• Tidak ada hasil yang ditemukan

109 89 2 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "109 89 2 PB"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL RISET AKUNTA'VS' DA'V KEUANAAN Vol. 1, No. 1, Februad 2005

Hal.1-19

INVESTIGASI EMPIRIS TERHADAP PERILAKU FREE- NDING DALAM REAKSI PASAR TERHADAP PUBLIKASI

LABA GOOD NEWS DAN BAD NEWS

ANDREAS

LAKO

Fakultas Ekonomi Unika Soegijapronata; Mahasiswa

Sj

Akuntansi UGM.

Abstract

This study purposes

to

investigate the

free-riding

behattior

from

stoek market actors

in

responding

to

the good and bad news earnings an- nouncements. Theoreticolly, free-riding (and externality) behaviors are the source of market

failure,

which suggest that regulotion mry

still

be needed (Wolk et

al.

2001; Scott, 2003). But, the empirical investigation

with

respect

to

the issue

is still rare.

Using the good and bad news earnings announcements

of

1998-2000

from

LQ45

firms

listed

at

the Jakarta Stock Exchange and

a

quasi-experimental design, the results show that there arefree-riding behaviorsfrom market actors in respond- ing

to

the good news earnings announcements

from

treatment sample.

However, this study

fails

to

find

the

free-riding

behaviors

from

market actors

in

responding

to

the bad news earnings onnouncernents. The study also

finds a

number of phenomena

that

reflected

the

market anomaly. For thefuture research, this study suggests to extend the samples ond periods

of

earnings announcements, as

well

as appty the theory and models

of

behavioral finance.

Kata

kunci: free-riding,

good news, bad news, quasi-experimentol, treafinent sample

dut

contrul sample.

Pendahuluan

Penelitian sebelumnya (Lako 2004) menunjukkan bahwa ada perilakti free-riding

dalam reaksi pasarterhadap pengumuman laporan keuangan dari emiten LQ45 BEJ selama periode 1998-2000. Temuan tersebut mengindikasikan ada kegagalan mekanisme pasar untuk membatasi perilaku /ree-riding dari para pelaku pasar saham (market actors).

Namun karenadalam desainrisetnyabelummemisahkan kelompok sampeltreatment dan sampel control ke dalam kelompok sampel yang

mengu.u*k*

labi good news dan

(2)

JMK, Februari2005

lababad news, maka validitas empiris dari hasil-hasil studi tersebut masih dipertanyakan dan perlu diuji lebih lanjut.

Karena itu, tulisan ini bertujuan untuk menginvestigasi apakah terjad ipeilakufree- riding dalarnreaksi pasar terhadap publikasi laba good news (selanjut disingkat IabaGN) dan laba bad nans (laba BN). Studi-studi empiris yang menginvestigasi

peilakttftee-

riding dalam respon pasar terhadap publikasi laba GN dan laba BN di Indonesia masih sangat minim, bahkan mungkin belum ada. Sementara di Amerika Serikat (AS), seperti studi yang dilakukan Firth (1976)yaflgmenginvesti gasiisu"information transfer" dalarr publikasi kinerja perusahaan, dan Foster (1981) dan Clinch dan Sinclair (1987) yang memfokuskan investigasi padapublikasi laba, mendokumentasikan bahwapengumuman informasi laba atau kinerja keuangan memiliki kandungan informasi (information con- tent) bagi perusahaan-perusahaan yang mengumumkan (announcing

fir*s)

dan juga

untuk perusahaan-perusahaan lain dalam industri sama yang tidak mengumumkan (narr- reportingfirm.s). Indikasi tersebut tercermin dari adanya abnormal returns pada periode peristiwa pengumuman tidak hanya lurttttk announcing firm.s tapi juga untttk non- an- nouncing firms.

Karena belum ada bukti empiris yang menunjukkan ada

(idak

ada) praklikfree- riding dalamrespon pasar terhadap publikasi laba GN dan laba BN, maka riset ini adalah riset pertama yang memberikan bukti empiris untuk literatur akuntansi dan keuangan berkenaan dengan isu tersebut. Sama seperti studi sebelumnya (Lako 2004c), untuk menginvestigasi isu tersebut studi ini menggunakan sampel dari perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam Indeks LQ45 BEJ yang mengumumkan laba (laporan keuangan)

1 998-2000, dan mengaplikasikan desain quasi-experimental.

Hasil investigasi menunjukkan bahwa terjadi penlaku, free-riding dalam respon pasar terhadap publikasi laba GN 1998-2000. Indikasi ini tampak dari arah peningkatan nilai AAR dari emiten sampel treatment (ST) yang mengumumkan laba GN dan sampel control (SC) yang belum mengumumkan laba pada hari t.0 dan

t.l.

Untuk publikasi laba BN, hasil analisis menunjukkan tidak terjadi atau sulit untuk disimpulkan terjadi perilaku free-riding dalam respon pasar saham terhadap publikasi laba BN. Hal ini disebabkan

karena arah pergerakan nilai AAR dari emiten SC pada hari t.0 dan

t.l

selalu berlawanan

dengan arah pergerakan nilai AAR dari emiten ST.

Sistematika tulisan ini adalah sebagai berikut. Setelah pendahuluan, bagian kedua membahas telaah literatur dan pengembangan hipotesis. Bagian ketiga memaparkan desain penelitian yang digunakan, dan bagian keempat berisi analisis hasil dan pengujian hipotesis.

Bagian terakhir berisi kesimpulan, disksusi dan usulan riset di masa depan.

(3)

lnvestlgasi Empiris Terhadap Perilaku ..., Andreas Lako

Telaah Literatur dan Perumusan Hipotesis Free-riding

Informasi akuntansi atau informasi laporan keuangan sebagai suatupublic goodst yang diproduksi oleh suatu korporat dalam suatu pasar iebas (frie markeilmengf,adapi dua masalah serius (Wolk et al. 2001). Masalah pertama adalah externality. Masalah

ini

muncul jika seorang produser atau perusahaan tidak mampu untuk menginternalisasi atau membebankan kos-kos produksi informasi pada semua pemakai informasi akuntansi.

Masalah kedua adalah free riders, yaitu orang-orang yang mengkonsumsi informasi akuntansi (public goods) namun mereka tidak memiliki kewajiban untuk membayar kosnya (no cost). Secara konseptual, dua problema tersebut merupakan salah satu sumber kegagalan pasar (market

failure)

yang menyebabkan information asymmetry dalam pasar informasi akuntansi2 (Scott 2003).

MenurutWolketal. (2001)dan Scott(2003), suatuinformasi akuntansiyangdiumum- kan oleh suatu perusahaan dapat membawa implikasi atau ekspektasi pasar terhadap perusahaan-perusahaan lain dalam industri sejenis yang tidak mengumumkan informasi tersebut. Artinya bahwa harga-harga sekuritas dari perusahaan-perusahaan tersebut dapat saja meningkat (menurun) akibat korporat lain dalam industri sejenis mempublikasikan informasi akuntansi yang memil iki " signaling" tertentu.

Dengan demikian, publikasi laba GN dan laba BN yang memil iki"signalingl' yang lebih spesifik dan lebih kuat dibanding laporan keuangan diduga, selain akan direspon secara berbeda oleh investor, juga akan membawa implikasi positif (negatif) terhadap harga-harga sekuritas dari perusahaan-perusahaan lain dalam industri sejenis yang belum mempublikasi laba. Dengan kata lain, publikasi laba GN (BN) dari suatu perusahaan dapat membawa dampakpositif (negatif) terhadap kenaikan (penurunan) harga-harga sekuritas dari perusahaan-perusahaan pesaing dalam industri yang sama yang belum mengumumkan laba. Padahal dalam kenyataannya, belum tentu kinerjalaba yang sesunguhnya dari perusahaan-perusahaan tersebut sama dengan yang dipersepsi dan diekspektasikan oleh investor.

Dengan demikian,perilakufree riding danfree riders tidak hanya dapat merugikan bagi emiten yang mempublikasikan laba, tapi juga dapat merugikan atau menguntungkan bagi para emiten yang belum mengumumkan laba. Karena itu, perilaku free-riding atau intra-industry infurmation transfers mencerminkan kegagalan dari mekanisme pasar modal untuk membatasi p

eilaku"irrotionality"

daipnra pelaku pasar. Selanjutnya, riset- riset berkenaan dengan isu tersebut dapat memberikan atau memiliki implikasipenting

I woltetal. (2001) mendefinisikanpublic goods sebagai komodias-komoditas, yang sekali diproduksi, dapat dikonsumsi tanpa mengurangi peluang untuk konsumsi oleh pihak-pihak lainnya. Iiformasi akuntansi secara bebas dapat berpindah dari orang ke orang; dan setiap orang dapat mengkonsumsi isi informasi tersebut.

2 Selain problemaexternalities danfree-riding,scott (2003) juga menyebutproblemaadverse selec- tion, moral hazard dan lemahnyaznanimitysebagai sumberkegagalan pasarsehinggamemerlukan eksistensi dari badan-badan regulator untuk pembuatan standard setting.

(4)

JRAK, Februari 2005

kepada standard setters unitkpembuatan kebijakan atau pengambilan keputusan-keputusan penting berkenaan dengan reguasi pasarmodal danstandard settings akuntansi (Schipper

1990; Scott 2003).

Laba Good

Aleurs dan

BadlVews

Dibandingkan dengan item-item utama laporan keuangan lainnya, laba(earnings) dinilai sebagai item y?rng paling mendapat perhatian dari para pelaku pasar saham. FASB dalam StatementofFinancialAccountingConcepts (SFAC)No. I (1978) par.43menyatakan bahwa fokus utama dari pelaporan keuangan adalah informasi tentang kinerja suatu perusahaan yang disajikan melalui ukuran-ukuran laba dan komponen-komponennya.

Selanjutnya, SFAC No.1 (par. 47) menyatakan bahwa para investor, kreditor dan lainnya sering menggunakan laba yang dilaporkan dan informasi tentang komponen-komponen laba dalam berbagai cara dan untuk o-erbagai tujuan dalam menilai prospek mereka untuk aliran kas dari investasi perusahaan atau dari pinjaman-pinjaman.

Dengan demikian, publikasi informasi laba GN (laba BN) oleh suatu perusahaan akan direspon secara positif (negatif) secara signifikan oleh pelaku pasar saham. Hasil studi Ball dan Brown (1968), Foster (1977), Beaver at al. (1979),Ball dan Kothari (1991), Hayn (1995), Basu (1997), Collins et al. (1997), Collins et al. (1999), dan Lako (2A02, 2004a,b,c) memberikan bukti-bukti empiris yag mendukung proposisi tersebut. Reaksi positif (negatif) tersebut juga akan mempengaruhi persepsi dan ekspektasi pasar secara agregat terhadap kinerja laba dari perusahaan-perusahaan lain dalam industri sejenis yang belum mengumumkan laba. Persepsi dan ekspektasi tersebut dapat mempengaruhi perilaku keputusan investasi investor dalam membeli, menahan atau menjual saham-saham dari perusahaan-perusahaan emiten yang belum mempublikasikan laba (Firth I 976, Foster l98l , Clinch dan Sinclair 1987, Pownall dan Waymire 1989, Schipper 1990).

Pengembangan dan Perumusan Hipotesis

Model sistem informasi untuk teori keputusan memprediksikan bahwa para inves- tor menggunakan informasi laporan keuangan terbaru, seperti laba bersih GN dan BN dan arus kas bersih, untuk memprediksikan eqrnings power atau arus kas perusahaan di masa depan. Informasi laba dan arus kas tersebut dapat digunakan untuk memprediksi return investasi di masa depan (Scott 2003). Hasil pengujian empiris dari Ball dan Brown (1968), Foster (1977), Beaver et al. (1979), Patell dan Wolfson (1982), Ball dan Kothari (1991), Hayn (1995), Collins et al. (1997), Collins et al. (1999), Conrad et al (2003), Lako (2003, 2004a,b,c) dan Lako dan Hartono (2005) menunjukkan bahwa publikasi laba GN dan laba BN memiliki kandungan informasi (information content) untuk para investor pasar saham, dan daya penjelas (explanatory power) dari laba GN dan laba BN dalam menjelaskan retum saham secara statistik berbeda secara signifikan.

Berkenaan dengan prediksi dan bukti-bukti empiris tersebut, patut diduga bahwa publikasi laba GN oleh suatukorporatakanmembawa sejumlah sinyal ("sigealingl')positif ke pasar saham. Sinyal tersebut akan mempengaruhi persepsi, ekspektasi, dan perilaku

(5)

lnvestigasi Empiris Terhadap Perilaku ..., Andreas Lako

keputusan dari para investortidakhanya terhadap nilai pasarperusahaan yang mempublikasi laba GN, tapi juga terhadap nilai pasar dari perusahaan-perusahaan pesaing dalam industri sejenis yang belum mempublikasikan laba. Jika para investor (asumsinya investor adalah unsophisticated inv:estors) merespon secara positif terhadap publikasi laba GN dari suatu korporat, maka para investor tersebut juga akan mengapresiasi secara positif terhadap harga-hargasaham dari perusahaan-perusahaan pesaing dalam industri sejenis yang belum mengumumkan laba. Dalam hal ini, perusahaan-perusahaan pesaing(free riders) tersebut, yang dalam riset ini dikategorikan ke dalam samp el control (SC), ikut menikmati kenaikan abnormal returns tanpa harus mengeluarkan kos produksi informasi (no cost).

Berdasarkan proposisi tersebut, maka hipotesis yang diajukan (dalam bentuk hipotesis alternatif) berkenaan dengan indikasi perilakufree riding dalam respon pasar terhadap publikasi laba GN adalah sebagai berikut:

Hurr

Rata-rata return abnormal (AAR) dari emiten sampel control yang belum mem- publikasikan laba akan meningkat secara signifikan setelah emiten sampel treat- ment mempublikasikan laba good nans.

Sebaliknya, patut juga diduga bahwa publikasi laba BN oleh suatu korporat juga dapat membawa sejumlah sinyal ("singnalingl') negatif ke pasar saham. Sinyal tersebut juga dapat mempengaruhi persepsi, ekspektasi, dan perilaku keputusan dari para investor terhadap nilai pasar dari perusahaan-perusahaan pesaing dalam industri sejenis yang belum mempublikasikan laba. Jika para investor merespon secara negatif terhadap publikasi laba BN dari suatu korporat (dalam studi ini dikategorikan ke dalam sampel treatment),maka para investor tersebutjuga akan mengapresiasi secara negatifterhadap harga-harga saham dari perusahaan-perusahaan pesaing (SC) dalam industri sejenis yang belum mengumumkan laba. Dalam hal

ini,

perusahaan-perusahaan pesaing tersebut akan

ikut

mengalami penurunan abnormal returns secarasignifikan. David (1997),Veronosi (1999),Collins et al. (1999) dan Conrad et al. (2003) memprediksikan bahwa tingkat penurunan abnormal returns akibat publikasi laba BN akan jauh lebih besar dibanding tingkat kenaikan abnor- mal returns jika perusahaan-perusahaan mempublikasi laba GN.

Berdasarkan dugaan tersebut, hipotesis altematif yang diajukan berkenaan dengan perilaknfrce riding dalamrespon pasar terhadap publikasi laba BN adalah sebagai berikut:

Hr:

Rata.rata return abnormal

(AAR) dari

emiten sampel

control

yang belum mempublikasikan laba akan menurun secara signifikan setelah emiten sampel treat- ment memptblikasikan laba bad news.

Desain Riset Metode Quasi-Experimental

Untuk menginvestigasi apakah

terjadi

peilalat frce-riding dalam reaksi pasar

terhadap publikasi laba GN dan laba BN, studi ini menggunakan desain quasi experimen- tal. Christensen (1988) mendefinisikan desain quasi-experimental sebagai suatu desain

(6)

JRAK, Februari 2005

eksperimental yang tidak harus memenuhi semua persyaratan penting untuk mengontrol pengaruh dari variabel-variabel ekstemal (extranous). Dalam banyak kasus, persyaratan yang tidak harus terpenuhi tersebut m erupakan random assigment daipara subyek untuk grup-grup yang ada. Karena itu, desain quasi-experimentalmerupakan tipe desain riset terbaik yang tersedia untuk digunakan dalam beberapa studi lapangan dimana orang ingin membuat suatu inferensi kausal.

Menurut Cook dan Campbell (1979) dan Christensen (1988), dalam studi yangmeng- gunakan desain quasi-experimental, periset perlu menentukan experimental group dan control group yang tidak ekuivalen secarajelas. Hasil-hasil yang diperoleh dari kedua grup tersebut selanj utnya diperbandingkan. Meneurut Abdel-khalik dan Aj inky a (1 97 9), seorang periset dapat menggunakan desain quasi-experimental jikadata yang digunakan berasal dari observasi dunia nyata, atau dari peristiwa-peristiwa yang terjadi tanpa intervensi langsung dari periset tersebut.

Dalam studi ini, dua grup sampel yang tidak ekuivalen yaitu sampe I treatment (ST)

dan sampel control (SC) diperbandingkan untuk mengetahui apakah

terjadipeilaktfree-

riding dalam reaksi pasar terhadap publikasi laba GN dan laba BN. Kelompok ST adalah kelompok emiten yang mempublikasikan laba tahunan, sementara kelompok SC adalah kelompok emiten dalam industri yang sama yang belum mengumumkan laba.

Sampeldan

Data

Sampelpenelitianmeliputi seluruhemiten LQ45 yangmempublikasikan laba(laporan keuangan tahunan) 1998 - 2000 selama Pebruari - Juli tahun 1999 - 2001. Emiten yang tidak mempublikasikan laba selama periode tersebut dikeluarkan dari sampel. Sampel dibagi menjadi dua grup: 1) grup sampel treatment (ST) yaitu emiten-emiten yang mempublikasikan labanya lebih awal dari emiten-emiten lain yang berasal dari industri yang sama; dan2) grup sampel control (SC)yaitu emiten-emiten yang belum mengumum- kan labaketika ST dari industri yang samamempublikasikan laba. Pengurutan ST dan SC didasarkan pada kelompok industri sejenis.

Karena itu, emiten treatment yang telah mengumumkan laba namun tidak memiliki emiten control dlkeluarkan dari sampel. Selain itu, dua emiten atau lebih dalam kelompok industri sejenis yang mengumumkan laba pada tanggal yang sama juga dikeluarkan dari sampel. Emiten control yang mengumumkan informasi lain, seperti dividen dan stock split,pada tanggal emiten treatment mengumumkan laba juga dikeluarkan dari sampel.

Dengan demikian, jumlah observasi untuk ST dan SC untuk publikasi laba 1998-2000 masing-masing adalah 52,45 dan 54 observasi seperti tampak dalam Tabel

l.

Perincian tentang emiten yang mempublikasi laba GN dan laba BN serta tanggal publikasi laba emiten LQ45 disajikan dalam Lampiran 1,2 dan33.

3 Suatu informasi laba dikategorikan sebagai laba good news (GN) jika hasil pengurangan nilai laba tahun berjalan dengan tahun sebelumnya dibagi dengan tahun sebelumnya adalah lebih besar dari nol. Sebaliknya, informasi laba dikategorikan sebagailababad news @N) jika hasil pengurangan nilai laba tahun berjalan dengan

(7)

lnvestigasi Empiris Terhadap Perilaku ..., Andreas Lako

TABELI

SAMPEL

rfiEl

TMENT D N:{ SAMPEL CONTROZ PUBLIKASILABA G OODNEITI^S DAN LABA BA D NEI'IS PERIODE 1998 - 2OOO

Tanggal publikasi laba (laporan keuangaQ diperoleh dari

Biro

PKP Bapepam.

Tanggal publikasi laba dari Bapepam diasumsikan sebagai sumber informasi akuntansi pertama yang resmi diketahui pasar. Aturan Bapepam (1996) mewajibkan semua perusahaan go public wajib menyerahkan laporan keuangan kepada Bapepam sebelum diumumkan kepadapublik. Data emiten LQ45 dan abnormal retum saham diperoleh dari Pusat Database Pasar Modal PPA UGM.

Metoda

Analisa

Data

Prosedur untuk menganalisa perilaku free-riding dalam reaksi pasar terhadap publikasi laba GN dan laba BN adalah: Pertama, mengelompokkan sampel menjadi dua grup, yaitu grup ST dan SC seperti telah diuraikan di atas. Kedua, menentukan periode peristiwa (event period) dan periode estimasi (estimation period) dari publikasi laba.

Periode peristiwa adalah 5 hari (t.-2 - t.2) dan periode estimasi adalah 100 hari (t.-100, 0).

Ketiga, menghitung cummulative abnormal returns (CAR) dan average abnormal re- /arns (AAR). CAR dihitung dengan menjumlahkan AR dari seluruh sekuritas pada hari ke-t; dan AAR dihitung dengan membagi CAR seluruh sekuritas pada hari ke-t dengan jumlah sekuritas.

Keempat, menghitung kesalahan standar estimasi (KSE) dan AR standarisasi, serta signifikansi AAR. Untuk mengukur signifftansi AAR selama periode peristiwa, digunakan rumus f-teslberikut:

(l)

B

KSE Notasi:

t :

t-test

p :

parameter yang diuji signifikansinya

KSE :

Kesalahan standar estimasi

tahun sebelumnya dibagi dengan tahun sebelumnya lebih kecil dari nol. Menurut Scott (2003), dengan membedakan informasi laba berbasis historical cosr ke dalam GN dan BN, maka informasi laba dapat bermanfaat bagi investor dalam memprediksikan expected returns dan expected risks korporat di masa datang.

Tahun Observasi Laba Good News Laba Bad News

Treatment (T) Control (C) Treatment (T) Control (C )

1998 52 8 8 t8 l8

1999 46 l8 t8 5 5

2000 54 l3 t3 t4 t4

Pool 152 39 39 37 37

(8)

8 JMK, Februari2005

Pengujian t-test dilakukan dengan menstandarisasi nilai AR. Perhitungan AR standarisasi dilakukan dengan membagi

AR

dengan KSE. KSE merupakan kesalahan standar pada saat mengestimasi nilaiAR dan dilalcukan untuk setiap sekuritas. Karena itu, AR standarisasi sekuritas ke-i dapat dihitung dengan rumus berikut:

(2)

ARS,. = KSEi Notasi:

ARS,.,: abnormal return standarisasi saham ke-i pada hari ke-t

di

periode peristiwa

Untuk menghitung KSE berdasarkan rata-rata retum pada periode estimasi, maka digunakan rumus berikut:

AR;,

(3)

KSEi:

j=tt

ik, -nf

Tr_,

Keterangan:

KSE,

:

kesalahan standar estimasi untuk sekuritas ke-i

R. U

, :

r€tum sekuritas ke-i untuk hari ke-j selama periode estimasi

Ri :

rata-raita sekuritas ke-i selama periode estimasi

T,.,

= jumlah hari di periode estimasi, yaitu dari hari

ke-tl

sampai hari ke-t2 Langkah terakhir adalah membandingkan nilai

NS*

denganAARpada hari ke-t untuk menguji level signifikansi reaksi pasar.

Anatisis

Hasil

Hasil perhitungan AAR dan level signifikansinya dari publikasi laba GN dan laba BN 1998, 1999 dan 2000 untuk ST dan SC selama periode peristiwa pengumuman laba (t.-2 - t.2) disajikan dalam Tabel2dan Tabel 3. Sementara visualisasi nilai AAR dari laba GN dan laba BN 1998 - 2000 selama periode peristiwa pengumuman laba dalam bentuk grafik disajikan dalam Gambar 1,2,3, dan 4 untuk publikasi laba GN dan Gambar 5,6 7 dan 8 untuk publikasi laba BN. Berikut pembahasan dan interpretasi terhadap hasil-hasil tersebut.

(9)

lnvestigasi Empiris Terhadap Perilaku ..., Andreas Lako

I

TABEL2

AAR DARI L ABA GOOD NEWS IggS - 2OOO T,NTUK SAMPFI TREATMENT DA}[SAMPELCONTROL

TABEL3

AAR DARI L ABABAD NETS 1998 - 2OOO TJNTUK SAMPELTREATMENT DAI\TSAMPELCONTROL

Periode Peristiwa

AAR 1998 AAR I999 AAR 2OOO AAR 1998-2000

ST SC ST SC ST SC ST SC

-0.0027 0,0630* -0,0371 n nsas+r+ 0-0038 -0.0013 -0.0120 0.0388

-0.0084 0,0301 * 0,0151*t 0,0078 0-0007 0.0191 0.0025 0.0190

0 -0.0056 0.0161 0,0008* -o.0267 0-00t 8 -0.0063 -0.0010 -0,0056.

0.0003 0.0340 -0,0016 0,0634*++ 0-0021 0.0140 0.0003 0,037 I r* *

2 0.0070* -0.0 r 63 -0.0029 -0,0052** * -0,0022 0.0001 0.0007 -0.007 I

CAAR -0.0094 0.1267* -0.0258 0.0938r+ 0,0063 o.0257 -0.0097 0.082 I

Periode Peristiwa

AAR I998 AAR 1999 AAR 2OOO AAR 1998-2000

ST SC ST SC ST SC ST SC

0.0253 -0.0008 0.0074 0,0464 0,0044 -0.01 57 0_0124 0.0010

-l -0.0072 0,0329 -0,0132 -0.0083 0.0371 *** 0.0077 0.0056* 0.0108r *

0 n o<1rri* 0.031 3* .0.0099 -0.0325 o oroT**+ _0.0048*** 0.021 3 _0r0020*+r

0.034litr 0.0277 0,0 I 62+r 0 0646r* -0,0078 .0.0295r*+ o-o142*r* 0-0210 2 0,0351.r* 0,0334 -0-0140 -0.0028 0-0045 -0.0103 0.0085 o oo6R**

CAAR 0.1 405r*+ 0. I 245**t -0.0137 i 0674*++ o oSRq** _0.0524+** 0.0619rf 0_0465+r+

Keterangan:

ST SC

AAR CAAR

Sampel trealment Sampel control

average abnormal returns

cummulative average abnonnal returns

Signifikan pada level l0 %

(t>

1,289 untuk two tailed test) Signifikan pada level 5 yo (t> 1,645 untuk two tailed test) Signifikan pada level I % (t> 2,326 un1'rtk two tailed test)

Publikasi laba

GN

(Pengujian Hipotesis

H"r)

Tabel2 memperlihatkan bahwa nilai AAR dari laba GN selama periode peristiwa publikasi laba 1998, 1999 dan 2000 baik untuk ST maupun untuk SC adalah lebih besar (lebih kecil) dari nol. Hal ini menunjukkan bahwa pasar saham tidak hanya bereaksi secara positif (negatif) terhadap harga-harga saham dari perusahaan-perusahaan emiten yang mempublikasikan laba GN, tapi juga terhadap harga-harga saham dari perusahaan- perusahaan pesaing dalam industri yang sama yang belum mempublikasikan laba. Secara keseluruhan (data panel untuk 1998-2000), nilai AAR dari ST selama periode peristiwa pengumuman laba GN lebih rendah dari nilai AAR dari SC. Bahkan nilai AAR dari SC pada t.0 dan

t.l

lebih tinggi dan secara statistik signifikan pada level

I

%o daripada nilai AARdari ST. Secarakumulatif, nilai CAARdari SC (0,08208) lebihtinggi daripadanilai CAAR dari ST (-0,000964)

(10)

{o

:

JMK, Februai 2005

0,07fi)0

o,06o0o

0,05m0

0,o{0m

0,Gxm d

i

o,ozooo

=z

0,0t000

0,(xxm

{,01(m

-0,02000

{,8000

Gambar 1: AAR dad Laba Good.Nours 199E

Gambar 2: AAR darl Laba Good Naws 1999

0,08(m

0,06(m

0,9000

E 0'02m0

{ !

z o,ooooo

{,02000

{,04ooo

.0,06000

Perlod. P.d.tm

(11)

lnvestigasi Empiris Terhadap Perilaku ..., Andreas Lako 11

0,02500

0,02000

0,01500

-_ 0,01ilro

{ !

E o,o**

0,00000

-0,005{x,

;-0,01fl10

o,05{n0

0,0,1000

0,03m0

d 0,02m0

E o,orooo

0,00fl)0

-0,01000

{,02m0

Gamber 3: AARdarl Laba Good News 2(xl0

Gambar 4: AAR dari Laba Good News 1 998-2000

(12)

JRAK, Februari 2005

Secara visualisasi, Gambar

I

dan 3 memperlihatkan bahwa pasar saham bereaksi secara positif terhadap publikasi laba GN dari ST pada hari t.0; sementara Gambar 2 memperlihatkan bahwa pasar saham pada hari t.0 bereaksi secara negatif terhadap publikasi laba GN dari ST. Namun, Gambar I dan 3 juga memperlihatkan bahwa apresiasi positif para investor saham terhadap publikasi laba GN dari ST tidak secara otomatis membuatmerekajugamengapresiasi secarapositifterhadap nilai sekuritas dari SC karena

terlihat bahwa nilai

AAR

dari SC pada hari t.0 menurun secara signifikan. Secara keseluruhan, Gambar 4 menunjukkan penurunan secara signifikan nilai AAR dari SC pada hari t.0 bahkan melampaui

nilaiAARdari

ST.

Namun pada hari

t.l,

Gambar

1,2

dan 3 memperlihatkan bahwa para investor mengapresiasi secara positifdan signifikan terhadap harga-harga sekuritas dari SC, bahkan jauh di atas harga-harga sekuritas dari ST Secara keseluruhan, Gambar 4 memperlihatkan

indikasi tersebut. Tabel2 menunjukkan bahwa nilai AAR dari SC dari hari t.0 ke

t.l

meningkat secara drastis dari -0,00565 ke 0,03 7 I 3; sementara peningkatan nilai AAR dari ST dari -0,00102 ke 0,00029 tampaksangatkecil. Gambar4jugamemperlihatkanbahwa pada hari t.2, pasar saham masih mengapresiasi secara positif (meskipun kecil) terhadap saham-saham dari emiten

Sl

sebaliknya nilai AAR dari saham-saham emiten SC menurun kembali secara drastis.

Dari uraian di atas, terlihat bahw4 meskipun pada hari t.0 nilai AAR (mencerminkan harga-harga saham) dari SC menurun secara drastis, namun pada hari

t.l

jusku meningkat secara signifikan sehingga fenomena

ini

mengindikasikan adanya perilaku free-ricling dalam respon pasar terhadap publikasi laba GN. Penurunan nilai AAR dari SC pada t.0 mungkin disebabkan karena para investor belum pintar (unsophisticated) atau masih ragu-ragu dalam mensikapi sinyal laba GN yang dipublikasikan oleh ST. Sementara kenaikan

nilaiAARpada hari t.1 menunjukkan bahwa investor memberikan apresiasi yang tinggi terhadap publikasi laba GN dari ST dan memprediksikan perusahaan-perusahaan pesaing dalam industri sejenis (SC) juga akan memiliki kinerja laba GN yang samaa.

Berdasarkan argumentasi tersebut, maka pernyataan hipotesis Hu, bahwa rata- rata return abnormal (AAR) dari emiten sampel control yang belum mempublikasikan laba akan meningkat secara signifikan setelah emiten sampel treatment mempublikasikan laba good news dapat didukung secara empiris. Bukti empiris ini mendukung bukti empiris yang dilaporkan dalam studi Firth (1976),Foster (1981), Clinch dan Sinclair (1987) dan Pownall dan Waymire (1989).

a Hasil analisis terhadap data tanggal publikasi laba dari emiten ST dan SC, seperti terlihat dalam Lampiran I , 2 dan 3, menunjukkan bahwa jarak antara tanggal publikasi laba dari emiten ST dengan emiten SC selisihnya cukupjau[ paling sedikit berselang dua hari. Dengan demikian, patut diduga bahwa kenaikan nilai AAR dari SC pada

t.l

lebih banyak dipicu oleh perrlalrlu free-riding dui para investor dalam merespon terhadap publikasi laba GN dari emiten ST.

(13)

lnvestigasi Empiris Terhadap Perilaku ..., Andreas Lako

Publikasi laba

BN

(Pengujian Hipotesis

H"r)

Tabel 3 menunjukkan bahwa nilai

AAR

dari laba BN selama periode peristiwa publikasi laba tahunan 1998-2000 baik untuk ST maupun untuk SC adalah lebih besar (lebih kecil) dari nol. Hal ini menunjukkan bahwa para investor tidak hanya bereaksi secara positif (negatif) terhadap harga-harga saham dari emiten ST yang mempublikasikan laba BN, tapi juga terhadap harga-harga saham dari emiten SC yang belum mempublikasikan laba. Secara keseluruhan ( 1998-2000), para investor merespon secara positif dan signifikan terhadap pubikasi laba BN dari ST pada hari t.0 (signifikan pada level 5 %). Namun pada hari yang sama (1.0), para investor justru merespon secara negatif terhadap harga-harga saham dari emiten SC yangbelum mempublikasikan laba. TampakbahwanilaiAARdari ST yang mempublikasi laba BN meningkat secara signifikan dari 0,00556 pada

t.-l

ke 0,02132 pada t.0, sementara

nilaiAAR

dari SC menurun secara signifikan dari 0,01077 (t.-1) ke -0,00196 (t.0). Fenomena

ini

mengindikasikan ada anomali pasar (market

anomalf)

karena pasar saham justru merespon secara positif dan signifikan terhadap publikasi labaBN.

Gambar 5: AAR dari Laba Bad News 1998

0,03000 E

I

o,or*o

z

0,010(x)

0,0m00

{t,0!{m

{.02000

P.riorh kirlim

5 Jones (2000) mendefinisikan market anomaly sebagu suatu teknik atau strategi yang tampaknya bertentangan dengan pasar efisien(market effcient/. Scott (2003) menyatakan bahwaanomali pasar sekuritas efisien terjadi bila perilaku pasar sekuritas tidak konsisten dengan teori.

(14)

14

JMK, Februari2005

Gambar 6i AAR dari L.ba Bad Nem ,999

Gamb.rT: AAR dari Laba Bad ilews 20(xl

0,05000

0,04000

0,03000

0,02000

5 0,01ooo z 0,00000

-0,01(xro

-0,02000

{t,03o(xt

-0,04o(xt

(15)

lnvestigasi Empiris Terhadap Perilaku ..., Andreas Lako

Gambar E: AAR darl Laba Bad News 1998-2000

Secara grafik, Gambar 5 dan 6 memperlihatkan bahwa pasar saham bereaksi secara positifterhadap publikasi laba BN dari ST pada hari t.0; sementara Gambar 7 menunjukkan bahwa pasar saham bereaksi secara negatif terhadap publikasi laba BN dari ST. Gambar

5,6

dan 7 menunjukkan bahwa investor memberikan apresiasi yang negatif terhadap harga-harga saham dari SC pada hari t.0. Secara keseluruhan, Gambar 8 memperlihatkan

arah respon pasar yang berbeda dimana pasar saham merespon secara positif dan signifikan terhadap publikasi laba BN dari emiten ST, namun merespon secara negatif dan signifikan terhadap harga-harga saham dari emiten SC yang belum mempublikasi laba6.

Berbeda dengan hari t.0, Gambar 5 dan7 memperlihatkan bahwa apresiasi pasar terhadap publikasi laba BN dari emiten ST pada hari t. I mulai menurun. Sebalikny4 Gambar 6 menunjukkan bahwa apresiasi positif para investor pada hari

t.l

terhadap harga-harga sekuritas

dari

emiten ST masih terus meningkat. Secara kesleuruhan, Gambar 8

memperlihatkan bahwa apresiasi investor terhadap harga-harga saham dari emiten ST pada hari

t.l

mulai menurun, sementara apresiasi terhadap harga-harga saham dari emiten SCjustru meningkat secara signifikan. Padat-2,investor memberikan apresiasi yang negatif terhadap harga-harga saham dari emiten ST dan emiten SC.

5 Akibat perilaku free-riding duifree riders (investor) ini, nilai pasar (na rket value) dari emiten SC menurun drastis. Dampak negatif ini apabila tidak diantisipasi oleh emiten SC dapat menimbulkan komplikasi masalah baru yang serius. Fenomena ini perlu juga mendapat perhatian serius dari Bapepam dalam pembuatan regulasi baru atau revisi regulasi yang sudah ada untuk m€mbatasi peilakufree-riding dari para pelaku pasar saham.

(16)

JRAK, Februari 2005

Dari uraian di atas, maka tampak bahwa arah pergerakan nilai AAR dari emiten SC pada hari t.0 dan

t.l

selalu berlawanan dengan arah pergerakan nilai AAR dari emiten ST sehingga sulit untuk disimpulkan terj adipenlakafree-riding dalamrespon pasar terhadap publikasi laba BN. Karena itu, pemyataan hipotesis

H,

bahwa rata-raiareturn abnormal (AAR) dari emiten sampel controiyang belum

mefiublikasikan

laba akan menurun secara signifikan setelah emiten sampel treatment mempublikasikan laba bad newstidak dapat didukung secara empiris. Bukti empiris ini menunjukkan bahwa para investorBEJ (kususnya investor untuk emiten LQ45) adalah investor yang belum pintar (unsophisti- cated investors) yang belum cerdas dalam membaca sinyai-sinyal (signaling)

positif

atau negatif dibalik angka-angka laba akuntansi yang dipublikasikan oleh emiten ST.

Kesimpulan

Tujuan dari studi ini, yang merupakan ekstensi dari studi Lako (2004c), adalah untuk menginvestigasi perilaku free-riding dalam reaksi pasar terhadap publikasi laba GN dan laba BN. Hasil investigasi mengindikasikan bahwa ada perilaku free-riding dalam respon

pasar terhadap publikasi laba GN periode 1998-2000. Indikasi ini tampak dari peningkatan secara signifikan dalam nilai AAR dari emiten SC pada t. 1, meskipun pada t.0 nilai AAR dari SC menurun secara drastisT. Untuk publikasi laba BN, bukti empiris yang ditemukan menunjukkan sulit untuk disimpulkan bahwa terjadi perilaktfree-riding dalam respon pasar saham. Hal ini disebabkan karena arah pergerakan nilai AAR dari emiten SC pada hari t.0 dan

t.l

selalu berlawanan dengan arah pergerakan nilai

AAR

dari emiten ST.

Karena itu, sulit untuk disimpulkan bahwa terjadiperllalatfree-riding dalamrespon pasar terhadap publikasi laba BN.

Hasil studi ini juga mengindikasikan ada beberapa fenomena menarik yang perlu didiskusikan dan diinvestigasi lebih lanjut dalam riset-risetberikutnya. Studi ini menemukan indikasi bahwa pasar saham merespon secara negatif publikasi laba GN dari emiten ST pada hari t.0 (hari pengumuman), dan merespon merespon secara positif dan signifikan terhadap publikasi laba BN. Temuan ini mendukung temuan empiris dari Skinner (1994), Conrad et al. (2003), dan Lako (2003) yang melaporkan bahwa respon pasar terhadap publikasi labaBNpadatanggalpublikasi adalah lebihbesar(positif dan signifikandibanding responterhadap labaGN. Kedu4 tingkatpergerakan danperubahannilaiAARdaripublikasi laba GN dan laba BN dari emiten ST dan emiten SC pada hari t.0 dan t.1 berbeda secara signifikan sehingga sulit untuk dijelaskan dengan teori signaling atau teori pasar efisien.

Dua fenomena(market anomaly)tersebut di atas mungkin dapat dijelaskan dengan menggunakan teori dan model-model behavioral finance. Dalambeberapa tahun terakhir, teori dan model-model behavioralfinancemllaipopuler dan banyak dikembangkan serta

:' I Tren penurunan dan kenaikan nilai AAR dari ST pada hari t.0 dan t.l (meskipun kecil) adalah sama dengan tren penurunan dan kenaikan nilai AAR dari emiten SC.

(17)

lnvestigasiEmpiris Terhadap Perilaku ..., Andreas Lako

digunakan dalam sejumlah riset empiris untuk menjelaskan perilaku pasar saham yang diduga irasional dan kegagalan pasar untuk mengefisienkan nilai harga sekuit as dan glam- our sahamyang terjadi pada periode pengumuman suatu news tertenfit Lakonishok et al.

(1994), Barberis et al. ( 1998) dan Daniel et al. ( 1998) berpendapat bahwa efek glamour saham atau nilai harga sekuritas tersebut merupakan hasil kompilasi dari faktor-faktor psikologi investor (investors psycholog,t) sehingga studi-studi terhadap fenomena underreaction atau overreaction pasar saham terhadap suatu publikasi informasi keuangan perlu mempertimbangkan secara cermat faktor-faktor psikologi pasar tersebut.

Penelitian Selanjutnya

Keterbatasan utama dari riset

ini

adalah sampel penelitian (ST dan SC) yang digunakan hanya terbatas pada perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam Indeks LQ45 dan periode penelitian terhadap perilakufree-ridingterhadap publikasi laba GN dan laba BN hanya tiga tahun ( I 998-2000). Penggunaan sampel dan periode penelitian yang masih terbatas ini mungkin dapat menyebabkan kesimpulan dari hasil riset dan fenomena-fenomena yang diindikasikan dalam studi ini masih belum konklusif dan perlu diinvestigasi lanjut dengan menggunakan sampel yang lebih besar dengan periode penelitian yang cukup panjang. Studi-studi berkutnya juga perlu mengontrol peristiwa-peristiwa makro (corpo- rate macro events) dari grup emiten ST dan SC yang terjadi selama periode peristiwa publikasi laba GN dan BN dari grup emiten ST sehingga validitas empirisnya dari hasil- hasil yang dilaporkan dapat dipercaya.

Investigasi lebih lanjut terhadap fenomena pe

ilaktfree-riding

dalamrespon pasar saham terhadap publikasi laba GN dan laba BN dengan menggabungkan antara teori

pasar efisien denganteori danmodel-modelbehovioralfinance jugaperlu dipertimbangkan dalam riset-riset selanjutnya. Penggabungan tersebut diharapkan dapat menghasilkan suatu konklusi dan penjelasan yang lebih komprehensifterhadap suatu fenomenaperilakufree- riding dalam respon pasar saham terhadap publikasi laba GN dan laba BN.

Daftar

Pustaka

Abdel-khalik, A.R. dan B.B.

Ajinkya.

1979. Empirical Research in Accounting: A Methodological Viewpoint American Accounting Association

Ball, R. dan P. Brown. 1968. An Empirical Evaluation ofAccounting Income Numbers.

Journal of Accounting Research. Vol.

6.

159-178.

dan S.P. Kothari. 1991. Security Returns Around Earnings Announcements. The Accounting Review. Vol. 9.

No.l.

3-18.

Barberis, N., A. Shleifer, dan R. Vishny. 1998. A Model of Investor Sentiment. ./o urnal

of

Financial Economics. Vol. 49. 307-343,

Basu, S. 1997. The Coservatisme Priciple and the Asymmetric Timeliness of Earnings.

Journal of Accounting and Economics. Vol. 24. 3-37.

Beaver, W.H., R. Clarke dan W. Wright. lgTg.TheAssociation Between Unsystematic Security Returns and the Magnitude of Earnings Forecats. Journal of Accounting

(18)

{8

JRAK, Februari 2005

Research. (Autumn). 316-340.

Clinch, G.J. dan N.A. Sincla ir. 1987.Intra-industry Information Releases: A Recursive Systems Approach. Journal of Financiar Economics.

vol.

9.

No.l.

g9-106.

Christensen, L.B. 1988. Experimental Methodologt Fourth Edition. Allyn and Bacon,Inc.

Boston.

Collins, D., E. Maydew dan L. Weis. 1997. Charryes in the Value Relevance of Earnings and

Book values over the

past

Forty

years.

Journal of

Accountrng

aia

Economics. Yol 24. 3947 .

Role of Negative Earnings:. The Accounting Review.yol.74.29-61.

conrad, J., B. cornell, dan w.R. Landsman.20o2.when is Bad News Really Bad News?

Journal of Finance. Vol.

LVII.

No 6. (December). 2507-2532.

cook,

T.

D.

dan D.T.

campbell.

1979. euasi-Experimentation: Design

&

Analysis

Issues

for

Field Settings. Hougthon

Mifflin

Company. Boston.

Daniel, K., D. Hirshleifer dan A. Subrahmanyam. 1998. Investor Psychology and Security Market Under- and overreactions. Journal of Finance.

vol.

53. lg39-lgg5.

David, A. 1997. Fluctuating Confidence in the Stock Markets: Implications for Return and Volatility. Journal of Financial and Quantitative Analysis. Yol. 32. 427-482.

FinancialAccounting Standards Board (FASB). 1978. Statement of Financial Accounting Concepts y'/o.1. Financial Accounting Standards Board.

Firth,

M.

1976. The Impact

of

Earnings Announcements on Share Price Behavior

of

Similar Type Firms. Economic Journal. Vol. 96. 296-306.

Foster,

G,

1977. Accounting Earnings and Stock Prices of Insurances Companies. The Accounting Review. October. 686-698.

Journol of Financial Economics. Vol. 3. No. 4. ZOI-232.

Hayn, C. 1995. The Information Content oflosses. Journal of Accounting & Economics.

Vol.20. 125-153.

Jones, C.P. 2000. Investments: Analysis and Management. 7th Edition. John

wiley &

Sons, Inc. New York.

Lako, A. 2002. Reaksi Pasar terhadap Publikasi Laba Emiten. Bank & Manajemerz. No.

64. (Januari-Pebruari). 45-5

l.

2003. Anomali Reaksi Pasar terhadap Publikasi Laba Good News dan Laba Bad News:

Bukti

Empiris dari Bursa Efek Jakarta. Manajemen

dan

(Jsahawan Indonesia. No.2. Th.

XXXII

(Pebruari). t-12.

2004a. An Empirical Investigation of the Market Response to the Good and Bad News Eamings Announcements with and without Confounding E ffects. The Journal

af Accounting,

Management,

and

Economics Research.

yol4. No l.

(Pebruary).15-44.

2004b. The Explanatory Power of Unexpected Earnings for Stock Abnormal

(19)

lnvestigasi Empiris Terhadap Perilaku ..., Andreas Lako

Retums during Uncertainty Periods. The Journal of Accounting, Management, and Economics Research. Vol. 4. No.2. (August).

2004c. Pengujian Empiris Indikasi Free-Riding dalam Reaksi Pasar Terhadap Pengumuman

Lgoyn

Keuangan. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Vol.

X.

No. 2.

(September).200-220.

dan J. Hartono. 2005. Relevansi Nilai Informasi Laporan Keuangan untuk Pasar Saham: Pengujian Berbasis Return Model. Working Paper.

Lakonishok, J., A. Shleifer dan R. Vishny. 1994. Contrarian Investment, Extrapolation and Rjsk. Journal of Finance. Vol. 49. 154l-1578.

Pattel, J.

& M.

Wolfson. 1982. Good News, Bad News, and the Timing

of

Corporate Disclosure. The Accouting Review. (July). 509-527.

Pownall, G dan G Waymire. 1989. Voluntary Disclosure Choice and Earnings Information.

Journal of Accounting Research. Yol. 27 (Supplement). 85-105.

Shipper, K. 1990. Commentary oflnformation Transfers. Dalam Ray Ball dan S.P. Kothari (editor, 1994) "Financial Statement Analysis. I 1 8-128.

Scott, W.R. 2003. Financial Accounting Theory. Third Ed., Prentice-Hall International, Inc.

Skinner,

D.

lgg4. Why Firms Voluntarily Disclose Bad News? Journal of Accounting Research. Vol. 32. 38 - 60.

Veronesi,

P

1999. Stock Market Overreaction to Bad News in Good Times: A rational Expectations Equilibrium Model. Review of Financial Studies. Vol. 12. 975-1007.

Wolk, H.I., M.G Teamey dan J.L. Dood. 2001. Accounting Theory: A Conceptual and Institutional Approach. Fifth Edition. South-Western College Publishing.

Referensi

Dokumen terkait

Thai Samsung Electronics Co. atau biasa disingkat TSE adalah salah satu anak perusahaan atau subsidiary dari Samsung Electronics Co. Ltd yang berada di wilayah Asia

Kemampuan itu adalah kemampuan untuk berkomunikasi dan membentuk relasi yang baik dengan siswa khususnya dalam proses belajar mengajar karena interaksi guru

Bahan kering akar berhubungan dengan jumlah dan panjang akar data yang diperoleh menunjukkan bahwa tidak berbeda nyata pengaruh konsentrasi ZPT 1% auksin sintetis

Hal ini menunjukkan bahwa pasar (investor) menganggap informasi delisting merupakan informasi khusus (spesifik) yang hanya terjadi pada suatu perusahaan.Variabel kapitalisasi

Siklus kas (cash cycle) digunakan untuk mengukur lama perusahaan dapat mengumpulkan kas yang berasal dari hasil operasi perusahaan yang pada akhirnya akan

(5) Rumah Sakit sebagaimana dimaksud pada ayat (l) wajib melakukan perbaikan sesuai dengan rekomendasi yang diberikan dalam waktu paling lama. 3 (tiga) bulan sejak

Matakuliah ini mencakup topik: akuntansi penggabungan usaha, penyertaan dalam saham, prosedur dan teknik penyusunan laporan keuangan konsolidasi, akuntansi untuk cabang,

Sehingga benda uji BKD-T dan BKD-K dapat digunakan pada sistem struktur rangka baja dan beton komposit pemikul momen biasa dengan kategori disain seismik B dan C