• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI REPORTING NON RUTIN BERBASIS WEB DI PT.TRANSPORTASI GAS INDONESIA JAMBI MENGGUNAKAN MODEL PROTOTYPE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI REPORTING NON RUTIN BERBASIS WEB DI PT.TRANSPORTASI GAS INDONESIA JAMBI MENGGUNAKAN MODEL PROTOTYPE"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

GAS INDONESIA JAMBI MENGGUNAKAN MODEL PROTOTYPE

SKRIPSI

ADJI SUDAR WIJAYA F1E116021

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS JAMBI

2023

(2)

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri.

Sepanjang pengetahuan saya, tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan atau kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim.

Tanda tangan yang tertera dalam halaman pengesahan adalah asli. Jika tidak asli, saya siap menerima sangsi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Jambi, 26 Desember 2022 Yang menyatakan

ADJI SUDAR WIJAYA F1E116021

(3)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI REPORTING NON RUTIN BERBASIS WEB DI PT.TRANSPORTASI

GAS INDONESIA JAMBI MENGGUNAKAN MODEL PROTOTYPE

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam melakukan penelitian dalam rangka penulisan Skripsi pada Program Studi Sistem Informasi

ADJI SUDAR WIJAYA F1E116021

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS JAMBI

2023

(4)

i

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI REPORT-

ING NON RUTIN BERBASIS WEB PT. TRANSPORTASI GAS INDONESIA JAMBI MENGGUNAKAN MODEL PROTOTYPE” yang disusun oleh ADJI SUDAR WIJAYA, NIM: F1E116021 telah dipertahankan di depan tim penguji pada tanggal 24 NO- VEMBER 2022 dan dinyatakan lulus.

Susunan Tim Penguji Ketua : Tri Suratno, S. Kom., M. Kom.

Anggota : 1. Edi Saputra, S.T., M.Sc.

2. Pradita Eko Prasetyo Utomo, S.Pd., M.Cs.

Disetujui:

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Ir. Indra Weni, M.Kom.

NIP.196810271997031001 Reni Aryani, S. Kom., M.S.I.

NIP.198801222015042003

Diketahui:

Dekan

Fakultas Sains Dan Teknologi Ketua Jurusan

Teknik Elektro dan Informatika

Drs. Jefri Marzal, M.Sc., D.I.T.

NIP. 196806021993031004

Nehru, S.Si., M.T. NIP.

NIP. 197602082001121002

(5)

ii

RIWAYAT HIDUP

Adji Sudar Wijaya, lahir di Jambi pada tanggal 07 July 1998. Penulis merupakan anak pertama dari 3 bersaudara dari pasangan Bapak Setiawan dan Ibu Yulia. Adapun pendidikan formal yang di tempuh oleh penulis di:

1. SDN 65 Kota Jambi 2004-2010 2. SMPN 21 Kota Jambi 2010-2013 3. SMK N 3 Kota Jambi 2013-2016

Pada tahun 2016 penulis diterima dan tercatat sebagai salah satu mahasiswa Program Sarjana (S1), Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Jambi. Selama menempuh pendidikan di jenjang S1, penulis cukup aktif dalam kegiatan akademik maupun kegiatan non akademik. Penulis juga telah mengikuti kegiatan Magang di PT.Transportasi Gas Indonesia Jambi, terhitung dari tanggal 10 Juni 2019 - 10 Agustus 2019.

(6)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur di panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan hidayah dan karunia-Nya, yang telah memberikan kesehatan dan kesempatan pada setiap insan manusia, sehingga dapat diselesaikan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana (S1) pada Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Jambi.

Selama penyusunan skripsi ini tentunya terdapat banyak kesulitan dan hambatan yang ditemui, namun berkat kesungguhan hati dan bantuan dari berbagai pihak segala kesulitan tersebut dapat diatasi. Untuk itu pada kesempatan ini ingin menyampaikan rasa terima kasih yang teristimewa kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda Setiawan dan Ibunda Yulia, beserta seluruh keluarga yang senantiasa mendukung dan mendo’akan. Kemudian dengan segala hormat mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pembimbing Skripsi I dan kepada Dosen pembimbing II yang telah memberikan banyak ilmu, mencurahkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan arahan selama proses penyusunan skripsi ini.

Terima kasih pula kepada Tim Penguji yang telah memberikan banyak saran dan masukan demi perbaikan Skripsi ini. Selain ini, penulis juga menyampaikan rasa terimakasih kepada:

1. Rektor Universitas Jambi, Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi, Ketua Jurusan Teknik Elektro Dan Informatika Fakultas Sains dan Teknologi, Ketua Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi dan Seluruh Dosen Program Studi Sistem Infromasi yang telah banyak memberikan ilmu dan motivasi untuk menyelesaikan studi dengan sebaik-baiknya.

2. Karyawan PT.Transportasi Gas Indonesia Jambi yang telah berkenan menjadi partisipan atau responden

3. Semua pihak yang telah membantu dan tidak bisa disebutkan satu persatu.

Atas bantuan, dukungan, dan kerjasama yang telah diberikan semoga menjadi amal baik disisi Allah dan semoga proses yang telah dilalui bersama selama ini dapat menjadi berkah dan jalan menuju kesuksesan. Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat dan ilmu yang ada didalamnya dapat semakin berkembang dan dapat memberikan sumbangan yang berarti terhadap pihak yang membutuhkan.

Jambi, 26 Desember 2022

ADJI SUDAR WIJAYA F1E116021

(7)

iv

RINGKASAN

Sistem informasi reporting non rutin dibangun bertujuan untuk mem- permudah pegawai PT. Transportasi Gas Indonesia Jambi melakukan kegiatan reporting non rutin dengan fitur yang bisa monitoring perbulan serta tampilan user interface yang menarik dan mudah digunakan bagi semua pegawai. Se- hingga dengan adanya sistem informasi ini kegiatan reporting non rutin menjadi efektif dan efisien serta dapat mendukung proses bisnis yang cepat, aman dan tepat.

Tahapan pengembangan sistem yang dilakukan menggunakan model pro- totype antara lain dimulai dari tahapan Communication,Quick Plan, Modelling Quick Design, Construction of Prototype, lalu Deployment Delivery and Feedback.

Selanjutnya setelah selesai sistem informasi ini dibangun kemudian dilakukan pengujian manual dan pengujian otomatis. Pengujian manual menggunakan metode black-box testing dengan 12 butir fungsi, 4 responden dan total 48 fungsi berhasil di uji tanpa ada kendala dan memperoleh nilai fungsionalitas nya 1 (satu). Pengujian otomatis menggunakan software Katalon Studio, pada pen- gujian ini setiap fungsi berjalan dengan lancar terhadap test case yang diberikan, hasil dari pengujian otomatis setiap fungsi berjalan dengan lancar dan tidak ada error ataupun bug yang terdapat didalam sistem.

(8)

v

DAFTAR ISI

Halaman

PENGESAHAN ... i

RIWAYAT HIDUP ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RINGKASAN ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Batasan Masalah ... 4

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi ... 5

2.2 Reporting ... 6

2.3 PT. Transportasi Gas Indonesia (TGI) ... 7

2.4 Software Development Life Cycle (SDLC) ... 9

2.5 Laravel ... 14

2.6 Pengujian Sistem ... 14

2.7 Unifield Modeling Language (UML) ... 16

III. METODOLOGI PENELITIAN ... 21

3.1 Waktu dan Tempat ... 21

3.2 Alat Penelitian ... 21

3.3 Prosedur Penelitian ... 21

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 26

4.1 Communication ... 26

4.2 Quick Plan ... 28

4.3 Modelling Quick Design ... 29

4.4 Contruction Of Prototype... 56

4.5 Deployment Delivery And Feedback ... 56

4.6 Pembahasan ... 64

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 67

5.1 Kesimpulan ... 67

5.2 Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 71

LAMPIRAN ... 73

(9)

vi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Ilustrasi Proses Kerja Sebuah Sistem (Sumber:Munawar, 2015). ... 5

Gambar 2. Logo TGI. ... 8

Gambar 3. Struktur Organisais GTM. ... 8

Gambar 4. Proses Bisnis TGI.. ... 9

Gambar 5. Model Prototype (Sumber: Khosrow-Pour, 2005). ... 12

Gambar 6. Diagram UML. ... 17

Gambar 7. Kerangka kerja penelitian. ... 22

Gambar 9. Perancangan Use Case Diagram. ... 30

Gambar 10. Use Case Diagram Admin. ... 31

Gambar 11. Use Case Staff. ... 31

Gambar 12. Squance Diagram Login. ... 36

Gambar 13. Squance Diagram Tambah User. ... 37

Gambar 14. Squance Diagram Tambah Data Reporting. ... 37

Gambar 15. Squance Diagram Edit Data Reportin. ... 38

Gambar 16. Squance Diagram Hapus Data Reporting. ... 38

Gambar 17. Squance Diagram Tambah Station. ... 39

Gambar 18. Squance Diagram Hapus Station. ... 39

Gambar 19. Squance Diagram Tambah Staff. ... 40

Gambar 20. Squance Diagram Hapus Staff... 40

Gambar 21. Activity Diagram Login. ... 41

Gambar 22. Activity Diagram Tambah Admin. ... 42

Gambar 23. Activity Diagram Tambah Data Reporting. ... 43

Gambar 24. Activity Diagram Edit Data Reporting. ... 44

Gambar 25. Activity Diagram Hapus Data Reporting. ... 44

Gambar 26. Activity Diagram Tambah Data Station. ... 45

Gambar 27. Activity Diagram Hapus Data Station... 46

Gambar 28. Activity Diagram Tambah Data Staff. ... 46

Gambar 29. Activity Diagram Hapus Data Staff. ... 47

Gambar 30. Skema Rancangan Database Class Diagram. ... 48

Gambar 31. Perancangan Struktur Menu. ... 48

Gambar 32. Prototype User Interface Awal Sistem... 50

Gambar 33. Prototype User Interface Kedua Sistem. ... 51

Gambar 34. Halaman Login. ... 51

Gambar 35. Halaman Dashboard. ... 52

Gambar 36. Halaman Data Master. ... 52

(10)

vii

Gambar 37. Halaman Print Report. ... 53

Gambar 38. Halaman Setting Report. ... 53

Gambar 39. Halaman Users. ... 54

Gambar 40. Halaman Input Report. ... 54

Gambar 41. Halaman Station. ... 55

Gambar 42. Halaman Staff. ... 55

Gambar 43. Testcase Pengujian Otomatis dengan Katalon Studio. ... 58

Gambar 44. Pengujian Otomatis Login dan Logout Admin. ... 59

Gambar 45. Pengujian Otomatis Tambah Admin. ... 59

Gambar 46. Pengujian Otomatis Hapus Admin. ... 60

Gambar 47. Pengujian Otomatis Tambah Data Report. ... 60

Gambar 48. Pengujian Otomatis Hapus Data Report. ... 61

Gambar 49. Pengujian Otomatis Edit Data Report. ... 61

Gambar 50. Pengujian Otomatis Tambah Data Station. ... 62

Gambar 51. Pengujian Otomatis Hapus Data Station. ... 62

Gambar 52. Pengujian Otomatis Tambah Data Staff. ... 63

Gambar 53. Pengujian Otomatis Hapus Data Staff. ... 63

(11)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Perbandingan Model Pengembangan Perangkat Lunak... 10

Tabel 2. Simbol class diagram... 17

Tabel 3. Simbol use case diagram. ... 18

Tabel 5. Pengujian Black-Box Testing. ... 24

Tabel 6. Identifikasi Aktor Sistem. ... 29

Tabel 7. Deskripsi use case login. ... 32

Tabel 8. Deskripsi use case tambah admin. ... 32

Tabel 9. Deskripsi Use Case Edit Data Admin. ... 33

Tabel 10. Deskripsi Use Case Hapus Data Admin. ... 33

Tabel 11. Deskripsi Use Case Tambah Data. ... 33

Tabel 12. Deskripsi Use Case Edit data. ... 34

Tabel 13. Deskripsi Use Case Hapus Data. ... 34

Tabel 14. Deskripsi Use Case Tambah Data Station. ... 34

Tabel 15. Deskripsi Use Case Hapus Data Station. ... 35

Tabel 16. Deskripsi Use Case Tambah Data Staff. ... 35

Tabel 17. Deskripsi Use Case Hapus Data Staff. ... 35

Tabel 18. Deskripsi Use Case Print Report. ... 36

Tabel 19. Identifikasi Entitas. ... 47

Tabel 20. Hasil Pengujian Fungsionalitas Sistem Black-Box Testing. ... 56

(12)

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Teknologi informasi dan komunkasi pada saat ini memang sangat diperlukan bagi setiap perusahaan ataupun instansi. Untuk mengolah sebuah informasi di butuhkan teknologi yang tepat, karena informasi mempunyai nilai yang sangat berharga bagi suatu erusahaan ataupun instansi tersebut. Untuk meningkatkan kinerja perusahaan, tiap bagian di perusahaan ataupun instansi membutuhkan suatu sistem informasi agar dapat berbagi informasi antara satu sama lain melalui sistem tersebut. Teknologi informasi tidak dapat di pisahkan dari perkembangan dunia informasi saat ini. Seiring berjalannya perkembangan internet, teknologi aplikasi berbasi web dari waktu kewaktu mengalami perkembangan yang sangat pesat. Karena itu banyak perusahaan atau instansi mulai memanfaatkan teknologi tersebut

Salah satu aplikasi internet yang sekarang sering di gunakan adalah aplikasi berbasis web. Aplikasi berbasi web ini selain berfungsi sebagai penyedia informasi juga dapat di gunakan sebagai pengelola data. Sehingga aplikasi berbasis web selain tampilannya menarik juga menyajikan informasi yang interaktif dan komunikatif. Tidak ketinggalan juga yaitu sistem informasi repourting pada sebuah perusahaan ataupun instansi, dimana sistem informasi ini merupakan hal yang sangat penting pada sebuah perusahaan ataupun instansi, yaitu berupa info-info data kegiatan yang akan digunakan untuk memberikan informasi tentang kegiatan tertentu dan hasilnya di sampaikan ke pihak yang berwenang atau berkaitan dengan kegiatan tesebut.

PT. Transportasi Gas Indonesia (TGI) merupakan sebuah perusahaan atau instansi yang pertama di Indonesia dimana bisnis intinya adalah menyalurkan gas alam melalui pipa ke pasar domestik dan internasional. Dalam melakukan kegiatan proses reporting yang di gunakan saat ini masih menggunakan pencatatan secara manual, di mana setiap kegiatan yang dilakukan akan di catat terlebih dahulu di mading, dan kemudian setiap akhir bulan kegiatan yang sudah di catat di mading akan di inputkan kembali kedalam form excel yang sudah di sediakan dan kemudian akan dicetak untuk diserahkan kepada manajer dimana manajer akan menandatangni laporan dan kemudian laporan akan disimpan untuk dijadikan dokumentasi. Akan tetapi dalam proses kegiatan tersebut terdapat beberapa permasalahan seperti sistem repourting yang di gunakan masih manual dan terkesan konvensional, Dan juga data-data yang di inputkan tidak tersimpan ke dalam data base sehingga data-data tidak dapat diolah untuk menjadi informasi yang dapat membantu kinerja perusahaan

(13)

atau instansi tersebut. Diketahui belum ada peneltian yang dilakukan untuk meancang sistem informasi reporting non rutin SCADA di PT. Transportasi Gas Indonesia jambi, oleh karena itu perlu dilakukan perancangan dan penelitian sistem informasi repourting dengan aplikasi berbasis web agar dapat memenuhi kebutuhan pengguna untuk mendukung proses yang cepat, aman dan terpercaya sehingga permasalahan keamanan data dan informasi akan bisa teratasi dengan baik, Keunggulan aplikasi berbasis web diantaranya, Setiap pengguna yang menggunakan aplikasi web akan mudah untuk mengakses informasi yang diberikan oleh perusahaan. Sebab, aplikasi web dapat diakses menggunakan berbagai macam devices dan sistem operasi dan juga apabila user ingin memberikan informasi kepada para user lainnya, maka user cukup memberikan pembaharuan pada server (Logique, 2018).

Dalam proses perancangan sistem informasi ini menggunakan model prototype, model prototype adalah versi awal dari sistem perangkat lunak yang digunakan untuk mendemonstrasikan konsep-konsep, percobaan rancangan, dan menemukan lebih banyak masalah dan solusi yang memungkinkan. Sistem prototype memperbolehkan pengguna untuk mengetahui bagaimana sistem berjalan dengan baik. Penggunaan metode prototype di dalam penelitian ini bertujuan agar peneliti mendapatkan gambaran aplikasi yang akan dibangun melalui tahap pembangunan aplikasi prototype terlebih dahulu yang akan dievaluasi oleh user. Aplikasi prototype yang telah dievaluasi oleh user selanjutnya akan dijadikan acuan untuk membuat aplikasi yang dijadikan produk akhir sebagai output dari penelitian ini (Nurdiyah & Handayani, 2018).

Metode prototype sesuai untuk menjelaskan kebutuhan user secara lebih rinci karena user sering mengalami kesulitan dalam penyampaian kebutuhannya secara detail tanpa melihat gambaran yang jelas. Untuk mengantisipasi agar proyek dapat berjalan sesuai dengan rencana, target waktu, maka sebaiknya spesifikasi kebutuhan sistem harus sudah disepakati terlebih dahulu oleh pengembang dengan user. Penelitian mengenai perancangan sistem informasi yang menggunakan model prototype sudah banyak di lakukan sebelumnya seperti Achamd dan Dwipa (2019) menggunakan model prototype untuk rancang bangun sistem informasi Document Monitoring Sampling Product dengan menggunakan metode prototype. Penelitian ini menjelaskan pengguna model prototype agar dapat membangun aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan user, juga oleh Iqbal dkk (2015) mengenai penelitian sistem menggunakan model prototype pada perancangan aplikasi berbasi web dengan menggunakan metode prototype pada CV.Khatulistiwa, pada penelitian tersebut model prototype di gunakan agar dalam proses perancangan dan hasil akhir aplikasi yang di buat

(14)

dapat di gunakan sesuai dengan kebutuhan user. Selain penelitian yang dilakukan Izharya, penelitian yang menggunakan model prototype juga dilakukan Siti (2015) mengenai rancang bangun sistem informasi perpustakaan berbasis web dengan metode prototype studi kasus Sekolah Islam Gema Nurani Bekasi, berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Izharya, model ini digunakan agar pengembang dan pelanggan dapat saling berinteraksi selama proses pembuatan sistem.

Selanjutnya dalam proses rancang bangun sistem model prototype, terdapat proses pengujian sistem yang nantinya hasil dari pengujian tersebut dapat menjawab apakah sistem yang dibuat benar-benar dapat memenuhi kebutuhan pengguna atau sebaliknya. Dalam penelitian ini, peneliti akan berfokus terhadap pengujian unit kerja program secara fungsional sistem menggunakan black box testing dan katalon.

Dari latar belakang yang telah disampaikan, maka diangkatlah topik penelitian dengan judul “Rancang Bangun Sistem Informasi Reporting Non Rutin Berbasis Web Di PT.Transportasi Gas Indonesia Jambi Menggunakan Model Prototype”. Diharapkan dengan sistem informasi ini dapat membantu dalam proses pengo-lahan data dan akan meningkatkan kinerja dari tiap bagian serta informasi yang dibutuhkan oleh setiap bagian dapat dihasilkan secara cepat dan tepat.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini, sebagai berikut :

1. Bagaimana merancang sistem informasi reporting non rutin berbasis web meng gunakan model prototype di PT.Transportasi Gas Indonesia Jambi untuk memberikan keefektifan dalam penyajian informasi kepada user serta kemudahan dalam pengolahan data ?

2. Bagaimana melakukan pengujian fungsionalitas pada sistem informasi reporting di PT. Transportasi Gas Indonesia Jambi menggunakan metode black-box testing?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini ialah:

1. Untuk membangun sistem informasi reporting non rutin berbasis web pada PT. Trasportasi Gas Indonesia Jambi yang dapat diakses dengan mudah oleh user serta memudahkan dalam pengelolaan data.

2. Untuk melakukan pengujian fungsionalitas pada sistem informasi report- ing non rutin di PT. Transportasi Gas Indonesia Jambi menggunakan metode black-box testing.

(15)

1.4 Manfaat Penelitian

Berikut rincian manfaat dalam penelitian ini:

1. Dapat menghasilkan prototype sistem informasi reporting non rutin pada PT. Transportasi Gas Indonesia Jambi.

2. Dapat mengetahui hasil pengujian fungsionalitas sistem informasi report- ing non rutin pada PT. Transportasi Gas Indonesia Jambi.

1.5 Batasan Masalah

Adapun beberapa batasan permasalahan dalam penelitian ini sebagai berikut :

1. Sistem yang dibuat hanya akan digunakan oleh devisi SCADA.

2. Untuk pengujian sistem hanya berfokus kepada pengujian fungsionalitas sistem yang menggunakan metode black-box testing.

(16)

5

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Sistem Informasi

Sistem informasi dapat didefinisikan sebagai kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan untuk mengintegrasikan data memproses dan menyimpan serta mendistribusikan informasi. Dengan kata lain sistem informasi merupakan suatu sistem didalam sebuah organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manejerial dan kegiatan strategis dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak- pihak luar tertentu dengan laporan yang diperlukan (Munawar, 2015). Sistem informasi memiliki 3 komponen utama yang menjadi siklus dari sebuah sistem informasi. Komponen tersebut ialah input, proses dan output.

Gambar 1. Ilustrasi Proses Kerja Sebuah Sistem (Sumber:Munawar, 2015).

Sistem informasi terdiri dari 3 komponen utama menjadi siklus dari sebuah sistem informasi. Komponen tersebut ialah :

1. Input

Input mewakili data yang masuk kedalan sistem informasi. Input yang dimaksudadalah metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukan, yangdapat berupa dokumen-dokumen dasar.

2. Proses

Proses terdiri dari kombinasi prosedur, logika, dan model yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan dibasis data, dengan cara yang sudah tertentu untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

3. Output

Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

(17)

Dwiky (2012) memaparkan sistem merupakan seperangkat elemen yang membentuk kegiatan atau suatu prosedur atau bagian pengolahan yang mencari suatu tujuan-tujuan bersama dengan mengoperasikan data pada waktu tertentu untuk menghasilkan informasi. Menurut Mcleod (2004) informasi adalah data yang di olah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Informasi merupakan data yang telah diproses sedimikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakannya. Sistem apapun tanpa ada informasi tidak akan berguna karna sistem itu akan mengalami kemacetan dan berhenti.

Sistem informasi memiliki peran dalam mengurangi pengeluaran, dengan penggunaan sistem informasi, organisasi dapat menekan pengeluaran untuk pengadaan kertas/buku, sampai mempersingkat waktu. Penggunaan SI tentunya juga membuat praktis proses-proses di dalam organisasi baik dalam segi keuangan, manajemen stok barang, pembayaran pegawai dan lain-lain.

Mungkin sebuah organisasi akan melakukan pengeluaran yang besar dalam pengadaan alat-alat untuk mendukung Sistem Informasi tersebut. Namun manfaat yang didapatkan sangat besar untuk sebuah organisasi yang akan dicapai dalam beberapa waktu ke depan. Adapun 3 tugas utama sistem informasi dalam organisasi, yaitu sebagai berikut:

1. Mendukung kegiatan operasional,

2. Mendukung pengambilan keputusan, dan

3. Mendukung keuntungan dalam persaingan strategis.

Berdasarkan beberapa pendapat yang dikemukakan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem informasi adalah sebuah sistem yang terdiri dari pengum pulan, pemasukan, pemrosesan data, penyimpanan, pengolahan,pengendalian, dan pelaporan sehingga tercapai sebuah informasi yang mendukung pengambilan keputusan didalam suatu organisasi untuk dapat mencapai sasaran dan tujuannya.

2.2 Reporting

Reporting merupakan salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi. Baik secara lisan maupun tertulis sehingga dalam penerimaan laporan dapat memperoleh gambaran bagaimana pelaksanaan tugas orang yang member laporan. Selain itu, pelaporan merupakan catatan yang memberikan informasi tentang kegiatan tertentu dan hasilnya disampaikan kepihak yang berwenang atau berkaita dengan kegiatan tertentu (Siagian, 2003).

(18)

Repourting merupakan suatu kegiatan yang dilakukan bawahan untuk menyam paikan hal-hal yang berhubungan dengan hasil pekerjaan yang telah dilakukan selama satu periode tertentu. Repourting yang dilakukan oleh PT.

Transportasi Gas Indonesia Jambi adalah pelaporan kejadian non routin yang terjadi di setiap-setiap station yang ada di jambi berupa proble-problem yang berhubungan dengan devisi SCADA & Telc yang tidak disangka-sangka. Laporan dibuat oleh personal SCADA & Telc yang mendapat jatah tugas. Laporan yang disampaikan kepada atasan tidak harus berupa uraian lengkap seperti memorandum akhir jabatan, atau tidak juga seperti laporan penelitian yang wujudnya tebal dengan sistematika baku, tetapi dapat disusun mulai dari bentuk yang paling sederhana sampai yang paling lengkap.

SCADA & Telc

SCADA & Telc merupakan salah satu devisi pada PT. Transportasi Gas Indonesia Jambi. SCADA menyediakan Layanan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang mana saat ini bertugas untuk Mengoperasikan dan memelihara sistem telekomunika si & SCADA dan fasilitas yang terkait.

2.3 PT. Transportasi Gas Indonesia (TGI)

TGI adalah perusahaan pertama di Indonesia dimana bisnis intinya adalah menyalurkan gas alam melalui pipa ke pasar domestik dan internasional.

Sebagai salah satu aset vital negara (Obyek Vital Nasional), TGI mengoperasikan transportasi gas alam dan menjaga jaringan pipa secara kehati-hatian.

Transportation Agreement (GTA) yang berlaku selama waktu tertentu. Pihak lainnya yang ber GTA dengan TGI disebut sebagai pihak ketiga dimana mereka yang tidak memproduksi gas tetapi bertindak sebagai penjual gas kepada buyer.

Sejak didirikan pada Februari 2002, TGI telah berkomitmen untuk menjadi “Transporter of Choice” gas alam di Indonesia. TGI terus memperluas pemanfaatan gas alam di Indonesia, sambil memastikan pengiriman yang cepat, andal, dan aman pada saat yang bersamaan. Saat ini, TGI mengoperasikan lebih dari 1.000 kilometer pipa gas (didarat maupun lepas pantai), menghubungkan Grissik ke Duri dan Grissik ke Singapura. Aset perusahaan utama terdiri dari 3 stasiun kompresor di Sakernan, Belilas dan Jabung (Sumatera), 13 stasiun pengukur.

(19)

Gambar 2. Logo TGI.

Selain itu, TGI memiliki Perjanjian Pengangkutan Gas (GTA) jangka panjang hingga tahun 2023. Menghadapi masa depan yang menantang, Transgasindo siap untuk meningkatkan kinerjanya dan mengeksplorasi kemungkinan untuk memenuhi permintaan energi terutama terhadap konsumsi domestik. Untuk meraih itu semua kami melakukan pengembangan sumber daya manusia, perluasan teknologi dan ketersediaan fasilitas pendukung yang terintegrasi untuk meningkatkan kinerja. Saat ini TGI untuk meningkatkan kualitas fasilitasnya menambah stasiun kompresor baru di Jabung (Sumatera) fase 1, yang meningkatkan volume gas dari 401,4 MMSCFD, menjadi lebih dari 465 MMSCFD untuk jalur Grissik-Singapura.

Gambar 3. Struktur Organisais GTM.

Konsep bisnis TGI adalah dimana TGI sebagai gas transporter antara Gas Seller/Gas Producer dan Buyer yang terikat dengan sebuah Perjanjian Transportasi Gas/ Gas Transportation Agreement (GTA) yang berlaku selama waktu tertentu. Pihak lainnya yang ber GTA dengan TGI disebut sebagai pihak ketiga dimana mereka yang tidak memproduksi gas tetapi bertindak sebagai penjual gas kepada buyer.

(20)

Gambar 4. Proses Bisnis TGI..

Penjelasan dari gambar diatas:

1. Pihak Buyer menominasikan atau meminta sejumlah gas kepada Gas Producer.

2. Pihak Gas Producer menyediakan sejumlah gas sesuai dengan nominasi yang diminta oleh Buyer.

3. Pihak Gas Transporter (TGI) memberikan konfirmasi jumlah gas yang akan disalurkan kepada Buyer sesuai dengan availability yang disediakan oleh Gas Producer

2.4 Software Development Life Cycle (SDLC)

System Development Life Cycle atau yang lebih dikenal dengan istilah SDLC dalam rekayasa sistem dan rekayasa perangkat lunak adalah proses pembuatan dan pengubahan sistem serta model dan metologi yang digunakan untuk mengembang kan sistem-sistem tersebut. Konsep ini umumnya merujuk pada sistem computer atau informasi. SDLC juga merupakan pola yang diambil untuk mengembangkan sistem perangkat lunak, yang terdiri dari tahap-tahap:

rencana (planning), analisis (analysis), desain (design), implementasi (implementation), uji coba (testing) dan pengelolaan (maintenance) (Carrol &

Doake, 2001) .

Secara umum, tahapan SDLC meliputi proses perencanaan, analisis, desain dan implementasi. Proses perencanaan biasanya lebih menekankan pada alasan mengapa sebuah sistem harus dibuat. Tahapan perencanaan ini kemudian dilanjutkan dengan proses analisis yang lebih menekankan pada siapa, apa, kapan dan dimana sebuah sistem akan dibuat. Proses desain lebih menekankan kepada bagaimana sistem akan berjalan.

SDLC juga merupakan metologi umum dalam pengembangan sistem yang menandai kemajuan usaha analisis dan desain. Fase-fase yang terdapat didalam SDLC meliputi:

1. Perencanaan Sistem (System Planing) 2. Analisi Sistem (System Analysis) 3. Perancangan Sistem (System Design)

4. Implementasi Sistem (System Implementation)

(21)

5. Pemeliharaan Sistem (System Maintenance)

Konsep SDLC mendasari model pengembangan perangkat lunak tersebut antara lain waterfall, prototype, iterative, spiral, rapid application development (RAD) dan lainnya.

Dalam penelitian kali ini hanya akan di bahas tiga model yaitu Waterfall, Prototyping dan Rapid Application Development (RAD). Hasil perbandingan ketiga models yang di lakukan oleh Maesaroh dkk (2019) sehingga dapat mengetahui model mana yang paling cocok untuk di gunakan sesuia dengan karakteristik model pengembangan dan sistem yang akan dibuat maka didapat kan hasil.

Tabel 1. Perbandingan Model Pengembangan Perangkat Lunak..

Deskripsi Waterfall Prototype RAD

Perencaan Sistem (System Planing)

Mengacu kepada kebutuhan / requidment

Mengacu kepada kebutuhan / requidment

Mengacu kepada kebutuhan / requidment Analisis Sistem

(System Analysis)

-Proses bisinis sudah di ketahui secara lengkap di awal.

-Kebutuhan data harus tersedia di awal secara lengkap.

-Perubahan akan mempengaruhi tahapan berikutnya.

-Proses bisini dapat seadanya, kebutuhan informasi dapat digali saat pengembangan sistem.

-Kebutuhan data berubah sesuai dengan

kebutuhan user.

-Perubahan dapat di lakukan selama masih dalam bentuk prototype.

- Proses bisinis sudah di ketahui secara lengkap di awal.

-Kebutuhan data harus tersedia di awal secara lengkap.

-Proses bisnis harus dapat dipecah menjadi sebuah kegiatan yang paraller / tidak ada ketergantungan data antar tahapan.

Perancangan Sistem (System Design)

-Tahapan harus dilakukan secara lengkap dan berurutan.

-Pengujian sistem dilakukan ketika semua tahapan selesai.

-Gambaran sistem hanya dapat dilihat ketika semua tahapan selesai.

-Tahapan dapat dilakukan secara bertahap dan dapat dilaukan umpan balik proses setiap saat.

-Pengujian dapat dilakukan ketika prototype telah dibangun.

-Gambaran sistem dapat diliahat setiap prototype dihasilkan.

-Tahapan harus di lakukan secara lengkap dan berurutan serta

memperhatikan proses

sinkronisasi atau integrasi antar sub proses.

-Pengujian sistem dilakukan ketika sub proses sudah selesai supayah di peroleh

(22)

-User berperan aktif dalam pengembangan sistem.

sinkroni sasi yang tepat.

-Gambaran sub sistem dapat dilihat saat sub proses selesai dibangun.

Implementasi Sistem (System Implementation)

-Fokus pada proses perancangan yang baik.

-Evaluasi

dilakukan ketika sistem telah selesai dibangun.

-Mengutama kan kebutuhan fungsional sistem.

-Proses perancangan tidak mutlak.

-Evaluasi

dilakukan ketika prototype selesai dibangun.

-Mengutama kan aspek

kenyamanan user.

-Proses

perancangan dan perencanaan jadwal sangat dibutuhkan.

-Evaluasi

dilakukan ketika sub proses selesai dibangun.

-Mengutama kan aspek kecepatan pengembangan sistem.

Pemeliharaan Sistem (System Maintenance)

Dilakukan berdasar kan SOP yang di lakukan.

Dilakukan sesuai kesepakatan oleh user.

Dilakukan

berdasarkan SOP yang dihasilkan, mengacu kepada pembangunan sistem.

Berdasarkan analisi perbandingan yang telah dilakukan diatas, maka dapat diketahui karakteristik dari ke tiga model pengembanga perangkat lunak waterfall, prototype dan rapid application development (RAD). Metode-metode yang dianalisis mempunyai kelebihan dan kekurangan nya masing-masing sehingga tidak dapat ditentukan mana yang lebih baik. Oleh karena itu sangat penting untuk mendefinisikan sistem seperti apa yang akan dibuat. Berikut karakteristik sistem informasi yang akan dibuat dalam penelitian ini:

1. Kebutuhan sistem belum terdefinisi dengan baik dikarenakan masih diperlukannya diskusi kepeada user mengenai fitur apa saja yang akan dibuat dan interface seperti apa yang diingkan user.User juga berperan aktif dalam perancang sistem yang akan dibuat.

2. Sistem informasi ini hanya dikembangkan oleh satu orang pengembang.

3. Sistem informasi ini mengutamakn aspek kenyamanan dan kemudahan pada user.

4. Sistem informasi ini memiliki jangka waktu yang tidak terlalu panjang dalam pembangunannya.

Berdasarkan karakteristik diatas maka peneliti memilih untuk menggunakan model prototype sebagai model pengembangan perangkat lunak di

(23)

karenakan memiliki kecocokan dengan karakteristik dengan sistem informasi yang akan dibuat.

Prototype

Prototype adalah versi awal dari sistem perangkat lunak yang digunakan untuk mendemontrasiskan konsep-konsep, percobaan rancangan, dan menentukan lebih banyak masalah dan solusi yang memungkinkan (Sommerville, 2011). Sistem prototype memperbolehkan pengguna untuk mengetahui bagaimana sistem berjalan dengan baik.

Pengguna metode prototype didalam penelitian ini bertujuan agar peneliti mendapatkan gambaran aplikasi yang akan dibangun melalui tahap pembangunan aplikasi prototype terlebih dahulu yang akan dievaluasi oleh user.

Aplikasi prototype yang telah dievaluasi oleh user selanjutnya akan dijadikan acuan untuk membuat aplikasi yang dijadikan produk akhir sebagai output dari penelitian. Berikut Gambaran dari metode yang di gunakan.

Gambar 5. Model Prototype (Sumber: Khosrow-Pour, 2005).

Mock-Up dapat disebut juga sebagai prototype dan memiliki arti sesuatu yang digunakan sebagai model desain yang digunakan untuk mengajar, demonstrasi, evaluasi desain, promosi atau keperluan lain. Menurut Khosrow- Pour (2005) dari gambar diatas alur metode prototype dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Mendengarkan pelanggan

Merupakan proses dari pengumpulan data-data terkait dengan data yang dimana sebagai dasar dalam pembuatan suatu prototype yang akan digunakan dalam pembuatan perangkat lunak.

(24)

2. Membangun/Memperbaikin Mock-Up

Merupakan langkah dimana membuat suatu prototype dengan menggunakan alat yang digunakan sebagai model design yang digunakan untuk demontrasi, promosi atau keperluan lainnya.

3. Melihat/Menguji Mock-Up

Proses mendemontrasikan prototype terhadap penggunaan untuk mengetahui apakah telah memberikan hasil yang memuaskan, apabila belum maka harus dilakukan revisi atau perbaikan sampai pelanggan bisa menerima prototype yang sudah dibuat, apabila sudah sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pelanggan maka prototype yang didemontrasikan akan diambil sebagai protoype.

Jadi prototype adalah suatu metode pengembangan sistem yang menggunakan pendekatan untuk membuat sistem analisi secara cepat dan bertahap. Menggnakan 3 tahap yaitu mendengarkan pelanggan, membangun dan pengujian. Model prototype lebih cocok untuk sistem atau perangkat lunak yang bersifat customize, artinya software yang diciptakan berdasarkan permintaan dan kebutuhan (bahkan situasi atau kondisi) tertentu dan sesuai untuk tugas akhir/skripsi yang memiliki tujuan untuk mengimplementasikan sebuah metode atau algoritma tertentu pada suatu kasus. Menurut Ladjamuddin (2011), adapun tujuan utama dari prototype secara garis besar dapat dikelompokkan ke dalam tiga bagian, yaitu:

1. Membantu pengembangan persyaratan, jika tidak dapat ditentukan dengan mudah.

2. Mengesahkan pengembangan, khususnya dengan customer / langganan dan user yang potensial.

3. Menyajikan sebagian tempat pengembangan jika menggunakan strategi penelitian evolusi prototype.

Bagi sistem bersekala kecil, prototype bisa menggantikan siklus hidup pengembangan sistem, namun bagi sistem bersekala besar atau sistem yang mempengaruhi unit organisasi yang besar, prototype dipadukan dengan SDLC misalnya, prototype dapat digunakan dalam tahap analisis untuk membantu para pemakai mendefinisikan kebutuhan informasi mereka dan dalam tahap rancangan untuk mengevaluasi konfigurasi sistem alternative, adapun daya tarik prototype sebagai berikut:

1. Komunikasi antara analisis dan pemakai membaik.

2. Analisis dapat bekerja dengan lebih baik dalam menentukan kebutuhan pemakai.

(25)

3. User berperan lebih aktif dalam pengembangan sistem.

4. Penerapan lebih mudah karena user mengetahui apa yang diharapkannya.

5. Kelebihan ini memungkinkan prototype untuk menghemat biaya dan waktu pengerjaan dan meningkatkan peuasan user dengan sistem informasi yang dihasilkan.

2.5 Laravel

Laravel adalah sebuah sebuah MVC web development framework yang didesain untuk meningkatkan kualitas perangkat lunak dengan mengurangi biaya pengembangan dan perbaikan serta meningkatkan produktifitas pekerjaan dengan sintak yang bersih dan fungsional yang dapat mengurangi banyak waktu untuk implementasi (Widodo & Purnomo, 2016). Laravel merupakan framework dengan versi PHP yang up-to-date, karena laravel mensyaratkan PHP versi 5.3 keatas. Laravel merupakan framework PHP yang menekankan pada kesederhanaan dan fleksibilitas pada desainnya (Naista, 2016).

Laravel adalah framework open source PHP berbasis web gratis yang dibuat oleh Taylor Otwell dan ditunjukan untuk pengembangan aplikasi web mengikuti model-view-controller (MVC) atau pola arsitektur. Beberapa fitur dari Laravel adalah pengembangan sistem modul-modul yang dapat dimanajemen, mengenalkan cara yang berbeda untuk mengakses database relasioal, utilitas yang membantu dalam penyebaran aplikasi dan pemeliharaan yang mudah (Etin, 2011).

Di laravel ada banyak fungsi yang digunakan untuk berinteraksi dengan database seperti pengambilan semua baris, mengambil baris dengan kata kunci utama, menggunakan klausul untuk menyaring baris, melakukan sisipan, melakukan update, dan lain-liannya sehinngga kebutuhan dalam membangun suatu sistem berbasis web dapat dilakukan dengan mudah. Awal maret 2015, laravel telah menjadi salah satu kerangka kerja PHP yang palinng popular, bersama-sama dengan symfony2, nette, codeigniter dan yii (Daniel, 2013).

2.6 Pengujian Sistem

Pengujian adalah suatu proses pengeksekusian yang bertujuan untuk menemukan kesalahan. Pengujina dilakukan untuk menemukan kesalahan yang tidak dise ngaja dan pengujian dikatakan sukses jika berhasil memperbaiki kesalahan terse but. Selain itu pengujian juga bertujuan untuk menunjukan kesesuaian fungsi-fungsi perangkat lunak dengan sepesifikasinya. Sebuah perangkat lunak dinyatakan gagal, jika perangkat lunak tersebut tidak memenuhi spesifikasi (Fourier, 2009).

(26)

Adapun tujuan pengujian perangkat lunak itu sendiri yaitu untuk menemukan kesalahna yang menyebabkan perangkat lunak yang telah dibangun gagal. Selain tujuan diatas, pengujian perangkat lunak juga bertujuan untuk memperoleh produk yang berkualitas yang memberikan produktivitas tinggi (Oscar, 2007). Dalam proses pengujian perangkat lunak untuk setiap kasus yang akan diuji harus memiliki identitas dan mempunyai keterhubungan antara sekumpul inputan dengan output yang diinginkan (Mark, 2002).

Pengujian sistem bertujuan untuk melihat apakah sistem yang telah dibuat sudah sesuai dengan tujuan awal pembuatan dan layak untuk dipergunakan. Pengujian pada sistem menggunakan metode Black Box, tujuannya untuk menge tahui bahwa bagian-bagian dalam sistem aplikasi telah benar menampilkan pesan-pesan kesalahan jika terjadi kesalahan dalam penginputan data.

Black Box Testing

Balck box testing adalah pengujian yang dilakukan hanya mengamati hasil ekse kusi melalui data uji dan memeriksa fungsional dari perangkat lunak.

Jadi dianalogi kan seperti kita melihat suatu kotak hitam, kita hanya bisa melihat penampilan luar nya saja, tanpa tau ada apa dibalik bungkus hitamnya.

Sama seperti pengujian black box, mengevaluasi hanya dari tampilan luarnya, fungsionalitasnya tanpa meng etahui apa sesungguhnya yang terjadi dalam proses detailnya (Ladjamuddin, 2006).

Black Box Testing sendiri merupakan pengujian yang dilakukan hanya mengamati hasil eksekusi melalui data uji dan memeriksa fungsional dari perangkat lunak. Pengujian black box ini menitik beratkan pada fungsi system.

Pengujian ini memberi kan gambaran atas sekumpulan kondisi masukan dan melakukan pengujian pada uraian fungsional program. Untuk menguji kesalahan yang tidak dapat dicakup oleh White Box Testing, maka solusi lainnya dapat menggunakan Black Box Testing. Menurut Sandy (2016) Black Box Testing diguna kan untuk mendeteksi permasalahan berikut:

1. Fungsi yang salah atau hilang.

2. Kesalahan pada interface.

3. Kesalahan structur data dan basis data.

Pada jenis black box testing, perangkat lunak tersebut akan dieksekusi kemudi an berusaha dites apakah telah memenuhi kebutuhan pengguna yang didefinisikan pada saat awal tanpa harus membongkar listing programnya.

Selain menggunakan black box testing pengujian sistem dapat dilakukan dengan menggunakan pengujian beta. Pengujian beta merupakan suatu bentuk

(27)

pengujian yang dilakukan oleh peng guna, dengan membuat kuisioner tentang aplikasi yang dibuat.

Ketika perbaikan bug, dilakukan pengujian seperti memerikasa setiap fitur yang digunakan oleh aplikasi. Metode-metode yang digunakan dalam pengujian dapat dilakukan dengan black box testing. Berdasarkan pada penelitian Kustina (2019) bahwa black box testing tidak memerlukan pengujian desain maupun kode program, melainkan hanya focus terhadap fungsinya saja sesuai dengan sepesifikasi yang dibutuhkan. Pengujian balck box testing, dapat dilakukan dengan manual dan otomatis.

Pengujian Otomatis (Katalon Studio)

Katalon Studio adalah sebuah software pengujian yang dapat dijalankan dalam berbagai sistem operasi. Katalon Studio memiliki tiga fitur utama untuk menunjang beberapa pengujian dibeberapa platform seperti Web testing, API testing, dan Mobile testing. Katalon studio telah terintegrasi dengan beberapa teknologi dari luar seperti github. Katalon Studio sendiri telah menyediakan UI grafis yang beragam tampilan, menu, pohon tabel dan lain-lain untuk mengelola test case objek dan file data (Kosasih & Budi Cahyono, 2020). Selain itu, untuk melakukan pengujian berbasis web didukung dengan lebih banyak Browser selain Mozilla Firefox dan Google Chrome. Memiliki fitur yang lebih lengkap dan manajemen pengujian yang mudah untuk dilakukan.

Dari penjelasan diatas tentang pengujian perangkat lunak, maka penulis melmilih pengujian Black-Box Testing untuk menguji fungsional dari sistem in- formasi reporting non rutin PT. Transportasi Gas Indonesia Jambi, metode ini dipilih karena ruang lingkup pengujinya hanya sebatas fungsional yang ada pada sistem sehingga semua fitur pada sistem dapat berjalan sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan oleh user. Sistem ini juga akan diuji dengan cara otomatis yaitu menggunakan software pengujian dari Katalon Studio.

2.7 Unifield Modeling Language (UML)

Menurut Sukamto dan Shalahuddin (2013) UML (Unified Modeling Language) adalah salah satu standar bahasa visual yang banyak digunakan di dunia industri untuk mengidentifikasi requirement, membuat analisis dan desain, serta menggam barkan arsitektur dalam pemrograman berorientasi objek. UML muncul karena ada nya kebutuhan pemodelan visual untuk menspesifikasikan, menggambarkan, mem bangun, dan dokumentasi dari sistem perangkat lunak. UML hanya berfungsi untuk melakukan pemodelan. Use case diagram, class diagram, activity diagram, dan sequence diagram merupakan

(28)

salah satu contoh dari UML. Ada 13 macam diagram UML yang dikelompokan ke dalam 3 kategori.

Gambar 6. Diagram UML.

Berikut adalah penjelasan singkat dari pembagian kategori tersebut :

1. Structure diagrams yaitu kumpulan diagram yang digunakan untuk meng menggambarkan suatu struktur statis dari sistem yang dimodelkan.

2. Behavior diagrams yaitu kumpulan diagram yang digunakan untuk menggambarkan kelakuan sistem atau rangkaian perubahan yang terjadi pada sebuah sistem.

3. Interaction diagrams yaitu kumpulan diagram yang digunakan untuk menggambarkan interaksi sistem dengan sistem lain maupun interaksi antar subsistem pada suatu sistem.

Class Diagram

Menurut Hendini (2016) class diagram menunjukkan atribut-atribut dan operasi-operasi dari sebuah kelas dan constraint yang berhubungan dengan objek yang dikoneksikan. Class diagram secara khas meliputi: kelas (class), relasi assosiations, generalitation dan aggregation, attribut (attributes), operasi (operati on/method) dan juga visibility.

Tabel 2. Simbol class diagram.

Simbol Deskripsi

Package

Package merupakan sebuah bungkusan dari satu kelas atau lebih

(29)

Operasi

Kelas pada struktur sistem

Interface

Sama dengan konsep interface pada pemerogra man berorientasi objek

Asosiasi

Relasi antar kelas dengan makna umum, asosiasi biasanya juga disertai dengan multipility

Asosiasi berarah

Relasi antar kelas dengan makna kelas yang satu digunakan oleh kelas yang lainnya asosiasi biasa nya juga disertai dengan multipility

Generalisasi

Relasi antar kelas dengan makna generalisasi- sepesialisai (umum-khusus)

Defendency

Relasi antar kelas dengan makna kebergantung an antar kelas

Agregasi

Relasi antar kelas dengan makna semua-bagian (whole-part)

Use Case Diagram

Use case diagram digunakan untuk menggambarkan sistem dari sudut pandang pengguna sistem tersebut (user). Sehingga pembuatan use case diagram lebih dititik beratkan pada fungsionalitas yang ada pada sistem, bukan berdasarkan alur atau urutan kejadian. Sebuah use case diagram mempresentasikan sebuah interaksi antara aktor dengan sistem (Isa &

Hartawan, 2017).

Tabel 3. Simbol use case diagram.

Simbol Deskripsi

Actor

Mengsepesifikasikan himpunan peran yang pengguna mainkan ketika berinteraksi dengan use case

Dependency

Hubungan dimana perubahan terjadi pada suatu elemen mandiri (independent) akan mempengaruhi elemen yang bergantung pada nya yang tidak mandiri

Generalization

Hubungan dimana objek anak (descendent) berbagi perilaku dan struktur data dari objek yang ada diatasnya objek induk (ancestor)

Extend

Mengsepesifikasi kan bahwa use case target memperluas prilaku dari use case sumber pada suatu titik yang diberikan

(30)

Association

Apa yang menghubungkan antara objek satu dengan yang lainnya

System

Mengsepesifikasikan paket yang menampilkan sistem secara terbatas

Use case

Deskripsi dari urutan aksi-aksi yang ditampilkan sistem yang menghasilkan suatu hasil yang terukur bagi suatu aktor

Colaboration

Interaksi aturan-aturan dan elemen lain yang bekerja sama untuk menyediakan perilaku yang lebih besar dari jumlah elemen-elemenya (sinergi)

Note

Elemen fisik yang eksis saat aplikasi dijalankan dan mencerminkan suatu sumber daya komputasi

Squance Diagram

Menurut Isa & Hartawan (2017) sequence diagram digunakan untuk menggambarkan interaksi antara sejumlah objek dalam urutan waktu.

Kegunaanya untuk menunjukan rangkaian pesan yang dikirim antara objek juga interaksi antar objek yang terjadi pada titik tertentu dalam eksekusi sistem.

Berikut merupakan simbol-simbol yang ada pada squance diagram.

Tabel 4. Simbol squance diagram.

Simbol Deskripsi

Aktor

-Orang,proses atau sistem lain yang berinteraksi dengan sistem dan mendapat manfaat dari sistem -Berpastisipasi secara berurutan dengan mengirimkan atau menerima pesan

-Ditempatkan dibagian atas diagram

Objek

-Berpastisipasi secara berurutan dengan mengirimkan atau menerima pesan

-Ditempatkan dibagian atas diagram

Garis hidup objek

-Menandakan kehidupan objek selama urutan -Diakhiri tanda X pada titik dimana kelas tidak lagi berinteraksi

Objek sedang aktif berinteraksi

-Adalah persegi panjang yang ditempatkan diatas garis hidup

-Menandakan ketika suatu objek mengirim atau menerima suatu pesan

Pesan

Objek mengirim satu pesan ke objek lainya

(31)

Create

Menyatakn suatu objek membuat objek yang lain, arah panah mengarah pada objek yang dibuat

Masukan

Menyatakan bahwa suatu objek mengirimkan masukan ke objek lainnya arah panah mengarah pada objek yang dikirim

Keluaran

Objek/metode menghasilkan suatu kembalian ke objek tertentu, arah panah mengarah pada objek yang menerima kembalian

Destroy

Menyatakan suatu objek mengakhiri hidup objek yang lain, arah panah mengarah pada objek yang diakhiri, sebaiknya jika ada creat maka ada destroy

(32)

21

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Waktu penelitian dilakukan pada tahun ajaran 2019/2020. Pelaksanaan penelitian di lakukan di PT.Transportasi Gas Indonesia Jambi, yang beralamat di Jl. M.Y. Singedikane No.94, Telanai Pura, Sungai Putri, Kec. Telanaipura, Kota Jambi, Jambi 36361.

3.2 Alat Penelitian

Bagian ini merupakan penunjang dalam melakukan proses penelitian. Dengan menggunakan alat dan sumber data untuk pengisian konten sistem, maka penilitian akan dapat lebih mudah untuk dilakukan.

Beberapa alat yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah:

a. Hardware

Laptop Acer Aspire E1-410-Intel Celeron N2920-1,86Ghz dengan VGA Intel HD Graphics dan RAM 4GB.

b. Software

1. Balsamiq Wireframes 2. Firefox Browser 77.0.1 3. Framwork PHP Laravel 5.4 4. Katalon Studio 3.6.12 5. Microsft Word 2013 6. OS Windows 10 64bit 7. Sublime Text 4.5 8. Visual Paradigma 11 9. Xampp version 3.2.2 3.3 Prosedur Penelitian

Penelitian ini memiliki kerangka kerja yang telah disusun, kali ini penelitian menggunakan kerangka model prototype, model ini dipilih ka- rena model prototype lebih mendekati kriteria dari pengembangan system yang akan dilakukan. Berikut merupakan gambar dari kerangka kerja penelitian ini:

(33)

Gambar 7. Kerangka kerja penelitian.

Pada langkah kerja penelitian ini terbagi menjadi 3 tahap yaitu tahap awal adalah identifikasi masalah dan pengumpulan data. Selanjutnya tahap pembangunan sistem menggunakan model prototype yaitu communication, quick plan, modeling quick design, construction of prototype, deployment, delivery, and feedback. Pada tahap terakhir dilakukan pengujian fungsionalitas sistem secara manual dengan membuat skenario pengujian dan secara otomatis dengan software katalon studio.

Pengumpulan Data.

Pada tahap ini peneliti akan mengumpulakan informasi dan data selengkap-lengkapnya dari user. Selain melaksanakan pengumpulan data dan informasi, dilakukan juga wawancara. Proses wawancara akan dilakukan ditempat penelitian itu sendiri, wawancara diperlukan sebagai dasar untuk mengetahui kebutuhan aktor yang terlibat dalam sistem, kebutuhan fungsional mulai dari input, proses dan output pada sistem yang dibutuhkan. Kemudian

(34)

peneliti juga akan langsung terjun kelokasi untuk melakukan survey pengumpulan data dan analisis terstruktur yang secara garis besar berfungsi untuk memperoleh pengertian dari permasalahan-permasalahan, efesiensi, dan pertimbangan-pertimbangan yang mengarah kerancang bangun sistem informasi, serta mempelajari konsep sistem dan permasalahan yang hendak diselisaikan. Pada tahap ini terjadi komunikasi antara developer dengan pengguna sistem untuk mengetahui:

a. Menganalisis proses pengolaan data reporting yang berjalan pada devisi SCADA & Telch PT.Transportasi Gas Indonesia Jambi.

b. Mengindentifikasi permasalahan yang terjadi pada proses pengolahan data reporting yang berjalan pada devisi SCADA & Telch PT.Transportasi Gas Indonesia Jambi.

c. Menganalisis kebutahan system.

Communication

Pada tahap ini penulis melakukan komunikasi dengan pengguna sistem untuk mengetahui:

a. Menganalisi sistem Reporting non rutin yang sedang berlangsung di PT.Transportasi Gas Indonesia Jambi.

b. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada proses reporting non rutin yang sedang berjalan pada PT. Transportasi Gas Indonesia Jambi.

c. Menganalisa kebutuhan sistem.

Quick Plan

Pada tahap ini dilakukan perencanaan setelah dilakukannya komunikasi, perencanaan ini dilakukan secara cepat untuk menentukan teknologi yang akan digunakan, serta menggambarkan sistem usulan dalam bentuk flowchat dan menentukan pengguna dari sistem yang diusulkan.

Modeling Quick Design

Tahap desain, penetapan pembenahan dan pengembangan sistem tahap ini meliputi persentasi awal, desain konseptual, desain basis data dan sistem, desain detail input/output sistem informasi. Dalam tahap desain fungsi desain dan operasi dijelaskan secara rinci, termasuk user interface, diagram proses dan dokumentasi lainnya. Tahapan ini akan mengacu kepada tahapan wawancara dimana prortotype yang dibuat merupakan hasil dari wawancara yang dilakukan antara peneliti dan user. Adapun rancangan sistem yang akan dibuat yaitu sebagai berikut :

a. Membuat Mock-Up user interface menggunakan aplikasi balsamiq frames.

(35)

b. Merancang UML dari sistem yang akan dibuat, dalam hal ini meliputi use case diagram, sequence diagram, merancang ERD, dan class diagram sistem yang akan dibuat.

c. Membuat struktur menu yang akan diusulkan.

Contruction of prototype

Dalam tahapan ini pengkodean program menggunakan bahasa pemrograman dasar berbasis web yaitu HTML, CSS, PHP, dan JavaScript dengan framework Laravel sebagai kerangka kerja.Kemudian mendefinisikan rancangan yang telah dibuat sebelumnya kedalam bentuk bahasa pemrograman, baik dari segi alur kerja, tampilan pengguna (User Interface) hubungan antar entitas serta menu yang sudah direncanakan dan disepakati antara peneliti dan pengguna, Serta melakukan perancangan database berdasarkan ERD yang telah dibuat.

Deployment, Delivery, and Feedback

Pada tahap ini solusi yang telah dikembangkan akan diimplementasikan kepada sebuah sistem, selanjutnya akan dilakukan evaluasi apakah solusi yang diberikan sudah dapat berjalan sesuai dengan harapan pengguna sistem. Serta sistem yang telah selesai dibangun melalui tahap coding, kemudian dilakukan pengujian sistem. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa perangkat lunak yang telah dibuat dapat digunakan dengan baik dan sudah layak pakai atau perlu disempurnakan lagi. Dalam penelitian ini akan digunakan pengujian terhadap prototype dengan menggunakan metode pengujian Black-box testing yang berfokus pada fungsional sistem.Format tabel untuk melakukan pengujian kali ini penulis mengikuti format yang dilakukan oleh Salamah & Khasanah, (2017) yaitu berisikan skenario pengujian, test case, hasil yang diharapkan dan hasil pengujian. Berikut adalah tablel format untuk pengujian sistem kali ini.

Tabel 5. Pengujian Black-Box Testing.

No Skenario Pengujian

Test Case Hasil Yang Di- harapkan

Hasil Pengujian

1. Skenario yang dijalan- kan

Spesifikasi yang dil- akukan

Hasil scenario pen- gujian yang di- harapkan

Sesuai harapan atau tidak sesuai harapan Fungsi pada tabel format pengujian tersebut berisikan skenario pengujian yang akan dijalankan contohnya skenario input data, skenario login dan sebagainya, test case merupakan spesifikasi yang dilakukan contohnya mengosongkan password, klik tombol input data dan sebagainya, hasil yang diharapkan adalah hasil fungsionalitas dari sistem yang telah dibuat.

Selanjutnya penguji akan menuliskan hasil pengujian sesuai harapan atau tidak

(36)

sesuai harpaan. Penelitian kali ini melakukan pengujian fungsionalitas pada sistem Reporting non rutin scada PT. Transportasi Gas Indonesia Jambi.

Maka kriteria responden pada pengujian fungsionalitas sistem ini yaitu:

a. Pegawai yang mengerti atau memiliki pengetahuan yang cukup terhadap penggunaan sistem informasi.

b. Pengguna yang akan menggunakan sistem tersebut dan mengerti alur proses sistem.

Penentuan jumlah sampel pada penelitian ini menggunakan teknik sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relative kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampling jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sebagai sampel.

(Sugiyono, 2014).

Adapun responden dalam pengujian kalli ini yaitu merupakan peg- awai PT. Transpoortasi Gas Indonesia Jambi yang menggunakan sistem informasi reporting non rutin. Berdasarkan kriteria diatas dan pengguna sistem maka yang akan melakukan pengujian pada sistem informasi re- porting non rutin PT. Transportasi Gas Indonesia Jambi antara lain:

1. Bapak Doni Rahmadi Eka Putra selaku Supervisor SCADA & Telch PT.

Trans portasi Gas Indonesia Jambi berperan sebagai super admin.

2. Bapak Marwan Agus selakuk teknisi SCADA & Telch PT. Transportasi Gas Indo nesia Jambi berperan sebagai admin.

3. Bapak Mujmal selaku teknisi SCADA & Telch PT. Transportasi Gas Indon esia Jambi berperan sebagai admin.

4. Bapak Wewen Juliandi selaku teknisi SCADA & Telch PT. Transportasi Gas Indo nesia Jambi berperan sebagai admin.

Sistem informasi reporting non rutin PT. Transportasi Gas Indonesia Jambi ini juga akan dilakukan pengujian otomatis dengan menggunakan Katalon Studio. Hal ini dilakukan guna memperoleh hasil pengujian yang lebih akurat lagi dari sistem Yang dikembangkan, sehingga developer bisa benar-benar mengetahui kualitas serta kebutuhan sistem yang dikembangkan telah sesuia dengan kebutuhan pengguna.

(37)

26

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengelolaan data reporting non rutin pada PT.Transportasi Gas Indonesia Jambi masih kurang efektif dan efisien dimana kondisi ini dapat menyebabkan berbagai masalah yang terjadi. Hal ini dikarenakan pengelolaan seluruh data re- porting non rutin masih menggunakan cara yang manual, belum ada sistem in- formasi yang melakukan tugas-tugas tersebut.

Tahapan dalam proses pengelolaan data reporting non rutin saat ini masih dilakukan secara manual menggunakan aplikasi Microsoft Excel, berikut meru- pakan tahapan proses reporting non rutin saat ini : 1.Pegawai melakukan pen- catatan problem yang baru terjadi pada mading yang sudah disediakan; 2. Selan- jut nya Ketika sudah akhir bulan pegawai baru menginputkan semua problem yang ada di mading kedalam form excel yang sudah disediakan; 3. Selanjut nya setelah semua data telah diinputkan kedalam form excel data reporting tersebut akan dicetak dan diserhkan kepada manager untuk ditandatangaini. Kemudian dijadikan arsip data problem yang terjadi.

Dari proses tersebut dapat dilihat bahwa untuk kegiatan reporting non rutin masih terdapat kendala apabila pegawai ingin monitoring laporan reporting non rutin untuk beberapa bulan yang berbeda maka pegawai harus mencari arsi- pan tersebut secara manual, dan juga untuk pengarsipan data laporan reporting non rutin yang harus dicetak setiap bulannya kurang efisien karena menggunakan banyak kertas untuk mencetak laporan reporting non rutin terse- but. Pada saat kegiatan rapat tidak semua data laporan Reporting Non Rutin akan dibahas, karna dari beberapa problem yang terjadi hanya ada beberapa problem yang akan dibahas. Dengan cara sepertin ini ternyata ditemukan berbagai masa- lah serta kesulitan dalam kegiatan monitoring. Oleh karena itu maka diperlukan pembuatan sistem informasi yang dapat mempermudah serta memenuhi kebu- tuhan monitoring untuk mendukung proses yang cepat.

Penelitian ini merupakan penelitian rancang bangun sistem informasi re- porting non rutin SCADA yang menggunakan model prototype, dimana pada model ini terdapat beberapa tahapan yang harus dilakukan yaitu Communication, Quick Plan, Modelling Quick Design, Contruction Of Prototype, Deployment Delivery and Feedback.

4.1 Communication

Adapun dari tahapan ini yaitu dilakukan komunikasi dengan pihak PT.

Transportasi Gas Indonesia Jambi untuk mengidentifikasi proses kegiatan Re- porting Non Rutin SCADA yang berjalan saat ini, kendala-kendala yang dihadapi

(38)

serta kebutuhan untuk mendukung proses monitoring dan merumuskan solusi dari permasalahan yang dihadapi pada kegiatan Reporting Non Rutin SCADA.

Identifikasi Masalah

Dari mengidentifikasi masalah yang berjalan pada kegiatan Reporting Non Rutin SCADA, terdapat masalah atau hambatan yang ditemukan antara lain:

1. Belum adanya sistem informasi untuk reporting non rutin SCADA, sistem yang lama masih kurangnya fitur untuk kegiatan monitoring.

2. Pegawai kesulitan Ketika harus melihat data laporan reporting non rutin yang lama, karna harus mencari secara manual.

3. Data laporan reporting non rutin sering kali terhapus dan lupa dicatat karna harus dicatat terlebih dahulu pada mading yang disediakan.

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dilakukan, maka solusi yang dapat diberikan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut yaitu dengan menggunakan sistem informasi reporting non rutin SCADA yang dapat me- nyelesaikan permasalahan yang ada.

Analisis Kebutuhan Fungsional

Sistem yang akan dibangun harus memenuhi kebutuhan fungsional se- bagai berikut:

1. Sistem terdapat login bagi admin dan staff untuk mengelola data.

2. admin dapat mengelola data staff.

3. admin dan admin dapat mengelola data laporan reporting non rutin.

4. admin dan staff dapat mengelola data station.

5. admin dan staff dapat mengelola data staff.

Analisis Kebutuhan Nonfungsional

Sistem yang akan dibangun harus memenuhi kebutuhan nonfungsional sebagai berikut:

1. Sistem iinformasi reporting non rutin SCADA ini dapat menigkatkan efek- tivitas dan efesiensi kerja dari pegawai PT. Transportasi Gas Indonesia Jambi.

2. Sistem dapat menampilkan interface yang baik dan mudah digunakan.

3. Sistem informasi ini mampu mengurangi human error yang terjadi pada pelaksanaan secara manual.

4. Tampilan dari website sistem informasi reporting non rutin SCADA meru- pakan website dinamis.

(39)

4.2 Quick Plan

Pada tahapan ini dilakukan perencanaan solusi berdasarkan kebutuhan sistem yang telah diidentifikasi untuk mengatasi masalah yang telah teridentifi- kasi sebelumnya.

Adapun perencanaan yang diberikan yaitu sebagai berikut:

1. Sistem yang dibuat berbasis web menggunakan Bahasa pemrogaman PHP dengan framework Laravel versi 8 , serta didukung dengan bahasa pem- rograman lain seperti CSS dan JavaScript.

2. Web server yang digunakan adalah XAMPP 7.4.

3. Penyimpanan data pada sistem ini menggunakan database MYSQL.

4. Antarmuka sistem ini dibangun menggunakan HTML.

Gambaran Sistem Usulan

Sistem usulan yang digambarkan dalam sebuah rancangan diharapkan mampu menyelesaikan masalah pada PT. Transportasi Gas Indonesia Jambi.

Adapun gambaran sistem yang diusulkan sebagai berikut:

Gambar 8. Gambaran Usulan Sistem.

Menentukan Pengguna

Sebelumnya telah dilakukan gambaran sistem yang telah diusulkan, maka pada tahap ini dapat diketahui pengguna (user) dalam sistem ini yaitu:

a. Admin

(40)

Pengguna ini adalah pengguna yang memiliki hak akses tertinggi dimana admin bisa melakukan semua kegiatan yang dilakukan oleh staff dan dapat melakukan penambahan staff baru dan mengedit data staff serta menghapus staff.

b. staff

Pengguna ini adalah pengguna yang ditugaskan untuk mengelola data pada sistem seperti menginputkan data, mengedit serta menghapus data.

Menentukan Komponen Sistem

Sistem informasi pada dasarnya membutuhkan komponen sistem yang dapat berfungsi untuk mendukung tujuan sistem itu dibangun. Adapun kompo- nen sistem yang dibutuhkan sistem informasi reporting non rutin SCADA pada PT.Transportasi Gas Indonesia Jambi antara lain sebgai berikut:

a. Data utama yang dibutuhkan dalam sistem informasi reporting non rutin SCADA ini adalah data laporan reporting non rutin SCADA.

b. Menentukan hak akses dari setiap pengguna dimana setiap pengguna mempunyai hak akses berbeda-beda sesuai dengan perannya masing- masing, hal ini bertujuan untuk menghindari akses yang illegal dari pengguna yang tidak berhak.

c. Proses tersetruktur seperti proses login dan logout, proses mengola data serta berbagai proses lainnya.

4.3 Modelling Quick Design

Pada tahap ini dilakukan beberapa kegiatan pemodelan sistem dengan- menggunakan unifield modeling language (UML) berupa use case, activity dia- gram, squance diagram, perancangan struktur menu dan perancangan antar muka sistem.

Perancangan Use Case Diagram

Perancangan use case diagram bertujuan untuk menggambarkan in- teraksi antara pengguna dari sistem tersebut. Berikut adalah use case diagram yang digambarkan:

a. Identifikasi actor

Tabel 6. Identifikasi Aktor Sistem.

No Aktor Deskripsi

1. Super Admin Merupakan actor yang dapat mengelola pengguna serta semua data dari reporting non rutin SCADA

2. Admin/Petugas Merupakan actor yang mengelola data dari re- porting non rutin SCADA.

Referensi

Dokumen terkait

“ Menurut saya Bupati cukup bisa mempelsajari evaluasi yang ada pada permasalahan di bidang PPA dari tahun sebelum beliau menjabat, karena beliau pun sebelumnya

Hasil penelitian menunjukkan akumulasi presentase tertinggi sebesar 52,5% untuk jawaban tertinggi dengan subjek penelitian sebanyak 30 responden dengan latar belakang masalah

Rancang Bangun Aplikasi PHP (Penjualan Hasil Pertanian) Sidomakmur Berbasis Web Menggunakan Metode Prototype.. Laporan

Seperti sengketa yang terjadi di Kampung Tingkem Asli ada seseorang yang megadaikan tanah pertaniannya kepada orang lain dengan jangka waktu 7 tahun, dan setelah

Similar changes in DA and 5-HT neurotransmission were observed during in- travenous cocaine self-administration, which is the model that the best simulates cocaine abuse in hu-

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa dengan metode langsung dan seberapa besar peningkatan tersebut khususnya dalam

Fakta-fakta dari hasil penelitian pada hewan coba menunjukkan bahwa endometriosis mempunyai hubungan yang erat dengan paparan oleh TCDD dan dioxin-like PCB. Hasil

Kondisi ini tentu dapat memberi dampak terhadap pola pembelian yang dilakukan remaja salah satunya adalah pembelian impulsif yang dilakukan secara online.Tujuan penelitian