• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN "

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh:

Ayu Nadliroh NIM. T20151404

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

AGUSTUS 2019

(2)
(3)
(4)







































Artinya : Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:

"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Departemen Agama, Al-Quran dan Terjemahnya, (Semarang: CV.Toha Putra,2009), 237.

(5)

1. Kedua orang tua (Bapak Moch. Solihin dan Ibu Humaizah) serta kakak-kakak dan adik yang selalu memberikan do’a, dukungan dan semangat yang tidak pernah terhenti.

2. Segenap dosen serta guru-guru saya yang telah membekali saya banyak ilmu, khususnya dosen pembimbing bapak Mochammad Zaka Ardiansyah, M.Pd.I yang selalu sabar membimbing skripsi saya hingga tuntas.

3. Teman-teman kos Humairoh yang selalu memberi dukungan

4. Teman-teman seperjuangan kelas A10 PAI angkatan 2015 terimakasih banyak atas kebersamaannya dalam suka dan duka.

(6)

rahmat dan karunia-Nya, perencanaan, pelaksanaan, dan penyelesaian skripsi sebagai salah satu syarat menyelesaikan program sarjana, dapat terselesaikan dengan lancar.

Kesuksesan ini dapat penulis peroleh karena dukungan banyak pihak. Oleh karena itu, penulis menyadari dan menyampaikan terima kasih yang sedalam- dalamnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, S.E., MM. Selaku Rektor IAIN Jember yang telah memfasilitasi kami selama proses kegiatan belajar mengajar di lembaga yang dipimpinnya.

2. Ibu Dr. Hj. Mukni’ah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan yang telah mengesahkan secara resmi tema penelitian ini sehingga penyusunan skripsi berjalan dengan lancar

3. Bapak Dr. H. Mashudi, M.Pd. selaku Wakil Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Jember yang telah meluangkan waktunya dalam pengurusn administrasi penelitian

4. Bapak Drs. D. H. Fajar Ahwa, M.Pd.I. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Jember yang telah memotivasi dalam proses mengerjakan skripsi ini dengan sebaik- baiknya.

(7)

6. Bapak Mochammad Zaka Ardiansyah, M.Pd.I. selaku Dosen Pembimbing penulis yang telah sabar dan ikhlas dalam membimbing.

7. Seluruh pihak yang terkait dalam keberhasilan proses penyusunan skripsi ini.

Akhirnya, semoga segala amal baik yang telah Bapak/Ibu berikan kepada penulis mendapat balasan yang baik dari Allah SWT.

Jember, 05 Agustus 2019 Penulis,

Ayu Nadliroh NIM. T20151404

(8)

agama serta mencetak generasi penerus Islam yang berkompeten di bidang keagamaan dan ibadah sebagai out-put yang diharapkan agama dalam implementasinya di kehidupan nyata seperti ibadah, keilmuan, serta sikap keteladanannya bagi orang lain, keluarga, masyarakat bahkan dirinya sendiri. Hal itu menjadi klaim bahwa santri dianggap seorang yang taat beribadah dan paham tentang ilmu-ilmu agama.

Pembelajaran Kitab Kuning merupakan ciri khas dalam tradisi pesantren yang tidak bisa dipisahkan. Tujuan pengajaran kitab kuning bukan sekadar berupaya mencetak kader-kader santri yang mampu menguasai tata bahasa ataupun ilmu mantik, lebih daripada itu sebagai upaya mempertahankan nilai dan tradisi pesantren yang identik dengan penguasaan kitab-kitab Islam klasik.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah adakah pengaruh hasil belajar kitab Bulûgh al-Marâm terhadap kesalehan normatif santri ‘ulya pesantren putri Blokagung Banyuwangi? Penelitian ini bertujuan untuk untuk mengkaji pengaruh hasil belajar kitab Bulûgh al-Marâm terhadap kesalehan normatif santri ‘ulya pesantren putri Blokagung Banyuwangi.

Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian lapangan (field research). Populasi dalam penelitian ini yaitu santri ‘ulya. Dengan menggunakan teknik sampling jenuh yaitu seluruh santri ‘ulya dijadikan sampel. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data ialah:

wawancara, angket, dan dokumentasi. Teknik yang digunakan untuk menguji validitas adalah teknik korelasi Product Moment. Sedangkan untuk menguji reliabilitas menggunakan metode Kuder Richardson-20 (KR-20) dan metode Alpha. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis statistik dengan menggunakan rumus korelasi Product Moment, uji t dan uji Regresi Linier Sederhana.

Berdasarkan hasil analisis product moment, telah diperoleh nilai rhitung sebesar 0.453 dan nilai rtabel pada taraf signifikan 5% adalah 0.339 yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh positif yang cukup kuat antara hasil belajar kitab Bulûgh al-Marâm terhadap kesalehan normatif santri ‘ulya pesantren putri Blokagung Banyuwangi. Berdasarkan hasil analisis uji t, telah diperoleh nilai thitung sebesar 2,96 dan nilai ttabel pada taraf signifikan 5% adalah 0.339 yang berarti H0 ditolak dan Ha diterima. sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh hasil belajar kitab Bulûgh al-Marâm terhadap kesalehan normatif santri ‘ulya pesantren putri Blokagung Banyuwangi. Berdasarkan hasil analisis uji Regresi Linier Sederhana didapatkan koefisien regresi untuk konstan sebesar 35,385 menunjukkan bahwa jika variabel hasil belajar kitab Bulûgh al-Marâm bernilai nol atau tetap maka akan meningkatkan kesalehan normatif santri ‘ulya sebesar 35,385 satuan atau sebesar 35,385%. Variabel hasil belajar kitab Bulûgh al-Marâm 0,879 menunjukkan bahwa jika variabel hasil belajar kitab Bulûgh al-Marâm meningkat 1 satuan maka akan meningkatkan kesalehan normatif santri ‘ulya sebesar 0,879 satuan atau sebesar 0,879%.

(9)

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

1. Manfaat Teoritis ... 7

2. Manfaat Praktis ... 7

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 9

1. Variabel Penelitian ... 9

2. Indikator Variabel ... 10

F. Definisi Operasional... 11

G. Asumsi Penelitian ... 12

(10)

2. Populasi dan Sampel ... 14

3. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 15

4. Analisis Data ... 26

J. Sistematika Pembahasan ... 30

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN ... 31

A. Penelitian Terdahulu ... 31

B. Kajian Teori ... 34

1. Tinjauan Teori Tentang Hasil Belajar kitab Bulûgh al-Marâm 34 2. Tinjauan Teori Tentang Kesalehan Normatif ... 44

BAB III PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA... 51

A. Gambaran Objek Penelitian ... 51

B. Penyajian Data ... 52

C. Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 73

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 80

BAB IV PENUTUP ... 83

A. Kesimpulan ... 83

B. Saran ... 84

DAFTAR PUSTAKA ... 85 PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(11)

1.2 Tabel Koefisien Korelasi (r) Product Moment 1.3 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

1.4 Tabel nilai-nilai dalam distribusi t

2.1 Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu 2.2 Klasifikasi Domain Kognitif

2.3 Daftar isi kitab Bulûgh al-Marâm 3.1 Data santri

3.2 Angket Hasil Belajar Kitab Bulûgh al-Marâm (sebelum uji validitas dan reliabilitas)

3.3 Angket Kesalehan Normatif

(sebelum uji validitas dan reliabilitas)

3.4 Hasil Perhitungan Validitas Butir Angket Hasil belajar Kitab Bulûgh al-Marâm

3.5 Tabel perhitungan reliabilitas hasil belajar kitab Bulûgh al- Marâm

3.6 Angket Hasil belajar Kitab Bulûgh al-Marâm (sesudah uji validitas dan reliabilitas)

3.7 Hasil Perhitungan Validitas Butir Angket Kesalehan Normatif 3.8 Revisi Butir Angket Kesalehan Normatif

3.9 Hasil Perhitungan Validitas Revisi Butir Angket Kesalehan Normatif

3.10 Angket Kesalehan Normatif

(sesudah uji validitas dan reliabilitas)

3.11 Tabel Persiapan Analisis tentang Pengaruh hasil belajar kitab Bulûgh al-Marâm terhadap kesalehan normatif santri ‘ulya pesantren putri Blokagung Banyuwangi

(12)

3.14 Hasil Persamaan Regresi Linier Sederhana

(13)

3. Lampiran 3a: Pengujian validitas angket hasil belajar kitab Bulûgh al- Marâm dengan manual

4. Lampiran 3b: Pengujian validitas angket hasil belajar kitab Bulûgh al- Marâm dengan aplikasi PSPP

5. Lampiran 3c: Pengujian reliabilitas angket hasil belajar kitab Bulûgh al-Marâm dengan manual

6. Lampiran 3d: Pengujian validitas angket kesalehan normatif dengan manual

7. Lampiran 3e: Pengujian validitas angket kesalehan normatif (revisi) dengan manual

8. Lampiran 3f: Pengujian validitas angket kesalehan normatif dengan aplikasi PSPP

9. Lampiran 3g: Pengujian reliabilitas angket kesalehan normatif dengan manual

10. Lampiran 3h: Pengujian reliabilitas angket kesalehan normatif dengan aplikasi PSPP

11. Lampiran 3i: Tabulasi data penelitian variabel X (hasil belajar kitab Bulûgh al-Marâm)

12. Lampiran 3j: Tabulasi data penelitian variabel Y (kesalehan normatif) 13. Dokumentasi

14. Surat Penelitian dari Fakultas 15. Jurnal Penelitian

16. Surat Keterangan Selesai Penelitian 17. Biodata Peneliti3

(14)

Dewasa ini pesantren dianggap paling tepat untuk mengajarkan ilmu agama serta mencetak generasi penerus Islam yang berkompeten di bidang keagamaan dan ibadah sebagai out-put yang diharapkan agama dalam implementasinya di kehidupan nyata seperti ibadah, keilmuan, serta sikap keteladanannya bagi orang lain, keluarga, masyarakat bahkan dirinya sendiri.

Hal itu menjadi klaim bahwa santri dianggap seorang yang taat beribadah dan paham tentang ilmu-ilmu agama, sehingga kehadirannya di masyarakat diagungkan karena dianggap sebagai seorang yang lebih ahli dalam ibadah jika dibandingkan dengan orang-orang yang hanya belajar agama lewat buku bacaan saja.

Pemahaman agama dan syariat Islam yang lebih baik menjadi alasan para wali santri mendaftarkan putra putrinya di pesantren. Bahkan mereka mempercayakan sepenuhnya kepada pesantren dalam hal pendidikan anak- anaknya. Karena tidak semua santri ini mempunyai latar belakang pendidikan agama yang bagus, pendidikan agama yang hanya didapat dari bangku sekolah jelas tidak cukup. Bahkan alumni madrasahpun tidak menjadi jaminan mempunyai pemahaman yang mumpuni, masih banyak tamatan madrasah yang serba tanggung, pengetahuan agama yang tidak mendalam dan pengetahuan umumnya juga rendah. Hadirnya lembaga pendidikan Islam seperti pesantren di lingkungan masyarakat, diharapkan mampu membekali

(15)

serta membentengi para santri yang haus akan ilmu agama dalam mengarungi kehidupan bermasyarakat.

Pendidikan Islam adalah usaha orang dewasa muslim yang bertakwa secara sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta perkembangan fitrah (kemampuan dasar) anak didik melalui ajaran Islam ke arah titik maksimal pertumbuhan dan perkembangannya.

Pendidikan, secara teoritis mengandung pengertian “memberi makan”

kepada jiwa anak didik sehingga mendapatkan kepuasan rohaniah, juga sering diartikan “menumbuhkan” kemampuan dasar manusia. Bila ingin diarahkan kepada pertumbuhan sesuai dengan ajaran Islam maka harus berproses melalui sistem kependidikan Islam, baik melalui kelembagaan maupun melalui sistem kurikuler.1

Salah satu sistem yang memungkinkan proses kependidikan Islam berlangsung secara konsisten dan berkesinambungan dalam rangka mencapai tujuannya adalah institusi atau kelembagaan pendidikan Islam. Institusi kependidikan Islam berkembang dalam bentuk formal (madrasah) semua jenjang sampai dengan universitas (al-Jamiah) dan bentuk non-formal (majlis taklim, pesantren) dan pendidikan informal (keluarga).

Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 30 yang berbunyi:

1. Pendidikan keagamaan diselenggarakan oleh pemerintah dan/ atau kelompok masyarakat dari pemeluk agama, sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

1 H. M, Arifin, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), 22.

(16)

2. Pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan/ atau menjadi ahli ilmu agama.

3. Pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal.

4. Pendidikan keagamaan berbentuk pendidikan diniah, pesantren, pasraman, pabhaja, samanera, dan bentuk lain yang sejenis.

5. Ketentuan mengenai pendidikan keagamaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), dan ayat (4) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.2

Selain itu, agar kependidikan Islam ini selaras dengan tujuan pendidikan sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 13 dijelaskan bahwa:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana yang dilakukan dalam rangka mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.”

Para ahli membagi lembaga pendidikan menjadi tiga. Ketiga lembaga pendidikan tersebut adalah lembaga informal, formal, dan non-formal. Secara konkrit lembaga pendidikan infomal adalah keluarga, lembaga pendidikan formal adalah sekolah dan lembaga pendidikan non-formal adalah kursus dan sejenisnya.4

Pendidikan nonformal memiliki proses di antaranya, selain beberapa kegiatan pendidikan non-formal di luar sekolah yang terencana, umumnya pendidikan non-formal dan informal terjadi melalui suatu proses interaksi,

2 Redaksi Sinar Grafika, Undang-undang Sisdiknas UU RI No. 20 Th. 2003, (Jakarta: Sinar Grafika, 2016), 20

3 Ibid., 3

4 Anselmus JE Teonlioe, Teori dan Filsafat Pendidikan, (Malang: Gunung Samudera, 2016),12

(17)

yaitu suatu proses pendidikan yang terjadi karena adanya proses saling mempengaruhi atau bahkan adanya proses perubahan yang disebabkan oleh adanya hubungan atau komunikasi langsung atau tidak langsung antara individu Undang-undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 Bagian Kelima Pasal 265 yang berbunyi:

1. Pendidikan nonformal diselenggarakan bagi warga masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan sepanjang hayat

2. Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional.

3. Pendidikan nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup, pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan serta pendidikan yang lain yang ditujukan mengembangkan kemampuan peserta didik

4. Satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majlis taklim, serta satuan pendidikan yang sejenis.

5. Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

6. Hasil pendidikan nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan oleh lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah atau pemerintah daerah dengan mengacu standar nasional pendidikan

7. Ketentuan mengenai penyelenggaraan pendidikan nonformal sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (3), ayat (4), ayat (5), dan ayat (6) diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah.

Pendidikan keagamaan salah satunya dapat diperoleh melalui pendidikan yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan seperti pesantren.

Pesantren sesungguhnya berasal dari kata santri, yang mendapat awalan pe akhiran an sebagai tempat tinggal para santri dalam menimba ilmu agama.

5 Redaksi Sinar Grafika, Undang-undang, 19.

(18)

Santri, menurut Prof. John, berasal dari bahasa Tamil, yang berarti guru mengaji. Kata santri juga berarti orang yang mendalami pengetahuannya dalam bidang agama Islam. Sebagai bagian penting dari pesantren, santri merupakan sekelompok orang yang memiliki ketekunan dalam mempelajari kajian kitab-kitab kuning (klasik) yang memuat berbagai ilmu agama, seperti fikih, tasawuf, tafsir, tauhid, hadis, dan sebagainya. Tidak heran apabila santri dianggap sebagai generasi terbaik dalam ilmu agama yang dapat diandalkan untuk melakukan perubahan sosial dalam kehidupan masyarakat.6

Pembelajaran Kitab Kuning merupakan ciri khas dalam tradisi pesantren yang tidak bisa dipisahkan, apalagi sampai dihilangkan dalam sistem pendidikan nasional. Tujuan pengajaran kitab kuning bukan sekadar berupaya mencetak kader-kader santri yang mampu menguasai tata bahasa ataupun ilmu mantik, lebih daripada itu sebagai upaya mempertahankan nilai dan tradisi pesantren yang identik dengan penguasaan kitab-kitab Islam klasik.

Penguasaan terhadap ilmu memang menjadi penting sebagai ukuran seseorang dalam memahami materi pengajaran kitab kuning. Namun, ukuran penguasaan ilmu tidak bisa ditafsirkan secara artifisial. Manfaat kepandaian seseorang santri dalam menguasai ilmu agama bisa terlihat ketika sudah terjun langsung dalam dinamika perkembangan masyarakat. Ilmu apapun bisa bermanfaat apabila mampu dipraktikkan dan memberikan sumbangan pemikiran bagi kemaslahatan umat.7

6 Mohammad, Takdir, Modernisasi Kurikulum Pesantren, (Yogyakarta: IRCISoD, 2018), 23.

7 Mohammad, Takdir, Modernisasi, 60.

(19)

Berdasarkan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2014 Tentang Pendidikan Keagamaan Islam Bab II Bagian Kedua Paragraf 2 Pesantren sebagai Penyelenggara Pendidikan Pasal 19 ayat (1) yang berbunyi: (1) di samping sebagai satuan pendidikan pesantren dapat menyelenggarakan satuan dan/ atau program pendidikan lainnya.8

Pesantren Blokagung merupakan salah satu lembaga penyelenggara pendidikan yang menaungi beberapa lembaga pendidkan dimana salah satunya yaitu Madrasah Diniah. Pada pembelajaran yang dilaksanakan pada Madrasah Diniah non-formal takmiliyah terdiri dari delapan kelas dengan tiga tingkatan yang berbeda, yaitu tingkat ula terdiri dari empat kelas (ula 1-4) , tingkat wustho terdiri dari dua kelas (wustho 1&2), dan tingkat ulya terdiri dari dua kelas (ulya 1&2).

Kegiatan kajian kitab kuning dilaksanakan dalam serangkaian kegiatan madrasah diniah, namun pengajian kitab kuning tersebut tidak hanya diajarkan di Madrasah Diniah saja, tetapi ada pengajian umum yang mana pembelajarannya tidak memperhatikan kelas tetapi digolongkan sesuai tingkatannya, seperti halnya tingkat ulya yang mengkaji kitab Bulûgh al- Marâm. Artinya Pesantren ini masih mempertahankan kekhasannya yaitu mengajarkan kitab-kitab klasik. Hal itu mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Pengaruh Hasil Belajar Kitab Bulûgh al-Marâm terhadap Kesalehan Normatif santri ‘ulya Pesantren Putri Blokagung Banyuwangi”

8 Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2014

(20)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa rumusan masalah pada penelitian ini adalah adakah pengaruh pengaruh hasil belajar kitab Bulûgh al-Marâm terhadap kesalehan normatif santri ‘ulya pesantren putri Blokagung Banyuwangi?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji pengaruh hasil belajar kitab Bulûgh al-Marâm terhadap kesalehan normatif santri ‘ulya pesantren putri Blokagung Banyuwangi.

D. Manfaat Penelitian

Dari penjabaran tersebut tersusunlah manfaat penelitian sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran untuk memperkaya khazanah keilmuan dalam bidang pendidikan terutama terkait dengan hasil belajar kitab Bulûgh al-Marâm dan kesalehan normatif.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

Sebagai media untuk mengasah keterampilan dalam bidang penelitian dan mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya mengenai pengaruh hasil belajar kitab Bulûgh al-Marâm terhadap

(21)

kesalehan normatif santri ‘ulya pesantren putri Blokagung Banyuwangi.

b. Bagi Pesantren Putri Blokagung Banyuwangi

Penelitian ini dijadikan sebagai bahan informasi ilmu pengetahuan tentang pengaruh hasil belajar kitab Bulûgh al-Marâm terhadap kesalehan normatif santri ‘ulya Pesantren Putri Blokagung Banyuwangi.

c. Bagi Lembaga IAIN Jember

Hasil penelitian ini diharapkan akan menambah kualitas mahasiswa dan calon guru Pendidikan Agama Islam, sehingga dapat dijadikan informasi dan referensi bagi seluruh aktivitas akademika untuk menggali lebih dalam membangun suatu pengetahuan yang lebih mendalam dan lengkap untuk melahirkan pendidikan yang lebih berkualitas.

d. Bagi Masyarakat

Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan wawasan dan informasi baru yang sebelumnya belum pernah mereka ketahui dan memberikan kontribusi keilmuan terhadap masyarakat terkait hasil belajar kitab Bulûgh al-Marâm terhadap kesalehan normatif santri

‘ulya Pesantren Putri Blokagung Banyuwangi.

(22)

E. Ruang Lingkup Penelitian 1. Variabel Penelitian

Variabel diartikan sebagai konsep yang mempunyai bermacam- macam nilai, berupa kuantitatif maupun kualitatif yang dapat diubah nilainya.9 Variabel juga dapat diartikan sebagai suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.10 Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka macam-macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi variabel independen dan variabel dependen. Adapun variabel dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua variabel yaitu, variabel independen atau variabel bebas (X) dan variabel dependen atau variabel terikat (Y) dengan uraian sebagai berikut:

a. Variabel independen atau variabel bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).11 Adapun yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah hasil belajar kitab Bulûgh al-Marâm yang disimbolkan X.

9 Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), 10.

10 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D) (Bandung: Alfabeta, 2014), 38.

11 Ibid., 39.

(23)

b. Variabel dependen atau variabel terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.12 Adapun yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah kesalehan normatif yang disimbolkan dengan Y, terbagi dalam tujuh sub variabel, yaitu:

1) Salat 2) Zakat 3) Puasa 4) Haji 5) Slametan 6) Ziarah kubur 2. Indikator Variabel

Setelah variabel penelitian terpenuhi kemudian dilanjutkan dengan mengemukakan indikator-indikator variabel yang merupakan rujukan empiris dari variabel yang diteliti. Indikator empiris ini nantinya akan dijadikan sebagai dasar dalam membuat butir-butir atau item pertanyaan dalam angket, wawancara, dan observasi.13

Adapun yang menjadi indikator variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Hasil belajar kitab Bulûgh al-Marâm (X), yang memiliki indikator Pengetahuan (kognitif).

12 Sugiyono, Metode Penelitian, 39.

13 Tim Penyusun, Pedoman Penelitian Karya Ilmiah. (Jember: IAIN Jember Press. 2018), 38.

(24)

b. Kesalehan normatif (Y), yang memiliki tujuh sub variabel, dengan indikator sebagai berikut:

1) Salat

Melaksanakan salat 2) Zakat

Melaksanakan zakat 3) Puasa

Melaksanakan puasa 4) Haji

a) Menyetujui pelaksanaan haji b) Melaksanakan haji

5) Slametan

Melaksanakan slametan 6) Ziarah kubur

Melaksanakan ziarah kubur F. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini perlu dijelaskan mengenai pengertian variabel dari judul penelitian, antara lain:

1. Hasil belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh peserta didik setelah melalui kegiatan belajar. Belajar sendiri merupakan suatu proses yang berusaha memperoleh suatu perubahan perilaku. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional biasanya guru menetapkan

(25)

tujuan pembelajaran. Peserta didik yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan belajar. Hasil belajar terbagi menjadi tiga aspek, yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik.14 Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu pencapaian yang diperoleh peserta didik berupa bentuk perubahan yang ada dalam dirinya meliputi tiga aspek, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik, namun dalam penelitian ini pebeliti hanya mengambil aspek kognif saja.

2. Kesalehan normatif

Kesalehan normatif adalah seperangkat tingkah laku yang telah digambarkan Allah, melalui utusan-Nya Muhammad, bagi umat Islam.15 Seseorang bisa dikatakana saleh secara normatif jika melaksanakan rukun Islam, melaksanakan slametan, melaksanakan ziarah kubur dan membaca Alquran. Namun dalam hal ini peneliti mengesampingkan Syahadat dan membaca Alquran sebagai indikator, dikarenakan terbatasnya kitab yang digunakan dalam penelitian.

G. Asumsi Penelitian

Asumsi penelitian biasa disebut juga sebagai anggapan dasar atau postulat, yaitu sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya diterima oleh peneliti. Dengan demikian anggapan dasar harus di rumuskan secara jelas sebelum peneliti melangkah mengumpulkan data. Anggapan dasar di samping

14 Amirono dan Daryanto, Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran Kurikulum 2013 (Yogyakarta:

Gava Media, 2016), 30.

15 Mark. R. Woodward, Islam Jawa: Kesalehan Normatif Versus Kebatinan, cetakan IV, terj.

Hairus Salim HS (Yogyakarta: PT LkiS Printing Cemerlang, 2008), 6.

(26)

berfungsi sebagai dasar berpijak yang kukuh bagi masalah yang diteliti juga untuk mempertegas variabel yang menjadi pusat perhatian penelitian dan merumuskan hipotesis.

Asumsi dasar perlu dipaparkan karena sebagai patokan atau acuan dan barometer teoritis, sehingga penelitian yang dilaksanakan sesuai dengan paradigma dan profil objek penelitian.16 Dalam penelitian ini, peneliti mempunyai asumsi bahwa: Ada pengaruh hasil belajar kitab Bulûgh al- Marâm terhadap kesalehan normatif santri ‘ulya pesantren putri Blokagung Banyuwangi.

H. Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan terhadap hubungan antara dua variabel atau lebih, atau bisa diartikan bahwa hipotesis adalah jawaban atau dugaan sementara yang harus diuji kebenarannya.17 Ada dua bentuk hipotesis, yaitu 1. Hipotesis kerja atau hipotesis alternatif (Ha), menyatakan terdapat korelasi

positif yang signifikan antara hasil belajar kitab Bulûgh al-Marâm terhadap kesalehan normatif santri ‘ulya pesantren putri Blokagung Banyuwangi.

2. Hipotesis nol atau hipotesis nihil (Ho), menyatakan tidak terdapat korelasi positif yang signifikan antara hasil belajar kitab Bulûgh al-Marâm terhadap kesalehan normatif santri ‘ulya pesantren putri Blokagung Banyuwangi.

16 Tim Penyusun, Pedoman Penelitian, 39.

17 Siregar, Metode Penelitian, 38.

(27)

I. Metode Penelitian

Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.18 Adapun langkah-langkahnya sebagai berikut:

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis datanya menggunakan statistik.19 Jenis penelitian dalam penelitian ini menggunakan penelitian lapangan (field research) yaitu penelitian yang langsung dilakukan di lapangan atau pada responden.20 2. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai peristiwa sikap hidup dan sebagainya. Sehingga objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian.21 Populasi dalam penelitian ini, yaitu santri ‘ulya Pesantren Putri 1 Mukhtar Syafa’at Blokagung Banyuwangi yang telah menyelesaikan belajar kitab Bulûgh al-Marâm dengan jumlah 36 santri.

Sampel adalah suatu prosedur pengambilan data dimana hanya sebagian populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan

18 Sugiyono, Metode Penelitian, 2.

19 Sugiyono, Metode Penelitian,, 7.

20 Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), 5.

21 Siregar, Metode Penelitian, 30.

(28)

sifat serta ciri yang dikehendaki dari suatu populasi.22 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik sampling jenuh.

Teknik sampling jenuh ialah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.23 Dalam hal ini peneliti akan meneliti seluruh santri ‘ulya Pesantren Putri 1 Mukhtar Syafa’at Blokagung Banyuwangi yang telah menyelesaikan belajar kitab Bulûgh al-Marâm dengan jumlah 36 santri.

3. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data a. Teknik Pengumpulan Data

Untuk menentukan data yang diperlukan maka perlu adanya teknik pengumpulan data, agar bukti-bukti dan fakta yang diperoleh sebagai data yang objektif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan angket, wawancara, observasi dan dokumentasi.

1) Angket

Angket atau kuesioner adalah instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam teknik komunikasi tak langsung, artinya responden secara tidak langsung menjawab daftar pertanyaan tertulis yang dikirim melalui media tertentu.24

Tujuan penyebaran angket adalah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dari responden tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai

22 Ibid., 30.

23 Sugiyono, Metode Penelitian, 85.

24 Subana, Statistik Pendidikan (Bandung: CV ustaka Setia, 2000) 30.

(29)

dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan. Disamping itu, responden mengetahui informasi tertentu yang diminta.

Dalam hal ini peneliti menggunakan angket berstruktur yakni jawaban pertanyaan yang diajukan sudah disediakan.

Responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan dirinya (pertanyaan bersifat tertutup).25

Data yang ingin diperoleh dari angket ini adalah:

a) Data mengenai hasil belajar kitab Bulûgh al-Marâm santri

‘ulya Pesantren Putri 1 Mukhtar Syafa’at Blokagung.

b) Data mengenai kesalehan normatif santri ‘ulya Pesantren Putri 1 Mukhtar Syafa’at Blokagung.

2) Wawancara

Wawancara merupakan percakapan tatap muka (face to face) antara pewawancara dengan sumber informasi, dimana pewawancara bertanya langsung dengan suatu objek yang diteliti dan telah dirancang sebelumnya.26

Adapun jenis wawancara yang akan digunakan pada penelitian ini adalah wawancara semi-terstruktur dimana dalam pelaksanaannya lebih bebas, tujuan dari wawancara ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya

25 Subana, Statistik, 30-31.

26 A. Yusuf Muri, Metode Penelitian Kuantitatif & Penelitian Gabungan, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2015) 372.

(30)

Peneliti akan menyusun pertanyaan-pertanyaan pokok yang menjadi garis besar penelitian, kemudian wawancara akan berlangsung dengan alami dengan acuan pertanyaan yang telah dibuat

3) Dokumentasi

Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data mengenai hal- hal yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya.27

Metode ini penulis gunakan untuk memperoleh data Pesantren Blokagung Banyuwangi, di antaranya:

a) Kitab Bulûgh al-Marâm

b) Letak geografis Pesantren Mukhtar Syafa’at Blokagung c) Profil Pesantren Mukhtar Syafa’at Blokagung Blokagung d) Visi dan misi Pesantren Mukhtar Syafa’at Blokagung e) Data santri ‘ulya Pesantren Putri Blokagung Banyuwangi b. Instrumen Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen utama yaitu angket (kuesioner) dengan pernyataan dari variabel X dan Y berjumlah 37, dengan jumlah soal dari variabel X adalah 20 butir dan jumlah soal dari variabel Y adalah 17 butir.

Dalam penelitian ini, data yang diperoleh peneliti ada dua yaitu data nominal dan data ordnial. Data nominal ialah data statistik yang

27 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), 206.

(31)

memuat angka yang tidak mempunyai arti apa-apa.28 Data ordinal ialah data statistik yang mempunyai daya berjenjang, tetapi perbedaan angka yang satu dan angka yang lainnya tidak konstan atau tidak mempunyai interval yang tetap.29 Peneliti menggunakan Skala Guttman dalam mengolah data data nominal dan menggunakan Skala Likert dalam mengolah data ordinal. Skala Guttman ialah skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas (tegas) dan konsisten.30 Sedangkan, Skala Likert digunakan untuk meneliti sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.31

Skala Guttman digunakan dengan dua jawaban yaitu ya-tidak.

Untuk Skala Likert digunakan skala dengan empat angka. Skala 1 (satu) berarti negatif dan skala 4 (empat) berarti sangat positif. Skala ini disusun dalam bentuk suatu pernyataan dan diikuti oleh pilihan respon yang menunjukkan tingkatan.

Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan Skala Likert dalam analisis kuantitatif dapat diberi skor sebagai berikut:

a) Selalu (4) b) Sering (3)

c) Kadang-kadang (2) d) Tidak pernah (1)

28 Subana, Statistik, 22

29 Ibid., 22

30 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan Dan Peneliti Pemula (Bandung:

Alfabeta, 2004), 91.

31 Sugiyono, Metode Penelitian, 93.

(32)

Tabel 1.1

Kisi-kisi instrumen variabel X dan Y

Variabel Sub variabel Indikator No.

Butir 1. Hasil belajar

kitab Bulûgh al-Marâm (X)

- Pengetahuan

(kognitif) 1-20

2. Kesalehan normatif (Y)

a. Salat Melaksanakan

salat 1,2,3

b. Zakat Melaksanakan

zakat 4,5,6

c. Puasa Melaksanakan

puasa 7,8

d. Haji

1. Menyetujui haji 9,10 2. Melaksanakan

haji 11

e. Slametan Melaksanakan

slametan 12,13,14 f. Ziarah

Kubur

Melaksanakan

ziarah kubur 15,16,17 4. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid menunjukkan derajad ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat dikumpulkan oleh peneliti.32

Dalam penelitian ini validitas dan reliabilitas instrumen yang digunakan berupa validitas angket dan reliabilitas instrumen.

a. Validitas Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini, cara yang digunakan untuk mengetahui validitas adalah dengan mengorelasikan hasil pengukuran dengan

32 Sugiyono, Metode Penelitian, 2.

(33)

kriteria. Sedangkan teknik yang digunakan untuk mengetahui validitas adalah teknik korelasi Product Moment dimana teknik ini merupakan salah satu teknik untuk mencari tingkat keeratan hubungan antara dua variabel dengan cara memperkalikan momen-momen (hal-hal penting) kedua variabel tersebut.33 Adapun rumus korelasi Product Moment sebagai berikut: 34

Keterangan:

: Koefisien korelasi antara variabel X dan Y n : Jumlah subjek penelitian

∑XY : Jumlah hasil perkalian tiap-tiap skor asli dari X dan Y

∑X : Jumlah skor asli variabel X

∑ : Jumlah skor X kuadrat

∑Y : Jumlah skor asli variabel Y

∑ : Jumlah skor Y kuadrat.

Setelah dilakukan perhitungan dan sudah diketahui nilai

, maka angka tersebut dikonsultasikan dengan tabel r Product Moment dengan jumlah n yang sama pada tarif signifikansi 1% atau 5%. Apabila lebih besar atau sama dengan ( ≥ ) berarti korelasi bersifat signifikan, artinya butir tes dapat dikatakan

33 Subana, Statistik, 141.

34 Ibid., 148-149.

(34)

valid. Begitu juga sebaliknya apabila lebih kecil dari (

< ), berarti tidak valid.35

Untuk menentukan nilai , maka dihitung terlebih dahulu jumlah responden (n) dan taraf signifikansi (α). Cara menghitung

adalah sebagai berikut:

Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 36 (n=36) dan taraf signifikannya adalah 5% (α=5%). Maka nilai pada n=36 dan α= 5% adalah =0,329. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut:36

Tabel 1.2

Tabel Koefisien Korelasi (r) Product Moment

N Taraf Signifikan

N Taraf Signifikan

5% 1% 5% 1%

1 2 3 4 5 6

3 0,997 0,999 19 0,456 0,575

4 0,950 0,990 20 0,444 0,561

5 0,878 0,959 21 0,433 0,549

6 0,811 0,917 22 0,423 0,537

7 0,754 0,874 23 0,413 0,526

8 0,707 0,834 24 0,404 0,515

9 0,666 0,798 25 0,396 0,505

10 0,632 0,765 26 0,388 0,496

11 0,602 0,735 27 0,381 0,487

12 0,576 0,708 28 0,374 0,479

13 0,553 0,684 29 0,367 0,471

14 0,532 0,661 30 0,361 0,463

15 0,514 0,641 33 0,344 0,442

16 0,497 0,623 34 0,339 0,436

17 0,582 0,606 35 0,334 0,430

18 0,468 0,590 36 0,329 0,424

35 Eko Putro Widoyoko, Evaluasi Program Pembelajaran (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), 139.

36 Mundir, Statistik Pendidikan (Jember: Pustaka Pelajar, 2014), 181.

(35)

Dalam menghitung validitas ini, peneliti mengunakan cara manual dengan bantuan microsoft excel kemudian untuk memperkuat jawaban peneliti mengikuti saran dosen pembimbing mengklarifikasi hitungan manual tersebut dengan hitungan menggunakan aplikasi PSPP, alasan memilih aplikasi ini adalah karena aplikasi ini tidak berbayar.

b. Reliabilitas Instrumen Penelitian

Reliabilitas erat hubungannya dengan kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap.37

Pengujian reliabilitas instrumen dapat dilakukan secara eksternal maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest (tes ulang), equivalent (tes paralel), dan gabungan keduanya. Secara internal dilakukan dengan menganalisis konsistensi butir-butir yang ada pada instrumen dengan teknik tertentu.38

Peneliti dalam hal ini menggunakan pengujian reliabilitas secara internal yakni dengan menganalisis konsistensi butir-butir instrumen. Pengujian ini akan dilakukan dengan cara uji coba instrumen sekali saja, kemudian data yang diperoleh dari uji coba tersebut dianalisis dan hasil analisis digunakan untuk memprediksi reliabilitas instrumen.

37 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), 86.

38 Sugiyono, Metode Penelitian, 130.

(36)

Pengujian reliabilitas instrumen ini dilakukan dengan menggunakan dua rumus yaitu metode Kuder Richardson-20 (KR-20) dan Alpha Croanbach. Metode (KR-20) ini berguna untuk mengetahui reliabilitas dari seluruh tes untuk item pertanyaan atau pernyataan yang menggunakan jawab benar (ya) atau salah (tidak). Bila benar bernilai = 1 dan jika salah bernilai = 0.39 Sedangkan Rumus Alpha Croanbach digunakan untuk instrumen yang skornya bukan satu dan nol. Tetapi lebih bersifat gradual, yaitu ada penjenjangan skor, mulai dari skor tertinggi sampai skor terendah. Hal ini biasanya terdapat pada instrumen tes bentuk uraian, angket dengan Skala Likert dan Skala Bertingkat (Rating Scale).

Adapun rumus KR-20 adalah sebagai berikut:40

(

)

Keterangan:

r11 : Koefisien Reliabilitas Internal seluruh item

p : Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q : Proporsi subjek yang menjawab item yang salah (q = 1 )

: jumlah hasil perkalian p dan q k : Banyaknya item

: standar deviasi dari tes

39 Riduwan, Belajar Mudah, 108.

40 Ibid., 108.

(37)

Adapun rumus Alpha Croanbach adalah sebagai berikut:41

(

) ∑ Keterangan:

r11 : Reliabilitas Instrumen

k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑ : Jumlah varians butir : Varians total

Langkah-langkahnya sebagai berikut:

Langkah 1: menghitung varians skor tiap-tiap item dengan rumus:42

∑ ∑

Keterangan:

: Varians skor tiap-tiap item

∑ : Jumlah kuadrat item ∑ 2 : Jumlah item dikuadratkan N : Jumlah responden

Langkah 2: Menjumlah varians semua item dengan rumus:43

∑ S1+S2+S3+...+Sn

Keterangan:

∑ : Jumlah varians semua item

41 Widoyoko, Evaluasi Program, 151.

42 Indah Wahyuni, Statistik Pendidikan (Jember: STAIN Jember Press, 2013), 106.

43 Indah Wahyuni, Statistik, 106.

(38)

Langkah 3: Menghitung varians total dengan rumus:44

∑ ∑

Keterangan:

: Varians total

∑ : Jumlah kuadrat total ∑ 2 : Jumlah total dikuadratkan N : Jumlah responden

Langkah 4: memasukkan nilai Alpha dengan rumus:

(

)

Dalam penelitian ini digunakan taraf signifikan 5%. Jika nilai r11 lebih besar atau sama dengan rtabel maka semua data yang dianalisis dengan metode Alpha Croanbach tersebut adalah “reliabel”.

Sebaliknya, jika nilai r11 lebih kecil dari rtabel maka semua data yang dianalisis dengan metode Alpha Croanbach tersebut dianggap “tidak reliabel”.45

Dalam menghitung reliabilitas ini, peneliti mengunakan cara manual dengan bantuan microsoft excel kemudian untuk memperkuat jawaban peneliti mengikuti saran dosen pembimbing mengklarifikasi hitungan manual tersebut dengan hitungan menggunakan aplikasi PSPP, alasan memilih aplikasi ini adalah karena aplikasi ini tidak berbayar.

44 Ibid., 107.

45 Indah Wahyuni, Statistik, 109.

(39)

5. Analisis Data

Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul.

Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah, dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang diajukan.46

Adapun analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis statistik dengan menggunakan rumus Korelasi Product Moment dan uji t.

a. Korelasi Product Moment

Untuk melukiskan hubungan antara 2 variabel yang sama-sama berjenis numerik (angka) sebagai berikut:47

Keterangan:

: Koefisien Korelasi

∑X : Jumlah Skor dalam Sebaran X

∑Y : Jumlah Skor dalam Sebaran Y

∑XY : Jumlah hasil skor X dan Skor Y yang berpasangan

∑X2 : Jumlah Skor yang dikuadratkan dalam sebaran X

46 Sugiyono, Metode Penelitian, 147. .

47 Ibid., 149.

(40)

∑Y2 : Jumlah Skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y

n : Banyaknya Subyek

Untuk menguji hipotesis dapat diterima atau ditolak maka ditentukan dengan hasil yang di bandingkan dengan . Jika hasil maka hasilnya signifikan yang artinya hipotesis kerja (Ha) diterima dan hipotesis nihil (Ho) ditolak. Namun Jika hasil

maka hasilnya non signifikan yang artinya hipotesis kerja (Ha) ditolak dan hipotesis nihil (Ho) diterima.48

Apabila terdapat pengaruh antara pembinaan keagamaan dengan kesalehan normatif, maka langkah selanjutnya adalah mengiterpretasikan hasil dengan tabel interpretasi sebagai berikut:49

Tabel 1.3

Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Interval Koefisien Interpretasi/ Tingkat Hubungan 0,80 – 1,000

0,60 – 0,799 0,40 – 0,599 0,20 – 0,399 0,00 – 0,199

Sangat Kuat Kuat

Cukup Kuat Rendah

Sangat Rendah

48 Subana, Statistik, 144.

49 Riduwan, Belajar Mudah, 138.

(41)

b. Uji t

Untuk menguji hipotesis digunakan uji-t dengan taraf signifikan . Rumus yang digunakan yaitu50:

√ √ Keterangan:

t : Hasil hitung distribusi t : Koefisien Korelasi n : Banyaknya Subyek

Adapun kriteria pengujiaannya adalah:

1) Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak (tidak ada pengaruh hasil belajar kitab Bulûgh al-Marâm terhadap kesalehan normatif santri ‘ulya pesantren putri Blokagung Banyuwangi) 2) Jika thitung >ttabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak (ada pengaruh

hasil belajar kitab Bulûgh al-Marâm terhadap kesalehan normatif santri ‘ulya pesantren putri Blokagung Banyuwangi)

Tabel 1.5

Tabel nilai-nilai dalam distribusi t Dk α untuk uji satu pihak

Dk α untuk uji satu pihak

5% 1% 5% 1%

1 2 3 4 5 6

3 2,353 5,841 19 1,729 2,861

4 2,132 4,604 20 1,725 2,845

5 2,015 4,032 21 0,433 0,549

6 1,943 3,707 22 0,423 0,537

7 1,895 3,499 23 0,413 0,526

50 Mundir, Statistik Pendidikan (Jember: Pustaka Pelajar, 2014), 119.

(42)

8 1,860 3,355 24 0,404 0,515

9 1,833 3,250 25 0,396 0,505

10 1,812 3,169 26 0,388 0,496

11 1,796 3,106 27 0,381 0,487

12 1,782 3,055 28 0,374 0,479

13 1,771 3,012 29 0,367 0,471

14 1,761 2,977 30 0,361 0,463

15 1,753 2,947 33 0,344 0,442

16 1,746 2,921 34 0,339 0,436

17 1,740 2,898 35 0,334 0,430

18 1,734 2,878 36 0,329 0,424

Dalam menganalisis data ini, peneliti mengunakan cara manual dengan bantuan microsoft excel kemudian untuk memperkuat jawaban peneliti mengikuti saran dosen pembimbing mengklarifikasi hitungan manual tersebut dengan hitungan menggunakan aplikasi PSPP, alasan memilih aplikasi ini adalah karena aplikasi ini tidak berbayar.

c. Analisis regresi liniar sederhana

Regresi linier sederhana merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dan memprediksi variabel terikat dengan menggunakan variabel bebas.51

Metode regresi linier ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar tingkat pengaruh antara variabel bebas (independent) dengan variabel terikat (dependent). Metode ini juga bisa digunakan sebagai ramalan, sehingga dapat diperkirakan antara baik atau

51 Jonathan Sarwono, Metode Riset Skripsi Pendekatan Kuantitatif: Menggunakan Prosedur SPSS, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 2012), 194.

(43)

buruknya suatu variabel X terhadap naik turunnya suatu tingkat variabel Y, begitu pun sebaliknya. Rumus regresi Linear Sederhana:52

Y = a + Bx + e Keterangan:

Y = Hasil Belajar Kitab Bulûgh al-Marâm a = harga Y bila X = 0 (Harga Konstan)

b = angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angka peningkatan ataupun penurunan variabel independen. Bila b (+) maka naik dan bila (-) maka terjadi penurunan

X = variabel bebas (Kesalehan Normatif) E = error atau sisa

J. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan dalam penelitian ini digambarkan secara deskriptif analitik dalam setiap bab. Pada bab 1 membahas pendahuluan yang menggambarkan latar belakang pemikiran yang melandasi penelitian, di lanjutkan dengan menjabarkan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian, definisi operasional, asumsi penelitian, hipotesis, metode penelitian, sistematika pembahasan. Pada bab 2 membahas tentang kajian kepustakaan meliputi penelitian terdahulu dan kajian teori. Pada bab 3 membahas tentang penyajian data dan analisis meliputi gambaran objek penelitian, penyajian data, analisis dan pengujian hipotesis, dan pembahasan.

Kemudian pada bab 4 membahas tentang penutup meliputi kesimpulan dan saran-saran.53

52 Husein Umar, Riset Strategi Pemasaran (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2005), 194.

53 Tim Penyusun, Pedoman Penelitian Karya Ilmiah, 55.

(44)

1. Edwin Firmansyah (Skripsi UIN Sunan Ampel, 2017) dengan judul

“Pengaruh Pengajian Kitab Al Akhlak Lil Banin Terhadap Pembentukan Akhlak Siswa Di Komunitas Belajar Al Falah Islamic Course Kampoeng Sinaoe Sidoarjo”. Penelitian tersebut bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang rumusan masalah yang meliputi : (1) bagaimana pengajian kitab Al Akhlak Lil Banin di komunitas belajar Al Falah Islamic Course Kampoeng Sinaoe Sidoarjo? (2) Bagaimana pembentukan akhlak siswa di komunitas belajar Al Falah Islamic Course Kampoeng Sinaoe Sidoarjo? (3) Bagaimana pengaruh pengajian kitab Al Akhlak Lil Banin terhadap pembentukan akhlak siswa di komunitas belajar Al Falah Islamic Course Kampoeng Sinaoe Sidoarjo?. Dalam penelitian tersebut metode yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif dengan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah angket, wawancara, observasi, dan dokumentasi.54

Dalam penelitian ini terdapat persamaan yaitu pada penelitian membahas pengaruh kitab kuning dan sama-sama menggunakan metode kuantitatif. Adapun perbedaannya dalam penelitian Edwin Firmansyah yaitu pada jenis kitab yang digunakan yaitu kitab Al Akhlak Lil Banin dan pembentukan akhlak sebagai variabel Y, sedangkan peneliti sendiri

54 Edwin Firmansyah, “Pengaruh Pengajian Kitab Al Akhlak Lil Banin Terhadap Pembentukan Akhlak Siswa Di Komunitas Belajar Al Falah Islamic Course Kampoeng Sinaoe Sidoarjo”, (Skripsi: UIN Sunan Ampel, 2017), 64.

(45)

menggunakan kitab Bulûgh al-Marâm dan kesalehan normatif sebagai variabel Y.

2. Muhajir (Tesis STAIN Kudus, 2015) dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Muatan Lokal Kitab Fathul Qarib Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Quran Hadits di MTs NU Al-Munawwarah Lau Dawe Kudus Tahun Ajaran 2015/2016”. Tujuan penelitian ini adalah: (1) Untuk mengetahui pembelajaran muatan lokal kitab Fathul Qarib di MTs NU Al-Munawwarah Lau Dawe Kudus Tahun Ajaran 2015/2016 (2) untuk mengetahui peningkatan prestasi pelajaran quran hadits di MTs NU Al- Munawwarah Lau Dawe Kudus Tahun Ajaran 2015/2016. Dalam penelitian tersebut metode yang digunakan adalah metode penelitian kuantitatif dengan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah angket dan observasi.55

Dalam penelitian ini terdapat persamaan yaitu pada penelitian membahas pengaruh kitab kuning dan sama-sama menggunakan metode kuantitatif. Adapun perbedaannya dalam penelitian Muhajir yaitu mencari pengaruh terhadap prestasi siswa sedangkan peneliti sendiri mencari pengaruh terhadap kesalehan normatif generasi milenial.

3. Azuma Fela Sufa (LITERASI, 2014) dengan judul “Efektifitas Metode Pembelajaran Kitab Kuning Di Madrasah Diniah Pondok Pesantren Al- Mahalli Brajan Wonokromo Pleret Bantul Tahun Ajaran 2013/2014”.

Penelitian tersebut bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang rumusan

55 Muhajir, “Pengaruh Pembelajaran Muatan Lokal Kitab Fathul Qarib Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Quran Hadits di MTs NU Al-Munawwarah Lau Dawe Kudus Tahun Ajaran 2015/2016”, (Tesis: STAIN Kudus, 2015), 31.

(46)

masalah yang meliputi: (1) Mengetahui apa saja metode yang digunakan dalam pembelajaran kitab kuning di Pondok Pesantren Al-Mahalli? (2) Sejauh mana efektifitas metode yang digunakan dalam pembelajaran kitab kuning santri Al-Mahalli? (3) Apakah faktor penghambat dan faktor pendukung dalam pembelajaran kitab kuning?. Dalam penelitian tersebut metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif naturalistik dengan teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah Observasi, wawancara dan dokumentasi. 56

Dalam penelitian ini terdapat persamaan yaitu pada penelitian membahas pembelajaran kitab kuning. Adapun perbedaannya dalam penelitian Azuma Fela Sufa yaitu menggunakan metode penelitian kualitatif naturalistik sedangkan peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif.

Tabel 2.1

Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu No. Nama dan Judul

Penelitian Persamaan Perbedaan

1. Edwin Firmansyah (Skripsi UIN Sunan Ampel, 2017) dengan judul “Pengaruh Pengajian Kitab Al Akhlak Lil Banin Terhadap Pembentukan Akhlak Siswa Di Komunitas Belajar Al Falah Islamic Course Kampoeng Sinaoe Sidoarjo”.

Terletak pada pembahasan

pengaruh kitab kuning dan sama- sama menggunakan metode kuantitatif.

Terletak pada jenis kitab yang digunakan yaitu kitab Al Akhlak Lil Banin, sedangkan peneliti sendiri

menggunakan kitab Bulûgh al- Marâm.

56 Azuma Fela Sufa, “Efektifitas Metode Pembelajaran Kitab Kuning Di Madrasah Diniah Pondok Pesantren Al-Mahalli Brajan Wonokromo Pleret Bantul Tahun Ajaran 2013/2014”, Jurnal:

(LITERASI, 2014), 169.

(47)

2. Muhajir (Tesis STAIN Kudus, 2015) dengan judul “Pengaruh Pembelajaran Muatan Lokal Kitab Fathul Qarib Terhadap Prestasi Siswa Pada Mata Pelajaran Quran Hadits di MTs NU Al- Munawwarah Lau Dawe Kudus Tahun Ajaran 2015/2016”.

Terletak pada pembahasan

pengaruh kitab kuning dan sama- sama menggunakan metode kuantitatif

Terletak pada variabel Y yaitu:

prestasi siswa sedangkan

peneliti sendiri menggunakan variabel Y yaitu:

kesalehan

normatif generasi milenial.

3. Azuma Fela Sufa (LITERASI, 2014)

dengan judul

“Efektifitas Metode Pembelajaran Kitab Kuning Di Madrasah

Diniah Pondok

Pesantren Al-Mahalli Brajan Wonokromo Pleret Bantul Tahun Ajaran 2013/2014”.

Terletak pada pembahasan

pembelajaran kitab kuning.

Terletak pada metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif

naturalistik, sedangkan peneliti menggunakan penelitian kuantitatif.

B. Kajian Teori

1. Hasil belajar kitab Bulûgh al-Marâm a. Hasil belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh individu setelah proses belajar berlangsung yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan sehingga menjadi lebih baik dari sebelumnya. Hasil belajar merupakan perubahan sungguh-sungguh dalam prilaku dan pribadi seseorang yang bersifat permanen.57

57 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), 22.

(48)

Menurut Benyamin S.Bloom, dkk (1956) hasil belajar dapat dikelompokkan ke dalam tiga domain, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Setiap domain disusun menjadi beberapa jenjang kemampuan, mulai dari hal yang sederhana sampai dengan hal yang kompleks, mulai dari yang mudah sampai dengan hal yang sukar, dan mulai dari yang konkrit sampai dengan hal yang abstrak. Adapun rincian domain tersebut adalah sebagai berikut:

1) Domain kognitif (cognitive domain)

Domain ini memiliki enam jenajang kemampuan, yaitu:

a) Pengetahuan (knowledge), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk dapat mengenali atau mengetahui adanya konsep, prinsip, fakta atau istilah tanpa harus mengerti atau dapat menggunakannya. Kata kerja operasional yang dapat digunakan, di antaranya mendefinisikan, memberikan, mengidentifikasi, memberi nama, menyusun daftar, mencocokkan, menyebutkan, membuat garis besar, menyatakan kembali, memilih, menyatakan.

b) Pemahaman (comprehension), yaitu jenjang kemampuan yang menuntut peserta didik untuk memahami atau mengerti tentang materi pelajaran yang disampaikan guru dan dapat memanfaatkannya tanpa harus menghubungkannya dengan hal- hal lain. Kemampuan ini dijabarkan lagi menjadi tiga, yakni menerjemahkan, menafsirkan, dan mengekstrapolasi. Kata

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Ketika orang ramai-ramai membicarakan berbagai kontroversialnya, ia juga pemimpin KKP yang kebetulan berjenis kelamin perempuan, ditambah peranannya yang tegas dan

González analyzes the uses of temporal, discursive, and modal ya in Basque Spanish among 41 informants, each with different linguistic backgrounds (Span- ish monolinguals and

Ketika suatu Pernyataan atau Interpretasi diterapkan terhadap pos-pos dalam laporan keuangan, kebijakan akuntansi atau kebijakan yang diterapkan untuk item

[r]

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pengisian jabatan fungsional di Inspektorat Kota Bandar Lampung melalaui tiga cara; (1) pegawai negeri sipil yang

As an automatic rice mapping Interface can optimize time and budgets, an important asset of this research is providing full automatic Interface using ArcEngine that

Model implementasi monitoring jaringan ISP IPTEKnet berbasis Nagios dengan teknologi SMS memungkinkan sistem dapat mengirimkan laporan saat komputer client atau

uara Enim, Pokja Pengadaan Barang Kelo Kepala Unit Layanan Pengadaan Bara mor : 525/KPTS/ULP/2014 tanggal 05 De File Penawaran berdasarkan jadwal. Pengadaan Bahan Baku