katingan Tengah melalui penerapan model Problem Based Learning dengan strategi Card sord, dapat dilihat pada tabel berikut :

Table 5. Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa No Indikator/Aspek yang Diamati Jumlah Skor

Peningkatan Siklus I Siklus II

1 Antusiasme siswa dalam

mengikuti proses pembelajaran 68% 76% 8%

2 Perhatian siswa terhadap

penjelasan guru 69% 71% 2%

3

Mencocokkan kartu yang dipegang dengan jawaban dipapan tulis

72% 98% 26%

4

Mempresentasikan hasil pekerjaannya dengan

pasangannya di depan kelas

70% 91% 21%

5

Menanggapi presentasi temannya yang ada di depan kelas

64% 78% 14%

6

Keaktifan siswa dalam bertanya kepada guru apabila menemui kesulitan

61% 75% 14%

Rata-rata skor yang

diperoleh 67% 79% 12%

(7)

Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Kelas XI di SMKS Muhammadiyah Katingan Tengah

100%

90%

80%

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

Gambar 6. Peningkatan Keaktifan Belajar Siswa Kelas XI di SMKS Muhammadiyah Katingan Tengah Melalui model Problem Based Learning dengan strategi Card sord .

Berdasarkan hasil analisa data observasi diatas maka hipotesis pertama benar, bahwa melalui model Problem Based Learning dengan strategi Card sord dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas XI di SMKS Muhammadiyah Katigan Tengah pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Sedangkan untuk data hasil tindakan dapat dilihat pada hasil penelitian di bagian deskripsi tindakan siklus I maupun siklus II.

KESIMPULAN

Dari penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Aktivitas guru dalam menerapkan model Problem Based Learning dengan strategi Card sord dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa kelas XI di SMKS Muhammadiyah Katigan Tengah pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kriteria sangat baik. Aktivitas siswa dalam pembelajaran mata pelajaran PAI dan BP di Kelas XI di SMKS Muhammadiyah Katigan Tengah sudah terlaksana dengan baik sehingga secara rata- rata mencapai kriteria sangat aktif dan secara klasikal juga berada pada kategori sangat aktif.

0% 1 2 3 4 5 6

Siklus I 68% 69% 72% 70% 64% 61%

Siklus II 76% 71% 98% 91% 78% 75%

(8)

Perkembangan kemampuan kognitif siswa berkaitan dengan mata pelajaran PAI dan BP di Kelas XI di SMKS Muhammadiyah Katigan Tengah dinilai dalam dua kategori yaitu secara individual dan klasikal. Secara individual mayoritas siswa berada pada kategori berkembang sesuai harapan dan berkembang sangat baik, dan secara klasikal berada pada persentase keberhasilan di atas angka minimal. Sehingga dapat dikatakan bahwa kemampuan kognitif siswa telah berhasil berkembang.

Dari tes hasil belajar siswa dapat diperoleh nilai rata-rata melebihi nilai ketuntasan belajar yang ditetapkan pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa siswa Kelas XI di SMKS Muhammadiyah Katigan Tengah telah tuntas dalam mata pelajaran PAI dan BP Hal tersebut terlihat pada hasil tes pra tindakan rata-rata 60,00 dengan ketuntasan 33,33%, nilai tes siklus I memperoleh rata-rata nilai 74,44 dengan ketuntasan 46,7% dan pada siklus II diperoleh rata-rata nilai 84,33 dengan ketuntasan 100% menunjukan peningkatan signifikan dan penelitian berhasil.

DAFTAR PUSTAKA

Azhar Arsyad,Media Pembelajaran,2003, Jakarta : PT Radja Grafindo Persada

Dimyati dan Mujiono, Belajar dan Pembelajaran, 1996.Jakarta : Dirjen Pendidikan tinggi Depdikbud. Rineka Cipta,

Jasiah, Pengantar Strategi Belajar Mengajar,2006. Yogyakafta: Byakta Cendikia,

Jasiah, Ilmu Pendidikan ,2009. Perpustakaan Nasional Katalog dalam Terbitan ( KDT ) copyright ANTASARI Press,

Jasiah, Harati, Jurnal Sosial, Budaya, Ekonomi, dan Polittk. 2013.

Lembaga Penelitian dan Pengkajian Daerah (TEKAD) Kalimartan Tengah.

Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, 2005.Bandung : Remaja Rosdakarya Rohani Ahmad, Drs., Abu Ahmadi, Pengelolaan Pengajaran, 1995,Jakarta : Rineka Cipta

Soekamto dan Winataputra, Teori Belajar dan Metode – Metode Pembelajaran 1997. Jakarta direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Departemen pendidikan dan Kebudayaan

Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, 2005, Bandung : Remaja Rosdakarya,

Winkel,W.S. Psikologi Pengajaran, 1991, Jakarta : Grasindo,

Muslimin Ibrahim, dkk., Pembelajaran Kooperatif, 2000, Surabaya : Pusat Sains dan Matematika Sekolah Program pasca Sarjana UNESA University Press.

Referensi

Dokumen terkait

Selaku pengelola Bank Sampah yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian dan pengambilan data di Bank Sampah Green Life Center, Bank Sampah Mapan dan Bank

Koordinasi di bidang Statistik dilaksanakan antara Pemerintah Kota Semarang dengan Badan Pusat Statistik (BPS), sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997

Perzinaan adalah sebuah tindakan hubungan intim selayaknya pasangan suami istri yang dilakukan oleh laki-laki dan perempuan yang belum menikah atau sudah menikah

Suatu RP akan berisi tiga hal yaitu tujuan pembelajaran (TP) yang ingin dicapai, strategi dan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk mencapai TP, dan

[r]

Trauma tumpul abdomen yaitu trauma abdomen tanpa penetrasi kedalam rongga peritoneum, dapat diakibatkan oleh pukulan, benturan, ledakan, deselarasi, kompresi,

Melalui observasi, peneliti melihat secara langsung bagaimana proses kegiatan yang dilakukan sesuai dengan kenyataannya tanpa ada rekayasa, selanjutnya melalui

Pelaksanaanpraktik mengajar, mahasiswa mendapat kesempatan mengajar mata pelajaran Pembuatan hiasan, pembuatan pola , pembuatan busana costum made dan Dasar