JURNAL RISET AKUNTA'VS' DA'V KEUANAAN Vol. 1, No. 1, Februad 2005
Hal.1-19
INVESTIGASI EMPIRIS TERHADAP PERILAKU FREE- NDING DALAM REAKSI PASAR TERHADAP PUBLIKASI
LABA GOOD NEWS DAN BAD NEWS
ANDREAS
LAKO
Fakultas Ekonomi Unika Soegijapronata; Mahasiswa
Sj
Akuntansi UGM.Abstract
This study purposes
to
investigate thefree-riding
behattiorfrom
stoek market actorsin
respondingto
the good and bad news earnings an- nouncements. Theoreticolly, free-riding (and externality) behaviors are the source of marketfailure,
which suggest that regulotion mrystill
be needed (Wolk etal.
2001; Scott, 2003). But, the empirical investigationwith
respectto
the issueis still rare.
Using the good and bad news earnings announcementsof
1998-2000from
LQ45firms
listedat
the Jakarta Stock Exchange anda
quasi-experimental design, the results show that there arefree-riding behaviorsfrom market actors in respond- ingto
the good news earnings announcementsfrom
treatment sample.However, this study
fails
tofind
thefree-riding
behaviorsfrom
market actorsin
respondingto
the bad news earnings onnouncernents. The study alsofinds a
number of phenomenathat
reflectedthe
market anomaly. For thefuture research, this study suggests to extend the samples ond periodsof
earnings announcements, aswell
as appty the theory and modelsof
behavioral finance.Kata
kunci: free-riding,
good news, bad news, quasi-experimentol, treafinent sampledut
contrul sample.Pendahuluan
Penelitian sebelumnya (Lako 2004) menunjukkan bahwa ada perilakti free-riding
dalam reaksi pasarterhadap pengumuman laporan keuangan dari emiten LQ45 BEJ selama periode 1998-2000. Temuan tersebut mengindikasikan ada kegagalan mekanisme pasar untuk membatasi perilaku /ree-riding dari para pelaku pasar saham (market actors).
Namun karenadalam desainrisetnyabelummemisahkan kelompok sampeltreatment dan sampel control ke dalam kelompok sampel yang
mengu.u*k*
labi good news danJMK, Februari2005
lababad news, maka validitas empiris dari hasil-hasil studi tersebut masih dipertanyakan dan perlu diuji lebih lanjut.
Karena itu, tulisan ini bertujuan untuk menginvestigasi apakah terjad ipeilakufree- riding dalarnreaksi pasar terhadap publikasi laba good news (selanjut disingkat IabaGN) dan laba bad nans (laba BN). Studi-studi empiris yang menginvestigasi
peilakttftee-
riding dalam respon pasar terhadap publikasi laba GN dan laba BN di Indonesia masih sangat minim, bahkan mungkin belum ada. Sementara di Amerika Serikat (AS), seperti studi yang dilakukan Firth (1976)yaflgmenginvesti gasiisu"information transfer" dalarr publikasi kinerja perusahaan, dan Foster (1981) dan Clinch dan Sinclair (1987) yang memfokuskan investigasi padapublikasi laba, mendokumentasikan bahwapengumuman informasi laba atau kinerja keuangan memiliki kandungan informasi (information con- tent) bagi perusahaan-perusahaan yang mengumumkan (announcingfir*s)
dan jugauntuk perusahaan-perusahaan lain dalam industri sama yang tidak mengumumkan (narr- reportingfirm.s). Indikasi tersebut tercermin dari adanya abnormal returns pada periode peristiwa pengumuman tidak hanya lurttttk announcing firm.s tapi juga untttk non- an- nouncing firms.
Karena belum ada bukti empiris yang menunjukkan ada
(idak
ada) praklikfree- riding dalamrespon pasar terhadap publikasi laba GN dan laba BN, maka riset ini adalah riset pertama yang memberikan bukti empiris untuk literatur akuntansi dan keuangan berkenaan dengan isu tersebut. Sama seperti studi sebelumnya (Lako 2004c), untuk menginvestigasi isu tersebut studi ini menggunakan sampel dari perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam Indeks LQ45 BEJ yang mengumumkan laba (laporan keuangan)1 998-2000, dan mengaplikasikan desain quasi-experimental.
Hasil investigasi menunjukkan bahwa terjadi penlaku, free-riding dalam respon pasar terhadap publikasi laba GN 1998-2000. Indikasi ini tampak dari arah peningkatan nilai AAR dari emiten sampel treatment (ST) yang mengumumkan laba GN dan sampel control (SC) yang belum mengumumkan laba pada hari t.0 dan
t.l.
Untuk publikasi laba BN, hasil analisis menunjukkan tidak terjadi atau sulit untuk disimpulkan terjadi perilaku free-riding dalam respon pasar saham terhadap publikasi laba BN. Hal ini disebabkankarena arah pergerakan nilai AAR dari emiten SC pada hari t.0 dan
t.l
selalu berlawanandengan arah pergerakan nilai AAR dari emiten ST.
Sistematika tulisan ini adalah sebagai berikut. Setelah pendahuluan, bagian kedua membahas telaah literatur dan pengembangan hipotesis. Bagian ketiga memaparkan desain penelitian yang digunakan, dan bagian keempat berisi analisis hasil dan pengujian hipotesis.
Bagian terakhir berisi kesimpulan, disksusi dan usulan riset di masa depan.
lnvestlgasi Empiris Terhadap Perilaku ..., Andreas Lako
Telaah Literatur dan Perumusan Hipotesis Free-riding
Informasi akuntansi atau informasi laporan keuangan sebagai suatupublic goodst yang diproduksi oleh suatu korporat dalam suatu pasar iebas (frie markeilmengf,adapi dua masalah serius (Wolk et al. 2001). Masalah pertama adalah externality. Masalah
ini
muncul jika seorang produser atau perusahaan tidak mampu untuk menginternalisasi atau membebankan kos-kos produksi informasi pada semua pemakai informasi akuntansi.
Masalah kedua adalah free riders, yaitu orang-orang yang mengkonsumsi informasi akuntansi (public goods) namun mereka tidak memiliki kewajiban untuk membayar kosnya (no cost). Secara konseptual, dua problema tersebut merupakan salah satu sumber kegagalan pasar (market
failure)
yang menyebabkan information asymmetry dalam pasar informasi akuntansi2 (Scott 2003).MenurutWolketal. (2001)dan Scott(2003), suatuinformasi akuntansiyangdiumum- kan oleh suatu perusahaan dapat membawa implikasi atau ekspektasi pasar terhadap perusahaan-perusahaan lain dalam industri sejenis yang tidak mengumumkan informasi tersebut. Artinya bahwa harga-harga sekuritas dari perusahaan-perusahaan tersebut dapat saja meningkat (menurun) akibat korporat lain dalam industri sejenis mempublikasikan informasi akuntansi yang memil iki " signaling" tertentu.
Dengan demikian, publikasi laba GN dan laba BN yang memil iki"signalingl' yang lebih spesifik dan lebih kuat dibanding laporan keuangan diduga, selain akan direspon secara berbeda oleh investor, juga akan membawa implikasi positif (negatif) terhadap harga-harga sekuritas dari perusahaan-perusahaan lain dalam industri sejenis yang belum mempublikasi laba. Dengan kata lain, publikasi laba GN (BN) dari suatu perusahaan dapat membawa dampakpositif (negatif) terhadap kenaikan (penurunan) harga-harga sekuritas dari perusahaan-perusahaan pesaing dalam industri yang sama yang belum mengumumkan laba. Padahal dalam kenyataannya, belum tentu kinerjalaba yang sesunguhnya dari perusahaan-perusahaan tersebut sama dengan yang dipersepsi dan diekspektasikan oleh investor.
Dengan demikian,perilakufree riding danfree riders tidak hanya dapat merugikan bagi emiten yang mempublikasikan laba, tapi juga dapat merugikan atau menguntungkan bagi para emiten yang belum mengumumkan laba. Karena itu, perilaku free-riding atau intra-industry infurmation transfers mencerminkan kegagalan dari mekanisme pasar modal untuk membatasi p
eilaku"irrotionality"
daipnra pelaku pasar. Selanjutnya, riset- riset berkenaan dengan isu tersebut dapat memberikan atau memiliki implikasipentingI woltetal. (2001) mendefinisikanpublic goods sebagai komodias-komoditas, yang sekali diproduksi, dapat dikonsumsi tanpa mengurangi peluang untuk konsumsi oleh pihak-pihak lainnya. Iiformasi akuntansi secara bebas dapat berpindah dari orang ke orang; dan setiap orang dapat mengkonsumsi isi informasi tersebut.
2 Selain problemaexternalities danfree-riding,scott (2003) juga menyebutproblemaadverse selec- tion, moral hazard dan lemahnyaznanimitysebagai sumberkegagalan pasarsehinggamemerlukan eksistensi dari badan-badan regulator untuk pembuatan standard setting.
JRAK, Februari 2005
kepada standard setters unitkpembuatan kebijakan atau pengambilan keputusan-keputusan penting berkenaan dengan reguasi pasarmodal danstandard settings akuntansi (Schipper
1990; Scott 2003).
Laba Good
Aleurs danBadlVews
Dibandingkan dengan item-item utama laporan keuangan lainnya, laba(earnings) dinilai sebagai item y?rng paling mendapat perhatian dari para pelaku pasar saham. FASB dalam StatementofFinancialAccountingConcepts (SFAC)No. I (1978) par.43menyatakan bahwa fokus utama dari pelaporan keuangan adalah informasi tentang kinerja suatu perusahaan yang disajikan melalui ukuran-ukuran laba dan komponen-komponennya.
Selanjutnya, SFAC No.1 (par. 47) menyatakan bahwa para investor, kreditor dan lainnya sering menggunakan laba yang dilaporkan dan informasi tentang komponen-komponen laba dalam berbagai cara dan untuk o-erbagai tujuan dalam menilai prospek mereka untuk aliran kas dari investasi perusahaan atau dari pinjaman-pinjaman.
Dengan demikian, publikasi informasi laba GN (laba BN) oleh suatu perusahaan akan direspon secara positif (negatif) secara signifikan oleh pelaku pasar saham. Hasil studi Ball dan Brown (1968), Foster (1977), Beaver at al. (1979),Ball dan Kothari (1991), Hayn (1995), Basu (1997), Collins et al. (1997), Collins et al. (1999), dan Lako (2A02, 2004a,b,c) memberikan bukti-bukti empiris yag mendukung proposisi tersebut. Reaksi positif (negatif) tersebut juga akan mempengaruhi persepsi dan ekspektasi pasar secara agregat terhadap kinerja laba dari perusahaan-perusahaan lain dalam industri sejenis yang belum mengumumkan laba. Persepsi dan ekspektasi tersebut dapat mempengaruhi perilaku keputusan investasi investor dalam membeli, menahan atau menjual saham-saham dari perusahaan-perusahaan emiten yang belum mempublikasikan laba (Firth I 976, Foster l98l , Clinch dan Sinclair 1987, Pownall dan Waymire 1989, Schipper 1990).
Pengembangan dan Perumusan Hipotesis
Model sistem informasi untuk teori keputusan memprediksikan bahwa para inves- tor menggunakan informasi laporan keuangan terbaru, seperti laba bersih GN dan BN dan arus kas bersih, untuk memprediksikan eqrnings power atau arus kas perusahaan di masa depan. Informasi laba dan arus kas tersebut dapat digunakan untuk memprediksi return investasi di masa depan (Scott 2003). Hasil pengujian empiris dari Ball dan Brown (1968), Foster (1977), Beaver et al. (1979), Patell dan Wolfson (1982), Ball dan Kothari (1991), Hayn (1995), Collins et al. (1997), Collins et al. (1999), Conrad et al (2003), Lako (2003, 2004a,b,c) dan Lako dan Hartono (2005) menunjukkan bahwa publikasi laba GN dan laba BN memiliki kandungan informasi (information content) untuk para investor pasar saham, dan daya penjelas (explanatory power) dari laba GN dan laba BN dalam menjelaskan retum saham secara statistik berbeda secara signifikan.
Berkenaan dengan prediksi dan bukti-bukti empiris tersebut, patut diduga bahwa publikasi laba GN oleh suatukorporatakanmembawa sejumlah sinyal ("sigealingl')positif ke pasar saham. Sinyal tersebut akan mempengaruhi persepsi, ekspektasi, dan perilaku
lnvestigasi Empiris Terhadap Perilaku ..., Andreas Lako
keputusan dari para investortidakhanya terhadap nilai pasarperusahaan yang mempublikasi laba GN, tapi juga terhadap nilai pasar dari perusahaan-perusahaan pesaing dalam industri sejenis yang belum mempublikasikan laba. Jika para investor (asumsinya investor adalah unsophisticated inv:estors) merespon secara positif terhadap publikasi laba GN dari suatu korporat, maka para investor tersebut juga akan mengapresiasi secara positif terhadap harga-hargasaham dari perusahaan-perusahaan pesaing dalam industri sejenis yang belum mengumumkan laba. Dalam hal ini, perusahaan-perusahaan pesaing(free riders) tersebut, yang dalam riset ini dikategorikan ke dalam samp el control (SC), ikut menikmati kenaikan abnormal returns tanpa harus mengeluarkan kos produksi informasi (no cost).
Berdasarkan proposisi tersebut, maka hipotesis yang diajukan (dalam bentuk hipotesis alternatif) berkenaan dengan indikasi perilakufree riding dalam respon pasar terhadap publikasi laba GN adalah sebagai berikut:
Hurr
Rata-rata return abnormal (AAR) dari emiten sampel control yang belum mem- publikasikan laba akan meningkat secara signifikan setelah emiten sampel treat- ment mempublikasikan laba good nans.Sebaliknya, patut juga diduga bahwa publikasi laba BN oleh suatu korporat juga dapat membawa sejumlah sinyal ("singnalingl') negatif ke pasar saham. Sinyal tersebut juga dapat mempengaruhi persepsi, ekspektasi, dan perilaku keputusan dari para investor terhadap nilai pasar dari perusahaan-perusahaan pesaing dalam industri sejenis yang belum mempublikasikan laba. Jika para investor merespon secara negatif terhadap publikasi laba BN dari suatu korporat (dalam studi ini dikategorikan ke dalam sampel treatment),maka para investor tersebutjuga akan mengapresiasi secara negatifterhadap harga-harga saham dari perusahaan-perusahaan pesaing (SC) dalam industri sejenis yang belum mengumumkan laba. Dalam hal
ini,
perusahaan-perusahaan pesaing tersebut akanikut
mengalami penurunan abnormal returns secarasignifikan. David (1997),Veronosi (1999),Collins et al. (1999) dan Conrad et al. (2003) memprediksikan bahwa tingkat penurunan abnormal returns akibat publikasi laba BN akan jauh lebih besar dibanding tingkat kenaikan abnor- mal returns jika perusahaan-perusahaan mempublikasi laba GN.Berdasarkan dugaan tersebut, hipotesis altematif yang diajukan berkenaan dengan perilaknfrce riding dalamrespon pasar terhadap publikasi laba BN adalah sebagai berikut:
Hr:
Rata.rata return abnormal(AAR) dari
emiten sampelcontrol
yang belum mempublikasikan laba akan menurun secara signifikan setelah emiten sampel treat- ment memptblikasikan laba bad news.Desain Riset Metode Quasi-Experimental
Untuk menginvestigasi apakah
terjadi
peilalat frce-riding dalam reaksi pasarterhadap publikasi laba GN dan laba BN, studi ini menggunakan desain quasi experimen- tal. Christensen (1988) mendefinisikan desain quasi-experimental sebagai suatu desain
JRAK, Februari 2005
eksperimental yang tidak harus memenuhi semua persyaratan penting untuk mengontrol pengaruh dari variabel-variabel ekstemal (extranous). Dalam banyak kasus, persyaratan yang tidak harus terpenuhi tersebut m erupakan random assigment daipara subyek untuk grup-grup yang ada. Karena itu, desain quasi-experimentalmerupakan tipe desain riset terbaik yang tersedia untuk digunakan dalam beberapa studi lapangan dimana orang ingin membuat suatu inferensi kausal.
Menurut Cook dan Campbell (1979) dan Christensen (1988), dalam studi yangmeng- gunakan desain quasi-experimental, periset perlu menentukan experimental group dan control group yang tidak ekuivalen secarajelas. Hasil-hasil yang diperoleh dari kedua grup tersebut selanj utnya diperbandingkan. Meneurut Abdel-khalik dan Aj inky a (1 97 9), seorang periset dapat menggunakan desain quasi-experimental jikadata yang digunakan berasal dari observasi dunia nyata, atau dari peristiwa-peristiwa yang terjadi tanpa intervensi langsung dari periset tersebut.
Dalam studi ini, dua grup sampel yang tidak ekuivalen yaitu sampe I treatment (ST)
dan sampel control (SC) diperbandingkan untuk mengetahui apakah
terjadipeilaktfree-
riding dalam reaksi pasar terhadap publikasi laba GN dan laba BN. Kelompok ST adalah kelompok emiten yang mempublikasikan laba tahunan, sementara kelompok SC adalah kelompok emiten dalam industri yang sama yang belum mengumumkan laba.Sampeldan
DataSampelpenelitianmeliputi seluruhemiten LQ45 yangmempublikasikan laba(laporan keuangan tahunan) 1998 - 2000 selama Pebruari - Juli tahun 1999 - 2001. Emiten yang tidak mempublikasikan laba selama periode tersebut dikeluarkan dari sampel. Sampel dibagi menjadi dua grup: 1) grup sampel treatment (ST) yaitu emiten-emiten yang mempublikasikan labanya lebih awal dari emiten-emiten lain yang berasal dari industri yang sama; dan2) grup sampel control (SC)yaitu emiten-emiten yang belum mengumum- kan labaketika ST dari industri yang samamempublikasikan laba. Pengurutan ST dan SC didasarkan pada kelompok industri sejenis.
Karena itu, emiten treatment yang telah mengumumkan laba namun tidak memiliki emiten control dlkeluarkan dari sampel. Selain itu, dua emiten atau lebih dalam kelompok industri sejenis yang mengumumkan laba pada tanggal yang sama juga dikeluarkan dari sampel. Emiten control yang mengumumkan informasi lain, seperti dividen dan stock split,pada tanggal emiten treatment mengumumkan laba juga dikeluarkan dari sampel.
Dengan demikian, jumlah observasi untuk ST dan SC untuk publikasi laba 1998-2000 masing-masing adalah 52,45 dan 54 observasi seperti tampak dalam Tabel
l.
Perincian tentang emiten yang mempublikasi laba GN dan laba BN serta tanggal publikasi laba emiten LQ45 disajikan dalam Lampiran 1,2 dan33.3 Suatu informasi laba dikategorikan sebagai laba good news (GN) jika hasil pengurangan nilai laba tahun berjalan dengan tahun sebelumnya dibagi dengan tahun sebelumnya adalah lebih besar dari nol. Sebaliknya, informasi laba dikategorikan sebagailababad news @N) jika hasil pengurangan nilai laba tahun berjalan dengan
lnvestigasi Empiris Terhadap Perilaku ..., Andreas Lako
TABELI
SAMPEL
rfiEl
TMENT D N:{ SAMPEL CONTROZ PUBLIKASILABA G OODNEITI^S DAN LABA BA D NEI'IS PERIODE 1998 - 2OOOTanggal publikasi laba (laporan keuangaQ diperoleh dari
Biro
PKP Bapepam.Tanggal publikasi laba dari Bapepam diasumsikan sebagai sumber informasi akuntansi pertama yang resmi diketahui pasar. Aturan Bapepam (1996) mewajibkan semua perusahaan go public wajib menyerahkan laporan keuangan kepada Bapepam sebelum diumumkan kepadapublik. Data emiten LQ45 dan abnormal retum saham diperoleh dari Pusat Database Pasar Modal PPA UGM.
Metoda
Analisa
DataProsedur untuk menganalisa perilaku free-riding dalam reaksi pasar terhadap publikasi laba GN dan laba BN adalah: Pertama, mengelompokkan sampel menjadi dua grup, yaitu grup ST dan SC seperti telah diuraikan di atas. Kedua, menentukan periode peristiwa (event period) dan periode estimasi (estimation period) dari publikasi laba.
Periode peristiwa adalah 5 hari (t.-2 - t.2) dan periode estimasi adalah 100 hari (t.-100, 0).
Ketiga, menghitung cummulative abnormal returns (CAR) dan average abnormal re- /arns (AAR). CAR dihitung dengan menjumlahkan AR dari seluruh sekuritas pada hari ke-t; dan AAR dihitung dengan membagi CAR seluruh sekuritas pada hari ke-t dengan jumlah sekuritas.
Keempat, menghitung kesalahan standar estimasi (KSE) dan AR standarisasi, serta signifikansi AAR. Untuk mengukur signifftansi AAR selama periode peristiwa, digunakan rumus f-teslberikut:
(l)
BKSE Notasi:
t :
t-testp :
parameter yang diuji signifikansinyaKSE :
Kesalahan standar estimasitahun sebelumnya dibagi dengan tahun sebelumnya lebih kecil dari nol. Menurut Scott (2003), dengan membedakan informasi laba berbasis historical cosr ke dalam GN dan BN, maka informasi laba dapat bermanfaat bagi investor dalam memprediksikan expected returns dan expected risks korporat di masa datang.
Tahun Observasi Laba Good News Laba Bad News
Treatment (T) Control (C) Treatment (T) Control (C )
1998 52 8 8 t8 l8
1999 46 l8 t8 5 5
2000 54 l3 t3 t4 t4
Pool 152 39 39 37 37
8 JMK, Februari2005
Pengujian t-test dilakukan dengan menstandarisasi nilai AR. Perhitungan AR standarisasi dilakukan dengan membagi
AR
dengan KSE. KSE merupakan kesalahan standar pada saat mengestimasi nilaiAR dan dilalcukan untuk setiap sekuritas. Karena itu, AR standarisasi sekuritas ke-i dapat dihitung dengan rumus berikut:(2)
ARS,. = KSEi Notasi:ARS,.,: abnormal return standarisasi saham ke-i pada hari ke-t
di
periode peristiwaUntuk menghitung KSE berdasarkan rata-rata retum pada periode estimasi, maka digunakan rumus berikut:
AR;,
(3)
KSEi:
j=ttik, -nf
Tr_,
Keterangan:
KSE,
:
kesalahan standar estimasi untuk sekuritas ke-iR. U
, :
r€tum sekuritas ke-i untuk hari ke-j selama periode estimasiRi :
rata-raita sekuritas ke-i selama periode estimasiT,.,
= jumlah hari di periode estimasi, yaitu dari harike-tl
sampai hari ke-t2 Langkah terakhir adalah membandingkan nilaiNS*
denganAARpada hari ke-t untuk menguji level signifikansi reaksi pasar.Anatisis
HasilHasil perhitungan AAR dan level signifikansinya dari publikasi laba GN dan laba BN 1998, 1999 dan 2000 untuk ST dan SC selama periode peristiwa pengumuman laba (t.-2 - t.2) disajikan dalam Tabel2dan Tabel 3. Sementara visualisasi nilai AAR dari laba GN dan laba BN 1998 - 2000 selama periode peristiwa pengumuman laba dalam bentuk grafik disajikan dalam Gambar 1,2,3, dan 4 untuk publikasi laba GN dan Gambar 5,6 7 dan 8 untuk publikasi laba BN. Berikut pembahasan dan interpretasi terhadap hasil-hasil tersebut.
lnvestigasi Empiris Terhadap Perilaku ..., Andreas Lako
I
TABEL2
AAR DARI L ABA GOOD NEWS IggS - 2OOO T,NTUK SAMPFI TREATMENT DA}[SAMPELCONTROL
TABEL3
AAR DARI L ABABAD NETS 1998 - 2OOO TJNTUK SAMPELTREATMENT DAI\TSAMPELCONTROL
Periode Peristiwa
AAR 1998 AAR I999 AAR 2OOO AAR 1998-2000
ST SC ST SC ST SC ST SC
-0.0027 0,0630* -0,0371 n nsas+r+ 0-0038 -0.0013 -0.0120 0.0388
-0.0084 0,0301 * 0,0151*t 0,0078 0-0007 0.0191 0.0025 0.0190
0 -0.0056 0.0161 0,0008* -o.0267 0-00t 8 -0.0063 -0.0010 -0,0056.
0.0003 0.0340 -0,0016 0,0634*++ 0-0021 0.0140 0.0003 0,037 I r* *
2 0.0070* -0.0 r 63 -0.0029 -0,0052** * -0,0022 0.0001 0.0007 -0.007 I
CAAR -0.0094 0.1267* -0.0258 0.0938r+ 0,0063 o.0257 -0.0097 0.082 I
Periode Peristiwa
AAR I998 AAR 1999 AAR 2OOO AAR 1998-2000
ST SC ST SC ST SC ST SC
0.0253 -0.0008 0.0074 0,0464 0,0044 -0.01 57 0_0124 0.0010
-l -0.0072 0,0329 -0,0132 -0.0083 0.0371 *** 0.0077 0.0056* 0.0108r *
0 n o<1rri* 0.031 3* .0.0099 -0.0325 o oroT**+ _0.0048*** 0.021 3 _0r0020*+r
0.034litr 0.0277 0,0 I 62+r 0 0646r* -0,0078 .0.0295r*+ o-o142*r* 0-0210 2 0,0351.r* 0,0334 -0-0140 -0.0028 0-0045 -0.0103 0.0085 o oo6R**
CAAR 0.1 405r*+ 0. I 245**t -0.0137 i 0674*++ o oSRq** _0.0524+** 0.0619rf 0_0465+r+
Keterangan:
ST SC
AAR CAAR
Sampel trealment Sampel control
average abnormal returns
cummulative average abnonnal returns
Signifikan pada level l0 %
(t>
1,289 untuk two tailed test) Signifikan pada level 5 yo (t> 1,645 untuk two tailed test) Signifikan pada level I % (t> 2,326 un1'rtk two tailed test)Publikasi laba
GN(Pengujian Hipotesis
H"r)Tabel2 memperlihatkan bahwa nilai AAR dari laba GN selama periode peristiwa publikasi laba 1998, 1999 dan 2000 baik untuk ST maupun untuk SC adalah lebih besar (lebih kecil) dari nol. Hal ini menunjukkan bahwa pasar saham tidak hanya bereaksi secara positif (negatif) terhadap harga-harga saham dari perusahaan-perusahaan emiten yang mempublikasikan laba GN, tapi juga terhadap harga-harga saham dari perusahaan- perusahaan pesaing dalam industri yang sama yang belum mempublikasikan laba. Secara keseluruhan (data panel untuk 1998-2000), nilai AAR dari ST selama periode peristiwa pengumuman laba GN lebih rendah dari nilai AAR dari SC. Bahkan nilai AAR dari SC pada t.0 dan
t.l
lebih tinggi dan secara statistik signifikan pada levelI
%o daripada nilai AARdari ST. Secarakumulatif, nilai CAARdari SC (0,08208) lebihtinggi daripadanilai CAAR dari ST (-0,000964){o
:
JMK, Februai 2005
0,07fi)0
o,06o0o
0,05m0
0,o{0m
0,Gxm d
i
o,ozooo=z
0,0t000
0,(xxm
{,01(m
-0,02000
{,8000
Gambar 1: AAR dad Laba Good.Nours 199E
Gambar 2: AAR darl Laba Good Naws 1999
0,08(m
0,06(m
0,9000
E 0'02m0
{ !
z o,ooooo
{,02000
{,04ooo
.0,06000
Perlod. P.d.tm
lnvestigasi Empiris Terhadap Perilaku ..., Andreas Lako 11
0,02500
0,02000
0,01500
-_ 0,01ilro
{ !
E o,o**
0,00000
-0,005{x,
;-0,01fl10
o,05{n0
0,0,1000
0,03m0
d 0,02m0
E o,orooo
0,00fl)0
-0,01000
{,02m0
Gamber 3: AARdarl Laba Good News 2(xl0
Gambar 4: AAR dari Laba Good News 1 998-2000
JRAK, Februari 2005
Secara visualisasi, Gambar
I
dan 3 memperlihatkan bahwa pasar saham bereaksi secara positif terhadap publikasi laba GN dari ST pada hari t.0; sementara Gambar 2 memperlihatkan bahwa pasar saham pada hari t.0 bereaksi secara negatif terhadap publikasi laba GN dari ST. Namun, Gambar I dan 3 juga memperlihatkan bahwa apresiasi positif para investor saham terhadap publikasi laba GN dari ST tidak secara otomatis membuatmerekajugamengapresiasi secarapositifterhadap nilai sekuritas dari SC karenaterlihat bahwa nilai
AAR
dari SC pada hari t.0 menurun secara signifikan. Secara keseluruhan, Gambar 4 menunjukkan penurunan secara signifikan nilai AAR dari SC pada hari t.0 bahkan melampauinilaiAARdari
ST.Namun pada hari
t.l,
Gambar1,2
dan 3 memperlihatkan bahwa para investor mengapresiasi secara positifdan signifikan terhadap harga-harga sekuritas dari SC, bahkan jauh di atas harga-harga sekuritas dari ST Secara keseluruhan, Gambar 4 memperlihatkanindikasi tersebut. Tabel2 menunjukkan bahwa nilai AAR dari SC dari hari t.0 ke
t.l
meningkat secara drastis dari -0,00565 ke 0,03 7 I 3; sementara peningkatan nilai AAR dari ST dari -0,00102 ke 0,00029 tampaksangatkecil. Gambar4jugamemperlihatkanbahwa pada hari t.2, pasar saham masih mengapresiasi secara positif (meskipun kecil) terhadap saham-saham dari emiten
Sl
sebaliknya nilai AAR dari saham-saham emiten SC menurun kembali secara drastis.Dari uraian di atas, terlihat bahw4 meskipun pada hari t.0 nilai AAR (mencerminkan harga-harga saham) dari SC menurun secara drastis, namun pada hari
t.l
jusku meningkat secara signifikan sehingga fenomenaini
mengindikasikan adanya perilaku free-ricling dalam respon pasar terhadap publikasi laba GN. Penurunan nilai AAR dari SC pada t.0 mungkin disebabkan karena para investor belum pintar (unsophisticated) atau masih ragu-ragu dalam mensikapi sinyal laba GN yang dipublikasikan oleh ST. Sementara kenaikannilaiAARpada hari t.1 menunjukkan bahwa investor memberikan apresiasi yang tinggi terhadap publikasi laba GN dari ST dan memprediksikan perusahaan-perusahaan pesaing dalam industri sejenis (SC) juga akan memiliki kinerja laba GN yang samaa.
Berdasarkan argumentasi tersebut, maka pernyataan hipotesis Hu, bahwa rata- rata return abnormal (AAR) dari emiten sampel control yang belum mempublikasikan laba akan meningkat secara signifikan setelah emiten sampel treatment mempublikasikan laba good news dapat didukung secara empiris. Bukti empiris ini mendukung bukti empiris yang dilaporkan dalam studi Firth (1976),Foster (1981), Clinch dan Sinclair (1987) dan Pownall dan Waymire (1989).
a Hasil analisis terhadap data tanggal publikasi laba dari emiten ST dan SC, seperti terlihat dalam Lampiran I , 2 dan 3, menunjukkan bahwa jarak antara tanggal publikasi laba dari emiten ST dengan emiten SC selisihnya cukupjau[ paling sedikit berselang dua hari. Dengan demikian, patut diduga bahwa kenaikan nilai AAR dari SC pada
t.l
lebih banyak dipicu oleh perrlalrlu free-riding dui para investor dalam merespon terhadap publikasi laba GN dari emiten ST.lnvestigasi Empiris Terhadap Perilaku ..., Andreas Lako
Publikasi laba
BN(Pengujian Hipotesis
H"r)Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai
AAR
dari laba BN selama periode peristiwa publikasi laba tahunan 1998-2000 baik untuk ST maupun untuk SC adalah lebih besar (lebih kecil) dari nol. Hal ini menunjukkan bahwa para investor tidak hanya bereaksi secara positif (negatif) terhadap harga-harga saham dari emiten ST yang mempublikasikan laba BN, tapi juga terhadap harga-harga saham dari emiten SC yang belum mempublikasikan laba. Secara keseluruhan ( 1998-2000), para investor merespon secara positif dan signifikan terhadap pubikasi laba BN dari ST pada hari t.0 (signifikan pada level 5 %). Namun pada hari yang sama (1.0), para investor justru merespon secara negatif terhadap harga-harga saham dari emiten SC yangbelum mempublikasikan laba. TampakbahwanilaiAARdari ST yang mempublikasi laba BN meningkat secara signifikan dari 0,00556 padat.-l
ke 0,02132 pada t.0, sementaranilaiAAR
dari SC menurun secara signifikan dari 0,01077 (t.-1) ke -0,00196 (t.0). Fenomenaini
mengindikasikan ada anomali pasar (marketanomalf)
karena pasar saham justru merespon secara positif dan signifikan terhadap publikasi labaBN.Gambar 5: AAR dari Laba Bad News 1998
0,03000 E
I
o,or*oz
0,010(x)
0,0m00
{t,0!{m
{.02000
P.riorh kirlim
5 Jones (2000) mendefinisikan market anomaly sebagu suatu teknik atau strategi yang tampaknya bertentangan dengan pasar efisien(market effcient/. Scott (2003) menyatakan bahwaanomali pasar sekuritas efisien terjadi bila perilaku pasar sekuritas tidak konsisten dengan teori.
14
JMK, Februari2005Gambar 6i AAR dari L.ba Bad Nem ,999
Gamb.rT: AAR dari Laba Bad ilews 20(xl
0,05000
0,04000
0,03000
0,02000
5 0,01ooo z 0,00000
-0,01(xro
-0,02000
{t,03o(xt
-0,04o(xt
lnvestigasi Empiris Terhadap Perilaku ..., Andreas Lako
Gambar E: AAR darl Laba Bad News 1998-2000
Secara grafik, Gambar 5 dan 6 memperlihatkan bahwa pasar saham bereaksi secara positifterhadap publikasi laba BN dari ST pada hari t.0; sementara Gambar 7 menunjukkan bahwa pasar saham bereaksi secara negatif terhadap publikasi laba BN dari ST. Gambar
5,6
dan 7 menunjukkan bahwa investor memberikan apresiasi yang negatif terhadap harga-harga saham dari SC pada hari t.0. Secara keseluruhan, Gambar 8 memperlihatkanarah respon pasar yang berbeda dimana pasar saham merespon secara positif dan signifikan terhadap publikasi laba BN dari emiten ST, namun merespon secara negatif dan signifikan terhadap harga-harga saham dari emiten SC yang belum mempublikasi laba6.
Berbeda dengan hari t.0, Gambar 5 dan7 memperlihatkan bahwa apresiasi pasar terhadap publikasi laba BN dari emiten ST pada hari t. I mulai menurun. Sebalikny4 Gambar 6 menunjukkan bahwa apresiasi positif para investor pada hari
t.l
terhadap harga-harga sekuritasdari
emiten ST masih terus meningkat. Secara kesleuruhan, Gambar 8memperlihatkan bahwa apresiasi investor terhadap harga-harga saham dari emiten ST pada hari
t.l
mulai menurun, sementara apresiasi terhadap harga-harga saham dari emiten SCjustru meningkat secara signifikan. Padat-2,investor memberikan apresiasi yang negatif terhadap harga-harga saham dari emiten ST dan emiten SC.5 Akibat perilaku free-riding duifree riders (investor) ini, nilai pasar (na rket value) dari emiten SC menurun drastis. Dampak negatif ini apabila tidak diantisipasi oleh emiten SC dapat menimbulkan komplikasi masalah baru yang serius. Fenomena ini perlu juga mendapat perhatian serius dari Bapepam dalam pembuatan regulasi baru atau revisi regulasi yang sudah ada untuk m€mbatasi peilakufree-riding dari para pelaku pasar saham.
JRAK, Februari 2005
Dari uraian di atas, maka tampak bahwa arah pergerakan nilai AAR dari emiten SC pada hari t.0 dan
t.l
selalu berlawanan dengan arah pergerakan nilai AAR dari emiten ST sehingga sulit untuk disimpulkan terj adipenlakafree-riding dalamrespon pasar terhadap publikasi laba BN. Karena itu, pemyataan hipotesisH,
bahwa rata-raiareturn abnormal (AAR) dari emiten sampel controiyang belummefiublikasikan
laba akan menurun secara signifikan setelah emiten sampel treatment mempublikasikan laba bad newstidak dapat didukung secara empiris. Bukti empiris ini menunjukkan bahwa para investorBEJ (kususnya investor untuk emiten LQ45) adalah investor yang belum pintar (unsophisti- cated investors) yang belum cerdas dalam membaca sinyai-sinyal (signaling)positif
atau negatif dibalik angka-angka laba akuntansi yang dipublikasikan oleh emiten ST.
Kesimpulan
Tujuan dari studi ini, yang merupakan ekstensi dari studi Lako (2004c), adalah untuk menginvestigasi perilaku free-riding dalam reaksi pasar terhadap publikasi laba GN dan laba BN. Hasil investigasi mengindikasikan bahwa ada perilaku free-riding dalam respon
pasar terhadap publikasi laba GN periode 1998-2000. Indikasi ini tampak dari peningkatan secara signifikan dalam nilai AAR dari emiten SC pada t. 1, meskipun pada t.0 nilai AAR dari SC menurun secara drastisT. Untuk publikasi laba BN, bukti empiris yang ditemukan menunjukkan sulit untuk disimpulkan bahwa terjadi perilaktfree-riding dalam respon pasar saham. Hal ini disebabkan karena arah pergerakan nilai AAR dari emiten SC pada hari t.0 dan
t.l
selalu berlawanan dengan arah pergerakan nilaiAAR
dari emiten ST.Karena itu, sulit untuk disimpulkan bahwa terjadiperllalatfree-riding dalamrespon pasar terhadap publikasi laba BN.
Hasil studi ini juga mengindikasikan ada beberapa fenomena menarik yang perlu didiskusikan dan diinvestigasi lebih lanjut dalam riset-risetberikutnya. Studi ini menemukan indikasi bahwa pasar saham merespon secara negatif publikasi laba GN dari emiten ST pada hari t.0 (hari pengumuman), dan merespon merespon secara positif dan signifikan terhadap publikasi laba BN. Temuan ini mendukung temuan empiris dari Skinner (1994), Conrad et al. (2003), dan Lako (2003) yang melaporkan bahwa respon pasar terhadap publikasi labaBNpadatanggalpublikasi adalah lebihbesar(positif dan signifikandibanding responterhadap labaGN. Kedu4 tingkatpergerakan danperubahannilaiAARdaripublikasi laba GN dan laba BN dari emiten ST dan emiten SC pada hari t.0 dan t.1 berbeda secara signifikan sehingga sulit untuk dijelaskan dengan teori signaling atau teori pasar efisien.
Dua fenomena(market anomaly)tersebut di atas mungkin dapat dijelaskan dengan menggunakan teori dan model-model behavioral finance. Dalambeberapa tahun terakhir, teori dan model-model behavioralfinancemllaipopuler dan banyak dikembangkan serta
:' I Tren penurunan dan kenaikan nilai AAR dari ST pada hari t.0 dan t.l (meskipun kecil) adalah sama dengan tren penurunan dan kenaikan nilai AAR dari emiten SC.
lnvestigasiEmpiris Terhadap Perilaku ..., Andreas Lako
digunakan dalam sejumlah riset empiris untuk menjelaskan perilaku pasar saham yang diduga irasional dan kegagalan pasar untuk mengefisienkan nilai harga sekuit as dan glam- our sahamyang terjadi pada periode pengumuman suatu news tertenfit Lakonishok et al.
(1994), Barberis et al. ( 1998) dan Daniel et al. ( 1998) berpendapat bahwa efek glamour saham atau nilai harga sekuritas tersebut merupakan hasil kompilasi dari faktor-faktor psikologi investor (investors psycholog,t) sehingga studi-studi terhadap fenomena underreaction atau overreaction pasar saham terhadap suatu publikasi informasi keuangan perlu mempertimbangkan secara cermat faktor-faktor psikologi pasar tersebut.
Penelitian Selanjutnya
Keterbatasan utama dari riset
ini
adalah sampel penelitian (ST dan SC) yang digunakan hanya terbatas pada perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam Indeks LQ45 dan periode penelitian terhadap perilakufree-ridingterhadap publikasi laba GN dan laba BN hanya tiga tahun ( I 998-2000). Penggunaan sampel dan periode penelitian yang masih terbatas ini mungkin dapat menyebabkan kesimpulan dari hasil riset dan fenomena-fenomena yang diindikasikan dalam studi ini masih belum konklusif dan perlu diinvestigasi lanjut dengan menggunakan sampel yang lebih besar dengan periode penelitian yang cukup panjang. Studi-studi berkutnya juga perlu mengontrol peristiwa-peristiwa makro (corpo- rate macro events) dari grup emiten ST dan SC yang terjadi selama periode peristiwa publikasi laba GN dan BN dari grup emiten ST sehingga validitas empirisnya dari hasil- hasil yang dilaporkan dapat dipercaya.Investigasi lebih lanjut terhadap fenomena pe
ilaktfree-riding
dalamrespon pasar saham terhadap publikasi laba GN dan laba BN dengan menggabungkan antara teoripasar efisien denganteori danmodel-modelbehovioralfinance jugaperlu dipertimbangkan dalam riset-riset selanjutnya. Penggabungan tersebut diharapkan dapat menghasilkan suatu konklusi dan penjelasan yang lebih komprehensifterhadap suatu fenomenaperilakufree- riding dalam respon pasar saham terhadap publikasi laba GN dan laba BN.
Daftar
PustakaAbdel-khalik, A.R. dan B.B.
Ajinkya.
1979. Empirical Research in Accounting: A Methodological Viewpoint American Accounting AssociationBall, R. dan P. Brown. 1968. An Empirical Evaluation ofAccounting Income Numbers.
Journal of Accounting Research. Vol.
6.
159-178.dan S.P. Kothari. 1991. Security Returns Around Earnings Announcements. The Accounting Review. Vol. 9.
No.l.
3-18.Barberis, N., A. Shleifer, dan R. Vishny. 1998. A Model of Investor Sentiment. ./o urnal
of
Financial Economics. Vol. 49. 307-343,
Basu, S. 1997. The Coservatisme Priciple and the Asymmetric Timeliness of Earnings.
Journal of Accounting and Economics. Vol. 24. 3-37.
Beaver, W.H., R. Clarke dan W. Wright. lgTg.TheAssociation Between Unsystematic Security Returns and the Magnitude of Earnings Forecats. Journal of Accounting
{8
JRAK, Februari 2005Research. (Autumn). 316-340.
Clinch, G.J. dan N.A. Sincla ir. 1987.Intra-industry Information Releases: A Recursive Systems Approach. Journal of Financiar Economics.
vol.
9.No.l.
g9-106.Christensen, L.B. 1988. Experimental Methodologt Fourth Edition. Allyn and Bacon,Inc.
Boston.
Collins, D., E. Maydew dan L. Weis. 1997. Charryes in the Value Relevance of Earnings and
Book values over the
pastForty
years.Journal of
Accountrngaia
Economics. Yol 24. 3947 .
Role of Negative Earnings:. The Accounting Review.yol.74.29-61.
conrad, J., B. cornell, dan w.R. Landsman.20o2.when is Bad News Really Bad News?
Journal of Finance. Vol.
LVII.
No 6. (December). 2507-2532.cook,
T.D.
dan D.T.campbell.
1979. euasi-Experimentation: Design&
AnalysisIssues
for
Field Settings. HougthonMifflin
Company. Boston.Daniel, K., D. Hirshleifer dan A. Subrahmanyam. 1998. Investor Psychology and Security Market Under- and overreactions. Journal of Finance.
vol.
53. lg39-lgg5.David, A. 1997. Fluctuating Confidence in the Stock Markets: Implications for Return and Volatility. Journal of Financial and Quantitative Analysis. Yol. 32. 427-482.
FinancialAccounting Standards Board (FASB). 1978. Statement of Financial Accounting Concepts y'/o.1. Financial Accounting Standards Board.
Firth,
M.
1976. The Impactof
Earnings Announcements on Share Price Behaviorof
Similar Type Firms. Economic Journal. Vol. 96. 296-306.
Foster,
G,
1977. Accounting Earnings and Stock Prices of Insurances Companies. The Accounting Review. October. 686-698.Journol of Financial Economics. Vol. 3. No. 4. ZOI-232.
Hayn, C. 1995. The Information Content oflosses. Journal of Accounting & Economics.
Vol.20. 125-153.
Jones, C.P. 2000. Investments: Analysis and Management. 7th Edition. John
wiley &
Sons, Inc. New York.
Lako, A. 2002. Reaksi Pasar terhadap Publikasi Laba Emiten. Bank & Manajemerz. No.
64. (Januari-Pebruari). 45-5
l.
2003. Anomali Reaksi Pasar terhadap Publikasi Laba Good News dan Laba Bad News:
Bukti
Empiris dari Bursa Efek Jakarta. Manajemendan
(Jsahawan Indonesia. No.2. Th.XXXII
(Pebruari). t-12.2004a. An Empirical Investigation of the Market Response to the Good and Bad News Eamings Announcements with and without Confounding E ffects. The Journal
af Accounting,
Management,and
Economics Research.yol4. No l.
(Pebruary).15-44.
2004b. The Explanatory Power of Unexpected Earnings for Stock Abnormal
lnvestigasi Empiris Terhadap Perilaku ..., Andreas Lako
Retums during Uncertainty Periods. The Journal of Accounting, Management, and Economics Research. Vol. 4. No.2. (August).
2004c. Pengujian Empiris Indikasi Free-Riding dalam Reaksi Pasar Terhadap Pengumuman
Lgoyn
Keuangan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol.X.
No. 2.(September).200-220.
dan J. Hartono. 2005. Relevansi Nilai Informasi Laporan Keuangan untuk Pasar Saham: Pengujian Berbasis Return Model. Working Paper.
Lakonishok, J., A. Shleifer dan R. Vishny. 1994. Contrarian Investment, Extrapolation and Rjsk. Journal of Finance. Vol. 49. 154l-1578.
Pattel, J.
& M.
Wolfson. 1982. Good News, Bad News, and the Timingof
Corporate Disclosure. The Accouting Review. (July). 509-527.Pownall, G dan G Waymire. 1989. Voluntary Disclosure Choice and Earnings Information.
Journal of Accounting Research. Yol. 27 (Supplement). 85-105.
Shipper, K. 1990. Commentary oflnformation Transfers. Dalam Ray Ball dan S.P. Kothari (editor, 1994) "Financial Statement Analysis. I 1 8-128.
Scott, W.R. 2003. Financial Accounting Theory. Third Ed., Prentice-Hall International, Inc.
Skinner,
D.
lgg4. Why Firms Voluntarily Disclose Bad News? Journal of Accounting Research. Vol. 32. 38 - 60.Veronesi,
P
1999. Stock Market Overreaction to Bad News in Good Times: A rational Expectations Equilibrium Model. Review of Financial Studies. Vol. 12. 975-1007.Wolk, H.I., M.G Teamey dan J.L. Dood. 2001. Accounting Theory: A Conceptual and Institutional Approach. Fifth Edition. South-Western College Publishing.