• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sikap Masyarakat Dalam Menanggapi Isu Corona Virus Disease 2019 Di Media Sosial (Studi : Masyarakat Gampong Lampanah Kec. Indrapuri, Kab. Aceh Besar)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Sikap Masyarakat Dalam Menanggapi Isu Corona Virus Disease 2019 Di Media Sosial (Studi : Masyarakat Gampong Lampanah Kec. Indrapuri, Kab. Aceh Besar)"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

SIKAP MASYARAKAT DALAM MENANGGAPI ISU CORONA VIRUS DISEASE 2019 DI MEDIA SOSIAL

(Studi : Masyarakat Gampong Lampanah Kec. Indrapuri, Kab. Aceh Besar)

SKRIPSI Disusun Oleh :

Nanda Fitriana NIM. 170401054

Prodi Komunikasi Dan Penyiaran Islam

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY

BANDA ACEH-2022

(2)
(3)
(4)
(5)

Dengan nama Allah yang amat pemurah di dalam dunia ini lagi amat menyayangi hambanya yang mukmin di yaumil akhirat. Segala puji milik Allah dan rahmat sejahtera selalu tercurahkan kepada junjungan alam Rasul pilihan Nabi Muhammad SAW, dengan kemuliaannya/kemegahannya. Alhamdulillah berkah rahmat dan hidayah-Nya penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Sikap Masyarakat Gampong Lampanah Terhadap Isu Covid-19 Di Media Sosial” Skripsi ini disusun untuk melengkapi dan memenuhi syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Ar-Raniry Banda Aceh.

Dalam penyelesaian tulisan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan, pengarahan dan bimbingan dari berbagai pihak baik langsung maupun tidak langsung, melalui tulisan ini. penulis mengucapkan rasa Tak’zim yang setinggi- tingginya penulis tuturkan kepada kedua orang tua ibunda tercinta Darlina dan ayahanda tercinta Zulfitri serta Adik tersayang Zawil Hija selama ini telah memberi kasih sayang, dukungan, doa, pendidikan, dan motivasi yang kuat.

Terima kasih kepada Sitti Andian yang selama ini telah memberi nasehat-nasehat kepada penulis serta dan do’a setiap langkah dan perjalan penulis dalam menuntut ilmu, dan telah menjadi sumber motivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

Serta terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada Penasehat Akademik ibu Ade Irma, B. H. Sc., M. A, Bapak pembimbing I Bapak Drs. Yusri, M. LIS dan, pembimbing II Bapak Fakhruddin, S. Ag., M. Pd, yang telah memberi bimbingan, bantuan, ide, dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Tidak lupa pula penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Dekan FDK ibu Dr. Kusmawati Hatta, M. Pd, ketua Jurusan, bapak Syahril Furqany, M. I. Kom, beserta seluruh para dosen Fakultas Dakwah dan komunikasi yang telah membekali penulis dengan Ilmu yang bermanfaat.

(6)

skripsi ini dan terkususnya yang telah membantu dan memberi motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Walaupun banyak pihak yang telah memberikan bantuan, saran dan dukungan bukan berarti skripsi ini telah mencapai taraf kesempurnaan. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena keterbatasan ilmu dan literatur yang dimiliki. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan penulisan ini. Akhirnya, hanya kepada Allah SWT jualah penulis berserah diri, semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi panenliti kirannya dan semua pihak umumnya, semoga kita selalu berada dalam Naungan-Nya. Amin-amin Ya Rabbal A’lamin...

Banda Aceh, 12 Desember 2022 Penulis

(7)

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... vii

ABSRAK ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 9

D. Manfaat Penelitian ... 9

E. Definisi Operasional... 10

F. Sistematika Penulisan... 10

BAB II LANDASAN TEORI ... 15

A. Kajian Terdahulu Yang Relevan ... 15

B. Sikap ... 17

1. Pengertian Sikap... 17

2. Komponen Sikap ... 18

3. Karakteristik Sikap ... 19

4. Ciri-Ciri Sikap ... 19

C. Masyarakat ... 20

1. Pengertian Masyarakat ... 20

2. Ciri-Ciri Masyarakat ... 21

3. Fungsi Masyarakat ... 21

4. Unsur-Unsur Masyarakat ... 22

5. Macam-Macam Masyarakat ... 23

D. Isu ... 23

1. Pengertian Isu ... 23

2. Jenis-Jenis Isu ... 24

3. Tahapan Isu ... 26

E. Covid-19 ... 27

1. Pengertian Covid-19 ... 27

2. Sejarah Covid-19 Di dunia ... 28

3. Wabah Covid Dalam Historis Masyarakat Aceh ... 29

4. Wabah Dan Pencegahan Covid-19 Dalam Pandangan Islam ... 31

F. Media Sosial ... 33

1. Pengertian Media Sosial ... 33

2. Jenis-Jenis Media Sosial ... 34

3. Macam-Macam Media Sosial ... 36

4. Ciri-Ciri Media Sosial ... 39

(8)

BAB III METODE PENELITIAN ... 45

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian... 45

B. Objek dan Subjek Penelitian ... 46

C. Lokasi Penelitian ... 47

D. Teknik Pengumpulan Data ... 47

E. Sumber Data ... 49

F. Teknik Analisis Data ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 52

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 52

1. Sejarah Gampong Lampanah ... 52

2. Struktur Organisasi Gampong lampanah ... 52

3. Tuha Pheut Gampong ... 54

4. Kondisi Umum Gampong ... 54

5. Visi Dan Misi Gampong ... 55

B. Hasil Penelitian ... 61

1. Sikap Masyarakat Gampong Lampanah Terhadap Isu Covid-19 Di Media Sosial ... 61

2. Pengetahuan Masyarakat Gampong Lampanah Terhadap Prinsip Etika Komunikasi Islam Dalam Menerima Dan Menyebarkan Informasi Di Media Sosial... 73

C. Pembahasan ... 79

BAB V PENUTUP ... 82

A. Kesimpulan ... 82

B. Saran ... 83

DAFTAR PUSTAKA ... 84

LAMPIRAN ... 89

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 96

(9)

Gambar 1.2 Contoh informasi hoaks yang muncul di FB ... 6 Gambar 1.3 Contoh informasi hoaks yang muncul di FB ... 6 Gambar 1.4 Contoh informasi hoaks yang muncul di FB ... 7

(10)
(11)

NIM : 170401054

Prodi : Komunikasi Dan Penyiaran Islam

Judul Skripsi : Sikap Masyarakat Gampong Lampanah Terhadap Isu Covid- 19 Di Media Sosial

Jur/Fak : Komunikasi Dan Penyiaran Islam/ Dakwah Dan Komunikasi

Pada awal tahun 2020 dunia digemparkan dengan pandemi Covid-19 yang mewabah hampir diseluruh dunia termasuk negara Indonesia. Banyak isu-isu yang kemudian tersebar di media sosial tentang wabah virus tersebut. Banyaknya orang yang mengakses informasi tentang virus Covid-19 dari media sosial menjadikan media semakin tidak terkendali kebenaran akan sebuah informasi yang disajikannya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui sikap masyarakat terhadap isu Covid-19 di media sosial dan juga pengetahuan masyarakat gampong Lampanah Tunong terhadap etika komunikasi Isalam dalam menerima dan menyabarkan informasi di media sosial, karena pada gampong Lampanah sebagaian masyarakatnya masih kurang dalam mengerti tentang kebenaran suatu informasi yang didapatkan dari media sosial. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif kualitatif. Kemudian data akan dianalisa dengan metode deskriptif analisis. Penelitian ini menggunakan Theory Of Attitude And Behavior yang dikembangkan oleh Harry. C Triandis. Teknis pengumpulan data yang peneliti gunakan adalah, wawancara, observasi dan dokumentasi.

Berdasarkan hasil yang didapatkan dari penelitian ini, sebagian masyarakat masih kurang memahami prinsip-prinsip dalam menyebarkan dan menerima suatu informasi dengan benar sesuai dengan etika komunikasi Islam, namun tidak semua masyarakat yang memiliki sikap demikian, ada sebagian masyarakat yang sudah paham dan mengerti dalam menacari tahu kebenaran berita yang didapatkannya yaitu dengan terlebih dahulu melakukan crosscheck (tabayyun)terhadap suatu informasi tersebut, sehingga terhindar dari informasi bohong atau hoax. Hal tersebut juga di latar belakangi oleh pendidikan dan lingkungan dari masing-masing individu.

Kata kunci : Sikap Masyarakat, Isu, Covid-19, Media Sosial,

(12)

A. Latar Belakang Masalah

Setiap manusia pasti tidak terlepas dari yang namanya komunikasi.

Komunikasi selalu menjadi hal penting dalam kehidupan di dunia ini karena merupakan aktivitas dasar manusia, dengan adanya komunikasi manusia dapat berhubungan antar individu di dalam kehidupan sehari-hari, di mana komunikasi adalah proses pertukaran pesan antara komunikator kepada komunikan baik secara verbal maupun non verbal. Komunikasi memiliki peranan penting dalam proses interaksi antar individu atau kelompok lainnya, karena komunikasi merupakan proses penyampaian informasi berupa ide, gagasan dari suatu pihak ke pihak lainnya agar saling mempengaruhi satu sama lain. Komunikasi menjadi hal yang sangat diperlukan karena setiap manusia berkeinginan mempertahankan hidupnya, karena komunikasi menjadi salah satu cara untuk membuka pikiran menjadi lebih luas agar manusia dapat melangkah ke kehidupan yang lebih maju dan kaya akan informasi.1

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi juga telah memberi dampak besar pada media tekhnologi komunikasi salah satunya dengan adanya media sosial. Pada masa sekarang isu topik komunikasi sudah sangat berkembang dimana masyarakat sangat mudah mendapatkan informasi terkait isu-isu yang

1 Chang, W., Etika Dan Etiket Komunikasi (Yogyakarta:Pt Kanisius, 2018),Hal 21

(13)

sedang terjadi di masa sekarang.2 Nur Salwiyani Gani juga menjelaskan dalam bukunya Kemajuan teknologi informasi secara tidak sadar mendorong terjadinya perubahan kultur, pola dan kebiasaan masyarakat, termasuk salah satunya dalam menyebarkan berita atau informasi. Sebagian besar masyarakat mengambil sumber informasinya dari apa yang dibentuk oleh media, maka tidak heran jika konstruksi sosial yang dibentuk oleh media berhasil merubah sikap sampai perilaku manusia dalam bermasyarakat.3

Media sosial sangat membawa pengaruh dalam proses penyebaran isu-isu di masyarakat. Setiap tahun pengguna media sosial semakin bertambah, maka dengan begitu akan semakin cepat pula isu-isu tersebar di berbagai kalangan. Pada awal tahun 2020, dunia digemparkan oleh suatu virus baru yang berasal dari Wuhan, China. Virus tersebut dikenal dengan nama Virus Corona atau Covid-19.

Jenis virus ini termasuk dalam versi baru yang menular dari kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernafasan dan menyebabkan kematian. Tingkat penyebaran virus ini sangat cepat sehingga menimbulkan banyak korban yang membuat China melakukan tindakan-tindakan pencegahan agar virus corona tidak menyebar luas di luar China, tetapi berbagai upaya tersebut tidak berhasil mencegah penyebaran virus ke negara lain termasuk ke negara Indonesia.4

2 Setiawan, D, Dampak Perkembangan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Terhap Budaya. Jurnal Simbolika: Research And Learning In Communication Study, Vol (4) No 1, (2018), 62-72

3 Nur Salwaniyani dan fathiyah, Dkk, Covid 19 dalam bingkai komunikasi, (IAIN Parepare nusantara press, 2020), Hal 10

4 Kompas.Com, “Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat Indonesia”, Https://Www.Kompasiana.Com/2020/5/13, Diakses Pada Tanggal 1 Maret 2022.

(14)

Covid-19 pertama diumumkan di Indonesia pada tanggal 2 Maret 2020 dengan jumlah awal dua kasus, dan seiring berjalannya waktu penyebarannya semakin meningkat sehingga banyak masyarakat yang kemudian terpapar virus Covid-19 ini. Di lansir dari Republika Kasus positif Covid-19 di Indonesia per 2 April 2020 sebanyak 1.790 jiwa, sembuh 112 jiwa, dan meninggal sebanyak 170 jiwa.

Tentunya dengan kasus-kasus tersebut sudah banyak langkah dilakukan oleh pemerintah, Seperti menerapkan locdown untuk mencegah penyebaran Covid-19, yang mana hal tersebut juga didukung oleh kontribusi media sosial sebagai edukasi masyarakat tentang wabah virus Corona.5

Penggunaan media sosial di masa pandemic Covid-19 sangat berdampak di kehidupan bermasyarakat, tidak hanya bagi kesehatan tetapi juga berdampak pada masalah kemanusiaan sosial dan ekonomi. Media online sangat berpotensi dalam mengubah pola pikir dan sikap masyarakat di era pandemi Covid-19, kehadiram media sosial menjadi salah satu platfrom yang dapat memberikan informasi, edukasi, hingga himbauan soal penanganan covid-19.

Setiap platform media sosial menyuguhkan isu-isu tentang Covid-19 yang kemudian dikomsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat terlepas benar atau tidaknya suatu berita tersebut. Isu- isu terkait Covid-19 ini tentunya ada yang dari pihak berwenang dan juga dari pihak yang tidak berwenang, maka berita-berita yang tersebar di masyarakat tentunya ada yang positif dan juga negatif, biasanya pengguna media sosial menerima kedua isu tersebut sehingga menimbulkan

5 Kompas.Com, Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Kehidupan Sosial Masyarakat Indonesia, Https://Www.Kompasiana.Com/2020/5/13, Diakses Pada Tanggal 22 Maret 2022.

(15)

persepsi yang absurd tentang pandemi ini yang kemudian melahirkan sikap masyarakat dalam menyikapi isu covid 19 ini beragam.

Jenis media sosial salah satunya adalah jejaring sosial yang mana melalui situs-situs konten sharing tersebut orang-orang menciptakan berbagai media juga publikasi untuk berbagi kepada yang lain. Berikut beberapa contoh dari aplikasi media sosial tersebut yaitu, Facebook, WhatsAap, Line, Youtube, Twitter dan Instagram. Akan tetapi peneliti hanya menggunakan dua media sosial saja yaitu Facebook dan whatsAap.6

Dalam kehidupan masyarakat Gampong Lampanah Tunong ketika Covid-19 terjadi di Indonesia dan isunya menyebar di media sosial, sebagian dari masyarakat banyak menerima berita-berita Covid-19 tanpa crosscheck terlebih dahulu sehingga banyak berita simpang siur yang kemudian tersebar di masyarakat. Masyarakat menganggap acuh terhadap virus Covid-19 ini karena sebagian masyarakat beranggapan bahwa virus corona tersebut hanya rekayasa semata dari pemerintah. Sehingga banyak masyarakat yang tidak menaati perintah pemerintah dalam memutuskan penyebaran Covid-19 seperti menerapkan 3M, (mencuci tangan, menjaga jarak dan menggunakan masker).

Banyak masyarakat yang tidak mengindahkan anjuran tersebut karena banyaknya terpapar isu-isu yang tidak benar dari media sosial, sehingga ketika pihak berwenang seperti KOMINFO menyatakan status lockdown untuk sementara waktu banyak masyarakat yang tidak mematuhinya karena

6 Rulli Nasrullah, Media Sosial, Perspektif Komunikasi, Budaya, dan Sosioteknologi, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2017), hal. 11

(16)

beranggapan bahwa “ada atau tidak adanya Covid-19 ini jika sudah tiba ajalnya maka akan tetap meninggal”, dengan persepsi tersebut masyarakat merasa aman sehingga tidak patuh akan peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah dalam upaya pemutusan penyebaran Covid-19 tersebut. Tetapi ada juga sebagian masyarakat Lampanah yang percaya isu covid-19 tersebut benar adanya, karena di gampong Lampanah ada beberapa orang yang dinyatakan terpapar virus Covid-19 sehingga harus melakukan isolasi, dari kasus tersebut membuat sebagian masyarakat waspada akan tertular virus Covid-19.

Terkadang masyarakat ketika menerima informasi tentang Covid-19 tidak mencari dahulu kebenaran isu tersebut sehingga tersebar luas tanpa dapat dipertanggungjawabkan.7 Dengan adanya berita atau isu-isu hoax tidak menutup kemungkinan timbulnya berbagai sikap dan spekulasi dari masyarakat Gampong Lampanah Tunong Kec. Indrapuri. Banyak masyarakat Gampong Lampanah kurang memperhatikan informasi yang diterimanya, kebanyakan masyarakat dengan mudah ikut menyebarluaskan isu hoax tersebut di media sosial yang mereka gunakan.8 Pemahaman yang didapatkan oleh masyarakat terhadap sebuah isu yang sedang terjadi membuat sebagian informasi tidak dapat dikendalikan, misalkan adanya isu tentang penggunaan gadget Xiaomi yang dapat tertular Covid-19 sebenarnya isu ataupun informasi yang didapatkan tidaklah benar.

Seperti pada gambar di bawah ini,

7 Christiany Juditha, Perilaku Masyarakat Terkait Penyebaran Hoaks Covid-19, Jurnal Pekommas, Vol 5 No. 2, (2020)

8 Anissa Rahmadhany Dan Anggi Aldila Safitri, Fenomena Penyebaran Hoax Dan Hate Speech Pada Media Sosial, Jurnal Teknologi Dan Informasi Bisnis, Vol. 3. No.1, (2021). Di Akses Pada Tanggal 22 Desember 2022

(17)

Gambar 1.1 informasi hoax yang tersebar di media WhatsAap Dari contoh di atas menyatakan bahwa bagi pengguna gadjet Xiaomi dapat tertular virus Corona karena gadjet tersebut merupakan buatan China. Bagi masyarakat yang percaya tentunya akan berdampak pada sikap afektif yaitu merasa panik ketika menerima suatu informasi. Berikut beberapa isu hoax yang peneliti temukan pada media sosial Facebook,9

Gambar 2.2 informasi hoax yang muncul di facebook

9 KOMINFO, D. A. dan I. (2017). Platform penyebaran hohttps://aptika.kominfo.go.id/publikasi/buku-aptika/.

(18)

Hoaks diatas adalah upaya user dalam membingkai bahwa kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk uji coba vaksin pada relawan ternyata mengalami kegagalan yang menyebabkan relawan meninggal. Tentunya bagi masyarakat yang mempercayainya dapat menimbulkan keresahan sekaligus ketidakpercayaan terhadap pemerintah maupun pada rencana program vaksin itu sendiri kala itu.

Gambar 3.1.1.3 informasi hoax yang muncul pada facebook Informasi tersebut tentunya membuat masyarakat lebih antipati bahkan takut untuk sekedar test antibody. Pada narasinya yang beredar di facebook dan whatsapp, dikatakan bahwa pemerintah dengan sengaja menyuntikan virus covid- 19 melalui rapid test untuk membuat zona merah bagi daerah yang sedang dilakukan test masal. Bagi mereka yang kemudian meyakini kebenaran akan info tersebut semakin membuat kepanikan dan keresahan karena covid-19 yang dinilai sebagai sebuah ‘kesengajaan/konspirasi’ dari pihak tertentu. Tipe narasi lainnya yang paling banyak ditemukan adalah wedge driver. Jumlahnya sebanyak 160 buah (32,5%). Narasi ini menunggangi isu pandemi untuk mendiskreditkan pihak tertentu dan menimbulkan rasa permusuhan. Contohnya informasi hoaks berjudul

(19)

“Covid-19 Hanya Flu Biasa dan Hasil Rekayasa untuk Cari Untung”, muncul pada 30 Mei 2020.10

Gambar 4.1 1.4 informasi hoak yang muncul di Facebook Dari judul saja sudah trelihat pembingkaian narasi dengan tujuan membuat rasa ketidakpercayaan dan mendiskreditkan pemerintah, karena dianggap Covid- 19 muncul dengan tujuan mencari keuntungan bagi pihak-pihak tertentu.

Dalam sudut pandangan Islam, ketika menerima berita atau isu-isu yang tidak jelas asal-usulnya maka perlu diteliti terlebih dahulu kebenarannya. Karena menyebarkan suatu isu yang tidak benar atau hoax dapat dikatakan sama dengan fitnah, dan hal ini sangat dilarang dalam agama. Dalam etika komunikasi islam sikap yang dianjurkan ketika menerima dan menyebarkan informasi adalah tabayyun, yaitu dengan menilai kualitas informasi yang diterima. Dalam konsep Islam terdapat berbagai aturan ketika menyebarkan suatu informasi yaitu, mengecek kebenaran dan keakuratan informasi tersebut sehingga masyarakat

10Sarwo Edy, Ike Desi Florina, Analisis Sebaran Hoaks Pada Facebook Perihal Info Seputar Covid-19, Jurnal Signal Volume 10 No 2, Juli (2021).

(20)

tidak termakan bahaya informasi bohong atau hoax.11 Tapi pada kenyataannya masih banyak Masyarakat gampong Lampanah yang tidak memahami etika-etika ketika menerima atau menyebarkan suatu informasi sehingga masyarakat dengan mudah ikut menyebarkan suatu informasi yang belum pasti kebenarannya.12

Pengetahuan etika komunikasi islam dalam menyebarkan dan merima informasi di masyarakat Lampanah masih kurang, seharusnya selain memiliki sikap tabayyun masyarakat juga dianjurkan untuk memiliki kemampuan dalam menilai kualitas informasi sehingga lebih dapat mengindentifikasikan mana informasi yang salah dan yang benar. Jika isu yang di sharing tidak benar maka dampaknya bisa berbahaya baik bagi diri sendiri maupun masyarakat umum lainnya.

Sikap yang beragam seperti fenomena di atas memicu peneliti tertarik untuk menganalisa lebih jauh mengapa hal tersebut dapat terjadi di masyarakat gampong Lampanah Tunong. Dari konteks penelitian tersebut, maka dilakukan penelitian dan peneliti membuat skrisi dengan judul “Sikap Masyarakat Gampong Lampanah Tunong Terhadap Isu Covid-19 Di Media Sosial.”

11 Muis dan Abdul Andi, Komunikasi Islami (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), h. 5- 9

12 Muhammad Usman Noor, Penilaian Kualitas Informasi Sebagai Bentuk Sikap Tabayyun Ketika Menerima Informasi Di Media Sosial Dan Internet, Jurnal Bibliotika: Kajian Perpustakaan Dan Informasi, Vol 2 No.1, (2018), Hal 22

(21)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti uraikan di atas. Maka titik fokus penelitian ini sangat berkaitan dengan pengungkapan diri.

Perumusan masalah dalam penelitian proposal skripsi ini adalah:

1. Bagaimana sikap masyarakat gampong Lampanah Kecamatan Indrapuri terhadap isu Covid-19 di media sosial ?

2. Bagaimana pengetahuan masyarakat Lampanah Kecamatan Indrapuri terhadap etika komunikasi Islam dalam menerima dan menyebarkan informasi di media sosial ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah peneliti rumuskan maka tujuan yang ingin penulis dapatkan dalam penelitian ini adalah:

1. Mengetahui Bagaimana sikap masyarakat gampong Lampanah Kecamatan Indrapuri terhadap isu Covid-19 di media sosial.

2. Mengetahui Bagaimana pengetahuan masyarakat Lampanah Kecamatan Indrapuri terhadap etika komunikasi Islam dalam menerima dan menyebarkan informasi di media sosial.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi pengembangan suatu ilmu. Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah:

Penelitian ini secara praktis diharapkan mampu memberi pemahaman dan masukan yang baik untuk masyarakat umum nantinya. Sehinga

(22)

masyarakat lebih pintar dalam menghadapi masalah beredarnya berita hoax di media sosial nantinya.

1. Manfaat Teoritis, Secara Teoritis, peneliti berharap semoga dengan penelitian ini dapat memberikan manfaat serta sumbangan kajian hingga referensi ilmu komunikasi, khususnya pada penelitian ini sangat berkaitan dengan sikap dalam bersosial media.

2. Manfaat Praktis, Secara praktis, penelitian ini diharapkan mampu memberi masukan masukan yang berguna, terekomendasi, sehingga masyarakat lebih pintar dalam menggunakan memilih informasi dalam media sosial. serta dapat memberikan sumbangan gagasan bagi pihak terkait. Dengan permasalahan penelitian yang sedang peneliti kaji yaitu, mengenai sikap masyarakat gampong Lampanah Tunong terhadap isu Covid-19 di media sosial.

E. Definisi Operasional 1. Sikap

secara bahasa Sikap adalah pernyataan evaluatif terhadap objek, orang atau peristiwa, yang mencerminkan perasaan seseorang terhadap sesuatu.13

Pendapat beberapa para ahli mengenai sikap yaitu,

a. Menurut Rakhmat mengungkapkan bahwa: Sikap adalah kecenderungan bertindak, berpersepsi, berpikir dan merasa dalam objek, ide, stuasi atau nilai. Sikap bukan perilaku namun

13 Dikutip Dari Laman Https://Kbbi.Web.Id/Sikap Diakses Pada Tanggal 23 Maret 2022

(23)

kecenderungan untuk berperilaku dengan cara-cara tertentu terhadap objek sikap”14.

b. Menurut Saifuddin Azwar mengukapkan bahwa: Sikap diartikan sebagai suatu reaksi atau respon yang muncul dari seseorang individu terhadap objek yang kemudian memunculkan perilaku individu terhadap objek tersebut dengan cara-cara tertentu”.15 Dari penjelasan di atas maka dapat peneliti simpulkan bahwa sikap juga dapat diartikan suatu pikiran, kecenderungan dan perasaan seseorang untuk mengenal aspek-aspek tertentu pada lingkungan atau respon individu terhadap sesuatu, atau semua objek dan situasi yang tengah dihadapi oleh individu itu sendiri yag menghasilkan tindakan atau perilaku atas dasar respon tersebut.

2. Isu Covid-19

Secara bahasa isu adalah masalah yang dikedepankan untuk ditanggapi dan sebagainya, atau kabar yang tidak jelas asal usulnya dan tidak terjamin kebenarannya, dan sesuatu yang bersifat bertentangan atau yang menimbulkan polemik tentang seseorang atau individu atau sebuah organisasi.16

14 Jalaluddin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), Hal 52

15 Saifuddin Azwar, Sikap Manusia Teori Dan Pengukurannya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), Hal 3

16 Dikutip Dari Laman, Https://Kbbi.Web.Id/Isu, Dikases Pada Tanggal 24 Maret 2022

(24)

Pendapat beberapa para ahli mengenai isu yaitu,

a. Harrison menyatakan bahwa: isu adalah suatu perkembangan di dalam arena publik, jika berlanjut dapat secara signifikan mempengaruhi operasional atau kepentingan jangka panjang dari organisasi.17

b. Regester dan Larkin menyatakan bahwa: Sebuah isu mempresentasikan suatu kesenjangan antara praktek koorporat dengan harapan-harapan para skateholdernya. Dengan kata lain, sebuah isu yang muncul di publik adalah suatu kondisi atau peristiwa, baik di dalam maupun di luar organisasi.

Sedangkan pengertian Covid-19 adalah kumpulan virus yang menyerang sistem pernapasan yang bisa menyebabkan infeksi pada sistem pernapasan, seperti flu, dan juga bisa menyebabkan infeksi paru paru, hingga kematian. Coronavirus (Covid-19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh corona virus versi baru yang ditemukan pada akhir 2019 lalu, sebagian besar gangguan yang dialami oleh individu yang terinfeksi virus Covid akan mengalami penyakit pernapasan ringan hingga infeksi pernafasan berat.

Dari penjelasan di atas maka dapat peneliti simpulkan bahwa pengertian isu adalah perbedaan pendapat yang belum terpecahkan mengenai masalah fakta, evaluasi, atau kebijakan yang penting bagi pihak-

17 Dikutip dari laman, https://www.lspr.edu/pritakemalgani/mengelola-isu/, dikases pada tanggal 22 april 2022

(25)

pihak yang berhubungan, dengan kata lain sebuah isu muncul disebabkan oleh suatu peristiwa atau kondisi baik di dalam maupun luar organisasi.

3. Media Sosial

Secara bahasa media sosial adalah laman atau aplikasi yang memungkinkan pengguna dapat berbagi isi atau terlibat dalam jarigan sosial.18

Pendapat beberapa para ahli mengenai sikap yaitu,

a. Menurut McGraw Hill Dictionary menyatakan bahwa: Media sosial adalah sarana yang digunakan oleh orang-orang untuk berinteraksi satu sama lain dengan cara menciptakan, berbagi serta bertukar informasi dan gagasan dalam sebuah jaringan dan komunikasi virtual.

b. Menurut Taprial dan Priya Kanwar menyatakan bahwa: Media sosial adalah media yang digunakan oleh individu agar menjadi sosial, atau menjadi sosial secara during dengan berbagai isi berita, foto dan lain-lain denga orang lain.

c. Menurut Michael Cross menyatakan bahwa: Media sosial adalah sebuah istilah yang menggambarkan bermacam-macam tekhnologi yang digunakan untuk mengikat orang-orang ke dalam suatu kolaborasi, saling bertukar informasi, dan berinteraksi melalui isi pesan berbasis web. Dikarenakan internet selalu mengalami

18 Dikutip Dari Laman, Https://Kbbi.Web.Id/Media+Sosial, Diakses Pada Tanggal 24 Maret 2022

(26)

perkembangan, maka berbagai macam tekhnologi dan fitur yang tersedia bagi pengguna pun selalu mengalami perubahan”.19 Dari penjelasan di atas maka dapat penliti simpulkan bahwa pengertian media sosial adalah sebuah media online, dengan para medium internet yang memungkinkan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring sosial, wiki, forum dan dunia virtual.

F. Sistematika Penulisan

Sistematika dalam penulisan ini dengan mudah untuk mengetahuinya, maka perlu adanya sistematika yang merupakan pedoman dari penulisan skripsi, sebagai berikut:

1. Bagian awal skripsi memuat halaman awal cover skripsi, halaman persetujuan dosen pembimbing, halaman pernyataan keaslian, halaman kata pengantar, daftar isi, daftar gambar dan absrak.

2. Bagian utama skripsi terbagi atas bab dan sub bab, sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Bab ini terdiri dari kerangka teoritik yang berisi tentang penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang dilakukan peneliti. Serta pembahasan pengertian sikap, masyarakat, pengertian isu, Covid-19, serta

19 Dikutip Dari Laman, Https://Pakarkomunikasi.Com/Pengertian-Media-Sosial-Menurut- Para-Ahli, Dikases Pada Tanggal 28 April 2022

(27)

etika komunikasi Islam dalam media sosial. Teori yang dipakai berisi tentang jenis teori komunikasi yaitu Theory of attitude and behavior (teori perubahan sikap).

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini penulis mengemukakan tentang metode penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian yang terdiri dari: jenis penelitian yang dipakai, teknik pengumpulan data dan teknis analisis data.

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tentang hasil penelitian dan analisis dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari seluruh penelitian yang telah peneliti lakukan.

(28)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Sebelumnya Yang Relavan

Dalam penelitian ini, peneliti menemukan beberapa referensi yang kemudian dapat mendukung peneliti untuk ditindaklanjuti. Di mana penelitian tersebut memiliki korelasi terhadap permasalahan dalam penelitian ini.

Pertama Jurnal Nurasyfina Rihhadatul Aisyi, Efek Twitter di Masa Pandemi Covid-19 pada Sikap dan Perilaku, Volume 19, No. 2 Agustus 2021, Peningkatan pengguna Twitter secara pesat selama masa pandemi COVID-19 menandai pentingnya media sosial tersebut dalam proses penyebaran informasi kesehatan. Di samping manfaatnya, tingkat akses Twitter yang tinggi dapat menyebabkan masyarakat kewalahan dengan informasi seputar Covid-19.20

Pesan dalam Twitter juga tidak luput dari informasi yang dapat menimbulkan keraguan hingga pengabaian khalayak terhadap pandemi.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian saya terdapat pada penelitian yang sama-sama membahas platform sosial media yang diakses.

Sedangkan, Perbedaan dari kedua penelitian ini yaitu penelitian ini dilakukan dengan metode kuantitatif, serta perbedaan pada objek dan subjek yang diteliti.

20Nurasyfina Rihhadatul’aisyi, Dkk, Efek Twitter Di Masa Pandemi Covid-19 Pada Sikap Dan Perilaku, Jurnal Ilmu Komunikasi: Vol 19 No. 2, 2021 Hal 205-220

(29)

Kedua Fendi Nuryanto, mahasiswa Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi dalam skripsinya tahun 2021 berjudul, Persepsi Masyarakat Terhadap Berita Hoax Covid-19 Di Media Sosial ( Studi Kasus Gampong Kebon IX Kecamatan Sungai Gelam).21 Persepsi masyarakat terhadap berita hoax covid-19 dimedia sosial dapat diketahui, bahwa sebagian dari beberapa masyarakat Gampong Kebon IX Kecamatan Sungai Gelam belum mengetahui apa yang dimaksud dengan hoax, sehingga perlu pembekalan ilmu dasar pengetahuan masyarakat tentang pengenalan ciri-ciri dari berita hoax, agar masyarakat lebih bijak dalam menyikapinya. Hasil dari penelitian ini yaitu: sebagian warga mengenali apa yang diartikan denga kabar hoax. Tetapi sebaliknya, terdapat pula masyarakat-masyarkat yang belum sepenuhnya mengerti tentang apa itu hoax terkait pandemi Covid-19. Persamaan penelitian ini dengan peneliti yaitu menggunakan metode yang sama yakni penelitian kualititatif dengan bermacam prosedur data observasi, wawancara, serta dokumentasi sedangkan perbedaanya terletak pada objek peneliti.

Ketiga Jurnal Tio kusuma, Sikap Dan Perilaku Masyarakat Terhadap Pandemi Covid-19. Vol 8, Nomor 4, Tahun 2021. Penelitian ini mengkaji sikap dan perilaku masyarakat terhadap pandemi Covid-19 dengan menerapkan pendekatan etnografi (detail) yang berfokus pada sebuah gampong di Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur. Ditemukan bahwa

21 Fendi Nuryanto,

Http://Repository.Uinjambi.Ac.Id/10419/1/Fendi%20nuryanto.Pdf, Diakses Pada 20 April 2021

(30)

sebagian masyarakat berpersepsi bahwa Covid-19 dimanfaatkan untuk kepentingan politik pihak tertentu dan kepentingan ekonomi pihak rumah sakit. Mereka juga berpendapat bahwa Covid-19 menyebabkan orang kehilangan pekerjaan dan mengalami masalah ekonomi.

Dalam menghadapi pandemi, masyarakat bersikap waspada, mematuhi bahkan ada juga sebagian masyarakat yang melanggar protokol kesehatan seperti (mencuci tangan, mengenakan masker dan menjaga jarak), dan menyangkal hasil pemeriksaan rumah sakit. Sikap dan perilaku masyarakat ini dipengaruhi oleh tokoh, keyakinan beragama, pengetahuan yang memadai, kebiasaan tidak memakai masker, dan adanya rasa aman dari bahaya Covid-19. Persamaan penelitian ini menggunakan subjek yang sama yaitu melibatkan masyarakat secara langsung dalam memperoleh hasil penelitian sedangkan perbedaannya pada lokasi penelitian yang digunakan untuk mengambil hasil dari wawancara yang diteliti.22

Berdasarkan penelitian diatas, pada umumnya memiliki hubungan dengan judul penelitian ini yaitu Sikap Masyarakat Gampong Lampanah Terhadap Isu Covid-19 Di Media Sosial. Perbedaan penelitian terdahulu terdapat pada objek yang diteliti, teknik dan hasil penelitian.

22 Tio Kusuma Dan Nurchayati, Sikap Dan Perilaku Masyarakat Terhadap Pandemi Covid-19, Jurnal Penelitian Psikologi Vol 8 No. 4, 2021

(31)

B. Sikap

1. Pengertian Sikap

Attitude (sikap) merupakan satu predisposisi atau kecenderungan yang relatif stabil dan berlangsung terus-menerus untuk bertingkah laku atau untuk mereaksi dengan satu cara tertentu terhadap pribadi lain.23 Beberapa ahli juga mengemukakan pengertian tentang sikap, diantaranya:

a. Thurstone Berpandangan bahwa, Sikap merupakan suatu tingkatan afek, baik itu bersifat positif maupun negatif dalam hubungannya dengan obek-objek psikologis.

b. Kimball Young Menyatakan bahwa, Sikap merupakan suatu perdisposisi mental untuk melakukan suatu tindakan. Ini berarti sikap sebagai sesuatu yang muncul sebelum seseorang melakukan suatu tindakan.

c. Fishbein & Ajzen Menyebutkan bahwa, Sikap sebagai predisposisi yang dipelajari untuk merespon secara konsisten dalam cara tertentu berkenaan dengan objek tertentu.24

Secara sederhana, Sikap adalah konsep yang membantu kita untuk memahami tingkah laku. Sejumlah perbedaan tingkah laku dapat merupakan pencerminan atau manifestasi dari sikap yang sama.25 Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa sikap adalah kecenderungan

23 Chaplin, J. P. Dictionary Of Psychology. Kamus Lengkap Psikologi Penerjemah:

Kartini Kartono (Jakarta: Grafindo, 2006), Hal, 274.

24 Tri Dayakisni, Psikologi Sosial (Malang: UMM Press, 2009), Hal. 89.

25 Abu Ahmadi, Psikologi Sosial (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), Hal, 151

(32)

individu untuk melakukan sebuah tindakan. Respon yang terjadi dalam sikap merupakan respon yang konsisten. Sikap tercermin dari perilaku atau perbuatan dari setiap individu, jika seseorang berperilaku baik maka dapat dikatakan bahwa sikapnya pun baik.

2. Komponen Sikap

Pada hakikatnya sikap merupakan suatu interelasi dari berbagai komponen. Menurut Allport komponen-komponen tersebut ada 3, yaitu:26

a. Komponen Kognitif, yaitu suatu pengetahuan, kepercayaan dan pemahaman individu terhadap suatu informasi melalui proses melihat, mendegar dan merasakan. Dari pengetahuan ini kemudian akan terbentuk suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut.

b. Komponen Afektif, yaitu Komponen yang berhubungan dengan permasalahan emosional subjektif seseorang terhadap rasa senang dan tidak senang.

c. Komponen Konatif, yaitu kecenderungan berperilaku seorang individu terhadap suau objek.

Abu Ahmadi menyebutkan bahwa aspek ini kecenderungan untuk berbuat terhadap objek, misalnya kecenderungan memberi pertolongan, menjauhkan diri dan sebagainya. Dengan demikian sikap seseorang pada

26 Ibid, hal 183

(33)

suatu objek terdiri dari ketiga kompenen di atas yang saling berinteraksi untuk memahami, merasakan dan berperilaku terhadap objek sikap.

3. Karakteristik Sikap

Menurut Brigham ada beberapa karakteristik atau ciri dasar sikap, yaitu:

a. Sikap disimpulkan dari cara-cara individu bertingkah laku

b. Sikap ditujukan mengarah kepada objek psikologis, dalam hal ini sikap yang dimiliki akan menentukan bagaimana seseorang mengkategorisasikan objek sesuai sikapnya.

c. Sikap dipelajari. Sikap yang dibentuk oleh proses komunikasi dimana seseorang itu berada

d. Sikap mempengaruhi perilaku. Di mana di dalamnya terdapat tingkah laku atau tindakan seseorang, juga cara berfikir seseorang yang berkaitan dengan situasi dan juga nilai yang ada pada dirinya.

4. Ciri-Ciri Sikap

Abu Ahmadi mengemukakan beberapa ciri-ciri dari sikap, yaitu27

a. Sikap Dipelajari, yaitu sikap yang dapat dipelajari dengan sengaja yang dilakukan dengan kesadaran setiap individu.

b. Memiliki Kestabilan, yaitu sikap yang berkesinambungan dengan sikap dipelajari, jika sesorang telah mempelajari suatu sikap maka akan memiliki kestabilan melalui sebuah pengalaman.

27 Ibid. Hal, 164-165.

(34)

c. Kepentingan Pribadi Masyarakat, Sikap melibatkan hubungan antara seseorang dan orang lain yang saling membutuhkan dalam sebuah tatanan kehidupan masyarakat.

d. Berisi Kognisi Dan Afeksi, yaitu Komponen kognisi dari sikap adalah berisi informasi yang faktual. Sedangkan afeksi adalah suatu tindakan yang akan diambil oleh individu berdasarkan pengalamannya.

e. Arah Pendekatan Penghindaran, yaitu sikap sesorang yang dapat dilihat dari kebiasaan yang dia lakukan.

Berdasarkan karakteristik dan ciri sikap yang telah disebutkan di atas, dapat disimpulkan bahwa sikap tidak dibawa sejak lahir namun memerlukan proses belajar baik terjadi secara sengaja maupun tanpa sengaja. Sikap selalu berhubungan dengan suatu objek.

C. Masyarakat

1. Pengertian Masyarakat

Manusia merupakan mahkluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri.

Semua mahkluk yang hidup di dunia ini asti membutuhkan sosok orang lain untuk membantunya. Sikap yang saling bergantung ini kemudian membuat manusia hidup secara berkelompok dan bermasyarakat.

Masyarakat adalah sekelompok individu yang tinggal di suatu tempat dan saling berhubungan.

(35)

Dalam bahasa inggris masyarakat disebut society yang berarti kawan.

Adapun kata “masyarakat” berasal dari bahasa arab, yaitu syirk, artinya bergaul. Adanya saling bergaul ini tentu karena ada bentuk-bentuk aturan hidup, yang bukan di sebabkan oleh manusia sebagai perseorangan, melainkan oleh unsur-unsur kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang merupakan kesatuan.

Kesatuan sosial mempunyai kehidupan jiwa seperti adanya ungkapan- ungkapan kepribadian rakyat, kehendak rakyat, kesadaran rakyat dan sebagainya. Dalam hal ini individu berada di bawah pengaruh suatu kesatuan sosial. Jiwa masyarakat ini merupakan potensi yang berasal dari unsur-unsur masyarakat, yang meliputi pranata, status, dan peranan sosial.28

2. Ciri-Ciri Masyarakat

a. Adanyan sejumlah orang (manusia).

b. Mendiami daerah tertentu (ada batas-batas wilayah).

c. Mempunyai warisan sosial.

d. Mempunyai rasa kesatuan.

Berdasarkan ciri-ciri masyarakat diatas, maka berarti masyarakat bukan hanya sekedar sekumpulan manusia belaka, akan tetapi diantara mereka yang berkumpul itu harus ditandai dengan adanya hubungan atau pertalian satu sama lain.

28 M. Munandar Soelaeman, Ilmu Sosial Dasar. (Bandung: Aresco,1992) Hal.63-64

(36)

3. Fungsi Masyarakat

Adapun fungsi masyarakat bagi kehidupan manusia menurut Suhadi adalah :

a. Untuk melindungi anggota masyarakat atau untuk menghindari segala penderitaan, perpecahan, perselisihan dan segala bentuk kejahatan yang ditimbulkan oleh individual maupun kelompok yang ada dalam masyarakat tersebut atau dari luar masyarakat itu sendiri..

b. Membentuk pertahanan kesatuan, Semakin kuat pertahanannya maka semakin menjamin kepentingan keselamatan serta kebutuhan hidup dalam bermasyarakat.

c. Menjaga adat istiadat dan bahasa sebagai suatu ciri dari masyarakat tersebut

d. Membentuk Stabilitas pribadi, agar lebih terarah dalam bentuk positif, sehingga tujuan dari terbentuknya masyarakat itu trcapai.

e. Menjaga norma-norma Di dalam lembaga masyarakat, yang bertujuam untuk mencapai kehidupan yang lebih tertib dan terarah.29

4. Unsur Unsur Masyarakat

Menurut Syani, ada beberapa unsur yang terkandung dalam masyarakat, antara lain30:

29Dikutip Dari Laman, http;//id.shooving.com/social-science/sociology/2205180-macam- macam masyarakat/# Ixzzlvhbkdiwq, diakses pada tanggal 22 mei 2022.

30 Suhadi, Sosiologi Pembangunan,( Universitas Pers, IKIP,1996) Hal.20

(37)

a. Terdapat sistem komunikasi dan peraturan-peraturan yang mengatur hubungan antara manusia dalam masyarakat tertentu.

b. Manusia yang hidup bersama dalam sebuah lingkungan yang membentuk satu kesatuan.

c. Adanya suatu kebudayaan dari hasil hidup bersama yang harus dijaga oleh setiap masyarakat.

d. Manusia yang hidup bersama, di dalam ilmu sosial tidak ada ukuran mutlak maupun yang pasti untuk menentukan berapa jumlah manusia yang disebut masyarakat.

5. Macam-Macam Masyarakat

Sebagaimana pembentukan kelompok terjadi melalui proses interaksi dan proses sosial, demikian pula pembentukan masyarakat yang terjadi melalui interaksi antar kelompok. Menurut Suhadi melihat cara terbentuknya ada beberapa macam masyarakat yaitu, terbentuknya dengan cara sengaja dan tebentuk dengan sendirinya.

D. Isu

1. Pengertian Isu

Isu adalah suatu peryataan tentang fakta, nilai, atau kebijakan yang dapat di perdebatkan. Jadi dari pengertiannya makna isu menjurus kepada adanya suatu masalah dalam suatu organisasi, lembaga, kelompok yang membutuhkan penanganan. dari pengertiannya isu mengacu kepada suatu permasalahan yang kemudian menyebabkan timbulnya perdebatan.

(38)

Definisi sederhana lainnya menurut Regester dan Larkin bahwa sebuah isu mempresentasikan suatu kesenjangan antara praktek dengan harapan-harapan para stakeholdernya. Dengan kata lain, sebuah isu yang timbul ke permukaan adalah suatu kondisi atau peristiwa, baik di dalam maupun di luar organisasi, yang jika dibiarkan akan menjadi efek yang signifikan pada fungsi atau kinerja organisasi tersebut, atau pada target- target organisasi dimasa mendatang.

Selain itu biasanya kita juga pernah mendengar kata rumor, rumor merupakan beragam informasi dengan berbagai versi yang tidak jelas siapa sumbernya, tidak jelas siapa yang pertama kali menyampaikannya dan tidak jelas pula kabar atau informasi tersebut mengandung kebenaran atau tidak., istilah sama halnya dengan sebuah gossip, settingan atau grapevine.31 Dalam agam Islam ketika seseorang menerima atau menyebarkan suatu isu yang tidak diketahui sumbernya maka berita atau isu tersebut dikatakan juga dengan berita hoax, yang mana menyebarkan berita hoax adalah suatu perbuatan yang akan merugikan diri sendiri dan juga orang lain. Allah SWT melarang orang-orang yang beriman menyebarkan berita bohong atau hoax karena merupakan suatu perbuatan dosa.

31 Rachmat Kriyantono, Public Relation & Crisis Management : Pendekatan Critical Public Relations Etnografi Kritis & Kualitatif, (Jakarta: Kencana, 2012) hlm. 158

(39)

Allah SWT dalam Al-Quran, Berikut ini:

اَهُّيَآٰ ي َع ا ْوُحِبْصُتَف ٍةَلاَهَجِب ٌۢاًم ْوَق ا ْوُبْي ِصُت ْنَا ا ْٰٓوُنَّيَبَتَف ٍاَبَنِب ٌۢ قِساَف ْمُكَءۤاَج ْنِا ا ْٰٓوُنَم ا َنْيِذَّلا ْمُتْلَعَف اَم ى ل

َنْيِمِد ن

“wahai orang-orang yang beriman, jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu”.(Q.S Al-Hujurat:6)32

Ayat di atas menerangkan bahwa seseorang yang menyebarkan berita bohong tidak dibenarkan dalam agama Islam karena merupakan suatu perbuatan tercela atau suatu hal yang tidak baik. Maka ketika seseorang menerima suatu informasi harus tabayyun, yaitu harus menelurusurinya dengan teliti sebelum menyebarkan berita tersebut untuk menghindari hoax sehingga tidak menimbulkan keresahan dan kegundahan dari suatu isu atau berita tersebut.

Penyebab munculnya berita hoax terjadi karena banyak hal, terutama adalah karena perkembangan teknologi pada saat ini di mana setiap orang mudah untuk menerima informasi dari mana saja.

32 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Bandung: Sygma Exagrafika, 2009), hal. 60.

(40)

Berikut faktor-faktor penyebab hoaks.33 a. Rasa Ingin Tahu

Rasa ingin tahu ini yang menyebabkan tersebarnya berita hoaks. Sesuatu yang menarik perhatian akan membuat rasa ingin tahu semakin tinggi. Seseorang yang memiliki rasa ingin tahu yang tinggi tidak ada salahnya, namun jika rasa ingin tahu itu membuat seseorang dapat menyebar hoaks maka hal tersebut memiliki dampak negatifnya.

b. Teknologi Modern

Ada banyak hal yang memicu dalam penyebaran hoaks, terutama karena teknologi yang sudah modern ini. Hal-hal tersebut meliputi gawai, internet, jaringan seluler, dan lain-lain. Semua itu memudahkan penyebaran informasi berlangsung cepat dengan alat komunikasi.

Walaupun memiliki kelebihan dengan mudah menyampaikan informasi. Semua orang dapat mudah mengemas informasi dan menyebarkannya melalui sosial media. Namun, dampak negatifnya siapa pun dapat membuat dan menyebarkan informasi yang salah.

c. Bias Informasi

Mudahnya mengakses internet karena perkembangan teknologi yang modern membuat orang hanya membaca dan

33 Kurniati, Hoax Perspektif Hukum Islam, (Alauddin University Press 2021), hal. 18

(41)

menyebarkan informasi tanpa mengecek informasi tersebut sudah benar atau belum. Sosial media tersebut menjadi sarang penyebarluasan hoaks. Target hoaks dalam aplikasi Whatsapp adalah para kaum tua yang sulit mengerti teknologi dan tidak mencari informasi lain seputar berita yang mereka temukan.

Dengan demikian, hoaks tersebut akan terus tersebar luas.

Bias informasi ini bisa dengan mudah berkembang di sosial media. Informasi bohong dan tipuan atau hoaks adalah suatu hal yang mudah tersebar di sosial media. Sosial media yang biasa menerima hoaks seperti WhatsAapp.

2. Jenis-Jenis Isu

Secara umum menurut Gaunt and Ollenburger, isu dapat diklasifikasikan ke dalam dua jenis. Ini berdasarkan sumber isu, yaitu,

a. Isu-isu internal : yaitu isu-isu yang bersumber dari internal organisasi. Biasanya hanya diketahui oleh pihak manajemen dan anggota organisasi.

b. Isu-isu eksternal : yaitu mencakup peristiwa-peristiwa atau fakta- fakta yang berkembang di luar organisasi yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung pada aktivitas organisasi.

Dalam tulisan Harrison, dapat dideskripsikan dua jenis isu, yaitu defensive dan offensive issues. Defensive issues adalah isu-isu yang membuat cenderung memunculkan ancaman terhadap organisasi,

(42)

karenanya organisasi harus mempertahankan diri agar tidak mengalami kerugian reputasi. Offensive issues adalah isu-isu yang dapat digunakan untuk meningkatkan reputasi perusahaan.34

empat aspek keluasaan isu yaitu,

a. isu-isu universal, yaitu isu-isu yang mempengaruhi banyak orang secara langsung, bersifat umum, dan berpotensi mempengaruhi secara personal, sifatnya lebih imminent.

b. isu-isu advokasi, yaitu isu-isu yang mempengaruhi beberapa orang tidak sebanyak seperti isu universal. Isu ini muncul karena disebarkan kelompok tertentu yang mengaku representasi kepentingan publik. Isu ini bersifat potensial.

c. isu-isu selektif, yaitu isu-isu yang hanya mempengaruhi kelompok tertentu. Bisa saja isu yang muncul ketika berkaitan dengan kepentingan orang banyak, tetapi hanya pihak tertentu saja yang terpengaruh oleh isu tersebut dan lebih memperhatikan isu ini.

d. isu-isu praktis, yaitu isu-isu yang hanya melibatkan atau berkembang diantara para pakar.35

34 Rachmat Kriyantono, Public Relation & Crisis Management, Pendekatan Critical Public Relations Etnografi Kritis & Kualitatif, (Jakarta: Kencana, 2012) Hal. 158

35 Ahmad Fuad Afdhal, Tips & Trik Public Relations, (Jakarta: Grasindo, 2008), Hal. 117.

(43)

3. Tahapan Isu

Crabel & Vibbert, mengatakan bahwa isu sering berubah menjadi krisis melalui beberapa tahap, yaitu:

a. Tahap Origin (Potential Stage)

Pada tahap ini, seseorang atau kelompok mengekspresikan perhatiannya pada isu dan memberi opini. Ini adalah tahapan penting yang menentukan apakah isu dapat dimanajemen dengan baik atau tidak. Public relations harus proaktif untuk memonitor lingkungannya. Menurut Regester dan Larkin, pada tahap ini, isu- isu belum menjadi perhatian pakar dan public secara luas, meskipun beberapa pakar sudah mulai menyadarinya.

Kecenderungan yang terjadi harus diidentifikasi sejak awal.

b. Tahap Mediation dan Amplification.

Pada tahap ini, isu berkembang karena isu-isu tersebut telah mempunyai dukungan public, yaitu ada kelompok-kelompok yang lain saling mendukung dan memberikan perhatian pada isu-isu tersebut. Tahap ini disebut juga tahap “emerging”

(perkembangan).

c. Tahap Organization:

Disebut tahap organisasi, karena pada tahap ini public sudah mulai mengorganisasikan diri dan membentuk jaringan-jaringan.

Menurut Hainsworth, tahap ini dapat dikatakan sebagai tahap

(44)

krisis. Masing-masing pihak berupaya mempengaruhi pengambil kebijakan untuk semakin terlibat, sebagai penengah atau pemecah masalah yang lebih memihak pada kelompok tertentu.

d. Tahap Resolution (dormant stage) :

Pada tahap ini, pada dasarnya organisasi dapat mengatasi isu dengan baik, sehingga isu diasumsikan telah berakhir sampai seseorang memunculkan kembali dengan pemikiran dan persoalan baru atau muncul isu baru yang ternyata mempunyai keterkaitan dengan isu sebelumnya atau pada waktu peringatan saat isu mulai muncul pertama kali.36

E. Coronavirus Disease 2019

1. Pengertian penyakit Coronavirus

Corona virus (Covid-19)merupakan jenis virus varian baru yang menyerang imunitas tubuh serta dapat menyebabkan kematian.9 Gejala covid-19 umumnya berupa demam 38°C, batuk kering, dan sesak nafas serta dampak paling buruk untuk manusia ialah kematian. WHO merekomendasikan dari terpapar virus corona dengan cara dengan melakukan tahapan-tahapan dasar, mulai dengan mencuci tangan secara rutin menggunakan hand sanitizer atau sabun dan air, menjaga jarak atau

36 Rachmat Kriyantono, Public Relation & Crisis Management : Pendekatan Critical Public Relations Etnografi Kritis & Kualitatif, (Jakarta: Kencana, 2012) Hal. 159.

(45)

pyhsical distancing dari kerumunan banyak orang, menggunakan masker, serta melakukan pengobatan ketika merasa timbul gejala covid-19.37

Guncangan akibat kebiasaan yang terjadi pada masyarakat ini menjadi problematika khususnya masyarakat Indonesia yang memiliki tradisi dan kebiasaan berkumpul dan berkomunikasi dengan banyak orang.

Seperti aturan pembatasan ritual yang membatasi kebiasaan sholat berjamaah di masjid. Hal ini menuai pro dan kontra pada masyarakat.

Sebagian menerima dan mentaati aturan protokol kesehatan oleh pemerintah, sebagian lain menolak dan melanggarnya dengan berbagai alasan, diantara yang menolak ada yang menggunakan agama sebagai alasannya untuk menolak.

2. Sejarah Covid-19

Pada awal Desember 2019, Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Wuhan, China ditandai dengan pasien pertama yang mengalami gejala pneumonia 1 . Kemudian, pada 31 Desember 2019, terdapat belasan orang di Wuhan yang terindikasi mengalami gejala pneumonia seperti infeksi pada radang paru-paru 2 . Hal tersebut dikarenakan Covid-19 disebabkan oleh SARS-CoV-2 (Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2) yang berkaitan dengan virus yang menyerang pernapasan atau disebut dengan SARS. Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO (World Health Organization) telah menyatakan penyebab utama dari pandemi

37 Adityo Susilo, Dkk, Coronavirus Disease 2019, Tinjauan Literatur Terkini

Coronavirus Disease 2019 : Review Off Current Literatures, Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, Vol, 7 No.1 2020, Hal 45

(46)

Covid-19 berasal dari hewan. Adapun, pandemi tersebut berasal dari pasar hewan Huanan yang menjual makanan laut di Wuhan, China.38

Pasar Huanan di Wuhan menjadi tempat pertama kali kasusCovid- 19 terkonfirmasi di China pada 11 Desember 2019. Hal ini ditandai dengan seorang perempuan yang merupakan salah satu pedagang di pasar Huanan melaporkan bahwa dirinya mengalami gejala demam dan sejumlah gejala yang mengarah pada infeksi terkait virus tersebut. Setelah terdapat kasus virus Covid-19 pertama kali, terdapat sejumlah pedagang di pasar Huanan yang melaporkan bahwa telah mengalami gejala serupa dengan kasus pertama di pasar tersebut. Pada 30 Desember 2019, Komisi Kesehatan Kota Wuhan (The Wuhan Municipal Health Commission) atau WHC memberi peringatan kepada masyarakat bahwa terdapat sejumlah pasien dengan gejala pneumonia yang bekerja sebagai pedagang di Pasar Huanan.39 Hal tersebut menunjukkan bahwa Pemerintah China transparan dan terbuka terhadap masyarakat terkait penemuan kasus pertama virus yang serupa dengan pneumonia tersebut.

Penyebaran kasus Covid-19 tidak hanya menyebar di sejumlah wilayah di China, tetapi juga negara lain. Pada 13 Januari 2020, Pemerintah Thailand telah melaporkan bahwa terdapat warga negara China yang berasal dari Kota Wuhan berada di Thailand dan terkonfirmasi

38 Moch Halim Sukur, dkk. Penanganan Pelayanan Kesehatan Di Masa Pandemi Covid- 19 Dalam Perspektif Hukum Kesehatan, Jurnal Incio Legis Vol, 1 (Oktober 2020). Ha,.4. Diakses dari https://journal.trunojoyo.ac.id/iniciolegis/article/download/8822/4912. Diakses pada 6 Januari 2022, 21.31 WIB

39 Michael Worobey. Science Article. Dissecting the Early Covid-19 Cases in Wuhan.

Vol. 374.Diakses dari https://www.science.org/doi/10.1126/science.abm4454. Diakses pada 6 Januari 2022, 23.15 WIB

(47)

mengalami infeksi yang berkaitan dengan Covid-19 6 . Pandemi tersebut tidak hanya menyebar ke negara-negara di kawasan Asia Tenggara, tetapi juga telah menyebar ke kawasan Asia Timur seperti Jepang. Pada 16 Januari 2020, Pemerintah Jepang telah melakukan konfirmasi terkait warga negara Jepang yang melakukan perjalanan menuju Wuhan, mengalami infeksi virus corona atau Covid-19.40 Bahkan, pada 21 Januari 2020 kasus Covid-19 telah menyebar ke kawasan Amerika Serikat ditandai dengan adanya sejumlah pejabat yang berada di Washington terkonfirmasi positif Covid-19.

3. Wabah Covid-19 Dalam Historis Masyarakat Aceh

Dalam sejarah tercatat bahwa Aceh pernah mengalami sebuah penyakit wabah saat agresi Belanda ke-2. Pada saat itu Belanda menguburkan beberapa orang yang mati karena kolera di daratan Aceh dan dalam beberapa saat wabah kolera tersebut menyebar ke sebagian masyarakat dan pihak Istana. Pada saat itu Panglima Tibang mengatakan bahwa ada sekitar 150 orang yang dimakamkan akibat wabah tersebut dan dikabarkan bahwa Sultan Mahmud (raja Aceh kala itu) juga meninggal diakibatkan terjangkit oleh wabah kolera pada tanggal 29 Januari 1874.41 Sedangkan anaknya yang berusia 4-5 tahun berhasil diselamatkan oleh

40 Yelvi Levani, dkk. Coronavirus Disease 2019 (COVID-19): Patogenesis, Manifestasi Klinis dan Pilihan Terapi. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, Vol. 17, No. 1 (Januari 2021). Hal, 46. Diakses dari http://repository.um-surabaya.ac.id/5123/1/artikel_COVID-19.pdf. Diakses pada 7 Januari 2022, 21.02 WIB

41 Nino Oktorino, Seri Nusantara Membara: Perang Terlama Belanda, (Elex Media Komputindo, 2018), hal. 60

(48)

panglima Tibang yang kemudian menjadi raja terakhir Aceh yang bernama Sultah Muhammad Dawod.42

Kondisi seperti ini telah menciptakan situasi di mana pihak istana keluar dan melarikan diri tidak semata-mata karena ancaman yang telah digencarkan oleh pihak Belanda, melainkan hasil diskusi dengan pertimbangan karena semakin memburuknya

keadaan yang diakibatkan oleh serangan wabah. Sehingga dari hasil musyawarah dan dengan mempertimbangkan keselamatan pihak istana, akhirnya diputuskanlah untuk segera keluar dan dilakukan pada malam hari. Pihak Belanda pun mengepung dan melakukan pemboman.

Kendatipun demikian penaklukan ini dianggap sebagai sebuah keberhasilan oleh pihak Belanda setelah sekian lama bertempur menaklukkan kerajaan Aceh.

Adapun, penyakit ta'eun (wabah) dalam perspektif masyarakat Aceh terdapat dua jenis yaitu ta'eun ija brok adalah wabah yang diperkirakan menempel pada kain kotor dan pada benda-benda tertentu yang tidak bersih dan ta'eun geureuda sampoh merupakan wabah menimbulkan efek mematikan kepada siapapun yang terjangkiti tanpa mengenal darah, kulit dan strata sosial dalam masyarakat.43 Ta’eun (wabah) dalam perspektif masyarakat Aceh tidak hanya menjangkit manusia, namun juga terjadi wabah pada binatang terutama unggas, atau

42 M. Dien Madjid, Catatan Pinggir Sejarah Aceh: Perdagangan, Diplomasi, dan Perjuangan Rakyat, (Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2014), hlm. 207.

43 Virus dan Obat Penangkalnya dalam Perspektif Masyarakat Aceh, Serambi Indonesia, accessed June 4, 2020, https://aceh.tribunnews.com/2020/03/23/virus-dan-obat-penangkalnya- dalam-perspektif-masyarakat-

(49)

dikenal juga dengan Ta’eun Manok (Flu Burung). Penyakit ini hanya menjangkit pada ayam dengan skala besar, dan membuat ayam mati mendadak dalam waktu yang singkat. Tentu kondisi ini juga dapat membuat kerugian bagi para pedagang ayam, di samping harga jual ayam menurun bahkan kematian ayam ini membuat kerugian yang besar bagi para peternak.

4. Wabah Dan Pencegahan Covid-19 Dalam Pandangan Islam Dalam catatan sejarah Islam wabah penyakit Covid-19 ini masih menjadi perdebatan dan kontroversi baik di kalangan ulama, ustadz bahkan di media-media sosial yang cenderung dikaitkan dengan satu sama lain. Wabah Corona ini sangat mirip seperti wabah penyakit yang menyerang di masa lalu, yaitu pada zaman Nabi Muhammad SAW.

Padamasa itu, wabah penyakit yang menular adalah Pes dan Lepra. Nabi pun melarang umatnya untuk memasuki daerah yang terkena wabah supaya wabah tersebut tidak semakin tersebar luas. Di antara sahabat Nabi Muhammad SAW yang meninggal akibat wabah penyakit menular adalah Mu'adz ibn Jabbal, Abu Ubaidah, Syarhbil ibn Hasanah, Al-Fadl ibn Al- Abbas ibn Abdul Muthallib. Seperti hadis berikut:

َلاَق ُةَبْعُش اَنَثَّدَح َرَمُع ُنْب ُصْفَح اَنَثَّدَح َنْب َميِهاَرْبِإ ُتْعِمَس َلاَق ٍتِباَث يِبَأ ُنْب ُبيِبَح يِن َرَبْخَأ

َلاَق ُهَّنَأ َمَّلَس َو ِهْيَلَع ُ َّاللَّ ىَّلَص ِ يِبَّنلا ْنَع اًدْعَس ُثِ دَحُي ٍدْي َز َنْب َةَماَسُأ ُتْعِمَس َلاَق ٍدْعَس ْمُتْعِمَس اَذِإ

اَهوُلُخْدَت َلََف ٍض ْرَأِب ِنوُعاَّطلاِب ُثِ دَحُي ُهَتْعِمَس َتْنَأ ُتْلُقَف اَهْنِم اوُج ُرْخَت َلََف اَهِب ْمُتْنَأ َو ٍض ْرَأِب َعَق َو اَذِإ َو

ْمَعَن َلاَق ُه ُرِكْنُي َلَ َو اًدْعَس Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Hafsh bin Umar telah menceritakan kepada kami Syu'bah dia berkata; telah mengabarkan

(50)

kepadaku Habib bin Abu Tsabit dia berkata; saya mendengar Ibrahim bin Sa'd berkata; saya mendengar Usamah bin Zaid bercerita kepada Sa'd dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa beliau bersabda: "Apabila kalian mendengar wabah lepra di suatu negeri, maka janganlah kalian masuk ke dalamnya, namun jika ia menjangkiti suatu negeri, sementara kalian berada di dalamnya, maka janganlah kalian keluar dari negeri tersebut." Lalu aku berkata; "Apakah kamu mendengar Usamah menceritakan hal itu kepada Sa'ad, sementara Sa'ad tidak mengingkari perkataannya Usamah?" Ibrahim bin Sa'ad berkata; "Benar." (HR.

Bukhari).44

Metode karantina atau lock down telah dulu diperintahkan Nabi Muhammad SAW untuk mencegah wabah menjalar ke negara-negara lain.

Untuk memastikan perintah tersebut dilaksanakan, Nabi Muhammad mendirikan tembok di sekitar daerah yang terjangkit wabah dan menjanjikan bahwa mereka yang bersabar dan tinggal akan mendapatkan pahala sebagai mujahid di jalan Allah, sedangkan mereka yang melarikan diri dari daerah tersebut diancam malapetaka dan kebinasaan. Argumen tersebut juga diperkuat dengan Firman Allah dalam Al-Qur’an Surat An- Nisa:

ُّيَآٰ ي ْيِف ْمُتْعَزاَنَت ْنِاَف ْْۚمُكْنِم ِرْمَ ْلَا ىِلوُا َو َل ْوُس َّرلا اوُعْيِطَا َو َ هاللَّ اوُعْيِطَا ا ْٰٓوُنَم ا َنْيِذَّلا اَه ِ هاللَّ ىَلِا ُه ْوُّد ُرَف ٍءْيَش

َسْحَا َّو رْيَخ َكِل ذ ِِۗر ِخ ْلَا ِم ْوَيْلا َو ِ هللّٰاِب َن ْوُنِم ْؤُت ْمُتْنُك ْنِا ِل ْوُس َّرلا َو ًلْيِوْأَت ُن

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan kepada para pemimpin di antara kamu.

Kemudian jika kamu berselisih pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah dan Rasul Nya, jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir. Yang demikian itu lebih utama dan lebih baik akibatnya.” (QS. An-Nisa [4]: 59).45

Terkait dengan virus Covid-19 ini, sudah semestinya sebagai seorang muslim mengikuti apa yang telah ditetapkan oleh pemerintah

44 Dadang Kuswana,dkk, “Agama dan Wabah: Tanggapan Ulama Jawa Barat Atas Covid-19 Tahun 2020, (UIN Sunan Gunung Djati Bandung 2020), hal. 6.

45 Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahan, (Bandung: Sygma Exagrafika, 2009), hlm. 87.

Referensi

Dokumen terkait

Observasi parameter kedalaman luka menujukan bahwa 20 % pasien yang dirawat dengan menggunakan madu memiliki kedalaman luka sebatas hilangnya sebagian ketebalan kulit baik

Evaluasi Mutu Beras Berbagai Varietas Padi di Indonesia.. Balai Penelitian

Tindak tutur direktif adalah tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya agar mitra tutur melakukan tindakan sesuai apa yang disebutkan di dalam tuturannya. Tindak tutur direktif

bahwa Pengenaan Sanksi Terhadap Pelanggaran Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Kota Tangerang telah

bahwa pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam rangka percepatan penanganan Corona Virus Disease 2019 di Kota Tangerang telah diatur dalam Peraturan Wali Kota

Menimbang : a bahwa Pengenaan Sanksi Terhadap Pelanggaran Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar dalam Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di Kota

Dalam rangka menindaklanjuti Surat Edaran Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 19 Tahun 2021 tentang Penyesuaian Sistem Keija Pegawai

pembagian sampel disesuaikan banyaknya jumlah pedagang ikan bakar di masing-masing wilayah kecamatan di Kota Palu, sehingga sampel paling banyak yaitu di kecamatan