• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE MARKET PLACE ACTIVITY DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KETENTUAN BERBUSANA MUSLIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENERAPAN METODE MARKET PLACE ACTIVITY DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KETENTUAN BERBUSANA MUSLIM"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

367

PENERAPAN METODE MARKET PLACE ACTIVITY DALAM

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KETENTUAN BERBUSANA MUSLIM

Achmad Miftah1

Email: achmadmiftah45@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilatar belakangi rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budhi Pekerti. Adanya hasil belajar siswa yang rendah salah satu penyebabnya adalah kurangnya inovasi dalam penggunaan metode pembelajaran yang belum berjalan dengan baik dan terkesan masih monoton. Maka penulis menerapakan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode Market Place Activity dalam upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk menganalisis peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode Market Place Activity. Teknik penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan dalam dua siklus dan agar dapat mencapai KKM dengan persentase ketuntasan adalah 85%. Observasi hasil belajar siswa ini berdasarkan pada posttest siklus I yaitu tercapai ketuntasan siswa dengan prosentase sebesar 65,52%. Selanjutnya penilaian pada siklus II mengalami kenaikan yang cukup signifikan dengan pencapaian ketuntasan hasil belajar siswa mencapai 89,65%. Berdasarkan data tersebut, maka dapat disimpulkanbahwa penerapan model pembelajaran dengan menggunakan Metode Market Place Activity terbukti mampu meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti pada materi Ketentuan Berbusana Muslim untuk kelas X AKL SMKS Gunajaya.

Kata Kunci : Aktivitas, Hasil Belajar dan Market Place Activity.

PENDAHULUAN

Pendidikan adalah segala situasi hidup yang dapat mempengaruhi pertumbuhan individu sebagai pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Sehingga orang dapat memperoleh pengetahuan, pemahaman dan cara bertingkah laku sesuai dengan kebutuhan. Tujuan dari pendidikan menurut UU Nomor 20 Tahun 2003

(2)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

368

ditegaskan bahwasanya pendidikan adalah : Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya masyarakat, bangsa dan Negara.1

Mengacu pada hal tersebut, maka perumusan tujuan pendidikan Islam sangat berorientasi kepada hakekat pendidikan Islam itu sendiri, yang meliputi: Pertama; tentang tujuan dan tugas hidup manusia, penekanannya adalah bahwa manusia hidup bukan kebetulan dan sia-sia, sehingga peserta didik bisa melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya untuk mengabdi kepada Tuhan sebaikbaiknya. Kedua, rumusan tujuan tersebut hatus sejalan dan memperhatikan sifat-sifat dasar (fitrah) manusia tentang nilai, bakat, minat dan sebagainya yang akan membentuk karakter peserta didik. Ketiga, tujuan pendidikan Islam sesuai dengan tuntutan masyarakat dengan tidak menghilangkan nilai-nilai lokal yang bersumber dari budaya dan nilai-nilai ilahiyah yang bersumber dari wahyu Tuhan demi menjaga keselamatan dan peradaban umat manusia. Keempat, tujuan pendidikan Islam harus sejalan dengan keinginan manusia untuk mencapai kebahagiaan hidup. Yakni pendidikan Islam tidak semata-mata mementingkan urusan dunia tetapi adanya keselaran antara kehidupan dunia dan dan kehidupan akhirat dikemudian hari.2

Dalam kegiatan proses belajar mengajar yang terkait dengan materi Pendidkan Agama Islam, hasil belajar siswa merupakan hal yang amat penting karena dapat menjadi tolak ukur sejauh mana keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar. Dengan demikian, untuk mewujudkan hasil belajar siswa secara optimal maka perlu adanya cara-cara tertentu yang dilakukan oleh guru, hal ini dikarenakan setiap harinya siswa melaksanakan kegatan belajar dengan guru di sekolah dan menerima berbagai pelajaran dari beberapa guru mata pelajaran.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan di kelas X AKL SMKS Gunajaya, adalah munculnya permasalahan tentang rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti khususya terkait materi Ketentuan Berbusana Muslim. Hal tersebut disebabkan minimnya inovasi dalam penggunaan model dan metode pembelajaran.

1 Faturrahman, I. K.; Ahmadi, S. Amri; HA, Setyono, (2012). Pengantar pendidikan. Jakarta: PT.

Prestasi Pustaka Raya.

2 Syafe'i, I. (2015). Tujuan Pendidikan Islam. Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, 6(2), 151-166.

(3)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

369

Sebagai contoh konkret, salah satunya adalah proses pembelajaran masih menggunakan model pembelajaran klasik, seperti ceramah, mencatat di papan tulis dan siswa menyalin apa yang ditulis atau dibaca oleh guru. Selain itu, hal yang idak bisa dipungkiri adalah motivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar juga terlihat menurun sehingga mengurangi motivasi siswa untuk belajar di kelas.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan nilai siswa menjadi kurang maksimal, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Untuk faktor internal yang mempengaruhi dalam belajar siswa antara lain: sikap, malas, waktu, menggampangkan tugas, cara belajar siswa dirumah, menganggap mata pelajaran PAI kurang menarik, dan terlalu santai. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi dalam belajar siswa antara lain: faktor dari keluarga seperti masalah dari keluarga yang mempengaruhi belajar, selain itu faktor dari sekolah lebih banyak dipengaruhi oleh gurunya.3

Penggunaan metode pembelajaran yang tepat sebenarnya sangat memungkinkan dapat menimbulkan pengaruh yang besar pada hasil belajar siswa. Karena hasil belajar/nilai siswa adalah suatu hasil nyata yang dicapai oleh siswa dalam usaha menguasai kecakapan menguasai mata pelajaran tertentu.

Maka, untuk mengetahui perkembangan sampai di mana hasil yang telah dicapai oleh seseorang dalam belajar, harus dilakukan evaluasi. Kemajuan yang akan dicapai harus memiliki kriteria (patokan) yang mengacu pada tujuan yang telah ditentukan, sehingga dapat diketahui seberapa besar pengaruh strategi belajar mengajar terhadap keberhasilan belajar siswa. Hasil belajar siswa adalah keberhasilan yang dicapai oleh siswa, yakni prestasi belajar siswa di sekolah yang mewujudkan dalam bentuk angka. Menurut Winkel sebagaimana dikutip oleh Friskilia, O., & Winata, H bahwa “Hasil belajar adalah suatu bukti keberhasilan atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya sesuai dengan bobot yang dicapainya.”.4

Selanjutnya, rendahnya nilai yang diperoleh siswa sebagian besar disebabkan penggunaan metode pembelajaran yang tidak tepat dan monoton.

Maka dari itu, untuk menunjang profesiioalitas, bagi seorang pendidik sudah seharusnya memiliki empat kompetensi Pendidikan yaitu: kompetensi

3 Juniarti, Nia; Bahari, Yohanes; Riva'ie, Wanto. (2015). Faktor Penyebab Menurunnya Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Sosiologi di SMA. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa. 4.2.

4 Friskilia, O., & Winata, H. (2018). Regulasi diri (pengaturan diri) sebagai determinan hasil belajar siswa sekolah menengah kejuruan. Jurnal Pendidikan Manajemen Perkantoran (JPManper), 3(1), 37.

(4)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

370

pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Hanya saja sebagian guru sudah kehilangan jati diri hingga tidak lagi menjadi idola/panutan. Bukan hanya itu saja, sebagian pendidik juga mengalami kesulitan di dalam penggunaan metode pembelajaran karena masih menggunakan cara yang lama (metode ceramah).5

Sebagai pendidik, sudah seharusnya terbiasa untuk melakukan inovasi pemelajaran sesuai perkemabangan zaman. Proses pembelajaran dalam pendidikan di era abad-21, menuntut satu strategi tertentu yang berbeda dengan di masa lain. Dengan perkembangan global yang terjadi menjelang masuknya abad-21, proses pembelajaran bukan hanya dalam bentuk pemrosesan informasi, akan tetapi harus dikembangkan sedemikian rupa sehingga mampu mengembangkan sumber daya manusia kreatif yang adaptif terhadap tuntutan yang berkembang.6

Penggunaan metode klasik yang dipakai selama ini, kurangnya motivasi siswa dalam belajar, suasana kelas yang kurang mendukung yang ada di kelas X KL SMKS Gunajaya, terbukti sebagai penyumbang terbesar adanya ketidaktuntasan hasil belajar siswa. Padahal sejatinya standar yangditentukan untuk keberhasilan kelas adalah sebanyak 85 % siswa tuntas dalam hail belajarnya. Namun pada kenyataannya perolehan hasil belajar masih jauh di bawah dari standar yang ditentukan. Adapun nilai yang diperoleh oleh siswa hanya memiliki rentang nilai antara 40 dan 70 sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan adalah 70.

Berdasarkan permasalahan di atas, salah satu solusi yang bisa diterapkan dan bisa meningkatkan hasil,belajar siswa dalam pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti adalah dengan menggunakan metode Market Place Activity. Metode Market Place Activity ini akan menjadi solusi efektif agar kegiatan belajar mengajar menjadi lebih efektif dan peserta didik memperoleh hasil belajar yang lebih maksimal.

Satu hal yang sangat penting dari penerapan pembelajaran Market Place Activity bahwa proses pembelajaran bermuara pada peserta didik (student centre), sementara guru berperan sebagai fasilitator. Metode pembelajaran ini merupakan salah satu metode yang dapat meningkatkan peserta didik lebih

5 Satriani, Satriani, Inovasi Pendidikan: Metode Pembelajaran Monoton ke Pembelajaran Variatif (Metode Ceramah Plus), Jurnal Ilmiah Iqro’, Vol.10, No. 1, 2016, hal. 48.

6 Jasiah, J. (2017). Pemanfaatan Internet pada Matakuliah Ilmu Pendidikan di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Palangka Raya. Al-Khwarizmi: Jurnal Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 5(1), 65-86.

(5)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

371

aktif bertanya dan mengemukakan pendapat, aktif menggali informasi materi, dan lebih aktif bekerja sama di dalam kelompok. 7

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), yaitu penelitian yang dilakukan guru di kelasnya dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan jenis penelitian adalah diskriptif kualitatif. Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Hal tersebut dimaksudkan agar data-data yang disajikan tersebut dapat menggambarkan perubahan yang terjadi berupa peningkatan hasil belajar siswa. Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu kegiatan penelitian dengan mencermati sebuah kegiatan belajar yang diberikan tindakan, yang secara sengaja dimunculkan dalam sebuah kelas, yang bertujuan memecahkan masalah atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas tersebut. Tindakan yang secara sengaja dimunculkan tersebut diberikan oleh guru atau berdasarkan arahan guru yang kemudian dilakukan oleh siswa.8

Adanya Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dapat menjembatani kesenjangan antara teori dan praktik dalam pendidikan. Hal ini bisa terjadi karena kegiatan penelitian tersebut dilaksanakan sendiri, di kelas sendiri dengan melibatkan siswa sendiri, melalui sebuah tindakan yang direncanakan, dilaksanakan, evaluasi, dan refleksi. Dengan demikian akan memperoleh umpan balik yang sistematik mengenai apa yang selama ini dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar untuk diterapkan dengan baik di kelas yang ditekuninya. Jika sekiranya ada teori yang tidak cocok dengan kondisi di kelasnya. 9

Siklus penelitian tindakan kelas adalah suatu proses penelitian dan pembelajaran. Proses PTK dibagi dalam tahap-tahap yang setiap tahapnya merupakan rangkaian kegiatan perencanaan. Pelaksanaan penelitian dimulai dengan siklus yang pertama yang terdiri dari empat kegiatan. Yaitu perencanaan tindakan (Planning), mengobservasikan dan mengevaluasi hasil

7 Asmuni. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Market Place Activity Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti Siswa Kelas XI Ms-1 SMA Negeri 1 Selong, Jurnal Tarbiyah Islamiyah: Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam Volume 8 No 1.59-66.

8 Mualimin. (2014). Penelitian Tindakan Kelas Teori dan Praktik. Ganding Pasuruan. Hal: 6.

9 Susilowati, Dwi, (2018). Penelitian Tindakan Kelas (Ptk) Solusi Alternatif Problematika Pembelajaran, Edunomika, Vol. 02, No. 01, hal. 38.

(6)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

372

tindakan (Observation and Evalution), dan melakukan refleksi (Reflecting), dan seterusnya.10

Selanjutnya keberhasilan tindakan pada siklus pertama dan sesuai dengan yang diharapkan (sudah ada peningkatan hasil belajar), maka siklus kedua dilaksanakan untuk mengukuhkan atau menguatkan hasil yang sudah diperoleh pada siklus pertama.11 Sehingga pada akhirnya pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan ini berjalan sesuai rencana dan mendapatkan hasil yang maksimal.

Adapun Penelitian Tindakan Kelas ini berlokasi di SMKS Gunajaya Jl.

Andjar Soegianto, Km. 14 Metro Mentaya, Kecamatan Telaga Antang, Kabupaten Kotawaringin Timur, Provinsi Kalimantan Tengah engan subyek penelitian ini adalah siswa kelas X AKL SMKS Gunajaya yang berjumlah 29 siswa, dan yang menjadi sampel dalam penelitian ini tetap seluruh siswa kelas X AKL SMKS Gunajaya, tahun ajaran 2021/2022.

Data kelas X AKL SMKS Gunajaya

No. Keterangan Jumlah

1. Laki-laki 7

2. Perempuan 22

Jumlah 29

Teknik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data yang digunakan adalah

1. Tes: Tes ini digunakan untuk mendapat data kuantitatif skor tes sebagai hasil belaja siswa. Tes merupakan serangkaian butir pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mengetahui kemampuannya. Tes digunakan untuk menilai dan mengukur prestasi dan hasil belajar siswa terutama aspek kognitif berkenan dengan penguasaan materi sesuai dengan proses pembelajaran. Tes merupakan alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dengan cara

10 Suharsimi A, (2015). Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, hlm.144

11 Winarto. (2016). Penelitian Tindakan Kelas. Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan.

Jakarta. Hal: 9. https://doi.org/10.21831/jpai.v6i1.1793

(7)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

373

dan aturan yang sudah ditentukan Pemberian tes dilakukan dalam 2 tahap, yaitu tes awal dan tes akhir.12

2. Observasi (Pengamatan): Observasi adalah pengamatan terhadap hal- hal yang akan diteliti. Atau pengamatan langsung untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Menurut Suharsimi Arikuntoro bahwa observasi disebut pula dengan pengamatan, yang meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan alat indera.

Observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran untuk setiap kali pertemuan. Maka untuk membatasi pengamatan, observasi ini dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan.

Pengisian lembar pengamatan dilakukan dengan penilaian kuantitatif atau kualitatif dan dengan membubuhkan tanda check-list dalam pelajaran kolom yang telah disediakan sesuai dengan gambaran yang diamati.

1) Dokumentasi : Dokumentasi ini meliputi data-data yang terkait dengan siswa berupa nilai, portofolio, foto dan video yang menggambarkan aktivitas siswa saat mengikuti pembelajaran menggunakan metode market place activity di kelas.

2) Lembar Observasi Respon Siswa dengan Menggunakan metode Market place activity. Lembar observasi respon siswa bertujuan mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang dilakukan guru dengan menggunakan Metode Market Place Activity pada materi Ketentuan Berpakaian seusia dengan syari’at. Angket diberikan pada akhir pertemuan yang diisi oleh siswa terdiri dari pertanyaan yang dapat dipilih siswa dengan memberikan tanda check list.

3) Lembar observasi aktivitas diskusi siswa dengan menggunakan Metode Market place activity. Lembar observasi aktivitas kelomok dan diskusi siswa bertujuan mengetahui keaktifan, kerjasama dan kemampuan siswa dalam berkomunikasi dalam proses diskusi jual beli informasi melalui metode Market Place Activity pada materi Ketentuan Berbusana Muslim.

Adapun instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

12 Efendy, A. (2021). Perbandingan Pembelajaran Matematika Secara Daring dan Pembelajaran Matematika Secara Luring Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Vii MTS Guppi Pagar Alam. Jurnal Ilmiah Matematika Realistik, 2(1), 47-56.

(8)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

374

1) Lembar Tes Tertulis. Tes yaitu soal tertulis yang digunakan untuk mengukur kemampuan yang dimiliki siswa, yang dimaksud disini ialah tes yang dilakukan sesudah belajar, test yang diberikan berupa soal post tes (tes akhir).

2) Lembar Pengamatan Aktifitas Siswa. Observasi adalah pengamatan terhadap hal-hal yang akan diteliti. Atau pengamatan langsung untuk memperoleh data.. Observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran untuk setiap kali pertemuan. Untuk membatasi pengamatan, observasi ini dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan.

Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah teknik kuantitatif.

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, maka kegiatan selanjutnya adalah melakukan analisis data tersebut. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah menggunakan cara menghitung rata-rata hasil tes dan menghitung persentase siswa yang lulus KKM.

Analisis data penelitian ini dipergunakan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa yang diuji melalui hasil tes pada siklus satu dan dua. Hasil perhitungan dari siklus I dan siklus II kemudian dibandingkan, melalui perhitungan ini akan diketahui presentase peningkatan hasil belajar siswa. Setelah diketahui presentase, hasilnya divisualisasikan dalam bentuk tabel, atau grafik atau chart.

Pada penelitian ini tehnik Analisa yang digunakan adalah analisa data kuantitatif dan kualitatif. Teknik kuantitatif digunakan untuk menganalisis data kuantitatif dengan tujuan mengetahui sejauh mana siswa memahami materi ketentuan berbusana muslim setelah mengikuti pembelajaran.

Selama pembelajaran berlangsung, peneliti melakukan penilaian, selanjutnya direkapitulasi, dan dianalisis secara keseluruhan untuk mendapatkan nilai rata-rata dalam bentuk presentase.

Sedangkan Teknik kualitatif dimaksudkan untuk mengetahui gambaran perubahan aktivitas siswa dalam kegiatan diskusi. Untuk memperoleh data nontes dari siswa peneliti akan memberi pertanyaan berupa observasi, wawancara, dan dokumentasi. Data hasil analisis siklus I dan siklus II dibandingkan untuk mengetahui perubahan tingkah laku

(9)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

375

siswa. Dari hasil perbandingan tersebut dapat diketahui peningkatan perubahan perilaku siswa.13

Prosedur/ Langkah-Langkah Penelitian

Menurut Kunandar pengertian dari PTK adalah “sebuah bentuk kegiatan refleksi dari yang dilakuakn para pelaku pendidikan dalam suatu situasi kependidikan untuk pemperbaiki, rasionalitas dan keadilan tentang : pratek-pratek kependidikan mereka, (b) pemahaman mereka tentang pratek-pratek tersebut, (c) situasi dimana pratik-praktek tersebut dilaksanakan.”14

Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih yaitu penelitian tindakan kelas, maka peneliti menggunakan model rancangan Kemmis dan Taggart (1988) dengan menggunakan 2 siklus. Dan masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, refleksi.15 Adapun tahap-tahap penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada gambar berikut :

13 Tuzzaman, F. (2013). Penelitian ini dilakukan dengan tujuan:(1) mendeskripsikan pembelajaran berbicara yang dikembangkan dengan pendekatan kooperatif tipe STAD pada siswa kelas XI IPA semester II SMA Muhammadiyah Purworejo tahun pelajaran 2012/2013;(2) Hal. 57-58

14 Eko Putro Widoyoko, 2012, Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian Yogyakarta: Pustaka Pelajar, hal.

46.

15 Asmunib, S. (2021). Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Materi Peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Pada Siswa Kelas V Semester II SDN Karanganyar Kecamatan Wates Kabupaten Kediri. Jurnal Edukasi Gemilang (JEG), 6(1), 86.

(10)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

376

Dalam prosedur penelitian ini, pada tiap siklus penelitian tindakan kelas dilakukan langkah- langkah secara rinci dijelaskan sebagai berikut:

1. Penyusunan rencana tindakan

Dalam penyusunan rencana tindakan ini dimaksudkan untuk penyusunan rencana tindakan yang akan dilakukan dalam melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hal-hal yang dipersiapkan dalam penyusunan rencana tindakan PTK adalah meliputi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Sumber belajar, Mempersiapkan metode yang akan dilakukan, Media pembelajaran, Pedoman observasi dan Instrument penelitian hasil belajar

2. Pelaksanaan tindakan

Dalam tahap pelaksanaan tindakan yang dilakukan adalah mengimplementasikan pembelajaran yang telah disusun dan direncanakan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

3. Pengamatan

Dalam tahap pengamatan peneliti atau guru membutuhkan bantuan kolaborator/ observer dalam melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran baik yang dilakuakn guru atau siswa dalam segi proses atau hasil belajar yang dicapai dalam proses pembelajaran.

4. Refleksi

Dalam tahap refleksi akan dilakukan analisis data mengenai proses, hasil dan hambatan yang ada dalam proses pembelajaran berlangsung. Selanjutnya hal tersebut akan direfleksi secara bersama- sama guru dan kolaborator, khususnya yang berkaitan dengan dampak pelaksanaan tindakan dalam pembelajaran.

HASIL PENELITIAN

Penelitian ini adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

(11)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

377

peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi Ketentuan berbusana Muslim pada kelas X SMKS Gunajaya dengan menggunakan metode Market Place Activity. Setelah peneliti melihat dan membandingkan hasil dari Pretest, Post Test 1 dan Post Test 2, terdapat hasil yang berbeda dengan adanya peningkatan yang cukup signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa.

Peningkatan hasil belajar siswa tampak setelah membandingkan hasil penelitian yang dicapai pada siklus I dan II, tentang evaluasi hasil belajar siswa melalui tes tertulis pada akhir pelajaran.

Untuk prosentase peningkatan hasil belajar peserta didik tiap siklus dapat dilihat pada tabel berikut:

Peningkatan Hasil Belajar Peserta Didik Per Siklus NO Siklus Nilai Rata-rata Prosentase

Ketuntasan Belajar

1 Pra 63,10 44,83 %

2 I 65,86 65,52%

3 II 84,14 89,65%

Berdasarkan pencapaian tersebut, maka adanya peningkatan hasil belajar siswa menunjukkan bahwa hasil belajar peserta didik sudah memenuhi target yang ditetapkan peneliti sebesar 85%..

Keberhasilan penelitian tindakan kelas ini tidak terlepas dari peran guru yang secara kontinyu memperbaiki kemampuannya dalam menerapkan metode Market Place Activity. Metode Market Place Activity ini memiliki beberapa keunggulan di antaranya adalah:

1. Pembelajaran terasa menyenangkan

Melalui metode Market Place Activity ini, peserta didik dapat belajar sambil bermain. Secara psikologis peserta didik yang berada pada tingkat pendidikan dasar, khususnya pada kelas-kelas awal dekat sekali dengan aktifitas bermain. Mereka lebih menyukai aktifitas-katifitas bermain dari pada aktifitas kognitif yang membutuhkan pemahaman tingkat tinggi.

Oleh karena itu, guru harus dapat memanfaatkan potensi ini untuk meningkatkan proses pembelajaran..

2. Meningkatkan aktifitas peserta didik

(12)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

378

Metode ini dapat meningkatkan aktifitas peserta didik dalam pembelajaran. Metode Market Place Activity adalah sebuah metode yang berbasis active learning. Pembelajaran aktif cirinya peserta didik aktif mencari dan mengumpulkan pengetahuan dari satu kelompok ke kelompoklain. Istilahnya saling belanja atau jual beli pengetahuan. Dalam hal ini dibutuhkan pula kerja sama antar peserta didik.Dalam impelementasinya, peserta didik diharuskan untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman sekelasnya. Sehingga aktifitas ini menuntut peserta didik untuk lebih aktif dalam pembelajaran.

3. Materi yang disampaikan lebih mudah diingat

Salah satu karakteristik kartu adalah memudahkan siapa untuk mengingat pesan yang ada di dalam kegiatan transaksi jual beli informasi tersebut. Pesan-pesan pendek yang ada pada peta konsep dapat diingat oleh peserta dengan lebih mudah. Karena yang ditampilkan berupa materi sederhana, yang terdiri dari sub- sub materi yang simple dan mudah diingat.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang penerapan metode Market Place Activity untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik Kelas X AKL SMKS Gunajaya Tahun Pelajaran 2021/2022, dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut:

Penerapan metode Market Place Activity pada pembelajaran PAI berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terlihat dari prosentase ketuntasan belajar secara klasikal pada tahap pra siklus sebesar 44,83%, pada siklus I sebesar 62,07%, pada siklus II 86,21%. Nilai rata-rata hasil peserta didik juga mengalami peningkatan yang signifikan, yaitu para tahap pra siklus sebesar 63,10, siklus I sebesar 65.86, siklus II naik menjadi 84,14. Hal ini berarti, target yang ditetapkan peneliti yaitu standar ketuntasan hasil belajar peserta didik secara klasikal yang mencapai ≥ 85 % sudah terpenuhi dan secara individual nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik ≥ 70 sudah tercapai.

Penerapan metode Market Place Activity dalam kegiatan pembelajaran yang dikemas dalam kegiatan diskusi siswa, ternyata cukup menrik minat dan meningkatkan motivasi siswa dalam mengikuti dan memperhatikan yang sedang berlangsung. Hal inilah yang kemudian sebagai salah satu pemicu peningkatan hasil belajar siswa di kelas X AKL SMKS Gunajaya.

(13)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

379 REKOMENDASI

Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih ditemukan sebanyak 3 siswa yang memperoleh nilai di bawah KKM. Hal ini karena kondisi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode market place activity belum maksimal dan belum memahami secara penuh terkait dengan materi pembelajaran ataupun metode pembelajaran yang diterapkan. Selain itu siswa masih terlihat acuh dan kurang memperhatikan kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung.

Oleh karena itu perlu adanya penelitian selanjutnya dengan menggunakan siswa dalam jumlah yang besar untuk mengetahui tingkat keberhasilan atas penerapan metode market place activity dalam pembelajaran PAI. Selanjutnya bagi peneliti berikutnya atau pihak lain yang akan melakukan penelitian serupa, maka hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dan masukan bagi kegiatan penelitian di masa mendatang.

DAFTAR PUSTAKA

Asmuni. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Market Place Activity Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti Siswa Kelas XI Ms-1 SMA Negeri 1 Selong, Jurnal Tarbiyah Islamiyah: Jurnal Ilmiah Pendidikan Agama Islam Volume 8 No 1.

Asmunib, S. (2021). Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Materi Peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan Melalui Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match Pada Siswa Kelas V Semester II SDN Karanganyar Kecamatan Wates Kabupaten Kediri. Jurnal Edukasi Gemilang (JEG), 6 (1).

Efendy, A. (2021). Perbandingan Pembelajaran Matematika Secara Daring dan Pembelajaran Matematika Secara Luring Terhadap Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas Vii MTS Guppi Pagar Alam. Jurnal Ilmiah Matematika Realistik, 2(1)

.

(14)

Vol. 2 Juli 2022| Seminar Nasional Pendidikan Profesi Guru Agama Islam

Tema: Pendidikan Profesi Guru (PPG) untuk Merealisasikan guru Profesional di Era Sosiety 5.0

380

Eko Putro Widoyoko, (2012), Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Faturrahman, I. K.; Ahmadi, S. Amri; HA, Setyono, (2012). Pengantar pendidikan. Jakarta: PT. Prestasi Pustaka Raya.

Gunawan, M. A. (2015). Statistik Penelitian Bidang Pendidikan, Psikologi dan Sosial. Yogyakarta: Penerbit Pratama.

Jasiah, J. (2017). Pemanfaatan Internet pada Matakuliah Ilmu Pendidikan di Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Palangka Raya. Al- Khwarizmi: Jurnal Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 5(1).

Juniarti, Nia; Bahari, Yohanes; Riva'ie, Wanto. (2015). Faktor Penyebab Menurunnya Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Sosiologi di SMA. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa. 4.2.

Mualimin. (2014). Penelitian Tindakan Kelas Teori dan Praktik. Ganding Pasuruan.

Satriani, Satriani, (2016) Inovasi Pendidikan: Metode Pembelajaran Monoton ke Pembelajaran Variatif (Metode Ceramah Plus), Jurnal Ilmiah Iqro’, Vol.10, No. 1.

Susilowati, Dwi, (2018). Penelitian Tindakan Kelas (Ptk) Solusi Alternatif Problematika Pembelajaran, Edunomika, Vol. 02, No. 01.

Suharsimi A, (2015). Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara.

Tuzzaman, F. (2013). Penelitian ini dilakukan dengan tujuan:(1) mendeskripsikan pembelajaran berbicara yang dikembangkan dengan pendekatan kooperatif tipe STAD pada siswa kelas XI IPA semester II SMA Muhammadiyah Purworejo tahun pelajaran 2012/2013;(2).

Winarto. (2016). Penelitian Tindakan Kelas. Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan. Jakarta. Hal: 9. https://doi.org/10.21831/jpai.v6i1.1793

Referensi

Dokumen terkait

Metode Observasi adalah suatu cara untuk memperoleh data melalui pengamatan langsung terhadap obyek penelitian , kemudian mencatat hasil dari pengamatan tersebut secara

Data-data yang disajikan dalam publikasi ini menggambarkan Potensi dan hasil pembangunan yang telah dicapai di Kecamatan Kayoa Utara pada tahun 2014.. Publikasi ini diharapkan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan aktivitas dan hasil belajar antara siswa kelas V yang memperoleh pembelajaran dengan

Iklan dapat diartikan sebagai berbagai bentuk presenteasi nonpersonal atas ide, produk atau jasa yang dibiayai oleh pihak sponsor (perusahaan), sedangkan word of mouth

Berdasarkan fakta menurut penulis asuhan yang telah diberikan sesuai dengan keluhan kram kaki yaitu melakukan penatalaksanaan pada Ny “A” dengan memberikan

Hasil penelitian yang didapatkan selama penelitian, jumlah kasus baru kandidiasis kutis yaitu sebanyak 160 kasus dari 10003 kunjungan yang ada di poliklinik Kulit dan Kelamin RSUP

Kebu Kebutuha tuhan ras n rasa ama a aman 1 n 1ang d ang diberik iberikan o an oleh leh 'im'inan dalam bekerja4 mendorong !a1a 'im'inan dalam bekerja4 mendorong !a1a untuk bekerja

Metode observasi adalah salah satu metode yang digunakan untuk memperoleh suatu data lapangan, yaitu dengan pengamatan atau praktik langsung terhadap pengukuran